4. Identifikasi dan analisis karakteristik eksisting wilayah studi baik dari sisi fisik alam,
lingkungan, infrastruktur, ekonomi wilayah, sosial budaya, dan lahan (luas, kondisi/
topografi, status tanah, kepemilikan tanah dan harga);
5. Identifikasi dan analisis kesesuaian KPI di wilayah studi dengan pedoman KPI, pedoman
pembangunan KI dan pedoman pembangunan SIKIM;Identifikasi dan analisis kinerja
infrastruktur industri baik eksisting maupun rencana ketersediaan (jaringan jalan,
ketersediaan sumber dan jaringan energy, sumber dan jaringan air bersih, jaringan
telekomunikasi, drainase, dan ketersediaan infrastruktur lain) dalam kawasan
peruntukan industri di tiap kabupaten di ruang lingkup wilayah studi.
6. Identifikasi Kebutuhan Infrastruktur Penunjang (lahan, bangkitan traffic, SDM, energi
listrik, air maupun IPAL) dengan memperhatikan karakteristik internal infrastrruktur
berdasarkan literature untuk setiap Kawasan Peruntukan Industri di tiap Kabupaten di
ruang lingkup di wilayah studi.
7. Identifikasi isu-isu dan permasalahan yang menjadi hambatan saat ini, termasuk status
lahan pada KPI serta tantangan yang akan dihadapi pengembangan KPI di wilayah studi
di masa depan.
8. Menyusun arahan rekomendasi pengembangan KPI untuk pembangunan KI dan Sentra
IKM berdasarkan analisis-analisis sebelumnya.
Hasil studi literatur (RIPIN PP 14/2015) menunjukkan bahwa ke 5 (lima) KPI di wilayah
Sumatera sebagai daerah studi berada di luar dari 22 WPPI yang telah ditetapkan di dalam
RIPIN PP 14/2015. Karena itu, daerah Studi tidak termasuk ke dalam wilayah pengem-
bangan industri yang diprioritaskan secara nasional. Untuk itu, maka berbagai jenis industri
yang dapat dan akan dikembangkan perlu digali berdasarkan berbagai potensi sumber daya
alam yang ada pada masing-masing wilayah studi, termasuk pola aliran barang dari/ke
wilayah studi. Dengan demikian, maka keberadaan lokasi KPI dan sektor industri yang ada
pada masing-masing wilayah studi perlu ditinjau kembali (review), apakah KPI-KPI yang
telah ditetapkan di dalam RUTR/RDTR masing-masing daerah kabupaten tersebut sudah
memenuhi kaidah-kaidah kelayakan lokasi sesuai dengan kriteria lokasi industri yang telah
ditetapkan sesuai dengan peraturan yang berlaku, sehingga diminati oleh para calon
investor.
Secara teori kegiatan peninjauan kembali (review) merupakan suatu upaya memperbaiki
agar sesuatu yang telah direncanaan dapat berfungsi dengan baik. Review Pengembangan
Kawasan Peruntukan Industri (KPI) di Wilayah Sumatera yang mencakup 5 (lima) kabupa-
ten, yaitu Kab. Kampar, Kab. Rokan Hulu (Riau), Kab. Mukomuko (Bengkulu), Kab. Ogan
Komering Ilir (Sumatera Selatan), dan Kab. Pesawaran (Lampung) ini, dimaksudkan untuk
mengevaluasi apakah lokasi-lokasi KPI yang tekah disusun di dalam RTRW/RDTR masing-
masing kabupaten di wilayah studi sudah berjalan sebagaimana mestinya? Untuk melihat
kondisi KPI yang terdapat pada ke-5 lokasi tersebut di atas, pendekatan yang dianggap
paling tepat adalah dengan melihat dari dua sisi, yaitu sisi sediaan (supply side) dan dari sisi
permintaan (demand side) sebagaimana gambar bagan di bawah ini.
Teknik
Jenis Data Data Sumber
Pengumpulan
Peta infrastruktur pendukung kawasan
peruntukan industri wilayah studi
Peta RTRW studi
Analisis Tujuan
Analisis tantangan pengembangan kawasan Mengetahui kondisi serta tantangan
peruntukan industri di masa yang akan datang pengembangan kawasan peruntukan industri
di masa depan
Penyusunan arahan pola ruang kawasan Menyusun arahan pola ruang kawasan
peruntukan industri berdasarkan analisis- peruntukan industri berdasarkan analisis-
analisis sebelumnya analisis sebelumnya
Penyusunan arahan zoning regulation kawasan Menyusun arahan zoning regulation kawasan
peruntukan industri di wilayah studi peruntukan industri di wilayah studi
Rumusan pengembangan Kawasan peruntukan industri (KPI) didasarkan pada 2 (dua) sisi
supply dan demand, yaitu:
(1) Kelayakan lokasi KPI yang terdapat di dalam RTRW masing-masing ke-5 kabupaten
wilayah studi (Kabupaten Kampar dan Rokan Hulu, Provinsi Riau; Kabupaten
Mukomuko Provinsi Bengkulu; Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera
Selatan; dan Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung), dilihat dari aspek fisik
(ketersediaan lahan, topografi, kesuburan tanah, daerah rawan gempa, harga lahan,
jarak terhadap permukiman terdekat dsb.) menghasilkan lokasi-lokasi KPI yang
terdapat di dalam masing-masing RTRW tersebut menjadi layak/tidak layak; perlu
penyempurnaan dan/atau arahan tindak lanjut.
(2) Ketersediaan layanan infrastruktur pendukung (jaringan jalan yang melayani, jarak ke
pusat aktivitas, jaringan listrik, sumber air bersih, jaringan telekomunikasi, sistem
sanitasi lingkungan), apakah masih perlu tambahan/kelengkapan.
(3) Jenis industri yang potensial dan prospektif layak dikembangkan pada masing-masing
KPI, sesuai dengan potensi sumberdaya alam dan kegiatan industry ikutannya (pohon
industri).
(4) Arahan rencana pengembangan KPI untuk 5-20 ke depan, berupa lokasi KPI definitif,
kebutuhan luas lahan, kebutuhan infrastruktur industry dan tenaga kerja.
(5) Berdasarkan hal-hal tersebut, kemudian direkomendasikan secara lengkap kebijakan,
arah dan strategi pengembangan Kawasan Peruntukan Industri yang ditinjau dalam
menyikapi perkembangan kawasan di masa mendatang.
bangan KI dan KPI, juga diatur di dalam PP Nomor 14/2015 tentang Rencana Induk Pengem-
bangan Industri Nasional Tahun 2015-2035. Muatan RIPIN 2015-2035 yang berkaitan
dengan KPI adalah perwilayahan industri sebagai berikut.
(1) Tujuan dan Sasaran Perwilayahan Industri
Pengembangan perwilayahan industri dilaksanakan dalam rangka percepatan penye-
baran dan pemerataan industri ke seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Dengan sasaran meliputi:
1. Peningkatan kontribusi sektor industri pengolahan non-migas luar Jawa dibanding
Jawa dari 27,22% : 72,78 % pada tahun 2013 menjadi 40% : 60% pada tahun 2035;
2. Peningkatan kontribusi investasi sektor industri pengolahan non-migas di luar
Jawa terhadap total investasi sektor industri pengolahan non migas nasional;
3. Penumbuhan kawasan industri sebanyak 36 kawasan yang memerlukan ketersedi-
aan lahan sekitar 50.000 Ha yang diprioritaskan berada di luar Jawa sampai dengan
tahun 2035; dan
4. Pembangunan Sentra IKM baru, sehingga setiap kabupaten/kota mempunyai
minimal satu Sentra IKM.
(2) Pengembangan Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI)
Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI) berperan sebagai penggerak utama
(prime mover) ekonomi dalam WPI. WPPI disusun berdasarkan kriteria sebagai berikut:
a. Potensi sumber daya alam (agro, mineral, migas);
b. Ketersediaan infrastruktur transportasi;
c. Kebijakan alternatif untuk pengembangan industri ke luar pulau jawa
d. Penguatan dan pendalaman rantai nilai;
e. Kualitas dan kuantitas SDM;
f. Memiliki potensi energi berbasis sumber daya alam (batubara, panas bumi, air);
g. Memiliki potensi sumber daya air industri;
h. Memiliki potensi dalam perwujudan industri hijau; dan
i. Kesiapan jaringan pemanfaatan teknologi dan inovasi.
Disamping kriteria umum di atas, daerah yang sudah memiliki pusat-pusat partum-
buhan industri berupa kawasan industri (KI) dan yang mempunyai rencana pengem-
bangan kawasan industri yang telah didukung oleh industri pendorong utama (anchor
industri) dapat langsung ditetapkan sebagai WPPI.
a. Lahan Industri berupa Kawasan Industri (KI) dan/atau berupa kawasan peruntukan
Industri (KPI);
b. Fasilitas jaringan energi dan kelistrikan;
c. Fasilitas jaringan telekomunikasi;
d. Fasilitas jaringan sumber daya air;
e. Fasilitas sanitasi; dan
Dalam pengembangan KPI di Indonesia saat ini, terdapat beberapa permasalahan yang
selalu terjadi di awal pengembangan KPI, antara lain adalah terkait dengan:
1. Daya saing yang lemah;
2. Lokasi Kawasan Peruntukan Industri yang terisolasi;
3. Adanya resistensi sosial/masyarakat;
4. Pencemaran Lingkungan;
5. Cenderung ada ketergantungan terhadap pemerintah pusat;
6. Masalah Legalitas (lahan, perinzinan, dst.);
7. SDM yang belum siap; dan
8. Infrastruktur yang tidak/belim optimal.
Beberapa kebijakan tata ruang yang perlu dirujuk terkait dengan KPI adalah terdapatnya
alokasi ruang untuk Kawasan Industri pada masing-masing ke-5 wilayah studi (Kabupaten
Kampar, Rokan Hulu, Mukomuko, Ogan Komering Ilir, dan Kabupaten Pesawaran) berda-
sarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) mulai dari level nasional (RTRWN dan RTR
Pulau Sumatera), level provinsi (RTRW Provinsi Riau, Bengkulu, Sumatera Selatan, dan
Provinsi Lampung; lihat tabel berikut di bawah ini.
Tabel 3. Kebijakan RTRW Terkait dengan KPI pada Masing-masing Wilayah Studi
No RTRW Hasil Telaahan terkait dengan Rencana Pola Ruang Pengembangan Industri
1 RTRW Nasional Peraturan Pemerintah No. 26/2008 dan No. 13/2017 tentang Perubah-an atas PP No. 26/2008
Tentang RTRWN, tidak menunjuk suatu daerah (provinsi atau kabupaten) sebagai kawasan
peruntukan industri, tetapi hanya mencantumkan kriterianya, yaitu: Kawasan peruntukan industri
ditetapkan dengan kriteria: a. berupa wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan industri;
b. tidak mengganggu kelestarian fungsi lingkungan hidup; dan/atau c. tidak mengubah lahan
produktif.
Arahan terperinci tentang pola ruang nasional, diatur di dalam RTR Pulau, termasuk Pulau
Sumatera.
2 RTR Pulau Sumatera Berdasarkan Perpres No. 13 Tahun 2012 tentang RTR Pulau Sumatera, rencana Pola Ruang ke-5
kabupaten wilayah studi diarahkan sebagai Kawasan Strategis Nasional/ Andalan sebagai:
Kawasan pertanian pangan (Kabupaten Kampar, Rokan Hulu, OKI, Mukomuko, dan
Pesawaran);
Kawasan hortikulur, Kab. OKI;
Kawasan perkebunan sawit, karet, kopi (Kabupaten Kampar, Rokan Hulu, OKI, Mukomuko,
dan Pesawaran);
Kawasan agropolitan Kab. Kampar
Kawasan perikanan/minapolitan (Kabupaten Kampar, Rokan Hulu, OKI, dan Pesawaran)
Kawasan pertambangan mineral dan batu bara (Kab. Kampar, Rokan Hulu, OKI, dan
Pesawaran)
Kawasan pertambangan minyak dan gas (Kab. Kampar, Rokan Hulu, dan OKI)
PKW Andalan Kabupaten Mukomuko.
Ke-5 kabupaten wilayah studi, tidak diarahkan sebagai kawasan peruntukan industri
nasional, tetapi sebagai sentra produksi bahan baku industri olahan.
Menurut Perda Provinsi Riau No. 10/2018 tentang RTRW Provinsi Riau 2018-2038, Rencana Pola
3 RTRW Provinsi Riau Ruang di Kabupaten Kampar dan Rokan Hulu diarahkan untuk:
kawasan hutan produksi terbatas dan hutan produksi tetap;
kawasan pertanian tanaman pangan dan hortikultur;
kawasan peruntukan perkebunan;
kawasan pertambangan batu bara dan panas bumi;
kawasan industri, tersebar di seluruh wilayah kabupaten, dan Kawasan Industri Kampar
sebagai Kawasan Strategis Provinsi
No RTRW Hasil Telaahan terkait dengan Rencana Pola Ruang Pengembangan Industri
4 RTRW Provinsi Menurut Perda Provinsi Bengkulu No. 2 Tahun 2012 tentang RTRW Provinsi Bengkulu 2012-2032,
Bengkulu Pola Ruang Kabupaten Mukomuko diarahkan untuk:
kawasan peruntukan hutan produksi terbatas (hpt);
kawasan peruntukan hutan produksi tetap (hp);
kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan dan hortikultur;
kawasan peruntukan perkebunan;
kawasan peruntukan perikanan;
kawasan pertambangan batubara dan pasir besi;
kawasan industri; dan
kawasan peruntukan pariwisata budaya
Terdapat KEK di sekitar Pelabuhan Pulau Baai seluas 432 Ha
5 RTRW Provinsi Berdasarkan Perda Provinsi Sumatera Selatan No. 11/2016 tentang RTRW Provinsi Sumatera
Sumatera Selatan Selatan Tahun 2016-2036, Pola Ruang Kabupaten OKI diarahkan untuk:
kawasan Peruntukan Hutan Produksi Terbatas (HPT);
kawasan Peruntukan Hutan Produksi Tetap (HP);
Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan dan hortikultur;
Kawasan peruntukan perkebunan karet, sawit, kelapa, dan tebu;
Kawasan peruntukan peternakan dan perikanan tangkap;
Kawasan pertambangan minyak dan gas;
kawasan industri sedang dan industri kecil dan sentra-sentra industri, sebagai industri
prioritas provinsi.
6 RTRW Provinsi Berdasarkan Perda Provinsi Lampung No. 01 Tahun 2010 tentang RTRW Provinsi Tahun 2009-2029
Lampung dan Rancangan Perda Revisi RTRW Provinsi Lampung 2009-2029, hasil revisi 2017/ 2018, Pola
Ruang Kabupaten Pesawaran diarahkan untuk:
kawasan hutan produksi tetap;
kawasan pertanian tanaman pangan dan hortikultur (Kawasan agropolitan);
kawasan peruntukan perkebunan kopi, kakau, karet, dan kelapa;
kawasan industri besar dan industri kecil menengah.
7 RTRW Kabupaten Sampai saat ini Draft Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Kampar 2011-2031
Kampar, Provinsi Riau belum tuntas dibahas dan belum sempat disahkan, kemudian diperbaharui melalui revisi tahun
2017/2018 dan saat ini masih dalam proses finalisasi.
Kabupaten Kampar terdapat 79 perusahan besar dengan 288 orang tenaga kerja, 48 perusahaan
menengah dengan tenaga kerja sebanyak 25,989 orang dan 37 perusahaan kecil dengan tenaga
kerja 1.144 orang. Industri besar dan menengah berupa agroindustri kelapa sawit dan
karet. Luas perkebunan karet 102.234 Ha, kelapa 1.714 Ha, kelapa sawit 416.393 Ha. Saat ini
terdapat 4 pabrik crumb rubber dengan kapasitas 12.000 ton SIR per bulan atau 144.000 ton SIR
per tahun dan 35 unit pabrik kelapa sawit (crude palm oil/CPO) dengan kapasitas 1.200 ton TBS
per jam. Agroindustri tersebut akan dibanun di Kecamatan Tapung dan Kecamatan Tambang.
8 RTRW Kabupa-ten Berdasarkan Dok. Materi Teknis Pola Ruang dalam RTRW Kabupaten Rokan Hulu 2012-2032:
Rokan Hulu, Provinsi Kawasan hutan produksi sebagai pendukung bahan baku industri kayu terdapat di Kec. Bonai
Riau Darussalam seluas 59.202,57 Ha (25,77%);
di Kec. Rokan IV Koto seluas 47.147,02 Ha (20,52%); dan di Kec. Tambusai Utara seluas 38.297,1
5 Ha (16,67%);
Perkebunan: di Kec. Kunto Darussalam seluas 49.493,10 (15,65%); Kec. Tambusai Utara seluas
43.698,71 Ha (13,81%), dan di Kec. Bonai Darussalam seluas 33.219,26 Ha (10,50%);
Pertanian tanaman pangan (lahan basah dan lahan kering): di Kec. Bonai Darussalam seluas
12.489,59 Ha (12,07%); Kec. Kunto Darussalam 11.933,05 Ha (11,53%); di Kec. Rambah Samo
11.202,63 Ha (10,83%); dan di Kec. Tambusai Utara seluas 11.099,79 Ha (10,73%);
Kawasan peruntukan industri (Besar) di Kec. Kepenuhan seluas 625,07 Ha dan industri kecil di
Kec. Ujung Batu seluas 62,11 Ha.
9 RTRW Kabupaten Peraturan Daerah Kabupaten Mukomuko No. 6 Tahun 2012 Tentang RTRW Kabupaten Mukomuko
Mukomuko, Provinsi Tahun 2012-2032, Rencana Pola Ruang-nya adalah sebagai berikut:
Bengkulu Kawasan peruntukan hutan produksi terbatas terdapat di:
a. Air Manjuto seluas 10.764 Ha;
b. Air Ipuh II seluas 20.667 Ha;
c. Air Ipuh I seluas 20.545 Ha;
d. Lebong Kandis seluas 4.192 Ha
Kawasan peruntukan hutan produksi tetap terdapat di:
a. Air Teramang seluas 4.854 Ha;
b. Air Dikit seluas 2.730 Ha; dan
c. Air Rami seluas 4.192 Ha.
Kawasan peruntukan budidaya pertanian ada di:
a. Kecamatan Air Manjuto, Kecamatan Lubuk Pinang, Kecamatan V Koto, Kecamatan XIV
Koto, dan Kecamatan Selagan Raya seluas 26.213 Ha.
b. Kawasan peruntukan hortikultura seluas 22.714 Ha tersebar di seluruh kecamatan
c. Kawasan budidaya perkebunan terdapat di seluruh Kecamatan seluas 76.889 Ha.
No RTRW Hasil Telaahan terkait dengan Rencana Pola Ruang Pengembangan Industri
Kawasan peruntukan industri : menengah (industri pengolahan crude palm oil/CPO) di
Kecamatan Lubuk Pinang, Kecamatan Penarik, Pondok Suguh, dan Kecamatan Ipuh, Selagan
Raya (Desa Talang Medan dan Desa Lubuk Sahung), Teras Terunjam, Teramang Jaya.
Kawasan peruntukan industri kecil dan mikro berada di seluruh kecamatan Kabupaten
Mukomuko
10 RTRW Kabupa-ten Perda Kabupaten OKI No. 09/2013 tentang RTRW Kabupaten OKI 2013-2033, rencana pola
Ogan Komering Ilir, ruangnya adalah sebagai berikut:
Provinsi Sumatera Kawasan peruntukan hutan produksi terbatas (HPT), terletak di Kecamatan Pedamaran dan
Selatan Kecamatan Pedamaran Timur, seluas 9.986 Ha;
Kawasan peruntukan hutan produksi tetap terdapat di Mesuji III, Way Hitam Mesuji, Mesuji IV,
Simpang Heran Beyuku dan kawasan hutan produksi Terusan Sialang yang terletak di
Kecamatan Air Sugihan, Tulung Selapan, Cengal, Sungai Menang, Lempuing Jaya, Mesuji, dan
Kecamatan Mesuji Makmur seluas 652.423 Ha;
Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan berkelanjutan berada Kecamatan Lempuing,
Lempuing Jaya, Mesuji Makmur, Tanjung Lubuk, Kayuagung, Sirah Pulau Padang, Jejawi,
Pangkalan Lampam, Pampangan, Cengal, Mesuji Raya, Mesuji, Teluk Gelam, Pedamaran Timur,
dan Kec. Pedamaran; padi sawah pasang surut di Kecamatan Air Sugihan dan Kecamatan
Sungai Menang.
11 RTRW Kabupaten Berdasarkan Perda No. 2/2012 tentang RTRW Kab. Pesawaran 2011-2031, rencana Pola Ruang
Pesawaran Kabupaten Pesawaran adalah sbb.:
Kawasan peruntukan hutan produksi berada di Kecamatan Negeri Katon dan Kecamatan
Tegineneng seluas 1.955 Ha
Kawasan peruntukan hutan rakyat tersebar di Kec. Tegineneng, Negeri Katon, Gedong
Tataan, Way Lima, Kedondong, Padang Cermin, dan Kecamatan Punduh Pedada seluas
23.350 Ha;
Kawasan pertanian tanaman pangan lahan basah seluas 14.087 Ha dan lahan kering seluas
7.802 Ha berada di Kec. Kedondong, Punduh Pedada, Padang Cermin, Way Lima, Gedong
Tataan, Negeri Katon dan Kecamatan Tegineneng; dengan komoditas padi, jagung, ubi kayu,
ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau, dan kacang kedelai. Luas lahan pertanian pangan
berkelanjutan (LP2B) 8.452 Ha.
Kawasan perkebunan seluas 37.474 Ha (aren, kelapa dalam, kelapa hibrida, karet, kelapa
sawit, kakao, lada, pala, kayu manis, cengkeh, vanili, kopi robusta, kopi). Perkebunan Besar
Negara (PBN/PTPN VII) dengan komoditas karet dan kelapa sawit di Way Lima seluas 2.620
Ha dan Way Berulu seluas 2.404 Ha; Perkebunan Besar Swasta (PBS) 63 Ha dengan komoditas
kakao.
Kawasan peruntukan perikanan tangkap di Kec. Punduh Pedada;
Kawasan peruntukan pertambangan mineral logam berupa biji besi, emas dan mangan yang
tersebar di Kecamatan Tegineneng, Negeri Katon, Padang Cermin, Punduh Pedada, Way
Lima, dan Kecamatan Kedondong; Tambang batuan silika, andesit, dan batu marmer tersebar
di Kecamatan Negeri Katon, Way Lima, Padang Cermin, Tegineneng, dan Kecamatan Gedong
Tataan; Batu bara tersebar di Kecamatan Kedondong dan Kecamatan Punduh Pedada.
Pengembangan kawasan peruntukan industri besar di Kecamatan Tegineneng seluas 100 Ha,
di Kec. Padang Cermin seluas 100 Ha
Pengembangan sentra-sentra IKM tersebar di seluruh kecamatan.
12 Peraturan Pemerintah Dalam Peraturan Pemerintah ini diatur bahwa Urusan Perindus-trian merupakan urusan antara
No. 36 Tahun 2007 pemerintah pusat dan daerah, dibagi bersama antartingkatan pemerintahan yang dibagi ber-sama
tentang Pembagian antar tingkatan dan/atau susunan pemerintahan.
Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabu-paten/kota mengatur dan
Pemerintah Daerah mengurus urusan pemerintahan yang berdasarkan kriteria pembagian urusan pemerintahan
Provinsi, dan berdasar-kan kriteria eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi dengan memperhatikan keserasian
Pemerintah Daerah hubungan antar tingkatan dan/atau susunan pemerintahan.
Kab./ Kota;
13 Undang-undang No. 32 Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Tahun 2009 tentang Lingkungan Hidup dinyatkan bahwa perencanaan tata ruang wilayah ditetapkan dengan mem-
Perlindungan dan perhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Ini mengandung makna bahwa
Pengelolaan setiap pemanfaatan ruang untuk pembangunan selain harus berdasarkan perencanaan tata ruang
Lingkungan Hidup (RTRW/RDTR) yang telah ditetapkan juga harus memperhatikan perlunya perlindungan terhadap
lingkungan hidup berkelanjutan.
Sumber : Dirangkum dari sumber berbagai Produk RTRW
Berdasarkan masukan pada saat kegiatan FGD 1 dan FGD 2 diperoleh arahan lokasi terpilih
sebagai Kawasan Peruntukan Industri yang akan dikembangkan sesuai dengan hasil Revisi
RTRW Kabupaten Kampar yaitu berlokasi di Kecamatan Siakhulu, Tambang, dan Kecamatan
Tapung.
3.1.3 Potensi Industri
Dalam PDRB Kabupaten Kampar periode 2012-2016, jenis-jenis industri di dalam sektor
industri pengolahan yang berkembang di Kabupaten Kampar didominasi oleh industri
makanan dan minuman rata-rata selama periode 2012-2016 kontribusinya sebesar 84,64
persen. Kemudian diikuti Industri Karet dan Barang dari Karet dan Plastik merupakan
industri dominan kedua rata-rata selama periode 2012-2016 kontribusinya 10,21 persen.
Tabel 4. Jenis-jenis Industri dari Industri Pengolahan Kabupaten Kampar selama 2012-
2016
No Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 Rata2
1 Industri Makanan dan Minuman 9.401.384,8710.614.927,08
11.372.692,23
12.402.414,51
13.382.578,609.401.384,87
2 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 5.634,97 6.262,49 6.759,80 7.282,69 7.786,00 5.634,97
15% rawa-rawa dan perairan. Rokan Hulu merupakan Kabupaten yang terletak di Barat Laut
Pulau Sumatra.
Luas wilayah Kabupaten Rokan Hulu adalah 7.747,01 Km² yang berbatasan dengan wilayah
sebagai berikut:
a. Sebelah Utara, berbatasan dengan Provinsi Sumatra Utara dan Kabupaten Rokan Hilir
b. Sebelah Barat, berbatasan dengan Provinsi Sumatra Utara dan Sumatra Barat
c. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Kampar, Bengkalis dan Siak
d. Sebelah Selatan, berbatasan dengan Provinsi Sumatra Barat.
Secara administrasi Kabupaten Rokan Hulu dibagi kedalam 16 kecamatan. Kecamatan ter-
luas adalah Tambusai Utara (16,09 % dari luas kabupaten), sedangkan kecamatan terkecil
adalah Ujung Batu (1,03 % dari luas kabupaten).
Pengembangan kawasan industri di Kabupaten Rokan Hulu terdiri dari kawasan industri
besar, menengah dan kecil/mikro.
Industri besar sebagaimana diarahkan berada di Kecamatan Kepenuhan.
Industri menengah diarahkan di Kecamatan Ujung Batu.
Industri kecil dan mikro diarahkan di kecamatan Rambah dan Ujung Batu.
Tabel 8. Peranan Masing-masing jenis Industri di Kabupaten Rokan Hulu selama 2013-
2017
No Uraian 2013 2014 2015 2016 2017 Rata2
Kontribusi Industri ke PDRB Kabupaten (%) 22,17 22,20 23,91 24,71 25,62 25,62
1 Industri Makanan dan Minuman 93,22 93,84 94,16 94,32 94,59 94,03
2 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 0,30 0,28 0,26 0,26 0,25 0,27
Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus
3 dan Barang dari anyaman dari Bambu, Rotan 0,53 0,49 0,50 0,52 0,49 0,51
dan Sejenisnya
Industri Kertas dan Barang dari Kertas;
4 3,06 2,76 2,57 2,56 2,45 2,68
Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman
5 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 1,46 1,29 1,21 1,12 1,05 1,23
6 Industri Barang Galian Bukan Logam 0,35 0,33 0,31 0,30 0,30 0,32
Industri Barang Logam, Komputer, Barang
7 0,17 0,16 0,16 0,16 0,16 0,16
Elektronik, Optik, dan Peralatan Listrik
8 Industri Alat Angkutan 0,09 0,08 0,08 0,08 0,07 0,08
9 Industri Furnitur 0,61 0,59 0,57 0,50 0,47 0,55
Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi
10 0,20 0,19 0,17 0,17 0,17 0,18
dan Pemasaran Mesin dan Peralatan
Sumber: PDRB Kabupaten Rokan Hulu 2018
Sebagian besar penduduk Mukomuko ini merupakan transmigran yang berasal dari Jawa,
Sunda, Minang, dan lain sebagainya. Sebab, Bengkulu termasuk Mukomuko sejak zaman
kolonial Belanda dijadikan "tanah harapan" bagi penduduk luar Bengkulu. Dari jumlah itu
37,4 % Suku Jawa; 6,3 % Suku Sunda, 5,4 % Minang; dan sisanya dari Bali, Bugis, Melayu,
Rejang, Serawai, Lembak. Kabupaten Mukomuko memiliki luas 4.146,34 km² atau 20,7 %
dari luas Provinsi Bengkulu. Wilayah Kabupaten Mukomuko terbentang dari Kabupaten
Pesisir Selatan (Provinsi Sumatera Barat) sampai Kabupaten Bengkulu Utara dan jaraknya
kurang lebih 250 km.
Lokasi Mukomuko yang strategis, yang terletak di tengah-tengah jalan lintas Dua Kota besar
yaitu Kota Padang dan Kota Bengkulu. Infrastruktur yang mendukung, kualitas sumber daya
manusia, potensi sektor manufaktur, perdagangan dan jasa yang sedang berkembang
karena pertumbuhan ekonomi yang tinggi Terutama daerah-daerah sekitarnya, menjadi-
kannya sebagai sebuah kota yang menarik dan berdaya jual bagi para investor.
Tabel 11. Inventarisasi Arahan Rencana Pada RTRW Kabupaten Ogan Komering Ilir
No Rencana Kabupaten Ogan Komering Ilir
1 Pola Ruang
a. Industri kecil rumah tangga dan sedang berbasis pertanian tanaman
pangan padi dan palawija di Kecamatan Mesuji, Lempuing, dan Kecamatan
Jejawi;
b. Industri kecil rumah tangga, sedang dan besar berbasis hortikultura (buah-
buahan) di Kecamatan Tanjung Lubuk, Kota Kayuagung dan Kecamatan
Sirah Pulau Padang;
c. Industri kecil rumah tangga, sedang dan besar berbasis perikanan (darat
dan laut) di Kecamatan Pedamaran, Kota Kayuagung, Pampangan,
Pangkalan Lampam, Tulung Selapan, Cengal dan Kecamatan Sungai
Kawasan
Menang;
Peruntukan
d. Industri kecil rumah tangga, sedang dan besar berbasis peternakan di
Industri
Kecamatan Pampangan dan Pangkalan Lampam;
e. Industri kecil rumah tangga, sedang dan besar berbasis perkebunan di
Kecamatan Mesuji, Mesuji Raya, Mesuji Makmur, Lempuing, Lempuing
Jaya, Pedamaran, Pedamaran Timur, Cengal, Sungai Menang, Tulung
Selapan, Pampangan, Tanjung Lubuk, Teluk Gelam dan Kecamatan Air
Sugihan; dan
f. Industri kecil rumah tangga sedang dan besar berbasis kehutanan (kayu) di
Kecamatan Kota Kayuagung, Air Sugihan, Tulung Selapan, Cengal, Sungai
Menang dan Kecamatan Mesuji
Sumber : RTRW Kabupaten OKI 2013-2033
Peraturan Daerah Kabupaten OKI No.9 Tahun 2013 tentang RTRW Kabupaten OKI Tahun
2013 - 2033, mengarahkan KPI berdasarkan basis sumber daya alam (bahan baku) industri,
yaitu: (1) pertanian tanaman pangan; (2) hortikuktur (buah-buahan); (3) perikanan tangkap
dan budidaya; (4) perkebunan; (5) kehutanan (kayu) dengan komoditas industri unggulan:
kerupuk kemplang, karajinan pisang purun, dan industri sandang kain songket.
Tabel 12. Jenis-jenis Industri dari Industri Pengolahan Kabupaten OKI selama 2013-2017 (Juta Rupiah)
No Uraian 2013 2014 2015 2016 2017
1 Industri Makanan dan Minuman 666.102,25 785.563,18 1.017.339,68 1.301.002,54 1.619.042,68
2 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 1.583,38 1.847,47 1.696,58 1.798,00 2.006,02
Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang dari
3 63.335,13 69.134,23 73.922,24 72.519,32 69.846,06
anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya
Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan dan
4 750,02 777,88 848,29 899,00 1.094,19
Reproduksi Media Rekaman
5 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 416,68 388,94 484,74 449,50 547,10
6 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 6.416,85 6.903,70 7.028,67 7.941,16 8.753,55
7 Industri Barang Galian Bukan Logam 63.751,81 74.482,16 80.223,81 81.209,65 88.812,10
Industri Barang Logam, Komputer, Barang Elektronik, Optik,
8 21.500,61 22.947,51 18.783,52 20.677,00 21.336,79
dan Peralatan Listrik
9 Industri Mesin dan Perlengkapan 500,01 583,41 484,74 599,33 547,10
10 Industri Alat Angkutan 583,35 680,65 848,29 899,00 911,83
11 Industri Furnitur 3.583,44 3.889,41 4.241,44 4.495,00 4.923,87
Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan Pemasaran
12 4.833,47 5.153,47 5.816,83 5.693,67 5.653,34
Mesin dan Peralatan
Sumber: PDRB Kabupaten OKI 2018
Tabel 13. Peranan Masing-masing jenis Industri di Kabupaten OKI selama 2013-2017
(Persen)
No Uraian 2013 2014 2015 2016 2017 Rata2
Kontribusi Industri ke PDRB Kabupaten OKI 4,59 4,87 5,6 6,4 7,2 5,73
1 Industri Makanan dan Minuman 79,93 80,79 83,95 86,83 88,78 84,06
2 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 0,19 0,19 0,14 0,12 0,11 0,15
Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan
3 Barang dari anyaman dari Bambu, Rotan dan 7,60 7,11 6,10 4,84 3,83 5,896
Sejenisnya
Industri Kertas dan Barang dari Kertas;
4 0,09 0,08 0,07 0,06 0,06 0,072
Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman
5 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 0,05 0,04 0,04 0,03 0,03 0,038
6 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 0,77 0,71 0,58 0,53 0,48 0,614
7 Industri Barang Galian Bukan Logam 7,65 7,66 6,62 5,42 4,87 6,444
Industri Barang Logam, Komputer, Barang
8 2,58 2,36 1,55 1,38 1,17 1,808
Elektronik, Optik, dan Peralatan Listrik
9 Industri Mesin dan Perlengkapan 0,06 0,06 0,04 0,04 0,03 0,046
10 Industri Alat Angkutan 0,07 0,07 0,07 0,06 0,05 0,064
11 Industri Furnitur 0,43 0,40 0,35 0,30 0,27 0,35
Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan
12 0,58 0,53 0,48 0,38 0,31 0,456
Pemasaran Mesin dan Peralatan
Sumber: PDRB Kabupaten OKI 2018
Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir terletak di bagian Timur Provinsi Sumatera Selatan
yaitu tepatnya antara 104°20’ dan 106°00’ Bujur Timur dan 2°30’ sampai 4°15’ Lintang
Selatan, luasnya mencapai 19.023,47 Km². Secara administrasi berbatasan dengan:
Industri di Kabupaten Ogan Komering Ilir didominasi oleh industri besar berupa industri
pengolahan CPO yang dimiliki perkebunan-perkebunan besar kelapa sawit. Industri kecil
dan menengah serta industri rumah tangga yang meliputi industri batubata, genting,
kerupuk kemplang, tenunan songket, ikan salai dan ikan asin, gula puan, gula aren,
anyaman purun, keramik, gerabah, kerajinan kayu, tahu tempe, terasi, keripik pisang,
bordir, nugget pisang, nugget ubi, tape ubi, batako, bolu cupu, nugget jagung, pandai besi.
Sentra produksi industri kerajinan rakyat ini sebagian besar berpusat di Kecamatan
Lempuing, Lempuing Jaya, Kayu Agung dan Teluk Gelam. Kendala utama dalam
mengembangkan industri kerajinan rakyat di daerah ini antara lain masih rendahnya mutu
produk dan kemasan, masih rendahnya jangkauan pemasaran produk industri kecil, masih
rendahnya kemampuan modal para pengrajin untuk mengembangkan usahanya, dan
sebagian pengrajin masih merupakan buruh yang hanya menikmati upah yang diperoleh
dari hasil karya tangannya. Pengembangan kegiatan industri diarahkan bagi optimalisasi
kawasan industri yang ada dengan konsentrasi pengembangan jenis industri yang bersifat
ramah lingkungan (green industry) dan industri yang bersifat padat teknologi dengan tetap
mendorong eksistensi industri kecil / home industry sebagai penggerak kegiatan ekonomi
lokal.
Tabel 14. Arahan Rencana Struktur dan Pola Ruang Kabupaten Pesawaran
No Rencana Struktur dan Pola Ruang
1 Rencana Pola Ruang Kawasan Peruntukan Industri
1. Kawasan industri besar meliputi ;
a. kawasan industri besar di Kecamatan Tegineneng dengan luas
kurang lebih 1.200 (seribu dua ratus) hektar;
b. kawasan industri besar di Kecamatan Negeri Katon dengan luas
kurang lebih 200 (dua ratus) hektar;dan
Kawasan c. kawasan industri besar di Kecamatan Teluk Pandan dengan
Peruntukan luas kurang lebih 100 (seribu dua ratus) hektar;dan
Industri d. kawasan industri besar di Kecamatan Punduh Pedada dengan
luas kurang lebih 100 (seribu dua ratus) hektar.
2. Kawasan peruntukan industri menengah meliputi
pengembangan industri menengah di seluruh kecamatan;
3. Kawasan peruntukan industri kecil meliputi pengembangan
industri kecil di seluruh kecamatan
Sumber : Revisi RTRW Kabupaten Pesawaran 2017-2037
sebesar 40,236 persen. Kemudian diikuti Industri Makanan dan Minuman merupakan
industri dominan kedua rata-rata selama periode 2012-2016 kontribusinya 36,42 persen
dan Industri Barang Galian Bukan Logam merupakan industri dominan ketiga rata-rata
selama periode 2012-2016 kontribusinya 13,47 persen.
Tabel 15. Jenis-jenis Industri dari Industri Pengolahan Kabupaten Pesawaran selama
2012-2016 (Juta Rupiah)
Tabel 16. Peranan Masing-masing jenis Industri di Kabupaten Pesawaran selama 2012-
2016 (Persen)
No Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 Rata2
1 Industri Makanan dan Minuman 34,32 35,27 35,97 37,02 39,54 36,42
2 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
Industri Kayu, Barang dari Kayu dan
3 Gabus dan Barang dari anyaman dari 8,84 8,64 8,06 8,21 8,09 8,368
Bambu, Rotan dan Sejenisnya
Industri Kimia, Farmasi dan Obat
4 0,53 0,56 0,54 0,52 0,57 0,544
Tradisional
Industri Karet, Barang dari Karet dan
5 41,51 40,46 41,02 40,41 37,77 40,23
Plastik
6 Industri Barang Galian Bukan Logam 13,78 14,09 13,46 12,91 13,09 13,47
Industri Barang Logam, Komputer,
7 Barang Elektronik, Optik, dan Peralatan 0,25 0,27 0,25 0,24 0,26 0,254
Listrik
8 Industri Furnitur 0,65 0,68 0,68 0,66 0,66 0,666
Sumber: PRDB Kabupaten Pesawaran 2018.
Unit usaha industri kecil dan menengah/sedang pada tahun 2016 adalah sebanyak 1.050
perusahaan yang terdiri dari 72 unit usaha kecil formal, 964 unit usaha kecil informal dan
14 unit usaha menengah/sedang. Banyaknya tenaga kerja yang terserap pada industri kecil
formal sebanyak 364 orang dan informal sebanyak 2.574 orang sedangkan untuk industri
menengah/sedang adalah 838 orang.
Tabel 17. Banyaknya Perusahaan, Tenaga Kerja, dan Investasi Menurut Kelompok
Industri di Kabupaten Pesawaran, 2016
Jumlah Tenaga Kerja Investasi
No Kelompok Industri
Perusahaan (Orang) (Milyar Rupiah)
1 Industri Kecil Formal 72 364 4,00
2 Industri Kecil Informal 964 2.574 16,01
3 Industri Menengah/Sedang 14 838 1.391,91
4 Industri Besar 0 0 0,0
Jumlah 1.050 4.776 1.411,92
Sumber : BPS, Kabupaten Pesawaran Dalam Angka tahun 2017
Keca-
Fungsi Bencana Lereng Landuse Total
matan
KEMIRINGAN 2- 5% Total 1.863,45
Tidak Ada Bencana Total 10.547,96
Rencana KPI Total 10.547,96
Siak Hulu Total 10.547,96
Tambang Rencana Tidak Ada KEMIRINGAN Perkebunan
524,91
KPI Bencana 0-2%
KEMIRINGAN 0 - 2 % Total 524,91
KEMIRINGAN Perkebunan 818,76
2- 5% Permukiman dan
1,31
Tempat Kegiatan
Semak Belukar /
638,56
Alang Alang
KEMIRINGAN 2- 5% Total 1.458,63
Tidak Ada Bencana Total 1.983,54
Rencana KPI Total 1.983,54
Tambang Total 1.983,54
Tapung Rencana Tidak Ada KEMIRINGAN Air Empang 0,76
KPI Bencana 0-2% Air Rawa 91,86
Hutan 15,17
Perkebunan 2.941,38
Permukiman dan
5,38
Tempat Kegiatan
Semak Belukar /
210,37
Alang Alang
KEMIRINGAN 0 - 2 % Total 3.264,92
Tidak Ada Bencana Total 3.264,92
Rencana KPI Total 3.264,92
Tapung Total 3.264,92
Grand Total (Siak Hulu, Tambang, Tapung) 15.796,42
Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2018
Infrastruktur utama yang dapat mendukung kegiatan indsutri di KPI Siak hulu diantaranya
meliputi aksesibilitas, listrik, telekomunikasi, dan sumber daya air. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Infrastruktur Penunjang yang dapat mendukung kegiatan indsutri di KPI Siakhulu diantaranya
tersedia beberapa fasilitas sosial seperti fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, dan fasilitas
peribadatan.
Tabel 20. Infrastruktur Penunjang KPI Siak Hulu
Infrastruktur Penunjang yang dapat mendukung kegiatan indsutri di KPI Tambang diantaranya
tersedia beberapa fasilitas sosial seperti fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, dan fasilitas
peribadatan.
Tabel 22. Infrastruktur Penunjang KPI Tambang
FASILITAS PENUNJANG INDUSTRI KPI-
TAMBANG
FASILITAS SOSIAL Tambang
1 TK 48 Unit
2 SD 40 Unit
3 SLTP 9 Unit
4 SMU 5 Unit
5 Poliklinik 2 Unit
6 Puskesmas 1 Unit
7 Pustu 12 Unit
8 Apotik 8 Unit
9 Masjid 80 Unit
10 Mushola 96 Unit
Gambar 13. Dukungan Jaringan Jalan Dan Lokasi Industri Sawit Di KPI Tapung
Infrastruktur Penunjang yang dapat mendukung kegiatan indsutri di KPI Tambang diantaranya
tersedia beberapa fasilitas sosial seperti fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, dan fasilitas
peribadatan.
Tabel 24. Infrastruktur Penunjang KPI Tapung
Berdasarkan hasil analisis fisik lahan, untuk 2 Kecamatan yang memiliki KPI di Kabupaten
Rokan Hulu, terdapat luasan yang sesuai dengan kriteria kawasan peruntukan KPI antara
lain di Kecamatan Kepenuhan terdapat 9.408,79 Ha, dan di Kecamatan Ujung Batu seluas
762,04 Ha, Total luas kawasan yang sesuai untuk KPI di 2 kecamatan tersebut adalah
10.170,83 Ha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel analisis fisik lahan berikut ini.
Tabel 25. Analisis Fisik Lahan KPI di Kabupaten Rokan Hulu
Kec Desa Industri landuse Lereng Bencana Total
Kapenuhan Desa Rencana Perkebunan / 0-2 % Non Bencana 1.879,86
Kepayang KPI Kebun 0-2 % Total 1.879,86
Perkebunan / Kebun Total 1.879,86
Permukiman 2-15 % Non Bencana 107,38
Karyawan 2-15 % Total 107,38
Permukiman Karyawan Total 107,38
Rencana KPI Total 1.987,25
Desa Kepayang Total 1.987,25
Desa Sei Rencana Perkebunan / 0-2 % Non Bencana 2.818,29
Rokan KPI Kebun 0-2 % Total 2.818,29
Jaya 2-15 % Non Bencana 197,68
2-15 % Total 197,68
Perkebunan / Kebun Total 3.015,97
Permukiman 2-15 % Non Bencana 7,78
Karyawan 2-15 % Total 7,78
Permukiman Karyawan Total 7,78
Rencana KPI Total 3.023,76
Desa Sei Rokan Jaya Total 3.023,76
Desa Ulak Rencana Perkebunan / 2-15 % Non Bencana 3.158,68
Patian KPI Kebun 2-15 % Total 3.158,68
Perkebunan / Kebun Total 3.158,68
Permukiman 0-2 % Non Bencana 4,49
Karyawan 0-2 % Total 4,49
Permukiman Karyawan Total 4,49
Rencana KPI Total 3.163,16
Desa Ulak Patian Total 3.163,16
Nama Rencana Perkebunan / 0-2 % Non Bencana 0,43
Desa Tidak KPI Kebun 0-2 % Total 0,43
Ada 2-15 % Non Bencana 1.213,27
2-15 % Total 1.213,27
Perkebunan / Kebun Total 1.213,70
Permukiman 0-2 % Non Bencana 3,58
Karyawan 0-2 % Total 3,58
2-15 % Non Bencana 17,34
2-15 % Total 17,34
Permukiman Karyawan Total 20,92
Rencana KPI Total 1.234,63
Nama Desa Tidak Ada Total 1.234,63
Kapenuhan Total 9.408,79
Ujung Batu Nama Rencana Perkebunan / 0-2 % Non Bencana 128,11
Desa Tidak KPI Kebun 0-2 % Total 128,11
Ada 2-15 % Non Bencana 513,69
2-15 % Total 513,69
Perkebunan / Kebun Total 641,79
Permukiman 0-2 % Non Bencana 32,08
Karyawan 0-2 % Total 32,08
2-15 % Non Bencana 88,16
Infrastruktur Utama
Infrastruktur Penunjang yang dapat mendukung kegiatan indsutri di KPI Kecamatan
Kepenuhan diantaranya tersedia beberapa fasilitas sosial seperti fasilitas pendidikan,
fasilitas kesehatan, dan fasilitas peribadatan.
Infrastruktur Penunjang yang dapat mendukung kegiatan indsutri di KPI Kecamatan Ujung
Batu diantaranya tersedia beberapa fasilitas sosial seperti fasilitas pendidikan, fasilitas
kesehatan, dan fasilitas peribadatan.
jelasnya mengenai infrastruktur utama pendukung KPI di Mukomuko dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Merujuk kepada Permenperin No. 40 Tahun 2016, tentang Pedoman Teknis Kawasan
Industri telah disebutkan bahwa ketersediaan infrastruktur industri yang memadai adalah
syarat bagi berdirinya Kawasan Industri. Dalam upaya mengembangkan suatu kawasan
industri perlu mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:
a. Tersedianya akses jalan yang dapat memenuhi kelancaran arus transportasi
kegiatan industri;
b. Tersedianya sumber energi (gas, listrik, dan lain-lain) yang mampu memenuhi
kebutuhan kegiatan industri baik dalam hal ketersediaan, kualitas, kuantitas, dan
kepastian pasokan;
c. Tersedianya sumber air sebagai air baku industri dan air minum baik yang
bersumber dari air permukaan atau ait tanah;
d. Tersedianya sistem jaringan telekomunikasi untuk kebutuhan telepon dan
komunikasi data.
Tabel 30. Analisis Ketersediaan Infrastruktur Utama Industri KPI di Kabupaten Mukomuko
KPI SISI SEDIAN KPI (SUPPLY SIDE)
No. berdasarkan jarak ke pusat
Aksesibilitas Listrik Telekomunikasi Sumber Daya Air
RTRW kegiatan
1 Kecamatan Dilalui Jalan: - Dukungan PLTD Mukomuko - PT. TELKOM, dapat - Dilalui oleh sungai Majunto - Kota Bengkulu
Lubuk Pinang - Jalan Nasional (K-1) kapasitas 25 MW, Wilayah memenuhi ebutuhan - Curah hujan rata-rata (287 km)
Padang-Bengkulu layanan Mukomuko jaringan telepon kabel tahunan > 2700 mm. - Kota Padang
- Jalan Provinsi (K-2) - Dukungan PLTD Ipuh Baru di untuk kegiatan industri di Mendukung untuk keperluan (264 km)
Menghubungan Pondok Suguh 25 MW, wilayah layanan Kab. industri dan Mendukung - Kota Mukomuko
beberapa kecamatan Wilayah layanan Mukomuko Mukomuko termasuk KPI. ketersediaan air permukaan (21,6 km)
- Jalan Kabupaten (K-4) - Dukungan PLTG Air Hitam 25 - Layanan Menera Bersama - Bandara (18,6
Menghubungkan MW, Wilayah layanan Memenuhi kebutuhan km
beberapa kecamatan Mukomuko telepon seluler di KPI dan - Pelabuhan Ipuh
- Jalan Lokal (antar desa) - Dukungan PLTA Ulu Musi dan seluruh wilayah (125 km)
PLTA Tes 259 MW, Wilayah kabupaten - Pelabuhan
layanan Bengkulu - Seluruh Desa sudah Bantal (79 km)
- Direncanakan dibangun 14 terkoneksi Internet - Terminal Ipuh
pembangkit, 2 pembangkit, (125 km)
berkapasitas 100 MW dan 12 - Terminal
pembangkit berkapasitas 4- Lubukpinang (2
80 MW Wilayah layanan km)
Bengkulu - Terminal Muko-
- Interkoneksi listrik dari muko (26,4 km)
Kambang (Sumbar), wilayah - Terminal Penarik
layanan mukomuko (76,4 km)
KPI SISI SEDIAN KPI (SUPPLY SIDE)
No. berdasarkan jarak ke pusat
Aksesibilitas listrik telekomunikasi Sumber Daya Air
RTRW kegiatan
2 KECAMATAN Dilalui Jalan: - Dukungan PLTD Mukomuko - PT. TELKOM, dapat - Dilalui oelh Sungai Air Dikit. - Kota Bengkulu
PENARIK - Jalan Nasional (K-1) kapasitas 25 MW, Wilayah memenuhi ebutuhan - Curah hujan rata-rata (248 km)
Padang-Bengkulu layanan Mukomuko jaringan telepon kabel tahunan > 2700 mm. - Kota Padang
- Jalan Provinsi (K-2) - Dukungan PLTD Ipuh Baru di untuk kegiatan industri di Mendukung untuk keperluan (336 km)
Menghubungan Pondok Suguh 25 MW, wilayah layanan Kab. industri dan Mendukung - Kota Mukomuko
beberapa kecamatan Wilayah layanan Mukomuko Mukomuko termasuk KPI. ketersediaan air permukaan (40 km)
3 PONDOK Dilalui Jalan: - Dukungan PLTD Mukomuko - PT. TELKOM, dapat - Sungai Air Buluh - Kota Bengkulu
SUGUH - Jalan Nasional (K-1) kapasitas 25 MW, Wilayah memenuhi ebutuhan - Curah hujan rata-rata (191 km)
Padang-Bengkulu layanan Mukomuko jaringan telepon kabel tahunan > 2700 mm. - Kota Padang
- Jalan Kabupaten (K-4) - Dukungan PLTD Ipuh Baru di untuk kegiatan industri di Mendukung untuk keperluan (364 km)
Menghubungkan Pondok Suguh 25 MW, wilayah layanan Kab. industri dan Mendukung - Kota Mukomuko
beberapa kecamatan Wilayah layanan Mukomuko Mukomuko termasuk KPI. ketersediaan air permukaan (75 km)
- Jalan Lokal (antar desa) - Dukungan PLTG Air Hitam 25 - Layanan Menera Bersama - Bandara (77.9)
MW, Wilayah layanan Memenuhi kebutuhan km
Mukomuko telepon seluler di KPI dan - Pelabuhan Ipuh
- Dukungan PLTA Ulu Musi dan seluruh wilayah (27 km)
PLTA Tes 259 MW, Wilayah kabupaten - Pelabuhan
layanan Bengkulu - Seluruh Desa sudah Bantal (17 km)
- Direncanakan dibangun 14 terkoneksi Internet - Terminal Ipuh
pembangkit, 2 pembangkit, (27 km)
berkapasitas 100 MW dan 12
pembangkit berkapasitas 4-
1) KPI-Lubuk Pinang
Fasilitas penunjang yang tersedia meliputi bidang pendidikan, kesehatan, dan
keagamaan. Fasilitas bidang pendidikan Di Kecamatan Lubuk Pinang pada tahun 2017
tercatat Delapan Sekolah Dasar (SD ), Dua MI, Dua SMP, Satu MTSN, Satu MTS, Satu
SMA,Satu MA, Dan Satu Sekolah Kejuruan (SMK).
Untuk Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kecamatan Lubuk Pinang pada tahun 2017
adalah Satu unit Puskesmas, Dua buah Puskesmas pembantu, 12 unit Posyandu dan
empat unit Poskesdes.
2) KPI-Penarik
Fasilitas penunjang yang tersedia meliputi bidang pendidikan, kesehatan, dan
keagamaan. Bidang pendidikan di Kecamatan Penarik pada tahun 2017 memiliki
fasilitas atau sarana gedung Sekolah Dasar (SD) sederajat dan Sekolah Menengah
Pertama (SMP) sederajat adalah sebanyak 21 SD sederajat dan tujuh SMP sederajat.
Sedangkan untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat pada tahun 2017 tercatat
empat sekolah.
Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kecamatan Penarik pada tahun 2017 adalah dua
puskesmas, tujuh puskesmas pembantu, 24 posyandu, dan tujuh poskesdes.
4) KPI-Ipuh
Fasilitas penunjang industri yang tersedia meliputi bidang pendidikan, kesehatan, dan
keagamaan. Di Kecamatan Ipuh terdapat 14 Sekolah Dasar (10 SDN, 2 MIN, dan 2 SD
Swasta), lima Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (4 SMPN dan 1 MTsN) dan tiga
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (1 SMAN, 1 MAN, dan 1 SMKS).
Dibidang kesehatan, sampai dengan Tahun 2017, Kecamatan Ipuh memiliki satu
puskesmas, empat puskesmas pembantu (Pustu), lima poskesdes, empat polindes
dan 18 posyandu. Puskesmas tersebut memiliki ruang rawat inap dan lokasinya
berada di Desa Medan Jaya.
5) Selagan raya
Fasilitas penunjang industri yang tersedia meliputi bidang pendidikan, kesehatan, dan
keagamaan. Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Selagan Raya tersedia sebanyak
delapan SD yang terdapat di Desa Sungai Jerinjing, Desa Pondok Baru, Sungai Ipuh,
Sungai Gading, Surian Bungkal, Lubuk Bangko, Talang Buai dan Talang Medan. Untuk
SLTP tersedia dua unit sekolah yang terdapat di Desa Talang Buai dan Desa Sungai
Gading.
Dibidang kesehatan, sampai dengan Tahun 2017, Kecamatan Selagan Raya memiliki
satu unit puskesmas, tiga unit puskesmas pembantu (Pustu), empat unit poskesdes
dan 10 posyandu.
Pada tahun 2017, fasilitas kesehatan yang terdapat di Kecamatan Teras Terunjam
adalah dua unit puskesmas yang terletak di Desa Teruntung dan Desa Tunggal Jaya,
10 posyandu dan empat poskesdes.
7) KPI-Teramang Jaya
Fasilitas penunjang industri yang tersedia meliputi bidang pendidikan, kesehatan, dan
keagamaan. Bidang pendidikan di Kecamatan Teramang Jaya pada tahun 2017
memiliki fasilitas gedung Sekolah Dasar (SD) sederajat dan Sekolah Menengah
Pertama (SMP) sederajat adalah sebanyak 13 SD sederajat dan tujuh SMP sederajat.
Sedangkan untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat pada tahun 2017 tercatat
tiga sekolah.
Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kecamatan Teramang Jaya pada tahun 2017
adalah 1 unit puskesmas, 3 unit puskesmas pembantu, 14 posyandu, dan 6
poskesdes.
FASILITAS KPI
NO
PENUNJANG
Lubuk Pinang Penarik Pondok Suguh Ipuh Selagan raya Teras terunjam Teramang Jaya
1 SD 10 Unit 21 Unit 8 Unit 14 Unit 8 Unit 12 Unit 13 Unit
2 SLTP 4 Unit 7 Unit 6 Unit 5 Unit 2 Unit 3 Unit 7 Unit
3 SMU 3 Unit 4 Unit 4 Unit 3 Unit 1 Unit 1 Unit 3 Unit
4 Puskesmas 1 Unit 2 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 2 Unit 1 Unit
5 Pustu 2 Unit 7 Unit 3 Unit 4 Unit 3 Unit Unit 3 Unit
6 Puskesling 1 Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit
7 Posyandu 12 Unit 24 Unit 15 Unit 18 Unit 12 Unit 10 Unit 14 Unit
8 Poskesdes Unit 7 Unit 4 Unit Unit 2 Unit 4 Unit 6 Unit
9 Apotik/tokoobat Unit Unit Unit Unit 3 Unit Unit Unit
10 Polindes 4 1 1 4 1
11 Masjid 15 Unit 19 Unit 18 Unit 23 Unit Unit 15 Unit 18 Unit
12 Mushola 34 Unit 24 Unit 14 Unit 26 Unit Unit 22 Unit 17 Unit
13 Gereja Unit Unit 2 Unit 1 Unit Unit 3 Unit Unit
Berdasarkan hasil analisis fisik lahan, untuk semua Kecamatan yang memiliki KPI di
Kabupaten Ogan Komering Ilir, terdapat luasan yang sesuai dengan kriteria kawasan
peruntukan KPI antara lain di Kecamatan Air Sugihan terdapat 1.305,06 Ha, di Kecamatan
Lempuing seluas 527,84 Ha, di Kecamatan Mesuji 2.896,99 Ha, di Kecamatan Sungai
Menang 4.325,96 Ha, dan di Kecamatan Teluk Gelam 1.910,96 Ha. Total luas kawasan yang
sesuai untuk KPI di 5 kecamatan tersebut adalah 10.966,81 Ha. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel analisis fisik lahan berikut ini.
Tabel 32. Analisis Fisik Lahan KPI di Kabupaten OKI
Kecamatan Desa Industri landuse Lereng Bencana Total
Air Suhigan Desa Bukit Rencana Hutan Rimba 0-2 % Non Bencana 285,56
Batu KPI 0-2 % Total 285,56
Hutan Rimba Total 285,56
Perkebunan / 0-2 % Non Bencana 336,74
Kebun 0-2 % Total 336,74
Perkebunan / Kebun Total 336,74
Rencana KPI Total 622,30
Desa Bukit Batu Total 622,30
Desa Rencana Perkebunan / 0-2 % Non Bencana 682,76
Nusantara KPI Kebun 0-2 % Total 682,76
Perkebunan / Kebun Total 682,76
Rencana KPI Total 682,76
Desa Nusantara Total 682,76
Air Suhigan Total 1.305,06
Lempuing Desa Rencana Perkebunan / 0-2 % Non Bencana 509,95
Purwasari KPI Kebun 0-2 % Total 509,95
Perkebunan / Kebun Total 509,95
Permukiman 2-15 % Non Bencana 17,89
Karyawan 2-15 % Total 17,89
Permukiman Karyawan Total 17,89
Rencana KPI Total 527,84
Desa Purwasari Total 527,84
Lempuing Total 527,84
Mesuji Desa Rencana Perkebunan / 0-2 % Non Bencana 2.248,31
Sungai KPI Kebun 0-2 % Total 2.248,31
Sodong 2-15 % Non Bencana 432,52
2-15 % Total 432,52
Perkebunan / Kebun Total 2.680,83
Permukiman 0-2 % Non Bencana 91,49
Karyawan 0-2 % Total 91,49
Permukiman Karyawan Total 91,49
Rencana KPI Total 2.772,32
Desa Sungai Sodong Total 2.772,32
Nama Desa Rencana Perkebunan / 0-2 % Non Bencana 108,89
Tidak Ada KPI Kebun 0-2 % Total 108,89
Perkebunan / Kebun Total 108,89
Permukiman 0-2 % Non Bencana 15,78
Karyawan 0-2 % Total 15,78
Permukiman Karyawan Total 15,78
Rencana KPI Total 124,66
Nama Desa Tidak Ada Total 124,66
Mesuji Total 2.896,99
Sungai Desa Rencana Perkebunan / 0-2 % Non Bencana 1.775,30
Menang Gajahmati KPI Kebun 0-2 % Total 1.775,30
kesehatan dan fasilitas sosial lainnya seperti fasilitas rekreasi, peribasatan, perbelanjaan
dan sebagainya.
Tabel 33. Dukungan Infrastruktur Utama KPI Teluk Gelam
No. Lokasi KPI Kriteria Keterangan
1. KEC. TELUK 1. Jarak ke pusat Ke Ibukota Kecamatan 5.8 km
GELAM Kota
Ke Ibukota Kabupaten 23.5 km
Lokasi Desa (Kota Kayu Agung)
Sriguna Ke Ibukota Provinsi (Kota 76.8 km
Palembang)
Ke Stasiun KA - Kayu Agung 23.5 km
- Tugu Mulya 44.8 km
Ke Terminal - Terminal Kayu Agung 23.5
km
- Terminal Lempuing 57.3 km
Ke Pelabuhan - Sungai Batang 163 km
Tabel 37. Infrastruktur Penunjang KPI Air Sugihan, Desa Bukit Batu
FASILITAS PENUNJANG INDUSTRI KPI- AIR SUGIHAN
FASILITAS SOSIAL Kecamatan Bukit batu
1 TK 10 Unit 1 Unit
2 SD 23 Unit 3 Unit
3 SLTP 5 Unit Unit
4 SMU 1 Unit Unit
5 Puskesmas 2 Unit Unit
6 Poskesdes 17 Unit 1 Unit
7 Pustu 3 Unit 1 Unit
8 Masjid 83 Unit 6 Unit
9 Mushola 140 Unit 5 Unit
10 Gereja 6 Unit Unit
Analisis penentuan kelayakan KPI dilakukan untuk memilih KPI yang paling prospektif untuk
berkembang di Kabupaten, dikarenakan di dalam dokumen Tata Ruangnya menyebutkan
Kawasan Peruntukan Industri (KPI) dengan jumlah yang banyak, sehingga perlu dilakukan
penyaringan dengan beberapa indikator sebagai berikut:
1. KPI yang ditetapkan dari RTRW berjumlah lebih dari satu
2. Wilayah di dalam KPI dibatasi pada tingkat kecamatan
3. Fungsi wilayah dari masing-masing kecamatan perlu di perhatikan, apakah Kawasan
Strategis Kabupaten (KSK) atau fungsi lain.
4. Analisis Penilaian dilakukan dengan:
a. Melihat keberadaan lahan-lahan milik pemerintah daerah, di dalam KPI.
b. Melihat keberadaan perusahaan/industri besar yang eksisting di KPI.
c. Melihat regulasi daerah
d. Kecamatan Punduh Pedada dengan luas kurang lebih 100 (seratus) hektar.
2. Kawasan peruntukan industri menengah berlokasi di seluruh kecamatan;
3. Kawasan peruntukan industri kecil berlokasi di seluruh kecamatan.
Berdasarkan hasil analisis fisik lahan, untuk 2 Kecamatan yang memiliki KPI di Kabupaten
Pesawaran, terdapat luasan yang sesuai dengan kriteria kawasan peruntukan KPI antara
lain di Kecamatan Tegineneng terdapat 1.243,92 Ha dan di Kecamatan Teluk Pandan seluas
100,08 Ha, Total luas kawasan yang sesuai untuk KPI di 2 kecamatan tersebut adalah
1.343,99 Ha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel analisis fisik lahan berikut ini.
Tabel 38. Analisis Fisik Lahan KPI di Kabupaten Pesawaran
Kecamatan Kelerengan Bencana Landuse Total
Rencana 0-8% GEMPA BUMI RENDAH Ladang 966,07
Kawasan Industri Permukiman 70,19
Tegineneng Sawah 189,37
Sungai 0,00
GEMPA BUMI RENDAH Total 1.225,63
0-8% Total 1.225,63
15-25% GEMPA BUMI RENDAH Ladang 0,70
GEMPA BUMI RENDAH Total 0,70
15-25% Total 0,70
8-15% GEMPA BUMI RENDAH Ladang 17,52
Permukiman 0,07
GEMPA BUMI RENDAH Total 17,59
8-15% Total 17,59
Rencana Kawasan Industri Tegineneng Total 1.243,92
Rencana >45% GEMPA BUMI RENDAH Belukar 5,39
Kawasan Industri GEMPA BUMI RENDAH Total 5,39
Teluk Pandan >45% Total 5,39
0-8% GEMPA BUMI RENDAH Belukar 4,31
Perkebunan 0,00
GEMPA BUMI RENDAH Total 4,31
GEMPA BUMI RENDAH Belukar 2,97
DAN RAWAN TSUNAMI Ladang 1,81
Perkebunan 1,89
Sawah 13,14
GEMPA BUMI RENDAH DAN RAWAN
19,81
TSUNAMI Total
0-8% Total 24,12
15-25% GEMPA BUMI RENDAH Belukar 8,13
Perkebunan 0,21
GEMPA BUMI RENDAH Total 8,34
GEMPA BUMI RENDAH Belukar 8,00
DAN RAWAN TSUNAMI Ladang 0,21
Perkebunan 1,52
GEMPA BUMI RENDAH DAN RAWAN
9,73
TSUNAMI Total
15-25% Total 18,07
25-45% GEMPA BUMI RENDAH Belukar 25,38
Perkebunan 0,10
GEMPA BUMI RENDAH Total 25,48
GEMPA BUMI RENDAH Belukar
7,24
DAN RAWAN TSUNAMI
Perkebunan 0,25
KPI berdasarkan
No Sisi Sediaan (Supply Side) Keterangan
RTRW
8. Energi Listrik Pembangkit Interkoneksi - Wilayah layanan Lampung termasuk Pesawaran
Sumbagsel kapasitas 350 MW
Pembangkit di Prov. Lmpung - Wilayah layanan Lampung termasuk Pesawaran
kapsitas 566.22 MW
Pembangkit Sewa 314 MW - Wilayah layanan Lampung termasuk Pesawaran
Pemanfaatan dan peningkatan - di Kecamatan Tegineneng, Kecamatan Gedong Tataan,
PLTD Kawasan pesisir dan pulau-pulau;
Pengembangan PLTU - di Kecamatan Teluk Pandan, Kecamatan Padang Cermin,
Kecamatan Marga Punduh, dan Kecamatan Punduh Pedada
Pengembangan PLTA Way Sabu - di Kecamatan Way Ratai dan Kecamatan Padang Cermin
dan PLT Mikro Hidro
Pengembangan Pembangkit - Seluruh wilayah Kabupaten Pesawaran
Listrik tenaga Alternatif dari
sumber 85nergy baru
terbarukan terdiri atas PLT
Surya, PLT Biomassa, PLT Angin,
dan PLT lainnya
9. Telekomunikasi PT. Telkom - Dapat memenuhi kebutuhan jaringan telepon kabel untuk
kegiatan industri di wilayah layanan Kab. Pesawaran termasuk
KPI.
Membuat menara BTS Bersama - Memenuhi kebutuhan telepon seluler di KPI dan seluruh
wilayah kabupaten
10. Sumber daya Sungai Way sekampung – way - Mendukung keperluan air baku industri di wilayah KPI Kab.
air seputih serta anak-anak Pesawaran
sungainya yang melintasi KPI
Faktor Hidrologis - Curah hujan rata-rata tahunan > 2000 mm.
- Mendukung untukkeperluan industri dan pertanian
KPI berdasarkan
No Sisi Sediaan (Supply Side) Keterangan
RTRW
- Mendukung ketersediaan air permukaan
CAT Metro-Kota Bumi - terdapat di Kecamatan Tegineneng, Kecamatan Negeri Katon,
Kecamatan Gedong Tataan, Kecamatan Way Lima dan
Kecamatan Kedondong; dan CAT Bandar Lampung terdapat di
Kecamatan Padang Cermin
11. Jarak ke Pusat Ke Pusat Pemerintahan Provinsi - Dari KPI Tegineneng berjarak sekitar 40 km ditempuh melalui
Aktifitas (PKW) Bandar Lampung jalan nasional (Arteri Primer)
Ke Pusat Pemerintahan - Dari KPI Tegineneng berjarak sekitar 32 km ditempuh melalui
Kabupaten (PKWp) Gedong jalan Nasional-Lokal Primer (Jalan Kabupaten)
Tataan
Ke Pusat Pelayanan Kawasan - Dari KPI Tegineneng berjarak sekitar 80 km ditempuh melalui
(PPK) Perkotaan Padang Cermin Jalan Nasional (Beranti) – Negeri Katon – Gedong Tataan-Way
Lima-Way ratai-Padang cermin (jalan Kolektor).
Ke Pusat Pelayanan Kawasan - Dari KPI Tegineneng berjarak sekitar 16 km ditempuh melalui
(PPK) Perkotaan Negeri Katon jalan Beranti (Arteri Primer)- Negeri Katon (jalan Kolektor)
Ke Pusat Pelayanan Kawasan - Dari KPI Tegineneng berjarak sekitar 51 km ditempuh melalui
(PPK) Perkotaan Teluk Pandan Kota Bandar lampung (Arteri Primer) – Teluk Pandan (Jalan
kabupaten)
PPL Kedongdong - Dari KPI Tegineneng berjarak sekitar 58.7 km ditempuh melalui
jalan Kolektor
PPL Way Lima - Dari KPI Tegineneng berjarak sekitar 46 km ditempuh melalui
jalan Kolektor
PPL Punduh Pedada - Dari KPI Tegineneng berjarak sekitar 126 km ditempuh melalui
jalan Kolektor
PPL Way Khilau - Dari KPI Tegineneng berjarak sekitar 56 km ditempuh melalui
jalan jalan Kolektor
KPI berdasarkan
No Sisi Sediaan (Supply Side) Keterangan
RTRW
PPL Marga Punduh - Dari KPI Tegineneng berjarak sekitar 99 km ditempuh melalui
jalan Kolektor
PPL Way Ratai - Dari KPI Tegineneng berjarak sekitar 51 km ditempuh melalui
jalan Arteri Primer dan jalan Kolektor
Ke Terminal Type B dan - Dari KPI Tegineneng berjarak sekitar 32 km ditempuh melalui
termminal Barang di Gedong jalan Kolektor dan jalan Lokal primer
Tataan
Ke Pelabuhan Industri di Punduh - Dari KPI Tegineneng berjarak sekitar 1267 km ditempuh melalui
Pedada jalan Kolektor
Ke Bandara Udara Raden Intan II - Dari KPI Tegineneng sekitar 12 km melalui jalan Kolektor dan
Arteri Primer
KPI berdasarkan
No Sisi Sediaan (Supply Side) Keterangan
RTRW
2. KPI TELUK 1. Aksesibilitas Terhubung dengan Jalan Lokal Jalan kabupaten menjadi akses utama yang menghubungkan:
PANDAN Primer (jalan Kabupaten) - Antara KPI Pesawaran dengan KPI Teluk Pandan di Kab.
Lokasi: Pesawaran.
Administrasi di - Akses KPI terhadap Pusat pemerintahan Kabupaten.
Kec. Teluk - Akses dari KPI menuju pusat bahan baku industri yang berlokasi
Pandan di wilayah perdesaan di Kabupaten Pesawaran.
2. Energi Listrik Pembangkit Interkoneksi - Wilayah layanan Lampung termasuk Pesawaran
Sumbagsel kapasitas 350 MW
Pembangkit di Prov. Lmpung - Wilayah layanan Lampung termasuk Pesawaran
kapsitas 566.22 MW
Pembangkit Sewa 314 MW - Wilayah layanan Lampung termasuk Pesawaran
Pemanfaatan dan peningkatan - di Kecamatan Tegineneng, Kecamatan Gedong Tataan,
PLTD Kawasan pesisir dan pulau-pulau;
KPI berdasarkan
No Sisi Sediaan (Supply Side) Keterangan
RTRW
Pengembangan PLTU - di Kecamatan Teluk Pandan, Kecamatan Padang Cermin,
Kecamatan Marga Punduh, dan Kecamatan Punduh Pedada
Pengembangan PLTA Way Sabu - di Kecamatan Way Ratai dan Kecamatan Padang Cermin
dan PLT Mikro Hidro
Pengembangan Pembangkit - Seluruh wilayah Kabupaten Pesawaran
Listrik tenaga Alternatif dari
sumber 88nergy baru
terbarukan terdiri atas PLT
Surya, PLT Biomassa, PLT Angin,
dan PLT lainnya
3. Telekomunikasi PT. Telkom - Dapat memenuhi kebutuhan jaringan telepon kabel untuk
kegiatan industri di wilayah layanan Kab. Pesawaran termasuk
KPI.
Membuat menara BTS Bersama - Memenuhi kebutuhan telepon seluler di KPI dan seluruh
wilayah kabupaten
4. Sumber daya Sungai Way sekampung – way - Mendukung keperluan air baku industri di wilayah KPI Kab.
air seputih serta anak-anak Pesawaran
sungainya yang melintasi KPI
Faktor Hidrologis - Curah hujan rata-rata tahunan > 2000 mm.
- Mendukung untukkeperluan industri dan pertanian
- Mendukung ketersediaan air permukaan
CAT Metro-Kota Bumi - terdapat di Kecamatan Tegineneng, Kecamatan Negeri Katon,
Kecamatan Gedong Tataan, Kecamatan Way Lima dan
Kecamatan Kedondong; dan CAT Bandar Lampung terdapat di
Kecamatan Padang Cermin
5. Jarak ke Pusat Ke Pusat Pemerintahan Provinsi - Dari KPI Teluk Pandan sekitar 12 km Lokal dan jalan
Aktifitas (PKW) Bandar Lampung ArteriPrimer
KPI berdasarkan
No Sisi Sediaan (Supply Side) Keterangan
RTRW
Ke Pusat Pemerintahan - Dari KPI Teluk Pandan sekitar 38 km melalui jalan kabupaten
Kabupaten (PKWp) Gedung
Tataan
Ke Pusat Kegiatan Lokal Promosi - Dari KPI Teluk Pandan sekitar 50 km melalui jalan nasional dan
(PKLp) Tegineneng kabupaten
Ke Pusat Pelayanan Kawasan - Dari KPI Teluk Pandan sekitar 28 km melalui jalan nasional dan
(PPK) Perkotaan Padang Cermin kabupaten
Ke Pusat Pelayanan Kawasan - Dari KPI Teluk Pandan sekitar 51 km melalui jalan nasional dan
(PPK) Perkotaan Negeri Katon kabupaten
PPL Kedongdong - Dari KPI Teluk Pandan sekitar 49 km melalui jalan kabupaten
PPL Way Lima - Dari KPI Teluk Pandan sekitar 48 km melalui jalan kabupaten
PPL Punduh Pedada - Dari KPI Teluk Pandan sekitar 67 km melalui jalan kabupaten
PPL Way Khilau - Dari KPI Teluk Pandan sekitar 58 km melalui jalan kabupaten
PPL Marga Punduh - Dari KPI Teluk Pandan sekitar 38 km melalui jalan kabupaten
PPL Way Ratai - Dari KPI Teluk Pandan sekitar 35 km melalui jalan kabupaten
Ke Terminal Type B dan - Dari KPI Teluk Pandan sekitar 53 km melalui jalan kabupaten
termminal Barang di Gedong
Tataan
Ke Pelabuhan Industri di Punduh - Dari KPI Teluk Pandan sekitar 67 km melalui jalan kabupaten
Pedada
Ke Pelabuhan darat (dry port) di - Dari KPI Teluk Pandan sekitar 49 km melalui jalan kabupaten
Tegineneng
Ke Bandara Udara Raden Intan II - Dari KPI Teluk Pandan sekitar 42 km melalui jalan kabupaten
dan jalan nasional
Sumber : Hasil Analisis , 2018
1 KPI Siak Hulu Kebuhuhan Lahan industri (Ha) 64,8 65,31 65,77 66,28 66,85 68,65 68,93 71,44 71,73 74,59 74,97
RTH (8-10%) 6,48 6,53 6,58 6,63 6,69 6,87 6,89 7,14 7,17 7,46 7,50
Jalan (8-10%) 6,48 6,53 6,58 6,63 6,69 6,87 6,89 7,14 7,17 7,46 7,50
Infrastruktur penunjang (10%) 6,48 6,53 6,58 6,63 6,69 6,87 6,89 7,14 7,17 7,46 7,50
Total Lahan (Ha) 84,24 84,90 85,50 86,16 86,91 89,25 89,61 92,87 93,25 96,97 97,46
Listrik (0,15-0,20MW/ha) 16,85 16,98 17,10 17,23 17,38 17,85 17,92 18,57 18,65 19,39 19,49
Air Baku (0,55-0,75 l/dtk) 63,18 63,68 64,13 64,62 65,18 66,93 67,21 69,65 69,94 72,73 73,10
Telekomunikasi 20-40 SST/Ha) 3.370 3.396 3.420 3.447 3.476 3.570 3.584 3.715 3.730 3.879 3.898
TPS 1 unit/20 Ha 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5
2 KPI Tambang Kebuhuhan Lahan industri (Ha) 66,47 66,95 67,49 67,99 68,56 69,16 71,31 71,85 74,2 74,89 77,79
RTH (8-10%) 6,65 6,70 6,75 6,80 6,86 6,92 7,13 7,19 7,42 7,49 7,78
Jalan (8-10%) 6,65 6,70 6,75 6,80 6,86 6,92 7,13 7,19 7,42 7,49 7,78
Infrastruktur penunjang (10%) 6,65 6,70 6,75 6,80 6,86 6,92 7,13 7,19 7,42 7,49 7,78
Total Lahan (Ha) 86,41 87,04 87,74 88,39 89,13 89,91 92,70 93,41 96,46 97,36 101,13
Listrik (0,15-0,20MW/ha) 17,28 17,41 17,55 17,68 17,83 17,98 18,54 18,68 19,29 19,47 20,23
Air Baku (0,55-0,75 l/dtk) 64,81 65,28 65,80 66,29 66,85 67,43 69,53 70,05 72,35 73,02 75,85
Telekomunikasi 20-40 SST/Ha) 3.456 3.481 3.509 3.535 3.565 3.596 3.708 3.736 3.858 3.894 4.045
TPS 1 unit/20 Ha 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5
3 KPI Tapung Kebuhuhan Lahan industri (Ha) 60,63 61,11 61,54 62,03 62,57 63,07 65,08 65,57 67,76 68,27 71,01
RTH (8-10%) 6,06 6,11 6,15 6,20 6,26 6,31 6,51 6,56 6,78 6,83 7,10
Jalan (8-10%) 6,06 6,11 6,15 6,20 6,26 6,31 6,51 6,56 6,78 6,83 7,10
Infrastruktur penunjang (10%) 6,06 6,11 6,15 6,20 6,26 6,31 6,51 6,56 6,78 6,83 7,10
Total Lahan (Ha) 78,82 79,44 80,00 80,64 81,34 81,99 84,60 85,24 88,09 88,75 92,31
Listrik (0,15-0,20MW/ha) 15,76 15,89 16,00 16,13 16,27 16,40 16,92 17,05 17,62 17,75 18,46
Air Baku (0,55-0,75 l/dtk) 59,11 59,58 60,00 60,48 61,01 61,49 63,45 63,93 66,07 66,56 69,23
Telekomunikasi 20-40 SST/Ha) 3.153 3.178 3.200 3.226 3.254 3.280 3.384 3.410 3.524 3.550 3.693
TPS 1 unit/20 Ha 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
Berdasarkan hasil analisis sebelumnya, kebutuhan lahan industri setiap jenis industri untuk
20 tahun kedepan pada masing-masing KPI yang ada di wilayah Kabupaten Rokan Hulu
adalah seperti terlihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 42. Estimasi Kebutuhan lahan Industri pada KPI-Kepenuhan (Ha)
ESTIMASI KEBUTUHAN LAHAN DAN INFRASTRUKTUR KPI- KAB. ROKAN HULU
Tahun
Infrastruktur (Permenperin
No KPI
No.40/2016) 2019 2020 2021 2022 2023 2024-2028 2029-2033 2034-2039
1 KPI Kepenuhan Kebuhuhan Lahan industri (Ha) 61,83 61,83 63,94 63,94 66,18 66,18 70,88 73,39 78,62 78,62 87,19
RTH (8-10%) 6,18 6,18 6,39 6,39 6,62 6,62 7,09 7,34 7,86 7,86 8,72
Jalan (8-10%) 6,18 6,18 6,39 6,39 6,62 6,62 7,09 7,34 7,86 7,86 8,72
Infrastruktur penunjang (10%) 6,18 6,18 6,39 6,39 6,62 6,62 7,09 7,34 7,86 7,86 8,72
Total Lahan (Ha) 80,38 80,38 83,12 83,12 86,03 86,03 92,14 95,41 102,21 102,21 113,35
Listrik (0,15-0,20MW/ha) 16,08 16,08 16,62 16,62 17,21 17,21 18,43 19,08 20,44 20,44 22,67
Air Baku (0,55-0,75 l/dtk) 60,28 60,28 62,34 62,34 64,53 64,53 69,11 71,56 76,65 76,65 85,01
Telekomunikasi 20-40 SST/Ha) 3.215 3.215 3.325 3.325 3.441 3.441 3.686 3.816 4.088 4.088 4.534
TPS 1 unit/20 Ha 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 6
2 KPI Ujungbatu Kebuhuhan Lahan industri (Ha) 46,5 46,5 48,1 48,1 49,79 49,79 53,32 55,2 59,14 59,14 65,57
RTH (8-10%) 4,65 4,65 4,81 4,81 4,98 4,98 5,33 5,52 5,91 5,91 6,56
Jalan (8-10%) 4,65 4,65 4,81 4,81 4,98 4,98 5,33 5,52 5,91 5,91 6,56
Infrastruktur penunjang (10%) 4,65 4,65 4,81 4,81 4,98 4,98 5,33 5,52 5,91 5,91 6,56
Total Lahan (Ha) 60,45 60,45 62,53 62,53 64,73 64,73 69,32 71,76 76,88 76,88 85,24
Listrik (0,15-0,20MW/ha) 12,09 12,09 12,51 12,51 12,95 12,95 13,86 14,35 15,38 15,38 17,05
Air Baku (0,55-0,75 l/dtk) 45,34 45,34 46,90 46,90 48,55 48,55 51,99 53,82 57,66 57,66 63,93
Telekomunikasi 20-40 SST/Ha) 2.418 2.418 2.501 2.501 2.589 2.589 2.773 2.870 3.075 3.075 3.410
TPS 1 unit/20 Ha 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4
Sumber : Hasil Analisis, 2018
1 Mukomuko Kebuhuhan Lahan industri (Ha) 45,73 45,73 46,54 46,54 47,39 47,39 49,16 50,09 51,93 51,93 54,82
KPI- Lubuk Pinang RTH (8-10%) 4,57 4,57 4,65 4,65 4,74 4,74 4,92 5,01 5,19 5,19 5,48
Jalan (8-10%) 4,57 4,57 4,65 4,65 4,74 4,74 4,92 5,01 5,19 5,19 5,48
Infrastruktur penunjang (10%) 4,57 4,57 4,65 4,65 4,74 4,74 4,92 5,01 5,19 5,19 5,48
Total Lahan (Ha) 59,45 59,45 60,50 60,50 61,61 61,61 63,91 65,12 67,51 67,51 71,27
Listrik (0,15-0,20MW/ha) 11,89 11,89 12,10 12,10 12,32 12,32 12,78 13,02 13,50 13,50 14,25
Air Baku (0,55-0,75 l/dtk) 44,59 44,59 45,38 45,38 46,21 46,21 47,93 48,84 50,63 50,63 53,45
Telekomunikasi 20-40 SST/Ha) 2.378 2.378 2.420 2.420 2.464 2.464 2.556 2.605 2.700 2.700 2.851
TPS 1 unit/20 Ha 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
2 KPI Penarik Kebuhuhan Lahan industri (Ha) 28,22 28,22 28,69 28,69 29,22 29,22 30,32 30,90 32,03 32,03 33,81
RTH (8-10%) 2,82 2,82 2,87 2,87 2,92 2,92 3,03 3,09 3,20 3,20 3,38
Jalan (8-10%) 2,82 2,82 2,87 2,87 2,92 2,92 3,03 3,09 3,20 3,20 3,38
Infrastruktur penunjang (10%) 2,82 2,82 2,87 2,87 2,92 2,92 3,03 3,09 3,20 3,20 3,38
Total Lahan (Ha) 36,69 36,69 37,30 37,30 37,99 37,99 39,42 40,17 41,64 41,64 43,95
Listrik (0,15-0,20MW/ha) 7,34 7,34 7,46 7,46 7,60 7,60 7,88 8,03 8,33 8,33 8,79
Air Baku (0,55-0,75 l/dtk) 27,51 27,51 27,97 27,97 28,49 28,49 29,56 30,13 31,23 31,23 32,96
Telekomunikasi 20-40 SST/Ha) 1.467 1.467 1.492 1.492 1.519 1.519 1.577 1.607 1.666 1.666 1.758
TPS 1 unit/20 Ha 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 KPI Pondok Suguh Kebuhuhan Lahan industri (Ha) 33,06 33,06 33,67 33,67 34,28 34,28 35,57 36,21 37,56 37,56 39,64
RTH (8-10%) 3,31 3,31 3,37 3,37 3,43 3,43 3,56 3,62 3,76 3,76 3,96
Jalan (8-10%) 3,31 3,31 3,37 3,37 3,43 3,43 3,56 3,62 3,76 3,76 3,96
Infrastruktur penunjang (10%) 3,31 3,31 3,37 3,37 3,43 3,43 3,56 3,62 3,76 3,76 3,96
Total Lahan (Ha) 42,98 42,98 43,77 43,77 44,56 44,56 46,24 47,07 48,83 48,83 51,53
Listrik (0,15-0,20MW/ha) 8,60 8,60 8,75 8,75 8,91 8,91 9,25 9,41 9,77 9,77 10,31
Air Baku (0,55-0,75 l/dtk) 32,23 32,23 32,83 32,83 33,42 33,42 34,68 35,30 36,62 36,62 38,65
Telekomunikasi 20-40 SST/Ha) 1.719 1.719 1.751 1.751 1.783 1.783 1.850 1.883 1.953 1.953 2.061
TPS 1 unit/20 Ha 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3
4 KPI Ipuh Kebuhuhan Lahan industri (Ha) 44,72 44,72 45,48 45,48 46,33 46,33 48,04 48,95 50,77 50,77 53,58
RTH (8-10%) 4,47 4,47 4,55 4,55 4,63 4,63 4,80 4,90 5,08 5,08 5,36
Jalan (8-10%) 4,47 4,47 4,55 4,55 4,63 4,63 4,80 4,90 5,08 5,08 5,36
Infrastruktur penunjang (10%) 4,47 4,47 4,55 4,55 4,63 4,63 4,80 4,90 5,08 5,08 5,36
Total Lahan (Ha) 58,14 58,14 59,12 59,12 60,23 60,23 62,45 63,64 66,00 66,00 69,65
Listrik (0,15-0,20MW/ha) 11,63 11,63 11,82 11,82 12,05 12,05 12,49 12,73 13,20 13,20 13,93
Air Baku (0,55-0,75 l/dtk) 43,60 43,60 44,34 44,34 45,17 45,17 46,84 47,73 49,50 49,50 52,24
Telekomunikasi 20-40 SST/Ha) 2.325 2.325 2.365 2.365 2.409 2.409 2.498 2.545 2.640 2.640 2.786
TPS 1 unit/20 Ha 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
5 KPI Selagan Raya Kebuhuhan Lahan industri (Ha) 24,80 24,80 25,21 25,21 25,68 25,68 26,63 27,15 28,16 28,16 29,70
RTH (8-10%) 2,48 2,48 2,52 2,52 2,57 2,57 2,66 2,72 2,82 2,82 2,97
Jalan (8-10%) 2,48 2,48 2,52 2,52 2,57 2,57 2,66 2,72 2,82 2,82 2,97
Infrastruktur penunjang (10%) 2,48 2,48 2,52 2,52 2,57 2,57 2,66 2,72 2,82 2,82 2,97
Total Lahan (Ha) 32,24 32,24 32,77 32,77 33,38 33,38 34,62 35,30 36,61 36,61 38,61
Listrik (0,15-0,20MW/ha) 6,45 6,45 6,55 6,55 6,68 6,68 6,92 7,06 7,32 7,32 7,72
Air Baku (0,55-0,75 l/dtk) 24,18 24,18 24,58 24,58 25,04 25,04 25,96 26,47 27,46 27,46 28,96
Telekomunikasi 20-40 SST/Ha) 1.290 1.290 1.311 1.311 1.335 1.335 1.385 1.412 1.464 1.464 1.544
TPS 1 unit/20 Ha 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
6 KPI Teras Terunjam Kebuhuhan Lahan industri (Ha) 47,18 47,25 48,08 48,15 49,04 49,12 51,07 52,07 54,17 54,26 57,41
RTH (8-10%) 4,72 4,73 4,81 4,82 4,90 4,91 5,11 5,21 5,42 5,43 5,74
Jalan (8-10%) 4,72 4,73 4,81 4,82 4,90 4,91 5,11 5,21 5,42 5,43 5,74
Infrastruktur penunjang (10%) 4,72 4,73 4,81 4,82 4,90 4,91 5,11 5,21 5,42 5,43 5,74
Total Lahan (Ha) 61,33 61,43 62,50 62,60 63,75 63,86 66,39 67,69 70,42 70,54 74,63
Listrik (0,15-0,20MW/ha) 12,27 12,29 12,50 12,52 12,75 12,77 13,28 13,54 14,08 14,11 14,93
Air Baku (0,55-0,75 l/dtk) 46,00 46,07 46,88 46,95 47,81 47,89 49,79 50,77 52,82 52,90 55,97
Telekomunikasi 20-40 SST/Ha) 2.453 2.457 2.500 2.504 2.550 2.554 2.656 2.708 2.817 2.822 2.985
TPS 1 unit/20 Ha 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4
7 KPI Teramang Jaya Kebuhuhan Lahan industri (Ha) 32,89 32,89 33,44 33,44 34,08 34,08 35,34 35,99 37,34 37,34 39,41
RTH (8-10%) 3,29 3,29 3,34 3,34 3,41 3,41 3,53 3,60 3,73 3,73 3,94
Jalan (8-10%) 3,29 3,29 3,34 3,34 3,41 3,41 3,53 3,60 3,73 3,73 3,94
Infrastruktur penunjang (10%) 3,29 3,29 3,34 3,34 3,41 3,41 3,53 3,60 3,73 3,73 3,94
Total Lahan (Ha) 42,76 42,76 43,47 43,47 44,30 44,30 45,94 46,79 48,54 48,54 51,23
Listrik (0,15-0,20MW/ha) 8,55 8,55 8,69 8,69 8,86 8,86 9,19 9,36 9,71 9,71 10,25
Air Baku (0,55-0,75 l/dtk) 32,07 32,07 32,60 32,60 33,23 33,23 34,46 35,09 36,41 36,41 38,42
Telekomunikasi 20-40 SST/Ha) 1.710 1.710 1.739 1.739 1.772 1.772 1.838 1.871 1.942 1.942 2.049
TPS 1 unit/20 Ha 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3
Sumber : Hasil Analisis, 2018
Tabel 44. Estimasi Kebutuhan lahan Industri pada KPI-Air Sugihan (Ha)
ESTIMASI KEBUTUHAN LAHAN DAN INFRASTRUKTUR KPI- KAB. OGAN KOMERING ILIR
TAHUN
Infrastruktur (Permenperin
No KPI
No.40/2016) 2019 2020 2021 2022 2023 2024-2028 2029-2033 2034-2039
1 KPI Teluk Gelam Kebuhuhan Lahan industri (Ha) 66,2 70,53 75,31 80,55 86,26 92,48 124,23 134,22 185,32 201,52 311,72
RTH (8-10%) 6,62 7,05 7,53 8,06 8,63 9,25 12,42 13,42 18,53 20,15 31,17
Jalan (8-10%) 6,62 7,05 7,53 8,06 8,63 9,25 12,42 13,42 18,53 20,15 31,17
Infrastruktur penunjang (10%) 6,62 7,05 7,53 8,06 8,63 9,25 12,42 13,42 18,53 20,15 31,17
Total Lahan (Ha) 86,06 91,69 97,90 104,72 112,14 120,22 161,50 174,49 240,92 261,98 405,24
Listrik (0,15-0,20MW/ha) 17,21 18,34 19,58 20,94 22,43 24,04 32,30 34,90 48,18 52,40 81,05
Air Baku (0,55-0,75 l/dtk) 64,55 68,77 73,43 78,54 84,10 90,17 121,12 130,86 180,69 196,48 303,93
Telekomunikasi 20-40 SST/Ha) 3.442 3.668 3.916 4.189 4.486 4.809 6.460 6.979 9.637 10.479 16.209
TPS 1 unit/20 Ha 4 5 5 5 6 6 8 9 12 13 20
2 KPI Sungai Menang Kebuhuhan Lahan industri (Ha) 30,21 31,34 32,56 33,85 35,17 36,67 43,49 45,44 55,13 58,05 76,67
RTH (8-10%) 3,02 3,13 3,26 3,39 3,52 3,67 4,35 4,54 5,51 5,81 7,67
Jalan (8-10%) 3,02 3,13 3,26 3,39 3,52 3,67 4,35 4,54 5,51 5,81 7,67
Infrastruktur penunjang (10%) 3,02 3,13 3,26 3,39 3,52 3,67 4,35 4,54 5,51 5,81 7,67
Total Lahan (Ha) 39,27 40,74 42,33 44,01 45,72 47,67 56,54 59,07 71,67 75,47 99,67
Listrik (0,15-0,20MW/ha) 7,85 8,15 8,47 8,80 9,14 9,53 11,31 11,81 14,33 15,09 19,93
Air Baku (0,55-0,75 l/dtk) 29,45 30,56 31,75 33,00 34,29 35,75 42,40 44,30 53,75 56,60 74,75
Telekomunikasi 20-40 SST/Ha) 1.571 1.630 1.693 1.760 1.829 1.907 2.261 2.363 2.867 3.019 3.987
TPS 1 unit/20 Ha 2 2 2 2 2 2 3 3 4 4 5
1 Teluk Gelam
KPI Mesuji, Desa Sungai Kebuhuhan Lahan industri (Ha) 66,2
53,1 70,53
53,1 75,31
53,1 80,55
53,1 86,26
53,1 92,48
53,1 124,23
53,1 134,22
53,1 185,32
53,1 201,52
53,1 311,72
53,1
3
Sodong RTH (8-10%) 6,62 7,05 7,53 8,06 8,63 9,25 12,42 13,42 18,53 20,15 31,17
Jalan(8-10%)
RTH (8-10%) 6,62
5,31 7,05
5,31 7,53
5,31 8,06
5,31 8,63
5,31 9,25
5,31 12,42
5,31 13,42
5,31 18,53
5,31 20,15
5,31 31,17
5,31
Infrastruktur
Jalan (8-10%)penunjang (10%) 6,62
5,31 7,05
5,31 7,53
5,31 8,06
5,31 8,63
5,31 9,25
5,31 12,42
5,31 13,42
5,31 18,53
5,31 20,15
5,31 31,17
5,31
Total Lahan (Ha)
Infrastruktur penunjang (10%) 86,06
5,31 91,69
5,31 97,90
5,31 104,72
5,31 112,14
5,31 120,22
5,31 161,50
5,31 174,49
5,31 240,92
5,31 261,98
5,31 405,24
5,31
ListrikLahan
Total (0,15-0,20MW/ha)
(Ha) 17,21
69,03 18,34
69,03 19,58
69,03 20,94
69,03 22,43
69,03 24,04
69,03 32,30
69,03 34,90
69,03 48,18 69,03
69,03 52,40 81,05
69,03
Air Baku
Listrik (0,55-0,75 l/dtk)
(0,15-0,20MW/ha) 64,55
13,81 68,77
13,81 73,43
13,81 78,54
13,81 84,10
13,81 90,17
13,81 121,12
13,81 130,86
13,81 180,69
13,81 196,48
13,81 303,93
13,81
Telekomunikasi
Air Baku (0,55-0,7520-40 SST/Ha)
l/dtk) 3.442
51,77 3.668
51,77 3.916
51,77 4.189
51,77 4.486
51,77 4.809
51,77 6.460
51,77 6.979
51,77 9.637 10.479
51,77 51,77 16.209
51,77
TPS 1 unit/20 Ha 20-40 SST/Ha)
Telekomunikasi 4
2.761 5
2.761 5
2.761 5
2.761 6
2.761 6
2.761 8
2.761 9
2.761 12 2.761
2.761 13 20
2.761
TPS 1 unit/20 Ha 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 KPI Sungai Menang Kebuhuhan Lahan industri (Ha) 30,21 31,34 32,56 33,85 35,17 36,67 43,49 45,44 55,13 58,05 76,67
4 Lempuing, RTH (8-10%)Lahan industri (Ha)
Kebuhuhan 3,02
45,31 3,13
46,52 3,26
47,76 3,39
49,06 3,52
50,38 3,67
51,69 4,35
57,43 4,54
58,98 5,51
65,51 5,81
67,27 7,67
76,73
Jalan(8-10%)
RTH (8-10%) 3,02
4,53 3,13
4,65 3,26
4,78 3,39
4,91 3,52
5,04 3,67
5,17 4,35
5,74 4,54
5,90 5,51
6,55 5,81
6,73 7,67
Infrastruktur
Jalan (8-10%)penunjang (10%) 3,02
4,53 3,13
4,65 3,26
4,78 3,39
4,91 3,52
5,04 3,67
5,17 4,35
5,74 4,54
5,90 5,51
6,55 5,81
6,73 7,67
Total Lahan (Ha)
Infrastruktur penunjang (10%) 39,27
4,53 40,74
4,65 42,33
4,78 44,01
4,91 45,72
5,04 47,67
5,17 56,54
5,74 59,07
5,90 71,67
6,55 75,47
6,73 99,67
7,67
ListrikLahan
Total (0,15-0,20MW/ha)
(Ha) 7,85
58,90 8,15
60,48 8,47
62,09 8,80
63,78 9,14
65,49 9,53
67,20 11,31
74,66 11,81
76,67 14,33 87,45
85,16 15,09 19,93
99,75
Air Baku
Listrik (0,55-0,75 l/dtk)
(0,15-0,20MW/ha) 29,45
11,78 30,56
12,10 31,75
12,42 33,00
12,76 34,29
13,10 35,75
13,44 42,40
14,93 44,30
15,33 53,75 17,49
17,03 56,60 74,75
19,95
Telekomunikasi
Air Baku (0,55-0,7520-40 SST/Ha)
l/dtk) 1.571
44,18 1.630
45,36 1.693
46,57 1.760
47,83 1.829
49,12 1.907
50,40 2.261
55,99 2.363
57,51 2.867 65,59
63,87 3.019 3.987
74,81
TPS 1 unit/20 Ha 20-40 SST/Ha)
Telekomunikasi 2
2.356 2
2.419 2
2.484 2
2.551 2
2.620 2
2.688 3
2.986 3
3.067 4 3.498
3.407 4 5
3.990
TPS 1 unit/20 Ha 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 5
5 Air Sugihan, Desa Bukitbatu Kebuhuhan Lahan industri (Ha) 39,12 42 45,16 48,69 52,57 56,82 78,53 85,37 120,87 132,18 209,59
RTH (8-10%) 3,91 4,20 4,52 4,87 5,26 5,68 7,85 8,54 12,09 13,22 20,96
Jalan (8-10%) 3,91 4,20 4,52 4,87 5,26 5,68 7,85 8,54 12,09 13,22 20,96
Infrastruktur penunjang (10%) 3,91 4,20 4,52 4,87 5,26 5,68 7,85 8,54 12,09 13,22 20,96
Total Lahan (Ha) 50,86 54,60 58,71 63,30 68,34 73,87 102,09 110,98 157,13 171,83 272,47
Listrik (0,15-0,20MW/ha) 10,17 10,92 11,74 12,66 13,67 14,77 20,42 22,20 31,43 34,37 54,49
Air Baku (0,55-0,75 l/dtk) 38,14 40,95 44,03 47,47 51,26 55,40 76,57 83,24 117,85 128,88 204,35
Telekomunikasi 20-40 SST/Ha) 2.034 2.184 2.348 2.532 2.734 2.955 4.084 4.439 6.285 6.873 10.899
TPS 1 unit/20 Ha 3 3 3 3 3 4 5 6 8 9 14
Sumber : Hasil Analisis, 2018
Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 142 Tahun 2015, luas lahan Kawasan Industri minimal
50 ha atau minimal 5 ha untuk Kawasan Industri khusus industri kecil dan menengah.
Ketersediaan lahan harus memasukkan pertimbangan kebutuhan lahan di luar kegiatan
sektor industri sebagai efek bergandanya, seperti kebutuhan lahan perumahan dan
kegiatan permukiman dan perkotaan lainnya.
Berdasarkan hasil analisis sebelumnya, kebutuhan lahan industri setiap jenis industri untuk
20 tahun kedepan pada masing-masing KPI yang ada di wilayah Kabupaten Pesawaran
adalah seperti terlihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 46. Estimasi Kebutuhan lahan dan Infrastruktur Industri pada KPI-Kabupaten
Pesawaran (Ha)
ESTIMASI KEBUTUHAN LAHAN DAN INFRASTRUKTUR KPI- KAB. PESAWARAN
TAHUN
Infrastruktur (Permenperin
No KPI
No.40/2016) 2019 2020 2021 2022 2023 2024-2028 2029-2033 2034-2039
1 KPI Tegineneng Kebuhuhan Lahan industri (Ha) 84,84 88,2 91,53 95,1 98,91 102,66 119,68 124,34 144,94 150,57 182,46
RTH (8-10%) 8,48 8,82 9,15 9,51 9,89 10,27 11,97 12,43 14,49 15,06 18,25
Jalan (8-10%) 8,48 8,82 9,15 9,51 9,89 10,27 11,97 12,43 14,49 15,06 18,25
Infrastruktur penunjang (10%) 8,48 8,82 9,15 9,51 9,89 10,27 11,97 12,43 14,49 15,06 18,25
Total Lahan (Ha) 110,29 114,66 118,99 123,63 128,58 133,46 155,58 161,64 188,42 195,74 237,20
Listrik (0,15-0,20MW/ha) 22,06 22,93 23,80 24,73 25,72 26,69 31,12 32,33 37,68 39,15 47,44
Air Baku (0,55-0,75 l/dtk) 82,72 86,00 89,24 92,72 96,44 100,09 116,69 121,23 141,32 146,81 177,90
Telekomunikasi 20-40 SST/Ha) 4.412 4.586 4.760 4.945 5.143 5.338 6.223 6.466 7.537 7.830 9.488
TPS 1 unit/20 Ha 6 6 6 6 6 7 8 8 9 10 12
2 KPI teluk Pandan Kebuhuhan Lahan industri (Ha) 53,52 55,64 57,73 60,01 62,37 64,79 75,51 78,47 91,46 95,04 115,14
RTH (8-10%) 5,35 5,56 5,77 6,00 6,24 6,48 7,55 7,85 9,15 9,50 11,51
Jalan (8-10%) 5,35 5,56 5,77 6,00 6,24 6,48 7,55 7,85 9,15 9,50 11,51
Infrastruktur penunjang (10%) 5,35 5,56 5,77 6,00 6,24 6,48 7,55 7,85 9,15 9,50 11,51
Total Lahan (Ha) 69,58 72,33 75,05 78,01 81,08 84,23 98,16 102,01 118,90 123,55 149,68
Listrik (0,15-0,20MW/ha) 13,92 14,47 15,01 15,60 16,22 16,85 19,63 20,40 23,78 24,71 29,94
Air Baku (0,55-0,75 l/dtk) 52,18 54,25 56,29 58,51 60,81 63,17 73,62 76,51 89,17 92,66 112,26
Telekomunikasi 20-40 SST/Ha) 2.783 2.893 3.002 3.121 3.243 3.369 3.927 4.080 4.756 4.942 5.987
TPS 1 unit/20 Ha 3 4 4 4 4 4 5 5 6 6 7
2. KPI- TAMBANG
TAHUN
No. Infrastruktur
2019-2029 2030-2040
I. JARINGAN JALAN
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke pusat ibukota 10 km X X
kecamatan
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke Ibukota Kabupaten (Kota 32.1 km X X
Bangkinang)
Peningkatan dan pemeliharaan jalan nasional akses ke Ibukota 31.2 km X X
provinsi (Kota Pekanbaru).
Peningkatan dan pemeliharaan jalan akses ke Bandara Sultan Kasim 28.2 km X X
Pekanbaru
Peneningkatan dan pemeliharaan jalan Akses ke terminal:
- Terminal Bangkinang 32.1km X X
- Terminal Pagar 54.5 km X X
- Terminal Tapunghulu 87 km X X
- Terminal Lipatkain 61.1 km X X
- Terminal Tapung 50.3 km X X
Peneningkatan dan pemeliharaan jalan Akses ke Stasiun KA:
- Stasiun Penghentianraja 44.5 km X X
- Stasiun Kampar Kiri tengah 55.1 km X X
- Stasiun Lipatkain 61.1 km X X
II. ENERGI LISTRIK
Penambahan 10 % daya listrik dari estimasi kebutuhan Kabupaten 32.1 MW X X
Kampar sampai Tahun 2037 sebesar 321.02 MW
- Dukungan Pembangkit Listrik Tenaga Air Kotopanjang. kapasitas
114 MW.
- Dukungan PLTU Riau-Tenayan, memiliki kapasitas 2x110
megawatt (MW).
- Dukungan PLTU Tenayan kapasitas 636 MW
- Optimalisasi PLTD eksisting (Rokanhulu) 0,14 MW
III. TELEKOMUNIKASI
- Dukungan PT. Telkom Divisi Regional I Sumatera, PT. Indosat, X X
serta beberapa perusahaan komunikasi seluler swasta lainnya.
- Pelayanan PT.telkom didukung oleh central gateway di X X
Pekanbaru, 24 STO di Ibukota dan ibukota kecamatan
IV. PRASARANA ANGKUTAN
- Peningkatan pelayanan angkutan umum yang menghubungkan X X
antar kecamatan.
- Peningkatan pelayanan angkutan Bis Kota rute Bangkinang-
bandara sultankasim Pekanbaru
V. SUMBER AIR BAKU
- Wilayah Kecamatan Siak Hulu dan Tambang mengalir Sungai X X
Kampar Kanan
- Wilayah Tambang mengalir Sungai Siak dan Sungai Tapung Kiri
VI. LAHAN
Penyediaan Lahan Kawasan Industri (KI) Min 50 Ha X X
3. KPI- TAPUNG
TAHUN
No. Infrastruktur
2019-2029 2030-2040
I. JARINGAN JALAN
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke pusat ibukota 10 km X X
kecamatan
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke Ibukota Kabupaten (Kota 29.9 km X X
Bangkinang)
Peningkatan dan pemeliharaan jalan nasional akses ke Ibukota 50.8 km X X
provinsi (Kota Pekanbaru).
Peningkatan dan pemeliharaan jalan akses ke Bandara Sultan Kasim 55.1 km X X
Pekanbaru
Peneningkatan dan pemeliharaan jalan Akses ke terminal:
- Terminal Bangkinang 29.2 km X X
- Terminal Pagar 81.6 km X X
- Terminal Tapunghulu 47 km X X
- Terminal Lipatkain 90 km X X
- Terminal Tapung 6 km X X
Peneningkatan dan pemeliharaan jalan Akses ke Stasiun KA:
- Stasiun Penghentianraja 74.1km X X
TAHUN
No. Infrastruktur
2019-2029 2030-2040
- Stasiun Kampar Kiri tengah 84 km X X
- Stasiun Lipatkain 90 km X X
II. ENERGI LISTRIK
Penambahan 10 % daya listrik dari estimasi kebutuhan Kabupaten 32.1 MW X X
Kampar sampai Tahun 2037 sebesar 321.02 MW
- Dukungan Pembangkit Listrik Tenaga Air Kotopanjang. kapasitas
114 MW.
- Dukungan PLTU Riau-Tenayan, memiliki kapasitas 2x110
megawatt (MW).
- Dukungan PLTU Tenayan kapasitas 636 MW
- Optimalisasi PLTD eksisting (Rokanhulu) 0,14 MW
III. TELEKOMUNIKASI
- Dukungan PT. Telkom Divisi Regional I Sumatera, PT. Indosat, X X
serta beberapa perusahaan komunikasi seluler swasta lainnya.
- Pelayanan PT.telkom didukung oleh central gateway di X X
Pekanbaru, 24 STO di Ibukota dan ibukota kecamatan
IV. PRASARANA ANGKUTAN
- Peningkatan pelayanan angkutan umum yang menghubungkan X X
antar kecamatan.
- Peningkatan pelayanan angkutan Bis Kota rute Bangkinang-
bandara sultankasim Pekanbaru
V. SUMBER AIR BAKU
- Wilayah Kecamatan Tapung mengalir sungai Siak dan Sungai X X
Tapung Kiri
VI. LAHAN
Penyediaan Lahan Kawasan Industri (KI) Min 50 Ha X X
TAHUN
No. Infrastruktur
2019-2029 2030-2040
III. TELEKOMUNIKASI
Dukungan PT. Telkom Divisi Regional I Sumatera, PT. Indosat, serta X X
beberapa perusahaan komunikasi seluler swasta lainnya.
IV. PRASARANA ANGKUTAN
- Peningkatan pelayanan angkutan umum yang menghubungkan X X
antar kecamatan.
V. SUMBER AIR BAKU
a. Wilayah Sungai (WS) berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Rokan X X
b. Pembangunan Unit Pelayanan Ujung Batu, Pasir Pangaraian,
Dalu-dalu dan Tandun
c. Pemanfaatan mata air Aek Suaman dan Sungai Batang Lubuh,
Sungai
d. Rokan Kiri, Sungai Batang Sosa dan Sungai Tapung sebagai
sumber air baku.
VI. LAHAN
Penyediaan Lahan Kawasan Industri (KI) Min 50 Ha X X
Berikut ini indikasi program pengembangan KPI Kabupaten Mukomuko selama kurun
waktu 20 tahun mendatang.
TAHUN
No. Infrastruktur
2019-2029 2030-2040
- Terminal Penarik 2 km X X
- Pelabuhan Ipuh 81.9 km X X
- Pelabuhan Bantal 37 km X X
II. ENERGI LISTRIK
Penambahan 10 % daya listrik dari estimasi kebutuhan Kabupaten 43.1 MW X X
Pesawaran sampai Tahun 2037 sebesar 387 MW
- Dukungan PLTD Mukomuko kapasitas 25 MW, Wilayah
layanan Mukomuko
- Dukungan PLTD Ipuh Baru di Pondok Suguh 25 MW, Wilayah
layanan Mukomuko
- Dukungan PLTG Air Hitam 25 MW, Wilayah layanan
Mukomuko
- Dukungan PLTA Ulu Musi dan PLTA Tes 259 MW, Wilayah
layanan Bengkulu
- Direncanakan dibangun 14 pembangkit, 2 pembangkit,
berkapasitas 100 MW dan 12 pembangkit berkapasitas 4-80
MW Wilayah layanan Bengkulu
- Interkoneksi listrik dari Kambang (Sumbar), wilayah layanan
mukomuko
III. TELEKOMUNIKASI
Peningkatan Pelayanan telepon kabel oleh PT.Telkom untuk
kegiatan industri di wilayah layanan Kab. Mukomuko termasuk
KPI.
Layanan Menara Bersama Memenuhi kebutuhan telepon seluler
di KPI dan seluruh wilayah kabupaten
IV. PRASARANA ANGKUTAN
Penyelenggaraan Angkutan Umum dari KPI- ke seluruh Ibukota
Kecamatan di Wilayah Kab. Mukomuko
V. SUMBER AIR BAKU
Pemelihraan Sungai Buluh
VI. LAHAN
Penyediaan Lahan Kawasan Industri (KI) Min 50 Ha
3. KPI – PONDOK SUGIH
TAHUN
No. Infrastruktur
2019-2029 2030-2040
I. JARINGAN JALAN
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke pusat ibukota 10 km X X
kecamatan
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke Ibukota Kabupaten 75 km X X
(Kota Mukomuko)
Peningkatan dan pemeliharaan jalan nasional akses ke Ibukota 191 km X X
provinsi (Kota Bengkulu).
Peningkatan dan pemeliharaan jalan akses ke Bandara 77.9 X X
Peneningkatan dan pemeliharaan jalan Akses ke terminal:
- Terminal Ipuh 27 X X
- Terminal Lubuk Pinang 96.4 X X
- Terminal Mukomuko 75 X X
- Terminal Penarik 37 X X
- Pelabuhan Ipuh 27 km X X
- Pelabuhan Bantal 17 km X X
II. ENERGI LISTRIK
Penambahan 10 % daya listrik dari estimasi kebutuhan Kabupaten 43.1 MW X X
Pesawaran sampai Tahun 2037 sebesar 387 MW
- Dukungan PLTD Mukomuko kapasitas 25 MW, Wilayah
layanan Mukomuko
- Dukungan PLTD Ipuh Baru di Pondok Suguh 25 MW, Wilayah
layanan Mukomuko
- Dukungan PLTG Air Hitam 25 MW, Wilayah layanan
Mukomuko
- Dukungan PLTA Ulu Musi dan PLTA Tes 259 MW, Wilayah
layanan Bengkulu
- Direncanakan dibangun 14 pembangkit, 2 pembangkit,
berkapasitas 100 MW dan 12 pembangkit berkapasitas 4-80
MW Wilayah layanan Bengkulu
- - Interkoneksi listrik dari Kambang (Sumbar), wilayah
layanan mukomuko
III. TELEKOMUNIKASI
TAHUN
No. Infrastruktur
2019-2029 2030-2040
Peningkatan Pelayanan telepon kabel oleh PT.Telkom untuk X X
kegiatan industri di wilayah layanan Kab. Mukomuko termasuk
KPI.
Layanan Menara Bersama Memenuhi kebutuhan telepon seluler X X
di KPI dan seluruh wilayah kabupaten
IV. PRASARANA ANGKUTAN
Penyelenggaraan Angkutan Umum dari KPI- ke seluruh Ibukota X X
Kecamatan di Wilayah Kab. Mukomuko
V. SUMBER AIR BAKU
Pemelihraan Sungai Buluh X X
VI. LAHAN
Penyediaan Lahan Kawasan Industri (KI) Min 50 Ha X X
4. KPI-IPUH
TAHUN
No. Infrastruktur
2019-2029 2030-2040
I. JARINGAN JALAN
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke pusat ibukota 10 km X X
kecamatan
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke Ibukota Kabupaten 166 km X X
(Kota Mukomuko)
Peningkatan dan pemeliharaan jalan nasional akses ke Ibukota 384 km X X
provinsi (Kota Bengkulu).
Peningkatan dan pemeliharaan jalan akses ke Bandara 105 km X X
Peneningkatan dan pemeliharaan jalan Akses ke terminal:
- Terminal Ipuh 2 km X X
- Terminal Lubuk Pinang 124 km X X
- Terminal Mukomuko 97.8 km X X
- Terminal Penarik 65.5 km X X
Peneningkatan dan pemeliharaan jalan Akses ke Pelabuhan:
- Pelabuhan Ipuh 2 km X X
- Pelabuhan Bantal 52.2 km X X
II. ENERGI LISTRIK
Penambahan 10 % daya listrik dari estimasi kebutuhan Kabupaten 43.1 MW X X
Pesawaran sampai Tahun 2037 sebesar 433 MW
- Dukungan PLTD Mukomuko kapasitas 25 MW, Wilayah
layanan Mukomuko
- Dukungan PLTD Ipuh Baru di Pondok Suguh 25 MW, Wilayah
layanan Mukomuko
- Dukungan PLTG Air Hitam 25 MW, Wilayah layanan
Mukomuko
- Dukungan PLTA Ulu Musi dan PLTA Tes 259 MW, Wilayah
layanan Bengkulu
- Direncanakan dibangun 14 pembangkit, 2 pembangkit,
berkapasitas 100 MW dan 12 pembangkit berkapasitas 4-80
MW Wilayah layanan Bengkulu
- - Interkoneksi listrik dari Kambang (Sumbar), wilayah
layanan mukomuko
III. TELEKOMUNIKASI
Peningkatan Pelayanan telepon kabel oleh PT.Telkom untuk X X
kegiatan industri di wilayah layanan Kab. Mukomuko termasuk
KPI.
Layanan Menara Bersama Memenuhi kebutuhan telepon seluler X X
di KPI dan seluruh wilayah kabupaten
IV. PRASARANA ANGKUTAN
Penyelenggaraan Angkutan Umum dari KPI- ke seluruh Ibukota X X
Kecamatan di Wilayah Kab. Mukomuko
V. SUMBER AIR BAKU
Pemelihraan Sungai Buluh X X
VI. LAHAN
Penyediaan Lahan Kawasan Industri (KI) Min 50 Ha X X
TAHUN
No. Infrastruktur
2019-2029 2030-2040
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke pusat ibukota 10 km X X
kecamatan
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke Ibukota Kabupaten 56.6km X X
(Kota Mukomuko)
Peningkatan dan pemeliharaan jalan nasional akses ke Ibukota 264 km X X
provinsi (Kota Bengkulu).
Peningkatan dan pemeliharaan jalan akses ke Bandara 34.4 km X X
Peningkatan dan pemeliharaan jalan Akses ke terminal:
- Terminal Ipuh 78.1 km X X
- Terminal Lubuk Pinang 70 km X X
- Terminal Mukomuko 54 km X X
- Terminal Penarik 26.2 km X X
- Pelabuhan Ipuh 78.1 km X X
- Pelabuhan Bantal 41.1 km X X
II. ENERGI LISTRIK
Penambahan 10 % daya listrik dari estimasi kebutuhan Kabupaten 43.1 MW X X
Pesawaran sampai Tahun 2037 sebesar 387 MW
- Dukungan PLTD Mukomuko kapasitas 25 MW, Wilayah
layanan Mukomuko
- Dukungan PLTD Ipuh Baru di Pondok Suguh 25 MW, Wilayah
layanan Mukomuko
- Dukungan PLTG Air Hitam 25 MW, Wilayah layanan
Mukomuko
- Dukungan PLTA Ulu Musi dan PLTA Tes 259 MW, Wilayah
layanan Bengkulu
- Direncanakan dibangun 14 pembangkit, 2 pembangkit,
berkapasitas 100 MW dan 12 pembangkit berkapasitas 4-80
MW Wilayah layanan Bengkulu
- - Interkoneksi listrik dari Kambang (Sumbar), wilayah
layanan mukomuko
III. TELEKOMUNIKASI
Peningkatan Pelayanan telepon kabel oleh PT.Telkom untuk X X
kegiatan industri di wilayah layanan Kab. Mukomuko termasuk
KPI.
Layanan Menara Bersama Memenuhi kebutuhan telepon seluler X X
di KPI dan seluruh wilayah kabupaten
IV. PRASARANA ANGKUTAN
Penyelenggaraan Angkutan Umum dari KPI- ke seluruh Ibukota X X
Kecamatan di Wilayah Kab. Mukomuko
V. SUMBER AIR BAKU
Pemelihraan Sungai Buluh X X
VI. LAHAN
Penyediaan Lahan Kawasan Industri (KI) Min 50 Ha X X
6. KPI-TERAS TERUNJAM
TAHUN
No. Infrastruktur
2019-2029 2030-2040
I. JARINGAN JALAN
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke pusat ibukota 10 km X X
kecamatan
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke Ibukota Kabupaten 32.98 km X X
(Kota Mukomuko)
Peningkatan dan pemeliharaan jalan nasional akses ke Ibukota 224 km X X
provinsi (Kota Bengkulu).
Peningkatan dan pemeliharaan jalan akses ke Bandara 34.4 km X X
Peneningkatan dan pemeliharaan jalan Akses ke terminal:
- Terminal Ipuh 68.1 km X X
- Terminal Lubuk Pinang 52.2 km X X
- Terminal Mukomuko 26.8 km X X
- Terminal Penarik 19.2 km X X
Peneningkatan dan pemeliharaan jalan Akses ke Pelabuhan:
- Pelabuhan Ipuh 68.1 km X X
- Pelabuhan Bantal 29.1 km X X
II. ENERGI LISTRIK
Penambahan 10 % daya listrik dari estimasi kebutuhan Kabupaten 43.1 MW X X
Pesawaran sampai Tahun 2037 sebesar 433 MW
TAHUN
No. Infrastruktur
2019-2029 2030-2040
- Dukungan PLTD Mukomuko kapasitas 25 MW, Wilayah
layanan Mukomuko
- Dukungan PLTD Ipuh Baru di Pondok Suguh 25 MW, Wilayah
layanan Mukomuko
- Dukungan PLTG Air Hitam 25 MW, Wilayah layanan
Mukomuko
- Dukungan PLTA Ulu Musi dan PLTA Tes 259 MW, Wilayah
layanan Bengkulu
- Direncanakan dibangun 14 pembangkit, 2 pembangkit,
berkapasitas 100 MW dan 12 pembangkit berkapasitas 4-80
MW Wilayah layanan Bengkulu
- - Interkoneksi listrik dari Kambang (Sumbar), wilayah
layanan mukomuko
III. TELEKOMUNIKASI
Peningkatan Pelayanan telepon kabel oleh PT.Telkom untuk X X
kegiatan industri di wilayah layanan Kab. Mukomuko termasuk
KPI.
Layanan Menara Bersama Memenuhi kebutuhan telepon seluler X X
di KPI dan seluruh wilayah kabupaten
IV. PRASARANA ANGKUTAN
Penyelenggaraan Angkutan Umum dari KPI- ke seluruh Ibukota X X
Kecamatan di Wilayah Kab. Mukomuko
V. SUMBER AIR BAKU
Pemelihraan Sungai Buluh X X
VI. LAHAN
Penyediaan Lahan Kawasan Industri (KI) Min 50 Ha X X
TAHUN
No. Infrastruktur
2019-2029 2030-2040
IV. PRASARANA ANGKUTAN
Penyelenggaraan Angkutan Umum dari KPI- ke seluruh Ibukota X X
Kecamatan di Wilayah Kab. Mukomuko
V. SUMBER AIR BAKU
Pemelihraan Sungai Buluh X X
VI. LAHAN
Penyediaan Lahan Kawasan Industri (KI) Min 50 Ha X X
TAHUN
No. Infrastruktur
2019-2029 2030-2040
b. terminal Tipe B terletak di Desa Tugumulyo (Ibukota Kecamatan
Lempuing) dan Desa Tulung Selapan (Ibukota Kecamatan Tulung
Selapan);
c. terminal Tipe C terletak di PKLp Jejawi, PPK Pangkalan Lampam, PPK
Terate, PPK Menang Raya, PPK Cengal, PPK Lubuk Seberuk, PPK
Pematang Panggang, PPK Kemang Indah, PPK Catur Tunggal, dan PPK
Tanjung Lubuk;
pembangunan stasiun kereta api penumpang di Kayuagung dan X X
Tugumulyo
Pengembangan Transportasi Laut: X X
a. pelabuhan pengumpan yang terletak di Sungai Lumpur, Kuala
Duabelas, dan Sungai Batang;
b. rencana pembangunan pelabuhan laut yang berfungsi sebagai
pelabuhan regional terletak di kawasan muara Sungai Mesuji
Kecamatan Sungai Menang;
c. rencana pembangunan pelabuhan laut sebagai pelabuhan khusus
industri di Sungai Sugihan Kecamatan Air Sugihan
V. SUMBER AIR BAKU
Pemeliharaan Daerah Aliran Sungai sungai: X X
WS Musi-Sugihan-Banyuasin-Lemau yaitu:
- Sub DAS Batang, Jatigombol, Jeruju, Komering, Koyan, Lebonghitam,
Mengkudu, Ogan, Pasir, Pidada, Pulaudalam, Riding, Saleh, Sugihan,
Sungai Duabelas, Sungai Lumpur, teluk dalam dan Teluk Puleh.
- DAS kewenangan pemerintah kabupaten berjumlah 1 (satu) sub DAS
yaitu terletak di WS Mesuji-Tulang Bawang (Sub DAS Mesuji).
2. KPI- SUNGAI MENANG (Desa Gajah Mati)
TAHUN
No. Infrastruktur
2019-2029 2030-2040
I. JARINGAN JALAN
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke pusat ibukota kecamatan 10 km X X
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke Ibukota Kabupaten (Kota 154 km X X
Kayu Agung)
Peningkatan dan pemeliharaan jalan nasional akses ke Ibukota provinsi 210 km X X
(Kota Palembang).
Peningkatan dan pemeliharaan jalan akses ke Stasiun KA:
- Kayu Agung 154 km
- Tugumulya 161 km X X
Peneningkatan dan pemeliharaan jalan Akses ke terminal:
- Terminal Kayuagung 154 km X X
- Terminal Lempuing 160 km X X
Peneningkatan dan pemeliharaan jalan Akses ke Pelabuhan:
- Pelabuhan Sungai Batang 279 km X X
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke pusat ibukota kecamatan 10 km X X
II. ENERGI LISTRIK
Penambahan 10 % daya listrik dari estimasi kebutuhan Kabupaten OKI 22.7 MW X X
sampai Tahun 2033 sebesar 227 MW
- rencana pembangunan PLTB di Kecamatan Air Sugihan, Tulung
Selapan, Cengal dan Kecamatan Sungai Menang;
- rencana pengembangan PLTS di setiap kecamatan yang belum
dan/atau tidak dapat terjangkau dengan jaringan listrik interkoneksi;
dan
- rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga gas metan/CBM
dan batubara di kecamatan yang mempunyai potensi kandungan gas
metan dan batubara di Kecamatan Sungai Menang, Mesuji Raya,
Mesuji, dan Kecamatan Lempuing.
III. TELEKOMUNIKASI
Rencana pengembangan infrastruktur telekomunikasi berupa sistem X X
jaringan kabel telepon di seluruh ibukota kecamatan dan desa
Rencana pengembangan infrastruktur telekomunikasi berupa sistem X X
jaringan telepon nirkabel (seluler) di seluruh ibukota kecamatan dan desa
Rencana pengembangan jaringan telekomunikasi dengan memanfaatkan X X
sistem jaringan satelit di seluruh ibukota kecamatan, desa dan khususnya
pada wilayah terpencil
IV. PRASARANA ANGKUTAN
Pengembangan rute angkutan umum rute Kayuagung - Pedamaran Timur X X
(Sumber Hidup) - Sungai Menang)
Pngembangan terminal: X X
TAHUN
No. Infrastruktur
2019-2029 2030-2040
d. terminal Tipe A terletak di Kecamatan Kayuagung;
e. terminal Tipe B terletak di Desa Tugumulyo (Ibukota Kecamatan
Lempuing) dan Desa Tulung Selapan (Ibukota Kecamatan Tulung
Selapan);
f. terminal Tipe C terletak di PKLp Jejawi, PPK Pangkalan Lampam, PPK
Terate, PPK Menang Raya, PPK Cengal, PPK Lubuk Seberuk, PPK
Pematang Panggang, PPK Kemang Indah, PPK Catur Tunggal, dan PPK
Tanjung Lubuk;
pembangunan stasiun kereta api penumpang di Kayuagung dan X X
Tugumulyo
Pengembangan Transportasi Laut: X X
d. pelabuhan pengumpan yang terletak di Sungai Lumpur, Kuala
Duabelas, dan Sungai Batang;
e. rencana pembangunan pelabuhan laut yang berfungsi sebagai
pelabuhan regional terletak di kawasan muara Sungai Mesuji
Kecamatan Sungai Menang;
f. rencana pembangunan pelabuhan laut sebagai pelabuhan khusus
industri di Sungai Sugihan Kecamatan Air Sugihan
V. SUMBER AIR BAKU
Pemeliharaan Daerah Aliran Sungai sungai: X X
WS Musi-Sugihan-Banyuasin-Lemau yaitu:
- Sub DAS Batang, Jatigombol, Jeruju, Komering, Koyan, Lebonghitam,
Mengkudu, Ogan, Pasir, Pidada, Pulaudalam, Riding, Saleh, Sugihan,
Sungai Duabelas, Sungai Lumpur, teluk dalam dan Teluk Puleh.
- DAS kewenangan pemerintah kabupaten berjumlah 1 (satu) sub DAS
yaitu terletak di WS Mesuji-Tulang Bawang (Sub DAS Mesuji).
TAHUN
No. Infrastruktur
2019-2029 2030-2040
Pengembangan rute angkutan umum rute Kayuagung - Lempuing Jaya X X
(Lubuk Seberuk) - Mesuji Raya (Kemang Indah);
Pngembangan terminal: X X
g. terminal Tipe A terletak di Kecamatan Kayuagung;
h. terminal Tipe B terletak di Desa Tugumulyo (Ibukota Kecamatan
Lempuing) dan Desa Tulung Selapan (Ibukota Kecamatan Tulung
Selapan);
i. terminal Tipe C terletak di PKLp Jejawi, PPK Pangkalan Lampam, PPK
Terate, PPK Menang Raya, PPK Cengal, PPK Lubuk Seberuk, PPK
Pematang Panggang, PPK Kemang Indah, PPK Catur Tunggal, dan PPK
Tanjung Lubuk;
pembangunan stasiun kereta api penumpang di Kayuagung dan X X
Tugumulyo
Pengembangan Transportasi Laut: X X
g. pelabuhan pengumpan yang terletak di Sungai Lumpur, Kuala
Duabelas, dan Sungai Batang;
h. rencana pembangunan pelabuhan laut yang berfungsi sebagai
pelabuhan regional terletak di kawasan muara Sungai Mesuji
Kecamatan Sungai Menang;
i. rencana pembangunan pelabuhan laut sebagai pelabuhan khusus
industri di Sungai Sugihan Kecamatan Air Sugihan
V. SUMBER AIR BAKU
Pemeliharaan Daerah Aliran Sungai sungai: X X
WS Musi-Sugihan-Banyuasin-Lemau yaitu:
- Sub DAS Batang, Jatigombol, Jeruju, Komering, Koyan, Lebonghitam,
Mengkudu, Ogan, Pasir, Pidada, Pulaudalam, Riding, Saleh, Sugihan,
Sungai Duabelas, Sungai Lumpur, teluk dalam dan Teluk Puleh.
- DAS kewenangan pemerintah kabupaten berjumlah 1 (satu) sub DAS
yaitu terletak di WS Mesuji-Tulang Bawang (Sub DAS Mesuji).
4. KPI- LEMPUING (Desa Belida)
TAHUN
No. Infrastruktur
2019-2029 2030-2040
I. JARINGAN JALAN
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke pusat ibukota kecamatan 10 km X X
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke Ibukota Kabupaten (Kota 63.7 km X X
Kayu Agung)
Peningkatan dan pemeliharaan jalan nasional akses ke Ibukota provinsi 27 km X X
(Kota Palembang).
Peningkatan dan pemeliharaan jalan akses ke Stasiun KA:
- Kayu Agung 63.7 km
- Tugumulya 57.7 km X X
Peneningkatan dan pemeliharaan jalan Akses ke terminal:
- Terminal Kayuagung 63.7 km X X
- Terminal Lempuing 14 km X X
Peneningkatan dan pemeliharaan jalan Akses ke Pelabuhan:
- Pelabuhan Sungai Batang 204 km X X
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke pusat ibukota kecamatan 10 km X X
II. ENERGI LISTRIK
Penambahan 10 % daya listrik dari estimasi kebutuhan Kabupaten OKI 22.7 MW X X
sampai Tahun 2033 sebesar 227 MW
- rencana pembangunan PLTB di Kecamatan Air Sugihan, Tulung
Selapan, Cengal dan Kecamatan Sungai Menang;
- rencana pengembangan PLTS di setiap kecamatan yang belum
dan/atau tidak dapat terjangkau dengan jaringan listrik interkoneksi;
dan
- rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga gas metan/CBM
dan batubara di kecamatan yang mempunyai potensi kandungan gas
metan dan batubara di Kecamatan Sungai Menang, Mesuji Raya,
Mesuji, dan Kecamatan Lempuing.
III. TELEKOMUNIKASI
TAHUN
No. Infrastruktur
2019-2029 2030-2040
Rencana pengembangan jaringan telekomunikasi dengan memanfaatkan X X
sistem jaringan satelit di seluruh ibukota kecamatan, desa dan khususnya
pada wilayah terpencil
IV. PRASARANA ANGKUTAN
Pngembangan terminal: X X
j. terminal Tipe A terletak di Kecamatan Kayuagung;
k. terminal Tipe B terletak di Desa Tugumulyo (Ibukota Kecamatan
Lempuing) dan Desa Tulung Selapan (Ibukota Kecamatan Tulung
Selapan);
l. terminal Tipe C terletak di PKLp Jejawi, PPK Pangkalan Lampam, PPK
Terate, PPK Menang Raya, PPK Cengal, PPK Lubuk Seberuk, PPK
Pematang Panggang, PPK Kemang Indah, PPK Catur Tunggal, dan PPK
Tanjung Lubuk;
pembangunan stasiun kereta api penumpang di Kayuagung dan X X
Tugumulyo
Pengembangan Transportasi Laut: X X
j. pelabuhan pengumpan yang terletak di Sungai Lumpur, Kuala
Duabelas, dan Sungai Batang;
k. rencana pembangunan pelabuhan laut yang berfungsi sebagai
pelabuhan regional terletak di kawasan muara Sungai Mesuji
Kecamatan Sungai Menang;
l. rencana pembangunan pelabuhan laut sebagai pelabuhan khusus
industri di Sungai Sugihan Kecamatan Air Sugihan
V. SUMBER AIR BAKU
TAHUN
No. Infrastruktur
2019-2029 2030-2040
III. TELEKOMUNIKASI
TAHUN
No. Infrastruktur
2019-2029 2030-2040
- rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga gas metan/CBM
dan batubara di kecamatan yang mempunyai potensi kandungan gas
metan dan batubara di Kecamatan Sungai Menang, Mesuji Raya,
Mesuji, dan Kecamatan Lempuing.
III. TELEKOMUNIKASI