Anda di halaman 1dari 125

EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)

SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

1.1 LATAR BELAKANG, MAKSUD DAN TUJUAN

1.2 DASAR HUKUM


Sebagai landasan hukum utama dalam melaksanakan kegiatan ini antara lain adalah:
1. Undang-Undang No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian Pasal 14 tentang Perwilayah-
an Industri, Pasal 62-63 Tentang Infrastruktur Industri;
2. Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang merupakan
dasar bagi perencanaan tata ruang wilayah;
4. Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
5. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kab./ Kota;
6. Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2015 tentang RIPIN 2015-2035;
7. Peraturan Pemerintah RI No. 142 Tahun 2015 tentang Kawasan Industri;

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 1
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

8. Peraturan Presiden No. 2 Tahun 2015 tentang RPJMN Tahun 2015-2019;


9. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 39 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pemberian
Izin Usaha Kawasan Industri dan Izin Perluasan Kawasan Industri.
10. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 40 Tahun 2016 Tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Kawasan Industri.; dan
11. Peraturan-peraturan Pemerintah Daerah yang terkait.

1.3 RUANG LINGKUP


1.3.1 Ruang Lingkup Daerah Kajian
Ruang lingkup wilayah dalam kajian ini adalah Wilayah Sumatera yang meliputi 5 (lima)
wilayah kabupaten yaitu, Kabupaten Kampar dan Rokan Hulu, Provinsi Riau; Kabupaten
Muko-muko, Provinsi Bengkulu; Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan,
dan Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, lihat gambar di akhir Bab ini. Batasan ruang
lingkup wilayah yang dimaksud dirujuk dan telah ditentukan berdasarkan arahan RTRW
masing-masing kabupaten daerah studi yang masuk ke dalam Kawasan Peruntukan Industri
(KPI) berdasarkan pola ruang RTRW masing-masing kabupaten, lihat gambar peta di bawah.

1.3.2 Ruang Lingkup Materi


Ruang lingkup materi Review Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri (KPI) di Wilayah
Sumatera, meliputi:
1. Review peraturan terkait pengembangan KPI di wilayah studi;
2. Identifikasi dan analisis Pengembangan industri potensial yang prospektif berdasarkan
potensi daerah di tiap kabupaten di ruang lingkup di wilayah studi yang meliputi analisis
potensi sumber daya alam, potensi sumber daya manusia, dukungan sektor unggulan
daerah, trend industri eksisting, aliran barang dari dan ke wilayah studi, jenis industri
potensial, analisa produk turunan potensial beserta faktor-faktor penunjang lainnya (out
of the box).
3. Identifikasi proyeksi pertumbuhan industri prospektif untuk 20 tahun ke depan dengan
kurun waktu 5 tahun dengan berdasarkan analisis pertumbuhan ekonomi dan analisa
pertumbuhan industri potensial dengan menerapkan asumsi dan skenario di tiap
kabupaten di ruang lingkup di wilayah studi.

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 2
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

Gambar 1. Ruang Lingkup Wilayah KPI di Sumatera

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 3
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

4. Identifikasi dan analisis karakteristik eksisting wilayah studi baik dari sisi fisik alam,
lingkungan, infrastruktur, ekonomi wilayah, sosial budaya, dan lahan (luas, kondisi/
topografi, status tanah, kepemilikan tanah dan harga);
5. Identifikasi dan analisis kesesuaian KPI di wilayah studi dengan pedoman KPI, pedoman
pembangunan KI dan pedoman pembangunan SIKIM;Identifikasi dan analisis kinerja
infrastruktur industri baik eksisting maupun rencana ketersediaan (jaringan jalan,
ketersediaan sumber dan jaringan energy, sumber dan jaringan air bersih, jaringan
telekomunikasi, drainase, dan ketersediaan infrastruktur lain) dalam kawasan
peruntukan industri di tiap kabupaten di ruang lingkup wilayah studi.
6. Identifikasi Kebutuhan Infrastruktur Penunjang (lahan, bangkitan traffic, SDM, energi
listrik, air maupun IPAL) dengan memperhatikan karakteristik internal infrastrruktur
berdasarkan literature untuk setiap Kawasan Peruntukan Industri di tiap Kabupaten di
ruang lingkup di wilayah studi.
7. Identifikasi isu-isu dan permasalahan yang menjadi hambatan saat ini, termasuk status
lahan pada KPI serta tantangan yang akan dihadapi pengembangan KPI di wilayah studi
di masa depan.
8. Menyusun arahan rekomendasi pengembangan KPI untuk pembangunan KI dan Sentra
IKM berdasarkan analisis-analisis sebelumnya.

1.4 PENDEKATAN DAN METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Hasil studi literatur (RIPIN PP 14/2015) menunjukkan bahwa ke 5 (lima) KPI di wilayah
Sumatera sebagai daerah studi berada di luar dari 22 WPPI yang telah ditetapkan di dalam
RIPIN PP 14/2015. Karena itu, daerah Studi tidak termasuk ke dalam wilayah pengem-
bangan industri yang diprioritaskan secara nasional. Untuk itu, maka berbagai jenis industri
yang dapat dan akan dikembangkan perlu digali berdasarkan berbagai potensi sumber daya
alam yang ada pada masing-masing wilayah studi, termasuk pola aliran barang dari/ke
wilayah studi. Dengan demikian, maka keberadaan lokasi KPI dan sektor industri yang ada
pada masing-masing wilayah studi perlu ditinjau kembali (review), apakah KPI-KPI yang
telah ditetapkan di dalam RUTR/RDTR masing-masing daerah kabupaten tersebut sudah
memenuhi kaidah-kaidah kelayakan lokasi sesuai dengan kriteria lokasi industri yang telah
ditetapkan sesuai dengan peraturan yang berlaku, sehingga diminati oleh para calon
investor.
Secara teori kegiatan peninjauan kembali (review) merupakan suatu upaya memperbaiki
agar sesuatu yang telah direncanaan dapat berfungsi dengan baik. Review Pengembangan
Kawasan Peruntukan Industri (KPI) di Wilayah Sumatera yang mencakup 5 (lima) kabupa-
ten, yaitu Kab. Kampar, Kab. Rokan Hulu (Riau), Kab. Mukomuko (Bengkulu), Kab. Ogan
Komering Ilir (Sumatera Selatan), dan Kab. Pesawaran (Lampung) ini, dimaksudkan untuk
mengevaluasi apakah lokasi-lokasi KPI yang tekah disusun di dalam RTRW/RDTR masing-
masing kabupaten di wilayah studi sudah berjalan sebagaimana mestinya? Untuk melihat

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 4
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

kondisi KPI yang terdapat pada ke-5 lokasi tersebut di atas, pendekatan yang dianggap
paling tepat adalah dengan melihat dari dua sisi, yaitu sisi sediaan (supply side) dan dari sisi
permintaan (demand side) sebagaimana gambar bagan di bawah ini.

Gambar 2. Pendekatan Studi Review KPI

1.4.1 Pendekatan Sisi Sediaan (Supply Side)

Gambar 3. Pendekatan Supply Side

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 5
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

1.4.2 Pendekatan Sisi Permintaan (Demand Side)

Gambar 4. Pendekatan Demand Side

1.4.3 Pendekatan Sisi Sediaan - Permintaan (Supply versus Demand Sides)

Gambar 5. Pendekatan Supply dan Demand Sides

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 6
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

1.4.4 Metode Pelaksanaan Pekerjaan


Untuk mencapai ruang lingkup materi yang diharapkan, terdapat beberapa tahapan
pelaksanaan yang akan dilakukan, seperti:
1.4.4.1 Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan kegiatan Review Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri (KPI) di
Wilayah Sumatera di 5 (lima) Kabupaten/Kota, yaitu Kab. Kampar, Kab. Rokan Hulu (Riau),
Kab. Mukomuko (Bengkulu), Kab. Ogan Komering Ilir (Sumatera Selatan), dan Kab. Tulang
Bawang/Pesawaran (Lampung) terdiri dari:
1. Persiapan dan Koordinasi
2. Pengumpulan dan Pengolahan Data
3. Klarifikasi Lapangan
4. Analisis
5. Pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD)
6. Penyusunan Laporan.

1.4.4.2 Tahap Pengumpulan Data


a. Kebutuhan Data
kebutuhan data dari kegiatan ini antara lain adalah:
Tabel 1. Kebutuhan Data
Teknik
Jenis Data Data Sumber
Pengumpulan
 Isu-isu terkait pengembangan kawasan
Pemerintah Pusat
peruntukan industri di wilayah studi
(Kemenperin, Kemen. PU,
 Kebijakan terkait pengembangan kawasan
BKPM, Kementerian LHK,
peruntukan industri di wilayah studi
Kementerian Agra-ria & Tata
(RTRW, RPJMD, Ripida, dsb.) Wawancara,
Ruang, dll), Pemerintah
Kualitatif  Peraturan perundangan-undangan terkait observasi, survei
Daerah (Bappeda,
pengembangan kawasan peruntukan primer
Disperindag, BKPMD, dll),
industri di wilayah studi
pengelola kawasan industri,
 Kajian-kajian terkini mengenai
pengusaha industri,
pengembangan kawasan perun-tukan
akademisi, dan sebagainya
industri di wilayah studi
 Provinsi, kabupaten/kota dalam angka
 PDRB dan Potensi Lokal
BPS atau instansi terkait yang
Kuantitatif  Kinerja kawasan peruntukan industri di Survei
mengeluarkan data statistik,
(Statistik) wilayah studi instansional
pengelola kawasan industri
 Sektor industri: besar, menengah, dan
industri kecil (suplly dan demand)
 Peta Dasar wilayah studi
 Peta fisik alam wilayah studi (Jenis Tanah,
Curah Hujan, Topografi, Tutupan Lahan, Instansi Terkait yang memiliki
Peta Geologi), (BIG, Bappeda, Kemen. Survei
Spasial
 Peta Air Permukaan dan Air Bawah Tanah Agraria & Tata Ruang, dan instansional
 Digital Elevation Model (DEM) sebagainya)
 Peta persebaran kawasan peruntukan
industri wilayah studi/ Peta RTRW

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 7
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

Teknik
Jenis Data Data Sumber
Pengumpulan
 Peta infrastruktur pendukung kawasan
peruntukan industri wilayah studi
 Peta RTRW studi

b. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam kegiatan ini antara lain:
 Observasi: Teknik ini dilakukan dalam bentuk pengamatan terhadap satu objek
tertentu secara terstruktur dan sistematis, dalam kegiatan ini observasi dilakukan
dengan mengunjungi kawasan industri dan melihat dinamika, kinerja dan permasa-
lahan di dalamnya.
 Wawancara: Teknik ini dilakukan dengan mewawancarai narasumber untuk menda-
patkan informasi yang diinginkan, biasanya dilakukan dalam bentuk wawancara ter-
struktur dimana sebelumnya telah disiapkan poin-poin pertanyaaan yang akan disam-
paikan.
 Survei: Survei terdiri atas survei primer dan sekunder, survei primer biasanya dilakukan
dengan menemui responden secara langsung dimana surveior dapat menggunakan
kuesioner atau alat survei lainnya. Sedangkan survei sekunder umumnya berupa survei
instansional yaitu berupa kunjungan ke instansi dan lapangan disertai pengumpulan
dan pembelian data sekunder tersebut.
 Studi Literatur
 Focus Group Discussion (FGD): Melakukan pengumpulan data guna mendapatkan
masukan terkait dengan penyusunan laporan kajian dengan pihak terkait di daerah.
FGD dilaksanakan di masing-masing kabupaten/kota yang menjadi lokasi kegiatan.

1.4.4.3 Tahap Metode Analisis


Metode analisis yang digunakan dalam laporan ini secara rinci diperlihatkan pada Tabel 3
di bawah ini.
Tabel 2. Metode Analisis
Analisis Tujuan
 Analisis karakteristik wilayah studi baik dari  Mengetahui karakteristik kawasan industri di
sisi regulasi, fisik alam, lingkungan, wilayah studi baik dari fisik alam, lingkungan,
infrastruktur, ekonomi wilayah, dan sosial infrastruktur, ekonomi wilayah, dan sosial
budaya. budaya
 Analisis kesesuaian kawasan peruntukan  Mengetahui kesesuaian kawasan peruntukan
industri di wilayah studi dengan pedoman industri di wilayah studi
pengembangan kawasan industri.
 Analisis kinerja infrastruktur pendukung  Mengetahui kinerja infrastruktur pendukung
kawasan peruntukan industri di wilayah studi kawasan peruntukan industri di wilayah studi
 Review peraturan terkait pengembangan  Mengetahui kesesuaian dengan peraturan
kawasan peruntukan industri di wilayah studi terkait pengembangan kawasan peruntukan
industri di wilayah studi dengan kondisi terkini
 Analisis permasalahan dan hambatan yang  Mengetahui permasalahan dan hambatan
dihadapi selama ini dalam pengembangan dalam pengembangan kawasan peruntukan
kawasan peruntukan industri di wilayah studi industri

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 8
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

Analisis Tujuan
 Analisis tantangan pengembangan kawasan  Mengetahui kondisi serta tantangan
peruntukan industri di masa yang akan datang pengembangan kawasan peruntukan industri
di masa depan
 Penyusunan arahan pola ruang kawasan  Menyusun arahan pola ruang kawasan
peruntukan industri berdasarkan analisis- peruntukan industri berdasarkan analisis-
analisis sebelumnya analisis sebelumnya
 Penyusunan arahan zoning regulation kawasan  Menyusun arahan zoning regulation kawasan
peruntukan industri di wilayah studi peruntukan industri di wilayah studi

1.4.4.4 Focus Group Discussion (FGD)


Bedasarkan hasil analisis dilakukan focus group discussion yang dilakukan di setiap daerah
kajian. Guna melakukan pemantapan terhadap hasil identifikasi potensi perwilayahan
industri dengan pihak daerah.

1.4.4.5 Rumusan Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri (KPI) di Wilayah


Sumatera

Rumusan pengembangan Kawasan peruntukan industri (KPI) didasarkan pada 2 (dua) sisi
supply dan demand, yaitu:
(1) Kelayakan lokasi KPI yang terdapat di dalam RTRW masing-masing ke-5 kabupaten
wilayah studi (Kabupaten Kampar dan Rokan Hulu, Provinsi Riau; Kabupaten
Mukomuko Provinsi Bengkulu; Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera
Selatan; dan Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung), dilihat dari aspek fisik
(ketersediaan lahan, topografi, kesuburan tanah, daerah rawan gempa, harga lahan,
jarak terhadap permukiman terdekat dsb.) menghasilkan lokasi-lokasi KPI yang
terdapat di dalam masing-masing RTRW tersebut menjadi layak/tidak layak; perlu
penyempurnaan dan/atau arahan tindak lanjut.
(2) Ketersediaan layanan infrastruktur pendukung (jaringan jalan yang melayani, jarak ke
pusat aktivitas, jaringan listrik, sumber air bersih, jaringan telekomunikasi, sistem
sanitasi lingkungan), apakah masih perlu tambahan/kelengkapan.
(3) Jenis industri yang potensial dan prospektif layak dikembangkan pada masing-masing
KPI, sesuai dengan potensi sumberdaya alam dan kegiatan industry ikutannya (pohon
industri).
(4) Arahan rencana pengembangan KPI untuk 5-20 ke depan, berupa lokasi KPI definitif,
kebutuhan luas lahan, kebutuhan infrastruktur industry dan tenaga kerja.
(5) Berdasarkan hal-hal tersebut, kemudian direkomendasikan secara lengkap kebijakan,
arah dan strategi pengembangan Kawasan Peruntukan Industri yang ditinjau dalam
menyikapi perkembangan kawasan di masa mendatang.

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 9
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

2.1 KEBIJAKAN NASIONAL TERKAIT INDUSTRI


Dalam sub bab ini akan diuarikan mengenai kebijakan nasional terkait dengan kawasan
peruntukan industri baik di tingkat Pemerintah Pusat, Provinsi, maupun Kabupaten /Kota.
Kebijakan nasional terkait dengan perindutrian dan kawasan peruntukan industri antara
lain adalah:
1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian Pasal 14, Pasal 62-63,
dan Pasal 106;
2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang merupakan
dasar bagi perencanaan tata ruang wilayah dan Perturan Daerah terkait dengan
RTRW masing-masing daerah kabupaten di Provinsi Wilayah Sumtera;
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
4. Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2015 tentang RIPIN 2015-2035;
5. Peraturan Pemerintah RI No. 142 Tahun 2015 tentang Kawasan Industri;
6. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 40 Tahun 2016 Tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Kawasan Industri.

2.2 PEMAHAMAN TENTANG PENGEMBANGAN KPI


Pemerintah telah menerbitkan beberapa peraturan perundang-undangan baru yang
mengatur tentang sektor perindustrian, diantaranya yang terkait dengan Kawasan
Peruntukan Industri (KPI) adalah: Undang-Undang No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian
Pasal 14, Pasal 62-63, dan Pasal 106; kemudian Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2015
tentang RIPIN 2015-2035; dan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 40 Tahun 2016
Tentang Pedoman Teknis Pembangunan Kawasan Industri. Penjelasan keterkaitan antara
peraturan perundangan-undangan tersebut di atas dengan kegiatan review KPI adalah
sebagai berikut di bawah ini.
Undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian ini merupakan landasan
hukum pembangunan industri di Indonesia. Undang-undang ini menggantikan Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian, sebagai penjabaran operasional dari
Undang-Undang Dasar 1945 khususnya Pasal 33, yang sudah tidak memadai lagi, sehingga
perlu diganti dengan undang-undang yang baru guna mengantisipasi dinamika perubahan
lingkungan strategis, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Tujuan penyelengga-
raan industri di Indonesia menurut UU Nomor 3 Tahun 2014 tersebut di atas adalah:
1. Mewujudkan Industri nasional sebagai pilar dan penggerak perekonomian nasional;
2. Mewujudkan kedalaman dan kekuatan struktur Industri;
3. Mewujudkan Industri yang mandiri, berdaya saing, dan maju, serta Industri Hijau;

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 10
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

4. Mewujudkan kepastian berusaha, persaingan yang sehat, serta mencegah pemusatan


atau penguasaan Industri oleh satu kelompok atau perseorangan yang merugikan
masyarakat;
5. Membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja;
6. Mewujudkan pemerataan pembangunan Industri ke seluruh wilayah Indonesia guna
memperkuat dan memperkukuh ketahanan nasional; dan
7. Meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat secara berkeadilan.
Kemudian di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 142 Tahun 2015 tentang Kawasan
Industri yang merupakan penjabaran operasional dari UU No. 3 Tahun 2014, dikemukakan
bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 63 ayat (5) dan Pasal 108 Undang-Undang Nomor
3 Tahun 2014 tentang Perindustrian, pemerintah telah menjelaskan beberapa nomenklatur
terkait pengembangan sektor industri, antara lain yaitu:
1. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku dan/
atau memanfaatkan sumber daya industri sehingga menghasilkan barang yang
mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi, termasuk jasa industri;
2. Kawasan Peruntukan Industri adalah bentangan lahan yang diperuntukkan bagi
kegiatan Industri berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah yang ditetapkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Kawasan Industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan Industri yang dileng-
kapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh
Perusahaan Kawasan Industri.
4. Perusahaan Kawasan Industri (KI) adalah perusahaan yang mengusahakan pengem-
bangan dan pengelolaan kawasan Industri.
5. Perusahaan Industri adalah setiap orang yang melakukan kegiatan di bidang usaha
Industri yang berkedudukan di Indonesia;
6. Pengembangan Sentra Industri Kecil dan Industri Menengah (Sentra IKM) dilakukan
pada setiap wilayah Kabupaten/Kota (minimal sebanyak satu sentra IKM, terutama di
luar Pulau Jawa) yang dapat berada di dalam atau di luar kawasan industri. Bagi
kabupaten/kota yang tidak memungkinkan dibangun kawasan industri karena tidak
layak secara teknis dan ekonomis, maka pembangunan industri dilakukan melalui
pengembangan Sentra IKM yang perlu diarahkan baik untuk mendukung industri besar
sehingga perlu dikaitkan dengan pengembangan WPPI, maupun sentra IKM yang
mandiri yang menghasilkan nilai tambah serta menyerap tenaga kerja.
7. Wilayah Pengembangan Industri, yang selanjutnya disebut WPI adalah pengelom-
pokan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan keterkaitan ke
belakang (backward) dan keterkaitan ke depan (forward) sumber daya dan fasilitas
pendukungnya, serta memperhatikan jangkauan pengaruh kegiatan pembangunan
Industri.

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 11
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

bangan KI dan KPI, juga diatur di dalam PP Nomor 14/2015 tentang Rencana Induk Pengem-
bangan Industri Nasional Tahun 2015-2035. Muatan RIPIN 2015-2035 yang berkaitan
dengan KPI adalah perwilayahan industri sebagai berikut.
(1) Tujuan dan Sasaran Perwilayahan Industri
Pengembangan perwilayahan industri dilaksanakan dalam rangka percepatan penye-
baran dan pemerataan industri ke seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Dengan sasaran meliputi:
1. Peningkatan kontribusi sektor industri pengolahan non-migas luar Jawa dibanding
Jawa dari 27,22% : 72,78 % pada tahun 2013 menjadi 40% : 60% pada tahun 2035;
2. Peningkatan kontribusi investasi sektor industri pengolahan non-migas di luar
Jawa terhadap total investasi sektor industri pengolahan non migas nasional;
3. Penumbuhan kawasan industri sebanyak 36 kawasan yang memerlukan ketersedi-
aan lahan sekitar 50.000 Ha yang diprioritaskan berada di luar Jawa sampai dengan
tahun 2035; dan
4. Pembangunan Sentra IKM baru, sehingga setiap kabupaten/kota mempunyai
minimal satu Sentra IKM.
(2) Pengembangan Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI)
Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI) berperan sebagai penggerak utama
(prime mover) ekonomi dalam WPI. WPPI disusun berdasarkan kriteria sebagai berikut:
a. Potensi sumber daya alam (agro, mineral, migas);
b. Ketersediaan infrastruktur transportasi;
c. Kebijakan alternatif untuk pengembangan industri ke luar pulau jawa
d. Penguatan dan pendalaman rantai nilai;
e. Kualitas dan kuantitas SDM;
f. Memiliki potensi energi berbasis sumber daya alam (batubara, panas bumi, air);
g. Memiliki potensi sumber daya air industri;
h. Memiliki potensi dalam perwujudan industri hijau; dan
i. Kesiapan jaringan pemanfaatan teknologi dan inovasi.
Disamping kriteria umum di atas, daerah yang sudah memiliki pusat-pusat partum-
buhan industri berupa kawasan industri (KI) dan yang mempunyai rencana pengem-
bangan kawasan industri yang telah didukung oleh industri pendorong utama (anchor
industri) dapat langsung ditetapkan sebagai WPPI.
a. Lahan Industri berupa Kawasan Industri (KI) dan/atau berupa kawasan peruntukan
Industri (KPI);
b. Fasilitas jaringan energi dan kelistrikan;
c. Fasilitas jaringan telekomunikasi;
d. Fasilitas jaringan sumber daya air;
e. Fasilitas sanitasi; dan

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 12
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

f. Fasilitas jaringan transportasi.


(3) Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri (KPI)
Kawasan Peruntukan Indutri (KPI) adalah bentangan lahan yang diperuntukkan bagi
kegiatan industri berdasarkan rencana tata ruang wilayah yang ditetapkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Lokasi KPI ditetapkan dalam RTRW
masing-masing kabupaten. Di dalam KPI terdapat lokasi KI dan di daerah yang belum/
tidak memiliki KI atau telah memiliki kawasan industri tetapi kavlingnya sudah habis,
juga terdapat lokasi industri.
Dalam pengembangan KPI di seluruh NKRI termasuk di Wilayah Sumatera perlu
memperhatikan beberapa peraturan dan perundangan terkait seperti pada pasal 14 UU
No. 3/2014, yaitu bahwa Perwilayahan Industri dilakukan dengan paling sedikit
memperhatikan:
a. rencana tata ruang wilayah;
b. pendayagunaan potensi sumber daya wilayah secara nasional
c. peningkatan daya saing Industri berlandaskan keunggulan sumber daya yang
dimiliki daerah; dan
d. peningkatan nilai tambah sepanjang rantai nilai.
Dalam pengembangan KPI, RIPIN telah mengatur tentang program pengembangan KPI
yang diantaranya terdiri atas:
a. Rencana Jangka Menengah (2015-2019 )
 Koordinasi antarpemerintah provinsi/kabupaten/kota dengan kementerian/
lembaga terkait untuk penetapan KPI di dalam RTRW Kabupaten/Kota
 Melakukan review terhadap pengembangan KPI
 Pembangunan infrastruktur, penyediaan energi, sarana dan prasarana dalam
mendukung pengembangan KPI.
b. Rencana Jangka Panjang (2020-2025 )
 Melakukan review terhadap pengembangan KPI
 Pembangunan infrastruktur, penyediaan energi, sarana dan prasarana dalam
mendukung pengembangan kawasan peruntukan industri.

(4) Pengembangan Kawasan Industri (KI)


Pengembangan KI diprioritaskan pada daerah-daerah yang berada dalam WPPI.
Daerah-daerah di luar WPPI yang mempunyai potensi sector industri, juga dapat
dikembangkan dan dibangun KI, yang diharapkan dapat menjalin sinergi dengan WPPI
yang sesuai. Dalam rangka percepatan penyebaran industri keluar Pulau Jawa,
pemerintah mengembangkan KI-KI sebagai infrastruktur industri di WPPI. Pemba-
ngunan KI sebagai Perusahaan KI yang lebih bersifat komersial, didorong untuk
dilakukan oleh pihak swasta.

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 13
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

Dalam pengembangan KPI di Indonesia saat ini, terdapat beberapa permasalahan yang
selalu terjadi di awal pengembangan KPI, antara lain adalah terkait dengan:
1. Daya saing yang lemah;
2. Lokasi Kawasan Peruntukan Industri yang terisolasi;
3. Adanya resistensi sosial/masyarakat;
4. Pencemaran Lingkungan;
5. Cenderung ada ketergantungan terhadap pemerintah pusat;
6. Masalah Legalitas (lahan, perinzinan, dst.);
7. SDM yang belum siap; dan
8. Infrastruktur yang tidak/belim optimal.

2.3 KEBIJAKAN TATA RUANG TERKAIT DENGAN KPI

Beberapa kebijakan tata ruang yang perlu dirujuk terkait dengan KPI adalah terdapatnya
alokasi ruang untuk Kawasan Industri pada masing-masing ke-5 wilayah studi (Kabupaten
Kampar, Rokan Hulu, Mukomuko, Ogan Komering Ilir, dan Kabupaten Pesawaran) berda-
sarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) mulai dari level nasional (RTRWN dan RTR
Pulau Sumatera), level provinsi (RTRW Provinsi Riau, Bengkulu, Sumatera Selatan, dan
Provinsi Lampung; lihat tabel berikut di bawah ini.
Tabel 3. Kebijakan RTRW Terkait dengan KPI pada Masing-masing Wilayah Studi
No RTRW Hasil Telaahan terkait dengan Rencana Pola Ruang Pengembangan Industri
1 RTRW Nasional Peraturan Pemerintah No. 26/2008 dan No. 13/2017 tentang Perubah-an atas PP No. 26/2008
Tentang RTRWN, tidak menunjuk suatu daerah (provinsi atau kabupaten) sebagai kawasan
peruntukan industri, tetapi hanya mencantumkan kriterianya, yaitu: Kawasan peruntukan industri
ditetapkan dengan kriteria: a. berupa wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan industri;
b. tidak mengganggu kelestarian fungsi lingkungan hidup; dan/atau c. tidak mengubah lahan
produktif.
Arahan terperinci tentang pola ruang nasional, diatur di dalam RTR Pulau, termasuk Pulau
Sumatera.
2 RTR Pulau Sumatera Berdasarkan Perpres No. 13 Tahun 2012 tentang RTR Pulau Sumatera, rencana Pola Ruang ke-5
kabupaten wilayah studi diarahkan sebagai Kawasan Strategis Nasional/ Andalan sebagai:
 Kawasan pertanian pangan (Kabupaten Kampar, Rokan Hulu, OKI, Mukomuko, dan
Pesawaran);
 Kawasan hortikulur, Kab. OKI;
 Kawasan perkebunan sawit, karet, kopi (Kabupaten Kampar, Rokan Hulu, OKI, Mukomuko,
dan Pesawaran);
 Kawasan agropolitan  Kab. Kampar
 Kawasan perikanan/minapolitan (Kabupaten Kampar, Rokan Hulu, OKI, dan Pesawaran)
 Kawasan pertambangan mineral dan batu bara (Kab. Kampar, Rokan Hulu, OKI, dan
Pesawaran)
 Kawasan pertambangan minyak dan gas (Kab. Kampar, Rokan Hulu, dan OKI)
 PKW Andalan  Kabupaten Mukomuko.
 Ke-5 kabupaten wilayah studi, tidak diarahkan sebagai kawasan peruntukan industri
nasional, tetapi sebagai sentra produksi bahan baku industri olahan.

Menurut Perda Provinsi Riau No. 10/2018 tentang RTRW Provinsi Riau 2018-2038, Rencana Pola
3 RTRW Provinsi Riau Ruang di Kabupaten Kampar dan Rokan Hulu diarahkan untuk:
 kawasan hutan produksi terbatas dan hutan produksi tetap;
 kawasan pertanian tanaman pangan dan hortikultur;
 kawasan peruntukan perkebunan;
 kawasan pertambangan batu bara dan panas bumi;
 kawasan industri, tersebar di seluruh wilayah kabupaten, dan Kawasan Industri Kampar
sebagai Kawasan Strategis Provinsi

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 14
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

No RTRW Hasil Telaahan terkait dengan Rencana Pola Ruang Pengembangan Industri
4 RTRW Provinsi Menurut Perda Provinsi Bengkulu No. 2 Tahun 2012 tentang RTRW Provinsi Bengkulu 2012-2032,
Bengkulu Pola Ruang Kabupaten Mukomuko diarahkan untuk:
 kawasan peruntukan hutan produksi terbatas (hpt);
 kawasan peruntukan hutan produksi tetap (hp);
 kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan dan hortikultur;
 kawasan peruntukan perkebunan;
 kawasan peruntukan perikanan;
 kawasan pertambangan batubara dan pasir besi;
 kawasan industri; dan
 kawasan peruntukan pariwisata budaya
Terdapat KEK di sekitar Pelabuhan Pulau Baai seluas 432 Ha

5 RTRW Provinsi Berdasarkan Perda Provinsi Sumatera Selatan No. 11/2016 tentang RTRW Provinsi Sumatera
Sumatera Selatan Selatan Tahun 2016-2036, Pola Ruang Kabupaten OKI diarahkan untuk:
 kawasan Peruntukan Hutan Produksi Terbatas (HPT);
 kawasan Peruntukan Hutan Produksi Tetap (HP);
 Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan dan hortikultur;
 Kawasan peruntukan perkebunan karet, sawit, kelapa, dan tebu;
 Kawasan peruntukan peternakan dan perikanan tangkap;
 Kawasan pertambangan minyak dan gas;
 kawasan industri sedang dan industri kecil dan sentra-sentra industri, sebagai industri
prioritas provinsi.
6 RTRW Provinsi Berdasarkan Perda Provinsi Lampung No. 01 Tahun 2010 tentang RTRW Provinsi Tahun 2009-2029
Lampung dan Rancangan Perda Revisi RTRW Provinsi Lampung 2009-2029, hasil revisi 2017/ 2018, Pola
Ruang Kabupaten Pesawaran diarahkan untuk:
 kawasan hutan produksi tetap;
 kawasan pertanian tanaman pangan dan hortikultur (Kawasan agropolitan);
 kawasan peruntukan perkebunan kopi, kakau, karet, dan kelapa;
 kawasan industri besar dan industri kecil menengah.

7 RTRW Kabupaten Sampai saat ini Draft Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Kampar 2011-2031
Kampar, Provinsi Riau belum tuntas dibahas dan belum sempat disahkan, kemudian diperbaharui melalui revisi tahun
2017/2018 dan saat ini masih dalam proses finalisasi.
Kabupaten Kampar terdapat 79 perusahan besar dengan 288 orang tenaga kerja, 48 perusahaan
menengah dengan tenaga kerja sebanyak 25,989 orang dan 37 perusahaan kecil dengan tenaga
kerja 1.144 orang. Industri besar dan menengah berupa agroindustri kelapa sawit dan
karet. Luas perkebunan karet 102.234 Ha, kelapa 1.714 Ha, kelapa sawit 416.393 Ha. Saat ini
terdapat 4 pabrik crumb rubber dengan kapasitas 12.000 ton SIR per bulan atau 144.000 ton SIR
per tahun dan 35 unit pabrik kelapa sawit (crude palm oil/CPO) dengan kapasitas 1.200 ton TBS
per jam. Agroindustri tersebut akan dibanun di Kecamatan Tapung dan Kecamatan Tambang.

8 RTRW Kabupa-ten Berdasarkan Dok. Materi Teknis Pola Ruang dalam RTRW Kabupaten Rokan Hulu 2012-2032:
Rokan Hulu, Provinsi  Kawasan hutan produksi sebagai pendukung bahan baku industri kayu terdapat di Kec. Bonai
Riau Darussalam seluas 59.202,57 Ha (25,77%);
 di Kec. Rokan IV Koto seluas 47.147,02 Ha (20,52%); dan di Kec. Tambusai Utara seluas 38.297,1
5 Ha (16,67%);
 Perkebunan: di Kec. Kunto Darussalam seluas 49.493,10 (15,65%); Kec. Tambusai Utara seluas
43.698,71 Ha (13,81%), dan di Kec. Bonai Darussalam seluas 33.219,26 Ha (10,50%);
 Pertanian tanaman pangan (lahan basah dan lahan kering): di Kec. Bonai Darussalam seluas
12.489,59 Ha (12,07%); Kec. Kunto Darussalam 11.933,05 Ha (11,53%); di Kec. Rambah Samo
11.202,63 Ha (10,83%); dan di Kec. Tambusai Utara seluas 11.099,79 Ha (10,73%);
 Kawasan peruntukan industri (Besar) di Kec. Kepenuhan seluas 625,07 Ha dan industri kecil di
Kec. Ujung Batu seluas 62,11 Ha.

9 RTRW Kabupaten Peraturan Daerah Kabupaten Mukomuko No. 6 Tahun 2012 Tentang RTRW Kabupaten Mukomuko
Mukomuko, Provinsi Tahun 2012-2032, Rencana Pola Ruang-nya adalah sebagai berikut:
Bengkulu  Kawasan peruntukan hutan produksi terbatas terdapat di:
a. Air Manjuto seluas 10.764 Ha;
b. Air Ipuh II seluas 20.667 Ha;
c. Air Ipuh I seluas 20.545 Ha;
d. Lebong Kandis seluas 4.192 Ha
 Kawasan peruntukan hutan produksi tetap terdapat di:
a. Air Teramang seluas 4.854 Ha;
b. Air Dikit seluas 2.730 Ha; dan
c. Air Rami seluas 4.192 Ha.
 Kawasan peruntukan budidaya pertanian ada di:
a. Kecamatan Air Manjuto, Kecamatan Lubuk Pinang, Kecamatan V Koto, Kecamatan XIV
Koto, dan Kecamatan Selagan Raya seluas 26.213 Ha.
b. Kawasan peruntukan hortikultura seluas 22.714 Ha tersebar di seluruh kecamatan
c. Kawasan budidaya perkebunan terdapat di seluruh Kecamatan seluas 76.889 Ha.

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 15
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

No RTRW Hasil Telaahan terkait dengan Rencana Pola Ruang Pengembangan Industri
 Kawasan peruntukan industri : menengah (industri pengolahan crude palm oil/CPO) di
Kecamatan Lubuk Pinang, Kecamatan Penarik, Pondok Suguh, dan Kecamatan Ipuh, Selagan
Raya (Desa Talang Medan dan Desa Lubuk Sahung), Teras Terunjam, Teramang Jaya.
 Kawasan peruntukan industri kecil dan mikro berada di seluruh kecamatan Kabupaten
Mukomuko

10 RTRW Kabupa-ten Perda Kabupaten OKI No. 09/2013 tentang RTRW Kabupaten OKI 2013-2033, rencana pola
Ogan Komering Ilir, ruangnya adalah sebagai berikut:
Provinsi Sumatera  Kawasan peruntukan hutan produksi terbatas (HPT), terletak di Kecamatan Pedamaran dan
Selatan Kecamatan Pedamaran Timur, seluas 9.986 Ha;
 Kawasan peruntukan hutan produksi tetap terdapat di Mesuji III, Way Hitam Mesuji, Mesuji IV,
Simpang Heran Beyuku dan kawasan hutan produksi Terusan Sialang yang terletak di
Kecamatan Air Sugihan, Tulung Selapan, Cengal, Sungai Menang, Lempuing Jaya, Mesuji, dan
Kecamatan Mesuji Makmur seluas 652.423 Ha;
 Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan berkelanjutan berada Kecamatan Lempuing,
Lempuing Jaya, Mesuji Makmur, Tanjung Lubuk, Kayuagung, Sirah Pulau Padang, Jejawi,
Pangkalan Lampam, Pampangan, Cengal, Mesuji Raya, Mesuji, Teluk Gelam, Pedamaran Timur,
dan Kec. Pedamaran; padi sawah pasang surut di Kecamatan Air Sugihan dan Kecamatan
Sungai Menang.

11 RTRW Kabupaten Berdasarkan Perda No. 2/2012 tentang RTRW Kab. Pesawaran 2011-2031, rencana Pola Ruang
Pesawaran Kabupaten Pesawaran adalah sbb.:
 Kawasan peruntukan hutan produksi berada di Kecamatan Negeri Katon dan Kecamatan
Tegineneng seluas 1.955 Ha
 Kawasan peruntukan hutan rakyat tersebar di Kec. Tegineneng, Negeri Katon, Gedong
Tataan, Way Lima, Kedondong, Padang Cermin, dan Kecamatan Punduh Pedada seluas
23.350 Ha;
 Kawasan pertanian tanaman pangan lahan basah seluas 14.087 Ha dan lahan kering seluas
7.802 Ha berada di Kec. Kedondong, Punduh Pedada, Padang Cermin, Way Lima, Gedong
Tataan, Negeri Katon dan Kecamatan Tegineneng; dengan komoditas padi, jagung, ubi kayu,
ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau, dan kacang kedelai. Luas lahan pertanian pangan
berkelanjutan (LP2B) 8.452 Ha.
 Kawasan perkebunan seluas 37.474 Ha (aren, kelapa dalam, kelapa hibrida, karet, kelapa
sawit, kakao, lada, pala, kayu manis, cengkeh, vanili, kopi robusta, kopi). Perkebunan Besar
Negara (PBN/PTPN VII) dengan komoditas karet dan kelapa sawit di Way Lima seluas 2.620
Ha dan Way Berulu seluas 2.404 Ha; Perkebunan Besar Swasta (PBS) 63 Ha dengan komoditas
kakao.
 Kawasan peruntukan perikanan tangkap di Kec. Punduh Pedada;
 Kawasan peruntukan pertambangan mineral logam berupa biji besi, emas dan mangan yang
tersebar di Kecamatan Tegineneng, Negeri Katon, Padang Cermin, Punduh Pedada, Way
Lima, dan Kecamatan Kedondong; Tambang batuan silika, andesit, dan batu marmer tersebar
di Kecamatan Negeri Katon, Way Lima, Padang Cermin, Tegineneng, dan Kecamatan Gedong
Tataan; Batu bara tersebar di Kecamatan Kedondong dan Kecamatan Punduh Pedada.
 Pengembangan kawasan peruntukan industri besar di Kecamatan Tegineneng seluas 100 Ha,
di Kec. Padang Cermin seluas 100 Ha
 Pengembangan sentra-sentra IKM tersebar di seluruh kecamatan.
12 Peraturan Pemerintah Dalam Peraturan Pemerintah ini diatur bahwa Urusan Perindus-trian merupakan urusan antara
No. 36 Tahun 2007 pemerintah pusat dan daerah, dibagi bersama antartingkatan pemerintahan yang dibagi ber-sama
tentang Pembagian antar tingkatan dan/atau susunan pemerintahan.
Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabu-paten/kota mengatur dan
Pemerintah Daerah mengurus urusan pemerintahan yang berdasarkan kriteria pembagian urusan pemerintahan
Provinsi, dan berdasar-kan kriteria eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi dengan memperhatikan keserasian
Pemerintah Daerah hubungan antar tingkatan dan/atau susunan pemerintahan.
Kab./ Kota;

13 Undang-undang No. 32 Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Tahun 2009 tentang Lingkungan Hidup dinyatkan bahwa perencanaan tata ruang wilayah ditetapkan dengan mem-
Perlindungan dan perhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Ini mengandung makna bahwa
Pengelolaan setiap pemanfaatan ruang untuk pembangunan selain harus berdasarkan perencanaan tata ruang
Lingkungan Hidup (RTRW/RDTR) yang telah ditetapkan juga harus memperhatikan perlunya perlindungan terhadap
lingkungan hidup berkelanjutan.
Sumber : Dirangkum dari sumber berbagai Produk RTRW

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 16
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

3.1 KABUPATEN KAMPAR


3.1.1 Letak Geografis dan Batas Administrasi Wilayah
Secara astronomis, Kabupaten Kampar terletak antara 01°00’40’’ Lintang Utara dan
00°27’00’’ Lintang Selatan dan antara 100°28’30’’ − 101°14’30’’ Bujur Timur dan dilalui oleh
garis ekuator atau garis khatulistiwa yang terletak pada garis lintang 00. Kab Kampar yang
memiliki luas wilayah 11.289,28 km² merupakan kabupaten terluas ketiga di Provinsi Riau.
Berdasarkan posisi geografisnya, kabupaten Kampar memiliki batas-batas:
 Utara – Kota Pekanbaru, Kabupaten Siak;
 Selatan – Kabupaten Kuantan Singingi;
 Barat – Kabupaten Rokan Hulu dan Provinsi Sumatera Barat;
 Timur – Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Siak.
Dari 256 desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Kampar pada tahun 2016 sebanyak 184
desa (71,8 persen) merupakan desa non tertinggal, 55 desa (21,4 persen) merupakan desa
tertinggal, dan 17 desa (6,6 persen) merupakan desa sangat tertingal. Desa sangat
tertinggal banyak terdapat di Kecamatan Kampar Kiri Hulu yaitu sebanyak 9 desa.

Gambar 6. Peta Administrasi Kabupaten Kampar

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 17
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

3.1.2 Kawasan Peruntukan Industri Dalam RTRW


Berdasarkan Ranperda RTRW Kabupaten Kampar Tahun 2011-2031 kawasan peruntukan
industri Kabupaten Kampar sebagai berikut:
Kawasan peruntukan Industri berupa PKLp dan PPK yang dikembangkan menjadi sentra
Industri pengolahan hasil pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan meliputi:
a. kawasan industri besar dikembangkan di:
- Kecamatan Tapung;
- Kecamatan Tapung Hilir;
- Kecamatan Siak Hulu;
- Kecamatan Kampar Kiri; dan
- Kecamatan Perhentian Raja.
b. kawasan industri menengah dikembangkan di:
- Kecamatan Tambang;
- Kecamatan Siak Hulu;
- Kecamatan Kampar Kiri;
- Kecamatan XIII Koto Kampar;
- Kecamatan Perhentian Raja;
- Kecamatan Kampar Timur;
- Kecamatan Rumbio Jaya; dan
- Kecamatan Gunung Sahilan.
c. Kawasan industri kecil dan mikro dikembangkan di seluruh kecamatan berdasarkan
kesesuaian lingkungan.

Berdasarkan masukan pada saat kegiatan FGD 1 dan FGD 2 diperoleh arahan lokasi terpilih
sebagai Kawasan Peruntukan Industri yang akan dikembangkan sesuai dengan hasil Revisi
RTRW Kabupaten Kampar yaitu berlokasi di Kecamatan Siakhulu, Tambang, dan Kecamatan
Tapung.
3.1.3 Potensi Industri
Dalam PDRB Kabupaten Kampar periode 2012-2016, jenis-jenis industri di dalam sektor
industri pengolahan yang berkembang di Kabupaten Kampar didominasi oleh industri
makanan dan minuman rata-rata selama periode 2012-2016 kontribusinya sebesar 84,64
persen. Kemudian diikuti Industri Karet dan Barang dari Karet dan Plastik merupakan
industri dominan kedua rata-rata selama periode 2012-2016 kontribusinya 10,21 persen.
Tabel 4. Jenis-jenis Industri dari Industri Pengolahan Kabupaten Kampar selama 2012-
2016
No Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 Rata2
1 Industri Makanan dan Minuman 9.401.384,8710.614.927,08
11.372.692,23
12.402.414,51
13.382.578,609.401.384,87
2 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 5.634,97 6.262,49 6.759,80 7.282,69 7.786,00 5.634,97

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 18
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

No Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 Rata2


Industri Kayu, Barang dari Kayu
dan Gabus dan Barang dari
3 21.412,89 21.292,48 24.335,29 27.674,21 31.144,00 21.412,89
anyaman dari Bambu, Rotan dan
Sejenisnya
Industri Kertas dan Barang dari
4 Kertas; Percetakan dan 431.638,74 424.597,08 475.890,12 445.700,39 487.403,67 431.638,74
Reproduksi Media Rekaman
Industri Kimia, Farmasi dan Obat
5 3.380,98 3.757,50 4.055,88 4.369,61 4.671,60 3.380,98
Tradisional
Industri Karet, Barang dari Karet
6 1.246.455,491.286.316,241.442.541,921.450.711,081.418.609,391.246.455,49
dan Plastik
Industri Barang Galian Bukan
7 24.793,87 26.302,47 29.743,13 33.500,36 34.258,40 24.793,87
Logam
Industri Barang Logam,
8 Komputer, Barang Elektronik, 10.142,95 11.272,49 12.167,65 13.108,84 15.572,00 10.142,95
Optik, dan Peralatan Listrik
9 Industri Furnitur 111.572,42 117.734,88 137.899,98 167.501,78 172.849,22 111.572,42
Industri Pengolahan Lainnya;
10 Jasa Reparasi dan Pemasaran 11.269,94 11.272,49 13.519,61 14.565,37 15.572,00 11.269,94
Mesin dan Peralatan
Sumber : PDRB Kabupaten Kampar 2017

Tabel 5. Peranan Masing-masing jenis Industri di Kabupaten Kampar selama 2012-


2016
No Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 Rata2
1 Industri Makanan dan Minuman 83,42 84,75 84,12 85,15 85,94 84,68
2 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus
3 dan Barang dari anyaman dari Bambu, Rotan 0,19 0,17 0,18 0,19 0,20 0,19
dan Sejenisnya
Industri Kertas dan Barang dari Kertas;
4 3,83 3,39 3,52 3,06 3,13 3,39
Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman
5 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
6 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 11,06 10,27 10,67 9,96 9,11 10,21
7 Industri Barang Galian Bukan Logam 0,22 0,21 0,22 0,23 0,22 0,22
Industri Barang Logam, Komputer, Barang
8 0,09 0,09 0,09 0,09 0,10 0,09
Elektronik, Optik, dan Peralatan Listrik
9 Industri Furnitur 0,99 0,94 1,02 1,15 1,11 1,04
Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi
10 0,10 0,09 0,10 0,10 0,10 0,10
dan Pemasaran Mesin dan Peralatan
Sumber : PDRB Kabupaten Kampar 2017

3.2 KABUPATEN ROKAN HULU


3.2.1 Letak Geografis dan Batas Administrasi Wilayah
Kabupaten yang diberi julukan sebagai Negeri Seribu Suluk ini merupakan salah satu ka-
bupaten di Provinsi Riau yang secara astronomis terletak pada 00°25’20 dan 10°25’41
Lintang Utara (LU) serta 100°02’56 dan 100°56’59 BT, dimana 85% terdiri dari dataran dan

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 19
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

15% rawa-rawa dan perairan. Rokan Hulu merupakan Kabupaten yang terletak di Barat Laut
Pulau Sumatra.
Luas wilayah Kabupaten Rokan Hulu adalah 7.747,01 Km² yang berbatasan dengan wilayah
sebagai berikut:
a. Sebelah Utara, berbatasan dengan Provinsi Sumatra Utara dan Kabupaten Rokan Hilir
b. Sebelah Barat, berbatasan dengan Provinsi Sumatra Utara dan Sumatra Barat
c. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Kampar, Bengkalis dan Siak
d. Sebelah Selatan, berbatasan dengan Provinsi Sumatra Barat.
Secara administrasi Kabupaten Rokan Hulu dibagi kedalam 16 kecamatan. Kecamatan ter-
luas adalah Tambusai Utara (16,09 % dari luas kabupaten), sedangkan kecamatan terkecil
adalah Ujung Batu (1,03 % dari luas kabupaten).

Gambar 7. Peta Administrasi Kabupaten Rokan Hulu

3.2.2 Kawasan Peruntukan Industri Dalam RTRW


Pada saat FGD 1 dan 2 (September dan Oktober 2018) telah disepakati bahwa di dalam
RTRW untuk 20 tahun ke depan, KPI di Kabupaten Rokan Hulu tetap diarahkan di kedua
kecamatan tersebut di atas. Tabel dan gambar peta berikut di bawah ini menyajikan arahan
pola ruang di Kabupaten Rokan Hulu 2012-2032.
Tabel 6. Inventarisasi Arahan Rencana Pada RTRW Kabupaten Rokan Hulu
No Rencana Kabupaten Rokan Hulu
1 Pola Ruang
Kawasan Peruntukan Kawasan Peruntukan Industri direncanakan dengan luasan 625,07 Ha
Industri untuk Indutsri Besar dan 62,11 Ha untuk industri kecil dan menengah.

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 20
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

No Rencana Kabupaten Rokan Hulu


a. Kawasan Industri Besar di Kecamatan Kepenuhan
b. Kawasan Industri Menengah di Kecamatan Ujung Batu
c. IKM Gula Aren, olahan makanan dan Pandai Besi di Kecamatan
Rambah, batu bata di Kecamatan Ujung Batu
Sumber: RTRW Kabupaten Rokan Hulu 2012-2032

Pengembangan kawasan industri di Kabupaten Rokan Hulu terdiri dari kawasan industri
besar, menengah dan kecil/mikro.
 Industri besar sebagaimana diarahkan berada di Kecamatan Kepenuhan.
 Industri menengah diarahkan di Kecamatan Ujung Batu.
 Industri kecil dan mikro diarahkan di kecamatan Rambah dan Ujung Batu.

Gambar 8. Peta Pola Ruang Kabupaten Rokan Hulu

3.2.3 Potensi Industri


Dalam PDRB Kabupaten Rokan Hulu periode 2013-2017, jenis-jenis industry di dalam sektor
industry pengolahan yang berkembang di Kabupaten Rokan Hulu didominasi oleh industry
makanan dan minuman rata-rata selama periode 2013-2017 kontribusinya sebesar 94,03
persen. Kemudian diikuti Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional merupakan industri
dominan kedua rata-rata selama periode 2013-2017 kontribusinya 1,23 %.
Tabel 7. Jenis-jenis Industri dari Industri Pengolahan Kabupaten Rokan Hulu selama
2013-2017

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 21
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

No Uraian 2013 2014 2015 2016 2017


PDRB Industri Pengolahan
4.799.155,00 5.629.796,00 6.432.950,00 7.198.820,00 7.952.050,00
(ADHB) (Juta)
Industri Makanan dan
1 4.473.772,29 5.283.000,57 6.057.265,72 6.789.927,02 7.521.844,10
Minuman
Industri Tekstil dan Pakaian
2 14.397,47 15.763,43 16.725,67 18.716,93 19.880,13
Jadi
Industri Kayu, Barang dari
Kayu dan Gabus dan Barang
3 25.435,52 27.586,00 32.164,75 37.433,86 38.965,05
dari anyaman dari Bambu,
Rotan dan Sejenisnya
Industri Kertas dan Barang
4 dari Kertas; Percetakan dan 146.854,14 155.382,37 165.326,82 184.289,79 194.825,23
Reproduksi Media Rekaman
Industri Kimia, Farmasi dan
5 70.067,66 72.624,37 77.838,70 80.626,78 83.496,53
Obat Tradisional
Industri Barang Galian Bukan
6 16.797,04 18.578,33 19.942,15 21.596,46 23.856,15
Logam
Industri Barang Logam,
7 Komputer, Barang Elektronik, 8.158,56 9.007,67 10.292,72 11.518,11 12.723,28
Optik, dan Peralatan Listrik
8 Industri Alat Angkutan 4.319,24 4.503,84 5.146,36 5.759,06 5.566,44
9 Industri Furnitur 29.274,85 33.215,80 36.667,82 35.994,10 37.374,64
Industri Pengolahan Lainnya;
Jasa Reparasi dan
10 9.598,31 10.696,61 10.936,02 12.237,99 13.518,49
Pemasaran Mesin dan
Peralatan
Sumber: PDRB Kabupaten Rokan Hulu 2018

Tabel 8. Peranan Masing-masing jenis Industri di Kabupaten Rokan Hulu selama 2013-
2017
No Uraian 2013 2014 2015 2016 2017 Rata2
Kontribusi Industri ke PDRB Kabupaten (%) 22,17 22,20 23,91 24,71 25,62 25,62
1 Industri Makanan dan Minuman 93,22 93,84 94,16 94,32 94,59 94,03
2 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 0,30 0,28 0,26 0,26 0,25 0,27
Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus
3 dan Barang dari anyaman dari Bambu, Rotan 0,53 0,49 0,50 0,52 0,49 0,51
dan Sejenisnya
Industri Kertas dan Barang dari Kertas;
4 3,06 2,76 2,57 2,56 2,45 2,68
Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman
5 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 1,46 1,29 1,21 1,12 1,05 1,23
6 Industri Barang Galian Bukan Logam 0,35 0,33 0,31 0,30 0,30 0,32
Industri Barang Logam, Komputer, Barang
7 0,17 0,16 0,16 0,16 0,16 0,16
Elektronik, Optik, dan Peralatan Listrik
8 Industri Alat Angkutan 0,09 0,08 0,08 0,08 0,07 0,08
9 Industri Furnitur 0,61 0,59 0,57 0,50 0,47 0,55
Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi
10 0,20 0,19 0,17 0,17 0,17 0,18
dan Pemasaran Mesin dan Peralatan
Sumber: PDRB Kabupaten Rokan Hulu 2018

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 22
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

3.3 KABUPATEN MUKOMUKO


3.3.1 Letak Geografis dan Batas Administrasi Wilayah
Kondisi geografis Kabupaten Mukomuko sebagian besar merupakan dataran rendah
kecuali wilayah bagian timur, topografinya berbukit-bukit. Secara astronomis Kabupaten
Mukomuko terletak pada 101°01’36” – 101°51’08” Bujur Timur dan 02°16’06” – 03°07’08”
Lintang Selatan. Adapun perbatasan wilayah Kabupaten Mukomuko adalah sbb.:
a. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Pesisir Selatan
b. Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kabupaten Bengkulu Utara
c. Sebelah Barat, berbatasan dengan Samudra Hindia
d. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Kerinci
Secara administratif, Kabupaten Mukomuko ini terbagi menjadi 15 kecamatan, 148 desa,
dan 3 kelurahan, lihat gambar peta dan tabel di bawah ini.

Gambar 9. Peta Administrasi Kabupaten Mukomuko

Sebagian besar penduduk Mukomuko ini merupakan transmigran yang berasal dari Jawa,
Sunda, Minang, dan lain sebagainya. Sebab, Bengkulu termasuk Mukomuko sejak zaman
kolonial Belanda dijadikan "tanah harapan" bagi penduduk luar Bengkulu. Dari jumlah itu
37,4 % Suku Jawa; 6,3 % Suku Sunda, 5,4 % Minang; dan sisanya dari Bali, Bugis, Melayu,
Rejang, Serawai, Lembak. Kabupaten Mukomuko memiliki luas 4.146,34 km² atau 20,7 %
dari luas Provinsi Bengkulu. Wilayah Kabupaten Mukomuko terbentang dari Kabupaten
Pesisir Selatan (Provinsi Sumatera Barat) sampai Kabupaten Bengkulu Utara dan jaraknya
kurang lebih 250 km.

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 23
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

3.3.2 Kawasan Peruntukan Industri Dalam RTRW


Saat ini Pemerintah Kabupaten Mukomuko masih menyusun Revisi RTRW Kabupaten
Mukomuko 2018-2038, revisi dari RTRW Kabupaten Mukomuko Tahun 2012-2032 (Perda
No.6/2012). Dengan demikian KPI yang dikaji dalam pekerjaan ini adalah KPI yang tercan-
tum di dalam RTRW Perda No.6/2012. Struktur dan pola ruang dalam RTRW Kabupaten
Mukomuko tersebut adalah sebagai gambar dan tabel berikut di bawah ini dengan arahan
pola ruang untuk KPI terbagi atas industri menengah serta kecil dan mikro, sebagai berikut:
a. Kawasan industri menengah berupa industri pengolahan crude palm oil (CPO) di
Kecamatan Lubuk Pinang, Kecamatan Penarik, Pondok Suguh, dan Kecamatan Ipuh,
Selagan Raya ( Desa Talang Medan dan Desa Lubuk Sahung), Teras Terunjam, Teramang
Jaya; dan
b. Kawasan peruntukan industri kecil dan mikro berada di seluruh kecamatan Kabupaten
Mukomuko.

Gambar 10. Peta KPI Dalam RTRW Kab. Mukomuko 2012-2032

Tabel 9. Inventarisasi Arahan Rencana Pada RTRW Kabupaten Mukomuko


No Rencana Kabupaten Mukomuko
1 Pola Ruang
Kawasan Peruntukan Industri terdiri atas industri menengah serta kecil
dan mikro.
Kawasan Peruntukan a. Kawasan industri menengah berupa industri pengolahan crude palm oil
Industri (CPO) di Kecamatan Lubuk Pinang, Kecamatan Penarik, Pondok Suguh,
dan Kecamatan Ipuh, Selagan Raya ( Desa Talang Medan dan Desa
Lubuk Sahung), Teras Terunjam, Teramang Jaya

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 24
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

No Rencana Kabupaten Mukomuko


b. Kawasan peruntukan industri kecil dan mikro berada di seluruh
kecamatan Kabupaten Mukomuko
Sumber: RTRW Kabupaten Mukomuko 2012-2032

3.3.3 Potensi Industri


Klasifikasi industri pengolahan dibagi ke dalam 4 (empat) kategori berdasarkan jumlah
tenaga kerja, yaitu industri besar, jika jumlah pekerjanya lebih dari 100 orang, industri
sedang jika jumlah pekerjanya antara 20 hingga 99 orang. Industri kecil jika mempekerjakan
pekerja antara 5-19 orang, dan jika jumlah pekerjanya 1 hingga 4 orang maka diklasifika-
sikan sebagai industri kerajinan rumah tangga. Peranan sektor industri pengolahan dalam
perekonomian Kabupaten Mukomuko dideterminasi oleh perusahaan CPO (Crude Palm
Oil). Perkembangannya sangat dipengaruhi oleh produksi perkebunan kelapa sawit. Selama
kurun waktu 2010-2015, peranan sektor industri pengolahan dalam PDRB mencapai 11
persen per tahun dan di tahun 2016 meningkat menjadi 12,02 persen.
Pada tahun 2016, Kabupaten Mukomuko sebagian besar memiliki 617 industri makanan,
163 industri barang galian bukan logam, 98 industri kayu, barang dari kayu dan gabus, dan
barang anyaman dari bambu, rotan, dan sejenisnya, serta 139 industri furnitur.
Tabel 10. Jumlah Perusahaan, Tenaga Kerja dan Nilai Produksi Menurut Klasifikasi
Industri di Kabupaten Mukomuko, 2016
Tenaga Nilai
No Klasifikasi Baku Lapangan Usaha 2 Digit Perusahaan
Kerja Produksi
1 Industri Makanan 617 1.409 20.215.230
2 Industri Minuman 60 182 8.443.000
3 Tekstil 15 35 730.500
4 Pakaian Jadi 3 6 125.000
5 Kulit, Barang dari Kulit, dan Alas Kaki 13 19 181.500
Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus,
dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan, dan 98 258 4.292.750
6 Sejenisnya
7 Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia 2 6 137.500
8 Karet dan Barang dari Karet dan Plastik 1 2 100.000
9 Barang Galian Bukan Logam 163 449 4.929.000
10 Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya 34 100 1.575.000
11 Alat Angkutan Lainnya 5 20 350.000
12 Furnitur 139 405 20.024.000
13 Pengolahan Lainnya 2 2 144.000
Sumber: Kabupaten Mukomuko Dalam Angka, 2017

Lokasi Mukomuko yang strategis, yang terletak di tengah-tengah jalan lintas Dua Kota besar
yaitu Kota Padang dan Kota Bengkulu. Infrastruktur yang mendukung, kualitas sumber daya
manusia, potensi sektor manufaktur, perdagangan dan jasa yang sedang berkembang
karena pertumbuhan ekonomi yang tinggi Terutama daerah-daerah sekitarnya, menjadi-
kannya sebagai sebuah kota yang menarik dan berdaya jual bagi para investor.

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 25
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

3.4 KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR


3.4.1 Letak Geografis Dan Batas Administrasi Wilayah
Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir terletak di bagian Timur Provinsi Sumatera Selatan
yaitu tepatnya antara 104°20’ dan 106°00’ Bujur Timur dan 2°30’ sampai 4°15’ Lintang
Selatan, luasnya mencapai 19.023,47 Km². Secara administrasi berbatasan dengan:
a. Kabupaten Banyuasin, Kabupaten Ogan Ilir dan Kota Palembang di sebelah Utara
b. Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dan Provinsi Lampung di sebelah Selatan
c. Kabupaten Ogan Ilir dan Kabupaten OKU Timur di sebelah Barat, dan
d. Selat Bangka dan Laut Jawa di sebelah Timur.
Sekitar 75 persen dari luas wilayah Kabupaten OKI merupakan bentangan rawa dan 25
persennya merupakan daratan. Daerah ini dialiri oleh banyak sungai dan memiliki wilayah
pantai dan laut. Wilayah pesisir Pantai Timur OKI meliputi Kecamatan Air Sugihan, Tulung
Selapan, Cengal dan Kecamatan Sungai Menang.

Gambar 11. Peta Adminitrasi Kabupaten Ogan Komering Ilir

3.4.2 Kawasan Peruntukan Industri Dalam RTRW


Di dalam RTRW Kabupaten OKI, lokasi KPI menunjukkan wilayah kecamatan dan tidak
secara ekplisit mencantumkan luasan lahan untuk kawasan peruntukkan industri (KPI)
dengan luas hamparan lahan lebih dari 50 ha. Peruntukan lahan industri yang tercantum
adalah menggambarkan peruntukan lahan industri untuk IKM yang lokasi IKM nya tersebar
di setiap kecamatan mendekati potensi bahan baku yang tersedia, lihat tabel di bawah.

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 26
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

Tabel 11. Inventarisasi Arahan Rencana Pada RTRW Kabupaten Ogan Komering Ilir
No Rencana Kabupaten Ogan Komering Ilir
1 Pola Ruang
a. Industri kecil rumah tangga dan sedang berbasis pertanian tanaman
pangan padi dan palawija di Kecamatan Mesuji, Lempuing, dan Kecamatan
Jejawi;
b. Industri kecil rumah tangga, sedang dan besar berbasis hortikultura (buah-
buahan) di Kecamatan Tanjung Lubuk, Kota Kayuagung dan Kecamatan
Sirah Pulau Padang;
c. Industri kecil rumah tangga, sedang dan besar berbasis perikanan (darat
dan laut) di Kecamatan Pedamaran, Kota Kayuagung, Pampangan,
Pangkalan Lampam, Tulung Selapan, Cengal dan Kecamatan Sungai
Kawasan
Menang;
Peruntukan
d. Industri kecil rumah tangga, sedang dan besar berbasis peternakan di
Industri
Kecamatan Pampangan dan Pangkalan Lampam;
e. Industri kecil rumah tangga, sedang dan besar berbasis perkebunan di
Kecamatan Mesuji, Mesuji Raya, Mesuji Makmur, Lempuing, Lempuing
Jaya, Pedamaran, Pedamaran Timur, Cengal, Sungai Menang, Tulung
Selapan, Pampangan, Tanjung Lubuk, Teluk Gelam dan Kecamatan Air
Sugihan; dan
f. Industri kecil rumah tangga sedang dan besar berbasis kehutanan (kayu) di
Kecamatan Kota Kayuagung, Air Sugihan, Tulung Selapan, Cengal, Sungai
Menang dan Kecamatan Mesuji
Sumber : RTRW Kabupaten OKI 2013-2033

Peraturan Daerah Kabupaten OKI No.9 Tahun 2013 tentang RTRW Kabupaten OKI Tahun
2013 - 2033, mengarahkan KPI berdasarkan basis sumber daya alam (bahan baku) industri,
yaitu: (1) pertanian tanaman pangan; (2) hortikuktur (buah-buahan); (3) perikanan tangkap
dan budidaya; (4) perkebunan; (5) kehutanan (kayu) dengan komoditas industri unggulan:
kerupuk kemplang, karajinan pisang purun, dan industri sandang kain songket.

3.4.3 Potensi Industri


Dalam PDRB Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) periode 2013-2017, jenis-jenis industry di
dalam sektor industry pengolahan yang berkembang di Kabupaten OKI didominasi oleh
industry makanan dan minuman rata-rata selama periode 2013-2017 kontribusinya
sebesar 84,06 persen. Kemudian diikuti Industri Barang Galian Bukan Logam merupakan
industri dominan kedua rata-rata selama periode 2013-2017 kontribusinya 6,44 persen
dan Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang dari anyaman dari Bambu,
Rotan dan Sejenisnya merupakan industri dominan ketiga rata-rata selama periode 2013-
2017 kontribusinya 5,90 persen.

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 27
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

Tabel 12. Jenis-jenis Industri dari Industri Pengolahan Kabupaten OKI selama 2013-2017 (Juta Rupiah)
No Uraian 2013 2014 2015 2016 2017
1 Industri Makanan dan Minuman 666.102,25 785.563,18 1.017.339,68 1.301.002,54 1.619.042,68
2 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 1.583,38 1.847,47 1.696,58 1.798,00 2.006,02
Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang dari
3 63.335,13 69.134,23 73.922,24 72.519,32 69.846,06
anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya
Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan dan
4 750,02 777,88 848,29 899,00 1.094,19
Reproduksi Media Rekaman
5 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 416,68 388,94 484,74 449,50 547,10
6 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 6.416,85 6.903,70 7.028,67 7.941,16 8.753,55
7 Industri Barang Galian Bukan Logam 63.751,81 74.482,16 80.223,81 81.209,65 88.812,10
Industri Barang Logam, Komputer, Barang Elektronik, Optik,
8 21.500,61 22.947,51 18.783,52 20.677,00 21.336,79
dan Peralatan Listrik
9 Industri Mesin dan Perlengkapan 500,01 583,41 484,74 599,33 547,10
10 Industri Alat Angkutan 583,35 680,65 848,29 899,00 911,83
11 Industri Furnitur 3.583,44 3.889,41 4.241,44 4.495,00 4.923,87
Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan Pemasaran
12 4.833,47 5.153,47 5.816,83 5.693,67 5.653,34
Mesin dan Peralatan
Sumber: PDRB Kabupaten OKI 2018

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 28
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

Tabel 13. Peranan Masing-masing jenis Industri di Kabupaten OKI selama 2013-2017
(Persen)
No Uraian 2013 2014 2015 2016 2017 Rata2
Kontribusi Industri ke PDRB Kabupaten OKI 4,59 4,87 5,6 6,4 7,2 5,73
1 Industri Makanan dan Minuman 79,93 80,79 83,95 86,83 88,78 84,06
2 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 0,19 0,19 0,14 0,12 0,11 0,15
Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan
3 Barang dari anyaman dari Bambu, Rotan dan 7,60 7,11 6,10 4,84 3,83 5,896
Sejenisnya
Industri Kertas dan Barang dari Kertas;
4 0,09 0,08 0,07 0,06 0,06 0,072
Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman
5 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 0,05 0,04 0,04 0,03 0,03 0,038
6 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 0,77 0,71 0,58 0,53 0,48 0,614
7 Industri Barang Galian Bukan Logam 7,65 7,66 6,62 5,42 4,87 6,444
Industri Barang Logam, Komputer, Barang
8 2,58 2,36 1,55 1,38 1,17 1,808
Elektronik, Optik, dan Peralatan Listrik
9 Industri Mesin dan Perlengkapan 0,06 0,06 0,04 0,04 0,03 0,046
10 Industri Alat Angkutan 0,07 0,07 0,07 0,06 0,05 0,064
11 Industri Furnitur 0,43 0,40 0,35 0,30 0,27 0,35
Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan
12 0,58 0,53 0,48 0,38 0,31 0,456
Pemasaran Mesin dan Peralatan
Sumber: PDRB Kabupaten OKI 2018

Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir terletak di bagian Timur Provinsi Sumatera Selatan
yaitu tepatnya antara 104°20’ dan 106°00’ Bujur Timur dan 2°30’ sampai 4°15’ Lintang
Selatan, luasnya mencapai 19.023,47 Km². Secara administrasi berbatasan dengan:
Industri di Kabupaten Ogan Komering Ilir didominasi oleh industri besar berupa industri
pengolahan CPO yang dimiliki perkebunan-perkebunan besar kelapa sawit. Industri kecil
dan menengah serta industri rumah tangga yang meliputi industri batubata, genting,
kerupuk kemplang, tenunan songket, ikan salai dan ikan asin, gula puan, gula aren,
anyaman purun, keramik, gerabah, kerajinan kayu, tahu tempe, terasi, keripik pisang,
bordir, nugget pisang, nugget ubi, tape ubi, batako, bolu cupu, nugget jagung, pandai besi.
Sentra produksi industri kerajinan rakyat ini sebagian besar berpusat di Kecamatan
Lempuing, Lempuing Jaya, Kayu Agung dan Teluk Gelam. Kendala utama dalam
mengembangkan industri kerajinan rakyat di daerah ini antara lain masih rendahnya mutu
produk dan kemasan, masih rendahnya jangkauan pemasaran produk industri kecil, masih
rendahnya kemampuan modal para pengrajin untuk mengembangkan usahanya, dan
sebagian pengrajin masih merupakan buruh yang hanya menikmati upah yang diperoleh
dari hasil karya tangannya. Pengembangan kegiatan industri diarahkan bagi optimalisasi
kawasan industri yang ada dengan konsentrasi pengembangan jenis industri yang bersifat
ramah lingkungan (green industry) dan industri yang bersifat padat teknologi dengan tetap
mendorong eksistensi industri kecil / home industry sebagai penggerak kegiatan ekonomi
lokal.

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 29
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

3.5 KABUPATEN PESAWARAN


3.5.1 Letak Geografis Dan Batas Administrasi Wilayah
Kabupaten Pesawaran merupakan satu dari lima belas kabupaten/kota yang ada di Provinsi
Lampung, Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 33 tahun
2007 tentang Pembentukan Kabupaten Pesawaran di Provinsi Lampung dan diresmikan
menjadi kabupaten pada tanggal 2 Nopember 2007 yang sebelumnya masuk dalam
Kabupaten Lampung Selatan, dan secara geografis terletak diantara 104,92° - 105,34° Bujur
Timur (BT) dan 5,12° - 5,84° Lintang Selatan (LS).
Secara terperinci, batas–batas wilayah Kabupaten Pesawaran adalah :
o Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pardasuka, Kecamatan Ambarawa,
Kecamatan Gadingrejo, Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu;
o Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kalirejo, Kecamatan Bangunrejo,
Kecamatan Bumi Ratu Nuban, Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah;
o Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan,
Kecamatan Kemiling, Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung; dan
o Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Lampung Kecamatan Kelumbayan dan
Kecamatan Cukuh Balak Kabupaten Tanggamus.

Gambar 12. Peta Administrasi Kabupaten Pesawaran

3.5.2 Kawasan Peruntukan Industri Dalam RTRW


Saat ini RTRW Kabupaten Pesawaran 2018-2038 masih dalam proses revisi, dan berda-
sarkan “Dokumen Materi Teknis Revisi RTRW Kabupaten Pesawaran” tersebut struktur dan
pola ruang Kabupaten Pesawaran adalah sebagai tabel berikut.

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 30
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

Tabel 14. Arahan Rencana Struktur dan Pola Ruang Kabupaten Pesawaran
No Rencana Struktur dan Pola Ruang
1 Rencana Pola Ruang Kawasan Peruntukan Industri
1. Kawasan industri besar meliputi ;
a. kawasan industri besar di Kecamatan Tegineneng dengan luas
kurang lebih 1.200 (seribu dua ratus) hektar;
b. kawasan industri besar di Kecamatan Negeri Katon dengan luas
kurang lebih 200 (dua ratus) hektar;dan
Kawasan c. kawasan industri besar di Kecamatan Teluk Pandan dengan
Peruntukan luas kurang lebih 100 (seribu dua ratus) hektar;dan
Industri d. kawasan industri besar di Kecamatan Punduh Pedada dengan
luas kurang lebih 100 (seribu dua ratus) hektar.
2. Kawasan peruntukan industri menengah meliputi
pengembangan industri menengah di seluruh kecamatan;
3. Kawasan peruntukan industri kecil meliputi pengembangan
industri kecil di seluruh kecamatan
Sumber : Revisi RTRW Kabupaten Pesawaran 2017-2037

Kawasan pengembangan industri diwilayah Kabupaten Pesawaran direncanakan menjadi


peruntukan kawasan Industrial Estate, dan industri yang menyebar merupakan industri
kecil dan kerajinan serta kegiatan agro industri dan manufaktur pengolahan hasil pertanian
dan perkebunan (Industri non polutan).
Kawasan Industri dalam pengertian Industrial Estate, yaitu suatu kawasan yang direncana-
kan khusus untuk berbagai kegiatan industri dan kegiatan penunjang langsung, terpisah
dari kegiatan lain (permukiman, pertanian, dan lain-lain) dan dikelola secara khusus oleh
suatu badan pengelola (biasanya swasta). Zona Industri atau Lahan Peruntukan Industri,
yaitu lahan yang dialokasikan (dalam RTRW) bagi berbagai jenis kegiatan industri tanpa
pengelolaan khusus, dan biasanya terdapat pula kegiatan-kegiatan lain (perumahan,
pertanian, dan lain-lain) secara sporadis.
Alokasi industri-industri dalam suatu kawasan yang terpadu memberi manfaat dan
keuntungan-keuntungan baik bagi investor maupun pemerintah sehingga produk-produk
yang dihasilkan memiliki daya saing tinggi di pasaran. Penggunaan infrastruktur produksi
dan fasilitas pasca produksi (jalan utama, bandara, terminal, pergudangan, listrik/gas, air,
instalasi pengolahan limbah, dan lain-lain) secara bersama-sama akan mengurangi biaya
produksi masing-masing industri. Demikian juga keuntungan-keuntungan skala ekonomi
(scale of economies) akan mampu merangsang tumbuhnya industri-industri pemasok
dalam skala yang lebih kecil.

3.5.3 Potensi Industri


Dalam PDRB Kabupaten Pesawaran periode 2013-2017, jenis-jenis industry di dalam sektor
industry pengolahan yang berkembang di Kabupaten Pesawaran didominasi oleh Industri
Karet, Barang dari Karet dan Plastik rata-rata selama periode 2012-2016 kontribusinya

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 31
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

sebesar 40,236 persen. Kemudian diikuti Industri Makanan dan Minuman merupakan
industri dominan kedua rata-rata selama periode 2012-2016 kontribusinya 36,42 persen
dan Industri Barang Galian Bukan Logam merupakan industri dominan ketiga rata-rata
selama periode 2012-2016 kontribusinya 13,47 persen.
Tabel 15. Jenis-jenis Industri dari Industri Pengolahan Kabupaten Pesawaran selama
2012-2016 (Juta Rupiah)

No Uraian 2012 2013 2014 2015 2016


1 Industri Makanan dan Minuman 433.857,72 484.749,36 560.654,00 630.676,87 737.553,17
2 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 252,83 274,88 311,73 340,72 373,07
Industri Kayu, Barang dari Kayu
dan Gabus dan Barang dari
3 111.751,23 118.747,79 125.628,89 139.866,48 150.905,54
anyaman dari Bambu, Rotan dan
Sejenisnya
Industri Kimia, Farmasi dan Obat
4 6.700,02 7.696,62 8.416,82 8.858,78 10.632,41
Tradisional
Industri Karet, Barang dari Karet
5 524.750,41 556.080,50 639.366,89 688.429,29 704.536,76
dan Plastik
Industri Barang Galian Bukan
6 174.200,45 193.652,35 209.797,13 219.936,21 244.172,26
Logam
Industri Barang Logam, Komputer,
7 Barang Elektronik, Optik, dan 3.160,39 3.710,87 3.896,68 4.088,67 4.849,87
Peralatan Listrik
8 Industri Furnitur 8.217,00 9.345,89 10.598,96 11.243,83 12.311,21
Sumber: PRDB Kabupaten Pesawaran 2018

Tabel 16. Peranan Masing-masing jenis Industri di Kabupaten Pesawaran selama 2012-
2016 (Persen)
No Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 Rata2
1 Industri Makanan dan Minuman 34,32 35,27 35,97 37,02 39,54 36,42
2 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
Industri Kayu, Barang dari Kayu dan
3 Gabus dan Barang dari anyaman dari 8,84 8,64 8,06 8,21 8,09 8,368
Bambu, Rotan dan Sejenisnya
Industri Kimia, Farmasi dan Obat
4 0,53 0,56 0,54 0,52 0,57 0,544
Tradisional
Industri Karet, Barang dari Karet dan
5 41,51 40,46 41,02 40,41 37,77 40,23
Plastik
6 Industri Barang Galian Bukan Logam 13,78 14,09 13,46 12,91 13,09 13,47
Industri Barang Logam, Komputer,
7 Barang Elektronik, Optik, dan Peralatan 0,25 0,27 0,25 0,24 0,26 0,254
Listrik
8 Industri Furnitur 0,65 0,68 0,68 0,66 0,66 0,666
Sumber: PRDB Kabupaten Pesawaran 2018.

Unit usaha industri kecil dan menengah/sedang pada tahun 2016 adalah sebanyak 1.050
perusahaan yang terdiri dari 72 unit usaha kecil formal, 964 unit usaha kecil informal dan
14 unit usaha menengah/sedang. Banyaknya tenaga kerja yang terserap pada industri kecil

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 32
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

formal sebanyak 364 orang dan informal sebanyak 2.574 orang sedangkan untuk industri
menengah/sedang adalah 838 orang.
Tabel 17. Banyaknya Perusahaan, Tenaga Kerja, dan Investasi Menurut Kelompok
Industri di Kabupaten Pesawaran, 2016
Jumlah Tenaga Kerja Investasi
No Kelompok Industri
Perusahaan (Orang) (Milyar Rupiah)
1 Industri Kecil Formal 72 364 4,00
2 Industri Kecil Informal 964 2.574 16,01
3 Industri Menengah/Sedang 14 838 1.391,91
4 Industri Besar 0 0 0,0
Jumlah 1.050 4.776 1.411,92
Sumber : BPS, Kabupaten Pesawaran Dalam Angka tahun 2017

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 33
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

4.1 KABUPATEN KAMPAR

4.1.1 Sisi Persediaan/Kelayakan Lokasi KPI (Supply Side)


A. Analisis Fisik
Saat ini RTRW Kabupaten Kampar sedang dalam proses revisi, dan berdasarkan hasil FGD
diperoleh kesepahaman bahwa lokasi Kawasan Peruntukan Industri (KPI) di Kabupaten
Kampat terdapat 3 (tiga) kecamatan, yaitu Kecamatan Siak Hulu (ada 2 lokasi); Kecamatan
Tambang; dan Kecamatan Tapung, lihat gambar peta di bawah ini.
Berdasarkan hasil analisis fisik lahan, untuk semua Kecamatan yang memiliki KPI di
Kabupaten Kampar, terdapat luasan yang sesuai dengan kriteria kawasan peruntukan KPI
antara lain di Kecamatan Siak Hulu terdapat 10.547,96 Ha, di Kecamatan Tambang seluas
1.983,54 Ha, dan Di Kecamatan Tapung 3.264,92 Ha. Total luas kawasan yang sesuai untuk
KPI di 3 kecamatan tersebut adalah 15.796,42 Ha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel analisis fisik lahan berikut ini.
Tabel 18. Analisis Fisik Lahan KPI di Kabupaten Kampar`
Keca-
Fungsi Bencana Lereng Landuse Total
matan
Siak Hulu Rencana Tidak Ada KEMIRINGAN Hutan 1,75
KPI Bencana 0-2% Padang Rumput 24,18
Perkebunan 5.067,44
Permukiman dan
11,95
Tempat Kegiatan
Sawah Tadah Hujan 1,09
Semak Belukar /
611,29
Alang Alang
Tegalan / Ladang 112,36
KEMIRINGAN 0 - 2 % Total 5.830,06
KEMIRINGAN Air Empang 0,35
15 - 40 % Air Rawa 0,44
Perkebunan 2.818,48
Permukiman dan
0,04
Tempat Kegiatan
Semak Belukar /
35,15
Alang Alang
KEMIRINGAN 15 - 40 % Total 2.854,46
KEMIRINGAN Air Empang 3,68
2- 5% Air Rawa 2,18
Padang Rumput 0,16
Perkebunan 1.259,23
Permukiman dan
1,29
Tempat Kegiatan
Semak Belukar /
592,18
Alang Alang
Tegalan / Ladang 4,73

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 34
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

Keca-
Fungsi Bencana Lereng Landuse Total
matan
KEMIRINGAN 2- 5% Total 1.863,45
Tidak Ada Bencana Total 10.547,96
Rencana KPI Total 10.547,96
Siak Hulu Total 10.547,96
Tambang Rencana Tidak Ada KEMIRINGAN Perkebunan
524,91
KPI Bencana 0-2%
KEMIRINGAN 0 - 2 % Total 524,91
KEMIRINGAN Perkebunan 818,76
2- 5% Permukiman dan
1,31
Tempat Kegiatan
Semak Belukar /
638,56
Alang Alang
KEMIRINGAN 2- 5% Total 1.458,63
Tidak Ada Bencana Total 1.983,54
Rencana KPI Total 1.983,54
Tambang Total 1.983,54
Tapung Rencana Tidak Ada KEMIRINGAN Air Empang 0,76
KPI Bencana 0-2% Air Rawa 91,86
Hutan 15,17
Perkebunan 2.941,38
Permukiman dan
5,38
Tempat Kegiatan
Semak Belukar /
210,37
Alang Alang
KEMIRINGAN 0 - 2 % Total 3.264,92
Tidak Ada Bencana Total 3.264,92
Rencana KPI Total 3.264,92
Tapung Total 3.264,92
Grand Total (Siak Hulu, Tambang, Tapung) 15.796,42
Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2018

B. Analisis Ketersediaan Infrastruktur Utama dan Penunjang


Merujuk kepada Permenperin No. 40 Tahun 2016, tentang Pedoman Teknis Kawasan Industri
telah disebutkan bahwa ketersediaan infrastruktur industri yang memadai adalah syarat bagi
berdirinya Kawasan Industri. Dalam upaya mengembangkan suatu kawasan industri perlu
mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:
a. Tersedianya akses jalan yang dapat memenuhi kelancaran arus transportasi kegiatan
industri;
b. Tersedianya sumber energi (gas, listrik, dan lain-lain) yang mampu memenuhi kebutuhan
kegiatan industri baik dalam hal ketersediaan, kualitas, kuantitas, dan kepastian pasokan;
c. Tersedianya sumber air sebagai air baku industri dan air minum baik yang bersumber dari air
permukaan atau ait tanah;
d. Tersedianya sistem jaringan telekomunikasi untuk kebutuhan telepon dan komunikasi data.
Selain infrastruktur utama, dibutuhkan juga ketersediaan infrastruktur penunjang industri, yaitu
ketersediaan sarana dan prasarana sosial yang dapat melayani kebutuhan para pekerja industri
seperti tersedianya fasilitas pendidikan dasar dan menengah, fasilitas kesehatan dan fasilitas
sosial lainnya seperti fasilitas rekreasi, peribasatan, perbelanjaan dan sebagainya.

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 35
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

Infrastruktur utama yang dapat mendukung kegiatan indsutri di KPI Siak hulu diantaranya
meliputi aksesibilitas, listrik, telekomunikasi, dan sumber daya air. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 19. Infrastruktur Utama KPI Siak Hulu


KPI SISI SEDIAN KPI (SUPPLY SIDE)
berdasarkan
Aksesibilitas Listrik Telekomunikasi Sumber Daya Air jarak ke pusat kegiatan
RTRW
Kecamatan Dilalui Jalan: - Dukungan - Dukungan PT. - Wilayah - Pekanbaru 11.6 km
Siak Hulu - Memiliki Pembangkit Telkom Divisi Kecamatan Siak - Bangkinang 62.8 km
164,58 Km Listrik Tenaga Regional I Hulu dan - Pangkalanbaru (Siakhulu) 20.7
jalan jalan Air Sumatera, PT. Tambang km
yang ada di Kotopanjang. Indosat, serta mengalir - Pantairaja (perhentian raja)
Kec. Siak Hulu PLTA memiliki beberapa Sungai Kampar 20.7 km
- Kecamatan tiga turbin yang perusahaan Kanan - Tambang 25.9 km
- Akses tinggi masing-masing komunikasi - Wilayah - Sungaipagar (Kamparkiri hilir)
terhadap berkekuatan 38 seluler swasta tambang 30.8 km
Ibukota Megawatt atau lainnya. mengalir - Simalinyang (Kamparkiri
provinsi Riau total 114 MW. - Pelayanan Sungai Siak dan tengah) 33.8 km
(Kota - Dukungan PLTU PT.Telkom Sungai Tapung - Kampar (Kampartimur) 39.8
Pekanbaru) Riau-Tenayan, didukung oleh Kiri km
- Akses tinggi memiliki central - Curah hujan - Air tiris (kampar) 51.9 km
terhadap kapasitas 2x110 gateway di rata-rata - Bangkinang 61.6 km
Ibukota megawatt Pekanbaru, 24 tahunan > 2700 - Salo 87.6 km
Kabupaten (MW). STO di Ibukota mm. - Kuok 70.5 km
Kampar (Kota - Dukungan PLTU dan ibukota Mendukung - Pasirsialang (Bangkinang) 70.5
Bangkinang) Tenayan kecamatan untuk km
- Dilalui oleh kapasitas 636 - keperluan - Sawah (kampar utara) 63.8 km
jalan provinsi MW. industri dan - Teratak (rumbiojaya) 50,4 km
yang Mendukung - Petapahan (Tapung) 67.8
menghubungk ketersediaan - Kotagaro (Tpunghilir) 85.3 km
an Pekanbaru- air permukaan - Senamanenek (Tapunghulu)
Kampart- - 103 km
Sijunjung - - Lipatkain (Kamparkiri) 64 km
(Sumbar) - - Gunungsahilan 69.8 km
- Gema (kamparkirihulu) 92.3
km
- Tanjung (koto Kampar Hulu)
143 km
- Terminal Bangkinang 61.6 km
- Terminal Pagar 30.8 km
- Terminal Tapunghulu 105 km
- Terminal lipatkain 64 km
- Terminal Tapung 52.3 kn
- Stasiun Ka Perhentianraja 20.7
km
- Stasiun KA Kamparkiri tangah
36.4 km
- Stasiun KA Lipatkain 64 km
Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2018

Infrastruktur Penunjang yang dapat mendukung kegiatan indsutri di KPI Siakhulu diantaranya
tersedia beberapa fasilitas sosial seperti fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, dan fasilitas
peribadatan.
Tabel 20. Infrastruktur Penunjang KPI Siak Hulu

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 36
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

FASILITAS PENUNJANG INDUSTRI KPI- SIAK


HULU
FASILITAS SOSIAL Jumlah
1 TK 82 Unit
2 SD 35 Unit
3 SLTP 10 Unit
4 SMU 4 Unit
5 Rumah Sakit 1 Unit
6 Poliklinik 6 Unit
7 Puskesmas 3 Unit
8 Puskesling 12 Unit
9 Pustu 23 Unit
10 Apotik 9 Unit
11 Masjid 70 Unit
12 Mushola 93 Unit
13 Gereja 22 Unit

B.2 KPI TAMBANG

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 37
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

Tabel 21. Infrastruktur Utama KPI Tambang


KPI INFRASTRUKTUR UTAMA
No. berdasarkan
Aksesibilitas Listrik Telekomunikasi Sumber Daya Air jarak ke pusat kegiatan
RTRW
2 Kecamatan Dilalui Jalan: - Dukungan - Dukungan PT. - Wilayah - Pekanbaru 31.2 km
Tambang - Memiliki 184.32 Pembangkit Telkom Divisi Kecamatan - Pangkalanbaru (Siakhulu) 50.7 km
Km jalan jalan Listrik Tenaga Regional I Tambang - Pantairaja (perhentian raja) 44.5 km
yang ada di Kec. Air Sumatera, PT. mengalir - Sungaipagar (Kampar kiri hilir) 54.5 km
Tambang Kotopanjang. Indosat, serta Sungai Kampar - Simalinyang (Kamparkiri tengah) 59.4 km
- Kecamatan PLTA memiliki beberapa Kanan - Kampar (Kampartimur) 69.8 km
- Akses tinggi tiga turbin perusahaan - Wilayah - Air tiris (kampar) 22.4 km
terhadap yang masing- komunikasi tambang - Bangkinang 32.1 km
Ibukota provinsi masing seluler swasta mengalir - Salo 37.7 km, Kuok 58.1 km
Riau (Kota berkekuatan lainnya. Sungai Siak dan - Pasirsialang (Bangkinang) 41 km
Pekanbaru) 38 Megawatt - Pelayanan Sungai Tapung - Sawah (kampar utara) 26.6 km
- Akses tinggi atau total 114 PT.telkom Kiri - Teratak (rumbiojaya) 20.9 km
terhadap MW. didukung - Curah hujan - Petapahan (Tapung) 48.6 km
Ibukota - Dukungan oleh central rata-rata - Kotagaro (Tpunghilir) 83.3 km
Kabupaten PLTU Riau- gateway di tahunan > 2700 - Senamanenek (Tapunghulu) 85.1 km
Kampar (Kota Tenayan, Pekanbaru, mm. - Lipatkain (Kamparkiri) 61.1 km
Bangkinang) memiliki 24 STO di Mendukung - Gunungsahilan 66.8 km
- Dilalui oleh jalan kapasitas Ibukota dan untuk - Gema (kamparkirihulu) 89.3 km
provinsi yang 2x110 ibukota keperluan - Tanjung (koto Kampar Hulu) 113 km
menghubungkan megawatt kecamatan industri dan - Terminal Bangkinang 32.1 km
Pekanbaru- (MW). Mendukung - Terminal Pagar 54.5 km
Tambang- - Dukungan ketersediaan - Terminal Tapunghulu 87 km
Bankinang-paya PLTU Tenayan air permukaan - Terminal lipatkain 61.1 km
kumbuh- kapasitas 636 - Terminal Tapung 50.3 km
bukittinggi MW. - Stasiun Ka Perhentianraja 44.5 km
(Sumbar) - Stasiun KA Kamparkiri tangah 55.1 km
- Stasiun KA Lipatkain 61.1 km
Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2018

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 38
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

Infrastruktur Penunjang yang dapat mendukung kegiatan indsutri di KPI Tambang diantaranya
tersedia beberapa fasilitas sosial seperti fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, dan fasilitas
peribadatan.
Tabel 22. Infrastruktur Penunjang KPI Tambang
FASILITAS PENUNJANG INDUSTRI KPI-
TAMBANG
FASILITAS SOSIAL Tambang
1 TK 48 Unit
2 SD 40 Unit
3 SLTP 9 Unit
4 SMU 5 Unit
5 Poliklinik 2 Unit
6 Puskesmas 1 Unit
7 Pustu 12 Unit
8 Apotik 8 Unit
9 Masjid 80 Unit
10 Mushola 96 Unit

B.3 KPI TAPUNG

Gambar 13. Dukungan Jaringan Jalan Dan Lokasi Industri Sawit Di KPI Tapung

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 39
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

Tabel 23. Infrastruktur Utama KPI Tapung


KPI Infrastruktur Utama
No. berdasarkan
Aksesibilitas Listrik Telekomunikasi Sumber Daya Air jarak ke pusat kegiatan
RTRW
2 Kecamatan - Dilalui Jalan: - Dukungan - Dukungan PT. - Wilayah - Pekanbaru 50.8 km
Tapung - Memiliki 197.47 Pembangkit Telkom Divisi Kecamatan - Pangkalanbaru (Siakhulu) 77.1km
Km jalan jalan Listrik Tenaga Air Regional I Tambang - Pantairaja (perhentian raja) 71.6 km
yang ada di Kec. Kotopanjang. Sumatera, PT. mengalir Sungai - Tambang 44.3 km
tAPUNG PLTA memiliki Indosat, serta Kampar Kanan - Sungaipagar (Kampar kiri hilir) 81.6 km
- Kecamatan tiga turbin yang beberapa - Wilayah - Simalinyang (Kamparkiri tengah) 84.7 km
- Akses tinggi masing-masing perusahaan tambang - Kampar (Kampartimur) 46.6 km
terhadap Ibukota berkekuatan 38 komunikasi mengalir Sungai - Air tiris (kampar) 57.4 km
provinsi Riau Megawatt atau seluler swasta Siak dan Sungai - Bangkinang 42 km
(Kota Pekanbaru) total 114 MW. lainnya. Tapung Kiri - Salo 36.4 km, Kuok 55.1 km
- Akses tinggi - Dukungan PLTU - Pelayanan - Curah hujan - Pasirsialang (Bangkinang) 22.6 km
terhadap Ibukota Riau-Tenayan, PT.telkom rata-rata - Sawah (kampar utara) 20.9 km
Kabupaten memiliki didukung oleh tahunan > 2700 - Teratak (rumbiojaya) 20.9 km
Kampar (Kota kapasitas 2x110 central mm. - Petapahan (Tapung) 9.6 km
Bangkinang) megawatt (MW). gateway di Mendukung - Kotagaro (Tpunghilir) 43.5 km
- Dilalui oleh jalan - Dukungan PLTU Pekanbaru, 24 untuk keperluan - Senamanenek (Tapunghulu) 45.1 km
provinsi yang Tenayan STO di Ibukota industri dan - Terminal Bangkinang 29.2 km
menghubungkan kapasitas 636 dan ibukota Mendukung - Terminal Pagar 81.6 km
Pekanbaru- MW. kecamatan ketersediaan air - Terminal Tapunghulu 47 km
Tapung. permukaan - Terminal lipatkain 90 km
- Terminal Tapung 6 km
- Stasiun Ka Perhentianraja 74.1 km
- Stasiun KA Kamparkiri Tengah 84 km
- Stasiun KA Lipatkain 90 km
Sumber : Hasil Analisis, 2018

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 40
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

Infrastruktur Penunjang yang dapat mendukung kegiatan indsutri di KPI Tambang diantaranya
tersedia beberapa fasilitas sosial seperti fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, dan fasilitas
peribadatan.
Tabel 24. Infrastruktur Penunjang KPI Tapung

FASILITAS PENUNJANG INDUSTRI KPI-


TAPUNG
FASILITAS SOSIAL Tapung
1 TK 17 Unit
2 SD 53 Unit
3 SLTP 18 Unit
4 SMU 10 Unit
5 Poliklinik 4 Unit
6 Puskesmas 3 Unit
7 Pustu 25 Unit
8 Apotik 2 Unit
9 Masjid 70 Unit
10 Mushola 237 Unit
11 Gereja 66 Unit

C. Kegiatan (Jenis) Industri, Produksi (Kapasitas, Luas Lahan, Tenaga Kerja)

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 41
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 42
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

4.1.2 Sisi Permintaan (Demand Side)/Industri Potensial

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 43
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

4.2 KABUPATEN ROKAN HULU


4.2.1 Sisi Persediaan/Kelayakan Lokasi KPI (Supply Side)
A. Analisis Fisik Lahan
Saat ini RTRW Kabupaten Rokan Hulu sedang dalam proses revisi, dan berdasarkan hasil
FGD dan dokumen revisi RTRW Kabupaten Rokan Hulu diperoleh kesepahaman bahwa
lokasi Kawasan Peruntukan Industri (KPI) di Kabupaten Rokan Hulu terdapat di 2 (dua)
kecamatan, yaitu Kecamatan Kepenuhan sebagai kawasan industri besar dan Kecamatan
Ujung Batu sebagai kawasan industri menengah dan kecil.

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 44
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

Berdasarkan hasil analisis fisik lahan, untuk 2 Kecamatan yang memiliki KPI di Kabupaten
Rokan Hulu, terdapat luasan yang sesuai dengan kriteria kawasan peruntukan KPI antara
lain di Kecamatan Kepenuhan terdapat 9.408,79 Ha, dan di Kecamatan Ujung Batu seluas
762,04 Ha, Total luas kawasan yang sesuai untuk KPI di 2 kecamatan tersebut adalah
10.170,83 Ha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel analisis fisik lahan berikut ini.
Tabel 25. Analisis Fisik Lahan KPI di Kabupaten Rokan Hulu
Kec Desa Industri landuse Lereng Bencana Total
Kapenuhan Desa Rencana Perkebunan / 0-2 % Non Bencana 1.879,86
Kepayang KPI Kebun 0-2 % Total 1.879,86
Perkebunan / Kebun Total 1.879,86
Permukiman 2-15 % Non Bencana 107,38
Karyawan 2-15 % Total 107,38
Permukiman Karyawan Total 107,38
Rencana KPI Total 1.987,25
Desa Kepayang Total 1.987,25
Desa Sei Rencana Perkebunan / 0-2 % Non Bencana 2.818,29
Rokan KPI Kebun 0-2 % Total 2.818,29
Jaya 2-15 % Non Bencana 197,68
2-15 % Total 197,68
Perkebunan / Kebun Total 3.015,97
Permukiman 2-15 % Non Bencana 7,78
Karyawan 2-15 % Total 7,78
Permukiman Karyawan Total 7,78
Rencana KPI Total 3.023,76
Desa Sei Rokan Jaya Total 3.023,76
Desa Ulak Rencana Perkebunan / 2-15 % Non Bencana 3.158,68
Patian KPI Kebun 2-15 % Total 3.158,68
Perkebunan / Kebun Total 3.158,68
Permukiman 0-2 % Non Bencana 4,49
Karyawan 0-2 % Total 4,49
Permukiman Karyawan Total 4,49
Rencana KPI Total 3.163,16
Desa Ulak Patian Total 3.163,16
Nama Rencana Perkebunan / 0-2 % Non Bencana 0,43
Desa Tidak KPI Kebun 0-2 % Total 0,43
Ada 2-15 % Non Bencana 1.213,27
2-15 % Total 1.213,27
Perkebunan / Kebun Total 1.213,70
Permukiman 0-2 % Non Bencana 3,58
Karyawan 0-2 % Total 3,58
2-15 % Non Bencana 17,34
2-15 % Total 17,34
Permukiman Karyawan Total 20,92
Rencana KPI Total 1.234,63
Nama Desa Tidak Ada Total 1.234,63
Kapenuhan Total 9.408,79
Ujung Batu Nama Rencana Perkebunan / 0-2 % Non Bencana 128,11
Desa Tidak KPI Kebun 0-2 % Total 128,11
Ada 2-15 % Non Bencana 513,69
2-15 % Total 513,69
Perkebunan / Kebun Total 641,79
Permukiman 0-2 % Non Bencana 32,08
Karyawan 0-2 % Total 32,08
2-15 % Non Bencana 88,16

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 45
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

Kec Desa Industri landuse


Lereng Bencana Total
2-15 % Total 88,16
Permukiman Karyawan Total 120,24
Rencana KPI Total 762,04
Nama Desa Tidak Ada Total 762,04
Ujung Batu Total 762,04
Grand Total 10.170,83
Sumber: Hasil Analisis, 2018

B. Analisis Ketersediaan Infrastruktur Utama Industri dan Infrastruktur Penunjang


Infrastruktur Utama
Merujuk kepada Permenperin No. 40 Tahun 2016, tentang Pedoman Teknis Kawasan
Industri telah disebutkan bahwa ketersediaan infrastruktur industri yang memadai adalah
syarat bagi berdirinya Kawasan Industri. Dalam upaya mengembangkan suatu kawasan
industri perlu mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:
a. Tersedianya akses jalan yang dapat memenuhi kelancaran arus transportasi kegiatan
industri;
b. Tersedianya sumber energi (gas, listrik, dan lain-lain) yang mampu memenuhi
kebutuhan kegiatan industri baik dalam hal ketersediaan, kualitas, kuantitas, dan
kepastian pasokan;
c. Tersedianya sumber air sebagai air baku industri dan air minum baik yang bersumber
dari air permukaan atau ait tanah;
d. Tersedianya sistem jaringan telekomunikasi untuk kebutuhan telepon dan
komunikasi data.

Selain infrastruktur utama, dibutuhkan juga ketersediaan infrastruktur penunjang industri,


yaitu ketersediaan sarana dan prasarana sosial yang dapat melayani kebutuhan para
pekerja industri seperti tersedianya fasilitas pendidikan dasar dan menengah, fasilitas
kesehatan dan fasilitas sosial lainnya seperti fasilitas rekreasi, peribasatan, perbelanjaan
dan sebagainya.

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 46
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

Tabel 26. Dukungan Infrastruktur Utama KPI di Kabupaten Kampar


KPI Dukungan Infrastruktur Utama
No. berdasarkan
Aksesibilitas Listrik Telekomunikasi Sumber Daya Air jarak ke pusat kegiatan
RTRW
1 Kecamatan Dilalui Jalan: Dukungan listrik: - Dukungan PT. Telkom a. Wilayah Sungai (WS) berada - Ibukota Kabupaten (pasir
Kepenuhan - Kecamatan Kepenuhan - PLTU Tanjung Belit berada di Divisi Regional I di Daerah Aliran Sungai (DAS) pangaraian) 48 km
dilalui jalan Provinsi (KP- Desa tanjung Belit Kecamatan Sumatera, PT. Indosat, Rokan - Ibukota Provinsi
1) akses menuju Kota Rambah dengan kapasitas serta beberapa (Pekanbaru) 205 km
b. Pembangunan Unit
Pasir Pangaraian (Ibukota sebesar 1 (satu) x 10 MW. perusahaan komunikasi - Terminal pasir pangaraian
Kabupaten Rohul)- - PLTU Tambusai Utara berada di seluler swasta lainnya. Pelayanan Ujung Batu, Pasir 48 km
Rambahhilir- Desa Mahato Kecamatan Pangaraian, Dalu-dalu dan - Terminal Ujungbatu timur
Kepenuhanhulu- Tambusai Utara dengan Tandun 87.4 km
Kepenuhan-Banai- kapasitas sebesar 2 (dua) MW. c. Pemanfaatan mata air Aek - Ujung batu 79.4 km
Kab.Bengkalis - PLTA Sungai Rokan Kiri berada Suaman dan Sungai Batang - Rantau kasai (Tambusai
- Jalan nasional (AP) di di Desa Lubuk Bendahara Lubuh, Sungai utara) 84.2 km
Rokan Hulu Kecamatan Rokan IV Koto - Kota tengah (Kepenuhan) 0
d. Rokan Kiri, Sungai Batang
menghubungkan Kota dengan kapasitas sebesar 132 km
Pasir Pangaraian- MW. Sosa dan Sungai Tapung - Rokan (Rokan IV Koto) 125
Ujungbatu sampai ke Kab. - PLTA Sungai Rokan Kanan sebagai sumber air baku. km
Kampar ke bagian timur berada di lokasi Sibodak - Pendalian (Pendalian IV
dan Pasir Pangaraian Kecamatan Rambah dengan Koto) 122 km
sampai ke Padang kapasitas sebesar 56 MW. - Tandung 97,7 km
sidempuan (Sumut) ke - Kabun 115 km
arah Barat. - Danausati (Rambah samo)
50.9 km
- Tangun (Bangun purba)
62.4 km
- Dalu-dalu (Tambusai) 55.5
km
- Pekan Tebih (Kepenuhan
hulu) 93.5 km
- Kota lama (Kunto
darussalam) 71.6 km
- Pagarantopah 86,9 km
- Sontang (Bonai darussalam)
39.6
- Rambah 50.5 km

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 47
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

KPI Dukungan Infrastruktur Utama


No. berdasarkan
Aksesibilitas Listrik Telekomunikasi Sumber Daya Air jarak ke pusat kegiatan
RTRW
1 Kecamatan Dilalui Jalan: Dukungan listrik: - Dukungan PT. Telkom e. Wilayah Sungai (WS) berada - Ibukota Kabupaten (pasir
Ujung Batu - Kecamatan Kepenuhan - PLTU Tanjung Belit berada di Divisi Regional I di Daerah Aliran Sungai (DAS) pangaraian) 37.1 km
dilalui jalan Provinsi (KP- Desa tanjung Belit Kecamatan Sumatera, PT. Indosat, Rokan - Ibukota Provinsi
1) akses menuju Kota Rambah dengan kapasitas serta beberapa (Pekanbaru) 133 km
f. Pembangunan Unit
Pasir Pangaraian (Ibukota sebesar 1 (satu) x 10 MW. perusahaan komunikasi - Terminal psir pangaraian
Kabupaten Rohul)- - PLTU Tambusai Utara berada di seluler swasta lainnya. Pelayanan Ujung Batu, Pasir 37.1 km
Rambahhilir- Desa Mahato Kecamatan Pangaraian, Dalu-dalu dan - Terminal Ujungbatu timur
Kepenuhanhulu- Tambusai Utara dengan Tandun 7.9 km
Kepenuhan-Banai- kapasitas sebesar 2 (dua) MW. g. Pemanfaatan mata air Aek - Ujung batu 0 km
Kab.Bengkalis - PLTA Sungai Rokan Kiri berada Suaman dan Sungai Batang - Rantau kasai (Tambusai
- Jalan nasional (AP) di di Desa Lubuk Bendahara Lubuh, Sungai utara) 94.1 km
Rokan Hulu Kecamatan Rokan IV Koto - Kota tengah (Kepenuhan)
h. Rokan Kiri, Sungai Batang
menghubungkan Kota dengan kapasitas sebesar 132 75.9 km
Pasir Pangaraian- MW. Sosa dan Sungai Tapung - Rokan (Rokan IV Koto) 47.1
Ujungbatu sampai ke Kab. - PLTA Sungai Rokan Kanan sebagai sumber air baku. km
Kampar ke bagian timur berada di lokasi Sibodak - Pendalian (Pendalian IV
dan Pasir Pangaraian Kecamatan Rambah dengan Koto) 44.2 km
sampai ke Padang kapasitas sebesar 56 MW. - Tandung 25.7 km
sidempuan (Sumut) ke - Kabun 43.4 km
arah Barat. - Danausati (Rambah samo)
25 km
- Tangun (Bangun purba)
54.4 km
- Dalu-dalu (Tambusai) 65.4
km
- Pekan Tebih (Kepenuhan
hulu) 50.4 km
- Kota lama (Kunto
darussalam) 28.5 km
- Pagarantopah 12.1 km
- Sontang (Bonai darussalam)
75.3
- Rambah 39.6 km

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 48
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

Infrastruktur Utama
Infrastruktur Penunjang yang dapat mendukung kegiatan indsutri di KPI Kecamatan
Kepenuhan diantaranya tersedia beberapa fasilitas sosial seperti fasilitas pendidikan,
fasilitas kesehatan, dan fasilitas peribadatan.

Tabel 27. Dukungan Infrastruktur Utama KPI Kepenuhan

FASILITAS PENUNJANG INDUSTRI KPI- KEC.


KEPENUHAN
FASILITAS SOSIAL JUMLAH
1 TK 8 Unit
2 SD 15 Unit
3 SLTP 4 Unit
4 SMU 2 Unit
5 Poliklinik Unit
6 Puskesmas 1 Unit
Poskesdes 2
7 Pustu 2 Unit
8 Apotik Unit
9 Masjid 17 Unit
10 Mushola 46 Unit
11 Gereja Unit

Infrastruktur Penunjang yang dapat mendukung kegiatan indsutri di KPI Kecamatan Ujung
Batu diantaranya tersedia beberapa fasilitas sosial seperti fasilitas pendidikan, fasilitas
kesehatan, dan fasilitas peribadatan.

Tabel 28. Infrastruktur Pendukung KPI Ujung Batu

FASILITAS PENUNJANG INDUSTRI KPI- KEC.


KEPENUHAN
FASILITAS SOSIAL JUMLAH
1 TK 8 Unit
2 SD 15 Unit
3 SLTP 4 Unit
4 SMU 2 Unit
5 Puskesmas 1 Unit
6 Pustu 2 Unit
7 Masjid 17 Unit
8 Mushola 46 Unit

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 49
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

C. Kegiatan (Jenis) Industri, Produksi (Kapasitas, Luas Lahan, Tenaga Kerja)

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 50
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

4.2.2 Sisi Permintaan (Demand Side)/Industri Potensial

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 51
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

4.3 KABUPATEN MUKOMUKO


4.3.1 Sisi Sediaan KPI (Supply Side)
A. Analisis Fisik Lahan
Berdasar revisi RTRW (2017, masih dalam proses pembahasan dengan Legislatif Kawasan
Peruntukan Industri (KPI) di Kabupaten Mukomuko diarahkan berlokasi di
4. Kawasan peruntukan industri besar berlokasi di;
a. Kawasan industri menengah berupa industri pengolahan crude palm oil (CPO) di
Kecamatan Lubuk Pinang, Kecamatan Penarik, Pondok Suguh, dan Kecamatan
Ipuh, Selagan Raya ( Desa Talang Medan dan Desa Lubuk Sahung), Teras Terunjam,
Teramang Jaya
b. Kawasan peruntukan industri kecil dan mikro berada di seluruh kecamatan
Kabupaten Mukomuko
Berdasarkan hasil analisis fisik lahan, untuk semua Kecamatan yang memiliki KPI di
Kabupaten Mukomuko, terdapat luasan yang sesuai dengan kriteria kawasan peruntukan
KPI antara lain di Kecamatan Ipuh terdapat 202,87 Ha, di Kecamatan Pondok Suguh Desa
Lubuk Bento seluas 235,75 Ha, di Kecamatan Lubuk Pinang 130,66 Ha, di Kecamatan
Penarik 234,71 Ha, di Kecamatan Pondok Suguh Desa Tunggang 223,99 Ha, di Kecamatan
Slagan Raya 266,06 Ha, di Kecamatan Teramang Jaya 486,31 Ha, dan di Kecamatan Teras
Terunjam 274,37 Ha. Total luas kawasan yang sesuai untuk KPI di 7 kecamatan tersebut
adalah 2.054,71 Ha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel analisis fisik lahan berikut
ini.
Tabel 29. Analisis Fisik Lahan KPI di Kabupaten Mukomuko
Kecamatan Desa Industri landuse Lereng Bencana Total
Ipuh Desa Rencana KPI Perkebunan / 2-15 % Non Bencana 202,87
Sibak Kebun 2-15 % Total 202,87
Perkebunan / Kebun Total 202,87
Rencana KPI Total 202,87
Desa Sibak Total 202,87
Ipuh Total 202,87
Kecamatan Desa Rencana KPI Perkebunan / 2-15 % Non Bencana 235,75
Pondok Lubuk Kebun 2-15 % Total 235,75
Suguh Bento Perkebunan / Kebun Total 235,75
Rencana KPI Total 235,75
Desa Lubuk Bento Total 235,75
Kecamatan Pondok Suguh Total 235,75
Lubuk Desa Rencana KPI Perkebunan / 2-15 % Non Bencana 130,66
Pinang Lubuk Kebun 2-15 % Total 130,66
Pinang Perkebunan / Kebun Total 130,66
Rencana KPI Total 130,66
Desa Lubuk Pinang Total 130,66
Lubuk Pinang Total 130,66
Penarik Desa Rencana KPI Perkebunan / 0-2 % Non Bencana 230,94
Bumi Kebun 0-2 % Total 230,94
Mulya Perkebunan / Kebun Total 230,94
Permukiman 0-2 % Non Bencana 3,76
Karyawan 0-2 % Total 3,76

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 52
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

Kecamatan Desa Industri landuse Lereng Bencana Total


Permukiman Karyawan Total 3,76
Rencana KPI Total 234,71
Desa Bumi Mulya Total 234,71
Penarik Total 234,71
Pondok Desa Rencana KPI Perkebunan / 0-2 % Non Bencana 211,44
Suguh Tunggang Kebun 0-2 % Total 211,44
Perkebunan / Kebun Total 211,44
Permukiman 0-2 % Non Bencana 12,55
Karyawan 0-2 % Total 12,55
Permukiman Karyawan Total 12,55
Rencana KPI Total 223,99
Desa Tunggang Total 223,99
Pondok Suguh Total 223,99
Selagan Desa Rencana KPI Perkebunan / 2-15 % Non Bencana 266,06
Raya Talang Kebun 2-15 % Total 266,06
Medan Perkebunan / Kebun Total 266,06
Rencana KPI Total 266,06
Desa Talang Medan Total 266,06
Selagan Raya Total 266,06
Teramang Desa Rencana KPI Perkebunan / 0-2 % Non Bencana 486,31
jaya Berangan Kebun 0-2 % Total 486,31
Mulya Perkebunan / Kebun Total 486,31
Rencana KPI Total 486,31
Desa Berangan Mulya Total 486,31
Teramang jaya Total 486,31
Teras Desa Rencana KPI Perkebunan / 0-2 % Non Bencana 0,18
Terunjam Teruntung Kebun 0-2 % Total 0,18
2-15 % Non Bencana 274,18
2-15 % Total 274,18
Perkebunan / Kebun Total 274,37
Rencana KPI Total 274,37
Desa Teruntung Total 274,37
Teras Terunjam Total 274,37
Grand Total 2.054,71
Sumber: Hasil Analisis, 2018

B. Analisis Dukungan Infrastruktur


Infrastruktur Utama Industri
KPI di Kabupaten Mukomuko berdasarkan RTRW Kabupaten Mukomuko teridentifikasi
sebanyak 7 (tujuh) lokasi, yaitu:
1. KPI Lubuk Pinang
2. KPI Penarik
3. KPI Pondok Suguh
4. KPI Ipuh
5. KPI Selagan Raya
6. KPI Teras Terunjam
7. KPI Teramang Jaya
Masing-masing KPI yang terdapat di Kabupaten Mukomuko telah memiliki infrastruktur
utama seperti akses jalan, dukungan listrik dan dukungan sumber air baku. Untuk lebih

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 53
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

jelasnya mengenai infrastruktur utama pendukung KPI di Mukomuko dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.

Merujuk kepada Permenperin No. 40 Tahun 2016, tentang Pedoman Teknis Kawasan
Industri telah disebutkan bahwa ketersediaan infrastruktur industri yang memadai adalah
syarat bagi berdirinya Kawasan Industri. Dalam upaya mengembangkan suatu kawasan
industri perlu mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:
a. Tersedianya akses jalan yang dapat memenuhi kelancaran arus transportasi
kegiatan industri;
b. Tersedianya sumber energi (gas, listrik, dan lain-lain) yang mampu memenuhi
kebutuhan kegiatan industri baik dalam hal ketersediaan, kualitas, kuantitas, dan
kepastian pasokan;
c. Tersedianya sumber air sebagai air baku industri dan air minum baik yang
bersumber dari air permukaan atau ait tanah;
d. Tersedianya sistem jaringan telekomunikasi untuk kebutuhan telepon dan
komunikasi data.

Selain infrastruktur utama, dibutuhkan juga ketersediaan infrastruktur penunjang industri,


yaitu ketersediaan sarana dan prasarana sosial yang dapat melayani kebutuhan para
pekerja industri seperti tersedianya fasilitas pendidikan dasar dan menengah, fasilitas
kesehatan dan fasilitas sosial lainnya seperti fasilitas rekreasi, peribasatan, perbelanjaan
dan sebagainya.

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 54
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

Tabel 30. Analisis Ketersediaan Infrastruktur Utama Industri KPI di Kabupaten Mukomuko
KPI SISI SEDIAN KPI (SUPPLY SIDE)
No. berdasarkan jarak ke pusat
Aksesibilitas Listrik Telekomunikasi Sumber Daya Air
RTRW kegiatan
1 Kecamatan Dilalui Jalan: - Dukungan PLTD Mukomuko - PT. TELKOM, dapat - Dilalui oleh sungai Majunto - Kota Bengkulu
Lubuk Pinang - Jalan Nasional (K-1) kapasitas 25 MW, Wilayah memenuhi ebutuhan - Curah hujan rata-rata (287 km)
Padang-Bengkulu layanan Mukomuko jaringan telepon kabel tahunan > 2700 mm. - Kota Padang
- Jalan Provinsi (K-2) - Dukungan PLTD Ipuh Baru di untuk kegiatan industri di Mendukung untuk keperluan (264 km)
Menghubungan Pondok Suguh 25 MW, wilayah layanan Kab. industri dan Mendukung - Kota Mukomuko
beberapa kecamatan Wilayah layanan Mukomuko Mukomuko termasuk KPI. ketersediaan air permukaan (21,6 km)
- Jalan Kabupaten (K-4) - Dukungan PLTG Air Hitam 25 - Layanan Menera Bersama - Bandara (18,6
Menghubungkan MW, Wilayah layanan Memenuhi kebutuhan km
beberapa kecamatan Mukomuko telepon seluler di KPI dan - Pelabuhan Ipuh
- Jalan Lokal (antar desa) - Dukungan PLTA Ulu Musi dan seluruh wilayah (125 km)
PLTA Tes 259 MW, Wilayah kabupaten - Pelabuhan
layanan Bengkulu - Seluruh Desa sudah Bantal (79 km)
- Direncanakan dibangun 14 terkoneksi Internet - Terminal Ipuh
pembangkit, 2 pembangkit, (125 km)
berkapasitas 100 MW dan 12 - Terminal
pembangkit berkapasitas 4- Lubukpinang (2
80 MW Wilayah layanan km)
Bengkulu - Terminal Muko-
- Interkoneksi listrik dari muko (26,4 km)
Kambang (Sumbar), wilayah - Terminal Penarik
layanan mukomuko (76,4 km)
KPI SISI SEDIAN KPI (SUPPLY SIDE)
No. berdasarkan jarak ke pusat
Aksesibilitas listrik telekomunikasi Sumber Daya Air
RTRW kegiatan
2 KECAMATAN Dilalui Jalan: - Dukungan PLTD Mukomuko - PT. TELKOM, dapat - Dilalui oelh Sungai Air Dikit. - Kota Bengkulu
PENARIK - Jalan Nasional (K-1) kapasitas 25 MW, Wilayah memenuhi ebutuhan - Curah hujan rata-rata (248 km)
Padang-Bengkulu layanan Mukomuko jaringan telepon kabel tahunan > 2700 mm. - Kota Padang
- Jalan Provinsi (K-2) - Dukungan PLTD Ipuh Baru di untuk kegiatan industri di Mendukung untuk keperluan (336 km)
Menghubungan Pondok Suguh 25 MW, wilayah layanan Kab. industri dan Mendukung - Kota Mukomuko
beberapa kecamatan Wilayah layanan Mukomuko Mukomuko termasuk KPI. ketersediaan air permukaan (40 km)

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 55
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

KPI SISI SEDIAN KPI (SUPPLY SIDE)


No. berdasarkan jarak ke pusat
Aksesibilitas Listrik Telekomunikasi Sumber Daya Air
RTRW kegiatan
- Jalan Kabupaten (K-4) - Dukungan PLTG Air Hitam 25 - Layanan Menera Bersama - Bandara (57.8
Menghubungkan MW, Wilayah layanan Memenuhi kebutuhan km
beberapa kecamatan Mukomuko telepon seluler di KPI dan - Pelabuhan Ipuh
- Jalan Lokal (antar desa) - Dukungan PLTA Ulu Musi dan seluruh wilayah (81.9 km)
PLTA Tes 259 MW, Wilayah kabupaten - Pelabuhan
layanan Bengkulu - Seluruh Desa sudah Bantal (37 km)
- Direncanakan dibangun 14 terkoneksi Internet - Terminal Ipuh
pembangkit, 2 pembangkit, (81 km)
berkapasitas 100 MW dan 12 - Terminal
pembangkit berkapasitas 4- Lubukpinang
80 MW Wilayah layanan (82.3 km)
Bengkulu - Terminal Muko-
- Interkoneksi listrik dari muko (41.6 km)
Kambang (Sumbar), wilayah - Terminal Penarik
layanan mukomuko (2 km)

3 PONDOK Dilalui Jalan: - Dukungan PLTD Mukomuko - PT. TELKOM, dapat - Sungai Air Buluh - Kota Bengkulu
SUGUH - Jalan Nasional (K-1) kapasitas 25 MW, Wilayah memenuhi ebutuhan - Curah hujan rata-rata (191 km)
Padang-Bengkulu layanan Mukomuko jaringan telepon kabel tahunan > 2700 mm. - Kota Padang
- Jalan Kabupaten (K-4) - Dukungan PLTD Ipuh Baru di untuk kegiatan industri di Mendukung untuk keperluan (364 km)
Menghubungkan Pondok Suguh 25 MW, wilayah layanan Kab. industri dan Mendukung - Kota Mukomuko
beberapa kecamatan Wilayah layanan Mukomuko Mukomuko termasuk KPI. ketersediaan air permukaan (75 km)
- Jalan Lokal (antar desa) - Dukungan PLTG Air Hitam 25 - Layanan Menera Bersama - Bandara (77.9)
MW, Wilayah layanan Memenuhi kebutuhan km
Mukomuko telepon seluler di KPI dan - Pelabuhan Ipuh
- Dukungan PLTA Ulu Musi dan seluruh wilayah (27 km)
PLTA Tes 259 MW, Wilayah kabupaten - Pelabuhan
layanan Bengkulu - Seluruh Desa sudah Bantal (17 km)
- Direncanakan dibangun 14 terkoneksi Internet - Terminal Ipuh
pembangkit, 2 pembangkit, (27 km)
berkapasitas 100 MW dan 12
pembangkit berkapasitas 4-

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 56
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

KPI SISI SEDIAN KPI (SUPPLY SIDE)


No. berdasarkan jarak ke pusat
Aksesibilitas Listrik Telekomunikasi Sumber Daya Air
RTRW kegiatan
80 MW Wilayah layanan - Terminal
Bengkulu Lubukpinang
- Interkoneksi listrik dari (96.4 km)
Kambang (Sumbar), wilayah - Terminal Muko-
layanan mukomuko muko (75 km)
- Terminal Penarik
(37 km)
4 IPUH Dilalui Jalan: - Dukungan PLTD Mukomuko - PT. TELKOM, dapat - Sungai Air Ipuh - Kota Bengkulu
- Jalan Nasional (K-1) kapasitas 25 MW, Wilayah memenuhi ebutuhan - Curah hujan rata-rata (166 km)
Padang-Bengkulu layanan Mukomuko jaringan telepon kabel tahunan > 2700 mm. - Kota Padang
- Jalan Provinsi (K-2) - Dukungan PLTD Ipuh Baru di untuk kegiatan industri di Mendukung untuk keperluan (384 km)
Menghubungan Pondok Suguh 25 MW, wilayah layanan Kab. industri dan Mendukung - Kota Mukomuko
beberapa kecamatan Wilayah layanan Mukomuko Mukomuko termasuk KPI. ketersediaan air permukaan (122 km)
- Jalan Kabupaten (K-4) - Dukungan PLTG Air Hitam 25 - Layanan Menera Bersama - Bandara (105 km
Menghubungkan MW, Wilayah layanan Memenuhi kebutuhan - c
beberapa kecamatan Mukomuko telepon seluler di KPI dan - Terminal Ipuh (2
- Jalan Lokal (antar desa) - Dukungan PLTA Ulu Musi dan seluruh wilayah km)
PLTA Tes 259 MW, Wilayah kabupaten - Terminal
layanan Bengkulu - Seluruh Desa sudah Lubukpinang
- Direncanakan dibangun 14 terkoneksi Internet (124 km)
pembangkit, 2 pembangkit, - Terminal Muko-
berkapasitas 100 MW dan 12 muko (97.8 km)
pembangkit berkapasitas 4- - Terminal Penarik
80 MW Wilayah layanan (65.5 km)
Bengkulu
- Interkoneksi listrik dari
Kambang (Sumbar), wilayah
layanan mukomuko

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 57
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

KPI SISI SEDIAN KPI (SUPPLY SIDE)


No. berdasarkan
Aksesibilitas listrik telekomunikasi Sumber Daya Air jarak ke pusat kegiatan
RTRW
5 SELAGAN RAYA Dilalui Jalan: - Dukungan PLTD Mukomuko - PT. TELKOM, dapat - Air Selagan - Kota Bengkulu (264
- Jalan Provinsi (K-2) kapasitas 25 MW, Wilayah memenuhi ebutuhan - Curah hujan rata-rata km)
Menghubungan layanan Mukomuko jaringan telepon kabel tahunan > 2700 mm. - Kota Padang (312
beberapa kecamatan - Dukungan PLTD Ipuh Baru di untuk kegiatan industri di Mendukung untuk km)
- Jalan Kabupaten (K-4) Pondok Suguh 25 MW, wilayah layanan Kab. keperluan industri dan - Kota Mukomuko
Menghubungkan Wilayah layanan Mukomuko Mukomuko termasuk Mendukung ketersediaan (56.6 km)
beberapa kecamatan - Dukungan PLTG Air Hitam 25 KPI. air permukaan - Bandara (34.4 km
- Jalan Lokal (antar MW, Wilayah layanan - Layanan Menera - Pelabuhan Ipuh
desa) Mukomuko Bersama Memenuhi (78.1 km)
- Dukungan PLTA Ulu Musi dan kebutuhan telepon - Pelabuhan Bantal
PLTA Tes 259 MW, Wilayah seluler di KPI dan seluruh (41.1 km)
layanan Bengkulu wilayah kabupaten - Terminal Ipuh (78.1
- Direncanakan dibangun 14 - Seluruh Desa sudah km)
pembangkit, 2 pembangkit, terkoneksi Internet - Terminal
berkapasitas 100 MW dan 12 Lubukpinang (70
pembangkit berkapasitas 4- km)
80 MW Wilayah layanan - Terminal Muko-
Bengkulu muko (54 km)
- Interkoneksi listrik dari - Terminal Penarik
Kambang (Sumbar), wilayah (26.2 km)
layanan mukomuko
6 TERAS Dilalui Jalan: - Dukungan PLTD - PT. TELKOM, dapat - Sungai Selagan - Kota Bengkulu
TERUNJAM - Jalan Provinsi (K-2) Mukomuko kapasitas 25 memenuhi ebutuhan - Curah hujan rata-rata (224 km)
Menghubungan MW, Wilayah layanan jaringan telepon kabel tahunan > 2700 mm. - Kota Padang (300
beberapa Mukomuko untuk kegiatan industri Mendukung untuk km)
kecamatan - Dukungan PLTD Ipuh Baru di wilayah layanan keperluan industri dan - Kota Mukomuko
- Jalan Kabupaten (K- di Pondok Suguh 25 MW, Kab. Mukomuko Mendukung (32.98 km)
4) Menghubungkan Wilayah layanan termasuk KPI. ketersediaan air - Bandara (34.4 km
beberapa Mukomuko - Layanan Menera permukaan - Pelabuhan Ipuh
kecamatan Bersama Memenuhi (68.1 km)
kebutuhan telepon

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 58
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

KPI SISI SEDIAN KPI (SUPPLY SIDE)


No. berdasarkan
Aksesibilitas listrik telekomunikasi Sumber Daya Air jarak ke pusat kegiatan
RTRW
- Jalan Lokal (antar - Dukungan PLTG Air Hitam seluler di KPI dan - Pelabuhan Bantal
desa) 25 MW, Wilayah layanan seluruh wilayah (29.1 km)
Mukomuko kabupaten - Terminal Ipuh
- Dukungan PLTA Ulu Musi - Seluruh Desa sudah (68.1 km)
dan PLTA Tes 259 MW, terkoneksi Internet - Terminal
Wilayah layanan Bengkulu Lubukpinang (52.2
- Direncanakan dibangun 14 km)
pembangkit, 2 - Terminal Muko-
pembangkit, berkapasitas muko (26.8 km)
100 MW dan 12 - Terminal Penarik
pembangkit berkapasitas (19.2 km)
4-80 MW Wilayah layanan
Bengkulu
- Interkoneksi listrik dari
Kambang (Sumbar),
wilayah layanan
mukomuko

KPI SISI SEDIAN KPI (SUPPLY SIDE)


No. berdasarkan jarak ke pusat
Aksesibilitas listrik telekomunikasi Sumber Daya Air
RTRW kegiatan
7 TERAMANG Dilalui Jalan: - Dukungan PLTD Mukomuko - PT. TELKOM, dapat - Sungai Air Bantal - Kota Bengkulu
JAYA - Jalan Nasional (K-1) kapasitas 25 MW, Wilayah memenuhi ebutuhan - Curah hujan rata-rata (227 km)
Padang-Bengkulu layanan Mukomuko jaringan telepon kabel tahunan > 2700 mm. - Kota Padang
- Jalan Kabupaten (K-4) - Dukungan PLTD Ipuh Baru di untuk kegiatan industri di Mendukung untuk keperluan (327 km)
Menghubungkan Pondok Suguh 25 MW, wilayah layanan Kab. industri dan Mendukung - Kota Mukomuko
beberapa kecamatan Wilayah layanan Mukomuko Mukomuko termasuk KPI. ketersediaan air permukaan (59.7 km)
- Jalan Lokal (antar desa) - Dukungan PLTG Air Hitam 25 - Layanan Menera Bersama - Bandara (61.1
MW, Wilayah layanan Memenuhi kebutuhan km
Mukomuko telepon seluler di KPI dan

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 59
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

KPI SISI SEDIAN KPI (SUPPLY SIDE)


No. berdasarkan jarak ke pusat
Aksesibilitas listrik telekomunikasi Sumber Daya Air
RTRW kegiatan
- Dukungan PLTA Ulu Musi dan seluruh wilayah - Pelabuhan Ipuh
PLTA Tes 259 MW, Wilayah kabupaten (63.7 km)
layanan Bengkulu - Seluruh Desa sudah - Pelabuhan
- Direncanakan dibangun 14 terkoneksi Internet Bantal (24.7 km)
pembangkit, 2 pembangkit, - Terminal Ipuh
berkapasitas 100 MW dan 12 (63.7 km)
pembangkit berkapasitas 4- - Terminal
80 MW Wilayah layanan Lubukpinang
Bengkulu (78.7 km)
- Interkoneksi listrik dari - Terminal Muko-
Kambang (Sumbar), wilayah muko (53.5 km)
layanan mukomuko - Terminal Penarik
(25.1 km)

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 60
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

Gambar 14. Peta Regional Konteks

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 61
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

Infrastruktur Penunjang Industri


Infrastruktur Penunjang yang dapat mendukung kegiatan industri di 7 (tujuh) lokasi KPI
yang ada di Kabupaten Mukomuko diataranya adalah tersedianya beberapa fasilitas sosial
seperti fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, dan fasilitas peribadatan. Keberadaan
fasilitas penunjang industri ini akan sangat membantu untuk kegiatan sosial bagi para
pekerja industri di lokasi KPI. Beberapa fasilitas penunjang telah tersedia di wilayah yang
dekat dengan lokasi KPI dan sebagian lagi tersedia di desa-desa yang ada di wilayah
kecamatan. Beberapa fasilitas penunjang industri untukmasing-masing lokasi KPI yang
telah tersedia diantaranya adalah:

1) KPI-Lubuk Pinang
Fasilitas penunjang yang tersedia meliputi bidang pendidikan, kesehatan, dan
keagamaan. Fasilitas bidang pendidikan Di Kecamatan Lubuk Pinang pada tahun 2017
tercatat Delapan Sekolah Dasar (SD ), Dua MI, Dua SMP, Satu MTSN, Satu MTS, Satu
SMA,Satu MA, Dan Satu Sekolah Kejuruan (SMK).

Untuk Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kecamatan Lubuk Pinang pada tahun 2017
adalah Satu unit Puskesmas, Dua buah Puskesmas pembantu, 12 unit Posyandu dan
empat unit Poskesdes.

2) KPI-Penarik
Fasilitas penunjang yang tersedia meliputi bidang pendidikan, kesehatan, dan
keagamaan. Bidang pendidikan di Kecamatan Penarik pada tahun 2017 memiliki
fasilitas atau sarana gedung Sekolah Dasar (SD) sederajat dan Sekolah Menengah
Pertama (SMP) sederajat adalah sebanyak 21 SD sederajat dan tujuh SMP sederajat.
Sedangkan untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat pada tahun 2017 tercatat
empat sekolah.

Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kecamatan Penarik pada tahun 2017 adalah dua
puskesmas, tujuh puskesmas pembantu, 24 posyandu, dan tujuh poskesdes.

3) KPI- Pondok Suguh


Fasilitas penunjang yang tersedia meliputi bidang pendidikan, kesehatan, dan
keagamaan. Dalam bidang pendidikan, pada tahun 2017 Kecamatan Pondok Suguh
memiliki gedung sekolah sebanyak 18 gedung yang terdiri dari 8 Sekolah Dasar (SD)
dan MI (Madrasah Ibtidaiah), 6 Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan MTs
(Madrasih Tsanawiyah), dan 4 Sekolah Menengah Atas (SMA), MA (Madrasah Aliyah),
dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Fasilitas kesehatan yang terdapat di
Kecamatan Pondok Suguh pada tahun 2016 adalah 1 (satu) puskesmas, 3 (tiga)
puskesmas pembantu, 15 (Lima belas) posyandu, 4 (empat) poskesdes, dan 1 (satu)
polindes.

4) KPI-Ipuh

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 62
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

Fasilitas penunjang industri yang tersedia meliputi bidang pendidikan, kesehatan, dan
keagamaan. Di Kecamatan Ipuh terdapat 14 Sekolah Dasar (10 SDN, 2 MIN, dan 2 SD
Swasta), lima Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (4 SMPN dan 1 MTsN) dan tiga
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (1 SMAN, 1 MAN, dan 1 SMKS).

Dibidang kesehatan, sampai dengan Tahun 2017, Kecamatan Ipuh memiliki satu
puskesmas, empat puskesmas pembantu (Pustu), lima poskesdes, empat polindes
dan 18 posyandu. Puskesmas tersebut memiliki ruang rawat inap dan lokasinya
berada di Desa Medan Jaya.

Di bidang keagamaan, untuk memenuhi kebutuhan kegiatan keagamaan, di


Kecamatan Ipuh sampai dengan Tahun 2017 telah berdiri 23 masjid, 26 Mushola, dan
satu gereja.

5) Selagan raya
Fasilitas penunjang industri yang tersedia meliputi bidang pendidikan, kesehatan, dan
keagamaan. Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Selagan Raya tersedia sebanyak
delapan SD yang terdapat di Desa Sungai Jerinjing, Desa Pondok Baru, Sungai Ipuh,
Sungai Gading, Surian Bungkal, Lubuk Bangko, Talang Buai dan Talang Medan. Untuk
SLTP tersedia dua unit sekolah yang terdapat di Desa Talang Buai dan Desa Sungai
Gading.

Dibidang kesehatan, sampai dengan Tahun 2017, Kecamatan Selagan Raya memiliki
satu unit puskesmas, tiga unit puskesmas pembantu (Pustu), empat unit poskesdes
dan 10 posyandu.

6) KPI- Teras Terunjam


Fasilitas penunjang industri yang tersedia meliputi bidang pendidikan, kesehatan, dan
keagamaan. Dalam bidang pendidikan, jumlah sekolah pada tahun 2016 di
Kecamatan Teras Terunjam tercatat sebanyak 12 unit yang terdiri dari 6 unit Sekolah
Dasar (SD), 1 unit Madrasah Ibtidaiyah (MI), 3 unit Sekolah Menengah Pertama
(SMP), 1 unit Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan 1 unit Sekolah Menengah Atas (SMA).

Pada tahun 2017, fasilitas kesehatan yang terdapat di Kecamatan Teras Terunjam
adalah dua unit puskesmas yang terletak di Desa Teruntung dan Desa Tunggal Jaya,
10 posyandu dan empat poskesdes.

Di bidang keagamaan, Kecamatan Teras Terunjam memiliki 15 masjid dan 22 mushola


yang tersebar di seluruh desa, serta tiga gereja yang terdapat di Desa Setia Budi, Desa
Tunggal Jaya, dan Desa Teruntung.

7) KPI-Teramang Jaya

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 63
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

Fasilitas penunjang industri yang tersedia meliputi bidang pendidikan, kesehatan, dan
keagamaan. Bidang pendidikan di Kecamatan Teramang Jaya pada tahun 2017
memiliki fasilitas gedung Sekolah Dasar (SD) sederajat dan Sekolah Menengah
Pertama (SMP) sederajat adalah sebanyak 13 SD sederajat dan tujuh SMP sederajat.
Sedangkan untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat pada tahun 2017 tercatat
tiga sekolah.

Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kecamatan Teramang Jaya pada tahun 2017
adalah 1 unit puskesmas, 3 unit puskesmas pembantu, 14 posyandu, dan 6
poskesdes.

Tabel 31. Fasilitas Penunjang Industri di Kabupaten Mukomuko


FASILITAS PENUNJANG INDUSTRI KPI- KABUPATEN MUKOMUKO

FASILITAS KPI
NO
PENUNJANG
Lubuk Pinang Penarik Pondok Suguh Ipuh Selagan raya Teras terunjam Teramang Jaya
1 SD 10 Unit 21 Unit 8 Unit 14 Unit 8 Unit 12 Unit 13 Unit
2 SLTP 4 Unit 7 Unit 6 Unit 5 Unit 2 Unit 3 Unit 7 Unit
3 SMU 3 Unit 4 Unit 4 Unit 3 Unit 1 Unit 1 Unit 3 Unit
4 Puskesmas 1 Unit 2 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 2 Unit 1 Unit
5 Pustu 2 Unit 7 Unit 3 Unit 4 Unit 3 Unit Unit 3 Unit
6 Puskesling 1 Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit
7 Posyandu 12 Unit 24 Unit 15 Unit 18 Unit 12 Unit 10 Unit 14 Unit
8 Poskesdes Unit 7 Unit 4 Unit Unit 2 Unit 4 Unit 6 Unit
9 Apotik/tokoobat Unit Unit Unit Unit 3 Unit Unit Unit
10 Polindes 4 1 1 4 1
11 Masjid 15 Unit 19 Unit 18 Unit 23 Unit Unit 15 Unit 18 Unit
12 Mushola 34 Unit 24 Unit 14 Unit 26 Unit Unit 22 Unit 17 Unit
13 Gereja Unit Unit 2 Unit 1 Unit Unit 3 Unit Unit

Sumber: Hasil Analisis, 2018

C. Kegiatan (Jenis) Industri, Produksi (Kapasitas, Luas Lahan, Tenaga Kerja)


Analisis penentuan kelayakan KPI dilakukan untuk memilih KPI yang paling prospektif untuk
berkembang di Kabupaten, dikarenakan di dalam dokumen Tata Ruangnya menyebutkan
Kawasan Peruntukan Industri (KPI) dengan jumlah yang banyak, sehingga perlu dilakukan
penyaringan dengan beberapa indikator sebagai berikut:
1. KPI yang ditetapkan dari RTRW berjumlah lebih dari satu
2. Wilayah di dalam KPI dibatasi pada tingkat kecamatan
3. Fungsi wilayah dari masing-masing kecamatan perlu di perhatikan, apakah Kawasan
Strategis Kabupaten (KSK) atau fungsi lain.
4. Analisis Penilaian dilakukan dengan:
a. Melihat keberadaan lahan-lahan milik pemerintah daerah, di dalam KPI.
b. Melihat keberadaan perusahaan/industry besar yang eksisting di KPI.
c. Melihat regulasi daerah

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 64
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 65
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

4.3.2 Sisi Permintaan (Demand Side)/Industri Potensial

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 66
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

4.4 KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR


4.4.1 Sisi Sediaan KPI (Supply Side)
A. Analisis Fisik Lahan
Berdasarkan revisi RTRW (2017, masih dalam proses pembahasan dengan Legislatif
Kawasan Peruntukan Industri (KPI) di Kabupaten OKI dibagi menjadi:
1. industri kecil rumah tangga dan sedang berbasis pertanian tanaman pangan padi dan
palawija di Kecamatan Mesuji, Lempuing, dan Kecamatan Jejawi;
2. industri kecil rumah tangga, sedang dan besar berbasis hortikultura (buah-buahan) di
Kecamatan Tanjung Lubuk, Kota Kayuagung dan Kecamatan Sirah Pulau Padang;
3. industri kecil rumah tangga, sedang dan besar berbasis perikanan (darat dan laut) di
Kecamatan Pedamaran, Kota Kayuagung, Pampangan, Pangkalan Lampam, Tulung
Selapan, Cengal dan Kecamatan Sungai Menang;
4. industri kecil rumah tangga, sedang dan besar berbasis peternakan di Kecamatan
Pampangan dan Pangkalan Lampam;
5. industri kecil rumah tangga, sedang dan besar berbasis perkebunan di Kecamatan
Mesuji, Mesuji Raya, Mesuji Makmur, Lempuing, Lempuing Jaya, Pedamaran,
Pedamaran Timur, Cengal, Sungai Menang, Tulung Selapan, Pampangan, Tanjung
Lubuk, Teluk Gelam dan Kecamatan Air Sugihan; dan
6. industri kecil rumah tangga sedang dan besar berbasis kehutanan (kayu) di
Kecamatan Kota Kayuagung, Air Sugihan, Tulung Selapan, Cengal, Sungai Menang dan
Kecamatan Mesuji.

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 67
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

Berdasarkan hasil analisis fisik lahan, untuk semua Kecamatan yang memiliki KPI di
Kabupaten Ogan Komering Ilir, terdapat luasan yang sesuai dengan kriteria kawasan
peruntukan KPI antara lain di Kecamatan Air Sugihan terdapat 1.305,06 Ha, di Kecamatan
Lempuing seluas 527,84 Ha, di Kecamatan Mesuji 2.896,99 Ha, di Kecamatan Sungai
Menang 4.325,96 Ha, dan di Kecamatan Teluk Gelam 1.910,96 Ha. Total luas kawasan yang
sesuai untuk KPI di 5 kecamatan tersebut adalah 10.966,81 Ha. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel analisis fisik lahan berikut ini.
Tabel 32. Analisis Fisik Lahan KPI di Kabupaten OKI
Kecamatan Desa Industri landuse Lereng Bencana Total
Air Suhigan Desa Bukit Rencana Hutan Rimba 0-2 % Non Bencana 285,56
Batu KPI 0-2 % Total 285,56
Hutan Rimba Total 285,56
Perkebunan / 0-2 % Non Bencana 336,74
Kebun 0-2 % Total 336,74
Perkebunan / Kebun Total 336,74
Rencana KPI Total 622,30
Desa Bukit Batu Total 622,30
Desa Rencana Perkebunan / 0-2 % Non Bencana 682,76
Nusantara KPI Kebun 0-2 % Total 682,76
Perkebunan / Kebun Total 682,76
Rencana KPI Total 682,76
Desa Nusantara Total 682,76
Air Suhigan Total 1.305,06
Lempuing Desa Rencana Perkebunan / 0-2 % Non Bencana 509,95
Purwasari KPI Kebun 0-2 % Total 509,95
Perkebunan / Kebun Total 509,95
Permukiman 2-15 % Non Bencana 17,89
Karyawan 2-15 % Total 17,89
Permukiman Karyawan Total 17,89
Rencana KPI Total 527,84
Desa Purwasari Total 527,84
Lempuing Total 527,84
Mesuji Desa Rencana Perkebunan / 0-2 % Non Bencana 2.248,31
Sungai KPI Kebun 0-2 % Total 2.248,31
Sodong 2-15 % Non Bencana 432,52
2-15 % Total 432,52
Perkebunan / Kebun Total 2.680,83
Permukiman 0-2 % Non Bencana 91,49
Karyawan 0-2 % Total 91,49
Permukiman Karyawan Total 91,49
Rencana KPI Total 2.772,32
Desa Sungai Sodong Total 2.772,32
Nama Desa Rencana Perkebunan / 0-2 % Non Bencana 108,89
Tidak Ada KPI Kebun 0-2 % Total 108,89
Perkebunan / Kebun Total 108,89
Permukiman 0-2 % Non Bencana 15,78
Karyawan 0-2 % Total 15,78
Permukiman Karyawan Total 15,78
Rencana KPI Total 124,66
Nama Desa Tidak Ada Total 124,66
Mesuji Total 2.896,99
Sungai Desa Rencana Perkebunan / 0-2 % Non Bencana 1.775,30
Menang Gajahmati KPI Kebun 0-2 % Total 1.775,30

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 68
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

Kecamatan Desa Industri


landuse Lereng Bencana Total
Perkebunan / Kebun Total 1.775,30
Permukiman 0-2 % Non Bencana 281,15
Karyawan 0-2 % Total 281,15
Permukiman Karyawan Total 281,15
Rencana KPI Total 2.056,45
Desa Gajahmati Total 2.056,45
Desa Rencana Hutan Rimba 0-2 % Non Bencana 1.740,37
Sungai KPI 0-2 % Total 1.740,37
Sibur Hutan Rimba Total 1.740,37
Perkebunan / 0-2 % Non Bencana 529,14
Kebun 0-2 % Total 529,14
Perkebunan / Kebun Total 529,14
Rencana KPI Total 2.269,51
Desa Sungai Sibur Total 2.269,51
Sungai Menang Total 4.325,96
Teluk Gelam Desa Rencana Perkebunan / 0-2 % Non Bencana 1.800,61
Sriguna KPI Kebun 0-2 % Total 1.800,61
Perkebunan / Kebun Total 1.800,61
Permukiman 0-2 % Non Bencana 11,41
Karyawan 0-2 % Total 11,41
2-15 % Non Bencana 98,94
2-15 % Total 98,94
Permukiman Karyawan Total 110,35
Rencana KPI Total 1.910,96
Desa Sriguna Total 1.910,96
Teluk Gelam Total 1.910,96
Grand Total 10.966,81
Sumber: Hasil Analisis, 2018

B. Analisis Dukungan Infrastruktur


Infrastruktur Utama Industri
Merujuk kepada Permenperin No. 40 Tahun 2016, tentang Pedoman Teknis Kawasan
Industri telah disebutkan bahwa ketersediaan infrastruktur industri yang memadai adalah
syarat bagi berdirinya Kawasan Industri. Dalam upaya mengembangkan suatu kawasan
industri perlu mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:
a. Tersedianya akses jalan yang dapat memenuhi kelancaran arus transportasi
kegiatan industri;
b. Tersedianya sumber energi (gas, listrik, dan lain-lain) yang mampu memenuhi
kebutuhan kegiatan industri baik dalam hal ketersediaan, kualitas, kuantitas, dan
kepastian pasokan;
c. Tersedianya sumber air sebagai air baku industri dan air minum baik yang
bersumber dari air permukaan atau ait tanah;
d. Tersedianya sistem jaringan telekomunikasi untuk kebutuhan telepon dan
komunikasi data.
Selain infrastruktur utama, dibutuhkan juga ketersediaan infrastruktur penunjang industri,
yaitu ketersediaan sarana dan prasarana sosial yang dapat melayani kebutuhan para
pekerja industri seperti tersedianya fasilitas pendidikan dasar dan menengah, fasilitas

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 69
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

kesehatan dan fasilitas sosial lainnya seperti fasilitas rekreasi, peribasatan, perbelanjaan
dan sebagainya.
Tabel 33. Dukungan Infrastruktur Utama KPI Teluk Gelam
No. Lokasi KPI Kriteria Keterangan
1. KEC. TELUK 1. Jarak ke pusat Ke Ibukota Kecamatan 5.8 km
GELAM Kota
Ke Ibukota Kabupaten 23.5 km
Lokasi Desa (Kota Kayu Agung)
Sriguna Ke Ibukota Provinsi (Kota 76.8 km
Palembang)
Ke Stasiun KA - Kayu Agung 23.5 km
- Tugu Mulya 44.8 km
Ke Terminal - Terminal Kayu Agung 23.5
km
- Terminal Lempuing 57.3 km
Ke Pelabuhan - Sungai Batang 163 km

2. Energi Listrik - Dukungan Pembangkit PLN WS2JB, Kapasitas 1.650 MW


.
3. Telekomunikasi - PT. TELKOM, dapat memenuhi kebutuhan jaringan
telepon kabel untuk kegiatan industri di wilayah layanan
Kab. OKI termasuk KPI.
- Layanan Menara BTS Bersama Memenuhi kebutuhan
telepon seluler di KPI dan seluruh wilayah kabupaten
4. Prasarana - Trayek angkutan darat yang menghubungkan antar
Angkutan kecamatan
- Angkutan alur sungai.
- Angkutan kereta api
- Angkutan pelayaran laut
5. Sumber Air Baku Dukungan Daerah Aliran Sungai sungai:
WS Musi-Sugihan-Banyuasin-Lemau yaitu:
- Sub DAS Batang, Jatigombol, Jeruju, Komering, Koyan,
Lebonghitam, Mengkudu, Ogan, Pasir, Pidada,
Pulaudalam, Riding, Saleh, Sugihan, Sungai Duabelas,
Sungai Lumpur, teluk dalam dan Teluk Puleh.
- DAS kewenangan pemerintah kabupaten berjumlah 1
(satu) sub DAS yaitu terletak di WS Mesuji-Tulang
Bawang (Sub DAS Mesuji).
6. Kondisi Lahan - Topografi antara 0-16 %
- Harga lahan relatif (pasaran setempat)
- Pengunaan lahan non pertanian produktif (sawah)
No. Lokasi KPI Kriteria Keterangan
2. KEC. 1. Jarak ke pusat Ke Ibukota Kecamatan < 10 km
SUNGAI Kota
Ke Ibukota Kabupaten 154 km
MENANG
(Kota Kayu Agung)
Lokasi Ke Ibukota Provinsi 210 km
Gajahmati (Kota Palembang)
Ke Stasiun KA - Kayu Agung 154 km
- Tugu Mulya 161 km

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 70
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

No. Lokasi KPI Kriteria Keterangan


Ke Terminal - Terminal Kayu Agung 154
km
- Terminal Lempuing 160 km
Ke Pelabuhan - Sungai batang 279 km
2. Energi Listrik - Dukungan Pembangkit PLN WS2JB, Kapasitas
1.650 MW .
3. Telekomunikasi - PT. TELKOM, dapat memenuhi kebutuhan jaringan
telepon kabel untuk kegiatan industri di wilayah
layanan Kab. OKI termasuk KPI.
- Layanan Menara BTS Bersama Memenuhi
kebutuhan telepon seluler di KPI dan seluruh
wilayah kabupaten
4. Prasarana - Trayek angkutan darat yang menghubungkan
Angkutan antar kecamatan
- Angkutan alur sungai.
- Angkutan kereta api
- Angkutan pelayaran laut
5. Sumber Air Dukungan Daerah Aliran Sungai sungai:
Baku WS Musi-Sugihan-Banyuasin-Lemau yaitu:
- Sub DAS Batang, Jatigombol, Jeruju, Komering,
Koyan, Lebonghitam, Mengkudu, Ogan, Pasir,
Pidada, Pulaudalam, Riding, Saleh, Sugihan,
Sungai Duabelas, Sungai Lumpur, teluk dalam dan
Teluk Puleh.
- DAS kewenangan pemerintah kabupaten
berjumlah 1 (satu) sub DAS yaitu terletak di WS
Mesuji-Tulang Bawang (Sub DAS Mesuji).
6. Kondisi Lahan - Topografi antara 0-16 %
- Harga lahan relatif (pasaran setempat)
- Pengunaan lahan non pertanian produktif (sawah)
No. Lokasi KPI Kriteria Keterangan
3. KEC. 1. Jarak ke pusat Ke Ibukota Kecamatan 48.4 km
MESUJI Kota
Ke Ibukota Kabupaten 91.6 km
Lokasi Desa (Kota Kayu Agung)
Sungai Ke Ibukota Provinsi (Kota 147 km
Sodong Palembang)
Ke Stasiun KA - Kayu Agung 91.6 km
- Tugu Mulya 47.5 km
Ke Terminal - Terminal Kayu Agung 91.6
km
- Terminal Lempuing 35 km

Ke Pelabuhan - Sungai batang 243 km

2. Energi Listrik - Dukungan Pembangkit PLN WS2JB, Kapasitas 1.650


MW.

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 71
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

No. Lokasi KPI Kriteria Keterangan


3. Telekomunikasi - PT. TELKOM, dapat memenuhi kebutuhan jaringan
telepon kabel untuk kegiatan industri di wilayah layanan
Kab. OKI termasuk KPI.
- Layanan Menara BTS Bersama Memenuhi kebutuhan
telepon seluler di KPI dan seluruh wilayah kabupaten
4. Prasarana - Trayek angkutan darat yang menghubungkan antar
Angkutan kecamatan
- Angkutan alur sungai.
- Angkutan kereta api
- Angkutan pelayaran laut
5. Sumber Air Baku Dukungan Daerah Aliran Sungai sungai:
WS Musi-Sugihan-Banyuasin-Lemau yaitu:
- Sub DAS Batang, Jatigombol, Jeruju, Komering, Koyan,
Lebonghitam, Mengkudu, Ogan, Pasir, Pidada,
Pulaudalam, Riding, Saleh, Sugihan, Sungai Duabelas,
Sungai Lumpur, teluk dalam dan Teluk Puleh.
- DAS kewenangan pemerintah kabupaten berjumlah 1
(satu) sub DAS yaitu terletak di WS Mesuji-Tulang
Bawang (Sub DAS Mesuji).
6. Kondisi Lahan - Topografi antara 0-16 %
- Harga lahan relatif (pasaran setempat)
- Pengunaan lahan non pertanian produktif (sawah)
No. Lokasi KPI Kriteria Keterangan
4. KEC.LEMPUING 1. Jarak ke pusat Ke Ibukota Kecamatan < 10 km
Kota
Lokasi Desa Ke Ibukota Kabupaten 63.7 km
Belida (Kota Kayu Agung)
Ke Ibukota Provinsi (Kota 27 km
Palembang)
Ke Stasiun KA - Kayu Agung 63.7 km
- Tugu Mulya 57.7 km
Ke Terminal - Terminal Kayu Agung 63.7
km
- Terminal Lempuing 14 km
Ke Pelabuhan - Sungai batang 204 km
2. Energi Listrik - Dukungan Pembangkit PLN WS2JB, Kapasitas 1.650
MW .
3. Telekomunikasi - PT. TELKOM, dapat memenuhi kebutuhan jaringan
telepon kabel untuk kegiatan industri di wilayah
layanan Kab. OKI termasuk KPI.
- Layanan Menara BTS Bersama Memenuhi kebutuhan
telepon seluler di KPI dan seluruh wilayah kabupaten
4. Prasarana - Trayek angkutan darat yang menghubungkan antar
Angkutan kecamatan
- Angkutan alur sungai.
- Angkutan kereta api
- Angkutan pelayaran laut
5. Sumber Air Dukungan Daerah Aliran Sungai sungai:
Baku WS Musi-Sugihan-Banyuasin-Lemau yaitu:

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 72
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

No. Lokasi KPI Kriteria Keterangan


- Sub DAS Batang, Jatigombol, Jeruju, Komering, Koyan,
Lebonghitam, Mengkudu, Ogan, Pasir, Pidada,
Pulaudalam, Riding, Saleh, Sugihan, Sungai Duabelas,
Sungai Lumpur, teluk dalam dan Teluk Puleh.
- DAS kewenangan pemerintah kabupaten berjumlah 1
(satu) sub DAS yaitu terletak di WS Mesuji-Tulang
Bawang (Sub DAS Mesuji).
6. Kondisi Lahan - Topografi antara 0-16 %
- Harga lahan relatif (pasaran setempat)
- Pengunaan lahan non pertanian produktif (sawah)
No. Lokasi KPI Kriteria Keterangan
5. KEC.LEMPUING 1. Jarak ke Ke Ibukota Kecamatan < 10 km
pusat Kota
Lokasi Desa Ke Ibukota Kabupaten 79 km
Purwo Asri (Kota Kayu Agung)
Ke Ibukota Provinsi 27 km
(Kota Palembang)
Ke Stasiun KA - Kayu Agung 63.7 km
- Tugu Mulya 57.7 km
Ke Terminal - Terminal Kayu Agung
63.7 km
- Terminal Lempuing 30
km

Ke Pelabuhan - Sungai batang 219 km

2. Energi - Dukungan Pembangkit PLN WS2JB, Kapasitas


Listrik 1.650 MW .
3. Telekomun PT. TELKOM, dapat memenuhi kebutuhan
-
ikasi jaringan telepon kabel untuk kegiatan industri di
wilayah layanan Kab. OKI termasuk KPI.
- Layanan Menara BTS Bersama Memenuhi
kebutuhan telepon seluler di KPI dan seluruh
wilayah kabupaten
4. Prasarana - Trayek angkutan darat yang menghubungkan
Angkutan antar kecamatan
- Angkutan alur sungai.
- Angkutan kereta api
- Angkutan pelayaran laut
5. Sumber Air Dukungan Daerah Aliran Sungai sungai:
Baku WS Musi-Sugihan-Banyuasin-Lemau yaitu:
- Sub DAS Batang, Jatigombol, Jeruju, Komering,
Koyan, Lebonghitam, Mengkudu, Ogan, Pasir,
Pidada, Pulaudalam, Riding, Saleh, Sugihan,
Sungai Duabelas, Sungai Lumpur, teluk dalam
dan Teluk Puleh.

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 73
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

No. Lokasi KPI Kriteria Keterangan


- DAS kewenangan pemerintah kabupaten
berjumlah 1 (satu) sub DAS yaitu terletak di WS
Mesuji-Tulang Bawang (Sub DAS Mesuji).
6. Kondisi - Topografi antara 0-16 %
Lahan - Harga lahan relatif (pasaran setempat)
- Pengunaan lahan non pertanian produktif
(sawah)
No. Lokasi KPI Kriteria Keterangan
6. KEC.AIR 1. Jarak ke Ke Ibukota Kecamatan 25 km
SUGIHAN pusat Kota
Ke Ibukota Kabupaten 137 km
Lokasi Desa (Kota Kayu Agung)
Bukit Batu Ke Ibukota Provinsi 145 km
(Kota Palembang)
Ke Stasiun KA - Kayu Agung 137 km
- Tugu Mulya 220 km
Ke Terminal - Terminal Kayu Agung 137
km
- Terminal Lempuing 30
km

Ke Pelabuhan - Sungai batang 18.9 km

2. Energi - Dukungan Pembangkit PLN WS2JB, Kapasitas


Listrik 1.650 MW .
3. Telekomun PT. TELKOM, dapat memenuhi kebutuhan
-
ikasi jaringan telepon kabel untuk kegiatan industri di
wilayah layanan Kab. OKI termasuk KPI.
- Layanan Menara BTS Bersama Memenuhi
kebutuhan telepon seluler di KPI dan seluruh
wilayah kabupaten
4. Prasarana - Trayek angkutan darat yang menghubungkan
Angkutan antar kecamatan
- Angkutan alur sungai.
- Angkutan kereta api
- Angkutan pelayaran laut
5. Sumber Air Dukungan Daerah Aliran Sungai sungai:
Baku WS Musi-Sugihan-Banyuasin-Lemau yaitu:
- Sub DAS Batang, Jatigombol, Jeruju, Komering,
Koyan, Lebonghitam, Mengkudu, Ogan, Pasir,
Pidada, Pulaudalam, Riding, Saleh, Sugihan,
Sungai Duabelas, Sungai Lumpur, teluk dalam
dan Teluk Puleh.

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 74
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

No. Lokasi KPI Kriteria Keterangan


- DAS kewenangan pemerintah kabupaten
berjumlah 1 (satu) sub DAS yaitu terletak di WS
Mesuji-Tulang Bawang (Sub DAS Mesuji).
6. Kondisi - Topografi antara 0-16 %
Lahan - Harga lahan relatif (pasaran setempat)
- Pengunaan lahan non pertanian produktif
(sawah)
Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2018

Infrastruktur Penunjang Industri


Infrastruktur Penunjang yang dapat mendukung kegiatan indsutri di KPI Kecamatan
Lempuing Jaya diantaranya tersedia beberapa fasilitas sosial seperti fasilitas pendidikan,
fasilitas kesehatan, dan fasilitas peribadatan.

Tabel 34. Infrastruktur Penunjang KPI Lempuing, Desa Puwosari


FASILITAS PENUNJANG INDUSTRI KPI- LEMPUING JAYA
FASILITAS SOSIAL Kecamatan Desa. Belida Desa. Purwo Asri
1 TK 11 Unit Unit Unit
2 SD 45 Unit 4 Unit Unit
3 SLTP 23 Unit 2 Unit Unit
4 SMU 9 Unit 1 Unit Unit
5 Akademi 1 Unit Unit Unit
6 Puskesmas 2 Unit Unit Unit
7 Poskesdes 25 Unit 2 Unit 1 Unit
8 Balai Kesehatan 2 Unit Unit Unit
9 Masjid 57 Unit 6 Unit 2 Unit
10 Mushola 100 Unit 11 Unit 3 Unit
11 Gereja 8 Unit 1 Unit Unit
12 Pura 10 Unit Unit Unit
13 Vihara 1 Unit Unit Unit

Tabel 35. Dukungan Infrastruktur Penunjang KPI Teluk Gelam

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 75
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

FASILITAS PENUNJANG INDUSTRI KPI- TELUK GELAM


FASILITAS SOSIAL Kecamatan Desa Seriguna
1 TK 5 Unit Unit
2 SD 17 Unit 1 Unit
3 SLTP 4 Unit Unit
4 SMU 1 Unit 1 Unit
5 Puskesmas 1 Unit Unit
6 Poskesdes 13 Unit 1 Unit
7 Pustu 7 Unit 1 Unit
8 Masjid 22 Unit 2 Unit
9 Mushola 42 Unit 2 Unit
10 Gereja 1 Unit Unit
11 Pura 3 Unit Unit

Tabel 36. Dukungan Infrastruktur Utama KPI Sungai Menang


FASILITAS PENUNJANG INDUSTRI KPI- SUNGAI MENANG
FASILITAS SOSIAL Kecamatan Ds. Gajahmati
1 TK 19 Unit 1 Unit
2 SD 23 Unit 1 Unit
3 SLTP 8 Unit 1 Unit
4 SMU 2 Unit Unit
5 Puskesmas 11 Unit Unit
6 Poskesdes 23 Unit 1 Unit
7 Masjid 73 Unit 8 Unit
8 Mushola 113 Unit Unit
9 Gereja 9 Unit Unit

Tabel 37. Infrastruktur Penunjang KPI Air Sugihan, Desa Bukit Batu
FASILITAS PENUNJANG INDUSTRI KPI- AIR SUGIHAN
FASILITAS SOSIAL Kecamatan Bukit batu
1 TK 10 Unit 1 Unit
2 SD 23 Unit 3 Unit
3 SLTP 5 Unit Unit
4 SMU 1 Unit Unit
5 Puskesmas 2 Unit Unit
6 Poskesdes 17 Unit 1 Unit
7 Pustu 3 Unit 1 Unit
8 Masjid 83 Unit 6 Unit
9 Mushola 140 Unit 5 Unit
10 Gereja 6 Unit Unit

C. Kegiatan (Jenis) Industri, Produksi (Kapasitas, Luas Lahan, Tenaga Kerja)

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 76
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

Analisis penentuan kelayakan KPI dilakukan untuk memilih KPI yang paling prospektif untuk
berkembang di Kabupaten, dikarenakan di dalam dokumen Tata Ruangnya menyebutkan
Kawasan Peruntukan Industri (KPI) dengan jumlah yang banyak, sehingga perlu dilakukan
penyaringan dengan beberapa indikator sebagai berikut:
1. KPI yang ditetapkan dari RTRW berjumlah lebih dari satu
2. Wilayah di dalam KPI dibatasi pada tingkat kecamatan
3. Fungsi wilayah dari masing-masing kecamatan perlu di perhatikan, apakah Kawasan
Strategis Kabupaten (KSK) atau fungsi lain.
4. Analisis Penilaian dilakukan dengan:
a. Melihat keberadaan lahan-lahan milik pemerintah daerah, di dalam KPI.
b. Melihat keberadaan perusahaan/industri besar yang eksisting di KPI.
c. Melihat regulasi daerah

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 77
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 78
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 79
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

4.4.2 Sisi Permintaan (Demand Side)

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 80
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

4.5 KABUPATEN PESAWARAN


4.5.1 Sisi Sediaan KPI (Supply Side)
A. Analisis Kondisi Lahan
Berdasar revisi RTRW (2017, masih dalam proses pembahasan dengan Legislatif) Kawasan
Peruntukan Industri (KPI) di Kabupaten Pesawaran diarahkan berlokasi di
1. Kawasan peruntukan industri besar berlokasi di;
a. Kecamatan Tegineneng dengan luas kurang lebih 1.200 (seribu dua ratus) hektar;
b. kawasan industri besar di Kecamatan Negeri Katon dengan luas kurang lebih 200
(dua ratus) hektar; dan
c. Kecamatan Teluk Pandan dengan luas kurang lebih 100 (seratus) hektar;dan

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 81
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

d. Kecamatan Punduh Pedada dengan luas kurang lebih 100 (seratus) hektar.
2. Kawasan peruntukan industri menengah berlokasi di seluruh kecamatan;
3. Kawasan peruntukan industri kecil berlokasi di seluruh kecamatan.
Berdasarkan hasil analisis fisik lahan, untuk 2 Kecamatan yang memiliki KPI di Kabupaten
Pesawaran, terdapat luasan yang sesuai dengan kriteria kawasan peruntukan KPI antara
lain di Kecamatan Tegineneng terdapat 1.243,92 Ha dan di Kecamatan Teluk Pandan seluas
100,08 Ha, Total luas kawasan yang sesuai untuk KPI di 2 kecamatan tersebut adalah
1.343,99 Ha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel analisis fisik lahan berikut ini.
Tabel 38. Analisis Fisik Lahan KPI di Kabupaten Pesawaran
Kecamatan Kelerengan Bencana Landuse Total
Rencana 0-8% GEMPA BUMI RENDAH Ladang 966,07
Kawasan Industri Permukiman 70,19
Tegineneng Sawah 189,37
Sungai 0,00
GEMPA BUMI RENDAH Total 1.225,63
0-8% Total 1.225,63
15-25% GEMPA BUMI RENDAH Ladang 0,70
GEMPA BUMI RENDAH Total 0,70
15-25% Total 0,70
8-15% GEMPA BUMI RENDAH Ladang 17,52
Permukiman 0,07
GEMPA BUMI RENDAH Total 17,59
8-15% Total 17,59
Rencana Kawasan Industri Tegineneng Total 1.243,92
Rencana >45% GEMPA BUMI RENDAH Belukar 5,39
Kawasan Industri GEMPA BUMI RENDAH Total 5,39
Teluk Pandan >45% Total 5,39
0-8% GEMPA BUMI RENDAH Belukar 4,31
Perkebunan 0,00
GEMPA BUMI RENDAH Total 4,31
GEMPA BUMI RENDAH Belukar 2,97
DAN RAWAN TSUNAMI Ladang 1,81
Perkebunan 1,89
Sawah 13,14
GEMPA BUMI RENDAH DAN RAWAN
19,81
TSUNAMI Total
0-8% Total 24,12
15-25% GEMPA BUMI RENDAH Belukar 8,13
Perkebunan 0,21
GEMPA BUMI RENDAH Total 8,34
GEMPA BUMI RENDAH Belukar 8,00
DAN RAWAN TSUNAMI Ladang 0,21
Perkebunan 1,52
GEMPA BUMI RENDAH DAN RAWAN
9,73
TSUNAMI Total
15-25% Total 18,07
25-45% GEMPA BUMI RENDAH Belukar 25,38
Perkebunan 0,10
GEMPA BUMI RENDAH Total 25,48
GEMPA BUMI RENDAH Belukar
7,24
DAN RAWAN TSUNAMI
Perkebunan 0,25

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 82
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

Kecamatan Kelerengan Bencana Landuse Total


GEMPA BUMI RENDAH DAN RAWAN
7,49
TSUNAMI Total
25-45% Total 32,97
8-15% GEMPA BUMI RENDAH Belukar 5,00
Perkebunan 0,08
GEMPA BUMI RENDAH Total 5,08
GEMPA BUMI RENDAH Belukar 4,95
DAN RAWAN TSUNAMI Ladang 2,00
Perkebunan 3,80
Sawah 3,69
GEMPA BUMI RENDAH DAN RAWAN
14,44
TSUNAMI Total
8-15% Total 19,52
Rencana Kawasan Industri Teluk Pandan Total 100,08
Grand Total 1.343,99
Sumber: Hasil Analisis, 2018

B. Analisis Dukungan Infrastruktur Utama dan Penunjang


Infrastruktur Utama Industri
Merujuk kepada Permenperin No. 40 Tahun 2016, tentang Pedoman Teknis Kawasan
Industri telah disebutkan bahwa ketersediaan infrastruktur industri yang memadai adalah
syarat bagi berdirinya Kawasan Industri. Dalam upaya mengembangkan suatu kawasan
industri perlu mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:
a. Tersedianya akses jalan yang dapat memenuhi kelancaran arus transportasi kegiatan
industri;
b. Tersedianya sumber energi (gas, listrik, dan lain-lain) yang mampu memenuhi
kebutuhan kegiatan industri baik dalam hal ketersediaan, kualitas, kuantitas, dan
kepastian pasokan;
c. Tersedianya sumber air sebagai air baku industri dan air minum baik yang bersumber
dari air permukaan atau ait tanah;
d. Tersedianya sistem jaringan telekomunikasi untuk kebutuhan telepon dan komunikasi
data.
Selain infrastruktur utama, dibutuhkan juga ketersediaan infrastruktur penunjang industri,
yaitu ketersediaan sarana dan prasarana sosial yang dapat melayani kebutuhan para
pekerja industri seperti tersedianya fasilitas pendidikan dasar dan menengah, fasilitas
kesehatan dan fasilitas sosial lainnya seperti fasilitas rekreasi, peribasatan, perbelanjaan
dan sebagainya.

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 83
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

Tabel 39. Infrastruktur Utama KPI Tegineneng


KPI berdasarkan
No Sisi Sediaan (Supply Side) Keterangan
RTRW
1. KPI 7. Aksesibilitas Terhubung dengan Jalan Keberadaan jalan negara ini menjadi pendukung utama bagi
TEGINENENG Nasional (Jalan Arteri Primer pengembangan KPI di Kecamatan Tegineneng kedepan:
Lokasi Lintas Sumatera dan Jalan Tol - Menjadi pintu gerbang menuju pusat pasar industri nasional
Administrasi di Ruas Bakauheni-Tembagi Besar) dan mancanegara.
Kec. Tegineneng - Aksesibilitas tinggi terhadap Kota Bandar Lampung sebagai
Ibukota provinsi, terhadap Kota Palembang di Sumatera bagian
tengah maupun akses tinggi terhadap kota Lainnya di Pulau
Sumatera.
- Dikaitkan dengan pengembangan sektor industri dan KPI
adalah meningkatnya aksesibilitas menuju pasar industri dan
sumber bahan baku yang ada di wilayah Provinsi Lampung dan
Pulau Sumatera.
Terhubung dengan Jalan Lokal Jalan kabupaten menjadi akses utama yang menghubungkan:
Primer (Jalan Kabupaten) - Antar Pusat kecamatan di kabupaten Pesawaran
- Antara KPI Pesawaran dengan KPI Teluk Pandan di Kab.
Pesawaran.
- Akses KPI terhadap Pusat pemerintahan Kabupaten.
- Akses dari KPI menuju pusat bahan baku industri yang berlokasi
di wilayah perdesaan di Kabupaten Pesawaran.
Jaringan jalan Kereta Api di Keberadaan Jalan Kereta Api di wilayah Kecamatan tegineneng
Kecamatan Tegineneng menjadi potensi tersediri bagi pengembangan KPI Tegineneng:
- Terciptanya aksesibilitas tinggi terhadap bahan baku dan pasar
industri di wilayah lainnya di Pulau Sumatera yang dilalui oleh
jaringan jalan KA.

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 84
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

KPI berdasarkan
No Sisi Sediaan (Supply Side) Keterangan
RTRW
8. Energi Listrik Pembangkit Interkoneksi - Wilayah layanan Lampung termasuk Pesawaran
Sumbagsel kapasitas 350 MW
Pembangkit di Prov. Lmpung - Wilayah layanan Lampung termasuk Pesawaran
kapsitas 566.22 MW
Pembangkit Sewa 314 MW - Wilayah layanan Lampung termasuk Pesawaran
Pemanfaatan dan peningkatan - di Kecamatan Tegineneng, Kecamatan Gedong Tataan,
PLTD Kawasan pesisir dan pulau-pulau;
Pengembangan PLTU - di Kecamatan Teluk Pandan, Kecamatan Padang Cermin,
Kecamatan Marga Punduh, dan Kecamatan Punduh Pedada
Pengembangan PLTA Way Sabu - di Kecamatan Way Ratai dan Kecamatan Padang Cermin
dan PLT Mikro Hidro
Pengembangan Pembangkit - Seluruh wilayah Kabupaten Pesawaran
Listrik tenaga Alternatif dari
sumber 85nergy baru
terbarukan terdiri atas PLT
Surya, PLT Biomassa, PLT Angin,
dan PLT lainnya
9. Telekomunikasi PT. Telkom - Dapat memenuhi kebutuhan jaringan telepon kabel untuk
kegiatan industri di wilayah layanan Kab. Pesawaran termasuk
KPI.
Membuat menara BTS Bersama - Memenuhi kebutuhan telepon seluler di KPI dan seluruh
wilayah kabupaten
10. Sumber daya Sungai Way sekampung – way - Mendukung keperluan air baku industri di wilayah KPI Kab.
air seputih serta anak-anak Pesawaran
sungainya yang melintasi KPI
Faktor Hidrologis - Curah hujan rata-rata tahunan > 2000 mm.
- Mendukung untukkeperluan industri dan pertanian

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 85
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

KPI berdasarkan
No Sisi Sediaan (Supply Side) Keterangan
RTRW
- Mendukung ketersediaan air permukaan
CAT Metro-Kota Bumi - terdapat di Kecamatan Tegineneng, Kecamatan Negeri Katon,
Kecamatan Gedong Tataan, Kecamatan Way Lima dan
Kecamatan Kedondong; dan CAT Bandar Lampung terdapat di
Kecamatan Padang Cermin
11. Jarak ke Pusat Ke Pusat Pemerintahan Provinsi - Dari KPI Tegineneng berjarak sekitar 40 km ditempuh melalui
Aktifitas (PKW) Bandar Lampung jalan nasional (Arteri Primer)
Ke Pusat Pemerintahan - Dari KPI Tegineneng berjarak sekitar 32 km ditempuh melalui
Kabupaten (PKWp) Gedong jalan Nasional-Lokal Primer (Jalan Kabupaten)
Tataan
Ke Pusat Pelayanan Kawasan - Dari KPI Tegineneng berjarak sekitar 80 km ditempuh melalui
(PPK) Perkotaan Padang Cermin Jalan Nasional (Beranti) – Negeri Katon – Gedong Tataan-Way
Lima-Way ratai-Padang cermin (jalan Kolektor).
Ke Pusat Pelayanan Kawasan - Dari KPI Tegineneng berjarak sekitar 16 km ditempuh melalui
(PPK) Perkotaan Negeri Katon jalan Beranti (Arteri Primer)- Negeri Katon (jalan Kolektor)
Ke Pusat Pelayanan Kawasan - Dari KPI Tegineneng berjarak sekitar 51 km ditempuh melalui
(PPK) Perkotaan Teluk Pandan Kota Bandar lampung (Arteri Primer) – Teluk Pandan (Jalan
kabupaten)
PPL Kedongdong - Dari KPI Tegineneng berjarak sekitar 58.7 km ditempuh melalui
jalan Kolektor
PPL Way Lima - Dari KPI Tegineneng berjarak sekitar 46 km ditempuh melalui
jalan Kolektor
PPL Punduh Pedada - Dari KPI Tegineneng berjarak sekitar 126 km ditempuh melalui
jalan Kolektor
PPL Way Khilau - Dari KPI Tegineneng berjarak sekitar 56 km ditempuh melalui
jalan jalan Kolektor

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 86
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

KPI berdasarkan
No Sisi Sediaan (Supply Side) Keterangan
RTRW
PPL Marga Punduh - Dari KPI Tegineneng berjarak sekitar 99 km ditempuh melalui
jalan Kolektor
PPL Way Ratai - Dari KPI Tegineneng berjarak sekitar 51 km ditempuh melalui
jalan Arteri Primer dan jalan Kolektor
Ke Terminal Type B dan - Dari KPI Tegineneng berjarak sekitar 32 km ditempuh melalui
termminal Barang di Gedong jalan Kolektor dan jalan Lokal primer
Tataan
Ke Pelabuhan Industri di Punduh - Dari KPI Tegineneng berjarak sekitar 1267 km ditempuh melalui
Pedada jalan Kolektor
Ke Bandara Udara Raden Intan II - Dari KPI Tegineneng sekitar 12 km melalui jalan Kolektor dan
Arteri Primer
KPI berdasarkan
No Sisi Sediaan (Supply Side) Keterangan
RTRW
2. KPI TELUK 1. Aksesibilitas Terhubung dengan Jalan Lokal Jalan kabupaten menjadi akses utama yang menghubungkan:
PANDAN Primer (jalan Kabupaten) - Antara KPI Pesawaran dengan KPI Teluk Pandan di Kab.
Lokasi: Pesawaran.
Administrasi di - Akses KPI terhadap Pusat pemerintahan Kabupaten.
Kec. Teluk - Akses dari KPI menuju pusat bahan baku industri yang berlokasi
Pandan di wilayah perdesaan di Kabupaten Pesawaran.
2. Energi Listrik Pembangkit Interkoneksi - Wilayah layanan Lampung termasuk Pesawaran
Sumbagsel kapasitas 350 MW
Pembangkit di Prov. Lmpung - Wilayah layanan Lampung termasuk Pesawaran
kapsitas 566.22 MW
Pembangkit Sewa 314 MW - Wilayah layanan Lampung termasuk Pesawaran
Pemanfaatan dan peningkatan - di Kecamatan Tegineneng, Kecamatan Gedong Tataan,
PLTD Kawasan pesisir dan pulau-pulau;

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 87
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

KPI berdasarkan
No Sisi Sediaan (Supply Side) Keterangan
RTRW
Pengembangan PLTU - di Kecamatan Teluk Pandan, Kecamatan Padang Cermin,
Kecamatan Marga Punduh, dan Kecamatan Punduh Pedada
Pengembangan PLTA Way Sabu - di Kecamatan Way Ratai dan Kecamatan Padang Cermin
dan PLT Mikro Hidro
Pengembangan Pembangkit - Seluruh wilayah Kabupaten Pesawaran
Listrik tenaga Alternatif dari
sumber 88nergy baru
terbarukan terdiri atas PLT
Surya, PLT Biomassa, PLT Angin,
dan PLT lainnya
3. Telekomunikasi PT. Telkom - Dapat memenuhi kebutuhan jaringan telepon kabel untuk
kegiatan industri di wilayah layanan Kab. Pesawaran termasuk
KPI.
Membuat menara BTS Bersama - Memenuhi kebutuhan telepon seluler di KPI dan seluruh
wilayah kabupaten
4. Sumber daya Sungai Way sekampung – way - Mendukung keperluan air baku industri di wilayah KPI Kab.
air seputih serta anak-anak Pesawaran
sungainya yang melintasi KPI
Faktor Hidrologis - Curah hujan rata-rata tahunan > 2000 mm.
- Mendukung untukkeperluan industri dan pertanian
- Mendukung ketersediaan air permukaan
CAT Metro-Kota Bumi - terdapat di Kecamatan Tegineneng, Kecamatan Negeri Katon,
Kecamatan Gedong Tataan, Kecamatan Way Lima dan
Kecamatan Kedondong; dan CAT Bandar Lampung terdapat di
Kecamatan Padang Cermin
5. Jarak ke Pusat Ke Pusat Pemerintahan Provinsi - Dari KPI Teluk Pandan sekitar 12 km Lokal dan jalan
Aktifitas (PKW) Bandar Lampung ArteriPrimer

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 88
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

KPI berdasarkan
No Sisi Sediaan (Supply Side) Keterangan
RTRW
Ke Pusat Pemerintahan - Dari KPI Teluk Pandan sekitar 38 km melalui jalan kabupaten
Kabupaten (PKWp) Gedung
Tataan
Ke Pusat Kegiatan Lokal Promosi - Dari KPI Teluk Pandan sekitar 50 km melalui jalan nasional dan
(PKLp) Tegineneng kabupaten
Ke Pusat Pelayanan Kawasan - Dari KPI Teluk Pandan sekitar 28 km melalui jalan nasional dan
(PPK) Perkotaan Padang Cermin kabupaten
Ke Pusat Pelayanan Kawasan - Dari KPI Teluk Pandan sekitar 51 km melalui jalan nasional dan
(PPK) Perkotaan Negeri Katon kabupaten
PPL Kedongdong - Dari KPI Teluk Pandan sekitar 49 km melalui jalan kabupaten
PPL Way Lima - Dari KPI Teluk Pandan sekitar 48 km melalui jalan kabupaten
PPL Punduh Pedada - Dari KPI Teluk Pandan sekitar 67 km melalui jalan kabupaten
PPL Way Khilau - Dari KPI Teluk Pandan sekitar 58 km melalui jalan kabupaten
PPL Marga Punduh - Dari KPI Teluk Pandan sekitar 38 km melalui jalan kabupaten
PPL Way Ratai - Dari KPI Teluk Pandan sekitar 35 km melalui jalan kabupaten
Ke Terminal Type B dan - Dari KPI Teluk Pandan sekitar 53 km melalui jalan kabupaten
termminal Barang di Gedong
Tataan
Ke Pelabuhan Industri di Punduh - Dari KPI Teluk Pandan sekitar 67 km melalui jalan kabupaten
Pedada
Ke Pelabuhan darat (dry port) di - Dari KPI Teluk Pandan sekitar 49 km melalui jalan kabupaten
Tegineneng
Ke Bandara Udara Raden Intan II - Dari KPI Teluk Pandan sekitar 42 km melalui jalan kabupaten
dan jalan nasional
Sumber : Hasil Analisis , 2018

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 89
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

Gambar 15. Konteks Regional KPI - Pesawaran


Infrastruktur Utama Industri
Infrastruktur Penunjang yang dapat mendukung kegiatan indsutri di KPI Kecamatan
Tegineneng diantaranya tersedia beberapa fasilitas sosial seperti fasilitas pendidikan, fasilitas
kesehatan, dan fasilitas peribadatan.
Tabel 40. Infrastruktur Penunjang KPI Tegineneng
FASILITAS PENUNJANG INDUSTRI KPI-
TEGINENENG
FASILITAS SOSIAL Jumlah
1 TK 14 Unit
2 SD 36 Unit
3 SLTP 11 Unit
4 SMU 6 Unit
5 Puskesmas 2 Unit
6 Pustu 5 Unit
7 Balai pengobatan 1 Unit
8 Posyandu 61 Unit
9 Poskesdes 7 Unit
10 Masjid 81 Unit
11 Mushola 144 Unit
12 Gereja 10 Unit
13 Vihara 3 Unit

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 90
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

Infrastruktur Penunjang yang dapat mendukung kegiatan indsutri di KPI Kecamatan


Tegineneng diantaranya tersedia beberapa fasilitas sosial seperti fasilitas pendidikan, fasilitas
kesehatan, dan fasilitas peribadatan.

Tabel 41. Infrastruktur Penunjang KPI Teluk Pandan


FASILITAS PENUNJANG INDUSTRI KPI- TELUK
PANDAN
FASILITAS SOSIAL Jumlah
1 TK 1 Unit
2 SD 15 Unit
3 SLTP 2 Unit
4 SMU 1 Unit
5 Puskesmas 1 Unit
6 Pustu 3 Unit
7 Apotik 1 Unit
8 Posyandu 39 Unit
9 Masjid 41 Unit
10 Mushola 54 Unit
11 Gereja 4 Unit
12 Vihara 1 Unit

C. Kegiatan (Jenis) Industri, Produksi (Kapasitas, Luas Lahan, Tenaga Kerja)

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 91
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 92
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 93
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

4.5.2 Sisi Permintaan (Demand Side)/Industri Potensial

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 94
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 95
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

5.1 KABUPATEN KAMPAR


5.1.1 Penetapan dan Pengembangan Industri Prospektif
Setelah menganalisis ketersediaan bahan baku, aliran barang serta RIPIN, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa Industri prosfektif yang dapat dikembangkan di Kabupaten
Kampar (Kode KBLI-2015) adalah sebagai berikut :

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 96
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

5.1.2 Estimasi Pengembangan KPI 5-20 Tahun Kedepan


Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 142 Tahun 2015, luas lahan Kawasan Industri minimal
50 ha atau minimal 5 ha untuk Kawasan Industri khusus industri kecil dan menengah.
Ketersediaan lahan harus memasukkan pertimbangan kebutuhan lahan di luar kegiatan
sektor industri sebagai efek bergandanya, seperti kebutuhan lahan perumahan dan
kegiatan permukiman dan perkotaan lainnya.
Berdasarkan hasil analisis sebelumnya, kebutuhan lahan industri setiap jenis industri untuk
20 tahun kedepan pada masing-masing KPI yang ada di wilayah Kabupaten Kampar adalah
seperti terlihat pada tabel di bawah ini.

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 97
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

ESTIMASI KEBUTUHAN LAHAN DAN INFRASTRUKTUR KPI- KAB. KAMPAR


TAHUN
Infrastruktur (Permenperin
No KPI
No.40/2016) 2019 2020 2021 2022 2023 2024-2028 2029-2033 2034-2039

1 KPI Siak Hulu Kebuhuhan Lahan industri (Ha) 64,8 65,31 65,77 66,28 66,85 68,65 68,93 71,44 71,73 74,59 74,97
RTH (8-10%) 6,48 6,53 6,58 6,63 6,69 6,87 6,89 7,14 7,17 7,46 7,50
Jalan (8-10%) 6,48 6,53 6,58 6,63 6,69 6,87 6,89 7,14 7,17 7,46 7,50
Infrastruktur penunjang (10%) 6,48 6,53 6,58 6,63 6,69 6,87 6,89 7,14 7,17 7,46 7,50
Total Lahan (Ha) 84,24 84,90 85,50 86,16 86,91 89,25 89,61 92,87 93,25 96,97 97,46
Listrik (0,15-0,20MW/ha) 16,85 16,98 17,10 17,23 17,38 17,85 17,92 18,57 18,65 19,39 19,49
Air Baku (0,55-0,75 l/dtk) 63,18 63,68 64,13 64,62 65,18 66,93 67,21 69,65 69,94 72,73 73,10
Telekomunikasi 20-40 SST/Ha) 3.370 3.396 3.420 3.447 3.476 3.570 3.584 3.715 3.730 3.879 3.898
TPS 1 unit/20 Ha 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5

2 KPI Tambang Kebuhuhan Lahan industri (Ha) 66,47 66,95 67,49 67,99 68,56 69,16 71,31 71,85 74,2 74,89 77,79
RTH (8-10%) 6,65 6,70 6,75 6,80 6,86 6,92 7,13 7,19 7,42 7,49 7,78
Jalan (8-10%) 6,65 6,70 6,75 6,80 6,86 6,92 7,13 7,19 7,42 7,49 7,78
Infrastruktur penunjang (10%) 6,65 6,70 6,75 6,80 6,86 6,92 7,13 7,19 7,42 7,49 7,78
Total Lahan (Ha) 86,41 87,04 87,74 88,39 89,13 89,91 92,70 93,41 96,46 97,36 101,13
Listrik (0,15-0,20MW/ha) 17,28 17,41 17,55 17,68 17,83 17,98 18,54 18,68 19,29 19,47 20,23
Air Baku (0,55-0,75 l/dtk) 64,81 65,28 65,80 66,29 66,85 67,43 69,53 70,05 72,35 73,02 75,85
Telekomunikasi 20-40 SST/Ha) 3.456 3.481 3.509 3.535 3.565 3.596 3.708 3.736 3.858 3.894 4.045
TPS 1 unit/20 Ha 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5

3 KPI Tapung Kebuhuhan Lahan industri (Ha) 60,63 61,11 61,54 62,03 62,57 63,07 65,08 65,57 67,76 68,27 71,01
RTH (8-10%) 6,06 6,11 6,15 6,20 6,26 6,31 6,51 6,56 6,78 6,83 7,10
Jalan (8-10%) 6,06 6,11 6,15 6,20 6,26 6,31 6,51 6,56 6,78 6,83 7,10
Infrastruktur penunjang (10%) 6,06 6,11 6,15 6,20 6,26 6,31 6,51 6,56 6,78 6,83 7,10
Total Lahan (Ha) 78,82 79,44 80,00 80,64 81,34 81,99 84,60 85,24 88,09 88,75 92,31
Listrik (0,15-0,20MW/ha) 15,76 15,89 16,00 16,13 16,27 16,40 16,92 17,05 17,62 17,75 18,46
Air Baku (0,55-0,75 l/dtk) 59,11 59,58 60,00 60,48 61,01 61,49 63,45 63,93 66,07 66,56 69,23
Telekomunikasi 20-40 SST/Ha) 3.153 3.178 3.200 3.226 3.254 3.280 3.384 3.410 3.524 3.550 3.693
TPS 1 unit/20 Ha 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5

Sumber : Hasil Analisis, 2018

5.2 KABUPATEN ROKAN HULU


5.2.1 Penetapan dan Pengembangan Industri Prospektif
Setelah menganalisis ketersediaan bahan baku, aliran barang serta RIPIN, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa Industri prosfektif yang dapat dikembangkan di Kabupaten
Rokan Hulu (Kode KBLI-2015) adalah sebagai berikut :

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 98
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

5.2.2 Estimasi Pengembangan KPI 5-20 Tahun Kedepan


Kegiatan industri umumnya membutuhkan lahan yang luas, terutama industri-industri
berskala sedang dan besar. Untuk itu, skala industri yang akan dikembangkan harus pula
memperhitungkan luas lahan yang tersedia sehingga tidak terjadi upaya memaksakan diri
untuk konversi lahan secara besar besaran guna pembangunan Kawasan Industri.
Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 142 Tahun 2015, luas lahan Kawasan Industri minimal
50 ha atau minimal 5 ha untuk Kawasan Industri khusus industri kecil dan menengah.
Ketersediaan lahan harus memasukkan pertimbangan kebutuhan lahan di luar kegiatan
sektor industri sebagai efek bergandanya, seperti kebutuhan lahan perumahan dan
kegiatan permukiman dan perkotaan lainnya.

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 99
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

Berdasarkan hasil analisis sebelumnya, kebutuhan lahan industri setiap jenis industri untuk
20 tahun kedepan pada masing-masing KPI yang ada di wilayah Kabupaten Rokan Hulu
adalah seperti terlihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 42. Estimasi Kebutuhan lahan Industri pada KPI-Kepenuhan (Ha)
ESTIMASI KEBUTUHAN LAHAN DAN INFRASTRUKTUR KPI- KAB. ROKAN HULU

Tahun
Infrastruktur (Permenperin
No KPI
No.40/2016) 2019 2020 2021 2022 2023 2024-2028 2029-2033 2034-2039

1 KPI Kepenuhan Kebuhuhan Lahan industri (Ha) 61,83 61,83 63,94 63,94 66,18 66,18 70,88 73,39 78,62 78,62 87,19
RTH (8-10%) 6,18 6,18 6,39 6,39 6,62 6,62 7,09 7,34 7,86 7,86 8,72
Jalan (8-10%) 6,18 6,18 6,39 6,39 6,62 6,62 7,09 7,34 7,86 7,86 8,72
Infrastruktur penunjang (10%) 6,18 6,18 6,39 6,39 6,62 6,62 7,09 7,34 7,86 7,86 8,72
Total Lahan (Ha) 80,38 80,38 83,12 83,12 86,03 86,03 92,14 95,41 102,21 102,21 113,35
Listrik (0,15-0,20MW/ha) 16,08 16,08 16,62 16,62 17,21 17,21 18,43 19,08 20,44 20,44 22,67
Air Baku (0,55-0,75 l/dtk) 60,28 60,28 62,34 62,34 64,53 64,53 69,11 71,56 76,65 76,65 85,01
Telekomunikasi 20-40 SST/Ha) 3.215 3.215 3.325 3.325 3.441 3.441 3.686 3.816 4.088 4.088 4.534
TPS 1 unit/20 Ha 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 6

2 KPI Ujungbatu Kebuhuhan Lahan industri (Ha) 46,5 46,5 48,1 48,1 49,79 49,79 53,32 55,2 59,14 59,14 65,57
RTH (8-10%) 4,65 4,65 4,81 4,81 4,98 4,98 5,33 5,52 5,91 5,91 6,56
Jalan (8-10%) 4,65 4,65 4,81 4,81 4,98 4,98 5,33 5,52 5,91 5,91 6,56
Infrastruktur penunjang (10%) 4,65 4,65 4,81 4,81 4,98 4,98 5,33 5,52 5,91 5,91 6,56
Total Lahan (Ha) 60,45 60,45 62,53 62,53 64,73 64,73 69,32 71,76 76,88 76,88 85,24
Listrik (0,15-0,20MW/ha) 12,09 12,09 12,51 12,51 12,95 12,95 13,86 14,35 15,38 15,38 17,05
Air Baku (0,55-0,75 l/dtk) 45,34 45,34 46,90 46,90 48,55 48,55 51,99 53,82 57,66 57,66 63,93
Telekomunikasi 20-40 SST/Ha) 2.418 2.418 2.501 2.501 2.589 2.589 2.773 2.870 3.075 3.075 3.410
TPS 1 unit/20 Ha 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4
Sumber : Hasil Analisis, 2018

5.3 KABUPATEN MUKOMUKO


5.3.1 Penetapan Industri Prospektif

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 100
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 101
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

5.3.2 Estimasi Pengembangan KPI 5-20 Tahun Kedepan


Tabel 43. Estimasi Kebutuhan lahan Industri pada KPI-Ipuh (Ha)
ESTIMASI KEBUTUHAN LAHAN DAN INFRASTRUKTUR KPI- KAB. MUKOMUKO
Tahun
Infrastruktur (Permenperin
No KPI
No.40/2016) 2019 2020 2021 2022 2023 2024-2028 2029-2033 2034-2039

1 Mukomuko Kebuhuhan Lahan industri (Ha) 45,73 45,73 46,54 46,54 47,39 47,39 49,16 50,09 51,93 51,93 54,82
KPI- Lubuk Pinang RTH (8-10%) 4,57 4,57 4,65 4,65 4,74 4,74 4,92 5,01 5,19 5,19 5,48
Jalan (8-10%) 4,57 4,57 4,65 4,65 4,74 4,74 4,92 5,01 5,19 5,19 5,48
Infrastruktur penunjang (10%) 4,57 4,57 4,65 4,65 4,74 4,74 4,92 5,01 5,19 5,19 5,48
Total Lahan (Ha) 59,45 59,45 60,50 60,50 61,61 61,61 63,91 65,12 67,51 67,51 71,27
Listrik (0,15-0,20MW/ha) 11,89 11,89 12,10 12,10 12,32 12,32 12,78 13,02 13,50 13,50 14,25
Air Baku (0,55-0,75 l/dtk) 44,59 44,59 45,38 45,38 46,21 46,21 47,93 48,84 50,63 50,63 53,45
Telekomunikasi 20-40 SST/Ha) 2.378 2.378 2.420 2.420 2.464 2.464 2.556 2.605 2.700 2.700 2.851
TPS 1 unit/20 Ha 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4

2 KPI Penarik Kebuhuhan Lahan industri (Ha) 28,22 28,22 28,69 28,69 29,22 29,22 30,32 30,90 32,03 32,03 33,81
RTH (8-10%) 2,82 2,82 2,87 2,87 2,92 2,92 3,03 3,09 3,20 3,20 3,38
Jalan (8-10%) 2,82 2,82 2,87 2,87 2,92 2,92 3,03 3,09 3,20 3,20 3,38
Infrastruktur penunjang (10%) 2,82 2,82 2,87 2,87 2,92 2,92 3,03 3,09 3,20 3,20 3,38
Total Lahan (Ha) 36,69 36,69 37,30 37,30 37,99 37,99 39,42 40,17 41,64 41,64 43,95
Listrik (0,15-0,20MW/ha) 7,34 7,34 7,46 7,46 7,60 7,60 7,88 8,03 8,33 8,33 8,79
Air Baku (0,55-0,75 l/dtk) 27,51 27,51 27,97 27,97 28,49 28,49 29,56 30,13 31,23 31,23 32,96
Telekomunikasi 20-40 SST/Ha) 1.467 1.467 1.492 1.492 1.519 1.519 1.577 1.607 1.666 1.666 1.758
TPS 1 unit/20 Ha 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

3 KPI Pondok Suguh Kebuhuhan Lahan industri (Ha) 33,06 33,06 33,67 33,67 34,28 34,28 35,57 36,21 37,56 37,56 39,64
RTH (8-10%) 3,31 3,31 3,37 3,37 3,43 3,43 3,56 3,62 3,76 3,76 3,96
Jalan (8-10%) 3,31 3,31 3,37 3,37 3,43 3,43 3,56 3,62 3,76 3,76 3,96
Infrastruktur penunjang (10%) 3,31 3,31 3,37 3,37 3,43 3,43 3,56 3,62 3,76 3,76 3,96
Total Lahan (Ha) 42,98 42,98 43,77 43,77 44,56 44,56 46,24 47,07 48,83 48,83 51,53
Listrik (0,15-0,20MW/ha) 8,60 8,60 8,75 8,75 8,91 8,91 9,25 9,41 9,77 9,77 10,31
Air Baku (0,55-0,75 l/dtk) 32,23 32,23 32,83 32,83 33,42 33,42 34,68 35,30 36,62 36,62 38,65
Telekomunikasi 20-40 SST/Ha) 1.719 1.719 1.751 1.751 1.783 1.783 1.850 1.883 1.953 1.953 2.061
TPS 1 unit/20 Ha 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3

4 KPI Ipuh Kebuhuhan Lahan industri (Ha) 44,72 44,72 45,48 45,48 46,33 46,33 48,04 48,95 50,77 50,77 53,58
RTH (8-10%) 4,47 4,47 4,55 4,55 4,63 4,63 4,80 4,90 5,08 5,08 5,36
Jalan (8-10%) 4,47 4,47 4,55 4,55 4,63 4,63 4,80 4,90 5,08 5,08 5,36
Infrastruktur penunjang (10%) 4,47 4,47 4,55 4,55 4,63 4,63 4,80 4,90 5,08 5,08 5,36
Total Lahan (Ha) 58,14 58,14 59,12 59,12 60,23 60,23 62,45 63,64 66,00 66,00 69,65
Listrik (0,15-0,20MW/ha) 11,63 11,63 11,82 11,82 12,05 12,05 12,49 12,73 13,20 13,20 13,93
Air Baku (0,55-0,75 l/dtk) 43,60 43,60 44,34 44,34 45,17 45,17 46,84 47,73 49,50 49,50 52,24
Telekomunikasi 20-40 SST/Ha) 2.325 2.325 2.365 2.365 2.409 2.409 2.498 2.545 2.640 2.640 2.786
TPS 1 unit/20 Ha 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

5 KPI Selagan Raya Kebuhuhan Lahan industri (Ha) 24,80 24,80 25,21 25,21 25,68 25,68 26,63 27,15 28,16 28,16 29,70
RTH (8-10%) 2,48 2,48 2,52 2,52 2,57 2,57 2,66 2,72 2,82 2,82 2,97
Jalan (8-10%) 2,48 2,48 2,52 2,52 2,57 2,57 2,66 2,72 2,82 2,82 2,97
Infrastruktur penunjang (10%) 2,48 2,48 2,52 2,52 2,57 2,57 2,66 2,72 2,82 2,82 2,97
Total Lahan (Ha) 32,24 32,24 32,77 32,77 33,38 33,38 34,62 35,30 36,61 36,61 38,61
Listrik (0,15-0,20MW/ha) 6,45 6,45 6,55 6,55 6,68 6,68 6,92 7,06 7,32 7,32 7,72
Air Baku (0,55-0,75 l/dtk) 24,18 24,18 24,58 24,58 25,04 25,04 25,96 26,47 27,46 27,46 28,96
Telekomunikasi 20-40 SST/Ha) 1.290 1.290 1.311 1.311 1.335 1.335 1.385 1.412 1.464 1.464 1.544
TPS 1 unit/20 Ha 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

6 KPI Teras Terunjam Kebuhuhan Lahan industri (Ha) 47,18 47,25 48,08 48,15 49,04 49,12 51,07 52,07 54,17 54,26 57,41
RTH (8-10%) 4,72 4,73 4,81 4,82 4,90 4,91 5,11 5,21 5,42 5,43 5,74
Jalan (8-10%) 4,72 4,73 4,81 4,82 4,90 4,91 5,11 5,21 5,42 5,43 5,74
Infrastruktur penunjang (10%) 4,72 4,73 4,81 4,82 4,90 4,91 5,11 5,21 5,42 5,43 5,74
Total Lahan (Ha) 61,33 61,43 62,50 62,60 63,75 63,86 66,39 67,69 70,42 70,54 74,63
Listrik (0,15-0,20MW/ha) 12,27 12,29 12,50 12,52 12,75 12,77 13,28 13,54 14,08 14,11 14,93
Air Baku (0,55-0,75 l/dtk) 46,00 46,07 46,88 46,95 47,81 47,89 49,79 50,77 52,82 52,90 55,97
Telekomunikasi 20-40 SST/Ha) 2.453 2.457 2.500 2.504 2.550 2.554 2.656 2.708 2.817 2.822 2.985
TPS 1 unit/20 Ha 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4

7 KPI Teramang Jaya Kebuhuhan Lahan industri (Ha) 32,89 32,89 33,44 33,44 34,08 34,08 35,34 35,99 37,34 37,34 39,41
RTH (8-10%) 3,29 3,29 3,34 3,34 3,41 3,41 3,53 3,60 3,73 3,73 3,94
Jalan (8-10%) 3,29 3,29 3,34 3,34 3,41 3,41 3,53 3,60 3,73 3,73 3,94
Infrastruktur penunjang (10%) 3,29 3,29 3,34 3,34 3,41 3,41 3,53 3,60 3,73 3,73 3,94
Total Lahan (Ha) 42,76 42,76 43,47 43,47 44,30 44,30 45,94 46,79 48,54 48,54 51,23
Listrik (0,15-0,20MW/ha) 8,55 8,55 8,69 8,69 8,86 8,86 9,19 9,36 9,71 9,71 10,25
Air Baku (0,55-0,75 l/dtk) 32,07 32,07 32,60 32,60 33,23 33,23 34,46 35,09 36,41 36,41 38,42
Telekomunikasi 20-40 SST/Ha) 1.710 1.710 1.739 1.739 1.772 1.772 1.838 1.871 1.942 1.942 2.049
TPS 1 unit/20 Ha 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3
Sumber : Hasil Analisis, 2018

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 102
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

5.4 KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR


5.4.1 Penetapan Industri Prospektif

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 103
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

5.4.2 Estimasi Pengembangan KPI 5-20 Tahun Kedepan


Berdasarkan hasil analisisi estimasi pertumbuhan industri pada KPI Tegineneng, maka
estimasi kebutuhan Infrastruktur industri pada KPI Tegineneng adalah sebagai berikut:

Tabel 44. Estimasi Kebutuhan lahan Industri pada KPI-Air Sugihan (Ha)
ESTIMASI KEBUTUHAN LAHAN DAN INFRASTRUKTUR KPI- KAB. OGAN KOMERING ILIR
TAHUN
Infrastruktur (Permenperin
No KPI
No.40/2016) 2019 2020 2021 2022 2023 2024-2028 2029-2033 2034-2039

1 KPI Teluk Gelam Kebuhuhan Lahan industri (Ha) 66,2 70,53 75,31 80,55 86,26 92,48 124,23 134,22 185,32 201,52 311,72
RTH (8-10%) 6,62 7,05 7,53 8,06 8,63 9,25 12,42 13,42 18,53 20,15 31,17
Jalan (8-10%) 6,62 7,05 7,53 8,06 8,63 9,25 12,42 13,42 18,53 20,15 31,17
Infrastruktur penunjang (10%) 6,62 7,05 7,53 8,06 8,63 9,25 12,42 13,42 18,53 20,15 31,17
Total Lahan (Ha) 86,06 91,69 97,90 104,72 112,14 120,22 161,50 174,49 240,92 261,98 405,24
Listrik (0,15-0,20MW/ha) 17,21 18,34 19,58 20,94 22,43 24,04 32,30 34,90 48,18 52,40 81,05
Air Baku (0,55-0,75 l/dtk) 64,55 68,77 73,43 78,54 84,10 90,17 121,12 130,86 180,69 196,48 303,93
Telekomunikasi 20-40 SST/Ha) 3.442 3.668 3.916 4.189 4.486 4.809 6.460 6.979 9.637 10.479 16.209
TPS 1 unit/20 Ha 4 5 5 5 6 6 8 9 12 13 20

2 KPI Sungai Menang Kebuhuhan Lahan industri (Ha) 30,21 31,34 32,56 33,85 35,17 36,67 43,49 45,44 55,13 58,05 76,67
RTH (8-10%) 3,02 3,13 3,26 3,39 3,52 3,67 4,35 4,54 5,51 5,81 7,67
Jalan (8-10%) 3,02 3,13 3,26 3,39 3,52 3,67 4,35 4,54 5,51 5,81 7,67
Infrastruktur penunjang (10%) 3,02 3,13 3,26 3,39 3,52 3,67 4,35 4,54 5,51 5,81 7,67
Total Lahan (Ha) 39,27 40,74 42,33 44,01 45,72 47,67 56,54 59,07 71,67 75,47 99,67
Listrik (0,15-0,20MW/ha) 7,85 8,15 8,47 8,80 9,14 9,53 11,31 11,81 14,33 15,09 19,93
Air Baku (0,55-0,75 l/dtk) 29,45 30,56 31,75 33,00 34,29 35,75 42,40 44,30 53,75 56,60 74,75
Telekomunikasi 20-40 SST/Ha) 1.571 1.630 1.693 1.760 1.829 1.907 2.261 2.363 2.867 3.019 3.987
TPS 1 unit/20 Ha 2 2 2 2 2 2 3 3 4 4 5

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 104
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA
ESTIMASI KEBUTUHAN LAHAN DAN INFRASTRUKTUR KPI- KAB. OGAN KOMERING ILIR
TAHUN
Infrastruktur (Permenperin
No KPI
No.40/2016) 2019 2020 2021 2022 2023 2024-2028 2029-2033 2034-2039

1 Teluk Gelam
KPI Mesuji, Desa Sungai Kebuhuhan Lahan industri (Ha) 66,2
53,1 70,53
53,1 75,31
53,1 80,55
53,1 86,26
53,1 92,48
53,1 124,23
53,1 134,22
53,1 185,32
53,1 201,52
53,1 311,72
53,1
3
Sodong RTH (8-10%) 6,62 7,05 7,53 8,06 8,63 9,25 12,42 13,42 18,53 20,15 31,17
Jalan(8-10%)
RTH (8-10%) 6,62
5,31 7,05
5,31 7,53
5,31 8,06
5,31 8,63
5,31 9,25
5,31 12,42
5,31 13,42
5,31 18,53
5,31 20,15
5,31 31,17
5,31
Infrastruktur
Jalan (8-10%)penunjang (10%) 6,62
5,31 7,05
5,31 7,53
5,31 8,06
5,31 8,63
5,31 9,25
5,31 12,42
5,31 13,42
5,31 18,53
5,31 20,15
5,31 31,17
5,31
Total Lahan (Ha)
Infrastruktur penunjang (10%) 86,06
5,31 91,69
5,31 97,90
5,31 104,72
5,31 112,14
5,31 120,22
5,31 161,50
5,31 174,49
5,31 240,92
5,31 261,98
5,31 405,24
5,31
ListrikLahan
Total (0,15-0,20MW/ha)
(Ha) 17,21
69,03 18,34
69,03 19,58
69,03 20,94
69,03 22,43
69,03 24,04
69,03 32,30
69,03 34,90
69,03 48,18 69,03
69,03 52,40 81,05
69,03
Air Baku
Listrik (0,55-0,75 l/dtk)
(0,15-0,20MW/ha) 64,55
13,81 68,77
13,81 73,43
13,81 78,54
13,81 84,10
13,81 90,17
13,81 121,12
13,81 130,86
13,81 180,69
13,81 196,48
13,81 303,93
13,81
Telekomunikasi
Air Baku (0,55-0,7520-40 SST/Ha)
l/dtk) 3.442
51,77 3.668
51,77 3.916
51,77 4.189
51,77 4.486
51,77 4.809
51,77 6.460
51,77 6.979
51,77 9.637 10.479
51,77 51,77 16.209
51,77
TPS 1 unit/20 Ha 20-40 SST/Ha)
Telekomunikasi 4
2.761 5
2.761 5
2.761 5
2.761 6
2.761 6
2.761 8
2.761 9
2.761 12 2.761
2.761 13 20
2.761
TPS 1 unit/20 Ha 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 KPI Sungai Menang Kebuhuhan Lahan industri (Ha) 30,21 31,34 32,56 33,85 35,17 36,67 43,49 45,44 55,13 58,05 76,67
4 Lempuing, RTH (8-10%)Lahan industri (Ha)
Kebuhuhan 3,02
45,31 3,13
46,52 3,26
47,76 3,39
49,06 3,52
50,38 3,67
51,69 4,35
57,43 4,54
58,98 5,51
65,51 5,81
67,27 7,67
76,73
Jalan(8-10%)
RTH (8-10%) 3,02
4,53 3,13
4,65 3,26
4,78 3,39
4,91 3,52
5,04 3,67
5,17 4,35
5,74 4,54
5,90 5,51
6,55 5,81
6,73 7,67
Infrastruktur
Jalan (8-10%)penunjang (10%) 3,02
4,53 3,13
4,65 3,26
4,78 3,39
4,91 3,52
5,04 3,67
5,17 4,35
5,74 4,54
5,90 5,51
6,55 5,81
6,73 7,67
Total Lahan (Ha)
Infrastruktur penunjang (10%) 39,27
4,53 40,74
4,65 42,33
4,78 44,01
4,91 45,72
5,04 47,67
5,17 56,54
5,74 59,07
5,90 71,67
6,55 75,47
6,73 99,67
7,67
ListrikLahan
Total (0,15-0,20MW/ha)
(Ha) 7,85
58,90 8,15
60,48 8,47
62,09 8,80
63,78 9,14
65,49 9,53
67,20 11,31
74,66 11,81
76,67 14,33 87,45
85,16 15,09 19,93
99,75
Air Baku
Listrik (0,55-0,75 l/dtk)
(0,15-0,20MW/ha) 29,45
11,78 30,56
12,10 31,75
12,42 33,00
12,76 34,29
13,10 35,75
13,44 42,40
14,93 44,30
15,33 53,75 17,49
17,03 56,60 74,75
19,95
Telekomunikasi
Air Baku (0,55-0,7520-40 SST/Ha)
l/dtk) 1.571
44,18 1.630
45,36 1.693
46,57 1.760
47,83 1.829
49,12 1.907
50,40 2.261
55,99 2.363
57,51 2.867 65,59
63,87 3.019 3.987
74,81
TPS 1 unit/20 Ha 20-40 SST/Ha)
Telekomunikasi 2
2.356 2
2.419 2
2.484 2
2.551 2
2.620 2
2.688 3
2.986 3
3.067 4 3.498
3.407 4 5
3.990
TPS 1 unit/20 Ha 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 5

5 Air Sugihan, Desa Bukitbatu Kebuhuhan Lahan industri (Ha) 39,12 42 45,16 48,69 52,57 56,82 78,53 85,37 120,87 132,18 209,59
RTH (8-10%) 3,91 4,20 4,52 4,87 5,26 5,68 7,85 8,54 12,09 13,22 20,96
Jalan (8-10%) 3,91 4,20 4,52 4,87 5,26 5,68 7,85 8,54 12,09 13,22 20,96
Infrastruktur penunjang (10%) 3,91 4,20 4,52 4,87 5,26 5,68 7,85 8,54 12,09 13,22 20,96
Total Lahan (Ha) 50,86 54,60 58,71 63,30 68,34 73,87 102,09 110,98 157,13 171,83 272,47
Listrik (0,15-0,20MW/ha) 10,17 10,92 11,74 12,66 13,67 14,77 20,42 22,20 31,43 34,37 54,49
Air Baku (0,55-0,75 l/dtk) 38,14 40,95 44,03 47,47 51,26 55,40 76,57 83,24 117,85 128,88 204,35
Telekomunikasi 20-40 SST/Ha) 2.034 2.184 2.348 2.532 2.734 2.955 4.084 4.439 6.285 6.873 10.899
TPS 1 unit/20 Ha 3 3 3 3 3 4 5 6 8 9 14
Sumber : Hasil Analisis, 2018

5.5 KABUPATEN PESAWARAN


5.5.1 Penetapan Industri Prospektif
Setelah menganalisis ketersediaan bahan baku, aliran barang serta RIPIN, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa Industri prosfektif yang dapat dikembangkan di Kabupaten
Pesawaran (Kode KBLI-2015) adalah sebagai berikut :
Tabel 45. Daftar Industri Prospektif Berdasarkan Kode KBLI 2015 di Kabupaten
Pesawaran
No KBLI Nama Jenis Industri
1 10731 Industri Kakao
2 10732 Industri Makanan dari Coklat dan Kembang Gula
3 10761 Industri Pengolahan Kopi
4 10801 Industri Ransum Makanan Hewan
5 10802 Industri Konsentrat Makanan Hewan
6 16211 Industri Kayu Lapis
7 16213 Industri Panel Kayu Lainnya
8 22123 Industri karet remah (Crum rubber)
9 23921 Industri Batu Bata dari Tanah Liat/Keramik
10 23922 Industri Genteng dari Tanah Liat/Keramik
11 23953 Industri Barang dari Semen dan Kapur Untuk Konstruksi
Sumber : KBLI-2015

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 105
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 106
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 107
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

5.5.2 Estimasi Pengembangan KPI 5-20 Tahun Kedepan


Berdasarkan hasil analisisi estimasi pertumbuhan industri pada KPI Tegineneng, maka
estimasi kebutuhan Infrastruktur industri pada KPI Tegineneng adalah sebagai berikut:

5.5.3.1 Estimasi Kebutuhan Lahan


Kegiatan industri umumnya membutuhkan lahan yang luas, terutama industri-industri
berskala sedang dan besar. Untuk itu, skala industri yang akan dikembangkan harus pula
memperhitungkan luas lahan yang tersedia sehingga tidak terjadi upaya memaksakan diri
untuk konversi lahan secara besar besaran guna pembangunan Kawasan Industri.

Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 142 Tahun 2015, luas lahan Kawasan Industri minimal
50 ha atau minimal 5 ha untuk Kawasan Industri khusus industri kecil dan menengah.
Ketersediaan lahan harus memasukkan pertimbangan kebutuhan lahan di luar kegiatan
sektor industri sebagai efek bergandanya, seperti kebutuhan lahan perumahan dan
kegiatan permukiman dan perkotaan lainnya.

Berdasarkan hasil analisis sebelumnya, kebutuhan lahan industri setiap jenis industri untuk
20 tahun kedepan pada masing-masing KPI yang ada di wilayah Kabupaten Pesawaran
adalah seperti terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 46. Estimasi Kebutuhan lahan dan Infrastruktur Industri pada KPI-Kabupaten
Pesawaran (Ha)
ESTIMASI KEBUTUHAN LAHAN DAN INFRASTRUKTUR KPI- KAB. PESAWARAN
TAHUN
Infrastruktur (Permenperin
No KPI
No.40/2016) 2019 2020 2021 2022 2023 2024-2028 2029-2033 2034-2039

1 KPI Tegineneng Kebuhuhan Lahan industri (Ha) 84,84 88,2 91,53 95,1 98,91 102,66 119,68 124,34 144,94 150,57 182,46
RTH (8-10%) 8,48 8,82 9,15 9,51 9,89 10,27 11,97 12,43 14,49 15,06 18,25
Jalan (8-10%) 8,48 8,82 9,15 9,51 9,89 10,27 11,97 12,43 14,49 15,06 18,25
Infrastruktur penunjang (10%) 8,48 8,82 9,15 9,51 9,89 10,27 11,97 12,43 14,49 15,06 18,25
Total Lahan (Ha) 110,29 114,66 118,99 123,63 128,58 133,46 155,58 161,64 188,42 195,74 237,20
Listrik (0,15-0,20MW/ha) 22,06 22,93 23,80 24,73 25,72 26,69 31,12 32,33 37,68 39,15 47,44
Air Baku (0,55-0,75 l/dtk) 82,72 86,00 89,24 92,72 96,44 100,09 116,69 121,23 141,32 146,81 177,90
Telekomunikasi 20-40 SST/Ha) 4.412 4.586 4.760 4.945 5.143 5.338 6.223 6.466 7.537 7.830 9.488
TPS 1 unit/20 Ha 6 6 6 6 6 7 8 8 9 10 12

2 KPI teluk Pandan Kebuhuhan Lahan industri (Ha) 53,52 55,64 57,73 60,01 62,37 64,79 75,51 78,47 91,46 95,04 115,14
RTH (8-10%) 5,35 5,56 5,77 6,00 6,24 6,48 7,55 7,85 9,15 9,50 11,51
Jalan (8-10%) 5,35 5,56 5,77 6,00 6,24 6,48 7,55 7,85 9,15 9,50 11,51
Infrastruktur penunjang (10%) 5,35 5,56 5,77 6,00 6,24 6,48 7,55 7,85 9,15 9,50 11,51
Total Lahan (Ha) 69,58 72,33 75,05 78,01 81,08 84,23 98,16 102,01 118,90 123,55 149,68
Listrik (0,15-0,20MW/ha) 13,92 14,47 15,01 15,60 16,22 16,85 19,63 20,40 23,78 24,71 29,94
Air Baku (0,55-0,75 l/dtk) 52,18 54,25 56,29 58,51 60,81 63,17 73,62 76,51 89,17 92,66 112,26
Telekomunikasi 20-40 SST/Ha) 2.783 2.893 3.002 3.121 3.243 3.369 3.927 4.080 4.756 4.942 5.987
TPS 1 unit/20 Ha 3 4 4 4 4 4 5 5 6 6 7

Sumber : Hasil Analisis, 2018

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 108
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

6.1 KABUPATEN KAMPAR


6.1.1 Indikasi Program Pengembangan Kawasan Industri Kabupaten Kampar
Berikut ini indikasi program pengembangan KPI Kabupaten Kampar selama kurun waktu 20
tahun mendatang.

Tabel 47. Indikasi Program KPI Kab. Kampar


1. KPI- SIAK HULU
TAHUN
No. Infrastruktur
2019-2029 2030-2040
I. JARINGAN JALAN
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke pusat ibukota 10 km X X
kecamatan
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke Ibukota Kabupaten (Kota 62.8 km X X
Bangkinang)
Peningkatan dan pemeliharaan jalan nasional akses ke Ibukota 20.7 km X X
provinsi (Kota Pekanbaru).
Peningkatan dan pemeliharaan jalan akses ke Bandara Sultan Kasim 18.9 km X X
Pekanbaru
Peneningkatan dan pemeliharaan jalan Akses ke terminal:
- Terminal Bangkinang 61.6 km X X
- Terminal Pagar 30.8 km X X
- Terminal Tapunghulu 105 km X X
- Terminal Lipatkain 64 km X X
- Terminal Tapung 52.3 km X X
Peneningkatan dan pemeliharaan jalan Akses ke Stasiun KA:
- Stasiun Penghentianraja 20.7km X X
- Stasiun Kampar Kiri tengah 36.4 km X X
- Stasiun Lipatkain 64 km X X
II. ENERGI LISTRIK
Penambahan 10 % daya listrik dari estimasi kebutuhan Kabupaten 32.1 MW X X
Kampar sampai Tahun 2037 sebesar 321.02 MW
- Dukungan Pembangkit Listrik Tenaga Air Kotopanjang. kapasitas
114 MW.
- Dukungan PLTU Riau-Tenayan, memiliki kapasitas 2x110
megawatt (MW).
- Dukungan PLTU Tenayan kapasitas 636 MW
- Optimalisasi PLTD eksisting (Rokanhulu) 0,14 MW
III. TELEKOMUNIKASI
- Dukungan PT. Telkom Divisi Regional I Sumatera, PT. Indosat, X X
serta beberapa perusahaan komunikasi seluler swasta lainnya.
- Pelayanan PT.telkom didukung oleh central gateway di X X
Pekanbaru, 24 STO di Ibukota dan ibukota kecamatan
IV. PRASARANA ANGKUTAN
- Peningkatan pelayanan angkutan umum yang menghubungkan X X
antar kecamatan.
- Peningkatan pelayanan angkutan Bis Kota rute Bangkinang-
bandara sultankasim Pekanbaru
V. SUMBER AIR BAKU
- Wilayah Kecamatan Siak Hulu dan Tambang mengalir Sungai X X
Kampar Kanan
- Wilayah Tambang mengalir Sungai Siak dan Sungai Tapung Kiri
VI. LAHAN
Penyediaan Lahan Kawasan Industri (KI) Min 50 Ha X X

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 109
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

2. KPI- TAMBANG
TAHUN
No. Infrastruktur
2019-2029 2030-2040
I. JARINGAN JALAN
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke pusat ibukota 10 km X X
kecamatan
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke Ibukota Kabupaten (Kota 32.1 km X X
Bangkinang)
Peningkatan dan pemeliharaan jalan nasional akses ke Ibukota 31.2 km X X
provinsi (Kota Pekanbaru).
Peningkatan dan pemeliharaan jalan akses ke Bandara Sultan Kasim 28.2 km X X
Pekanbaru
Peneningkatan dan pemeliharaan jalan Akses ke terminal:
- Terminal Bangkinang 32.1km X X
- Terminal Pagar 54.5 km X X
- Terminal Tapunghulu 87 km X X
- Terminal Lipatkain 61.1 km X X
- Terminal Tapung 50.3 km X X
Peneningkatan dan pemeliharaan jalan Akses ke Stasiun KA:
- Stasiun Penghentianraja 44.5 km X X
- Stasiun Kampar Kiri tengah 55.1 km X X
- Stasiun Lipatkain 61.1 km X X
II. ENERGI LISTRIK
Penambahan 10 % daya listrik dari estimasi kebutuhan Kabupaten 32.1 MW X X
Kampar sampai Tahun 2037 sebesar 321.02 MW
- Dukungan Pembangkit Listrik Tenaga Air Kotopanjang. kapasitas
114 MW.
- Dukungan PLTU Riau-Tenayan, memiliki kapasitas 2x110
megawatt (MW).
- Dukungan PLTU Tenayan kapasitas 636 MW
- Optimalisasi PLTD eksisting (Rokanhulu) 0,14 MW
III. TELEKOMUNIKASI
- Dukungan PT. Telkom Divisi Regional I Sumatera, PT. Indosat, X X
serta beberapa perusahaan komunikasi seluler swasta lainnya.
- Pelayanan PT.telkom didukung oleh central gateway di X X
Pekanbaru, 24 STO di Ibukota dan ibukota kecamatan
IV. PRASARANA ANGKUTAN
- Peningkatan pelayanan angkutan umum yang menghubungkan X X
antar kecamatan.
- Peningkatan pelayanan angkutan Bis Kota rute Bangkinang-
bandara sultankasim Pekanbaru
V. SUMBER AIR BAKU
- Wilayah Kecamatan Siak Hulu dan Tambang mengalir Sungai X X
Kampar Kanan
- Wilayah Tambang mengalir Sungai Siak dan Sungai Tapung Kiri
VI. LAHAN
Penyediaan Lahan Kawasan Industri (KI) Min 50 Ha X X

3. KPI- TAPUNG
TAHUN
No. Infrastruktur
2019-2029 2030-2040
I. JARINGAN JALAN
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke pusat ibukota 10 km X X
kecamatan
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke Ibukota Kabupaten (Kota 29.9 km X X
Bangkinang)
Peningkatan dan pemeliharaan jalan nasional akses ke Ibukota 50.8 km X X
provinsi (Kota Pekanbaru).
Peningkatan dan pemeliharaan jalan akses ke Bandara Sultan Kasim 55.1 km X X
Pekanbaru
Peneningkatan dan pemeliharaan jalan Akses ke terminal:
- Terminal Bangkinang 29.2 km X X
- Terminal Pagar 81.6 km X X
- Terminal Tapunghulu 47 km X X
- Terminal Lipatkain 90 km X X
- Terminal Tapung 6 km X X
Peneningkatan dan pemeliharaan jalan Akses ke Stasiun KA:
- Stasiun Penghentianraja 74.1km X X

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 110
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

TAHUN
No. Infrastruktur
2019-2029 2030-2040
- Stasiun Kampar Kiri tengah 84 km X X
- Stasiun Lipatkain 90 km X X
II. ENERGI LISTRIK
Penambahan 10 % daya listrik dari estimasi kebutuhan Kabupaten 32.1 MW X X
Kampar sampai Tahun 2037 sebesar 321.02 MW
- Dukungan Pembangkit Listrik Tenaga Air Kotopanjang. kapasitas
114 MW.
- Dukungan PLTU Riau-Tenayan, memiliki kapasitas 2x110
megawatt (MW).
- Dukungan PLTU Tenayan kapasitas 636 MW
- Optimalisasi PLTD eksisting (Rokanhulu) 0,14 MW
III. TELEKOMUNIKASI
- Dukungan PT. Telkom Divisi Regional I Sumatera, PT. Indosat, X X
serta beberapa perusahaan komunikasi seluler swasta lainnya.
- Pelayanan PT.telkom didukung oleh central gateway di X X
Pekanbaru, 24 STO di Ibukota dan ibukota kecamatan
IV. PRASARANA ANGKUTAN
- Peningkatan pelayanan angkutan umum yang menghubungkan X X
antar kecamatan.
- Peningkatan pelayanan angkutan Bis Kota rute Bangkinang-
bandara sultankasim Pekanbaru
V. SUMBER AIR BAKU
- Wilayah Kecamatan Tapung mengalir sungai Siak dan Sungai X X
Tapung Kiri
VI. LAHAN
Penyediaan Lahan Kawasan Industri (KI) Min 50 Ha X X

6.2 KABUPATEN ROKAN HULU


6.2.1 Indikasi Program Pengembangan Kawasan Industri Kabupaten Rokan Hulu
Berikut ini indikasi program pengembangan KPI Kabupaten Rokan Hulu selama kurun waktu
20 tahun mendatang.

Tabel 48. Indikasi Program KPI Kab. Rokan Hulu


1. KPI- KEPENUHAN
TAHUN
No. Infrastruktur
2019-2029 2030-2040
I. JARINGAN JALAN
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke pusat ibukota 10 km X X
kecamatan
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke Ibukota Kabupaten (Kota 48 km X X
Pasir Pangaraian)
Peningkatan dan pemeliharaan jalan nasional akses ke Ibukota 205 km X X
provinsi (Kota Pekanbaru).
Peningkatan dan pemeliharaan jalan akses ke Bandara Rokan Hulu 51.6 km X X
Peneningkatan dan pemeliharaan jalan Akses ke terminal:
- Terminal Pasir Pangaraian 48 km X X
- Terminal Ujungbatu Timur 87.4 km X X
II. ENERGI LISTRIK
Penambahan 10 % daya listrik dari estimasi kebutuhan Kabupaten 20.7 MW X X
Rokan Hulu sampai Tahun 2039 sebesar 207.22 MW
Dukungan:
- PLTU Tanjung Belit berada di Desa tanjung Belit Kecamatan
Rambah dengan kapasitas sebesar 1 (satu) x 10 MW.
- PLTU Tambusai Utara berada di Desa Mahato Kecamatan
Tambusai Utara dengan kapasitas sebesar 2 (dua) MW.
- PLTA Sungai Rokan Kiri berada di Desa Lubuk Bendahara
Kecamatan Rokan IV Koto dengan kapasitas sebesar 132 MW.
- PLTA Sungai Rokan Kanan berada di lokasi Sibodak Kecamatan
Rambah dengan kapasitas sebesar 56 MW.

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 111
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

TAHUN
No. Infrastruktur
2019-2029 2030-2040
III. TELEKOMUNIKASI
Dukungan PT. Telkom Divisi Regional I Sumatera, PT. Indosat, serta X X
beberapa perusahaan komunikasi seluler swasta lainnya.
IV. PRASARANA ANGKUTAN
- Peningkatan pelayanan angkutan umum yang menghubungkan X X
antar kecamatan.
V. SUMBER AIR BAKU
a. Wilayah Sungai (WS) berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Rokan X X
b. Pembangunan Unit Pelayanan Ujung Batu, Pasir Pangaraian,
Dalu-dalu dan Tandun
c. Pemanfaatan mata air Aek Suaman dan Sungai Batang Lubuh,
Sungai
d. Rokan Kiri, Sungai Batang Sosa dan Sungai Tapung sebagai
sumber air baku.
VI. LAHAN
Penyediaan Lahan Kawasan Industri (KI) Min 50 Ha X X

2. KPI- UJUNG BATU


TAHUN
No. Infrastruktur
2019-2029 2030-2040
I. JARINGAN JALAN
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke pusat ibukota 10 km X X
kecamatan
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke Ibukota Kabupaten (Kota 37.1 km X X
Pasir Pangaraian)
Peningkatan dan pemeliharaan jalan nasional akses ke Ibukota 133 km X X
provinsi (Kota Pekanbaru).
Peningkatan dan pemeliharaan jalan akses ke Bandara Rokan Hulu 32.4 km X X
Peneningkatan dan pemeliharaan jalan Akses ke terminal:
- Terminal Pasir Pangaraian 37.1 km X X
- Terminal Ujungbatu Timur 7.9 km X X
II. ENERGI LISTRIK
Penambahan 10 % daya listrik dari estimasi kebutuhan Kabupaten 20.7 MW X X
Rokan Hulu sampai Tahun 2039 sebesar 207.22 MW
Dukungan:
- PLTU Tanjung Belit berada di Desa tanjung Belit Kecamatan
Rambah dengan kapasitas sebesar 1 (satu) x 10 MW.
- PLTU Tambusai Utara berada di Desa Mahato Kecamatan
Tambusai Utara dengan kapasitas sebesar 2 (dua) MW.
- PLTA Sungai Rokan Kiri berada di Desa Lubuk Bendahara
Kecamatan Rokan IV Koto dengan kapasitas sebesar 132 MW.
- PLTA Sungai Rokan Kanan berada di lokasi Sibodak Kecamatan
Rambah dengan kapasitas sebesar 56 MW.
III. TELEKOMUNIKASI
Dukungan PT. Telkom Divisi Regional I Sumatera, PT. Indosat, serta X X
beberapa perusahaan komunikasi seluler swasta lainnya.
IV. PRASARANA ANGKUTAN
- Peningkatan pelayanan angkutan umum yang menghubungkan X X
antar kecamatan.
V. SUMBER AIR BAKU
e. Wilayah Sungai (WS) berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Rokan X X
f. Pembangunan Unit Pelayanan Ujung Batu, Pasir Pangaraian,
Dalu-dalu dan Tandun
g. Pemanfaatan mata air Aek Suaman dan Sungai Batang Lubuh,
Sungai
h. Rokan Kiri, Sungai Batang Sosa dan Sungai Tapung sebagai
sumber air baku.
VI. LAHAN
Penyediaan Lahan Kawasan Industri (KI) Min 50 Ha X X

6.3 KABUPATEN MUKOMUKO


6.3.1 Indikasi Program Pengembangan Kawasan Industri Kabupaten Mukomuko

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 112
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

Berikut ini indikasi program pengembangan KPI Kabupaten Mukomuko selama kurun
waktu 20 tahun mendatang.

Tabel 49. Indikasi Program KPI Kab. Mukomuko


1. KPI- LUBUK PINANG
TAHUN
No. Infrastruktur
2019-2029 2030-2040
I. JARINGAN JALAN
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke pusat ibukota 10 km X X
kecamatan
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke Ibukota Kabupaten (Kota 21.6 km X X
Mukomuko)
Peningkatan dan pemeliharaan jalan nasional akses ke Ibukota 287 km X X
provinsi (Kota Bengkulu).
Peningkatan dan pemeliharaan jalan akses ke Bandara 18.6 km X X
Peneningkatan dan pemeliharaan jalan Akses ke terminal:
- Terminal Ipuh 125 km X X
- Terminal Lubuk Pinang 2 km X X
- Terminal Mukomuko 26.4 km X X
- Terminal Penarik 76.4 km X X
Peneningkatan dan pemeliharaan jalan Akses ke Pelabuhan:
- Pelabuhan Ipuh 125 km X X
- Pelabuhan Bantal 79 km X X
II. ENERGI LISTRIK
Penambahan 10 % daya listrik dari estimasi kebutuhan Kabupaten 43.1 MW X X
Pesawaran sampai Tahun 2037 sebesar 433 MW
- Dukungan PLTD Mukomuko kapasitas 25 MW, Wilayah layanan
Mukomuko
- Dukungan PLTD Ipuh Baru di Pondok Suguh 25 MW, Wilayah
layanan Mukomuko
- Dukungan PLTG Air Hitam 25 MW, Wilayah layanan Mukomuko
- Dukungan PLTA Ulu Musi dan PLTA Tes 259 MW, Wilayah
layanan Bengkulu
- Direncanakan dibangun 14 pembangkit, 2 pembangkit,
berkapasitas 100 MW dan 12 pembangkit berkapasitas 4-80 MW
Wilayah layanan Bengkulu
- Interkoneksi listrik dari Kambang (Sumbar), wilayah layanan
mukomuko
III. TELEKOMUNIKASI
Peningkatan Pelayanan telepon kabel oleh PT.Telkom untuk kegiatan
industri di wilayah layanan Kab. Mukomuko termasuk KPI.
Layanan Menara Bersama Memenuhi kebutuhan telepon seluler di KPI
dan seluruh wilayah kabupaten
IV. PRASARANA ANGKUTAN
Penyelenggaraan Angkutan Umum dari KPI- ke seluruh Ibukota
Kecamatan di Wilayah Kab. Mukomuko
V. SUMBER AIR BAKU
Pemelihraan Sungai Buluh
VI. LAHAN
Penyediaan Lahan Kawasan Industri (KI) Min 50 Ha
2. KPI - PENARIK
TAHUN
No. Infrastruktur
2019-2029 2030-2040
I. JARINGAN JALAN
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke pusat ibukota 10 km X X
kecamatan
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke Ibukota Kabupaten 40 km X X
(Kota Mukomuko)
Peningkatan dan pemeliharaan jalan nasional akses ke Ibukota 248 km X X
provinsi (Kota Bengkulu).
Peningkatan dan pemeliharaan jalan akses ke Bandara 57.8 km X X
Peneningkatan dan pemeliharaan jalan Akses ke terminal:
- Terminal Ipuh 81 km X X
- Terminal Lubuk Pinang 82.3 X X
- Terminal Mukomuko 41.6 km X X

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 113
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

TAHUN
No. Infrastruktur
2019-2029 2030-2040
- Terminal Penarik 2 km X X
- Pelabuhan Ipuh 81.9 km X X
- Pelabuhan Bantal 37 km X X
II. ENERGI LISTRIK
Penambahan 10 % daya listrik dari estimasi kebutuhan Kabupaten 43.1 MW X X
Pesawaran sampai Tahun 2037 sebesar 387 MW
- Dukungan PLTD Mukomuko kapasitas 25 MW, Wilayah
layanan Mukomuko
- Dukungan PLTD Ipuh Baru di Pondok Suguh 25 MW, Wilayah
layanan Mukomuko
- Dukungan PLTG Air Hitam 25 MW, Wilayah layanan
Mukomuko
- Dukungan PLTA Ulu Musi dan PLTA Tes 259 MW, Wilayah
layanan Bengkulu
- Direncanakan dibangun 14 pembangkit, 2 pembangkit,
berkapasitas 100 MW dan 12 pembangkit berkapasitas 4-80
MW Wilayah layanan Bengkulu
- Interkoneksi listrik dari Kambang (Sumbar), wilayah layanan
mukomuko
III. TELEKOMUNIKASI
Peningkatan Pelayanan telepon kabel oleh PT.Telkom untuk
kegiatan industri di wilayah layanan Kab. Mukomuko termasuk
KPI.
Layanan Menara Bersama Memenuhi kebutuhan telepon seluler
di KPI dan seluruh wilayah kabupaten
IV. PRASARANA ANGKUTAN
Penyelenggaraan Angkutan Umum dari KPI- ke seluruh Ibukota
Kecamatan di Wilayah Kab. Mukomuko
V. SUMBER AIR BAKU
Pemelihraan Sungai Buluh
VI. LAHAN
Penyediaan Lahan Kawasan Industri (KI) Min 50 Ha
3. KPI – PONDOK SUGIH
TAHUN
No. Infrastruktur
2019-2029 2030-2040
I. JARINGAN JALAN
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke pusat ibukota 10 km X X
kecamatan
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke Ibukota Kabupaten 75 km X X
(Kota Mukomuko)
Peningkatan dan pemeliharaan jalan nasional akses ke Ibukota 191 km X X
provinsi (Kota Bengkulu).
Peningkatan dan pemeliharaan jalan akses ke Bandara 77.9 X X
Peneningkatan dan pemeliharaan jalan Akses ke terminal:
- Terminal Ipuh 27 X X
- Terminal Lubuk Pinang 96.4 X X
- Terminal Mukomuko 75 X X
- Terminal Penarik 37 X X
- Pelabuhan Ipuh 27 km X X
- Pelabuhan Bantal 17 km X X
II. ENERGI LISTRIK
Penambahan 10 % daya listrik dari estimasi kebutuhan Kabupaten 43.1 MW X X
Pesawaran sampai Tahun 2037 sebesar 387 MW
- Dukungan PLTD Mukomuko kapasitas 25 MW, Wilayah
layanan Mukomuko
- Dukungan PLTD Ipuh Baru di Pondok Suguh 25 MW, Wilayah
layanan Mukomuko
- Dukungan PLTG Air Hitam 25 MW, Wilayah layanan
Mukomuko
- Dukungan PLTA Ulu Musi dan PLTA Tes 259 MW, Wilayah
layanan Bengkulu
- Direncanakan dibangun 14 pembangkit, 2 pembangkit,
berkapasitas 100 MW dan 12 pembangkit berkapasitas 4-80
MW Wilayah layanan Bengkulu
- - Interkoneksi listrik dari Kambang (Sumbar), wilayah
layanan mukomuko
III. TELEKOMUNIKASI

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 114
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

TAHUN
No. Infrastruktur
2019-2029 2030-2040
Peningkatan Pelayanan telepon kabel oleh PT.Telkom untuk X X
kegiatan industri di wilayah layanan Kab. Mukomuko termasuk
KPI.
Layanan Menara Bersama Memenuhi kebutuhan telepon seluler X X
di KPI dan seluruh wilayah kabupaten
IV. PRASARANA ANGKUTAN
Penyelenggaraan Angkutan Umum dari KPI- ke seluruh Ibukota X X
Kecamatan di Wilayah Kab. Mukomuko
V. SUMBER AIR BAKU
Pemelihraan Sungai Buluh X X
VI. LAHAN
Penyediaan Lahan Kawasan Industri (KI) Min 50 Ha X X

4. KPI-IPUH
TAHUN
No. Infrastruktur
2019-2029 2030-2040
I. JARINGAN JALAN
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke pusat ibukota 10 km X X
kecamatan
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke Ibukota Kabupaten 166 km X X
(Kota Mukomuko)
Peningkatan dan pemeliharaan jalan nasional akses ke Ibukota 384 km X X
provinsi (Kota Bengkulu).
Peningkatan dan pemeliharaan jalan akses ke Bandara 105 km X X
Peneningkatan dan pemeliharaan jalan Akses ke terminal:
- Terminal Ipuh 2 km X X
- Terminal Lubuk Pinang 124 km X X
- Terminal Mukomuko 97.8 km X X
- Terminal Penarik 65.5 km X X
Peneningkatan dan pemeliharaan jalan Akses ke Pelabuhan:
- Pelabuhan Ipuh 2 km X X
- Pelabuhan Bantal 52.2 km X X
II. ENERGI LISTRIK
Penambahan 10 % daya listrik dari estimasi kebutuhan Kabupaten 43.1 MW X X
Pesawaran sampai Tahun 2037 sebesar 433 MW
- Dukungan PLTD Mukomuko kapasitas 25 MW, Wilayah
layanan Mukomuko
- Dukungan PLTD Ipuh Baru di Pondok Suguh 25 MW, Wilayah
layanan Mukomuko
- Dukungan PLTG Air Hitam 25 MW, Wilayah layanan
Mukomuko
- Dukungan PLTA Ulu Musi dan PLTA Tes 259 MW, Wilayah
layanan Bengkulu
- Direncanakan dibangun 14 pembangkit, 2 pembangkit,
berkapasitas 100 MW dan 12 pembangkit berkapasitas 4-80
MW Wilayah layanan Bengkulu
- - Interkoneksi listrik dari Kambang (Sumbar), wilayah
layanan mukomuko
III. TELEKOMUNIKASI
Peningkatan Pelayanan telepon kabel oleh PT.Telkom untuk X X
kegiatan industri di wilayah layanan Kab. Mukomuko termasuk
KPI.
Layanan Menara Bersama Memenuhi kebutuhan telepon seluler X X
di KPI dan seluruh wilayah kabupaten
IV. PRASARANA ANGKUTAN
Penyelenggaraan Angkutan Umum dari KPI- ke seluruh Ibukota X X
Kecamatan di Wilayah Kab. Mukomuko
V. SUMBER AIR BAKU
Pemelihraan Sungai Buluh X X
VI. LAHAN
Penyediaan Lahan Kawasan Industri (KI) Min 50 Ha X X

5. KPI – SELAGAN RAYA


TAHUN
No. Infrastruktur
2019-2029 2030-2040
I. JARINGAN JALAN

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 115
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

TAHUN
No. Infrastruktur
2019-2029 2030-2040
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke pusat ibukota 10 km X X
kecamatan
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke Ibukota Kabupaten 56.6km X X
(Kota Mukomuko)
Peningkatan dan pemeliharaan jalan nasional akses ke Ibukota 264 km X X
provinsi (Kota Bengkulu).
Peningkatan dan pemeliharaan jalan akses ke Bandara 34.4 km X X
Peningkatan dan pemeliharaan jalan Akses ke terminal:
- Terminal Ipuh 78.1 km X X
- Terminal Lubuk Pinang 70 km X X
- Terminal Mukomuko 54 km X X
- Terminal Penarik 26.2 km X X
- Pelabuhan Ipuh 78.1 km X X
- Pelabuhan Bantal 41.1 km X X
II. ENERGI LISTRIK
Penambahan 10 % daya listrik dari estimasi kebutuhan Kabupaten 43.1 MW X X
Pesawaran sampai Tahun 2037 sebesar 387 MW
- Dukungan PLTD Mukomuko kapasitas 25 MW, Wilayah
layanan Mukomuko
- Dukungan PLTD Ipuh Baru di Pondok Suguh 25 MW, Wilayah
layanan Mukomuko
- Dukungan PLTG Air Hitam 25 MW, Wilayah layanan
Mukomuko
- Dukungan PLTA Ulu Musi dan PLTA Tes 259 MW, Wilayah
layanan Bengkulu
- Direncanakan dibangun 14 pembangkit, 2 pembangkit,
berkapasitas 100 MW dan 12 pembangkit berkapasitas 4-80
MW Wilayah layanan Bengkulu
- - Interkoneksi listrik dari Kambang (Sumbar), wilayah
layanan mukomuko
III. TELEKOMUNIKASI
Peningkatan Pelayanan telepon kabel oleh PT.Telkom untuk X X
kegiatan industri di wilayah layanan Kab. Mukomuko termasuk
KPI.
Layanan Menara Bersama Memenuhi kebutuhan telepon seluler X X
di KPI dan seluruh wilayah kabupaten
IV. PRASARANA ANGKUTAN
Penyelenggaraan Angkutan Umum dari KPI- ke seluruh Ibukota X X
Kecamatan di Wilayah Kab. Mukomuko
V. SUMBER AIR BAKU
Pemelihraan Sungai Buluh X X
VI. LAHAN
Penyediaan Lahan Kawasan Industri (KI) Min 50 Ha X X

6. KPI-TERAS TERUNJAM
TAHUN
No. Infrastruktur
2019-2029 2030-2040
I. JARINGAN JALAN
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke pusat ibukota 10 km X X
kecamatan
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke Ibukota Kabupaten 32.98 km X X
(Kota Mukomuko)
Peningkatan dan pemeliharaan jalan nasional akses ke Ibukota 224 km X X
provinsi (Kota Bengkulu).
Peningkatan dan pemeliharaan jalan akses ke Bandara 34.4 km X X
Peneningkatan dan pemeliharaan jalan Akses ke terminal:
- Terminal Ipuh 68.1 km X X
- Terminal Lubuk Pinang 52.2 km X X
- Terminal Mukomuko 26.8 km X X
- Terminal Penarik 19.2 km X X
Peneningkatan dan pemeliharaan jalan Akses ke Pelabuhan:
- Pelabuhan Ipuh 68.1 km X X
- Pelabuhan Bantal 29.1 km X X
II. ENERGI LISTRIK
Penambahan 10 % daya listrik dari estimasi kebutuhan Kabupaten 43.1 MW X X
Pesawaran sampai Tahun 2037 sebesar 433 MW

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 116
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

TAHUN
No. Infrastruktur
2019-2029 2030-2040
- Dukungan PLTD Mukomuko kapasitas 25 MW, Wilayah
layanan Mukomuko
- Dukungan PLTD Ipuh Baru di Pondok Suguh 25 MW, Wilayah
layanan Mukomuko
- Dukungan PLTG Air Hitam 25 MW, Wilayah layanan
Mukomuko
- Dukungan PLTA Ulu Musi dan PLTA Tes 259 MW, Wilayah
layanan Bengkulu
- Direncanakan dibangun 14 pembangkit, 2 pembangkit,
berkapasitas 100 MW dan 12 pembangkit berkapasitas 4-80
MW Wilayah layanan Bengkulu
- - Interkoneksi listrik dari Kambang (Sumbar), wilayah
layanan mukomuko
III. TELEKOMUNIKASI
Peningkatan Pelayanan telepon kabel oleh PT.Telkom untuk X X
kegiatan industri di wilayah layanan Kab. Mukomuko termasuk
KPI.
Layanan Menara Bersama Memenuhi kebutuhan telepon seluler X X
di KPI dan seluruh wilayah kabupaten
IV. PRASARANA ANGKUTAN
Penyelenggaraan Angkutan Umum dari KPI- ke seluruh Ibukota X X
Kecamatan di Wilayah Kab. Mukomuko
V. SUMBER AIR BAKU
Pemelihraan Sungai Buluh X X
VI. LAHAN
Penyediaan Lahan Kawasan Industri (KI) Min 50 Ha X X

7. KPI – TERAMANG JAYA


TAHUN
No. Infrastruktur
2019-2029 2030-2040
I. JARINGAN JALAN
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke pusat ibukota 10 km X X
kecamatan
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke Ibukota Kabupaten 32 km X X
(Kota Mukomuko)
Peningkatan dan pemeliharaan jalan nasional akses ke Ibukota 234 km X X
provinsi (Kota Bengkulu).
Peningkatan dan pemeliharaan jalan akses ke Bandara 36.3 km X X
Peneningkatan dan pemeliharaan jalan Akses ke terminal:
- Terminal Ipuh 53 km X X
- Terminal Lubuk Pinang 54.8 km X X
- Terminal Mukomuko 27 km X X
- Terminal Penarik 6.8 km X X
- Pelabuhan Ipuh 53 km X X
- Pelabuhan Bantal 25.85 km X X
II. ENERGI LISTRIK
Penambahan 10 % daya listrik dari estimasi kebutuhan Kabupaten 43.1 MW X X
Pesawaran sampai Tahun 2037 sebesar 387 MW
- Dukungan PLTD Mukomuko kapasitas 25 MW, Wilayah layanan
Mukomuko
- Dukungan PLTD Ipuh Baru di Pondok Suguh 25 MW, Wilayah
layanan Mukomuko
- Dukungan PLTG Air Hitam 25 MW, Wilayah layanan
Mukomuko
- Dukungan PLTA Ulu Musi dan PLTA Tes 259 MW, Wilayah
layanan Bengkulu
- Direncanakan dibangun 14 pembangkit, 2 pembangkit,
berkapasitas 100 MW dan 12 pembangkit berkapasitas 4-80
MW Wilayah layanan Bengkulu
- - Interkoneksi listrik dari Kambang (Sumbar), wilayah
layanan mukomuko
III. TELEKOMUNIKASI
Peningkatan Pelayanan telepon kabel oleh PT.Telkom untuk X X
kegiatan industri di wilayah layanan Kab. Mukomuko termasuk KPI.
Layanan Menara Bersama Memenuhi kebutuhan telepon seluler di X X
KPI dan seluruh wilayah kabupaten

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 117
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

TAHUN
No. Infrastruktur
2019-2029 2030-2040
IV. PRASARANA ANGKUTAN
Penyelenggaraan Angkutan Umum dari KPI- ke seluruh Ibukota X X
Kecamatan di Wilayah Kab. Mukomuko
V. SUMBER AIR BAKU
Pemelihraan Sungai Buluh X X
VI. LAHAN
Penyediaan Lahan Kawasan Industri (KI) Min 50 Ha X X

Sumber : Hasil analisis, 2018

6.4 KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR


6.4.1 Indikasi Program Pengembangan Kawasan Industri Kabupaten OKI
Berikut ini indikasi program pengembangan KPI Kabupaten OKI selama kurun waktu 20
tahun mendatang.

Tabel 50. Indikasi Program KPI Kab. OKI


1. KPI- TELUK GELAM (Desa Sriguna)
TAHUN
No. Infrastruktur
2019-2029 2030-2040
I. JARINGAN JALAN
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke pusat ibukota kecamatan 5.8 km X X
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke Ibukota Kabupaten (Kota 23.5km X X
Kayu Agung)
Peningkatan dan pemeliharaan jalan nasional akses ke Ibukota provinsi 76.8 km X X
(Kota Palembang).
Peningkatan dan pemeliharaan jalan akses ke Stasiun KA:
- Kayu Agung 23.5 km
- Tugumulya 44.8 km X X
Peningkatan dan pemeliharaan jalan Akses ke terminal:
- Terminal Kayuagung 23.5 km X X
- Terminal Lempuing 57.3 km X X
Peneningkatan dan pemeliharaan jalan Akses ke Pelabuhan:
- Pelabuhan Sungai Batang 163 km X X
X X
II. ENERGI LISTRIK
Penambahan 10 % daya listrik dari estimasi kebutuhan Kabupaten OKI 22.7 MW X X
sampai Tahun 2033 sebesar 227 MW
- rencana pembangunan PLTB di Kecamatan Air Sugihan, Tulung
Selapan, Cengal dan Kecamatan Sungai Menang;
- rencana pengembangan PLTS di setiap kecamatan yang belum
dan/atau tidak dapat terjangkau dengan jaringan listrik interkoneksi;
dan
- rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga gas metan/CBM
dan batubara di kecamatan yang mempunyai potensi kandungan gas
metan dan batubara di Kecamatan Sungai Menang, Mesuji Raya,
Mesuji, dan Kecamatan Lempuing.
III. TELEKOMUNIKASI
Rencana pengembangan infrastruktur telekomunikasi berupa sistem X X
jaringan kabel telepon di seluruh ibukota kecamatan dan desa
Rencana pengembangan infrastruktur telekomunikasi berupa sistem X X
jaringan telepon nirkabel (seluler) di seluruh ibukota kecamatan dan desa
Rencana pengembangan jaringan telekomunikasi dengan memanfaatkan X X
sistem jaringan satelit di seluruh ibukota kecamatan, desa dan khususnya
pada wilayah terpencil
IV. PRASARANA ANGKUTAN
Pengembangan rute angkutan umum Kayuagung - Teluk Gelam - Lubuk X X
Seberuk - Tugu Mulyo -Mesuji (Pematang Panggang)
Pngembangan terminal: X X
a. terminal Tipe A terletak di Kecamatan Kayuagung;

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 118
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

TAHUN
No. Infrastruktur
2019-2029 2030-2040
b. terminal Tipe B terletak di Desa Tugumulyo (Ibukota Kecamatan
Lempuing) dan Desa Tulung Selapan (Ibukota Kecamatan Tulung
Selapan);
c. terminal Tipe C terletak di PKLp Jejawi, PPK Pangkalan Lampam, PPK
Terate, PPK Menang Raya, PPK Cengal, PPK Lubuk Seberuk, PPK
Pematang Panggang, PPK Kemang Indah, PPK Catur Tunggal, dan PPK
Tanjung Lubuk;
pembangunan stasiun kereta api penumpang di Kayuagung dan X X
Tugumulyo
Pengembangan Transportasi Laut: X X
a. pelabuhan pengumpan yang terletak di Sungai Lumpur, Kuala
Duabelas, dan Sungai Batang;
b. rencana pembangunan pelabuhan laut yang berfungsi sebagai
pelabuhan regional terletak di kawasan muara Sungai Mesuji
Kecamatan Sungai Menang;
c. rencana pembangunan pelabuhan laut sebagai pelabuhan khusus
industri di Sungai Sugihan Kecamatan Air Sugihan
V. SUMBER AIR BAKU
Pemeliharaan Daerah Aliran Sungai sungai: X X
WS Musi-Sugihan-Banyuasin-Lemau yaitu:
- Sub DAS Batang, Jatigombol, Jeruju, Komering, Koyan, Lebonghitam,
Mengkudu, Ogan, Pasir, Pidada, Pulaudalam, Riding, Saleh, Sugihan,
Sungai Duabelas, Sungai Lumpur, teluk dalam dan Teluk Puleh.
- DAS kewenangan pemerintah kabupaten berjumlah 1 (satu) sub DAS
yaitu terletak di WS Mesuji-Tulang Bawang (Sub DAS Mesuji).
2. KPI- SUNGAI MENANG (Desa Gajah Mati)
TAHUN
No. Infrastruktur
2019-2029 2030-2040
I. JARINGAN JALAN
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke pusat ibukota kecamatan 10 km X X
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke Ibukota Kabupaten (Kota 154 km X X
Kayu Agung)
Peningkatan dan pemeliharaan jalan nasional akses ke Ibukota provinsi 210 km X X
(Kota Palembang).
Peningkatan dan pemeliharaan jalan akses ke Stasiun KA:
- Kayu Agung 154 km
- Tugumulya 161 km X X
Peneningkatan dan pemeliharaan jalan Akses ke terminal:
- Terminal Kayuagung 154 km X X
- Terminal Lempuing 160 km X X
Peneningkatan dan pemeliharaan jalan Akses ke Pelabuhan:
- Pelabuhan Sungai Batang 279 km X X
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke pusat ibukota kecamatan 10 km X X
II. ENERGI LISTRIK
Penambahan 10 % daya listrik dari estimasi kebutuhan Kabupaten OKI 22.7 MW X X
sampai Tahun 2033 sebesar 227 MW
- rencana pembangunan PLTB di Kecamatan Air Sugihan, Tulung
Selapan, Cengal dan Kecamatan Sungai Menang;
- rencana pengembangan PLTS di setiap kecamatan yang belum
dan/atau tidak dapat terjangkau dengan jaringan listrik interkoneksi;
dan
- rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga gas metan/CBM
dan batubara di kecamatan yang mempunyai potensi kandungan gas
metan dan batubara di Kecamatan Sungai Menang, Mesuji Raya,
Mesuji, dan Kecamatan Lempuing.
III. TELEKOMUNIKASI
Rencana pengembangan infrastruktur telekomunikasi berupa sistem X X
jaringan kabel telepon di seluruh ibukota kecamatan dan desa
Rencana pengembangan infrastruktur telekomunikasi berupa sistem X X
jaringan telepon nirkabel (seluler) di seluruh ibukota kecamatan dan desa
Rencana pengembangan jaringan telekomunikasi dengan memanfaatkan X X
sistem jaringan satelit di seluruh ibukota kecamatan, desa dan khususnya
pada wilayah terpencil
IV. PRASARANA ANGKUTAN
Pengembangan rute angkutan umum rute Kayuagung - Pedamaran Timur X X
(Sumber Hidup) - Sungai Menang)
Pngembangan terminal: X X

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 119
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

TAHUN
No. Infrastruktur
2019-2029 2030-2040
d. terminal Tipe A terletak di Kecamatan Kayuagung;
e. terminal Tipe B terletak di Desa Tugumulyo (Ibukota Kecamatan
Lempuing) dan Desa Tulung Selapan (Ibukota Kecamatan Tulung
Selapan);
f. terminal Tipe C terletak di PKLp Jejawi, PPK Pangkalan Lampam, PPK
Terate, PPK Menang Raya, PPK Cengal, PPK Lubuk Seberuk, PPK
Pematang Panggang, PPK Kemang Indah, PPK Catur Tunggal, dan PPK
Tanjung Lubuk;
pembangunan stasiun kereta api penumpang di Kayuagung dan X X
Tugumulyo
Pengembangan Transportasi Laut: X X
d. pelabuhan pengumpan yang terletak di Sungai Lumpur, Kuala
Duabelas, dan Sungai Batang;
e. rencana pembangunan pelabuhan laut yang berfungsi sebagai
pelabuhan regional terletak di kawasan muara Sungai Mesuji
Kecamatan Sungai Menang;
f. rencana pembangunan pelabuhan laut sebagai pelabuhan khusus
industri di Sungai Sugihan Kecamatan Air Sugihan
V. SUMBER AIR BAKU
Pemeliharaan Daerah Aliran Sungai sungai: X X
WS Musi-Sugihan-Banyuasin-Lemau yaitu:
- Sub DAS Batang, Jatigombol, Jeruju, Komering, Koyan, Lebonghitam,
Mengkudu, Ogan, Pasir, Pidada, Pulaudalam, Riding, Saleh, Sugihan,
Sungai Duabelas, Sungai Lumpur, teluk dalam dan Teluk Puleh.
- DAS kewenangan pemerintah kabupaten berjumlah 1 (satu) sub DAS
yaitu terletak di WS Mesuji-Tulang Bawang (Sub DAS Mesuji).

3. KPI- MESUJI (Desa Sungai Sodong)


TAHUN
No. Infrastruktur
2019-2029 2030-2040
I. JARINGAN JALAN
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke pusat ibukota kecamatan 48.4 km X X
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke Ibukota Kabupaten (Kota 91.6 km X X
Kayu Agung)
Peningkatan dan pemeliharaan jalan nasional akses ke Ibukota provinsi 147 km X X
(Kota Palembang).
Peningkatan dan pemeliharaan jalan akses ke Stasiun KA:
- Kayu Agung 91.6 km
- Tugumulya 47.5 km X X
Peneningkatan dan pemeliharaan jalan Akses ke terminal:
- Terminal Kayuagung 91.6 km X X
- Terminal Lempuing 35 km X X
Peneningkatan dan pemeliharaan jalan Akses ke Pelabuhan:
- Pelabuhan Sungai Batang 243 km X X
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke pusat ibukota kecamatan 48.4 km X X
II. ENERGI LISTRIK
Penambahan 10 % daya listrik dari estimasi kebutuhan Kabupaten OKI 22.7 MW X X
sampai Tahun 2033 sebesar 227 MW
- rencana pembangunan PLTB di Kecamatan Air Sugihan, Tulung
Selapan, Cengal dan Kecamatan Sungai Menang;
- rencana pengembangan PLTS di setiap kecamatan yang belum
dan/atau tidak dapat terjangkau dengan jaringan listrik interkoneksi;
dan
- rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga gas metan/CBM
dan batubara di kecamatan yang mempunyai potensi kandungan gas
metan dan batubara di Kecamatan Sungai Menang, Mesuji Raya,
Mesuji, dan Kecamatan Lempuing.
III. TELEKOMUNIKASI
Rencana pengembangan infrastruktur telekomunikasi berupa sistem X X
jaringan kabel telepon di seluruh ibukota kecamatan dan desa
Rencana pengembangan infrastruktur telekomunikasi berupa sistem X X
jaringan telepon nirkabel (seluler) di seluruh ibukota kecamatan dan desa
Rencana pengembangan jaringan telekomunikasi dengan memanfaatkan X X
sistem jaringan satelit di seluruh ibukota kecamatan, desa dan khususnya
pada wilayah terpencil
IV. PRASARANA ANGKUTAN

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 120
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

TAHUN
No. Infrastruktur
2019-2029 2030-2040
Pengembangan rute angkutan umum rute Kayuagung - Lempuing Jaya X X
(Lubuk Seberuk) - Mesuji Raya (Kemang Indah);

Pngembangan terminal: X X
g. terminal Tipe A terletak di Kecamatan Kayuagung;
h. terminal Tipe B terletak di Desa Tugumulyo (Ibukota Kecamatan
Lempuing) dan Desa Tulung Selapan (Ibukota Kecamatan Tulung
Selapan);
i. terminal Tipe C terletak di PKLp Jejawi, PPK Pangkalan Lampam, PPK
Terate, PPK Menang Raya, PPK Cengal, PPK Lubuk Seberuk, PPK
Pematang Panggang, PPK Kemang Indah, PPK Catur Tunggal, dan PPK
Tanjung Lubuk;
pembangunan stasiun kereta api penumpang di Kayuagung dan X X
Tugumulyo
Pengembangan Transportasi Laut: X X
g. pelabuhan pengumpan yang terletak di Sungai Lumpur, Kuala
Duabelas, dan Sungai Batang;
h. rencana pembangunan pelabuhan laut yang berfungsi sebagai
pelabuhan regional terletak di kawasan muara Sungai Mesuji
Kecamatan Sungai Menang;
i. rencana pembangunan pelabuhan laut sebagai pelabuhan khusus
industri di Sungai Sugihan Kecamatan Air Sugihan
V. SUMBER AIR BAKU
Pemeliharaan Daerah Aliran Sungai sungai: X X
WS Musi-Sugihan-Banyuasin-Lemau yaitu:
- Sub DAS Batang, Jatigombol, Jeruju, Komering, Koyan, Lebonghitam,
Mengkudu, Ogan, Pasir, Pidada, Pulaudalam, Riding, Saleh, Sugihan,
Sungai Duabelas, Sungai Lumpur, teluk dalam dan Teluk Puleh.
- DAS kewenangan pemerintah kabupaten berjumlah 1 (satu) sub DAS
yaitu terletak di WS Mesuji-Tulang Bawang (Sub DAS Mesuji).
4. KPI- LEMPUING (Desa Belida)
TAHUN
No. Infrastruktur
2019-2029 2030-2040
I. JARINGAN JALAN
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke pusat ibukota kecamatan 10 km X X
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke Ibukota Kabupaten (Kota 63.7 km X X
Kayu Agung)
Peningkatan dan pemeliharaan jalan nasional akses ke Ibukota provinsi 27 km X X
(Kota Palembang).
Peningkatan dan pemeliharaan jalan akses ke Stasiun KA:
- Kayu Agung 63.7 km
- Tugumulya 57.7 km X X
Peneningkatan dan pemeliharaan jalan Akses ke terminal:
- Terminal Kayuagung 63.7 km X X
- Terminal Lempuing 14 km X X
Peneningkatan dan pemeliharaan jalan Akses ke Pelabuhan:
- Pelabuhan Sungai Batang 204 km X X
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke pusat ibukota kecamatan 10 km X X
II. ENERGI LISTRIK
Penambahan 10 % daya listrik dari estimasi kebutuhan Kabupaten OKI 22.7 MW X X
sampai Tahun 2033 sebesar 227 MW
- rencana pembangunan PLTB di Kecamatan Air Sugihan, Tulung
Selapan, Cengal dan Kecamatan Sungai Menang;
- rencana pengembangan PLTS di setiap kecamatan yang belum
dan/atau tidak dapat terjangkau dengan jaringan listrik interkoneksi;
dan
- rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga gas metan/CBM
dan batubara di kecamatan yang mempunyai potensi kandungan gas
metan dan batubara di Kecamatan Sungai Menang, Mesuji Raya,
Mesuji, dan Kecamatan Lempuing.
III. TELEKOMUNIKASI

Rencana pengembangan infrastruktur telekomunikasi berupa sistem X X


jaringan kabel telepon di seluruh ibukota kecamatan dan desa
Rencana pengembangan infrastruktur telekomunikasi berupa sistem X X
jaringan telepon nirkabel (seluler) di seluruh ibukota kecamatan dan desa

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 121
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

TAHUN
No. Infrastruktur
2019-2029 2030-2040
Rencana pengembangan jaringan telekomunikasi dengan memanfaatkan X X
sistem jaringan satelit di seluruh ibukota kecamatan, desa dan khususnya
pada wilayah terpencil
IV. PRASARANA ANGKUTAN

Pengembangan rute angkutan umum rute Kayuagung - Lempuing Jaya X X


(Lubuk Seberuk) - Mesuji Raya (Kemang Indah);

Pngembangan terminal: X X
j. terminal Tipe A terletak di Kecamatan Kayuagung;
k. terminal Tipe B terletak di Desa Tugumulyo (Ibukota Kecamatan
Lempuing) dan Desa Tulung Selapan (Ibukota Kecamatan Tulung
Selapan);
l. terminal Tipe C terletak di PKLp Jejawi, PPK Pangkalan Lampam, PPK
Terate, PPK Menang Raya, PPK Cengal, PPK Lubuk Seberuk, PPK
Pematang Panggang, PPK Kemang Indah, PPK Catur Tunggal, dan PPK
Tanjung Lubuk;
pembangunan stasiun kereta api penumpang di Kayuagung dan X X
Tugumulyo
Pengembangan Transportasi Laut: X X
j. pelabuhan pengumpan yang terletak di Sungai Lumpur, Kuala
Duabelas, dan Sungai Batang;
k. rencana pembangunan pelabuhan laut yang berfungsi sebagai
pelabuhan regional terletak di kawasan muara Sungai Mesuji
Kecamatan Sungai Menang;
l. rencana pembangunan pelabuhan laut sebagai pelabuhan khusus
industri di Sungai Sugihan Kecamatan Air Sugihan
V. SUMBER AIR BAKU

Pemeliharaan Daerah Aliran Sungai sungai: X X


WS Musi-Sugihan-Banyuasin-Lemau yaitu:
- Sub DAS Batang, Jatigombol, Jeruju, Komering, Koyan, Lebonghitam,
Mengkudu, Ogan, Pasir, Pidada, Pulaudalam, Riding, Saleh, Sugihan,
Sungai Duabelas, Sungai Lumpur, teluk dalam dan Teluk Puleh.
- DAS kewenangan pemerintah kabupaten berjumlah 1 (satu) sub DAS
yaitu terletak di WS Mesuji-Tulang Bawang (Sub DAS Mesuji).
5. KPI- LEMPUING (Desa Purwosari)
TAHUN
No. Infrastruktur
2019-2029 2030-2040
I. JARINGAN JALAN
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke pusat ibukota kecamatan 10 km X X
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke Ibukota Kabupaten (Kota 79 km X X
Kayu Agung)
Peningkatan dan pemeliharaan jalan nasional akses ke Ibukota provinsi 27 km X X
(Kota Palembang).
Peningkatan dan pemeliharaan jalan akses ke Stasiun KA:
- Kayu Agung 63.7 km
- Tugumulya 57.7 km X X
Peneningkatan dan pemeliharaan jalan Akses ke terminal:
- Terminal Kayuagung 63.7 km X X
- Terminal Lempuing 30 km X X
Peneningkatan dan pemeliharaan jalan Akses ke Pelabuhan:
- Pelabuhan Sungai Batang 219 km X X
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke pusat ibukota kecamatan 10 km X X
II. ENERGI LISTRIK
Penambahan 10 % daya listrik dari estimasi kebutuhan Kabupaten OKI 22.7 MW X X
sampai Tahun 2033 sebesar 227 MW
- rencana pembangunan PLTB di Kecamatan Air Sugihan, Tulung
Selapan, Cengal dan Kecamatan Sungai Menang;
- rencana pengembangan PLTS di setiap kecamatan yang belum
dan/atau tidak dapat terjangkau dengan jaringan listrik interkoneksi;
dan
- rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga gas metan/CBM
dan batubara di kecamatan yang mempunyai potensi kandungan gas
metan dan batubara di Kecamatan Sungai Menang, Mesuji Raya,
Mesuji, dan Kecamatan Lempuing.

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 122
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

TAHUN
No. Infrastruktur
2019-2029 2030-2040
III. TELEKOMUNIKASI

Rencana pengembangan infrastruktur telekomunikasi berupa sistem X X


jaringan kabel telepon di seluruh ibukota kecamatan dan desa
Rencana pengembangan infrastruktur telekomunikasi berupa sistem X X
jaringan telepon nirkabel (seluler) di seluruh ibukota kecamatan dan desa
Rencana pengembangan jaringan telekomunikasi dengan memanfaatkan X X
sistem jaringan satelit di seluruh ibukota kecamatan, desa dan khususnya
pada wilayah terpencil
IV. PRASARANA ANGKUTAN

Pengembangan rute angkutan umum k. rute Kayuagung - Lempuing X X


Jaya (Lubuk Seberuk) - Mesuji Raya (Kemang Indah);
Pngembangan terminal: X X
m. terminal Tipe A terletak di Kecamatan Kayuagung;
n. terminal Tipe B terletak di Desa Tugumulyo (Ibukota Kecamatan
Lempuing) dan Desa Tulung Selapan (Ibukota Kecamatan Tulung
Selapan);
o. terminal Tipe C terletak di PKLp Jejawi, PPK Pangkalan Lampam, PPK
Terate, PPK Menang Raya, PPK Cengal, PPK Lubuk Seberuk, PPK
Pematang Panggang, PPK Kemang Indah, PPK Catur Tunggal, dan PPK
Tanjung Lubuk;
pembangunan stasiun kereta api penumpang di Kayuagung dan X X
Tugumulyo
Pengembangan Transportasi Laut: X X
m. pelabuhan pengumpan yang terletak di Sungai Lumpur, Kuala
Duabelas, dan Sungai Batang;
n. rencana pembangunan pelabuhan laut yang berfungsi sebagai
pelabuhan regional terletak di kawasan muara Sungai Mesuji
Kecamatan Sungai Menang;
o. rencana pembangunan pelabuhan laut sebagai pelabuhan khusus
industri di Sungai Sugihan Kecamatan Air Sugihan
V. SUMBER AIR BAKU

Pemeliharaan Daerah Aliran Sungai sungai: X X


WS Musi-Sugihan-Banyuasin-Lemau yaitu:
- Sub DAS Batang, Jatigombol, Jeruju, Komering, Koyan, Lebonghitam,
Mengkudu, Ogan, Pasir, Pidada, Pulaudalam, Riding, Saleh, Sugihan,
Sungai Duabelas, Sungai Lumpur, teluk dalam dan Teluk Puleh.
- DAS kewenangan pemerintah kabupaten berjumlah 1 (satu) sub DAS
yaitu terletak di WS Mesuji-Tulang Bawang (Sub DAS Mesuji).
6. KPI- AIR SUGIHAN (Desa Bukit Batu)
TAHUN
No. Infrastruktur
2019-2029 2030-2040
I. JARINGAN JALAN
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke pusat ibukota kecamatan 25 km X X
Pemeliharaan dan peningkatan jalan akses ke Ibukota Kabupaten (Kota 157 km X X
Kayu Agung)
Peningkatan dan pemeliharaan jalan nasional akses ke Ibukota provinsi 145 km X X
(Kota Palembang).
Peningkatan dan pemeliharaan jalan akses ke Stasiun KA:
- Kayu Agung 157 km
- Tugumulya 220 km X X
Peneningkatan dan pemeliharaan jalan Akses ke terminal:
- Terminal Kayuagung 137 km X X
- Terminal Lempuing 30 km X X
Peneningkatan dan pemeliharaan jalan Akses ke Pelabuhan:
- Pelabuhan Sungai Batang 18.9 km X X

II. ENERGI LISTRIK


Penambahan 10 % daya listrik dari estimasi kebutuhan Kabupaten OKI 22.7 MW X X
sampai Tahun 2033 sebesar 227 MW
- rencana pembangunan PLTB di Kecamatan Air Sugihan, Tulung
Selapan, Cengal dan Kecamatan Sungai Menang;
- rencana pengembangan PLTS di setiap kecamatan yang belum
dan/atau tidak dapat terjangkau dengan jaringan listrik interkoneksi;
dan

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 123
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

TAHUN
No. Infrastruktur
2019-2029 2030-2040
- rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga gas metan/CBM
dan batubara di kecamatan yang mempunyai potensi kandungan gas
metan dan batubara di Kecamatan Sungai Menang, Mesuji Raya,
Mesuji, dan Kecamatan Lempuing.
III. TELEKOMUNIKASI

Rencana pengembangan infrastruktur telekomunikasi berupa sistem X X


jaringan kabel telepon di seluruh ibukota kecamatan dan desa
Rencana pengembangan infrastruktur telekomunikasi berupa sistem X X
jaringan telepon nirkabel (seluler) di seluruh ibukota kecamatan dan desa
Rencana pengembangan jaringan telekomunikasi dengan memanfaatkan X X
sistem jaringan satelit di seluruh ibukota kecamatan, desa dan khususnya
pada wilayah terpencil
IV. PRASARANA ANGKUTAN

Pengembangan rute angkutan umum h. rute Kayuagung - Pampangan - X X


Air Sugihan (Kertamukti)
Pngembangan terminal: X X
p. terminal Tipe A terletak di Kecamatan Kayuagung;
q. terminal Tipe B terletak di Desa Tugumulyo (Ibukota Kecamatan
Lempuing) dan Desa Tulung Selapan (Ibukota Kecamatan Tulung
Selapan);
r. terminal Tipe C terletak di PKLp Jejawi, PPK Pangkalan Lampam, PPK
Terate, PPK Menang Raya, PPK Cengal, PPK Lubuk Seberuk, PPK
Pematang Panggang, PPK Kemang Indah, PPK Catur Tunggal, dan PPK
Tanjung Lubuk;
pembangunan stasiun kereta api penumpang di Kayuagung dan X X
Tugumulyo
Pengembangan Transportasi Laut: X X
p. pelabuhan pengumpan yang terletak di Sungai Lumpur, Kuala
Duabelas, dan Sungai Batang;
q. rencana pembangunan pelabuhan laut yang berfungsi sebagai
pelabuhan regional terletak di kawasan muara Sungai Mesuji
Kecamatan Sungai Menang;
r. rencana pembangunan pelabuhan laut sebagai pelabuhan khusus
industri di Sungai Sugihan Kecamatan Air Sugihan
V. SUMBER AIR BAKU

Pemeliharaan Daerah Aliran Sungai sungai: X X


WS Musi-Sugihan-Banyuasin-Lemau yaitu:
- Sub DAS Batang, Jatigombol, Jeruju, Komering, Koyan, Lebonghitam,
Mengkudu, Ogan, Pasir, Pidada, Pulaudalam, Riding, Saleh, Sugihan,
Sungai Duabelas, Sungai Lumpur, teluk dalam dan Teluk Puleh.
- DAS kewenangan pemerintah kabupaten berjumlah 1 (satu) sub DAS
yaitu terletak di WS Mesuji-Tulang Bawang (Sub DAS Mesuji).

Sumber : Hasil analisis, 2018

6.5 KABUPATEN PESAWARAN


6.5.1 Indikasi Program Pengembangan Kawasan Industri Kabupaten Pesawaran
Berikut ini indikasi program pengembangan KPI Kabupaten Pesawaran selama kurun waktu
20 tahun mendatang.

Tabel 51. Indikasi Program KPI Kab. Pesawaran


KPI – TEGINENENG TAHUN
No.
Infrastruktur Volume 2019-2029 2030-2040
I. Jaringan Jalan
1. Pemeliharaan dan peningkatan jalan nasional dan kabupaten 40 km X X
akses menuju Kota Bandar Lampung

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 124
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
EXECUTIVE REVIEW PENGEMBANGAN KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI (KPI)
SUMMARY DI WILAYAH SUMATERA

KPI – TEGINENENG TAHUN


No.
Infrastruktur Volume 2019-2029 2030-2040
2. Peningkatan jalan kabupaten menuju Kota Gedong Tataan (pst 32 km X X
pemerintahan kab. Pesawaran)
3. Peningkatan jalan lokal di wilayah kecamatan Tegineneng, akses 2 km X X
menuju pusat pemerintahan kecamatan dan fasilitas sosial di
kec. Tegineneng.
4. Peningkatan jalan dari KPI Tegineneng Pst Kecamatan Lain (PPK)
:
- PPK Padang Cermin 80 km X X
- PPK Negeri Katon 16 km X X
- PPK Teluk Pandan 51 km X X
5. Peningkatan jalan dari KPI Tegineneng Pst PPL (Pst Bahan baku
industri):
6. PPL Kedongdong 58.7 km X X
7. PPL way Lima 46 km X X
8. PPL Punduh Pedada 126 km X X
9. PPL Way Khilau 56 km X X
10. PPL Marga Punduh 99 km X X
11. PPL Way Ratai 51 km X X
12. Peningkatan jalan Terminal Type B Gedong Tataan 32 km X X
13. Peningkatan jalan ke pelabuhan Punduh Pedada 126 km X X
14. Ke Dry port Tegineneng 13 km X X
15. Pemeliharaan jalan ke Bandara Raden Inten II 12 km X X
II. ENERGI LISTRIK
Penambahan 10 % daya listrik dari estimasi kebutuhan 38.7 MW X X
Kabupaten Pesawaran sampai Tahun 2031 sebesar 387 MW
1 - Optimalisasi Interkoneksi Sumbagsel X X
2 - Peningkatan PLTD Tegineneng dan Gedong Tataan X X
3 - Pengembangan PLTA Way Sabu X X
III. TELEKOMUNIKASI
1. Peningkatan Pelayanan Jaringan telepon Kabel X X
2. Penggunaan Menara BTS Bersama X X
IV. PRASARANA ANGKUTAN
1. Terselenggaranya angkutan umum dari KPI Tegineneng yang X X
menjangkau seluruh kecamatan di Kabupaten Pesawaran
2. Pembangunan Terminal Type C di Tegineneng X X
3. Pembangunan Terminal Barang di Tegineneng X X
V. SUMBERDAYA AIR
Pemeliharaan Sungai Way Sekampung-Way Seputih X X
VI. SUMBER DAYA LAHAN
Pengadaan Lahan Kawasanm Industri Min 50 Ha X X

Sumber : Hasil analisis, 2018

DITJEN PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI III


Exsum - 125
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Anda mungkin juga menyukai