LAPORAN BULANAN
PEMANTAUAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PUPR
WILAYAH PULAU JAWA
(PROVINSI JAWA BARAT)
BULAN PERTAMA
TAHUN ANGGARAN 2023
2
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
A. Latar Belakang
Maksud kegiatan ini yaitu meningkatkan kinerja pelaksanaan pembangunan infrastruktur PUPR
yang sesuai dengan rencana pengembangan infrastruktur wilayah serta merespon dinamika kebijakan
nasional dan perubahan lingkungan strategis.
Tujuan kegiatan ini yaitu terselenggaranya pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pembangunan
infrastruktur PUPR di Pulau Jawa sebagai umpan balik dalam proses perencanaan dan pemrograman
pembangunan infrastruktur PUPR.
C. Sasaran
D. Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup kegiatan ini yaitu:
1) Mengidentifikasi kegiatan pembangunan infrastruktur PUPR prioritas tahunan pada tahun berjalan
yang mendukung pengembangan kawasan tematik, seperti Kawasan Ekonomi Khusus (KEK),
Kawasan Industri (KI), Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), kawasan metropolitan
terutama kegiatan prioritas yang telah disepakati pada forum perencanaan pembangunan
infrastruktur PUPR (Rakorbangwil, Rakonreg, dan lainnya);
2) Melakukan pemantauan secara berkala terhadap pelaksanaan pembangunan infrastruktur PUPR
prioritas tahunan di Pulau Jawa;
3) Mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan pelaksanaan pembangunan infrastruktur PUPR
prioritas tahunan di Pulau Jawa;
4) Melakukan evaluasi kinerja pembangunan infrastruktur tahunan dan 5 (lima) tahunan dengan
membandingkan capaian terhadap target dalam Rencana Pengembangan Infrastruktur Wilayah dan
rencana pembangunan lainnya (Renstra Kementerian PUPR, RPJMN, dan sebagainya);
5) Melakukan pelaporan hasil evaluasi yang memuat rekomendasi terhadap masukan terhadap
pelaksanaan rencana aksi pembangunan dalam Rencana Pengembangan Infrastruktur Wilayah;
6) Melakukan kajian cepat (quick assesment) untuk mendukung pengukuran kinerja pembangunan
infrastruktur yang menghasilkan rekomendasi berupa kebutuhan pembangunan infrastruktur PUPR
berdasarkan potensi serta isu strategis yang merespon dinamika kebijakan nasional dan perubahan
lingkungan strategis. Kajian cepat ini salah satunya dilaksanakan sebagai bentuk updating terhadap
Rencana Pengembangan Infrastruktur Wilayah lingkup Provinsi.
E. Lokasi
Wilayah kegiatan meliputi wilayah administratif provinsi dan kabupaten/kota terkait dalam Wilayah
Kepulauan Nusa Tenggara
F. Waktu
Jangka Waktu Tenaga Ahli Sub Profesional Perencanaan Wilayah Dan Kota Pada Kegiatan Pemantauan
Dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur PUPR Wilayah Kepulauan Nusa Tenggara akan
dilaksanakan selama kurun waktu 9 (sembilan) bulan kalender.
G. Output
Keluaran dari kegiatan ini yaitu:
1) Laporan hasil pemantauan pelaksanaan pembangunan infrastruktur PUPR prioritas tahunan secara berkala;
2) Rekomendasi hasil evaluasi tahunan dan 5 (lima) tahunan sebagai masukan terhadap pelaksanaan rencana
aksi pembangunan dalam Rencana Pengembangan Infrastruktur Wilayah;
3) Rekomendasi hasil quick assessment sebagai respon terhadap dinamika kebijakan nasional dan perubahan
lingkungan strategis yang mempengaruhi kebutuhan pembangunan infrastruktur PUPR mendukung
skenario pengembangan wilayah.
BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH
PUSAT PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR WILAYAH II
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
5
H. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan dari laporan kegiatan ini dibuat sistematis sebagai berikut.
1) BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, tujuan dan sasaran, ruang lingkup (terdiri dari lokasi, waktu, dan substansi),
metodologi (terdiri dari pengumpulan data, analisis data, dan rencana kerja), serta sistematika pembahasan.
2) BAB IIPELAKSANAAN KEGIATAN
Bab ini berisi rincian kegiatan dilengkapi dengan peran masing-masing tenaga ahli dalam pekerjaan dalam ragka
menyelesaikan pekerjaan. Pada bab ini juga disampaikan permasalahan dan solusi yang dihadapi dan dilakukan
tenaga ahli untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan rencana pekerjaan.
3) BAB III PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan pelaksanaan pekerjaan masing-masing bulan serta saran untukkelancaran pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan rencana pekerjaan
Mengembangkan at au memant apkan Terwujudnya konekt ivit as yang bisa mendukung Asal barang yang diekspor melalui out let Jawa Barat
pelabuhan unt uk kegiat an indust ri di Jawa Barat ant ara lain dengan sebesar 0,01%(2019). Hal t erseut disebabkan belum
Jaringan Transportasi & Distribusi
Jawa Barat menjadi Provinsi peringkat 1 penghasil ekspor meningkat kan kegiat an ekspor- impor yang penyelesaian Jalan Akses Tol Pat imban dan ada out let pelabuhan yang mempuni di Provinsi
Barang/ Komoditas (Pelabuhan
Meso nasional (17%dari t ot al nasional) yang didukung dengan mendukung Cisumdawu, sert a Jalur KA Akses Pelabuhan Jawa Barat yang berfungsi sebagai gerbang ekspor.
Pat imban sebagai pint u keluar masuk
keberadaan Pelabuhan Pat imban sebagai out let . perkembangan kawasan perkot aan nasional Pat imban unt uk meningkat kan efisiensi biaya dan Hal t ersebut yang menyebabkan barang siap ekspor
barang)
sebagai pusat pengembangan kawasan wakt u menuju Pelabuhan Pat imban sebagai gerbang yang diproduksi di Provinsi Jawa Barat , diekspor
andalan (RTR Pulau Jawa Bali) ekspor Provinsi Jawa Barat . melalui Pelabuhan Tanjung Priok.
INDUSTRIALISASI
Penyempurnaan RPIW dilakukan dengan melengkapi tahap dalam menentukan strategi arah
pengembangan sektor dominan di Provinsi Jawa Barat. Untuk tahap pertama yang dilakukan adalah
dengan menyusun dan merangkum isu yang berkembang pada masing-masing sektor dominan seperti
Industri, Pertanian, Pariwisata, dan Permukiman. Isu yang termasuk adalah isu positif dan isu negatif
baik dari dalam ataupun luar Provinsi Jawa Barat yang memberikan dampak terhadap kebutuhan
akan infrastruktur di Provinsi Jawa Barat. Isu ini yang nantinya digunakan dalam beberapa analisis
seperti Analisis Pastle, 5-Forces, dan IFAS-EFAS untuk menentukan strategi yang digunakan dalam
pengembangan infrastruktur wilayah di Provinsi Jawa Barat.
Pada bulan kedua ini, isu yang sudah disusun sebelumnya mengalami beberapa perbaikan dari
segi tata bahasa hingga substansi didalamnya, sehingga perbaikan dilakukan satu persatu sesuai
dengan masing-masing sektor. Sebelum pengerjaan isu persektor ini, dilakukan penyusunan
Rangkuman Arah Kebijakan yang sudah ditinjau dalam dokumen RPIW Provinsi Jawa Barat.
Kebijakan Dokumen Sintesa Kebijakan Fokus
RTRW Nasional
Pengembangan Kawaan Andalan, KSN, Kawasan Perkot aan, dan Penguat Simpul Transport asi
PP 13/ 2017
- Kawasan Perkotaan
Pemert ahanan lahan pertanian pangan, pengendalian perkembangan kawasan perkotaan (pada kawasan - Kawasan Lindung
Kebijakan
RTR Jawa Bali rawan bencana), pengembangan kawasan industri, pengembangan sent ra produksi hasil sumber daya alam, - Pertanian
Penat aan
Perpres 28/ 2012 pengembangan kawasan peruntukan pariwisata sert a pengembangan ket erpaduan ant ar pusat pariwisat a, - Pariwisata
Ruang
peningkat an kawasan berfungsi lindung - Industri dan Jasa
Provinsi Jawa Barat dibagi 6 Wilayah Pengembangan (WP) dengan t emat ik yang berbeda- beda. Sekt or ekonomi - Mit igasi Bencana
RTRW Provinsi Jawa Barat ut ama industri pengolahan, pertanian, kehut anan, perikanan, pariwisata, pert ambangan- penggalian, panas bumi,
migas, sert a perdagangan dan jasa.
Pemerat aan Pembangunan (konekt ivit as, prasarana dasar, kebencanaan, dan sekt or unggulan) di Kawasan Priorit as
Visi Indonesia 2045
Provinsi Jawa Barat
Arah pengembangan Jawa Barat melalui pengembangan Koridor Pert umbuhan dan Koridor Pemerat aan.
RPJMN 2020- 2024 Koridor Pert umbuhan merupakan koridor logist ik ut ama dari PKN Jabo- PKN Bandung- PKN Cirebon.
Koridor Pemerat aan - > PKN Bandung dan PKN Cirebon sebagai pengungkit unt uk wilayah selat an.
PSN Pembangunan bendungan mult iguna, jalan t ol, SPAM, dan rehabilit asi jaringan irigasi di Jawa Barat
Pengembangan WPPI Cirebon- Inderamayu- Majalengka & Bogo- Bekasi- Purwakart a- Subang- Karawang) dan priorit as
RIPIN 2015- 2035 - Kawasan Perkot aan
pengembangan 3 kawasan indust ri di Majalengka, Subang, Cilamaya.
- Kawasan Lindung
RIPPARNAS 2010- 2025 Pemant apan kawasan pariwisat a 6 KSPN sebagai dest inasi pariwisat a nasional dan int ernasional.
- Industri
Kebijakan Peningkat an ket ersediaan dan kemudahan akses air, kelancaran dan pemerat aan konekt ivit as, pemenuhan
Renst ra PUPR 2020- 2024 - Pertanian
Sekt or kebut uhan perumahan dan infrast rukt ur permukiman.
- Pariwisata
Pengembangan Pusat Indust ri Kabupat en Bekasi, Pengembangan TOD pada daerah kepadat an penduduk t inggi,
- Pemenuhan
Perpres 60/ 2020 Kawasan Lindung pada Kabupat en Bogor- Puncak- Cianjur (hulu sungai Ciliwung dan Cisadane), Pengembangan Ruas
Infrastruktur Dasar
Tol Jabodet abek, dan Pengendalian banjir Sungai Ciliwung- Ciasdane, dan pengembangan 11 CBD
Kot a int i: Kot a Bandung. Kot a sekit arnya: Kot a Cimahi (3 kecamat an), Kab. Bandung (31 kecamat an), Kab. Bandung
Perpres 45/ 2018 Barat (15 kecamat an), dan sebagian Kab. Sumedang (5 kecamat an). Pengembangan penguat an konekt ivit as,
peningkat an pelayanan dasar, dan pola pemanfaat an ruang.
Peningkat an pemerat aan pembangunan melalaui pembangunan indust ri baru di Kawasan Rebana (Subang,
Perpres 87/ 2021 Inderamayu, Cirebon, Kuningan, Majalengka, Sumedang, Kot a Cirebon) & Pemenuhan kebut uhan dasar masyarakat
Jawa Barat Bagian Selat an (Sukabumi, Cianjur, Garut , Tasikmalaya, Pangandaran)
SDG’s Kot a dan komunit as berkelanjut an, Pemenuhan air bersih dan sanit asi layak, Indust ri, inovasi, dan infrast rukt ur - Kawasan Lindung
New Urban Agenda Opt imalisasi pembangunan berkelanjut an t erkait Climat e Change - Konservasi
Agenda
Paris Agreement Penurunan t ingkat emisi gas buang - Pariwisata
Global
Sendai Framework Pengurangan secara signifikan risiko dan kerugian akibat bencana - Mit igasi Bencana
UNESCO Programme Pelest arian cagar budaya dan alam dengan memperhat ikan st andar dan ket ent uan UNESCO. - Pemenuhan
Penyusunan Rangkuman Arah Kebijakan ini dilakukan untuk memudahkan dalam penentuan
sektor dominan yang akan didorong untuk berkembang dari segi infrastrukturnya berdasarkan
kebijakan yang berlaku di Provinsi Jawa Barat. Tujuannya agar infrastruktur yang akan didukung
tidak salah sasaran. Selain itu ada analisis MCA yang dilakukan setelah Rangkuman Arah Kebijakan
ini.
Gambar 3. Survei Jalan Nasional Lintas Selatan Banten (Titik Pasar Labuan)
Gambar 4. Survei Jalan Nasional Lintas Selatan Banten (Tjitereup – Tj. Lesung)
Survei evaluasi manfaat ini dilakukan pada beberapa infrastruktur yang sudah terbangun dan
sudah dimanfaatkan dibeberapa Kabupaten/Kota salah satunya adalah Jalan Nasional Pantai
Selatan yang menghubungkan Provinsi Banten sampai dengan perbatasan Provinsi Jawa Barat
dan Provinsi Jawa Tengah (Kabupaten Pangandaran). Survei Jalan Nasional ini dilakukan untuk
mengetahui beberapa titik kepadatan kendaraan serta titik kerusakan jalan. Hanya sedikit titik
kepadatan yang ada di Jalan Nasional Pantai Selatan karena jumlah pergerakan menerus yang
ada pun tidak sebanyak di Pantura, arus pergerakan lokal yang bertumpuk pun hanya pada
beberapa titik pusat kegiatan yaitu pasar.
Selain pasar, pusat kegiatan yang ramai terletak pada Jalan Nasional yang berada di sisi barat
Provinsi Banten. Hal tersebut disebabkan karena banyaknya pusat kegiatan industri yang sudah
berkembang pesat serta keberadaan Pelabuhan Ciwandan atau Pelabuhan Banten yang menjadi
pusat pergerakan barang industri keluar/masuk Provinsi Banten. Fungsi lain Pelabuhan Banten
adalah menjadi Pelabuhan penyebrangan untuk kendaraan roda 2, membantu fungsi Pelabubhan
Merak yang sudah mengalami kelebihan kapasitas sehingga kendaraan yang melintas di jalan
tersebut cenderung kendaraan muatan besar dan kendaraan roda 2.
Pada Jalan Nasional Pansela Provinsi Jawa Barat, memiliki kondisi jalan yang mayoritas sudah
baik kualitasnya, akan tetapi terdapat beberapa titik yang mengalami longsor pada bahu
jalannya. Longsor ini terjadi pada titik-titik yang memiliki tingkat topografi cenderung tinggi
dan curam (perbukitan). Kondisi jalan banyak berkelok terutama pada ruas perbatasan Banten-
Jawa Barat menuju Pelabuhan Ratu sehingga pengendara harus dalam kondisi baik apabila
berkendara pada jalan tersebut. Sementara, ruas Kabupaten Garut sampai dengan Pangandaran,
ruas jalan cenderung lurus, minim berkelok, dan berbatasan langsung dengan pantai selatan.
Gambar 7. Bahu Jalan Longsor pada Jalan Nasional Pansela Jawa Barat menuju Pelabuhan Ratu
Sama seperti pada ruas Jalan Nasional di Provinsi Banten, titik kepadatan kendaraan cenderung
terjadi pada beberapa pusat kegiatan seperti pasar serta Tempat Pelelangan Ikan yang berada di
pesisir Pantai Selatan. Selain banyaknya kendaraan yang melintas, kepadatan kendaraan juga
disebabkan karena banyaknya hambatan samping yang disebabkan oleh pedagang yang
berjualan hingga menggunakan bahu jalan serta banyaknya banyaknya angkutan umum yang
berhenti menunggu penumpang dalam waktu yang cukup lama. Apabila akhir pekan, ruas jalan
pada pusat kegiatan tersebut akan mengalami kepadatan kendaraan yang lebih ramai lagi karena
kendaraan yang melintas akan bertambah dari wisatawan yang akan berlibur ke kawasan
tersebut.
TPA Legok Nangka merupakan TPA Regional yang dibangun untuk menggantikan TPA
Sarimukti yang sudah mengalami over kapasitas. TPA ini direncanakan akan melayani
Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Sumedang, Garut, Kota Cimahi, dan Kota Bandung.
Penerapan teknologi RDF juga direncanakan pada TPA ini untuk pengolahan sampah yang
masuk agar tidak hanya menjadi tumpukan saja yang bisa mencemari lingkungan sekitar. Saat
ini, TPA Legok Nangka sedang dalam tahap lelang dan tahun depan diperkirakan akan memulai
konstruksi sehingga tahun 2025 awal sudah bisa beroperasi.
SPAM Bandung Selatan berfungsi untuk menghasilkan air minum yang akan dikonsumsi oleh
masyarakat yang berada di Kawasan Prioritas Cekungan Bandung. Air minum yang dihasilkan
memilikikualitas yang baik dan tidak mengalami kering. Total direncanakan dapat menyediakan
air minum untuk Kabupaten dan Kota Bandung sebesar 700 lt/dtk akan tetapi baru terealisasi
Tahap 1 sebesar 350 lt/dtk. Tahap 1 melayai 3 kecamatan di Kota Bandung dan 4 kecamatan di
Kabupaten Bandung (28.000 SR). Rekomendasi selanjutnya untuk Tahap 2 bisa dilaksanakan
apabila idle capacity pada Tahap 1 sudah termanfaatkan seluruhnya.
J. Kesimpulan
Laporan bulanan bulan ke-2 Sub Tenaga Ahli Bidang Perencanaan Wilayah dan Kota dalam
kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur PUPR Wilayah Pulau Jawa
telah sesuai dengan program kerja yang tertulis di KAK. Pekerjaan yang dilakukan pada tahap
pengumpulan data dan informasi yaitu menyusun Peta Hasil Survei Evaluasi Manfaat Infrastruktur yang
sudah terbangun. Sub Tenaga Ahli juga melakukan penyusunan RPIW yaitu memperdalam penentuan
strategi pengembangan.
Memasuki Bulan ke-3, pekerjaan akan dilakukan dengan merumuskan data yang sudah terkumpul
untuk menyusun perbaikan Rencana Pengembangan Infrastruktur Wilayah (RPIW), bulan ke-3 akan
dilakasanakan penyusunan program dan rencana aksi yang akan dikembangkan di RPIW. Program dan
Rencana Aksi akan menjadi output akhir dalam penyusunan RPIW dan menjadi acuan dalam
perencanaan infrastruktur kedepannya.