Perkerjaan Konsultansi
Pengendalian Alih Fungsi Lahan Kawasan
Industri dan Permukiman
1
DAFTAR ISI
Contents
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................2
BAB I - PENDAHULUAN....................................................................................................................3
I.1. Latar Belakang.......................................................................................................................3
I.2. Tujuan Pekerjaan...................................................................................................................4
I.3. Ruang Lingkup Pekerjaan.......................................................................................................5
I.4. Jangka Waktu Pelaksanaan....................................................................................................7
I.5. Sistematika Penyusunan........................................................................................................7
BAB II - PENGALAMAN KERJA PERUSAHAAN...................................................................................9
BAB III TANGGARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA.........................................................10
III.1. Tanggapan Terhadap Pekerjaan........................................................................................10
III.2. Tanggapan Terhadap Kerangka Acuan..............................................................................11
BAB IV APRESIASI DAN INOVASI....................................................................................................13
IV.1. Apresiasi Terhadap Program Pemerintah dan Pekerjaan Jasa Konsultansi......................13
IV.1. Inovasi Yang Dapat Ditawarkan........................................................................................13
BAB V PENDEKATAN DAN METODOLOGI......................................................................................15
V.1. Pendekatan.........................................................................................................................15
V.2. Metodologi.........................................................................................................................15
BAB VI RENCANA KERJA.................................................................................................................18
2
BAB I - PENDAHULUAN
1. Penentuan lokasi terhadap kawasan pembangunan berada tidak sesuai dengan Rencana
Tata Ruang yang berlaku;
2. Lokasi alih fungsi lahan yang tidak matang dalam kajian strategi menyebabkan lahan
yang telah dialihfungsikan tidak berkembang dengan baik;
3
3. Perlu kajian terhadap Nilai Lahan, Lingkungan Hidup dan Perubahan Ekonomi
Masyarakat Sekitar;
4. Terdapat beberapa Hak Atas Tanah yang terbit sebelum penetapan kawasan, tetapi
memiliki peruntukan yang tidak sesuai kawasan tersebut, sehingga perlu dilakukan
penataan ulang;
5. Tidak adanya tindak lanjut atas kewajiban yang harus dipenuhi terhadap kegiatan alih
fungsi lahan yang telah dilakukan, misalnya penggantian lahan pada lahan pertanian
tanaman pangan.
4
3. Memperoleh sistem pengendalian alih fungsi lahan yang dapat digunakan agar empat
fungsi pengendalian, berupa pencegahan, pemantauan, pembinaan, dan penertiban
dapat berjalan sinergi.
Sehubungan dengan lokasi, pekerjaan Pengendalian Lahan Pertanian (Food Estate) ini
dilaksanakan dengan rincian lokasi sebagai berikut ini.
Sementara itu, lingkup kerja dan tahapan kegiatan ini adalah sebagai berikut ini:
5
No. Tahapan Kegiatan Keterangan
Pekerjaan
data dan informasi awal
lokasi studi sebagai sampel
awal.
2. Pelaksanaan dan a. Studi literatur; Studi literatur: pencarian
Pengumpulan b. Wawancara mendalam data terhadap berbagai
Data (in-depth interview); sumber tertulis, baik
c. Survei lapangan dan berupa buku-buku,arsip,
pengolahan data spasial; majalah, artikel, dan jurnal
d. Diskusi kelompok atau dokumen-dokumen
terpumpun (Focus Group yang relevan dengan
Discussion); permasalahan yang dikaji.
e. Full board meeting In-depth interview, proses
memperoleh keterangan
dengan cara wawancara
dengan responden, yaitu
masyarakat, para pakar,
pemeritah daerah, dan
pemangku kepentingan
terkait dalam bidang yang
relevan.
Survei lapangan dilakukan
dengan peralatan sebagai
berikut:
komputer/laptop;
alat ukut GPS;
Unmaned Aerial
Vehicle
(UAC)/Drone;
Plottter/Printer
warna A3;
Kamera resolusi
tinggi.
FGD, dilakukan dalam
bentuk rapat dengan
pemangku kepentingan
dalam mengkaji dan
6
No. Tahapan Kegiatan Keterangan
Pekerjaan
mengkonfirmasi data yang
diperoleh dari hasil
pelaksanaan kajian.
Full board meeting
dilakukan untuk finalisasi
kajian.
3. Penyusunan a. Rencana Mutu Kontrak Jenis laporan yang akan
Laporan b. Laporan Awal disampaikan kepada pemberi
c. Laporan Antara jasa yaitu Kementerian
d. Laporan Akhir ATR/BPN
e. Ringkasan Eksekutif
f. External Hard Disk
7
8
BAB II - PENGALAMAN KERJA PERUSAHAAN
9
BAB III TANGGARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA
Kerangka Acuan Kerja (KAK) telah disusun oleh Direktorat Pengendalian Hak Tanah, Alih
Fungsi Lahan, Kepulauan dan Wilayah Tertentu. KAK ini berisikan lengkap mengenai latar
belakang, maksud dan tujuan, sasaran kegiatan, penerima manfaat, keluaran, strategi
pencapaian keluaran, dan tenaga pelaksana. Sehubungan dengan KAK ini, terdapat tanggapan
terhadap KAK yang sudah dibuat.
Secara umum, KAK yang sudah dibuat sudah sangat lengkap dan komprehensif serta
mampu menggambarkan deskripsi dan kejelasan kegiatan secara rinci dan bertahap. Hal ini
tentu saja memberikan penjelasan dan panduan yang baik bagi para penyedia jasa konsultansi
dalam menjalankan aktivitas atau pekerjaan ini dalam mencapai tujuan dan sasaran yang
diharapkan. Namun, tentu saja ada beberapa catatan yang akan dikemukakan dalam rincian
tanggap di bawah ini.
10
1. Dalam konteks keluaran, KAK belum mencantumkan kejelasan apakah yang dimaksud
dengan perangkat standar, sistem, dan rekomendasi kebijakan pengendalian alih fungsi
kawasan industri dan permukiman ini. Terkait aspek kebijakan produk utama dari
kebijakan pada umumnya adalah berupa peraturan. Peraturan apa yang dimaksud
belum terlihat dalam KAK. Apakah akan diserahkan dulu kepada penyedia jasa
konsultansi untuk mengkajinya terlebih dahulu, namun juga belum kelihatan. Usulan
kami ke depan adalah bahwa perlu disebutkan keluaran akhir ini akan jadi laporan
kegiatan yang akan jadi benchmark peraturan baru yang mau dibuat.
2. Dalam konteks arah pekerjaan ini, KAK belum mencantumkan secara jelas bagaimana
sesungguhnya arah dan program pemerintah yang diharapkan terwujud apakah
memperkuat legitimasi kawasan industri, mengkaji kembali keberadaan kawasan
industri yang tidak sesuai tata ruang dan merusak lingkungan, ataukah mengkaji kembali
pengendalian untuk menghasilkan solusi yang win-win bagi kawasan industri dan
produktivitas lahan dan masyarakat.
3. Dalam konteks tenaga pelaksana, catatan dialamatkan kepada persyaratan ahli hukum
sebagai team leader pekerjaan ini dimana sangat jarang ahli hukum mempunyai
sertifikat keahlian. Ahli hukum sebagian besar berasal dari advokat atau akademisi.
Bukti persyaratan yang mungkin ke depannya bisa diterapkan adalah berupa bukti
bahwa dia adalah berprofesi tertentu misalnya kartu advokat atau SK Pengangkatan
Advokat dan nomor dosen terdaftar.
11
3. Dalam hal pelaporan, KAK masih menyebutkan secara umum saja jangka wakt
penyampaian laporan dan tidak menyesuaikan dengan prinsip delivery-based report,
dimana laporan biasanya disampaikan berdasarkan timeline delivery pekerjaan yang
disepakati. Tentu saja hal ini akan menambah pekerjaan penyedia jasa yang tidak hanya
harus menyampaikan laporan substantif saja namun juga laporan teknis secara berkala.
12
BAB IV APRESIASI DAN INOVASI
13
pemerintah, pengumpulan informasi awal melalui berbagai peralatan yang mendukung
kegiatan, penentuan kriteria pemetaan wilayah yang dianggap layak dan mudah untuk dijadikan
lahan sebagai food estate.
Inovasi yang kami tawarkan selanjutnya adalah dengan memberikan analisis kesesuaian
lahan menggunakan metoda Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan Sistem Informasi
Geografis berdasarkan hasil survei lapangan serta hasil kuisioner dari para ahli tata ruang yang
dekat dengan lokasi pekerjaan. Hal ini kami tawarkan agar hasil keluaran pekerjaan ini terkait
rumusan rekomendasi dan standar yang dapat memenuhi empat fungsi pengendalian, berupa
pencegahan, pemantauan, pembinaan, dan penertiban dapat dipertanggungjawabkan karena
sudah menyangkut hal teknis dan akademis.
Kesesuaian lahan adalah penggambaran tingkat kecocokan suatu bidang lahan untuk
penggunaan tertentu. Kelas kesesuaian suatu area dapat berbeda tergantung daripada tipe
penggunaan lahan yang sedang dipertimbangkan. Klasifikasi kesesuaian lahan dapat dipakai
untuk klasifikasi kesesuaian lahan kuantitatif maupun kualitatif tergantung dari data yang
tersedia baik data hasil survei, data sekunder maupun hadil wawancara atau kuisioner. Evaluasi
kesesuaian lahan dilakukan dengan cara membandingkan persyaratan penggunaan lahan
dengan kualitas (karakteristik) lahan yang ada, sehingga lahan tersebut dapat dinilai apakah
masuk kelas yang sesuai untuk penggunaan lahan yang dimaksud. Evaluasi kesesuaian lahan
merupakan suatu proses analisis untuk mengetahui potensi lahan dalam penggunaan tertentu
yang berguna untuk membantu perencanaan, penggunaan, dan pengelolaan lahan.
Dalam konteks keluaran kegiatan, inovasi yang ditawarkan adalah berupa kampanye
program alih fungsi Kawasan industri dan permukiman melalui platform media infografik yang
bisa tersebar luas sebagai informasi bagi masyarakat. Dengan penyebaran program ini
diharapkan akan terus dinamis dan berkelanjutan isu atas hal ini dan akan berpengaruh
terhadap program dan aktivitas Kementerian ATR/BPN berikutnya dalam mewujudkan sasaran
dari program ini secara umum.
14
BAB V PENDEKATAN DAN METODOLOGI
Pekerjaan jasa konsultansi ini dilaksanakan tentu saja dengan pendekatan dan
metodologinya sendiri agar bisa memenuhi maksud dan tujuan kegiatan Pengendalian Alih
Fungsi Lahan Kawasan Industri dan Permukiman. Adapun pendekatan dan metodologi yang
digunakan penyedia jasa untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah berikut di bawah ini.
V.1. Pendekatan
Pendekatan pekerjaan ini akan dilakukan secara multidisipliner. Meskipun hasil akhir
kegiatan ini berupa kebijakan atau SOP pengendalian lahan pertanian, pendekatan keilmuan
dalam pelaksanaan pekerjaan ini tidak hanya berpusat kepada aspek legal saja, namun juga
setidaknya kepada aspek perencanaan wilayah dan kota, pertanian, ekonomi pembangunan,
lingkungan dan kehutanan, dan informasi geografis. Melalui pendekatan multidisipliner, usulan
dan rekomendasi kebijakan diharapkan dapat lebih komprehensif, tidak hanya dari sisi materi
muatan, namun juga dari kedalaman isu yang diharapkan.
V.2. Metodologi
Dari aspek metodologi, pekerjaan ini akan dilaksanakan dengan metode kajian teoritis
dan aplikatif secara kualitatif dan kuantitatif. Untuk merealisasikan metode ini tahapan
pekerjaan yang dilakukan adalah sebagai berikut ini.
15
No. Tahapan Kegiatan Keterangan
Pekerjaan
c. Survei lapangan dan tertulis, baik berupa buku-
pengolahan data spasial; buku,arsip, majalah, artikel,
d. Diskusi kelompok dan jurnal atau dokumen-
terpumpun (Focus Group dokumen yang relevan
Discussion); dengan permasalahan yang
e. Full board meeting dikaji.
In-depth interview, proses
memperoleh keterangan
dengan cara wawancara
dengan responden, yaitu
masyarakat, para pakar,
pemeritah daerah, dan
pemangku kepentingan
terkait dalam bidang yang
relevan.
Survei lapangan dilakukan
dengan peralatan sebagai
berikut:
komputer/laptop;
alat ukut GPS;
Unmaned Aerial
Vehicle
(UAC)/Drone;
Plottter/Printer
warna A3;
Kamera resolusi
tinggi.
Survei lapangan dilakukan
dengan koordinasi dan
komunikasi dengan tim
teknis/supervise,
koordinasi komunkasi di
daerah, dan pelaksanaan
pemantauan.
FGD, dilakukan dalam
bentuk rapat dengan
16
No. Tahapan Kegiatan Keterangan
Pekerjaan
pemangku kepentingan
dalam mengkaji dan
mengkonfirmasi data yang
diperoleh dari hasil
pelaksanaan kajian.
Full board meeting
dilakukan untuk finalisasi
kajian.
3. Pelaksanaan a) Perumusan permasalahan Pengolahan data, penyusunan
pengendalian lahan laporan, dan pembahasan
pertanian berdasarkan laporan.
hasil survei lapangan;
b) Perancangan
desain/konsep kebijakan
pengendalian lahan
pertanian (food estate);
c) Penciptaan SOP
pengendalian lahan
pertanian (food estate).
4. Penyusunan a) Rencana Mutu Kontrak Jenis laporan yang akan
Laporan b) Laporan Awal disampaikan kepada pemberi
c) Laporan Antara jasa yaitu Kementerian
d) Laporan Akhir ATR/BPN
e) Ringkasan Eksekutif
f) External Hard Disk
17
BAB VI RENCANA KERJA
Bab ini berisi mengenai rencana kerja dan tenaga pelaksana dari pekerjaan jasa konsultansi
yang dilakukan. Secara umum, jangka waktu pekerjaan ini adalah selama 8 (delapan) bulan.
Rincian rencana kerja dari jangka waktu tersebut adalah sebagai berikut ini.
18
No Aktivitas Bulan Ke-
I II III IV V VI VII VIII
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Luaran
1 Perumusan
masalah
2 Perancangan
konsep/desai
n
3 Penciptaan
SOP
D Penyusunan
Laporan
1 Rencana
Mutu
Kontrak
2 Laporan
Pendahuluan
3 Laporan
Antara
4 Laporan
Akhir
5 Ringkasan
Eksekutif
6 Extenal
Harddisk
19