Anda di halaman 1dari 27

IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB

KEGIATAN

1.1. IDENTITAS PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN


Nama kegiatan : Gudang Serbaguna Minahasa

Alamat kegiatan : Jl. Minahasa

Nomor telepon : -

Nama penanggung jawab : Raden Ivan Moyantoro, ST

Jabatan penanggung jawab : Pemilik

Instansi yang membina : -


usaha

Nama kegiatan : Gudang Serbaguna Minahasa (Bangunan


Utara)

Alamat kegiatan : Jl. Minahasa

Nomor telepon : -

Nama penanggung jawab : Roni P

Jabatan penanggung jawab : Pemilik

Instansi yang membina : -


usaha

I-1
1.2. PERIZINAN YANG DIMILIKI

No. Jenis Izin Nomor dan Tanggal Instansi Pemberi Masa


Penerbitan Izin Berlaku
1 Keterangan No. 650/775/TR Dinas Pertanahan 1 tahun (25
Rencana Dan Tata Ruang April 2018
Kabupaten Minahasa sd. 25 April
(KRK) 2019)
Sumber: Data Sekunder, 2018

I-
KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN

2.1. KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN


Penyediaan sarana sewa menyewa gudang pada zaman sekarang sudah
sangat dibutuhkan, karena hal tersebut yang menjadikan alasan pemrakarsa
untuk melakukan pembangunan Gudang Serbaguna Minahasa. Kegiatan
pembangunan Gudang Serbaguna Minahasa yang dilaksanakan pemrakarsa
sebagai upaya untuk melestarikan lingkungan hidup agar dapat dimanfaatkan
secara terus menerus dan berkesinambungan, maka dalam setiap usaha atau
kegiatan perlu adanya suatu kajian yang memprediksi perubahan
alam/lingkungan yang akan terjadi di waktu mendatang yang diakibatkan oleh
adanya suatu kegiatan/usaha.
Rencana kegiatan pembangunan Gudang Serbaguna Minahasa di
Mapanget, Minahasa, menempati lahan seluas 1.095,882 m2 dengan luas
bangunan 777,882 m2, merujuk kepada Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup No. 05 Tahun 2012 Tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup,
menerangkan bahwa kegiatan pembangunan bangunan gedung dengan luas
lahan ≥ 5 ha atau bangunan ≥ 10.000 m2 merupaka kegiatan wajib dilengkapi
dengan dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)
karena luas bangunan Gudang Serbaguna Minahasa tidak melebihi 10.000 m 2
maka kegiatan tersebut hanya wajib menyusun UKL-UPL.
Adapun pedoman yang dijadikan sebagai rujukan dalam penyusunan
dokumen UKL-UPL yaitu Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan
Dokumen Lingkungan Hidup, Upaya Pemantauan Lingkungan dan Dokumen
Pengelolaan Lingkungan maka sesuai peraturan yang berlaku Pemrakarsa
Gudang Serbaguna Minahasa diwajibkan untuk melakukan penyusunan Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
(UKL-UPL).

II-
Dokumen UKL dan UPL ini berisi tentang langkah-langkah pengelolaan
lingkungan dan pemantauannya, agar tidak merugikan kondisi lingkungan
sekitarnya. Upaya sinergis ini, diharapkan dapat memberikan hasil yang
komprehensif dan memuaskan, baik dari kelayakan teknis, ekonomis, sosial
maupun lingkungan, sesuai dengan konsep wawasan lingkungan dan Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pelaksanaan Pemantauan lingkungan ini
selain untuk memenuhi kewajiban terhadap peraturan yang berlaku, juga
merupakan kebutuhan setiap usaha dalam mengetahui kinerja dan
operasional kegiatan usaha dari tahun ke tahun. Sehingga dapat dijadikan
bahan evaluasi untuk menentukan langkah yang akan dilakukan apabila
terjadi penurunan kualitas lingkungan.
Dokumen ini selain sebagai syarat untuk memperoleh perizinan juga
sebagai bahan acuan atau pedoman dalam melakukan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan pada lokasi kegiatan dan lingkungan atau
meminimalisir dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif yang
ditimbulkan serta sebagai bahan informasi bagi pemerintah tentang ketaatan
pemilik usaha dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.

2.2. LOKASI KEGIATAN


Lokasi kegiatan operasional Gudang Serbaguna Minahasa yang
dipemrakarsai oleh Bapak Raden Ivan Moyantoro, ST dan Bapak HR.
Sudarmono terletak di Mapanget, Minahasa, Minahasa Kawasan dimana
Gudang Serbaguna Minahasa berada merupakan kawasan yang cukup padat.
Adapun untuk batas-batas bangunan Gudang Serbaguna Minahasa adalah
sebagai berikut:

Sebelah Timur Permukiman dan Pekarangan


Sebelah Barat Jl. Ringroad Selatan
Sebelah Utara Permukiman dan Sawah
Sebelah Selatan Gudang Kayu

II-2
Untuk lebih jelas tentang lokasi kegiatan Operasional Gudang Serbaguna
Minahasa dapat dilihat pada Peta di Gambar 2.1 halaman II-4.

Gambar 2. 1. Lokasi kegiatan Gudang Serbaguna Minahasa

Batas utara Batas selatan

II-
Batas barat Batas timur
Gambar 2. 2. Batas Eksisting Gudang Serbaguna Minahasa

2.3. MULAI BEROPERASI


Gudang Serbaguna Minahasa mulai beroperasi pada awal tahun 2018 di Minahasa
Minahasa, Minahasa.

2.4. DESKRIPSI USAHA/KEGIATAN OPERASIONAL


2.4.1. Lahan dan bangunan yang akan dimanfaatkan
Kegiatan Operasional Gudang Serbaguna Minahasa dan Fasilitas Penunjang di
Mapanget, Minahasa, Minahasa, menempati lahan seluas 1.095,882 m 2 dengan luas
bangunan 777,882 m2. Adapun untuk informasi rencana fungsi dan luas bangunan
Gudang Serbaguna Minahasa selengkapnya mengenai jenis penggunaan dan luas total
lahan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2. 1 Rincian Luasan Pemanfaatan Lahan

No Pemanfaatan lahan Luas (m2) Persentase (%)


1 Luas lahan terbangun 777,882 70,98
2 Parkir dan perkerasan 294 26,83
3 RTH 24 2,19
TOTAL 1.095,882 100
Sumber : Data sekunder, 2018

Tabel 2. 2 Rincian Fungsi dan Luas Lantai Bangunan

No Uraian Ruang Luas (m2) Prosentase (%)


1 Gudang 760,132 97,718
2 Musholla 3,75 0,482
3 Kamar mandi dan toilet 1,5 0,193
4 Pos satpam 12,5 1,607
TOTAL 777,882 100
Sumber : Data sekunder, 2018

II-
Lokasi depan Gudang Serbaguna Pos Satpam
Minahasa

Alat berat yang digunakan Akses in-out gudang


Gambar 2. 3. Kondisi eksisting Gudang Serbaguna Minahasa

1. Koefisien Dasar Bangunan (KDB)

Sesuai dengan arahan pada Advice Planning untuk lahan seluas >1.000 m 2 maka KDB
atau luas lantai dasar bangunan Maksimal 70% dari luas lahan (1.095,882 m 2), maka
perhitungan KDB adalah sebagai berikut :

70 % X 1.095,882 m2 = 767,1174 m2

II-
Diketahui luas lahan terbangun pada lantai dasar adalah 777,882 m2 maka
bangunan Gudang Serbaguna Minahasa tidak sesuai dengan KDB yang
dipersyaratkan yaitu maksimal 767,1174 m2.

2. Koefisien Luas Bangunan (KLB)

Sesuai dengan arahan pada Advice Planning untuk lahan seluas >1.000 m 2 maka KLB
atau jumlah luas lantai total bangunan maksimal 4,2 dari luas lahan (1.095,883 m 2) =
4.602,7044 m2, maka perhitungan KLB adalah sebagai berikut :

4,2 X 11.511 m2 = 4.602,7044 m2

Diketahui luas lantai total bangunan adalah 777,882 m 2 maka bangunan Gudang
Serbaguna Minahasa masih sesuai dengan KLB yang dipersyaratkan yaitu
maksimal 4.602,7044 m2.

3. Tinggi Bangunan (TB)

Sesuai dengan arahan pada Advice Planning untuk lahan seluas >1.000 m 2 maka TB
atau Tinggi Bangunan Maksimal dari rata-rata permukaan tanah ke garis potong
permukaan atap ialah 24 meter.

Diketahui ketinggian bangunan tertinggi bangunan ini ialah sekitar 5 meter,


maka bangunan Gudang Serbaguna Minahasa masih sesuai dengan TB yang
dipersyaratkan yaitu maksimal 5 meter.

4. Koefisien Dasar Hijau (KDH)

Sesuai dengan arahan pada Advice Planning untuk lahan seluas >1.000 m 2 maka KDH
atau luas minimal taman (tanpa perkerasan) ialah 10% dari luas lahan, maka
perhitungan KDH adalah sebagai berikut :

10% X 1.095,882 m2 = 109,5882 m2

II-
Diketahui luas taman adalah 24 m2 maka bangunan Gudang Serbaguna Minahasa
belum sesuai dengan KDH yang dipersyaratkan yaitu minimal 109,5582 m2.

5. Ruang Terbuka Hijau (RTH) Privat

a. LT 500 m2 atau lebih, wajib ditanami minimal 3 (tiga) pohon perindang,


tanaman perdu, semak serta penutup tanah/rumput dengan jumlah yang
cukup.

b. Untuk kepentingan estetika bangunan, penempatan RTH Privat,


seluruhnya atau sebagian penempatannya wajib di depan bangunan
yang direncanakan.

c. Apabila dalam ketentuan Garis Sempadan Bangunan (GSB) 0 (nol), maka


kegiatan membangun wajib menyediakan penghijauan berbentuk Pot di depan
bangunan, yang dituangkan dalam surat pernyataan.

2.4.2. Kegiatan Utama


Kegiatan utama Gudang Serbaguna Minahasa yaitu untuk tempat
penyimpanan barang-barang dari penyewa. Klasifikasi penyimpanan yang
diperuntukkan Gudang Serbaguna Minahasa untuk menyimpan barang bukan
bahan pertanian dan bukan barang rakitan.

2.4.3. Limbah B3 yang ditampung


Kegiatan rutinitas operasional Gudang Serbaguna Minahasa dipengaruhi oleh
adanya kegiatan rutinitas setiap hari dari karyawan Gudang Serbaguna Minahasa
yang dapat mengakibatkan terjadinya timbunan limbah.

Limbah yang dihasilkan yaitu diantaranya berupa :

a. Limbah padat

Limbah padat yang dihasilkan Gudang Serbaguna Minahasa yaitu : bohlam


(B3), baterai bekas pakai (B3).

b. Limbah cair

II-
Limbah cair yang dihasilkan Gudang Serbaguna Minahasa yaitu : oli bekas
(B3).

Limbah-limbah yang ditampung merupakan limbah yang merupakan limbah


dari kegiatan operasional Gudang Serbaguna Minahasa.

Tabel 2. 1 Limbah yang dihasilkan

No Limbah yang Karakteristik Keterangan


dihasilkan limbah

1 Oli bekas B3 Limbah cair

2 Baterai Bekas B3 Limbah padat


3 Bohlam Bekas B3 Limbah padat

Sumber : Gudang Serbaguna Minahasa

2.4.4. Sarana dan Kegiatan Pendukung


2.4.4.1. Penyediaan (Kebutuhan) Air Bersih
Kebutuhan air diperhitungkan dengan mempertimbangkan
kapasitas bangunan Gudang Serbaguna Minahasa ditambah jumlah
karyawan dan kebutuhan untuk landscape. Kebutuhan air digunakan
untuk mencukupi kebutuhan domestik (Wudhu, buang air,
penyiraman, dll). Kriteria Perhitungan jumlah kebutuhan air dalam
Gudang Serbaguna Minahasa dihitung dari dasar kebutuhan air
dengan estimasi penggunaan air perhari sebagai berikut:

Tabel 2. 2 Kriteria Kapasitas Kebutuhan Air Bersih

II-
Tabel 2. 3 Pergunaan Air Bersih Perhari (operasional)
No Jenis Kapasitas Jumlah Kebutuhan Eksisting
kebutuhan (Orang) Kebutuhan (real),
Total Liter/orang/hari
(Liter/orang/h
ari)
1 Kebutuhan 5 40 40 * 5= 200
Karyawan
Kantor
2 Musholla 5 5 5 * 5 = 25
3 Penyiraman - 40 40
tanaman
Total 85 265
Sumber: Data Sekunder, 2018

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa kebutuhan real


(eksisting) adalah 265 liter/hari.
Diketahui penggunaan air ini bersumber dari sumur dangkal
sebanyak 1 (dua) titik lokasi. Kebutuhan air ini digunakan untuk
kebutuhan air domestik seperti kamar mandi/WC, penyiraman
tanaman, dan kebutuhan mushola.

II-
2.4.4.2. Sarana Kamar Mandi/ Toilet
Keberadaan kamar mandi/ toilet sangat penting di dalam
kegiatan operasional Gudang Serbaguna Minahasa. Jumlah kamar
mandi yang disediakan sesuai kebutuhan yang terletak di setiap unit
bangunan. Total kamar mandi/toilet di Gudang Serbaguna Minahasa
terdapat 1 kamar mandi. Limbah MCK dibuat sumur resapan.

2.4.4.3. Sistem Drainase


Air hujan yang jatuh di atap bangunan akan ditangkap oleh
talang air hujan dan dialirkan secara gravitasi dengan pipa
menuju Saluran Pembuangan Air Hujan (SPAH). Apabila
intensitas hujan cukup tinggi, yang berakibat terjadinya
overflow, maka overflow dari SPAH akan dialirkan melalui
saluran drainase terbuat dari buis beton U-25.
Pengelolaan terhadap air hujan/air limpasan permukaan
dilakukan dengan pembuatan SPAH yang berfungsi untuk
meresapkan dan menampung air hujan. Berdasarkan peraturan
yang berlaku bahwa setiap 60 m2 luasan lahan tertutup harus
dibuat 1 SPAH dengan ukuran diameter 80 cm dan kedalaman 3
m (volume 1,5 m3). Luas lahan tertutup bangunan adalah
777,882 m2, maka SPAH yang akan dibuat adalah :
Volume PAH yang dibutuhkan :
= luas lahan tertutup/60 m2
= 777,882 m2/60 m2
= 12,9647 m3 (dibulatkan menjadi 13 SPAH)

2.4.5. Kegiatan dan Kondisi Lingkungan di Sekitar


Kegiatan Gudang Serbaguna Minahasa di Mapanget, Minahasa,
Minahasa menempati lahan seluas 1.003 m 2 dengan luas bangunan 777,882
m2 .

1. Letak Adminitrasi

II-
Secara administrasi lokasi Gudang Serbaguna Minahasa, terletak
pada :

a. Kelurahan : Panggungharjo
b. Kecamatan : Sewon
c. Kota/Kabupaten : Minahasa
d.Propinsi :

2. Letak Geografi
Secara geografis Gudang Serbaguna Minahasa terletak pada titik
koordinat sebagai berikut :

a. Lintang Selatan : 7°83'63.39"S


b. Bujur Timur : 110°358'15.59"T

3. Batas Lahan dan Kegiatan di Sekitarnya


- Batas sebelah Utara : Sawah dan Permukiman
- Batas sebelah Selatan : Gudang Kayu
- Batas sebelah Timur : Perkebunan dan Permukiman
- Batas sebelah Barat : Jl. Ringroad Selatan

Batas utara Batas selatan

II-
Batas timur Batas barat

2.4.6. Kegiatan yang Menjadi Sumber Dampak dan Besaran Dampak


Lingkungan yang Telah Terjadi
2.4.6.1. Kamar Mandi/ Toilet
Keberadaan kamar mandi/toilet sangat penting di dalam kegiatan
operasional Gudang Serbaguna Minahasa. Jumlah kamar mandi yang
disediakan sesuai kebutuhan 1 (satu) buah di ruangan security.

2.4.6.2. Kebutuhan Pasokan Energi


Pasokan energi listrik untuk kegiatan operasional bersumber dari
PT. PLN (Persero). Untuk energi listrik PLN yang digunakan rutin setiap
hari untuk penerangan dalam ruangan, taman, alat-alat elektronik
(Komputer, printer dll). Penggunaan energi listrik, pemeliharaan
instalasi dan peralatan elektronik dapat menimbulkan dampak
rawannya terjadi kebakaran. Hal ini terkait banyak faktor antara lain
kelalaian pengelola dalam menggunakan energi listrik dan peralatan
elektronik yang berlebihan sehingga mudah membuat peralatan
mengalami kerusakan/aus, di sisi lain kurangnya pengecekan instalasi
listrik menjadikan jaringan kabel dan stop kontak rawan terjadi
korsleting listrik. Untuk upaya penghematan energi maka
menggunakan lampu LED. Penggunaan dan kapasitas energi listrik
seperti terinci pada tabel berikut ini.

II-
Tabel 2. 4 Estimasi Pergunaan Tenaga Listrik
Penggunaan Kapasitas/Daya
No Sumber Energi
Energi Beban
Penerangan, alat-
PT. PLN
1. alat elektronik & 2.000 VA
(Persero)
utilitas
Sumber: Data Sekunder, 2018

2.4.6.3. Sistem/Alat Penanggulangan Bahaya Kebakaran (APAR)


Tindakan yang paling utama untuk kegiatan Gudang Serbaguna
Minahasa dalam mengantisipasi bahaya kebakaran adalah “Tindakan
Preventif”. Pencegahan kebakaran adalah usaha
menyadari/mewaspadai akan faktor-faktor yang menjadi sebab
terjadinya kebakaran dan mengambil langkah-langkah untuk mencegah
kemungkinan tersebut. Pencegahan kebakaran membutuhkan suatu
program pendidikan dan pengawasan beserta pengawasan karyawan,
suatu rencana pemeliharaan yang cermat dan penempatan yang baik
dari peralatan pemadam kebakaran termasuk memeliharanya baik segi
siap-pakainya maupun dari segi mudah dicapainya.

Gambar 2. 4. Contoh Tata Cara Penempatan APAR

2.4.6.4. Tenaga Kerja (operasional) yang dibutuhkan


Untuk memenuhi kegiatan operasional Gudang Serbaguna
Minahasa memerlukan banyak tenaga kerja, yaitu sebagai berikut:

II-
Tabel 2. 5 Tenaga Kerja (Operasional) Gudang Serbaguna Minahasa

No Jabatan Jumlah

1 Satpam 2
2 Pegawai 3
Total 5
Sumber: Data Sekunder, 2018

Waktu kerja
Gudang Serbaguna Minahasa akan beroperasi selama 8 jam/hari
dengan waktu kerja yang akan diberlakukan adalah sebagai berikut:
– Waktu kerja : 8 jam/hari
– Jumlah shift : 1 shift/hari
– Jumlah shift keamanan : 3 shift/hari
Tenaga kerja yang bekerja di Gudang Serbaguna Minahasa sudah diikut
sertakan sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan, dan untuk wajib lapor
Ketenagakerjaan dengan mengisi form secara online dari Dinas tenaga kerja dan
transmigrasi DIY.

2.4.6.5. Peralatan yang digunakan

Berikut adalah peralatan dan alat berat yang dimiliki oleh Gudang
Serbaguna Minahasa adalah sebagai berikut :

Tabel 2. 6 Peralatan yang digunakan


No Nama barang Jumlah
1 Forklift 3 ton 1
Sumber : Inventaris Gudang Serbaguna Minahasa, 2018

2.4.6.6. Kegiatan domestik


Kegiatan domestik yang dilakukan di kantor Gudang Serbaguna Minahasa
menimbulkan dampak berupa adanya sampah rumah tangga seperti : sisa
makanan, kertas bekas, dll. Pengelolaan sampah padat domestik dengan
pemilahan sampah dan sampah diangkut oleh petugas kebersihan. Gudang

II-
Serbaguna Minahasa juga menerapkan Peraturan Tentang Kawasan Tanpa
Rokok.

2.5. Uraian Komponen Kegiatan Yang Telah Berjalan dan Dampak Lingkungan
yang Ditimbulkan
2.5.1. Kebutuhan Air Bersih
Kebutuhan air diperhitungkan dengan mempertimbangkan kapasitas
bangunan Gudang Serbaguna Minahasa ditambah jumlah karyawan dan
kebutuhan untuk landscape. Kebutuhan air digunakan untuk mencukupi
kebutuhan domestik. Kriteria Perhitungan jumlah kebutuhan air dalam
Gudang Serbaguna Minahasa dihitung dari dasar kebutuhan air dengan
estimasi penggunaan air perhari sebagai berikut:
Tabel 2. 7 Estimasi Pergunaan Air Bersih Perhari (operasional)
No Jenis Kapasitas Jumlah Kebutuhan Kebutuhan
kebutuhan (Orang) Total Eksisting (real),
(Liter/orang/hari) Liter/orang/hari
1 Kebutuhan 5 40 40 * 5 = 200
Karyawan
Kantor
2 Musholla 5 5 5 * 5 = 25
3 Penyiraman - 40 40
tanaman
Total 85 265

Sumber: Data Sekunder, 2018


Air bersih yang dimanfaatkan berasal dari Sumur dangkal dengan
kedalaman 15-20 m dengan jumlah 1 (satu) buah sumur sebagai cadangan
yang dimasukkan ke bak penampung (reservoir) kemudian didistribusikan
menuju ruang-ruang yang memerlukan (kamar mandi, WC, dan toilet). Limbah
cair yang dihasilkan dari kegiatan domestik, seperti air bekas mandi termasuk
limbah dari WC (water closet).

Dari kebutuhan air bersih yang dipergunakan adalah 80% akan


menjadi limbah domestik, dimana estimasi debit air limbah berdasarkan
jumlah kebutuhan air adalah sebagai berikut:

II-
Tabel 2. 8 Estimasi Air limbah Tahap Operasional

No Jenis Limbah Cair Jumlah Estimasi Air


Karyawan Limbah
1 Tinja (black water) 5 5 * 0,08 = 0,4
kg/hari
2 Bekas Cuci (grey 5 80% : 100 * 265 =
water) 212 liter/hari

Keterangan:
*Total kebutuhan air di Gudang Serbaguna Minahasa
*** Estimasi timbulan limbah tinja 0,08 kg/hari (Pustlibang Pemukiman Dep.
PU tahun 1991)

2.5.2. Loading dan un-loading Barang


Kegiatan ini juga merupakan kegiatan yang bias menimbulkan masalah
limbah dan kerusakan jalan. Kerusakan jalan akibat adanya kegiatan loading
dan un-loading barang. Kegiatan loading dan un-loading menggunakan alat
berat seperti forklift dan truck. Dengan adanya kegiatan tersebut forklift akan
menimbulkan limbah berupa ceceran oli. Maka untuk membuang ceceran oli
tersebut perlu adanya oil trap catcher.

II-
UKL-UPL GUDANG SERBAGUNA

UPAYA PENGELOLAAN DAN UPAYA PEMANTAUAN


LINGKUNGAN

3.1. SUMBER DAN BESARAN DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN


Dalam pengelolaan lingkungan, untuk mencapai maksud tersebut
diperlukan upaya untuk meningkatkan dampak positif dan meminimalisasi
dampak negatif. Semua penanganan dampak dituangkan dalam dokumen DPLH
ini. Dengan adanya pengadaan pengelolaan yang baik, juga diharapkan dapat
mengurangi konflik kepentingan masyarakat sekitar yang mungkin timbul,
maka identifikasi dampak yang dilakukan pada tahap operasi.
3.1.1. TAHAP OPERASI
Beberapa sumber dampak lingkungan dari kegiatan tahap pasca
konstruksi (operasional) yang akan dikaji adalah sebagai berikut
meliputi:
1. Rekruitmen tenaga kerja operasional
2. Aktifitas Gudang Serbaguna Bantul
3. Sumber listrik operasional
4. Aktifitas kendaraan
Kegiatan tersebut akan berdampak pada parameter-parameter penting
lingkungan hidup. Parameter/komponen lingkungan dan jenis dampak
lingkungan pada tahap operasional yaitu:
 Komponen Geofisik-Kimia meliputi:
- Penurunan kualitas udara, berupa kebisingan dan getaran
- Penurunan kualitas air tanah
- Penurunan kuantitas air tanah
 Komponen Sosial:
- Munculnya sikap/persepsi (tanggapan atau reaksi) dari masyarakat
baik negatif maupun positif.
- Kesempatan kerja.
 Komponen Kesehatan Masyarakat:
- Peningkatan timbulan sampah

III-
UKL-UPL GUDANG SERBAGUNA

- Munculnya vektor penyakit


 Komponen Transportasi (sudah diakomodir pada Kajian
ANDALALIN)
- Gangguan kelancaran (kemacetan) dan keselamatan lalu lintas
- Gangguan parkir

III-
UKL-UPL GUDANG SERBAGUNA
Tabel 3. 1. Matriks Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Gudang Serbaguna
Bantul
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Keterang
Sumber Besaran Pengelolaan an
Jenis Dampak Upaya
Dampak Dampak Lokasi Periode Pemantauan Lokasi Periode dan
Pengelolaan
Pengelolaan Pengelolaan Lingkungan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Lingkungan
A. TAHAP OPERASIONAL GUDANG SERBAGUNA BANTUL
Dampak pada komponen Geofisika-Kimia (operasional)
1. Aktivitas Menurunnya Besaran Melengkapi Tapak Selama Memeriksa Lingkungan Waktu Pengelola:
harian kualitas udara tergantung fasilitas lahan kegiatan dan operasional kelengkapan Gudang pengamatan Pengelola
operasional ditandai bangkitan hijau dan sekitarnya. Gudang fasilitas lahan Serbaguna selama Gudang
kantor peningkatan kendaraan penggunaan Serbaguna hijau sesuai Bantul dan periode Serbaguna
gudang kandungan karyawan peralatan/pe Bantul KDH. depan pintu operasional Bantul
serbaguna CO,HO,SO3,NO3, Gudang meliharaan keluar/masu Gudang  Pengawas:
bantul O3 di diperkirakan alat sehingga k. Serbaguna DLH Kab.
lingkungan sebagai mencegah Bantul Bantul, dan
Dampak tapak kegiatan berikut, penurunan Frekuensi Dinas
menurunnya dan wilayah keluar masuk kualitas pengukuran Kesehatan Kab.
kualitas sekitarnya kendaraan udara pencemaran Bantul
udara akibat pegawai 3 udara  Pelaporan:
mobilitas/ motor dilakukan Kepala BLH
keluar masuk smp/jam. minimal 6 DIY, Bupati
kendaraan (enam) bulan Bantul melalui
pengunjung sekali DLH Kab.
dan Bantul, Dinkes
karyawan Kab. Bantul
2. Dampak Meningkatnya Besaran  Limbah cair Sebelah Selama masa Memeriksa air Air sumur Waktu Pengelola:
menurunnya parameter dampak WC selatan operasional dan limbah cair dan limbah pemantauan Pengelola
kualitas air kimia, fisika menurunnya dimasukkan Gudang Gudang di cair di selama Gudang
akibat maupun kualitas air septic tank Serbaguna Serbaguna laboratorium gudang dan operasional Serbaguna
operasional mikrobiologis dilakukan  Limbah MCK Bantul Bantul air sumur di Gudang Bantul
Gudang kualitas air pemeriksaan dialirkan sekitarnya Serbaguna  Pengawas:
Serbaguna tanah di tapak kualitas baik menuju Bantul DLH Kab.
Bantul yang kegitan dan kimia, fisika sumur Bantul, dan
berasal dari wilayah dan resapan Dinas

III-
UKL-UPL GUDANG SERBAGUNA

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Keterang
Sumber Besaran Pengelolaan an
Jenis Dampak Upaya
Dampak Dampak Lokasi Periode Pemantauan Lokasi Periode dan
Pengelolaan
Pengelolaan Pengelolaan Lingkungan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Lingkungan
buangan sekitarnya mikrobiologi  Limbah cair Kesehatan
limbah cair s air dari dapur Kab. bantul
dari kamar kemudian dimasukkan  Pelaporan:
mandi dan dibandingka ke Grease Kepala BLH
toilet n dengan Trap DIY, Bupati
baku mutu kemudian Bantul melalui
kualitas air dialirkan DLH Kab.
berdasarkan melalui STP Bantul, Dinkes
Peraturan  Menggunaka Kab. Bantul
Menteri n STP
Kesehatan RI pabrikan
No. 32 Tahun
2017
Periksaan
limbah cair
terutama
kandungan
COD, BOD,
TSS, pH, dan
Deterjen
kemudian
dibandingka
n dengan
baku mutu
yang
ditetapkan
berdasarkan
Baku mutu
yang
ditetapkan
dengan baku
mutu yang

III-
UKL-UPL GUDANG SERBAGUNA

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Keterang
Sumber Besaran Pengelolaan an
Jenis Dampak Upaya
Dampak Dampak Lokasi Periode Pemantauan Lokasi Periode dan
Pengelolaan
Pengelolaan Pengelolaan Lingkungan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Lingkungan
ditetapkan
berdasarkan
Baku Mutu
Limbah cair
Pergub No. 7
Tahun 2010.
3. Menurunnya Berkurangnya Terjadinya  Memaksimalk Tapak Selama masa Melakukan Sumur Waktu Pengelola:
kuantitas air kandungan air penurunan an peresapan Kegiatan operasional pengamatan Gudang pemantauan Pengelola
tanah akibat tanah akibat permukaan air tanah gudang dan Gudang langsung Serbaguna selama Gudang
tertutupnya limpasan air sumur di dengan sekitarnya Serbaguna terhadap Bantul dan periode Serbaguna
permukaan hujan tidak tapak menggunaan Bantul kedalaman sumur di operasional Bantul.
tanah oleh dapat masuk ke kegiatan dan SPAH, dan permukaan air sekitar lokasi Gudang  Pengawas:
bangunan lapisan lingkungan tanaman sumur dai atas tapak Serbaguna DLH Kab.
Gudang dan permukaan sekitarnya keras yang tanah dengan kegiatan, Bantul. Bantul, dan
penggunaan tanah dan menyimpan menggunakan pemantauan Frekuensi Dinas
air untuk penurunan air water level instalasi air pemantauan Kesehatan Kab.
kamar permukaan air  Pembuatan untuk permukaan Bantul
mandi/toilet, sumur di tapak instalasi air kebutuhan air sumur  Pelaporan:
aktivitas kegiatan dan yang standar Gudang setahun dua Kepala BLH
ibadah/wudl lingkungan sehingga Serbaguna kali DIY, Bupati
u sekitarnya tidak mudah Bantul Bantul melalui
bocor DLH Kab.
 Pembuatan Bantul, Dinkes
SPAH sesuai Kab. Bantul
ketentuan
(setiap 60 m2
bangunan
tertutup
tanah 13
buah SPAH,
direncanakan

III-
UKL-UPL GUDANG SERBAGUNA

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Keterang
Sumber Besaran Pengelolaan an
Jenis Dampak Upaya
Dampak Dampak Lokasi Periode Pemantauan Lokasi Periode dan
Pengelolaan
Pengelolaan Pengelolaan Lingkungan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Lingkungan
membuat 13
unit SPAH
4. Dampak Gangguan Gangguan Penyediaan Gudang Selama masa Pengamatan Jalan-jalan Pemantauan Pengelola:
gangguan transportasi kelancaran lahan parkir Serbaguna operasional langsung menuju selama Pengelola
kelancaran dan kemacetan dan yang Bantul Gudang situasi arus lalu lokasi operasional Gudang
dan lalu lintas di keselamatan memadai Serbaguna lintas Gudang Gudang Serbaguna
keselamatan jalan-jalan lalu lintas di sebanyak 4 Bantul Serbaguna Serbaguna Bantul
lalu lintas menuju Jl. Ringroad SRP mobil Bantul Bantul,  Pengawas:
akibat Gudang Selatan dan terutama frekuensi Dinas
mobilitas/ Serbaguna pengaturan Jalan pemantauan Perhubungan
keluar masuk Bantul (Jl. keluar masuk Ringroad setiap hari Kab. Bantul
kendaraan Ringroad kendaraan Selatan terutama  Pelaporan:
pengunjung Selatan) oleh petugas pada jam-jam Bupati Bantul
dan di Jl. Ringroad sibuk melalui Dinas
karyawan Selatan Perhubungan
Kab. Bantul
5. Dampak Adanya arus Adanya Melakukan Gudang Selama masa - Melakukan Lingkungan Waktu Pengelola:
resiko-resiko pendek konsleting/p tindakan Serbaguna operasional simulasi Gudang pemantauan Pengelola
kebakaran (konsleting), ercikan api pencegahan Bantul Gudang pemadama Serbaguna selama Gudang
akibat kebocoran yang mampu terjadinya Serbaguna n Bantul yang operasional Serbaguna
Gudang selang tabung menimbulka kebakaran Bantul kebakaran rawan Gudang Bantul
Serbaguna gas, yang n kebakaran selama - Pelatihan kebakaran Serbaguna  Pengawas:
Bantul yang mampu operasional penggunaa (sumber Bantul, DLH Kab.
menggunaka menimbulkan Gudang n sistem listrik, dapur frekuensi Bantul, dan
n bahan- kebakaran Serbaguna pemadam dll) pemantauan BPBD Kab.
bahan dan Bantul kebakaran 6 bulan sekali Bantul,
alat-alat yang Sebelum kepada Dinsosnakertr
rawan operasional seluruh ans Kab.
terhadap diadakan uji karyawan Bantul
bahaya pengesahan - Pengujian  Pelaporan:
kebakaran pemakaian dan Kepala BLH

III-
UKL-UPL GUDANG SERBAGUNA

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Keterang
Sumber Besaran Pengelolaan an
Jenis Dampak Upaya
Dampak Dampak Lokasi Periode Pemantauan Lokasi Periode dan
Pengelolaan
Pengelolaan Pengelolaan Lingkungan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Lingkungan
(LPG, Kertas, dari pengesaha DIY, Bupati
Karpet, dinsosnakertr n Bantul melalui
Bangunan ans. Yang pemakaian DLH Kab.
Bertingkat diuji adalah instalasi Bantul, BPBD
dll) instalasi listrik dan Kab. Bantul,
listrik, petir, pemadam dan
motor, dan kebakaran Dinsosnakertr
alat proteksi oleh ans Kab.
alarm Dinsosnak Bantul
kebakaran. ertrans
 Penempatan - Memeriksa
APAR di instalasi
tempat yang listrik
mudah secara
terlihat dan berkala 6
mudah bulan
dijangkau sekali
- Uji coba
secara
berkala
terhadap
system
6. Berkembang Timbunan Terjaganya  Melakukan Gudang Selama masa Pengamatan Tempat Waktu Pengelola:
nya vector sampah yang kebersihan gerakan Serbaguna operasional langsung sampah dan pemantauan Pengelola
penyakit mengundang tempat berkala Bantul Gudang kebersihan TPS Gudang selama Gudang
akibat berkembangny sampah tempat Serbaguna tempat Serbaguna operasional Serbaguna
sampah a vector sehingga sampah, Bantul sampah dan Bantul. Gudang Bantul
bekas kertas penyakit vector kamar mandi, adaya vector Serbaguna  Pengawas:
pembungkus, berupa tikus, penyakit bak air dan penyakit di Bantul DLH Kab.
kaleng bekas lalat, nyamuk berupa tempat- sekitar tempat sedangkan Bantul, dan
dan sisa dan kecoak. kecoak, tikus, tempat yang sampah frekuensi Dinas
makanan nyamuk dan pemantauan

III-
UKL-UPL GUDANG SERBAGUNA

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Keterang
Sumber Besaran Pengelolaan an
Jenis Dampak Upaya
Dampak Dampak Lokasi Periode Pemantauan Lokasi Periode dan
Pengelolaan
Pengelolaan Pengelolaan Lingkungan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Lingkungan
hasil lalat tidak menjadi setiap hari. Kesehatan
operasional ada di tempat Kab. Bantul.
Gudang lingkungan berkembangn  Pelaporan:
Serbaguna sekitar ya vector Kepala BLH
Bantul penyakit. DIY, Bupati
 Memperhatik Bantul melalui
an cahaya, DLH Kab.
kelembaban Bantul, dan
dan Dinas
kebisingan Kesehatan Kab.
ruang Gudang Bantul
Serbaguna
Bantul
 Toilet standar
Gudang
Serbaguna
Bantul
 PST Control
 Karyawan:
pakaian,
surat
kesehatan
dokter,
sertifikasi
asuransi H/S
Limbah B3 (Limbah Bahan Beracun dan Berbahaya), Masa Operasional
7. Operasional Membahaya Limbah padat - Upaya - Tempat Selama periode - Memeriksa TPS limbah 3-6 bulan Pengelola:
Gudang kan dan B3 kegiatan pengelolaan sampah di operasional keberadaan padat dan sekali. Pengelola
Serbaguna menimbulkan Gudang limbah tiap-tiap Gudang TPS limbah limbah cair Gudang
Bantul yang cemaran Serbaguna padat ruangan Serbaguna padat dan B3 di Gudang Serbaguna
menghasilka terhadap Bantul yaitu dengan, sesuai Bantul limbah cair Serbaguna Bantul

III-
UKL-UPL GUDANG SERBAGUNA

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Keterang
Sumber Besaran Pengelolaan an
Jenis Dampak Upaya
Dampak Dampak Lokasi Periode Pemantauan Lokasi Periode dan
Pengelolaan
Pengelolaan Pengelolaan Lingkungan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Lingkungan
n limbah B3 lingkungan baterai bekas menyediak kebutuhan. B3 di lokasi Bantul  Pengawas:
berupa: baik manusia, jam dinding an tempat - Limbah cair kegiatan. DLH Kab.
bohlam (B3), hewan, dan bola penyimpan B3 - Memeriksa Bantul, dan
baterai bekas maupun lampu an disediakan MOU Dinas
pakai (B3), tumbuhan sementara TPS limbah kerjasama Kesehatan Kab.
filter bekas limbah B3 B3 pengelolaan Bantul,
(B3), kain luas 36 m2. sementara limbah padat Dinsosnakertr
bekas - Melakukan di lokasi dan limbah ans Kab.
pencucui pencatatan Gudang cair B3 yang Bantul.
peralatan jumlah Serbaguna disepakati  Pelaporan:
kereta limbah B3 Bantul dengan pihak Kepala BLH
lokomotif yang keluar ke 3. DIY, Bupati
(B3) dan oli masuk TPS - Memeriksa Bantul melalui
bekas (B3). B3 hasil DLH Kab.
pencatatan Bantul, Dinkes
jumlah Kab. Bantul
limbah B3 dan
yang keluar Dinsosnakertr
masuk TPS ans Kab.
B3 Bantul

III-

Anda mungkin juga menyukai