Anda di halaman 1dari 63

FINALISASI

2 AGUSTUS 2020

LAPORAN AKHIR

DISUSUN OLEH:
CV. T Lima Jaya
Surakarta, Jawa Tengah
RINGKASAN

Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk tahun 2020 dapat memanfaatkan


otonomi daerah dengan tetap melihat peraturan (undang-undang) yang ada dan
potensi berkaitan dengan kinerja PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk, bahwa: (1)
diperlukan penguatan modal atau penyertaan modal pada PD. Aneka Usaha
Kabupaten Nganjuk, dari Pemerintah Daerah selama untuk meningkatkan kinerja
dengan nilai atau nominal sesuai dengan pertimbangan dengan disetujui antara
Pemerintah Daerah dan DPRD, selain itu berdasarkan Pasal 3 Permendagri Nomor 52
Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Investasi Pemerintah Daerah, bahwa
Investasi pemerintah daerah bertujuan untuk: (a). meningkatkan pertumbuhan
dan perkembangan perekonomian daerah; (b). meningkatkan pendapatan
daerah; dan (c). meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penyertaan modal
pemerintah daerah pada PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk perlu dibentuk dengan
Peraturan Daerah, secara perundang-undangan perlu dibentuk Peraturan Daerah
untuk penyertaan modal tersebut setelah melalui tahapan pembentukan peraturan
perundang-undangan secara ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan secara
komprehensif, dan (2) dasar pertimbangan pembentukan Peraturan Daerah tentang
Penyertaan Modal PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk, adalah setelah dilakukan
analisis secara kelembagaan, tingkat SWOT, analisis kelayakan investasi
dan kinerja adalah layak dengan pertimbangan untuk meningkatkan kinerja PD.
Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk agar lebih baik dari tahun ke tahun. Sasaran utama
disertakannya modal pada PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk adalah untuk
membantu peningkatan kinerja dan produktivitas, yaitu berdasarkan Pasal 81
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah, disebutkan bahwa penyertaan
modal pemerintah daerah atas barang milik daerah dilakukan dalam rangka pendirian,
pengembangan dan peningkatan kinerja badan usaha milik negara/daerah atau badan
hukum lainnya yang dimiliki oleh pemerintah dan swasta.

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah, Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan
Kegiatan KAJIAN INVESTASI PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH
PADA PD. ANEKA USAHA KABUPATEN NGANJUK. Kegiatan ini dilaksanakan
dalam rangka untuk menganalisis penyertaan modal pemerintah daerah pada PD.
ANEKA USAHA Kabupaten Nganjuk yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Kajian yang komprehensif secara tepat bisa mengidentifikasi dan merespon
permasalahan dan kebutuhan masyarakat di bidang penyertaan modal pemerintah
pada PD. ANEKA USAHA Kabupaten Nganjuk. Hal ini pada akhirnya akan menghasilkan
rekomendasi dan regulasi yang responsif serta memberikan solusi yang akurat
terhadap permasalahan dan kebutuhan hukum riil masyarakat.
Laporan ini dimaksudkan untuk menindaklanjuti penawaran kerjasama dalam
kegiatan KAJIAN INVESTASI PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH
PADA PD. ANEKA USAHA KABUPATEN NGANJUK. Kegiatan ini diselenggarakan
oleh PD. ANEKA USAHA Kabupaten Nganjuk sebagaimana yang telah ditetapkan
dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBD) Daerah Tahun Anggaran 2020. Pada
bagian akhir ini kami berharap semoga penawaran kerjasama kegiatan ini dapat
direalisasikan dengan baik. Semoga bermanfaat.
Surakarta, Agustus 2020

Tim Konsultan
T. Lima Jaya, Surakarta

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 3
DAFTAR ISI

SAMPUL LAPORAN 1
RINGKASAN 2
KATA PENGANTAR 3
DAFTAR ISI 4

BAB I PENDAHULUAN 6
A. Latar Belakang 6
B. Identifikasi Permasalahan 7
C. Tujuan 7
D. Manfaat 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9


A. Investasi 9
B. Proses Investasi 9
C. Manajemen Investasi Daerah 10
D. Prinsip Manajemen Investasi Daerah 11
E. Teori Penyertaan Modal 13
F. Kedudukan BUMD dalam Pemerintahan Daerah 13
G. Ruang Lingkup Regulasi Investasi Pemerintah 15

BAB III METODE PENELITIAN 20


A. Desain Penelitian 20
B. Skema Kerangka Permikiran 21
C. Jenis Data 25
D. Teknik Pengumpulan Data 25
E. Batasan Kegiatan 26
F. Metode Analisis 27

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 4
BAB IV GAMBARAN UMUM, ANALISIS KELEMBAGAAN, SWOT DAN
KEUANGAN 31
A. Gambaran Umum Kabupaten Nganjuk 31
B. Keadaan Ekonomi Daerah 31
C. Gambaran PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk 32
D. Analisis Kelembagaan 33
E. Analisis SWOT 35
F. Analisis Keuangan 37

BAB V ANALISIS INVESTASI PENYERTAAN MODAL 40


A. Investasi Daerah 40
B. Investasi Penyertaan Modal pada PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk 44
C. Analisis Rasio Kelayakan Penyertaan Modal pada PD. Aneka Usaha
Kabupaten Nganjuk 47

BAB VI PENUTUP 56
A. Simpulan 56
B. Rekomendasi 57
C. Saran 58

DAFTAR PUSTAKA 60

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Investasi yang akan direncanakan oleh suatu pemerintah daerah pada


Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) harus melihat kemampuan keuangan yang
dimiliki oleh daerah tersebut. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, menyatakan bahwa Daerah dapat melakukan penyertaan
modal pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan/atau Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD). Setiap tahun anggaran, pemerintah daerah selalu membuat perencanaan
anggaran daerah, yang disebut sebagai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
APBD disusun dengan mengacu azas keseimbangan antara pendapatan dan
belanja daerah. Dalam hal APBD diperkirakan surplus, APBD dapat digunakan
untuk pengeluaran pembiayaan Daerah yang ditetapkan dalam Peraturan daerah
tentang APBD. Pengeluaran pembiayaan salah satunya dapat digunakan untuk
pembiayaan penyertaan modal daerah.
Karena itu, jika suatu daerah berencana akan melakukan investasi daerah,
baik investasi awal maupun penambahan investasi daerah pada BUMD, terlebih
dahulu perlu dilakukan kajian terhadap kemampuan keuangan daerah tersebut,
dalam hal ini PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk yang dibentuk tanggal 29 Maret
1984 berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Nganjuk Nomor 2 Tahun 1984.
Tujuan didirikannya perusahaan daerah ini adalah meningkatkan sumber
pendapatan daerah sebagai sarana pengembangan perekonomian dalam rangka
pembangunan daerah khususnya dan pembangunan nasional umumnya.
Kajian ini akan dilakukan untuk melihat apakah APBD Kabupaten Nganjuk,
Jawa Timur memiliki kemampuan untuk menambahkan modal pada BUMD atau
tidak pada PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. PD. Aneka Usaha

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 6
Kabupaten Nganjuk berdiri sejak 29 Maret 1984, dengan tujuan untuk
meningkatkan sumber pendapatan daerah sebagai sarana pengembangan
perekonomian dalam rangka pembangunan daerah khususnya dan pembangunan
nasional umumnya. PD. Aneka Usaha ini mempunyai unit-unit yang bergerak di
bidang yaitu apotek (3 unit), jasa persewaan gedung/pergudangan (1 unit),
perhotelan (1 unit) dan perkebunan (1 unit) sesuai dengan Perda Kabupaten
Nganjuk Nomor 2 Tahun 1984.
Tabel 1.1 Penyertaan Modal Pemda Kabupaten Nganjuk
Tahun 2017 dan 2018

Uraian 2017 (Rp) 2018 (Rp)


Penyertaan Modal 968.556.500 968.556.500
Koreksi Tahun 2016 (552.106.500) (552.106.500)
Penyertaan Modal 1.500.000.000
Tunai 416.450.000 1.916.450.000
Sumber: Data PDAU, 2018
Penyertaan modal pada PD. Aneka Usaha adalah untuk meningkatkan: (1)
sumber Pendapatan Asli Daerah; (2) pertumbuhan ekonomi; (3) pendapatan
masyarakat; dan (4) penyerapan tenaga kerja. Untuk mencapai tujuan tersebut,
Penyertaan modal pemerintah daerah dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip
ekonomi perusahaan yang transparan dan akuntabilitas.

B. Identifikasi Permasalahan
Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah pada kegiatan
pengkajian analisis investasi penyertaan modal pada PD. Aneka Usaha Kabupaten
Nganjuk adalah bagaimana penilaian kinerja PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk
dan kelayakan investasi Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk terhadap
pengembangan PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk?

C. Tujuan

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 7
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis kinerja
PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk dan kelayakan investasi Pemerintah Daerah
Kabupaten Nganjuk terhadap pengembangan PD. Aneka Usaha Kabupaten
Nganjuk.
D. Manfaat
Kegunaan kegiatan ini adalah sebagai acuan atau referensi penyusunan
dan pembahasan Rancangan Peraturan Daerah terkait dengan penyertaan modal
Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk pada PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk
oleh DPRD maupun Pemerintah Kabupaten Nganjuk.

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Investasi
Husnan (1998) menyatakan bahwa investasi adalah setiap pengguna dana
dengan maksud memperoleh penghasilan. Halim (2003) menyatakan bahwa
investasi adalah penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan tujuan untuk
memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang. Investasi adalah penundaan
konsumsi sekarang untuk digunakan didalam produksi yang efisien selama periode
waktu yang tertentu (Jogiyanto, 2000).Dari beberapa pengertian investasi dapat
disimpulkan bahwa investasi merupakan kegiatan dalam bidang finansial yang
dimaksudkan untuk memperoleh hasil yang maksimal dari kekayaan atau asset
yang ditanam.

B. Proses Investasi
Proses investasi menunjukkan bagaimana seorang investor membuat
keputusan investasi pada efek-efek yang biasa dipasarkan, dan kapan dilakukan.
Untuk mengambil keputusan tersebut dilakukan langkah-langkah:
1. Menentukan kebijakan investasi
Investor perlu menentukan tujuan investasinya tersebut akan dilakukan.
Karena ada hubungan yang positif antara risiko dan keuntungan investasi,
maka pemodal tidak bisa mengatakan bahwa tujuan investasinya adalah
mendapatkan keuntungan sebesarbesarnya, tetapi menyadari bahwa ada
kemungkinan untuk menderita rugi, jadi tujuan investasi harus dinyatakan baik
dalam keuntungan maupun risiko.

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 9
2. Analisis Sekuritas
Dalam tahap ini investor melakukan analisis terhadap suatu efek atau
sekelompok efek. Tujuan penilaian ini adalah untuk mengidentifikasikan efek
yang salah harga (mispriced), apakah harganya terlalu tinggi atau terlalu
rendah dan analisis ini dapat mendeteksi sekuritas-sekuritas tersebut.
3. Pembentukan Portofolio
Portofolio berarti sekumpulan investasi, tahap ini menyangkut identifikasi
sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih, dan berapa proporsi dana yang
akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut. Pemilihan banyak
sekuritas dimaksudkan untuk mengurangi risiko yang ditanggung. Pemilihan
sekuritas dipengaruhi berupa preferensi risiko, pola kebutuhan kas, status pajak
dan sebagainya.
4. Melakukan Revisi Portofolio
Tahap ini merupakan pengulangan terhadap 3 (tiga) tahapan
sebelumnya, dengan maksud kalau perlu melakukan perubahan portofolio yang
telah dimiliki. Apabila portofolio sekarang tidak optimal atau tidak sesuai
dengan preferensi risiko pemodal, maka pemodal dapat melakukan perubahan
terhadap sekuritas yang membentuk portofolio tersebut.
5. Evaluasi Kinerja
Dalam tahap ini investor melakukan penilaian terhadap kinerja
(performance) portofolio, dalam aspek tingkat keuntungan yang diperoleh
maupun risiko yang ditanggung. Tidak benar kalau portofolio yang memberikan
keuntungan yang lebih tinggi mesti lebih baik dari potofolio lainnya (Husnan,
2000).

C. Manajemen Investasi Daerah


Untuk menjamin kesinambungan pembangunan daerah dan keuangan
daerah, pemerintah daerah perlu melakukan investasi. Investasi daerah
merupakan pengeluaran daerah yang dilakukan dalam rangka memperoleh

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 10
keuntungan di masa yang akan datang (Mahmudi, 2010). Terdapat tiga tujuan
utama dilakukannya investasi daerah, yaitu:
1) Untuk memperoleh keuntungan investasi (yield);
2) Untuk keamanan aset daerah (safety); dan
3) Untuk optimalisasi manajemen kas dan menjaga likuiditas keuangan ( likuidity).
Kebijakan investasi daerah, setidaknya memperhatikan 4 (empat) hal:
1) Instrumen investasi apa yang akan dibeli;
2) Seberapa banyak dana yang akan diinvestasikan;
3) Seberapa lama dana tersebut dapat diinvestasikan; dan
4) Seberapa besar manfaat dan risiko investasi.
Pada dasarnya investasi daerah luas meliputi:

a. Investasi Aset Keuangan (Financial Assets), berupa deposito, saham, obligasi,


sukuk (obligasi syariah), reksadana, surat berharga lainnya, dan penyertaan
modal.
b. Investasi Aset Non Keuangan, meliputi: (a) aset berwujud ( tangiable assets)
dalam bentuk aset tetap, antara lain: tanah dan bangunan, jalan, irigasi, dan
jembatan, infrastruktur dan jaringan, mesin dan peralatan; (b) investasi aset
tidak berwujud (intangiable assets), antara lain: sumber daya manusia
(intelellectual assets), dan data base dan sistem informasi.

D. Prinsip Manajemen Investasi Daerah


Prinsip manajemen investasi daerah antara lain: legalitas, keamanan,
likuiditas, keuntungan, dan kesesuaian.
1. Legalitas
Investasi daerah harus memenuhi aspek legalitas, misalnya undang-
undang, peraturan pemerintah, dan peraturan daerah tentang pokok-pokok
pengelolaan keuangan daerah. Untuk investasi jangka panjang harus mendapat
persetujuan DPRD, sedangkan untuk investasi jangka pendek dalam rangka

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 11
manajemen kas tidak harus melalui persetujuan DPRD tetapi harus mengacu
pada peraturan di tingkat daerah terkait, misalnya peraturan kepala daerah
tentang kebijakan manajemen investasi daerah.
2. Keamanan
Keputusan investasi daerah harus mempertimbangkan aspek keamanan
investasi. Oleh karena itu, setiap keputusan investasi daerah harus didukung
dengan analisis yang memadai tentang manfaat dan risiko investasi.
Karakteristik investasi adalah semakin tinggi tingkat keuntungan investasi ( rate
of return), maka semakin tinggi risiko investasi tersebut ( high risk high return).
Untuk tujuan keamanan, investasi dengan tingkat risiko tinggi pada dasarnya
kurang sesuai bagi daerah. Pemerintah daerah sebaiknya memilih instrumen
investasi yang lebih aman bagi keuangan daerah.
3. Likuiditas
Likuiditas investasi adalah seberapa mudah investasi tersebut dapat
dicairkan kembali menjadi kas tanpa mengalami kerugian berarti. Semakin
likuid suatu investasi, maka semakin mudah pemerintah daerah memperoleh
dana untuk memenuhi kebutuhan kas yang mendadak atau tidak terduga.
Pemerintah daerah yang tidak memiliki proyeksi arus kas yang proyeksi arus
kas yang baik perlu menghindari instrumen investasi yang tidak likuid.
4. Keuntungan
Tujuan utama investasi adalah untuk memperoleh keuntungan. Investasi
yang dilakukan daerah harus memberikan keuntungan yang optimal.
Pengelolaan keuangan daerah harus berupaya untuk membuat portofolio
investasi yang memberikan keuntungan terbesar bagi daerah dengan tingkat
resiko tertentu.
5. Kesesuaian
Karena organisasi pemerintah daerah bukan seperti perusahaan bisnis,
bukan juga lembaga keuangan, maka tidak semua jenis instrument investasi
cocok untuk daerah. Sebagai contoh, pemerintah daerah tidak dibenarkan ikut
bermain valas meskipun investasi pada zero coupon bond dan surat berharga

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 12
yang jatuh temponya lebih dari lima tahun. Pemerintah daerah perlu memilih
instrumen investasi yang sesuai untuk operasionalisasi manajemen keuangan
daerah dan tidak melanggar peraturan perundangan yang terkait.

E. Teori Penyertaan Modal


Penyertaan modal yaitu suatu usaha untuk memiliki perusahaan yang baru
atau yang sudah berjalan, dengan melakukan setoran modal ke perusahaan
tersebut.Penyertaan modal Pemerintah Daerah adalah pengalihan kepemilikan
kekayaan Daerah yang semula merupakan kekayaan yang tidak dipisahkan
menjadi kekayaan yang dipisahkan untuk diperhitungkan sebagai modal/saham
daerah.

Penyertaan Modal Pemerintah Daerah adalah upaya meningkatkan


produktifitas pemanfaatan tanah dan/atau bangunan serta kekayaan lainnya milik
Pemerintah Daerah dengan membentuk usaha bersama dan saling
menguntungkan. Tujuan Penyertaan Modal Pemerintah Daerah adalah untuk
meningkatkan: (1) sumber Pendapatan Asli Daerah; (2) pertumbuhan ekonomi;
(3) pendapatan masyarakat; dan (4) penyerapan tenaga kerja. Untuk mencapai
tujuan tersebut, Penyertaan modal pemerintah daerah dilaksanakan berdasarkan
prinsip-prinsip ekonomi perusahaan yang transparan dan akuntabilitas.

F. Kedudukan BUMD dalam Pemerintahan Daerah


Penegasan di pengelolaan keuangan, bahwa kekuasaan pengelolaan
keuangan negara adalah sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan dan
kekuasaan pengelolaan keuangan negara dari Presiden sebagian diserahkan
kepada Gubernur/Bupati/Walikota selaku kepala Pemerintah Daerah untuk
mengelola keuangan daerah dan mewakili Pemerintah Daerah dalam kepemilikan
kekayaan daerah yang dipisahkan. Pemerintah Daerah dalam membentuk BUMD,
dengan modal dari surplus.

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 13
Berdasarkan Pasal 331 ayat (1) dan ayat (2) UU 23/2014, Pemerintah
Daerah tidak harus memiliki BUMD, namun BUMD dapat menjadi pertimbangan
bagi daerah untuk menjadi sarana dalam rangka memberikan pelayanan bagi
masyarakat. BUMD dapat didirikan oleh Pemerintah Daerah dan pendiriannya
ditetapkan dengan Perda.
BUMD itu sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu perusahaan umum daerah
(Perumda) dan perusahaan perseroan daerah (Perseroda). Pendirian BUMD
ditujukan untuk:
a. memberikan manfaat bagi perkembangan perekonomian Daerah pada
umumnya;
b. menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang
dan/atau jasa yang bermutu bagi pemenuhan hajat hidup masyarakat
sesuai kondisi, karakteristik, dan potensi Daerah yang bersangkutan
berdasarkan tata kelola perusahaan yang baik; dan
c. memperoleh laba dan/atau keuntungan.
Pendirian BUMD didasarkan pada kebutuhan Daerah dan kelayakan bidang
usaha BUMD yang akan dibentuk. Sumber modal BUMD terdiri dari penyertaan
modal daerah, pinjaman, hibah, dan sumber modal lainnya yang terdiri dari
kapitalisasi cadangan, keuntungan evaluasi aset, dan agio saham. Penyertaan
modal tersebut harus ditetapkan dengan Perda. Penyertaan modal dimaksud dapat
dilakukan dalam rangka pembentukan BUMD maupun penambahan modal BUMD,
berupa uang ataupun barang milik daerah. Terkait dengan barang milik daerah
yang disertakan, harus dinilai sesuai nilai riil pada saat barang milik daerah
tersebut akan dijadikan penyertaan modal.
Pemerintah Daerah sebagai pemilik perusahaan dapat memberikan bantuan
finansial, salah satunya melalui penyertaan modal. Penyertaan modal berperan
penting pada tahap awal pembentukan perusahaan karena dana dapat digunakan
untuk pembangunan dasar yang menunjang operasional bisnis perusahaan,
misalnya untuk pembangunan infrastruktur yang terkait dengan operasional
perusahaan. Pemberian dana penyertaan modal ini sebagai upaya bantuan

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 14
keuangan bagi perusahaan daerah yang bersumber dari uang publik yang dikelola
Pemerintah Daerah dalam keuangan daerah. Pengeluaran Pemerintah Daerah yang
dicatat sebagai penyertaan modal dicantumkan dalam APBD dan dibuatkan perda
tersendiri untuk mengaturnya. Pemerintah Daerah memberikan dana penyertaan
modal harus disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan daerah itu sendiri
sehingga dibutuhkan kajian perhitungan nominal dana penyertaan modal.

G. Ruang Lingkup Regulasi Investasi Pemerintah


Istilah Investasi yang dimaksud dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2008 tentang Investasi Pemerintah, Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun
2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/ Daerah, adalah investasi yang
dilakukan oleh pemerintah atau yang selanjutnya disebut investasi pemerintah.
Investasi pemerintah daerah tersebut harus merupakan bagian dari investasi
yang berada di wilayah administratif pemerintahan daerah, karena investasi di
wilayah pemerintahan daerah terdiri dari investasi pemerintah/pemerintah daerah
dan investasi swasta. Investasi di wilayah administratif pemerintah daerah pada
dasarnya dapat saja dilakukan oleh Pemerintah/ Pemerintah Daerah, BUMN, BUMN
dan Swasta Nasional/Asing. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Investasi
Pemerintah Daerah dan Investasi Daerah berbeda, karena Investasi Daerah
merupakan investasi di wilayah administrasi daerah itu yang terdiri dari: (i)
Investasi Pemerintah/ Pemerintah Daerah; dan (ii) Investasi Swasta/ Pihak Ketiga;
dan (iii) Investasi gabungan antara Pemerintah/Pemerintah Daerah dengan
Swasta/Pihak Ketiga melalui program kerjasama investasi.

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 15
Tujuan Investasi Pemerintah Daerah adalah untuk memperoleh manfaat
ekonomi, sosial dan/ atau manfaat lainnya.Adapun yang dimaksud dengan
“manfaat ekonomi, sosial, dan/atau manfaat lainnya” adalah:
1) keuntungan berupa deviden, bunga, dan pertumbuhan nilai perusahaan yang
mendapatkan Investasi Pemerintah sejumlah tertentu dalam jangka waktu
tertentu;
2) peningkatan berupa jasa dan keuntungan bagi hasil investasi sejumlah tertentu
dalam jangka waktu tertentu;
3) peningkatan pemasukan pajak bagi negara/daerah sejumlah tertentu dalam
jangka waktu tertentu sebagai akibat langsung dari investasi bersangkutan;
dan/atau
4) peningkatan penyerapan tenaga kerja sejumlah tertentu dalam jangka waktu
tertentu sebagai akibat langsung dari investasi bersangkutan.
Kekayaan atau asset Pemerintah Daerah yang dapat diinvestasikan adalah
kekayaan daerah yang tidak dipisahkan, baik berupa uang maupun barang dan
kekayaan daerah yang dipisahkan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 1 Tahun 2008 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2011 sebagai peraturan pemerintah yang
mengatur secara khusus tentang investasi pemerintah, mengelompokkan investasi
menjadi dua bagian sebagai berikut:
1) Pembelian Surat berharga  (pembelian saham dan pembelian surat utang);
dan
2) Investasi Langsung (Penyertaan Modal dan Pemberian Pinjaman).
Secara skematik dapat digambarkan berikut:

RUANG LINGKUP INVESTASI


PEMERINTAH DAERAH

INVESTASI INVESTASI
PEMDA LANGSUNG

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 16
PEMBELIAN INVESTASI PENYERTAAN PEMBERIAN
SB, SHTG LANGSUNG MODAL PINJAMAN

Gambar 2.1.Ruang Lingkup Investasi Pemerintah Daerah


(UU 1/2004, PP 1/2008, PP 49/2011)

Secara lebih spesifik pengaturan investasi pemerintah daerah diatur dalam


Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2012 tentang
Pengelolaan Investasi Pemerintah Daerah. Dalam Permendagri itu diatur bahwa
Investasi Pemerintah Daerah terdiri dari: (i) Pembelian Surat Berharga (pembelian
saham dan pembelian surat utang), dan (ii) Investasi Langsung yang dapat berupa
Penyertaan Modal atau Pemberian Pinjaman Daerah.
Disisi lain dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58
Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, yang didalamnya juga mengatur
investasi pemerintah daerah yaitu pada Pasal 116 sampai dengan 119.Investasi
Pemerintah Daerah dibagi kedalam Investasi Jangka Pendek dan Jangka
Panjang.Investasi Jangka Pendek antara lain deposito berjangka waktu 3 (tiga)
sampai 12 (dua belas) bulan dan/atau yang dapat diperpanjang secara otomatis
seperti pembelian Surat Utang Negara (SUN) jangka pendek dan Sertifikat Bank
Indonesia (SBI).
Investasi jangka panjang dikelompokkan dalam 2 bagian yaituinvestasi
permanen dan investasi non permanen. Investasi permanen antara lain kerjasama
daerah dengan pihak ketiga dalam bentuk penggunausahaan/pemanfaatan aset
daerah, penyertaan modal daerah pada BUMD dan/atau Badan Usaha lainnya maupun
investasi permanen lainnya yang dimiliki pemerintah daerah untuk menghasilkan
pendapatan atau meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Investasi non permanen antara lain pembelian obligasi atau surat utang jangka
panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki sampai dengan tanggal jatuh tempo, dana

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 17
yang disisihkan pemerintah daerah dalam rangka pelayanan/pemberdayaan
masyarakat seperti bantuan modal kerja, pembentukan dana secara bergulir kepada
kelompok masyarakat, pemberian fasilitas pendanaan kepada usaha mikro dan
menengah. Dalam pasal 199 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58
Tahun 2005 diamanahkan kepada Menteri Dalam Negeri untuk menyusun Peraturan
Menteri Dalam Negeri tentang Investasi Daerah.Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6
Tahun 2006 juga mengatur bentuk investasi pemerintah daerah lainnya, yaitu dalam
bentuk: (i) Sewa; (ii) kerjasama pemanfaatan; (iii) bangun guna serah atau bangun
serah guna.Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAGAIMANA BENTUK INVESTASI PEMDA?

UU
1/ 2004

PP PP PP
27/2014 58/2005 1/2004  49/2011

PERMENDAGRI PERMENDAGRI PERMENDAGRI


19/2016 XX/20XX 52/2012

Pemanfaatan Investasi Jangka Pendek: Pemanfaatan


BMD 1. Krg dari 12 bln. BMD (Sewa,
(Sewa,Kerjasam 2. Misal: dep, SUN JP, SBI.
kerjasama
a Pemanfaatan, Investasi jangka panjang:
1. Permanen (tdk ada niat
pemanfaatan
BGS dan BSG,
dijual). Misal: dan bangun
serta KSPI BMD).
pemanfaatan aset, PMD. serah guna) dan
2. Non permanen (ada niat PMD BMD.
dijual). Misal: Obl, Srt
hutang jangka
panjang.Sewa,
kerjasama pemanfaatan
dan bangun serah guna)
dan PMD BMD.

Gambar 2.2.Bentuk-Bentuk Investasi Pemerintah Daerah


Berdasarkan Aturan Perundang-undangan

Selanjutnya pada sisi lain, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27


Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah sebagaimana telah

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 18
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 dan turunannya
Permendagri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang
Milik Daerah. Regulasi ini mengatur tentang penyertaan modal daerah dalam bentuk
barang, baik berupa tanah dan/atau bangunan maupun selain tanah dan/atau
bangunan.
Penyertaan Modal Daerah merupakan salah satu bentuk investasi pemerintah
daerah. Penyertaan modal daerah pasti investasi pemerintah daerah, tapi investasi
pemerintah daerah belum tentu dalam bentuk penyertaan modal daerah. Investasi
Pemerintah Daerah bisa dalam bentuk lainnya, seperti pembelian surat berharga,
pemberian pinjaman, sewa, kerjasama pemanfaatan, bangun guna serah–bangun
serah guna. Kalau kembali ke aturan Peraturan PemerintahRepublik Indonesia Nomor
58 Tahun 2005, dalam Pasal 7 ayat (2) huruf j Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun
2005 menyatakan Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) selaku BUD berwenang
melaksanakan, mengelola  dan menatausahakan investasi pemerintah
daerah.Penjelasan dalam Pasal116 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah menyatakan bahwa Investasi
dapat dilakukan sepanjang: (i) memberi manfaat bagi peningkatan pendapatan
daerah; (ii) peningkatan kesejahteraan dan/atau pelayanan masyarakat; dan (iii) tidak
mengganggu likuiditas  keuangan daerah.

RUANG LINGKUP INVESTASI


PEMERINTAHDAERAH

INVESTASI INVESTASI
PEMDA JK. PANJANG

JANGKA JANGKA INVESTASI INVESTASI


PENDEK PANJANG PERMANEN NON
PERMANEN

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 19
Gambar 2.3.Ruang Lingkup Investasi Pemerintah Daerah
(UU 17/2003, PP 58/2005, PMDG 13/2006)

Sebenarnya, masih banyak permasalahan ditingkat implementasi investasi


pemerintah daerah, khususnya yang mendesak saat ini adalah Sistem dan prosedur
untuk perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban Penyertaan Modal Daerah.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Kegiatan kajian investasi ini merupakan analisis kelayakan penambahan
penyertaan modal/investasi Pemerintah Kabupaten Nganjukpada PD. Aneka Usaha
Kabupaten Nganjuk.Lokasi kajian kelayakan penyertaan modal/investasi ini
meliputi Pemerintah Kabupaten Nganjukyang menjadi basis operasional kegiatan
perusahaan tersebut. PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjukyang dimaksudkan
dalam kajian ini adalah dilakukan oleh Pemerintah Kabubaten Nganjuk, Provinsi
Jawa Timur.
Investasi publik memiliki kaitan yang erat dengan penganggaran belanja
daerah utamanya belanja modal dan pengeluaran pembiayaan utamanya
penyertaan modal dan pemberian pinjamandaerah. Penganggaran belanja modal
merupakan proses untuk menganalisis kegiatan-kegiatan dan memutuskan apakah
suatu kegiatan tersebut dapat diakomodasi oleh anggaran belanja modal.
Realisasi belanja modal merupakan investasi riil Pemerintah Daerah dalam
mendorong kegiatan sosial ekonomi masyarakat di daerah. Penyertaan modal atau
pemberian pinjaman merupakan pembiayaan riil pemerintah daerah yang

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 20
ditempatkan atau disertakan kepada Badan Usaha Milik Daerah untuk
dikembangkan sebagai aset pemerintah daerah yang dipisahkan.
Agar dapat memberikan keyakinan terhadap kelayakan suatu kegiatan
penambahan investasi dan supaya investasi itu dapat berjalan secara lebih efektif
dan efisien, perlu dilakukan analisis investasi yang meliputi kajian tingkat
kelayakan penambahan investasi secara mendalam, gambaran tingkat resiko yang
dihadapi dan kebijakan portfolio badan usaha yang menjadi tempat
investasi/penyertaan modal Pemerintah Daerah. Analisis kelayakan investasi
berhubungan erat dengan penganggaran fungsional, alokasi sumber dana, dan
praktik manajemen keuangan di sektor publik. Kriteria kelayakan investasi yang
sering digunakan meliputi aspek-aspek manajemen dan organisasi, pemberdayaan
asset daerah, kelembagaan, ekonomi dan keuangan serta pembiayaan.

B. Skema Kerangka Permikiran


Penelitian penyusunan penyertaan modal Pemerintah Kabupaten Nganjuk
yaitu Perencanaan Penyertaan Modal pada PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk,
setelah itu dilakukan analisis kelembagaan unutk mengetahui peraturan mana
yang mendukung dan menghambat penyertaan modal dalam pemerintahan
daerah. Setelah diketahui secara layak sesuai analisis kelembagaan, maka
dilakukan analisis finansial dan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity,
dan Threat) untuk mengetahui tingkat kelayakan tersebut.
Penyusunan kajian investasi tentang kelayakan penambahan
investasi/penyertaan modal PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk dilaksanakan
dengan melakukan tiga langkah kegiatan, yaitu:
1. Langkah Survey/ Pemetaan data dan informasi;
2. Langkah Analisis, dan
3. Penyusunan Strategi Kebijakan.

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 21
Ketiga langkah kajian investasi dalam rangka mengetahui tingkat kelayakan
penambahan investasi/penanaman modal PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk
tersebut dapat digambarkan secara skematik dengan gambar sebagai berikut:

IDENTIFIKASI ANALISIS STRATEGI


SURVEY
ASPEK KAJIAN PENGEMBANGAN
INVESTASI INVESTASI PENYERTAAN
MODAL

Gambar 3.1. Skema Kerangka Pemikiran Kajian Investasi Penambahan


Investasi/Penyertaan Modal

Langkah survey/pemetaan data dan informasi dilakukan untuk


mengidentifikasi data-data dan informasi baik untuk keperluan analisis kelayakan
investasi maupun data-data dan informasi untuk melakukan analisis SWOT dalam
rangka pengembangan investasi/penyertaan modal PD. Aneka Usaha Kabupaten
Nganjuk.
Langkah survey/ pemetaan data dan informasi itu dapat dirinci dengan
skema sebagai berikut:

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 22
TINJAUAN KELAYAKAN ASPEK:
- YURIDIS
SURVEY IDENTIFIKASI - MNJM USAHA
ASPEK2 INVESTASI - KEUANGAN
MANFAAT - EKONOMI
- PEMB ASET DAERAH
- KELEMBAGAAN , dll.

Gambar 3.2.Langkah Survey/ Pemetaan Kajian Investasi Penambahan


Investasi/Penyertaan Modal

Survey/Pemetaan untuk kondisi internal berupa faKtor-faktor yang menjadi


kekuatan (strength) yang dapat mendorong pengembangan penyertaan modal/
investasi Pemerintah Daerah kepada PD. Aneka Usaha itu dan faktor-faktor yang
menjadi kelemahan (weakness) yang dapat menghambat pengembangan investasi
Pemerintah Daerah dimaksud.
Survey/pemetaan untuk kondisi eksternal berupa faktor-faktor yang menjadi
kesempatan (opportunity) yang dapat mendorong pengembangan investasi
Pemerintah Daerah kepada Badan Usaha Milik Daerah dan faktor-faktor yang
menjadi ancaman (threat) yang dapat menghambat pengembangan investasi
Pemerintah Daerah itu.
Adapun survey/pemetaan untuk kepentingan analisis kelayakan investasi
dilakukan untuk mengidentifikasi berbagai aspek untuk mengidentifikasi tingkat
kelayakan dalam rangka penyertaan modal/investasi Pemerintah Daerah
itu.Identifikasi aspek-aspek kelayakan diperlukan sebagai konsekuensi penilaian
kelayakan aktivitas penambahan investasi. Masing-masing aspek yang digunakan

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 23
mengidentifikasi tingkat kelayakan itu secara prinsip dibandingkan serangkaian
manfaat yang didapat dan beban yang ditanggung dengan adanya penambahan
penyertaan modal/ investasi itu.
Aspek-aspek yang ditinjau dalam menilai tingkat kelayakan penambahan
penyertaan modal/investasi itu meliputi aspek manajemen dan organisasi, aspek
kelembagaan, aspek keuangan dan aspek ekonomi serta aspek pemberdayaan
asset pemerintah daerah yang dapat memperkuat prospek pengembangan
penyertaan modal/investasi Pemerintah Daerah kepada BUMD.
Langkah survey/pemetaan itu kemudian dilanjutkan dengan melakukan
analisis, yang terdiri dari dua kelompok analisis, yaitu (1) Analisis Kajian Investasi,
dan (2) Analisis SWOT. Analisis Kajian Investasi mengacu pada aspek-aspek
tinjauan yang digunakan untuk menilai kelayakan investasi Pemerintah Daerah
kepada BUMD itu dan Analisis SWOT dapat memperkuat strategi peningkatan
penyertaan modal yang perlu disusun dalam rangka pengembangan penyertaan
modal/investasi Pemerintah Daerah kepada PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk.
Langkah analisis dalam kegiatan penyusunan kajian kelayakan penambahan
penyertaan modal/ investasi Pemerintah Kabupaten Nganjuk ini dapat
digambarkan secara skematis sebagai berikut:

MNJ USAHA
KEUANGAN GO / NO G
EKONOMI
Dll.
ANALISIS

KAJIAN INVESTASI

Gambar 3.3.Langkah Analisis dalam rangka Kajian Investasi


Penambahan Investasi/ Penyertaan Modal

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 24
Analisis kajian investasi antara lain melakukan penilaian kelayakan kegiatan
investasi dengan tinjauan berbagai aspek, seperti keuangan, ekonomi,
kelembagaan dan organisasi serta pemberdayaan asset daerah.

C. Jenis Data
Data yang dibutuhkan untuk mendapatkan informasi dalam studi ini meliputi:
1. Data Primer, yaitu data yang dikumpulkan dari sumber pertama. Data primer
yang dibutuhkan antara lain kondisi fisik, manajemen dan organisasi
(kelembagaan) serta keuangan kondisi penambahan penyertaan modal/ PD.
Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk.
2. Data Sekunder, yaitu data penunjang yang diperoleh dari sumber kedua.
Data sekunder yang dibutuhkan dalam studi ini antara lain adalah dokumen-
dokumen perencanaan pembangunan dan penganggaran daerah, Peraturan
Perundang-undangan, hasil-hasil penelitian/ research, laporan investasi Pemda,
demografi/kependudukan, dan data sekunder lainnya dari Badan Pusat Statistik
dan instansi terkait lainnya.

D. Teknik Pengumpulan Data


Tahap pengumpulan data untuk menunjang kajian kelayakan penyertaan
modal/ investasi pada PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk ini dilakukan dengan
beberapa cara :
1. Studi Literatur, yaitu pengumpulan data-data sekunder dari berbagai
dokumen perencanaan dan hasil-hasil penelitian terdahulu di lingkungan
pemerintah daerah, seperti Kabupaten Nganjuk dalam Angka, Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB), Laporan Keterangan Pertanggungjawaban
(LKPJ), Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten Nganjuk,
dan Laporan Tahunan Perangkat Daerah (PD) yang menangani penambahan

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 25
penyertaan modal/investasi pada PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjukserta
dokumen-dokumen lain yang relevan.
2. Studi Lapangan, yaitu melakukan observasi langsung kepada institusi
pemerintah dan swasta yang menangani langsung penambahan penyertaan
modal/investasi pada PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk, terutama
berkenaan dengan potensi, permasalahan yang terjadi pada kegiatan
peningkatan investasi Pemerintah Daerah kepada PD. Aneka Usaha Kabupaten
Nganjuk.
3. FGD (Focus Group Discussion) untuk mendapatkan informasi yang akurat
tentang penambahan penyertaan modal/investasi PD. Aneka Usaha Kabupaten
Nganjuk, kondisi investasi, permasalahan, dan kinerja yang dapat dijadikan
acuan dalam melakukan analisis kelayakan, dari para stakeholder yang terkait
dengan bidang kajian.
4. Wawancara, Diskusi dan Konsultasi Nara Sumber , yaitu dengan
melakukan pengkajian bersama dengan mendatangi atau menghadirkan nara
sumber dari Perangkat Daerah terkait yang mengelola kegiatan penambahan
penyertaan modal/investasi pada PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk.

E. Batasan Kegiatan
Batasan kegiatan kajian investasi dalam rangka mengetahui tingkat kelayakan
penambahan investasi/penyertaan modal pada PD. Aneka Usaha Kabupaten
Nganjuk ini dibagi menjadi 4 (empat) tahap, yaitu:
a. Identifikasi kegiatan-kegiatan penyertaan modal
yang merupakan perwujudan kegiatan penambahan investasi PD. Aneka
Usaha Kabupaten Nganjuk, yang meliputi karakteristik penyertaan modal
yang antara lain meliputi jenis, besaran, kurun waktu, sumber keuangan
penyertaan modal, kegunaan dan estimasi hasil penyertaan modal bagi
Pemerintah Kabupaten Nganjuk.

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 26
b. Analisis SWOT (Strength, Weakness,
Opportunity and Threat) yaitu melakukan kajian faktor-faktor yang
dianggap sebagai kekuatan dan kelemahan kondisi internal serta factor-
faktor yang dianggap sebagai peluang dan ancaman kondisi eksternal
terhadap kegiatan penambahan penyertaan modal/investasi PD. Aneka
Usaha Kabupaten Nganjuk, yang telah diidentifikasi pada langkah tahap
pertama,
c. Identifikasi dan analisis sumber-sumber dan
besarnya manfaat (benefit) dan konsekuensi besaran biaya-biaya ( cost)
yang harus dikeluarkan berkenaan dengan kegiatan penambahan penyertaan
modal/ investasi PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk.

F. Metode Analisis
Analisis data dalam studi dibagi menjadi 2 (dua), yaitu: tahap diskriptif dan
tahap analisis kuantitatif. Analisis diskriptif digunakan untuk memberikan
gambaran (profile) tentang kondisi dan potensi serta perkembangan data dan
informasi yang telah dikumpulkan.Analisis kuantitatif merupakan alat analisis
untuk melakukan analisis menilai kelayakan penambahan penyertaan
modal/investasi PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk.Untuk mencapai tujuan
yang diharapkan, maka pada penelitian ini digunakan pendekatan analisis
kuantitatif dan kualitatif yang disesuaikan dengan tujuan tersebut. Metode analisis
yang digunakan disajikan pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Metode Analisis

No. Tahapan Metode Analisis

1. Identifikasi Permasalahan Penelitian tentan Analisis Kelembagaan


Penyertaan Modal Pemerintah Daerah
2. Perencanaan Penyertaan Modal oleh Analisis Kelembagaan
Pemerintah Daerah
3. Penyertaan modal Pemerintah Daerah pada PD. Analisis SWOT

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 27
Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Analisis Finansial

1. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah evaluasi terhadap keseluruhan kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman perusahaan. Umumnya unit bisnis harus
memantau kekuatan lingkungan makro yang menjadi penentu (demografi-
ekonomi, teknologi, politik-hukum, dan sosial-budaya), dan pelaku lingkungan
mikro utama (pelanggan, pesaing, saluran distribusi, pemasok) yang berdampak
pada kemampuannya memperoleh laba (Kotler, 2005).

Gambar 3.1 Analisis SWOT


AnalisisSWOT terdiri dari 4 (empat) faktor, yaitu:
1) Strengths (kekuatan)
Strengths merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi,
proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan
faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu
sendiri.
2) Weakness(kelemahan)
Weakness merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi,
proyek atau konsep bisnis yang ada. Kelemahan yang dianalisis merupakan

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 28
faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu
sendiri.

3) Opportunities (peluang)
Opportunities merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang
terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek
atau konsep bisnis itu sendiri, misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah,
kondisi lingkungan sekitar.
4) Threats (ancaman)
Threats merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat
mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
Setelah dibuat pemetaan analisis SWOT maka dibuatlah matriks dan
ditentukan sebagai informasi SWOT. Kemudian dilakukan pembandingan antara
faktor internal yang meliputi Strength dan Weakness dengan faktor luar
Opportunity dan Threat.Setelah itu dilakukan strategi alternatif untuk
dilaksanakan.Strategi yang dipilih merupakan strategi yang paling
menguntungkan dengan resiko dan ancaman yang paling kecil.

2. Analisis Finansial
Analisis Finansial bertujuan untuk mengetahui profitabilitas dan kelayakan
penyertaan modal oleh Pemerintah Daerah.Pada kajian ini untuk mengetahui
kelayakan finansial digunakan kriteria ROE (Return on Equity).Tingkat
pengembalian ekuitas (ROE) yakni seberapa baik manajer perusahaan
memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Penggunaan lain dari ekuitas
adalah untuk menentukan tingkat pengembalian pada ekuitas (Return on
Equity). ROE adalah sebuah ukuran dari besarnya jumlah laba dari sebuah
perusahaan yang dihasilkan dalam 1 tahun terakhir dibandingkan dengan nilai
ekuitasnya.

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 29
Menurut Heizer dan Render (2006), keakuratan keseluruhan dari setiap
model peramalan dapat dijelaskan dengan membandingkan nilai yang diramal
dengan nilai actual atau nilai yang sedang diamati.Ada beberapa perhitungan
yang biasa digunakan untuk membandingkan untuk menghitung kesalahan
peramalan (forecast error) total.

3. Analisis Kelembagaan
Analisis Kelembagaan bertujuan untuk mengetahui peraturan
perundangan-undangan Republik Indonesia yang mendukung dan menghambat
penyertaan modal Pemerintah Daerah.Peraturan Republik Indonesia seperti
Peraturan Pemerintah Dalam Negeri dan Peraturan lainnya yang berkaitan
dengan penyertaan modal dan dijadikan pedoman.

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 30
BAB IV
GAMBARAN UMUM, ANALISIS KELEMBAGAAN, SWOT DAN
KEUANGAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Nganjuk


Kabupaten Nganjuk merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur
yang terletak di bagian barat Provinsi Jawa Timur.Secara Astronomis Kabupaten
Nganjuk terletak pada koordinat 111o5’ sampai dengan 111o13’ Bujur Timur dan
7o20’ sampai dengan 7o50’ Lintang Selatan. Kabupaten Nganjuk dengan batas
wilayah sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro, sebelah timur
dengan Kabupaten Jombang dan Kediri, sebelah selatan dengan Kabupaten Kediri
dan Trenggalek, dan bagian barat dengan Kabupaten Madiun dan Ponorogo.
Kabupaten Nganjuk mempunyai luas wilayah 122.433,10 Km2, yang terbagi
menjadi 20 kecamatan dan 284 desa/kelurahan.
Sebagian besar kecamatan berada pada dataran rendah dengan ketinggian
46 m s.d 95 m di atas permukaan laut, sedangkan 4 kecamatan yang berada pada
daerah pegunungan terletak pada ketinggian 150 m s.d 750 m di atas permukaan
laut. Kondisi geologi Kabupaten Nganjuk, terdiri tanah sawah (35%), tanah kering
(27%) dan tanah hutan (38%). Jumlah penduduk pada akhir tahun 2016 adalah
1.045.375 jiwa dengan kepadatan penduduk 854 jiwa/km 2 dengan laju
pertumbuhan penduduk rata-rata 0,35% per tahun.

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 31
B. Keadaan Ekonomi Daerah
Perekonomian Kabupaten Nganjuk masih didominasi sector pertanian,
dengan angka PDRB Nganjuk atas dasar harga berlaku tahun 2015 mencapai
14.996,35 milyar rupiah naik sekitar 12,65% dari tahun 2014 yang mencapai
13.311,50 milyar rupiah. Untuk sumbangan sector pertanian sejumlah 39,77% di
tahun 2015. Sektor lain yang menyumbang cukup besar adalah sector
perdagangan mencapai 15% ditahun 2015.
Selanjutnya, peningkatan angka PDRB Nganjuk atas dasar harga berlaku
tahun 2017 mencapai 23.376,17 milyar rupiah naik sekitar 10,77 persen dari tahun
2016 yang mencapai 21.102,92 milyar rupiah. PDRB atas dasar harga konstan
(2010) tahun 2016 mencapai 15.502,19 milyar rupiah, naik sekitar 5,67 persen dari
tahun sebelumnya yang mencapai 15.661,82 milyar rupiah. Sampai dengan tahun
2017 perekonomian Kabupaten Nganjuk masih didominasi sektor pertanian.
Sumbangan sektor ini terhadap total PDRB sampai dengan 2017 sekitar
31,57 persen. Sektor pertanian menjadi sektor unggulan bagi Kabupaten Nganjuk
distribusi persentase PDRB ADHB terhadap total PDRB selalu diatas 30
persen.Sektor lainnya yang memberi sumbangan cukup besar terhadap
perekonomian Kabupaten Nganjuk adalah sektor perdagangan.Sumbangan sektor
perdagangan ditahun 2017 hampir mencapai 20 persen.

C. Gambaran PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk


PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk yang dibentuk tanggal 29 Maret 1984
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Nganjuk Nomor 2 Tahun 1984.Tujuan
didirikannya perusahaan daerah ini adalah meningkatkan sumber pendapatan
daerah sebagai sarana pengembangan perekonomian dalam rangka pembangunan
daerah khususnya dan pembangunan nasional umumnya.
PD. Aneka Usaha ini mempunyai unit-unit yang bergerak di bidang yaitu
apotek (3 unit), jasa persewaan gedung/pergudangan (1 unit), perhotelan (1 unit)

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 32
dan perkebunan (1 unit) sesuai dengan Perda Kabupaten Nganjuk Nomor 2 Tahun
1984.
PD. Aneka Usaha memiliki penyertaan modal Pemerintah daerah adalah Rp.
7.075.308.822,00, dengan jumlah karyawan sejumlah 26 orang. Kontribusi BUMD
terhadap PAD Kabupaten Nganjuk sejumlah Rp. 32.602.500,00 atau 55% laba
bersih pada tahun 2018. Untuk data keuangan pada tahun 2019 adalah:
Tabel 4.1 Data Keuangan PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk

URAIAN JUMLAH (Rp)


Total Modal
1. Total Aset 6.722.493.939
2. Kewajiban 951.996.095
3. Ekuitas 5.770.407.843
4. Pendapatan 3.271.984.535
5. Biaya 3.503.853.737
6. Laba/Rugi Sebelum Pajak -231.869.201
Sumber: PDAU, 2019

D. Analisis Kelembagaan
Analisis kelembagaan bertujuan untuk mengetahui peraturan perundangan-
undangan yang mendukung penyertaan modal Pemerintah Daerah pada PD. Aneka
Usaha Kabupaten Nganjuk. Peraturan-peraturan yang berkaitan dengan
penyertaan modal Pemerintah Daerah, antara lain:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara:
Pasal 24
(1) Pemerintah Pusat/Daerah berhak memperoleh bunga dan/atau jasa giro
atas dana yang disimpan pada bank umum.
(2) Bunga dan/atau jasa giro yang diperoleh Pemerintah Pusat/Daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada tingkat suku bunga
dan/atau jasa giro yang berlaku.
(3) Biaya sehubungan dengan pelayanan yang diberikan oleh bank umum
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada ketentuan yang
berlaku pada bank umum yang bersangkutan.

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 33
Pasal 41
(1) Pemerintah dapat melakukan investasi jangka panjang untuk memperoleh
manfaat ekonomi, sosial dan/atau manfaat lainnya.
(2) Investasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam bentuk
saham, surat utang, dan investasi langsung.
(3) Investasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan
pemerintah.
(4) Penyertaan modal pemerintah pusat pada perusahaan
negara/daerah/swasta ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
(5) Penyertaan modal pemerintah daerah pada perusahaan negara/daerah
/swasta ditetapkan dengan peraturan daerah.

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005


tentang Pengelolaan Keuangan Daerah:
Pasal 75
Penyertaan modal pemerintah daerah dapat dilaksanakan apabila jumlah yang
akan disertakan dalam tahun anggaran berkenaan telah ditetapkan dalam
peraturan daerah tentang penyertaan modal daerah.

3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13


Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah:
Pasal 56
APBD diperkirakan surplus yakni anggaran pendapatan daerah diperkirakan
lebih besar dari anggaran belanja daerah, diutamakan untuk pembayaran
pokok utang, penyertaan modal (investasi) daerah, pemberian pinjaman
kepada pemerintah pusat/pemerintah daerah lain dan/atau pendanaan belanja
peningkatan jaminan sosial.

4. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Nganjuk Nomor 2


Tahun 1984 tentang Perubahan Pertama Peraturan Daerah
Kabupaten Daerah Tingkat II Nganjuk Nomor 169 Tahun 1962
tentang Perusahaan Daerah:
Pasal 2

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 34
(1) Dengan peraturan daerah ini, dibentuk dan didirikan Perusahaan Daerah
dengan nama Perusahaan Daerah Aneka Usaha.
(2) Perusahaan Daerah mempunyai unit-unit perusahaan sebagai berikut:
a. Penggilingan padi, pabrik kapuk dan pergudangan;
b. Percetakan;
c. Apotik;
d. Jasa Bangunan;
e. Perkebunan; dan
f. perhotelan.
(3) Pengembangan dan pengurangan unit maupun lapangan usaha dimaksud
pada ayat (2) pasal ini, harus mendapatkan persetujuan Kepala Daerah
setelah mendapat pertimbangan Badan Pengawas.

Berdasarkan analisis kelembagaan diatas, beberapa peraturan-peraturan


yang berkaitan dengan penyertaan modal dapat disimpulkan bahwa Pemerintah
Daerah dapat melakukan penyertaan modal pada PD. Aneka Usaha
Kabupaten Nganjuk, jika jumlah yang akan disertakan telah ditetapkan
sebelumnya pada peraturan daerah pada tahun anggaran dan jika APBD
mengalami surplus yakni anggaran pendapatan daerah diperkirakan lebih besar
dari anggaran belanja daerah.

E. Analisis SWOT
1. Kekuatan
a. PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk tergolong perusahaan yang baik
dalam Pembangunan Daerah.
b. Potensi pertumbuhan kinerja cukup baik.
c. Pertumbuhan laba yang meningkat.
d. Memiliki nama dan citra perusahaan yang berkinerja baik.
e. Berkontrinusi pada PAD Kabupaten Nganjuk.

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 35
f. Potensi pasar dan usaha yang masih lebar akan dapat meningkatkan kinerja
perusahaan. Dilihat dari kepercayaan masyarakat dan kinerja yang baik,
akan mengubah citra perusahaan di masyarakat khususnya Kabupaten
Nganjuk, sehingga adanya potensi untuk meningkatkan pendapatan atau
profit.
g. Struktur Organisasi yang menunjang efektifitas operasional.

2. Kelemahan
a. Promosi yang masih perlu ditingkatkan terhadap sektor publik.
b. Kurangnya tenaga khusus promosi dan marketing.
c. Cakupan operasional bisnis belum berskala nasional.
d. Skala permodalan sebagian besar masih lingkup pemerintah.
e. Kontribusi masyarakat perlu dioptimalkan secara selektif, seperti kecepatan
dalam pelayanan.
f. Peningkatan infrastruktur, kerjasama dan jaringan perusahaan yang belum
memadai.
g. Kualitas SDM yang masih perlu ditingkatkan.
h. Produk, sarana dan prasarana perusahaan masih terbatas.
i. Program komputerisasi dan penggunaan jaringan komunikasi masih
terbatas.
3. Peluang
a. Penggunaan teknologi dalam pelayanan, teknologi berbasis komputerisasi
dan penggunaan jaringan komunikasi khusus untuk meningkatkan
pelayanan perusahaan.
b. Meningkatnya pendapatan masyarakat akan perusahaan, mengencarkan
promosi melalui media massa atau medsos untuk meningkatkan minat
masyarakat terhadap PDAU Kabupaten Nganjuk.
c. Perizinan yang mendukung dalam aspek hukum untuk perkembangan
perusahaan.

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 36
d. Potensi masyarakat yang besar di Jawa Timur khususnya Kabupaten
Nganjuk.
e. Kebijakan Pemerintah dan Pemerintah daerah yang mendukung.
f. Kondisi ekonomi nasional mulai menunjukan perbaikan dengan dibuktikan
oleh pertumbuhan ekonomi yang mulai positif pada beberapa tahun
terakhir.
g. Perhatian pemerintah terhadap kemajuan pengusaha kecil masih besar
dengan banyaknya bantuan dari pemerintah baik berupa dana maupun
manajemen
h. Potensi pasar di masyarakat masih banyak yang dapat digali.
i. Kepercayaan terhadap PDAU Kabupaten Nganjuk di masyarakat masih
cukup besar.
4. Ancaman
a. Revisi terhadap undang-undang penanaman modal Pemerintah daerah yang
berubah-ubah.
b. Ilmu pengetahuan dan teknologi dunia usaha dan pesaing lebih canggih dan
mutakhir.
c. Pendekatan dari perusahaan-perusahaan pesaing yang memberikan
keunggulan produk atau layanan prima.
d. Pengaruh keuangan global dan nasional yang dapat mempengaruhi sektor
dunia usaha.
e. Menurunkan daya beli masyarakat akibat pengaruh moneter dan kenaikan
harga BBM pada periode yang lalu dan saat ini masih terasa dan untuk
menaikkannya sangat tergantung pada perbaikan perekonomian.

F. Analisis Keuangan
Kinerja keuangan dapat diukur dengan keberhasilan suatu perusahaan
dalam mempertahankan kebijakan dividen yang menguntungkan sampai
perusahaan mampu menunjukkan adanya suatu kenaikan modal yang

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 37
stabil.Menurut Sucipto (2003) kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran
tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan
dalam menghasilkan laba.Menurut IAI (2007) kinerja keuangan adalah
kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan sumber daya yang
dimilikinya.
Menurut Horne (1998) kinerja kuangan adalah merupakan ukuran prestasi
perusahaan maka keuntungan adalah merupakan salah satu alat yang digunakan
oleh para manajer. Kinerja keuangan juga akan memberikan gambaran efisiensi
atas pengunaan dana mengenai hasil akan memperoleh keuntungan dapat dilihat
setelah membandingkan pendapatan bersih setelah pajak. Nitisemito (1995)
mengatakan bahwa kinerja keuangan merupakan kegiatan perusahaan yang
ditujukan untuk mendapatkan dan mengunakan modal dengan cara yang efektif
dan efisien. Menurut Sudarno, dkk (2010), kinerja keuangan adalah suatu kegiatan
yang dilakukan perusahaan dalam mengukur prestasi perusahaan dan
mengunakan modal secara efektif dan efisien demi tercapainya tujuan
perusahaan.Rasio Rentabilitas atau rasio Profitabilitas menggambarkan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari aset dan ekuitas yang
dimiliki oleh perusahaan.
Tabel 4.1 Indikator Kinerja Keuangan PDAU Tahun 2017-2018
Indikator Satuan Tahun Keterangan
2017 2018
RENTABILITAS
Return On Equity % -14,09 0,950 -7,52
Rasio Operasi % 50,70 35,90 43,3
LIKUIDITAS
Current Ratio % 50,00 24,00 37
Cash Ratio % 6,760 6,610 6,68
SOLVABILITAS
Debt to Asset Ratio % 0,60 0,29 0,24
Debt to Equity Ratio % 0,074 0,078 0,076
Sumber: Data diolah PDAU, 2019

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 38
Berdasarkan tabel 4.1. diketahui bahwa ROE perusahaan PD. Aneka Usaha
Kabupaten Nganjuk dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2018 rata-rata sebesar -
7,52%. ROE PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk negatif disebabkan karena
perusahaan ini mengalami kerugian.Berdasarkan tabel 4.1 dapat disimpulkan
bahwa perusahaan belum efisien dalam mengelola asetnya secara baik.Dilihat dari
rasio operasinya diketahui bahwa rata-rata rasio operasi selama 2 tahun sebesar
43,3%. Hal ini memperlihatkan bahwa biaya operasional PD. Aneka Usaha lebih
besar 0,43kali dibandingkan pendapatan operasionalnya. Hal ini memperlihatkan
bahwa PD. Aneka Usaha masih belum efisien dalam kegiatan operasionalnya.Jika
dilihat dari laporan laba rugi, biaya operasional terbesar adalah beban usaha. Hal ini
yang mungkin perlu menjadi perhatian bagi pihak manajemen PD. Aneka Usaha
dalam rangka memperbaiki kinerja keuangannya. Idealnya, rasio operasional
perusahaan sebesar 80%.Namun jika melihat dari trendnya, ada kecenderungan
PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk sudah melakukan perbaikan efisiensi kinerja.
Rasio likuiditas mencerminkan kemampuan perusahaan dalam melunasi
kewajiban jangka pendeknya.Berdasarkan tabel 4.1.diketahui bahwa rasio likuiditas
perusahaan dalam hal ini current ratio, cash ratio dan efektivitas penagihan. Pada
tahun 2017current ratio PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk sebesar 50% yang
berarti bahwa setiap Rp 1 kewajiban lancar perusahaan hanya dijamin oleh aktiva
lancar perusahaan sebesar Rp 0,50. Ini memperlihatkan bahwa kemampuan
perusahaan untuk membayar kewajibannya jangka pendeknya masih minim.
Demikian juga untuk tahun 2018, current rationya yaitu 24% yang berarti
bahwa perusahaan menjamin utang mereka dengan asset perusahaan sangat
minim.Rata-rata current ratio selama 2 tahun PD. Aneka Usaha sebesar
37%.Rendahnya nilai current ratio disebabkan karena utang jangka pendek
perusahaanbesar. Hal ini membuat perusahaan mempunyai kemampuan bayar
kewajiban jangka pendek yang tinggi.
Untuk cash ratio perusahaan dari tahun 2017 sampai dengan 2018 rata-
rata sebesar 6,68%, yang berarti bahwa setiap hutang lancar sebesar Rp 1 dijamin

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 39
oleh kas dan setara kas perusahaan sebesar Rp 0,067. Ini memperlihatkan bahwa
kemampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya jangka pendeknya baik.
Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka panjangnya. Indikator rasio solvabilitas ada dua yaitu Rasio
h utang terhadap aset dan r asio h utang terhadap modal (Ekuitas). Berdasarkan
tabel 4.1 dapat diketahui bahwa rata-rata rasio hutang terhadap aset dan rasio
hutang terhadap ekuitas selama 2 tahun adalah 0,24 persen dan 0,076 persen,
yang berarti bahwa hutang PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk sangat kecil yang
berarti bahwa sebagian besar aset PD. Aneka Usaha berasal dari modal sendiri.
Rata-rata modal sendiri berasal dari modal yang disetor dari Pemerintah Daerah
Kabupaten Nganjuk yaitu penyertaan modal daerah ke PD. Aneka Usaha.

BAB V
ANALISIS INVESTASI PENYERTAAN MODAL

A. Investasi Daerah
Kegiatan investasi atau penanaman modal telah diyakini oleh ahli ilmu
pengetahuan dan teknologi dapat menjadi pendorong terjadinya pertumbuhan di
berbagai bidang kehidupan masyarakat. Bahkan dengan adanya penambahan
investasi itu tidak hanya berpengaruh pada sektor ekonomi saja, namun juga pada
sektor-sektor yang lain. Secara teoritis maupun empiris, aktivitas penambahan
penanaman modal atau investasi memperlihatkan peran yang sangat penting
sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi daerah ataupun negara. Dampak/efek
pengganda (multiplier effect) yang ditimbulkan dari aktivitas penanaman modal
atau investasi memungkinkan terjadinya dorongan pertumbuhan ekonomi dari
kegiatan produktif baik sektor pertanian, industri maupun jasa-jasa dengan

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 40
masuknya investasi dalam mekanisme aliran uang dan barang dalam suatu sistem
perekonomian.
Aktivitas penambahan penanaman modal atau investasi berarti terjadi
peningkatan input (masukan) dalam sistem perekonomian sehinga akan
menghasilkan output (keluaran) lebih banyak, meningkatkan outcome (hasil)
berupa pemanfaatan sumberdaya secara optimal dan terjadinya dinamika dalam
proses pertukaran produksi antar daerah maupun lintas daerah. Benefit (Manfaat)
dari suatu kegiatan investasi atau penanaman modal dapat mendorong
peningkatan dan pengembangan perekonomian daerah dan impact (dampak)
investasi itu pada ujungnya akan terjadi peningkatan pendapatan masyarakat
sehingga secara akumulatif akan menambah kesejahteraan masyarakat.
Peran penanaman modal atau investasi sebagai sumber penggerak dan
pertumbuhan ekonomi menjadi semakin signifikan di saat globalisasi melanda
dunia seperti yang terjadi saat ini. Dengan dukungan perkembangan teknologi
transportasi dan informasi, globalisasi mendorong cepatnya pergerakan barang
dan perpindahan modal antar daerah serta mobilitas sumberdaya (bahan mentah,
barang modal dan tenaga kerja) yang semakin mudah dan murah. Perdagangan
dan investasi dapat menjadi pendorong roda ekonomi daerah dan meningkatkan
kesejahteraan para pelakunya ketika semua pihak mendapat keuntungan ( gain)
maksimal dari perdagangan tersebut.
Dalam situasi semacam ini, pengusaha mendapat profit yang memadai
untuk melakukan pemupukan dan penumpukan modal, meningkatkan
produktivitas, meningkatkan kesejahteraan pekerja dan melakukan ekspansi
usaha. Bagi pengusaha dengan skala mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang
jumlahnya banyak, kondisi seperti di atas sangatlah diharapkan agar
keberadaannya dapat memacu produktivitas mereka dan kemudian akan
meningkatkan kontribusi mereka pada pertumbuhan ekonomi daerah melalui
penciptaan lapangan kerja, peningkatan upah dan peningkatan kontribusi
terhadap PDRB.

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 41
Potensi penanaman modal atau investasi sebagai penggerak
perekonomian daerah tidak hanya dilihat dari sisi bagaimana arus barang dan jasa
diperdagangkan, namun juga harus dilihat dari termanfaatkannya potensi
sumberdaya alam serta pemberdayaan asset Pemerintah yang ada di suatu
daerah serta bergeraknya sistem perekonomian pada semua lapisan wilayah di
daerah tersebut.
Dalam melaksanakan fungsi pelayanan masyarakat, pemerintah daerah
dihadapkan pada masalah pengambilan keputusan investasi publik. Keputusan
investasi publik diperlukan untuk mendukung pelaksanaan program, kegiatan dan
fungsi yang menjadi prioritas kebijakan. Pengeluaran untuk investasi publik harus
mendapat perhatian yang lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran rutin,
karena pengeluaran investasi/modal memiliki efek jangka panjang, sedangkan
pengeluaran rutin lebih berdampak jangka pendek. Kesalahan dalam melakukan
pengambilan keputusan investasi tidak saja akan berdampak pada anggaran tahun
berjalan, namun akan membebani anggaran tahun-tahun berikutnya.
Investasi publik memiliki kaitan yang erat dengan penganggaran belanja
modal/investasi. Penganggaran belanja modal/investasi merupakan proses untuk
menganalisis proyek-proyek dan memutuskan apakah proyek tersebut dapat
diakomodasi oleh anggaran belanja modal/investasi. Untuk memberikan
mekanisme dalam mengatur proyek investasi publik secara lebih efektif dan
efisien, perlu dilakukan analisis investasi secara mendalam. Analisis investasi
berhubungan erat dengan penganggaran fungsional, alokasi sumber dana, dan
praktik manajemen keuangan di sektor publik.
Fokus perhatian program investasi di sektor publik ditujukan untuk
mengintegrasikan kebijakan dengan pengeluaran manajemen. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam program investasi di sektor publik adalah:
1. Memastikan bahwa program investasi publik yang diajukan merupakan program
yang komprehensif.
2. Memperkirakan pengeluaran yang dibutuhkan di masa yang akan datang.
3. Mengevaluasi relevansi proyek-proyek yang ada.

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 42
4. Mengembangkan analisis dan perencanaan untuk pengeluaran investasi dan
pengeluaran rutin.
Sebelum diambil keputusan untuk melakukan investasi atau penanaman
modal, pemerintah daerah terlebih dahulu perlu menentukan kebutuhan investasi
yang diperlukan. Untuk menentukan kebutuhan investasi perlu dilakukan evaluasi
yang mencakup:
1. Inventarisasi investasi.
2. Inventarisasi investasi memuat daftar nama dan jenis investasi, nilai investasi,
kondisi barang modal yang saat ini ada, apakah baik ataukah buruk.
3. Cakupan layanan dengan tingkat investasi yang sekarang ada.
4. Tambahan cakupan layanan yang dibutuhkan saat ini dan masa yang akan
datang.
5. Inventarisasi kebutuhan investasi.
6. Evaluasi kelayakan investasi.
7. Kriteria kelayakan investasi meliputi aspek-aspek teknis, sosial-budaya,
ekonomi, finansial dan sebagainya.
Sektor publik sering dinilai sebagai pusat inefisiensi, pemborosan, sumber
kebocoran dana, dan institusi yang selalu merugi. Penilaian semacam itu perlu
mendapatkan perhatian karena pertanggungjawaban yang dikehendaki
masyarakat meliputi sejauhmana pelaksanaan v alue for money pada setiap
kegiatan yang dilakukan pemerintah baik pusat maupun daerah. Value for money
yang dimaksudkan adalah kriteria pokok yang mendasari pelaksanaan manajemen
publik dewasa ini yaitu mencakup: ekonomis (hemat, cermat) dalam pengadaan
dan alokasi sumber daya, efisiensi (berdaya guna) dalam penggunaan sumber
daya dalam arti penggunaannya diminimalkan dan hasilnya dimaksimalkan
(maximizing benefits and minimizing costs ), dan efektif (berhasil guna) dalam arti
mencapai tujuan dan sasaran.
Jadi indikator value for money dibedakan menjadi dua bagian yaitu: (1)
indikator alokasi biaya (ekonomi dan efisiensi), dan (2) indikator kualitas
pelayanan (efektivitas). Kedua bagian indikator value for money itu merupakan

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 43
indikator kinerja yang berperanan untuk menyediakan informasi sebagai
pertimbangan dalam pengambilan keputusan manajemen publik. Indikator
dimaksud dapat dimanfaatkan oleh pihak internal (Pemerintah Daerah) maupun
eksternal. Pemerintah Daerah menggunakan indikator kinerja itu untuk
meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan kepada masyarakat serta efisiensi
biaya.
Ekonomi (baca: ekonomis) adalah bagaimana memperoleh input dengan
kualitas dan kuantitas tertentu pada tingkat harga yang terendah, dalam arti
sejauh mana organisasi sektor publik dapat meminimalisir sumber-sumber input
yang digunakan yaitu menghindari pengeluaran yang tidak produktif dan boros.
Efisiensi berupa pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu atau
penggunaan input yang terendah untuk mencapai output tertentu. Efektivitas
adalah tingkat pencapaian hasil program (outcome) dengan target yang telah
ditetapkan, yaitu perbandingan antara outcome dengan output. Keadilan mengacu
pada adanya kesempatan sosial ( social opportunity) yang sama untuk
mendapatkan pelayanan publik yang berkualitas dan memenuhi kesejahteraan
ekonomi. Pemerataan memiliki arti bahwa penggunaan uang publik tidak hanya
terkonsentrasi pada kelompok tertentu saja, melainkan dilakukan secara merata
tanpa memandang golongan, jenis kelamin, status sosial, suku/ ethnis, dan
agama.
Value for money dapat tercapai bila organisasi telah menggunakan biaya
input yang paling kecil untuk mencapai output yang optimal dalam rangka
mencapai tujuan organisasi. Penerapan konsep value for money pada organisasi
sektor publik memiliki manfaat antara lain:
1. Meningkatkan efektivitas pelayanan publik (tepat sasaran);
2. Meningkatkan mutu pelayanan publik;
3. Menurunkan biaya pelayanan publik karena hilangnya inefisiensi dan terjadinya
penghematan dalam penggunaan input;
4. Alokasi belanja yang lebih berorientasi pada kepentingan publik;

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 44
5. Meningkatkan kesadaran akan pembiayaan dengan menggunakan uang publik
(public cost awareness) sebagai akar pelaksanaan akuntabilitas publik.
Pengadaan sebuah kegiatan atau proyek pasti diikuti dengan anggaran
belanja untuk merealisasikan proyek tersebut. Pada sektor publik rencana
anggaran dipublikasikan kepada publik secara terbuka untuk dikritisi dan
didiskusikan. Pengertian publik di sini terkait dengan stakeholder organisasi yang
terdiri dari stakeholder internal dan eksternal.

B. Investasi Penyertaan Modal pada PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk.

Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk memiliki otonomi daerah yang


dapat digunakan secara maksimal untuk mendatangkan pendapatan guna
memenuhi kebutuhan masyarakat dan mengembangkan Kabupaten
Nganjuk.Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk dapat melakukan investasi
jangka pendek dan jangka panjang.Karakteristik investasi jangka pendek yang
diperbolehkan untuk Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk adalah investasi yang
dapat segera dicairkan dan ditujukan dalam rangka manajemen kas, serta berisiko
rendah.
Penempatan dan penyertaan modal pada PD. Aneka Usaha Kabupaten
Nganjuksangat disarankan dan berpotensi karena perusahaan tersebut
berkategori sehat dan memenuhi regulasi untuk penyertaan Modal Daerah.Untuk
investasi jangka panjang, Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk hanya dapat
melakukan investasi jangka panjang yang bersifat sebagai investasi antara lain
kerjasama daerah dengan pihak ketiga dalam bentuk
penggunausahaan/pemanfaatan asset daerah, atau penyertaan modal daerah.
Bahwa secara analisis kelembagaan, SWOT dan keuangan penyertaan
modal dari Pemerintah Kabupaten Nganjuk kepada PD. Aneka Usaha Kabupaten
Nganjuk adalah layak serta sesuai dengan aspek-aspek lain yang disyaratkan
sehingga hasil dari kajian ini mengimplementasikan penyertaan modal PD. Aneka

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 45
Usaha Kabupaten Nganjuk untuk dilaksanakan dan diwujudkan dengan regulasi di
Peraturan Daerah Kabupaten Nganjuk sesuai dengan kemanfaatan, pertumbuhan
ekonomi dan peningkatan PAD setempat.

Tabel 5.1 Rekapitulasi Penyertaan Modal Pemerintah Kabupaten


Nganjuk Tahun 2021 s.d 2025

Sumber
No 2021 2022 2023 2024 2025
dana
1. APBD 10.000.000.000 20.000.000.000 30.000.000.000 15.000.000.000 5.000.000.000
2. PDAU
Jumlah 10.000.000.000 20.000.000.000 30.000.000.000 15.000.000.000 5.000.000.000
Jumlah
80.000.000.000
Total
Sumber: Data PDAU, 2020

Dari tabel diatas bahwa direncanakan penyertaan modal dari Pemerintah


Kabupaten Nganjuk kepada PD. Aneka Usaha adalah Rp.80.000.000.000,00
dengan rentang waktu 2021-2025 dengan per tahunnya seperti diatas yaitu 2021
(Rp.10 milyar), 2022 (Rp.20 Milyar), 2023 (Rp.30 Milyar), 2024 (Rp.15
Milyar) dan 2025 (Rp.5 Milyar). Rekapitulasi sebagaimana Tabel diatas
secara total dari APBD Kabupaten Nganjuk, sementara dari PDAU sendiri masih
belum ada.
Bahwa secara analisis kelembagaan, SWOT dan keuangan penyertaan
modal dari Pemerintah Kabupaten Nganjuk kepada PD. Aneka Usaha Kabupaten
Nganjuk adalah layak serta sesuai dengan aspek-aspek lain yang disyaratkan
sehingga hasil dari kajian ini mengimplementasikan penyertaan modal PD. Aneka
Usaha Kabupaten Nganjuk untuk dilaksanakan dan diwujudkan dengan regulasi di
Peraturan Daerah Kabupaten Nganjuk sesuai dengan kemanfaatan, pertumbuhan
ekonomi dan peningkatan PAD setempat.
Pembiayaan Daerah merupakan transaksi keuangan untuk menutup defisit
anggaran ataupun memanfaatkan surplus anggaran yang terjadi apabila adanya

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 46
selisih (gap) antara pendapatan daerah dan belanja daerah. Dalam
perkembangannya, Pembiayaan Daerah dimanfaatkan pula untuk menjalankan
proyek penugasan Pemerintah Daerah kepada BUMD, utamanya untuk
pembangunan infrastruktur. Seperti di Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk
yaitu penyertaan modal pada PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk.
Penyertaan Modal Daerah sebagai salah satu instrumen yang dapat
dimanfaatkan oleh Pemerintah Kabupaten Nganjuk dalam meningkatkan
pertumbuhan perekonomian daerah tanpa tergantung sepenuhnya pada APBD.
Selain itu, dengan penyertaan modal diharapkan mampu memenuhi tujuan dalam
penyertaan modal sesuai dengan amanah perundang-undangan, mampu
membantu membuka lapangan kerja melalui pembangunan infrastruktur dan
sarana prasarana (hotel, apotek, perkebunan dan kantor induk PD. Aneka Usaha
Pemerintah Kabupaten Nganjuk) serta mampu meningkatkan daya saing daerah
dengan ketersediaan infrastruktur yang memadai.
Penyertaan modal daerah ini terutama untuk perbaikan dan renovasi
infrastruktur juga dapat menjadi salah satu instrumen dalam peningkatan
penerapan tata kelola perusahaan dan pemerintahan yang baik, yang meliputi
transparansi, akuntabilitas, dan disiplin dalam pengelolaan keuangan perusahaan
daerah maupun Pemerintah Daerah, yaitu di antaranya: (1) kegiatan sebagai
investasi prasarana dan/atau sarana dalam rangka penyediaan pelayanan publik
yang menghasilkan penerimaan (revenue bond). Ke depan, diharapkan bisa
dimanfaatkan untuk investasi prasarana dan/atau sarana yang tidak menghasilkan
penerimaan (general bond) sepanjang diatur dalam peraturan perundang-
undangan; (2) sesuai dengan dokumen perencanaan daerah; dan (3) kegiatan
baru atau pengembangan kegiatan yang sudah ada berupa perbaikan kualitas dan
tata kelola PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk.

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 47
C. Analisis Rasio Kelayakan Penyertaan Modal pada PD. Aneka Usaha
Kabupaten Nganjuk
Tujuan utama dalam penyertaan modal pemerintah daerah ini dari investasi
adalah memperoleh keuntungan atau tingkat pengembalian yang tinggi. Dalam hal
ini, tidak ada investor yang mau mengalami kerugian bahkan kehilangan modal
yang telah ditanamkan atau disertakan pada instrumen tertentu. Agar tidak
mengalami kesalahan dalam mengambil keputusan investasi, bagi investor harus
melakukan analisis kelayakan investasi.
Kelayakan investasi tidak bisa dinilai hanya berdasarkan dari asumsi atau
keyakinan, tetapi harus dianalisis secara mendalam dari berbagai aspek. Artinya,
investor tidak mengetahui secara jelas penanaman modal yang dilakukannya
tersebut menguntungkan atau tidak. Untuk menilai kelayakan suatu investasi,
setidaknya terdapat 4 (empat) metode yang bisa dilakukan, yaitu:

1. Net Present Value (NPV)


Kelayakan investasi dengan metode Net Present Value (NPV) dinilai dari
keuntungan bersih yang diperoleh di akhir pengerjaan suatu proyek atau investasi.
Keuntungan bersih tersebut dihitung dari selisih nilai sekarang investasi dengan
aliran kas bersih yang diharapkan dari proyek atau investasi di masa yang akan
datang atau pada periode tertentu. Penilaian kelayakan investasi dengan
pendekatan NPV ini merupakan metode kuantitatif yang mampu menunjukkan
layak tidaknya suatu proyek atau investasi. Perhitungan NPV dirumuskan sebagai
berikut:

NPV = ΣPVt – A0
NPV = (PV1 + PV2 + …) – A0
PV = NCF x Discount factor
Discount factor = 1/(1+r)t

Keterangan:

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 48
NPV = Net Present Value
PV = Present Value
NCF = aliran kas
A0 = investasi yang dikeluarkan pada awal tahun
r = biaya modal
t = periode waktu investasi/proyek
Pengambilan keputusan investasi dalam metode ini menggunakan asumsi sebagai
berikut:
 Jika NPV0 > NPV1, maka investasi atau proyek dinilai tidak layak karena
berisiko mengalami kerugian.
 Jika NPV0 < NPV1, maka investasi atau proyek dinilai layak karena
berpotensi menghasilkan keuntungan.
 Jika NPV0 = NPV1, maka investasi atau proyek dinilai tidak layak karena
tidak menghasilkan keuntungan.

2. Payback Period (PBP)
Jika NPV mengukur investasi dari profitabilitasnya, metode Payback
Period mengukur kecepatan pengembalian investasi. Oleh sebab itu, satuan
ukuran yang dihasilkan bukan dalam bentuk persentase ataupun rupiah,
melainkan waktu. Jika nilai PBP lebih cepat atau singkat dari yang disyaratkan,
artinya investasi memiliki kelayakan. Sebaliknya, apabila nilai PBP lebih lambat
atau lama berarti mengindikasikan tidak layaknya suatu investasi. Formula untuk
menghitung nilai PBP sebagai berikut.
 Jika arus kas per tahun sama jumlahnya
PBP = (investasi awal/arus kas) x 1 tahun
 Jika arus kas per tahun berbeda jumlahnya
PBP = n + (a – b/c – b) x 1 tahun

Keterangan:

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 49
n = tahun terakhir dimana jumlah arus kas belum menutup investasi awal
a = jumlah investasi awal
b = jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n
c = jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n+1

3. Profitability Index (PI)
Sesuai dengan namanya, metode ini mengukur layak tidaknya suatu
investasi dari indeks keuntungannya dengan membandingkan antara nilai
sekarang seluruh penerimaan kas bersih dengan nilai sekarang investasi. Suatu
investasi disebut layak menurut metode ini apabila nilai PI lebih besar dari 1,
karena dinilai menguntungkan. Sebaliknya, jika nilai PI lebih kecil dari 1, artinya
tidak menguntungkan sehingga investasi tersebut tidak layak. Formulasi
perhitungan nilai PI yaitu:
PI = PV/I
Keterangan:
PI = Profitability Index
PV = Present Value (nilai sekarang seluruh penerimaan kas bersih)
I = Investasi

4. Internal Rate of Return (IRR)


Metode Internal Rate of Return (IRR) mengukur kelayakan suatu investasi
berdasarkan tingkat suku bunga yang dapat menjadikan jumlah nilai sekarang
keuntungan yang diharapkan sama dengan jumlah nilai sekarang dari biaya modal
(NPV = 0). Dalam metode ini, time value of money telah diperhitungkan sehingga
arus kas yang diterima telah didiskontokan atas dasar biaya modal atau tingkat
bunga yang diterapkan.
Untuk menghitung nilai IRR harus dilakukan dengan cara trial and error
atau menggunakan tabel tingkat bunga. Formula perhitungan IRR sebagai berikut.
IRR = R1 + (PV1 – PV0/PV1 – PV2) x (R1 – R2)

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 50
Keterangan:
IRR = Internal Rate of Return
R1 = tingkat bunga pertama
R2 = tingkat bunga kedua
PV = Present Value
Pengambilan keputusan investasi berdasarkan metode IRR menggunakan
asumsi sebagai berikut:
1. Suatu investasi dikatakan layak, jika nilai IRR yang dihasilkan lebih besar dari
tingkat bunga yang diterapkan.
2. Suatu investasi dikatakan tidak layak, jika nilai IRR yang dihasilkan lebih kecil
dari tingkat bunga yang diterapkan.
Dengan menganalisis kelayakan investasi, investor dapat mengetahui
secara jelas prospek dari proyek atau investasi tersebut, apakah menguntungkan
atau tidak. Secara lebih lanjut, tindakan penanaman modal pada suatu proyek
yang menguntungkan bisa memberikan tingkat pengembalian yang diharapkan di
masa yang akan datang.
Dari hasil perhitungan rasio yang didapat dari PD. Aneka Usaha Daerah
khususnya Minerba dan Pengelolaan Kawasan Industri dengan tambahan
penyertaan modal Rp. 80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah)
penambahan ini terkait dengan holding company beserta unit usahanya meliputi
perhotelan, travel, pariwisata, pertambangan, gudang penyangga/komoditi,
persewaan alat berat, KING, developer, perkebunan dan pertanian, dengan
pembagian rincian tiap tahun adalah sebagai berikut:

Tabel 5.2 Rekapitulasi Penyertaan Modal Pemerintah Kabupaten


Nganjuk Tahun 2021 s.d 2025

No Sumber 2021 2022 2023 2024 2025


dana
1. APBD 10.000.000.000 20.000.000.000 30.000.000.000 15.000.000.000 5.000.000.000
2. PDAU
Jumlah 10.000.000.000 20.000.000.000 30.000.000.000 15.000.000.000 5.000.000.000
Jumlah 80.000.000.000

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 51
Total
Sumber: Data PDAU, 2020

1. Perhitungan NPV
Berdasarkan discount rate rata-rata yang diambil 10% (sepuluh persen) dengan
lama penyertaan modal selama 5 (lima) tahun sebagai berikut:
Tabel 5.3 Perhitungan NPV
No. Cash Flow (Rp) 10%. PV Jumlah
1. 10.000.000.000,00 0,90 9.000.000.000,00
2. 20.000.000.000,00 0,82 16.400.000.000,00
3. 30.000.000.000,00 0,77 23.100.000.000,00
4. 15.000.000.000,00 0,68 10.200.000.000,00
5. 5.000.000.000,00 0,63 3.150.000.000,00
Total PV 61.850.000.000,00
Investasi Awal 8.620.053.788,00
NPV 53.229.946.212,00
Sumber: Data diolah, 2020
Dari tabel 5.3 diatas didapatkan hasil, jika NPV0 > NPV1 yaitu
61.850.000.000 > 8.620.053.788 dan bernilai positive 53.229.946.212,
maka investasi atau proyek dinilai layak karena akan mengalami keuntungan
perusahaan. Net Present Value (NPV) dengan discount factor 10 persen
didapatkan nilai sebesar Rp. 53.229.946.212,00. Rule of Thumb untuk NPV
adalah NPV > 0, sehingga dengan nilai NPV sebesar Rp. 53.229.946.212,00 di
atas dapat diartikan bahwa kegiatan penyertaan modal Pemerintah Kabupaten
Nganjuk kepada PD. Aneka Usaha dinyatakan layak untuk dilaksanakan (GO).

2. Perhitungan PBP
Rule of Thumb untuk PBP adalah PBP < umur ekonomis proyek,
sehingga dengan nilai PBP di atas dapat diartikan bahwa kegiatan penyertaan
modal Pemerintah Kabupaten Nganjuk kepada PD. Aneka Usaha dinyatakan
layak untuk dilaksanakan (GO). Dalam hal ini PBP investasi adalah
61.850.000.000,00/53.229.946.212,00 x 1 tahun = 1,16 tahun (1
tahun, 2 bulan) atau 14 bulan.

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 52
3. Perhitungan PI
Dalam hal ini PI yang diperoleh adalah
61.850.000.000,00/8.620.053.788,00 = 7,18. Suatu investasi disebut
layak menurut metode ini apabila nilai PI lebih besar dari 1, karena dinilai
menguntungkan. Sebaliknya, jika nilai PI lebih kecil dari 1, artinya tidak
menguntungkan sehingga investasi tersebut tidak layak. Dalam hal ini nilai
PI adalah 7,18 maka penyertaan modal dalam investasi ini layak.
Profitability Indekx (PI) sebesar 7,18%. Rule of Thumb untuk PI
adalah PI > 1, sehingga dengan nilai PI sebesar 7,18% di atas dapat diartikan
bahwa kegiatan penyertaan modal Pemerintah Kabupaten Nganjuk kepada PD.
Aneka Usaha dinyatakan layak untuk dilaksanakan (GO).
4. Perhitungan IRR
Berdasarkan data discount rate yang digunakan 10% (sepuluh
persen), maka didapat estimasi 5 tahun sebagai berikut:
Tabel 5.4 Perhitungan NPV Positif
No. Cash Flow (Rp) 10%. PV Jumlah
1. 10.000.000.000,00 0,90 9.000.000.000,00
2. 20.000.000.000,00 0,82 16.400.000.000,00
3. 30.000.000.000,00 0,77 23.100.000.000,00
4. 15.000.000.000,00 0,68 10.200.000.000,00
5. 5.000.000.000,00 0,63 3.150.000.000,00
Total PV 61.850.000.000,00
Investasi Awal 8.620.053.788,00
NPV 53.229.946.212,00
Sumber: Data diolah, 2020
Berdasarkan data discount rate yang digunakan 250% (dua ratus lima
puluh persen), maka didapat estimasi 5 tahun sebagai berikut:
Tabel 5.5 Perhitungan NPV Negatif

No. Cash Flow (Rp) 250%. PV Jumlah


1. 10.000.000.000,00 0,28 2.800.000.000,00
2. 20.000.000.000,00 0,08 1.600.000.000,00
3. 30.000.000.000,00 0,02 600.000.000,00
4. 15.000.000.000,00 0,00 0,00
5. 5.000.000.000,00 0,00 0,00

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 53
Total PV 5.000.000.000,00
Investasi Awal 8.620.053.788,00
NPV (3.620.053.788,00)
Sumber: Data diolah, 2020

Dari kedua Tabel diatas maka bisa dihitung interpolasi IRR sebagai berikut:

Tabel 5.6 Interpolasi IRR


Selisih Bunga % Selisih PV Selisih PV dengan OI
10 61.850.000.000,00 61.850.000.000,00
250 5.000.000.000,00 8.620.053.788,00
240 56.850.000.000,00 53.199.946.212,00
IRR 0,10 + (53.199.946.212: 2,48 atau 248%
56.850.000.000) X 2,40
Sumber: Data diolah, 2020

Pengambilan keputusan investasi berdasarkan metode IRR adalah investasi


dikatakan layak, jika nilai IRR yang dihasilkan lebih kecil dari tingkat bunga
yang diterapkan, sebagaimana 248% > 10%, sebagaimana perhitungan diatas.
Internal Rate of Return (IRR) sebesar 248%. Rule of Thumb untuk IRR adalah
IRR > DF (10 persen), sehingga dengan nilai IRR sebesar 248% di atas dapat
diartikan bahwa kegiatan penyertaan modal Pemerintah Kabupaten Nganjuk, Jawa
Timur kepada PD. Aneka Usaha dinyatakan layak untuk dilaksanakan (GO).

Tabel 5.7 Rekapitulasi Rasio Kelayakan Investasi Minerba dan


Pengelolaan Kawasan Industri

No. Rasio Hasil Keterangaan

1. NPV Jika NPV0 > NPV1 yaitu Layak


61.850.000.000 > 8.620.053.788 dan
bernilai positive 53.229.946.212, maka
investasi atau proyek dinilai layak karena
akan mengalami keuntungan
perusahaan.

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 54
2. PBP Dalam hal ini PBP investasi adalah Layak
61.850.000.000 : 53.229.946.212 x 1
tahun = 1,16 tahun (1 tahun, 2
bulan) atau 14 bulan.
3. PI Profitability Indekx (PI) sebesar 7,18%. Layak
Rule of Thumb untuk PI adalah PI > 1,
sehingga dengan nilai PI sebesar 7,18%
di atas dapat diartikan bahwa kegiatan
penyertaan modal Pemerintah Kabupaten
Nganjuk kepada PD. Aneka Usaha
dinyatakan layak untuk
dilaksanakan (GO).
4. IRR Jika nilai IRR yang dihasilkan lebih kecil Layak
dari tingkat bunga yang diterapkan,
sebagaimana 248% > 10%,
sebagaimana perhitungan diatas. Internal
Rate of Return (IRR) sebesar 248%.
Rule of Thumb untuk IRR adalah IRR >
DF (10 persen), sehingga dengan nilai
IRR sebesar 248% di atas dapat
diartikan bahwa kegiatan penyertaan
modal Pemerintah Kabupaten Nganjuk,
Jawa Timur kepada PD. Aneka Usaha
dinyatakan layak untuk dilaksanakan
(GO).
Sumber: Data diolah, 2020

Dengan demikian berdasarkan aspek keuangan yang dinilai dari indicator


kelayakan investasi (NPV, IRR, PI, dan PBP), kegiatan Penyertaan Modal
Pemerintah Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur kepada PD. Aneka Usaha ini layak
untuk dilaksanakan (GO).

Tabel 5.8 Simpulan Kelayakan Investasi Minerba dan Pengelolaan


Kawasan Industri

No. Rasio Hasil Keterangaan

1. NPV, IRR,PI Memenuhi Kegiatan Penyertaan Modal

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 55
dan PBP Syarat dan Pemerintah Kabupaten Nganjuk,
Layak Jawa Timur kepada PD. Aneka
Usaha ini layak untuk
dilaksanakan (GO).
Sumber: Data diolah, 2020

BAB VI
PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan analisis didepan dan dengan melihat adanya otonomi daerah


yang diberikan Pemerintah Daerah dapat memanfaatkan otonomi daerah dengan

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 56
tetap melihat peraturan (undang-undang) yang ada dan potensi berkaitan dengan
hasil kegiatan tersebut, bisa diambil simpulan bahwa:

1. Diperlukan penguatan modal atau penyertaan modal pada PD. Aneka


Usaha Kabupaten Nganjuk, dari Pemerintah Daerah selama untuk
meningkatkan kinerja dengan nilai atau nominal sesuai dengan pertimbangan
dan roadmap modal dengan disetujui antara Pemerintah Daerah dan DPRD,
selain itu berdasarkan Pasal 3 Permendagri Nomor 52 Tahun 2012 tentang
Pedoman Pengelolaan Investasi Pemerintah Daerah, bahwa Investasi
pemerintah daerah bertujuan untuk: (a). meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan perekonomian daerah; (b). meningkatkan
pendapatan daerah; dan (c). meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Penyertaan modal pemerintah daerah pada PD. Aneka Usaha
Kabupaten Nganjuk perlu dibentuk dengan Peraturan Daerah, secara
perundang-undangan perlu dibentuk Peraturan Daerah untuk penyertaan
modal tersebut setelah melalui tahapan pembentukan peraturan
perundang-undangan secara ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan
secara komprehensif.
2. Besaran penyertaan modal yang direncanakan Pemerintah Kabupaten Nganjuk
pada PD. Aneka Usaha adalah sebagai berikut:
Sumber
No 2021 2022 2023 2024 2025
dana
1. APBD 10.000.000.000 20.000.000.000 30.000.000.000 15.000.000.000 5.000.000.000
2. PDAU
10.000.000.00 20.000.000.00 30.000.000.00 15.000.000.00 5.000.000.00
Jumlah
0 0 0 0 0
Jumlah
80.000.000.000
Total
Sumber: Data PDAU, 2020
Untuk analisis kelayakan investasi secara umum pada PD. Aneka Usaha dari hasil
perhitungan adalah sebagai berikut:
No. Rasio Hasil Keterangaan

1. NPV, IRR,PI Memenuhi Kegiatan Penyertaan Modal


dan PBP Syarat dan Pemerintah Kabupaten Nganjuk,

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 57
Layak Jawa Timur kepada PD. Aneka
Usaha ini layak untuk
dilaksanakan (GO).
Sumber: Data diolah, 2020

3. Dasar pertimbangan pembentukan Peraturan Daerah tentang Penyertaan


Modal PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk, adalah setelah dilakukan
analisis secara kelembagaan, tingkat SWOT dan kinerja adalah layak
dengan pertimbangan untuk meningkatkan kinerja PD. Aneka Usaha
Kabupaten Nganjuk agar lebih baik dari tahun ke tahun. Sasaran utama
disertakannya modal pada PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk adalah untuk
membantu peningkatan kinerja dan produktivitas, yaitu berdasarkan
Pasal 81 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 Tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah, disebutkan bahwa
penyertaan modal pemerintah daerah atas barang milik daerah dilakukan
dalam rangka pendirian, pengembangan dan peningkatan kinerja badan usaha
milik negara/daerah atau badan hukum lainnya yang dimiliki oleh pemerintah
dan swasta.

B. Rekomendasi

1. Perlu adanya payung hukum berkaitan dengan penyertaan modal Pemerintah


Daerah sebagai upaya peningkatan kinerja dan produktivitas PD. Aneka Usaha
Kabupaten Nganjuk yaitu penyertaan modal pemerintah daerah dapat
dilaksanakan apabila jumlah yang akan disertakan dalam tahun anggaran
berkenaan telah ditetapkan dalam peraturan daerah tentang penyertaan modal
daerah berkenaan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 tahun
2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Dalam Pasal 75 dinyatakan
“Penyertaan modal pemerintah daerah dapat dilaksanakan apabila
jumlah yang akan disertakan dalam tahun anggaran berkenaan telah

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 58
ditetapkan dalam peraturan daerah tentang penyertaan modal daerah
berkenaan”. Pasal 41 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
2004 tentang Perbendaharaan Negara dinyatakan “Penyertaan modal
pemerintah daerah pada perusahaan negara/daerah/swasta
ditetapkan dengan peraturan daerah”.
2. Restrukturisasi dalam penyertaan modal perlu dilanjutkan khususnya dibidang
keuangan guna dapat mendukung pengembangan struktur usaha dan sektor
kegiatan usaha yang masih punya peluang dan potensi untuk berkembang
melalui penambahan modal disetor dari Pemerintah Daerah sebagai pemilik
mayoritas modal PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk. Penambahan modal
disetor tersebut dapat dilakukan berupa pemindatanganan barang milik daerah
yang disertakan sebagai penambahan penyertaan modal pemerintah daerah
maupun dalam bentuk tunai melalui dana APBD.

C. Saran

1. Dalam rangka mewujudkan pertumbuhan ekonomi dan kegiatan pembangunan


daerah lainnya; dan memberikan kepastian hukum dalam penyelenggaraan
penyertaan modal pemerintah daerah ke PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk
segera disusun atau dibentuk:
a. Peraturan Daerah Kabupaten Nganjuk tentang Penyertaan Modal
Pemerintah Daerah kepada PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk; dan
b. Peraturan Bupati Kabupaten Nganjuk tentang Pelaksanaan Peraturan
Daerah Kabupaten Nganjuk tentang Penyertaan Modal Pemerintah Daerah
kepada PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk;.
2. Untuk menghasilkan dokumen Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten
Nganjuk tentang Penyertaan Modal Pemerintah Daerah kepada PD. Aneka
Usaha Kabupaten Nganjuk; yang aspiratif dan partisipatif serta implementatif,
maka penyusunan Peraturan Daerah tentang Penyertaan Modal Pemerintah

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 59
Daerah kepada PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk; perlu memperhatikan
pertumbuhan ekonomi, kinerja keuangan, norma sosial, nilai-nilai budaya dan
kearifan lokal serta melibatkan secara aktif berbagai pihak terkait antara lain:
Pengusaha, Pemerhati masalah sector usaha dan perdagangan, bisnis, OPD
(Organisasi Perangkat Daerah) terkait di Pemerintah Kabupaten Nganjuk, dan
Stakeholders terkait lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2017. Corporate Plan DATA PDAU Kabupaten Nganjuk. Periode 2017
– 2021. DATA PDAU Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 60
Anonim, 2018. Laporan Auditor Independen. KAP Basri Hardjosumarto, Surabaya.
BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Timur, 2019. Laporan Evaluasi Kinerja DATA
PDAU Kabupaten Nganjuk Tahun Buku 2018. Jawa Timur.
BPS. 2018. Kabupaten Nganjuk dalam Angka 2018. BPS, Nganjuk.
Choerudin, Achmad. 2016. Laporan Akhir Penyertaan Modal Pemerintah
Kabupaten Sragen pada BUMD-BUMD di Sragen, Jawa Tengah.
Choerudin, Achmad dan Kusumastuti, Dora, 2018. Kajian Strategis Penyertaan
Modal Pemerintah Daerah pada BUMD Perbankan. ISBN 978-623-7599-
03-6, Surakarta.
Eboli, L., and G.Mazzulla. 2008b. Willingness-to-Pay of Public Transport Users
for Improvement in Service Quality. European Transport 38: 107-118.
Hill N., G. Brierley, and R. MacDougall. 2003. How to Measure Customer
Satisfaction. Gower Publishing, Hampshire.

Kotler, P. 2003. Manajemen Pemasaran: Analisis Perencanaan, Implementasi


dan Kontrol. Edisi Bahasa Indonesia Jilid I. Pearson Education Asia. PT
Prenhalindo. Jakarta
Supranto, J. 2001. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk
Menaikkan Pangsa Pasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Tjiptono, Fandy 2000, Pemasaran Jasa, Penerbit: Andi offset, Yogyakarta
Tjiptono, F. dan Chandra, G. 2011. Service, Quality, Satisfaction. Edisi 3.
Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta.

Peraturan Perundang-undangan

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 61
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4400);
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4438);
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4724);
6. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4756);
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 62
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4593);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2007 tentang Investasi Pemerintah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 24, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4698);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4516).

Laporan Akhir- PD. Aneka Usaha Kabupaten Nganjuk Finalisasi 2 Agustus 2020 63

Anda mungkin juga menyukai