Anda di halaman 1dari 139

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

DEPUTI BIDANG AKUNTAN NEGARA


LAPORAN KINERJA 2019

Nomor: Lap-01/D4/03/2020
Tanggal: 2 Januari 2020
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

2019
DEPUTI BIDANG AKUNTAN NEGARA

LAPORAN KINERJA

Nomor: Lap-01/D4/03/2020
Tanggal: 2 Januari 2020
Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

KATA PENGANTAR

P rogram Nawacita yang dicanangkan oleh pemerintah saat ini


telah memasuki tahun terakhir dari periode tahun 2015-2019.

Melalui Program Nawacita diharapkan dapat terwujud Indonesia yang


berdaulat, mandiri dan berkepribadian. Kemandirian ekonomi perlu
didukung dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi
domestik

BUMN, sebagai bagian komponen dari penggerak ekonomi, memiliki


peran yang cukup strategis dalam pembangunan saat ini. Selain
memberikan kontribusi langsung melalui deviden yang dibagikan
kepada negara, beberapa BUMN mendapatkan amanah untuk
melaksanakan proyek/program strategis nasional, terutama
pembangunan infrastruktur.

Meningkatnya belanja modal dan operasional BUMN, perlu dibarengi dengan pelaksanaan
tata kelola perusahaan yang baik, termasuk didalamnya penyelenggaraan kegiatan dengan
dukungan sistem pengendalian intern dan manajemen risiko yang memadai. Dengan tata
kelola yang baik, selain mendorong efisiensi dan efektivitas operasional, akan diperoleh
pemenuhan ketaatan dan perlindungan yang memadai atas aset perusahaan. Penugasan
kepada BUMN dalam pelaksanaan proyek strategis nasional perlu didukung dengan
pengawalan yang cukup, mulai dari perencanaan sampai dengan penyelesaiannya.

Dalam rangka mendukung Program Nawacita khususnya yang dilakukan oleh BUMN/D, BPKP
melalui Deputi Akuntan Negara berkontribusi dalam mengawal prosesnya, agar berada dalam
kerangka tata kelola perusahaan yang baik. Hal ini sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor
192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, BPKP
mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di Bidang Pengawasan Keuangan
Negara/Daerah dan Pembangunan Nasional, termasuk pengawasan atas BUMN/BUMD.
Selain itu, dalam mendukung keberhasilan pembangunan proyek strategis nasional, BPKP
mendapat tugas untuk mengawal percepatan proyek strategis nasional sebagaimana
dituangkan dalam Instruksi Presiden Nomor 1 tahun 2016 tentang percepatan Pelaksanaan
Proyek Strategis Nasional.

Melanjutkan program tahun sebelumnya, pada tahun 2019, Deputi Bidang Akuntan Negara
telah melaksanakan kegiatan pemantauan pembangunan proyek yang merupakan bagian dari
Program Prioritas Nasional, yaitu untuk program pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW,
kilang minyak, smelter, ketahanan pangan, KUR, dan jalan tol. Selain pengawasan PSN,
Deputi Bidang Akuntan Negara melaksanakan pengawasan terhadap tata kelola pelaksanaan
kegiatan di BUMN, BUMD, BLUD dan BUMDes. Bentuk pengawasan yang dilaksanakan dapat
dikelompokkan dalam bentuk assurance dan consulting.

Kegiatan assurance meliputi audit bagi hasil migas, audit dengan tujuan tertentu, reviu atas
asersi, reviu pengadaan barang dan jasa, asesmen GCG atas BUMN/BUMD/Badan Usaha
Lainnya. Kegiatan consulting yang dimaksudkan untuk perbaikan tata kelola

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas i


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GRAFIK vi
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
RINGKASAN EKSEKUTIF ix

BAB I PENDAHULUAN 1
A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang 2
B. Aspek Strategis 3
C. Kegiatan dan Produk 7
D. Struktur Organisasi 9
E. Sistematika Penyajian 11

BAB II PERENCANAAN KINERJA 15


A. Rencana Strategis 16
1. Pernyataan Visi 17
2. Pernyataan Misi 17
3. Tujuan dan Sasaran Strategis 18
4. Indikator Kinerja Sasaran 19
5. Program dan Kegiatan 19
6. Sasaran Program 21
7. Indikator Kinerja Program 21
B. Perjanjian Kinerja 2019 23

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 27


A. Capaian Kinerja 28
B. Analisis Capaian Kinerja 32
C. Realisasi Keuangan 66
D. Survei Kepuasan Stakeholders 70

BAB IV PENUTUP 95

LAMPIRAN

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas iii


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Indikator Kinerja Sasaran 19
Tabel 2.2 Lingkup Kegiatan Deputi Bidang Akuntan Negara 20
Tabel 2.3 Target Kinerja 2015 – 2019 21
Tabel 2.4 Perjanjian Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara 2019 24
Tabel 3.1 Pencapaian Sasaran Strategis Tahun 2019 DAN 29
Tabel 3.2 Pencapaian Sasaran Program Tahun 2019 DAN 30
Tabel 3.3 Capaian Indeks ATPN pada Program Prioritas Nasional 33
Ketahanan Pangan pada PT Pupuk Indonesia (Persero)
Tabel 3.4 Perbandingan Capaian Indikator Kinerja Indeks ATPN Tahun 33
2015-2019
Tabel 3.5 Rekomendasi Hasil Pengawasan Program/Kegiatan Prioritas 38
Pembangunan Nasional
Tabel 3.6 Rekomendasi dan Tindak Lanjut Rekomendasi pada Reviu 40
Tata Kelola Pembangunan Jalan Tol Tahun 2019
Tabel 3.7 Perbandingan Capaian Indikator Persentase Tindak Lanjut 40
Rekomendasi Tata Kelola PSN
Tabel 3.8 Capaian Setiap Variabel Indeks Akuntabilitas Pengelolaan 41
Program Pembangunan Nasional Tahun 2019
Tabel 3.9 Perbandingan Capaian dan Target Sasaran Program 42
“Persentase Program di Korporasi yang Memperoleh Indeks
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan
Level 3” Tahun 2019
Tabel 3.10 Realisasi Cost Saving Tahun 2019 43
Tabel 3.11 Perbandingan Capaian dan Target Sasaran Program 43
“Persentase Penghematan Biaya (Cost Saving) Dibanding
dengan Nilai yang Diaudit” Tahun 2019
Tabel 3.12 Perhitungan Nilai Cost Saving Hasil Audit Tahun 2019 44
Tabel 3.13 Capaian BUMN/Anak Perusahaan dengan Skor GCG Minimal 45
“Baik” Tahun 2019
Tabel 3.14 Capaian BUMN/Anak Perusahaan dengan Skor GCG Minimal 46
“Baik” Tahun 2015-2019
Tabel 3.15 Rincian Kategori GCG BUMN/Anak Perusahaan Berdasarkan 47
Sektor Usaha
Tabel 3.16 BUMN/Anak Perusahaan yang Kinerjanya Berpredikat 48
Minimal “A” Tahun 2019
Tabel 3.17 Capaian Indikator Kinerja “Persentase BUMN/Anak 49
Perusahaan yang Berpredikat Minimal A” Tahun 2015-2019
Tabel 3.18 Sebaran Sektor Usaha Capaian Skor Kesehatan BUMN/Anak 49
Perusahaan yang Difasilitasi

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas iv


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Tabel 3.19 Perbandingan Realisasi dan Target BUMD yang Kinerjanya 50


Minimal Berpredikat “Baik” dari BUMD yang Dievaluasi Tahun
2019
Tabel 3.20 Capaian Sasaran Peningkatan Kinerja BLUD 52
Tabel 3.21 Hasil Evaluasi Kinerja BLUD Tahun 2019 53
Tabel 3.22 Capaian Sasaran Maturitas SPIP 55
Tabel 3.23 Kriteria Maturitas SPIP 57
Tabel 3.24 Capaian Maturitas SPIP pada Kementerian/Lembaga 58
Tabel 3.25 Capaian Sasaran Peningkatan Kualitas Penerapan SPIP K/L 58
Level 3 Tahun 2019
Tabel 3.26 Capaian Sasaran Peningkatan Kualitas Penerapan SPIP K/L 59
Level 2 Tahun 2019
Tabel 3.27 Predikat Penilaian Penerapan SPI BUMN/BUMD/BUL 59
Tabel 3.28 Capaian Sasaran Peningkatan Kualitas Penerapan Sistem 60
Pengendalian Intern Level 3 pada Korporasi Tahun 2019
Tabel 3.29 Capaian Sasaran Peningkatan Kapabilitas Aparat 61
Pengawasan Intern Pemerintah
Tabel 3.30 Tingkatan Kapabilitas APIP 62
Tabel 3.31 Hasil Asesmen Kapabilitas APIP di Tiga K/L 62
Tabel 3.32 Capaian Indikator Kapabilitas APIP Instansi Pemerintah (K/L) 63
Bidang Akuntan Negara Level 3
Tabel 3.33 Capaian Indikator Kapabilitas APIP Instansi Pemerintah (K/L) 64
Bidang Akuntan Negara Level 2
Tabel 3.34 Capaian Indikator Korporasi dengan Kapabilitas Satuan 66
Pengawas Internal Level 2 dari Korporasi yang Dievaluasi
Tabel 3.35 Rincian Program Deputi Bidang Akuntan Negara Sesuai RKA 66
Tahun 2019
Tabel 3.36 Anggaran dan Realisasi Keuangan Tahun 2019 Deputi 68
Bidang Akuntan Negara
Tabel 3.37 Skor Indeks Kepuasan Tiap Unsur Pelayanan 73

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas v


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

DAFTAR GRAFIK

Halaman
Grafik 1.1 Nilai Aset, Liabilitas, dan Ekuitas BUMN 3
Grafik 3.1 Realisasi Keuangan Deputi Bidang Akuntan Negara 69
Grafik 3.2 Skor Indeks Kepuasan Stakeholders 74

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas vi


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Deputi Bidang Akuntan Negara 9
Gambar 1.2 SDM Berdasarkan Jabatan 10
Gambar 1.3 SDM Berdasarkan Pendidikan 10
Gambar 1.4 Kerangka Pikir dan Sistematika Penyajian Laporan Kinerja 12
Gambar 3.1 Hasil Evaluasi Kinerja BLUD Tahun 2019 53

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas vii


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
LAMPIRAN 1 Struktur Organisasi Deputi Bidang Akuntan Negara 99
LAMPIRAN 2 Kerangka Pikir dan Sistematika Penyajian Laporan Kinerja 102
LAMPIRAN 3 Capaian Penerapan GCG pada BUMN/Anak Perusahaan 103
Tahun 2018, Posisi 31 Desember 2019
LAMPIRAN 4 Daftar Kinerja BUMN/Anak Perusahaan Tahun 2018 104
LAMPIRAN 5 Daftar Tingkat Kesehatan PDAM Tahun Buku 2018 106
LAMPIRAN 6 Capaian Tata Kelola Badan Layanan Umum Daerah 114
(BLUD) Tahun 2018
LAMPIRAN 7 Evaluasi Efektivitas Sistem Pengendalian Intern Korporasi 116
LAMPIRAN 8 Kapabilitas Satuan Pengawas Internal Korporasi 118

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas viii


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

RINGKASAN EKSEKUTIF

BPKP harus senantiasa siap mengemban amanah dari Pemerintah. Dalam era industri 4.0 dan
kompetisi global, kecepatan merespon perubahan lingkungan dan pengelolaan pemerintahan
menjadi sangat penting. Upaya pemerintah dalam mendorong pembangunan di berbagai sektor
termasuk pembangunan infrastruktur dan penetapan kebijakan pemerintah, dilakukan dengan
sangat cepat dengan merespon perubahan yang terjadi di pasar global. Peran BPKP menjadi
strategis untuk memastikan kecepatan gerak pembangunan juga diimbangi dengan tatakelola
dan akuntabilitas pemerintahan yang baik. Berbagai penugasan pengawasan kegiatan lintas
sektoral, penugasan dari Presiden, dan kegiatan kebendaharaan umum negara atas penetapan
Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN) harus dilakukan dengan cepat dan
cermat.

Sebagai bentuk akuntabilitas pelaksanaan tugas yang diemban, Deputi Bidang Akuntan Negara
telah menetapkan indikator kinerja untuk tiga sasaran strategis dan tiga sasaran program pada
tahun 2019, yang dituangkan dalam empat indikator sasaran strategis dan tiga belas indikator
program. Sesuai dengan pelaksanaan kegiatan pada tahun 2019, dua dari tiga sasaran strategis
dapat dicapai berdasarkan capaian indikator kinerja sasaran strategis dan sebelas dari tiga
belas indikator kinerja sasaran program dapat memenuhi target yang ditetapkan. Secara
keseluruhan, capaian sasaran strategis adalah sebesar 112,29% dan sasaran program sebesar
111,34%. Capaian sasaran strategis terdiri dari capaian sasaran strategis 1 sebesar 133,33%,
sasaran strategis 2 sebesar 85,88% dan sasaran strategis 3 adalah sebesar 117,65%. Capaian
sasaran program terdiri dari sasaran program 1 sebesar 135,74%, sasaran program 2 sebesar
90,59% dan sasaran program 3 sebesar 107,68%.

Kegiatan dalam mencapai sasaran strategis tahun 2019 dilaksanakan oleh Deputi Bidang
Akuntan Negara dan Bidang Akuntan Negara di seluruh Perwakilan BPKP. Kegiatan tersebut
didukung dengan sumber dana dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) BPKP dan
Bantuan Kedinasan dari mitra kerja. Anggaran DIPA Deputi Bidang Akuntan Negara tahun 2019
adalah sebesar Rp9.163.000.000,00 dengan jumlah realisasi sebesar Rp8.907.928.385,00
(97,22%). Adapun anggaran DIPA Bidang Akuntan Negara di 34 Perwakilan BPKP adalah
sebesar Rp16.696.117.503,00 dengan jumlah penyerapan dana sebesar Rp16.036.374.179,00
(96,05%).

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas ix


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

CAPAIAN SASARAN STRATEGIS 2019 112,29%

Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas


Pengelolaan Keuangan dan
Pembangunan Nasional/Korporasi

133,33%

Meningkatnya Maturitas SPIP

Instansi Pemerintah (K/L) Bidang Akuntan Negara 85,88%


dengan Maturitas SPIP Level 3

117,65%

54,12%

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas x


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah

APIP Instansi Pemerintah (K/L) Bidang Akuntan


Negara dengan Kapabilitas Level 3

CAPAIAN SASARAN PROGRAM 2019 111,34%

Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas


Nasional, Pengelolaan Keuangan Negara 135,74%
dan Pengelolaan Korporasi Negara

Capaian 79,23%

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas xi


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Capaian 100% Capaian 248%

Capaian 113,94% Capaian 140,80%

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas xii


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Capaian 161,29%
Capaian 106,95%

Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP K/L


dan Sistem Pengendalian Intern Korporasi 90,59%
Bidang Akuntan Negara

Instansi Pemerintah (K/L) Bidang Akuntan Negara


dengan Maturitas SPIP Level 3

Capaian 117,65%
Capaian 100%, seluruh K/L
sudah mencapai level 3

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas xiii


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Capaian 54,12%

Meningkatnya Kapabilitas Satuan 107,68%


Pengawasan Intern K/L dan Korporasi

seluruh APIP K/L sudah mencapai level 3

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas xiv


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Kapabilitas Satuan Pengawas Internal Korporasi


dengan Kapabilitas Level 2 dari Korporasi yang
Dievaluasi

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas xv


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Halaman ini sengaja dikosongkan

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas xvi


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

BAB I
PENDAHULUAN
A. Tugas, Fungsi dan Wewenang
B. Aspek Strategis
C. Kegiatan dan Produk
D. Struktur Organisasi
E. Sistematika Penyajian

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 1


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Deputi Bidang Akuntan Negara, sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden


Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP), mempunyai tugas membantu Kepala BPKP di bidang pelaksanaan
pengawasan intern pemerintah atas akuntabilitas penyelenggaraan tata kelola pada
badan usaha dan badan lainnya, yang di dalamnya terdapat kepentingan keuangan
dan pembangunan atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah
Daerah.
Dalam melaksanakan tugas di atas, Deputi Bidang Akuntan Negara
menyelenggarakan fungsi:
a. pengkajian, perumusan, dan penyusunan kebijakan teknis pengawasan terhadap
akuntabilitas penyelenggaraan tata kelola pada badan usaha dan badan lainnya
yang di dalamnya terdapat kepentingan keuangan dan pembangunan atau
kepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah;
b. penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pengawasan terhadap akuntabilitas
penyelenggaraan tata kelola pada badan usaha dan badan lainnya yang di
dalamnya terdapat kepentingan keuangan dan pembangunan atau kepentingan
lain dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah;
c. pengawasan intern terhadap akuntabilitas penyelenggaraan tata kelola pada
badan usaha dan badan lainnya yang di dalamnya terdapat kepentingan
keuangan dan pembangunan atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat
dan/atau Pemerintah Daerah;
d. pengawasan terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak pada badan usaha dan
badan lainnya yang di dalamnya terdapat kepentingan keuangan dan
pembangunan atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah
Daerah;
e. pelaksanaan sosialisasi, konsultansi, dan bimbingan teknis akuntabilitas
penyelenggaraan tata kelola kepada badan usaha dan badan lainnya yang di
dalamnya terdapat kepentingan keuangan dan pembangunan atau kepentingan
lain dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah;
f. pelaksanaan analisis, evaluasi dan pengolahan hasil pengawasan akuntabilitas
penyelenggaraan tata kelola pada badan usaha dan badan lainnya yang di
dalamnya terdapat kepentingan keuangan dan pembangunan atau kepentingan
lain dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah; dan
g. pelaksanaan kegiatan pengawasan berdasarkan penugasan Pemerintah di
bidang akuntan negara sesuai peraturan perundang-undangan.
Kewenangan BPKP juga didasarkan pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60
Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Berdasarkan
Peraturan Pemerintah tersebut, BPKP sebagai aparat pengawasan intern pemerintah
mendapat tugas melakukan pengawasan intern atas akuntabilitas keuangan negara
(pasal 49), reviu atas laporan keuangan pemerintah (pasal 57), pembinaan

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 2


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

penyelenggaraan SPIP (pasal 59), dan pengawasan akuntabilitas keuangan negara


(pasal 49), yang terdiri atas: kegiatan lintas sektoral; kegiatan dengan penugasan dari
Presiden; serta kegiatan kebendaharaan umum negara atas penetapan Menteri
Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN).

Sesuai program Nawacita yang dicanangkan oleh Pemerintah, pembangunan yang


dilaksanakan diarahkan untuk mewujudkan kemandirian ekonomi dengan
menggerakkan sektor-sektor strategis domestik. Salah satu komponen penggerak
ekonomi nasional adalah badan usaha yang dimiliki oleh Pemerintah, baik dalam
bentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD),
Badan Usaha Milik Desa, Badan Layanan Umum maupun Badan Usaha Lainnya.
Kemampuan BUMN/BUMD dalam menggerakkan roda perekonomian nasional dapat
dilihat diantaranya dari jumlah dan sebaran sektor badan usaha, kapasitas, dan
besarnya belanja. Berdasarkan profil BUMN tahun 2018 yang disusun dan diterbitkan
oleh Kementerian BUMN pada tahun 2019, terdapat 6 BUMN holding yang
membawahi 64 anak perusahaan; 12 calon perusahaan holding yang membawahi 57
anak perusahaan; dan 38 perusahaan BUMN yang berdiri sendiri. Secara total,
terdapat 196 perusahaan BUMN dan anak perusahaan.
Dari sisi kapasitas, menurut Laporan Tahunan Kementerian BUMN Tahun 2018, nilai
aset BUMN sebesar Rp8,097 triliun atau meningkat sebesar Rp885 miliar (12,27%)
dari total nilai aset BUMN per 31 Desember 2017 sebesar Rp7.212 triliun. Kenaikan
aset tersebut juga sejalan dengan kenaikan ekuitas BUMN.Nilai ekuitas BUMN tahun
2018 mencapai Rp2.479 triliun atau tumbuh sebesar 3,81% dari tahun 2017 sebesar
Rp2.388 triliun. Perkembangan nilai aset, liabilitas dan ekuitas BUMN dari tahun 2015
sampai dengan 2018 disajikan dalam Grafik 1.1.

Grafik 1.1
Nilai Aset, Liabilitas, dan Ekuitas BUMN

10.000

8.000

6.000 Aset
Liability
4.000
Equity
2.000

-
2015 2016 2017 2018

Menindaklanjuti Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2016 tentang Perubahan atas


Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penyertaan dan
Penatausahaan Modal Negara pada Badan Usaha Milik Negara dan Perseroan
Terbatas, Pemerintah telah membentuk enam holding BUMN yang terdiri dari:

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 3


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

1) Perusahaan Holding Minyak dan Gas Bumi, dengan perusahaan holding


PT Pertamina (Persero) Tbk.; 2) Perusahaan Holding Industri Pupuk, dengan
perusahaan holding PT Pupuk Indonesia (Persero); 3) Perusahaan Holding Industri
Perkebunan, dengan perusahaan holding PT Perkebunan Nusantara III (Persero);
4) Perusahaan Holding Kehutanan, dengan perusahaan holding Perum Perhutani;
5) Perusahaan Holding Industri Pertambangan, dengan perusahaan holding
PT Inalum (Persero); dan 6) Perusahaan Holding Industri Semen, dengan perusahaan
holding PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Lebih lanjut, Kementerian BUMN juga berencana untuk mendirikan perusahaan


holding lain seperti: 1) Perusahaan holding infrastruktur; 2) Perusahaan holding
perumahan; 3) Perusahaan holding perbankan dan jasa keuangan; 4) Perusahaan
holding asuransi; 5) Perusahaan holding PPA; 6) Perusahaan holding pertahanan
nasional dan teknologi tinggi; 7) Perusahaan holding jasa survei; 8) Perusahaan
holding kesehatan; 9) Perusahaan holding fasilitas transportasi dan infrastruktur;
10) Perusahaan holding kemaritiman; 11) Perusahaan holding kawasan industri;
12) Perusahaan holding pencetakan dan media. Selain itu, masih terdapat
38 BUMN yang berdiri sendiri.

Untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam bagi kemakmuran rakyat


pada tahun 2019, PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero) melakukan aksi
korporasi dalam rangka penugasan pemerintah berupa pengambilalihan sebagian
saham asing pada PT Freeport Indonesia, sehingga kepemilikan porsi Indonesia
menjadi 51%. Nilai transaksi pengambilalihan tersebut sebesar USD3,5 milyar didanai
dari penerbitan Global Bond PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero).

Dalam holdingisasi, pemerintah menggerakkan strategi sinergi antar BUMN. Melalui


strategi sinergi, diharapkan BUMN akan memiliki kekuatan skala ekonomis dengan
daya saing yang tinggi. Sinergi yang terbentuk yaitu sinergi antara PT Kereta Api
Indonesia (Persero) dengan Perum Perumnas dalam pembangunan Transit Oriented
Development (TOD), dan sinergi dalam wadah National Publication and News
Company (NPNC) yang terdiri dari PT Balai Pustaka (Persero), Perum Percetakan
Negara, dan Perum LKBN Antara.

Di samping itu, dalam mendukung pembangunan nasional, beberapa BUMN/BUMD


mendapat penugasan dari pemerintah untuk melaksanakan proyek tertentu sebagai
bagian dari Proyek Strategis Nasional yang ditetapkan dengan Perpres Nomor 3
Tahun 2016 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Perpres Nomor 56 Tahun
2018, diantaranya:
- Pembangunan jalan tol;
- Pembangunan light rail transit (LRT);
- Pembangunan dan pengembangan pelabuhan dan bandar udara;
- Pembangunan program infrastruktur ketenagalistrikan;
- Pembangunan kilang minyak;
- Pembangunan smelter;
- Pembangunan sarana air minum.

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 4


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Selain BUMN, terdapat lebih dari seribu badan usaha yang dimiliki oleh Pemerintah
Daerah yang terdiri dari perusahaan daerah, rumah sakit daerah/BLUD, serta BUM
Desa yang jumlahnya terus meningkat. Sebagian BUMD/BUMDes tersebut belum
memberikan kontribusi keuangan yang signifikan pada keuangan daerah dan dalam
kondisi yang kurang sehat.

Belum optimalnya peran BUMN/BUMD/BLU/BLUD dan Badan Usaha Lainnya


sebagai agen pembangunan dan agen penciptaan nilai dipengaruhi oleh beberapa
permasalahan, antara lain:
a. Rendahnya daya saing;
b. Operasional perusahaan yang belum efisien;
c. Struktur modal yang belum optimal;
d. Rendahnya kapasitas sumber daya manusia;
e. Pengelolaan perusahaan yang belum profesional;
f. Intervensi politik; dan
g. Belum diterapkan nya secara konsisten dan berkelanjutan prinsip-
prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance).

Potensi permasalahan di masa mendatang yang akan dihadapi badan usaha antara
lain adanya tantangan:
a. Belum meratanya pembangunan ekonomi nasional dan masih tingginya tingkat
kemiskinan dan tingkat pengangguran;
b. Ketahanan pangan dan energi yang masih tergantung dengan impor;
c. Biaya logistik dan bahan baku yang relatif tinggi sehingga menurunkan daya
saing;
d. Masih belum mandirinya keuangan dan belum luasnya akses pembiayaan
keuangan bagi masyarakat;
e. Belum optimalnya sinergi antar perusahaan, program hilirisasi dan kandungan
lokal, serta program pembangunan ekonomi daerah terpadu;
f. Belum optimalnya program pembentukan holding dan bahkan super holding
karena sinergi antar pemangku kepentingan yang belum maksimal.

Tantangan Deputi Bidang Akuntan Negara

Berdasarkan Renstra Deputi Bidang Akuntan Negara tahun 2015-2019, beberapa


hal yang perlu mendapat perhatian untuk meningkatkan peran Deputi Bidang
Akuntan Negara dalam menjalankan tugas dan fungsinya, antara lain sebagai
berikut:
a. pengawasan yang dilakukan, terutama yang bersifat makro strategis dan lintas
sektoral,belum terintegrasi secara utuh,
b. proses perencanaan kinerja, dukungan anggaran, pengukuran, dan pelaporan
kinerja belum terintegrasi;
c. jumlah Pejabat Fungsional Auditor yang memahami masalah makro strategis,
terutama kompetensi dalam analisis Kebijakan Publik, core business badan
usaha, analisis makro, masih terbatas;

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 5


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

d. Governance, Risk and Compliance terdepan dan terbaik berbasis standar


internasional belum sepenuhnya diterapkan pada Deputi Bidang Akuntan
Negara; dan
e. komposisi sumberdaya manusia (SDM) berdasarkan jabatan dan kompetensi
belum ideal.

Potensi permasalahan di masa mendatang adalah peran Deputi Bidang Akuntan


Negara BPKP yang tidak hanya difokuskan sebagai penjamin (assurance) dan
pemberian jasa konsultasi (oversight) saja, tetapi juga harus mampu berperan untuk
membantu pengambil keputusan dalam memberikan rekomendasi kebijakan publik
(insight) dan bahkan harus mampu berperan untuk membantu pengambilan
keputusan dalam memilih alternatif masa depan (foresight).

Secara umum, dengan adanya perubahan teknologi yang berorientasi pada inovasi
serta munculnya risiko-risiko baru, Deputi Bidang Akuntan Negara harus mampu
berperan untuk mendorong unit internal audit pada korporasi dapat berfungsi dalam
assurance, advising dan anticipacing serta sekaligus pada saat yang sama
meningkatkan kompetensi dan kualitas diri sendiri agar mampu menjalankan peran
dan fungsinya.

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Deputi Bidang Akuntan Negara,
pengembangan dan implementasi GCG pada BUMN dan BUMD menjadi hal penting
untuk menciptakan tata kelola perusahaan yang baik. Dengan implementasi GCG,
diharapkan perusahaan dapat:
a. Mendorong agar organ perusahaan selalu dilandasi nilai moral yang tinggi dan
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan serta kesadaran akan
adanya baik tanggung jawab sosial maupun kelestarian lingkungan;
b. Meningkatkan efektivitas proses manajemen, kinerja dan akuntabilitas,
pengendalian internal dan manajemen risiko;
c. Mengkomunikasikan informasi tentang risiko dan pengendalian kepada unit yang
membutuhkan dalam organisasi;
d. Mengkoordinasikan dan mengaktifkan informasi dan komunikasi yang efektif di
antara komisaris/pengawas, direksi, eksternal auditor, komite audit dan
manajemen.

Pengembangan GCG diharapkan juga dapat berpengaruh pada lingkungan usaha,


antara lain:
a. Mengoptimalkan nilai perusahaan agar memiliki daya saing yang kuat, baik
secara nasional maupun internasional;
b. Mendorong pengelolaan perusahaan secara profesional, efisien, dan efektif serta
memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian organ perusahaan;
c. Meningkatkan kontribusi perusahaan dalam perekonomian nasional;
d. Meningkatkan iklim yang kondusif bagi perkembangan investasi nasional.

Dalam mendukung Strategi Pengawasan BPKP untuk periode tahun 2015 – 2019,
Deputi Bidang Akuntan Negara juga memfokuskan pengawasan pada:

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 6


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

a. Peningkatan kualitas hasil pengawasan terhadap isu-isu strategis khususnya


yang melibatkan BUMN/BUMD/BUL, seperti Proyek Strategis Nasional (PSN);
b. Penguatan kapabilitas satuan pengawas intern korporasi;
c. Penguatan kapabilitas APIP dan penyelenggaraan SPIP pada Instansi
Pemerintah dan lembaga yang merupakan mitra kerja Deputi Bidang Akuntan
Negara;
d. Pengawasan terhadap optimalisasi penerimaan Negara khususnya dari sektor
migas dan panas bumi;
e. Pengamanan keuangan/aset Negara/daerah khususnya yang berada di
BUMN/BUMD melalui perbaikan pengelolaan korporasi.

Mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014, Deputi Bidang Akuntan
Negara melaksanakan pengawasan intern melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan,
dan kegiatan pengawasan lainnya untuk mencapai sasaran kinerja sebagai berikut:
1. Mendukung peningkatan kinerja korporasi dalam pencapaian program prioritas
nasional, seperti program pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW,
infrastruktur pelabuhan dan bandar udara, ketahanan pangan, serta
pembangunan jalan tol, kilang minyak, smelter, dan sarana air bersih;

2. Mendukung peningkatan kinerja korporasi dalam mencapai target yang ditetapkan,


dengan berlandaskan manajemen risiko;

3. Optimalisasi Penerimaan Negara (OPN) melalui audit cost recovery dengan target
cost saving capaian sebesar 4% per tahun.Pengawasan atas kegiatan ini terutama
adalah audit bagi hasil migas terhadap Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di
bidang migas;

4. Membantu meningkatkan kualitas penerapan Sistem Pengendalian Intern (SPIP)


pada Kementerian BUMN, LPP TVRI, dan LPP RRI dalam rangka mencapai
tingkat maturitas SPIP dan APIP di level 3 pada tahun 2019;

5. Membantu meningkatkan efektivitas Sistem Pengendalian Intern dan mendorong


kinerja BUMN/BUMD melalui capaian skor Good Corporate Governance (GCG)
minimal baik, kinerja BUMN minimal A(Baik), BUMN dengan kinerja berpredikat
baik dan juga pembinaan dan pengawasan atas BLU/BLUD/BUMDes.

Penugasan pengawasan atas akuntabilitas pengelolaan BUMN/BUMD/BUL sebagai


bagian dari pengelolaan akuntabilitas keuangan negara perlu dilakukan untuk
mengawal dan mendorong peningkatan kinerja dan kualitas akuntabilitas pengelolaan
keuangan dari korporasi tersebut. Kualitas akuntabilitas pengelolaan keuangan,
terutama laporan keuangan, diperlukan karena laporan keuangan BUMN akan
dilampirkan dalam Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah sebagai Laporan Akuntabilitas
Presiden/Gubernur/Bupati/ Walikota.

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 7


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Deputi Bidang Akuntan Negara memberikan layanan yang secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu 1) kegiatan pemberian keyakinan (assurance) yang
meliputi audit, reviu, evaluasi dan pemantauan; serta 2) kegiatan konsultansi
(consulting) meliputi kegiatan bimbingan teknis, asistensi, dan sosialisasi kepada
pemangku kepentingan.
1. Pemberian keyakinan (assurance)
Kegiatan assurance bertujuan memberikan keyakinan bahwa kegiatan telah
dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang ditetapkan secara efektif dan efisien untuk
kepentingan pimpinan dalam rangka mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik.
Kegiatan pemberian keyakinan antara lain meliputi:
- Audit: proses identifikasi masalah, analisis dan evaluasi bukti yang dilakukan secara
independen, objektif dan profesional berdasarkan standar audit untuk menilai
kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efektivitas, efisiensi dan keandalan informasi
pelaksanaan tugas dan fungsi instansi korporasi.
- Reviu: penelaahan ulang bukti-bukti suatu kegiatan untuk memberikan keyakinan
terbatas bahwa kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan,
standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan.
- Evaluasi: serangkaian kegiatan membandingkan hasil/capaian suatu kegiatan
dengan standar, rencana atau norma yang telah ditetapkan dan menentukan faktor-
faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu kegiatan dalam
mencapai tujuan.
- Pemantauan: proses penilaian kemajuan suatu program/kegiatan dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.

2. Konsultansi (Consulting)
Kegiatan konsultasi bertujuan untuk meningkatkan efektivitas manajemen risiko,
pengendalian internal dan proses tata kelola, sehingga dapat memberikan nilai tambah
dan meningkatkan pencapaian tujuan pemerintahan dan pembangunan yang
dilaksanakan dengan suatu pendekatan keilmuan yang sistematis. Kegiatan konsultansi
meliputi:
- Bimbingan Teknis: kegiatan yang dimaksudkan untuk memberikan bantuan berupa
tuntunan dan nasihat untuk menyelesaikan persoalan/masalah yang bersifat teknis.
- Asistensi: kegiatan membantu korporasi dalam rangka memperlancar tugas dan
memberikan nilai tambah bagi korporasi.
- Sosialisasi: proses pemberian, pengadaptasian, penyesuaian, pengenalan dan
penjabaran informasi.

Deputi Bidang Akuntan Negara telah menghasilkan beberapa produk unggulan yang
bermanfaat bagi pembenahan manajemen BUMN/BUMD/BLU/BLUD/BUMDes. Selain
produk BPKP untuk pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
menurut Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, Deputi Bidang Akuntan Negara
menghasilkan produk unggulan, antara lain
a. Program Pengembangan Good Corporate Governance di BUMN/BUMD;
b. Program Pengembangan Manajemen Risiko Sektor Korporasi.
c. Program Pengembangan Sistem Pengendalian Intern Sektor Korporasi.
d. Sistem Informasi Akuntansi PDAM;

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 8


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

e. Sistem Informasi Akuntansi BLUD;


f. Program Pengembangan Sistem Pengendalian Intern BUMD berbasis SAK
ETAP;
g. Program Pembinaan dan Pengawasan BUM Desa, serta Pengembangan Sistem
Informasi Akuntansi BUM Desa.

Sesuai Peraturan Kepala BPKP Nomor 5 Tahun 2019 tanggal 29 Maret 2019, Struktur
OrganisasiDeputi Bidang Akuntan Negara terdiri dari:
a. Direktorat Pengawasan Badan Usaha Agrobisnis, Infrastruktur, dan Perdagangan;
b. Direktorat Pengawasan Badan Usaha Konektivitas, Pariwisata, Kawasan Industri,
dan Perumahan;
c. Direktorat Pengawasan Badan Usaha Jasa Keuangan, Jasa Penilai, dan
Manufaktur;
d. Direktorat Pengawasan Badan Usaha Energi, dan Pertambangan;
e. Direktorat Pengawasan Badan Layanan Umum, Badan Layanan Umum Daerah,
Badan Usaha Jasa Air, Badan Usaha Milik Daerah, dan Badan Usaha Milik Desa.

Struktur Organisasi Deputi Bidang Akuntan Negara disajikan dalam Gambar 1.1
sebagai berikut:

Gambar 1.1
Struktur Organisasi Deputi Bidang Akuntan Negara

Deputi Bidang
Akuntan Negara

Ditwas BU
Ditwas BU Agrobisnis, Konektivitas, Ditwas BU Jasa Ditwas BLU, BLUD, BU
Ditwas BU Energi dan
Infrastruktur, dan Pariwisata, Kawasan Keuangan, Jasa Penilai, Jasa Air, BUMD, dan
Pertambangan
Perdagangan Industri, dan dan Manufaktur BUMDes
Perumahan

Subditwas BU Jasa Subditwas BU


Subditwas BU Subditwas BU Subditwas BLU dan
Keuangan dan Jasa Perminyakan dan
Perkebunan Konektivitas BLUD
Penilai Gas Bumi

Subditwas BU
Subditwas BU Subditwas BU Subditwas BU Subditwas BU Jasa
Energi Listrik dan
Pertanian, Kehutanan,
dan Perikanan Pariwisata Manufaktur Energi Baru Air dan Sanitasi
Terbarukan

Subdit Perencanaan,
Subditwas BU Subditwas BU Analisis, Evaluasi, dan Subditwas BUMD
Subditwas BU
Infrastruktur, dan Kawasan Industri Pelaporan Hasil Was Aneka Usaha dan
Bidang Akuntan Pertambangan
Perdagangan dan Perumahan BUMDes
Negara

Kelompok Jabatan Kelompok Jabatan Kelompok Jabatan Kelompok Jabatan Kelompok Jabatan
Fungsional Auditor Fungsional Auditor Fungsional Auditor Fungsional Auditor Fungsional Auditor

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 9


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Komposisi Sumber Daya Manusia berdasarkan jabatan dapat disajikan dalam Gambar
1.2.

Gambar 1.2
SDM Berdasarkan Jabatan

Komposisi Sumber Daya Manusia berdasarkan pendidikan disajikan dalam Gambar


1.3.

Gambar 1.3
SDM Berdasarkan Pendidikan

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 10


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Laporan Kinerja disusun untuk mengomunikasikan pencapaian kinerja Deputi Bidang


Akuntan Negara dalam tahun 2019 sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Secara
garis besar, sistematika penyajian Laporan Kinerja adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan memuat tugas, fungsi dan wewenang Deputi Bidang Akuntan
Negara, aspek strategis, kegiatan dan layanan produk, struktur organisasi,
serta sistematika penyajian.

Bab II Perencanaan Kinerja, menguraikan Rencana Strategis Deputi Bidang


Akuntan Negara Tahun 2015 – 2019 dan Perjanjian Kinerja Tahun 2019.
Rencana strategis memuat penjelasan visi dan misi, tujuan dan sasaran
strategis, indikator kinerja sasaran, serta program dan kegiatan, sasaran
program, serta indikator kinerja program.

Bab III Akuntabilitas Kinerja, menguraikan capaian dan analisis kinerja setiap
sasaran strategis, indikator kinerja sasaran, sasaran program dan indikator
kinerja program Deputi Bidang Akuntan Negara, realisasi anggaran yang
digunakan mendukung kegiatan, dan hasil survei kepuasan mitra.

Bab IV Penutup, menguraikan ringkasan capaian tujuan, sasaran strategis,


sasaran program, hambatan pencapaian sasaran dan upaya perbaikan
kinerja, serta pencapaian dan peningkatan kinerja periode mendatang.

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 11


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Kerangka pikir dan sistematika yang digunakan sebagai dasar penyajian disajikan
dalam Gambar 1.4.

Gambar 1.4
Kerangka Pikir dan Sistematika Penyajian Laporan Kinerja

Tugas, Fungsi, dan Wewenang; Aspek Strategis;


Kegiatan dan Layanan Produk; Struktur Organisasi BAB I

Perencanaan Kinerja
Renstra 2015-2019
Perjanjian
Visi
Kinerja BAB II
Misi
Tahun 2019
Tujuan Strategis

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Utama

Akuntabilitas Kinerja
BAB III
Capaian Kinerja Realisasi Anggaran

Penutup BAB IV

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 12


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 13


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Halaman ini sengaja dikosongkan

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 14


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

BAB II  Rencana Strategis

PERENCANAAN KINERJA
 Perjanjian Kinerja

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 15


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

A. RENCANA STRATEGIS

Dalam pelaksanaan pembangunan nasional, Pemerintah tidak saja fokus pada


pencapaian tujuan program dan kegiatan secara efisien dan efektif, tetapi juga
berupaya meningkatkan akuntabilitas pelaporan dan perlindungan atas aset hasil
pembangunan itu sendiri. Sejalan dengan arah tersebut, pengembangan sistem
pengendalian intern pada Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah dan tata kelola
korporasi BUMN/BUMD menjadi hal yang semakin penting dengan banyaknya proyek
pembangunan infrastruktur yang menyerap dana relatif besar.

BPKP sebagai aparat pengawasan intern pemerintah, berdasarkan Peraturan


Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan, memiliki peran yang strategis dalam mendukung pembangunan yang
dicanangkan pemerintah. Posisi dan peran strategis BPKP tersebut semakin
dirasakan dengan terbitnya serangkaian Instruksi Presiden dan Peraturan Presiden
yang terkait percepatan pembangunan proyek strategis nasional.

Selain pembangunan yang dilaksanakan langsung oleh Kementerian/Lembaga/Badan


dan Pemerintah Daerah, beberapa BUMN mendapat penugasan untuk melaksanakan
pembangunan proyek atau kebijakan tertentu yang dicanangkan oleh pemerintah.
Pengawalan yang memadai aspek tata kelola dan penyelesaian permasalahan atas
pelaksanaan proyek yang menjadi prioritas nasional menjadi semakin penting,
sehingga proyek strategis nasional tersebut diharapkan dapat diselesaikan secara
tepat waktu serta tetap terjaga akuntabilitas dan ketaatan terhadap ketentuan yang
berlaku.

Dengan memerhatikan tugas dan peran yang diemban oleh BPKP dan
mempertimbangkan kondisi eksternal dan internal organisasi, diperlukan suatu
rencana strategis yang menjadi acuan dalam perencanaan srategis Deputi teknis di
BPKP, termasuk Deputi Bidang Akuntan Negara. Dalam rencana strategis tersebut
diuraikan arah kebijakan pengawasan dalam periode jangka menengah.

Kebijakan Pengawasan BPKP Tahun 2015-2019 merupakan kebijakan umum yang


harus dipedomani dalam melaksanakan kegiatan pada periode tahun 2015-2019.
Kebijakan tersebut untuk memberikan arahan umum dalam pelaksanaan rencana
strategis BPKP yang selanjutnya akan diturunkan pada rencana strategis Deputi
Bidang Akuntan Negara Tahun 2015-2019. Arah kebijakan dan strategi yang menjadi
acuan dalam implementasi program dan kegiatan pada Deputi Bidang Akuntan
Negara adalah “Pengawasan Intern yang diarahkan untuk memberikan
opini/rekomendasi strategis yang akan dimanfaatkan oleh stakeholders di bidang
keakuntannegaraan“.

Sesuai tugas pokok dan fungsinya, penyusunan rencana strategis Deputi Bidang
Akuntan Negara tahun 2015-2019 telah memperhitungkan kekuatan, kelemahan,
peluang, dan tantangan yang ada atau mungkin timbul. Rencana strategis Deputi

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 16


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Bidang Akuntan Negara mencakup visi, misi, tujuan, sasaran dan indikator kinerja,
serta cara pencapaian tujuan dan sasaran tersebut.

1. Pernyataan Visi

Pernyataan visi Deputi Bidang Akuntan Negara mengacu pada pernyataan visi
BPKP. Mengingat Deputi Bidang Akuntan Negara merupakan bagian integral dari
BPKP, maka visi Deputi Bidang Akuntan Negara sepenuhnya mendukung
pemenuhan visi BPKP. Pernyataan visi Deputi Bidang Akuntan Negara sebagai
berikut:

“Auditor Internal Pemerintah RI Berkelas


Dunia untuk Meningkatkan Akuntabilitas
To be the World Class
Pengelolaan Keuangan dan Kinerja National Government
Korporasi dalam Mendukung Program
Pembangunan Nasional” Internal Auditor

2. Pernyataan Misi

Terwujudnya visi Deputi Bidang Akuntan Negara merupakan tantangan yang


harus dihadapi oleh segenap insan Deputi Bidang Akuntan Negara. Visi yang
telah ditetapkan perlu dijabarkan lebih lanjut dalam bentuk misi yang merupakan
rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan guna
mewujudkan visi tersebut. Sejalan dengan visi yang ditetapkan, misi Deputi
Bidang Akuntan Negara BPKP adalah sebagai berikut:
a. Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan
Keuangan dan Pembangunan Nasional guna Mendukung Tata Kelola
Korporasi yang Bersih dan Efektif.
b. Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Kementerian/
Lembaga dan Korporasi yang Efektif.

Misi tersebut disusun dengan mempertimbangkan pengawalan keberhasilan


program prioritas pemerintah dan adanya tuntutan pengelolaan keuangan negara
yang lebih baik, khususnya keuangan negara sektor korporasi dalam pengelolaan
kekayaan negara/daerah yang dipisahkan. Tuntutan kebutuhan pengelolaan yang
baik merupakan salah satu unsur dalam penetapan misi yang hendak dicapai oleh
Deputi Bidang Akuntan Negara, yang berperan sebagai pendorong terwujudnya
Good Corporate Governance (GCG) melalui penyelenggaraan praktik tata kelola
yang sehat.

Untuk menjamin pelaksanaan seluruh program dan kegiatan serta dalam rangka
mencapai tujuan organisasi, dibutuhkan suatu sistem pengendalian intern yang
dapat memberikan keyakinan memadai bahwa kegiatan berjalan efektif dan
efisien, disertai dengan pelaporan keuangan yang handal, pengelolaan aset yang
aman dan terpenuhinya ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Hal

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 17


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

tersebut sejalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang


Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, UU BUMN, dan Keputusan Menteri
BUMN atau Pemerintah Daerah, selaku Pemegang Saham BUMN/BUMD/BUL,
juga telah mewajibkan BUMN/BUMD/BUL untuk mengembangkan dan
menerapkan sistem pengendalian intern yang memadai dalam pengelolaan
BUMN/BUMD/BUL, sehingga akan memberikan keyakinan memadai bahwa
tujuan BUMN/BUMD/BUL tersebut dapat tercapai.

Deputi Bidang Akuntan Negara, sebagai mitra dari BUMN/BUMD/BUL diharapkan


dapat mendampingi manajemen dalam mengembangkan, menerapkan dan
memantau Sistem Pengendalian Intern di BUMN/BUMD/BUL.

Pernyataan misi sebagaimana tersebut di atas, merupakan bentuk komitmen


Deputi Bidang Akuntan Negara dalam mendorong terselenggaranya manajemen
atas kuangan negara yang baik, khususnya keuangan negara sektor korporasi,
dengan memberikan layanan prima melalui pemberdayaan sumber daya ke arah
profesionalisme yang tinggi.

3. Tujuan dan Sasaran Strategis

Tujuan strategis merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi


yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai lima tahun.
Tujuan merupakan penjabaran lebih lanjut dari visi dan misi, yang memungkinkan
Deputi Bidang Akuntan Negara untuk mengukur sejauh mana visi dan misi
organisasi telah tercapai, sesuai dengan indikator kinerja yang ditetapkan.

Berdasarkan visi dan misi Deputi Bidang Akuntan Negara, dirumuskan tujuan dan
sasaran strategis sebagai berikut:

a. Tujuan 1:
Peningkatan kualitas akuntabilitas pengelolaan korporasi yang bersih dan
efektif. Kualitas akuntabilitas pengelolaan korporasi, secara lebih detail
dituangkan dalam sasaran strategis berupa “Meningkatnya kualitas
akuntabilitas pengelolaan korporasi BUMN/BUMD/BLUD).” Sasaran strategis
tersebut merupakan kondisi yang diharapkan dapat terwujud pada tahun 2019,
dan secara bertahap akan dapat diukur capaiannya melalui target kinerja
tahunan sesuai dengan program dan kegiatan yang ditetapkan.

b. Tujuan 2:
Sebagai penjabaran misi kedua, Deputi Bidang Akuntan Negara menetapkan
tujuan kedua yaitu peningkatan efektivitas penyelenggaraan sistem
pengendalian intern kementerian/lembaga dan korporasi. Sasaran strategis
dari tujuan tersebut, diwujudkan dalam bentuk:
1) Meningkatnya Maturitas/Efektivitas Sistem Pengendalian Intern K/L dan
Korporasi.

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 18


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

2) Meningkatnya Maturitas Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern


Pemerintah (APIP) K/L dan Satuan Pengawas Intern (SPI) Korporasi.

Implementasi sistem pengendalian intern pada suatu organisasi dapat dilihat


dari tingkat maturitasnya dan juga dukungan dari satuan pengawas
intern/aparat pengawas intern pemerintah. Pengembangan dan penerapan
sistem pengendalian intern membutuhkan waktu yang relatif tidak singkat
karena terkait tidak saja pada aspek hard control, tetapi juga soft control.

4. Indikator Kinerja Sasaran


Sesuai dengan tujuan dan sasaran strategis, Deputi Bidang Akuntan Negara
telah menetapkan indikator kinerja strategis sesuai Tabel 2.1 berikut:

Tabel 2.1
Indikator Kinerja Sasaran

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Strategis

1 Meningkatnya Kualitas Indeks akuntabilitas pengelolaan keuangan dan


Akuntabilitas Pengelolaan pembangunan program prioritas dalam nawa cita.
Korporasi (BUMN/BUMD/ BULD)

2 Meningkatnya Maturitas/ 1. Level maturitas sistem pengendalian intern


Efektivitas Sistem Pengendalian K/L dengan capaian maturitas level 3 pada
Intern K/L dan Korporasi tahun 2019.
2. Efektivitas sistem pengendalian intern
korporasi dengan efektivitas penerapan
minimal level 3.
3 Meningkatnya Maturitas 1. Persentase jumlah APIP K/L dengan
Kapabilitas Aparat Pengawasan kapabilitas minimal level 3
Intern Pemerintah (APIP) K/L dan 2. Kapabilitas SPI Korporasi
Satuan Pengawas Intern (SPI) (persentase SPI korporasi dengan maturitas
Korporasi. level 2)

Dalam implementasinya, sasaran dan perumusan indikator kinerja sasaran


strategis mengalami penyesuaian dengan memperhatikan dinamika
perencanaan, pelaksanaan tugas organisasi dan penyempurnaan indikator
kinerja yang lebih baik, sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Kinerja Tahun
2019.

5. Program dan Kegiatan


Sesuai Peraturan Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Nomor 5 Tahun 2009
tentang Pedoman Penyusunan Renstra Kementerian/Lembaga, setiap Eselon I
hanya melaksanakan satu program teknis, dan setiap Eselon II melaksanakan
satu kegiatan. Oleh karena itu, dalam Rencana Strategis Tahun 2015-2019,
Deputi Bidang Akuntan Negara menyelenggarakan satu program teknis, yaitu

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 19


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

program pengawasan intern akuntabilitas pengelolaan korporasi dan pembinaan


penyelenggaraan SPIP. Program teknis ini ditujukan untuk mendukung
pencapaian sasaran strategis yang telah ditetapkan dan dijabarkan dalam
kegiatan yang dilaksanakan dalam satu tahun oleh setiap Eselon 2 (Direktorat)
di lingkungan Deputi Bidang Akuntan Negara.

Kegiatan merupakan bentuk aktivitas operasional dari suatu rencana strategis


yang diarahkan untuk mencapai sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi.

Sesuai Peraturan Kepala BPKP Nomor 5 Tahun 2019 tanggal 29 Maret 2019
tentang Organisasi dan Tata Kerja BPKP Bab VIII pasal 168, Lingkup Kegiatan
Deputi Akuntan Negara disajikan dalam Tabel 2.2.

Tabel 2.2
Lingkup Kegiatan Deputi Bidang Akuntan Negara

No Unit Eselon II Kegiatan/Tugas

1 Direktorat Pengawasan Badan Mengelola dan membina kegiatan pengawasan intern


Usaha Agrobisnis, Infrastruktur pemerintah atas akuntabilitas penyelenggaraan tata
dan Perdagangan kelola pada badan usaha dan badan lainnya di bidang
agrobisnis, infrastruktur dan perdagangan.

Direktorat Pengawasan Badan Mengelola dan membina kegiatan pengawasan intern


2 pemerintah atas akuntabilitas penyelenggaraan tata
Usaha Jasa Konektivitas,
Pariwisata, Kawasan Industri kelola pada badan usaha dan badan lainnya di bidang
dan Perumahan konektivitas, pariwisata, kawasan industri, dan
perumahan.

Direktorat Pengawasan Badan Mengelola dan membina kegiatan pengawasan intern


3 pemerintah atas akuntabilitas penyelenggaraan tata
Usaha Jasa Keuangan, Jasa
Penilai dan Manufaktur kelola pada badan usaha dan badan lainnya di bidang
jasa keuangan, jasa penilai dan manufaktur serta
rnelaksanakan koordinasi perencanaan, analisis,
evaluasi, dan pelaporan hasil pengawasan dan kinerja
lingkup Deputi Bidang Akuntan Negara.

Direktorat Pengawasan Badan mengelola dan membina kegiatan pengawasan intern


4 pemerintah atas akuntabilitas penyelenggaraan tata
Usaha Energi dan
Pertambangan kelola pada badan usaha dan badan lainnya di bidang
energi dan pertambangan termasuk cabang usaha
badan usaha kontraktor bagi hasil dan kontrak kerja
sama minyak.

5 Direktorat Pengawasan Badan mengelola dan membina kegiatan pengawasan intern


Layanan Umum, Badan pemerintah atas akuntabilitas penyelenggaraan tata
Layanan Umum Daerah, kelola pada badan layanan umum dan badan layanan
Badan Usaha Jasa Air, Badan umum daerah, badan usaha dan badan lainnya di
Usaha Milik Daerah dan bidang jasa air, badan usaha milik daerah, dan badan
Badan Usaha Milik Desa usaha milik desa.

Peraturan Kepala BPKP Nomor 5 tahun 2019 tanggal 29 Maret 2019 tentang
Organisasi dan Tata Kerja BPKP Bab VIII pasal 168, menguraikan struktur
Deputi Akuntan Negara.

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 20


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

6. Sasaran Program
Untuk mencapai tujuan dan sasaran strategis, Deputi Bidang Akuntan Negara
telah menetapkan serangkaian program dan kegiatan pendukung, yang
dilakukan baik oleh Direktorat di lingkungan Deputi Bidang Akuntan Negara
maupun Perwakilan BPKP. Tiga sasaran program yang ingin dicapai secara
bertahap untuk periode tahun 2015 – 2019 adalah sebagai berikut:
a. Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional, pengelolaan keuangan
negara, dan pengelolaan korporasi negara;
b. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP K/L dan sistem pengendalian intern
(SPI) korporasi bidang akuntan negara;
c. Meningkatnya kapabilitas satuan pengawasan intern K/L dan korporasi.

7. Indikator Kinerja Program


Ukuran keberhasilan baik pada tujuan, sasaran, maupun program, dicerminkan
dalam indikator kinerja. Sesuai dengan Rencana Strategis Deputi Bidang
Akuntan Negara Tahun 2015 – 2019, indikator yang digunakan sebagai tolok
ukur keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan disajikan dalam Tabel 2.3.

Tabel 2.3
Target Kinerja Tahun 2015 – 2019

Target (%)
Sasaran Strategis /IKU
2015 2016 2017 2018 2019
Sasaran Strategis 1: Meningkatnya
Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan K/L
dan Korporasi
Sasaran Program 1.1:
Perbaikan pengelolaan Program Strategis/ 100 100 55 60 70
Program Prioritas Nasional
Sasaran Program 1.2
Perbaikan pengelolaan korporasi pada Badan
Usaha Bidang Akuntan Negara
Persentase tindak lanjut rekomendasi 100 100 55 60 70
perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan
pengendalian intern korporasi

Persentase penghematan biaya (cost saving) 4 4 4 4 4


dibandingkan dengan nilai diaudit
Persentase BUMN/Anak perusahaan dengan 65 65 70 70 75
Skor GCG Baik
Persentase BUMN/anak perusahaan yang 50 52 54 58 60
kinerjanya berpredikat minimal A (baik)

Persentase BUMD yang kinerjanya minimal 52 53 54 55 56


berpredikat Baik
Persentase BLUD yang kinerjanya minimal 58 59 60 61 62
berpredikat Baik

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 21


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Target (%)
Sasaran Strategis /IKU
2015 2016 2017 2018 2019
Sasaran Strategis 2: Meningkatnya
Maturitas/Efektivitas Sistem Pengendalian
Intern K/L dan Korporasi
Sasaran Program 2.1: Meningkatnya
Kualitas Penerapan SPIP K/L dan Sistem
Pengendalian Intern Korporasi Bidang
Akuntan Negara
Persentase Instansi Pemerintah (K/L) Bidang - - 33,33 66,67 100
Akuntan Negara dengan Maturitas SPIP K/L
Level 3
Persentase Korporasi Bidang Akuntan 45 50 55
Negara dengan Efektivitas Sistem
Pengendalian Intern Level 3
Sasaran Strategis 3: Meningkatnya
Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah (APIP) K/L dan Satuan
Pengawas Intern (SPI) Korporasi
Sasaran Program 3.1: Meningkatnya
Kapabilitas APIP K/L

Persentase APIP Instansi Pemerintah (K/L) - - 33,33 67 100


dengan Kapabilitas Level 3

Sasaran Program 3.2: Meningkatnya


Kapabilitas Satuan Pengawasan Intern
Korporasi
Persentase Jumlah SPI Korporasi dengan - - - 50 60
Kapabilitas minimal Level 2

Dalam implementasinya, program dan perumusan indikator kinerja sasaran


program mengalami penyesuaian dengan memperhatikan dinamika
perencanaan, pelaksanaan tugas organisasi dan penyempurnaan indikator
kinerja yang lebih baik, sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Kinerja Tahun
2019.

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 22


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

B. PERJANJIAN KINERJA 2019

Tujuan organisasi sebagaimana ditetapkan dalam rencana strategis, merupakan


kondisi yang diharapkan dapat dicapai dalam jangka menengah, yaitu 5 tahun. Tujuan
tersebut diupayakan dapat dicapai secara bertahap, berdasarkan program dan
kegiatan tahunan yang berkesinambungan dan dituangkan dalam target kinerja
tahunan.

Target kinerja tahunan yang diharapkan dapat dicapai atas pelaksanaan program dan
kegiatan Deputi Bidang Akuntan Negara, dituangkan dalam Perjanjian Kinerja Deputi
Bidang Akuntan Negara. Dengan adanya target kinerja tahunan tersebut, diharapkan
upaya pencapaian tujuan jangka menengah dapat lebih terarah.

Perjanjian Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019 disajikan dalam Tabel
2.4.

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 23


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Tabel 2.4
Perjanjian Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019
Target
Sasaran Strategis/Program Indikator Kinerja Kuantita
Satuan
s
1. Sasaran Strategis
1 Meningkatnya Kualitas Indeks akuntabilitas pengelolaan Skala 3
Akuntabilitas Pengelolaan keuangan dan pembangunan program 1-5
Keuangan dan Pembangunan prioritas dalam Nawacita.
Nasional/korporasi.
2 Meningkatnya Maturitas SPIP. Persentase instansi pemerintah (K/L) % 85
Bidang Akuntan Negara dengan
maturitas SPIP level 3
Persentase korporasi dengan % 85
efektivitas sistem pengendalian intern
level 3
3 Meningkatnya Kapabilitas Persentase APIP instansi pemerintah % 85
Pengawasan Pengawasan (k/l) Bidang Akuntan Negara dengan
Intern Pemerintah K/L/Pemda kapabilitas level 3

2. Sasaran Program
1 Perbaikan Pengelolaan Persentase tindak lanjut rekomendasi % 100
Program Strategis/Program perbaikan tata kelola pelaksanaan
Prioritas Nasional, proyek strategis dan prioritas presiden
Pengelolaan Keuangan persentase program di korporasi yang % 100
Negara dan Pengelolaan memperoleh indeks akuntabilitas
Korporasi Negara. pengelolaan keuangan dan
pembangunan level 3
Persentase penghematan biaya (cost % 4
saving) dibandingkan dengan nilai
yang diaudit.
Persentase BUMN/anak perusahaan % 75
dengan skor GCG baik.
Persentase BUMN/anak perusahaan % 60
yang kinerjanya berpredikat minimal A
(Baik).
Persentase BUMD yang kinerjanya % 56
minimal berpredikat Baik dari BUMD
yang dievaluasi.
Presentase BLUD yang tatakelolanya % 62
minimal Cukup Baik dari BLUD yang
dievaluasi.
2 Meningkatnya Kualitas Persentase instansi pemerintah (k/l) % 85
Penerapan SPIP K/L dan Bidang Akuntan Negara dengan
Sistem Pengendalian Intern maturitas SPIP K/L level 3
Korporasi Bidang Akuntan Persentase instansi pemerintah (K/L) % 15
Negara. Bidang Akuntan Negara dengan
maturitas SPIP K/L level 3
Persentase korporasi Bidang Akuntan % 85
Negara dengan efektivitas sistem
pengendalian intern level 3 dari
korporasi yang dievaluasi
3 Meningkatnya Kapabilitas Persentase APIP instansi pemerintah % 85
Satuan Pengawasan Intern K/L (K/L) Bidang Akuntan Negara dengan
dan Korporasi kapabilitas level 3

Persentase APIP instansi pemerintah % 15


(K/L) Bidang Akuntan Negara dengan
kapabilitas level 2
Persentase korporasi dengan % 60
kapabilitas Satuan Pengawas Intern
level 2 dari korporasi yang dievaluasi

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 24


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 25


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Halaman ini sengaja dikosongkan

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 26


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja
B. Analisis Capaian Kinerja
C. Realisasi Keuangan
D. Survei Kepuasan Stakeholders

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 27


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

A. CAPAIAN KINERJA

Pengukuran kinerja merupakan bagian dari sistem akuntabilitas kinerja instansi


pemerintah, yang terdiri dari komponen perencanaan strategis, perencanaan kinerja,
pengukuran kinerja, dan pelaporan kinerja. Pengukuran kinerja adalah proses
sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan. Pengukuran dilakukan dengan
membandingkan antara realisasi dan target yang diperjanjikan dalam dokumen
Penetapan Kinerja Tahun 2019, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
53 Tahun 2014, yang menitikberatkan pada pengukuran pencapaian sasaran
strategis. Capaian sasaran strategis Deputi Bidang Akuntan Negara diukur dengan
seluruh indikator kinerja dalam sasaran strategis.

Untuk mengetahui kinerja sasaran strategis, diperlukan indikator kinerja. Capaian


indikator dihitung dengan membandingkan realisasi indikator kinerja sasaran strategis
terhadap targetnya. Capaian sasaran strategis disimpulkan dari rata-rata capaian
indikator kinerja yang terkait. Analisis lebih lanjut dilakukan terutama terhadap target
IKU yang tidak tercapai, untuk mengidentifikasi faktor yang menyebabkan dan
sekaligus sebagai upaya peningkatan kinerja periode mendatang. Dalam evaluasi
kinerja, juga dilakukan pembandingan-pembandingan antara realisasi kinerja dengan
target tahun berjalan, realisasi kinerja tahun berjalan dengan realisasi tahun lalu dan
pembandingan lain yang diperlukan.

Capaian kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara merupakan kinerja unit di lingkungan
Deputi Bidang Akuntan Negara dan Perwakilan BPKP. Tujuan Rencana Strategis,
Realisasi Capaian Kinerja diuraikan sebagai berikut:

1. Tujuan Rencana Strategis


Tujuan Rencana strategis Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2015 – 2019
adalah:
1) Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Korporasi yang Bersih dan
Efektif.
2) Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Kementerian/Lembaga dan Korporasi.

Tujuan yang dinyatakan dalam Rencana Strategis Deputi Bidang Akuntan Negara
tersebut dijabarkan dalam sasaran strategis dan sasaran program. Dalam
implementasi rencana strategis ke dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2019, terdapat
3 (tiga) sasaran strategis dengan 4 (empat) indikator kinerja dan 3 (tiga) sasaran
program dengan 13 indikator kinerja.

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 28


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

2. Realisasi Capaian Kinerja


Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, rata-rata realisasi pencapaian sasaran
strategis 1 s.d 3 adalah sebesar 112,29%, terdiri dari realisasi pencapaian
sasaran strategis 1 (Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan
dan Pembangunan Nasional/Korporasi) sebesar 133,33%, sasaran 2
(Meningkatnya Maturitas SPIP) sebesar 85,88%, dan sasaran 3 (Meningkatnya
Kapabilitas Pengawasan Intern K/L/Pemda) sebesar 117,65%. Pencapaian
Sasaran Strategis Tahun 2019 disajikan dalam Tabel 3.1.

Penyebab sasaran strategis 2 tidak tercapai karena realisasi indikator kinerja


sasaran strategis kedua untuk Meningkatnya Maturitas SPIP, yaitu persentase
korporasi dengan efektivitas sistem pengendalian intern Level 3 dari korporasi
yang dievaluasi, di bawah target dengan capaian 54,12% (target 85% sedang
realisasi 46,00%). Dari 100 badan usaha yang dievaluasi, perusahaan yang
mencapai efektivitas sistem pengendalian intern level 3 ke atas adalah sebanyak
46 perusahaan dan 54 perusahaan berada pada level 1 dan level 2. Perusahaan
yang dievaluasi terdiri dari 12 BUMN dan 88 BUMD. Kedua belas BUMN sudah
berada pada level 3 ke atas. Dengan demikian, kondisi pengendalian intern di
BUMD berkontribusi sangat besar sebagai penyebab tidak tercapainya target
kinerja sasaran strategis kedua.

Tabel 3.1
Pencapaian Sasaran Strategis Tahun 2019 Deputi Bidang Akuntan Negara
Capaian
Sasaran Target Capaian
No Indikator Kinerja Realisasi Sasaran
Strategis 2019 IK (%)
(%)
1 Meningkatnya 1 Indeks 3 4 133,33 133,33
Kualitas akuntabilitas
Akuntabilitas pengelolaan
Pengelolaan keuangan dan
Keuangan dan pembangunan
Pembangunan program prioritas
Nasional/ dalam Nawacita
Korporasi
2 Meningkatnya 2.1 Persentase 85% 100% 117,65
Maturitas SPIP instansi
pemerintah (K/L)
Bidang Akuntan
Negara dengan
maturitas SPIP
level 3
2.2 Persentase 85% 46% 54.12 85,88
korporasi dengan
efektivitas sistem
pengendalian
intern level 3 dari
korporasi yang
dievaluasi

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 29


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Capaian
Sasaran Target Capaian
No Indikator Kinerja Realisasi Sasaran
Strategis 2019 IK (%)
(%)
3 Meningkatnya 3 Persentase APIP 85% 100% 117.65 117,65
Kapabilitas instansi
Pengawasan pemerintah (KL)
Intern Bidang Akuntan
Pemerintah Negara dengan
K/L/Pemda kapabilitas level 3

Pada tahun 2019, Deputi Bidang Akuntan Negara mempunyai tiga sasaran program,
yaitu 1) Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional, Pengelolaan Keuangan
Negara dan Pengelolaan Korporasi Negara; 2) Meningkatnya Kualitas Penerapan
SPIP K/L dan Sistem Pengendalian Intern Korporasi Bidang Akuntan Negara; dan
3) Meningkatnya Kapabilitas Satuan Pengawasan Intern K/L dan Korporasi.

Rata-rata realisasi capaian sasaran program tahun 2019 adalah sebesar 111,34%.
Capaian masing-masing sasaran program tersebut di atas pada tahun 2019 adalah
135,74%, 90,37%, dan 107,37%. Rincian pencapaian sasaran program tahun 2019
Deputi Bidang Akuntan Negara disajikan dalam Tabel 3.2.

Tabel 3.2
Pencapaian Sasaran Program Tahun 2019 Deputi Bidang Akuntan Negara
Capaian
Sasaran Capaian
No Indikator Kinerja Target Realisasi Program
Program IK (%)
(%)
1 Perbaikan 1.1 Persentase tindak lanjut 100% 79,23% 79,23
Pengelolaan rekomendasi perbaikan
Program tata kelola pelaksanaan
Prioritas PSN
Nasional,
1.2 Persentase program di 100% 100,00% 100,00
Pengelolaan
korporasi yang
Keuangan
memperoleh indek
Negara dan
akuntabilitas pengelolaan
Pengelolaan
keuangan dan
Korporasi
pembangunan level 3
Negara
1.3 Persentase 4% 9,92% 248,00
penghematan biaya
(Cost Saving) 135,74
dibandingkan dengan
nilai diaudit

1.4 Persentase BUMN/anak 75% 85,45% 113,94


perusahaan denganSkor
GCG Baik dari yang di –
assess

1.5 Persentase BUMN/Anak 60% 84,48% 140,80


perusahaan yang
kinerjanya berpredikat
minimal A (baik)

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 30


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Capaian
Sasaran Capaian
No Indikator Kinerja Target Realisasi Program
Program IK (%)
(%)
1.6 Persentase BUMD yang 56% 59,89% 106,95
kinerjanya minimal
berpredikat baik dari
BUMD yang dievaluasi

1.7 Persentase BLUD yang 62% 100,00% 161,29


tata kelolanya minimal
Cukup Baik dari BLUD
yang dievaluasi
2 Meningkatnya 2.1 Persentase instansi 85% 100,00% 117,65
Kualitas pemerintah (K/L) Bidang
Penerapan Akuntan Negara dengan
SPIP K/L dan maturitas SPIP level 3
Sistem
Pengendalian 2.2 Persentase instansi 15% 0,00% 100,00
Intern pemerintah (K/L) Bidang
Korporasi Akuntan Negara dengan 90,59
Bidang maturitas SPIP level 2
Akuntan 2.3 Persentase korporasi 85% 46,00% 54,12
Negara Bidang Akuntan Negara
dengan efektivitas sistem
pengendalian intern level
3 dari korporasi yang
dievaluasi

3 Meningkatnya 3.1 Persentase APIP instansi 85% 100,00% 117,65


Kapabilitas pemerintah (K/L) Bidang
Satuan Akuntan Negara dengan
Pengawasan kapabilitas level 3
Intern K/L dan
Korporasi
3.2 Persentase APIP instansi 15% 0,00% 100,00
pemerintah (K/L) Bidang
Akuntan Negara dengan 107,68
kapabilitas level 2

3.3 Persentase korporasi 60% 63,24% 105,39


dengan kapabilitas
satuan pengawas internal
level 2 dari korporasi
yang dievaluasi

Sasaran program 2 hanya mencapai 90,59% dari target. Hal ini karena realisasi
indikator kinerja sasaran program yang ketiga dari “Meningkatnya Kualitas Penerapan
SPIP K/L dan Sistem Pengendalian Intern Korporasi Bidang Akuntan Negara”
(persentase korporasi Bidang Akuntan Negara dengan efektivitas sistem pengendalian
intern level 3 dari korporasi yang dievaluasi) di bawah target dengan capaian 54,12%
(target 85% sedang realisasi 46%). Dari 100 badan usaha yang dievaluasi, perusahaan
yang mencapai efektivitas sistem pengendalian intern level 3 ke atas adalah sebanyak
46 perusahaan, sedangkan 54 perusahaan lainnya berada pada level 1 dan level 2.
Perusahaan yang dievaluasi terdiri dari 12 BUMN dan 88 BUMD. Kedua belas BUMN
sudah berada pada level 3 ke atas. Dengan demikian, kondisi pengendalian intern di
BUMD berkontribusi sangat besar sebagai penyebab tidak tercapainya target kinerja
sasaran strategis kedua.

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 31


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Analisis capaian kinerja dilakukan terhadap capaian kinerja sasaran strategis.Selain


itu, analisis dilakukan dengan membandingkan capaian tahun 2019 dengan tahun
sebelumnya dan menilai efisiensi penggunaan sumber daya yang digunakan untuk
mencapai sasaran strategis melalui program yang dilaksanakan.Uraian capaian
masing-masing sasaran strategis tersebut adalah sebagai berikut:

Tujuan 1: Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Korporasi yang


Bersih dan Efektif

Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas


Sasaran Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan
Strategis 1 Nasional/Korporasi

Pencapaian sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan


Keuangan dan Pembangunan Nasional/Korporasi diukur dengan menggunakan
indikator kinerja “Indeks Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan
Program Prioritas dalam Nawacita”. Indeks tersebut diwujudkan dalam bentuk Indeks
Akuntabilitas Pengelolaan Program Pembangunan Nasional (ATPN). Skala yang
digunakan dalam indeks akuntabilitas adalah skala 1-5. Semakin tinggi nilai indeks
menunjukkan kualitas akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan
program prioritas yang semakin baik. Nilai Indeks ATPN level pelaksana diperoleh
dengan menjumlahkan skor seluruh variabel, dengan rumusan sebagai berikut:

Indeks ATPN Pelaksana = Skor Variabel Kebijakan + Skor Variabel


Perencanaan Penganggaran + Skor Variabel
Pelaksanaan Penatausahaan + Skor Variabel
Pelaporan Pertanggungjawaban + Skor Variabel
Pengawasan

Target nilai indeks pada tahun 2019 adalah 3 dari skala 5. Pada tahun 2019, Deputi
Bidang Akuntan Negara telah mengukur indeks ATPN pada Program Prioritas
Nasional Ketahanan Pangan pada PT Pupuk Indonesia (Persero) sebagai pelaksana
atas pengadaan dan penyaluran pupuk bersubsidi guna mendukung Proyek Prioritas
Nasional Ketahanan Pangan untuk periode tahun 2019. Hasil pengukuran
menunjukkan total skor sebesar 0,8375 dengan capaian 83,75% atau berada pada
kategori “Baik” dan berada di level empat dari lima level. Perolehan nilai setiap variabel
disajikan pada Tabel 3.3.

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 32


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Tabel 3.3
Capaian Nilai Indeks ATPN pada Program Prioritas Nasional Ketahanan Pangan
pada PT Pupuk Indonesia (Persero)

No Variabel Nilai
1 Kebijakan 0,2050
2 Perencanaan Penganggaran 0,2150
3 Pelaksanaan Penatausahaan 0,1500
4 Pelaporan Pertanggungjawaban 0,1200
5 Pengawasan 0,1475
Jumlah 0,8375

Beberapa area yang memerlukan perhatian untuk perbaikan/penyempurnaan (area of


improvement), per masing-masing variabel telah disampaikan kepada Direksi
PT Pupuk Indonesia (Persero), berikut beberapa saran untuk memperbaiki
kelemahan-kelemahan tersebut.

Selain pengukuran indeks ATPN pada PT Pupuk Indonesia (Persero), dilaksanakan


pengawasan atas Program Ketahanan Pangan pada Perum BULOG serta PT Pertani
dan PT Sang Hyang Sri, tetapi tidak dilakukan pengukuran indeksnya.

Perbandingan capaian indikator kinerja indeks akuntabilitas pengelolaan keuangan


dan pembangunan nasional/korporasi disajikan dalam Tabel 3.4.

Tabel 3.4
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja Indeks ATPN Tahun 2015-2019

Tahun
Uraian Satuan
2015 2016 2017 2018 2019
Target % 2 2 3
Realisasi % 2,53 4 4
Capaian % 126,50 200,00 133,33

Pengukuran sasaran strategis 1 dengan menggunakan indeks dimulai sejak tahun


2017, sehingga untuk indeks tahun 2015 dan 2016 tidak dapat disajikan. Pencapaian
kinerja indeks, pada tahun 2019 dapat dibandingkan secara langsung dengan indeks
tahun 2018 karena menggunakan metode pengukuran indeks yang sama, sedangkan
dengan indeks tahun 2017 tidak dapat dibandingkan, karena metode pengukurannya
berbeda.

Pencapaian sasaran strategis 1 didukung dengan dana sebesar Rp30.494.734.680,00


atau 93,84% dari anggaran sebesar Rp32.497.941.334,00, dan SDM sebanyak
94.573 OH atau 90,74% dari rencana sebanyak 104.225 OH. Rincian target dan
realisasi dana tahun 2019 Deputi Bidang Akuntan Negara dan Bidang Akuntan Negara
(Direktorat dan 34 Perwakilan) disajikan pada lampiran 1 serta target dan realisasi
SDM tahun 2019 Deputi Bidang Akuntan Negara dan Bidang Akuntan Negara
(Direktorat dan 34 Perwakilan) disajikan pada lampiran 2

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 33


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Realisasi capaian IKU sasaran strategis 1 sebesar 133,33% telah dicapai secara
efisien, dengan menggunakan dana 90,55% dari anggaran dan menyerap 90,74% dari
kapasitas SDM yang direncanakan.

Pencapaian sasaran strategis 1, didukung oleh pencapaian sasaran program


“Perbaikan pengelolaan Program Prioritas Nasional, Pengelolaan Keuangan Negara
dan Pengelolaan Korporasi Negara”.

Strategi yang dilakukan untuk pencapaian sasaran strategis 1 pada tahun 2019
adalah:
- Meningkatkan pengawalan terhadap proyek strategis nasional melalui reviu proyek
PSN.
- Meningkatkan layanan melalui assurance dan konsultansi terhadap permintaan
BUMN yang melaksanakan proyek PSN.
- Melakukan pengukuran terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan
pembangunan bidang ketahanan pangan.

Sehubungan dengan peningkatan peran BUMN sebagai agen pembangunan


pemerintah dan peningkatan tata kelola yang baik, BUMN telah melakukan berbagai
upaya dan BPKP berkontribusi antara lain sebagai berikut:

1) Penyertaan Modal Negara (PMN)


PMN Tahun 2015 dan PMN Tahun 2016
Pada tahun 2015, jumlah PMN adalah sebesar Rp65.161.407.000.000 diberikan
kepada 40 BUMN, yaitu 2 BUMN binaan Kementerian Keuangan senilai
Rp21.356.600.000 dan 38 BUMN binaan Kementerian BUMN senilai
Rp43.804.807.000.000.

Pada tahun 2016, jumlah PMN yang diserahkan Pemerintah sesuai peraturan
pemerintah adalah sebesar Rp49.473.789.984.412 kepada 23 BUMN terdiri dari
2 BUMN binaan Kementerian Keuangan senilai Rp5.160.000.000.000 dan
21 BUMN binaan Kementerian BUMN senilai Rp44.313.789.984.412.

Pada tahun 2019, Deputi Bidang Akuntan Negara melakukan reviu terhadap kajian
rencana perubahan penggunaan tambahan dana PMN tahun 2016 pada
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Perubahan penggunaan dana tambahan PMN
tahun 2016 atas tiga proyek, yaitu semula 1) Jalan tol Soreang – Pasir Koja
sebesar Rp 131.737.428.412, 2) Jalan Tol Harbour Road II sebesar
Rp1.366.086.771.588, dan 3) Jalan Tol Serang-Panimbang sebesar
Rp1.279.175.800,00, menjadi 1) Jalan Tol Soreang-Pasir Koja sebesar
Rp131.622.800.000, 2) Jalan tol Kunciran-Cengkareng sebesar
Rp1.366.201.680.000, dan 3) Jalan Tol Serang-Panimbang sebesar
Rp1.279.175.520.000.

Berdasarkan hasil reviu atas kajian perubahan penggunaan tambahan dana PMN
yang dilakukan, disimpulkan bahwa PT Wijaya Karya telah mempertimbangkan
aspek keuangan, manajemen risiko, dan manfaat ekonomi sebagai bagian dari
tata kelola perusahaan yang baik.

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 34


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Deputi Bidang Akuntan Negara juga melakukan reviu terhadap kajian rencana
perubahan penggunaan tambahan dana PMN Tahun 2016 pada Perum Bulog,
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dan PT Anekan Tambang (Antam).

2) Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional


BUMN berperan sebagai akselerator dalam Proyek Strategis Nasional terutama
bidang infrastruktur yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi, antara lain
sektor transportasi, jalan tol, air dan sanitasi, energi dan kelistrikan, pembangunan
smelter, dan kawasan industri.

Deputi Bidang Akuntan Negara BPKP mendapatkan amanah untuk berkontribusi


dalam pengawalan penyelenggaraan Proyek Strategis Nasional. Berdasarkan
pengawasan yang dilakukan, dihasilkan saran yang antara lain disajikan dalam
bagian indikator sasaran program 1.1., yaitu persentase Tindak Lanjut
Rekomendasi Perbaikan Tata Kelola Pelaksanaan PSN.

3) Implementasi Good Gorporate Governance


Dalam rangka meningkatkan kualitas tata kelola, setiap BUMN wajib
mengimplementasikan penerapan prinsip-prinsip GCG yang baik. Berdasarkan
Laporan Kinerja Kementerian BUMN Tahun 2018, skor rata-rata GCG Tahun 2018
adalah 85,45 dengan kategori “Baik:” secara agregat. Namun demikian, terdapat
8 dari 55 BUMN yang di ases BPKP penerapan GCG nya memiliki predikat “Cukup
Baik”.

Pada tahun 2019, Deputi Bidang Akuntan Negara BPKP, berdasarkan permintaan
dari BUMN, melakukan kegiatan asesmen implementasi GCG pada 55
BUMN/anak perusahaan yang disajikan dalam bagian indikator sasaran program
1.4 Persentase BUMN/anak perusahaan dengan skor GCG Baik dari yang diases.

4) Pembentukan Holding BUMN


Pada tahun 2017, Kementerian BUMN menyusun Roadmap BUMN yang terdiri
dari 15 tema, dalam roadmap tersebut secara garis besar terdiri atas rencana
pelaksanaan proyek-proyek BUMN, serta rencana restrukturisasi/regrouping
BUMN ke dalam 6 (enam) Holding BUMN, yaitu 1) Sektor Perbankan dan Jasa
Keuangan, 2) Sektor Pertambangan, 3) Sektor Migas, 4) Sektor Perumahan,
5) Sektor Konstruksi dan Jalan Tol, serta 6) Sektor Pangan.

Di tahun 2017, Kementerian BUMN melalui Kedeputian Bidang Restrukturisasi dan


Pengembangan Usaha telah berhasil merealisasikan Holding Industri
Pertambangan dan Holding Migas. Sebelumnya, telah terbentuk Holding Semen,
Holding Perkebunan (PTPN), Holding Perhutani, dan Holding Pupuk. Kementerian
BUMN melalui Kedeputian Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan
Pariwisata juga menginisiasi program Holding BUMN Kesehatan, yang merupakan
wujud bahwa BUMN memiliki kemampuan untuk bersaing di industri kesehatan,

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 35


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

dan mampu bekerja secara efektif dan mampu memberikan pelayanan terbaik bagi
masyarakat.

Dalam pembentukan holding BUMN migas telah dilakukan kajian bersama antara
Kementerian BUMN dan Kementerian Keuangan. Atas kajian tersebut, BPKP
melakukan reviu, dengan pokok-pokok hasil reviu sebagai berikut:
a. Proyeksi keuangan yang telah diuji melalui serangkaian proses governance
pada korporasi dan kementerian terkait, dapat digunakan sebagai dasar dalam
melihat prospek peningkatan kapasitas dan kapabilitas dalam rangka
menambah value creation holding BUMN Migas.

b. Pembentukan holding BUMN Migas dapat meningkatkan kapasitas dan


kapabilitas yang terdiri dari:
- Peningkatan aset sebelum holding dari USD106,230 juta menjadi
USD112,636 juta.
- Penurunan DER dari 153,32% menjadi 159,10%.
- Penurunan Debt to Total Assets Ratio dari 62,02% menjadi 61,40%.
- Peningkatan potensi kapasitas investasi sebesar USD32 milyar selama
periode tahun 2017-2030.
- Peningkatan ROE dari 12,85% menjadi 13,58%.
- Peningkatan ROA dari 4,88% menjadi 5,24%.

c. Dengan adanya peningkatan kapasitas dan kapabilitas holding BUMN Migas,


berpotensi menghasilkan:
- Peningkatan dividen dan penerimaan pajak;
- Penghematan biaya investasi karena terhindar tumpang tindih
pengembangan infrastruktur;
- Peningkatan volume pengelolaan gas sebesar 3.000 s.d. 6500 MMscfd.
- Penurunan harga gas antara 5% s.d. 10%.

d. Pembentukan holding BUMN Migas akan mendukung terwujudnya ketahanan


energi nasional karena Pemerintah memiliki akses kendali lebih mudah
terhadap mata rantai gas dari hulu sampai dengan hilir.

Berdasarkan hasil reviu, telah disampaikan saran berupa:


a. Penyempurnaan peraturan tata kelola holding BUMN Migas terkait Subsidiary
Governance, agar fungsi oversight dapat tetap berjalan dengan baik.
b. Penguatan manajemen risiko mengenai reviu mitigasi risiko berkelanjutan
paska terbentuknya holding BUMN Migas, mengingat dinamika yang tinggi
pada sektor migas.

5) Rencana Divestasi Saham PT Freeport Indonesia oleh PT Inalum

Pemerintah menugaskan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)/Inalum untuk


melakukan pengambilalihan saham divestasi PTFI agar saham yang dimiliki
peserta Indonesia di PTFI mencapai sekurang-kurangnya 51%. Untuk

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 36


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

melaksanakan penugasan tersebut, skema transaksi yang disepakati oleh Inalum


dengan para pihak terkait berupa satu paket transaksi yang meliputi:
a. Akuisisi 100% saham PT Indocopper Investama (PTII) dari Freeport McMoran
Copper & Gold Inc (FCX);
b. Penambahan penyertaan modal PTII;
c. Pembelian 40% saham baru PTFI hasil right issue, yang dilakukan oleh Inalum
dan PTII;
d. Pembelian saham PTRTI oleh PTFI dari RTZ.

Dengan skema tersebut, peserta dari Indonesia akan menguasai 51,23% saham
PTFI, yang terdiri dari Inalum 26,23% dan PTII 25%. Komposisi kepemilikan
saham PTII direncanakan 60% oleh Inalum dan 40% oleh BUMD Papua.

Perjanjian divestasi telah ditandatangani pada tanggal 27 September 2018 dan


penyelesaian transaksi telah dilaksanakan pada tanggal 21 Desember 2018.

Sasaran Strategis 1: Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan


Keuangan dan Pembangunan Nasional/Korporasi

Sasaran Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas


Nasional, Pengelolaan Keuangan Negara dan
Program 1 Pengelolaan Korporasi Negara

Pencapaian Sasaran Program “Perbaikan pengelolaan Program Prioritas Nasional,


Pengelolaan Keuangan Negara dan Pengelolaan Korporasi Negara”, diukur
menggunakan tujuh indikator kinerja strategis yaitu 1) persentase tindak lanjut
rekomendasi perbaikan tata kelola pelaksanaan PSN, 2) indeks ATPN, 3) persentase
penghematan biaya (Cost Saving) dibandingkan dengan nilai diaudit, 4) persentase
BUMN/anak perusahaan dengan skor GCG Baik dari yang diases, 5) persentase
BUMN/anak perusahaan yang kinerjanya berpredikat minimal A (Baik),
6) persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat Baik dari BUMD yang
dievaluasi, dan 7) persentase BLUD yang tata kelolanya minimal Cukup Baik dari
BLUD yang dievaluasi. Uraian atas capaian indikator kinerja tersebut, adalah sebagai
berikut:

1. Indikator Kinerja 1.1: Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi


Perbaikan Tata Kelola Pelaksanaan PSN

Indikator ini mencerminkan peningkatan kinerja korporasi melalui pengawasan


dengan memberikan rekomendasi perbaikan atas program/kegiatan yang bersifat
lintas sektoral atau program prioritas nasional. Semakin banyak rekomendasi yang
ditindaklanjuti sebagai bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders, maka
capaian kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara semakin baik.

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 37


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Pada tahun 2019, Deputi Bidang Akuntan Negara telah melaksanakan


pengawalan kegiatan prioritas pembangunan nasional, baik secara keseluruhan
maupun secara uji petik, pada kegiatan-kegiatan prioritas pembangunan nasional.
Target tindak lanjut rekomendasi perbaikan tata kelola pelaksanaan PSN adalah
100% dari rekomendasi yang diberikan.

Hasil pengawalan atas kegiatan prioritas pembangunan nasional berupa


rekomendasi yang ditindaklanjuti oleh stakeholders terhadap delapan program
prioritas pembangunan nasional disajikan dalam Tabel 3.5.

Tabel 3.5
Rekomendasi Hasil Pengawasan Program/Kegiatan Prioritas
Pembangunan Nasional

Rekomendasi
Target Capaian
No. PSN Tindak
Dikeluarkan % % %
Lanjut
1. Program Pembangunan 28 25 89,29 100 89,29
Infrastruktur Ketenagalistrikan
2 Program Pembangunan LRT 12 10 83,33 100 83,33
3. Program Pembangunan 6 6 100,00 100 100,00
Kereta Cepat
4. Program Pembangunan 23 23 100,00 100 100,00
Infrastruktur Perhubungan
5. Program Pembangunan Jalan 117 99 84,62 100 84,62
Tol
6. Program Pembangunan 25 17 68,00 100 68,00
Smelter BUMN
7. Program Pembangunan 45 40 88,89 100 88,89
Kilang
8. Program Penyediaan Air 81 47 58,02 100 58,02
Bersih
Jumlah 337 267 79,23 100 79,23

Realisasi sebesar 79,23% merupakan jumlah tindak lanjut sebanyak 267


rekomendasi dari 337 rekomendasi yang disampaikan pada tahun 2019
atau capaian sebesar 79,23%.

Tata kelola pelaksanaan pembangunan Jalan Tol

a. Trans Sumatera

Tol pertama adalah Tol Bakauheni-Terbanggi Besar (140,9 kilometer).


Progres konstruksi sampai dengan akhir tahun 2019 mencapai 97,16% dan
pembebasan lahan mencapai 99,44%. Nilai investasi untuk ruas tol ini
adalah sebesar 16,795 triliun.

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 38


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Tol kedua adalah Tol Pematang Panggang – Kayu Agung dengan Panjang
ruas 77 kilometer dengan nilai investasi sebesar Rp10,085 triliun. Sampai
dengan akhir tahun 2019, progres
konstruksi ruas ini telah mencapai
99,92%.

Tol ketiga adalah Tol Palembang –


Indralaya dengan panjang 21,93
kilometer dan biaya investasi sebesar
Rp3,301 triliun. Progres sampai
dengan akhir tahun 2019 sudah
mencapai 100 persen.

Tol keempat adalah Tol Pekanbaru-


Kandis-Dumai (131,48 kilometer)
terdiri atas 6 seksi. Sampai dengan
akhir tahun 2019, progres
pembebasan lahan tol yang ditarget
selesai pada bulan Desember 2019 mencapai 98,70% dan konstruksi
mencapai 79,02%.

Tol kelima adalah Tol Medan-Binjai sepanjang 25,44 kilometer dengan nilai
investasi Rp 2,5 triliun. Sampai dengan akhir tahun 2019, progres konstruksi
seksi 1 mencapai 90,14%.

b. Tol Trans Jawa

Dalam kurun waktu tahun 2015-2019, pemerintah melalui beberapa BUMN


PT Jasa Marga dan PT Waskita Karya (Persero) telah merampungkan 616
kilometer jaringan Tol Trans-Jawa. Sampai akhir tahun 2019, jaringan Tol
Trans-Jawa telah terhubung antara Merak sampai Grati di Pasuruan
sepanjang 933 kilometer. Adapun untuk Pasuruan-Banyuwangi sepanjang
217 kilometer ditargetkan beroperasi pada 2021.

c. Tol Kalimantan

Di Kalimantan ada jalan tol yang menghubungkan dua kota besar di


Kalimantan Timur, yaitu Balikpapan dan Samarinda. Tol Balikpapan-
Samarinda memiliki nilai investasi sebesar Rp9,97 triliun. Pembangunan
jalan tol ini dilakukan oleh PT Jasa Marga Balikpapan Samarinda (JMBS)
dengan dukungan pemerintah pusat dan provinsi. Pembangunan dibagi
menjadi lima seksi, yaitu Seksi I ruas KM 13 Balikpapan-Samboja (21,9
kilometer), Seksi II ruas Samboja-Muara Jawa (30,9 kilometer), Seksi III
ruas Muara Jawa-Palaran (17,3 kilometer), Seksi IV ruas Palaran-Jembatan
Mahkota II (17,5 kilometer), dan Seksi V ruas KM 13 Balikpapan-Sepinggan
(10,9 kilometer). Adapun penyelesaian konstruksi sampai dengan
15 Desember 2019 telah mencapai 98,96%. Jalan tol ini sudah diresmikan
oleh Presiden RI pada tanggal 17 Desember 2019.

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 39


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

b. Tol Sulawesi

Jalan Tol Manado-Bitung merupakan jalan tol yang menghubungkan kota


Manado hingga kota Bitung yang berada di Provinsi Sulawesi Utara. Jalan
tol yang direncanakan memiliki panjang 39,90 kilometer ini dibagi menjadi
empat seksi, yaitu Seksi 1A Manado-Sukur (7 kilometer), Seksi 1B Sukur-
Airmadidi (7 kilometer), Seksi 2A Airmadidi-Danowudu (11,50 kilometer),
dan Seksi 2B Danowudu-Bitung (13,50 kilometer). Jalan Tol Manado-Bitung
Seksi 1B dan 2A sudah beroperasi secara fungsional. Sampai akhir tahun
2019, pembebasan lahan Jalan Tol Manado-Bitung telah mencapai 96,81%,
sedangkan progres konstruksi mencapai 80,61%.

Selama tahun 2019, Deputi Akuntan Negara telah melakukan reviu tata kelola
pelaksanaan pembangunan jalan tol. Jumlah rekomendasi yang diberikan dan
telah ditindaklanjuti disajikan pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6
Rekomendasi dan Tindak Lanjut
pada Reviu Tata Kelola Pembangunan Jalan Tol Tahun 2019

No Ruas Jalan Tol Rekomendasi Tindaklanjut %


1 Tol Trans Sumatera 51 41 80,39
2 Tol Trans Jawa 53 47 88,68
3 Tol Trans Kalimantan 7 6 85,71
4 Tol Trans Sulawesi 6 5 83,33
Jumlah 117 99 84,62

Perbandingan capaian indikator persentase tindak lanjut rekomendasi perbaikan


tata kelola pelaksanaan PSN disajikan pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7
Perbandingan Capaian Indikator Persentase Tindak Lanjut
Rekomendasi Tata Kelola PSN
Tahun
Satuan
2015 2016 2017 2018 2019
Target % 100 100 55 60 100
Realisasi % 100 100 81,39 61,5 79,23
Capaian % 100 100 147,98 102,5 79,23

Besaran target indikator pada tahun 2015 dan 2016 adalah 100%, sedangkan
pada tahun 2017 menurun menjadi 55%. Hal ini disebabkan pada tahun tersebut
penugasan didominasi oleh permintaan dari stakeholders, sehingga ketika
permintaan tersebut telah dapat dilaksanakan, maka rekomendasi/saran yang
disampaikan berarti telah ditindaklanjuti. Pada tahun 2017 dirumuskan kembali
baseline besaran target menjadi 55% dan meningkat menjadi 60% pada tahun
2018 dan 100% pada tahun 2019.

Berbagai upaya telah dilakukan dalam tahun 2019 untuk mencapai target yang
telah ditetapkan. Untuk mencapai target tindak lanjut rekomendasi perbaikan tata

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 40


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

kelola pelaksanaan PSN di tahun 2019, upaya yang telah dilakukan perlu
ditingkatkan lagi.

Strategi ke depan (tahun 2020) yang akan dilakukan adalah:


1) Mengawal dan mendorong pihak terkait untuk mengatasi permasalahan
terutama terkait dengan perijinan yang melibatkan instansi vertikal.
2) Meningkatkan layanan assurance dan konsultasi kepada BUMN yang
mengalami kendala dalam pelaksanaan proyek PSN.

2. Indikator 1.2: Persentase Program di Korporasi yang Memperoleh Indeks


Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Level 3
Indikator kedua sasaran program “Perbaikan pengelolaan Program Prioritas
Nasional, Pengelolaan Keuangan Negara dan Pengelolaan Korporasi Negara”,
adalah persentase program di korporasi yang memperoleh Indeks Akuntabilitas
Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Level 3. Indeks tersebut diwujudkan
dalam bentuk Indeks Akuntabilitas Pengelolaan Program Pembangunan Nasional
(ATPN). Skala yang digunakan dalam Indeks Akuntabilitas adalah skala 1-5,
semakin tinggi nilai indeks menunjukkan kualitas akuntabilitas pengelolaan
keuangan dan pembangunan program prioritas yang semakin baik. Nilai Indeks
ATPN level pelaksana diperoleh dengan menjumlahkan skor seluruh variabel, yaitu
1) kebijakan, 2) perencanaan penganggaran, 3) pelaksanaan penatausahaan,
4) pelaporan pertanggungjawaban, dan 5) pengawasan

Target Persentase program di korporasi yang memperoleh indeks Akuntabilitas


Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Level 3 adalah 100%. Target program
ini muncul di tahun 2019.

Pada tahun 2019, Deputi Bidang Akuntan Negara telah mengukur indeks ATPN
pada Program Prioritas Nasional Ketahanan Pangan yang dilaksanakan pada
PT Pupuk Indonesia (Persero) sebagai pelaksana atas pengadaan dan penyaluran
pupuk bersubsidi guna mendukung Proyek Prioritas Nasional Ketahanan Pangan
untuk periode tahun 2019. Hasil pengukuran menunjukkan total skor sebesar
0,8375 dengan capaian 83,75% atau berada pada kategori “Baik” dan berada di
level empat dari lima level. Perolehan setiap variabel disajikan pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8
Capaian Setiap Variabel Indeks Akuntabilitas Pengelolaan
Program Pembangunan Nasional Tahun 2019

No Variabel Nilai
1. Kebijakan 0,2050
2. Perencanaan Penganggaran 0,2150
3. Pelaksanaan Penatausahaan 0,1500
4. Pelaporan Pertanggungjawaban 0,1200
5. Pengawasan 0,1475
Jumlah 0,8375

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 41


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Realisasi persentase program di korporasi yang memperoleh indeks akuntabilitas


pengelolaan keuangan dan pembangunan level 3 adalah 100% sehingga capaian
realisasi indikator ini pada tahun 2019 adalah 100%. Perbandingan capaian dan
target sasaran program disajikan dalam Tabel 3.9.

Tabel 3.9
Perbandingan Capaian dan Target Sasaran Program
“Persentase Program di Korporasi yang Memperoleh Indeks Akuntabilitas
Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Level 3” Tahun 2019

Target Realisasi Capaian


Indikator kinerja Satuan
(%) (%) sasaran
Persentase Program di
Korporasi yang Memperoleh
Indeks Akuntabilitas Persen 100 100 100%
Pengelolaan Keuangan dan
Pembangunan Level 3

3. Indikator 1.3: Persentase Penghematan Biaya (Cost Saving) Dibandingkan


dengan Nilai Diaudit

Sesuai dengan fokus pengawasan BPKP yang kedua, Deputi Bidang Akuntan
Negara berupaya memberikan kontribusi atas peningkatan ruang fiskal dengan
melakukan audit atas Bagi Hasil Kontrak Kerjasama Migas, dengan capaian
penghematan biaya (cost saving) dibandingkan dengan nilai yang diaudit dan
pengawasan pada sektor perbankan melalui audit subsidi bunga KPR.

Deputi Bidang Akuntan Negara telah melakukan audit tujuan tertentu terhadap
Kontraktor Kontrak Kerja Sama yang bergerak di sektor minyak dan gas bumi
untuk menilai ketaatan terhadap kontrak yang telah disepakati. Hasil audit ini
terutama berkaitan dengan koreksi terhadap cost recovery dan penerimaan negara
lainnya, yang digunakan sebagai indikator kinerja utama sebagai bagian dari
upaya mencapai sasaran optimalisasi penerimaan negara. Selain dari kegiatan
audit sektor Migas, penghematan biaya (cost saving) diperoleh dari sektor
perbankan melalui kegiatan audit subsidi bunga KPR.

Koreksi yang dilakukan dalam pelaksanaan audit tujuan tertentu bidang migas
dimaksudkan untuk mencegah terjadinya pengeluaran yang tidak seharusnya
dibebankan ke negara dan meningkatkan pendapatan yang menjadi hak negara.
Selain itu, BPKP membantu pemerintah dalam perbaikan sistem dan aturan di
bidang migas.
Sesuai dengan Perjanjian Kinerja 2019, Deputi Bidang Akuntan Negara
menargetkan indikator kinerja penghematan biaya (cost saving) dibandingkan
dengan nilai yang diaudit adalah 4%. Realisasi cost saving pada tahun 2019
sebesar Rp10.336.553.059.997, dari cakupan audit sebesar
Rp104.231.233.185.700 atau 9,92%. Nilai cost saving tersebut diperoleh dari
kegiatan sebagaimana tersaji pada Tabel 3.10.

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 42


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Tabel 3.10
Realisasi Cost Saving Tahun 2019
Cakupan Audit Koreksi
Uraian %
Rp Rp
Audit KKKS, TAC/KSO/JOC 103.977.934.676.667 10.275.312.512.323 9,88
Verifikasi IJP KUR dan audit 253.298.509.032 61.240.547.765 24,18
subsidi bunga
Jumlah 104.231.233.185.700 10.336.553.059.997 9,92

Perbandingan capaian dan target sasaran program tahun 2019 untuk indikator
kinerja ketiga, yaitu persentase penghematan biaya (cost saving) dibanding dengan
nilai yang diaudit disajikan dalam Tabel 3.11.

Tabel 3.11
Perbandingan Capaian dan Target Sasaran Program
“Persentase Penghematan Biaya (Cost Saving) Dibanding dengan Nilai Yang Diaudit”
Tahun 2019
Target Realisasi Capaian
Indikator kinerja Satuan
(%) (%) sasaran
Persentase Penghematan
biaya (cost saving) Persen 4 9,92 248,00%
dibanding dengan nilai yang
diaudit

Cost Saving bidang migas

Realisasi penghematan biaya (cost saving) migas dalam tahun 2019 adalah
sebesar Rp10.275.312.512.232. Dengan cakupan audit sebesar
Rp103.977.934.676.667 maka besarnya cost saving yang diperoleh adalah
sebesar 9,88%, yang semuanya merupakan audit KKKS dan tidak ada audit JOC
atau TAC).

Jika dibandingkan dengan target penghematan biaya (cost saving) tahun 2019
sebesar 4%, capaian
realisasi cost saving
tahun 2019 adalah
sebesar 247,00%
(9,88%/4%x100).

Tercapainya target cost


saving melebihi target
tersebut di atas
terutama disebabkan
bertambahnya sumber
daya audit sehubungan adanya pemeriksaan bersama BPKP, SKK Migas dan
DJP sesuai PMK 34/2018 tentang Peraturan Menteri Keuangan Nomor
34/PMK.03/2018 tentang Pedoman Pelaksaan Pemeriksaan Bersama atas

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 43


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Pelaksanaan Kontrak Kerja Sama Bertentuk Kontrak Bagi Hasil dengan


Pengembalian Biaya Operasi di Bidang Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.

Perbandingan realisasi penghematan biaya (cost saving) migas tahun 2018


dengan tahun 2019 secara angka absolut menunjukkan adanya kenaikan, yaitu
tahun 2018 sebesar Rp3.256.245.737.111,82 dan tahun 2019 sebesar
Rp10.275.312.512.232. Namun, secara persentase, realisasi penghematan biaya
(cost saving) migas tahun 2019 mengalami penurunan dibanding tahun 2018,
yaitu dari 10,65% menjadi 9,88%, karena nilai cakupan audit juga meningkat dari
Rp30.573.975.703.871,30 menjadi Rp103.977.934.676.667.

Cost saving bidang perbankan

Penghematan biaya (cost saving) dari sektor perbankan melalui kegiatan audit
subsidi bunga KPR dilakukan oleh Direktorat Pengawasan Badan Usaha Jasa
Keuangan, Jasa Penilai dan
Manufaktur pada tahun 2019, meliputi
audit terhadap tagihan imbal jasa
penjaminan (IJP) KUR yang diajukan
oleh perusahaan asuransi/penjaminan
(Perum Jamkrindo dan PT Askrindo)
kepada KPA Kementerian Koperasi
dan UKM dan audit terhadap subsidi
bunga perumahan yang diajukan oleh
Bank BTN kepada KPA Satker
Direktorat Jenderal Pembiayaan
Perumahan, Kementerian PUPR. Cost
saving dalam konteks hasil
pengawasan yang dilakukan oleh
Direktorat Pengawasan Badan Usaha
Jasa Keuangan, Jasa Penilai dan Manufaktur adalah koreksi yang
mengakibatkan pengurangan pembayaran yang dilakukan oleh KPA atas tagihan
yang diajukan oleh korporasi.

Perhitungan nilai cost saving dari hasil audit tersebut sebesar Rp61.240.547.765
disajikan pada Tabel 3.12.

Tabel 3.12
Perhitungan Nilai Cost Saving Hasil Audit Tahun 2019

Uraian Verifikasi IJP KUR Audit Subsidi Bunga KPR Total


(Rp) (Rp) (Rp)
Total Tagihan 82.308.834.465 170.989.674.567 253.298.509.032
Koreksi 50.808.782.393 10.431.765.372 61.240.547.765
Tagihan layak bayar 31.500.052.072 160.557.909.195 192.057.961.267

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 44


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Jika dibandingkan dengan target penghematan biaya (cost saving) tahun 2018
sebesar 4%, realisasi capaian cost saving atas IJP KUR dan Subsidi bunga tahun
2019 sebesar 24,18%. Realisasi ini lebih tinggi 20,14% dibandingkan target 2019
atau dengan capaian 604,43% (24,18%/4%x100).

4. Indikator 1.4: Persentase BUMN/Anak Perusahaan dengan Skor Good


Corporate Governance (GCG) “Baik” dari yang Diases

Penetapan skor GCG pada BUMN/anak perusahaan didasarkan pada Peraturan


Menteri Negara BUMN Nomor PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola
yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara dan
Surat Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN Nomor 16 Tahun 2012. Asesmen
GCG dilakukan melalui penilaian atas 572 faktor yang diuji kesesuaian
penerapannya. Hasil asesmen berupa skor GCG, sebagai dasar penentuan
kategori penerapan GCG pada BUMN, yang terdiri dari lima kategori yaitu Sangat
Baik, Baik, Cukup Baik, Kurang Baik, dan Tidak Baik. Indikator Kinerja Utama
(IKU) “Persentase BUMN/Anak Perusahaan dengan skor GCG Baik dari yang
diases” diukur dengan menghitung jumlah BUMN/anak perusahaan yang
mendapat skor minimal “Baik” atas penerapan GCG dibandingkan dengan jumlah
BUMN/Anak Perusahaan yang dilakukan penilaiannya oleh BPKP.

Pada tahun 2019, terdapat 55 BUMN/anak


perusahaan yang dinilai penerapan
GCG-nya oleh BPKP dan
laporannya telah diterbitkan. Dari 55
perusahaan tersebut, terdapat 47
BUMN/anak perusahaan yang
mendapat skor dengan kategori
minimal “Baik” atau dengan realisasi
sebesar 85,45%. Rincian kategori skor
minimal “Baik” dari 47 BUMN/anak
perusahaan tersebut terdiri dari
19 BUMN/Anak Perusahaan mendapat kategori skor “Sangat Baik” dan
28 BUMN/Anak Perusahaan mendapat kategori skor “Baik”. Realisasi indikator
BUMN/Anak Perusahaan dengan skor penerapan GCG minimal “Baik” disajikan
dalam Tabel 3.13.

Tabel 3.13
Capaian BUMN/Anak Perusahaan dengan skor GCG minimal “Baik”

Target Realisasi Capaian


No. Indikator Kinerja Satuan
2019 2019 Sasaran
1 Persentase BUMN/Anak persen 75,00 85,45 113,94
Perusahaan dengan skor
GCG baik

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 45


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Jika dibandingkan dengan target BUMN/anak perusahaan dengan skor GCG Baik
sebesar 75%, capaian indikator ini adalah sebesar 113,94%. Capaian penerapan
GCG pada BUMN/anak perusahaan yang dievaluasi pada tahun 2019 disajikan
pada Lampiran 3.

Capaian indikator berupa persentase BUMN/anak perusahaan yang GCG


mendapat skor minimal “Baik” periode tahun 2015 sampai dengan 2019 disajikan
dalam Tabel 3.14.

Tabel 3.14
Capaian BUMN/Anak Perusahaan dengan skor GCG minimal “Baik”.

TAHUN
Uraian Satuan
2015 2016 2017 2018 2019
Target % 65.00 65.00 70,00 70,00 75,00
Realisasi % 65.71 74.29 76.36 80,00 85,45
Capaian % 101.09 114.29 109,09 114,29 113,94

Realisasi persentase BUMN/anak perusahaan dengan skor GCG minimal Baik


mulai tahun 2015 s.d. 2019 cenderung meningkat, yaitu pada tahun 2015 sebesar
65,71% sampai sebesar 85,45% pada tahun 2019 atau meningkat 19,74% dalam
periode 5 tahun. Hal ini memberikan gambaran bahwa tatakelola pada BUMN
semakin membaik.

Capaian pada tahun 2017 lebih rendah dibanding tahun 2016, kemudian
meningkat lagi pada tahun 2018 dan sedikit mengalami penurunan pada tahun
2019. Penurunan capaian di tahun 2019 terjadi karena peningkatan target pada
tahun 2019, yaitu dari 70% pada tahun 2018 menjadi 75% pada tahun 2019.

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor PER-01/MBU/2011


tentang Penerapan Tata Kelola yang Baik (Good Corporate Governance) pada
Badan Usaha Milik Negara dan Surat Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN
Nomor 16 Tahun 2012, assesmen GCG dilakukan setiap tahun secara bergantian
antara self-assessment dan asesor independen. Apabila dianalisis tren 2 tahunan
(2015, 2017, dan 2019; 2016 dan 2018) maka terlihat terjadi peningkatan realisasi
BUMN dengan GCG Baik, begitu pula dengan capaian kinerjanya. Hal ini
memberikan gambaran bahwa setelah dilakukan asesmen oleh asesor
independen, BUMN melakukan tindaklanjut atas saran Area of improvement,
sehingga skornya menjadi semakin baik.

Sebaran capaian skor GCG pada 55 BUMN/anak perusahaan yang diases


berdasarkan sektor usaha disajikan dalam Tabel 3.15.

Berdasarkan Tabel 3.15, diketahui bahwa BUMN yang diases oleh BPKP pada
tahun 2019 yang mendapatkan capaian SB dan B paling tinggi adalah BUMN
yang bergerak dalam sektor usaha kelistrikan, yaitu 14,54%, sedangkan paling
rendah sebesar 1,82% terdapat pada tujuh (7) sektor usaha, yaitu 1) fasilitas dan

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 46


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

infrastruktur transportasi; 2) teknologi informasi dan komunikasi; 3) pengolahan;


4) pupuk; 5) jasa survei; 6) agrobisnis dan perikanan; dan 7) pertahanan nasional
dan teknologi informasi. BUMN dan anak perusahaan yang mendapatkan
persentase capaian CB paling tinggi adalah 3,63%, yaitu pada sektor kawasan
industri.

Tabel 3.15
Rincian Kategori GCG BUMN/Anak Perusahaan Berdasarkan Sektor Usaha

2019
No Sektor Usaha
SB B Jml % CB % Jml %
1 Kelistrikan 5 3 8 14,54 1 1,82 9 16,37
2 Perkebunan 1 4 5 9,09 1 1,82 6 10,91
3 Fasilitas dan Infrastruktur 1 0 1 1,82 1 1,82 2 3,64
Transportasi
4 Kesehatan 2 1 3 5,45 - - 3 5,45
5 Teknologi Informasi dan 1 0 1 1,82 - - 1 1,82
Komunikasi
6 Transportasi dan 1 6 7 12,73 1 1,82 8 14,55
Pergudangan
7 Infrastruktur 3 2 5 9,09 - - 5 9,09
8 Pengolahan 1 0 1 1,82 - - 1 1,82
9 Kawasan Industri 1 1 2 3,64 2 3,63 4 7,27
10 Perumahan 1 2 3 5,45 - - 3 5,45
11 Minyak dan Gas 1 2 3 5,45 1 1,82 4 7,27
12 Perbankan dan Jasa 1 1 2 3,64 - - 2 3,64
Keuangan
13 Pupuk 0 1 1 1,82 - - 1 1,82
14 Real Estate dan 0 2 2 - 2 3,64
3,64 -
Akomodasi
15 Jasa Survei 0 1 1 1,82 - - 1 1,82
16 Agrobisnis dan Perikanan 0 1 1 1,82 - - 1 1,82
17 Pertahanan Nasional dan 0 1 1 1,82 1 1,82 2 3,64
Teknologi Informasi
Jumlah 19 28 47 85,45 8 14,55 55 100,00

Catatan:
SB: Sangat Baik; B: Baik; CB: Cukup Baik
Persentase dihitung dari jumlah sektor usaha dari seluruh kategori
Sektor usaha mengikuti sektor usaha pada State-Owned Enterprise Profile Tahun 2018
yang diterbitkan oleh Kementerian BUMN pada tahun 2019.

Hal ini juga memberikan gambaran bahwa masih diperlukan peningkatan upaya
yang lebih baik sektor-sektor tersebut dalam Tabel 3.15 yang masih memeroleh
predikat cukup baik untuk meningkatkan tata kelola yang baik.

Untuk meningkatkan kualitas asesmen GCG yang dilakukan oleh BPKP, pada
tahun 2018 telah dilakukan up-grading manajemen mutu asesmen GCG dari ISO
9001:2008 ke ISO 9001: 2015 berbasis risiko. Hal ini sejalan dengan program
BPKP yang menjalankan pengawasan internal berbasis risiko.

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 47


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

5. Indikator 1.5: Persentase BUMN/anak perusahaan yang kinerjanya


berpredikat Minimal “A (Baik)”.

Pemberian predikat kesehatan BUMN/anak perusahaan minimal A (Sehat) adalah


berdasarkan pada Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor
KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan
Badan Usaha Milik Negara. Tingkat kesehatan BUMN ditetapkan berdasarkan
penilaian terhadap kinerja Perusahaan untuk tahun buku 2016 yang meliputi
penilaian: aspek keuangan, aspek operasional dan aspek administrasi.

Indikator kinerja "persentase BUMN/anak perusahaan yang kinerjanya berpredikat


minimal A (Baik)” diukur dengan menghitung jumlah BUMN/anak perusahaan yang
kinerjanya berpredikat minimal A (Baik) yang mendapatkan fasilitasi dari BPKP
melalui kegiatan assurance seperti audit, reviu, evaluasi, dan monitoring, serta
kegiatan consulting, seperti bimtek dan sosialisasi.

Target capaian kinerja BUMN/ minimal A pada tahun 2019 adalah 60% dari BUMN
yang mendapatkan kegiatan pengawasan dari Deputi Bidang Akuntan Negara.
Realisasi indikator kinerja "persentase BUMN/anak perusahaan yang kinerjanya
berpredikat minimal A (Baik)" pada tahun 2019 adalah sebesar 84,48% atau
mencapai 140,80% dari target sebesar 60%. Realisasi tersebut dihitung
berdasarkan 49 BUMN yang kinerjanya memperoleh predikat minimal A dari
58 BUMN yang difasilitasi. Realisasi indikator BUMN dengan capaian kinerja
minimal A disajikan dalam Tabel 3.16.

Tabel 3.16
BUMN/anak perusahaan yang kinerjanya berpredikat Minimal A

Capaian
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi
Sasaran

Persentase BUMN/anak perusahaan


1 % 60 84,48 140,80
yang berpredikat minimal A (Baik)

Realisasi indikator kinerja berupa “persentase BUMN/anak perusahaan yang


berpredikat minimal A (Baik)” tahun 2019 sebesar 84,48% atau naik sebesar
9,93%, dibandingkan realisasi indikator kinerja tahun 2018 sebesar 74,55%.

Capaian indikator kinerja tahun 2019 adalah sebesar 140,80% atau naik 12,33%
dari capaian tahun 2018 sebesar 128,47%, walaupun terdapat kenaikan target
pada tahun 2019, yaitu semula 58% pada tahun 2018 menjadi 60% pada tahun
2019.

Capaian indikator kinerja berupa “persentase BUMN/anak perusahaan yang


berpredikat minimal A (Baik)” untuk periode tahun 2015 s.d. 2019 disajikan dalam
Tabel 3.17. Capaian kinerja BUMN dan anak perusahaan tahun 2018 yang
difasilitasi Deputi Bidang Akuntan Negara disajikan pada Lampiran 4.

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 48


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Tabel 3.17
Capaian Indikator Kinerja Persentase BUMN/Anak Perusahan yang Berpredikat Minimal
A (Baik) Periode Tahun 2015 s.d. 2019

Satuan TAHUN
2015 2016 2017 2018 2019
Target % 50 52 54 58 60
Realisasi % 59,55 83,75 74,55 74,51 84,48
Capaian % 119,10 161,06 138,06 128,47 140,80

Realisasi “persentase BUMN/anak perusahaan yang berpredikat minimal A (Baik)”


periode tahun 2015 s.d. 2019 cenderung meningkat, yaitu pada tahun 2015
sebesar 59,55%, sedangkan 2019 sebesar 84,48% atau meningkat 24,93% dalam
periode 5 tahun. Hal ini memberikan gambaran bahwa kinerja BUMN semakin
membaik. Namun demikian, capaian kinerja BUMN/anak perusahaan cenderung
fluktuatif pada periode tahun 2015 s.d. 2019, meskipun masih di atas target yang
ditetapkan. Sebaran capaian skor kesehatan BUMN menurut sektor usaha pada
58 BUMN/anak perusahaan yang difasilitasi disajikan dalam Tabel 3.18.

Tabel 3.18
Sebaran Sektor Usaha Capaian Skor Kesehatan
BUMN/Anak Perusahaan yang Difasilitasi

2019
No Sektor Usaha Dibawah
Min A % % JML %
A
1 Kelistrikan 1 1,72 - - 1 1,72
2 Perkebunan - - 1 1,72 1 1,72
3 Fasilitas dan Infrastruktur
2 3,45 - - 2 3,45
Transportasi
4 Kesehatan 2 3,45 1 1,72 3 5,17
5 Transportasi dan
6 10,34 - - 6 10,34
Pergudangan
6 Infrastruktur 4 6,90 - - 4 6,90
7 Pengolahan 1 1,72 1 1,72 2 3,45
8 Kawasan Industri 5 8,62 1 1,72 6 10,34
9 Perumahan 3 5,17 - - 3 5,17
10 Minyak dan Gas 1 1,72 - - 1 1,72
11 Perbankan dan Jasa
3 5,17 - - 3 5,17
Keuangan
12 Pupuk 1 1,72 - - 1 1,72
13 Real Estate dan Akomodasi 2 3,45 1 1,72 3 5,17
14 Jasa Survei 1 1,72 - - 1 1,72
15 Agrobisnis dan Perikanan 2 3,45 1 1,72 3 5,17
16 Pertahanan Nasional dan
- - 2 3,45 2 3,45
Teknologi Tinggi
17 Manajemen Air 2 3,45 - - 2 3,45
18 Pertambangan 1 1,72 - - 1 1,72
19 Konstruksi 1 1,72 - - 1 1,72
20 Perdagangan dan Retail 1 1,72 1 1,72 2 3,45
21 Media dan Percetakan Berita 2 3,45 - - 2 3,45
22 Kemaritiman 5 8,62 - - 5 8,62
23 Asuransi 3 5,17 - - 3 5,17
Jumlah 49 84,48 9 15,52 58 100,00

Catatan:
Sektor usaha mengikuti sektor usaha pada State-Owned Enterprise Profile Tahun 2018
yang diterbitkan oleh Kementerian BUMN pada tahun 2019

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 49


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Berdasarkan Tabel 3.18, diketahui bahwa BUMN/anak perusahaan yang


mendapatkan persentase capaian minimal A paling tinggi adalah sektor
transportasi dan pergudangan yaitu 10,34%, sedangkan yang paling rendah
adalah sektor pengolahan, minyak dan gas, pupuk, jasa survei, pertambangan,
konstruksi, serta perdagangan dan retail, yaitu 1,72%. Sektor usaha yang
mendapatkan persentase capaian di bawah A yang paling tinggi adalah 3,45%
pada BUMN yang bergerak di sektor usaha pertahanan nasional dan teknologi
tinggi. Hal ini memberikan gambaran bahwa perlu peningkatan upaya yang lebih
keras lagi pada BUMN/anak perusahaan dengan sektor usaha yang masih
berkinerja di bawah A untuk meningkatkan tata kelola yang baik.

6. Indikator 1.6: Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat “Baik”


dari BUMD yang Dievaluasi

BUMD dibentuk dalam rangka memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi


daerah dan bagi pemerintah daerah. BPKP melakukan pengawasan terhadap
BUMD dalam rangka meningkatkan kinerja dan pelayanan BUMD kepada
masyarakat. Keberhasilan BPKP dalam pengawasan BUMD dicerminkan dari
sasaran strategis dan sasaran program, dengan indikator, target dan realisasi
pada tahun 2019 sebagaimana Tabel 3.19.

Tabel 3.19
Perbandingan Realisasi dan Target BUMD yang Kinerjanya Minimal Berpredikat Baik
dari BUMD yang Dievaluasi Tahun 2019

SASARAN INDIKATOR SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN

Program: Persentase
Perbaikan BUMD yang % 56 59,89 106,95%
Pengelolaan Kinerjanya
Program Prioritas minimal
Nasional, berpredikat
Pengelolaan Baik dari BUMD
Keuangan yang dievaluasi
Negara dan
Pengelolaan
Korporasi Negara

Dalam rangka mencapai return yang tinggi, BUMD harus memiliki tingkat
kesehatan yang memadai. Sasaran program “Meningkatnya efektivitas SPI
Korporasi” untuk pengawasan BUMD diukur dengan indikator kinerja outcome
berupa “Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat Baik”, yang
dihitung dari BUMD yang dievaluasi kinerjanya dan mendapat predikat baik/sehat
dibandingkan dengan jumlah BUMD yang dievaluasi. Target kinerja indikator
outcome tersebut adalah sebesar 56% pada tahun 2019 atau meningkat 1% dari
tahun 2018 (55%).

Berdasarkan hasil evaluasi kinerja 374 BUMD (dalam hal ini PDAM) pada tahun
2019, sebanyak 224 PDAM termasuk kategori sehat atau mencapai 59,89%
Jumlah tersebut mengalami kenaikan 2,60% dari realisasi tahun 2018 (59,63%).

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 50


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Dengan target tahun 2019 sebesar 56%, capaian kinerja indikator outcome
tersebut adalah sebesar 106,95%.

Pelaksanaan kegiatan pengawasan untuk mencapai target sebagaimana tersebut


di atas telah menghasilkan rekomendasi hasil pengawasan yang memberikan
manfaat bagi stakeholders dalam pengambilan keputusan. Daftar tingkat
kesehatan PDAM tahun buku 2018 disajikan dalam Lampiran 5.

Rekomendasi tersebut disampaikan kepada Menteri PUPR dan Menteri dalam


Negeri untuk merumuskan langkah-langkah/kebijakan strategis yang dapat
diuraikan sebagai berikut:

1) Melalui BPPSPAM, melakukan pembinaan untuk memperbaiki kinerja pada


aspek:keuangan, pelayanan, operasi dan SDM kepada PDAM yang status
kinerjanya “Kurang Sehat” dan “Sakit”.
2) Meningkatkan cakupan pelayanan sektor air minum, sesuai target RPJMN
Tahun 2019, yang lebih terarah dan fokus terhadap permasalahan yang
dihadapi PDAM, antara lain pembangunan IPA untuk PDAM yang memiliki
kapasitas sumber air baku menganggur dan jumlah sambungan rumah (SR)
bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah (MBR) melalui hibah sehingga
dapat menurunkan angka kemiskinan secara berarti.
3) Membantu PDAM dalam menangani tingkat kebocoran air (air tanpa
rekening) yang tinggi, antara lain melalui bantuan penanganan kebocoran
baik teknis maupun non teknis, serta bantuan pemasangan water meter
induk.
4) Menyelesaikan permasalahan Penyertaan Pemerintah Yang Belum
Ditetapkan Statusnya (PPYBDS), sehingga aset tersebut dapat diserahkan
ke PDAM baik melalui program hibah atau penyertaan modal pemerintah
daerah di PDAM.
5) Membantu PDAM untuk meningkatkan tatakelola perusahaan yang baik
(GCG) melalui pelatihan, pendampingan, dan atau workshop khususnya
untuk PDAM yang belum Sehat.

7. Indikator 1.7: Persentase BLUD yang tata kelolanya minimal “cukup Baik”
dari BLUD yang Dievaluasi

Sesuai dengan Undang Undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang RPJPN,


pembangunan diarahkan untuk mendukung agenda pembangunan nasional,
termasuk pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) pelayanan publik dasar
antara lain kesehatan.

Terkait dengan hal tersebut, untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat,


UU Nomor 44 Tahun 2009 mewajibkan penerapan Pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) oleh seluruh Rumah Sakit Daerah.

Pola Pengelolaan Keuangan BLUD adalah pola pengelolaan keuangan yang


memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktik-praktik

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 51


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam


rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa,
sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada
umumnya.

Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan dan kinerja BLUD, pada tahun
2019, BPKP telah melakukan evaluasi kinerja terhadap 103 RSD BLUD yang
dikelompokkan dalam 2 kategori besar yaitu Baik dan Cukup Baik.

Keberhasilan BPKP dalam pengawasan BLUD dicerminkan dari sasaran strategis


dan sasaran program, dengan indikator, target dan realisasi pada tahun 2019
sebagaimana disajikan dalam Tabel 3.20.

Tabel 3.20
Capaian Sasaran Peningkatan Kinerja BLUD

SASARAN INDIKATOR SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN

Program: Persentase BLUD


Perbaikan yang tata % 62 100 161,29
Pengelolaan kelolanya minimal
Program cukup Baik dari
Prioritas BLUD yang
Nasional, dievaluasi
Pengelolaan
Keuangan
Negara dan
Pengelolaan
Korporasi
Negara

Tujuan utama penerapan PPK BLUD adalah untuk meningkatkan pelayanan


kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan fleksibilitas dalam
pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas, dan
penerapan praktik bisnis yang sehat.Dengan menerapkan PPK BLUD, RSD
diharapkan dapat beroperasi dengan menerapkan praktik bisnis yang sehat dan
lebih efisien, tanpa mengutamakan mencari keuntungan, sehingga dapat
meningkatkan kualitas layanannya kepada masyarakat.Salah satu cara untuk
meyakinkan apakah tujuan penerapan PPK BLUD telah tercapai adalah dengan
melakukan penilaian atas tata kelola/kinerja yang meliputi aspek keuangan dan non
keuangan.

Indikator sasaran kegiatan pengawasan BLUD tahun 2019 adalah “Persentase


BLUD yang tatakelolanya minimal Cukup Baik dari BLUD yang dievaluasi” yang
dihitung melalui persentase jumlah RSD BLUD yang dievaluasi kinerjanya dan
mendapat predikat “Cukup Baik”. Pada tahun 2019, jumlah BLUD yang berkinerja
“sehat” ditargetkan sebesar 62%.

Sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), dalam rangka

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 52


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan keuangan


negara/daerah dan pembangunan nasional, Deputi Bidang Akuntan Negara telah
melaksanakan evaluasi kinerja terhadap RSD yang telah ditetapkan untuk
menerapkan PPK BLUD untuk memperoleh gambaran kinerja RSD BLUD tersebut.

Pada tahun 2019, evaluasi kinerja dilaksanakan terhadap 103 BLUD untuk tahun
buku 2018 di 34 Provinsi. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa 100% RSD BLUD
yang dievaluasi termasuk dalam kategori Baik dan Cukup baik. Dengan demikian,
capaian kinerja outcome indikator tersebut mencapai 161,29% dari target.

Hasil evaluasi kinerja terhadap 103 RSD BLUD pada tahun 2019 disajikan pada
Tabel 3.21 dan Gambar 3.1.

Tabel 3.21
Hasil Evaluasi Kinerja BLUD Tahun 2019

Kategori Jumlah RSD % per Kategori


Baik 89 86,41
Cukup Baik 14 13,59
Jumlah 103 100,00

Gambar 3.1
Hasil Evaluasi Kinerja BLUD Tahun 2019

Cukup Baik
14%

Baik
86%

Baik Cukup Baik

Dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya sebesar 80,65%, maka capaian


tahun 2019 mengalami peningkatan sebesar 19,35%. Daftar capaian tata kelola
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) tahun 2018 disajikan pada Lampiran 6.

Hasil dari evaluasi kinerja adalah saran peningkatan kinerja yang telah disampaikan
kepada masing-masing Direktur Rumah Sakit Daerah BLUD antara lain:

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 53


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

1) Meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan agar pengelolaan keuangan


efisien dan optimal.
2) Meningkatkan kualitas tata kelola keuangan sesuai ketentuan yang berlaku.
3) Meningkatkan kualitas layanan sesuai dengan standar pelayanan minimal
(SPM), sehingga layanan yang diberikan menjadi optimal.
4) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui program pendidikan dan
pelatihan.
5) Membentuk Satuan Pengawas Internal (SPI) dan menginstruksikannya untuk
melakukan pengawasan.
6) Meningkatkan fungsi Dewan Pengawas Rumah Sakit.
7) Meningkatkan kualitas mutu manfaat bagi masyarakat melalui peningkatan
mutu layanan, kepedulian kepada masyarakat dan kepedulian terhadap
lingkungan.

BPKP telah melakukan pembinaan mulai dari pemenuhan persyaratan administratif


dan infrastruktur tata kelola, bimbingan teknis penerapan PPK BLUD, sampai
pengembangan aplikasi Sistem Informasi Akuntansi (SIA) BLUD yang dapat
meningkatkan akuntabilitas pengelolaan keuangan RSD BLUD.

Tujuan 2: Peningkatan Efektivitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian


Intern Kementerian/Lembaga dan Korporasi

Sasaran Strategis 2 Meningkatnya Maturitas SPIP

Sasaran strategis 2 terkait dengan pengawasan Deputi Bidang Akuntan Negara untuk
mendorong perbaikan governance system. Pencapaian sasaran strategis
“meningkatnya maturitas SPIP” diukur dengan menggunakan dua indikator kinerja
sasaran strategis, yaitu 1) persentase instansi pemerintah (K/L) Bidang Akuntan
Negara dengan maturitas SPIP level 3 dan 2) persentase korporasi dengan efektivitas
SPI level 3 dari korporasi yang dievaluasi.

Target persentase instansi pemerintah (K/L) Bidang Akuntan Negara dengan


maturitas SPIP level 3 dan target persentase korporasi dengan efektivitas SPI level 3
dari korporasi yang dievaluasi pada tahun 2019 adalah masing-masing sebesar 85%.
Pada tahun 2019, realisasi instansi pemerintah (K/L) dengan maturitas SPIP level 3
adalah 100%, sehingga capaiannya adalah sebesar 117,65%. Realisasi korporasi
dengan efektivitas SPI level 3 dari korporasi yang dievaluasi adalah 46% atau capaian
sebesar 54,12%. Dengan demikian, capaian sasaran strategis meningkatnya
maturitas SPIP pada tahun 2019 adalah 85,88%. Capaian Sasaran Peningkatan
Maturitas SPIP disajikan dalam Tabel 3.22.

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 54


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Tabel 3.22
Capaian Sasaran Maturitas SPIP

CAPAIAN
REALISA
SASARAN INDIKATOR TARGET CAPAIAN SASARAN
SI
STRATEGIS
Meningkatnya Persentase Instansi
Maturitas SPIP Pemerintah (K/L) 85% 100% 117,65%
Bidang Akuntan
Negara dengan
Maturitas SPIP
Level 3

Persentase 85% 46% 54,12% 85,88%


Korporasi dengan
Efektivitas Sistem
Pengendalian Intern
Level 3 dari
Korporasi yang
Dievaluasi

Sasaran strategis 2 tidak tercapai, karena realisasi indikator kinerja sasaran strategis
kedua “persentase korporasi dengan efektivitas SPI level 3 dari korporasi yang
dievaluasi” di bawah target dengan capaian 54,12% (target 85% sedang realisasi
46%).

Dari 100 korporasi yang dievaluasi, korporasi yang mencapai efektivitas sistem
pengendalian intern level 3 ke atas adalah sebanyak 46 perusahaan sedangkan
54 perusahaan berada pada level 1 dan level 2. Korporasi yang dievaluasi terdiri dari
12 BUMN dan 88 BUMD. Kedua belas BUMN sudah berada pada level 3 ke atas.
Dengan demikian, kondisi pengendalian intern di BUMD berkontribusi sangat besar
sebagai penyebab tidak tercapainya target kinerja sasaran strategis kedua.

Uraian capaian masing-masing indikator strategis adalah sebagai berikut:


1) Persentase Instansi Pemerintah (K/L) Bidang Akuntan Negara dengan Maturitas
SPIP Level 3.
Pada tahun 2019, target atas indikator ini adalah 85%. Ketiga K/L Bidang Akuntan
Negara, yaitu Kementerian BUMN, LPP RRI, dan LPP TVRI mencapai maturitas
SPIP level 3 atau tercapai 100%. Terdapat penambahan 1 K/L yang mencapai
maturitas SPIP level 3, yaitu LPP TVRI dari posisi level 2 pada tahun 2018.

2) Persentase Korporasi Bidang Akuntan Negara dengan efektivitas Sistem


Pengendalian Intern Level 3 dari Korporasi yang dievaluasi.

Pada tahun 2019, target atas indikator ini adalah 85%. Realisasi sampai dengan
tahun 2019, dari total 100 korporasi yang dievaluasi, 46 korporasi telah mencapai
efektivitas SPI level 3 atau 46%.

Dengan demikian, capaian atas efektivitas SPI korporasi tersebut adalah 54,12%
dari target tahun 2019 (46%/85%x100). Tidak tercapainya target tersebut di atas

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 55


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

disebabkan adanya peningkatan target yang sangat signifikan dari 50% pada
tahun 2018 menjadi 85% pada tahun 2019.

Di samping itu, komposisi dari 100 korporasi tersebut terdiri dari 12 BUMN (12%)
dan 88 BUMD (88%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar BUMD belum
memiliki sistem pengendalian intern yang efektif, sehingga capaian indikator ini
lebih rendah dari target yang ditetapkan.

Pencapaian sasaran strategis 2 didukung dengan dana sebesar Rp5.949.042.123,00


atau 93,18% dari anggaran sebesar Rp6.384.126.935,00 dan SDM sebanyak 6.162
OH, atau 90,26% dari rencana sebanyak 6.827 OH. Target dan realisasi dana tahun
2019 Deputi Bidang Akuntan Negara (Direktorat dan Bidang Akuntan Negara di
34 Perwakilan) disajikan pada lampiran 1 serta target dan realisasi SDM tahun 2019
Deputi Bidang Akuntan Negara (Direktorat dan Bidang Akuntan Negara di
34 Perwakilan) disajikan pada lampiran 2.

Berdasarkan penggunaan dana maupun SDM (OH), pencapaian kinerja sasaran


strategis 2 sudah efisien dan masih terdapat ruang untuk peningkatan kinerja, yaitu
capaian sasaran strategis 85,88% dengan penggunaan dana sebesar 93,15% dari
anggaran dan penyerapan OH sebesar 90,26% dari rencana. Penggunaan kapasitas
SDM sebesar 90,26% dari rencana dipengaruhi oleh upaya efisiensi hari pengawasan
dengan tetap menjaga kualitas dan memperhatikan standar kegiatan.

Strategi yang akan dilakukan pada tahun 2020 untuk meningkatkan maturitas SPIP
adalah:
- Melakukan monitoring terhadap area improvement yang telah dihasilkan dari hasil
evaluasi maturitas SPI pada kementerian dan lembaga, termasuk menjaga agar
capaian maturitas SPIP di K/L tidak turun.
- Memperluas cakupan layanan dan evaluasi sistem pengendalian intern pada
sektor korporasi dengan memperhatikan kelompok korporasi.

Untuk mencapai sasaran strategis dua, sasaran strategis tersebut dijabarkan ke dalam
sasaran program yang lebih operasional. Indikator sasaran strategis diadopsi
langsung sebagai indikator kinerja sasaran program sebagaimana diuraikan berikut
ini.

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 56


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Sasaran Strategis 2: Meningkatnya Maturitas SPIP

Sasaran Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP K/L


dan Sistem pengendalian Intern (SPI)
Program 2 Korporasi Bidang Akuntan Negara

Tingkat maturitas SPIP merupakan kerangka kerja yang menunjukkan karakteristik


dasar kematangan penyelenggaraan SPIP yang terstruktur dan berkelanjutan serta
dapat digunakan sebagai instrumen evaluatif dan panduan generik peningkatan
efektivitas SPIP. Semakin tinggi level maturitas penyelenggaraan SPIP pada K/L,
diharapkan akan semakin baik kualitas pencapaian tujuan instansi pemerintah dan
semakin berkualitas birokrasi. Demikian pula Sistem Pengendalian Intern pada sektor
korporasi. Sasaran Program Dua, yaitu Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP K/L
dan Sistem Pengendalian Intern (SPI) korporasi bidang akuntan negara diukur dengan
menggunakan 3 (tiga) indikator kinerja yaitu: 1) persentase instansi pemerintah (K/L)
Bidang Akuntan Negara dengan maturitas SPIP level 3; 2) persentase Instansi
Pemerintah (K/L) Bidang Akuntan Negara dengan maturitas SPIP level 2; dan
3) persentase korporasi Bidang Akuntan Negara dengan efektivitas SPI level 3 dari
korporasi yang dievaluasi. Capaian atas tiga indikator kinerja tersebut, adalah sebagai
berikut:

1. Indikator 2.1: Persentase Instansi Pemerintah (K/L) Bidang Akuntan Negara


dengan Maturitas SPIP Level 3

Pencapaian sasaran strategis meningkatnya maturitas SPI, dapat dilihat salah


satunya dari tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP pada kementerian/lembaga.
Deputi Bidang Akuntan Negara mempunyai peran dalam peningkatan maturitas
SPIP untuk 3 kementerian/lembaga, yaitu Kementerian BUMN, LPP RRI dan LPP
TVRI. Kriteria dalam menentukan maturitas disajikan pada Tabel 3.23.

Tabel 3.23
Kriteria Maturitas SPIP

Tingkat Maturitas Klasifikasi Nilai Interval Niiai


Belum Ada 0 Nilai < 1,0
Rintisan 1 1,0 ≤ Nilai < 2,0
Berkembang 2 2,0 ≤ Nilai < 3,0
Terdefinisi 3 3,0 ≤ Nilai < 4,0
Terkelola dan terukur 4 4,0 ≤ Nilai < 4,5
Optimum 5 Nilai ≥ 4,5

Sesuai dengan rencana kinerja yang ditetapkan, maturitas SPIP kementerian/


lembaga level 3 dapat dicapai mulai tahun 2017. Realisasi pada tahun 2018
sebesar 67%, telah sesuai dengan target yang ditetapkan, yaitu pada Kementerian
BUMN dan Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Radio Republik Indonesia.

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 57


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Sampai dengan tahun 2019, realisasinya mencapai 100%, yaitu SPIP level 3 pada
Kementerian BUMN, LPP RRI, dan LPP TVRI adalah sebagaimana tersaji pada
Tabel 3.24.

Tabel 3.24
Capaian Maturitas SPIP pada Kementerian/Lembaga

No Kementerian/Lembaga Capaian Nilai Tingkat Maturitas


1 Kementerian BUMN 3,141 Terdefinisi
2 LPP RRI 3,035 Terdefinisi
3 LPP TVRI 3,007 Terdefinisi

Pada tahun 2019, capaian maturitas SPIP pada LPP TVRI mengalami peningkatan
dari level 2 menjadi level 3. Dengan demikian, capaian indikator kinerja ini adalah
117,65% (100%/85%x100). Capaian sasaran peningkatan kualitas penerapan
SPIP K/L Level 3 pada tahun 2019 disajikan dalam Tabel 3.25.

Tabel 3.25
Capaian Sasaran Peningkatan Kualitas Penerapan SPIP K/L Level 3 Tahun 2019
SASARAN INDIKATOR SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN

Program: Persentase Instansi


Meningkatnya Pemerintah (K/L) % 85 100 117,65
Kualitas Bidang Akuntan
Penerapan Negara dengan
SPIP K/L dan Maturitas SPIP
Sistem Level 3
Pengendalian
Intern Korporasi
Bidang Akuntan
Negara

2. Indikator 2.2: Persentase Instansi Pemerintah (K/L) Bidang Akuntan Negara


dengan Maturitas SPIP Level 2

Target K/L dengan maturitas SPIP level 2 pada tahun 2019 adalah sebesar 15%.
Sampai dengan tahun 2019, tidak ada lagi K/L Bidang Akuntan Negara dengan
tingkat maturitas SPIP level 2. Seluruh K/L Bidang Akuntan Negara mengalami
peningkatan level maturitas dan telah mencapai tingkat maturitas SPIP level 3 atau
realisasi 0%. Namun, karena semua K/L sudah mencapai maturitas SPIP level 3
maka capaian atas indikator ini adalah 100%. Capaian sasaran peningkatan
kualitas penerapan SPIP K/L Level 2 pada tahun 2019 disajikan dalam Tabel 3.26.

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 58


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Tabel 3.26
Capaian Sasaran Peningkatan Kualitas Penerapan SPIP K/L Level 2 Tahun 2019

SASARAN INDIKATOR SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN

Program: Persentase Instansi


Meningkatnya Pemerintah (K/L) % 15 0 100
Kualitas Bidang Akuntan
Penerapan Negara dengan
SPIP K/L dan Maturitas SPIP
Sistem Level 2
Pengendalian
Intern Korporasi
Bidang Akuntan
Negara

3. Indikator 2.3: Persentase Korporasi Bidang Akuntan Negara dengan


efektivitas Sistem Pengendalian Intern Level 3 dari Korporasi yang
dievaluasi

Sebagai bagian dari sasaran strategis meningkatnya maturitas SPIP dan sejalan
dengan penerapan SPI pada korporasi, pada tahun 2019, indikator efektivitas SPI
korporasi ditargetkan 85% dari BUMN/BUMD yang dievaluasi memperoleh tingkat
atau Level 3.

Sebagai dasar penilaian, digunakan ukuran yang terdapat pada Pedoman


Evaluasi Penerapan Sistem Pengendalian Intern BUMN/BUMD/BUL, dengan
skema penilaian sebagaimana tersaji pada Tabel 3.27.

Tabel 3.27
Predikat Penilaian Penerapan SPI BUMN/BUMD/BUL

Tingkat Rentang Skor Efektivitas Predikat


5 Nilai di atas 85 Sangat Efektif
4 75<Skor<85 Efektif
3 60<Skor<75 Cukup Efektif
2 50<Skor<60 Kurang Efektif
1 <50 Tidak Efektif

Sampai dengan Tahun 2019, penilaian efektivitas sistem pengendalian intern


dilakukan terhadap 100 korporasi (BUMN dan BUMD). Dari 100 BUMN/BUMD
tersebut, 46 korporasi (46%) berada pada level 3 ke atas dan 54 korporasi (54%)
berada pada level 1 dan level 2. Dengan demikian, capaian efektivitas SPI
korporasi level 3 adalah 54,12% (46%/85%x100) dari target tahun 2019 sebesar
85%. Capaian sasaran peningkatan kualitas penerapan SPI level 3 pada korporasi
tahun 2019 disajikan dalam Tabel 3.28. Daftar capaian efektivitas penerapan SPI
di korporasi disajikan pada Lampiran 7.

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 59


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Tabel 3.28
Capaian Sasaran Peningkatan Kualitas Penerapan Sistem Pengendalian Intern Level 3
pada Korporasi Tahun 2019

SASARAN INDIKATOR SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN

Program: Persentase
Meningkatnya Korporasi Bidang % 85 46 54,12
Kualitas Akuntan Negara
Penerapan dengan Efektivitas
SPIP K/L dan Sistem
Sistem Pengendalian Intern
Pengendalian Level 3 dari
Intern Korporasi Korporasi yang
Bidang Akuntan Dievaluasi
Negara

Tidak tercapainya target efektivitas SPI korporasi tersebut disebabkan adanya


peningkatan target yang sangat signifikan dari 50% pada tahun 2018 menjadi 85%
pada tahun 2019. Selain itu, kelompok korporasi yang dievaluasi secara proporsi
lebih banyak dilakukan terhadap BUMD dibandingkan dengan BUMN, yaitu dari
12 BUMN (12%) dan 88 BUMD (88%). Sebagian besar BUMD memiliki SPI yang
belum efektif, sehingga evaluasi efektivitas pengendalian internal yang dilakukan
dengan proporsi yang lebih banyak pada BUMD mengakibatkan capaian indikator
ini lebih rendah dari target yang ditetapkan.

Tujuan 2: Peningkatan Efektivitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian


Intern Kementerian/Lembaga dan Korporasi

Sasaran Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern


Pemerintah
Strategis 3
Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern pemerintah K/L Bidang Akuntan Negara
diukur dengan 1 indikator, yaitu persentase APIP instansi pemerintah (K/L) Bidang
Akuntan Negara dengan kapabilitas level 3.

Pada tahun 2019, untuk indikator ini ditargetkan 85% K/L mencapai kapabilitas APIP
level 3. Realisasi capaian pada tahun 2019 adalah 100% K/L mencapai level 3.
Kementerian BUMN dan LPP RRI masing-masing mencapai kapabilitas APIP level 3,
serta LPP TVRI mencapai kapabilitas APIP level 3 Dengan Catatan (level 3 DC).
Dengan demikian, capaian indikator sasaran strategis ini adalah 117,65%
(100%/85%x100). Capaian Sasaran Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern
Pemerintah disajikan dalam Tabel 3.29.

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 60


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Tabel 3.29
Capaian Sasaran Peningkatan Kapabilitas Aparan Pengawasan Intern Pemerintah
CAPAIAN
SASARAN INDIKATOR TARGET REALISASI CAPAIAN SASARAN
STRATEGIS
Meningkatnya Persentase APIP
Kapabilitas Instansi Pemerintah 85% 100% 117,65% 117,65%
Pengawasan (K/L) Bidang
Intern Akuntan Negara
Pemerintah dengan Kapabilitas
Level 3

Pencapaian sasaran strategis 3 didukung dengan dana sebesar Rp1.028.396.360,00


atau 71,90% dari anggaran sebesar Rp1.430.351.077dan SDM sebanyak 3.600 OH
atau 88,30% dari rencana sebanyak 4.077 OH. Target dan realisasi dana tahun 2019
Deputi Bidang Akuntan Negara (Direktorat dan Bidang Akuntan Negara di
34 Perwakilan) disajikan pada lampiran 1 serta target dan realisasi SDM tahun 2019
Deputi Bidang Akuntan Negara (Direktorat dan Bidang Akuntan Negara di
34 Perwakilan) disajikan pada lampiran 2.

Berdasarkan penggunaan dana maupun SDM (OH), pencapaian kinerja sasaran


strategis 3 telah efisien. Dengan capaian sasaran strategis 117,65%, penggunaan
dana sebesar 71,90% dari anggaran dan penyerapan OH sebesar 88,30% dari OH
yang direncanakan. Penggunaan dana sebesar 71,90% dari dari rencana dan 88,30%
OH dari rencana dipengaruhi oleh upaya efisiensi penggunaan dana pengawasan dan
SDM dengan tetap menjaga kualitas dan memperhatikan standar kegiatan.

Strategi yang akan dilakukan pada tahun 2020 untuk meningkatkan kapabilitas
Pengawasan Intern Pemerintah K/L adalah melakukan monitoring terhadap area of
improvement yang telah dihasilkan dari evaluasi kapabilitas APIP pada K/L.
Untuk mencapai sasaran strategis berikut indikatornya, sasaran strategis dijabarkan
ke dalam sasaran program yang lebih operasional, yaitu meningkatnya kapabilitas
APIP K/L dan SPI korporasi.

Sasaran Strategis 3: Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern


Pemerintah K/L

Sasaran Meningkatnya Kapabilitas Satuan Pengawasan


Intern K/L dan Korporasi
Program 3
Pengembangan kapabilitas APIP adalah sebuah model yang dikembangkan oleh The
Institute of Internal Auditors dalam mengidentifikasi aspek fundamental pengawasan
intern yang efektif untuk memenuhi tata kelola organisasi ke arah yang profesional.

Mewujudkan peran pengawasan intern pemerintah yang efektif tertuang dalam PP


Nomor 60 tahun 2008, yang bertujuan untuk membantu organisasi menilai
kemampuan dan kematangan aktivitas pengawasan intern yang dilakukan oleh

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 61


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Inspektorat (APIP) pada K/L/Pemda dan SPI pada Korporasi untuk memenuhi tata
kelola organisasi ke arah yang profesional. Penilaian tingkat kapabilitas APIP dan SPI
korporasi dengan pemenuhan semua elemen kapabilitas APIP yang terdiri dari 240
pernyataan dalam 41 Key Process Area (KPA). Pada tahun 2019, Deputi Bidang
Akuntan Negara melakukan penyesuaian pedoman atas pernyataan dan penjelasan
pernyataan dengan IACM Framework tahun 2017. Semula 240 pernyataan menjadi
251 pernyataan, dengan penegasan tambahan terkait pelaksanaan reviu atas
penjaminan kualitas dan beberapa perbaikan dalam pengantar, batang tubuh, dan
lampiran. Pedoman yang sudah disesuaikan tersebut dituangkan dalam Pedoman
Teknis Penilaian Mandiri Kapabilitas SPI Korporasi (PED-08/D4/02/2019 tanggal
10 Desember 2019) dan Pedoman Teknis Penjaminan Kualitas Penilaian Mandiri
Kapabilitas SPI Korporasi (PED-09/D4/02/2019 tanggal 10 Desember 2019).
Berdasarkan pada penilaian tersebut, kapabilitas APIP dapat dikelompokkan dalam
lima tingkatan (level) sesuai Tabel 3.30.

Tabel 3.30
Tingkatan Kapabilitas APIP

Level Klasifikasi
Initial 1
Infratructure 2
Integreted 3
Managed 4
Optimum 5

Deputi Bidang Akuntan Negara mempunyai


peran dalam peningkatan kapabilitas APIP
pada Kementerian/Lembaga yang berada
dalam lingkup penugasan Deputi Bidang
Akuntan Negara, yaitu APIP Kementerian BUMN, LPP RRI dan LPP TVRI.

Deputi Bidang Akuntan


Negara mempunyai
kewajiban untuk membina
APIP pada 3 K/L, yaitu
Kementerian BUMN, LPP
RRI dan LPP TVRI. Ketiga
K/L tersebut telah mendapatkan pembinaan sehingga pada
tahun 2018 dan 2019 baru dilaksanakan asesmen dengan hasil sesuai Tabel 3.31.
Tabel 3.31
Hasil Asesmen Kapabilitas APIP di Tiga K/L

No Kementerian/Lembaga Capaian 2018 Capaian 2019

1 Kementerian BUMN 3 Dengan Catatan 3


2 LPP RRI 3 Dengan Catatan 3
3 LPP TVRI 2 Dengan Catatan 3 Dengan Catatan

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 62


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Di samping itu, Deputi Bidang Akuntan Negara juga diamanahkan untuk berperan
dalam peningkatan kapabilitas SPI korporasi. Sasaran program meningkatnya
kapabilitas satuan pengawasan intern K/L dan korporasi diukur dengan 3 (tiga)
indikator kinerja, yaitu: 1) persentase APIP instansi pemerintah (K/L) bidang akuntan
negara dengan kapabilitas level 3; 2) persentase APIP instansi pemerintah (K/L)
Bidang Akuntan Negara dengan kapabilitas level 2; dan 3) persentase kapabilitas
satuan pengawas internal korporasi dengan kapabilitas level 2 dari korporasi yang
dievaluasi. Capaian indikator program ini adalah sebagai berikut:

1. Indikator 3.1: Persentase APIP Instansi Pemerintah (K/L) Bidang Akuntan


Negara dengan Kapabilitas Level 3

Target pada indikator ini sesuai dengan Perjanjian Kinerja Tahun 2019 adalah 85%
K/L Bidang Akuntan Negara mencapai kapabilitas APIP level 3. Realisasi atas
indikator ini pada tahun 2019 adalah ketiga (100%) K/L Bidang Akuntan Negara,
yaitu Kementerian BUMN dan LPP RRI masing-masing mencapai kapabilitas APIP
level 3, dan LPP TVRI mencapai kapabilitas APIP level 3 Dengan Catatan (Level
3 DC). Dengan demikian, capaian kinerja indikator ini adalah 117,65%
(100%/85%). Uraian capaian indikator kapabilitas APIP intansi pemerintah (K/L)
Bidang Akuntan Negara level 3 disajikan dalam Tabel 3.32.

Dalam tahun 2018, telah dilakukan monitoring yang terus-menerus oleh Deputi
Akuntan Negara. Pada tahun 2018, Deputi Akuntan Negara juga melakukan
pembinaan dan penilaian atas kapabilitas APIP pada LPP RRI dan LPP TVRI yang
hasilnya menunjukkan level 3 Dengan Catatan dan level 2 Dengan Catatan.

Pada tahun 2019, banyak perbaikan (improvement) yang telah dilakukan dalam
meningkatkan kapabilitas APIP Kementerian BUMN, LPP RRI maupun LPP TVRI.
Hasil monitoring terhadap perbaikan sendiri (self- assessment) kapabilitas APIP
yang dilakukan oleh ketiga K/L tersebut menunjukkan terjadi perbaikan dalam
peningkatan kapabilitas APIP, yaitu perbaikan infrastruktur dan implementasinya
sehingga kapabilitas APIP pada Kementerian BUMN dan LPP RRI yang pada
tahun 2018 masih mencapai level 3 Dengan Catatan dapat mencapai level 3 pada
tahun 2019, kapabilitas APIP LPP TVRI yang pada tahun 2018 mencapai level 2
Dengan Catatan mengalami kenaikan dengan mencapai level 3 Dengan Catatan
di tahun 2019.

Tabel 3.32
Capaian Indikator Kapabilitas APIP Instansi Pemerintah (K/L)
Bidang Akuntan Negara Level 3

SASARAN INDIKATOR SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN

Meningkatnya Persentase APIP


Kapabilitas Instansi Pemerintah % 85% 100% 117,65%
Satuan (K/L) Bidang
Pengawasan Akuntan Negara
Intern K/L dan dengan Kapabilitas
Korporasi Level 3

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 63


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

2. Indikator 3.2: Persentase APIP Instansi Pemerintah (K/L) Bidang Akuntan


Negara dengan Kapabilitas Level 2

Target K/L Bidang Akuntan Negara dengan kapabilitas APIP level 2 pada tahun
2019 adalah 15%. Sampai dengan tahun 2019, tidak ada lagi K/L Bidang Akuntan
Negara dengan kapabilitas APIP level 2. Seluruh K/L Bidang Akuntan Negara
sudah mencapai level menjadi level 3. Dengan demikian, realisasi K/L Bidang
Akuntan Negara dengan kapabilitas APIP level 2 pada tahun 2019 adalah 0% atau
capaian sebesar 100%. Capaian indikator kapabilitas APIP instansi pemerintah
(K/L) Bidang Akuntan Negara level 2 disajikan dalam Tabel 3.33.

Tabel 3.33
Capaian Indikator Kapabilitas APIP Instansi Pemerintah (K/L)
Bidang Akuntan Negara Level 2

SASARAN INDIKATOR SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN

Meningkatnya Persentase APIP


Kapabilitas Instansi Pemerintah % 15% 0% 100%
Satuan (K/L) Bidang
Pengawasan Akuntan Negara
Intern K/L dan dengan Kapabilitas
Korporasi Level 2

3. Indikator 3.3: Persentase Korporasi dengan Kapabilitas Satuan Pengawas


Internal Level 2 dari Korporasi yang Dievaluasi

Dalam rangka mewujudkan tata kelola korporasi yang baik dan akuntabel,
Pemerintah telah mengamanatkan dalam UU Nomor 19 Tahun 2003 tentang
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) agar seluruh Direksi Badan Usaha Milik
Negara menyelenggarakan kegiatan internal audit atas keseluruhan kegiatan di
masing-masing BUMN. Selanjutnya, dalam Peraturan Pemerintan Nomor 54
Tahun 2017 tentang Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) pada bagian kedua
Pengawasan BUMD pasal 134 ayat (1) sampai dengan ayat (3) dinyatakan bahwa
1) pengawasan terhadap BUMD dilakukan untuk menegakkan Tata Kelola
Perusahaan yang Baik; 2) Pengawasan sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan
oleh pengawasan internal dan pengawasan eksternal; dan 3) Pengawasan
internal sebagaimana dimaksud ayat (2) dilakukan oleh satuan pengawas intern,
komite audit, dan/atau komite lainnya. Dengan tata kelola perusahaan yang baik,
diharapkan akan dapat mewujudkan good image dan good performance bagi
korporasi yang bersangkutan.

Selanjutnya, untuk mendorong percepatan peningkatan kualitas tata kelola


korporasi yang bersih, efektif dan terpercaya tersebut, Pemerintah melalui
Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan
Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan
Usaha Milik Negara, Pasal 28 ayat (6) angka 6 mengamanatkan bahwa Direksi
wajib menjaga dan mengevaluasi kualitas aktivitas audit internal di perusahaan.

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 64


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Seiring dengan pelaksanaan program dimaksud, pedoman teknis telah disusun


untuk dipergunakan oleh seluruh Fungsi Audit Internal/Satuan Pengawasan Intern
(SPI) Korporasi (BUMN/BUMD) di Indonesia yang mencakup penilaian kapabilitas
secara mandiri (self assessment), penjaminan kualitas (quality assurance) hasil
penilaian kapabilitas, peningkatan kapabilitas secara mandiri (self improvement),
serta pemantauan dan evaluasi peningkatan kapabilitas SPI korporasi
(BUMN/BUMD) dengan menggunakan Pedoman Nomor Ped-10/04/02/2018
tanggal 1 Oktober 2018 tentang Pedoman Teknis Penilaian Mandiri Kapabilitas
SPI Korporasi dan Pedoman Nomor Ped-11/04/02/2018 tanggal 1 Oktober 2018
tentang Pedoman Teknis Penjaminan Kualitas SPI Korporasi. Pedoman-pedoman
tersebut telah disesuaikan kembali pada bulan Desember 2019 untuk pelaksanaan
kegiatan tahun 2020.

Kegiatan Peningkatan Kapabilitas SPI Korporasi Berbasis IACM dimulai dengan


penilaian mandiri. Hasil penilaian mandiri tersebut perlu dilakukan validasi/quality
assurance dengan menggunakan Pedoman Teknis Penjaminan Kualitas.
Pedoman Teknis Penjaminan Kualitas merupakan panduan dalam melakukan
kegiatan untuk meyakinkan bahwa proses dan hasil penilaian kapabilitas SPI yang
dilakukan secara mandiri oleh SPI terkait telah sesuai dengan mekanisme yang
ada dan menggambarkan kondisi kapabilitas yang dimiliki sesuai pendekatan
Internal Audit Capability Model (IACM) yang dikembangkan oleh The Institute of
Internal Auditors (The IIA). Dengan adanya panduan ini, diharapkan terdapat
keseragaman mekanisme, prosedur dan ruang lingkup pada setiap kegiatan
penjaminan kualitas.

Berdasarkan Perjanjian Kinerja 2019, target indikator korporasi dengan Kapabilitas


Satuan Pengawas Internal level 2 adalah 60%. Sampai dengan tahun 2019, Deputi
Bidang Akuntan Negara telah melakukan penilaian dan penjaminan kualitas
Kapabilitas SPI korporasi pada 68 SPI BUMN/BUMD dengan hasil 1 SPI BUMN
mencapai level 3, 5 SPI BUMN mencapai level 3 Dengan Catatan, 4 SPI
BUMN/BUMD mencapai level 2, dan 33 SPI BUMN/BUMD berada pada level 2
Dengan Catatan. Secara total, jumlah SPI BUMN/BUMD dengan capaian minimal
level 2 adalah sebanyak 43 BUMN/BUMD. Jumlah SPI BUMN/BUMD yang masih
berada pada level 1 sebanyak 25 SPI BUMN/BUMD. Dengan demikian, capaian
indikator persentase korporasi dengan kapabilitas SPI level 2 dari korporasi yang
dievaluasi adalah sebesar 62,69% (42/67) atau 104,48% (62,69%/60%x100).
Capaian indikator korporasi dengan kapabilitas SPI level 2 dari korporasi yang
dievaluasi disajikan dalam Tabel 3.34.

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 65


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Tabel 3.34
Capaian Indikator Korporasi dengan Kapabilitas Satuan Pengawas Internal
Level 2 dari Korporasi yang Dievaluasi

SASARAN INDIKATOR SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN

Meningkatnya Persentase APIP


Kapabilitas Instansi Pemerintah % 15% 0% 100%
Satuan (K/L) Bidang
Pengawasan Akuntan Negara
Intern K/L dan dengan Kapabilitas
Korporasi Level 2

Rincian capaian kapabilitas SPI korporasi berbasis IACM sampai dengan tahun
2019 disajikan dalam Lampiran 8.

C. REALISASI KEUANGAN

Deputi Bidang Akuntan Negara mendapatkan alokasi anggaran DIPA tahun 2019
sebesar Rp9.163.000.000 guna mendukung tugas pokok dan fungsinya yang dapat
dikelompokkan pada:

1. Program
Program kerja yang menjadi tanggung jawab Deputi Bidang Akuntan Negara
sebagaimana tertuang dalam RKA tahun 2019 adalah:
a. Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan
Pembangunan Nasional Serta Pembinaan Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah dengan kode Program “089.01.06” dan
revisinya terkait dengan perubahan nomenklatur di Deputi Bidang Akuntan
Negara, dengan rincian kegiatan sesuai Tabel 3.35.

Tabel 3.35
Rincian Program Deputi Bidang Akuntan Negara Sesuai RKA Tahun 2019

Kode Unit Eselon


No Uraian Kegiatan Anggaran
Kegiatan II
1. 3682 Pengendalian/Pelaksanaan Direktorat 1 530.167.000
Pengawasan Intern Akuntabilitas
Keuangan Negara dan Pembangunan
Nasional Serta Pembinaan
Penyelenggaraan SPI Badan Usaha
Agrobisnis, Jasa Konstruksi, dan
Perdagangan.

4221 Pengendalian/Pelaksanaan 857.833.000


Pengawasan Intern Akuntabilitas

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 66


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Kode Unit Eselon


No Uraian Kegiatan Anggaran
Kegiatan II
Keuangan Negara dan Pembangunan
Nasional Serta Pembinaan
Penyelenggaraan SPI Badan Usaha
Agrobisnis, Infrastruktur, dan
Perdagangan.
Jumlah Direktorat 1 1.388.000.000
2. 3683 Pengendalian/Pelaksanaan Direktorat 3 384.098.000
Pengawasan Intern Akuntabilitas
Keuangan Negara dan Pembangunan
Nasional Serta Pembinaan
Penyelenggaraan SPI Badan Usaha
Jasa Keuangan dan Manufaktur.
4223 Pengendalian/Pelaksanaan 939.664.000
Pengawasan Intern Akuntabilitas
Keuangan Negara dan Pembangunan
Nasional Serta Pembinaan
Penyelenggaraan SPI Badan Usaha
Jasa Keuangan, Jasa Penilai dan
Manufaktur.
Jumlah Direktorat 3 1.323.762.000
3. 3684 Pengendalian/Pelaksanaan Direktorat 2 822.020.000
Pengawasan Intern Akuntabilitas
Keuangan Negara dan Pembangunan
Nasional Serta Pembinaan
Penyelenggaraan SPI Badan Usaha
Jasa Perhubungan, Pariwisata,
Kawasan Industri, dan Jasa Lainnya
serta Kementerian BUMN.
4222 Pengendalian/Pelaksanaan 681.980.000
Pengawasan Intern Akuntabilitas
Keuangan Negara dan Pembangunan
Nasional Serta Pembinaan
Penyelenggaraan SPI Badan Usaha
Jasa Konektivitas, Pariwisata,
Kawasan Industri, dan Perumahan
Jumlah Direktorat 2 1.504.000.000
4. 3685 Pengendalian/Pelaksanaan Direktorat 5 607.076.000
Pengawasan Intern Akuntabilitas
Keuangan Negara dan Pembangunan
Nasional Serta Pembinaan
Penyelenggaraan SPI Badan Usaha
Milik Daerah.
4225 Pengendalian/Pelaksanaan 875.735.000
Pengawasan Intern Akuntabilitas
Keuangan Negara dan Pembangunan
Nasional Serta Pembinaan
Penyelenggaraan SPI Badan Layanan
Umum, Badan Layanan Umum
Daerah, Badan Usaha Jasa Air, Badan
Usaha Milik Daerah, dan Badan Usaha
Milik Desa.
Jumlah Direktorat 5 1.483.000.000
5. 3686 Pengendalian/Pelaksanaan Direktorat 4 866.356.000
Pengawasan Intern Akuntabilitas
Keuangan Negara dan Pembangunan
Nasional Serta Pembinaan
Penyelenggaraan SPI Badan Usaha
Perminyakan dan Gas Bumi

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 67


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Kode Unit Eselon


No Uraian Kegiatan Anggaran
Kegiatan II
4224 Pengendalian/Pelaksanaan 1.597.882.000
Pengawasan Intern Akuntabilitas
Keuangan Negara dan Pembangunan
Nasional Serta Pembinaan
Penyelenggaraan SPI Badan Usaha
Energi dan Pertambangan
Jumlah Direktorat 4 2.464.238.000

Jumlah Deputi Akuntan Negara 06 8.163.000.000

b. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya


BPKP dengan kode Program “089.01.01” dengan rincian kegiatan sebagai
berikut:

Kode
No Uraian Kegiatan Unit Eselon II Anggaran
Kegiatan
1. 3670 Pembinaan Administrasi dan PKAU 1.000.000.000
Pengelolaan Perlengkapan serta
Pembayaran Gaji/Tunjangan - BPKP

Dari total anggaran Deputi Bidang Akuntan Negara sebesar Rp9.163.000.000


tersebut di atas, sampai dengan 31 Desember 2019 (belum dilakukan rekonsiliasi
dengan KPPN) jumlah yang digunakan adalah sebesar Rp8.907.928.385 atau
mencapai sebesar 97,22% sebagaimana disajikan dalam Tabel 3.36.

Tabel 3.36
Anggaran dan Realisasi Tahun 2019 Deputi Bidang Akuntan Negara
Kode Persentase
No Program Unit Kerja Anggaran Realisasi Sisa Anggaran
Kegiatan Realisasi
1 1 3670 PKAU 1.000.000.000 963.813.885 36.186.115 96,38
2 3682 Direktorat 1 530.167.000 530.165.200 1.800 100,00
4221 857.833.000 853.906.550 3.926.450 99,54
1.388.000.000 1.384.071.750 3.928.250 99,72
3 3684 Direktorat 2 822.020.000 820.128.900 1.891.100 99,77
4222 681.980.000 653.666.450 28.313.550 95,85
1.504.000.000 1.473.795.350 30.204.650 97,99
4 3683 Direktorat 3 384.098.000 373.743.000 10.355.000 97,30
4223 939.664.000 887.081.600 52.582.400 94,40
1.323.762.000 1.260.824.600 62.937.400 95,25
5 3686 Direktorat 4 866.356.000 865.123.900 1.232.100 99,86
4224 1.597.882.000 1.517.578.550 80.303.450 94,97
2.464.238.000 2.382.702.450 81.535.550 96,69
6 3685 Direktorat 5 607.265.000 592.076.300 15.188.700 97,50
4225 875.735.000 850.644.050 25.090.950 97,13
1.483.000.000 1.442.720.350 40.279.650 97,28
Jumlah
PKAU 1.000.000.000 963.813.885 36.186.115 96,38
Nomenklatur lama 3.209.906.000 3.181.237.300 28.668.700 99,11
Nomenklatur Baru 4.953.094.000 4.762.877.200 190.216.800 96,16
Total 06 8.163.000.000 7.944.114.500 218.885.500 97,32
Total DAN 9.163.000.000 8.907.928.385 255.071.615 97,22

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 68


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Apabila disajikan dalam grafik, anggaran dan realisasi tersebut adalah sebagai
berikut:

Grafik 3.1
Realisasi Keuangan Deputi Bidang Akuntan Negara

Tidak tercapainya realisasi penggunaan/penyerapan senilai Rp255.071.615


(2,78%) dari anggaran yang tersedia, disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
a. Adanya efisiensi penggunaan anggaran dari yang direncanakan khususnya
dari biaya transportasi (Pesawat) dan biaya hotel;
b. Adanya kegiatan yang penyerapan anggarannya lebih kecil dari yang
direncanakan.

2. Jenis Belanja
Seluruh anggaran yang dikelola oleh Deputi Bidang Akuntan Negara adalah
“Belanja Barang”, karena Deputi Bidang Akuntan Negara bukan merupakan unit
kerja mandiri melainkan menjadi satu dengan seluruh kantor pusat BPKP, dengan
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Sekretaris Utama BPKP. Sementara untuk
“Belanja Pegawai” dan “Belanja Modal” menjadi satu dan dikelola langsung oleh
Sekretariat Utama.

3. Pembiayaan Penugasan Menggunakan Dana Bantuan Kedinasan


Dalam hal ada permintaan pengawasan dari mitra kerja yang tidak tersedia
anggaran pengawasannya, maka pelaksanaan kegiatannya dapat dilakukan
dengan menggunakan dana bantuan kedinasan sesuai ketentuan-ketentuan dan
mekanisme yang diatur dalam Peraturan Kepala BPKP Nomor 4 Tahun 2018

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 69


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

tentang Bantuan Kedinasan di Lingkungan Badan Pengawasan Keuangan dan


Pembangunan.

Dalam Peraturan Kepala BPKP Nomor 4 Tahun 2018 Pasal 6 ayat (5), disebutkan
bahwa Kepala BPKP mendelegasikan kewenangan untuk menerima atau menolak
permintaan bantuan kedinasan kepada Sekretaris Utama BPKP atau Deputi Kepala
BPKP, sesuai dengan ruang lingkup permintaan bantuan kedinasan, dan Kepala
Perwakilan BPKP. Berdasarkan Pasal 7 ayat (1) peraturan tersebut, pengambilan
keputusan menerima atau menolak permintaan bantuan kedinasan dilakukan
dengan pertimbangan prioritas pencapaian target kinerja BPKP dan/atau unit kerja,
penugasan yang bersifat strategis nasional, dan pemenuhan penugasan dari
pemangku kepentingan utama BPKP.

Sesuai Pasal 15 ayat (1), untuk keperluan monitoring dan evaluasi atas efektivitas
bantuan kedinasan yang dilaksanakan oleh Unit Kerja BPKP, setiap unit kerja
eselon II wajib menyampaikan laporan bulanan kegiatan bantuan kedinasan
kepada Deputi Teknis dan tembusan kepada Sekretaris Utama c.q. Biro Keuangan
paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. Laporan bulanan kegiatan bantuan
kedinasan di lingkungan Deputi Bidang Akuntan Negara wajib dibuat setiap bulan,
walaupun pada bulan tersebut tidak ada kegiatan yang menggunakan Bantuan
Kedinasan. Laporan disampaikan kepada Deputi Kepala Bidang Akuntan Negara
untuk dikompilasi dan dilaporkan kepada Sekretaris Utama c.q. Biro Keuangan
melalui Kepala Subbagian Tata Usaha Perbantuan (TUP) di Deputi Bidang Akuntan
Negara.

4. Anggaran Bidang Akuntan Negara Perwakilan BPKP


Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara juga didukung oleh Bidang Akuntan Negara
Perwakilan BPKP. Selama tahun 2019, realisasi anggaran Bidang Akuntan Negara
di 34 Perwakilan BPKP adalah sebesar Rp16.036.374.179 atau 96,05%
dibandingkan dengan anggaran sebesar Rp16.696.117.503.

D. SURVEI KEPUASAN STAKEHOLDERS

Untuk mendukung pengukuran


capaian kinerja, dilaksanakan
survei kepuasan stakeholder atas
layanan BPKP secara
komprehensif, dalam hal ini Deputi
Bidang Akuntan Negara. Hasil
analisis survei dipergunakan untuk
1) mengevaluasi kepuasan
stakeholder terhadap layanan yang
diberikan; 2) bahan kebijakan

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 70


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

terhadap layanan publik; 3) melihat kecenderungan (trend) layanan publik yang telah
diberikan penyelenggara kepada stakeholder, serta 4) mengevaluasi kinerja
penyelenggara layanan publik dalam rangka mendorong penyelenggara layanan
meningkatkan kualitas layanan kepada stakeholders.

Survei yang dilakukan secara periodik oleh Deputi Bidang Akuntan Negara ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengukuran Skala Likert. Skala Likert
adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner (angket) dan
merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Metode ini
dikembangkan oleh Rensis Likert. Skala Likert adalah skala yang dapat dipergunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
terhadap suatu jenis layanan publik. Pada skala Likert, responden diminta untuk
menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih
salah satu dari pilihan yang tersedia.

1. Unsur-unsur penilaian dalam Survei Kepuasan Stakeholders


Unsur Survei Kepuasan Stakeholders terdiri dari:
1) Persyaratan
2) Sistem, Mekanisme, dan Prosedur
3) Waktu Penyelesaian
4) Biaya/Tarif
5) Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan
6) Kompetensi Pelaksana
7) Perilaku Pelaksana
8) Penanganan Pengaduan, Saran, dan Masukan
9) Sarana dan Prasarana

2. Pelaksana dan Tahapan Survei


Pelaksana Survei adalah tim yang terdiri dari Subdirektorat Perencanaan,
Analisis, Evaluasi dan Pelaporan Hasil Pengawasan Bidang Akuntan Negara,
sebagai koordinator pelaksana survei, didukung oleh seluruh direktorat di
lingkungan Deputi Bidang Akuntan Negara dan 34 Bidang Akuntan Negara di
Perwakilan BPKP.

Survei kepuasan stakeholders dilaksanakan melalui tahapan perencanaan,


persiapan, pelaksanaan, pengolahan, dan penyajian hasil survei yang mencakup
langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menyusun instrumen survei
2) Menentukan populasi responden
3) Menentukan besaran dan teknik penarikan sampel
4) Melaksanakan survei
5) Mengolah dan menganalisis hasil survei
6) Menyajikan dan melaporkan hasil

3. Teknik Survei Kepuasan Stakeholders


Teknik yang digunakan dalam survei kepuasan stakeholders Deputi Bidang
Akuntan Negara tahun 2019 adalah kuesioner melalui pengisian sendiri, yang

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 71


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

dilakukan secara elektronik (e-survey)yang diunggah dalam aplikasi lime survey


BPKP dengan link http://apip.bpkp.go.id/ols/index.php/ 847646?lang=id atau
bit.ly/akuntannegara2019.

4. Teknik Perhitungan Skor Indeks Kepuasan


Perhitungan skor indeks kepuasan mengacu kepada Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan
Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik.

Pengolahan data dilakukan dengan cara memberikan nilai pada setiap unsur
pertanyaan survei. Nilai dihitung dengan menggunakan "nilai rata-rata tertimbang"
masing-masing unsur pelayanan. Dalam penghitungan survei kepuasan
stakeholder terhadap unsur-unsur pelayanan yang dikaji, setiap unsur pelayanan
memiliki penimbang yang sama, yaitu N dengan rumus, sebagai berikut:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 1
Bobot nilai rata-rata tertimbang = = =𝑁
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑈𝑛𝑠𝑢𝑟 𝑥

Setelah diperoleh nilai N (bobot nilai per unsur), selanjutnya dihitung Indeks
Kepuasan dengan menggunakan pendekatan nilai rata-rata tertimbang dengan
rumus sebagai berikut:

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑝𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟 𝑈𝑛𝑠𝑢𝑟


Indeks Kepuasan = x Nilai Penimbang
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑛𝑠𝑢𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖

Untuk memudahkan interpretasi terhadap penilaian survei kepuasan masyarakat


(SKM) yaitu antara 25 – 100, maka hasil penilaian tersebut di atas dikonversikan
dengan nilai dasar 25, dengan rumus sebagai berikut:

Skor Indeks Kepuasan = Indeks Kepuasan x 25

Nilai persepsi terhadap Skor Indeks Kepuasan ditunjukkan sebagai berikut:

Mutu Kinerja Unit


Nilai Nilai Interval Nilai Interval Pelayanan
Pelayanan
Persepsi (NI) Konversi (NIK) (y)
(x)
1 1,00 – 2,59 25,00 – 64,99 D Tidak Baik
2 2,60 – 3,06 65,00 – 76,60 C Kurang Baik
3 3,07 – 3,53 76,61 – 88,30 B Baik
4 3,54 – 4,00 88,31 – 100,00 A Sangat Baik

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 72


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

5. Pelaksanaan Survei

Survei kepuasan stakeholders tahun 2019 dilakukan pada bulan September


sampai dengan November 2019. Pengisian kuesioner dilakukan dalam periode
tanggal 14 s.d. 28 Oktober 2019.

Populasi responden sebanyak 1.409 responden. Berdasarkan Tabel Sampel


Morgan dan Krejcie, jumlah sampel untuk populasi sebesar 1.409 adalah
sebanyak 306 responden atau 20,40% dari populasi (diambil angka yang di atas
nilai 1.409 yaitu 1.500). Jumlah responden yang valid sebanyak 1.087 responden
(77,15%), terdiri dari 866 (79,67%) responden BUMN, BUMD,
Kementerian/Lembaga dan PEMDA yang tersebar di 5 Direktorat dan
34 Perwakilan; 149 (13,71%) responden BUMDes; dan 72 (6,62%) responden
Puskesmas. Pernyataan A, B, C, D dan E tidak berlaku bagi responden BUMDes
dan Puskesmas sehingga jumlah responden untuk pernyataan A, B, C, D dan E
adalah sebesar 866 responden atau 61,46% dari populasi responden, sedangkan
untuk pernyataan F, G, H dan I sebanyak 1.087 responden atau 77,15% dari
populasi responden.

6. Skor Indeks Kepuasan Stakeholders


Skor Indeks Kepuasan merupakan hasil akumulasi dari unsur penilaian kepuasan
sebagaimana disajikan dalam Tabel 3.37.

Tabel 3.37
Skor Indeks Kepuasan Tiap Unsur Pelayanan

Skor Keterangan
No Unsur Pelayanan
Kepuasan (Predikat)

1 Persyaratan 82,39 Baik


2 Sistem, Mekanisme, dan Prosedur 82,74 Baik
3 Waktu Penyelesaian 79,35 Baik
4 Biaya/Tarif 93,91 Sangat Baik
5 Produk Spesifikasi Jenis Layanan 81,12 Baik
6 Kompetensi Pelaksana 81,90 Baik
7 Perilaku Pelaksana 85.52 Baik
8 Penanganan Pengaduan, Saran, dan Masukan 80.77 Baik
9 Sarana dan Prasarana 79.35 Baik
Skor Indeks Kepuasan 83,00 BAIK

Skor Indeks Kepuasan Stakeholders Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019
adalah 83,00 dengan predikat “BAIK”. Jika dibandingkan dengan skor tahun 2018
sebesar 86,36, Indeks Kepuasan Stakeholders 2019 mengalami penurunan skor
sebesar 3,36 poin. Skor Indeks Kepuasan Stakeholders secara grafik
digambarkan sebagai berikut:

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 73


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Grafik 3.2
Skor Indeks Kepuasan Stakeholders

SARANA DAN PRASARANA 79,35

PENANGANAN PENGADUAN, SARAN, DAN… 80,77

PERILAKU PELAKSANA 85,52

KOMPETENSI PELAKSANA 81,9

PRODUK SPESIFIKASI JENIS LAYANAN 81,12

BIAYA/TARIF 93,91

WAKTU LAYANAN 79,35

SISTEM, MEKANISME, DAN PROSEDUR 82,74

PERSYARATAN 82,39

70 75 80 85 90 95 100

Uraian tiap unsur pelayanan diuraikan sebagai berikut:

1) Persyaratan
Persyaratan adalah syarat yang harus dipenuhi dalam pengurusan suatu
jenis pelayanan, baik persyaratan teknis maupun administratif.
Skor kepuasan atas persyaratan adalah sebesar 82,39 dengan predikat
“Baik”.Nilai pada unsur ini mengalami sedikit kenaikan (1,27) dibandingkan
skor tahun 2018,sebesar skor 81,12.

Unsur persyaratan terdiri dari dua bagian pernyataan yaitu 1) kesesuaian


persyaratan yang diminta dengan layanan yang diperlukan dan
2) kemudahan persyaratan untuk memeroleh layanan.
Uraian unsur persyaratan untuk masing-masing pernyataan adalah sebagai
berikut:

1.1. Kesesuaian Persyaratan yang Diminta dengan Layanan yang


Diperlukan.
Hasil kuesioner mengenai kesesuaian persyaratan yang diminta
dengan layanan yang diperlukan menunjukkan bahwa terdapat
1 responden (0,12%) yang menyatakan “Tidak Sesuai” dan
3 responden (0,35%) menyatakan “Kurang Sesuai”. Jumlah responden
yang menyatakan “Sesuai” sebanyak 72,06% dan responden yang
menyatakan “Sangat Sesuai” sebanyak 27,48%.

1.2. Kemudahan Persyaratan untuk Memperoleh Layanan.


Hasil kuesioner mengenai kemudahan persyaratan untuk memperoleh
layanan menunjukkan bahwa terdapat 1 responden (0,12%) yang

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 74


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

menyatakan “Tidak Mudah”, 10 responden (1,15%) menyatakan


“Kurang Mudah”, 564 responden (65,13%) menyatakan “Mudah”, dan
291 responden (33,60%) menyatakan “Sangat Mudah”.

Unsur ini tidak memasukkan jawaban dari responden BUMdes dan


Puskesmas dengan pertimbangan bahwa kedua jenis responden tersebut
tidak terkait dengan pernyataan yang ada pada unsur persyaratan karena
proses yang terkait unsur tersebut dilakukan oleh dinas terkait.

2) Sistem, Mekanisme, dan Prosedur


Sistem, mekanisme, dan prosedur adalah tata cara pelayanan yang
dibakukan bagi pemberi dan penerima layanan, termasuk pengaduan. Skor
kepuasan atas sistem, mekanisme dan prosedur adalah sebesar 82,74
dengan predikat “Baik”. Nilai pada unsur ini mengalami sedikit peningkatan
(2,01) dibandingkan skor tahun 2018, sebesar 80,73.

Unsur Sistem,Mekanisme, dan Posedur terdiri dari empat pernyataan, yaitu


1) kejelasan informasi yang terkait dengan prosedur pemenuhan permintaan
layanan, 2) kesesuaian prosedur pemenuhan permintaan layanan dengan
pelaksanaannya, 3) kecepatan tanggapan BPKP atas permintaan
penugasan yang dikirimkan oleh perusahaan/unit kerja responden, serta
4) kemudahan akses untuk mendapatkan layanan (akses melalui telepon,
surat email, kunjungan, atau media lainnya).

Unsurini tidak memasukan jawaban dari responden BUMdes dan


Puskesmas dengan pertimbangan bahwa kedua jenis responden tersebut
tidak terkait dengan pernyataan yang ada pada unsur Sistem, Mekanisme,
dan Prosedur karena proses yang terkait unsur tersebut dilakukan oleh dinas
terkait.

Uraian unsur sistem, mekanisme dan prosedur untuk masing-masing


pernyataan adalah sebagai berikut:

2.1. Kejelasan Informasi yang Terkait dengan Prosedur Pemenuhan


Permintaan Layanan
Hasil kuesioner mengenai kejelasan informasi yang terkait dengan
prosedur pemenuhan permintaan layanan menunjukkan bahwa tidak
ada responden yang menyatakan “tidak jelas”. Sebanyak 8 responden
(0,92%) menyatakan “Kurang Jelas”, 594 responden (68,59%)
menyatakan “Jelas”, dan 264 responden (30,48%) menyatakan
“Sangat Jelas”.

2.2. Kesesuaian Prosedur Pemenuhan Permintaan Layanan dengan


Pelaksanaannya
Hasil kuesioner mengenai kesesuaian prosedur pemenuhan
permintaan layanan dengan pelaksanaannya menunjukkan bahwa

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 75


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

tidak ada responden yang menyatakan “Tidak Sesuai”; 5 responden


(0,58%) menyatakan “Kurang Sesuai”; 619 responden (71,48%)
menyatakan “Sesuai”; dan 242 rsponden (27,94%) menyatakan
“Sangat Sesuai”.

2.3. Kecepatan Tanggapan BPKP atas Permintaan Penugasan yang


Dikirimkan oleh Perusahaan/Unit kerja responden
Hasil kuesioner mengenai kecepatan tanggapan BPKP atas
permintaan penugasan yang dikirimkan oleh perusahaan/unit kerja
responden menunjukkan bahwa terdapat 2 responden (0,23%)
menyatakan “Lambat”; 23 responden (2,66%) menyatakan “Kurang
Cepat”, 599 responden (69,17%) menyatakan “Cepat”; dan 242
responden atau (27,94%) menyatakan “Sangat Cepat”.

2.4. Kemudahan Akses untuk Mendapatkan Layanan (akses melalui


telepon, surat email, kunjungan atau media lainnya)
Hasil kuesioner mengenai kemudahan akses untuk mendapatkan
layanan (akses melalui telepon, surat, email, kunjungan, atau media
lainnya) menunjukkan bahwa tidak ada responden yang menyatakan
“Tidak Mudah”. Sebanyak 5 responden (0,58%) menyatakan “Kurang
Mudah”. Sebanyak 492 atau 56,81% responden menyatakan “Mudah”
dan 369 responden (42,61%) menyatakan “Sangat Mudah”.

Hasil tersebut di atas mengindikasikan bahwa masih ada permasalahan


yang harus dicari akar penyebab beserta alternatif solusinya, apakah hal
tersebut karena penyampaian informasi yang belum efektif ataukarena
penyebab lain, sehingga perlu ada evaluasi atas pelaksanaan prosedur
pemberian layanan kepada stakeholders.

3) Waktu Penyelesaian
Waktu penyelesaian adalah jangka waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan seluruh proses layanan dari setiap jenis layanan. Skor
kepuasan atas waktu penyelesaian adalah sebesar 79,35 dengan predikat
“Baik”. Unsur ini mengalami penurunan skor yang signifikan (15,84 atau
19,96%) dibandingkan dengan capaian skor pada survei tahun 2018, yaitu
95,19.

Unsur Waktu Layanan dalam survei 2019 terdiri dari tiga pernyataan, yaitu
1) jangka waktu penugasan sesuai dengan kebutuhan/kerangka acuan kerja
(KAK/TOR); 2) ketepatan waktu penyelesaian penugasan; dan 3) ketepatan
waktu penyampaian laporan hasil penugasan.

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 76


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Uraian hasil survei untuk masing-masing pernyataan adalah sebagai berikut:


3.1. Jangka Waktu Penugasan Sesuai dengan Kebutuhan/Kerangka
Acuan Kerja (KAK/TOR)
Hasil kuesioner mengenai jangka waktu penugasan sesuai dengan
kebutuhan/kerangka acuan kerja (KAK/TOR) menunjukkan bahwa
tidak ada responden yang menyatakan “Tidak Sesuai”. Sebanyak
11 responden (1,27%) menyatakan “Kurang Sesuai”; 654 responden
(75,52%) menyatakan “Sesuai”; dan 201 responden (23,21%)
responden menyatakan “Sangat Sesuai”.

Rendahnya skor pada pernyataan jangka waktu penugasan sesuai


dengan kebutuhan/kerangka acuan kerja menunjukkan bahwa masih
ada permasalahan dalam ketersediaan sumber daya manusia (SDM)
atau kompetensi SDM yang melakukan penugasan di BPKP.

3.2. Ketepatan Waktu Penyelesaian Penugasan


Hasil survei untuk ketepatan waktu penyelesian penugasan
menunjukkan bahwa tidak ada responden menyatakan “Tidak Tepat
Waktu”; 23 responden (2,66%) menyatakan “Kurang Tepat
Waktu”;676 responden (78,06%) menyatakan “Tepat Waktu”; dan 167
responden (19,28%) menyatakan “Sangat Tepat Waktu”.

3.3. Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan


Hasil kuesioner mengenai ketepatan waktu penyampaian laporan hasil
penugasan menunjukkan bahwa tidak ada responden yang
menyatakan “Tidak Tepat Waktu”. Sebanyak 41 responden (4,73%)
menyatakan “Kurang Tepat Waktu”; 666 responden (76,91%)
menyatakan “Tepat Waktu”; dan 159 responden (18,36%) responden
menyatakan “Sangat Tepat Waktu”.

Masih adanya responden yang menyatakan bahwa penyampaian


laporan hasil penugasan kurang tepat waktu menunjukkan bahwa
masih ada permasalahan dalam alokasi waktu penyampaian laporan
hasil penugasan. Hal ini dapat menjadi ruang untuk perbaikan dan
peningkatan kinerja, meskipun nilai unsur waktu penyelesaian sudah
berada pada kriteria “Baik”.

4) Biaya/Tarif
Biaya/Tarif adalah ongkos yang dikenakan kepada penerima layanan dalam
mengurus dan/atau memperoleh pelayanan dari penyelenggara yang
besarnya ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara penyelenggara dan
masyarakat.

Skor kepuasanatas biaya/tarif adalah sebesar 93,91 dengan predikat


“Sangat Baik”. Nilai pada unsur ini mengalami sedikit peningkatan sebesar
1,12 dibandingkan dengan skor tahun 2018, sebesar 92,79.

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 77


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Unsur biaya/tarif terdiri dari dua pernyataan yaitu 1) kewajaran biaya layanan
dan 2) biaya lain di luar ketentuan/prosedur layanan (seperti: pungli dan
sejenisnya).

Pernyataan tentang tarif/biaya ditujukan untuk menggali informasi tentang


kewajaran biaya atas kegiatan assurance ataupun consulting, termasuk
sosialisasi dan bimbingan teknis yang dilakukan oleh Deputi Bidang Akuntan
Negara, serta untuk mendapatkan informasi jika terdapat pungutan lain di
luar ketentuan yang berlaku.

Unsur ini tidak memasukkan jawaban dari responden BUMDes dan


Puskesmas dengan pertimbangan bahwa kedua jenis responden tersebut
tidak terkait langsung dengan anggaran biaya yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan kegiatan, karena pada umumnya pelaksanaan sosialiasi
dikoordinasi oleh Pemerintah Daerah.

Uraian biaya/tarif untuk masing-masing pernyataan adalah sebagai berikut:


4.1. Kewajaran Biaya Layanan
Hasil kuesioner mengenai kewajaran biaya layanan menunjukkan
bahwa tidak ada responden yang menyatakan biaya layanan “Sangat
Mahal” dan “Mahal”. Jumlah responden yang menyatakan “Wajar” dan
“Tidak Dikenakan Biaya” masing-masing sebanyak 419 responden
(48,38%) dan 447 responden (51,62%) dari total responden. Hal ini
menunjukkan tidak terdapat permasalahan mengenai biaya/tarif
layanan.
4.2. Biaya Lain di Luar Ketentuan/Prosedur Layanan (seperti: pungli dan
sejenisnya)
Hasil kuesioner mengenai biaya lain di luar ketentuan/prosedur
layanan (seperti pungli dan sejenisnya) menunjukkan bahwa tidak ada
responden yang menyatakan “Selalu Ada” dan “Sering Ada”. Meskipun
ada 863 responden (99,65%) menyatakan “Tidak Pernah Ada”; masih
ada 3 responden (0,35%)yang menyatakan bahwa “Kadang Masih
Ada” biaya lain di luar ketentuan/prosedur layanan (seperti pungli dan
sejenisnya).

Keberadaan responden yang menyatakan “kadang masih ada” biaya


lain di luar ketentuan selama pemberian layanan oleh tim BPKP ini
perlu mendapat perhatian khusus, karena hal ini dapat
mengindikasikan adanya pungli, pemerasan, gratifikasi, atau
sejenisnya di dalam pemberian layanan kepada stakeholders.

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 78


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

5) Produk Spesifikasi Jenis Layanan


Produk Spesifikasi Jenis Layanan adalah hasil layanan yang diberikan dan
diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Produk layanan ini
merupakan hasil dari setiap spesifikasi jenis layanan.

Skor kepuasan atas unsur Produk Spesifikasi Jenis Layanan adalah sebesar
81,12 dengan predikat ‘Baik”. Nilai pada unsur ini sedikit lebih tinggi sebesar
0,86 dibandingkan skor tahun 2018, sebesar 80,26.

Unsur Produk Sepesifikasi Jenis Layanan terdiri dari dua pernyataan yaitu
1) kesesuaian hasil layanan dengan permintaan dan Kerangka Acuan Kerja
(KAK/TOR) dan 2) kualitas laporan hasil penugasan yang diserahkan.

Unsur ini tidak memasukkan tanggapan dari responden BUMDes dan


Puskesmas, dengan pertimbangan bahwa kedua jenis responden tersebut
tidak mengajukan sendiri permintaan pelayanan kepada Deputi Bidang
Akuntan Negara, akan tetapi melalui dinas terkait dan tidak menerima
laporan hasil kegiatan.

Pada tahun 2018, jumlah pertanyaan yang diajukan kepada stakeholders


dalam unsur ini terdiri dari 3 pertanyaan, sedangkan pada tahun 2019 hanya
2 pernyataan. Pernyataan yang tidak diajukan kembali di dalam survei tahun
2019 adalah terkait “dukungan sumber dokumen/bukti yang digunakan oleh
tim BPKP dalam pengambilan simpulan/penyusunan laporan hasil
penugasan”. Pertanyaan ini tidak ditanyakan kembali dengan pertimbangan
bahwa kecukupan dokumen/bukti bukan merupakan bagian dari
pengetahuan stakeholders, sehingga tidak tepat untuk ditanyakan.
Penghapusan pertanyaan ini tidak banyak berpengaruh pada kepuasan
stakeholders untuk unsur Produk Spesifikasi Jenis Layanan.

Uraian unsur produk spesifikasi jenis layanan untuk masing-masing


pernyataan adalah sebagai berikut:

5.1. Kesesuaian Hasil Layanan dengan Permintaan dan Kerangka Acuan


Kerja (KAK/TOR)
Hasil kuesioner mengenai kesesuaian hasil layanan dengan
permintaan dan Kerangka Acuan Kerja (KAK/TOR) menunjukkan
bahwa tidak ada responden yang menyatakan menyatakan “Tidak
Sesuai”. Namun demikian, masih ada 4 responden (0,46%) yang
menyatakan “Kurang Sesuai”. Jumlah responden yang menyatakan
“Sesuai” dan “Sangat Sesuai” masing-masing sebanyak 664
responden (76,67%) dan 198 responden (22,86%) dari total
responden.

Dari empat responden yang menyatakan ‘Kurang Sesuai” tersebut,


yang memberikan masukan hanya PDAM Nusa Kenari Alor, bahwa

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 79


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

BPKP perlu menyesuaikan dengan kondisi kultur stakeholders. Ketiga


responden lainnya, walaupun memberikan jawaban “Kurang Puas”,
tetapi tidak memberikan masukan ataupun saran.

5.2. Kualitas Laporan Hasil Penugasan yang Diserahkan


Hasil kuesioner mengenai kualitas laporan hasil penugasan yang
diserahkan menunjukkan bahwa tidak ada responden yang
menyatakan “Tidak Memuaskan”. Namun demikian, masih terdapat
6 responden (0,46%) yang menyatakan “Kurang Memuaskan”. Jumlah
responden yang menyatakan “Memuaskan” dan “Sangat Memuaskan”
masing-masing sebanyak 624 responden (72,22%) dan 236
responden (27,31%) dari total responden.
Dari enam responden yang menyatakan “Kurang Memuaskan”
tersebut, yang memberikan masukan hanya PDAM Tirta Sejiran
Setason, bahwa tim BPKP agar lebih konsisten dalam menetapkan
kriteria dalam melakukan evaluasi.

Selain masukan di atas, masukan atau saran lain yang dapat


diidentifikasi terkait unsur Produk Spesifikasi Jenis Layanan adalah:
a. Perlunya meningkatkan koordinasi dengan aparat pengawasan
lain agar tidak terjadi tumpang tindih dalam melakukan
penugasan.
b. Perlunya perbaikan usaha untuk lebih memahami stakeholders,
misalnya dengan melakukan survei awal sebelum melakukan
penugasan.
c. Perlunya peningkatan pemahaman regulasi yang terkait dengan
PDAM.
d. Agar rekomendasi yang diberikan lebih detil dan lebih mudah
ditindaklanjuti.
e. Diharapkan agar rekomendasi yang diberikan kepada Kepala
Daerah terkait dengan evaluasi kinerja PDAM, sesuai dengan
skala prioritas pelayanan air bersih kepada masyarakat.
f. Sebagai narasumber, perlu informasi dan contoh yang lebih
konkrit.

6) Kompetensi Pelaksana
Kompetensi pelaksana adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh
pelaksana, yang meliputi pengetahuan, keahlian, ketrampilan dan
pengalaman. Skor kepuasan atas unsur kompetensi pelaksana adalah
sebesar 81,90 dengan predikat “Baik”. Nilai pada unsur ini sedikit lebih
rendah sebesar 0,77 dibandingkan skor tahun 2018, sebesar 82,67.

Unsur kompetensi pelaksana terdiri dari dua pernyataan, yaitu


1) Kompetensi/kemampuan tim BPKP dalam memberikan layanan dan
2) pemahaman tim BPKP atas core business perusahaan yang meminta
layanan.

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 80


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Unsur ini memasukkan tanggapan dari responden BUMDes dan


Puskesmas, karena BUMDes dan Puskesmas menerima layanan dan
berinteraksi langsung dengan pegawai BPKP yang memberikan layanan.

Uraian unsur kompetensi pelaksana masing-masing pernyataan adalah


sebagai berikut:

6.1. Kompetensi/Kemampuan Tim BPKP dalam Memberikan Layanan


Hasil kuesioner mengenai kompetensi/kemampuan tim BPKP dalam
memberikan layanan menunjukkan bahwa tidak ada responden yang
menyatakan “Tidak Sesuai”. Namun demikian masih ada
12 responden (1,10%) yang menyatakan “Kurang Sesuai”. Jumlah
responden yang menyatakan “Sesuai” dan “Sangat Sesuai” masing-
masing sebanyak 747 (68,72%) dan 328 (30,17%) dari total
responden.
Dari total 12 responden yang menyatakan “Kurang Sesuai”,
6 responden memberikan masukan atau saran yang pada intinya
adalah perlunya tim lebih memahami core business dan inti
permasalahan yang dihadapi oleh stakeholders dan perlunya tim lebih
fokus dalam memberikan arahan atau bimbingan.

6.2. Pemahaman Tim BPKP atas Core Business Perusahaan yang


Meminta Layanan
Hasil kuesioner mengenai pemahaman tim BPKP atas core business
perusahaan yang meminta layanan menunjukkan bahwa tidak ada
responden yang menyatakan “Tidak Memahami”, Namun demikian,
masih ada 21 responden (1,93%) yang menyatakan “Kurang
Memahami”. Jumlah responden yang menyatakan tim BPKP
“Memahami” dan “Sangat Memahami” masing-masing sebanyak
761 responden (79,01%) dan 305 responden (28,06%) dari seluruh
responden.

Dari total 21 responden yang menyatakan “kurang memahami”,


11 responden memberikan masukan atau saran yang pada intinya
adalah perlunya tim lebih memahami aturan atau regulasi yang terkait
dengan stakeholders, dan perlunya tim yang lebih berpengalaman
untuk terjun pada penugasan berskala besar di BUMN.
Layanan yang diberikan oleh Deputi Bidang Akuntan Negara meliputi
beberapa jenis badan usaha dengan jenis layanan yang juga beragam,
sehingga karakteristik saran dan masukan yang diberikan juga akan
beragam. Untuk itu saran dan masukan dikelompokkan menjadi dua
bagian, yaitu 1) kelompok badan usaha BUMN dan BUMD, dan
2) kelompok badan usaha BUMDes dan Puskesmas.
Saran dan masukan yang diberikan oleh responden BUMN dan BUMD
yang dapat diidentifikasi adalah:

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 81


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

a. Perlunya auditor BPKP memiliki sertifikasi internasional untuk


dapat menyesuaikan dengan dinamika dunia usaha.
b. Perlunya pemerataan kemampuan dalam tim.
c. Perlunya tim BPKP untuk memahami proses bisnis stakeholders
sebelum memulai penugasan.
d. Perlunya peningkatan wawasan tim BPKP agar lebih membantu
dalam memberikan rekomendasi yang lebih konstruktif.
e. Perlunya tim BPKP meningkatkan kemampuan komunikasi
dengan stakeholders.

Saran dan masukan yang diberikan oleh responden BUMDes dan


Puskesmas yang dapat diidentifikasi adalah:
a. Bagi tim BPKP yang melakukan tugas sosialisasi dan bimtek di
BUMDes atau Puskesmas, perlu pemahaman yang lebih baik
terkait dengan kondisi dan kebutuhan peserta sosialisasi dan
bimtek, agar apa yang disampaikan lebih tepat sasaran.
b. Penggunaan istilah teknis agar dipertimbangkan, menyesuaikan
dengan kondisi peserta sosialisasi dan bimtek.

7) Perilaku Pelaksana
Perilaku pelaksana adalah sikap petugas dalam memberikan layanan. Skor
kepuasan atas unsur perilaku pelaksana adalah sebesar 85,52 dengan
predikat “Baik”. Nilai pada unsur ini turun sebesar 3,87 (4,53%) dibandingkan
dengan skor tahun 2018, yaitu sebesar 89,39.

Unsur perilaku pelaksana terdiri dari lima pernyataan, yaitu: 1) Tim BPKP
sopan/ramah dalam memberikan layanan, 2) selama ditugaskan di
perusahaan/unit kerja mitra kerja, tim BPKP hanya melakukan kegiatan yang
relevan dengan penugasannya, 3) kemampuan komunikasi lisan tim BPKP,
4) kemampuan komunikasi tertulis tim BPKP, dan 5) kemampuan menjaga
kerahasiaan informasi tim BPKP.

Unsur ini memasukkan tanggapan dari responden BUMDes dan


Puskesmas, karena BUMDes dan Puskesmas menerima layanan dan
berinteraksi langsung dengan pegawai BPKP yang memberikan layanan.

Uraian unsur perilaku pelaksana untuk masing-masing pernyataan adalah


sebagai berikut:
7.1. Tim BPKP Sopan/Ramah dalam Memberikan Layanan
Hasil kuesioner mengenai kesopanan/keramahan tim BPKP dalam
memberikan layanan menunjukkan masih ada 1 (satu) responden
(0,09%) yang menyatakan “Tidak Setuju” dan 3 responden (0,28%)
yang menyatakan “Kurang Setuju”. Jumlah responden yang
menyatakan “Setuju” sebanyak 524 responden (48,21%) dan yang
menyatakan “Sangat Setuju” sebanyak 559 responden (51,43%) dari
total responden.

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 82


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Dari total empat responden yang menjawab “Tidak Setuju” dan


“Kurang Setuju”, hanya satu responden yang memberikan masukan,
yaitu tim BPKP agar tidak perlu terlalu ramah kepada stakeholders.

7.2. Selama ditugaskan di perusahaan/unit kerja responden, tim BPKP


hanya melakukan kegiatan yang relevan dengan penugasannya
Hasil kuesionermengenai perilaku tim BPKP, selama ditugaskan di
perusahaan/unit kerja responden, hanya melakukan kegiatan yang
relevan dengan penugasannya menunjukkan bahwa ada 5 responden
(0,46%) yang menyatakan “Tidak Setuju” dan 20 responden(1,84%)
yang menyatakan “Kurang Setuju”. Jumlah responden yang
menyatakan “Setuju” sebanyak 710 responden (65,32%) dan yang
menyatakan “Sangat Setuju” sebanyak 352 responden (32,38%) dari
total responden.

Dari seluruh responden yang menjawab “Tidak Setuju” maupun


“Kurang Setuju”, tidak satu pun responden yang memberikan masukan
terkait dengan relevansi kegiatan yang dilakukan oleh tim BPKP.

7.3. Kemampuan Komunikasi Lisan Tim BPKP


Hasil kuesionermengenai kemampuan komunikasi lisan tim BPKP
menunjukkan bahwa tidak ada responden yang menyatakan “Tidak
Baik”. Namun demikian, masih ada 1 responden (0,09%) yang
menyatakan “Kurang Baik”.Jumlah responden yang menyatakan
“Baik” sebanyak 592 responden (54,37%) dan yang menyatakan
“Sangat Baik” sebanyak 495 responden (45,54%) dari total responden.

Responden yang menjawab “Kurang Baik”, yaitu BUMDes Aikmel


Timur di NTB, tidak memberikan masukan apa pun tentang apa yang
diharapkan dari tim BPKP terkait kemampuan komunikasi lisan yang
dimiliki.

7.4. Kemampuan Komunikasi Tertulis Tim BPKP


Hasil kuesioner mengenai kemampuan komunikasi tertulis tim BPKP
menunjukkan bahwa tidak ada responden yang menyatakan “Tidak
Baik”. Namun demikian, masih ada 4 (0,37%) yang menyatakan
“Kurang Baik”, yaitu 1) PDAM Kabupaten Maros, 2) BUMDes Baroqah
di NTB, 3) BUMDes Batuyang di NTB, dan 4) BUMDes di Bali. Jumlah
responden yang menyatakan “Baik” sebanyak 670 responden
(61,64%) dan yang menyatakan “Sangat Baik” sebanyak 413
responden (37,99%) dari total responden.

Dari empat responden yang menyatakan “Kurang Baik”, dua BUMDes


memberikan masukan perlunya peningkatan komunikasi tertulis

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 83


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

dengan mempertimbangkan pemahaman stakeholders yang tidak


merata.

7.5. Kemampuan Menjaga Kerahasiaan Informasi Tim BPKP


Hasil kuesioner mengenai kemampuan menjaga kerahasiaan
informasi tim BPKP menunjukkan bahwa masih ada masing-masing
1 responden (0,09%) yang menyatakan “Tidak Mampu” dan “Kurang
Mampu”. Jumlah responden yang menyatakan “Mampu” sebanyak
responden 574 (52,81%) dan yang menyatakan “Sangat Mampu”
sebanyak 511 responden (47,01%) dari total responden.

Dari dua responden yang menjawab “Tidak Mampu” dan “Kurang


Mampu”, tidak ada masukan ataupun saran yang disampaikan terkait
dengan kemampuan tim BPKP dalam menjaga kerahasiaan informasi.

Selain masukan atau saran dari responden yang menjawab “Tidak”


dan “Kurang”, terdapat satu masukan ataupun saran lain yang terkait
dengan kemampuan tim menjaga kerahasiaan informasi, yaitu tentang
perlunya BPKP menambah pengamanan untuk data-data yang
terpaksa disimpan dalam google drive, karena pengalaman
stakeholders terkait ketidakamanan data yang tersimpan dalam
google drive.

8) Penanganan Pengaduan, Saran, dan Masukan


Penanganan pengaduan, saran, dan masukan adalah tata cara pelaksanaan
penanganan pengaduan dan tindak lanjut. Skor kepuasan atas unsur
penanganan pengaduan, saran dan masukan adalah sebesar 80,77 dengan
predikat “Baik”. Nilai pada unsur ini turun secara signifikan sebesar 10,06
(11,08%) dibandingkan dengan skor tahun 2018, yaitu sebesar 90,83.

Unsur pengaduan, saran, dan masukan terdiri dari dua pernyataan, yaitu:
1) Kemudahan akses untuk menyampaikan pengaduan dan masukan
(dihubungi melalui telepon, surat, email, kunjungan atau media lainnya) dan
2) kecepatan respon atas pengaduan atau masukan.

Unsur ini memasukkan tanggapan dari responden BUMDes dan


Puskesmas, karena BUMDes dan Puskesmas menerima layanan dan bisa
berinteraksi langsung apabila ada pengaduan, saran dan masukan.

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 84


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Uraian unsur penanganan pengaduan, saran dan masukan untuk masing-


masing pernyataan adalah sebagai berikut:

8.1. Kemudahan Akses untuk Menyampaikan Pengaduan dan Masukan


(dihubungi melalui telepon, surat, email, kunjungan atau media
lainnya).
Hasil kuesioner mengenai kemudahan akses untuk menyampaikan
pengaduan dan masukan (dihubungi melalui telepon, surat, email,
kunjungan atau media lainnya) menunjukkan bahwa ada 3 responden
(0,28%) yang menyatakan “Sulit” dan 24 responden (2,21%) yang
menyatakan “Kurang Mudah”.
Jumlah responden yang menyatakan ‘Mudah” dan “Sangat Mudah”
masing-masing sebanyak 723 (66,51%) dan 337 atau (31,00%) dari
total responden.

Dari total responden yang menjawab “Sulit” dan “Kurang Mudah”, tiga
responden memberikan masukan atau saran yang pada pada intinya
adalah perlunya BPKP meningkatkan kemudahan akses dalam
melakukan pengaduan, memperbanyak saluran pengaduan dan
perlunya saluran pengaduan berbasis web.

8.2. Kecepatan Respon atas Pengaduan atau Masukan


Hasil kuesioner mengenai kecepatan respon atas pengaduan atau
masukan menunjukkan tidak ada responden yang menyatakan
“Sangat Lambat”. Namun demikian, masih terdapat 22 responden
(2,02%) yang menyatakan “Lambat”. Jumlah responden yang
menyatakan “Cepat” dan “Sangat Cepat” adalah masing-masing
sebanyak 848 responden (78,01%)dan 217 responden (19,96%) dari
total responden.
Dari 22 responden yang menjawab “Lambat”, lima responden
memberikan masukan atau saran yang pada intinya adalah perlunya
BPKP meningkatkan kecepatan respon atas pengaduan yang
diterima, dan saluran pengaduan berbasis web diperlukan untuk
mempercepat respon tersebut.

Selain masukan dan saran di atas, masukan atau saran lain yang
dapat diidentifikasi adalah:
a. Perlunya diversifikasi media penyampaian aduan.
b. Media dan saluran penyampaian aduan perlu disosialisasikan
secara lebih intensif.
c. Akses terhadap media dan saluran penyampaian aduan perlu
dipermudah.
d. Perlunya layanan pengaduan yang berbasis teknologi informasi.
e. Perlunya tambahan SDM yang dapat melayani pengaduan.
Secara khusus, beberapa PDAM dan BUMDes, yang sering mengalami
permasalahan aplikasi, meminta kontak khusus yang dapat menangani
pengaduan yang berasal dari PDAM dan BUMDes.

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 85


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

9) Sarana dan Prasarana


Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam
mencapai maksud dan tujuan. Prasarana adalah segala sesuatu yang
merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses (usaha,
pembangunan, proyek). Sarana digunakan untuk benda yang
bergerak (komputer, mesin) dan prasarana untuk benda yang tidak
bergerak (gedung).
Skor kepuasan pada unsur sarana dan prasarana adalah sebesar
79,35 dengan predikat “Baik”. Nilai pada unsur ini mengalami
penurunan sebesar 2,33 (2,94%) dibandingkan dengan skor tahun
2018, yaitu sebesar 81,68.
Unsur sarana dan prasarana terdiri dari dua pernyataan, yaitu
1) Kesesuaian Sarana dan Prasarana yang Digunakan Tim BPKP
Terkait dengan Pelaksanaan Layanan, 2) Kecukupan Penggunaan
Aplikasi yang Digunakan Tim BPKP dalam Pelaksanaan Layanan.
Unsur ini memasukkan tanggapan dari responden BUMDes dan
Puskesmas, karena BUMDes dan Puskesmas menerima layanan dan
berinteraksi langsung atas sarana dan prasarana saat kegiatan
layanan dilakukan oleh tim BPKP.

Uraian hasil survei untuk masing-masing pernyataan dalam unsur


sarana dan prasarana adalah sebagai berikut:

9.1. Kesesuaian Sarana dan Prasarana yang Digunakan Tim BPKP


Terkait dengan Pelaksanaan Layanan
Hasil kuesioner mengenai kesesuaian sarana dan prasarana
yang digunakan tim BPKP terkait dengan pelaksanaan layanan
menunjukkan bahwa tidak ada responden yang menyatakan
“Tidak Memadai”. Namun demikian, masih ada 27 responden
(2,48%) yang menyatakan “Kurang Memadai”. Jumlah
responden yang menyatakan “Memadai” dan “Sangat Memadai”
masing-masing sebanyak 834 responden (76,72%) dan 226
responden ( 20,79%) dari total responden.

Dari 27 responden yang menjawab “Kurang Memadai”,


13 responden memberikan masukan yang pada intinya adalah
perlunya tim BPKP dilengkapi dengan sarana dan prasarana
yang memadai untuk menunjang pelaksanaan tugasnya di
lapangan, termasuk kendaraan operasional, komputer/laptop
yang digunakan, dan peningkatan sarana gedung BPKP.

9.2. Kecukupan Penggunaan Aplikasi yang Digunakan Tim BPKP


dalam Pelaksanaan Layanan.
Hasil kuesioner mengenai kecukupan penggunaan aplikasi
dalam pelaksanaan layanan menunjukkan bahwa masih ada

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 86


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

2 responden (0,18%) yang menyatakan “Tidak Memadai” dan


40 responden (3,68%) yang menyatakan “Kurang Memadai”.

Jumlah responden yang menyatakan “Memadai” adalah


sebanyak 822 responden (75,62%) dan yang menyatakan
“Sangat Memadai” adalah sebanyak 223 responden (20,52%)
dari total responden.
Dari 42 responden yang menyatakan “Tidak Memadai” dan
“Kurang Memadai”, 7 responden memberikan masukan yang
pada intinya adalah perlunya pengembangan aplikasi yang user-
friendly dan mudah dipahami, terutama untuk BUMDes, dan
perlunya aplikasi tambahan untuk BLUD.
Selain masukan di atas, masukan atau saran lain yang dapat
diidentifikasi terkait unsur sarana dan prasarana adalah:
a. Perlunya pengembangan dan penyempurnaan aplikasi yang
sudah ada.
b. Aplikasi yang ada perlu lebih disosialisasikan.
c. Perlunya peningkatan kerja sama dengan stakeholders
dalam pengembangan aplikasi untuk mendapatkan
masukan penyempurnaan aplikasi yang sesuai kebutuhan
dan kondisi stakeholders.
d. Perlunya peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan
prasarana pendukung pelaksanaan tugas tim BPKP.
e. Perlunya aplikasi yang lebih sederhana dan lebih mudah
untuk diterapkan.
f. Perlunya peningkatan kualitas jaringan internet.

7. Penilaian Secara Umum


Secara umum, tingkat kepuasan stakeholders berada pada kriteria “Puas”,
dengan skor 83,53, dengan rincian 35,23% responden menyatakan “Sangat
Puas”, 63,66% menyatakan “Puas”, dan 1,10% menyatakan “Kurang Puas”.
Dibandingkan dengan skor tahun 2018 sebesar 86,40, hasil ini menunjukkan
penurunan sebesar 2,87 atau 3,44% sesuai dengan penurunan skor kepuasan
secara komposit.

Dengan komposisi terbesar responden yang kurang puas ada pada BUMDes,
disimpulkan bahwa kemampuan teknis dan komunikasi tim dalam pelaksanaan
sosialisasi dan bimtek aplikasi pengelolaan keuangan masih perlu ditingkatkan.

Layanan yang diberikan oleh Deputi Bidang Akuntan Negara meliputi beberapa
jenis badan usaha dengan jenis layanan yang juga beragam, sehingga
karakteristik saran dan masukan yang diberikan juga beragam. Untuk itu, saran
dan masukan dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu 1) kelompok badan
usaha BUMN dan BUMD selain PDAM, dan 2) kelompok badan usaha BUMDes,
Puskesmas dan PDAM.

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 87


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Saran dan masukan yang diberikan oleh responden BUMN dan BUMD non
PDAM dapat dikelompokkan dalam 7 hal berikut:

Jumlah
No Saran atau Masukan
responden
1. Perlunya peningkatan kualitas layanan 133
2. Perlunya komunikasi secara periodik 29
3. Perlunya BPKP melakukan analisis yang lebih 20
komprehensif dalam penugasannya.
4. Perlunya BPKP untuk lebih berperan sebagai mitra 11
strategis
5. Peningkatan profesionalitas 6
6. Perlunya peningkatan inovasi produk dengan 5
mengoptimalkan aplikasi berbasis web
7. Perlunya peningkatan jumlah SDM 2

Penugasan atas BUMDes dan Puskesmas, pada umumnya berupa kegiatan


sosialisasi dan bimtek terkait aplikasi pengelolaan keuangan. Untuk itu, saran
dan masukan yang diberikan oleh BUMDes dan Puskesmas juga lebih terkait
dengan aplikasi yang dimiliki oleh Deputi Bidang Akuntan Negara. Demikian juga
untuk PDAM, dengan adanya aplikasi SIA-PDAM, saran dan masukan yang
diberikan juga lebih banyak terkait dengan pengembangan aplikasi.

Atas layanan yang diberikan oleh Deputi Bidang Akuntan Negara, responden
BUMDes, Puskesmas dan PDAM, memberikan masukan-masukan yang secara
umum dapat dikelompokkan ke dalam 10 hal berikut:

Jumlah
No Saran atau Masukan
responden
1. Peningkatan layanan, terutama dari segi jangkauan 84
2. Peningkatan frekuensi bimtek dan evaluasi atas hasil 39
bimtek
3. Peningkatan inovasi produk layanan, terutama aplikasi 39
yang terkait dengan pelaporan keuangan, ditambah
dengan aplikasi lain sesuai kebutuhan mitra
5. Komunikasi yang intens dengan mitra sehingga lebih 27
memahami kebutuhan mitra
4. Penyederhanaan aplikasi sehingga lebih mudah 26
dipahami dan diterapkan
6. Peningkatan profesionalitas 21
7. Peningkatan kemudahan akses untuk melakukan 10
konsultasi
9. Sosialisasi yang lebih intensif atas produk yang dimiliki 8
BPKP
8. Ketersediaan SDM dan waktu yang cukup 7
10. Ketersediaan modul atau manual aplikasi 2

Selain itu, salah satu BUMDes di Provinsi Jawa Timur berharap bahwa BPKP
perlu lebih terlibat dalam penyusunan kebijakan, misalnya yang terkait dengan
persyaratan subsidi. Hal ini menunjukkan bahwa peran BPKP sangat diharapkan

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 88


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

untuk secara lebih intensif turut membangun kerangka regulasi yang dapat
membantu perkembangan BUMDes.

8. Produk layanan BPKP yang Telah Diketahui dan yang Dibutuhkan oleh
Stakeholders

Informasi lain yang diperoleh dari stakeholders adalah informasi produk layanan
BPKP yang dikenal, dan produk layanan lain yang dibutuhkan oleh stakeholders.
Informasi tentang produk layanan yang telah dikenal, diperlukan untuk
mengetahui produk layanan BPKP yang telah dikenal luas oleh stakeholders dan
mana yang belum dikenal, sehingga perlu disosialisasikan lebih intensif. Adapun
informasi mengenai produk layanan yang dibutuhkan oleh stakeholders
diperlukan untuk mengetahui potensi untuk mengembangkan produk layanan
baru atau menyempurnakan yang sudah ada untuk memenuhi kebutuhan
stakeholders.
Berdasarkan hasil survei, atas seluruh responden, diperoleh informasi bahwa
produk layanan yang paling dikenal oleh stakeholders adalah:
Jumlah responden
No Jenis Produk Layanan BPKP
yang menjawab
1. Audit operasional 695
2. Audit Tujuan tertentu 658
3. Reviu pengadaan baran dan jasa 589
4. Asistensi penyusunan SOP 572
5. Evaluasi pelaksanaan prosedur 570
6. Financial due diligence 569
7. Kajian/reviu kebijakan 561
8. Asistensi pembentukan BLU/D 552
9. Asistensi survei kepuasan pelanggan 552
10. Reviu efektivitas pengendalian intern 550

Produk layanan BPKP yang kurang diketahui oleh stakeholders adalah:

Jumlah responden
No Jenis Produk Layanan BPKP
yang menjawab
1. Evaluasi efektivitas IC 497
2. Assessment maturitas MR 497
3. Asistensi GCG BUMD 502
4. Asistensi Tingkat maturitas SPIP 511
5. Asistensi penerapan IC 513

Atas produk layanan BPKP yang kurang dikenal, perlu ditindaklanjuti dengan
kegiatan sosialisasi yang lebih intensif mengenai produk-produk tersebut,
sehingga lebih banyak stakeholders bisa mendapatkan manfaatnya.

Survei ini juga meminta masukan dari responden mengenai produk layanan yang
belum mereka terima namun mereka butuhkan. Jenis produk layanan BPKP
yang paling dibutuhkan oleh seluruh responden, selain dari produk yang mereka
terima, adalah:

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 89


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Jumlah responden
No Jenis Produk Layanan BPKP
yang menjawab
1. Asistensi penyusunan SOP 666
2. Reviu efektivitas pengendalian intern 665
3. Reviu proses bisnis 652
4. Asistensi Penerapan MR 649
5. Kajian/reviu kebijakan 647
6. Asistensi Pedoman Manajemen Risiko 646
7. Asistensi manajemen asset 645
8. Evaluasi pelaksanaan prosedur 637
9. Reviu pengadaan baran dan jasa 635
10. Asistensi pengembangan SIA 621

Produk layanan yang sedikit dibutuhkan responden adalah:

Jumlah responden
No Jenis Produk Layanan BPKP
yang menjawab
1. Asistensi Tingkat maturitas SPIP 358
2. Asistensi pembentukan BLU/D 404
3. Asistensi Sistem Informasi BLUD 443
4. Financial due diligence 471
5. Assessment maturitas MR 482

Seluruh kategori responden, baik BUMN, BUMD, BLU/D, Kementerian/


Lembagan, BUMDes dan Puskesmas, menjawab bahwa produk layanan BPKP
yang paling diketahui adalah audit operasional. Hal ini sangat logis mengingat
sejak awal, kegiatan utama BPKP adalah melakukan kegiatan audit operasional.
Mengingat adanya fungsi lain BPKP, dalam hal ini Deputi Bidang Akuntan
Negara, sebagai consultant, maka perlu sosialisasi yang lebih intensif untuk
kegiatan-kegiatan consulting yang pada saat ini menjadi kegiatan dominan di
Deputi Bidang Akuntan Negara.

Untuk produk layanan yang dibutuhkan, BUMN, BUMD, BLU/D, dan K/L paling
banyak membutuhkan penugasan reviu atas efektivitas pengendalian intern.
BUMDes paling banyak membutuhkan penugasan asistensi untuk BUMDes, dan
Puskesmas paling banyak membutuhkan penugasan asistensi sistem informasi
BLUD.

9. Alasan Kerjasama Stakeholders dengan BPKP


Atas kerja sama yang telah dilakukan dengan BPKP, dari total 1087 responden,
sebanyak 70,29% memberikan jawaban akan merekomendasikan BPKP kepada
instansi atau unit lain dan sebanyak 24,38% menjawab “mungkin” akan
merekomendasikan. sebanyak 58 responden (5,34%) menjawab “Tidak”,
walaupun 58 responden tersebut menjawab “Puas” dan “Sangat Puas” secara
umum terhadap layanan BPKP. Dari total 58 reponden tersebut sebanyak
29 responden dari BUMD (26 di antaranya adalah PDAM), 9 BUMDes,
11 Puskesmas, 2 RSUD, 1 Dinas PMD Kabupaten, dan 6 cabang BUMN.

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 90


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Alasan yang membuat stakeholders melakukan kerja sama dengan BPKP, paling
banyak adalah karena kompetensi (79,30%), kemudahan komunikasi dan
koordinasi (59,52%), kebutuhan perusahaan (58,79%) dan karena kualitas hasil
layanan (56,30%). Responden yang menjawab bahwa alasan bekerja sama
dengan BPKP adalah karena biaya yang murah hanya 28,33%, dan karena
instruksi sebanyak 48,85%.

Alasan lain yang dapat diidentifikasi adalah antara lain adalah:


1. Adanya kepercayaan kepada BPKP
2. Adanya unsur pembinaan yang diberikan BPKP
3. Kemudahan konsultasi yang diberikan BPKP

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 91


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

DOKUMENTASI KEGIATAN PENGAWASAN TAHUN 2019


DEPUTI BIDANG AKUNTAN NEGARA

Pembangunan Infrastruktur Kereta Cepat Jakarta Bandung

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 92


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Uji Coba Moda Raya Terpadu (MRT) dan Lintas Rel Terpadu (LRT)

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 93


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

KAPABILITAS SPI KORPORASI

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 94


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

BAB IV
PENUTUP

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 95


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara tahun 2019 disusun sesuai dengan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan
Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.Sesuai dengan Perjanjian
Kinerja Tahun 2019, Deputi Bidang Akuntan Negara menetapkan tiga sasaran
strategis yang kemudian diturunkan menjadi tiga sasaran program.

Laporan Kinerja ini memberikan gambaran pencapaian kinerja tahun 2019 atas
sasaran strategis dan sasaran program sesuai dengan target indikator kinerja yang
ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja. Dari tiga sasaran strategis yang ditetapkan, dua
dari sasaran strategis tercapai.
Secara keseluruhan rata-rata capaian sasaran strategis tahun 2019 adalah sebesar
112,20% dan rata-rata capaian sasaran program sebesar 111,34% dengan uraian
sebagai berikut:

Sasaran strategis 1. Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan


dan Pembangunan Nasional/Korporasi, dengan satu indikator kinerja berupa Indeks
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Program Prioritas dalam
Nawacita dapat tercapai 133,33%, yang diperoleh dari realisasi indeks sebesar 4 dari
target tahun 2019 sebesar 3. Sasaran program yang mendukung sasaran strategis
Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan
Nasional/Korporasi adalah perbaikan pengelolaan program prioritas nasional,
pengelolaan keuangan negara dan pengelolaan korporasi negara dapat tercapai
sebesar 135,74%, dengan capaian tujuh indikator kinerja sasaran program sebagai
berikut:
1. Target 100% tindak lanjut rekomendasi perbaikan tata kelola pelaksanaan PSN
dapat terealisasi sebesar 79,23% atau dengan capaian 79,23%.
2. Target 100% program di korporasi yang memperoleh indeks akuntabilitas
pengelolaan keuangan dan pembangunan level 3 dapat terealisasi sebesar 100%
atau dengan capaian 100%.
3. Target 4% penghematan biaya (cost saving) dibandingkan dengan nilai yang
diaudit dapat terealisasi sebesar 9,92% atau dengan capaian 248,00%.
4. Target 75% BUMN/anak perusahaan dengan Skor GCG Baik dari yang diases
dapat terealisasi sebesar 85,45% atau dengan capaian 113,94%.
5. Target 60% persentase BUMN/anak perusahaan yang kinerjanya berpredikat
minimal A (Baik) dapat terealisasi sebesar 84,48% atau dengan capaian
140,80%.
6. Target 56% BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang
dievaluasi dapat terealisasi sebesar 59,89% atau dengan capaian 106,95%.
7. Target 62% BLUD yang tatakelolanya minimal Cukup Baik dari BLUD yang
dievaluasi dapat terealisasi sebesar 100% atau dengan capaian 161,29%

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 96


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Sasaran strategis 2. Meningkatnya maturitas SPIP diukur dengan dua indikator


sasaran strategis sebagai berikut:
1. Persentase instansi pemerintah (K/L) Bidang Akuntan Negara dengan maturitas
SPIP Level 3 dengan target 85% pada tahun 2019 dapat direalisasi 100% atau
dengan capaian 117,65%
2. Persentase korporasi dengan efektivitas Sistem Pengendalian Intern level 3 dari
korporasi yang dievaluasi dengan target 85% pada tahun 2019 dapat
direalisasikan 46% atau dengan capaian 54,12%.

Secara keseluruhan, target sasaran strategis 2 sebesar 85% dapat terealisasi dengan
capaian 117,65% dan 54,12% atau capaian rata-rata sasaran strategis sebesar
85,88%.

Sasaran strategis 2 tidak tercapai karena realisasi indikator kinerja sasaran strategis
kedua untuk Meningkatnya Maturitas SPIP, yaitu persentase korporasi dengan
efektivitas sistem pengendalian intern Level 3 dari korporasi yang dievaluasi, di
bawah target dengan capaian 54,12% (target 85% sedang realisasi 46%). Dari 100
badan usaha yang dievaluasi, perusahaan yang mencapai efektivitas sistem
pengendalian intern level 3 ke atas adalah sebanyak 46 perusahaan dan
54 perusahaan berada pada level 1 dan level 2. Perusahaan yang dievaluasi terdiri
dari 12 BUMN dan 68 BUMD. Kedua belas BUMN sudah berada pada level 3 ke atas.
Dengan demikian, kondisi pengendalian intern di BUMD berkontribusi sangat besar
sebagai penyebab tidak tercapainya target kinerja sasaran strategis kedua.

Untuk mendukung sasaran strategis kedua ditetapkan sasaran program


meningkatnya kualitas penerapan SPIP K/L dan sistem pengendalian intern korporasi
bidang Akuntan Negara yang diukur dengan tiga indikator sasaran program sebagai
berikut:
1. Target 85% Instansi Pemerintah (K/L) Bidang Akuntan Negara dengan maturitas
SPIP Level 3 dapat direalisasi sebesar 100% atau dengan capaian 117,65%;
2. Target 15% Instansi Pemerintah (K/L) Bidang Akuntan Negara dengan maturitas
SPIP Level 2 dapat direalisasi 0% atau capaian 100% karena semua K/L sudah
memiliki maturitas SPIP level 3.
3. Target 85% Korporasi Bidang Akuntan Negara dengan Efektivitas Sistem
Pengendalian Intern Level 3 dari korporasi yang dievaluasi dapat terealisasi 46%
atau dengan capaian sebesar 54,12%.

Secara rata-rata, capaian program meningkatnya kualitas penerapan SPIP K/L dan
sistem pengendalian intern korporasi Bidang Akuntan Negara adalah sebesar
90,59%. Penyebab sasaran program kedua tidak tercapai sama dengan penyebab
sasaran strategis tidak tercapai sebagaimana telah diuraikan di atas.

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 97


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Sasaran strategis 3. Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern K/L Persentase


APIP Instansi pemerintah (K/L) dan korporasi diukur dengan satu indikator kinerja,
yaitu persentase APIP instansi pemerintah (K/L) dengan Kapabilitas Level 3 Target
indikator ini pada tahun 2019 adalah sebesar 85% dan dapat terealisasi sebesar
100% atau dengan capaian 117,65%. Untuk mendukung sasaran strategis tersebut
telah ditetapkan sasaran program meningkatnya kapabilitas pengawasan intern
Pemerintah K/L dan korporasi yang diukur dengan tiga indikator kinerja sasaran
program sebagai berikut:
1. Target 85% APIP Instansi Pemerintah (K/L) Bidang Akuntan Negara dengan
Kapabilitas Level 3 dapat terealisasi 100% atau dengan capaian 117,65%;
2. Target 15% APIP Instansi Pemerintah (K/L) Bidang Akuntan Negara dengan
Kapabilitas Level 2 dapat terealisasi 0% atau dengan capaian 100% karena
semua APIP instansi pemerintah sudah memiliki kapabilitas level 3.
3. Target 60% Korporasi dengan kapabilitas Satuan Pengawas Internal Level 2 dari
korporasi yang dievaluasi dapat terealisasi 63,24% atau dengan capaian
105,39%.

Secara rata-rata, sasaran program ketiga, yaitu meningkatnya kapabilitas


pengawasan intern Pemerintah K/L dan korporasi dapat dicapai sebesar 107,68%.

Untuk meningkatkan kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara di tahun mendatang, telah
ditetapkan langkah-langkah strategis untuk tahun 2020, sebagai berikut:
1. Meningkatkan pengawasan terhadap tata kelola (governance) percepatan
pelaksanaan program strategis/prioritas nasional pada BUMN, dengan
menekankan pada penyelesaian permasalahan;
2. Melakukan pengawasan yang responsif terutama terhadap permasalahan dan
isu-isu strategis yang dihadapi BUMN/BUMD/BLUD dalam penyelenggaraan
operasi dan mendukung pembangunan;
3. Meningkatkan kualitas informasi yang disampaikan kepada Presiden melalui
Kepala BPKP, baik aspek kecepatan maupun keakuratan;
4. Meningkatkan pembinaan sistem pengendalian intern pada korporasi dan
mendorong kapabilitas satuan pengawas intern korporasi;
5. Memfokuskan pengawasan pada BUMD dan BLUD melalui jasa assurance dan
consulting yang dapat mendorong good corporate governance serta peningkatan
kinerja dan kualitas laporan keuangan BUMD dan BLUD;
6. Pengembangan metode pengawasan dengan Berbasis IT (database, aplikasi).

Laporan Kinerja ini diharapkan dapat memberikan informasi secara transparan kepada
seluruh stakeholders BPKP, khususnya stakeholders Deputi Akuntan Negara
sehingga dapat diperoleh umpan balik bagi Deputi Akuntan Negara guna peningkatan
kinerja pada tahun-tahun mendatang. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dan
dituangkan dalam Laporan Kinerja ini, dapat diketahui faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja sehingga dapat diambil strategi dan langkah-langkah yang
diperlukan untuk meningkatkan kinerja sekaligus meminimalkan risiko yang ada.

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas 98


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

LAMPIRAN 1
TARGET DAN REALISASI DANA TAHUN 2019
DEPUTI BIDANG AKUNTAN NEGARA (5 DIREKTORAT DAN 34 PERWAKILAN)

DANA 5 DIREKTORAT DAN 34 PERWAKILAN

SASARAN STRATEGIS/SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA DANA BPKP DANA BANTUAN KEDINASAN JUMLAH DANA BPKP&DBK
RENCANA REALISASI CAPAIAN RENCANA REALISASI CAPAIAN RENCANA REALISASI CAPAIAN
(Rp) (Rp) (%) (Rp) (Rp) (%) (Rp) (Rp) (%)

A SASARAN STRATEGIS Indikator Kinerja Strategis

1 Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas 1 Indeks Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan 20.042.570.008 19.469.781.145 97,14 12.112.240.192 9.647.096.681 79,65 32.154.810.199 29.116.877.826 90,55
Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Pembangunan Program Prioritas dalam Nawa
Nasional/Korporasi Cita
- Direktorat 6.293.707.600 6.005.638.400 7.220.659.717 6.057.899.852 13.514.367.317 12.063.538.252
- Bidang AN di Perwakilan 13.748.862.408 13.464.142.745 4.891.580.475 3.589.196.829 18.640.442.882 17.053.339.574
2 Meningkatnya Maturitas SPIP 2,1 Persentase Instansi Pemerintah (K/L) Bidang 101.605.000 101.524.500 99,92 - - 101.605.000 101.524.500 99,92
Akuntan Negara dengan Maturitas SPIP Level 3

- Direktorat 101.605.000 101.524.500 - - 101.605.000 101.524.500


- Bidang AN di Perwakilan - - - - - -
2,3 Persentase korporasi Bidang Akuntan Negara 3.901.151.584 3.883.112.840 99,54 2.346.525.351 1.929.559.783 82,23 6.247.676.935 5.812.672.623 93,04
dengan efektivitas Sistem Pengendalian Intern
Level 3
- Direktorat 1.454.312.400 1.690.511.600 998.825.546 903.578.978 2.453.137.946 2.594.090.578
- Bidang AN di Perwakilan 2.446.839.184 2.192.601.240 1.347.699.805 1.025.980.805 3.794.538.989 3.218.582.045
3 Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan 3 Persentase APIP Instansi Pemerintah (K/L) 813.790.911 526.470.194 64,69 616.560.166 501.926.166 81,41 1.430.351.077 1.028.396.360 71,90
Intern Pemerintah K/L Bidang Akuntan Negara dengan Kapabilitas Level
3
- Direktorat 313.375.000 146.840.000 189.297.200 189.297.200 502.672.200 336.137.200
- Bidang AN di Perwakilan 500.415.911 379.630.194 427.262.966 312.628.966 927.678.877 692.259.160
Jumlah Direktorat 8.163.000.000 7.944.514.500 8.408.782.463 7.150.776.030 16.571.782.463 15.095.290.530
Jumlah Bidang AN di Perwakilan 16.696.117.503 16.036.374.179 6.666.543.246 4.927.806.600 23.362.660.748 20.964.180.779
Jumlah 24.859.117.503 23.980.888.679 96,47% 15.075.325.709 12.078.582.630 80,12% 39.934.443.211 36.059.471.309 90,30%
B SASARAN PROGRAM Indikator Kinerja Program
1 Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas 1.1 Persentase tindak lanjut rekomendasi Perbaikan 10.132.702.694 8.826.563.175 87,11 133.262.000 90.365.947 67,81 10.265.964.694 8.916.929.122 86,86
Nasional, Pengelolaan Keuangan Negara Tatakelola, Pelaksanaan PSN
dan Pengelolaan Korporasi Negara
- Direktorat 3.697.314.600 4.187.993.300 - - 3.697.314.600 4.187.993.300
- Bidang AN di Perwakilan 6.435.388.094 4.638.569.875 133.262.000 90.365.947 6.568.650.094 4.728.935.822
1.2 Persentase program di korporasi yang 286.581.000 314.730.900 109,82 - - 286.581.000 314.730.900 109,82
memperoleh indeks Akuntabilitas Pengelolaan
Keuangan dan Pembangunan Level 3

- Direktorat 208.931.000 242.105.900 - - 208.931.000 242.105.900


- Bidang AN di Perwakilan 77.650.000 72.625.000 - - 77.650.000 72.625.000
1.3 Persentase penghematan biaya (cost saving) 669.737.600 606.245.255 90,52 5.310.783.088 5.009.609.969 94,33 5.980.520.688 5.615.855.224 93,90
dibandingkan dengan nilai diaudit
- Direktorat 669.737.600 571.518.000 4.790.404.158 4.790.404.158 5.460.141.758 5.361.922.158
- Bidang AN di Perwakilan 0 34.727.255 520.378.930 219.205.811 520.378.930 253.933.066

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas (99)


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

LAMPIRAN 1
TARGET DAN REALISASI DANA TAHUN 2019
DEPUTI BIDANG AKUNTAN NEGARA (5 DIREKTORAT DAN 34 PERWAKILAN)

DANA 5 DIREKTORAT DAN 34 PERWAKILAN

SASARAN STRATEGIS/SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA DANA BPKP DANA BANTUAN KEDINASAN JUMLAH DANA BPKP&DBK
RENCANA REALISASI CAPAIAN RENCANA REALISASI CAPAIAN RENCANA REALISASI CAPAIAN
(Rp) (Rp) (%) (Rp) (Rp) (%) (Rp) (Rp) (%)
1.4 Persentase BUMN/anak perusahaan dengan skor 1.141.592.650 962.463.900 84,31 1.501.259.801 928.054.800 61,82 2.642.852.451 1.890.518.700 71,53
GCG baik dari yang di-assess
- Direktorat 797.029.400 617.659.900 202.234.800 202.234.800 999.264.200 819.894.700
- Perwakilan 344.563.250 344.804.000 1.299.025.001 725.820.000 1.643.588.251 1.070.624.000
1.5 Persentase BUMN/anak perusahaan yang 401.408.611 201.119.500 50,10 196.222.030 164.422.030 83,79 597.630.641 365.541.530 61,17
kinerjanya berpredikat minimal A (Baik)
- Direktorat 137.035.000 44.306.500 - - 137.035.000 44.306.500
- Bidang AN di Perwakilan 264.373.611 156.813.000 196.222.030 164.422.030 460.595.641 321.235.030
1.6 Persentase BUMD yang kinerjannya minimal 6.307.737.939 6.511.959.818 103,24 3.347.073.715 1.944.218.900 58,09 9.654.811.654 8.456.178.718 87,59
berpredikat baik dari BUMD yang dievaluasi
- Direktorat 649.660.000 318.948.800 2.208.655.759 1.045.895.894 2.858.315.759 1.364.844.694
- Bidang AN di Perwakilan 5.658.077.939 6.193.011.018 1.138.417.956 898.323.006 6.796.495.895 7.091.334.024
1,7 Persentase BLUD yang tata kelolanya minimal 1.102.809.513 2.046.698.597 185,59 1.623.639.557 1.510.425.035 93,03 2.726.449.070 3.557.123.632 130,47
cukup baik dari BLUD yang dievaluasi

- Direktorat 134.000.000 23.106.000 19.365.000 19.365.000 153.365.000 42.471.000


- Bidang AN di Perwakilan 968.809.513 2.023.592.597 1.604.274.557 1.491.060.035 2.573.084.070 3.514.652.632
Jumlah Direktorat 6.293.707.600 6.005.638.400 7.220.659.717 6.057.899.852 13.514.367.317 12.063.538.252
Jumlah Bidang AN di Perwakilan 13.748.862.408 13.464.142.745 4.891.580.475 3.589.196.829 18.640.442.882 17.053.339.574
Jumlah 1 20.042.570.008 19.469.781.145 97,14 12.112.240.192 9.647.096.681 79,65 32.154.810.199 29.116.877.826 90,55

2 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP K/L 2.1 Persentase Instansi Pemerintah (K/L) Bidang 101.605.000 101.524.500 99,92 - - 101.605.000 101.524.500 99,92
dan Sistem Pengendalian Intern (SPI) Akuntan Negara dengan Maturita SPIP Level 3
Korporasi Bidang Akuntan Negara
- Direktorat 101.605.000 101.524.500 - - 101.605.000 101.524.500
- Bidang AN di Perwakilan - - - - - -
2,2 Persentase Instansi Pemerintah (K/L) Bidang
Akuntan Negara dengan Maturita SPIP Level 2

- Direktorat
- Bidang AN di Perwakilan
2,3 Persentase korporasi Bidang Akuntan Negara 3.901.151.584 3.883.112.840 99,54 2.346.525.351 1.929.559.783 82,23 6.247.676.935 5.812.672.623 93,04
dengan efektivitas Sistem Pengendalian Intern
Level 3 dari korporasi yang dievaluasi.
- Direktorat 1.454.312.400 1.690.511.600 998.825.546 903.578.978 2.453.137.946 2.594.090.578
- Bidang AN di Perwakilan 2.446.839.184 2.192.601.240 1.347.699.805 1.025.980.805 3.794.538.989 3.218.582.045
Jumlah Direktorat 1.555.917.400 1.792.036.100 998.825.546 903.578.978 2.554.742.946 2.695.615.078
Jumlah Bidang AN di Perwakilan 2.446.839.184 2.192.601.240 1.347.699.805 1.025.980.805 3.794.538.989 3.218.582.045
Jumlah 2 4.002.756.584 3.984.637.340 99,55 2.346.525.351 1.929.559.783 82,23 6.349.281.935 5.914.197.123 93,15

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas (100)


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

LAMPIRAN 1
TARGET DAN REALISASI DANA TAHUN 2019
DEPUTI BIDANG AKUNTAN NEGARA (5 DIREKTORAT DAN 34 PERWAKILAN)

DANA 5 DIREKTORAT DAN 34 PERWAKILAN

SASARAN STRATEGIS/SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA DANA BPKP DANA BANTUAN KEDINASAN JUMLAH DANA BPKP&DBK
RENCANA REALISASI CAPAIAN RENCANA REALISASI CAPAIAN RENCANA REALISASI CAPAIAN
(Rp) (Rp) (%) (Rp) (Rp) (%) (Rp) (Rp) (%)
3 Meningkatnya Kapabilitas Satuan 3.1 Persentase APIP Instansi Pemerintah (K/L) 50.150.000 50.120.000 99,94 - - 50.150.000 50.120.000 99,94
Pengawasan Intern K/L dan Korporasi Bidang Akuntan Negara dengan Kapabilitas Level
3
- Direktorat 50.150.000 50.120.000 - - 50.150.000 50.120.000
- Bidang AN di Perwakilan - - - - - -
3.2 Persentase APIP Instansi Pemerintah (K/L) 66.818.000 66.780.000 99,94 - - 66.818.000 66.780.000 99,94
Bidang Akuntan Negara dengan Kapabilitas Level
2
- Direktorat 66.818.000 66.780.000 - - 66.818.000 66.780.000
- Bidang AN di Perwakilan - - - - - -
3.3 Persentase Korporasi dengan Kapabilitas Satuan 696.822.911 409.570.194 58,78 616.560.166 501.926.166 81,41 1.313.383.077 911.496.360 69,40
Pengawas Internal Level 2 dari korporasi yang
dievaluasi
- Direktorat 196.407.000 29.940.000 189.297.200 189.297.200 385.704.200 219.237.200
- Bidang AN di Perwakilan 500.415.911 379.630.194 427.262.966 312.628.966 927.678.877 692.259.160
Jumlah Direktorat 313.375.000 146.840.000 189.297.200 189.297.200 502.672.200 336.137.200
Jumlah Bidang AN di Perwakilan 500.415.911 379.630.194 427.262.966 312.628.966 927.678.877 692.259.160
Jumlah 3 813.790.911 526.470.194 64,69 616.560.166 501.926.166 81,41 1.430.351.077 1.028.396.360 71,90
Jumlah 1 + 2 + 3 24.859.117.503 23.980.888.679 96,47 15.075.325.709 12.078.582.630 80,12 39.934.443.211 36.059.471.309 90,30

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas (101)


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

LAMPIRAN 2
TARGET DAN REALISASI SDM TAHUN 2019
DEPUTI BIDANG AKUNTAN NEGARA (5 DIREKTORAT DAN 34 PERWAKILAN)
SDM 5 DIREKTORAT DAN 34 PERWAKILAN
SASARAN STRATEGIS/SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA
5 DIREKTORAT 34 PERWAKILAN JUMLAH 5 DIR DAN 34 PWK

Capaian Capaian Capaian


A SASARAN STRATEGIS Indikator Kinerja Strategis Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi
% % %
1 Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan 1.1 Indeks Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan 23.626 22.913 96,98 80.599 71.660 88,91 104.225 94.573 90,74
Keuangan dan Pembangunan Nasional/Korporasi Program Prioritas dalam Nawa Cita

2 Meningkatnya Maturitas SPIP 2.1 Persentase Instansi Pemerintah (K/L) Bidang Akuntan Negara 431 431 100,00 - - 431 431 100,00
dengan Maturitas SPIP Level 3
2,2 Persentase Korporasi dengan Efektivitas Sistem Pengendalian 6.396 5.731 89,60 12.909 11.276 87,35 19.305 17.007
Intern Level 3 dari Korporasi yang di evaluasi (Level 3)

3 Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern 3 Persentase APIP Instansi Pemerintah (K/L) Bidang Akuntan 1.014 858 84,62 3.063 2.742 89,52 4.077 3.600 88,30
Pemerintah K/L Negara dengan Kapabilitas Level 3
Jumlah 31.467 29.933 95,13% 96.571 85.678 88,72% 128.038 115.611 90,29%
B SASARAN PROGRAM Indikator Kinerja Program
1 Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional, 1.1 Persentase tindak lanjut rekomendasi Perbaikan Tatakelola, 5.769 5.623 24.411 19.183 30.180 24.806
Pengelolaan Keuangan Negara dan Pengelolaan Pelaksanaan PSN
Korporasi Negara
1,2 Persentase program di korporasi yang memperoleh indeks 258 201 307 305 565 506
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Level 3

1.3 Persentase penghematan biaya (cost saving) dibandingkan 12.190 11.801 10.515 10.518 22.705 22.319
dengan nilai diaudit
1.4 Persentase BUMN/anak perusahaan dengan skor GCG baik dari 3.560 3.488 4.044 3.878 7.604 7.366
yang di-assess
1.5 Persentase BUMN/anak perusahaan yang kinerjanya 304 255 1.486 1.354 1.790 1.609
berpredikat minimal A (Baik)
1.6 Persentase BUMD yang kinerjannya minimal berpredikat baik 922 922 29.901 26.892 30.823 27.814
dari BUMD yang dievaluasi
1,7 Persentase BLUD yang tata kelolanya minimal cukup baik dari 623 623 9.935 9.530 10.558 10.153
BLUD yang dievaluasi
Jumlah 1 23.626 22.913 96,98% 80.599 71.660 88,91% 104.225 94.573 90,74%

2 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP K/L dan 2.1 Persentase Instansi Pemerintah (K/L) Bidang Akuntan Negara 431 431 - - 431 431
Sistem Pengendalian Intern (SPI) Korporasi Bidang dengan Maturita SPIP Level 3
Akuntan Negara
2,2 Persentase Instansi Pemerintah (K/L) Bidang Akuntan Negara - - - - - -
dengan Maturita SPIP Level 2

2.2 Persentase korporasi Bidang Akuntan Negara dengan efektivitas 6.396 5.731 12.909 11.276 19.305 17.007
Sistem Pengendalian Intern Level 3 dari korporasi yang
dievaluasi.
Jumlah 2 6.827 6.162 90,26% 12.909 11.276 87,35% 19.736 17.438 88,36%
3 Meningkatnya Kapabilitas Satuan Pengawasan 3.1 Persentase APIP Instansi Pemerintah (K/L) Bidang Akuntan 75 75 - - 75 75
Intern K/L dan Korporasi Negara dengan Kapabilitas Level 3
3.2 Persentase APIP Instansi Pemerintah (K/L) Bidang Akuntan 145 145 - - 145 145
Negara dengan Kapabilitas Level 2
3.3 Persentase Korporasi dengan Kapabilitas Satuan Pengawas 794 638 3.063 2.742 3.857 3.380
Internal Level 2 dari korporasi yang dievaluasi
Jumlah 3 1.014 858 84,62% 3.063 2.742 89,52% 4.077 3.600 88,30%
Jumlah 1+2+3 31.467 29.933 95,13% 96.571 85.678 88,72% 128.038 115.611 90,29%

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas (102)


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

LAMPIRAN 3
CAPAIAN PENERAPAN GCG PADA BUMN/ANAK PERUSAHAAN TAHUN 2018
POSISI 31 DESEMBER 2019

No BUMN/Anak Perusahaan Skor Capaian

1 PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB) 94,171 Sangat Baik


2 PT PERKEBUNAN NUSANTARA (PN) IV 93,485 Sangat Baik
3 PT Indonesia Power (PT IP) 93,440 Sangat Baik
4 PT Pelayanan Listrik Nasional Batam (PT PLN Batam) 91,781 Sangat Baik
5 PT Angkasa Pura II (Persero) 91,560 Sangat Baik
6 PT Bio Farma (Persero) 90,938 Sangat Baik
7 PT Indonesia Comnets Plus (PT ICON+) 90,736 Sangat Baik
8 PT Prima Layanan Nasional Enjiniring (PT PLN-E) 90,271 Sangat Baik
9 PT Kereta Api Indonesia (Persero) 90,025 Sangat Baik
10 PT Nindya Karya 89,641 Sangat Baik
11 PT Krakatau Steel (Persero) Tbk 89,440 Sangat Baik
12 PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) 88,740 Sangat Baik
13 Perum Perumnas 88,020 Sangat Baik
14 PT PLN (Persero) 87,956 Sangat Baik
15 PT Waskita Karya (Persero) Tbk. 87,675 Sangat Baik
16 PT Pertamina Hulu Energi Tahun 2018 87,323 Sangat Baik
17 PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia 86,709 Sangat Baik
18 PT Hutama Karya (Persero) 86,560 Sangat Baik
19 BPJS Kesehatan 85,720 Sangat Baik
20 PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) 85,260 Baik
21 PT PERKEBUNAN NUSANTARA (PN) I 84,747 Baik
22 PT POS Indonesia (Persero) 84,553 Baik
23 PT Perkebunan Nusantara X 84,290 Baik
24 PT Perkebunan Nusantara XI 84,231 Baik
25 PT Perkebunan Nusantara XII 84,187 Baik
26 PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) 84,179 Baik
27 PT PLN Batubara 84,050 Baik
28 PT Surveyor Indonesia (Persero) 83,590 Baik
29 PT Bhanda Ghara Reksa (Persero) 82,820 Baik
30 PT Permodalan Nasional Madani (Persero) 82,816 Baik
PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu 82,695 Baik
31
Boko (Persero)
32 PT WIKA Bangunan Gedung Tbk 81,805 Baik
33 PT Indofarma (Persero) 81,621 Baik
34 PT Pelni (Persero) 81,560 Baik
35 PT Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero) 81,305 Baik
36 PT Pertamina EP Cepu 80,880 Baik
37 PT Garam (Persero) 80,430 Baik
38 PT Haleyora Power 80,359 Baik
39 PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) 78,817 Baik
40 PT Geo Dipa Energi (Persero) 78,540 Baik
41 PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP) 78,212 Baik
42 PT Waskita Beton Precast Tbk. 78,158 Baik
43 PT Pertamina Patra Niaga 78,030 Baik
44 PT Pelayaran Bahtera Adiguna 77,930 Baik
45 PT PP Presisi Tbk. 77,628 Baik
46 PT Wijaya Industri & Konstruksi (WIK) 77,560 Baik
47 PT PAL Indonesia (Persero) 75,170 Baik
48 PT PN XIII 75,860 Cukup Baik
49 PT Kawasan Industri Medan (Persero) 74,202 Cukup Baik
50 PT Pelayanan Listrik Nasional Tarakan (PT PLN Tarakan) 73,362 Cukup Baik
51 PT Pertamina Retail Tahun 2018 72,310 Cukup Baik
52 PT Dirgantara Indonesia (Persero) 71,899 Cukup Baik
53 PT Gapura Angkasa 67,210 Cukup Baik
54 PT Djakarta Lloyd (Persero) 67,020 Cukup Baik
55 PT Kawasan Industri Makassar 65,120 Cukup Baik

Capaian (47 dari 55) 85,455

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas (103)


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

LAMPIRAN 4
DAFTAR KINERJA BUMN/ANAK PERUSAHAAN
TAHUN 2018

No Perusahaan Negara Skor Predikat


1 PT Permodalan Nasional Madani (Persero) 184,49 AAA Sehat
2 PT Pegadaian (Persero) 104,27 AAA Sehat
3 PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) 101,61 AAA Sehat
4 PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) 96,53 AAA Sehat
5 PT Brantas Abipraya (Persero) 95,75 AAA Sehat
6 Perum Jasa Tirta II 95,63 AAA Sehat
7 PT Angkasa Pura II (Persero 95,50 AAA Sehat
8 PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) 95,00 AA Sehat
9 Perum Lembaga Kantor Serita Nasional Antara 94,51 AA Sehat
10 Perum Jasa Tirta I 94,10 AA Sehat
11 PT Kereta Api Indonesia (Persero) 93,00 AA Sehat
12 PT TWC BP dan RB (Persero) 91,00 AA Sehat
13 PT Angkasa Pura I (Persero) 90,50 AA Sehat
14 PT Surveyor Indonesia (Persero) 90,50 AA Sehat
15 PT Bio Farma (Persero) 90,35 AA Sehat
16 PT Pelabuhan Indonesia Ill (Persero) 90,00 AA Sehat
17 PT Kawasan lndustri Wijayakusuma (Persero) 89,90 AA Sehat
18 PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) 89,50 AA Sehat
19 PT Bhanda Ghara Reksa (Persero) 89,34 AA Sehat
20 PT Kawasan lndustri Medan (Persero) 89,10 AA Sehat
21 Perum Percetakan Uang Republik Indonesia 89,07 AA Sehat
22 PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) 88,00 AA Sehat
23 PT Kimia Farma (Persero) Tbk 87,75 AA Sehat
24 PT Pertamina (Persero) 86,72 AA Sehat
25 PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero) 86,20 AA Sehat
26 PT Garam (Persero) 84,70 AA Sehat
27 PT Jasa Raharja (Persero) 83,00 AA Sehat
28 PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) 82,93 AA Sehat
29 PT Hutama Karya (Persero) 82,70 AA Sehat
30 Perum Perikanan Indonesia 82,00 AA Sehat
31 PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) 81,99 AA Sehat
32 PT Wijaya Karya (Persero) Tbk 81,75 AA Sehat
33 PT Kawasan lndustri Makassar (Persero) 81,50 AA Sehat
34 PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk 81,25 AA Sehat
35 PT Waskita Karya (Persero) Tbk 80,50 AA Sehat
36 PT lndustri Kereta Api (Persero) 80,25 AA Sehat
37 PT Pupuk Indonesia (Persero) 78,50 A Sehat
38 PT Jasa Marga (Persero) Tbk 78,20 A Sehat
39 PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) 77,89 A Sehat
40 PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) 77,85 A Sehat
41 PT Berdikari (Persero) 77,00 A Sehat

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas (104)


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

No Perusahaan Negara Skor Predikat


42 PT Adhi Karya (Persero) Tbk 76,25 A Sehat
43 PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) 76,16 A Sehat
44 Perum Jaminan Kredit Indonesia 76,00 A Sehat
45 PT Djakarta Lloyd (Persero) 75,56 A Sehat
46 Perum Perumnas 73,00 A Sehat
47 PT Perikanan Nusantara (Persero) 71,50 A Sehat
48 PT Pos Indonesia ( Persero) 66,90 A Sehat
49 PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) 65,03 A Sehat
50 PT Hotel Indonesia Natour (Persero) 57,50 BBB Kurang Sehat
51 PT Perkebunan Nusantara III (Persero) 56,51 BBB Kurang Sehat
52 Perum Bulog 55,07 BBB Kurang Sehat
53 PT Pertani (Persero) 54,83 BBB Kurang Sehat
54 PT PAL Indonesia (Persero) 52,10 BBB Kurang Sehat
55 PT lndofarma (Persero) Tbk 51,75 BBB Kurang Sehat
56 PT Krakatau Steel (Persero) Tbk 46,40 BB Kurang Sehat
57 PT Sang Hyang Seri (Persero) 41,92 BB Kurang Sehat
58 PT Dirgantara Indonesia (Persero) 41,08 BB Kurang Sehat

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas (105)


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

LAMPIRAN 5
DAFTAR TINGKAT KESEHATAN
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM
TAHUN BUKU 2018

NO PROVINSI/KOTA/KABUPATEN NAMA PDAM TINGKAT KESEHATAN

1 1 Kabupaten Aceh Tengah PDAM Tirta Tawar Sehat


2 2 Kabupaten Aceh Besar PDAM Tirta Mountala Sehat
3 3 Kabupaten Bireuen PDAM Tirta Krueng Peusangan Sehat
4 4 Kota Banda Aceh PDAM Tirta Daroy Sehat
5 5 Kabupaten Nias PDAM Tirta Umbu Sehat
6 6 Kabupaten Mandailing Natal PDAM Tirta Madina Sehat
7 7 Kabupaten Dairi PDAM Tirta Nciho Sehat
8 8 Kota Sibolga PDAM Tirta Nauli Sehat
9 9 Kota Pematang Siantar PDAM Tirta Uli Sehat
10 10 Kota Medan PDAM Tirtanadi Sehat
11 11 Kabupaten Sijunjung PDAM Tirta Sanjung Buana Sehat
12 12 Kabupaten Tanah Datar PDAM Tirta Alami Sehat
13 13 Kabupaten Agam PDAM Tirta Antokan Sehat
PDAM Kabupaten Lima Puluh
14 14 Kabupaten Lima Puluh Kota Sehat
Kota
15 15 Kabupaten Pasaman PDAM Kabupaten Pasaman Sehat
16 16 Kota Padang PDAM Kota Padang Sehat
17 17 Kota Solok PDAM Kota Solok Sehat
18 18 Kota Padang Panjang PDAM Kota Padang Panjang Sehat
19 19 Kota Bukit Tinggi PDAM Kota Bukit Tinggi Sehat
20 20 Kota Payakumbuh PDAM Kota Payakumbuh Sehat
21 21 Kabupaten Kampar PDAM Tirta Kampar Sehat
22 22 Kabupaten Bengkalis PDAM Kab. Bengkalis Sehat
23 23 Kabupaten Karimun PDAM Tirta Karimun Sehat
24 24 Kabupaten Lingga PDAM Dabo Singkep Sehat
25 25 Kota Tanjung Pinang PDAM Tirta Kepri Sehat
26 26 Kabupaten Rejang Lebong PDAM Tirta Dharma Sehat
27 27 Kabupaten Bengkulu Utara PDAM Tirta Ratu Samban Sehat
28 28 Kota Bengkulu PDAM Tirta Dharma Sehat
29 29 Kabupaten Kerinci PDAM Tirta Sakti Sehat
30 30 Kab. Merangin PDAM Tirta Buana Sehat
31 31 Kab. Sarolangun PDAM Tirta Sako Batuah Sehat
32 32 Kab. Batang Hari PDAM Tirta Batang Hari Sehat
33 33 Kab. Tebo PDAM Tirta Muaro Sehat
34 34 Kab. Bungo PDAM Pancuran Talago Sehat
35 35 Kota Jambi PDAM Tirta Mayang Sehat
36 36 Kab. Musi Banyuasin PDAM Tirta Randik Sehat
37 37 Kota Palembang PDAM Tirta Musi Sehat
38 38 Kab. Bangka PDAM Tirta Bangka Sehat
39 39 Kab. Bangka Barat PDAM Tirta Sejiran Setason Sehat
40 40 Kab. Lampung Barat PDAM Limau Kunci Sehat
41 41 Kab. Pesawaran PDAM Pesawaran Sehat
42 42 Kota Bandar Lampung PDAM Way Rilau Sehat
43 43 D K I Jakarta PAM JAYA Sehat
44 44 Kab. Bogor PDAM Tirta Kahuripan Sehat
45 45 Kab. Sukabumi PDAM Tirta Jaya Sehat
46 46 Kab. Cianjur PERUMDAM Tirta Mukti Sehat
47 47 Kab. Bandung PDAM Tirta Raharja Sehat

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas (106)


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

NO PROVINSI/KOTA/KABUPATEN NAMA PDAM TINGKAT KESEHATAN

48 48 Kab. Tasikmalaya PDAM Tirta Sukapura Sehat


49 49 Kab. Ciamis PDAM Tirta Galuh Sehat
50 50 Kab. Kuningan PDAM Tirta Kamuning Sehat
51 51 Kab. Cirebon PDAM Tirta Jati Sehat
52 52 Kab. Majalengka PDAM Majalengka Sehat
53 53 Kab. Sumedang PDAM Tirta Medal Sehat
54 54 Kab. Indramayu PDAM Tirta Darma Ayu Sehat
55 55 Kab. Subang PDAM Tirta Rangga Sehat
56 56 Kab. Purwakarta PDAM Tirta Dharma Purwakarta Sehat
57 57 Kab. Karawang PDAM Tirta Tarum Sehat
58 58 Kab. Bekasi PDAM Tirta Bhagasasi Sehat
59 59 Kota Bogor PDAM Tirta Pakuan Sehat
60 60 Kota Sukabumi PDAM Tirta Bumi Wibawa Sehat
61 61 Kota Bandung PDAM Tirta Wening Sehat
62 62 Kota Cirebon PDAM Kota Cirebon Sehat
63 63 Kota Bekasi PDAM Tirta Patriot Sehat
64 64 Kota Depok PDAM Tirta Asasta Sehat
65 65 Kab. Pandeglang PDAM Pandeglang Sehat
66 66 Kab. Lebak PDAM Tirta Multatuli Sehat
67 67 Kab. Tangerang PDAM Tirta Kerta Raharja Sehat
68 68 Kab. Serang PDAM Tirta Albantani Sehat
69 69 Kota Tangerang PDAM Tirta Benteng Sehat
70 70 Kota Cilegon PDAM Cilegon Mandiri Sehat
71 71 Kab. Cilacap PDAM Tirta Wijaya Sehat
72 72 Kab. Banyumas PDAM Tirta Satria Sehat
73 73 Kab. Purbalingga PDAM Kab. Purbalingga Sehat
74 74 Kab. Kebumen PDAM Tirta Bumi Sentosa Sehat
75 75 Kab. Purworejo PDAM Tirta Perwitasari Sehat
76 76 Kab. Wonosobo PDAM Tirta Aji Sehat
77 77 Kab. Magelang PDAM Tirta Gemilang Sehat
78 78 Kab. Boyolali PDAM Kab. Boyolali Sehat
79 79 Kab. Klaten PDAM Kab. Klaten Sehat
80 80 Kab. Sukoharjo PDAM Tirta Makmur Sehat
81 81 Kab. Wonogiri PDAM Tirta Giri Sehat
82 82 Kab. Karanganyar PDAM Tirta Lawu Sehat
83 83 Kab. Sragen PDAM Tirto Negoro Sehat
84 84 Kab. Grobogan PDAM Kab. Grobogan Sehat
85 85 Kab. Blora PDAM Tirta Amerta Sehat
86 86 Kab. Rembang PDAM Kab. Rembang Sehat
87 87 Kab. Pati PDAM Tirta Bening Sehat
88 88 Kab. Kudus PDAM Kab. Kudus Sehat
89 89 Kab. Jepara PDAM Kab. Jepara Sehat
90 90 Kab. Demak PDAM Kab. Demak Sehat
91 91 Kab. Semarang PDAM Kab. Semarang Sehat
92 92 Kab. Temanggung PDAM Tirta Agung Sehat
93 93 Kab. Kendal PDAM Tirto Panguripan Sehat
94 94 Kab. Batang PDAM Kab. Batang Sehat
95 95 Kab. Pekalongan PDAM Tirta Kajen Sehat
96 96 Kab. Pemalang PDAM Tirta Mulia Sehat
97 97 Kab. Tegal PDAM Kab. Tegal Sehat
98 98 Kab. Brebes PDAM Kab. Brebes Sehat
99 99 Kota Magelang PDAM Kota Magelang Sehat
100 100 Kota Surakarta PDAM Kota Surakarta Sehat

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas (107)


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

NO PROVINSI/KOTA/KABUPATEN NAMA PDAM TINGKAT KESEHATAN

101 101 Kota Salatiga PDAM Kota Salatiga Sehat


102 102 Kota Semarang PDAM Tirta Moedal Sehat
103 103 Kota Pekalongan PDAM Kota Pekalongan Sehat
104 104 Kota Tegal PDAM Kota Tegal Sehat
105 105 Kab. Kulon Progo PDAM Tirta Binangun Sehat
106 106 Kab. Bantul PDAM Tirta Dharma Sehat
107 107 Kab. Gunung Kidul PDAM Tirta Handayani Sehat
108 108 Kab. Sleman PDAM Kab. Sleman Sehat
109 109 Kota Yogyakarta PDAM Tirta Marta Sehat
110 110 Kab. Ponorogo PDAM kab. Ponorogo Sehat
111 111 Kab. Trenggalek PDAM kab. Trenggalek Sehat
112 112 Kab. Tulungagung PDAM Kab. Tulungagung Sehat
113 113 Kab. Blitar PDAM Tirta Dharma Sehat
114 114 Kab. Kediri PDAM Kab. Kediri Sehat
115 115 Kab. Malang PDAM Kab. Malang Sehat
116 116 Kab. Lumajang PDAM Kab. Lumajang Sehat
117 117 Kab. Jember PDAM Kab. Jember Sehat
118 118 Kab. Banyuwangi PDAM Kab. Banyuwangi Sehat
119 119 Kab. Bondowoso PDAM Kab. Bondowoso Sehat
120 120 Kab. Situbondo PDAM Kab. Situbondo Sehat
121 121 Kab. Probolinggo PDAM Kab. Probolinggo Sehat
122 122 Kab. Pasuruan PDAM Kab. Pasuruan Sehat
123 123 Kab. Sidoarjo PDAM Delta Tirta Sehat
124 124 Kab. Jombang PDAM Kab. Jombang Sehat
125 125 Kab. Nganjuk PDAM Kab. Nganjuk Sehat
126 126 Kab. Madiun PDAM Tirta Dharma Purabaya Sehat
127 127 Kab. Magetan PDAM Kab. Magetan Sehat
128 128 Kab. Bojonegoro PDAM Kab. Bojonegoro Sehat
129 129 Kab. Tuban PDAM Kab. Tuban Sehat
130 130 Kab. Lamongan PDAM Kab. Lamongan Sehat
131 131 Kab. Gresik PDAM Kab. Gresik Sehat
132 132 Kab. Bangkalan PDAM Sumber Pocong Sehat
133 133 Kab. Sampang PDAM Trunojoyo Sehat
134 134 Kab. Sumenep PDAM Kab. Sumenep Sehat
135 135 Kota Kediri PDAM Kota Kediri Sehat
136 136 Kota Malang PDAM Kota Malang Sehat
137 137 Kota Probolinggo PDAM Kota Probolinggo Sehat
138 138 Kota Pasuruan PDAM Tirta Dharma Sehat
139 139 Kota Mojokerto PDAM Kota Mojokerto Sehat
140 140 Kota Madiun PDAM Kota Madiun Sehat
141 141 Kota Surabaya PDAM Surya Sembada Sehat
142 142 Kota Batu PDAM Kota Batu Sehat
143 143 Kab. Jembrana PDAM Amertha Jati Sehat
144 144 Kab. Tabanan PDAM Kab. Tabanan Sehat
PDAM Tirta Mangutama Kab.
145 145 Kab. Badung Sehat
Badung
146 146 Kab. Gianyar PDAM Kab. Gianyar Sehat
147 147 Kab. Klungkung PDAM Kab. Klungkung Sehat
148 148 Kab. Bangli PDAM Kab. Bangli Sehat
149 149 Kab. Karang Asem PDAM Kab. Karangasem Sehat
150 150 Kab. Buleleng PDAM Kab. Buleleng Sehat
151 151 Kota Denpasar PDAM Kota Denpasar Sehat
152 152 Kab. Lombok Barat PDAM Giri Menang Sehat
153 153 Kab. Lombok Tengah PDAM Kab. Lombok Tengah Sehat

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas (108)


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

NO PROVINSI/KOTA/KABUPATEN NAMA PDAM TINGKAT KESEHATAN

154 154 Kab. Lombok Timur PDAM Kab. Lombok Timur Sehat
155 155 Kab. Sumbawa PDAM Batulanteh Sehat
156 156 Kab. Lombok Utara PDAM Kab. Lombok Utara Sehat
157 157 Kab. Sumba Timur PDAM Matawai Amahu Sehat
158 158 Kab. Kupang PDAM Tirta Lontar Sehat
159 159 Kab. Timor Tengah Utara PDAM Tirta Cendana Sehat
160 160 Kab. Lembata PDAM Kab. Lembata Sehat
161 161 Kab. Flores Timur PDAM Kab. Flores Timur Sehat
162 162 Kab. Sikka PDAM Kab. Sikka Sehat
163 163 Kab. Manggarai PDAM Tirta Komodo Sehat
164 164 Kota Kupang PDAM Kota Kupang Sehat
165 165 Kab. Bengkayang PDAM Kab. Bengkayang Sehat
166 166 Kab. Sekadau PDAM Sirin Meragun Sehat
167 167 Kab. Melawi PDAM Kab. Melawi Sehat
168 168 Kota Pontianak PDAM Tirta Khatulistiwa Sehat
169 169 Kota Singkawang PDAM Kota Singkawang Sehat
170 170 Kab. Kotawaringin Barat PDAM Tirta Arut Sehat
171 171 Kab. Barito Utara PDAM Kab. Barito Utara Sehat
172 172 Kab. Lamandau PDAM Kab. Lamandau Sehat
173 173 Kab. Seruyan PDAM Kab. Seruyan Sehat
174 174 Kab. Katingan PDAM Kab. Katingan Sehat
175 175 Kab. Paser PDAM Tirta Kandilo Sehat
176 176 Kab. Kutai Kartanegara PDAM Tirta Mahakam Sehat
177 177 Kab. Kutai Timur PDAM Tirta Tuah Sehat
178 178 Kab. Berau PDAM Kab. Berau Sehat
PDAM Kab. Penajam Paser
179 179 Kab. Penajam Paser Utara Sehat
Utara
180 180 Kota Samarinda PDAM Tirta Kencana Sehat
181 181 Kota Balikpapan PDAM Tirta Manggar Sehat
182 182 Kota Bontang PDAM Tirta Taman Sehat
183 183 Kab. Malinau PDAM Kab. Malinau Sehat
184 184 Kab. Bulungan PDAM Kab. Bulungan Sehat
185 185 Kab. Nunukan PDAM Kab. Nunukan Sehat
186 186 Kota Tarakan PDAM Tirta Alam Sehat
187 187 Kab. Banjar PDAM Intan Banjar Sehat
188 188 Kab. Barito Kuala PDAM Kab. Barito Kuala Sehat
189 189 Kab. Tapin PDAM Kab. Tapin Sehat
PDAM Kab. Hulu Sungai
190 190 Kab. Hulu Sungai Selatan Sehat
Selatan
PDAM Kab. Hulu Sungai
191 191 Kab. Hulu Sungai Tengah Sehat
Tengah
192 192 Kab. Hulu Sungai Utara PDAM Kab. Hulu Sungai Utara Sehat
193 193 Kab. Tabalong PDAM Kab. Tabalong Sehat
194 194 Kab. Tanah Bumbu PDAM Kab. Tanah Bumbu Sehat
195 195 Kab. Balangan PDAM Kab. Balangan Sehat
196 196 Kota Banjarmasin PDAM Bandarmasih Sehat
PDAM Kab. Bolaang
197 197 Kab. Bolaang Mongondow Sehat
Mongondow
198 198 Kab. Minahasa Utara PDAM Kab. Minahasa Utara Sehat
199 199 Kota Bitung PDAM Duasudara Kota Bitung Sehat
200 200 Kab. Bone Bolango PDAM Kab. Bone Bolango Sehat
201 201 Kota Gorontalo PDAM Kota Gorontalo Sehat
202 202 Kab. Buol PDAM Montanang Sehat
203 203 Kota Baubau PDAM Tirta Semerbak Sehat
204 204 Kabupaten Buton Selatan PDAM Buton Selatan Sehat

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas (109)


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

NO PROVINSI/KOTA/KABUPATEN NAMA PDAM TINGKAT KESEHATAN

205 205 Kab. Gowa PDAM Tirta Je'neberang Sehat


206 206 Kab. Sinjai PDAM Kab Sinjai Sehat
207 207 Kab. Maros PDAM Kab. Maros Sehat
208 208 Kab. Enrekang PDAM Tirta Massenrempulu Sehat
209 209 Kab. Luwu Utara PDAM Kab. Luwu Utara Sehat
210 210 Kab. Luwu Timur PDAM Kab. Luwu Timur Sehat
211 211 Kota Makassar PDAM Kota Makassar Sehat
212 212 Kota Pare-Pare PDAM Kota Pare-Pare Sehat
213 213 Kota Palopo PDAM Kota Palopo Sehat
214 214 Kab. Polewali Mandar PDAM Kab. Polewali Mandar Sehat
215 215 Kab. Mamuju PDAM Tirta Manakkara Sehat
216 216 Kab. Maluku Tengah PDAM Tirta Ina Sehat
217 217 Kab. Buru PDAM Kab. Buru Sehat
218 218 Kab. Kepulauan Aru PDAM Gwar Gwamar Sehat
219 219 Kab. Halmahera Selatan PDAM Kab. Halmahera Selatan Sehat
220 220 Kota Ternate PDAM Kota Ternate Sehat
221 221 Kab. Jayapura PDAM Kab Jayapura Sehat
222 222 Kab. Yapen Waropen PDAM Kab. Kepulauan Yapen Sehat
223 223 Kab. Fak-Fak PDAM Tirta Dharma Sehat
224 224 Kab. Manokwari PDAM Kab. Manokwari Sehat
225 1 Kabupaten Aceh Timur PDAM Tirta Peusada Kurang Sehat
226 2 Kabupaten Pidie PDAM Tirta Mon Krueng Baro Kurang Sehat
227 3 Kabupaten Aceh Utara PDAM Tirta Mon Pase Kurang Sehat
228 4 Kabupaten Aceh Tamiang PDAM Tirta Tamiang Kurang Sehat
229 5 Kabupaten Pidie Jaya PDAM Tirta Krueng Meureudu Kurang Sehat
230 6 Kota Sabang PDAM Tirta Aneuk Laot Kurang Sehat
231 7 Kota Langsa PDAM Tirta Keumueneng Kurang Sehat
232 8 Kabupaten Tapanuli Tengah PDAM Mual Nauli Kurang Sehat
233 9 Kabupaten Tapanuli Utara PDAM Mual Natio Kurang Sehat
234 10 Kabupaten Labuan Batu PDAM Tirta Bina Kurang Sehat
235 11 Kabupaten Asahan PDAM Tirta Silaupiasa Kurang Sehat
236 12 Kabupaten Simalungun PDAM Tirta Lihou Kurang Sehat
237 13 Kabupaten Deli Serdang PDAM Tirta deli Kurang Sehat
238 14 Kabupaten Langkat PDAM Tirta Wampu Kurang Sehat
239 15 Kota Tanjung Balai PDAM Tirta Kualo Kurang Sehat

240 16 Kota Tebing Tinggi PDAM Tirta Bulian Kurang Sehat


241 17 Kota Binjai PDAM Tirta Sari Kurang Sehat
242 18 Kota Padang Sidempuan PDAM Tirta Ayumi Kurang Sehat
PDAM Kabupaten Pesisir
243 19 Kabupaten Pesisir Selatan Kurang Sehat
Selatan
244 20 Kabupaten Solok PDAM Kabupaten Solok Kurang Sehat
245 21 Kabupaten Padang Pariaman PDAM Tirta Anai Kurang Sehat
246 22 Kabupaten Solok Selatan PDAM Kabupaten Solok Selatan Kurang Sehat
PDAM Kabupaten Pasaman
247 23 Kabupaten Pasaman Barat Kurang Sehat
Barat
248 24 Kota Sawahlunto PDAM Kota Sawahlunto Kurang Sehat
249 25 Kabupaten Indragiri Hulu PDAM Tirta Indra Kurang Sehat
250 26 Kabupaten Natuna PDAM Tirta Nusa Natuna Kurang Sehat
251 27 Kabupaten Bengkulu Selatan PDAM Tirta Manna Kurang Sehat
252 28 Kabupaten Bengkulu Tengah PDAM Tirta Raflesia Kurang Sehat
253 29 Kab. Muaro Jambi PDAM Tirta Muaro Jambi Kurang Sehat

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas (110)


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

NO PROVINSI/KOTA/KABUPATEN NAMA PDAM TINGKAT KESEHATAN

254 30 Kab. Tanjung Jabung Barat PDAM Tirta Pengabuan Kurang Sehat
255 31 Kab. Ogan Komering Ulu PDAM Ogan Komering Ulu Kurang Sehat
256 32 Kab. Ogan Komering Ilir PDAM Tirta Agung Kurang Sehat
257 33 Kab. Muara Enim PDAM Lematang Enim Kurang Sehat
258 34 Kab. Ogan Komering Ulu Selatan PDAM Tirta Saka Selabung Kurang Sehat
259 35 Kab. Ogan Ilir PDAM Tirta Ogan Kurang Sehat
260 36 Kab. Bangka Tengah PDAM Tirta Bangka Tengah Kurang Sehat
261 37 Kab. Belitung Timur PDAM Belitung Timur Kurang Sehat
262 38 Kota Pangkal Pinang PDAM Kota Pangkal Pinang Kurang Sehat
263 39 Kab. Lampung Selatan PDAM Tirta Jasa Kurang Sehat
264 40 Kab. Garut PDAM Tirta Intan Kurang Sehat
265 41 Kota Banjar PDAM Tirta Anom Kurang Sehat
266 42 Kab. Banjarnegara PDAM Tirta Bara Kurang Sehat
267 43 Kab. Pacitan PDAM Kab. Pacitan Kurang Sehat
268 44 Kab. Mojokerto PDAM Djoebel Tirta Kurang Sehat
269 45 Kab. Ngawi PDAM Kab. Ngawi Kurang Sehat
270 46 Kab. Pamekasan PDAM Kab. Pamekasan Kurang Sehat
271 47 Kota Blitar PDAM Kota Blitar Kurang Sehat
272 48 Kab. Sumbawa Barat PDAM Kab. Sumbawa Barat Kurang Sehat
PDAM Kab. Timor Tengah
273 49 Kab. Timor Tengah Selatan Kurang Sehat
Selatan
274 50 Kab. Belu PDAM Atambua Kurang Sehat
275 51 Kab. Alor PDAM Nusa Kenari Kurang Sehat
276 52 Kab. Ende PDAM Tirta Kelimutu Kurang Sehat
277 53 Kab. Ngada PDAM Kab. Ngada Kurang Sehat
278 54 Kab. Manggarai Barat PDAM Wae Mbeliling Kurang Sehat
279 55 Kab. Sambas PDAM Kab. Sambas Kurang Sehat
280 56 Kab. Sanggau PDAM Tirta Pancur Aji Kurang Sehat
281 57 Kab. Ketapang PDAM Kab. Ketapang Kurang Sehat
282 58 Kab. Sintang PDAM Tirta Senentang Kurang Sehat
283 59 Kab. Kapuas Hulu PDAM Kab. Kapuas Hulu Kurang Sehat
284 60 Kab. Kubu Raya PDAM Kab. Kubu Raya Kurang Sehat
285 61 Kab. Kotawaringin Timur PDAM Dharma Tirta Sampit Kurang Sehat
286 62 Kab. Kapuas PDAM Kab. Kapuas Kurang Sehat
287 63 Kab. Barito Selatan PDAM Kab. Barito Selatan Kurang Sehat
288 64 Kab. Sukamara PDAM Kab. Sukamara Kurang Sehat
289 65 Kab. Pulang Pisau PDAM Kab. Pulang Pisau Kurang Sehat
290 66 Kab. Gunung Mas PDAM Kab. Gunung Mas Kurang Sehat
291 67 Kota Palangkaraya PDAM Kota Palangkaraya Kurang Sehat
292 68 Kab. Kutai Barat PDAM Tirta Sendawar Kurang Sehat
293 69 Kab. Tanah Laut PDAM Kab. Tanah Laut Kurang Sehat
294 70 Kab. Kota Baru PDAM Kab. Kota Baru Kurang Sehat
295 71 Kab. Kepulauan Sangihe PDAM Kab. Kepulauan Sangihe Kurang Sehat
296 72 Kab. Kep Siau Tagolandang Biaro PDAM Kab. Sitaro Kurang Sehat
297 73 Kota Tomohon PDAM Kota Tomohon Kurang Sehat
298 74 Kab. Boalemo PDAM Tirta Boalemo Kurang Sehat
299 75 Kab. Gorontalo PDAM Kab. Gorontalo Kurang Sehat
300 76 Kab. Pohuwato PDAM Tirta Maleo Kurang Sehat
301 77 Kab. Banggai Kepulauan PDAM Kab. Banggai Kepulauan Kurang Sehat
302 78 Kab. Banggai PDAM Kab. Banggai Kurang Sehat
303 79 Kab. Poso PDAM Kab. Poso Kurang Sehat
304 80 Kab. Donggala PDAM Kab. Donggala Kurang Sehat
305 81 Kab. Toli-Toli PDAM Ogo Malane Kurang Sehat

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas (111)


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

NO PROVINSI/KOTA/KABUPATEN NAMA PDAM TINGKAT KESEHATAN

306 82 Kab. Tojo Una-Una PDAM Uemagali Kurang Sehat


307 83 Kota Palu PDAM Kota Palu Kurang Sehat
308 84 Kab. Banggai laut PDAM Banggai Laut Kurang Sehat
309 85 Kab. Buton PDAM Kab. Buton Kurang Sehat
310 86 Kab. Muna PDAM Kab. Muna Kurang Sehat
311 87 Kab. Wakatobi PDAM Kab. Wakatobi Kurang Sehat
312 88 Kab. Kolaka Utara PDAM Kab. Kolaka Utara Kurang Sehat
313 89 Kab. Selayar PDAM Kab. Selayar Kurang Sehat
314 90 Kab. Bantaeng PDAM Kab. Bantaeng Kurang Sehat
315 91 Kab. Takalar PDAM Kab. Takalar Kurang Sehat
PDAM Kab. Pangkajene
316 92 Kab. Pangkajene Kepulauan Kurang Sehat
Kepulauan
317 93 Kab. Barru PDAM Kab. Barru Kurang Sehat
318 94 Kab. Soppeng PDAM Kab. Soppeng Kurang Sehat
319 95 Kab. Wajo PDAM Kab. Wajo Kurang Sehat
320 96 Kab. Sidenreng Rappang PDAM Kab. Sidenreng Rappang Kurang Sehat
321 97 Kab. Maluku Tenggara PDAM Kab. Maluku Tenggara Kurang Sehat
322 98 Kab. Halmahera Barat PDAM Kab. Halmahera Barat Kurang Sehat
323 99 Kab. Kepulauan Sula PDAM Kab. Kepulauan Sula Kurang Sehat
324 100 Kab. Halmahera Utara PDAM Kab. Halmahera Utara Kurang Sehat
325 101 Kota Tidore Kepulauan PDAM Kota Tidore Kepulauan Kurang Sehat
326 102 Kab. Nabire PDAM Tirta Adrian Kurang Sehat
327 1 Kabupaten Simeulue PDAM Tirta Fulawan Sakit
328 2 Kabupaten Aceh Singkil PDAM Tirta Singkil Sakit
329 3 Kabupaten Aceh Selatan PDAM Tirta Naga Sakit
330 4 Kabupaten Aceh Tenggara PDAM Tirta Agara Kutacane Sakit
331 5 Kabupaten Aceh Barat PDAM Tirta Meulaboh Sakit
332 6 Kabupaten Gayo Lues PDAM Tirta Sejuk Sakit
333 7 Kabupaten Bener Meriah PDAM Tirta Bengi Sakit
334 8 Kota Lhokseumawe PDAM Tirta Ie Beusare Sakit
335 9 Kabupaten Karo PDAM Tirta Malem Sakit
336 10 Kabupaten Indragiri Hilir PDAM Tirta Indragiri Sakit
337 11 Kota Pekanbaru PDAM Tirta Siak Sakit
338 12 Kota Dumai PDAM Kota Dumai Sakit
339 13 Kabupaten Lebong PDAM Tirta Tebo Emas Sakit
340 14 Kabupaten Kepahiang PDAM Tirta Alami Sakit
341 15 Kab. Lahat PDAM Tirta Lematang Lahat Sakit
342 16 Kab. Banyuasin PDAM Tirta Betuah Sakit
343 17 Kab. Ogan Komering Ulu Timur PDAM Way Komering Sakit
344 18 Kota Prabumulih PDAM Tirta Prabujaya Sakit
345 19 Kota Lubuk Linggau PDAM Tirta Bukit Sulap Sakit
346 20 Kab. Belitung PDAM Belitung Sakit
347 21 Kab. Tanggamus PDAM Way Agung Sakit
348 22 Kab. Lampung Timur PDAM Way Guruh Sakit
349 23 Kab. Tulang Bawang PDAM Way Tulang Bawang Sakit
350 24 Kab. Pring Sewu PDAM Way Sekampung Sakit
351 25 Kab. Dompu PDAM Kab. Dompu Sakit
352 26 Kab. Bima PDAM Kab. Bima Sakit
353 27 Kab. Rote Ndao PDAM Rote Ndao Sakit
354 28 Kab. Landak PDAM Kab. Landak Sakit
PDAM Kab. Pontianak/
355 29 Kab. Pontianak/Mempawah Sakit
Mempawah
356 30 Kab. Barito Timur PDAM Kab. Barito Timur Sakit
357 31 Kab. Murung Raya PDAM Kab. Murung Raya Sakit

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas (112)


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

NO PROVINSI/KOTA/KABUPATEN NAMA PDAM TINGKAT KESEHATAN

358 32 Kab. Minahasa PDAM Kab. Minahasa Sakit


359 33 Kab. Kepulauan Talaud PDAM Kab. Kepulauan Talaud Sakit
360 34 Kab. Minahasa Selatan PDAM Kab. Minahasa Selatan Sakit
361 35 Kota Manado PDAM Manado Sakit
362 36 Kab. Minahasa Tenggara PDAM Mitra Sakit
363 37 Kab. Gorontalo Utara PDAM Kab Gorontalo Utara Sakit
364 38 Kab. Konawe PDAM Kab. Konawe Sakit
365 39 Kab. Kolaka PDAM Kab. Kolaka Sakit
366 40 Kab. Bombana PDAM Kab. Bombana Sakit
367 41 Kab. Kolaka Timur PDAM Kab. Kolaka Timur Sakit
368 42 Kota Kendari PDAM Tirta Anoa Sakit
369 43 Kab. Bulukumba PDAM Kab. Bulukumba Sakit
370 44 Kab. Bone PDAM Wae Manurung Sakit
371 45 Kab. Luwu PDAM Kab. Luwu Sakit
372 46 Kab. Tana Toraja PDAM Kab. Tana Toraja Sakit
373 47 Kab. Toraja Utara PDAM Kab. Toraja Utara Sakit
374 48 Kab. Majene PDAM Kab. Majene Sakit
375 49 Kab. Mamasa PDAM Kab. Mamasa Sakit
PDAM Kab. Maluku Tenggara
376 50 Kab. Maluku Tenggara Barat Sakit
Barat
377 51 Kab. Maluku Barat Daya PDAM Maluku Barat Daya Sakit
378 52 Kota Ambon PDAM Tirta Yapono Sakit
379 53 Kota Tual PDAM Maren Sakit
380 54 Kab. Kepulauan Morotai PDAM Kab. Kepulauan Morotai Sakit
381 1 Kabupaten Batubara PDAM Tirta Tanjung -
382 2 Kabupaten Seluma PDAM Tirta Seluma Berkah -
383 3 Kab. Empat Lawang PDAM Empat Lawang -
384 4 Kab. Lampung Utara PDAM Way Bumi -
385 5 Kab. Tana Tidung PDAM Kab. Tana Tidung -
386 6 Kab. Morowali PDAM Kab. Morowali -
387 7 Kab. Konawe Selatan PDAM Kab. Konawe Selatan -
388 8 Kab. Jeneponto PDAM Kab. Jeneponto -
389 9 Kab. Pinrang PDAM Tirta Sawito -
390 10 Kab. Mamuju Utara PDAM Kab. Mamuju Utara -
391 11 Kab. Jayawijaya PDAM Kab. Jayawijaya -

KATEGORI TB 2018
PDAM SEHAT 224
PDAM KURANG SEHAT 102
PDAM SAKIT 54
TOTAL 380

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas (113)


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

LAMPIRAN 6
CAPAIAN TATA KELOLA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) TAHUN 2018

Aspek Keuangan Aspek Pelayanan Mutu dan Manfaat Total


No Nama BLUD Provinsi Predikat
Capaian % Capaian % Capaian %
1 RS Umum Daerah Aji Muhammad Parikesit Kalimantan Timur 23,67 78,89 34,00 94,44 31,08 91,40 88,74 Baik

2 RS Umum Daerah dr. Chasbullah Jawa Barat 22,00 73,33 31,25 86,81 31,42 92,41 84,67 Baik
Abdulmadjid
3 RS Umum Daerah Ambarawa Jawa Tengah 18,60 62,00 34,00 94,44 31,86 93,72 84,46 Baik
4 RS Umum Daerah Muhammad Sani Kepulauan Riau 19,46 64,88 31,50 87,50 32,33 95,08 83,29 Baik
Kabupaten Karimun
5 RS Umum Daerah dr. Iskak Tulungagung Jawa Timur 20,88 69,58 31,50 87,50 30,33 89,21 82,71 Baik

6 RS Umum Daerah Tarakan Provinsi Kalimantan Utara 20,30 67,67 31,50 87,50 30,78 90,53 82,58 Baik
Kalimantan Utara
7 RSUD Pasar Minggu DKI Jakarta 19,25 64,17 33,50 93,06 28,87 84,91 81,62 Baik
8 RS Umum Haji Surabaya Jawa Timur 22,80 76,00 27,00 75,00 31,81 93,56 81,61 Baik
9 RS Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Aceh 18,81 62,70 31,00 86,11 29,81 87,67 79,62 Baik
10 RS Umum Daerah dr. Soedirman Jawa Tengah 18,77 62,56 29,50 81,94 31,05 91,32 79,32 Baik
Kabupaten Kebumen
11 RS Umum Daerah Sultan Syarif Kalimantan Barat 20,71 69,03 30,75 85,42 27,80 81,78 79,26 Baik
Mohammad Alkadri
12 RS Umum Daerah Labuha Maluku Utara 19,75 65,83 28,50 79,17 30,75 90,44 79,00 Baik
13 RS Umum Daerah Wonosari Daerah Istimewa 16,17 53,89 32,50 90,28 30,29 89,08 78,95 Baik
Yogyakarta
14 RS Umum Daerah Kota Tanjung Pinang Kepulauan Riau 21,20 70,67 26,50 73,61 30,98 91,11 78,68 Baik
15 RS Umum Daerah Puri Husada Tembilahan Riau 19,50 65,00 28,00 77,78 29,78 87,60 77,28 Baik

16 RS Umum Daerah Rantau Prapat Sumatera Utara 18,42 61,39 30,00 83,33 28,79 84,67 77,20 Baik
17 RS Umum Daerah Bagas Waras Jawa Tengah 15,63 52,08 30,75 85,42 30,80 90,59 77,17 Baik
18 RS Umum Daerah Alimuddin Umar Lampung 15,63 52,08 31,75 88,19 29,79 87,62 77,17 Baik
19 RS Umum Daerah Kota Yogyakarta Daerah Istimewa 23,58 78,61 22,75 63,19 30,77 90,50 77,10 Baik
Yogyakarta
20 RS Umum Daerah dr. Murjani Sampit Kalimantan Tengah 18,00 60,00 30,25 84,03 28,78 84,65 77,03 Baik
21 RS Umum Daerah Kota Depok Jawa Barat 18,10 60,33 27,25 75,69 31,40 92,35 76,75 Baik
22 RSUD Kabupaten Tabanan Bali 18,00 60,00 27,25 75,69 31,25 91,91 76,50 Baik
23 RS Umum Sumbawa Besar Nusa Tenggara Barat 22,08 73,61 24,00 66,67 30,33 89,21 76,41 Baik
24 RSUD Wangaya Kota Denpasar Bali 18,07 60,22 27,00 75,00 31,31 92,09 76,38 Baik
25 RSUD Datu Sanggul Rantau Kabupaten Kalimantan Selatan 19,55 65,15 29,50 81,94 27,26 80,17 76,30 Baik
Tapin
26 RS Jiwa Daerah Provinsi Jambi Jambi 20,40 68,00 27,00 75,00 28,80 84,71 76,20 Baik
27 RSUD Raden Mattaher Jambi Jambi 20,40 68,00 27,00 75,00 28,80 84,71 76,20 Baik
28 RSUD Mangusada Kabupaten Badung Bali 17,38 57,92 27,50 76,39 31,32 92,12 76,20 Baik
29 RS Umum Daerah Bendan Kota Pekalongan Jawa Tengah 15,75 52,50 28,59 79,42 31,78 93,47 76,12 Baik

30 RS Umum Daerah Hasanuddin Damrah Bengkulu 17,90 59,67 29,50 81,94 28,59 84,09 75,99 Baik
Manna
31 RS Umum Daerah Dr H Abdul Moeloek Lampung 19,75 65,83 27,00 75,00 29,05 85,44 75,80 Baik
32 RSUD Kabupaten Merauke Papua 20,84 69,47 28,00 77,78 26,89 79,08 75,73 Baik
33 RS Jiwa Menur Jawa Timur 20,75 69,17 26,50 73,61 28,29 83,21 75,54 Baik
34 RS Umum dr. TC Hillers Maumere Nusa Tenggara Timur 18,50 61,67 27,00 75,00 29,82 87,71 75,32 Baik
35 RS Umum Daerah Karawang Jawa Barat 22,10 73,67 23,00 63,89 29,89 87,91 74,99 Baik
36 RSUD Balangan Kabupaten Balangan Kalimantan Selatan 21,13 70,44 24,75 68,75 28,74 84,52 74,62 Baik
37 RS Umum Daerah Kabupaten Majene Sulawesi Barat 16,56 55,19 28,25 78,47 29,27 86,09 74,08 Baik
38 RS Umum Daerah Pariaman Sumatera Barat 14,58 48,61 28,25 78,47 31,17 91,68 74,00 Baik
39 RS Umum Daerah Kabupaten Tangerang Banten 24,42 81,39 21,25 59,03 28,23 83,02 73,89 Baik

40 RS Umum Daerah Curup Bengkulu 17,37 57,91 26,25 72,92 30,24 88,94 73,86 Baik
41 RSUD Mimika Papua 20,36 67,86 24,00 66,67 29,50 86,76 73,86 Baik
42 RS Umum Daerah Waled Jawa Barat 19,45 64,83 22,50 62,50 31,77 93,44 73,72 Baik
43 RS Umum Daerah Arga Makmur Bengkulu 18,38 61,25 28,25 78,47 26,82 78,89 73,45 Baik
44 RS Umum Daerah dr. Ben Mboi Ruteng Nusa Tenggara Timur 16,25 54,17 25,75 71,53 31,04 91,29 73,04 Baik

45 RSUD Budhi Asih DKI Jakarta 15,82 52,73 28,75 79,86 28,30 83,24 72,87 Baik
46 RS Umum Daerah Padang Panjang Sumatera Barat 14,35 47,83 30,00 83,33 28,36 83,41 72,71 Baik
47 RS Umum Daerah kota Cilegon Banten 19,45 64,83 22,50 62,50 30,76 90,47 72,71 Baik
48 RS Umum Daerah Teluk Bintuni Papua Barat 15,50 51,67 28,50 79,17 28,34 83,35 72,34 Baik
49 RSUD Pasar Rebo DKI Jakarta 17,26 57,53 24,50 68,06 30,49 89,68 72,25 Baik
50 RS Umum Daerah Sele Be Solu Papua Barat 14,90 49,67 28,50 79,17 28,78 84,66 72,18 Baik
51 RS Umum Kota Mataram Nusa Tenggara Barat 19,63 65,42 22,75 63,19 29,62 87,12 72,00 Baik
52 RS Umum Daerah dr. Loekmono Hadi Jawa Tengah 19,75 65,83 23,25 64,58 28,75 84,56 71,75 Baik

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas (114)


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

Aspek Keuangan Aspek Pelayanan Mutu dan Manfaat Total


No Nama BLUD Provinsi Predikat
Capaian % Capaian % Capaian %
53 RS Umum Daerah Buol Sulawesi Tengah 16,15 53,83 26,00 72,22 29,50 86,76 71,65 Baik
54 RS Umum Daerah Depati Bahrin Kepulauan Bangka 18,00 60,00 21,50 59,72 31,32 92,12 70,82 Baik
Belitung
55 RS Umum Daerah Dr. H. Bob Bazar, SKM Lampung 15,00 50,00 24,00 66,67 31,82 93,59 70,82 Baik

56 RS Umum Daerah dr. R.M. Pratomo Riau 16,63 55,42 24,75 68,75 29,30 86,18 70,68 Baik
Bagansiapiapi
57 RS Umum Daerah Kec.Mandau Riau 15,67 52,23 25,00 69,44 30,00 88,24 70,67 Baik
58 RS Umum Daerah Tamiang Layang Kalimantan Tengah 19,00 63,33 21,25 59,03 30,20 88,82 70,45 Baik
59 RS Umum Daerah Tarutung Sumatera Utara 19,97 66,56 19,75 54,86 30,29 89,09 70,01 Baik
60 RS Umum Daerah Kabupaten Polewali Sulawesi Barat 14,21 47,36 24,75 68,75 30,80 90,59 69,76 Baik
Mandar
61 RS Umum Daerah Madani Palu Sulawesi Tengah 11,38 37,93 28,25 78,47 30,00 88,24 69,63 Baik
62 RS Khusus Ibu dan Anak Pertiwi Sulawesi Selatan 20,28 67,58 17,00 47,22 32,33 95,08 69,60 Baik
63 RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Gorontalo 15,17 50,57 25,50 70,83 28,84 84,82 69,51 Baik
64 RS Umum Daerah Daya Sulawesi Selatan 19,36 64,53 18,50 51,39 31,58 92,88 69,44 Baik
65 RS Umum Daerah dr. H. Marsidi Judono Kepulauan Bangka Belitung 16,33 54,44 26,25 72,92 26,29 77,32 68,87 Baik

66 RS Umum Daerah Undata Palu Sulawesi Tengah 14,65 48,83 26,50 73,61 27,52 80,94 68,67 Baik
67 RS Umum Karel Sadsuitubun Maluku 14,75 49,17 25,75 71,53 27,99 82,32 68,49 Baik
68 RSUD H. Abdul Manap Jambi 16,33 54,44 22,75 63,19 29,25 86,04 68,34 Baik
69 RS Umum Daerah Solok Sumatera Barat 17,16 57,20 22,25 61,81 28,75 84,56 68,16 Baik
70 RS Umum Daerah dr. H. Chasan Boesoirie Maluku Utara 14,75 49,17 22,50 62,50 30,82 90,66 68,07 Baik
Ternate
71 RS Umum Daerah Kabupaten Landak Kalimantan Barat 13,25 44,17 26,00 72,22 28,81 84,74 68,06 Baik
72 RS Umum Daerah Palembang Bari Sumatera Selatan 14,75 49,17 21,75 60,42 31,32 92,12 67,82 Baik
73 RS Umum Daerah TGK. Chik Ditiro Sigli Aceh 17,65 58,83 23,75 65,97 26,17 76,97 67,57 Baik
74 RS Umum Daerah dr. Rubini Mempawah Kalimantan Barat 16,00 53,33 23,00 63,89 28,29 83,20 67,29 Baik

75 RS Jiwa Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Sumatera Selatan 16,85 56,17 19,50 54,17 30,80 90,58 67,15 Baik
Selatan
76 RS Jiwa Mutiara Sukma Nusa Tenggara Barat 18,69 62,31 17,00 47,22 31,30 92,05 66,99 Baik
77 RS Umum Daerah Kabupaten Bulungan Kalimantan Utara 13,73 45,77 26,50 73,61 26,74 78,65 66,97 Baik

78 RS Umum Daerah Scholoo Keyen Papua Barat 9,40 31,33 29,75 82,64 27,81 81,79 66,96 Baik
79 RS Umum Daerah Nunukan Kalimantan Utara 18,90 63,00 22,75 63,19 25,05 73,68 66,70 Baik
80 Rumah Sakit Umum Daerah Bangka Tengah Kepulauan Bangka Belitung 16,15 53,83 20,75 57,64 29,77 87,57 66,67 Baik

81 RS Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie Kalimantan Timur 18,12 60,39 18,25 50,69 30,25 88,97 66,62 Baik

82 Rumah Sakit Umum Daerah Tani & Nelayan Gorontalo 10,75 35,83 29,50 81,94 26,13 76,85 66,38 Baik

83 Rumah Sakit Umum Daerah Depati Hamzah Kepulauan Bangka Belitung 16,50 55,00 18,75 52,08 31,04 91,30 66,29 Baik

84 RS Umum Daerah Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan 14,92 49,72 26,00 72,22 24,88 73,18 65,80 Baik
85 RS Umum Daerah Berkah Pandeglang Banten 21,67 72,22 16,75 46,53 27,32 80,34 65,73 Baik
86 RS Umum Daerah Kota Kendari Sulawesi Tenggara 18,63 62,10 22,00 61,11 25,04 73,65 65,67 Baik
87 RS Umum Daerah Konawe Selatan Sulawesi Tenggara 12,92 43,07 24,00 66,67 28,62 84,18 65,54 Baik
88 RSUD H. Badaruddin Tanjung Kabupaten Kalimantan Selatan 17,75 59,17 21,50 59,72 26,23 77,14 65,48 Baik
Tabalong
89 RS Umum Daerah Provinsi Kepulauan Riau Kepulauan Riau 14,83 49,43 23,00 63,89 27,29 80,26 65,12 Baik
Tanjungpinang
90 RS Umum Daerah Tobelo Maluku Utara 18,15 60,50 19,50 54,17 27,25 80,15 64,90 Cukup Baik
91 RS Umum Daerah Naibonat Nusa Tenggara Timur 12,00 40,00 25,50 70,83 26,77 78,73 64,27 Cukup Baik
92 RSUD Dr. Sam Ratulangi Sulawesi Utara 9,88 32,92 26,25 72,92 27,71 81,49 63,83 Cukup Baik
93 RSUD Ulin Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan 15,00 50,00 21,75 60,42 27,00 79,41 63,75 Cukup Baik
94 RS Umum Daerah dr. Doris Sylvanus Kalimantan Tengah 19,30 64,33 17,00 47,22 27,27 80,21 63,57 Cukup Baik
Palangka Raya
95 RS Umum dr. M. Haulussy Ambon Maluku 11,80 39,33 22,00 61,11 28,80 84,70 62,60 Cukup Baik
96 UPTD RSUD Bitung Sulawesi Utara 11,50 38,33 23,75 65,97 26,75 78,68 62,00 Cukup Baik
97 RSUD Ratu Aji Putri Botung Kalimantan Timur 17,04 56,81 12,50 34,72 31,22 91,82 60,76 Cukup Baik
98 RS Umum Daerah Langsa Aceh 16,42 54,72 15,00 41,67 27,74 81,58 59,15 Cukup Baik
99 Rumah Sakit Umum Daerah Toto Kabila Gorontalo 13,25 44,17 17,75 49,31 27,40 80,59 58,40 Cukup Baik

100 RS Khusus Ibu dan Anak Siti Fatimah Sulawesi Selatan 16,43 54,75 13,25 36,81 27,83 81,84 57,50 Cukup Baik
101 RSUD Kabupaten Nabire Papua 14,50 48,33 19,00 52,78 23,38 68,77 56,88 Cukup Baik
102 RS Umum Daerah dr. Pirngadi Sumatera Utara 15,00 50,00 14,25 39,58 27,00 79,41 56,25 Cukup Baik
103 RS Umum Daerah Konawe Sulawesi Tenggara 12,60 42,00 24,50 68,06 15,50 45,59 52,60 Cukup Baik

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas (115)


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

LAMPIRAN 7
EVALUASI EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN KORPORASI

No Perusahaan Level

1 PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) 5


2 PDAM Intan Banjar Kabupaten Banjar 4
3 PDAM Tirta Manggar Kota Balikpapan 4
4 PDAM Tirta Mangutama Kabupaten Badung 4
5 PT Pelindo I 4
6 PT Perkebunan Nusantara XII 4
7 PT Hutama Karya (Persero) 4
8 Reviu atas SPI PT Semen Padang 4
9 PT MRT Jakarta Tahun 2019 4
10 PT Semen Tonasa (AN1) 4
11 Reviu Kinerja Divisi Internal Audit Bank Kalsel Tahun 2015 s.d 2017 4
12 BLUD-RSUD Tarakan Provinsi Kalimantan Utara 4
13 PT Timah 4
14 PDAM Giri Menang 3
15 PDAM Kabupaten Bengkulu Utara 3
16 PDAM Kabupaten Rejang Lebong 3
17 PDAM Kota Salatiga 3
18 PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara 3
19 PDAM Jayapura 3
20 PDAM Kabupaten Demak 3
21 PDAM Kota Palopo 3
22 PDAM Sleman 3
23 PDAM Tirta Bumi Serasi Kabupaten Semarang 3
24 PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul 3
25 PDAM Tirta Nauli Sibolga 3
26 PDAM Tirta Perwitasari Kabupaten Purworejo 3
27 PDAM Tirta Sejiran Setason Kabupaten Bangka Barat 3
28 PDAM Tirtauli Kota Pematangsiantar 3
29 PDAM Kota Samarinda 3
30 PT Bank Lampung 3
31 PT Sang Hyang Seri (Persero) 3
32 PDAM Kota Palangka Raya 3
33 PDAM APA' MENING KABUPATEN MALINAU 3
34 PDAM Kota Balikpapan 3
35 PDAM TIRTA BINANGUN KULONPROGO 3
36 PDAM TIRTA KEPRI 3
37 PDAM Tirta Manakarra Kab. Mamuju 3
38 PDAM TIRTA MUSI KOTA PALEMBANG 3
39 PDAM Tirta Satria Kabupaten Banyumas 3
40 PT Perkebunan Nusantara IX 3
41 PT Prasarana Pembangunan Sumatera Utara (PPSU) 3
42 PTPN VIII 3
43 PDAM Kota Magelang 3
44 PT Pertani (Persero) 3
45 PT Jamkrida Riau 3
46 PDAM Kab. Nabire 2
47 PDAM Kabupaten Belitung 2
48 PDAM Kabupaten Bengkulu Selatan 2
49 PDAM Kabupaten Bone Bolango 2
50 PDAM Kabupaten Lingga 2
51 PDAM Kabupaten Sumbawa 2

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas (116)


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

No Perusahaan Level

52 PDAM Tirta Aneuk Laot Kota Sabang 2


53 PDAM Tirta Bengi Kabupaten Bener Meriah 2
54 PDAM Tirta Jeneberang Kabupaten Gowa 2
55 PDAM Tirta Lontar Kabupaten Kupang 2
56 PDAM Tirta Peusada Kabupaten Aceh Timur 2
57 PDAM Tirta Segah Kabupaten Berau 2
58 PDAM Tirta Sendawar Kab. Kubar 2
59 PDAM Kab. Polewali Mandar 2
60 PDAM Kota Pangkalpinang 2
61 PDAM Tebingtinggi 2
62 PDAM Kota Gorontalo 2019 2
63 PDAM Kabupaten Manokwari 2
64 PDAM Tirta Ardhia Rinjani Kab. Lombok Tengah 2
65 PT. Tambrauw Bersinar Abadi 2
66 PDAM Kabupaten Kepulauan Sangihe 2
67 Perusahaan Daerah (PERUSDA) Karimun 2
68 PT Mandiri Migas Pratama 2
69 PDAM Gunung Poteng Kota Singkawang 2019 1
70 PDAM Kab Fakfak 1
71 PDAM Kab Kab Jaya Wijaya 1
72 PDAM Kab Kepulauan Yapen 1
73 PDAM Kab Manokwari 1
74 PDAM Kabupaten Belitung Timur 1
75 PDAM Timor Tengah Utara 1
76 PT Flobamor 1
77 PDAM Tirta Benteng Kota Tangerang 1
78 PD lrian Bhakti 1
79 PD Pasar Kota Kendari 1
80 PDAM Kabupaten Bengkayang 1
81 PDAM Kabupaten Donggala 1
82 PDAM Kabupaten Halmahera Selatan 1
83 PDAM Kabupaten Kupang 1
84 PDAM Kota Parepare (AN2) 1
85 PDAM Tirta Bangka Kabupaten Bangka 1
86 PDAM Tirta Rangga Kabupaten Subang 1
87 PDAM WAY GURUH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR 1
88 PT Pembangunan Dumai 1
89 PDAM Tirta Muaro Jambi 1
90 PD. Pasar Kota Medan 1
91 PDAM Tirta Sejiran Setason Kabupaten Bangka Barat 1
92 PDAM Tirta Berkah Pandeglang 1
93 PDAM Kota Tidore Kepulauan 1
94 PDAM Tirta Kelimutu Kabupaten Ende 1
95 Perusahaan Daerah Provinsi Bali 1
96 PDAM Batulanteh Kabupaten Sumbawa 1
97 PDAM Kab. Majene 1
98 PDAM Tirta Semerbak Kota Baubau 1
99 PDAM Kabupaten Balangan 1
100 PT Perkebunan Nusantara III 4

Jumlah yang dievaluasi 100


Mencapai level 3 ke atas 46
Capaian (%) 46,00

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas (117)


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

LAMPIRAN 8
KAPABILITAS SATUAN PENGAWAS INTERNAL KORPORASI
TAHUN 2019

No BUMN/Anak Perusahaan Level Kapabilitas SPI


1 PT Pupuk Indonesia (Persero) 3 DC
2 PT Pupuk Kujang 3 DC
3 PT Petrokimia Gresik 3
4 PT Pupuk Kalimantan Timur 3 DC
5 PT Waskita Karya (Persero) Tbk 3 DC
6 PT Pelindo 2 3 DC
7 PT Pupuk Iskandar Muda 2 DC
8 PT Pupuk Sriwidjaja Palembang 2 DC
9 PT Rekayasa Industri 2
10 PT Mega Eltra 2 DC
11 PT Pupuk Indonesia Logistik 2 DC
12 PT Perkebunan Nusantara XIII 2
13 PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) 2 DC
14 PDAM Tirta Kepri Kota Tanjung Pinang 2
15 PT Sarana PembangunanPalembang Jaya 2 DC
16 PD Pasar Palembang Jaya 2 DC
17 PDAM Kota Malang 2 DC
18 PDAM Kabupaten Mamuju 2 DC
19 PT Indonesia Taourism Corporation (PT ITDC) 2
20 PT Perkebunan Nusantara III Holding 2 DC
21 PT Perkebunan Nusantara I 2 DC
22 PT Perkebunan Nusantara II 2 DC
23 PT Perkebunan Nusantara IV 2 DC
24 PT Perkebunan Nusantara V 2 DC
25 PT Perkebunan Nusantara VI 2 DC
26 PT Perkebunan Nusantara VII 2 DC
27 PT Perkebunan Nusantara VIII 2 DC
28 PT Perkebunan Nusantara IX 2 DC
29 PT Perkebunan Nusantara X 2 DC
30 PT Perkebunan Nusantara XII 2 DC
31 PT Peruri (Persero) 2 DC
32 PDAM Kota Bogor 2 DC
33 PT Jakarta Promotion (Jakpro) 2 DC
34 PT Sarana Pembangunan 2 DC
35 PDAM Tirta Kerta Raharja Kabupaten Tangerang 2 DC
36 PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor 2 DC
37 PDAM Bandarmasin, Banjarmasin 2 DC
38 PDAM Tirta Kepri 2 DC
39 PT Pembangunan Perumahan Tbk 2 DC
40 PT Perkebunan Nusantara XI 2 DC
41 PT INKA (Persero) 2 DC
42 PDAM Kota Malang 2 DC

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas (118)


Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019

No BUMN/Anak Perusahaan Level Kapabilitas SPI


43 PT Pupuk Indonesia Pangan 1
44 PT Pupuk Indonesia Energi 1
45 PDAM Tirta Mayang Kota Jambi 1
46 PDAM Tirta Giri Nara Kota Cirebon 1
47 PDAM Kabupaten Sleman 1
48 PDAM Kabupaten Kubu Raya 1
49 PDAM Tirta Kencana Kota Samarinda 1
50 PDAM Kota Bitung 1
51 PDAM Kabupaten Pohuwatu 1
52 PDAM Kota Makasar 1
53 PDAM Kabupaten Maluku Tengah 1
54 PDAM Kabupaten Halmahera Utara 1
55 PDAM Kabupaten Jayapura 1
56 PT Perkebunan Nusantara XIII 1
57 PDAM Giri Malang 1
58 PDAM Kota Balikpapan 1
59 PDAM Kota Palopo 1
60 PDAM Tirta Anoa Kota Kendari 1
61 PDAM Kabupaten Gorontalo 1
62 PDAM Kabupaten Maluku Tenggara 1
63 PD Panca Karya Provinsi Maluku 1
64 PDAM Tirta Pinang Kota Pangkalpinang 1
65 PDAM Tirta Peusada Kabupaten Aceh Timur 1
66 PT Jasa Tirta I 1
67 PDAM Tirta Bhagaasi Kabupaten Bekasi 1

Jumlah Level 2 dan 3 42 62,69%

*)
DC = Dengan Catatan

Kecepatan, Ketepatan, Kualitas (119)


BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

DEPUTI BIDANG AKUNTAN NEGARA


LAPORAN KINERJA 2019

Nomor: Lap-01/D4/03/2020
Tanggal: 2 Januari 2020
DEPUTI BIDANG AKUNTAN NEGARA
Gedung BPKP Pusat Lantai 8
Jalan Pramuka No. 33 Jakarta

Anda mungkin juga menyukai