Nomor: Lap-01/D4/03/2020
Tanggal: 2 Januari 2020
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
2019
DEPUTI BIDANG AKUNTAN NEGARA
LAPORAN KINERJA
Nomor: Lap-01/D4/03/2020
Tanggal: 2 Januari 2020
Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019
KATA PENGANTAR
Meningkatnya belanja modal dan operasional BUMN, perlu dibarengi dengan pelaksanaan
tata kelola perusahaan yang baik, termasuk didalamnya penyelenggaraan kegiatan dengan
dukungan sistem pengendalian intern dan manajemen risiko yang memadai. Dengan tata
kelola yang baik, selain mendorong efisiensi dan efektivitas operasional, akan diperoleh
pemenuhan ketaatan dan perlindungan yang memadai atas aset perusahaan. Penugasan
kepada BUMN dalam pelaksanaan proyek strategis nasional perlu didukung dengan
pengawalan yang cukup, mulai dari perencanaan sampai dengan penyelesaiannya.
Dalam rangka mendukung Program Nawacita khususnya yang dilakukan oleh BUMN/D, BPKP
melalui Deputi Akuntan Negara berkontribusi dalam mengawal prosesnya, agar berada dalam
kerangka tata kelola perusahaan yang baik. Hal ini sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor
192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, BPKP
mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di Bidang Pengawasan Keuangan
Negara/Daerah dan Pembangunan Nasional, termasuk pengawasan atas BUMN/BUMD.
Selain itu, dalam mendukung keberhasilan pembangunan proyek strategis nasional, BPKP
mendapat tugas untuk mengawal percepatan proyek strategis nasional sebagaimana
dituangkan dalam Instruksi Presiden Nomor 1 tahun 2016 tentang percepatan Pelaksanaan
Proyek Strategis Nasional.
Melanjutkan program tahun sebelumnya, pada tahun 2019, Deputi Bidang Akuntan Negara
telah melaksanakan kegiatan pemantauan pembangunan proyek yang merupakan bagian dari
Program Prioritas Nasional, yaitu untuk program pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW,
kilang minyak, smelter, ketahanan pangan, KUR, dan jalan tol. Selain pengawasan PSN,
Deputi Bidang Akuntan Negara melaksanakan pengawasan terhadap tata kelola pelaksanaan
kegiatan di BUMN, BUMD, BLUD dan BUMDes. Bentuk pengawasan yang dilaksanakan dapat
dikelompokkan dalam bentuk assurance dan consulting.
Kegiatan assurance meliputi audit bagi hasil migas, audit dengan tujuan tertentu, reviu atas
asersi, reviu pengadaan barang dan jasa, asesmen GCG atas BUMN/BUMD/Badan Usaha
Lainnya. Kegiatan consulting yang dimaksudkan untuk perbaikan tata kelola
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GRAFIK vi
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
RINGKASAN EKSEKUTIF ix
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang 2
B. Aspek Strategis 3
C. Kegiatan dan Produk 7
D. Struktur Organisasi 9
E. Sistematika Penyajian 11
BAB IV PENUTUP 95
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Indikator Kinerja Sasaran 19
Tabel 2.2 Lingkup Kegiatan Deputi Bidang Akuntan Negara 20
Tabel 2.3 Target Kinerja 2015 – 2019 21
Tabel 2.4 Perjanjian Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara 2019 24
Tabel 3.1 Pencapaian Sasaran Strategis Tahun 2019 DAN 29
Tabel 3.2 Pencapaian Sasaran Program Tahun 2019 DAN 30
Tabel 3.3 Capaian Indeks ATPN pada Program Prioritas Nasional 33
Ketahanan Pangan pada PT Pupuk Indonesia (Persero)
Tabel 3.4 Perbandingan Capaian Indikator Kinerja Indeks ATPN Tahun 33
2015-2019
Tabel 3.5 Rekomendasi Hasil Pengawasan Program/Kegiatan Prioritas 38
Pembangunan Nasional
Tabel 3.6 Rekomendasi dan Tindak Lanjut Rekomendasi pada Reviu 40
Tata Kelola Pembangunan Jalan Tol Tahun 2019
Tabel 3.7 Perbandingan Capaian Indikator Persentase Tindak Lanjut 40
Rekomendasi Tata Kelola PSN
Tabel 3.8 Capaian Setiap Variabel Indeks Akuntabilitas Pengelolaan 41
Program Pembangunan Nasional Tahun 2019
Tabel 3.9 Perbandingan Capaian dan Target Sasaran Program 42
“Persentase Program di Korporasi yang Memperoleh Indeks
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan
Level 3” Tahun 2019
Tabel 3.10 Realisasi Cost Saving Tahun 2019 43
Tabel 3.11 Perbandingan Capaian dan Target Sasaran Program 43
“Persentase Penghematan Biaya (Cost Saving) Dibanding
dengan Nilai yang Diaudit” Tahun 2019
Tabel 3.12 Perhitungan Nilai Cost Saving Hasil Audit Tahun 2019 44
Tabel 3.13 Capaian BUMN/Anak Perusahaan dengan Skor GCG Minimal 45
“Baik” Tahun 2019
Tabel 3.14 Capaian BUMN/Anak Perusahaan dengan Skor GCG Minimal 46
“Baik” Tahun 2015-2019
Tabel 3.15 Rincian Kategori GCG BUMN/Anak Perusahaan Berdasarkan 47
Sektor Usaha
Tabel 3.16 BUMN/Anak Perusahaan yang Kinerjanya Berpredikat 48
Minimal “A” Tahun 2019
Tabel 3.17 Capaian Indikator Kinerja “Persentase BUMN/Anak 49
Perusahaan yang Berpredikat Minimal A” Tahun 2015-2019
Tabel 3.18 Sebaran Sektor Usaha Capaian Skor Kesehatan BUMN/Anak 49
Perusahaan yang Difasilitasi
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 1.1 Nilai Aset, Liabilitas, dan Ekuitas BUMN 3
Grafik 3.1 Realisasi Keuangan Deputi Bidang Akuntan Negara 69
Grafik 3.2 Skor Indeks Kepuasan Stakeholders 74
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Deputi Bidang Akuntan Negara 9
Gambar 1.2 SDM Berdasarkan Jabatan 10
Gambar 1.3 SDM Berdasarkan Pendidikan 10
Gambar 1.4 Kerangka Pikir dan Sistematika Penyajian Laporan Kinerja 12
Gambar 3.1 Hasil Evaluasi Kinerja BLUD Tahun 2019 53
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN 1 Struktur Organisasi Deputi Bidang Akuntan Negara 99
LAMPIRAN 2 Kerangka Pikir dan Sistematika Penyajian Laporan Kinerja 102
LAMPIRAN 3 Capaian Penerapan GCG pada BUMN/Anak Perusahaan 103
Tahun 2018, Posisi 31 Desember 2019
LAMPIRAN 4 Daftar Kinerja BUMN/Anak Perusahaan Tahun 2018 104
LAMPIRAN 5 Daftar Tingkat Kesehatan PDAM Tahun Buku 2018 106
LAMPIRAN 6 Capaian Tata Kelola Badan Layanan Umum Daerah 114
(BLUD) Tahun 2018
LAMPIRAN 7 Evaluasi Efektivitas Sistem Pengendalian Intern Korporasi 116
LAMPIRAN 8 Kapabilitas Satuan Pengawas Internal Korporasi 118
RINGKASAN EKSEKUTIF
BPKP harus senantiasa siap mengemban amanah dari Pemerintah. Dalam era industri 4.0 dan
kompetisi global, kecepatan merespon perubahan lingkungan dan pengelolaan pemerintahan
menjadi sangat penting. Upaya pemerintah dalam mendorong pembangunan di berbagai sektor
termasuk pembangunan infrastruktur dan penetapan kebijakan pemerintah, dilakukan dengan
sangat cepat dengan merespon perubahan yang terjadi di pasar global. Peran BPKP menjadi
strategis untuk memastikan kecepatan gerak pembangunan juga diimbangi dengan tatakelola
dan akuntabilitas pemerintahan yang baik. Berbagai penugasan pengawasan kegiatan lintas
sektoral, penugasan dari Presiden, dan kegiatan kebendaharaan umum negara atas penetapan
Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN) harus dilakukan dengan cepat dan
cermat.
Sebagai bentuk akuntabilitas pelaksanaan tugas yang diemban, Deputi Bidang Akuntan Negara
telah menetapkan indikator kinerja untuk tiga sasaran strategis dan tiga sasaran program pada
tahun 2019, yang dituangkan dalam empat indikator sasaran strategis dan tiga belas indikator
program. Sesuai dengan pelaksanaan kegiatan pada tahun 2019, dua dari tiga sasaran strategis
dapat dicapai berdasarkan capaian indikator kinerja sasaran strategis dan sebelas dari tiga
belas indikator kinerja sasaran program dapat memenuhi target yang ditetapkan. Secara
keseluruhan, capaian sasaran strategis adalah sebesar 112,29% dan sasaran program sebesar
111,34%. Capaian sasaran strategis terdiri dari capaian sasaran strategis 1 sebesar 133,33%,
sasaran strategis 2 sebesar 85,88% dan sasaran strategis 3 adalah sebesar 117,65%. Capaian
sasaran program terdiri dari sasaran program 1 sebesar 135,74%, sasaran program 2 sebesar
90,59% dan sasaran program 3 sebesar 107,68%.
Kegiatan dalam mencapai sasaran strategis tahun 2019 dilaksanakan oleh Deputi Bidang
Akuntan Negara dan Bidang Akuntan Negara di seluruh Perwakilan BPKP. Kegiatan tersebut
didukung dengan sumber dana dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) BPKP dan
Bantuan Kedinasan dari mitra kerja. Anggaran DIPA Deputi Bidang Akuntan Negara tahun 2019
adalah sebesar Rp9.163.000.000,00 dengan jumlah realisasi sebesar Rp8.907.928.385,00
(97,22%). Adapun anggaran DIPA Bidang Akuntan Negara di 34 Perwakilan BPKP adalah
sebesar Rp16.696.117.503,00 dengan jumlah penyerapan dana sebesar Rp16.036.374.179,00
(96,05%).
133,33%
117,65%
54,12%
Capaian 79,23%
Capaian 161,29%
Capaian 106,95%
Capaian 117,65%
Capaian 100%, seluruh K/L
sudah mencapai level 3
Capaian 54,12%
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tugas, Fungsi dan Wewenang
B. Aspek Strategis
C. Kegiatan dan Produk
D. Struktur Organisasi
E. Sistematika Penyajian
Grafik 1.1
Nilai Aset, Liabilitas, dan Ekuitas BUMN
10.000
8.000
6.000 Aset
Liability
4.000
Equity
2.000
-
2015 2016 2017 2018
Selain BUMN, terdapat lebih dari seribu badan usaha yang dimiliki oleh Pemerintah
Daerah yang terdiri dari perusahaan daerah, rumah sakit daerah/BLUD, serta BUM
Desa yang jumlahnya terus meningkat. Sebagian BUMD/BUMDes tersebut belum
memberikan kontribusi keuangan yang signifikan pada keuangan daerah dan dalam
kondisi yang kurang sehat.
Potensi permasalahan di masa mendatang yang akan dihadapi badan usaha antara
lain adanya tantangan:
a. Belum meratanya pembangunan ekonomi nasional dan masih tingginya tingkat
kemiskinan dan tingkat pengangguran;
b. Ketahanan pangan dan energi yang masih tergantung dengan impor;
c. Biaya logistik dan bahan baku yang relatif tinggi sehingga menurunkan daya
saing;
d. Masih belum mandirinya keuangan dan belum luasnya akses pembiayaan
keuangan bagi masyarakat;
e. Belum optimalnya sinergi antar perusahaan, program hilirisasi dan kandungan
lokal, serta program pembangunan ekonomi daerah terpadu;
f. Belum optimalnya program pembentukan holding dan bahkan super holding
karena sinergi antar pemangku kepentingan yang belum maksimal.
Secara umum, dengan adanya perubahan teknologi yang berorientasi pada inovasi
serta munculnya risiko-risiko baru, Deputi Bidang Akuntan Negara harus mampu
berperan untuk mendorong unit internal audit pada korporasi dapat berfungsi dalam
assurance, advising dan anticipacing serta sekaligus pada saat yang sama
meningkatkan kompetensi dan kualitas diri sendiri agar mampu menjalankan peran
dan fungsinya.
Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Deputi Bidang Akuntan Negara,
pengembangan dan implementasi GCG pada BUMN dan BUMD menjadi hal penting
untuk menciptakan tata kelola perusahaan yang baik. Dengan implementasi GCG,
diharapkan perusahaan dapat:
a. Mendorong agar organ perusahaan selalu dilandasi nilai moral yang tinggi dan
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan serta kesadaran akan
adanya baik tanggung jawab sosial maupun kelestarian lingkungan;
b. Meningkatkan efektivitas proses manajemen, kinerja dan akuntabilitas,
pengendalian internal dan manajemen risiko;
c. Mengkomunikasikan informasi tentang risiko dan pengendalian kepada unit yang
membutuhkan dalam organisasi;
d. Mengkoordinasikan dan mengaktifkan informasi dan komunikasi yang efektif di
antara komisaris/pengawas, direksi, eksternal auditor, komite audit dan
manajemen.
Dalam mendukung Strategi Pengawasan BPKP untuk periode tahun 2015 – 2019,
Deputi Bidang Akuntan Negara juga memfokuskan pengawasan pada:
Mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014, Deputi Bidang Akuntan
Negara melaksanakan pengawasan intern melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan,
dan kegiatan pengawasan lainnya untuk mencapai sasaran kinerja sebagai berikut:
1. Mendukung peningkatan kinerja korporasi dalam pencapaian program prioritas
nasional, seperti program pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW,
infrastruktur pelabuhan dan bandar udara, ketahanan pangan, serta
pembangunan jalan tol, kilang minyak, smelter, dan sarana air bersih;
3. Optimalisasi Penerimaan Negara (OPN) melalui audit cost recovery dengan target
cost saving capaian sebesar 4% per tahun.Pengawasan atas kegiatan ini terutama
adalah audit bagi hasil migas terhadap Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di
bidang migas;
Deputi Bidang Akuntan Negara memberikan layanan yang secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu 1) kegiatan pemberian keyakinan (assurance) yang
meliputi audit, reviu, evaluasi dan pemantauan; serta 2) kegiatan konsultansi
(consulting) meliputi kegiatan bimbingan teknis, asistensi, dan sosialisasi kepada
pemangku kepentingan.
1. Pemberian keyakinan (assurance)
Kegiatan assurance bertujuan memberikan keyakinan bahwa kegiatan telah
dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang ditetapkan secara efektif dan efisien untuk
kepentingan pimpinan dalam rangka mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik.
Kegiatan pemberian keyakinan antara lain meliputi:
- Audit: proses identifikasi masalah, analisis dan evaluasi bukti yang dilakukan secara
independen, objektif dan profesional berdasarkan standar audit untuk menilai
kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efektivitas, efisiensi dan keandalan informasi
pelaksanaan tugas dan fungsi instansi korporasi.
- Reviu: penelaahan ulang bukti-bukti suatu kegiatan untuk memberikan keyakinan
terbatas bahwa kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan,
standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan.
- Evaluasi: serangkaian kegiatan membandingkan hasil/capaian suatu kegiatan
dengan standar, rencana atau norma yang telah ditetapkan dan menentukan faktor-
faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu kegiatan dalam
mencapai tujuan.
- Pemantauan: proses penilaian kemajuan suatu program/kegiatan dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
2. Konsultansi (Consulting)
Kegiatan konsultasi bertujuan untuk meningkatkan efektivitas manajemen risiko,
pengendalian internal dan proses tata kelola, sehingga dapat memberikan nilai tambah
dan meningkatkan pencapaian tujuan pemerintahan dan pembangunan yang
dilaksanakan dengan suatu pendekatan keilmuan yang sistematis. Kegiatan konsultansi
meliputi:
- Bimbingan Teknis: kegiatan yang dimaksudkan untuk memberikan bantuan berupa
tuntunan dan nasihat untuk menyelesaikan persoalan/masalah yang bersifat teknis.
- Asistensi: kegiatan membantu korporasi dalam rangka memperlancar tugas dan
memberikan nilai tambah bagi korporasi.
- Sosialisasi: proses pemberian, pengadaptasian, penyesuaian, pengenalan dan
penjabaran informasi.
Deputi Bidang Akuntan Negara telah menghasilkan beberapa produk unggulan yang
bermanfaat bagi pembenahan manajemen BUMN/BUMD/BLU/BLUD/BUMDes. Selain
produk BPKP untuk pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
menurut Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, Deputi Bidang Akuntan Negara
menghasilkan produk unggulan, antara lain
a. Program Pengembangan Good Corporate Governance di BUMN/BUMD;
b. Program Pengembangan Manajemen Risiko Sektor Korporasi.
c. Program Pengembangan Sistem Pengendalian Intern Sektor Korporasi.
d. Sistem Informasi Akuntansi PDAM;
Sesuai Peraturan Kepala BPKP Nomor 5 Tahun 2019 tanggal 29 Maret 2019, Struktur
OrganisasiDeputi Bidang Akuntan Negara terdiri dari:
a. Direktorat Pengawasan Badan Usaha Agrobisnis, Infrastruktur, dan Perdagangan;
b. Direktorat Pengawasan Badan Usaha Konektivitas, Pariwisata, Kawasan Industri,
dan Perumahan;
c. Direktorat Pengawasan Badan Usaha Jasa Keuangan, Jasa Penilai, dan
Manufaktur;
d. Direktorat Pengawasan Badan Usaha Energi, dan Pertambangan;
e. Direktorat Pengawasan Badan Layanan Umum, Badan Layanan Umum Daerah,
Badan Usaha Jasa Air, Badan Usaha Milik Daerah, dan Badan Usaha Milik Desa.
Struktur Organisasi Deputi Bidang Akuntan Negara disajikan dalam Gambar 1.1
sebagai berikut:
Gambar 1.1
Struktur Organisasi Deputi Bidang Akuntan Negara
Deputi Bidang
Akuntan Negara
Ditwas BU
Ditwas BU Agrobisnis, Konektivitas, Ditwas BU Jasa Ditwas BLU, BLUD, BU
Ditwas BU Energi dan
Infrastruktur, dan Pariwisata, Kawasan Keuangan, Jasa Penilai, Jasa Air, BUMD, dan
Pertambangan
Perdagangan Industri, dan dan Manufaktur BUMDes
Perumahan
Subditwas BU
Subditwas BU Subditwas BU Subditwas BU Subditwas BU Jasa
Energi Listrik dan
Pertanian, Kehutanan,
dan Perikanan Pariwisata Manufaktur Energi Baru Air dan Sanitasi
Terbarukan
Subdit Perencanaan,
Subditwas BU Subditwas BU Analisis, Evaluasi, dan Subditwas BUMD
Subditwas BU
Infrastruktur, dan Kawasan Industri Pelaporan Hasil Was Aneka Usaha dan
Bidang Akuntan Pertambangan
Perdagangan dan Perumahan BUMDes
Negara
Kelompok Jabatan Kelompok Jabatan Kelompok Jabatan Kelompok Jabatan Kelompok Jabatan
Fungsional Auditor Fungsional Auditor Fungsional Auditor Fungsional Auditor Fungsional Auditor
Komposisi Sumber Daya Manusia berdasarkan jabatan dapat disajikan dalam Gambar
1.2.
Gambar 1.2
SDM Berdasarkan Jabatan
Gambar 1.3
SDM Berdasarkan Pendidikan
Bab I Pendahuluan memuat tugas, fungsi dan wewenang Deputi Bidang Akuntan
Negara, aspek strategis, kegiatan dan layanan produk, struktur organisasi,
serta sistematika penyajian.
Bab III Akuntabilitas Kinerja, menguraikan capaian dan analisis kinerja setiap
sasaran strategis, indikator kinerja sasaran, sasaran program dan indikator
kinerja program Deputi Bidang Akuntan Negara, realisasi anggaran yang
digunakan mendukung kegiatan, dan hasil survei kepuasan mitra.
Kerangka pikir dan sistematika yang digunakan sebagai dasar penyajian disajikan
dalam Gambar 1.4.
Gambar 1.4
Kerangka Pikir dan Sistematika Penyajian Laporan Kinerja
Perencanaan Kinerja
Renstra 2015-2019
Perjanjian
Visi
Kinerja BAB II
Misi
Tahun 2019
Tujuan Strategis
Sasaran Strategis
Akuntabilitas Kinerja
BAB III
Capaian Kinerja Realisasi Anggaran
Penutup BAB IV
PERENCANAAN KINERJA
Perjanjian Kinerja
A. RENCANA STRATEGIS
Dengan memerhatikan tugas dan peran yang diemban oleh BPKP dan
mempertimbangkan kondisi eksternal dan internal organisasi, diperlukan suatu
rencana strategis yang menjadi acuan dalam perencanaan srategis Deputi teknis di
BPKP, termasuk Deputi Bidang Akuntan Negara. Dalam rencana strategis tersebut
diuraikan arah kebijakan pengawasan dalam periode jangka menengah.
Sesuai tugas pokok dan fungsinya, penyusunan rencana strategis Deputi Bidang
Akuntan Negara tahun 2015-2019 telah memperhitungkan kekuatan, kelemahan,
peluang, dan tantangan yang ada atau mungkin timbul. Rencana strategis Deputi
Bidang Akuntan Negara mencakup visi, misi, tujuan, sasaran dan indikator kinerja,
serta cara pencapaian tujuan dan sasaran tersebut.
1. Pernyataan Visi
Pernyataan visi Deputi Bidang Akuntan Negara mengacu pada pernyataan visi
BPKP. Mengingat Deputi Bidang Akuntan Negara merupakan bagian integral dari
BPKP, maka visi Deputi Bidang Akuntan Negara sepenuhnya mendukung
pemenuhan visi BPKP. Pernyataan visi Deputi Bidang Akuntan Negara sebagai
berikut:
2. Pernyataan Misi
Untuk menjamin pelaksanaan seluruh program dan kegiatan serta dalam rangka
mencapai tujuan organisasi, dibutuhkan suatu sistem pengendalian intern yang
dapat memberikan keyakinan memadai bahwa kegiatan berjalan efektif dan
efisien, disertai dengan pelaporan keuangan yang handal, pengelolaan aset yang
aman dan terpenuhinya ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Hal
Berdasarkan visi dan misi Deputi Bidang Akuntan Negara, dirumuskan tujuan dan
sasaran strategis sebagai berikut:
a. Tujuan 1:
Peningkatan kualitas akuntabilitas pengelolaan korporasi yang bersih dan
efektif. Kualitas akuntabilitas pengelolaan korporasi, secara lebih detail
dituangkan dalam sasaran strategis berupa “Meningkatnya kualitas
akuntabilitas pengelolaan korporasi BUMN/BUMD/BLUD).” Sasaran strategis
tersebut merupakan kondisi yang diharapkan dapat terwujud pada tahun 2019,
dan secara bertahap akan dapat diukur capaiannya melalui target kinerja
tahunan sesuai dengan program dan kegiatan yang ditetapkan.
b. Tujuan 2:
Sebagai penjabaran misi kedua, Deputi Bidang Akuntan Negara menetapkan
tujuan kedua yaitu peningkatan efektivitas penyelenggaraan sistem
pengendalian intern kementerian/lembaga dan korporasi. Sasaran strategis
dari tujuan tersebut, diwujudkan dalam bentuk:
1) Meningkatnya Maturitas/Efektivitas Sistem Pengendalian Intern K/L dan
Korporasi.
Tabel 2.1
Indikator Kinerja Sasaran
Sesuai Peraturan Kepala BPKP Nomor 5 Tahun 2019 tanggal 29 Maret 2019
tentang Organisasi dan Tata Kerja BPKP Bab VIII pasal 168, Lingkup Kegiatan
Deputi Akuntan Negara disajikan dalam Tabel 2.2.
Tabel 2.2
Lingkup Kegiatan Deputi Bidang Akuntan Negara
Peraturan Kepala BPKP Nomor 5 tahun 2019 tanggal 29 Maret 2019 tentang
Organisasi dan Tata Kerja BPKP Bab VIII pasal 168, menguraikan struktur
Deputi Akuntan Negara.
6. Sasaran Program
Untuk mencapai tujuan dan sasaran strategis, Deputi Bidang Akuntan Negara
telah menetapkan serangkaian program dan kegiatan pendukung, yang
dilakukan baik oleh Direktorat di lingkungan Deputi Bidang Akuntan Negara
maupun Perwakilan BPKP. Tiga sasaran program yang ingin dicapai secara
bertahap untuk periode tahun 2015 – 2019 adalah sebagai berikut:
a. Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional, pengelolaan keuangan
negara, dan pengelolaan korporasi negara;
b. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP K/L dan sistem pengendalian intern
(SPI) korporasi bidang akuntan negara;
c. Meningkatnya kapabilitas satuan pengawasan intern K/L dan korporasi.
Tabel 2.3
Target Kinerja Tahun 2015 – 2019
Target (%)
Sasaran Strategis /IKU
2015 2016 2017 2018 2019
Sasaran Strategis 1: Meningkatnya
Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan K/L
dan Korporasi
Sasaran Program 1.1:
Perbaikan pengelolaan Program Strategis/ 100 100 55 60 70
Program Prioritas Nasional
Sasaran Program 1.2
Perbaikan pengelolaan korporasi pada Badan
Usaha Bidang Akuntan Negara
Persentase tindak lanjut rekomendasi 100 100 55 60 70
perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan
pengendalian intern korporasi
Target (%)
Sasaran Strategis /IKU
2015 2016 2017 2018 2019
Sasaran Strategis 2: Meningkatnya
Maturitas/Efektivitas Sistem Pengendalian
Intern K/L dan Korporasi
Sasaran Program 2.1: Meningkatnya
Kualitas Penerapan SPIP K/L dan Sistem
Pengendalian Intern Korporasi Bidang
Akuntan Negara
Persentase Instansi Pemerintah (K/L) Bidang - - 33,33 66,67 100
Akuntan Negara dengan Maturitas SPIP K/L
Level 3
Persentase Korporasi Bidang Akuntan 45 50 55
Negara dengan Efektivitas Sistem
Pengendalian Intern Level 3
Sasaran Strategis 3: Meningkatnya
Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah (APIP) K/L dan Satuan
Pengawas Intern (SPI) Korporasi
Sasaran Program 3.1: Meningkatnya
Kapabilitas APIP K/L
Target kinerja tahunan yang diharapkan dapat dicapai atas pelaksanaan program dan
kegiatan Deputi Bidang Akuntan Negara, dituangkan dalam Perjanjian Kinerja Deputi
Bidang Akuntan Negara. Dengan adanya target kinerja tahunan tersebut, diharapkan
upaya pencapaian tujuan jangka menengah dapat lebih terarah.
Perjanjian Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019 disajikan dalam Tabel
2.4.
Tabel 2.4
Perjanjian Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019
Target
Sasaran Strategis/Program Indikator Kinerja Kuantita
Satuan
s
1. Sasaran Strategis
1 Meningkatnya Kualitas Indeks akuntabilitas pengelolaan Skala 3
Akuntabilitas Pengelolaan keuangan dan pembangunan program 1-5
Keuangan dan Pembangunan prioritas dalam Nawacita.
Nasional/korporasi.
2 Meningkatnya Maturitas SPIP. Persentase instansi pemerintah (K/L) % 85
Bidang Akuntan Negara dengan
maturitas SPIP level 3
Persentase korporasi dengan % 85
efektivitas sistem pengendalian intern
level 3
3 Meningkatnya Kapabilitas Persentase APIP instansi pemerintah % 85
Pengawasan Pengawasan (k/l) Bidang Akuntan Negara dengan
Intern Pemerintah K/L/Pemda kapabilitas level 3
2. Sasaran Program
1 Perbaikan Pengelolaan Persentase tindak lanjut rekomendasi % 100
Program Strategis/Program perbaikan tata kelola pelaksanaan
Prioritas Nasional, proyek strategis dan prioritas presiden
Pengelolaan Keuangan persentase program di korporasi yang % 100
Negara dan Pengelolaan memperoleh indeks akuntabilitas
Korporasi Negara. pengelolaan keuangan dan
pembangunan level 3
Persentase penghematan biaya (cost % 4
saving) dibandingkan dengan nilai
yang diaudit.
Persentase BUMN/anak perusahaan % 75
dengan skor GCG baik.
Persentase BUMN/anak perusahaan % 60
yang kinerjanya berpredikat minimal A
(Baik).
Persentase BUMD yang kinerjanya % 56
minimal berpredikat Baik dari BUMD
yang dievaluasi.
Presentase BLUD yang tatakelolanya % 62
minimal Cukup Baik dari BLUD yang
dievaluasi.
2 Meningkatnya Kualitas Persentase instansi pemerintah (k/l) % 85
Penerapan SPIP K/L dan Bidang Akuntan Negara dengan
Sistem Pengendalian Intern maturitas SPIP K/L level 3
Korporasi Bidang Akuntan Persentase instansi pemerintah (K/L) % 15
Negara. Bidang Akuntan Negara dengan
maturitas SPIP K/L level 3
Persentase korporasi Bidang Akuntan % 85
Negara dengan efektivitas sistem
pengendalian intern level 3 dari
korporasi yang dievaluasi
3 Meningkatnya Kapabilitas Persentase APIP instansi pemerintah % 85
Satuan Pengawasan Intern K/L (K/L) Bidang Akuntan Negara dengan
dan Korporasi kapabilitas level 3
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja
B. Analisis Capaian Kinerja
C. Realisasi Keuangan
D. Survei Kepuasan Stakeholders
A. CAPAIAN KINERJA
Capaian kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara merupakan kinerja unit di lingkungan
Deputi Bidang Akuntan Negara dan Perwakilan BPKP. Tujuan Rencana Strategis,
Realisasi Capaian Kinerja diuraikan sebagai berikut:
Tujuan yang dinyatakan dalam Rencana Strategis Deputi Bidang Akuntan Negara
tersebut dijabarkan dalam sasaran strategis dan sasaran program. Dalam
implementasi rencana strategis ke dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2019, terdapat
3 (tiga) sasaran strategis dengan 4 (empat) indikator kinerja dan 3 (tiga) sasaran
program dengan 13 indikator kinerja.
Tabel 3.1
Pencapaian Sasaran Strategis Tahun 2019 Deputi Bidang Akuntan Negara
Capaian
Sasaran Target Capaian
No Indikator Kinerja Realisasi Sasaran
Strategis 2019 IK (%)
(%)
1 Meningkatnya 1 Indeks 3 4 133,33 133,33
Kualitas akuntabilitas
Akuntabilitas pengelolaan
Pengelolaan keuangan dan
Keuangan dan pembangunan
Pembangunan program prioritas
Nasional/ dalam Nawacita
Korporasi
2 Meningkatnya 2.1 Persentase 85% 100% 117,65
Maturitas SPIP instansi
pemerintah (K/L)
Bidang Akuntan
Negara dengan
maturitas SPIP
level 3
2.2 Persentase 85% 46% 54.12 85,88
korporasi dengan
efektivitas sistem
pengendalian
intern level 3 dari
korporasi yang
dievaluasi
Capaian
Sasaran Target Capaian
No Indikator Kinerja Realisasi Sasaran
Strategis 2019 IK (%)
(%)
3 Meningkatnya 3 Persentase APIP 85% 100% 117.65 117,65
Kapabilitas instansi
Pengawasan pemerintah (KL)
Intern Bidang Akuntan
Pemerintah Negara dengan
K/L/Pemda kapabilitas level 3
Pada tahun 2019, Deputi Bidang Akuntan Negara mempunyai tiga sasaran program,
yaitu 1) Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional, Pengelolaan Keuangan
Negara dan Pengelolaan Korporasi Negara; 2) Meningkatnya Kualitas Penerapan
SPIP K/L dan Sistem Pengendalian Intern Korporasi Bidang Akuntan Negara; dan
3) Meningkatnya Kapabilitas Satuan Pengawasan Intern K/L dan Korporasi.
Rata-rata realisasi capaian sasaran program tahun 2019 adalah sebesar 111,34%.
Capaian masing-masing sasaran program tersebut di atas pada tahun 2019 adalah
135,74%, 90,37%, dan 107,37%. Rincian pencapaian sasaran program tahun 2019
Deputi Bidang Akuntan Negara disajikan dalam Tabel 3.2.
Tabel 3.2
Pencapaian Sasaran Program Tahun 2019 Deputi Bidang Akuntan Negara
Capaian
Sasaran Capaian
No Indikator Kinerja Target Realisasi Program
Program IK (%)
(%)
1 Perbaikan 1.1 Persentase tindak lanjut 100% 79,23% 79,23
Pengelolaan rekomendasi perbaikan
Program tata kelola pelaksanaan
Prioritas PSN
Nasional,
1.2 Persentase program di 100% 100,00% 100,00
Pengelolaan
korporasi yang
Keuangan
memperoleh indek
Negara dan
akuntabilitas pengelolaan
Pengelolaan
keuangan dan
Korporasi
pembangunan level 3
Negara
1.3 Persentase 4% 9,92% 248,00
penghematan biaya
(Cost Saving) 135,74
dibandingkan dengan
nilai diaudit
Capaian
Sasaran Capaian
No Indikator Kinerja Target Realisasi Program
Program IK (%)
(%)
1.6 Persentase BUMD yang 56% 59,89% 106,95
kinerjanya minimal
berpredikat baik dari
BUMD yang dievaluasi
Sasaran program 2 hanya mencapai 90,59% dari target. Hal ini karena realisasi
indikator kinerja sasaran program yang ketiga dari “Meningkatnya Kualitas Penerapan
SPIP K/L dan Sistem Pengendalian Intern Korporasi Bidang Akuntan Negara”
(persentase korporasi Bidang Akuntan Negara dengan efektivitas sistem pengendalian
intern level 3 dari korporasi yang dievaluasi) di bawah target dengan capaian 54,12%
(target 85% sedang realisasi 46%). Dari 100 badan usaha yang dievaluasi, perusahaan
yang mencapai efektivitas sistem pengendalian intern level 3 ke atas adalah sebanyak
46 perusahaan, sedangkan 54 perusahaan lainnya berada pada level 1 dan level 2.
Perusahaan yang dievaluasi terdiri dari 12 BUMN dan 88 BUMD. Kedua belas BUMN
sudah berada pada level 3 ke atas. Dengan demikian, kondisi pengendalian intern di
BUMD berkontribusi sangat besar sebagai penyebab tidak tercapainya target kinerja
sasaran strategis kedua.
Target nilai indeks pada tahun 2019 adalah 3 dari skala 5. Pada tahun 2019, Deputi
Bidang Akuntan Negara telah mengukur indeks ATPN pada Program Prioritas
Nasional Ketahanan Pangan pada PT Pupuk Indonesia (Persero) sebagai pelaksana
atas pengadaan dan penyaluran pupuk bersubsidi guna mendukung Proyek Prioritas
Nasional Ketahanan Pangan untuk periode tahun 2019. Hasil pengukuran
menunjukkan total skor sebesar 0,8375 dengan capaian 83,75% atau berada pada
kategori “Baik” dan berada di level empat dari lima level. Perolehan nilai setiap variabel
disajikan pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3
Capaian Nilai Indeks ATPN pada Program Prioritas Nasional Ketahanan Pangan
pada PT Pupuk Indonesia (Persero)
No Variabel Nilai
1 Kebijakan 0,2050
2 Perencanaan Penganggaran 0,2150
3 Pelaksanaan Penatausahaan 0,1500
4 Pelaporan Pertanggungjawaban 0,1200
5 Pengawasan 0,1475
Jumlah 0,8375
Tabel 3.4
Perbandingan Capaian Indikator Kinerja Indeks ATPN Tahun 2015-2019
Tahun
Uraian Satuan
2015 2016 2017 2018 2019
Target % 2 2 3
Realisasi % 2,53 4 4
Capaian % 126,50 200,00 133,33
Realisasi capaian IKU sasaran strategis 1 sebesar 133,33% telah dicapai secara
efisien, dengan menggunakan dana 90,55% dari anggaran dan menyerap 90,74% dari
kapasitas SDM yang direncanakan.
Strategi yang dilakukan untuk pencapaian sasaran strategis 1 pada tahun 2019
adalah:
- Meningkatkan pengawalan terhadap proyek strategis nasional melalui reviu proyek
PSN.
- Meningkatkan layanan melalui assurance dan konsultansi terhadap permintaan
BUMN yang melaksanakan proyek PSN.
- Melakukan pengukuran terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan
pembangunan bidang ketahanan pangan.
Pada tahun 2016, jumlah PMN yang diserahkan Pemerintah sesuai peraturan
pemerintah adalah sebesar Rp49.473.789.984.412 kepada 23 BUMN terdiri dari
2 BUMN binaan Kementerian Keuangan senilai Rp5.160.000.000.000 dan
21 BUMN binaan Kementerian BUMN senilai Rp44.313.789.984.412.
Pada tahun 2019, Deputi Bidang Akuntan Negara melakukan reviu terhadap kajian
rencana perubahan penggunaan tambahan dana PMN tahun 2016 pada
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Perubahan penggunaan dana tambahan PMN
tahun 2016 atas tiga proyek, yaitu semula 1) Jalan tol Soreang – Pasir Koja
sebesar Rp 131.737.428.412, 2) Jalan Tol Harbour Road II sebesar
Rp1.366.086.771.588, dan 3) Jalan Tol Serang-Panimbang sebesar
Rp1.279.175.800,00, menjadi 1) Jalan Tol Soreang-Pasir Koja sebesar
Rp131.622.800.000, 2) Jalan tol Kunciran-Cengkareng sebesar
Rp1.366.201.680.000, dan 3) Jalan Tol Serang-Panimbang sebesar
Rp1.279.175.520.000.
Berdasarkan hasil reviu atas kajian perubahan penggunaan tambahan dana PMN
yang dilakukan, disimpulkan bahwa PT Wijaya Karya telah mempertimbangkan
aspek keuangan, manajemen risiko, dan manfaat ekonomi sebagai bagian dari
tata kelola perusahaan yang baik.
Deputi Bidang Akuntan Negara juga melakukan reviu terhadap kajian rencana
perubahan penggunaan tambahan dana PMN Tahun 2016 pada Perum Bulog,
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dan PT Anekan Tambang (Antam).
Pada tahun 2019, Deputi Bidang Akuntan Negara BPKP, berdasarkan permintaan
dari BUMN, melakukan kegiatan asesmen implementasi GCG pada 55
BUMN/anak perusahaan yang disajikan dalam bagian indikator sasaran program
1.4 Persentase BUMN/anak perusahaan dengan skor GCG Baik dari yang diases.
dan mampu bekerja secara efektif dan mampu memberikan pelayanan terbaik bagi
masyarakat.
Dalam pembentukan holding BUMN migas telah dilakukan kajian bersama antara
Kementerian BUMN dan Kementerian Keuangan. Atas kajian tersebut, BPKP
melakukan reviu, dengan pokok-pokok hasil reviu sebagai berikut:
a. Proyeksi keuangan yang telah diuji melalui serangkaian proses governance
pada korporasi dan kementerian terkait, dapat digunakan sebagai dasar dalam
melihat prospek peningkatan kapasitas dan kapabilitas dalam rangka
menambah value creation holding BUMN Migas.
Dengan skema tersebut, peserta dari Indonesia akan menguasai 51,23% saham
PTFI, yang terdiri dari Inalum 26,23% dan PTII 25%. Komposisi kepemilikan
saham PTII direncanakan 60% oleh Inalum dan 40% oleh BUMD Papua.
Tabel 3.5
Rekomendasi Hasil Pengawasan Program/Kegiatan Prioritas
Pembangunan Nasional
Rekomendasi
Target Capaian
No. PSN Tindak
Dikeluarkan % % %
Lanjut
1. Program Pembangunan 28 25 89,29 100 89,29
Infrastruktur Ketenagalistrikan
2 Program Pembangunan LRT 12 10 83,33 100 83,33
3. Program Pembangunan 6 6 100,00 100 100,00
Kereta Cepat
4. Program Pembangunan 23 23 100,00 100 100,00
Infrastruktur Perhubungan
5. Program Pembangunan Jalan 117 99 84,62 100 84,62
Tol
6. Program Pembangunan 25 17 68,00 100 68,00
Smelter BUMN
7. Program Pembangunan 45 40 88,89 100 88,89
Kilang
8. Program Penyediaan Air 81 47 58,02 100 58,02
Bersih
Jumlah 337 267 79,23 100 79,23
a. Trans Sumatera
Tol kedua adalah Tol Pematang Panggang – Kayu Agung dengan Panjang
ruas 77 kilometer dengan nilai investasi sebesar Rp10,085 triliun. Sampai
dengan akhir tahun 2019, progres
konstruksi ruas ini telah mencapai
99,92%.
Tol kelima adalah Tol Medan-Binjai sepanjang 25,44 kilometer dengan nilai
investasi Rp 2,5 triliun. Sampai dengan akhir tahun 2019, progres konstruksi
seksi 1 mencapai 90,14%.
c. Tol Kalimantan
b. Tol Sulawesi
Selama tahun 2019, Deputi Akuntan Negara telah melakukan reviu tata kelola
pelaksanaan pembangunan jalan tol. Jumlah rekomendasi yang diberikan dan
telah ditindaklanjuti disajikan pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6
Rekomendasi dan Tindak Lanjut
pada Reviu Tata Kelola Pembangunan Jalan Tol Tahun 2019
Tabel 3.7
Perbandingan Capaian Indikator Persentase Tindak Lanjut
Rekomendasi Tata Kelola PSN
Tahun
Satuan
2015 2016 2017 2018 2019
Target % 100 100 55 60 100
Realisasi % 100 100 81,39 61,5 79,23
Capaian % 100 100 147,98 102,5 79,23
Besaran target indikator pada tahun 2015 dan 2016 adalah 100%, sedangkan
pada tahun 2017 menurun menjadi 55%. Hal ini disebabkan pada tahun tersebut
penugasan didominasi oleh permintaan dari stakeholders, sehingga ketika
permintaan tersebut telah dapat dilaksanakan, maka rekomendasi/saran yang
disampaikan berarti telah ditindaklanjuti. Pada tahun 2017 dirumuskan kembali
baseline besaran target menjadi 55% dan meningkat menjadi 60% pada tahun
2018 dan 100% pada tahun 2019.
Berbagai upaya telah dilakukan dalam tahun 2019 untuk mencapai target yang
telah ditetapkan. Untuk mencapai target tindak lanjut rekomendasi perbaikan tata
kelola pelaksanaan PSN di tahun 2019, upaya yang telah dilakukan perlu
ditingkatkan lagi.
Pada tahun 2019, Deputi Bidang Akuntan Negara telah mengukur indeks ATPN
pada Program Prioritas Nasional Ketahanan Pangan yang dilaksanakan pada
PT Pupuk Indonesia (Persero) sebagai pelaksana atas pengadaan dan penyaluran
pupuk bersubsidi guna mendukung Proyek Prioritas Nasional Ketahanan Pangan
untuk periode tahun 2019. Hasil pengukuran menunjukkan total skor sebesar
0,8375 dengan capaian 83,75% atau berada pada kategori “Baik” dan berada di
level empat dari lima level. Perolehan setiap variabel disajikan pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8
Capaian Setiap Variabel Indeks Akuntabilitas Pengelolaan
Program Pembangunan Nasional Tahun 2019
No Variabel Nilai
1. Kebijakan 0,2050
2. Perencanaan Penganggaran 0,2150
3. Pelaksanaan Penatausahaan 0,1500
4. Pelaporan Pertanggungjawaban 0,1200
5. Pengawasan 0,1475
Jumlah 0,8375
Tabel 3.9
Perbandingan Capaian dan Target Sasaran Program
“Persentase Program di Korporasi yang Memperoleh Indeks Akuntabilitas
Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Level 3” Tahun 2019
Sesuai dengan fokus pengawasan BPKP yang kedua, Deputi Bidang Akuntan
Negara berupaya memberikan kontribusi atas peningkatan ruang fiskal dengan
melakukan audit atas Bagi Hasil Kontrak Kerjasama Migas, dengan capaian
penghematan biaya (cost saving) dibandingkan dengan nilai yang diaudit dan
pengawasan pada sektor perbankan melalui audit subsidi bunga KPR.
Deputi Bidang Akuntan Negara telah melakukan audit tujuan tertentu terhadap
Kontraktor Kontrak Kerja Sama yang bergerak di sektor minyak dan gas bumi
untuk menilai ketaatan terhadap kontrak yang telah disepakati. Hasil audit ini
terutama berkaitan dengan koreksi terhadap cost recovery dan penerimaan negara
lainnya, yang digunakan sebagai indikator kinerja utama sebagai bagian dari
upaya mencapai sasaran optimalisasi penerimaan negara. Selain dari kegiatan
audit sektor Migas, penghematan biaya (cost saving) diperoleh dari sektor
perbankan melalui kegiatan audit subsidi bunga KPR.
Koreksi yang dilakukan dalam pelaksanaan audit tujuan tertentu bidang migas
dimaksudkan untuk mencegah terjadinya pengeluaran yang tidak seharusnya
dibebankan ke negara dan meningkatkan pendapatan yang menjadi hak negara.
Selain itu, BPKP membantu pemerintah dalam perbaikan sistem dan aturan di
bidang migas.
Sesuai dengan Perjanjian Kinerja 2019, Deputi Bidang Akuntan Negara
menargetkan indikator kinerja penghematan biaya (cost saving) dibandingkan
dengan nilai yang diaudit adalah 4%. Realisasi cost saving pada tahun 2019
sebesar Rp10.336.553.059.997, dari cakupan audit sebesar
Rp104.231.233.185.700 atau 9,92%. Nilai cost saving tersebut diperoleh dari
kegiatan sebagaimana tersaji pada Tabel 3.10.
Tabel 3.10
Realisasi Cost Saving Tahun 2019
Cakupan Audit Koreksi
Uraian %
Rp Rp
Audit KKKS, TAC/KSO/JOC 103.977.934.676.667 10.275.312.512.323 9,88
Verifikasi IJP KUR dan audit 253.298.509.032 61.240.547.765 24,18
subsidi bunga
Jumlah 104.231.233.185.700 10.336.553.059.997 9,92
Perbandingan capaian dan target sasaran program tahun 2019 untuk indikator
kinerja ketiga, yaitu persentase penghematan biaya (cost saving) dibanding dengan
nilai yang diaudit disajikan dalam Tabel 3.11.
Tabel 3.11
Perbandingan Capaian dan Target Sasaran Program
“Persentase Penghematan Biaya (Cost Saving) Dibanding dengan Nilai Yang Diaudit”
Tahun 2019
Target Realisasi Capaian
Indikator kinerja Satuan
(%) (%) sasaran
Persentase Penghematan
biaya (cost saving) Persen 4 9,92 248,00%
dibanding dengan nilai yang
diaudit
Realisasi penghematan biaya (cost saving) migas dalam tahun 2019 adalah
sebesar Rp10.275.312.512.232. Dengan cakupan audit sebesar
Rp103.977.934.676.667 maka besarnya cost saving yang diperoleh adalah
sebesar 9,88%, yang semuanya merupakan audit KKKS dan tidak ada audit JOC
atau TAC).
Jika dibandingkan dengan target penghematan biaya (cost saving) tahun 2019
sebesar 4%, capaian
realisasi cost saving
tahun 2019 adalah
sebesar 247,00%
(9,88%/4%x100).
Penghematan biaya (cost saving) dari sektor perbankan melalui kegiatan audit
subsidi bunga KPR dilakukan oleh Direktorat Pengawasan Badan Usaha Jasa
Keuangan, Jasa Penilai dan
Manufaktur pada tahun 2019, meliputi
audit terhadap tagihan imbal jasa
penjaminan (IJP) KUR yang diajukan
oleh perusahaan asuransi/penjaminan
(Perum Jamkrindo dan PT Askrindo)
kepada KPA Kementerian Koperasi
dan UKM dan audit terhadap subsidi
bunga perumahan yang diajukan oleh
Bank BTN kepada KPA Satker
Direktorat Jenderal Pembiayaan
Perumahan, Kementerian PUPR. Cost
saving dalam konteks hasil
pengawasan yang dilakukan oleh
Direktorat Pengawasan Badan Usaha
Jasa Keuangan, Jasa Penilai dan Manufaktur adalah koreksi yang
mengakibatkan pengurangan pembayaran yang dilakukan oleh KPA atas tagihan
yang diajukan oleh korporasi.
Perhitungan nilai cost saving dari hasil audit tersebut sebesar Rp61.240.547.765
disajikan pada Tabel 3.12.
Tabel 3.12
Perhitungan Nilai Cost Saving Hasil Audit Tahun 2019
Jika dibandingkan dengan target penghematan biaya (cost saving) tahun 2018
sebesar 4%, realisasi capaian cost saving atas IJP KUR dan Subsidi bunga tahun
2019 sebesar 24,18%. Realisasi ini lebih tinggi 20,14% dibandingkan target 2019
atau dengan capaian 604,43% (24,18%/4%x100).
Tabel 3.13
Capaian BUMN/Anak Perusahaan dengan skor GCG minimal “Baik”
Jika dibandingkan dengan target BUMN/anak perusahaan dengan skor GCG Baik
sebesar 75%, capaian indikator ini adalah sebesar 113,94%. Capaian penerapan
GCG pada BUMN/anak perusahaan yang dievaluasi pada tahun 2019 disajikan
pada Lampiran 3.
Tabel 3.14
Capaian BUMN/Anak Perusahaan dengan skor GCG minimal “Baik”.
TAHUN
Uraian Satuan
2015 2016 2017 2018 2019
Target % 65.00 65.00 70,00 70,00 75,00
Realisasi % 65.71 74.29 76.36 80,00 85,45
Capaian % 101.09 114.29 109,09 114,29 113,94
Capaian pada tahun 2017 lebih rendah dibanding tahun 2016, kemudian
meningkat lagi pada tahun 2018 dan sedikit mengalami penurunan pada tahun
2019. Penurunan capaian di tahun 2019 terjadi karena peningkatan target pada
tahun 2019, yaitu dari 70% pada tahun 2018 menjadi 75% pada tahun 2019.
Berdasarkan Tabel 3.15, diketahui bahwa BUMN yang diases oleh BPKP pada
tahun 2019 yang mendapatkan capaian SB dan B paling tinggi adalah BUMN
yang bergerak dalam sektor usaha kelistrikan, yaitu 14,54%, sedangkan paling
rendah sebesar 1,82% terdapat pada tujuh (7) sektor usaha, yaitu 1) fasilitas dan
Tabel 3.15
Rincian Kategori GCG BUMN/Anak Perusahaan Berdasarkan Sektor Usaha
2019
No Sektor Usaha
SB B Jml % CB % Jml %
1 Kelistrikan 5 3 8 14,54 1 1,82 9 16,37
2 Perkebunan 1 4 5 9,09 1 1,82 6 10,91
3 Fasilitas dan Infrastruktur 1 0 1 1,82 1 1,82 2 3,64
Transportasi
4 Kesehatan 2 1 3 5,45 - - 3 5,45
5 Teknologi Informasi dan 1 0 1 1,82 - - 1 1,82
Komunikasi
6 Transportasi dan 1 6 7 12,73 1 1,82 8 14,55
Pergudangan
7 Infrastruktur 3 2 5 9,09 - - 5 9,09
8 Pengolahan 1 0 1 1,82 - - 1 1,82
9 Kawasan Industri 1 1 2 3,64 2 3,63 4 7,27
10 Perumahan 1 2 3 5,45 - - 3 5,45
11 Minyak dan Gas 1 2 3 5,45 1 1,82 4 7,27
12 Perbankan dan Jasa 1 1 2 3,64 - - 2 3,64
Keuangan
13 Pupuk 0 1 1 1,82 - - 1 1,82
14 Real Estate dan 0 2 2 - 2 3,64
3,64 -
Akomodasi
15 Jasa Survei 0 1 1 1,82 - - 1 1,82
16 Agrobisnis dan Perikanan 0 1 1 1,82 - - 1 1,82
17 Pertahanan Nasional dan 0 1 1 1,82 1 1,82 2 3,64
Teknologi Informasi
Jumlah 19 28 47 85,45 8 14,55 55 100,00
Catatan:
SB: Sangat Baik; B: Baik; CB: Cukup Baik
Persentase dihitung dari jumlah sektor usaha dari seluruh kategori
Sektor usaha mengikuti sektor usaha pada State-Owned Enterprise Profile Tahun 2018
yang diterbitkan oleh Kementerian BUMN pada tahun 2019.
Hal ini juga memberikan gambaran bahwa masih diperlukan peningkatan upaya
yang lebih baik sektor-sektor tersebut dalam Tabel 3.15 yang masih memeroleh
predikat cukup baik untuk meningkatkan tata kelola yang baik.
Untuk meningkatkan kualitas asesmen GCG yang dilakukan oleh BPKP, pada
tahun 2018 telah dilakukan up-grading manajemen mutu asesmen GCG dari ISO
9001:2008 ke ISO 9001: 2015 berbasis risiko. Hal ini sejalan dengan program
BPKP yang menjalankan pengawasan internal berbasis risiko.
Target capaian kinerja BUMN/ minimal A pada tahun 2019 adalah 60% dari BUMN
yang mendapatkan kegiatan pengawasan dari Deputi Bidang Akuntan Negara.
Realisasi indikator kinerja "persentase BUMN/anak perusahaan yang kinerjanya
berpredikat minimal A (Baik)" pada tahun 2019 adalah sebesar 84,48% atau
mencapai 140,80% dari target sebesar 60%. Realisasi tersebut dihitung
berdasarkan 49 BUMN yang kinerjanya memperoleh predikat minimal A dari
58 BUMN yang difasilitasi. Realisasi indikator BUMN dengan capaian kinerja
minimal A disajikan dalam Tabel 3.16.
Tabel 3.16
BUMN/anak perusahaan yang kinerjanya berpredikat Minimal A
Capaian
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi
Sasaran
Capaian indikator kinerja tahun 2019 adalah sebesar 140,80% atau naik 12,33%
dari capaian tahun 2018 sebesar 128,47%, walaupun terdapat kenaikan target
pada tahun 2019, yaitu semula 58% pada tahun 2018 menjadi 60% pada tahun
2019.
Tabel 3.17
Capaian Indikator Kinerja Persentase BUMN/Anak Perusahan yang Berpredikat Minimal
A (Baik) Periode Tahun 2015 s.d. 2019
Satuan TAHUN
2015 2016 2017 2018 2019
Target % 50 52 54 58 60
Realisasi % 59,55 83,75 74,55 74,51 84,48
Capaian % 119,10 161,06 138,06 128,47 140,80
Tabel 3.18
Sebaran Sektor Usaha Capaian Skor Kesehatan
BUMN/Anak Perusahaan yang Difasilitasi
2019
No Sektor Usaha Dibawah
Min A % % JML %
A
1 Kelistrikan 1 1,72 - - 1 1,72
2 Perkebunan - - 1 1,72 1 1,72
3 Fasilitas dan Infrastruktur
2 3,45 - - 2 3,45
Transportasi
4 Kesehatan 2 3,45 1 1,72 3 5,17
5 Transportasi dan
6 10,34 - - 6 10,34
Pergudangan
6 Infrastruktur 4 6,90 - - 4 6,90
7 Pengolahan 1 1,72 1 1,72 2 3,45
8 Kawasan Industri 5 8,62 1 1,72 6 10,34
9 Perumahan 3 5,17 - - 3 5,17
10 Minyak dan Gas 1 1,72 - - 1 1,72
11 Perbankan dan Jasa
3 5,17 - - 3 5,17
Keuangan
12 Pupuk 1 1,72 - - 1 1,72
13 Real Estate dan Akomodasi 2 3,45 1 1,72 3 5,17
14 Jasa Survei 1 1,72 - - 1 1,72
15 Agrobisnis dan Perikanan 2 3,45 1 1,72 3 5,17
16 Pertahanan Nasional dan
- - 2 3,45 2 3,45
Teknologi Tinggi
17 Manajemen Air 2 3,45 - - 2 3,45
18 Pertambangan 1 1,72 - - 1 1,72
19 Konstruksi 1 1,72 - - 1 1,72
20 Perdagangan dan Retail 1 1,72 1 1,72 2 3,45
21 Media dan Percetakan Berita 2 3,45 - - 2 3,45
22 Kemaritiman 5 8,62 - - 5 8,62
23 Asuransi 3 5,17 - - 3 5,17
Jumlah 49 84,48 9 15,52 58 100,00
Catatan:
Sektor usaha mengikuti sektor usaha pada State-Owned Enterprise Profile Tahun 2018
yang diterbitkan oleh Kementerian BUMN pada tahun 2019
Tabel 3.19
Perbandingan Realisasi dan Target BUMD yang Kinerjanya Minimal Berpredikat Baik
dari BUMD yang Dievaluasi Tahun 2019
Program: Persentase
Perbaikan BUMD yang % 56 59,89 106,95%
Pengelolaan Kinerjanya
Program Prioritas minimal
Nasional, berpredikat
Pengelolaan Baik dari BUMD
Keuangan yang dievaluasi
Negara dan
Pengelolaan
Korporasi Negara
Dalam rangka mencapai return yang tinggi, BUMD harus memiliki tingkat
kesehatan yang memadai. Sasaran program “Meningkatnya efektivitas SPI
Korporasi” untuk pengawasan BUMD diukur dengan indikator kinerja outcome
berupa “Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat Baik”, yang
dihitung dari BUMD yang dievaluasi kinerjanya dan mendapat predikat baik/sehat
dibandingkan dengan jumlah BUMD yang dievaluasi. Target kinerja indikator
outcome tersebut adalah sebesar 56% pada tahun 2019 atau meningkat 1% dari
tahun 2018 (55%).
Berdasarkan hasil evaluasi kinerja 374 BUMD (dalam hal ini PDAM) pada tahun
2019, sebanyak 224 PDAM termasuk kategori sehat atau mencapai 59,89%
Jumlah tersebut mengalami kenaikan 2,60% dari realisasi tahun 2018 (59,63%).
Dengan target tahun 2019 sebesar 56%, capaian kinerja indikator outcome
tersebut adalah sebesar 106,95%.
7. Indikator 1.7: Persentase BLUD yang tata kelolanya minimal “cukup Baik”
dari BLUD yang Dievaluasi
Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan dan kinerja BLUD, pada tahun
2019, BPKP telah melakukan evaluasi kinerja terhadap 103 RSD BLUD yang
dikelompokkan dalam 2 kategori besar yaitu Baik dan Cukup Baik.
Tabel 3.20
Capaian Sasaran Peningkatan Kinerja BLUD
Sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), dalam rangka
Pada tahun 2019, evaluasi kinerja dilaksanakan terhadap 103 BLUD untuk tahun
buku 2018 di 34 Provinsi. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa 100% RSD BLUD
yang dievaluasi termasuk dalam kategori Baik dan Cukup baik. Dengan demikian,
capaian kinerja outcome indikator tersebut mencapai 161,29% dari target.
Hasil evaluasi kinerja terhadap 103 RSD BLUD pada tahun 2019 disajikan pada
Tabel 3.21 dan Gambar 3.1.
Tabel 3.21
Hasil Evaluasi Kinerja BLUD Tahun 2019
Gambar 3.1
Hasil Evaluasi Kinerja BLUD Tahun 2019
Cukup Baik
14%
Baik
86%
Hasil dari evaluasi kinerja adalah saran peningkatan kinerja yang telah disampaikan
kepada masing-masing Direktur Rumah Sakit Daerah BLUD antara lain:
Sasaran strategis 2 terkait dengan pengawasan Deputi Bidang Akuntan Negara untuk
mendorong perbaikan governance system. Pencapaian sasaran strategis
“meningkatnya maturitas SPIP” diukur dengan menggunakan dua indikator kinerja
sasaran strategis, yaitu 1) persentase instansi pemerintah (K/L) Bidang Akuntan
Negara dengan maturitas SPIP level 3 dan 2) persentase korporasi dengan efektivitas
SPI level 3 dari korporasi yang dievaluasi.
Tabel 3.22
Capaian Sasaran Maturitas SPIP
CAPAIAN
REALISA
SASARAN INDIKATOR TARGET CAPAIAN SASARAN
SI
STRATEGIS
Meningkatnya Persentase Instansi
Maturitas SPIP Pemerintah (K/L) 85% 100% 117,65%
Bidang Akuntan
Negara dengan
Maturitas SPIP
Level 3
Sasaran strategis 2 tidak tercapai, karena realisasi indikator kinerja sasaran strategis
kedua “persentase korporasi dengan efektivitas SPI level 3 dari korporasi yang
dievaluasi” di bawah target dengan capaian 54,12% (target 85% sedang realisasi
46%).
Dari 100 korporasi yang dievaluasi, korporasi yang mencapai efektivitas sistem
pengendalian intern level 3 ke atas adalah sebanyak 46 perusahaan sedangkan
54 perusahaan berada pada level 1 dan level 2. Korporasi yang dievaluasi terdiri dari
12 BUMN dan 88 BUMD. Kedua belas BUMN sudah berada pada level 3 ke atas.
Dengan demikian, kondisi pengendalian intern di BUMD berkontribusi sangat besar
sebagai penyebab tidak tercapainya target kinerja sasaran strategis kedua.
Pada tahun 2019, target atas indikator ini adalah 85%. Realisasi sampai dengan
tahun 2019, dari total 100 korporasi yang dievaluasi, 46 korporasi telah mencapai
efektivitas SPI level 3 atau 46%.
Dengan demikian, capaian atas efektivitas SPI korporasi tersebut adalah 54,12%
dari target tahun 2019 (46%/85%x100). Tidak tercapainya target tersebut di atas
disebabkan adanya peningkatan target yang sangat signifikan dari 50% pada
tahun 2018 menjadi 85% pada tahun 2019.
Di samping itu, komposisi dari 100 korporasi tersebut terdiri dari 12 BUMN (12%)
dan 88 BUMD (88%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar BUMD belum
memiliki sistem pengendalian intern yang efektif, sehingga capaian indikator ini
lebih rendah dari target yang ditetapkan.
Strategi yang akan dilakukan pada tahun 2020 untuk meningkatkan maturitas SPIP
adalah:
- Melakukan monitoring terhadap area improvement yang telah dihasilkan dari hasil
evaluasi maturitas SPI pada kementerian dan lembaga, termasuk menjaga agar
capaian maturitas SPIP di K/L tidak turun.
- Memperluas cakupan layanan dan evaluasi sistem pengendalian intern pada
sektor korporasi dengan memperhatikan kelompok korporasi.
Untuk mencapai sasaran strategis dua, sasaran strategis tersebut dijabarkan ke dalam
sasaran program yang lebih operasional. Indikator sasaran strategis diadopsi
langsung sebagai indikator kinerja sasaran program sebagaimana diuraikan berikut
ini.
Tabel 3.23
Kriteria Maturitas SPIP
Sampai dengan tahun 2019, realisasinya mencapai 100%, yaitu SPIP level 3 pada
Kementerian BUMN, LPP RRI, dan LPP TVRI adalah sebagaimana tersaji pada
Tabel 3.24.
Tabel 3.24
Capaian Maturitas SPIP pada Kementerian/Lembaga
Pada tahun 2019, capaian maturitas SPIP pada LPP TVRI mengalami peningkatan
dari level 2 menjadi level 3. Dengan demikian, capaian indikator kinerja ini adalah
117,65% (100%/85%x100). Capaian sasaran peningkatan kualitas penerapan
SPIP K/L Level 3 pada tahun 2019 disajikan dalam Tabel 3.25.
Tabel 3.25
Capaian Sasaran Peningkatan Kualitas Penerapan SPIP K/L Level 3 Tahun 2019
SASARAN INDIKATOR SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN
Target K/L dengan maturitas SPIP level 2 pada tahun 2019 adalah sebesar 15%.
Sampai dengan tahun 2019, tidak ada lagi K/L Bidang Akuntan Negara dengan
tingkat maturitas SPIP level 2. Seluruh K/L Bidang Akuntan Negara mengalami
peningkatan level maturitas dan telah mencapai tingkat maturitas SPIP level 3 atau
realisasi 0%. Namun, karena semua K/L sudah mencapai maturitas SPIP level 3
maka capaian atas indikator ini adalah 100%. Capaian sasaran peningkatan
kualitas penerapan SPIP K/L Level 2 pada tahun 2019 disajikan dalam Tabel 3.26.
Tabel 3.26
Capaian Sasaran Peningkatan Kualitas Penerapan SPIP K/L Level 2 Tahun 2019
Sebagai bagian dari sasaran strategis meningkatnya maturitas SPIP dan sejalan
dengan penerapan SPI pada korporasi, pada tahun 2019, indikator efektivitas SPI
korporasi ditargetkan 85% dari BUMN/BUMD yang dievaluasi memperoleh tingkat
atau Level 3.
Tabel 3.27
Predikat Penilaian Penerapan SPI BUMN/BUMD/BUL
Tabel 3.28
Capaian Sasaran Peningkatan Kualitas Penerapan Sistem Pengendalian Intern Level 3
pada Korporasi Tahun 2019
Program: Persentase
Meningkatnya Korporasi Bidang % 85 46 54,12
Kualitas Akuntan Negara
Penerapan dengan Efektivitas
SPIP K/L dan Sistem
Sistem Pengendalian Intern
Pengendalian Level 3 dari
Intern Korporasi Korporasi yang
Bidang Akuntan Dievaluasi
Negara
Pada tahun 2019, untuk indikator ini ditargetkan 85% K/L mencapai kapabilitas APIP
level 3. Realisasi capaian pada tahun 2019 adalah 100% K/L mencapai level 3.
Kementerian BUMN dan LPP RRI masing-masing mencapai kapabilitas APIP level 3,
serta LPP TVRI mencapai kapabilitas APIP level 3 Dengan Catatan (level 3 DC).
Dengan demikian, capaian indikator sasaran strategis ini adalah 117,65%
(100%/85%x100). Capaian Sasaran Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern
Pemerintah disajikan dalam Tabel 3.29.
Tabel 3.29
Capaian Sasaran Peningkatan Kapabilitas Aparan Pengawasan Intern Pemerintah
CAPAIAN
SASARAN INDIKATOR TARGET REALISASI CAPAIAN SASARAN
STRATEGIS
Meningkatnya Persentase APIP
Kapabilitas Instansi Pemerintah 85% 100% 117,65% 117,65%
Pengawasan (K/L) Bidang
Intern Akuntan Negara
Pemerintah dengan Kapabilitas
Level 3
Strategi yang akan dilakukan pada tahun 2020 untuk meningkatkan kapabilitas
Pengawasan Intern Pemerintah K/L adalah melakukan monitoring terhadap area of
improvement yang telah dihasilkan dari evaluasi kapabilitas APIP pada K/L.
Untuk mencapai sasaran strategis berikut indikatornya, sasaran strategis dijabarkan
ke dalam sasaran program yang lebih operasional, yaitu meningkatnya kapabilitas
APIP K/L dan SPI korporasi.
Inspektorat (APIP) pada K/L/Pemda dan SPI pada Korporasi untuk memenuhi tata
kelola organisasi ke arah yang profesional. Penilaian tingkat kapabilitas APIP dan SPI
korporasi dengan pemenuhan semua elemen kapabilitas APIP yang terdiri dari 240
pernyataan dalam 41 Key Process Area (KPA). Pada tahun 2019, Deputi Bidang
Akuntan Negara melakukan penyesuaian pedoman atas pernyataan dan penjelasan
pernyataan dengan IACM Framework tahun 2017. Semula 240 pernyataan menjadi
251 pernyataan, dengan penegasan tambahan terkait pelaksanaan reviu atas
penjaminan kualitas dan beberapa perbaikan dalam pengantar, batang tubuh, dan
lampiran. Pedoman yang sudah disesuaikan tersebut dituangkan dalam Pedoman
Teknis Penilaian Mandiri Kapabilitas SPI Korporasi (PED-08/D4/02/2019 tanggal
10 Desember 2019) dan Pedoman Teknis Penjaminan Kualitas Penilaian Mandiri
Kapabilitas SPI Korporasi (PED-09/D4/02/2019 tanggal 10 Desember 2019).
Berdasarkan pada penilaian tersebut, kapabilitas APIP dapat dikelompokkan dalam
lima tingkatan (level) sesuai Tabel 3.30.
Tabel 3.30
Tingkatan Kapabilitas APIP
Level Klasifikasi
Initial 1
Infratructure 2
Integreted 3
Managed 4
Optimum 5
Di samping itu, Deputi Bidang Akuntan Negara juga diamanahkan untuk berperan
dalam peningkatan kapabilitas SPI korporasi. Sasaran program meningkatnya
kapabilitas satuan pengawasan intern K/L dan korporasi diukur dengan 3 (tiga)
indikator kinerja, yaitu: 1) persentase APIP instansi pemerintah (K/L) bidang akuntan
negara dengan kapabilitas level 3; 2) persentase APIP instansi pemerintah (K/L)
Bidang Akuntan Negara dengan kapabilitas level 2; dan 3) persentase kapabilitas
satuan pengawas internal korporasi dengan kapabilitas level 2 dari korporasi yang
dievaluasi. Capaian indikator program ini adalah sebagai berikut:
Target pada indikator ini sesuai dengan Perjanjian Kinerja Tahun 2019 adalah 85%
K/L Bidang Akuntan Negara mencapai kapabilitas APIP level 3. Realisasi atas
indikator ini pada tahun 2019 adalah ketiga (100%) K/L Bidang Akuntan Negara,
yaitu Kementerian BUMN dan LPP RRI masing-masing mencapai kapabilitas APIP
level 3, dan LPP TVRI mencapai kapabilitas APIP level 3 Dengan Catatan (Level
3 DC). Dengan demikian, capaian kinerja indikator ini adalah 117,65%
(100%/85%). Uraian capaian indikator kapabilitas APIP intansi pemerintah (K/L)
Bidang Akuntan Negara level 3 disajikan dalam Tabel 3.32.
Dalam tahun 2018, telah dilakukan monitoring yang terus-menerus oleh Deputi
Akuntan Negara. Pada tahun 2018, Deputi Akuntan Negara juga melakukan
pembinaan dan penilaian atas kapabilitas APIP pada LPP RRI dan LPP TVRI yang
hasilnya menunjukkan level 3 Dengan Catatan dan level 2 Dengan Catatan.
Pada tahun 2019, banyak perbaikan (improvement) yang telah dilakukan dalam
meningkatkan kapabilitas APIP Kementerian BUMN, LPP RRI maupun LPP TVRI.
Hasil monitoring terhadap perbaikan sendiri (self- assessment) kapabilitas APIP
yang dilakukan oleh ketiga K/L tersebut menunjukkan terjadi perbaikan dalam
peningkatan kapabilitas APIP, yaitu perbaikan infrastruktur dan implementasinya
sehingga kapabilitas APIP pada Kementerian BUMN dan LPP RRI yang pada
tahun 2018 masih mencapai level 3 Dengan Catatan dapat mencapai level 3 pada
tahun 2019, kapabilitas APIP LPP TVRI yang pada tahun 2018 mencapai level 2
Dengan Catatan mengalami kenaikan dengan mencapai level 3 Dengan Catatan
di tahun 2019.
Tabel 3.32
Capaian Indikator Kapabilitas APIP Instansi Pemerintah (K/L)
Bidang Akuntan Negara Level 3
Target K/L Bidang Akuntan Negara dengan kapabilitas APIP level 2 pada tahun
2019 adalah 15%. Sampai dengan tahun 2019, tidak ada lagi K/L Bidang Akuntan
Negara dengan kapabilitas APIP level 2. Seluruh K/L Bidang Akuntan Negara
sudah mencapai level menjadi level 3. Dengan demikian, realisasi K/L Bidang
Akuntan Negara dengan kapabilitas APIP level 2 pada tahun 2019 adalah 0% atau
capaian sebesar 100%. Capaian indikator kapabilitas APIP instansi pemerintah
(K/L) Bidang Akuntan Negara level 2 disajikan dalam Tabel 3.33.
Tabel 3.33
Capaian Indikator Kapabilitas APIP Instansi Pemerintah (K/L)
Bidang Akuntan Negara Level 2
Dalam rangka mewujudkan tata kelola korporasi yang baik dan akuntabel,
Pemerintah telah mengamanatkan dalam UU Nomor 19 Tahun 2003 tentang
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) agar seluruh Direksi Badan Usaha Milik
Negara menyelenggarakan kegiatan internal audit atas keseluruhan kegiatan di
masing-masing BUMN. Selanjutnya, dalam Peraturan Pemerintan Nomor 54
Tahun 2017 tentang Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) pada bagian kedua
Pengawasan BUMD pasal 134 ayat (1) sampai dengan ayat (3) dinyatakan bahwa
1) pengawasan terhadap BUMD dilakukan untuk menegakkan Tata Kelola
Perusahaan yang Baik; 2) Pengawasan sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan
oleh pengawasan internal dan pengawasan eksternal; dan 3) Pengawasan
internal sebagaimana dimaksud ayat (2) dilakukan oleh satuan pengawas intern,
komite audit, dan/atau komite lainnya. Dengan tata kelola perusahaan yang baik,
diharapkan akan dapat mewujudkan good image dan good performance bagi
korporasi yang bersangkutan.
Tabel 3.34
Capaian Indikator Korporasi dengan Kapabilitas Satuan Pengawas Internal
Level 2 dari Korporasi yang Dievaluasi
Rincian capaian kapabilitas SPI korporasi berbasis IACM sampai dengan tahun
2019 disajikan dalam Lampiran 8.
C. REALISASI KEUANGAN
Deputi Bidang Akuntan Negara mendapatkan alokasi anggaran DIPA tahun 2019
sebesar Rp9.163.000.000 guna mendukung tugas pokok dan fungsinya yang dapat
dikelompokkan pada:
1. Program
Program kerja yang menjadi tanggung jawab Deputi Bidang Akuntan Negara
sebagaimana tertuang dalam RKA tahun 2019 adalah:
a. Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan
Pembangunan Nasional Serta Pembinaan Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah dengan kode Program “089.01.06” dan
revisinya terkait dengan perubahan nomenklatur di Deputi Bidang Akuntan
Negara, dengan rincian kegiatan sesuai Tabel 3.35.
Tabel 3.35
Rincian Program Deputi Bidang Akuntan Negara Sesuai RKA Tahun 2019
Kode
No Uraian Kegiatan Unit Eselon II Anggaran
Kegiatan
1. 3670 Pembinaan Administrasi dan PKAU 1.000.000.000
Pengelolaan Perlengkapan serta
Pembayaran Gaji/Tunjangan - BPKP
Tabel 3.36
Anggaran dan Realisasi Tahun 2019 Deputi Bidang Akuntan Negara
Kode Persentase
No Program Unit Kerja Anggaran Realisasi Sisa Anggaran
Kegiatan Realisasi
1 1 3670 PKAU 1.000.000.000 963.813.885 36.186.115 96,38
2 3682 Direktorat 1 530.167.000 530.165.200 1.800 100,00
4221 857.833.000 853.906.550 3.926.450 99,54
1.388.000.000 1.384.071.750 3.928.250 99,72
3 3684 Direktorat 2 822.020.000 820.128.900 1.891.100 99,77
4222 681.980.000 653.666.450 28.313.550 95,85
1.504.000.000 1.473.795.350 30.204.650 97,99
4 3683 Direktorat 3 384.098.000 373.743.000 10.355.000 97,30
4223 939.664.000 887.081.600 52.582.400 94,40
1.323.762.000 1.260.824.600 62.937.400 95,25
5 3686 Direktorat 4 866.356.000 865.123.900 1.232.100 99,86
4224 1.597.882.000 1.517.578.550 80.303.450 94,97
2.464.238.000 2.382.702.450 81.535.550 96,69
6 3685 Direktorat 5 607.265.000 592.076.300 15.188.700 97,50
4225 875.735.000 850.644.050 25.090.950 97,13
1.483.000.000 1.442.720.350 40.279.650 97,28
Jumlah
PKAU 1.000.000.000 963.813.885 36.186.115 96,38
Nomenklatur lama 3.209.906.000 3.181.237.300 28.668.700 99,11
Nomenklatur Baru 4.953.094.000 4.762.877.200 190.216.800 96,16
Total 06 8.163.000.000 7.944.114.500 218.885.500 97,32
Total DAN 9.163.000.000 8.907.928.385 255.071.615 97,22
Apabila disajikan dalam grafik, anggaran dan realisasi tersebut adalah sebagai
berikut:
Grafik 3.1
Realisasi Keuangan Deputi Bidang Akuntan Negara
2. Jenis Belanja
Seluruh anggaran yang dikelola oleh Deputi Bidang Akuntan Negara adalah
“Belanja Barang”, karena Deputi Bidang Akuntan Negara bukan merupakan unit
kerja mandiri melainkan menjadi satu dengan seluruh kantor pusat BPKP, dengan
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Sekretaris Utama BPKP. Sementara untuk
“Belanja Pegawai” dan “Belanja Modal” menjadi satu dan dikelola langsung oleh
Sekretariat Utama.
Dalam Peraturan Kepala BPKP Nomor 4 Tahun 2018 Pasal 6 ayat (5), disebutkan
bahwa Kepala BPKP mendelegasikan kewenangan untuk menerima atau menolak
permintaan bantuan kedinasan kepada Sekretaris Utama BPKP atau Deputi Kepala
BPKP, sesuai dengan ruang lingkup permintaan bantuan kedinasan, dan Kepala
Perwakilan BPKP. Berdasarkan Pasal 7 ayat (1) peraturan tersebut, pengambilan
keputusan menerima atau menolak permintaan bantuan kedinasan dilakukan
dengan pertimbangan prioritas pencapaian target kinerja BPKP dan/atau unit kerja,
penugasan yang bersifat strategis nasional, dan pemenuhan penugasan dari
pemangku kepentingan utama BPKP.
Sesuai Pasal 15 ayat (1), untuk keperluan monitoring dan evaluasi atas efektivitas
bantuan kedinasan yang dilaksanakan oleh Unit Kerja BPKP, setiap unit kerja
eselon II wajib menyampaikan laporan bulanan kegiatan bantuan kedinasan
kepada Deputi Teknis dan tembusan kepada Sekretaris Utama c.q. Biro Keuangan
paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. Laporan bulanan kegiatan bantuan
kedinasan di lingkungan Deputi Bidang Akuntan Negara wajib dibuat setiap bulan,
walaupun pada bulan tersebut tidak ada kegiatan yang menggunakan Bantuan
Kedinasan. Laporan disampaikan kepada Deputi Kepala Bidang Akuntan Negara
untuk dikompilasi dan dilaporkan kepada Sekretaris Utama c.q. Biro Keuangan
melalui Kepala Subbagian Tata Usaha Perbantuan (TUP) di Deputi Bidang Akuntan
Negara.
terhadap layanan publik; 3) melihat kecenderungan (trend) layanan publik yang telah
diberikan penyelenggara kepada stakeholder, serta 4) mengevaluasi kinerja
penyelenggara layanan publik dalam rangka mendorong penyelenggara layanan
meningkatkan kualitas layanan kepada stakeholders.
Survei yang dilakukan secara periodik oleh Deputi Bidang Akuntan Negara ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengukuran Skala Likert. Skala Likert
adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner (angket) dan
merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Metode ini
dikembangkan oleh Rensis Likert. Skala Likert adalah skala yang dapat dipergunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
terhadap suatu jenis layanan publik. Pada skala Likert, responden diminta untuk
menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih
salah satu dari pilihan yang tersedia.
Pengolahan data dilakukan dengan cara memberikan nilai pada setiap unsur
pertanyaan survei. Nilai dihitung dengan menggunakan "nilai rata-rata tertimbang"
masing-masing unsur pelayanan. Dalam penghitungan survei kepuasan
stakeholder terhadap unsur-unsur pelayanan yang dikaji, setiap unsur pelayanan
memiliki penimbang yang sama, yaitu N dengan rumus, sebagai berikut:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 1
Bobot nilai rata-rata tertimbang = = =𝑁
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑈𝑛𝑠𝑢𝑟 𝑥
Setelah diperoleh nilai N (bobot nilai per unsur), selanjutnya dihitung Indeks
Kepuasan dengan menggunakan pendekatan nilai rata-rata tertimbang dengan
rumus sebagai berikut:
5. Pelaksanaan Survei
Tabel 3.37
Skor Indeks Kepuasan Tiap Unsur Pelayanan
Skor Keterangan
No Unsur Pelayanan
Kepuasan (Predikat)
Skor Indeks Kepuasan Stakeholders Deputi Bidang Akuntan Negara Tahun 2019
adalah 83,00 dengan predikat “BAIK”. Jika dibandingkan dengan skor tahun 2018
sebesar 86,36, Indeks Kepuasan Stakeholders 2019 mengalami penurunan skor
sebesar 3,36 poin. Skor Indeks Kepuasan Stakeholders secara grafik
digambarkan sebagai berikut:
Grafik 3.2
Skor Indeks Kepuasan Stakeholders
BIAYA/TARIF 93,91
PERSYARATAN 82,39
70 75 80 85 90 95 100
1) Persyaratan
Persyaratan adalah syarat yang harus dipenuhi dalam pengurusan suatu
jenis pelayanan, baik persyaratan teknis maupun administratif.
Skor kepuasan atas persyaratan adalah sebesar 82,39 dengan predikat
“Baik”.Nilai pada unsur ini mengalami sedikit kenaikan (1,27) dibandingkan
skor tahun 2018,sebesar skor 81,12.
3) Waktu Penyelesaian
Waktu penyelesaian adalah jangka waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan seluruh proses layanan dari setiap jenis layanan. Skor
kepuasan atas waktu penyelesaian adalah sebesar 79,35 dengan predikat
“Baik”. Unsur ini mengalami penurunan skor yang signifikan (15,84 atau
19,96%) dibandingkan dengan capaian skor pada survei tahun 2018, yaitu
95,19.
Unsur Waktu Layanan dalam survei 2019 terdiri dari tiga pernyataan, yaitu
1) jangka waktu penugasan sesuai dengan kebutuhan/kerangka acuan kerja
(KAK/TOR); 2) ketepatan waktu penyelesaian penugasan; dan 3) ketepatan
waktu penyampaian laporan hasil penugasan.
4) Biaya/Tarif
Biaya/Tarif adalah ongkos yang dikenakan kepada penerima layanan dalam
mengurus dan/atau memperoleh pelayanan dari penyelenggara yang
besarnya ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara penyelenggara dan
masyarakat.
Unsur biaya/tarif terdiri dari dua pernyataan yaitu 1) kewajaran biaya layanan
dan 2) biaya lain di luar ketentuan/prosedur layanan (seperti: pungli dan
sejenisnya).
Skor kepuasan atas unsur Produk Spesifikasi Jenis Layanan adalah sebesar
81,12 dengan predikat ‘Baik”. Nilai pada unsur ini sedikit lebih tinggi sebesar
0,86 dibandingkan skor tahun 2018, sebesar 80,26.
Unsur Produk Sepesifikasi Jenis Layanan terdiri dari dua pernyataan yaitu
1) kesesuaian hasil layanan dengan permintaan dan Kerangka Acuan Kerja
(KAK/TOR) dan 2) kualitas laporan hasil penugasan yang diserahkan.
6) Kompetensi Pelaksana
Kompetensi pelaksana adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh
pelaksana, yang meliputi pengetahuan, keahlian, ketrampilan dan
pengalaman. Skor kepuasan atas unsur kompetensi pelaksana adalah
sebesar 81,90 dengan predikat “Baik”. Nilai pada unsur ini sedikit lebih
rendah sebesar 0,77 dibandingkan skor tahun 2018, sebesar 82,67.
7) Perilaku Pelaksana
Perilaku pelaksana adalah sikap petugas dalam memberikan layanan. Skor
kepuasan atas unsur perilaku pelaksana adalah sebesar 85,52 dengan
predikat “Baik”. Nilai pada unsur ini turun sebesar 3,87 (4,53%) dibandingkan
dengan skor tahun 2018, yaitu sebesar 89,39.
Unsur perilaku pelaksana terdiri dari lima pernyataan, yaitu: 1) Tim BPKP
sopan/ramah dalam memberikan layanan, 2) selama ditugaskan di
perusahaan/unit kerja mitra kerja, tim BPKP hanya melakukan kegiatan yang
relevan dengan penugasannya, 3) kemampuan komunikasi lisan tim BPKP,
4) kemampuan komunikasi tertulis tim BPKP, dan 5) kemampuan menjaga
kerahasiaan informasi tim BPKP.
Unsur pengaduan, saran, dan masukan terdiri dari dua pernyataan, yaitu:
1) Kemudahan akses untuk menyampaikan pengaduan dan masukan
(dihubungi melalui telepon, surat, email, kunjungan atau media lainnya) dan
2) kecepatan respon atas pengaduan atau masukan.
Dari total responden yang menjawab “Sulit” dan “Kurang Mudah”, tiga
responden memberikan masukan atau saran yang pada pada intinya
adalah perlunya BPKP meningkatkan kemudahan akses dalam
melakukan pengaduan, memperbanyak saluran pengaduan dan
perlunya saluran pengaduan berbasis web.
Selain masukan dan saran di atas, masukan atau saran lain yang
dapat diidentifikasi adalah:
a. Perlunya diversifikasi media penyampaian aduan.
b. Media dan saluran penyampaian aduan perlu disosialisasikan
secara lebih intensif.
c. Akses terhadap media dan saluran penyampaian aduan perlu
dipermudah.
d. Perlunya layanan pengaduan yang berbasis teknologi informasi.
e. Perlunya tambahan SDM yang dapat melayani pengaduan.
Secara khusus, beberapa PDAM dan BUMDes, yang sering mengalami
permasalahan aplikasi, meminta kontak khusus yang dapat menangani
pengaduan yang berasal dari PDAM dan BUMDes.
Dengan komposisi terbesar responden yang kurang puas ada pada BUMDes,
disimpulkan bahwa kemampuan teknis dan komunikasi tim dalam pelaksanaan
sosialisasi dan bimtek aplikasi pengelolaan keuangan masih perlu ditingkatkan.
Layanan yang diberikan oleh Deputi Bidang Akuntan Negara meliputi beberapa
jenis badan usaha dengan jenis layanan yang juga beragam, sehingga
karakteristik saran dan masukan yang diberikan juga beragam. Untuk itu, saran
dan masukan dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu 1) kelompok badan
usaha BUMN dan BUMD selain PDAM, dan 2) kelompok badan usaha BUMDes,
Puskesmas dan PDAM.
Saran dan masukan yang diberikan oleh responden BUMN dan BUMD non
PDAM dapat dikelompokkan dalam 7 hal berikut:
Jumlah
No Saran atau Masukan
responden
1. Perlunya peningkatan kualitas layanan 133
2. Perlunya komunikasi secara periodik 29
3. Perlunya BPKP melakukan analisis yang lebih 20
komprehensif dalam penugasannya.
4. Perlunya BPKP untuk lebih berperan sebagai mitra 11
strategis
5. Peningkatan profesionalitas 6
6. Perlunya peningkatan inovasi produk dengan 5
mengoptimalkan aplikasi berbasis web
7. Perlunya peningkatan jumlah SDM 2
Atas layanan yang diberikan oleh Deputi Bidang Akuntan Negara, responden
BUMDes, Puskesmas dan PDAM, memberikan masukan-masukan yang secara
umum dapat dikelompokkan ke dalam 10 hal berikut:
Jumlah
No Saran atau Masukan
responden
1. Peningkatan layanan, terutama dari segi jangkauan 84
2. Peningkatan frekuensi bimtek dan evaluasi atas hasil 39
bimtek
3. Peningkatan inovasi produk layanan, terutama aplikasi 39
yang terkait dengan pelaporan keuangan, ditambah
dengan aplikasi lain sesuai kebutuhan mitra
5. Komunikasi yang intens dengan mitra sehingga lebih 27
memahami kebutuhan mitra
4. Penyederhanaan aplikasi sehingga lebih mudah 26
dipahami dan diterapkan
6. Peningkatan profesionalitas 21
7. Peningkatan kemudahan akses untuk melakukan 10
konsultasi
9. Sosialisasi yang lebih intensif atas produk yang dimiliki 8
BPKP
8. Ketersediaan SDM dan waktu yang cukup 7
10. Ketersediaan modul atau manual aplikasi 2
Selain itu, salah satu BUMDes di Provinsi Jawa Timur berharap bahwa BPKP
perlu lebih terlibat dalam penyusunan kebijakan, misalnya yang terkait dengan
persyaratan subsidi. Hal ini menunjukkan bahwa peran BPKP sangat diharapkan
untuk secara lebih intensif turut membangun kerangka regulasi yang dapat
membantu perkembangan BUMDes.
8. Produk layanan BPKP yang Telah Diketahui dan yang Dibutuhkan oleh
Stakeholders
Informasi lain yang diperoleh dari stakeholders adalah informasi produk layanan
BPKP yang dikenal, dan produk layanan lain yang dibutuhkan oleh stakeholders.
Informasi tentang produk layanan yang telah dikenal, diperlukan untuk
mengetahui produk layanan BPKP yang telah dikenal luas oleh stakeholders dan
mana yang belum dikenal, sehingga perlu disosialisasikan lebih intensif. Adapun
informasi mengenai produk layanan yang dibutuhkan oleh stakeholders
diperlukan untuk mengetahui potensi untuk mengembangkan produk layanan
baru atau menyempurnakan yang sudah ada untuk memenuhi kebutuhan
stakeholders.
Berdasarkan hasil survei, atas seluruh responden, diperoleh informasi bahwa
produk layanan yang paling dikenal oleh stakeholders adalah:
Jumlah responden
No Jenis Produk Layanan BPKP
yang menjawab
1. Audit operasional 695
2. Audit Tujuan tertentu 658
3. Reviu pengadaan baran dan jasa 589
4. Asistensi penyusunan SOP 572
5. Evaluasi pelaksanaan prosedur 570
6. Financial due diligence 569
7. Kajian/reviu kebijakan 561
8. Asistensi pembentukan BLU/D 552
9. Asistensi survei kepuasan pelanggan 552
10. Reviu efektivitas pengendalian intern 550
Jumlah responden
No Jenis Produk Layanan BPKP
yang menjawab
1. Evaluasi efektivitas IC 497
2. Assessment maturitas MR 497
3. Asistensi GCG BUMD 502
4. Asistensi Tingkat maturitas SPIP 511
5. Asistensi penerapan IC 513
Atas produk layanan BPKP yang kurang dikenal, perlu ditindaklanjuti dengan
kegiatan sosialisasi yang lebih intensif mengenai produk-produk tersebut,
sehingga lebih banyak stakeholders bisa mendapatkan manfaatnya.
Survei ini juga meminta masukan dari responden mengenai produk layanan yang
belum mereka terima namun mereka butuhkan. Jenis produk layanan BPKP
yang paling dibutuhkan oleh seluruh responden, selain dari produk yang mereka
terima, adalah:
Jumlah responden
No Jenis Produk Layanan BPKP
yang menjawab
1. Asistensi penyusunan SOP 666
2. Reviu efektivitas pengendalian intern 665
3. Reviu proses bisnis 652
4. Asistensi Penerapan MR 649
5. Kajian/reviu kebijakan 647
6. Asistensi Pedoman Manajemen Risiko 646
7. Asistensi manajemen asset 645
8. Evaluasi pelaksanaan prosedur 637
9. Reviu pengadaan baran dan jasa 635
10. Asistensi pengembangan SIA 621
Jumlah responden
No Jenis Produk Layanan BPKP
yang menjawab
1. Asistensi Tingkat maturitas SPIP 358
2. Asistensi pembentukan BLU/D 404
3. Asistensi Sistem Informasi BLUD 443
4. Financial due diligence 471
5. Assessment maturitas MR 482
Untuk produk layanan yang dibutuhkan, BUMN, BUMD, BLU/D, dan K/L paling
banyak membutuhkan penugasan reviu atas efektivitas pengendalian intern.
BUMDes paling banyak membutuhkan penugasan asistensi untuk BUMDes, dan
Puskesmas paling banyak membutuhkan penugasan asistensi sistem informasi
BLUD.
Alasan yang membuat stakeholders melakukan kerja sama dengan BPKP, paling
banyak adalah karena kompetensi (79,30%), kemudahan komunikasi dan
koordinasi (59,52%), kebutuhan perusahaan (58,79%) dan karena kualitas hasil
layanan (56,30%). Responden yang menjawab bahwa alasan bekerja sama
dengan BPKP adalah karena biaya yang murah hanya 28,33%, dan karena
instruksi sebanyak 48,85%.
Uji Coba Moda Raya Terpadu (MRT) dan Lintas Rel Terpadu (LRT)
BAB IV
PENUTUP
Laporan Kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara tahun 2019 disusun sesuai dengan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan
Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.Sesuai dengan Perjanjian
Kinerja Tahun 2019, Deputi Bidang Akuntan Negara menetapkan tiga sasaran
strategis yang kemudian diturunkan menjadi tiga sasaran program.
Laporan Kinerja ini memberikan gambaran pencapaian kinerja tahun 2019 atas
sasaran strategis dan sasaran program sesuai dengan target indikator kinerja yang
ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja. Dari tiga sasaran strategis yang ditetapkan, dua
dari sasaran strategis tercapai.
Secara keseluruhan rata-rata capaian sasaran strategis tahun 2019 adalah sebesar
112,20% dan rata-rata capaian sasaran program sebesar 111,34% dengan uraian
sebagai berikut:
Secara keseluruhan, target sasaran strategis 2 sebesar 85% dapat terealisasi dengan
capaian 117,65% dan 54,12% atau capaian rata-rata sasaran strategis sebesar
85,88%.
Sasaran strategis 2 tidak tercapai karena realisasi indikator kinerja sasaran strategis
kedua untuk Meningkatnya Maturitas SPIP, yaitu persentase korporasi dengan
efektivitas sistem pengendalian intern Level 3 dari korporasi yang dievaluasi, di
bawah target dengan capaian 54,12% (target 85% sedang realisasi 46%). Dari 100
badan usaha yang dievaluasi, perusahaan yang mencapai efektivitas sistem
pengendalian intern level 3 ke atas adalah sebanyak 46 perusahaan dan
54 perusahaan berada pada level 1 dan level 2. Perusahaan yang dievaluasi terdiri
dari 12 BUMN dan 68 BUMD. Kedua belas BUMN sudah berada pada level 3 ke atas.
Dengan demikian, kondisi pengendalian intern di BUMD berkontribusi sangat besar
sebagai penyebab tidak tercapainya target kinerja sasaran strategis kedua.
Secara rata-rata, capaian program meningkatnya kualitas penerapan SPIP K/L dan
sistem pengendalian intern korporasi Bidang Akuntan Negara adalah sebesar
90,59%. Penyebab sasaran program kedua tidak tercapai sama dengan penyebab
sasaran strategis tidak tercapai sebagaimana telah diuraikan di atas.
Untuk meningkatkan kinerja Deputi Bidang Akuntan Negara di tahun mendatang, telah
ditetapkan langkah-langkah strategis untuk tahun 2020, sebagai berikut:
1. Meningkatkan pengawasan terhadap tata kelola (governance) percepatan
pelaksanaan program strategis/prioritas nasional pada BUMN, dengan
menekankan pada penyelesaian permasalahan;
2. Melakukan pengawasan yang responsif terutama terhadap permasalahan dan
isu-isu strategis yang dihadapi BUMN/BUMD/BLUD dalam penyelenggaraan
operasi dan mendukung pembangunan;
3. Meningkatkan kualitas informasi yang disampaikan kepada Presiden melalui
Kepala BPKP, baik aspek kecepatan maupun keakuratan;
4. Meningkatkan pembinaan sistem pengendalian intern pada korporasi dan
mendorong kapabilitas satuan pengawas intern korporasi;
5. Memfokuskan pengawasan pada BUMD dan BLUD melalui jasa assurance dan
consulting yang dapat mendorong good corporate governance serta peningkatan
kinerja dan kualitas laporan keuangan BUMD dan BLUD;
6. Pengembangan metode pengawasan dengan Berbasis IT (database, aplikasi).
Laporan Kinerja ini diharapkan dapat memberikan informasi secara transparan kepada
seluruh stakeholders BPKP, khususnya stakeholders Deputi Akuntan Negara
sehingga dapat diperoleh umpan balik bagi Deputi Akuntan Negara guna peningkatan
kinerja pada tahun-tahun mendatang. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dan
dituangkan dalam Laporan Kinerja ini, dapat diketahui faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja sehingga dapat diambil strategi dan langkah-langkah yang
diperlukan untuk meningkatkan kinerja sekaligus meminimalkan risiko yang ada.
LAMPIRAN 1
TARGET DAN REALISASI DANA TAHUN 2019
DEPUTI BIDANG AKUNTAN NEGARA (5 DIREKTORAT DAN 34 PERWAKILAN)
SASARAN STRATEGIS/SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA DANA BPKP DANA BANTUAN KEDINASAN JUMLAH DANA BPKP&DBK
RENCANA REALISASI CAPAIAN RENCANA REALISASI CAPAIAN RENCANA REALISASI CAPAIAN
(Rp) (Rp) (%) (Rp) (Rp) (%) (Rp) (Rp) (%)
1 Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas 1 Indeks Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan 20.042.570.008 19.469.781.145 97,14 12.112.240.192 9.647.096.681 79,65 32.154.810.199 29.116.877.826 90,55
Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Pembangunan Program Prioritas dalam Nawa
Nasional/Korporasi Cita
- Direktorat 6.293.707.600 6.005.638.400 7.220.659.717 6.057.899.852 13.514.367.317 12.063.538.252
- Bidang AN di Perwakilan 13.748.862.408 13.464.142.745 4.891.580.475 3.589.196.829 18.640.442.882 17.053.339.574
2 Meningkatnya Maturitas SPIP 2,1 Persentase Instansi Pemerintah (K/L) Bidang 101.605.000 101.524.500 99,92 - - 101.605.000 101.524.500 99,92
Akuntan Negara dengan Maturitas SPIP Level 3
LAMPIRAN 1
TARGET DAN REALISASI DANA TAHUN 2019
DEPUTI BIDANG AKUNTAN NEGARA (5 DIREKTORAT DAN 34 PERWAKILAN)
SASARAN STRATEGIS/SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA DANA BPKP DANA BANTUAN KEDINASAN JUMLAH DANA BPKP&DBK
RENCANA REALISASI CAPAIAN RENCANA REALISASI CAPAIAN RENCANA REALISASI CAPAIAN
(Rp) (Rp) (%) (Rp) (Rp) (%) (Rp) (Rp) (%)
1.4 Persentase BUMN/anak perusahaan dengan skor 1.141.592.650 962.463.900 84,31 1.501.259.801 928.054.800 61,82 2.642.852.451 1.890.518.700 71,53
GCG baik dari yang di-assess
- Direktorat 797.029.400 617.659.900 202.234.800 202.234.800 999.264.200 819.894.700
- Perwakilan 344.563.250 344.804.000 1.299.025.001 725.820.000 1.643.588.251 1.070.624.000
1.5 Persentase BUMN/anak perusahaan yang 401.408.611 201.119.500 50,10 196.222.030 164.422.030 83,79 597.630.641 365.541.530 61,17
kinerjanya berpredikat minimal A (Baik)
- Direktorat 137.035.000 44.306.500 - - 137.035.000 44.306.500
- Bidang AN di Perwakilan 264.373.611 156.813.000 196.222.030 164.422.030 460.595.641 321.235.030
1.6 Persentase BUMD yang kinerjannya minimal 6.307.737.939 6.511.959.818 103,24 3.347.073.715 1.944.218.900 58,09 9.654.811.654 8.456.178.718 87,59
berpredikat baik dari BUMD yang dievaluasi
- Direktorat 649.660.000 318.948.800 2.208.655.759 1.045.895.894 2.858.315.759 1.364.844.694
- Bidang AN di Perwakilan 5.658.077.939 6.193.011.018 1.138.417.956 898.323.006 6.796.495.895 7.091.334.024
1,7 Persentase BLUD yang tata kelolanya minimal 1.102.809.513 2.046.698.597 185,59 1.623.639.557 1.510.425.035 93,03 2.726.449.070 3.557.123.632 130,47
cukup baik dari BLUD yang dievaluasi
2 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP K/L 2.1 Persentase Instansi Pemerintah (K/L) Bidang 101.605.000 101.524.500 99,92 - - 101.605.000 101.524.500 99,92
dan Sistem Pengendalian Intern (SPI) Akuntan Negara dengan Maturita SPIP Level 3
Korporasi Bidang Akuntan Negara
- Direktorat 101.605.000 101.524.500 - - 101.605.000 101.524.500
- Bidang AN di Perwakilan - - - - - -
2,2 Persentase Instansi Pemerintah (K/L) Bidang
Akuntan Negara dengan Maturita SPIP Level 2
- Direktorat
- Bidang AN di Perwakilan
2,3 Persentase korporasi Bidang Akuntan Negara 3.901.151.584 3.883.112.840 99,54 2.346.525.351 1.929.559.783 82,23 6.247.676.935 5.812.672.623 93,04
dengan efektivitas Sistem Pengendalian Intern
Level 3 dari korporasi yang dievaluasi.
- Direktorat 1.454.312.400 1.690.511.600 998.825.546 903.578.978 2.453.137.946 2.594.090.578
- Bidang AN di Perwakilan 2.446.839.184 2.192.601.240 1.347.699.805 1.025.980.805 3.794.538.989 3.218.582.045
Jumlah Direktorat 1.555.917.400 1.792.036.100 998.825.546 903.578.978 2.554.742.946 2.695.615.078
Jumlah Bidang AN di Perwakilan 2.446.839.184 2.192.601.240 1.347.699.805 1.025.980.805 3.794.538.989 3.218.582.045
Jumlah 2 4.002.756.584 3.984.637.340 99,55 2.346.525.351 1.929.559.783 82,23 6.349.281.935 5.914.197.123 93,15
LAMPIRAN 1
TARGET DAN REALISASI DANA TAHUN 2019
DEPUTI BIDANG AKUNTAN NEGARA (5 DIREKTORAT DAN 34 PERWAKILAN)
SASARAN STRATEGIS/SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA DANA BPKP DANA BANTUAN KEDINASAN JUMLAH DANA BPKP&DBK
RENCANA REALISASI CAPAIAN RENCANA REALISASI CAPAIAN RENCANA REALISASI CAPAIAN
(Rp) (Rp) (%) (Rp) (Rp) (%) (Rp) (Rp) (%)
3 Meningkatnya Kapabilitas Satuan 3.1 Persentase APIP Instansi Pemerintah (K/L) 50.150.000 50.120.000 99,94 - - 50.150.000 50.120.000 99,94
Pengawasan Intern K/L dan Korporasi Bidang Akuntan Negara dengan Kapabilitas Level
3
- Direktorat 50.150.000 50.120.000 - - 50.150.000 50.120.000
- Bidang AN di Perwakilan - - - - - -
3.2 Persentase APIP Instansi Pemerintah (K/L) 66.818.000 66.780.000 99,94 - - 66.818.000 66.780.000 99,94
Bidang Akuntan Negara dengan Kapabilitas Level
2
- Direktorat 66.818.000 66.780.000 - - 66.818.000 66.780.000
- Bidang AN di Perwakilan - - - - - -
3.3 Persentase Korporasi dengan Kapabilitas Satuan 696.822.911 409.570.194 58,78 616.560.166 501.926.166 81,41 1.313.383.077 911.496.360 69,40
Pengawas Internal Level 2 dari korporasi yang
dievaluasi
- Direktorat 196.407.000 29.940.000 189.297.200 189.297.200 385.704.200 219.237.200
- Bidang AN di Perwakilan 500.415.911 379.630.194 427.262.966 312.628.966 927.678.877 692.259.160
Jumlah Direktorat 313.375.000 146.840.000 189.297.200 189.297.200 502.672.200 336.137.200
Jumlah Bidang AN di Perwakilan 500.415.911 379.630.194 427.262.966 312.628.966 927.678.877 692.259.160
Jumlah 3 813.790.911 526.470.194 64,69 616.560.166 501.926.166 81,41 1.430.351.077 1.028.396.360 71,90
Jumlah 1 + 2 + 3 24.859.117.503 23.980.888.679 96,47 15.075.325.709 12.078.582.630 80,12 39.934.443.211 36.059.471.309 90,30
LAMPIRAN 2
TARGET DAN REALISASI SDM TAHUN 2019
DEPUTI BIDANG AKUNTAN NEGARA (5 DIREKTORAT DAN 34 PERWAKILAN)
SDM 5 DIREKTORAT DAN 34 PERWAKILAN
SASARAN STRATEGIS/SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA
5 DIREKTORAT 34 PERWAKILAN JUMLAH 5 DIR DAN 34 PWK
2 Meningkatnya Maturitas SPIP 2.1 Persentase Instansi Pemerintah (K/L) Bidang Akuntan Negara 431 431 100,00 - - 431 431 100,00
dengan Maturitas SPIP Level 3
2,2 Persentase Korporasi dengan Efektivitas Sistem Pengendalian 6.396 5.731 89,60 12.909 11.276 87,35 19.305 17.007
Intern Level 3 dari Korporasi yang di evaluasi (Level 3)
3 Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern 3 Persentase APIP Instansi Pemerintah (K/L) Bidang Akuntan 1.014 858 84,62 3.063 2.742 89,52 4.077 3.600 88,30
Pemerintah K/L Negara dengan Kapabilitas Level 3
Jumlah 31.467 29.933 95,13% 96.571 85.678 88,72% 128.038 115.611 90,29%
B SASARAN PROGRAM Indikator Kinerja Program
1 Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional, 1.1 Persentase tindak lanjut rekomendasi Perbaikan Tatakelola, 5.769 5.623 24.411 19.183 30.180 24.806
Pengelolaan Keuangan Negara dan Pengelolaan Pelaksanaan PSN
Korporasi Negara
1,2 Persentase program di korporasi yang memperoleh indeks 258 201 307 305 565 506
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Level 3
1.3 Persentase penghematan biaya (cost saving) dibandingkan 12.190 11.801 10.515 10.518 22.705 22.319
dengan nilai diaudit
1.4 Persentase BUMN/anak perusahaan dengan skor GCG baik dari 3.560 3.488 4.044 3.878 7.604 7.366
yang di-assess
1.5 Persentase BUMN/anak perusahaan yang kinerjanya 304 255 1.486 1.354 1.790 1.609
berpredikat minimal A (Baik)
1.6 Persentase BUMD yang kinerjannya minimal berpredikat baik 922 922 29.901 26.892 30.823 27.814
dari BUMD yang dievaluasi
1,7 Persentase BLUD yang tata kelolanya minimal cukup baik dari 623 623 9.935 9.530 10.558 10.153
BLUD yang dievaluasi
Jumlah 1 23.626 22.913 96,98% 80.599 71.660 88,91% 104.225 94.573 90,74%
2 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP K/L dan 2.1 Persentase Instansi Pemerintah (K/L) Bidang Akuntan Negara 431 431 - - 431 431
Sistem Pengendalian Intern (SPI) Korporasi Bidang dengan Maturita SPIP Level 3
Akuntan Negara
2,2 Persentase Instansi Pemerintah (K/L) Bidang Akuntan Negara - - - - - -
dengan Maturita SPIP Level 2
2.2 Persentase korporasi Bidang Akuntan Negara dengan efektivitas 6.396 5.731 12.909 11.276 19.305 17.007
Sistem Pengendalian Intern Level 3 dari korporasi yang
dievaluasi.
Jumlah 2 6.827 6.162 90,26% 12.909 11.276 87,35% 19.736 17.438 88,36%
3 Meningkatnya Kapabilitas Satuan Pengawasan 3.1 Persentase APIP Instansi Pemerintah (K/L) Bidang Akuntan 75 75 - - 75 75
Intern K/L dan Korporasi Negara dengan Kapabilitas Level 3
3.2 Persentase APIP Instansi Pemerintah (K/L) Bidang Akuntan 145 145 - - 145 145
Negara dengan Kapabilitas Level 2
3.3 Persentase Korporasi dengan Kapabilitas Satuan Pengawas 794 638 3.063 2.742 3.857 3.380
Internal Level 2 dari korporasi yang dievaluasi
Jumlah 3 1.014 858 84,62% 3.063 2.742 89,52% 4.077 3.600 88,30%
Jumlah 1+2+3 31.467 29.933 95,13% 96.571 85.678 88,72% 128.038 115.611 90,29%
LAMPIRAN 3
CAPAIAN PENERAPAN GCG PADA BUMN/ANAK PERUSAHAAN TAHUN 2018
POSISI 31 DESEMBER 2019
LAMPIRAN 4
DAFTAR KINERJA BUMN/ANAK PERUSAHAAN
TAHUN 2018
LAMPIRAN 5
DAFTAR TINGKAT KESEHATAN
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM
TAHUN BUKU 2018
154 154 Kab. Lombok Timur PDAM Kab. Lombok Timur Sehat
155 155 Kab. Sumbawa PDAM Batulanteh Sehat
156 156 Kab. Lombok Utara PDAM Kab. Lombok Utara Sehat
157 157 Kab. Sumba Timur PDAM Matawai Amahu Sehat
158 158 Kab. Kupang PDAM Tirta Lontar Sehat
159 159 Kab. Timor Tengah Utara PDAM Tirta Cendana Sehat
160 160 Kab. Lembata PDAM Kab. Lembata Sehat
161 161 Kab. Flores Timur PDAM Kab. Flores Timur Sehat
162 162 Kab. Sikka PDAM Kab. Sikka Sehat
163 163 Kab. Manggarai PDAM Tirta Komodo Sehat
164 164 Kota Kupang PDAM Kota Kupang Sehat
165 165 Kab. Bengkayang PDAM Kab. Bengkayang Sehat
166 166 Kab. Sekadau PDAM Sirin Meragun Sehat
167 167 Kab. Melawi PDAM Kab. Melawi Sehat
168 168 Kota Pontianak PDAM Tirta Khatulistiwa Sehat
169 169 Kota Singkawang PDAM Kota Singkawang Sehat
170 170 Kab. Kotawaringin Barat PDAM Tirta Arut Sehat
171 171 Kab. Barito Utara PDAM Kab. Barito Utara Sehat
172 172 Kab. Lamandau PDAM Kab. Lamandau Sehat
173 173 Kab. Seruyan PDAM Kab. Seruyan Sehat
174 174 Kab. Katingan PDAM Kab. Katingan Sehat
175 175 Kab. Paser PDAM Tirta Kandilo Sehat
176 176 Kab. Kutai Kartanegara PDAM Tirta Mahakam Sehat
177 177 Kab. Kutai Timur PDAM Tirta Tuah Sehat
178 178 Kab. Berau PDAM Kab. Berau Sehat
PDAM Kab. Penajam Paser
179 179 Kab. Penajam Paser Utara Sehat
Utara
180 180 Kota Samarinda PDAM Tirta Kencana Sehat
181 181 Kota Balikpapan PDAM Tirta Manggar Sehat
182 182 Kota Bontang PDAM Tirta Taman Sehat
183 183 Kab. Malinau PDAM Kab. Malinau Sehat
184 184 Kab. Bulungan PDAM Kab. Bulungan Sehat
185 185 Kab. Nunukan PDAM Kab. Nunukan Sehat
186 186 Kota Tarakan PDAM Tirta Alam Sehat
187 187 Kab. Banjar PDAM Intan Banjar Sehat
188 188 Kab. Barito Kuala PDAM Kab. Barito Kuala Sehat
189 189 Kab. Tapin PDAM Kab. Tapin Sehat
PDAM Kab. Hulu Sungai
190 190 Kab. Hulu Sungai Selatan Sehat
Selatan
PDAM Kab. Hulu Sungai
191 191 Kab. Hulu Sungai Tengah Sehat
Tengah
192 192 Kab. Hulu Sungai Utara PDAM Kab. Hulu Sungai Utara Sehat
193 193 Kab. Tabalong PDAM Kab. Tabalong Sehat
194 194 Kab. Tanah Bumbu PDAM Kab. Tanah Bumbu Sehat
195 195 Kab. Balangan PDAM Kab. Balangan Sehat
196 196 Kota Banjarmasin PDAM Bandarmasih Sehat
PDAM Kab. Bolaang
197 197 Kab. Bolaang Mongondow Sehat
Mongondow
198 198 Kab. Minahasa Utara PDAM Kab. Minahasa Utara Sehat
199 199 Kota Bitung PDAM Duasudara Kota Bitung Sehat
200 200 Kab. Bone Bolango PDAM Kab. Bone Bolango Sehat
201 201 Kota Gorontalo PDAM Kota Gorontalo Sehat
202 202 Kab. Buol PDAM Montanang Sehat
203 203 Kota Baubau PDAM Tirta Semerbak Sehat
204 204 Kabupaten Buton Selatan PDAM Buton Selatan Sehat
254 30 Kab. Tanjung Jabung Barat PDAM Tirta Pengabuan Kurang Sehat
255 31 Kab. Ogan Komering Ulu PDAM Ogan Komering Ulu Kurang Sehat
256 32 Kab. Ogan Komering Ilir PDAM Tirta Agung Kurang Sehat
257 33 Kab. Muara Enim PDAM Lematang Enim Kurang Sehat
258 34 Kab. Ogan Komering Ulu Selatan PDAM Tirta Saka Selabung Kurang Sehat
259 35 Kab. Ogan Ilir PDAM Tirta Ogan Kurang Sehat
260 36 Kab. Bangka Tengah PDAM Tirta Bangka Tengah Kurang Sehat
261 37 Kab. Belitung Timur PDAM Belitung Timur Kurang Sehat
262 38 Kota Pangkal Pinang PDAM Kota Pangkal Pinang Kurang Sehat
263 39 Kab. Lampung Selatan PDAM Tirta Jasa Kurang Sehat
264 40 Kab. Garut PDAM Tirta Intan Kurang Sehat
265 41 Kota Banjar PDAM Tirta Anom Kurang Sehat
266 42 Kab. Banjarnegara PDAM Tirta Bara Kurang Sehat
267 43 Kab. Pacitan PDAM Kab. Pacitan Kurang Sehat
268 44 Kab. Mojokerto PDAM Djoebel Tirta Kurang Sehat
269 45 Kab. Ngawi PDAM Kab. Ngawi Kurang Sehat
270 46 Kab. Pamekasan PDAM Kab. Pamekasan Kurang Sehat
271 47 Kota Blitar PDAM Kota Blitar Kurang Sehat
272 48 Kab. Sumbawa Barat PDAM Kab. Sumbawa Barat Kurang Sehat
PDAM Kab. Timor Tengah
273 49 Kab. Timor Tengah Selatan Kurang Sehat
Selatan
274 50 Kab. Belu PDAM Atambua Kurang Sehat
275 51 Kab. Alor PDAM Nusa Kenari Kurang Sehat
276 52 Kab. Ende PDAM Tirta Kelimutu Kurang Sehat
277 53 Kab. Ngada PDAM Kab. Ngada Kurang Sehat
278 54 Kab. Manggarai Barat PDAM Wae Mbeliling Kurang Sehat
279 55 Kab. Sambas PDAM Kab. Sambas Kurang Sehat
280 56 Kab. Sanggau PDAM Tirta Pancur Aji Kurang Sehat
281 57 Kab. Ketapang PDAM Kab. Ketapang Kurang Sehat
282 58 Kab. Sintang PDAM Tirta Senentang Kurang Sehat
283 59 Kab. Kapuas Hulu PDAM Kab. Kapuas Hulu Kurang Sehat
284 60 Kab. Kubu Raya PDAM Kab. Kubu Raya Kurang Sehat
285 61 Kab. Kotawaringin Timur PDAM Dharma Tirta Sampit Kurang Sehat
286 62 Kab. Kapuas PDAM Kab. Kapuas Kurang Sehat
287 63 Kab. Barito Selatan PDAM Kab. Barito Selatan Kurang Sehat
288 64 Kab. Sukamara PDAM Kab. Sukamara Kurang Sehat
289 65 Kab. Pulang Pisau PDAM Kab. Pulang Pisau Kurang Sehat
290 66 Kab. Gunung Mas PDAM Kab. Gunung Mas Kurang Sehat
291 67 Kota Palangkaraya PDAM Kota Palangkaraya Kurang Sehat
292 68 Kab. Kutai Barat PDAM Tirta Sendawar Kurang Sehat
293 69 Kab. Tanah Laut PDAM Kab. Tanah Laut Kurang Sehat
294 70 Kab. Kota Baru PDAM Kab. Kota Baru Kurang Sehat
295 71 Kab. Kepulauan Sangihe PDAM Kab. Kepulauan Sangihe Kurang Sehat
296 72 Kab. Kep Siau Tagolandang Biaro PDAM Kab. Sitaro Kurang Sehat
297 73 Kota Tomohon PDAM Kota Tomohon Kurang Sehat
298 74 Kab. Boalemo PDAM Tirta Boalemo Kurang Sehat
299 75 Kab. Gorontalo PDAM Kab. Gorontalo Kurang Sehat
300 76 Kab. Pohuwato PDAM Tirta Maleo Kurang Sehat
301 77 Kab. Banggai Kepulauan PDAM Kab. Banggai Kepulauan Kurang Sehat
302 78 Kab. Banggai PDAM Kab. Banggai Kurang Sehat
303 79 Kab. Poso PDAM Kab. Poso Kurang Sehat
304 80 Kab. Donggala PDAM Kab. Donggala Kurang Sehat
305 81 Kab. Toli-Toli PDAM Ogo Malane Kurang Sehat
KATEGORI TB 2018
PDAM SEHAT 224
PDAM KURANG SEHAT 102
PDAM SAKIT 54
TOTAL 380
LAMPIRAN 6
CAPAIAN TATA KELOLA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) TAHUN 2018
2 RS Umum Daerah dr. Chasbullah Jawa Barat 22,00 73,33 31,25 86,81 31,42 92,41 84,67 Baik
Abdulmadjid
3 RS Umum Daerah Ambarawa Jawa Tengah 18,60 62,00 34,00 94,44 31,86 93,72 84,46 Baik
4 RS Umum Daerah Muhammad Sani Kepulauan Riau 19,46 64,88 31,50 87,50 32,33 95,08 83,29 Baik
Kabupaten Karimun
5 RS Umum Daerah dr. Iskak Tulungagung Jawa Timur 20,88 69,58 31,50 87,50 30,33 89,21 82,71 Baik
6 RS Umum Daerah Tarakan Provinsi Kalimantan Utara 20,30 67,67 31,50 87,50 30,78 90,53 82,58 Baik
Kalimantan Utara
7 RSUD Pasar Minggu DKI Jakarta 19,25 64,17 33,50 93,06 28,87 84,91 81,62 Baik
8 RS Umum Haji Surabaya Jawa Timur 22,80 76,00 27,00 75,00 31,81 93,56 81,61 Baik
9 RS Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Aceh 18,81 62,70 31,00 86,11 29,81 87,67 79,62 Baik
10 RS Umum Daerah dr. Soedirman Jawa Tengah 18,77 62,56 29,50 81,94 31,05 91,32 79,32 Baik
Kabupaten Kebumen
11 RS Umum Daerah Sultan Syarif Kalimantan Barat 20,71 69,03 30,75 85,42 27,80 81,78 79,26 Baik
Mohammad Alkadri
12 RS Umum Daerah Labuha Maluku Utara 19,75 65,83 28,50 79,17 30,75 90,44 79,00 Baik
13 RS Umum Daerah Wonosari Daerah Istimewa 16,17 53,89 32,50 90,28 30,29 89,08 78,95 Baik
Yogyakarta
14 RS Umum Daerah Kota Tanjung Pinang Kepulauan Riau 21,20 70,67 26,50 73,61 30,98 91,11 78,68 Baik
15 RS Umum Daerah Puri Husada Tembilahan Riau 19,50 65,00 28,00 77,78 29,78 87,60 77,28 Baik
16 RS Umum Daerah Rantau Prapat Sumatera Utara 18,42 61,39 30,00 83,33 28,79 84,67 77,20 Baik
17 RS Umum Daerah Bagas Waras Jawa Tengah 15,63 52,08 30,75 85,42 30,80 90,59 77,17 Baik
18 RS Umum Daerah Alimuddin Umar Lampung 15,63 52,08 31,75 88,19 29,79 87,62 77,17 Baik
19 RS Umum Daerah Kota Yogyakarta Daerah Istimewa 23,58 78,61 22,75 63,19 30,77 90,50 77,10 Baik
Yogyakarta
20 RS Umum Daerah dr. Murjani Sampit Kalimantan Tengah 18,00 60,00 30,25 84,03 28,78 84,65 77,03 Baik
21 RS Umum Daerah Kota Depok Jawa Barat 18,10 60,33 27,25 75,69 31,40 92,35 76,75 Baik
22 RSUD Kabupaten Tabanan Bali 18,00 60,00 27,25 75,69 31,25 91,91 76,50 Baik
23 RS Umum Sumbawa Besar Nusa Tenggara Barat 22,08 73,61 24,00 66,67 30,33 89,21 76,41 Baik
24 RSUD Wangaya Kota Denpasar Bali 18,07 60,22 27,00 75,00 31,31 92,09 76,38 Baik
25 RSUD Datu Sanggul Rantau Kabupaten Kalimantan Selatan 19,55 65,15 29,50 81,94 27,26 80,17 76,30 Baik
Tapin
26 RS Jiwa Daerah Provinsi Jambi Jambi 20,40 68,00 27,00 75,00 28,80 84,71 76,20 Baik
27 RSUD Raden Mattaher Jambi Jambi 20,40 68,00 27,00 75,00 28,80 84,71 76,20 Baik
28 RSUD Mangusada Kabupaten Badung Bali 17,38 57,92 27,50 76,39 31,32 92,12 76,20 Baik
29 RS Umum Daerah Bendan Kota Pekalongan Jawa Tengah 15,75 52,50 28,59 79,42 31,78 93,47 76,12 Baik
30 RS Umum Daerah Hasanuddin Damrah Bengkulu 17,90 59,67 29,50 81,94 28,59 84,09 75,99 Baik
Manna
31 RS Umum Daerah Dr H Abdul Moeloek Lampung 19,75 65,83 27,00 75,00 29,05 85,44 75,80 Baik
32 RSUD Kabupaten Merauke Papua 20,84 69,47 28,00 77,78 26,89 79,08 75,73 Baik
33 RS Jiwa Menur Jawa Timur 20,75 69,17 26,50 73,61 28,29 83,21 75,54 Baik
34 RS Umum dr. TC Hillers Maumere Nusa Tenggara Timur 18,50 61,67 27,00 75,00 29,82 87,71 75,32 Baik
35 RS Umum Daerah Karawang Jawa Barat 22,10 73,67 23,00 63,89 29,89 87,91 74,99 Baik
36 RSUD Balangan Kabupaten Balangan Kalimantan Selatan 21,13 70,44 24,75 68,75 28,74 84,52 74,62 Baik
37 RS Umum Daerah Kabupaten Majene Sulawesi Barat 16,56 55,19 28,25 78,47 29,27 86,09 74,08 Baik
38 RS Umum Daerah Pariaman Sumatera Barat 14,58 48,61 28,25 78,47 31,17 91,68 74,00 Baik
39 RS Umum Daerah Kabupaten Tangerang Banten 24,42 81,39 21,25 59,03 28,23 83,02 73,89 Baik
40 RS Umum Daerah Curup Bengkulu 17,37 57,91 26,25 72,92 30,24 88,94 73,86 Baik
41 RSUD Mimika Papua 20,36 67,86 24,00 66,67 29,50 86,76 73,86 Baik
42 RS Umum Daerah Waled Jawa Barat 19,45 64,83 22,50 62,50 31,77 93,44 73,72 Baik
43 RS Umum Daerah Arga Makmur Bengkulu 18,38 61,25 28,25 78,47 26,82 78,89 73,45 Baik
44 RS Umum Daerah dr. Ben Mboi Ruteng Nusa Tenggara Timur 16,25 54,17 25,75 71,53 31,04 91,29 73,04 Baik
45 RSUD Budhi Asih DKI Jakarta 15,82 52,73 28,75 79,86 28,30 83,24 72,87 Baik
46 RS Umum Daerah Padang Panjang Sumatera Barat 14,35 47,83 30,00 83,33 28,36 83,41 72,71 Baik
47 RS Umum Daerah kota Cilegon Banten 19,45 64,83 22,50 62,50 30,76 90,47 72,71 Baik
48 RS Umum Daerah Teluk Bintuni Papua Barat 15,50 51,67 28,50 79,17 28,34 83,35 72,34 Baik
49 RSUD Pasar Rebo DKI Jakarta 17,26 57,53 24,50 68,06 30,49 89,68 72,25 Baik
50 RS Umum Daerah Sele Be Solu Papua Barat 14,90 49,67 28,50 79,17 28,78 84,66 72,18 Baik
51 RS Umum Kota Mataram Nusa Tenggara Barat 19,63 65,42 22,75 63,19 29,62 87,12 72,00 Baik
52 RS Umum Daerah dr. Loekmono Hadi Jawa Tengah 19,75 65,83 23,25 64,58 28,75 84,56 71,75 Baik
56 RS Umum Daerah dr. R.M. Pratomo Riau 16,63 55,42 24,75 68,75 29,30 86,18 70,68 Baik
Bagansiapiapi
57 RS Umum Daerah Kec.Mandau Riau 15,67 52,23 25,00 69,44 30,00 88,24 70,67 Baik
58 RS Umum Daerah Tamiang Layang Kalimantan Tengah 19,00 63,33 21,25 59,03 30,20 88,82 70,45 Baik
59 RS Umum Daerah Tarutung Sumatera Utara 19,97 66,56 19,75 54,86 30,29 89,09 70,01 Baik
60 RS Umum Daerah Kabupaten Polewali Sulawesi Barat 14,21 47,36 24,75 68,75 30,80 90,59 69,76 Baik
Mandar
61 RS Umum Daerah Madani Palu Sulawesi Tengah 11,38 37,93 28,25 78,47 30,00 88,24 69,63 Baik
62 RS Khusus Ibu dan Anak Pertiwi Sulawesi Selatan 20,28 67,58 17,00 47,22 32,33 95,08 69,60 Baik
63 RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Gorontalo 15,17 50,57 25,50 70,83 28,84 84,82 69,51 Baik
64 RS Umum Daerah Daya Sulawesi Selatan 19,36 64,53 18,50 51,39 31,58 92,88 69,44 Baik
65 RS Umum Daerah dr. H. Marsidi Judono Kepulauan Bangka Belitung 16,33 54,44 26,25 72,92 26,29 77,32 68,87 Baik
66 RS Umum Daerah Undata Palu Sulawesi Tengah 14,65 48,83 26,50 73,61 27,52 80,94 68,67 Baik
67 RS Umum Karel Sadsuitubun Maluku 14,75 49,17 25,75 71,53 27,99 82,32 68,49 Baik
68 RSUD H. Abdul Manap Jambi 16,33 54,44 22,75 63,19 29,25 86,04 68,34 Baik
69 RS Umum Daerah Solok Sumatera Barat 17,16 57,20 22,25 61,81 28,75 84,56 68,16 Baik
70 RS Umum Daerah dr. H. Chasan Boesoirie Maluku Utara 14,75 49,17 22,50 62,50 30,82 90,66 68,07 Baik
Ternate
71 RS Umum Daerah Kabupaten Landak Kalimantan Barat 13,25 44,17 26,00 72,22 28,81 84,74 68,06 Baik
72 RS Umum Daerah Palembang Bari Sumatera Selatan 14,75 49,17 21,75 60,42 31,32 92,12 67,82 Baik
73 RS Umum Daerah TGK. Chik Ditiro Sigli Aceh 17,65 58,83 23,75 65,97 26,17 76,97 67,57 Baik
74 RS Umum Daerah dr. Rubini Mempawah Kalimantan Barat 16,00 53,33 23,00 63,89 28,29 83,20 67,29 Baik
75 RS Jiwa Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Sumatera Selatan 16,85 56,17 19,50 54,17 30,80 90,58 67,15 Baik
Selatan
76 RS Jiwa Mutiara Sukma Nusa Tenggara Barat 18,69 62,31 17,00 47,22 31,30 92,05 66,99 Baik
77 RS Umum Daerah Kabupaten Bulungan Kalimantan Utara 13,73 45,77 26,50 73,61 26,74 78,65 66,97 Baik
78 RS Umum Daerah Scholoo Keyen Papua Barat 9,40 31,33 29,75 82,64 27,81 81,79 66,96 Baik
79 RS Umum Daerah Nunukan Kalimantan Utara 18,90 63,00 22,75 63,19 25,05 73,68 66,70 Baik
80 Rumah Sakit Umum Daerah Bangka Tengah Kepulauan Bangka Belitung 16,15 53,83 20,75 57,64 29,77 87,57 66,67 Baik
81 RS Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie Kalimantan Timur 18,12 60,39 18,25 50,69 30,25 88,97 66,62 Baik
82 Rumah Sakit Umum Daerah Tani & Nelayan Gorontalo 10,75 35,83 29,50 81,94 26,13 76,85 66,38 Baik
83 Rumah Sakit Umum Daerah Depati Hamzah Kepulauan Bangka Belitung 16,50 55,00 18,75 52,08 31,04 91,30 66,29 Baik
84 RS Umum Daerah Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan 14,92 49,72 26,00 72,22 24,88 73,18 65,80 Baik
85 RS Umum Daerah Berkah Pandeglang Banten 21,67 72,22 16,75 46,53 27,32 80,34 65,73 Baik
86 RS Umum Daerah Kota Kendari Sulawesi Tenggara 18,63 62,10 22,00 61,11 25,04 73,65 65,67 Baik
87 RS Umum Daerah Konawe Selatan Sulawesi Tenggara 12,92 43,07 24,00 66,67 28,62 84,18 65,54 Baik
88 RSUD H. Badaruddin Tanjung Kabupaten Kalimantan Selatan 17,75 59,17 21,50 59,72 26,23 77,14 65,48 Baik
Tabalong
89 RS Umum Daerah Provinsi Kepulauan Riau Kepulauan Riau 14,83 49,43 23,00 63,89 27,29 80,26 65,12 Baik
Tanjungpinang
90 RS Umum Daerah Tobelo Maluku Utara 18,15 60,50 19,50 54,17 27,25 80,15 64,90 Cukup Baik
91 RS Umum Daerah Naibonat Nusa Tenggara Timur 12,00 40,00 25,50 70,83 26,77 78,73 64,27 Cukup Baik
92 RSUD Dr. Sam Ratulangi Sulawesi Utara 9,88 32,92 26,25 72,92 27,71 81,49 63,83 Cukup Baik
93 RSUD Ulin Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan 15,00 50,00 21,75 60,42 27,00 79,41 63,75 Cukup Baik
94 RS Umum Daerah dr. Doris Sylvanus Kalimantan Tengah 19,30 64,33 17,00 47,22 27,27 80,21 63,57 Cukup Baik
Palangka Raya
95 RS Umum dr. M. Haulussy Ambon Maluku 11,80 39,33 22,00 61,11 28,80 84,70 62,60 Cukup Baik
96 UPTD RSUD Bitung Sulawesi Utara 11,50 38,33 23,75 65,97 26,75 78,68 62,00 Cukup Baik
97 RSUD Ratu Aji Putri Botung Kalimantan Timur 17,04 56,81 12,50 34,72 31,22 91,82 60,76 Cukup Baik
98 RS Umum Daerah Langsa Aceh 16,42 54,72 15,00 41,67 27,74 81,58 59,15 Cukup Baik
99 Rumah Sakit Umum Daerah Toto Kabila Gorontalo 13,25 44,17 17,75 49,31 27,40 80,59 58,40 Cukup Baik
100 RS Khusus Ibu dan Anak Siti Fatimah Sulawesi Selatan 16,43 54,75 13,25 36,81 27,83 81,84 57,50 Cukup Baik
101 RSUD Kabupaten Nabire Papua 14,50 48,33 19,00 52,78 23,38 68,77 56,88 Cukup Baik
102 RS Umum Daerah dr. Pirngadi Sumatera Utara 15,00 50,00 14,25 39,58 27,00 79,41 56,25 Cukup Baik
103 RS Umum Daerah Konawe Sulawesi Tenggara 12,60 42,00 24,50 68,06 15,50 45,59 52,60 Cukup Baik
LAMPIRAN 7
EVALUASI EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN KORPORASI
No Perusahaan Level
No Perusahaan Level
LAMPIRAN 8
KAPABILITAS SATUAN PENGAWAS INTERNAL KORPORASI
TAHUN 2019
*)
DC = Dengan Catatan
Nomor: Lap-01/D4/03/2020
Tanggal: 2 Januari 2020
DEPUTI BIDANG AKUNTAN NEGARA
Gedung BPKP Pusat Lantai 8
Jalan Pramuka No. 33 Jakarta