Anda di halaman 1dari 154

2019

DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Daftar Lampiran iii
Pernyataan Tanggung Jawab iv
Ringkasan 1
I. Laporan Realisasi Anggaran..................................................................................................... 3

II. Neraca ....................................................................................................................................... 4

III. Laporan Operasional ................................................................................................................. 6

IV. Laporan Perubahan Ekuitas ...................................................................................................... 7

V. Catatan atas Laporan Keuangan 8

A. Penjelasan Umum 8

B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran 62

C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca 69

D. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Operasional 104

E. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas 113

F. Pengungkapan Penting Lainnya 126

VI. Lampiran dan Daftar

Daftar Isi Halaman -ii-


DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A1 : Rincian Nilai Perolehan, Akumulasi dan Nilai Buku Aset Tetap
Lampiran A2 : Tabel Konstruksi Dalam Pengerjaan
Lampiran A3 : Laporan-laporan Pendukung
a. Neraca, LRA, LO, dan LPE
b. Laporan Pendukung Laporan Keuangan
c. Laporan Barang Pengguna
d. Daftar Rekening Pemerintah
e. Rencana Tindak Lanjut BPK
f. Daftar lainnya sebagai pendukung Laporan Keuangan
• Laporan Persediaan
• Catatan atas Laporan Barang Milik Negara

• Daftar Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran dan Kas Lainnya dan Setara Kas.

• Daftar Perkembangan Penyelesaian Kerugian Negara

• Dokumen Lainnya

Daftar Isi Halaman -iii-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

Laporan Keuangan LAPAN per 31 Desember 2019 ini telah di susun dan disajikan sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) dan berdasarkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di
lingkungan pemerintah. Laporan Keuangan ini meliputi :

1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan


realisasinya, yang mencakup unsur-unsur pendapatan - LRA dan belanja selama periode 1
Januari sampai dengan 31 Desember 2019. Realisasi Pendapatan Negara pada 31 Desember
2019 adalah berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp5.600.804.991 atau
mencapai 189% dari estimasi pendapatan – LRA sebesar Rp2.955.754.000. Realisasi
Belanja Negara pada 31 Desember 2019 adalah sebesar Rp796.286.547.322 atau mencapai
95% dari alokasi anggaran sebesar Rp840.881.697.000.

2. NERACA

Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana
pada 31 Desember 2019. Nilai Aset per 31 Desember 2019 dicatat dan disajikan sebesar
Rp3.793.015.643.350 yang terdiri dari Aset Lancar sebesar Rp65.500.739.001 Aset Tetap
(neto) sebesar Rp3.319.242.443.737, Piutang Jangka Panjang (neto) Rp877.859.343, dan
Aset Lainnya (neto) sebesar Rp407.394.601.269. Nilai Kewajiban dan Ekuitas masing-
masing sebesar Rp1.231.345.947 dan Rp3.791.784.297.403.

3. LAPORAN OPERASIONAL

Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-LO, beban, surplus/defisit dari


operasi, surplus/defisit dari kegiatan non operasional, surplus/defisit sebelum pos luar biasa,
pos luar biasa, dan surplus/defisit-LO, yang diperlukan untuk penyajian yang wajar.
Pendapatan-LO untuk periode sampai dengan 31 Desember 2019 adalah sebesar
Rp2.327.097.145 sedangkan jumlah beban adalah sebesar Rp570.136.472.518 sehingga
terdapat defisit dari Kegiatan Operasional senilai Rp567.809.375.373. Kegiatan Non

Ringkasan Halaman- 1 -
Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Operasional surplus sebesar Rp5.219.456.012 sehingga entitas mengalami Defisit-LO


sebesar Rp562.589.919.361.

4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun
pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas pada tanggal 01 Januari 2019
adalah sebesar Rp2.128.823.357.756 dikurangi Defisit-LO sebesar Rp562.589.919.361
kemudian ditambah koreksi-koreksi yang menambah ekuitas sebesar Rp1.434.896.567.894
ditambah Transaksi Antar Entitas sebesar Rp790.654.291.114 sehingga Ekuitas pada
tanggal 31 Desember 2019 adalah senilai Rp3.791.784.297.403

5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan atau
daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi
Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula
dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar
Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-¬pengungkapan lainnya yang diperlukan
untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan.

Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai dengan
tanggal 31 Desember 2019 disusun dan disajikan berdasarkan basis kas. Sedangkan Neraca,
Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas 31 Desember 2019 disusun dan
disajikan dengan basis akrual.

Ringkasan Halaman- 2 -
Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPAN
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019 DAN 31 DESEMBER 2018

(Dalam Rupiah)
31 DES EMB ER 2019 31 DES EMB ER 2018

Urai an C atatan %
An ggaran Re al i s as i te rh adap Re al i s as i
An ggaran

PENDAPATAN B .1

P enerimaan Negara
2.955.754.000 5.600.804.991 189,49 12.781.142.259
Bukan P ajak

Ju m l ah
2.955.754.000 5.600.804.991 189,49 12.781.142.259
Pe n dapatan

B ELANJA B .2
Belanja P egawai B .3 199.670.660.000 196.348.491.501 98,34 148.180.497.320
Belanja Barang B .4 172.677.067.000 162.502.744.457 94,11 196.066.274.249
Belanja Modal B .5 468.533.970.000 437.435.311.364 - 460.873.684.051

Ju m l ah B e l an ja 840.881.697.000 796.286.547.322 94,70 805.120.455.620

Laporan Realisasi Anggaran Halaman- 3 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

II. NERACA
LAPAN
NERACA
PER 31 DESEMBER 2019 DAN 31 DESEMBER 2018
(Dalam Rupiah)

NAMA PERKIRAAN CATATAN 31 DES EMBER 2019 31 DES EMBER 2018

1 2 3 4
AS ET
AS ET LANCAR
Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 - 88,731,703
Kas Lainnya dan Setara Kas C.2 1,772,240 32,025,846
Belanja Dibayar di M uka C.3 35,750,000 37,950,000
Piutang Bukan Pajak C.4 5,673,118,370 108,908,698
Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang
Bukan Pajak C.5 (28,365,592) (544,543)
Bagian Lancar Tagihan Tuntutan
1,688,093,229 2,100,434,041
Perbendaharaan/TGR C.6
Penyisihan Pitang tak Tertagih-Bagian
(8,440,466) (10,502,170)
Lancar TP/TGR C.7
Persediaan C.8 58,138,811,220 57,318,366,099
Jumlah Aset Lancar 65,500,739,001 59,675,369,674

PIUTANG JANGKA PANJANG


Piutang Tagihan TP/TGR C.9 7,487,105,546 8,360,332,688
Penyisihan Piutang Tak Tertagih-TP/TGR C.10 (6,609,246,203) (5,777,466,579)
Jumlah Piutang Jangka Panjang 877,859,343 2,582,866,109

AS ET TETAP
Tanah C.11 1,612,229,053,490 325,015,190,655
Peralatan dan M esin C.12 1,795,425,017,339 1,368,808,513,310
Gedung dan Bangunan C.13 368,971,545,823 317,054,317,655
Jalan, Irigasi dan Jaringan C.14 58,610,857,849 42,420,442,869
Aset Tetap Lainnya C.15 13,396,253,680 13,422,975,780
Konstruksi Dalam Pengerjaan C.16 400,425,130,743 583,053,947,699
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap C.17 (929,815,415,187) (865,317,740,818)
Jumlah Aset Tetap 3,319,242,443,737 1,784,457,647,150

Neraca Halaman- 4 -
Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

NAMA PERKIRAAN CATATAN 31 DESEMBER 2019 31 DESEMBER 2018

1 2 3 4
ASET LAINNYA
Aset Tak Berwujud C.18 478,841,435,597 374,445,802,861
Aset Tak Berwujud Dalam Pengerjaan C.19 35,477,750,810 4,528,150,000
Aset Lain-Lain C.20 96,279,697,967 5,983,005,475
Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset
C.21 (203,204,283,105) (92,450,094,250)
Lainnya
Jumlah Aset Lainnya 407,394,601,269 292,506,864,086
JUMLAH ASET 3,793,015,643,350 2,139,222,747,019

KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Uang Muka dari KPPN C.22 - 88,731,703
Utang kepada Pihak Ketiga C.23 1,149,792,663 10,216,744,310
Utang Jangka Pendek Lainnya C.24 1,762,909 -
Pendapatan diterima dimuka C.25 79,790,375 93,913,250
JUMLAH KEWAJIBAN 1,231,345,947 10,399,389,263

EKUITAS
Ekuitas C.26 3,791,784,297,403 2,128,823,357,756
JUMLAH EKUITAS 3,791,784,297,403 2,128,823,357,756
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 3,793,015,643,350 2,139,222,747,019

Neraca Halaman- 5 -
Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

III. LAPORAN OPERASIONAL

LAPAN
LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019 DAN 31 DESEMBER 2018

(Dalam Rupiah)

Uraian Catatan 31 Desember 2019 31 Desember 2018


KEGIATAN OPERASIONAL
PENDAPATAN
Penerimaan Negara Bukan Pajak D.1 2,327,097,145 1,325,313,181
JUMLAH PENDAPATAN 2,327,097,145 1,325,313,181

BEBAN
Beban Pegawai D.2 187,166,697,100 157,526,147,794
Beban Persediaan D.3 12,264,658,585 9,937,251,452
Beban Barang dan Jasa D.4 95,954,613,355 128,384,659,425
Beban Pemeliharaan D.5 23,242,283,298 23,029,881,350
Beban Perjalanan Dinas D.6 33,469,010,719 32,847,430,138

Beban Barang untuk Diserahkan kepada masyarakat D.7 1,031,707,250 481,200,000

Beban Penyusutan dan Amortisasi D.8 216,149,963,242 162,279,517,553

Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih D.9 857,538,969 1,084,597,435

JUMLAH BEBAN 570,136,472,518 515,570,685,147


SURPLUS (DEFISIT) DARI KEGIATAN
(567,809,375,373) (514,245,371,966)
OPERASIONAL

KEGIATAN NON OPERASIONAL D.10


Surplus Pelepasan Aset Non Lancar 282,954,736 (297,284,504)

Surplus Dari Kegiatan Non Operasional Lainnya 4,936,501,276 8,654,500,721

SURPLUS (DEFISIT) DARI KEGIATAN NON


5,219,456,012 8,357,216,217
OPERASIONAL
SURPLUS (DEFISIT) SEBELUM POS LUAR
(562,589,919,361) (505,888,155,749)
BIASA

POS LUAR BIASA D.11


Beban Luar Biasa
SURPLUS (DEFISIT) POS LUAR BIASA

SURPLUS/DEFISIT LO (562,589,919,361) (505,888,155,749)

Laporan Operasional Halaman- 6 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

LAPAN
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019 DAN 31 DESEMBER 2018

(Dalam Rupiah)
Uraian Catatan 31 Desember 2019 31 Desember 2018
EKUITAS AWAL E.1 2.128.823.357.756 1.831.483.437.095
SURPLUS/DEFISIT LO E.2 (562.589.919.361) (505.888.155.749)
KOREKSI YANG
MENAMBAH/MENGURANGI EKUITAS
DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN E.3
KEBIJAKAN/KESALAHAN
MENDASAR
KOREKSI NILAI PERSEDIAAN E.3.1 17.279.554 202.021.629
KOREKSI ATAS REKLASIFIKASI E.3.2 (45.279.044.479)
SELISIH REVALUASI ASET E.3.3 1.426.671.882.170
KOREKSI NILAI ASET NON
E.3.4 53.486.970.666 8.471.594.308
REVALUASI
KOREKSI LAIN-LAIN E.3.5 (520.017) (70.070.412)
JUMLAH 1.434.896.567.894 8.603.545.525
TRANSAKSI ANTAR ENTITAS E.4 790.654.291.114 794.624.530.885
EKUITAS AKHIR E.5 3.791.784.297.403 2.128.823.357.756

Laporan Perubahan Ekuitas Halaman- 7 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

A. PENJELASAN UMUM

Dasar Hukum
A.1.Profil dan Kebijakan Teknis LAPAN
Entitas dan
Rencana
Pembangunan Iptek diarahkan untuk menciptakan dan menguasai
Strategis
ilmu pengetahuan, baik ilmu pengetahuan dasar maupun terapan, serta
mengembangkan ilmu sosial dan humaniora untuk menghasilkan
teknologi dan memanfaatkan teknologi hasil penelitian, pengembangan,
dan perekayasaan bagi kesejahteraan masyarakat, kemandirian dan daya
saing bangsa melalui peningkatan kemampuan dan kapasitas Iptek yang
senantiasa berpedoman pada nilai agama, nilai budaya, nilai etika,
kearifan lokal, serta memperhatikan sumber daya dan kelestarian
lingkungan hidup. Berdasarkan paparan bidang Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (Iptek) dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) ke-3 yang sesuai amanat Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 disampaikan bahwa
Pembangunan Keunggulan Kompetitif Perekonomian berbasis pada: (1)
Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia; (2) Sumber daya Manusia
(SDM) yang berkualitas; (3) Kemampuan Iptek. Terdapat 7 bidang
strategis dalam RPJPN 2005-2025, yaitu: Pertanian dan Ketahanan
Pangan; Teknologi Kesehatan dan Obat; Energi, Energi Baru dan
Terbarukan; Teknologi Informasi dan Komunikasi; Teknologi
Transportasi; Material Maju, serta peningkatan jumlah penemuan dan
pemanfaatannya dalam sektor produksi. Dukungan tersebut dilakukan
melalui pengembangan sumber daya manusia Iptek, peningkatan anggaran
riset, pengembangan sinergi kebijakan Iptek lintas sektor, perumusan
agenda riset yang selaras dengan kebutuhan pasar, peningkatan sarana dan
prasarana Iptek, dan pengembangan mekanisme intermediasi Iptek.
Dukungan tersebut dimaksudkan untuk penguatan sistem inovasi dalam
rangka mendorong pembangunan ekonomi yang berbasis pengetahuan.

Iptek penerbangan dan antariksa merupakan salah satu mesin


penggerak pembangunan ekonomi seperti pemanfaatan untuk

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-8-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

telekomunikasi, navigasi, pengembangan satelit, perencanaan tataguna


lahan untuk pengembangan wilayah, perencanaan pengembangan
infrastruktur (jaringan jalan, jaringan telekomunikasi, dan sebagainya),
pengelolaan sumberdaya alam (hutan produksi, perkebunan, perikanan,
pertanian, pertambangan, sumberdaya air), pemantauan lingkungan
(cuaca, perubahan iklim dan sebagainya), sehingga dapat menjadi dasar
arah pengembangan dan program dasar kemandirian teknologi nasional
berbasis penerbangan dan antariksa. Penguasaan teknologi dirgantara
khususnya teknologi roket dan satelit sangat penting dalam rangka
mencapai kemandirian bangsa untuk menjamin kelangsungan
pemanfaatan teknologi yang dimiliki Lembaga Penerbangan dan
Antariksa Nasional (LAPAN), maupun aspirasi masyarakat terhadap
informasi yang disediakan oleh LAPAN. Penguasaan Iptek penerbangan
dan antariksa sangat penting bagi negara Indonesia yang merupakan
negara kepulauan dengan aspek geografis yang spesifik yaitu wilayahnya
luas, daratannya tersebar, berada di jalur katulistiwa di antara dua benua
dan dua samudera, kaya dengan sumberdaya alam dan rentan terhadap
bencana. Iptek penerbangan dan antariksa juga sangat penting bagi
pengelolaan sumberdaya alam, lingkungan, dan penanganan bencana
melalui penyajian informasi untuk peringatan dini, tanggap darurat dan
rehabilitasi sehingga mempercepat respon terhadap permasalahan-
permasalahan nasional.
Rencana Strategis (Renstra) LAPAN 2015-2019 memberikan
gambaran kuat LAPAN dalam upaya membangun kemandirian di bidang
teknologi dirgantara khususnya roket dan satelit sehingga dapat
meningkatkan pemanfaatan seluas-luasnya Iptek dirgantara untuk
mendukung pembangunan nasional setidaknya dalam bidang ekonomi dan
lingkungan hidup serta memberikan gambaran kesiapan LAPAN dalam
memberikan pelayanan kepada para stakeholder, pengguna dari berbagai
institusi pemerintah, swasta, dunia usaha dan masyarakat.
Renstra LAPAN 2015-2019 merupakan dokumen perencanaan
untuk 5 (lima) tahun ke depan dan telah diselaraskan dengan RPJMN
2015-2019 dan menjadi acuan bagi unit kerja eselon I dan II serta unit
kerja Mandiri (Balai) untuk menyusun Renstra sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-9-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Dengan sudah berlakunya organisasi LAPAN yang baru sesuai


dengan Peraturan Kepala no 8 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja LAPAN yang ditetapkan pada 6 Agustus 2015, maka perlu
dilakukan Revisi Renstra untuk mewadahi adanya penataan organisasi
dengan tugas fungsi yang baru.

A.1.1 Kondisi Umum

A.1.1.1 Profil LAPAN

LAPAN merupakan
Lembaga Pemerintah Non
Kementerian (LPNK) yang
didirikan pada tahun 1963
berdasarkan Keputusan Presiden
Nomor 236 Tahun 1963 tentang
Lembaga Penerbangan dan
Gambar 1.1 Kantor LAPAN Pusat
Angkasa Luar Nasional.
Keputusan Presiden tersebut diperbaharui dan disempurnakan dengan
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas,
Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga
Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005. Keputusan
Presiden tersebut kemudian dijabarkan lebih lanjut dengan Peraturan
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Nomor 05 Tahun
2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Lembaga Penerbangan
dan Antariksa Nasional Nomor 02 Tahun 2011 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
Dengan disahkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21
Tahun 2013 tentang Keantariksaan, dan telah disahkannya Peraturan
Presiden No. 49 Tahun 2015 tentang Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional yang diundangkan pada lembar negara pada 29 April 2015, maka
disusunlah Peraturan Kepala LAPAN tentang Organisasi dan Tata Kerja
No. 8 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja LAPAN yang
merupakan dasar bagi LAPAN untuk melakukan kegiatan penelitian dan
pengembangan Teknologi Penerbangan dan Antariksa.

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-10-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

A.1.1.2 Kedudukan, Tugas, Fungsi Berdasarkan Peraturan Presiden


Nomor 49 Tahun 2015 dan Peraturan Kepala Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional Nomer 8 Tahun 2015

LAPAN adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK)


yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden Republik
Indonesia melalui Menteri yang membidangi urusan pemerintahan di
bidang riset dan teknologi. LAPAN mempunyai tugas melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang penelitian dan pengembangan penerbangan dan
antariksa dan pemanfaatannya serta penyelenggaraan keantariksaan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam melaksanakan tugasnya, LAPAN menyelenggarakan fungsi:

1. Penyusunan kebijakan nasional di bidang penelitian dan


pengembangan sains antariksa dan atmosfer, teknologi penerbangan
dan antariksa, dan penginderaan jauh serta pemanfaatannya;
2. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan sains antariksa dan
atmosfer, teknologi penerbangan dan antariksa, dan penginderaan
jauh serta pemanfaatannya;
3. Penyelenggaraan keantariksaan;
4. Pengkoordinasian kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas
LAPAN;
5. Pelaksanaan pembinaan dan pemberian dukungan administrasi
kepada seluruh unit organisasi di lingkungan LAPAN;
6. Pelaksanaan kajian kebijakan strategis penerbangan dan antariksa;
7. Pelaksanaan penjalaran teknologi penerbangan dan antariksa;
8. Pengelolaan standardisasi dan system informasi penerbangan dan
antariksa;
9. Pengawasan atas pelaksanaan tugas LAPAN; dan
10. Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang penelitian
dan pengembangan sains antariksa dan atmosfer, teknologi
penerbangan dan antariksa, dan penginderaan jauh serta
pemanfaatannya.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana diatas,


LAPAN dikoordinasikan oleh Menteri yang membidangi urusan

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-11-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

pemerintahan di bidang riset dan teknologi.

Berdasarkan kedudukan, tugas, dan fungsi, maka lingkup


kompetensi utama (core competence) yang dilaksanakan LAPAN adalah
pada: (1) penelitian, pengembangan dan pemanfaatan sains antariksa dan
atmosfer, (2) penelitian, pengembangan dan pemanfaatan teknologi
penerbangan dan antariksa, (3) penelitian, pengembangan dan
pemanfaatan penginderaan jauh, dan (4). Kajian kebijakan strategis
penerbangan dan antariksa. Dengan empat kompetensi utama tersebut,
didukung dengan fungsi-fungsi lainnya,LAPAN melaksanakan
penyelenggaran keantariksaan, yaitu kegiatan eksplorasi dan
pemanfaatanantariksayang dilakukanbaik di dan dari bumi, ruang udara,
maupun antariksa.

Pemanfaatan Iptek penerbangan dan antariksa merupakan salah


satu mesin penggerak pembangunan ekonomi seperti pemanfaatan untuk
telekomunikasi, navigasi, pengembangan satelit pendidikan, tele medisin,
perencanaan tataguna lahan untuk pengembangan wilayah, perencanaan
pengembangan infrastruktur (jaringan jalan, jaringan telekomunikasi, dan
sebagainya), pengelolaan sumberdaya alam (hutan produksi, perkebunan,
perikanan, pertanian, pertambangan, sumberdaya air), pemantauan
lingkungan (cuaca, perubahan iklim dan sebagainya), dan untuk
mendukung pertahanan NKRI. Penguasaan Iptek penerbangan dan
antariksa sangat penting bagi negara seperti Indonesia yang merupakan
negara kepulauan dengan aspek geografis yang spesifik yaitu wilayahnya
luas, daratannya tersebar, berada di jalur katulistiwa di antara dua benua
dan dua samudera, kaya dengan sumberdaya alam dan rentan terhadap
bencana. Pengelolaan wilayah negara dengan aspek geografis yang
demikian sangat memerlukan Iptek penerbangan dan antariksa.

Iptek penerbangan dan antariksa memberikan kemampuan dalam


pengelolaan sumberdaya alam, lingkungan, dan penanganan bencana
melalui penyajian informasi untuk peringatan dini, tanggap darurat dan
rehabilitasi. Penguasaan Iptek penerbangan dan antariksa memungkinkan
bagi Indonesia untuk menjaga dan melindungi keutuhan NKRI.
Keberhasilan LAPAN dalam penguasaan Iptek penerbangan dan antariksa
(rancang bangun satelit mikro dan operasional pengendalian serta

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-12-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

penerimaan datanya, rancang bangun roket balistik dan kendali sampai


dengan ukuran 420 mm dan dilanjutkan dengan 550 mm, pelayanan
data/informasi penginderaan jauh untuk pengelolaan sumber daya lahan,
mitigasi bencana, dan mendukung keperluan hankam, serta
pengembangan model dan informasi sains antariksa dan atmosfer) sangat
membantu dan berkontribusi bagi masyarakat Indonesia dalam
kehidupannya.

Cita-cita LAPAN dalam upayanya berkontribusi bagi kemandirian


teknologi dan pemberdayaan Iptek di tengah-tengah masyarakat juga
banyak mengalami kendala. Kendala-kendala tersebut merupakan
strategic issued bagi LAPAN. Pemetaan kendala telah dilakukan,
diantaranya dapat disebutkan:

1. Fasilitas dan kapasitas peralatan penelitian dan laboratorium sangat


terbatas;
2. Ketersediaan SDM yang memadai baik secara kuantitas maupun
kualitas masih kurang dibandingkan dengan program yang harus
dijalankan. Hal ini semakin sulit dengan adanya kebijakan nasional
dalam pembatasan rekruitmen PNS;
3. Anggaran LAPAN dalam 5 tahun terakhir sangat terbatas sehingga
belum memungkinkan pengembangan dan investasi peralatan secara
memadai untuk mendukung penguasaan Iptek penerbangan dan
antariksa.
4. Missile Technology Control Regime (MTCR) yang menghalangi
proses kerjasama Indonesia (LAPAN) dengan negara-negara yang
telah mempunyai kemampuan di bidang teknologi roket dalam rangka
alih teknologi dan pengembangan kemampuan roket LAPAN/
nasional.

Rencana Strategis ini disusun dengan mempertimbangkan Peraturan


Presiden yang baru, yang mengantisipasi perkembangan organisasi
modern serta tantangan sains dan teknologi antariksa.

A.1.1.3 Capaian LAPAN TA 2019 Audited

Sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) yang


bertugas di bidang penelitian dan pengembangan kedirgantaraan dan

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-13-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

pemanfaatannya, LAPAN telah menghasilkan berbagai kemajuan


penguasaan di bidang teknologi penerbangan dan antariksa pada tahun
2019. Pencapaian tersebut telah banyak dimanfaatkan oleh pengguna di
berbagai sektor pembangunan. Berbagai capaian tersebut diantaranya:
litbang yang dihasilkan di bidang sains antariksa dan sains atmosfer,
rancang bangun teknologi satelit, pengembangan teknologi roket sonda,
pengembangan teknologi penerbangan, serta litbang di bidang
penginderaan jauh dan kajian kebijakan.

Pencapaian tersebut merupakan acuan bagi LAPAN untuk terus


berbenah dalam orientasi bersama untuk mewujudkan pusat unggulan di
setiap kompeterisi LAPAN pada periode pembangunan berikutnya.
Adapun capaian pada tahun 2019 yang telah dihasilkan sebagai berikut:

a. Pengembangan Teknologi Satelit LAPAN


Satelit LAPAN-A2 telah beroperasi empat tahun lebih semenjak
diluncurkan pada tanggal 28 September 2015. Satelit LAPAN-A2
beroperasi di orbit ekuatorial dengan inklinasi 6 derajat sehingga
menyapu seluruh wilayah Indonesia sebanyak 14 kali sehari. Dengan
demikian tidak membutuhkan stasiun bumi relay di negara lain. Misi
satelit LAPAN-A2 dapat dibagi menjadi empat tema, yaitu misi
penginderajaan jauh, misi pengamatan bumi, misi pemantauan maritim
serta misi komunikasi amatir. Misi penginderajaan jauh dilakukan dengan
menggunakan kamera digital, misi pengamatan bumi dilakukan dengan
menggunakan kamera video, misi pemantauan maritim dilakukan dengan
menggunakan Automatic Identification System (AIS), serta misi
komunikasi menggunakan Voice Repeater (VR) dan Automatic Packet
Reporting System (APRS).

Satelit LAPAN-A2 memiliki sebuah kamera matriks digital


dengan resolusi spasial 3,5 meter dengan cakupan observasi seluas 7x7
km, serta memiliki resolusi radiometri 12 bit. Kamera digital satelit
LAPAN-A2 tersebut memiliki tiga kanal warna yaitu merah, hijau, dan
biru, serta menggunakan filter Bayer dengan format BGGR. Misi utama
kamera digital satelit LAPAN-A2 adalah pemantauan wilayah Indonesia.
Karena memiliki orbit ekuatorial, kamera digital satelit LAPAN-A2 dapat
melakukan pengamatan wilayah Indonesia dengan frekuensi observasi

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-14-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

yang cukup tinggi. Beberapa misi pemantauan dengan target dan tujuan
tertentu yang dilakukan selama tahun 2019 antara lain pemantauan
wilayah Kota Kinabalu, Sandakan, Banjarmasin, Pekanbaru, Pelabuhan
Merak, Gunung Merbabu, Palu, Ujung Pandang dan Parepare.
Pengamatan kamera digital satelit LAPAN-A2 tersebut dilakukan dengan
menggunakan beberapa metode pengamatan, yaitu pengamatan nadir,
pengamatan off-nadir, dan pengamatan target-pointing.

Satelit LAPAN-A2 menggunakan AIS sebagai muatan untuk


mendeteksi pergerakan kapal di wilayah perairan dunia. Perangkat yang
digunakan yaitu AISat Receiver (ASR-100) yang diproduksi di
Kongsberg, Norwegia. ASR-100 menggunakan metode komunikasi radio
Time Division Multiple Access (TDMA) untuk menerima sinyal AIS yang
dikirimkan oleh seluruh kapal yang berada di dalam jangkauan satelit
pada saat melintas di atasnya. Saat ini, data AIS yang dihasilkan satelit
LAPAN-A2 telah dimanfaatkan oleh berbagai institusi seperti PSTA-
LAPAN, Kementrian Kelautan dan Perikanan, serta ISRO-India.

Satelit LAPAN-A2/ORARI merupakan satelit eksperimen


pengamatan bumi dan membawa misi komunikasi radio amatir (ORARI –
Organisasi Radio Amatir Indonesia) yaitu voice repeater (VR). VR dapat
digunakan untuk komunikasi antar pulau dan dapat digunakan dalam
mendukung mitigasi bencana ketika jaringan komunikasi terrestrial
terputus. VR menggunakan frekuensi (very high frequency) VHF
145.880MHz untuk uplink dan frekuesi ultra high frequency (UHF)
435.880MHz untuk downlink.

Salah satu muatan yang dimiliki satelit LAPAN-A2 terkait misi


komunikasi amatir adalah Automatic Packet Reporting System (APRS).
Misi operasi standar APRS dilakukan dua kali sehari, yaitu pagi dan
malam di hari kerja sedangkan di hari libur dilakukan satu kali sehari.
Untuk misi APRS dimulai dari wilayah Indonesia pada pagi hari
sedangkan untuk misi APRS dimulai dari wilayah India pada malam hari.
Misi dan operasi APRS tambahan dapat dilakukan apabila ada permintaan
atau kebutuhan yang mendesak. Secara umum, layanan APRS satelit
LAPAN-A2 dapat dimanfaatkan untuk komunikasi antar pengguna radio
amatir dan sebagai alat bantu komunikasi suara pada saat terjadi bencana.

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-15-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Ketika jaringan komunikasi terrestrial terputus. APRS menggunakan


frekuensi very high frequency (VHF) 145.880MHz untuk downlink dan
uplink.

Satelit LAPAN-A3/LAPAN-IPB adalah satelit generasi ke-3


LAPAN yang telah diluncurkan pada tanggal 22 Juni 2016 dengan orbit
polar pada ketinggian 505 km. Misi satelit LAPAN-A3 dapat dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu misi penginderajaan jauh, misi pengamatan
bumi, dan misi pemantauan maritim. Misi penginderajaan jauh satelit
LAPAN-A3 dilakukan dengan menggunakan kamera multispektral dan
kamera digital, misi pengamatan bumi dilakukan dengan menggunakan
kamera video, kamera thermal dan sensor magnetometer, serta misi
pemantauan maritim dilakukan dengan menggunakan Automatic
Identification System (AIS). Secara umum, pada tahun 2019 ini kamera
digital satelit LAPAN-A3 telah menghasilkan 217 pengamatan. Dengan
resolusi spasial citra 3 meter, tampak bahwa data citra kamera digital
satelit LAPAN-A3 dapat dimanfaatkan untuk pemantauan tutupan lahan
wilayah perkotaan terkait perencanaan tata ruang kota serta pemantauan
maritim terkait validasi data Automatic Identification System (AIS).

Satelit LAPAN-A3 memiliki sebuah kamera multispektral untuk


melakukan misi penginderaan jauh wilayah Indonesia. Kamera
multispektral tersebut memiliki empat kanal RGB-Nir dengan resolusi
spasial 15 meter, lebar sapuan 120 km dan resolusi radiometri 16 bit, serta
memiliki waktu revisit kurang lebih 21 hari. Misi utama kamera
multispektral satelit LAPAN-A3 adalah pemantauan wilayah Indonesia
untuk pemanfaatan penginderaan jauh, guna melengkapi data
penginderaan jauh nasional yang diperoleh dari beragam satelit asing
internasional. Karena memiliki orbit polar, satelit LAPAN-A3 akan
melintasi Indonesia minimal dua kali pada pagi hari dan dua kali pada
malam hari, dengan waktu equatorial crossing kurang lebih pada pukul
09.30 waktu lokal. Pada tahun 2019 ini, kamera multispektral satelit
LAPAN-A3 juga secara reguler mengamati wilayah luar negeri karena
keberadaan antena penerima ViaSat di stasiun bumi Rancabungur
memungkinkan satelit LAPAN-A3 untuk melakukan transmisi data
muatan dengan kuantitas yang lebih besar. Sejak mengorbit pada bulan

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-16-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Juni 2016, kamera multispektral satelit LAPAN-A3 telah menghasilkan


kurang lebih 1600 citra pengamatan wilayah Indonesia.

Kamera thermal satelit LAPAN-A3, yang umum disebut sebagai


microbolometer, merupakan kamera komersial dari produsen FLIR TAU
640 yang memiliki spektral 8-12µm. Misi dan operasi kamera thermal
satelit LAPAN-A3 dilakukan dalam posisi satelit nadir pada saat satelit
melintas di sekitar daerah stasiun bumi Rancabungur. Beberapa
penggunaan data kamera thermal satelit LAPAN-A3 antara lain
pengamatan temperatur permukaan bumi, pengamatan kebakaran hutan
dan erupsi gunung berapi, validasi data kamera digital dan kamera
multispektral satelit LAPAN A3.

Salah satu misi pemantauan bumi satelit LAPAN-A3 adalah


pemantauan besar medan magnet bumi dengan menggunakan Hybrid
Fluxgate Magnetometer (HFGM) sebagai muatan eksperimental untuk
mengukur medan magnet bumi. Data medan magnet bumi yang
dihasilkan HFGM satelit LAPAN-A3 telah dimanfaatkan oleh Pusat Sains
Antariksa-LAPAN untuk menentukan korelasi antara solar flare dengan
besar medan magnet bumi. Selain itu, data HFGM satelit LAPANA3
memiliki potensi untuk dimanfaatkan oleh Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk memprediksi lokasi dan
waktu terjadinya gempa bumi. Secara umum, proses akuisisi dan
pengolahan data magnetometer satelit LAPAN-A3 pada tahun 2019 telah
menghasilkan 3014 jam.

Satelit LAPAN-A3 menggunakan AIS sebagai muatan untuk


mendeteksi pergerakan kapal di wilayah perairan dunia. Sama seperti
satelit LAPAN-A2, data AIS satelit LAPAN-A3 telah dimanfaatkan oleh
berbagai institusi seperti PSTALAPAN, Kementrian Kelautan dan
Perikanan, serta ISRO-India. Satelit LAPAN-A3 memiliki penerima AIS
dan sistem pengolahan data yang sama persis seperti satelit LAPAN-A2.
Perbedaan antara AIS satelit LAPAN-A2 dan LAPAN-A3 hanya terletak
pada orbit satelitnya saja, AIS satelit LAPAN-A2 menghasilkan data AIS
di wilayah ekuatorial saja, dimana wilayah perairan Indonesia dapat
diamati sebanyak 14 kali dalam sehari. Sementara itu, AIS satelit
LAPAN-A3 hanya dapat mengamati perairan wilayah Indonesia sekitar 6

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-17-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

kali sehari, tetapi mampu mengamati seluruh wilayah perairan di dunia.

Satelit LAPAN-A4 adalah satelit generasi ke-4 milik LAPAN


dengan membawa misi Pengamatan bumi menggunakan kamera
multispektral resolusi menengah dan resolusi tinggi, Aplikasi maritim
untuk pemantauan lalu lintas kapal laut menggunakan spacebased-
Automatic Identification System (AIS), Misi ilmiah pengukuran medan
magnet menggunakan spacebased-magnetometer, Eksperimen muatan
termal infra merah menggunakan sensor bolometer, dan Ekperimen
subsistem satelit hasil pengembangan Pusteksat LAPAN. Secara umum,
misi dari satelit LAPAN-A4 merupakan kelanjutan dari misi satelit-satelit
sebelumnya yaitu misi pengamatan bumi dari sisi massa, satelit LAPAN-
A4 menjadi lebih besar karena semakin kompleksnya subsistem atau
komponen yang akan dibawanya. Satelit LAPAN-A4 muatan utamanya
adalah kamera line scanner resolusi tinggi dan AIS. Secara keseluruhan
kegiatan Assembly, Integration, dan Test (AIT) satelit LAPAN A4 pada
tahun 2019 telah mencapai 57,6 %. Kegiatan AIT akan dilanjutkan pada
tahun 2020 dengan target Flight Model (FM).

Satelit LAPAN-A5 adalah satelit generasi ke-5 yang akan


dibangun oleh LAPAN dengan misi penginderaan jauh berbasis synthetic
aperture radar. Satelit ini diharapkan dapat mengamati permukaan bumi
baik daratan maupun lautan. Bebrapa aplikasi yang dapat di monitor
antara lain: pertanian, kehutanan, lalu lintas kapal, pencemaran laut,
gelombang laut dan lain-lain. Kolaborasi nasional untuk Satelit LAPAN
A5 / SAR akan dimulai dengan berkolaborasi pada pengembangan SAR
dalam kegiatan PRN MALE Kombatan 2020-2024. Adapun kegiatan
kerekayasaan yang telah dilakukan adalah perhitungan spesifikasi sistem
SAR untuk keperluan maritime surveillance menggunakan SAR dan AIS,
untuk orbit polar dan equatorial, frekuensi X band, dan target resolusi 10
m telah dilakukan.

Mikrosatelit yang dirancang untuk mendukung misi utama


(Satelit komunikasi) yaitu sistem peringatan dini dan pemantauan lalu
lintas laut & udara di Indonesia dengan diberi nama Newsat (Nusantara
Early Warning Satelit). NEWSat akan mengorbit di khatulistiwa pada
ketinggian 600 km, sehingga satelit akan memiliki periode orbit sekitar

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-18-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

100 menit dan melewati Indonesia 14,5 kali dalam 25 menit durasi per
pass. Pada tahun 2019, satelit komunikasi telah menghasilkan Pleminary
Design Review tahap 1.

b. Pengembangan Teknologi Aeronautika Berbasis Pesawat Udara dan


Pesawat Tanpa Awak

Pengembangan kegiatan litbang LAPAN dalam bidang


Aeronautika adalah melakukan pembuatan model disain moda
transportasi pesawat udara perintis. Pada proses manufaktur LAPAN
bekerjasama dengan PT. Dirgantara Indonesia (PT. DI).

Pesawat N-219 yang pembuatannya dilakukan sejak tahun 2011


memiliki dimensi dan kapasitas yanglebih besar dari Twin Otter, dengan
memiliki kapasitas penumpang 19 orang, memilikimuatan kargo hingga 2
Ton, dan dapat melakukan landing maupun takeoff pada runway yang
pendek. Pesawat N219 bermesin 2 memiliki spesifikasi jarak jangkauan
1.111 km, berat muatan maksimum 2500 kg, dan panjang landasan 465 m.
Proyek N219 melibatkan banyak lembaga terkait di Indonesia
dengan kegiatan-kegiatan yang meliputi: perencanaan, pendanaan,
rancang bangun, sertifikasi, pemasaran dan penggunaan. Lembaga yang
secara intensif pada saat ini berkoordinasi untuk mensukseskan proyek
N219 adalah LAPAN, BPPT, BAPPENAS, Kementerian Keuangan,
Kementerian Perhubungan, Kementerian Riset dan Teknologi, dan
Kementerian Perindustrian. Semua lembaga terkait diharapkan dapat
memfungsikan diri sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing
lembaga untuk mendukung proses rancang bangun N219.
Peran SDM LAPAN dalam program pengembangan N219
disesuaikan dengan Tupoksi dan peran bidang masing-masing. Pada
program ini, telah terlibat 28 staff Engineering Pustekbang yang terdiri
dari para peneliti dan perekayasa, menjalani ToT (Transfer of
Technology) di PT.DI mulai dari bulan maret sd desember 2014. Seluruh
staff LAPAN terjun langsung dalam pembuatan desain struktur, desain
performansi, analisa aerodinamika, perhitungan stability and control,
desain power, desain engineering flight simulator, desain avionic system,
pembuatan manual regulasi dan sebagainya dalam 14 spesialis keahlian

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-19-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

teknologi pesawat terbang. Dari beberapa staff LAPAN yang bekerja di


desain center N219 di PTDI Bandung, beberapa diantaranya mempunyai
tugas penting dalam desain dan analisa struktur kursi pesawat, desain dan
analisa skin reinforcement untuk wing, analisa engine performansi dsb.
Diharapkan dengan keterlibatan SDM LAPAN dalam program
pengembangan N219 ini, dapat membantu kesuksesan program dan
dimasa mendatang, LAPAN mempunyai SDM yang ahli dalam
penguasaan teknologi penerbangan.
Pada tanggal 16 Agustus 2017 telah dilakukan uji terbang
perdana pesawat N219 di landasan pacu Husein Sastranegara dihadiri
seluruh pejabat LAPAN, Direksi PT. DI dan seluruh pegawai PT. DI.
Setelah uji terbang perdana ini, test, analisa dan improvemnet tidak
berhenti sampai disini saja, pesawat N219 masih harus melalui tahap
Fatigue Test 3000 Flight Cycle, Flight Test Certification sebanyak 400
FH untuk mendapatkan Type Certification di tahun 2019 ini.
Type certificate adalah sertifikasi kelaikan udara dari desain
manufaktur pesawat. Sertifikat ini dikeluarkan oleh badan pengatur dalam
hal ini yang berwenang di wilayah Indonesia adalah Direktorat Kelaikan
Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara, Kementerian Perhubungan.
Diharapkan pada nantinya purwarupa pesawat pertama N219 sudah siap
dan laik untuk memasuki pasar. Dengan prioritas memenuhi kebutuhan
dalam negeri dengan harga yang kompetitif.
Flight Test Certification sebanyak 400 FH telah tercapai di tahun
2019. Namun demikian type certificate belum bisa didapatkan. Saat ini
PTDI sedang berusaha untuk melengkapi dokumen-dokumen dan uji
ulang terkait dengan uji darat seperti wing static limit load test, fatigue
test, yang belum lulus sesuai dengan regulasi yang dipersayaratan sebagai
persyaratan diakuinya uji terbang eksperimental sebagai kredit dari
sertifikasi. Kedepannya PTDI yang bermitra dengan Pustekbang dalam
pengembangan pesawat N219 berkomitmen untuk tetap menyelesaikan
seluruh proses sertifikasi baik terkait dengan uji darat dan uji terbang yang
tersisa hingga TC didapat.
Program pengembangan pesawat N219 Amphibi pada tahun 2018
telah memasuki tahapan feasibility study dan technology readiness yang
berkolaborasi dengan PTDI dan melaksanakan survey ke beberapa lokasi

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-20-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

wisata yang berpotensi menjadi tempat operasional pesawat amphibi.


Hasil kegiatan penyusunan dokumen feasibility study pesawat N219-A
menyatakan bahwa potensi pasar pesawat Amphibi sangatlah besar. Pada
tahapan kegiatan technology readiness, LAPAN bersinergi dengan BPPT
yaitu Balai Besar Teknologi Aerodinamika, Aeroelastika dan
Aeroakustika (BBTA3-BPPT) dalam pengujian terowongan angin (wind
tunnel test), Balai Teknologi Hidrodinamika (BTH-BPPT) dalam
pengujian dan analisis hidrodinamika float desain awal pesawat N219-A,
serta Balai Teknologi Polimer (BTP-BPPT) untuk mendesain stacking
sequences komposit.
Pada tahun 2019 ini, pengembangan pesawat N219 Amphibi
memasuki tahap pembuatan conceptual design float serta desain dan
analisis improvement prototype pesawat dasar. Pada tahap conceptual
design float untuk N219 Amphibi telah dirancang 3 konfigurasi float.
Peningkatan penguasaan dan kemandirian Iptek di bidang
teknologi penerbangan yang maju dilaksanakan dengan upaya
peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui beberapa
program seperti Short Course (hasil kerjasama dengan Ristekdikti melalui
program PNG (Program Non Gelar) Ristekdikti, Transfer of Technology
(TOT) di PTDI maupun di TU Berlin serta Bimbingan Teknis atau
Training di dalam negeri lainnya. Tujuan dari diadakannya Transfer of
Technology (TOT) ini adalah untuk meningkatkan kemampuan SDM di
Pusat Teknologi Penerbangan. Hal itu terwujud dalam bentuk purwarupa,
modul dan komponen pesawat yang dihasilkan maupun dimanfaatkan oleh
pengguna.
Selain TOT dengan PTDI, pada Tahun 2019 dilaksanakan OJT yang
dilaksanakan di Technical University of Berlin (TU Berlin). Kegiatan OJT
di TU Berlin berada di bawah supervisi langsung Prof. Robert Luckner,
hal ini diharapkan memperkuat kompetensi SDM dalam pengembangan
Lapan Surveilance Aircraft (LSA) untuk sistem pemantauan maritime
berbasis pesawat terbang (MSS).
Ada beberapa isu utama terkait dengan pengembangan pesawat
tanpa awak di Indonesia, diantaranya adalah Program pesawat tanpa awak
dengan target output berupa UAV kelas Medium Altitude Long
Endurance (MALE). Pengembangan program ini intinya adalah

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-21-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

mengintegrasikan UAV dan LSA yang ada menjadi system pemantauan


selat dan maritime, System ini lebih mengedepankan konsep integrasi
antara UAV/LSA, System pemantauan dan Komunikasi. Dua elemen
aircraft tersebut di atas akan menjadi tulang punggung program MSS.
Disamping itu, dua system aircraft tersebut juga masih ditingkatkan
kemampuan nya khususnya varian LSU, baik LSU-01, LSU-02, LSU-02
NGLD, LSU-03 ataupun LSU-05, LSU-05 NG begitu juga dengan
program LSA-02.
Selama dalam pengembangan, LSU-01, LSU-02, LSU-03 ini juga
diaplikasikan untuk operasi pemetaan dengan resolusi tinggi, bagi
kepentingan validasi data remote sensing, mendukung operasi mitigasi
bencana serta untuk dukungan pertahanan dan keamanan. Sedangkan
untuk LSU-05 series akan digunakan sebagai platform uji komunikasi via
satelit (SatCom). Program kegiatan litbangyasa LSU-05 NG (Lapan
Surveillance UAV-05 New Generation) tahun 2019 merupakan
pengembangan dari pesawat LSU-05 yang telah berhasil dikembangkan
pada tahun 2015.
Program litbangyasa LSA-02 yang merupakan sarana penguasaan
teknologi pesawat terbang, diselenggarakan dengan metoda kerjasama
teknis dengan pihak Technische Universität Berlin (TUB) dibawah
supervisi Profesor Robert Luckner. Salah satu tujuan yang ingin diraih
pada akhir program ini adalah mencetak Insinyur Muda LAPAN untuk
menjadi Ahli dalam teknologi penerbangan, khususnya Flight Mechanics
dan Flight Control untuk memperkuat dan menyelaraskan dengan visi
merealisasikan Maritime Surveillance System (MSS).
Secara umum, kegiatan LSA-02 pada tahun 2019 ini tidak ada
kegiatan modifikasi yang dilakukan oleh STEMME dan difokuskan pada
dua kegiatan utama yang dibedakan berdasarkan tempat pelaksanaan
kegiatan. Kegiatan yang dilaksanakan di Berlin berkaitan erat dengan
kegiatan Tim LSA-02 yang di Supervisi oleh TU Berlin dan kegiatan
supervisi terkait kegiatan yang dilakukan oleh STEMME. Dan salah satu
fokus kegiatan LSA-02 yang dilakukan di Indonesia pada tahun 2019 ini
yaitu penerimaan pesawat yang dikirimkan oleh STEMME. Namun, untuk
pengiriman pesawat LSA-02 oleh STEMME tidak tercapai tahun 2019 ini
seperti yang semula ditargetkan. Hal ini dikarenakan modifikasi yang

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-22-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

awalnya hanya direncanakan modifikasi minor ternyata harus dilakukan


modifikasi mayor, hal ini yang akhirnya berpengaruh adanya perubahan
desain struktur pesawat dan pengurusan sertifikasi ke EASA memerlukan
waktu yang lebih lama dari yang diperkirakan.
Pemanfaatan pesawat udara tanpa awak diawali dengan
pemetrotetan Gunung Anak Krakatau yang dilaksanakan pada tanggal 7-8
Februari 2019. Tujuan dari kegiatan pemotretan ini menggunakan pesawat
LSU-02 adalah memetakan bekas letusan yang sebelumnya terjadi pada
tanggal 22 Desember 2018.
c. Pengembangan Teknologi Roket Sonda sebagai Roket Peluncur
Satelit (RPS)

Program Roket Sonda, mencakup kegiatan pengembangan roket


RX-450 dengan melakukan reformulasi bahan propelan serta membuat
desain sistem propulsi yang baru baik dengan cara pengecilan diameter
throat maupun dengan memperpanjang motor roket, roket RX-320 dengan
melakukan pengembangan sistem separasi dan sistem payload
bekerjasama dengan TU Berlin, RX-1220 dengan melakukan redesain
(modifikasi) folded fin untuk meningkatkan kekuatan struktur sirip (fin)
roket RX-1220.
Kegiatan pengembangan RX-320 dimulai dengan reformulasi
propelan. Selanjutnya kegiatan pengembangan dilakukan dengan fabrikasi
struktur motor roket dan propelannya, setelah melalui uji radiografi yang
memastikan tidak ada cacat pada komponen motor roket tersebut,
selanjutnya dilakukan proses liner dan assembling hingga dilaksanakan
pengujian statik motor roket RX-320. Pada tanggal 22 Desember 2019
telah dilakukan pengujian statik motor roket RX-320 di Pameungpeuk,
Garut. Dari pengujian statik tersebut diperoleh data gaya dorong rata-rata
± 6700 kgf, dengan waktu pembakaran ± 12 detik. Sementara itu tekanan
pembakaran rata-rata adalah 58 bar, dengan tekanan pembakaran
maksimum mencapai 78 bar. Total impulse yang dihasilkan dari motor
roket RX-320 ini adalah ± 81000kgf.det.

Roket RKX-200 pada tahun 2019 telah dilakukan kegiatan


pengembangan sistem kendali Roket menggunakan wahana kendali
Turbojet dengan tujuan untuk penguasaan teknologi sistem kendali pada

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-23-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

regime low-subsonic. Pada tanggal 26-29 Nopember 2019, bertempat di


Lapangan tembak air shooting range Pandanwangi, Lumajang telah
dilakukan uji terbang wahana kendali RKX-200TJ. Ada 2 wahana kendali
yang dilakukan pengujian terbangnya, yaitu RKX-200TJ/03 dan RKX-
200TJ/04 menggunakan system telemetri dan muatan Kendali Ardu pilot.
Uji terbang pertama dilakukan untuk wahana kendali RKX-200 TJ/03
sudut booster sebesar 15 derajat. Booster menyala dan wahana bisa keluar
dari launcher. Setelah booster habis pembakarannya, roket mengalami
rolling dan tidak bisa dikendalikan, mengakibatkan wahana jatuh. Uji
terbang kedua dilakukan untuk wahana kendali RKX-200 TJ/04 sudut
booster sebesar 15 derajat. Booster menyala dan wahana bisa keluar dari
launcher. Setelah booster habis pembakarannya, roket mengalami
kehilanangan gaya angkat dan gaya dorong akibat mesin jet mengalami
gangguan dan mati sehingga tidak bisa dikendalikan, mengakibatkan
wahana jatuh.

Kegiatan pengembangan enjin roket cair pada tahun 2019, adalah


lebih memfokuskan pada kegiatan riset dasar enjin roket cair. Hal ini
dimaksudkan agar kinerja enjin lebih optimal lagi. Selama dilakukan
kegiatan riset dasar ini, pengujian statik enjin dilakukan dengan
menggunakan enjin ECX-300 dimana ini atas pertimbangan untuk
efisiensi bahan baku yang digunakan. Bila kegiatan optimasi enjin ini
sudah berhasil dicapai, baru kemudian akan digunakan enjin yang
sesungguhnya. Secara umum kegiatan pengembangan enjin roket cair
tahun 2019 meliputi pengembangan pada system enjin, manufaktur
specimen komposit dan wahana terbang.

Pada tahun 2019 telah dilakukan kegiatan pengembangan roket


RX-1220 (RHan-122B) untuk pemanfaatan khusus dengan sasaran uji
dinamis roket. Sebanyak 60 unit roket yang berhasil diproduksi, dimana
jumlah ini ditambahkan pada unit roket yang telah diproduksi pada tahun
sebelumnya, digunakan sebagai uji tabel tembak dalam rangka sertifikasi.
Berdasarkan pengetahuan yang diperoleh dari hasil TOT dengan avibras
terkait dengan folded fin, telah dilakukan perancangan system sirip (fin)
menggunakan system pengunci, dengan system ini diharapkan sirip roket
akan bersifat rigid (tidak bergerak saat terbang). Untuk mendapatkan data

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-24-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

table tembak keperluan sertifikasi, maka pada tahun 2019 juga dilakukan
fabrikasi propelan dan integras1 ke dalam motor roket sejumlah 90 unit
roket.
Sejak akhir tahun 2018 hingga 2019 telah dilakukan 4 kali
pengujian dinamis roket Rhan-122B menggunakan desain folded fin yang
baru. Dari hasil uji statik dan juga uji terbang yang dilakukan selama
tahun 2019, dapat disimpulkan bahwa kinerja roket RHan-122B sudah
baik dan konsisten sesuai dengan desainnya. Oleh karena itu Roket ini
memperoleh Sertifikat kelaikan udara kategori senjata udara militer
Artillery Ground to Ground Rocket, yang dikeluarkan oleh Pusat
Kelaikan, Badan Sarana Pertahanan, Kementerian Pertahanan.

Pada tahun 2019 selain pengembangan roket RX-1220 (Rhan-


122B) yang diproduksi dengan metoda konvensional (semi free standing),
juga telah dilakukan pengembangan roket RX-1220 yang diproduksi
dengan metoda case-bonded, menggunakan fasilitas lini produksi Hanwha
Korea. Hasil pengujian statik motor roket RX-1220 diketahui, bahwa
kinerja motor roket RX-1220 case-bonded menghasilkan gaya dorong
rata-rata yang lebih besar dibandingkan dengan motor roket RX-1220
metoda konvensional, sementara waktu pembakarannya lebih pendek.
Impulse total dari kedua jenis motor roket ini bisa dikatakan sama. Karena
berat propelan yang digunakan pada motor roket RX-1220 case-bonded
ini lebih ringan, maka diperoleh nilai ISP motor roket case-bonded ini
lebih tinggi dibandingkan dengan motor roket RX-1220 metoda
konvensional yang selama ini dikembangkan.

Kegiatan pengembangan roket RX-450 tahun 2019 difokuskan


untuk memodifikasi desain nosel RX-450, agar diperoleh gaya dorong
yang lebih tinggi. Selain itu, pada tahun 2019 ini juga direncanakan untuk
meredesain system propulsi dengan memperpanjang propelannya (motor
roket) sehingga impulse total yang dihasilkan akan lebih besar, yang
diharapkan akan meningkatkan jarak jangkau roket RX-450. Tujuan dari
redesain system propulsi ini adalah roket berjarak jangkau 3 digit, dalam
arti roket mampu membawa payload dengan massa minimal 50 kg dan
mencapai tinggi terbang atau jarak jangkau 100 km. Program ini juga
merupakan tahapan dari rencana strategis LAPAN dalam penguasaan

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-25-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

teknologi Roket Pengorbit Satelit dan juga untuk meningkatkan


kompetensi LAPAN, dalam hal rancang bangun roket. RX-450 adalah
roket yang memiliki diameter 450 mm, panjang 7.1 meter dan massa total
sebesar 1800 kg. Dari hasil pengujian statik RX-450 yang telah dilakukan
modifikasi diameter throat noselnya, menunjukkan gaya dorong motor
roket yang dihasilkan mengalami peningkatan dari sebelumnya ± 8000
kgf menjadi ± 10000 kgf.

Kegiatan lain yang terkait dengan pengembangan RX-450 yang


dilakukan tahun 2019 adalah penyusunan conseptual design roket sonda
bertingkat sebagai bentuk kerjasama LAPAN dengan AASPT dan
CGWIC China. Kegiatan ini bertujuan agar SDM LAPAN memiliki
kemampuan untuk mendesain dan memproduksi roket sonda bertingkat
yang mampu mencapai ketinggian hingga 200 km, sebagai langkah awal
menuju pengembangan Roket Pengorbit Satelit (RPS) di masa datang.
Pada tahun pertama (2019) dimulai dengan general basic training dan
dilanjutkan dengan joint design training. Sebagai output dari hasil training
tersebut, disusunlah conseptual design roket sonda bertingkat. Dalam
penyusunan conseptual design roket bertingkat ini, yang menjadi acuan
untuk pengembangannya adalah roket sonda produksi AASPT yaitu roket
TK-32.

d. Pengembangan Bank Data Penginderaan Jauh Nasional dan


Pengembangan Sistem Pemantauan Bumi Nasional

Bank Data Penginderaan Jauh Nasional (BDPJN) terdiri dari


pusat pengelolaan data (data management center), pusat pengolahan data
(data processing center), dan pelayanan data. Perangkat keras BDPJN
terdiri dari sistem server, sistem jaringan, sistem power/UPS, dan sistem
keamanan yang dikelola untuk dijalankan secara kontinyu. Sementara itu,
perangkat lunak BDPJN terdiri dari Database Management System
(DBMS),Enterprise Content Management (ECM),Geographic
Information System (GIS) dan WebGIS, Web katalog, Security, Portal,
File Transfer, Backup Restore dan Archiving, Performance Monitoring,
Service-Oriented Architecture (SOA),Business Intelligence (BI), dan
beberapa software pendukung yang merupakan software yang dibutuhkan
agar subsistem dapat diimplementasikan pada sistem BDPJN, serta sistem

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-26-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

pendukung yang meliputi operating system dan virtualization server.

Bank Data Penginderaan Jauh Nasional LAPAN telah


mengembangkan sistem bank data penginderaan jauh melalui peningkatan
kemampuan akuisisi data dan sistem layanan datanya. LAPAN
mempunyai dua stasiun bumi penerima citra satelit, di Parepare dan
Bogor. Stasiun bumi di Parepare bisa mengakuisisi citra satelit sampai
resolusi 1,5 meter. Untuk citra satelit resolusi sangat tinggi melalui
pengadaan citra komersial. Data citra satelit resolusi tinggi dan sangat
tinggi diperlukan untuk pembuatan Rencana Detil Tata Ruang (RDTR).
LAPAN telah memberikan layanan data citra satelit kepada semua
kementerian, lembaga, dan daerah secara gratis dengan menggunakan
lisensi pemerintah.

Di tahun 2019, program pengembangan Bank Data Penginderaan


Jauh telah menghasilkan 3.095.963,98 km2 data citra resolusi menengah
dan tinggi, 699.538,92 km2 data resoulsi sangat tinggi, dan data CSRST
1.000.500 km2 data SAR. Pada tahun 2019. Layanan di bidang teknologi
dan data yang berhasil dilaksanakan pada tahun 2019 adalah pelayanan
kepada 444 instansi di luar LAPAN yang setara dengan eselon-2 yang
terdiri dari 64 Kementerian/Lembaga termasuk LAPAN, 11 TNI dan
Polri, 317 Pemerintah Daerah yang setara dengan eselon-2, dan 52
Perguruan Tinggi.

Data penginderaan jauh yang telah diolah oleh Pusat Pemanfaatan


Penginderaan Jauh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional dalam
bentuk informasi yang sudah banyak dimanfaatkan dan digunakan oleh
Kementrian/Lembaga Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi
Kabupaten/Kota, Akademisi, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha
Milik Daerah, dan Swasta. Informasi tersebut adalah Zona Potensi
Penangkapan Ikan, Sumber Air dan Kualitas Danau, Area Budi Daya
Ikan, Terumbu Karang, Sistem Peringkat Bahaya Kebakaran Indonesia,
Respon Bencana, Potensi Banjir Harian, Mangrove, Lahan Akses Terbuka
(Areal Pertambangan), Kualitas Air Laut, Daerah Aliran Sungai,
Informasi Potensi Kekeringan, Informasi Hutan dan Non Hutan, Hotspots,
Informasi Gunung Api Indonesia, Informasi Fase Pertumbuhan Padi
Indonesia.

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-27-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Dari semua informasi tersebut, dibutuhkan sebuah sistem yang


dapat mempermudah user atau pengguna agar dapat memperoleh
informasi secaracepat, aman, dan real time. Dengan melakukan
pengoperasian infrastruktur danpengayaan konten informasi Sistem
Pemantauan Bumi Nasional secara baik salah satunya adalah
menggunakan Geonode dan Arcgis Server. Geonode dan Arcgis Server
dapat mengintegrasikan informasi tersebut dalam layer-layer sistem
pemetaan webdan internet. Geonode dan Arcgis Server mampu
menyajikan visualisasi spasial dinamis secara interaktif danterhubung ke
jaringan informasi elektronik. Hal ini sangat penting bagi
pengambilkeputusan dan mitra dalam persiapan perencanaan,
pembangunan, pengawasan, dan respon terhadap keadaan darurat
kemanusiaan di seluruh indonesia dan juga dapat mempromosikan
teknologi inovatif dan praktik terbaik penerapan informasi Geospasial.

Penerapan sistem GeoNode versi 2.6 dan Arcgis Server Versi


10.6 dalam membangun Geoportal SPBN di Pusfatja LAPAN telah
berhasil mendiseminasikan informasi spasial dan tekstual hasil-hasil
pemanfaatan penginderaan jauh yang dilaksanakan oleh Pusfatja LAPAN
dengan lebih informatif. Sistem SPBN ini bisa berperan sebagai Sistem
Pendukung Pengambilan Keputusan (Decission Support System) dalam
instansi LAPAN maupun intansi pemerintah lainnya.

Hingga akhir tahun 2019, LAPAN telah melakukan


pengembangan, penguatan kapasitas dan pengoperasian Infrastruktur
sistem WebGIS dan Geoportal SPBN (http://spbn.pusfatja.lapan.go.id/);
melakukan rekayasa konten dan informasi publik pemanfaatan
penginderaan jauh untuk mendukung ketahan pangan, sumber daya
kelautan dan pengelolaan lingkungan dan kebencanaan (update informasi
produk di sistem WebGIS dan Geoportal SPBN); melakukan
pengembangan metode dan peningkatan akurasi Sistem Informasi
Pemantauan Sumberdaya Alam (SIPANDA) dan Sistem Informasi untuk
Mitigasi Bencana Alam (SIMBA); pembangunan sistem otomatisasi
untuk pelayanan cepat informasi (ZPPI, fase pertumbuhan padi,
perubahan lahan dan deteksi banjir); membangun platform penyajian data
dan informasi untuk 34 Pemerintah Provinsi (Sistem Pemantauan Bumi

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-28-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Provinsi), terdiri dari informasi perubahan lahan, deforestasi (tahunan),


fase padi (8-harian), dan ZPPI (harian), kondisi danau, mangrove, dan
konten-konten spesifik provinsi (Kolaborasi dengan Pustekdata LAPAN)

e. Pengembangan Sistem Pendukung Keputusan Dinamika Atmosfer


Equator dan Pengembangan Sistem Pendukung Keputusan Cuaca
Antariksa dan Sistem Pemantauan (Observatorium Nasional)
LAPAN membangun Model Peringatan Dini Bencana, Satellite
Disaster Early Warning System (Sadewa V. 6.0) untuk mendukung
pengelolaan resiko bencana hidrometeorologis, yang dibangun
berbasiskan satelit dan model atmosfer. Sadewa merupakan aplikasi
berbasis web yang terdiri dari sistem pemantauan atmosfer berbasis satelit
Himawari-8, sistem prediksi atmosfer berbasis model WRF, dan sistem
peringatan dini hujan ekstrim. Sadewa berfungsi untuk memantau kondisi
atmosfer secara real time, memprediksi kemungkinan terjadinya hujan
ekstrim, dan memberikan informasi peringatan dini kepada pihak-pihak
yang terkait dalam penanggulangan bencana. Sadewa meliputi seluruh
wilayah Indonesia dengan resolusi spasial 5 km, resolusi waktu 1 jam,
dengan jangkauan prediksi semula 48 jam meningkat menjadi 3 x 24 jam
ke depan. Informasi Sadewa diupdate secara otomatis setiap jam (untuk
pengamatan satelit) dan setiap 6 jam (untuk prediksi) dan dapat dilihat di
alamat website http://sadewa.sains.lapan.go.id.
Telah dilakukan juga penelitian mekanisme curah hujan ekstrem
di Indonesia untuk mendukung peningkatan akurasi DSS SADEWA. Hasil
studi menunjukkan bahwa terjadinya curah hujan ekstrem, khususnya di
kawasan barat Indonesia umumnya terjadi akibat bersatunya
kejadian/fenomena Monsun Asia, MJO dan IOD yang menuju fase
negatif/normal. Kawasan yang dilanda umumnya yang bertipe curah hujan
Monsunal, dimulai dari kawasan Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kalimantan
Selatan, Sulawesi Selatan, Jabar, Jateng, Jatim, Bali, NTB, dan NTT.
Dimulai dari bulan November hingga April (dikenal sebagai Musim Hujan
(MH)). Indikasi jelas yang diperoleh sebelum terjadinya curah hujan
ekstrem adalah adanya variasi harian (Diurnal Cycle) yang jelas.
Namun demikian, didapatkan adanya kasus curah hujan ekstrem

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-29-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

yang terjadi saat Musim Kemarau (MK), seperti kasus banjir bandang
yang terjadi bulan Juni 2019 di Konawe (Sulawesi Tenggara). Hasil
analisis menunjukkan bahwa hal ini diakibatkan hadirnya Monsun
Australia. Untuk kasus ini, tidak diperoleh adanya variasi harian yang
jelas. Hasil analisis lebih lanjut menunjukkan jika MJO berperan aktif
tidak hanya disaat MH, namun disaat MK pun MJO menunjukkan
aktifitasnya, hanya saja efeknya tidak terlalu signifikan, dibandingkan
dengan kekuatan Monsun Asia dan Australia.
LAPAN membangun Model Kemaritiman Semar ver 4.0 yang
Memberikan informasi pengamatan dan prediksi kondisi atmosfer, lautan,
zona potensi penangkapan ikan, posisi kapal, dan komunikasi radio untuk
wilayah pantai selatan DIY.SEMAR terdiri dari dua komponen input,
yaitu: (1) sistem pemantauan dan pengukuran dari satelit, sensor-sensor di
daratan dan sensor-sensor di lautan, dan (2) model atmosfer dan lautan
yang merupakan kepanjangan dari sistem pengamatan untuk memprediksi
kondisi ke depan. Dua komponen output dari SEMAR adalah data
observasi secara near real time dan prediksi kondisi atmosfer dan laut
untuk beberapa hari ke depan. Informasi dari DSS SEMAR ini diharapkan
dapat meningkatkan kinerja di sektor keselamatan pelayaran dan
peningkatan produksi perikanan tangkap sebagai outcome, dan pada
akhirnya dapat memberikan dampak untuk keselamatan dan kesejahteraan
para nelayan. Pada tahun 2019, aplikasi DSS SEMAR telah mengalami
perkembangan, antara lain: Integrasi informasi tinggi gelombang
signifikan yang mencakup prediksi untuk 5 hari ke depan. Informasi
prediksi hujan dan angin mencakup 72 jam ke depan. Integrasi prediksi
cuaca atmosfer selama tiga hari ke depan. Peningkatan tampilan aplikasi
web SEMAR yang lebih ramah pengguna, misalnya pemilihan tipe kapal
bisa langsung pilih semua (tidak harus klik satu per satu dari setiap jenis
kapal yang ingin dipantau lokasinya).

LAPAN membangun Model Lingkungan Atmosfer berupa Sistem


Informasi Komposisi Atmosfer Indonesia (SRIKANDI ver 3.0) yang
memberikan informasi pengamatan dan prediksi komposisi atmosfer di
seluruh wilayah Indonesia. Srikandi merupakan salah satu sistem
pendukung keputusan (Decision Support System) berbasis web yang

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-30-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

bertujuan untuk menyediakan informasi komposisi atmosfer Indonesia


berupa pengamatan berbasis satelit, pengukuran in situ dan prediksi
berbasis model transpor kimia untuk mendukung pengambilan keputusan
terutama terkait dampak aktivitas manusia dan kebakaran hutan terhadap
kualitas udara. Fitur SRIKANDI berupa pemantauan harian komposisi
atmosfer (CO, O3, CH4, SO2, NO2, Aerosol) dari sensor satelit yaitu AIRS-
Aqua, OMI-Aura, MODIS-Aqua, VIIRS-SNPP, dan Himawari. Prediksi
setiap jam selama 24 jam komposisi atmosfer (CO, O3, SO2, NO2, PM10,
PM2,5) menggunakan WRF-Chem versi 3.6.1 yang di-overlay terhadap
arah angina dalam bentuk online dihttp://srikandi.sains.lapan.go.id/.
LAPAN membangun Model Perubahan Iklim Srirama ver 3.0
yang memberikan informasi proyeksi perubahan iklim di seluruh wilayah
Indonesia hingga Tahun 2099. SRIRAMA memberikan informasi
proyeksi perubahan iklim beberapa tahun ke depan di seluruh wilayah
Indonesia berbasis keluaran model iklim Cubic Conformal Atmospheric
Model (CCAM). SRIRAMA dapat diakses secara online melalui website
internet dengan alamat http://srirama.sains.lapan.go.id. Selain itu,
SRIRAMA juga dapat menampilkan gambaran analisis suatu wilayah
mengenai parameter iklim dalam konteks secara spasial (keruangan)
maupun secara temporal (waktu) hingga tahun 2099. SRIRAMA juga
mendukung aplikasi overlay atau melapisi dua parameter dalam satu
tampilan.

Aplikasi SRIRAMA dapat digunakan untuk mendukung kegiatan


perencanaan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan di berbagai sektor yang membutuhkan informasi iklim jangka
panjang seperti pengelolaan tata ruang, pertanian, kelautan dan perikanan,
energi, lingkungan hidup dan kehutanan, kesehatan, dan sebagainya.
Beberapa kementrian yang menjadi stakeholder SRIRAMA antara lain
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Pertanian,
Kemterian Kesehatan, Pemerintah Daerah dan sebagainya.
Kegiatan pengembangan model perubahan iklim SRIRAMA
dilaksanakan dengan dukungan kegiatan penelitian yang dilaksanakan
kelompok penelitian litbang Perubahan Iklim. Pengembangan yang

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-31-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

dilakukan antara lain: Fitur pada halaman dashboard yaitu ditambahkan


fitur yang berfungsi untuk mengontrol informasi yang ditampilkan
berdasarkan periode klimatologis dan mode tahun. Ada dua periode yang
dapat dipilih pengguna, yaitu periode bulanan dan musiman. Dari sisi
data, pembaharuan yang dilakukan adalah data terkoreksi menggunakan
metode bias correction dan pengguna dapat memilih dataset asli atau data
koreksi.
LAPAN membangun Model Pemantauan Hujan Spasial
(SANTANU) yang merupakan sistem informasi deteksi hujan berbasis
teknologi radar X-Band yang dikembangkan oleh Pusat Sains dan
Teknologi Atmosfer (PSTA), Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional (LAPAN). Informasi yang didapat dari SANTANU berupa
informasi deteksi hujan dalam bentuk data posisi dan intensitas hujan.
SANTANU mampu menghasilkan peta terjadinya hujan secara
berkelanjutan (continuous) per 2 menit near real time. Sistem ini relatif
terjangkau, handal, dimensi yang relatif lebih efisien, serta mudah untuk
perawatan dan instalasi. SANTANU dapat ditempatkan di daerah
terpencil sehingga dapat melengkapi area yang tidak dapat terjangkau
oleh jaringan radar cuaca yang sudah ada di Indonesia. Proses pengujian
dan komersialisasi telah dilakukan bekerjasama dengan PT. INTI sebagai
mitra industri serta BMKG sebagai mitra operasional didukung oleh
Kemenristekdikti.

LAPAN yang memiliki program utama berupa layanan informasi dan


prediksi cuaca antariksa, tentunya harus memiliki pemahaman dan tools
yang baik mengenai mekanisme dari fenomena-fenomena cuaca antariksa.
Salah satu fenomena cuaca antariksa yang memiliki dampak cukup besar
adalah badai geomagnet. Hingga saat ini peristiwa badai geomagnet belum
dapat diprediksi secara tepat, baik itu waktu terjadinya, durasinya ataupun
intensitasnya. Prediksi mengenai kapan dan seberapa besar level badai
geomagnet yang akan terjadi diperlukan selain karena dampaknya yang
dapat mempengaruhi kinerja satelit/teknologi berbasis antariksa, navigasi
dan surveyor geofisika yang memanfaatkan metoda geomagnet, juga
menjadi salah satu masukan untuk memprediksi kondisi ionosfer.
Permasalahan utama dari prediksi badai geomagnet adalah penentuan

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-32-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

waktu terjadi dan kekuatannya.


Parameter-parameter yang diperlukan untuk dapat memprediksi terjadinya
badai geomagnet dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu sumber gangguan,
dinamika di medium antar planet dan dinamika di dalam magnetosfer.
Metoda prediksi badai geomagnet telah dibuat dengan menggunakan
perangkat observasi parameter angin matahari dan medan magnet
antarplanet. Umumnya sumber gangguan badai geomagnet adalah
aktivitas ekstrem di matahari berupa lontaran massa korona (CME)
ataupun lubang korona (CH). Pada saat ini, prediksi badai geomagnet
jangka menengah dengan orde hari dianggap mencukupi untuk keperluan
peringatan dini.
SWIFtS (Space Wheather Information and Forcating Service)
merupakan Sistem Pendukung Keputusan Cuaca Antariksa. Untuk
kepentingan SWIFtS tentunya diperlukan beberapa model matematis
ataupun empiris yang harus dibangun sehingga dapat menterjemahkan
fenomena cuaca antariksa yang akan terjadi dimasa yang akan datang.
Informasi (ionosfer) yang disediakan SWIFtS belum sepenuhnya
memenuhi kebutuhan pengguna, dan belum bisa digunakan sebagai salah
satu materi kegiatan pembinaan teknis komunikasi radio. Metode evaluasi
dan prediksi masih belum efektif (dan kadang kala tidak konsisten) karena
masih bergantung kepada hasil analisis forecaster. Sehingga diperlukan
untuk mendapatkan metode prediksi dan evaluasi kondisi ionosfer, serta
kemasan informasinya untuk sistem layanan informasi SWIFtS, yang
bermanfaat untuk mengoptimalkan kinerja sistem komunikasi radio.
Dalam perkembangan selanjutnya, menu “Aviation“
dikembangkan menjadi menu “Application“ yang memuat informasi lebih
sesuai dengan kebutuhan pengguna. Di dalam menu yang baru, selain peta
prediksi frekuensi Base to Area (B2A) juga disediakan informasi indeks T
regional Indonesia. Peta B2A disiapkan dengan software ASAPS versi
terbaru yang lebih menarik tampilannya dibuat untuk memenuhi
kebutuhan komunikasi penerbangan sipil.
Pusat Sains Antariksa LAPAN telah berhasil mendapat sertifikat
ISO 9001:2015 (Maret 2018) dari TUV NORD Indonesia dengan prioritas
utama customer focus. SWIFtS telah memenuhi kategori customer focus,
dimana aplikasi SWIFtS telah memberikan kebutuhan yang melebihi

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-33-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

harapan customer untuk ketercapaian kepuasan pelanggan didalam


memberikan layanan informasi Cuaca Antariksa, Sistem Informasi Cuaca
Antariksa melalui aplikasi Sistem DSS Cuaca Antariksa SWIFtS akan
terjamin didalam jangka waktu yang panjang.
Selain itu, SWIFtS juga menjadi satu-satunya perwakilan dari
Kawasan Asia Tenggara yang masuk keanggotaan International
Programme Team on Space Weather Information, System and Services
(IPT-SWEiSS) - World Meteorological Organization (WMO).
Selain DSS Berbasis Sains Antariksa, capaian utama di Pusat
Sains Antariksa LAPAN termasuk program pembangunan Observatorium
Nasional di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang merupakan
program nasional yang ditargetkan selesai pada tahun 2020. Dalam
menyelesaikan target tersebut, LAPAN telah bekerja sama dengan
perguruan tinggi, K/L dan pemerintah daerah yaitu : Institut Teknologi
Bandung (ITB), Universitas Nusa Cendana (Undana), Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Pemerintah Provinsi
NTT dan Pemkab Kupang. Hingga akhir tahun 2019, kemajuan
Observatorium Nasional meliputi gedung penunjang sarana dan prasarana
observatorium nasional di Timau sudah selesai sesuai target; Koordinasi
dengan pemerintah daerah dan pemerintah pusat terus dilakukan untuk
mendukung proses perbaikan jalan menuju kawasan pembangunan
observatorium nasional.
Penelitian pemodelan spread F untuk wilayah Indonesia telah
dimulai dengan studi karakteristik spread F dan validasi model IRI untuk
probabiltas spread F menggunakan data stasiun Kototabang dan
Tanjungsari periode 2007-2013 yang dilakukan pada program penelitian
sebelumya. Pengembangan model spread F dimaksudkan agar dapat
mendukung layanan informasi gangguan ionosfer pada system pendukung
keputusan DSS (Decision Supporting System) informasi cuaca antariksa
SWIFtS LAPAN, yaitu informasi gangguan fading akibat kemunculan
spread F. Spread F adalah fenomena gangguan kerapatan elektron ionosfer
yang merupakan komponen penting cuaca antariksa. Fenomena spread F
di lintang ekuator kemunculannya cukup tinggi dan dikenal sebagai
equatorial spread F, (ESF) yang masih terus dikaji karena efeknya pada
gelombang radio yang dapat menyebabkan fading pada komunikasi pita

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-34-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

frekuensi tinggi (band frequency HF) dan loss of lock pada sinyal GNSS.
Fokus penelitian adalah pengembangan metode untuk membangun model
spread F dan sintilasi ionosfer. Titik berat adalah metode radial basis
fungsional neural network RBFNN.
Kegiatan tersebut di atas dapat meningkatkan produktivitas rakyat
dan daya saing di Pasar Internasional dalam bidang Pembangunan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

Matriks Tantangan ke Depan


No. Tantangan ke Depan Arah Kebijakan

1 Meningkatkan potensi internal LAPAN: Mewujudkan LAPAN menjadi Pusat


Ungulan Penerbangan dan Antariksa untuk
- Pagu anggaran LAPAN; Mewujudkan Indonesia Yang Maju dan
- Sumber Daya Manusia LAPAN; Mandiri;

- Sarana dan Prasarana LAPAN;

2 Meningkatkan kualitas dan pemanfaatan 1. Mewujudkan LAPAN sebagai prime


produk/hasil litbang penerbangan dan mover penelitian dan pengembangan
antariksa; iptek penerbangan dan antariksa untuk
mendukung pembangunan nasional;
2. Meningkatkan persentase Tingkat
Komponen Dalam Negeri (TKDN)
produk/hasil litbang penerbangan dan
antariksa;
3. LAPAN berperan dalam mendukung
pembangunan dan penanggulangan
bencana nasional;

Opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas Laporan Keuangan


LAPAN. BPK melakukan pemeriksaan dengan berdasarkan pada standar
pemeriksaan keuangan negara yang meliputi pengujian bukti-bukti yang
mendukung pengungkapan dalam laporan keuangan. Pemeriksaan tersebut
meliputi penilaian atas penerapan prinsip-prinsip akuntansi yang
digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat. Penilaian atas kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan, penilaian atas keandalan sistem
pengendalian internal yang berdampak material terhadap laporan
keuangan, serta penilaian terhadap pengujian laporan keuangan secara
keseluruhan.

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-35-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Berturut-turut opini yang diberikan terhadap laporan keuangan


LAPAN sebagai berikut:

Tabel Opini BPK atas Laporan Keuangan LAPAN

Tahun 2009-2019
TAHUN JENIS PEMERIKSAAN OPINI BPK

2010 LK 2009 WTP

2011 LK 2010 WTP

2012 LK 2011 WTP

2013 LK 2012 WDP

2014 LK 2013 WDP

2015 LK 2014 WDP

2016 LK 2015 WTP

2017 LK 2016 WTP

2018 LK 2017 WTP

2019 LK 2018 WTP

A.1.1.4 Aspirasi Masyarakat terhadap LAPAN

Pengembangan produk litbang dan layanan publik LAPAN tidak


terlepas dari berbagai aspirasi dari 4 stakeholder LAPAN yang meliputi
instansi pemerintah, masyarakat pengguna, masyarakat ilmiah, dan
masyarakat umum. Sampai dengan saat ini kebutuhan stakeholder yang
teridentifikasi di antaranya:

1. LAPAN (Pusat Sains Antariksa) sebagai satu-satunya instansi yang


melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang cuaca
antariksa diharapkan dapat menjadi pusat rujukan dalam bidang
cuaca antariksa.
2. Dengan makin banyaknya penggunaan teknologi yang berbasis
antariksa, maka hasil litbang cuaca antariksa makin banyak
diperlukan, antara lain oleh TNI POLRI, pemerintah daerah
pengguna komunikasi radio HF, dan penyedia jasa layanan
komunikasi dengan satelit.
3. Meningkatnya minat masyarakat dalam bidang keantariksaan
menjadikan LAPAN (Pusat Sains Antariksa) sebagai sumber

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-36-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

informasi untuk menjelaskan fenomena antariksa yang menjadi


perhatian masyarakat.
4. Dengan meningkatnya minat komunitas internasional terhadap
fenomena atmosfer ekuator dan kopling atmosfer antariksa di
lintang rendah, maka hasil litbang teknologi atmosfer makin banyak
diperlukan untuk mitigasi bencana alam terkait perubahan iklim.
5. Data satelit penginderaan jauh saat ini telah dimanfaatkan oleh
Kementerian/Lembaga, Pemda, TNI dan Polri dalam pelaksanaan
dan perencanaan pembangunan di berbagai sektor. Data
penginderaan jauh multi sensor dan multi resolusi dimanfaatkan
untuk pemetaan dasar, pemantauan dan inventarisasi sektor
kehutanan, pemantauan dan inventarisasi sektor pertanian, mitigasi
bencana, dan lain-lain. Kebutuhan data satelit penginderaan jauh
yang sangat besar untuk berbagai keperluan ini, memberikan
peluang LAPAN untuk semakin berkiprah dalam pembangunan
nasional.
6. Terkait dengan isu perubahan iklim, LAPAN sebagai satu-satunya
institusi yang mampu menyediakan data satelit secara konsisten dan
kontinyu, memiliki peluang untuk membangun kerjasama nasional
dan internasional yang saling menguntungkan dalam pengembangan
kompentensi SDM dan infrastruktur.
7. Banyaknya permintaan informasi sektor berbasis data penginderaan
jauh dan juga permintaan stakeholder agar metode yang dibangun
lebih akurat. Adanya tawaran kerjasama pengembangan metodologi
dari instansi lain baik dalam maupun luar negeri. Kegiatan
kerjasama dengan instansi litbang baik dalam maupun luar
negeriakan meningkatkan kualitas metode yang akan dibangun.
8. Meningkatnya kebutuhan data dan informasi penginderaan jauh
nasional, yang didukung dengan semakin banyaknya data
penginderaan jauh resolusi tinggi yang tersedia, sehingga
mendorong LAPAN meningkatkan layanannya.
9. LAPAN diharapkan berkontribusi dalam pengembangan roket untuk
berbagai aplikasi layanan.
10. Banyaknya tawaran kerjasama pengembangan teknologi satelit,
yang juga didukung dengan semakin banyaknya pengguna teknologi

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-37-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

satelit untuk membuat satelit nasional secara mandiri.


11. Meningkatnya permintaan pemanfaatan pesawat tanpa awak untuk
berbagai keperluan.
12. Adanya permintaan sebagai partner strategis bagi industri
penerbangan.
13. Kemampuan Litbang LAPAN dalam teknologi penerbangan,
khususnya teknologi pesawat terbang.
14. Teknologi UAV/LSU sebagai wahana untuk surveillance, pemetaan
resolusi tinggi dan monitoring dalam sistem kebencanaan nasional,
lingkungan hidup dan perlindungan wilayah.
15. Meningkatnya kebutuhan akan hasil pengkajian kebijakan yang
berkualitas oleh pengambil kebijakan (policy driven research) yang
dapat menjawab isu-isu strategis terkini di bidang penerbangan dan
antariksa.

Aspirasi masyarakat terhadap LAPAN dapat terlihat pada data


kerjasama formal antara LAPAN dengan berbagai pihak (Pemerintah
Pusat, Pemda, Perguruan Tinggi, dan Swasta/BUMN) dalam hal
penyediaan data, informasi, dan pemanfaatan teknologi penerbangan dan
antariksa.

Aspirasi-aspirasi tersebut membuktikan bahwa diperlukan


teknologi di bidang penerbangan dan antariksa untuk mendukung
pengembangan wilayah/tata ruang, pemantauan sumber daya alam dan
lingkungan, mitigasi bencana, dan transportasi dalam rangka
pembangunan nasional. Produk litbang dan layanan publik LAPAN
semakin penting dan dibutuhkan bagi kepentingan masyarakat. Hal ini
mendorong LAPAN untuk terus mengembangkan produk litbang dan
meningkatkan layanan kepada masyararakat.

A.1.1.5 Layanan Publik

1. Layanan Informasi
Secara umum produk litbang dan layanan publik LAPAN
dapat dikategorikan menjadi 4 kategori, yaitu: a) Informasi cuaca
antariksa dan kondisi atmosfer, b) Data dan informasi berbasis
penginderaan jauh satelit, c) Penguasaan teknologi roket, satelit, dan

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-38-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

penerbangan (pesawat tanpa awak dan pesawat transport), d)


Kebijakan terkait pemanfaatan teknologi penerbangan dan antariksa.
Sampai dengan TA 2019 Audited, LAPAN telah memiliki
Standar Pelayanan Publik (SPP) sebanyak 84 SPP, yang telah
disahkan melalui Keputusan Kepala LAPAN Nomor 225 Tahun
2013 tentang Standar Pelayanan di LAPAN sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Kepala LAPAN
Nomor 242 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan
Kepala LAPAN Nomor 225 Tahun 2013 tentang Standar Pelayanan
di LAPAN dan Keputusan Kepala LAPAN Nomor 220 Tahun 2014
tentang Tim Penyusunan Standar Pelayanan. Melalui evaluasi
pelayanan publik kelembagaan yang dilakukan oleh Kementerian
PAN & RB dan Ombudsman RI pada tanggal 5 Juli 2013, LAPAN
mendapatkan peringkat ke-8 yang didukung oleh 3 (tiga) unit
pelayanan publik, yaitu Biro Kerjasama dan Hubungan Masyarakat
(Biro KSH), Pusat Pemanfaatan Teknologi Dirgantara
(Pusfatekgan), dan Balai Penginderaan Jauh Parepare (BPJ
Parepare).
Dalam rangka keterbukaan informasi publik dan apresiasi
atas kemudahan akses pengguna terhadap hasil litbang LAPAN,
pada tahun 2013 LAPAN bersama Kementerian Keuangan terpilih
sebagai champion Layanan Informasi Publik versi Unit Kerja
Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan
(UKP4) karena memiliki lebih banyak jumlah informasi layanan
publik yang telah dimasukkan ke dalam portal http://satulayanan.net
dan dikelola dengan lebih baik dibandingkan Kementerian dan
Lembaga lainnya.
Sampai dengan TA 2019 Audited, nilai Pemeringkatan E-
Goverment Indonesia (PeGI) LAPAN berada di posisi 7 dari 21
LPNK yang berpartisipasi, dengan predikat "baik" untuk semua
dimensi penilaian (kebijakan, kelembagaan, infrastruktur, aplikasi,
dan perencanaan). Sementara itu, untuk Webometrics berada pada
posisi 789 dari 70 ribu lembaga litbang di seluruh dunia. Untuk
posisi lembaga litbang di Indonesia peringkat Webometrics,
LAPAN menduduki peringkat 40 pada Januari 2014, kemudian naik

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-39-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

menjadi peringkat 4 pada bulan Juli tahun 2014, pada Januari 2015
peringkat LAPAN naik satu tingkat menjadi peringkat 3, pada tahun
2016 turun peringkatnya menjadi peringkat 5, dan pada tahun 2017
turun menjadi peringkat 7.

A.1.1.6 Regulasi Kewenangan LAPAN

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, LAPAN didukung


berbagai peraturan perundang-undangan sebagai landasan dalam
melaksanakan kegiatan, terutama Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun
2013 tentang Keantariksaan (LAPAN merupakan Lembaga utama
penyelenggara kegiatan keantariksaan di Indonesia). Peraturan perundang-
undangan lainnya yang juga mendasari/mendukung tugas fungsi LAPAN
yaitu:
1. Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem
Nasional Penelitian Pengembangan, dan Penerapan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (Sisnas-Iptek);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2005 tentang Alih
Teknologi Kekayaan Intelektual serta Penelitian dan
Pengembangan oleh Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan
Pengembangan;
3. Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan
Industri Nasional (LAPAN mempunyai keterkaitan untuk
bekerjasama dengan industri yang sejenis litbang LAPAN bahwa
pengembangan industri nasional yang bertujuan untuk
meningkatkan daya saing industri, dan yang memiliki struktur yang
sehat dan berkeadilan, berkelanjutan, serta mampu memperkokoh
ketahanan nasional memerlukan sebuah kebijakan industri nasional
yang jelas).
4. Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan.
(LAPAN mempunyai kesempatan untuk mengembangkan
kemampuan armada angkutan udara nasional yang tangguh serta
didukung industri pesawat udara yang andal sehingga mampu
memenuhi kebutuhan angkutan, baik di dalam negeri maupun dari
dan ke luar negeri).
5. Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2012 tentang Penyediaan,

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-40-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Penggunaan, Pengendalian Kualitas, Pengolahan dan Distribusi


Data Satelit Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi; (LAPAN
menyediakan data satelit penginderaan jauh resolusi tinggi untuk
keperluan survei dan pemetaan berdasarkan hasil pengolahan atas
data satelit penginderaan jauh resolusi tinggi berupa koreksi
radiometrik dan spektral)
6. Peraturan Presiden Nomor 49 Tahun 2015 tentang Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional.
7. Peraturan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Republik
Indonesia Nomor 8 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Nomor 8
Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional.
8. Peraturan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Republik
Indonesia Nomor 10 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Nomor 15
Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengamatan
Antariksa dan Atmosfer.
9. Peraturan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
Nomor 16 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai
Kendali Satelit, Pengamatan Antariksa dan Atmosfer, dan
Penginderaan Jauh.
10. Peraturan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Republik
Indonesia Nomor 9 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan
Peraturan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
Nomor 17 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Uji
Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Garut.
11. Peraturan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
Nomor 18 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Stasiun
Bumi Penginderaaan Jauh Parepare.

A.1.2 Potensi dan Permasalahan

A.1.2.1 Kekuatan

1. LAPAN merupakan satu-satunya instansi yang melaksanakan


penelitian dan pengembangan di bidang cuaca antariksa.

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-41-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

2. Dengan makin banyaknya penggunaan teknologi yang berbasis


antariksa, maka hasil litbang dalam cuaca antariksa makin banyak
diperlukan, antara lain oleh TNI POLRI, pemerintah daerah
pengguna komunikasi radio HF, dan penyedia jasa layanan
komunikasi dengan satelit.
3. Memiliki kemampuan di dalam melakukan pengkajian kebijakan
dan peraturan perundang-undangan di bidang penerbangan dan
antariksa.
4. Satu-satunya instansi di lingkungan Ristek yang menjalankan
litbang khusus dalam teknologi penerbangan, khususnya dalam
pengembangan teknologi pesawat terbang.
5. Mempunyai landasan hukum yang kuat meliputi UU RI Nomor 21
tahun 2013, UU RI Nomor 1 Tahun 2009 dan Perpres Nomor 28
Tahun 2008.
6. Pengalaman diseminasi yang cukup banyak dalam hal teknologi
UAV/LSU sebagai wahana untuk surveillance, pemetaan resolusi
tinggi dan monitoring dalam sistem kebencanaan nasional,
lingkungan hidup dan perlindungan wilayah;
7. Memiliki pengalaman unik sebagai pemegang rekor MURI untuk
pesawat tanpa awak dengan ketahanan terbang 200 km.
8. Mempunyai jaringan kerjasama dengan industri dirgantara PT DI,
Lembaga Riset Aeronautika Internasional (NLR), TU Berlin dan
Instansi lain terkait dunia penerbangan.
9. Mempunyai fasilitas penelitian yang cukup ideal sebagai lembaga
aeronautika di wilayah Rumpin dengan lahan yang luas dan
terdapat fasilitas runway pesawat terbang.
10. Satu-satunya instansi yang melakukan litbang di bidang teknologi
roket di Indonesia.
11. Memiliki kemampuan dalam membuat rancang bangunroket
padatberdiameter hingga 450 mm.
12. Memiliki kemampuan membangun satelit eksperimen secara
mandiri (kelas mikro).
13. LAPAN sebagai pengelola BDPJN sudah mampu menyediakan
data penginderaan jauh multi sensor dan multi resolusi bagi semua
Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, TNI/POLRI dengan

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-42-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

lisensi pemerintah. Sistem BDPJN ini didukung oleh pengalaman


panjang dalam pengoperasian sistemstasiun bumi satelit
penginderaan jauh Pekayon-Parepare-Rumpin sejak tahun 1993
sampai saat ini, yang menjamin kontinuitas dan ketersediaan data
satelit penginderaan jauh. Sampai tahun 2014 sistem BDPJN ini
didukung oleh:
a. Infrastruktur stasiun bumi multi misi yang mampu mencakup
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI), sehingga dapat memenuhi semua kebutuhan data
satelit penginderaan jauh untuk Kementerian/Lembaga,
TNI/POLRI, dan Pemerintah Daerah.

b. Sistem pengolahan data,yang mampu menghasilkan data


resolusi rendah harian secara near real time, resolusi
menengah dan tinggi yang termosaik dan bebas awan setiap
tahunnya. Sistem pengolahan didukung oleh sistem komputasi
kecepatan tinggi (HPC) dengan pengolahan secara pararel
(pararel processing) berbasis opensource.

c. Sistem pengelolaan, penyimpanan dan distribusi data,


yangmampu menyimpan data resolusi rendah, menengah dan
tinggi hasil akuisisi tahun 1990-sekarang, dengan
penambahan kapasitas penyimpanan 500 TB/tahun, dan telah
beroperasitanpa interupsi 24 jam perhari 7 hari seminggu.
Pada tahun 2010-2014 telah berhasil ditambahkan data
sebesar 55.206 data, dan telah didistribusikan untuk
Kementerian/Lembaga, TNI, Polri, Pemerintah Daerah, serta
Perguruan Tinggi/Swasta sebesar 30.221 data. Sistem
penyimpanan dan distribusi ini didukung oleh sistem jaringan
komunikasi data yang menghubungkan Stasiun Bumi
Penginderaan Jauh Parepare, Rumpin dan Pekayon dengan
sistem penyimpanan dan distribusi serta terhubung dengan
pengguna-pengguna strategis seperti Badan Informasi
Geospasial (BIG), Kementerian Pertanian dan Situation Room
Presiden/Kantor UKP4.

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-43-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

14. Data penginderaan jauh telah dimanfaatkan untuk mendukung


berbagai kepentingan sektor-sektor pembangunan nasional antara
lain untuk kehutanan, pertanian, kelautan dan perikanan,
pemantauan lingkungan dan mitigasi bencana dan sebagainya.
Informasi tersebut telah disampaikan kepada berbagai
kementerian, lembaga dan pemerintah daerah dan mendapatkan
umpan balik yang sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa hasil-
hasil penelitian dan pengembangan pemanfaatan penginderaan
jauh telah berjalan dengan baik dan berdayaguna. Informasi yang
sudah dimanfaatkan masyarakat secara luas adalah Zona Potensi
Penangkapan Ikan, Fase Pertumbuhan Padi dan Tanggap Darurat
Bencana. Dukungan terhadap peningkatan pendapatan seperti
pajak, efisiensi penangkapan ikan, dan efisiensi dalam upaya
peningkatan produktivitas tanaman padi merupakan kontribusi
yang cukup besar oleh LAPAN terhadap sektor ekonomi.
Dibangunnya Sistem Pemantauan Bumi Nasional pada tahun 2013
merupakan jembatan yang sangat baik antara hasil penelitian dan
pengembangan dengan para stakeholder pemanfaatan
penginderaan jauh. Selain itu, banyaknya kerjasama nasional dan
internasional yang telah berjalan dalam upaya memanfaatkan data
penginderaan jauh merupakan suatu kekuatan penting bagi dalam
dalam meningkatkan kualitas hasil penelitian dan
pengembangannya. Aktifnya LAPAN dalam Masyarakat
Penginderaan Jauh Nasional, Forum APRSAF, Sentinel Asia,
Regional Support Office UN SPIDER, GEO-GLAM dan
organisasi lainnya merupakan suatu kekuatan LAPAN dalam
pemanfaatan penginderaan jauh. UU No. 21 tahun 2013
merupakan kekuatan bagi lembaga dalam pemanfaatan
penginderaan jauh dalam penetapan metode dan pedoman
pemanfaatan penginderaan jauh secara nasional.

15. Kepercayaan dari mitra nasional dan internasional terhadap


kompetensi LAPAN.

16. Tersedianya tenaga auditor yang berkompeten, bersertifikat, dan


memiliki pengalaman yang cukup memadai.

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-44-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

17. Ada standarisasi dan pedoman tentang pengawasan (SOP


Pengawasan).

18. Adanya sistem jenjang karir yang jelas.

A.1.2.2 Kelemahan

1. Jumlah SDM masih kurang dan penyebarannya tidak merata.


2. Komposisi pendidikan terakhir SDM LAPAN kurang lebih 40%
berpendidikan terakhir di bawah S1.
3. Perlengkapan fasilitas litbang masih kurang memadai
dibandingkan dengan lembaga keantariksaan Negara lain.
4. Produktivitas hasil litbang LAPAN belum memenuhi standar pusat
unggulan Ristek.
5. Pengelolaan Teknologi Informasi (TI) belum menerapkan Service
Level Agreement (SLA).
6. Belum tersedianya fasilitas untuk pendidikan dan pelatihan serta
bimbingan teknis dalam rangka pelayanan publik.

A.1.2.3 Peluang

1. Antariksa di atas Indonesia yang merupakan daerah anomali


menarik komunitas internasional untuk mengamati sehingga Para
peneliti berkesempatan untuk melakukan kerjasama agar dapat
ikut berkontribusi dalam kegiatan internasional.

2. Minat komunitas internasional dalam mempelajari fenomena


atmosfer ekuator dan kopling atmosfer-antariksa di lintang rendah
semakin meningkat sehingga peran LAPAN semakin penting.

3. Adanya isu perubahan iklim, sehingga LAPAN terpacu untuk


menyediakan data satelit terkait mitigasi perubahan iklim.

4. Meningkatnya kebutuhan akan hasil pengkajian kebijakan yang


berkualitas oleh pengambil kebijakan (policy driven research)
yang dapat menjawab isu-isu strategis terkini di bidang
penerbangan dan antariksa. (Desains-Pusat kajian kebijakan)
5. UU Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan dan Perpres
Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional,

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-45-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

menempatkan LAPAN sebagai litbang pengembangan pesawat


terbang, menjustifikasi peran LAPAN dalam dunia industri
pesawat terbang. (Detekgan-Pustekbang)
6. Tersedianya industri untuk mendukung teknologi penerbangan
(contoh: PT. Dirgantara Indonesia) sehingga Pustekbang mudah
merealisasikan produk penerbangan dan berkesempatan menjadi
partner strategis bagi industri penerbangan nasional. (Detekgan-
Pustekbang)
7. Berkesempatan menjadi leader dan pemegang program pesawat
transport nasional N-219, ini menjadi awal yang baik untuk
menjadi leader berikutnya dalam pengembangan pesawat
transport nasional.
8. Meningkatnya permintaan pemanfaatan pesawat tanpa awak untuk
berbagai keperluan, baik untuk keperluan sipil, pemantauan,
pemetaan, kebencanaan maupun keperluan penggunaan khusus.
9. Kondisi geografis Indonesia sebagai Negara maritim dan
kecenderungan penerapan blue economy memerlukan teknologi
penerbangan dan antariksa untuk dimanfaatkan dalam pemantauan
sumber daya alam dan lingkungan.
10. Roket merupakan salah satu program nasional yang telah
ditetapkan oleh Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP).
11. Semakin banyaknya pengguna teknologi satelit untuk membuat
satelit secara mandiri untuk keperluan mereka sendiri.
12. Banyak tawaran kerjasama pengembangan teknologi satelit.
13. Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan
menempatkan LAPAN sebagai lembaga yang diberi kewenangan
untuk menyediakan dan mengelola, mengoperasikan dan
mengatur stasiun bumi, serta mengolah dan menentukan standar
pengolahan data penginderaan jauh. Undang-undang dapat
memberikan kewenangan kepada Lembaga sebagai
penyelenggaran utama kegiatan penginderaan jauh.
14. Data satelit penginderaan jauh saat ini telah dimanfaatkan oleh
Kementrian/Lembaga, Pemda, TNI dan Polri dalam pelaksanaan
dan perencanaan pembangunan di berbagai sektor. Data
penginderaan jauh multi sensor dan multi resolusi dimanfaatkan

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-46-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

untuk: pemetaan dasar, pemantauan dan inventarisasi sektor


kehutanan, pemantauan dan inventarisasi sektor pertanian,
mitigasi bencana, dll. Kebutuhan data satelit penginderaan jauh
yang sangat besar untuk berbagai keperluan ini, memberikan
peluang untuk LAPAN untuk semakin berkiprah dalam
pembangunan nasional. Hal lain adalah adanya isu perubahan
iklim. LAPAN sebagai satu-satunya institusi yang mampu
menyediakan data satelit secara konsisten dan kontinyu, memiliki
peluang untuk membangun kerjasama nasional dan international
yang saling menguntungkan dalam pengembangan kompentensi
SDM dan infrastruktur.
15. Banyaknya permintaan informasi sektor berbasis data
penginderaan jauh dan juga permintaan stakeholder agar metode
yang dibangun lebih akurat. Peluang lain adalah adanya tawaran
kerjasama pengembangan metodologi dari instansi lain baik
dalam maupun luar negeri. Kegiatan kerjasama dengan instansi
litbang baik dalam maupun luar negeri akan meningkatkan
kualitas metode yang akan dibangun.
16. Trend kerjasama internasional antar lembaga keantariksaan di
lingkup Asia Pacific menjadi peluang untuk knowledge and
technologysharing yang terbuka luas.
17. Kebutuhan bahan kebijakan dan kajian akademis peraturan
perundang-undangan di bidang penerbangan dan antariksa yang
tepat waktu dan tepan guna untuk kepentingan nasional.

A.1.2.4 Tantangan

1. Adanya kebijakan internasional Missile Technology Control


Regime (MTCR) yang mengakibatkan pembatasan transfer
teknologi sensitif sehingga menyulitkan pengembangan teknologi
keantariksaan.
2. Kurangnya industri dalam negeri yang mendukung pembuatan
komponen untuk pengembangan teknologi penerbangan dan
antariksa.
3. Belum memiliki bandara riset (ilmiah) untuk melakukan uji
terbang hasil litbang penerbangan dan antariksa.

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-47-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

4. Adanya pengembangan wilayah perumahan dan fasilitas publik di


sekitar fasilitas LAPAN yang mengganggu aktivitas uji Litbang.
5. Anggaran untuk Iptek masih rendah, sedangkan fokus RPJMN
tahap 3 mengarahkan perekonomian berbasis SDA dengan
mengutamakan Iptek.
6. Tersedianya regulasi untuk industri pesawat terbang yang
mengharuskan adanya sertifikasi desain dan manufaktur serta
sertifikasi SDM.
7. Belum adanya regulasi operasionalisasi untuk pesawat tanpa awak
dan roket sehingga LAPAN dituntut untuk mempersiapkan
regulasinya.
8. Kepres pengadaan barang dan jasa tidak cocok dengan sistem
pengadaan barang dan jasa untuk teknologi sensitif.
9. Keterbatasan lahan untuk pengujian roket.
10. Dengan peluang pemanfaatan data yang sangat besar, tantangan
utama dalam penyelenggaraan penginderaan jauh adalah
pemenuhan terhadap standard baik dalam metoda maupun
produknya. Pemenuhan terhadap standard ini yang akan menjamin
legalitas produk ketika akan dijadikan bahan untuk kebijakan
publik. Pemenuhan standar ini meliputi kecepatan penyampaian
data kepada pengguna, ketepatan data baik dalam sisi geometrik
maupun radiometrik. Tuntutan untuk melakukan standardisasi
kualitas produk dan sertifikasi harus dilaksanakan demi kepuasan
pengguna.
11. Tantangan lain berkaitan dengan ketergantungan pada teknologi
asing. Penyelenggaraan kegiatan penginderaan jauh nasional
masih bergantung pada satelit-satelit yang dibuat dan dioperasikan
oleh negara-negara maju.
12. Indeks pembangunan manusia Indonesia masih rendah sehingga
berpengaruh terhadap perkembangan litbang keantariksaan.

A.1.2 Visi

“Pusat Unggulan Penerbangan dan Antariksa Untuk


Mewujudkan Indonesia yang Maju dan Mandiri.”

Melalui Visi tersebut, LAPAN mampu menjadi organisasi

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-48-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

yang menyelenggerakan kegiatan penelitan dan pengembangan


serta penyelenggaraan keantariksaan di tingkat nasional yang
bertaraf internasional di bidang penerbangan dan antariksa dengan
standar hasil yang sangat tinggi serta relevan dengan kebutuhan
pengguna, untuk mewujudkan Indonesia yang maju dan mandiri.

A.1.3 Misi

Untuk mewujudkan visi pembangunan tersebut, maka misi yang


diemban adalah:

1. Meningkatkan kualitas litbang penerbangan dan antariksa


bertaraf internasional.
2. Meningkatkan kualitas produk teknologi dan informasi di
bidang penerbangan dan antariksa dalam memecahkan
permasalahan nasional.
3. Melaksanakan dan mengatur penyelenggaraan keantariksaan
untuk kepentingan nasional.

A.1.4 Tujuan

1. Terwujudnya layanan prima di bidang penerbangan dan


antariksa bagi masyarakat;
2. Terwujudnya sistem penyelenggaraan keantariksaan yang
aman dan selamat;

A.1.5 Sasaran Strategis

1. Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek


penerbangan dan antariksa.(Stake holder perspective)

2. Meningkatnya layanan Iptek penerbangan dan antariksa yang


prima.(Customer perspective)

3. Terselenggaranya keantariksaan di Indonesia yang


memenuhi standard.(Customer perspective)

4. Terlaksananya pemanfaatan dan layanan publik Iptek


penerbangan dan antariksa. (Internal process perspective)

5. Meningkatnya kapasitas Iptek penerbangan dan

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-49-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

antariksa.(Internal process perspective)

6. Tersedianya rumusan kebijakan yang implementatif.(Internal


process perspective)

7. Tersedianya DSS lintas sektoral untuk mitigasi bencana alam


dan perubahan iklim.(Internal process perspective)

8. Terselenggaranya reformasi birokrasi di lingkungan


LAPAN.(Learn and growth perspective)

Dari ke delapan sasaran strategis tersebut hanya sasaran strategis


pada Stake holder perspective dan Customer perspective (sasaran
strategis ke-1, 2, dan 3 yang indikatornya dijadikan sebagai
Indikator Kinerja Utama (IKU).

A.1.6 Sistem Nilai

1. Pembelajar
Mempunyai kemauan belajar dan kemampuan beradaptasi
dengan hal-hal yang baru.
2. Rasional
Apapun yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan secara
hukum dan ilmiah.
3. Konsisten
Pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan rencana
jangka pendek, menengah dan panjang yang sudah
ditetapkan.
4. Akuntabel
Anggaran dan kegiatan dapat dipertanggungjawabkan mulai
dari proses perencanaan, pelaksanaan sampai dengan
monitoring dan evaluasi.
5. Berorientasi kepada layanan publik
Berupaya memberikan layanan prima sesuai dengan
kebutuhan publik.

Pendekatan
A.2. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan TA 2019 Audited
Penyusunan
Laporan
Keuangan TA
Laporan Keuangan LAPAN mencakup seluruh aspek keuangan yang

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-50-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

2019 Audited
dikelola oleh satker di lingkungan LAPAN. Laporan Keuangan LAPAN
TA 2019 Audited merupakan hasil konsolidasi dari Laporan Keuangan
satker di lingkungan LAPAN.

Berikut ini adalah daftar satker di lingkungan LAPAN:

No. Kode Nama Satker


Satker

1. 017063 Biro Perencanaan dan Keuangan

2. 660117 Biro Kerjasama Hubungan Masyarakat dan Umum

3. 666121 Biro Sumber Daya Manusia, Organisasi dan Hukum

4. 650172 Inspektorat

5. 015518 Pusat Inovasi dan Standar Penerbangan dan Antariksa

6. 652669 Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh

7. 560600 Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare

8. 652652 Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh

9. 450401 Balai Kendali Satelit, Pengamatan Antariksa dan Amosfer dan


Penginderaan Jauh Biak

10. 662731 Pusat Sains Antariksa

11. 450397 Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer

12. 015517 Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Penerbangan dan Antariksa

13. 653483 Pusat Kajian Kebijakan Penerbangan Antariksa

14. 526394 Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Pasuruan

15. 552734 Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Pontianak

16. 650168 Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Agam

17. 689092 Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Sumedang

18. 652673 Pusat Teknologi Penerbangan

19. 652680 Pusat Teknologi Roket

20. 524362 Pusat Teknologi Satelit

21. 524376 Balai Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Garut

22. 555082 Satker Konsolidasi

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-51-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Laporan Keuangan LAPAN terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran,


Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas, dan
Catatan Atas Laporan Keuangan.

Basis
A.3. Basis Akuntansi
Akuntansi

LAPAN menerapkan basis akrual dalam penyusunan dan penyajian


Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas serta basis
kas untuk penyusunan dan penyajian Laporan Realisasi Anggaran. Basis
akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan
peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa
memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan.
Sedangkan basis kas adalah basis akuntansi yang yang mengakui
pengaruhi transaksi atau peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas
diterima atau dibayar. Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

Dasar
A.4. Dasar Pengukuran
Pengukuran

Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan


memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran yang
diterapkan oleh LAPAN dalam penyusunan dan penyajian Laporan
Keuangan adalah dengan menggunakan nilai perolehan historis.

Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi


atausebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untukmemperoleh aset
tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumberdaya ekonomi yang
digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajibanyang bersangkutan.
Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakanmata uang rupiah.
Transaksi yang menggunakan mata uang asingdikonversi terlebih dahulu
dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.

Kebijakan
A.5 Kebijakan Akuntansi
Akuntansi

Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan TA 2019 Audited telah


mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kebijakan
akuntansi merupakan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi konvensi,

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-52-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas


pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan
akuntansi yang diterapkan dalam laporan keuangan ini adalah merupakan
kebijakan yang ditetapkan oleh LAPAN. Disamping itu, dalam
penyusunannya telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan
yang sehat di lingkungan pemerintahan.

Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan dalam


penyusunan Laporan Keuangan LAPAN adalah sebagai berikut:

Pendapatan- (1) Pendapatan – LRA


LRA

• Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum


Negara (KUN).

• Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto,


yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat
jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

• Pendapatan-LRA disajikan menurut klasifikasi sumber


pendapatan.

Pendapatan- (2) Pendapatan– LO


LO

• Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan


dan /atau Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk
sumber daya ekonomi. Secara khusus pengakuan pendapatan-LO
pada Badan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan adalah sebagai
berikut:

- Pendapatan Jasa Pelatihan diakui setelah pelatihan selesai


dilaksanakan

- Pendapatan Sewa Gedung diakui secara proporsional antara


nilai dan periode waktu sewa.

- Pendapatan Denda diakui pada saat dikeluarkannya surat


keputusan denda atau dokumen lain yang dipersamakan.

• Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto,


yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-53-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

• Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.

Belanja (3) Belanja

• Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum


Negara yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam peride
tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh pemerintah.

• Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN.

• Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan


belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran
tersebut disahkan oteh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
(KPPN).

• Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan


selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan
diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Beban (4) Beban

• Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam


periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa
pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.

• Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya konsumsi


aset; terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.

• Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan


selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi
diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan

Aset (5) Aset

• Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap dan Aset


Lainnya.

Aset Lancar a. Aset Lancar

• Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal.

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-54-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan


menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca.

• Investasi Jangka Pendek BLU dalam bentuk surat berharga


disajikan sebesar nilai perolehan sedangkan investasi dalam
bentuk deposito dicatat sebesar nilai nominal.

• Piutang diakui apabila menenuhi kriteria sebagai berikut:

- Piutang yang timbul dari Tuntutan Perbendaharaan/ Ganti


Rugi apabila telah timbul hak yang didukung dengan
Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak dan/atau telah
dikeluarkannya surat keputusan yang mempunyai
kekuatan hukum tetap.

- Piutang yang timbul dari perikatan diakui apabila terdapat


peristiwa yang menimbulkan hak tagih dan didukung
dengan naskah perjanjian yang menyatakan hak dan
kewajiban secara jelas serta jumlahnya bisa diukur
dengan andal.

• Piutang disajikan dalam neraca pada nilai yang dapat


direalisasikan (net realizable value). Hal ini diwujudkan
dengan membentuk penyisihan piutang tak tertagih.
Penyisihan tersebut didasarkan atas kualitas piutang yang
ditentukan berdasarkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang
dilakukan pemerintah. Perhitungan penyisihannya adalah
sebagai berikut:

Kualitas
Uraian Penyisihan
Piutang

Lancar Belum dilakukan pelunasan s.d. tanggal jatuh tempo 0.5%

Kurang Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Pertama


10%
Lancar tidak dilakukan pelunasan

Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Kedua


Diragukan 50%
tidak dilakukan pelunasan

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-55-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

1. Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan


Ketiga tidak dilakukan pelunasan
Macet 100%
2. Piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan
Piutang Negara/DJKN

• Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan


Perbedaharaan/Ganti Rugi (TP/TGR) yang akan jatuh tempo
12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai
Bagian Lancar TP/TGR atau Bagian Lancar TPA.

• Nilai Persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik


pada tanggal neraca dikalikan dengan:

a. harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan


pembelian;

b. harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi


sendiri;

c. harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila


diperoleh dengan cara lainnya.

Aset Tetap b) Aset Tetap

• Aset tetap meliputi seluruh aset berwujud yang dimanfaatkan


oleh pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun.

• Nilai aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau


harga wajar.

• Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum


kapitalisasi sebagai berikut:

a. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan


peralatan olah raga yang nilainya sama dengan atau
lebih dari Rp1.000.000 (satu juta rupiah);

b. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya


sama dengan atau lebih dari Rp25.000.000 (dua puluh

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-56-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

lima juta rupiah);

c. Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai


minimum kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan
sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah,
jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa
koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian.

• Pada tahun 2017 dan 2018, Pemerintah melakukan penilaian


kembali (revaluasi) berdasarkan Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 75 Tahun 2017 tentang Penilaian Kembali
Barang Milik Negara/Daerah dan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 118/PMK.06/2017 tentang Pedoman
Pelaksanaan Penilaian Kembali Barang Milik Negara.
Revaluasi dilakukan terhadap aset tetap berupa Tanah,
Gedung, dan Bangunan, serta Jalan, Jaringan, dan irigasi
berupa Jalan, Jembatan, dan Bangunan Air pada Kementerian
Negara/Lembaga sesuai kodefikasi Barang Milik Negara yang
diperoleh sampai dengan 31 Desember 2015. Termasuk dalam
ruang lingkup obyek revaluasi adalah aset tetap pada
Kementerian Negara/Lembaga yang sedang dilaksanakan
pemanfaatan. Pelaksanaan penilaian dalam rangka revaluasi
dilakukan dengan pendekatan data pasar, pendekatan biaya,
dan/atau pendekatan oleh Penilai Pemerintah di lingkungan
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Kementerian
Keuangan. Berdasarkan pertimbangan efisiensi anggaran dan
waktu penyelesaian, pelaksanaan penilaian kembali dilakukan
dengan survei lapangan untuk obyek penilaian berupa tanah
dan tanpa survei lapangan untuk obyek penilaian kembali
selain tanah.

• Pada tahun 2019, atas hasil penilaian kembali tahun 2017 dan
2018 terdapat perbaikan/koreksi yang dilakukan untuk
penyempurnaan hasil penilaian kembali agar diperoleh nilai
Aset Tetap yang lebih akurat, andal dan wajar.

• Berdasarkan Surat Anggota BPK Nomor 50/S/IV-XV/01/2020

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-57-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

tanggal 6 Januari 2020 hal Tanggapan atas Penyelesaian


Tindak Lanjut Perbaikan Penilaian Kembali Barang Milik
Negara Tahun 2017-2018 dinyatakan bahwa Pemerintah dapat
menyajikan seluruh hasil penilaian kembali BMN tahun 2017-
2018 beserta perbaikan dalam LKPP tahun 2019 Audited
sesuai mekanisme yang berlaku.

• Nilai Aset Tetap hasil penilaian kembali menjadi nilai


perolehan baru dan nilai akumulasi penyusutannya adalah nol.
Dalam hal nilai aset tetap hasil revaluasi lebih tinggi dari nilai
buku sebelumnya maka selisih tersebut diakui sebagai
penambah ekuitas pada laporan keuangan. Namun, apabila
nilai Aset Tetap hasil revaluasi lebih rendah dari nilai buku
sebelumnya maka selisih tersebut diakui sebagai pengurang
ekuitas pada Laporan Keuangan.

• Aset Tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional


pemerintah yang disebabkan antara lain karena aus,
ketinggalan jaman, tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi
yang makin berkembang, rusak berat, tidak sesuai dengan
rencana umum tata ruang (RUTR), atau masa kegunaannya
telah berakhir direklasifikasi ke Aset Lain-Lain pada pos Aset
Lainnya.

• Aset tetap yang secara permanen dihentikan penggunaannya,


dikeluarkan dari neraca pada saat ada penetapan dari entitas
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang
pengelolaan BMN/BMD.

b. Penyusutan Aset Tetap

• Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan


dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap.

• Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap:

a. Tanah

b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-58-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen


sumber sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang
yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk
dilakukan penghapusan

• Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap


dilakukan setiap akhir semester tanpa memperhitungkan adanya
nilai residu.

• Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan


metode garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat
disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama
Masa Manfaat.

• Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman


Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 59/KMK.06/2013 tentang
Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik
Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat.

Secara umum tabel masa manfaat tersebut :

Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap

Ke l o mp o k A s e t T e t a p M a s a M a nf a a t

Peralat an d an M es in 2 s .d 2 0 Tahun

Ged ung d an B ang unan 10 s .d 50 Tahun

J alan, Irig as i d an J aring an 5 s .d 4 0 Tahun

As et Tet ap Lainnya (Alat M us ik M o d ern) 4 Tahun

Piutang d. Piutang Jangka Panjang


Jangka
Panjang • Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang
diharapkan/dijadwalkan akan diterima dalam jangka waktu lebih
dari 12 (dua belas ) bulan setelah tanggal pelaporan.

• Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan


Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) dinilai
berdasarkan nilai nominal dan disajikan sebesar nilai yang dapat

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-59-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

direalisasikan.

Aset Lainnya e. Aset Lainnya

• Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap,
dan piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah
aset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran yang jatuh tempo
lebih dari 12 (dua belas) bulan, aset kerjasama dengan pihak
ketiga (kemitraan), dan kas yang dibatasi penggunaannya.

• Aset Tak Berwujud (ATB) disajikan sebesar nilai tercatat neto


yaitu sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi
amortisasi.

• Amortisasi ATB dengan masa manfaat terbatas dilakukan dengan


metode garis lurus dan nilai sisa nihil. Sedangkan atas ATB
dengan masa manfaat tidak terbatas tidak dilakukan amortisasi.

• Masa Manfaat Aset Tak Berwujud ditentukan dengan berpedoman


Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 620/KM.6/2015 tentang
Masa Manfaat Dalam Rangka Amortisasi Barang Milik Negara
berupa Aset Tak Berwujud pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara
umum tabel masa manfaat adalah sebagai berikut:

Penggolongan Masa Manfaat Aset Tak Berwujud

Masa Manfaat
Kelompok Aset Tak Berwujud
(tahun)

Software Komputer 4

Franchise 5

Lisensi, Hak Paten Sederhana, Merk, Desain Industri, Rahasia


10
Dagang, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.

Hak Ekonomi Lembaga Penyiaran, Paten Biasa, Perlindungan


20
Varietas Tanaman Semusim.

Hak Cipta Karya Seni Terapan, Perlindungan Varietas Tanaman


25
Tahunan

Hak Cipta atas Ciptaan Gol.II, Hak Ekonomi Pelaku


50
Pertunjukan, Hak Ekonomi Produser Fonogram.

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-60-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Hak Cipta atas Ciptaan Gol.I 70

• Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah disajikan sebesar


nilai buku yaitu harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.

Kewajiban (6) Kewajiban

• Kewajiban pemerintah diklasifikasikan ke dalam kewajiban


jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.

a. Kewajiban Jangka Pendek

Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka


pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam
waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.

Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak


Ketiga, Belanja yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan
Diterima di Muka, Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan
Utang Jangka Pendek Lainnya.

b. Kewajiban Jangka Panjang

Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang


jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu
lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.

• Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai


kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi
berlangsung.

Ekuitas (7) Ekuitas

Ekuitas merupakan merupakan selisih antara aset dengan kewajiban


dalam satu periode. Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan
dalam Laporan Perubahan Ekuitas.

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman-61-


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI


ANGGARAN
Selama periode berjalan, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
(LAPAN) telah mengadakan revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) dari DIPA awal Nomor: SP DIPA-082.01-0/2019 Tanggal 5
Desember 2018. Rincian anggaran awal dan anggaran setelah revisi
berdasarkan sumber pendapatan dan jenis belanja adalah sebagai berikut:

31 DESEMBER 2019
Uraian ANGGARAN ANGGARAN
AWAL SETELAH REVISI
Pendapatan
Penerimaan Negara Bukan Pajak - 2,955,754,000

Jumlah Pendapatan - 2,955,754,000


Belanja
Belanja Pegawai 152,301,529,000 199,670,660,000
Belanja Barang 171,647,623,000 172,677,067,000
Belanja Modal 468,915,640,000 468,533,970,000

Jumlah Belanja 792,864,792,000 840,881,697,000

Sedangkan apabila dilihat dari program Lembaga Penerbangan dan


Antariksa Nasional (LAPAN) maka perubahannya adalah sebagai
berikut:
31 DESEMBER 2019
Total Belanja ANGGARAN ANGGARAN
AWAL SETELAH REVISI
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya LAPAN 104,166,792,000 117,155,561,000

Program Pengembangan Teknologi Penerbangan dan Antariksa 688,698,000,000 721,144,117,000

Program Pengembangan Teknologi Penerbangan dan Antariksa (PNBP) 0 2,512,391,000


Program Pengembangan Teknologi Penerbangan dan Antariksa (Hibah Langsung
0 69,628,000
Luar Negeri)
Total Belanja 792,864,792,000 840,881,697,000

Realisasi B.1 Pendapatan


Pendapatan
Realisasi Pendapatan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember
Rp5.600.804.991
2019 adalah sebesar Rp5.600.804.991 atau mencapai 189% dari estimasi
pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp2.955.754.000. Keseluruhan
pendapatan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
terdiri dari Penerimaan Negara Bukan Pajak.
Rincian Estimasi Pendapatan dan realisasinya adalah sebagai berikut :
Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan 31 Desember 2019
31 Desember 2019
Uraian % Realisasi
Anggaran Realisasi
Anggaran
Penerimaan Negara Bukan Pajak 2,955,754,000 5,600,804,991
Jumlah 2,955,754,000 5,600,804,991 -

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 62 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Selanjutnya, Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak untuk periode 31


Desember 2019 dibandingkan dengan 31 Desember 2018 terdapat
penurunan sebesar 56,18%. Penurunan ini disebabkan penurunan
signifikan pada pendapatan penyelesaian ganti kerugian negara terhadap
pihak, pendapatan denda penyelesaian pekerjaan pemerintah, dan
penerimaan kembali belanja modal TAYL.

Perbandingan Realisasi Pendapatan 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018


REALISASI REALISASI NAIK (TURUN)
Uraian
31 DESEMBER 2019 31 DESEMBER 2018 %
Pendapatan PNBP Lainnya 5,600,804,991 12,781,142,259 (56.18)
Pendapatan BLU - - -
Jumlah 5,600,804,991 12,781,142,259 (56.18)

Rincian Perbandingan Realisasi Pendapatan


31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
NAIK
URAIAN 31 DESEMBER 2019 31 DESEMBER 2018
(TURUN)
Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN Lainnya 365,637,996 189,491,000 92.96
Pendapatan dari Penjualan Peralatan dan Mesin 155,076,000 19,201,550 707.62
Pendapatan Sewa Tanah, Gedung dan Bangunan 102,193,402 194,779,203 (47.53)
Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan (Jasa Giro) 854,970 303,917 181.32
Pendapatan dari Penjualan Tanah, Gedung, dan Bangunan 6570000 - -

Pendapatan Penggunaan Sarana dan Prasarana sesuai dengan 31,200,000

Pendapatan Layanan Pendidikan dan/atau Pelatihan 166,000,000

Pendapatan layanan penelitian/riset pengembangan Iptek 1,677,669,458

Pendapatan hasil penelitian /riset dan hasil pengembangan iptek 44,640,000


Pendapatan hasil survey dan pemetaan 2,000,000 - -
Pendapatan setoran dari sisa utang non TP/TGR pensiunan PNS 15,500,000

Pendapatan Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Pegawai 2,239,157,997 1,167,101,185 91.86

Pendapatan Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Pihak 186,124,014 1,068,323,612 (82.58)

Pendapatan Denda Penyelesaian Pekerjaan Pemerintah 250,718,369 1,171,599,610 (78.60)


Penerimaan Kembali Belanja Pegawai TAYL 180,284,308 201,944,274 (10.73)
Penerimaan Kembali Belanja Barang TAYL 91,586,770 54,489,975 68.08
Penerimaan Kembali Belanja Modal TAYL 36,047,196 8,668,309,787 (99.58)
Pendapatan Anggaran Lain-lain 744,511 45,598,146 (98.37)
Pendapatan Jasa Pelayanan Tenaga, Pekerjaan, Informasi,
48,800,000 - 100
Pelatihan dan Teknologi
Jumlah 5,600,804,991 12,781,142,259 (56.18)

Realisasi Belanja
B.2. Belanja
Negara
Rp796.286.547.322 Realisasi belanja LAPAN pada 31 Desember 2019 adalah sebesar
Rp796.286.547.322 atau sebesar 94.7% dari anggaran belanja sebesar
Rp840.881.697.000. Rincian anggaran dan realisasi belanja 31 Desember
2019 adalah sebagai berikut:

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 63 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Rincian Estimasi dan Realisasi Belanja 31 Desember 2019


31 DESEMBER 2019
Uraian % Realisasi
Anggaran Realisasi
Anggaran
Belanja Pegawai 199,670,660,000 196,443,444,816 98.38
Belanja Barang 172,677,067,000 162,685,689,923 94.21
Belanja Modal 468,533,970,000 437,442,336,382 93.36
Total Belanja Kotor 840,881,697,000 796,571,471,121 94.73
Pengembalian Belanja 284,923,799
Jumlah 840,881,697,000 796,286,547,322 94.70

Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam grafik


berikut ini:

500,000,000,000

400,000,000,000

300,000,000,000

200,000,000,000

100,000,000,000

-
Belanja Belanja Belanja
Pegawai Barang Modal

Anggaran Realisasi

Sedangkan realisasi belanja berdasarkan program untuk 31 Desember


2019 adalah sebagai berikut:
Rincian Belanja Berdasarkan Program 31 Desember 2019
31 DESEMBER 2019
PROGRAM (%)
ANGGARAN REALISASI
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas
117,155,561,000 113,401,555,030 96.80%
Teknis Lainnya LAPAN
Program Pengembangan Teknologi Penerbangan dan
721,144,117,000 681,351,767,371 94.48%
Antariksa
Program Pengembangan Teknologi Penerbangan dan
2,512,391,000 1,501,773,704 59.77%
Antariksa (PNBP)
Program Pengembangan Teknologi Penerbangan dan
69,628,000 31,451,217 45.17%
Antariksa (Hibah Langsung Luar Negeri)
Jumlah 840,881,697,000 796,286,547,322 94.70%

Realisasi Belanja pada 31 Desember 2019 mengalami penurunan sebesar


1.11% dibandingkan realisasi belanja pada 31 Desember 2018. Penurunan
terjadi pada realisasi belanja barang dan belanja modal.
Perbandingan Realisasi Belanja
31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
NAIK (TURUN)
Uraian 31 Desember 2019 31 Desember 2018
%
Belanja Pegawai 196,443,444,816 148,324,199,890 32.44
Belanja Barang 162,685,689,923 196,309,538,980 (17.13)
Belanja Modal 437,442,336,382 460,911,266,801 (5.09)
Total Belanja Kotor 796,571,471,121 805,545,005,671 (1.11)
Pengembalian Belanja 284,923,799 424,550,051
Jumlah 796,286,547,322 805,120,455,620 (1.11)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 64 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Belanja Pegawai
B.3 Belanja Pegawai
Rp196.348.491.501
Realisasi belanja pegawai 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
adalah masing-masing sebesar Rp196.348.491.501 dan
Rp148.180.497.320 atau terjadi kenaikan sebesar 32.51% dari 31
Desember 2018. Hal ini disebabkan terjadi kenaikan yang signifikan
pada belanja pegawai (tunjangan khusus kegiatan).

Perbandingan Belanja Pegawai 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018


REALISASI REALISASI NAIK (TURUN)
Uraian
31 DESEMBER 2019 31 DESEMBER 2018 %

Belanja Gaji dan Tunjangan PNS 91,622,097,092 83,444,625,117 9.80


Belanja Uang Lembur 950,460,000 819,733,200 15.95
Belanja Pegawai (Tunj. Khusus/Kegiatan) 103,870,887,724 64,059,841,573 62.15
Jumlah Belanja Kotor 196,443,444,816 148,324,199,890 32.44
Pengembalian Belanja Pegawai 94,953,315 143,702,570 (33.92)
Jumlah 196,348,491,501 148,180,497,320 32.51

Belanja Barang
B.4 Belanja Barang
Rp162.502.744.457
Realisasi Belanja Barang 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
adalah masing-masing sebesar Rp162.502.744.457 dan
Rp196.066.274.249. Realisasi tersebut mengalami penurunan 17,12%
dari realisasi belanja barang 31 Desember 2018. Hal ini disebabkan
antara lain penurunan pada realisasi belanja barang operasional,
belanja barang non operasional, dan belanja barang persediaan.
Rincian Belanja Barang disajikan dalam tabel berikut ini:
Perbandingan Realisasi Belanja Barang 31 Desember 2019 dan 31 Desember
2018
REALISASI REALISASI NAIK (TURUN)
Uraian
31 DESEMBER 2019 31 DESEMBER 2018 %
Belanja Barang Operasional 42,966,064,906 77,211,346,836 (44.35)
Belanja Barang Non Operasional 18,547,897,753 19,226,528,780 (3.53)
Belanja Barang Persediaan 12,808,150,603 15,104,268,901 (15.20)
Belanja Jasa 34,456,045,247 31,705,932,184 8.67
Belanja Pemeliharaan 20,038,660,325 19,650,601,233 1.97
Belanja Perjalanan Dalam Negeri 28,971,807,324 28,961,287,619 0.04
Belanja Perjalanan Luar Negeri 4,648,189,765 4,100,665,927 13.35
Belanja Barang BLU - - -
Belanja Barang untuk diserahkan kepada
248,874,000 348,907,500 (28.67)
masyarakat/pemda
Jumlah Belanja Kotor 162,685,689,923 196,309,538,980 (17.13)
Pengembalian Belanja Barang 182,945,466.00 243,264,731.00 (24.80)
Jumlah 162,502,744,457 196,066,274,249 (17.12)

Belanja Modal
B.5 Belanja Modal
Rp437.435.311.364
Realisasi Belanja Modal 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
adalah masing-masing sebesar Rp437.435.311.364 dan
Rp460.873.684.051. Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran
untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 65 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

lebih dari satu periode akuntansi.


Realisasi Belanja Modal pada 31 Desember 2019 mengalami
penurunan sebesar 5,09% dibandingkan 31 Desember 2018. Hal ini
disebabkan antara lain tidak adanya realisasi belanja tanah dan
penurunan realisasi yang signifikan pada belanja modal peralatan dan
mesin.
Perbandingan Realisasi Belanja Modal 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
REALISASI REALISASI NAIK (TURUN)
Uraian
31 DESEMBER 2019 31 DESEMBER 2018 %
Belanja Modal Tanah - 3,417,958,000 -
Belanja Modal Peralatan dan Mesin 252,203,093,306 321,029,755,910 (21.44)
Belanja Modal Gedung dan Bangunan 45,610,012,980 33,829,293,353 34.82
8,494,036,000 24.50
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan 10,574,872,500
Belanja Modal Lainnya 129,054,357,596 94,140,223,538 37.09
Jumlah Belanja Kotor 437,442,336,382 460,911,266,801 (5.09)
Pengembalian Belanja Modal 7,025,018 37,582,750 (81.31)
Jumlah 437,435,311,364 460,873,684,051 (5.09)

Belanja Modal
B.5.1 Belanja Modal Tanah
Tanah Rp0
Realisasi Belanja Modal Tanah 31 Desember 2019 dan 31 Desember
2018 masing-masing adalah sebesar Rp0 dan Rp3.417.958.000.
Perbandingan Realisasi Belanja Modal Tanah
31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
REALISASI REALISASI NAIK (TURUN)
Uraian
31 DESEMBER 2019 31 DESEMBER 2018 %
Belanja Modal Tanah - 3,417,958,000 -
Jumlah Belanja Kotor - 3,417,958,000 -
Pengembalian Belanja - -
Jumlah - 3,417,958,000 -

Belanja Modal
B.5.2 Belanja Modal Peralatan dan Mesin
Peralatan dan
Mesin Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin 31 Desember 2019 dan
Rp252.196.338.288
31 Desember 2018 masing-masing adalah sebesar Rp252.196.338.288
dan Rp320.995.558.010 Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin
31 Desember 2019 mengalami penurunan sebesar 21,43% bila
dibandingkan dengan realisasi 31 Desember 2018. Hal ini disebabkan
karena menurunnya belanja modal peralatan dan mesin, belanja modal
bahan baku peralatan dan mesin, tidak adanya belanja modal
perencanaan dan belanja modal sewa peralatan dan mesin.

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 66 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Perbandingan Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin


31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
REALISASI REALISASI NAIK (TURUN)
Uraian
31 DESEMBER 2019 31 DESEMBER 2018 %
Belanja Modal Peralatan dan Mesin 191,740,154,247 215,112,847,913 (10.87)
Belanja Modal bahan Baku Peralatan dan
55,030,032,677 (97.74)
Mesin 1,243,103,500
Belanja Modal Perencanaan dan
360,000,000 (100.00)
Pengawasan Peralatan dan Mesin -
Belanja Modal Pemasangan Peralatan dan
- -
Mesin
Belanja Modal Sewa Peralatan dan mesin 14,330,544,900 (100.00)
Belanja Penambahan Nilai Peralatan dan
36,196,330,420 63.61
Mesin 59,219,835,559
Jumlah Belanja Kotor 252,203,093,306 321,029,755,910 (21.44)
Pengembalian Belanja 6,755,018 34,197,900 (80.25)
Jumlah 252,196,338,288 320,995,558,010 (21.43)

Belanja Modal
B.5.3 Belanja Modal Gedung dan Bangunan
Gedung dan
Bangunan Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan 31 Desember 2019
Rp45.609.742.980
dan 31 Desember 2018 masing-masing sebesar Rp45.609.742.980 dan
Rp33.825.908.503. Realisasi Modal Gedung dan Bangunan 31
Desember 2019 mengalami kenaikan sebesar 34,84% dibandingkan
Modal Gedung dan Bangunan 31 Desember 2018. Hal ini disebabkan
kenaikan pada belanja modal gedung dan bangunan dan belanja
penambahan nilai gedung dan bangunan.
Perbandingan Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan
31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
REALISASI REALISASI NAIK (TURUN)
Uraian
31 DESEMBER 2019 31 DESEMBER 2018 %

Belanja Modal Gedung dan Bangunan 28,867,014,365 21,186,288,652 36.25

Belanja Penambahan Nilai Gedung dan


16,742,998,615 12,643,004,701 32.43
Bangunan
Jumlah Belanja Kotor 45,610,012,980 33,829,293,353 34.82
Pengembalian Belanja 270,000 3,384,850 (92.02)
Jumlah 45,609,742,980 33,825,908,503 34.84

Belanja Modal
B.5.4 Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan
Jalan, Irigasi dan
Jaringan Realisasi Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan 31 Desember 2019
Rp10.574.872.500
dan 31 Desember 2018 masing-masing sebesar Rp10.574.872.500 dan
Rp8.494.036.000. Realisasi Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan
31 Desember 2019 mengalami kenaikan sebesar 24,50% dibandingkan
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan 31 Desember 2018. Hal ini
disebabkan oleh meningkatnya belanja penambahan nilai jalan dan
jembatan.

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 67 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Perbandingan Realisasi Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan


31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
REALISASI REALISASI NAIK
Uraian
31 DESEMBER 2019 31 DESEMBER 2018 (TURUN) %
Belanja Modal Jaringan 171,011,500 190,682,000 (10.32)
Belanja Penambahan Nilai Jalan dan Jembatan 10,403,861,000 8,185,068,000 27.11
Belanja Penambahan Nilai Jaringan - 118,286,000 (100.00)
Jumlah Belanja Kotor 10,574,872,500 8,494,036,000 24.50
Pengembalian Belanja - - -
Jumlah 10,574,872,500 8,494,036,000 24.50

Belanja Modal
B.5.5 Belanja Modal Lainnya
Lainnya
Rp129.054.357.596 Realisasi Belanja Modal Lainnya 31 Desember 2019 dan 31 Desember
2018 masing-masing sebesar Rp129.054.357.596 dan
Rp94.140.223.538. Realisasi Belanja Modal Lainnya 31 Desember
2019 mengalami kenaikan sebesar 37,09% dibandingkan Belanja
Modal Lainnya 31 Desember 2018. Hal ini disebabkan adanya
kenaikan pada belanja modal lainnya dan belanja penambahan nilai
aset tetap lainnya dan/atau aset.
Perbandingan Realisasi Belanja Modal Lainnya
31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
REALISASI REALISASI NAIK (TURUN)
Uraian
31 DESEMBER 2019 31 DESEMBER 2018 %
Belanja Modal Lainnya 122,445,767,420 88,278,820,238 38.70

Belanja Penambahan Nilai Aset Tetap


Lainnya dan/Atau Aset Lainnya 6,608,590,176 5,861,403,300 12.75
Jumlah Belanja Kotor 129,054,357,596 94,140,223,538 37.09
Pengembalian Belanja - - -
Jumlah 129,054,357,596 94,140,223,538 37.09

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 68 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

C. PENJELASAN ATAS POS- POS NERACA


C.1 Kas di Bendahara Pengeluaran
Kas di Bendahara
Kas di Bendahara Pengeluaran adalah kas yang dikuasai, dikelola dan
Pengeluaran
Rp0 menjadi jawab Bendahara Pengeluaran yang berasal dari sisa Uang
Persediaan/Tambahan Uang Persediaan (UP/TUP) yang belum
dipertanggungjawabkan atau belum disetorkan ke Kas Negara per
tanggal neraca.
Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran pada LAPAN per 31 Desember
2019 dan 31 Desember 2018 masing-masing sebesar Rp0 dan
Rp88.731.703 dengan rincian sebagai berikut :
Perbandingan Kas di Bendahara Pengeluaran
31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018

Keterangan 31 Desember 2019 31 Desember 2018

Uang Tunai Rp - Rp 88,731,703

Jumlah Rp - Rp 88,731,703

Kas Lainnya dan


C.2 Kas Lainnya dan Setara Kas
Setara Kas
Rp1.772.240 Saldo Kas Lainnya dan Setara Kas per tanggal 31 Desember 2019 dan
31 Desember 2018 masing-masing sebesar Rp1.772.240 dan
Rp32.025.846.
Kas Lainnya dan Setara Kas merupakan kas pada bendahara pengeluaran
yang bukan berasal dari UP/TUP, kas lainnya dan setara kas. Setara kas
yaitu investasi jangka pendek yang siap dicairkan menjadi kas dalam
jangka waktu 3 bulan atau kurang sejak tanggal pelaporan. Rincian
sumber Kas Lainnya dan Setara Kas adalah sebagai berikut:
Perbandingan Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas
31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
Keterangan 31 Desember 2019 31 Desember 2018
Jasa Giro yang belum di setor ke kas negara Rp 9,331 Rp 574,629
Pajak yang belum di setor Rp 1,762,909 Rp -
Hibah yang belum digunakan Rp - Rp 31,451,217
Jumlah Rp 1,772,240 Rp 32,025,846

Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas 31 Desember 2019 dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas Per Satker
Penjelasan
No Satker Saldo (Rp)
Uraian Nominal (Rp)
1 Pusteksat 1,762,909 Pajak belum disetor 1,762,909
2 PUSKKPA 9,331 Jasa Giro 9,331
Total 1,772,240 1,772,240

Terhadap Kas Lainnya dan Setara Kas telah dilakukan penyetoran pada
tahun 2020. Dokumen sebagaimana terlampir.

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman- 69 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited
Belanja Dibayar C.3 Belanja Dibayar Dimuka
Dimuka
Belanja dibayar dimuka per tanggal 31 Desember 2019 dan 31
Rp35.750.000
Desember 2018 masing-masing sebesar Rp35.750.000 dan
Rp37.950.000. Belanja dibayar dimuka merupakan hak yang masih
harus diterima setelah tanggal neraca sebagai akibat dari barang/jasa
telah dibayarkan secara penuh namun barang atau jasa belum diterima
seluruhnya, dengan rincian sebagai berikut:
Perbandingan Rincian Belanja Dibayar Dimuka
31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018

No Satker Penjelasan 31 Desember 2019 31 Desember 2018

1 Pustekbang Asuransi Pesawat LSA-01 Rp 35,750,000 Rp 37,950,000

Total Rp 35,750,000 Rp 37,950,000

Piutang Bukan C.4 Piutang Bukan Pajak


Pajak
Piutang Bukan Pajak per tanggal 31 Desember 2019 dan 31 Desember
Rp5.673.118.370
2018 masing-masing sebesar Rp5.673.118.370 dan Rp108.908.698
dengan rincian sebagai berikut:
Rincian Piutang Bukan Pajak
31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
No Keterangan 31 Desember 2019 31 Desember 2018

1 Piutang PNBP Rp 11,569,460 Rp 5,200,000

2 Piutang lainnya Rp 5,661,548,910 Rp 103,708,698

Total Rp 5,673,118,370 Rp 108,908,698

Perbandingan Rincian Piutang PNBP


Keterangan 31 Desember 2019 31 Desember 2018
sewa tanah, gedung dan bangunan berupa sewa kantin TA
Rp 2,800,000 Rp 5,200,000
2018
sewa tanah, gedung dan bangunan berupa sewa kantin,
Rp 8,769,460 Rp -
ATM dan Rumah Negara TA 2019
Jumlah Rp 11,569,460 Rp 5,200,000
Perbandingan Rincian Piutang Lainnya
Keterangan 31 Desember 2019 31 Desember 2018
kekurangan pekerjaan pembangunan gedung lab obnas Rp - Rp 22,748,249
kelebihan pembayaran tunjangan fungsional Rp 7,000,000 Rp -
kelebihan pembayaran tunjangan kinerja Rp 107,370,918 Rp 66,557,761
kelebihan pembayaran uang makan pegawai Rp 15,646,750 Rp 5,862,300
kelebihan pembayaran uang perjalanan dinas Rp - Rp 7,691,217
kelebihan pembayaran uang lembur Rp - Rp 70,300
kelebihan pembayaran honor Rp - Rp 646,000
kelebihan pembayaran sewa internet Rp 3,592,954 Rp 132,871
kelebihan pembayaran jaminan kesehatan Rp 271,232 Rp -
pengembalian belanja atas sisa pekerjaan (pencairan
Rp 5,492,054,028 Rp -
jaminan bank garansi)
pengembalian belanja barang discontinue Rp 32,801,680 Rp -
kelebihan pembayaran selisih kurs Rp 2,805,348 Rp -
kelebihan pembayaran belanja operasional perkantoran Rp 6,000 Rp -
Jumlah Rp 5,661,548,910 Rp 103,708,698

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman- 70 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Piutang bukan pajak merupakan hak atau pengakuan pemerintah atas


uang atau jasa terhadap pelayanan yang telah diberikan namun belum
diselesaikan pembayarannya.
Mutasi piutang pada 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut:
S a l d o p e r 3 1 D e s e mb e r 2 0 18 R p 10 8 , 9 0 8 , 6 9 8
M ut a s i t a mb a h:
- keleb ihan p emb ayaran t unjang an kinerja Rp 10 7,3 70 ,9 18
- keleb ihan p emb ayaran t unjang an fung s io nal Rp 7,0 0 0 ,0 0 0
- keleb ihan p emb ayaran uang makan p eg awai Rp 15,6 4 6 ,750
- keleb ihan p emb ayaran lang g anan int ernet Rp 3 ,59 2 ,9 54
- p eng emb alian b elanja at as s is a p ekerjaan
Rp 5,4 9 2 ,0 54 ,0 2 8
(p encairan jaminan b ank g arans i)
- keleb ihan p emb ayaran jaminan kes ehat an Rp 2 71,2 3 2
- p eng emb alian b elanja b arang d is co nt inue Rp 3 2 ,8 0 1,6 8 0
- keleb ihan p emb ayaran s elis ih kurs Rp 2 ,8 0 5,3 4 8
- keleb ihan b elanja o p eras io nal p erkant o ran Rp 6 ,0 0 0
- s ewa t anah, g ed ung d an b ang unan Rp 8 ,76 9 ,4 6 0
M ut a s i kura ng :
- p emb ayaran kekurang an p ekerjaan
p emb ang unan g ed ung lab o rat o rium OBNAS Rp (2 2 ,74 8 ,2 4 9 )
Kup ang
- p emb ayaran at as s ewa t anah, g ed ung d an
Rp (2 ,4 0 0 ,0 0 0 )
b ang unan
- p emb ayaran keleb ihan t unjang an kinerja Rp (6 6 ,557,76 1)
- p emb ayaran keleb ihan uang makan p eg awai Rp (5,8 6 2 ,3 0 0 )
- p emb ayaran keleb ihan uang p erjalanan d inas Rp (7,6 9 1,2 17)
- p emb ayaran keleb ihan uang lemb ur Rp (70 ,3 0 0 )
- p emb ayaran keleb ihan ho no r Rp (6 4 6 ,0 0 0 )
- p emb ayaran keleb ihan s ewa int ernet Rp (13 2 ,8 71)
S a l d o p e r 3 1 D e s e mb e r 2 0 19 R p 5 , 6 7 3 , 118 , 3 7 0

Mutasi tambah dapat dijelaskan sebagai berikut:


a. Kelebihan pembayaran tunjangan kinerja sebesar Rp107.370.918
(dokumen terlampir) terdiri dari:

No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)


1 Biro Renkeu 3,793,696
2 LAPAN Sumedang 449,917
3 Biro SDM Orkum 4,669,916
4 Pusteksat 18,647,740
5 Pustikpan 5,693,058
6 Inspektorat 2,992,781
7 Pustekroket 21,384,197
8 LAPAN Garut 400
9 LAPAN Parepare 1,559,343
10 LAPAN Biak 1,854,177
11 Biro KSHU 9,408,414
12 PSTA 5,243,849
13 Pustekdata 11,796,924
14 Pustekbang 9,343,365
15 Pusainsa 10,533,141
Total 107,370,918

b. Kelebihan pembayaran tunjangan fungsional sebesar Rp7.000.000


pada satker Pusfatja (dokumen terlampir).

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman- 71 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

c. Kelebihan pembayaran uang makan pegawai sebesar Rp15.646.750


(dokumen terlampir) terdiri dari:
No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)
1 Inspektorat 69.700
2 Pustekbang 315.750
3 Pustekroket 14.629.200
4 LAPAN Pontianak 350.900
5 LAPAN Parepare 175.750
6 LAPAN Agam 105.450
Total 15.646.750

d. Kelebihan pembayaran langganan internet sebesar Rp3.592.954 pada


satker Pustikpan (dokumen terlampir).
e. Pengembalian belanja atas sisa pekerjaan konstruksi pembangunan
rumah teleskop berupa pencairan jaminan bank garansi sebesar
Rp5.492.054.028 pada satker Pussainsa (dokumen terlampir).
f. Kelebihan pembayaran jaminan kesehatan sebesar Rp271.232 pada
satker Pussainsa (dokumen terlampir).
g. Pengembalian belanja barang discontinue sebesar Rp32.801.680
pada satker Pustekroket (dokumen terlampir).
h. Kelebihan pembayaran atas selisih kurs terkait settlemen dan living
allowance sebesar Rp2.805.348 pada satker Pustekroket (dokumen
terlampir).
i. Kelebihan pembayaran belanja operasional perkantoran berupa
materai sebesar Rp6000 pada LAPAN Sumedang (dokumen
terlampir).
j. Sewa tanah, gedung dan bangunan sebesar Rp8.769.460 (dokumen
terlampir) berupa sewa kantin, ATM dan rumah dinas pada satker
Pustekbang.

Mutasi kurang dapat dijelaskan sebagai berikut:


a. Pembayaran kekurangan pekerjaan pembangunan laboratorium
kendali pengamatan observatorium nasional Kupang sebesar
Rp.22.748.249 pada satker Pussainsa (dokumen terlampir).
b. Pembayaran atas sewa tanah, gedung dan bangunan sebesar
Rp2.400.000 (dokumen terlampir) berupa sewa kantin pada satker
Pustekbang.
c. Kelebihan pembayaran tunjangan kinerja sebesar Rp66.557.761
(dokumen terlampir) terdiri dari:

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman- 72 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)


1 Biro Renkeu 377,545
2 LAPAN Sumedang 197,771
3 Biro SDM Orkum 4,425,292
4 Pusteksat 7,152,438
5 LAPAN Agam 3,909,105
6 Inspektorat 582,750
7 Pustekroket 15,070,957
8 PusKKPA 15,521,209
9 LAPAN Biak 2,865,462
10 Biro KSHU 12,721,725
11 PSTA 3,733,507
Total 66,557,761

d. Pembayaran kelebihan uang makan pegawai sebesar Rp5.862.300


(dokumen terlampir) terdiri dari:
No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)
1 Biro Renkeu 351,500
2 Pusteksat 1,859,650
3 Inspektorat 104,850
4 Pustekroket 3,018,400
5 LAPAN Sumedang 37,000
6 LAPAN Agam 490,900
Total 5,862,300

e. Kelebihan pembayaran uang perjalanan dinas sebesar Rp7.691.217


(dokumen terlampir) terdiri dari:

No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)


1 Biro Renkeu 385,000
2 Pustekdata 7,306,217
Total 7,691,217

f. Pembayaran kelebihan uang lembur sebesar Rp70.300 pada satker


Biro Renkeu (dokumen terlampir).
g. Pembayaran kelebihan honor pejabat pengadaan barang dan jasa
sebesar Rp646.000 pada satker LAPAN Agam (dokumen terlampir).
h. Pembayaran kelebihan sewa internet sebesar Rp132.871 pada satker
Pustikpan (dokumen terlampir).

Penyisihan Piutang
C.5 Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Bukan Pajak
Tak Tertagih –
Piutang Bukan Pajak Nilai Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Bukan Pajak per
Rp28.365.592
31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 adalah sebesar Rp28.365.592
dan Rp544.543.
Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Bukan Pajak adalah
merupakan estimasi atas ketidaktertagihan piutang lancar yang
ditentukan oleh kualitas piutang masing-masing debitur.
Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Bukan Pajak pada
tanggal pelaporan adalah sebagai berikut:

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman- 73 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited
Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Bukan Pajak
Kualitas Piutang Nilai Piutang Lancar % Penyisihan Nilai Penyisihan
Piutang Bukan Pajak
Lancar 5.673.118.370 0,50% 28.365.592
Kurang Lancar - 10% -
Diragukan - 50% -
Macet - 100% -
Jumlah 5.673.118.370 28.365.592

Bagian Lancar
C.6 Bagian Lancar Tagihan TP/TGR
Tagihan TP/TGR
Rp1.688.093.229 Saldo Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti
Rugi per tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 adalah masing-masing
sebesar Rp1.688.093.229 dan Rp2.100.434.041. Bagian Lancar TP/TGR
merupakan TP/TGR yang belum diselesaikan pada tanggal pelaporan
yang akan jatuh tempo dalam 12 (dua belas) bulan atau kurang sejak
tanggal pelaporan. Rincian Bagian Lancar TP/TGR adalah sebagai
berikut:
Rincian Bagian Lancar TP/TGR
31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
No. Debitur 31 Desember 2019 31 Desember 2018
1 Kurmarseyto Rp 69,000,000 Rp 141,536,820
2 I Ketut Wiadnyana Rp 10,772,378 Rp 120,000,000
3 Edi Cahyadi Rp 47,207,074 Rp 120,000,000
4 M. Yulianto Nasrudin Rp - Rp 137,020,380
5 Yudi Iswahyudi Rp - Rp 57,874,512
6 Agus Dwi Pitoyo Rp 67,617,038 Rp 180,000,000
7 Nuriyan Fahmi Rp 60,000,000 Rp 60,000,000
8 Nandani Setyo Samodra Rp 94,782,476 Rp 150,000,000
9 Astu Rahino Adi Rp 60,000,000 Rp 60,000,000
10 Irman Yudiana Rp - Rp 96,190,261
11 Soma Ariyaka Rp 9,228,471 Rp 110,741,664
12 Andrian Rp - Rp 4,850,000
13 Fajar Novianto Rp 110,543,416 Rp 147,391,248
14 Suryo Sejati Rp 76,979,312 Rp 96,000,000
15 Nurul Lugas Rp 100,000,000 Rp 132,145,786
16 Mukarram Rp 145,177,668 Rp 145,177,668
17 Yanuar Rokhmad Rp 137,020,375 Rp 137,020,380
18 Darmana Rahayu Rp 85,343,057 Rp 85,343,057
19 Antasari Irawanto Rp 119,142,260 Rp 119,142,264
20 Ari Widodo Rp 420,395,640 Rp -
21 Izzawati Rp 74,384,064 Rp -
22 Nata Miharja Rp 500,000 Rp -
23 PT Tata Sarana Rp - Rp 1
Jumlah Rp 1,688,093,229 Rp 2,100,434,041

Penyisihan Piutang
C.7 Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Bagian Lancar Tagihan
Tak Tertagih –
Piutang Lancar TP/TGR
Rp8.440.466
Nilai Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Bagian Lancar TP/TGR per 31
Desember 2019 dan 2018 adalah sebesar Rp8.440.466 dan
Rp10.502.170
Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Bagian Lancar TP/TGR adalah
merupakan estimasi atas ketidaktertagihan piutang lancar yang
ditentukan oleh kualitas piutang masing-masing debitur. Rincian
Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Bagian Lancar TP/TGR pada tanggal
pelaporan adalah sebagai berikut:

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman- 74 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Bagian Lancar TP/TGR pada


tanggal pelaporan adalah sebagai berikut:
Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Bagian Lancar TP/TGR
Kualitas Piutang Nilai Piutang Lancar % Penyisihan Nilai Penyisihan
Bagian Lancar TP/TGR
Lancar 1.688.093.229 0,50% 8.440.466
Kurang Lancar - 10% -
Diragukan - 50% -
Macet - 100% -
Jumlah 1.688.093.229 8.440.466

Persediaan
C.8 Persediaan
Rp58.138.811.220
Persediaan merupakan aset lancar dalam bentuk barang atau
perlengkapan (supplies) yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan
operasional pemerintah, dan/atau dijual, dan/atau diserahkan dalam
rangka pelayanan kepada masyarakat.
Nilai Persediaan per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 masing-
masing adalah sebesar Rp58.138.811.220 dan Rp57.318.366.099 dengan
rincian sebagai berikut:
Perbandingan Rincian Persediaan
31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018

No. Uraian 31 Desember 2019 31 Desember 2018

1 Barang Konsumsi Rp 3,595,671,143 Rp 2,966,769,045


2 Amunisi Rp 1,542,214,000 Rp 1,535,624,000
3 Bahan Untuk Pemeliharaan Rp 304,973,830 Rp 452,770,929
4 Suku Cadang Rp 4,403,867,768 Rp 4,218,354,827
5 Bahan Baku Rp 47,674,601,242 Rp 47,301,182,263
6 Persediaan lainnya Rp 617,483,237 Rp 843,665,035
Jumlah Rp 58,138,811,220 Rp 57,318,366,099

Nilai barang persediaan yang dalam kondisi rusak sebesar


Rp.777.816.057 dan usang sebesar Rp207.274.000 pada satker
Pustekroket.

Piutang Tagihan
C.9 Piutang Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti
TP/TGR
Rp7.487.105.546 Rugi (TP/TGR)
Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) per
31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 masing-masing sebesar
Rp7.487.105.546 dan Rp8.360.332.688. Tagihan Tuntutan
Perbendaharaan adalah tagihan kepada bendahara akibat kelalaiannya
atau tindakannya yang melanggar hukum yang mengakibatkan kerugian
negara. Sedangkan Tagihan Tuntutan Ganti Rugi adalah tagihan kepada
pegawai bukan bendahara untuk penggantian atas suatu kerugian yang
diderita oleh negara karena kelalaiannya.

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman- 75 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Rincian Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi


(TP/TGR) per tanggal 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 adalah
sebagai berikut :
Rincian Tagihan TP/TGR
31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
No Debitur 31 Desember 2019 31 Desember 2018

1 Kurmarsetyo Rp - Rp 77,284,240
2 I Ketut Wiadnyana Rp - Rp 10,772,378
3 Edi Cahyadi Rp - Rp 47,207,074
4 M. Yulianto Nasrudin Rp - Rp 11,418,355
5 Yudi Iswahyudi Rp - Rp 4,822,864
6 Agus Dwi Pitoyo Rp - Rp 67,617,038
7 Nuriyan Fahmi Rp 98,162,199 Rp 158,162,199
8 Nandani Setyo Samodra Rp - Rp 69,782,476
9 Astu Rahino Adi Rp 93,231,754 Rp 153,231,754
10 Soma Ariyaka Rp - Rp 9,228,471
11 Fajar Novianto Rp - Rp 122,826,020
12 Suryo Sejati Rp - Rp 76,979,312
13 Nurul Lugas Rp 38,291,572 Rp 131,145,786
14 Mukarram Rp 135,177,667 Rp 145,177,667
15 Yanuar Rokhmad Rp 72,020,375 Rp 137,020,370
16 Darmana Rahayu Rp 79,843,057 Rp 85,343,057
17 Antasari Irawanto Rp 82,142,261 Rp 119,142,257
18 Ari Widodo Rp 175,164,841 Rp -
19 Izzawati Rp 55,788,025 Rp -
20 Eka Bramantya Rp 267,727,274 Rp 302,473,685
21 Muhammad Dwi Iman Rp 77,436,431 Rp 97,436,433
22 Rizal Hikmawan Rp 152,434,592 Rp 166,980,047
23 Zulyan Ismu Rp 277,486,186 Rp 288,486,186
24 Setiawan Arif Widodo Rp 141,653,013 Rp 141,653,013
25 Waluyo Adi Rp 30,517,280 Rp 55,062,737
26 Abdullah Farid Rp 301,486,191 Rp 303,304,371
27 Pria Mulyono Rp 364,962,578 Rp 369,508,033
28 Gelora Yala Nusantoro Rp 63,702,543 Rp 77,338,908
29 Singgih Murtiono Rp 303,137,275 Rp 344,046,369
30 Endang Rachmawati Rp 303,137,275 Rp 344,046,369
31 M. Budi Kurnia Rp 155,063,450 Rp 182,336,180
32 PT Dharma Adhi Karya Rp 32,557,162 Rp 32,557,162
33 CV Roby & Corp Rp 26,547,140 Rp 26,547,140
34 PT Asih Silapurna Rp 456,323,741 Rp 456,323,741
35 PT Restu Prima Citra Rp 378,288,498 Rp 378,288,498
36 PT. Cilungup Indah Serasi Rp 370,046,838 Rp 370,046,838
37 CV. Surya Fadilah Rp 218,982,148 Rp 218,982,148
38 CV. Harman Utama Rp 21,569,872 Rp 21,569,872
39 CV. Krida Setia Abadi Rp 935,209,000 Rp 935,209,000
40 PT. Idee Murni Pratama Rp 1,322,786,826 Rp 1,322,786,826
41 PT. Karya Putri Bungsu Rp 11,970,537 Rp 11,970,537
42 PT. Itera Sinar Multimedia Rp 8,740,710 Rp 15,340,710
43 Malik Ibrohim Rp 64,786,900 Rp 64,786,900
44 PT. Ina Intitara Bahtera Rp 13,914,697 Rp 13,914,697
45 PT. Ina Intitara Bahtera Rp 458,704 Rp 5,458,704
46 PT. Ferdian Putra Sejati Rp 50,000,000 Rp 218,134,979
47 PT. Karya Tajur Tangsi Rp 33,391,744 Rp 33,391,744
48 PT. Mentari Putri Persada Rp 59,999,999 Rp 59,999,999
49 PT. Cipta Lestari Teknik Rp - Rp 11,090,909
50 CV. Kurnia Abadi Rp 64,098,635 Rp 64,098,635
51 PT. CUNG Rp 148,866,556 Rp 64,098,635
Total Rp 7,487,105,546 Rp 8,360,332,688

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman- 76 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Daftar rincian piutang Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti


Rugi (TP/TGR) per tanggal 31 Desember 2019 dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Rincian Piutang Tagihan TP/TGR 31 Desember 2018
No Satker Debitur Kualitas Nilai Piutang
Nuriyan Fahmi Lancar Rp 98,162,199
Astu Rahino Adi Lancar Rp 93,231,754
Nurul Lugas Lancar Rp 38,291,572
Mukarram Lancar Rp 135,177,667
Yanuar Rokhmad Lancar Rp 72,020,375
Darmana Rahayu Lancar Rp 79,843,057
Antasari Irawanto Lancar Rp 82,142,261
Ari Widodo Lancar Rp 175,164,841
Izzawati Lancar Rp 55,788,025
Eka Bramantya Macet Rp 267,727,274
Muhammad Dwi Iman Macet Rp 77,436,431
Rizal Hikmawan Macet Rp 152,434,592
1 Biro Renkeu Zulyan Ismu Macet Rp 277,486,186
Setiawan Arif Widodo Macet Rp 141,653,013
Waluyo Adi Macet Rp 30,517,280
Abdullah Farid Macet Rp 301,486,191
Pria Mulyono Macet Rp 364,962,578
Gelora Yala Nusantoro Macet Rp 63,702,543
Singgih Murtiono Macet Rp 303,137,275
Endang Rachmawati Macet Rp 303,137,275
M. Budi Kurnia Macet Rp 155,063,450
PT Dharma Adhi Karya Macet Rp 32,557,162
CV Roby & Corp Macet Rp 26,547,140
PT Asih Silapurna Macet Rp 456,323,741
PT Restu Prima Citra Macet Rp 378,288,498
4,162,282,380
PT. Cilungup Indah Serasi macet 370,046,838
CV. Surya Fadilah macet 218,982,148
2 Pustekroket
CV. Harman Utama macet 21,569,872
CV. Krida Setia Abadi macet 935,209,000
1,545,807,858
PT. Itera Sinar Multimedia lancar 8,740,710
3 Biro KSHU PT. Idee Murni Pratama macet 1,322,786,826
PT. Karya Putri Bungsu macet 11,970,537
1,343,498,073
PT. Ferdian Putra Sejati kurang lancar 50,000,000
PT. Ina Intitara Bahtera diragukan 13,914,697
PT. Ina Intitara Bahtera diragukan 458,704
4 Pustekbang
Malik Ibrohim macet 64,786,900
PT. Karya Tajur Tangsi macet 33,391,744
PT. Mentari Putri Persada macet 59,999,999
222,552,044
5 Pusfatja CV. Kurnia Abadi macet 64,098,635
6 Pustekdata PT. CUNG macet 148,866,556
Total 7,487,105,546

Penyisihan Piutang C.10 Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Tagihan Tuntutan


Tak Tertagih –
Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR)
Tagihan Tuntutan
Perbendaharaan Saldo Penyisihan Piutang Tak Tertagih Tagihan Tuntutan
/Tuntutan Ganti
Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) per 31 Desember 2019
Rugi
Rp6.609.246.203
dan 31 Desember 2018 adalah masing-masing sebesar Rp6.609.246.203
dan Rp5.777.466.579, yang merupakan estimasi atas ketidaktertagihan
Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) yang

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman- 77 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

ditentukan oleh kualitas masing-masing piutang TP/TGR.


Berikut disajikan perhitungan Penyisihan Piutang tak Tertagih Tagihan
Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) untuk masing-
masing debitur:
Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan
Ganti Rugi (TP/TGR)
N ila i P iut a ng
Kua lit a s P iut a ng % P e ny is iha n N ila i P e ny is iha n
La nc a r
B a g ia n La nc a r TP / TGR
Lancar 8 2 9 ,8 2 1,751 0 .50 % 4 ,14 9 ,10 9
Kurang Lancar 50 ,0 0 0 ,0 0 0 10 % 5,0 0 0 ,0 0 0
Dirag ukan 14 ,3 73 ,4 0 1 50 % 7,18 6 ,70 1
M acet 6 ,59 2 ,9 10 ,3 9 4 10 0 % 6 ,59 2 ,9 10 ,3 9 4
J umla h 7 , 4 8 7 , 10 5 , 5 4 6 6 ,6 0 9 ,2 4 6 ,2 0 3

Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/


Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) per Satker

No Satker Debitur Kualitas Nilai Piutang (Rp) Penyisihan Nilai Penyisihan (Rp)

Nuriyan Fahmi Rp 98,162,199 0.50% 490,811


Astu Rahino Adi Rp 93,231,754 0.50% 466,159
Nurul Lugas Rp 38,291,572 0.50% 191,458
Mukarram Rp 135,177,667 0.50% 675,888
Yanuar Rokhmad Lancar Rp 72,020,375 0.50% 360,102
Darmana Rahayu Rp 79,843,057 0.50% 399,215
Antasari Irawanto Rp 82,142,261 0.50% 410,711
Ari Widodo Rp 175,164,841 0.50% 875,824
Izzawati Rp 55,788,025 0.50% 278,940
Eka Bramantya Rp 267,727,274 100% 267,727,274
Muhammad Dwi Iman Rp 77,436,431 100% 77,436,431
Rizal Hikmawan Rp 152,434,592 100% 152,434,592
1 Biro Renkeu Zulyan Ismu Rp 277,486,186 100% 277,486,186
Setiawan Arif Widodo Rp 141,653,013 100% 141,653,013
Waluyo Adi Rp 30,517,280 100% 30,517,280
Abdullah Farid Rp 301,486,191 100% 301,486,191
Pria Mulyono Rp 364,962,578 100% 364,962,578
Macet
Gelora Yala Nusantoro Rp 63,702,543 100% 63,702,543
Singgih Murtiono Rp 303,137,275 100% 303,137,275
Endang Rachmawati Rp 303,137,275 100% 303,137,275
M. Budi Kurnia Rp 155,063,450 100% 155,063,450
PT Dharma Adhi Karya Rp 32,557,162 100% 32,557,162
CV Roby & Corp Rp 26,547,140 100% 26,547,140
PT Asih Silapurna Rp 456,323,741 100% 456,323,741
PT Restu Prima Citra Rp 378,288,498 100% 378,288,498
SUB TOTAL 4,162,282,380 3,336,609,738
PT. Cilungup Indah
370,046,838 100% 370,046,838
Serasi
2 Pustekroket CV. Surya Fadilah Macet 218,982,148 100% 218,982,148
CV. Harman Utama 21,569,872 100% 21,569,872
CV. Krida Setia Abadi 935,209,000 100% 935,209,000
SUB TOTAL 1,545,807,858 1,545,807,858
PT. Itera Sinar
8,740,710 100% 8,740,710
Multimedia
3 Biro KSHU PT. Idee Murni Pratama Macet 1,322,786,826 100% 1,322,786,826

PT. Karya Putri Bungsu 11,970,537 100% 11,970,537


SUB TOTAL 1,343,498,073 1,343,498,073
Kurang
PT. Ferdian Putra Sejati 50,000,000 10% 5,000,000
Lancar
PT. Ina Intitara Bahtera 13,914,697 50% 6,957,349
Diragukan
PT. Ina Intitara Bahtera 458,704 50% 229,352
4 Pustekbang
Malik Ibrohim 64,786,900 100% 64,786,900
PT. Karya Tajur Tangsi 33,391,744 100% 33,391,744
Macet
PT. Mentari Putri
59,999,999 100% 59,999,999
Persada
SUB TOTAL 222,552,044 170,365,344
5 Pusfatja CV. Kurnia Abadi Macet 64,098,635 100% 64,098,635
6 Pustekdata PT. CUNG Macet 148,866,556 100% 148,866,556
TOTAL 7,487,105,546 6,609,246,203

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman- 78 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited
Tanah
C.11 Tanah
Rp1.612.229.053.490
Nilai aset tetap berupa tanah yang dimiliki Lembaga Penerbangan dan
Antariksa Nasional (LAPAN) per 31 Desember 2019 dan 31 Desember
2018 adalah masing-masing sebesar Rp1.612.229.053.490 dan
Rp325.015.190.655 Kuantitas tanah yang dimiliki LAPAN per 31
Desember 2019 dan 31 Desember 2018 adalah masing-masing seluas
3.908.594 m2 dan 3.893.973 m2 . Rincian nilai dan kuantitas tanah
LAPAN sebagaimana terlampir.
Mutasi nilai Tanah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Saldo nilai perolehan per 31 Desember 2018 Rp 325,015,190,655
Mutasi tambah:
- saldo awal Rp 84,726,401,260
- koreksi kesalahan input IP (+) Rp 18,783,820,000
- koreksi ekuitas akibat koreksi revaluasi (+) Rp 4,033,422,000
- koreksi revaluasi Satkon Rp 1,408,127,304,658
- koreksi pencatatan nilai/kuantitas (+) Rp 843,960,227
- Koreksi penghapusan akibat koreksi revaluasi Rp 8,865,477,250
Mutasi kurang:
- koreksi ekuitas akibat koreksi revaluasi (-) Rp (8,865,477,250)
- koreksi kesalahan input IP (-) Rp (140,443,322,050)
- koreksi pencatatan nilai/kuantitas Rp (97,900,000)
- reklasifikasi dari AT ke AL Rp (84,726,401,260)
- Koreksi penghapusan akibat koreksi revaluasi Rp (4,033,422,000)

Saldo per 31 Desember 2019 Rp 1,612,229,053,490


Ak. Penyusutan Rp -
Nilai Buku per 31 Desember 2019 Rp 1,612,229,053,490

Mutasi transaksi penambahan tanah berupa :


a. Penambahan melalui saldo awal sebesar Rp84.726.401.260 terdiri
dari :
No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)
1 Pusfatja 12.602.784.000
2 Pustekdata 2.828.373.000
3 Biro KSHU 69.295.244.260
Total 84.726.401.260

b. Penambahan melalui koreksi kesalahan input IP sebesar


Rp18.783.820.000 yang terdiri dari:
No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)
1 PusKKPA 18.783.434.000
2 Pusainsa 386.000
Total 18.783.820.000

c. Penambahan melalui koreksi ekuitas akibat koreksi revaluasi sebesar


Rp4.033.422.000 pada satker Biro SDM-Orkum.
d. Penambahan melalui koreksi revaluasi sebesar Rp1.408.127.304.658
pada satker konsolidasi

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman- 79 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

e. Penambahan melalui koreksi pencatatan nilai/kuantitas sebesar


Rp843.960.227 terdiri dari :
No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)
1 Inspektorat 75,740,020
2 Pusfatja 768,220,207
Total 843,960,227

f. Penambahan melalui koreksi pencatatan nilai/kuantitas sebesar


Rp8.865.477.250 pada satker Pusfatja.
Mutasi transaksi pengurangan tanah berupa :
a. Penambahan melalui koreksi ekuitas akibat koreksi revaluasi sebesar
Rp8.865.477.250 terdiri dari :
No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)
1 Inspektorat 4683426452
2 Pusfatja 4182050798
Total 8,865,477,250

b. Pengurangan melalui koreksi input IP sebesar Rp140.443.322.050


yang terdiri dari:
No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)
1 LAPAN Garut 1,393,000,000
2 LAPAN Pontianak 200,936,000
3 Pusfatja 30,735,480,050
4 Pustekdata 25,617,702,000
5 Biro KSHU 82,496,193,000
6 LAPAN Sumedang 11,000
Total 140,443,322,050

c. Pengurangan melalui koreksi pencatatan nilai/kuantitas sebesar


Rp97.900.000 pada satker Biro SDM-Orkum.
d. Pengurangan melalui reklasifikasi dari Aset Tetap ke Aset Lainnya
sebesar Rp84.726.401.260 terdiri dari :
No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)
1 Pusfatja 12.602.784.000
2 Pustekdata 2.828.373.000
3 Biro KSHU 69.295.244.260
Total 84.726.401.260

e. Pengurangan melalui koreksi penhapusan akibat koreksi revaluasi


sebesar Rp4.033.422.000 pada satker PusKKPA.
Terdapat permasalahan berupa tanah yang dikuasai/ditatausahakan oleh
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, yaitu:

Rincian Permasalahan Tanah


No. Uraian Kuantitas (m2) Nilai
1 Sengketa 500 tidak diketahui
2 Dikuasai pihak lain 16,611 tidak diketahui
Jumlah 17,111

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman- 80 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Sengketa
Tanah seluas 500 m2 yang berlokasi di Jl.Cisadane sedang dalam proses
pengajuan PK (Peninjauan Kembali) dan kajian ruislag dalam rangka
pemutusan kontrak dengan PT. MSU.
Dikuasai pihak lain
Tanah seluas ± 16.611 m2 (dari luas seluruhnya 55.370 m2) yang
berlokasi di Desa Mancagahar Kecamatan Pameungpeuk sudah
dilakukan inventarisasi terhadap bangunan pihak ketiga yang menguasai
sebagian Pulau Santolo dan telah dilakukan koordinasi dengan Dinas
Pariwisata dan Pemda setempat, TNI AU, POLRI, dan Pejabat daerah
setempat.

Peralatan dan Mesin


C.12 Peralatan dan Mesin
Rp1.795.425.017.339
Saldo aset tetap berupa Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2019 dan
31 Desember 2018 adalah Rp1.795.425.017.339 dan
Rp1.368.808.513.310. Mutasi nilai Peralatan dan Mesin tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Saldo nilai perolehan per 31 Desember 2018 Rp 1,368,808,513,310
Mutasi tambah:
- saldo awal Rp 357,193,513
- pembelian Rp 44,217,816,460
- pengembangan nilai aset Rp 8,791,018,970
- transfer masuk Rp 4,589,088,254
- reklasifikasi masuk Rp 33,234,647,973
- penerimaan aset tetap renovasi Rp 1,410,237,950
- koreksi pencatatan nilai/kuantitas Rp 23,500,000
- reklasifikasi dari AL ke AT Rp 3,993,250
- penyelesaian pembangunan dengan KDP Rp 389,244,718,232
- perolehan lainnya Rp 41,175,000
- Perolehan hasil TL normalisasi Rp 29,304,170,423

Mutasi kurang:
- koreksi pencatatan Rp (45,754,250)
- transfer keluar Rp (4,589,088,254)
- reklasifikasi keluar Rp (41,918,659,995)
- koreksi pencatatan nilai/kuantitas (-) Rp (418,216,768)
- transaksi normalisasi BMN Rp (29,323,296,023)
- reklasifikasi dari aset tetap ke aset lainnya Rp (8,306,040,706)

Saldo per 31 Desember 2019 Rp 1,795,425,017,339


Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2019 Rp (877,956,697,722)
Nilai Buku per 31 Desember 2019 Rp 917,468,319,617

Mutasi transaksi penambahan peralatan dan mesin berupa:


a. Penambahan melalui saldo awal sebesar Rp357.193.513 terdiri dari
No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)
1 PSTA 337.983.213
2 LAPAN Sumedang 19.210.300
Total 357.193.513

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman- 81 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

b. Penambahan melalui pembelian Rp44.217.816.460 terdiri dari:


No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)
1 Pusispan 27.600.000
2 Biro Renkeu 303.480.500
3 PSTA 2.424.841.389
4 LAPAN Biak 777.540.000
5 Pusteksat 8.684.949.100
6 LAPAN Garut 314.031.080
7 LAPAN Pasuruan 754.834.000
8 LAPAN Pontianak 1.076.010.000
9 LAPAN Parepare 1.659.818.800
10 LAPAN Agam 374.900.000
11 Inspektorat 378.936.000
12 Pusfatja 4.951.518.052
13 Pustekdata 13.639.078.860
14 Pustekbang 1.761.351.050
15 Pustekroket 2.584.700.051
16 PusKKPA 94.800.000
17 Biro KSHU 693.043.200
18 Pussainsa 2.470.361.872
19 Biro SDM Orkum 798.414.400
20 LAPAN Sumedang 447.608.106
Total 44.217.816.460

c. Penambahan melalui pengembangan nilai aset sebesar


Rp8.791.018.970 terdiri dari:
No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)

1 Pusispan 9.775.000
2 Biro Renkeu 32.450.000
3 PSTA 3.658.893.880
4 LAPAN Biak 7.210.000
5 Pusteksat 600.975.000
6 LAPAN Pontianak 78.390.000
7 Lapan Parepare 35.800.000
8 Inspektorat 7.000.000
9 Pusfatja 1.417.854.800
10 Pustekdata 2.274.180.800
11 Pustekbang 174.875.000
12 Pustekroket 205.200.000
13 Biro KSHU 35.696.000
14 Pussainsa 244.843.990
15 LAPAN Sumedang 7.874.500
Total 8.791.018.970

d. Penambahan melalui transfer masuk sebesar Rp4.589.088.254


terdiri dari:
No. Nama Satuan Kerja Penerima Nilai (Rp) Nama Satuan Kerja Pemberi
8,845,100 Biro SDM Orkum
1 Biro Renkeu
49,950,000 Pusteksat
2 Pustikpan 106,529,497 Biro Renkeu
3 Inspektorat 162,000,000 Pusteksat
118,600,000 Pustekdata
4 Pusfatja 568,879,700 Pustekdata
5 Biro SDM-Orkum 130,100,709 Biro KSHU
6 PusKKPA 29,050,000 Biro KSHU
24,900,000 Pusispan
75,596,800 Biro Renkeu
7 Biro KSHU
61,639,250 Pustekdata
135,924,855 Biro SDM Orkum
8 Pusispan 30,665,000 Biro KSHU
9 LAPAN Sumedang 50,600,000 Pustekdata
10 LAPAN Pasuruan 94,700,000 Pusteksat
186,826,728 Biro KSHU
11 LAPAN Pontianak 18,000,000 Pusteksat
380,880,000 Pustekdata
12 LAPAN Agam 234,850,000 Pusteksat
13 LAPAN Parepare 198,700,000 Pusteksat
1,675,250,615 Pustekdata
14 LAPAN Biak 246,600,000 Pusteksat
Total 4,589,088,254

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman- 82 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

e. Penambahan melalui reklasifikasi masuk sebesar Rp33.234.650.973


terdiri dari:
No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)

1 PSTA 8,708,500
2 LAPAN Biak 119,196,000
3 Pusteksat 1,037,965,000
4 LAPAN Pasuruan 136,150,000
5 LAPAN Parepare 236,552,629
6 Pusfatja 308,564,384
7 Pustekdata 1,256,940,360
8 Pustekbang 28,928,849,423
9 Pussainsa 1,159,349,500
10 LAPAN Sumedang 36,604,555
11 Pustekroket 5,770,622
Total 33,234,650,973

f. Penambahan melalui penerimaan aset tetap renovasi sebesar


Rp1.410.237.950 pada satker LAPAN Pare-Pare.
g. Penambahan melalui koreksi pencatatan kuantitas/nilai sebesar
Rp23.500.000 pada satker LAPAN Pontianak.
h. Penambahan melalui reklasifikasi dari AL ke AT sebesar
Rp3.993.250 pada satker LAPAN Pare-Pare.
i. Penambahan melalui penyelesaian pembangunan dengan KDP
sebesar Rp389.244.718.232 terdiri dari :
No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)

1 PSTA 1.779.509.500
2 Pusteksat 31.654.500.000
3 Pustekbang 352.620.603.661
4 Pustekroket 1.496.195.071
5 Pusainsa 1.693.910.000
Total 389.244.718.232

j. Penambahan melalui perolehan lainnya sebesar Rp41.175.000 pada


satker Pustekbang.
k. Penambahan melalui perolehan hasil tindak lanjut normalisasi
sebesar Rp29.304.170.423 terdiri dari :
No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)

1 Pustekbang 28.914.426.423
2 Biro KSHU 389.744.000
Total 29.304.170.423

Mutasi transaksi pengurangan peralatan dan mesin berupa :


a. Pengurangan melalui koreksi pencatatan sebesar Rp45.754.250 terdiri
dari :
No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)

1 LAPAN Garut 12.940.000


2 LAPAN Pontianak 23.500.000
3 Biro KSHU 9.314.250
Total 45.754.250

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman- 83 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

b. Pengurangan melalui transfer keluar sebesar Rp4.589.088.254 terdiri


dari:
No. Nama Satuan Kerja Pemberi Nilai (Rp) Nama Satuan Kerja Penerima

75.596.800 Biro KSHU


1 Biro Renkeu
106.529.497 Pustikpan
246.600.000 LAPAN Biak
234.850.000 LAPAN Agam
198.700.000 LAPAN Pare-pare
2 Pusteksat 18.000.000 LAPAN Pontianak
94.700.000 LAPAN Pasuruan
49.950.000 Biro Renkeu
162.000.000 Inspektorat
1.675.250.615 LAPAN Parepare
568.879.700 Pusfatja
50.600.000 Balai Sumedang
3 Pustekdata
380.880.000 Balai Pontianak
61.639.250 Biro KSHU
118.600.000 Inspektorat
8.845.100 Biro Renkeu
4 Biro SDM Orkum
135.924.855 Biro KSHU
30.665.000 Pusispan
29.050.000 PusKKPA
5 Biro KSHU
186.826.728 LAPAN Pasuruam
130.100.709 Biro SDM Orkum
6 Pusispan 24.900.000 Biro KSHU
Total 4.589.088.254

c. Pengurangan melalui reklasifikasi keluar sebesar Rp41.918.659.995


terdiri dari:
No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)

1 PSTA 918,392,000
2 LAPAN Biak 119,196,000
3 Pusteksat 267,750,000
4 LAPAN Pasuruan 136,150,000
5 LAPAN Parepare 236,552,629
6 Pusfatja 308,564,384
7 Pustekdata 9,575,672,660
8 Pustekbang 28,914,426,423
9 Pustekroket 264,504,344
10 Pusainsa 1,140,850,000
11 LAPAN Sumedang 36,601,555
Total 41,918,659,995

d. Pengurangan melalui koreksi pencatatan Nilai atau Kuantitas sebesar


Rp418.216.768 terdiri dari:
No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)

1 LAPAN Garut 1.100


2 Pustekbang 1.867.918
3 Pustekroket 389.282.000
4 Biro KSHU 27.065.750
Total 418.216.768

e. Pengurangan melalui koreksi Transaksi Normalisasi BMN sebesar


Rp29.323.296.023 terdiri dari :
No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)

1 Biro KSHU 408.869.600


2 Pustekbang 28.914.426.423
Total 29.323.296.023

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman- 84 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

f. Pengurangan melalui reklasifikasi aset tetap ke aset lainnya sebesar


Rp8.306.040.706 terdiri dari :
No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)

1 PSTA 778.225.964
2 Pusteksat 1.762.627.450
3 LAPAN Garut 622.598.750
4 LAPAN Pasuruan 327.726.150
5 LAPAN Parepare 1.567.334.833
6 Pustekdata 199.031.811
7 Pustekbang 1.595.848.301
8 PusKKPA 458.977.976
9 Biro KSHU 583.020.170
10 Pusainsa 172.500.000
11 Biro SDM Orkum 238.149.301
Total 8.306.040.706

Nilai dan Perhitungan penyusutan dan akumulasinya disajikan dalam


tabel (terlampir).

Gedung dan
C.13 Gedung dan Bangunan
Bangunan
Rp368.971.545.823 Nilai gedung dan bangunan per 31 Desember 2019 dan 31 Desember
2018 adalah Rp368.971.545.823 dan Rp317.054.317.655
Mutasi transaksi terhadap Gedung dan Bangunan pada tanggal pelaporan
adalah sebagai berikut:
Saldo nilai perolehan per 31 Desember 2018 Rp 317,054,317,655
Mutasi tambah:
- koreksi barang berlebih akibat penilaian kembali Rp 2,243,114,000
- koreksi barang berlebih hasil inventarisasi Rp 282,804,000
- koreksi penghapusan akibat revaluasi Rp 2,025,470,040
- Koreksi Hasil Revaluasi atas BMN Reklasifikasi Keluar Hasil
Rp 69,730,675
Inventarisasi
- koreksi kesalahan input IP Rp 28,788,762,000
- koreksi nilai pencatatan/kuantitas Rp 1,849,939,540
- koreksi penilaian kembali BMN Rp 1,755,198,309

- koreksi reklasifikasi keluar akibat koreksi penilaian kembali Rp 66,676,000

- koreksi reklasifikasi masuk akibat koreksi penilaian kembali


Rp 459,049,000
kesalahan input IP
- Koreksi semu hasil penilaian kembali Rp 4,295,596,387
- pembelian Rp 291,815,800
- penerimaan aset tetap renovasi Rp 1,151,424,000
- pengembangan melalui KDP Rp 14,464,492,911
- pengembangan nilai aset Rp 3,365,842,680
- penyelesaian pengembangan dengan KDP Rp 5,495,202,757
- reklasifikasi masuk Rp 476,628,300
- reklasifikasi masuk hasil inventarisasi Rp 1,946,682,217
- saldo awal Rp 293,500,000
- transfer masuk Rp 159,857,000
- koreksi revaluasi satkon Rp 42,615,327,714

Mutasi kurang:
- koreksi barang berlebih akibat penilaian kembali Rp (41,734,000)
- koreksi ekuitas akibat koreksi revaluasi Rp (1,488,269,134)
- Koreksi hasil revaluasi atas BMN yg tidak ditemukan Rp (32,534,423,276)
- Koreksi kesalahan input IP Rp (12,605,884,000)
- koreksi nilai pencatatan/kuantitas Rp (195,600,000)
- koreksi reklasifikasi masuk akibat koreksi penilaian kembali
Rp (543,142,000)
kesalahan input IP
- Koreksi semu hasil koreksi hasil revaluasi Rp (403,068,526)
- reklasifikasi keluar Rp (1,255,567,800)
- Reklasifikasi keluar hasil inventarisasi Rp (1,946,682,217)
- transfer keluar Rp (159,857,000)
- Reklasifikasi dari AT ke AL Rp (8,596,676,209)
- koreksi penghapusan akibat revaluasi Rp (408,981,000)

Saldo per 31 Desember 2019 Rp 368,971,545,823


Akumulasi penyusutan per 31 Desember 2019 Rp (35,772,184,531)
Nilai Buku per 31 Desember 2019 Rp 333,199,361,292

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman- 85 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Mutasi transaksi penambahan Gedung dan Bangunan dapat dijelaskan


sebagai berikut:
a. Penambahan melalui koreksi barang berlebih akibat penilaian
kembali sebesar Rp2.243.114.000 pada satker Pustekdata.
b. Penambahan melalui koreksi barang berlebih hasil inventarisasi
sebesar Rp282.804.000 pada satker Pustekroket.
c. Penambahan melalui koreksi penghapusan akibat koreksi revaluasi
sebesar Rp2.025.470.040 terdiri dari :
No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)

1 LAPAN Pare-pare 263.229.540


2 Pusfatja 1.245.385.500
3 Biro KSHU 126.509.000
4 LAPAN Sumedang 390.346.000
Total 2.025.470.040

d. Penambahan melalui koreksi hasil revaluasi atas BMN reklasifikasi


keluar hasil inventarisasi sebesar Rp69.730.675 pada satker
pusteksat.
e. Penambahan melalui koreksi kesalahan input IP sebesar
Rp29.142.163.000 terdiri dari:
No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)

1 LAPAN Biak 1,631,308,000


2 Pusteksat 7,296,180,000
3 LAPAN Garut 1,788,008,000
4 LAPAN Pasuruan 121,894,000
5 LAPAN Parepare 431,989,000
6 LAPAN Agam 187,838,000
7 Pusfatja 504,861,000
8 Pustekroket 2,564,996,000
9 Biro KSHU 14,212,944,000
10 PusKKPA 48,744,000
Total 28,788,762,000

f. Penambahan melalui koreksi pencatatan nilai/kuantitas sebesar


Rp1.849.939.540 terdiri dari:
No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)

1 Pustekroket 1.829.479.540
2 Biro KSHU 20.460.000
Total 1.849.939.540

g. Penambahan melalui koreksi penilaian kembali BMN sebesar


Rp1.755.198.309 terdiri dari:
No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)

1 Pusteksat 1,388,338,203
2 LAPAN Pare-pare 366,860,106
Total 1,755,198,309

h. Penambahan melalui koreksi reklasifikasi keluar akibat koreksi


penilaian kembali sebesar Rp66.676.000 pada satker Pustekbang.
i. Penambahan melalui koreksi reklasifikasi masuk akibat koreksi

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman- 86 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

penilaian kembali kesalahan input sebesar Rp459.049.000 pada


satker Biro KSHU.
j. Penambahan melalui koreksi semu hasil penilaian kembali sebesar
Rp4.295.596.387 terdiri dari :
No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)

1 Pusteksat 561.165.799
2 LAPAN Pare-pare 548.099.599
3 Pusfatja 120.637.811
4 Pustekdata 35.352.699
5 Pustekbang 2.155.955.445
6 Biro KSHU 874.385.034
Total 4.295.596.387

k. Penambahan melalui pembelian aset sebesar Rp291.815.800 terdiri


dari:
No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)

1 Pusfatja 132.920.000
2 Pusainsa 158.895.800
Total 291.815.800

l. Penambahan melalui penerimaan aset tetap renovasi sebesar


Rp1.151.424.000 pada satker pusainsa.
m. Penambahan melalui pengembangan melalui KDP sebesar
Rp14.464.492.911 terdiri dari :
No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)

1 Pusteksat 6.094.588.000
2 LAPAN Garut 929.099.677
3 LAPAN Agam 195.600.000
4 Inspektorat 2.430.114.600
5 Pustekdata 196.737.000
6 Pustekbang 3.772.577.650
7 LAPAN Sumedang 845.775.984
Total 14.464.492.911

n. Penambahan melalui pengembangan nilai aset sebesar


Rp3.365.842.680 terdiri dari :
No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)

1 LAPAN Biak 942.510.000


2 Pusteksat 114.268.000
3 LAPAN Garut 236.390.830
4 LAPAN Pasuruan 388.862.000
5 LAPAN Pare-pare 192.926.000
6 Inspektorat 86.856.000
7 Pusfatja 212.119.000
8 Pustekdata 306.511.000
9 Pustekbang 155.285.350
10 Biro KSHU 596.702.000
11 Biro SDM-Orkum 72.088.500
12 LAPAN Sumedang 61.324.000
Total 3.365.842.680

o. Penambahan melalui penyelesaian pengembangan dengan KDP


sebesar Rp5.495.202.757 terdiri dari :
No. Nama Satuan Kerja Penerima Nilai (Rp)
1 LAPAN Agam 198.000.000
2 Pusainsa 5.297.202.757

Total 5.495.202.757

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman- 87 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

p. Penambahan melalui reklasifikasi masuk sebesar Rp476.628.300


terdiri dari :
No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)

1 LAPAN Agam 87.500.000


2 Pustekbang 248.732.000
3 Pusainsa 140.396.300
Total 476.628.300

q. Penambahan melalui reklasifikasi masuk hasil inventarisasi sebesar


Rp1.946.682.217 pada satker pusteksat.
r. Penambahan melalui saldo awal keluar sebesar Rp293.500.000
terdiri dari :
No. Nama Satuan Kerja Penerima Nilai (Rp)
1 LAPAN Agam 195.600.000
2 Biro SDM-Orkum 97.900.000

Total 293.500.000

s. Penambahan melalui transfer masuk sebesar Rp159.857.000 pada


satker Pusfatja dari Biro KSHU.
t. Penambahan melalui koreksi revaluasi sebesar Rp42.615.327.714
pada satker konsolidasi.

Mutasi transaksi pengurangan Gedung dan Bangunan dijelaskan sebagai


berikut :
a. Pengurangan melalui koreksi barang berlebih akibat koreksi
penilaian kembali sebesar Rp41.734.000 pada satker Lapan Biak.
b. Pengurangan melalui koreksi ekuitas akibat koreksi revaluasi
sebesar Rp1.488.269.134 pada terdiri dari :
No. Nama Satuan Kerja Penerima Nilai (Rp)
1 Inspektorat 1,266,002,134
2 Pustekdata 222,267,000
Total 1,488,269,134

c. Pengurangan melalui koreksi hasil revaluasi atas BMN yang tidak


ditemukan sebesar Rp32.534.423.276 terdiri dari:
No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)

1 Pusteksat 1.070.527.257
2 LAPAN Pare-pare 811.329.139
3 Pusfatja 4.543.178.311
4 Pustekdata 2.069.988.840
5 Pustekbang 7.614.247.445
6 Biro KSHU 16.425.152.284
Total 32.534.423.276

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman- 88 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

d. Pengurangan melalui koreksi kesalahan input IP sebesar


Rp12.959.285.000 terdiri dari :
No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)

1 Pustekdata 2,937,301,000
2 Pustekbang 1,600,130,000
3 Pusainsa 7,292,932,000
4 LAPAN Sumedang 775,521,000
5 LAPAN Pasuruan 353,401,000
Total 12,959,285,000

e. Pengurangan melalui koreksi pencatatan nilai/kuantitas sebesar


Rp195.600.000 pada satker LAPAN Agam.
f. Pengurangan melalui koreksi reklasifikasi masuk akibat koreksi
penilaian kembali kesalahan input IP sebesar Rp543.142.000 terdiri
dari :
No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)

1 Pustekbang 119.438.000
2 LAPAN Sumedang 423.704.000
Total 543.142.000

g. Pengurangan melalui koreksi semu hasil koreksi hasil revaluasi


sebesar Rp403.068.526 terdiri dari:
No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)
1 Pusteksat 364,507,420
2 LAPAN Parepare 38,561,106
Total 403,068,526

h. Pengurangan melalui koreksi transfer masuk sebesar


Rp1.488.269.134 terdiri dari :
No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)
1 Inspektorat 1,266,002,134
2 Pustekdata 222,267,000
Total 1,488,269,134

i. Pengurangan melalui reklasifikasi keluar sebesar Rp1.255.567.800


terdiri dari :
No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)
1 LAPAN Agam 87,500,000
2 Pustekbang 248,732,000
3 Pusainsa 158,895,800
4 Pusteksat 760,440,000
Total 1,255,567,800

j. Pengurangan reklasifikasi keluar hasil inventarisasi sebesar


Rp1.946.682.217 pada satker Pusteksat.
k. Pengurangan melalui transfer keluar sebesar Rp159.857.000 dari
satker Biro KSHU ke Satker Pusfatja.

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman- 89 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

l. Pengurangan melalui reklasifikasi aset tetap ke aset lainnya sebesar


Rp8.596.676.209 terdiri dari :
No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)

1 Pusteksat 673,550,000
2 LAPAN Pontianak 286,039,600
3 Pusfatja 237,293,000
4 Pustekdata 153,571,859
5 Pustekbang 5,983,390,000
6 Biro KSHU 1,262,831,750
Total 8,596,676,209

m. Pengurangan melalui penghapusan akibat revaluasi sebesar


Rp408.981.000 pada sarker pustekbang.
Nilai dan Perhitungan penyusutan dan akumulasinya disajikan dalam
tabel (terlampir).

Jalan, Irigasi dan


C.14 Jalan, Irigasi dan Jaringan
Jaringan
Rp58.610.857.849 Saldo Jalan, Irigasi dan Jaringan per 31 Desember 2019 dan 31
Desember 2018 adalah masing-masing sebesar Rp58.610.857.849 dan
Rp42.420.442.869. Mutasi transaksi terhadap Jalan, Irigasi, dan Jaringan
pada tanggal pelaporan adalah sebagai berikut:
Saldo nilai perolehan per 31 Desember 2018 Rp 42,420,442,869
Mutasi tambah:
- pengembangan nilai aset Rp 385,799,000
- pembelian Rp 235,298,624
- koreksi pencatatan nilai/kuantitas Rp 736,487,400
- koreksi kesalahan input IP (+) Rp 1,763,732,000
- penyelesaian pembangunan dengan KDP Rp 19,037,718,600
- koreksi ekuitas akibat koreksi revaluasi Rp 256,485,000
- koreksi barang berlebih akibat koreksi penilaian kembali Rp 81,432,000
- koreksi hasil revaluasi atas BMN yang tidak ditemukan Rp 7,481,949
- koreksi semu penilaian kembali Rp 3,886,381
- koreksi revaluasi satkon Rp 63,648,579,755

Mutasi kurang:
- koreksi hasil revaluasi atas BMN yang tidak ditemukan Rp (7,879,330)
- koreksi kesalahan input IP (-) Rp (68,606,811,000)
- koreksi pencatatan Rp (1,076,487,399)
- koreksi ekuitas akibat koreksi revaluasi Rp (256,485,000)
- reklasifikasi keluar Rp (18,823,000)

Saldo per 31 Desember 2019 Rp 58,610,857,849


Akumulasi penyusutan per 31 Desember 2019 Rp (16,064,262,934)
Nilai Buku 31 Desember 2019 Rp 42,546,594,915

Mutasi transaksi penambahan Jalan, Irigasi dan Jaringan dijelaskan


sebagai berikut :
a. Penambahan melalui pengembangan nilai aset sebesar
Rp385.799.000 pada satker :
No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)

1 Pusfatja 197.099.000
2 LAPAN Agam 188.700.000
Total 385.799.000

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman- 90 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

b. Penambahan melalui pembelian sebesar Rp235.298.624 terdiri dari:


No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)

1 Pusfatja 64.287.124
2 Pustekroket 171.011.500
Total 235.298.624

c. Penambahan melalui koreksi pencatatan nilai/kuantitas sebesar


Rp736.487.400 pada satker Biro KSHU.
d. Penambahan melalui koreksi kesalahan input IP sebesar
Rp1.763.732.000 terdiri dari :
No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)

1 LAPAN Pare-pare 85.032.000


2 LAPAN Agam 1.131.399.000
3 Pustekroket 364.667.000
4 Pusainsa 44.199.000
5 LAPAN Sumedang 138.435.000
Total 1.763.732.000

e. Penambahan melalui penyelesaian pembangunan dengan KDP


sebesar Rp19.037.718.600 pada satker Pustekbang.
f. Penambahan melalui koreksi ekuitas akibat koreksi revaluasi
sebesar Rp256.485.000 pada satker Pusfatja.
g. Penambahan melalui koreksi barang berlebih akibat koreksi
penilian kembali sebesar Rp81.432.000 pada satker LAPAN
Pasuruan.
h. Penambahan melalui koreksi hasil revaluasi atas BMN yang tidak
ditemukan sebesar Rp7.481.949 pada satker Pustekbang.
i. Penambahan melalui koreksi semu hasil penilaian kembali sebesar
Rp3.886.381 terdiri dari:
No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)

1 Pusteksat 1.613.330
2 Pustekbang 2.273.051
Total 3.886.381

j. Penambahan melalui koreksi revaluasi sebesar Rp63.648.579.755


pada satker Konsolidasi.

Mutasi transaksi pengurangan Jalan, Irigasi dan Jaringan dijelaskan


sebagai berikut :
a. Pengurangan melalui koreksi hasil revaluasi atas BMN yang tidak
ditemukan sebesar Rp7.879.330 pada satker Pusteksat.
b. Pengurangan melalui koreksi kesalahan input IP sebesar
Rp68.606.811.000 terdiri dari :

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman- 91 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)

1 LAPAN Biak 695.260.000


2 Pustekdata 222.153.000
3 Pustekbang 7.791.349.000
4 LAPAN Pasuruan 1.958.000
5 LAPAN Pare-pare 224.712.000
6 Pusfatja 598.465.000
7 Pustekroket 58.376.564.000
8 Pusainsa 696.350.000
Total 68.606.811.000

c. Pengurangan melalui koreksi pencatatan sebesar Rp1.076.487.399


terdiri dari:
No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)

1 LAPAN Garut 339.999.999


2 Biro KSHU 736.487.400
Total 1.076.487.399

d. Pengurangan melalui koreksi ekuitas akibat revaluasi masuk sebesar


Rp256.485.000 pada satker Inspektorat.
e. Pengurangan melalui reklasifikasi keluar sebesar Rp18.823.000
terdiri dari:
No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)

1 Pusteksat 4,400,000
2 Pustekbang 14,423,000
Total 18,823,000

Nilai dan Perhitungan penyusutan dan akumulasinya disajikan dalam


tabel (terlampir).

Aset Tetap Lainnya


C.15 Aset Tetap Lainnya
Rp13.396.253.680
Aset Tetap Lainnya merupakan aset tetap yang tidak dapat
dikelompokkan dalam tanah, peralatan dan mesin, gedung dan
bangunan, jalan, irigasi dan jaringan. Saldo Aset Tetap Lainnya per 31
Desember 2019 dan 31 Desember 2018 adalah Rp13.396.253.680 dan
Rp13.422.975.780. Aset tetap tersebut berupa alat musik modern dan
koleksi buku perpustakaan.
Mutasi transaksi terhadap aset tetap lainnya pada tanggal pelaporan
adalah sebagai berikut :
Saldo nilai perolehan per 31 Desember 2018 Rp 13.422.975.780
Mutasi tambah:
- transfer masuk Rp 221.520.000
- perolehan tindak lanjut normalisasi Rp 3.100.000

Mutasi kurang:
- transfer keluar Rp (221.520.000)
- transaksi normalisasi BMN Rp (3.100.000)
- reklasifikasi AT ke AL Rp (26.722.100)

Saldo per 31 Desember 2019 Rp 13.396.253.680


Akumulasi penyusutan per 31 Desember 2019 Rp (22.270.000)
Nilai Buku per 31 Desember 2019 Rp 13.373.983.680

Mutasi transaksi penambahan Aset Tetap Lainnya dapat dijelaskan

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman- 92 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

sebagai berikut :
a. Penambahan melalui transfer masuk sebesar Rp221.520.000 terdiri
dari:
No. Nama Satuan Kerja Penerima Nilai (Rp) Nama Satuan Kerja Pemberi

1 LAPAN Sumedang 22.175.000 Pustekroket


2 LAPAN Pasuruan 22.175.000 Pustekroket
3 21.945.000 Pustekbang
LAPAN Pontianak
4 22.175.000 Pustekroket
5 LAPAN Agam 22.175.000 Biro KSHU
6 Biro KSHU 88.700.000 Pustekroket
7 LAPAN Parepere 22.175.000 Biro KSHU
Total 221.520.000

b. Penambahan melalui perolehan tindak lanjut normaliasai sebesar


Rp3.100.000 pada satker Biro KSHU.
Mutasi transaksi pengurangan Aset Tetap Lainnya dijelaskan sebagai
berikut:
a. Pengurangan melalui transfer keluar sebesar Rp221.520.000 terdiri
dari :
No. Nama Satuan Kerja Pemberi Nilai (Rp) Nama Satuan Kerja Penerima

1 Pustekroket 22.175.000 LAPAN Pasuruan


2 Pustekroket 22.175.000 LAPAN Sumedang
3 Pustekbang 21.945.000 LAPAN Pontianak
4 Pustekroket 22.175.000 LAPAN Pontianak
5 Biro KSHU 22.175.000 LAPAN Agam
6 Pustekroket 88.700.000 Biro KSHU
7 Biro KSHU 22.175.000 LAPAN Parepare
Total 221.520.000

b. Pengurangan melalui transaksi normalisasi BMN sebesar


Rp3.100.000 pada satker Biro KSHU.
c. Pengurangan melalui reklasifikasi aset tetap ke aset lainnya sebesar
Rp26.722.100 terdiri dari :
No. Nama Satuan Kerja Pemberi Nilai (Rp)

1 Pusteksat 15.050.000
2 Pustekbang 11.672.100
Total 26.722.100

Rincian Aset Tetap Lainnya disajikan pada Lampiran Laporan Keuangan


ini.

Konstruksi dalam
C.16 Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP)
Pengerjaan
Rp400.425.130.743 Saldo konstruksi dalam pengerjaan per 31 Desember 2019 dan 31
Desember 2018 adalah masing-masing sebesar Rp400.425.130.743 dan
Rp583.053.947.699 yang proses pengerjaannya belum selesai sampai
dengan tanggal neraca.

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman- 93 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Rincian nilai KDP dapat dilihat pada tabel dibawah ini.


Rincian KDP per satker
No Satker Uraian Nilai KDP
1 Pusteksat Pekerjaan Komponen Satelit A4 100,862,906,999
2 Pusfatja Perencanaan Pekerjaan Guesthouse 7,000,000
3 Pustekbang Pesawat LSA-02 18,108,190,006
Termin I Pengadaan Telescope OBNAS 226,708,603,085
4 Pussainsa Perencanaan Pembangunan Rumah Telescope OBNAS,
28,191,671,678
Timau
DED Kawasan Obnas 6,065,387,043
Renovasi Lab Observasi 15,125,000
5 PSTA Pekerjaan pembuatan Drop off 75,140,000
Rencana Renovasi 79,694,400
Renovasi Rumah Negara II Tipe C Permanen NUP 1 21,675,000
6 LAPAN Biak
Renovasi Rumah Negara II Tipe C Permanen NUP 2 35,465,000
7 Pustekroket Program Roket CGWIC 20,254,272,532
Total 400,425,130,743

Akumulasi Penyusutan
C.17 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
Aset Tetap
Rp929.815.415.187 Saldo Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 2019 dan 31
Desember 2018 adalah masing-masing Rp929.815.415.187 dan
Rp865.317.740.818 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap merupakan
alokasi sistematis atas nilai suatu aset tetap yang disusutkan selama masa
manfaat aset yang bersangkutan.
Berikut disajikan rangkuman Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31
Desember 2019, sedangkan Rincian akumulasi penyusutan aset tetap
disajikan pada Lampiran Laporan Keuangan ini.
Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap 31 Desember 2019
No. Aset Tetap Nilai Perolehan Akm. Penyusutan Nilai Buku

1 Tanah 1,612,229,053,490 - 1,612,229,053,490


2 Peralatan dan Mesin 1,795,425,017,339 877,956,697,722 917,468,319,617
4 Gedung dan Bangunan 368,971,454,823 35,772,184,531 333,199,270,292
5 Jalan, Irigasi dan Jaringan 58,610,857,849 16,064,262,934 42,546,594,915
6 Aset Tetap Lainnya 13,396,253,680 22,270,000 13,373,983,680

7 Konstruksi dalam pengerjaan 400,425,130,743 - 400,425,130,743

Jumlah 4,249,057,767,924 929,815,415,187 3,319,242,352,737

Aset Tak Berwujud


C.18 Aset Tak Berwujud
Rp478.841.435.597
Saldo aset tak berwujud (ATB) per 31 Desember 2019 dan 31 Desember
2018 adalah Rp478.841.435.597 dan Rp374.445.802.861.
Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan
dimiliki, tetapi tidak mempunyai wujud fisik. Aset Tak Berwujud pada
LAPAN berupa software, hak cipta, paten, lisensi dan hasil penelitian
dan kajian. Mutasi transaksi terhadap Aset Tak Berwujud pada tanggal
pelaporan adalah sebagai berikut :

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman- 94 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited
Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2018 374.445.802.861
Mutasi tambah:
- saldo awal 388.500.000
- pembelian 89.064.753.210
- penyelesaian pembangunan dengan KDP 1.101.730.000
- pengembangan nilai aset 1.368.319.500
- pengembangan dengan KDP 3.928.597.726
- reklasifikasi masuk 139.368.443.172

Mutasi kurang:
- reklasifikasi keluar (130.824.710.872)

Saldo per 31 Desember 2019 478.841.435.597


Ak. Amortisasi s.d 31 Desember 2019 (82.438.113.015)
Nilai Buku per 31 Desember 2019 396.403.322.582

Mutasi transaksi penambahan Aset Tak Berwujud dapat dijelaskan


sebagai berikut :
a. Penambahan melalui saldo awal sebesar Rp388.500.000 pada satker
Pustekroket.
b. Penambahan melalui pembelian sebesar Rp89.064.753.210 terdiri
dari :
No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)

1 Pusfatja 2.833.289.800
2 Pustekdata 81.493.017.410
3 Pustekbang 777.696.000
4 Pustekroket 3.615.000.000
5 Pusispan 27.050.000
6 PSTA 70.000.000
7 LAPAN Biak 1.700.000
8 Pusteksat 247.000.000
Total 89.064.753.210

c. Penambahan melalui penyelesaian pengembangan melalui KDP


sebesar Rp1.101.730.000 terdiri dari :
No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)

1 Pustekbang 891.600.000
2 Pusispan 210.130.000
Total 1.101.730.000

d. Penambahan melalui pengembangan nilai aset sebesar


Rp1.368.319.500 terdiri dari :
No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)

1 Pusteksat 91.184.500
2 Pusfatja 198.180.000
3 Pustekdata 397.760.000
4 Pustekbang 482.195.000
5 Pustekroket 181.000.000
6 Pusispan 18.000.000
Total 1.368.319.500

e. Penambahan melalui pengembangan dengan KDP sebesar


Rp3.928.597.726 pada satker Pustekdata.
f. Penambahan melalui reklasifikasi masuk sebesar
Rp139.368.443.172 terdiri dari :

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman- 95 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)

1 Pustekdata 139.143.443.172
2 Pustekroket 225.000.000
Total 139.368.443.172

Mutasi transaksi pengurangan Aset Tak Berwujud dijelaskan sebagai


berikut :
- Pengurangan melalui reklasifikasi keluar sebesar Rp130.824.710.872
pada satker Pustekdata.
Rincian Aset Tak Berwujud per 31 Desember 2019 adalah sebagai
berikut :
Rincian Aset Tak Berwujud
No satker nilai di neraca keuangan uraian nilai di neraca bmn
73,516,900
1 Biro Renkeu 73,516,900 software 70,128,900
atb lainnya 3,388,000
1,039,580,000
2 Pustikpan 1,039,580,000
software 1,039,580,000
373,825,000
3 Biro KSHU 373,825,000 software 62,950,000
atb lainnya 310,875,000
273,017,111,608
software 60,823,580,626
4 Pustekdata 273,017,111,608
lisensi 88,172,700
ATB Lainnya 212,105,358,282
6,821,606,407
software 6,184,238,907
5 Pusfatja 6,821,606,407
lisensi 500,500,000
ATB Lainnya 136,867,500
2,711,893,430
6 LAPAN Parepare 2,711,893,430
software 2,711,893,430
335,802,000
7 Pussainsa 335,802,000 software 315,802,000
atb lainnya 20,000,000
198,995,000
8 Biro SDM Orkum 198,995,000 software 99,995,000
atb lainnya 99,000,000
2,203,150,000
software 2,026,250,000
9 PSTA 2,203,150,000
lisensi 27,500,000
atb lainnya 149,400,000
10 PusKKPA 59,536,000 software 59,536,000
19,827,034,034
11 Pustekroket 19,827,034,034 software 13,414,661,307
hasil kajian/penelitian 6,412,372,727
169,836,058,400
software 5,546,178,000
12 Pustekbang 169,836,058,400
hasil kajian/penelitian 1,217,239,000
atb lainnya 163,072,641,400
13 Pusteksat 2,040,321,818 software 2,040,321,818
301,305,000
paten 279,755,000
14 Pusispan 301,305,000
hak cipta 11,700,000
atb lainnya 9,850,000
15 LAPAN Biak 1,700,000 software 1,700,000
Total 478,841,435,597

Aset Tak Berwujud C.19 Aset Tak Berwujud Dalam Pengerjaan


Dalam Pekerjaan
Saldo aset tak berwujud dalam pengerjaan per 31 Desember 2019 dan 31
Rp35.477.750.810
Desember 2018 adalah Rp35.477.750.810 dan Rp4.528.150.000. Aset
Tak Berwujud Dalam Pekerjaan merupakan aset yang dapat
diidentifikasi dan dimiliki, tetapi tidak mempunyai wujud fisik berupa
Hak Intelektual (HAKI).
Mutasi transaksi terhadap Aset Tak Berwujud dalam pengerjaan per 31
Desember 2019 adalah sebagai berikut

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman- 96 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited
Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2018 Rp 4.528.150.000
Mutasi tambah:
- perolehan/penambahan KDP Rp 1.959.690.219
- pengembangan KDP Rp 34.020.238.317
Mutasi kurang:
- pengembangan melalui KDP Rp (3.928.597.726)
- penyelesaian pembangunan dengan KDP Rp (1.101.730.000)

Saldo per 31 Desember 2019 Rp 35.477.750.810


Ak. Amortisasi s.d 31 Desember 2019 Rp -
Nilai Buku per 31 Desember 2019 Rp 35.477.750.810

Mutasi transaksi penambahan Aset Tak Berwujud dalam pengerjaan


dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Penambahan melalui perolehan/penambahan KDP sebesar
Rp1.959.690.219 yang terdiri dari:
No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)

1 Pusispan 11.400.000
2 Pusfatja 381.900.000
3 Pustekdata 999.290.219
4 Pustekbang 177.600.000
5 Pustekroket 389.500.000
Total 1.959.690.219

b. Penambahan melalui pengembangan KDP sebesar


Rp34.020.238.317 yang terdiri dari:
No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)

1 Pusispan 25.030.000
2 Pustekdata 2.929.307.507
3 Pustekbang 12.041.600.000
4 Pustekroket 19.024.300.810
Total 34.020.238.317

Mutasi transaksi pengurangan Aset Tak Berwujud dalam pengerjaan


dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pengurangan melalui pengembangan dengan KDP sebesar
Rp3.928.597.726 pada satker Pustekdata.
b. Pengurangan melalui penyelesaian pembanguna dengan KDP
Rp1.101.730.000 yang terdiri dari:
No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)

1 Pusispan 210,130,000
2 Pustekbang 891,600,000
Total 1,101,730,000
.
Rincian ATB dalam pengerjaan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Rincian Aset Tak Berwujud dalam pengerjaan
No satker nilai di neraca keuangan uraian

1 Pustekbang 15,682,050,000 Dokumen Desain N-219 A


2 Pustekroket 19,413,800,810 Program Roket CGWIC
95,700,000 Produk Fatja Perikanan
95,700,000 Produk Fatja Pertambangan
3 Pusfatja
95,500,000 Produk Fatja Perkebunan
95,000,000 Produk Fatja Pertanian
35,477,750,810

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman- 97 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited
Aset Lain-lain C.20 Aset Lain-Lain
Rp96.279.697.967
Saldo aset lain-lain per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
adalah Rp96.279.697.967 dan Rp5.983.005.475. Aset lain-lain
merupakan Barang Milik Negara (BMN) yang berada dalam kondisi
rusak berat dan tidak lagi digunakan dalam operasional entitas. Adapun
mutasinya sebagai berikut :
Saldo nilai perolehan per 31 Desember 2018 Rp 5,983,005,475
Mutasi tambah:
- reklasifikasi dari AT ke AL Rp 101,655,840,275

Mutasi kurang:
- usulan barang rusak berat Rp (10,248,162,569)
- penghapusan BMN Rp (1,106,944,964)
- reklasifikasi AL ke AT Rp (4,040,250)

Saldo per 31 Desember 2019 Rp 96,279,697,967


Ak. Penyusutan s.d 31 Desember 2019 Rp (6,467,469,895)
Nilai Buku per 31 Desember 2019 Rp 89,812,228,072

Mutasi transaksi penambahan Aset Lain-lain dapat dijelaskan sebagai


berikut:
- Penambahan Reklasifikasi dari AT ke AL sebesar
Rp101.655.840.275 terdiri dari :
No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)

1 PSTA 778,225,964
2 Pusteksat 2,451,227,450
3 LAPAN Garut 622,598,750
4 LAPAN Pasuruan 327,726,150
5 LAPAN Parepare 1,567,334,833
6 LAPAN Pontianak 286,039,600
7 Pusfatja 12,840,077,000
8 Pustekdata 3,180,976,670
9 Pustekbang 7,590,910,401
10 PusKKPA 458,977,976
11 Biro KSHU 71,141,096,180
12 Pussainsa 172,500,000
13 Biro SDM-OH 238,149,301
Total 101,655,840,275

Mutasi transaksi pengurangan Aset Lain-lain dapat dijelaskan sebagai


berikut :
a. Pengurangan melalui usulan barang rusak berat ke pengelola sebesar
Rp10.248.162.569 terdiri dari :
No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)

1 Biro Renkeu 362.262.468


2 LAPAN Biak 125.792.000
3 Pusteksat 1.627.677.450
4 LAPAN Pasuruan 787.840.350
5 LAPAN Parepare 1.563.341.583
6 Pustekbang 1.607.520.401
7 Pustekroket 2.721.080.870
8 PusKKPA 458.977.976
9 Biro KSHU 583.020.170
10 Pusainsa 172.500.000
11 Biro SDM-OH 238.149.301
Total 10.248.162.569

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman- 98 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

b. Pengurangan melalui penghapusan BMN sebesar Rp1.106.944.964


terdiri dari :
No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)

1 PSTA 778.225.964
2 Pusteksat 328.719.000
Total 1.106.944.964

c. Pengurangan melalui reklasifikasi dari aset lainnya ke aset tetap


sebesar Rp4.040.250 terdiri dari :
No. Nama Satuan Kerja Nilai (Rp)

1 LAPAN Parepare 3.993.250


2 LAPAN Pontianak 47.000
Total 4.040.250

Rincian Aset Lain-lain berdasarkan nilai perolehan, akumulasi


penyusutan dan nilai buku tersaji pada Lampiran Laporan Keuangan ini.

Akumulasi Penyusutan
C.21 Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya
dan Amortisasi Aset
Lainnya Saldo Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya per
Rp203.204.283.105
31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 adalah masing-masing
Rp203.204.283.105 dan Rp92.450.094.250. Akumulasi Penyusutan Aset
Lainnya merupakan kontra akun Aset Lainnya yang disajikan
berdasarkan pengakumulasian atas penyesuaian nilai sehubungan dengan
penurunan kapasitas dan manfaat Aset Lainnya. Rincian Akumulasi
Penyusutan Aset Lainnya per 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut:

Rincian Akumulasi Amortisasi Aset Lainnya 31 Desember 2019


No. Aset Tetap Nilai Perolehan Akm. Amortisasi Nilai Buku

1 Aset Tak Berwujud 478,841,435,597 196,736,813,210 282,104,622,387


Aset Tak Berwujud Dalam
2 35,477,750,810 - 35,477,750,810
Pengerjaan
3 Aset Lain-lain 96,279,697,967 6,467,469,895 89,812,228,072
Jumlah 610,598,884,374 203,204,283,105 407,394,601,269

Uang Muka dari


C.22 Uang Muka dari KPPN
KPPN Rp0
Saldo Uang Muka dari KPPN per 31 Desember 2019 dan 31 Desember
2018 masing-masing sebesar Rp0 dan Rp88.731.703 merupakan Uang
Persediaan (UP) atau Tambahan Uang Persediaan (TUP) yang diberikan
KPPN sebagai uang muka kerja yang masih berada pada atau dikuasai
oleh Bendahara Pengeluaran pada tanggal pelaporan.

Utang Kepada Pihak


C.23 Utang kepada Pihak Ketiga
Ketiga
Rp1.149.792.663 Nilai Utang kepada Pihak Ketiga per 31 Desember 2019 dan 31

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman- 99 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Desember 2018 masing-masing sebesar Rp1.149.792.663 dan


Rp10.216.744.310 . Utang kepada Pihak Ketiga merupakan belanja yang
masih harus dibayar dan merupakan kewajiban yang harus segera
diselesaikan kepada pihak ketiga lainnya dalam waktu kurang dari 12
(dua belas bulan). Adapun rincian Utang Pihak Ketiga pada LAPAN per
tanggal pelaporan adalah sebagai berikut:
Rincian Utang kepada Pihak Ketiga
No Uraian Nilai Penjelasan

Rp 131,409,369 Tukin Bulan Desember 2019


Belanja Pegawai yang Rp 187,150,000 Uang Makan Desember 2019
1
Masih Harus di Bayar Rp 52,303,724 Kekurangan Gaji Pegawai Desember 2019
Rp 370,863,093
Rp 741,539,194 Tagihan Listrik
Rp 35,421,776 Tagihan Telepon
Belanja Barang yang
2 Rp 718,600 Tagihan PDAM
Masih Harus di Bayar
Rp 1,250,000 Sewa Foto Copy
Rp 778,929,570
Total Rp 1,149,792,663

Rincian belanja pegawai yang masih harus dibayar (dokumen terlampir)


dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Rincian Belanja Pegawai yang Masih Harus Dibayar
No Satker Kode Saldo (Rp) Keterangan

1 LAPAN Pasuruan 526394 318,644 Kekurangan gaji Desember 2019


2 Pustikpan 419174 19,171,000 Kekurangan uang makan Desember 2019
3 Pusispan 672817 1,726,599 Kekurangan gaji Desember 2019
16,204,936 Kekurangan gaji Desember 2019
4 PSTA 450397
38,011,000 kekurangan uang makan Desember 2019
5 Biak 450401 3,013,000 Kekurangan uang makan Desember 2019
6 Pusteksat 524362 19,342,608 Kekurangan gaji Desember 2019
7 LAPAN Garut 524376 3,518,528 Kekurangan gaji Desember 2019
131,409,369 Kekurangan Tukin Desember 2019
8 LAPAN Pontianak 552734
3,244,892 Kekurangan gaji Desember 2019
9 Inspektorat 650172 258,552 Kekurangan gaji Desember 2019
10 Pusfatja 652652 7,688,965 Kekurangan gaji Desember 2019
11 Pustekdata 652669 50,651,000 Kekurangan uang makan Desember 2019
12 Pussainsa 662731 46,786,000 Kekurangan uang makan Desember 2019
13 Biro SDM-OH 666121 29,518,000 Kekurangan uang makan Desember 2019
Total 370,863,093

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman- 100 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Rincian belanja barang yang masih harus dibayar (dokumen terlampir)


dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Rincian Belanja Barang Yang Masih Harus Dibayar


(Listrik, Telepon, Air dan Fotocopy)
No Satker Kode Saldo (Rp) Keterangan

13,437,481 Tagihan listrik Desember 2019


1 LAPAN Pasuruan 526394
186,444 Tagihan telepon Desember 2019
2 Pusispan 672817 2,581,275 Tagihan listrik Desember 2019
3 Biro Renkeu 17063 2,067,753 Tagihan telepon Desember 2019
54,458 Tagihan listrik Desember 2019
4 PSTA 450397
2,447,331 Tagihan telepon Desember 2019
22,826,255 Tagihan listrik Desember 2019
5 LAPAN Biak 450401
2,197,910 Tagihan telepon Desember 2019
47,880,850 Tagihan listrik Desember 2019
6 Pusteksat 524362
238,938 Tagihan telepon Desember 2019
30,196,461 Tagihan listrik Desember 2019
7 LAPAN Garut 524376
333,803 Tagihan telepon Desember 2019
455,100 Tagihan air Desember 2019
8 LAPAN Pontianak 552734 9,885,751 Tagihan listrik Desember 2019
5,179,143 Tagihan telepon Desember 2019
65,430,395 Tagihan listrik Desember 2019
9 LAPAN Parepare 560600
586,718 Tagihan telepon Desember 2019
663,793 Tagihan listrik Desember 2019
10 LAPAN Agam 650168
655,300 Tagihan telepon Desember 2019
7,683,195 Tagihan listrik Desember 2019
11 Inspektorat 650172
35,860 Tagihan telepon Desember 2019
1,250,000 Sewa Foto Copy
51,423,144 Tagihan listrik Desember 2019
12 Pusfatja 652652
5,372,087 Tagihan telepon Desember 2019
121,261,099 Tagihan listrik Desember 2019
13 Pustekdata 652669
3,664,973 Tagihan telepon Desember 2019
97,793,577 Tagihan listrik Desember 2019
14 Pustekbang 652673
320,838 Tagihan telepon Desember 2019
15 Pustekroket 652680 75,561,595 Tagihan listrik Desember 2019
11,675,571 Tagihan listrik Desember 2019
16 PusKKPA 653483
1,721,050 Tagihan telepon Desember 2019
72,168,924 Tagihan listrik Desember 2019
17 Biro KSHU 660117
4,011,436 Tagihan telepon Desember 2019
263,500 Tagihan air Desember 2019
18 Pussainsa 662731 106,588,355 Tagihan listrik Desember 2019
1,027,448 Tagihan telepon Desember 2019
19 Biro SDM-OH 666121 2,547,039 Tagihan telepon Desember 2019
7,008,200 Tagihan listrik Desember 2019
20 LAPAN Sumedang 689092
246,430 Tagihan telepon Desember 2019
Total 778,929,480

Utang Jangka Pendek


C.24 Utang Jangka Pendek Lainnya
Lainnya Rp1.762.909
Saldo Utang Jangka Pendek Lainnya per 31 Desember 2019 dan 31
Desember 2018 masing-masing sebesar Rp1.762.909 dan Rp0. Utang
Jangka Pendek lainnya antara lain berupa utang potongan pajak oleh
bendahara pengeluaran yang belum disetor ke rekening kas negara pada
satker Pusteksat.

Pendapatan Diterima
C.25 Pendapatan Diterima di Muka
di Muka Rp79.790.375
Nilai Pendapatan Diterima di Muka per 31 Desember 2019 dan 31

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman- 101 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Desember 2018 sebesar Rp79.790.375 dan Rp93.913.250. Pendapatan


Diterima di Muka merupakan pendapatan yang sudah diterima
pembayarannya, namun barang/jasa belum diserahkan kepada pihak
ketiga. Pendapatan diterima di muka terdiri dari:
No Satker Nilai Penjelasan

Pendapatan sewa lahan oleh PT Dayamitra


1 Pusfatja Rp 74,812,250
Telekomunikasi
2 Pusteksat Rp 4,978,125 Pendapatan sewa kantin

Ekuitas
C.28 Ekuitas
Rp3.791.784.297.403
Jumlah Ekuitas Dana Lancar per 31 Desember 2019 dan 31 Desember
2018 masing-masing sebesar Rp3.791.784.297.403 dan
Rp2.128.823.357.756. Ekuitas adalah merupakan kekayaan bersih
entitas yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban. Penjelasan
lebih lanjut tentang ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas.

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman- 102 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

D. PENJELASAN ATAS POS- POS LAPORAN OPERASIONAL


Pendapatan PNBP
D.1. Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak
Rp2.327.097.145
Jumlah Pendapatan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2019 dan 31
Desember 2018 adalah masing-masing sebesar Rp2.327.097.145 dan
Rp1.325.313.181 dengan rincian sebagai berikut:

Perbandingan Rincian Pendapatan


31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
URAIAN 31 DESEMBER 2019 31 DESEMBER 2018 %

Pendapatan PNBP Lainnya

Pendapatan dari Pengelolaan BMN (Pemanfaatan dan


Pemindahtanganan) serta Pendapatan dari Penjualan
Pendapatan sewa tanah, gedung, dan bangunan Rp 122,685,737 Rp 107,288,513 14.35
Jumlah Pendapatan dari Pengelolaan BMN Rp 122,685,737 Rp 107,288,513 14.35
(Pemanfaatan dan Pemindahtanganan) serta
Pendapatan dari Penjualan
Pendapatan Jasa Rp -
Pendapatan jasa Tenaga, Pekerjaan dan Informasi Rp 48,800,000 Rp -
Pendapatan jasa giro Rp 809,689 Rp 826,912 (2.08)
Jumlah Pendapatan Jasa Rp 49,609,689 Rp 826,912 5,899.39
Pendapatan Iuran dan Denda
Rp 232,547,750 Rp 1,171,599,610 (80.15)
Pendapatan denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan
Jumlah Pendapatan Iuran dan Denda Rp 232,547,750 Rp 1,171,599,610 (80.15)
Pendapatan Lain-lain
Pendapatan Penggunaan Sarana dan Prasarana sesuai 100.00
Rp 31,200,000 Rp -
dengan Tusi
PendapatanLayanan Pendidikan dan/atau Pelatihan Rp 166,000,000 Rp - 100.00
Pendapatan Layanan Penelitian/Riset dan 100.00
Rp 1,677,669,458 Rp -
Pengembangan Iptek
Pendapatan Hasil Penelitian/Riset dan Hasil 100.00
Rp 44,640,000 Rp -
Pengembangan Iptek
Pendapatan Hasil Survey dan Pemetaan Rp 2,000,000 Rp - 100.00
Pendapatan Anggaran Lain-lain Rp 744,511 Rp 45,598,146 (98.37)
Jumlah Pendapatan Lain-lain Rp 1,922,253,969 Rp 45,598,146 4,115.64
Jumlah Pendapatan PNBP Lainnya Rp 2,327,097,145 Rp 1,325,313,181 75.59
Pendapatan BLU
Pendapatan Jasa Layanan Umum Rp - Rp - -
Jumlah Pendapatan BLU Rp - Rp - -
Jumlah Rp 2,327,097,145 Rp 1,325,313,181 75.59

Beban Pegawai
D.2 Beban Pegawai
Rp187.166.697.100
Beban Pegawai pada 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 adalah masing-
masing sebesar Rp187.166.697.100 dan Rp157.526.147.794 dengan rincian
sebagai berikut:

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 103 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Rincian Beban Pegawai


31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018

URAIAN JENIS BEBAN 31 DESEMBER 2019 31 DESEMBER 2018 NAIK (TURUN) %

Beban Gaji dan Tunjangan PNS Rp 91,599,130,168 Rp 83,845,506,371 9.25


Beban Lembur Rp 950,460,000 Rp 819,662,900 15.96
Beban Tunjangan Khusus & Beban Rp 94,617,106,932 Rp 72,860,978,523
Pegawai Transito 29.86
Jumlah Rp 187,166,697,100 Rp 157,526,147,794 18.82

Beban Persediaan
D.3 Beban Persediaan
Rp12.264.658.585
Beban Persediaan 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 adalah masing-
masing sebesar Rp12.264.658.585 dan Rp9.937.251.452 dengan rincian
sebagai berikut :
Perbandingan Rincian Beban Persediaan
31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
URAIAN JENIS BEBAN 31 DESEMBER 2019 31 DESEMBER 2018 NAIK (TURUN) %

Beban Persediaan Konsumsi Rp 5,717,798,362 Rp 7,024,275,528 (18.60)


Beban Persediaan Amunisi Rp 17,695,000 Rp 99,390,000 (82.20)
Beban Persediaan bahan baku Rp 3,661,119,475 Rp 2,561,295,817 42.94
Beban Persediaan Lainnya Rp 2,868,045,748 Rp 252,290,107 1,036.80
Jumlah Beban Persediaan Rp 12,264,658,585 Rp 9,937,251,452 23.42

Beban Barang dan


D.4 Beban Barang dan Jasa
Jasa
Rp95.954.613.355 Beban Barang dan Jasa 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 adalah
masing-masing sebesar Rp95.954.613.355 dan Rp128.384.659.425 dengan
rincian sebagai berikut:

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 104 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Perbandingan Rincian Beban Barang dan Jasa


31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
NAIK
URAIAN JENIS BEBAN 31 Desember 2019 31 Desember 2018
(TURUN) %
Beban Keperluan Perkantoran Rp 35,823,124,628 Rp 36,637,981,677 (2.22)

Beban Penambah Daya Tahan Tubuh Rp 15,056,400 Rp 168,531,100 (91.07)

Beban Pengiriman Surat Dinas Pos Rp 133,158,819 Rp 154,487,018 (13.81)


Pusat
Beban Honor Operasional Satuan Rp 3,780,285,000 Rp 3,833,070,000 (1.38)
Kerja
Beban Barang Operasional Lainnya Rp 3,161,511,367 Rp 36,444,005,241 (91.33)
Beban Bahan Rp 9,502,914,091 Rp 11,182,942,397 (15.02)
Beban Honor Output Kegiatan Rp 758,876,000 Rp 749,288,000 1.28

Beban Barang Non Operasional Rp 8,283,948,314 Rp 7,257,016,383 14.15


Lainnya
Beban Langganan Daya dan Jasa Rp 17,096,959,083 Rp 16,028,056,622 6.67
Beban Sewa Rp 2,832,386,334 Rp 3,571,471,852 (20.69)
Beban Jasa Konsultan Rp 296,659,000 Rp - 100.00
Beban Jasa Profesi Rp 3,988,219,000 Rp 3,119,821,800 27.83
Beban Jasa Lainnya Rp 10,243,754,597 Rp 9,057,487,125 13.10
Beban Barang Rp - Rp - -
Beban Jasa Rp - Rp - -
beban Penyediaan Barang dan Jasa Rp - Rp - -
BLU Lainnya
Beban Aset Ekstrakomptabel PM Rp 37,760,722 Rp 180,500,210 (79.08)
Jumlah Rp 95,954,613,355 Rp 128,384,659,425 (25.26)

Beban aset ekstrakomptabel PM sebesar Rp37.760.722 terdiri dari :

SATUAN KERJA JUMLAH URAIAN

LAPAN Garut Rp 1,700,000 Rp 1,700,000 Pembelian Megaphone


Inspektorat Rp 11,527,000 Rp 1,339,000 Pembelian Rak Besi
Rp 9,588,000 Pembelian Kursi Besi/Metal
Rp 600,000 Pembelian Vertikal Blind
Pustekroket Rp 24,533,722 Rp 23,800,000 Pembelian Meja Kerja Kayu
Rp 733,722 Pembelian Solder Listrik
JUMLAH Rp 37,760,722 Rp 37,760,722

Beban Pemeliharaan
D.5 Beban Pemeliharaan
Rp23.242.283.298
Beban Pemeliharaan 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 adalah masing-
masing sebesar Rp23.242.283.298 dan Rp23.029.881.350 dengan rincian
sebagai berikut :

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 105 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Perbandingan Rincian Beban Pemeliharaan


31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018

URAIAN JENIS BEBAN 31 DESEMBER 2019 31 DESEMBER 2018 NAIK (TURUN) %

Beban Pemeliharaan Gedung dan Rp 9,118,043,365 Rp 8,162,725,684 11.70


Bangunan
Beban Pemeliharaan Peralatan dan Rp 10,544,293,060 Rp 9,895,408,413 6.56
Mesin
Beban Pemeliharaan Jalan dan Rp 44,735,000 Rp 29,359,000 52.37
Jembatan
Beban Pemeliharaan Irigasi Rp - Rp - -
Beban Pemeliharaan Lainnya Rp - Rp 1,005,491,000 (100.00)
Beban Persediaan Suku Cadang Rp 3,253,388,538 Rp 3,588,065,734 (9.33)

Beban persediaan Bahan untuk Rp 281,823,335 Rp 348,831,519 (19.21)


pemeliharaan
Jumlah Rp 23,242,283,298 Rp 23,029,881,350 0.92

Beban Perjalanan
D.6 Beban Perjalanan Dinas
Dinas
Rp33.469.010.719 Beban Perjalanan Dinas 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 adalah
masing-masing sebesar Rp33.469.010.719 dan Rp32.847.430.138 dengan
rincian sebagai berikut:

Perbandingan Rincian Beban Perjalanan Dinas


31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018

URAIAN JENIS BEBAN 31 DESEMBER 2019 31 DESEMBER 2018 NAIK (TURUN) %

Rp 215,344,254 Rp - 100.00
Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota
Rp 632,242,500 Rp 813,262,000 (22.26)
Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota
Beban Perjalanan Dinas Paket Rp 5,024,613,981 Rp 5,726,581,204 (12.26)
Meeting Dalam Kota
Beban Perjalanan Dinas Paket Rp 23,064,673,769 Rp 22,269,704,776 3.57
Meeting Luar Kota
Beban Perjalanan Lainnya-Luar Rp 4,532,136,215 Rp 4,037,882,158 12.24
Negeri
1.89
Jumlah Rp 33,469,010,719 Rp 32,847,430,138

Beban Barang Untuk


D.7 Beban Barang Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat
Diserahkan Kepada
Masyarakat Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat 31 Desember 2019 dan 31
Rp1.031.707.250
Desember 2018 adalah masing-masing sebesar Rp1.031.707.250 dan
Rp481.200.000 dengan rincian sebagai berikut :

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 106 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Perbandingan Rincian Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat


31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018

URAIAN JENIS BEBAN 31 DESEMBER 2019 31 DESEMBER 2018 NAIK (TURUN) %

Beban Peralatan dan Mesin untuk Rp 1,018,424,250 Rp 401,200,000 153.84


Diserahkan kepada
Masyarakat/Pemda
Beban Barang Lainnya untuk Rp 13,283,000 Rp 80,000,000 (83.40)
Diserahkan kepada
Masyarakat/Pemda
Jumlah Rp 1,031,707,250 Rp 481,200,000 114.40

Rincian per Satuan Kerja

Satuan Kerja Jumlah Keterangan

Biro Renkeu Rp 35,800,000 GPS-Garmin Tipe GPS Map 585


Pustekdata Rp 202,029,250 Harddisk Eksternal
PSTA Rp 159,820,000 Radar Lainnya
Rp 113,685,000 Digitizer (Peralatan Mini Komputer)
Rp 30,240,000 P.C Unit
Rp 465,000,000 Self Supporting Tower
Rp 9,000,000 Signal Conditioner
Rp 2,850,000 UPS
Rp 3,600,000 Tas
Rp 2,200,000 Smart Watch SNSA
Rp 3,650,000 Microsoft Office
Rp 403,000 Acrylic Plakat
Rp 1,210,000 Plakat
Rp 240,000 Pakaian Batik
Rp 630,000 Tumbler
Rp 1,350,000 Smart Watch Paracita Atmaloka
Jumlah Rp 1,031,707,250

Beban Penyusutan
D.8 Beban Penyusutan dan Amortisasi
dan Amortisasi
Rp216.149.963.242 Beban Penyusutan dan Amortisasi pada 31 Desember 2019 dan 31 Desember
2018 adalah masing-masing sebesar Rp216.149.963.242 dan
Rp162.279.517.553 dengan rincian sebagai berikut:

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 107 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Perbandingan Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi


31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018

URAIAN BEBAN PENYUSUTAN NAIK


31 DESEMBER 2019 31 DESEMBER 2018
DAN AMORTISASI (TURUN) %

Beban Penyusutan Peralatan dan Rp 138,733,622,471 Rp 122,443,542,599 13.30


Mesin
Beban Penyusutan Gedung dan Rp 13,932,224,634 Rp 11,303,349,014 23.26
Bangunan
Beban Penyusutan Jalan, irigasi, Rp 5,293,913,769 Rp 2,615,008,614 102.44
Jaringan
Beban Penyusutan Aset Tetap Rp 4,317,500 Rp 4,317,500 -
Lainnya
Rp 247,869,590 Rp 143,254,093 73.03
Beban Penyusutan Aset Lainnya

Jumlah Penyusutan Rp 158,211,947,964 Rp 136,509,471,820 15.90

Beban Amortisasi Hak Cipta Rp 165,000 Rp 48,000


Beban Amortisasi Paten Rp 9,435,252 Rp 1,897,502 397.25
Beban Amortisasi Software Rp 8,537,111,238 Rp 10,206,314,169 (16.35)
Beban Amortisasi Lisensi Rp 61,617,270 Rp 61,617,270 -
Beban Amortisasia ATB Lainnya Rp 49,329,686,518 Rp 15,499,963,266 218.26
Beban Amortisasi ATB yang tidak Rp - Rp 205,526 (100.00)
digunakan dalam operasional
Pemerintahan
Jumlah Amortisasi Rp 57,938,015,278 Rp 25,769,997,733 124.83
Jumlah Beban Penyusutan dan
Rp 216,149,963,242 Rp 162,279,469,553 33.20
Amortisasi

Beban Penyisihan
D.9 Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Piutang Tak Tertagih
Rp857.538.969 Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih pada 31 Desember 2019 dan 31
Desember 2018 adalah masing-masing sebesar Rp857.538.969 dan
Rp1.084.597.435 dengan rincian sebagai berikut:

Perbandingan Rincian Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih


31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
N A IK
U R A IA N J EN IS B EB A N 3 1 D ES EM B ER 2 0 19 3 1 D ES EM B ER 2 0 18
( TU R U N ) %
Beb an Penyis ihan Piutang
Rp 3 1,8 4 7 Rp (18 ,6 10 ,3 4 5) (10 0 .17)
PNBP
Beb an Penyis ihan Piutang
Rp 2 7,78 9 ,2 0 2 Rp (13 7,171) (2 0 ,3 58 .8 0 )
Lainnya
Beb an Penyis ihan Piutang BLU
Penyed ia Barang d an J as a Rp - Rp (2 ,9 3 4 ,8 0 2 ) (10 0 .0 0 )
Lainnya
Beb an Penyis ihan Piutang
Rp 2 ,50 0 Rp - 10 0 .0 0
Tid ak Tert ag ih - Bag ian Lancar

Beb an Penyis ihan Piutang


Rp 8 2 9 ,715,4 2 0 Rp 1,9 6 1,4 6 0 ,3 0 1 (57.70 )
Tid ak Tert ag ih J ang ka Panjang

J uml a h Rp 8 57,53 8 ,9 6 9 Rp 1, 9 3 9 , 7 7 7 , 9 8 3 ( 55.79 )

Surplus dari
Kegiatan Non
D.10 Kegiatan Non Operasional
Operasional
Rp5.219.456.012 Rincian Surplus dari Kegiatan Non Operasional pada 31 Desember 2019 dan 31
Desember 2018 masing-masing sebesar Rp5.219.456.012 dan Rp8.357.216.217
dengan rincian sebagai berikut:

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 108 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Perbandingan Rincian Kegiatan Non Operasional


31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018

URAIAN 31 DESEMBER 2019 31 DESEMBER 2018 NAIK (TURUN) %

Surplus Penjualan Aset Non Lancar


Pendapatan Pelepasan Aset Non
Rp 527,283,996 Rp 208,692,550 152.66
Lancar

Beban Pelepasan Aset Non Lancar Rp 244,329,260 Rp 505,977,054 (51.71)

Surplus dari Kegiatan Non


Operasional Lainnya
Pendapatan dari Kegiatan Non
Rp 11,032,610,436 Rp 10,194,492,464 8.22
Operasional Lainnya
Beban dari Kegiatan Non Operasional
Rp 6,096,109,160 Rp 1,539,991,743 295.85
Lainnya
Surplus (Defisit) dari Kegiatan Non
Rp 5,219,456,012 Rp 8,357,216,217 (37.55)
Operasional

Rincian Pendapatan Pelepasan Aset Non Lancar


31 Desember 2019

S a t ua n Ke rja J umla h Ke t e ra ng a n

p end ap atan has il lelang b erup a 1 (s atu) p aket


PSTA Rp 8 ,3 50 ,0 0 0
p eralatan mes in
p end ap atan has il lelang b erup a 2 (d ua) p aket
LAPAN Pas uruan Rp 3 2 ,72 5,0 0 0
p eralatan mes in
p end ap atan has il lelang b erup a 1 (s atu) p aket
Pus tekro ket Rp 115,171,0 0 0 p eralatan mes in, 11 (s eb elas ) b uah kiend araan
b ermo to rr d an 1 (s atu) p aket b o ng karan
p end ap atan has il lelang b erup a 1 (s atu) p aket
LAPAN Biak Rp 6 ,2 2 0 ,0 0 0
p eralatan mes in d an 3 (tig a) p aket b o ng karan
p end ap atan has il lelang b erup a 1 (s atu) p aket
Biro Renkeu Rp 2 ,6 0 0 ,0 0 0
p eralatan mes in
p end ap atan has il lelang b erup a 1 (s atu) p aket
Pus teks at Rp 9 4 ,2 0 0 ,0 0 0 p eralatan mes in d an 3 (tig a) b uah kend araan
b ermo to r
p end ap atan has il lelang b erup a 2 (d ua) p aket
Pus s ains a Rp 8 0 ,0 3 0 ,0 0 0
b o ng karan d an 3 (tig a) b uah kend araan b ermo to r
LAPAN p end ap atan has il lelang b erup a 1 (s atu) p aket
Rp 5,0 19 ,0 0 0
Po ntianak b o ng karan
p end ap atan has il lelang b erup a 1 (s atu) p aket
Biro KSHU Rp 14 ,0 0 0 ,0 0 0 p eralatan mes in d an 4 (emp at) b uah kend araan
b ermo to r
p end ap atan has il lelang b erup a 1 (s atu) p aket
Ins p ekto rat Rp 5,79 0 ,0 0 0
b o ng karan
LAPAN Pare- p end ap atan has il lelang b erup a 1 (s atu) p aket
Rp 8 ,6 78 ,9 9 7
Pare p eralatan mes in d an 2 (d ua) Paket b o ng karan
p end ap atan has il lelang b erup a 1 (s atu) p aket
Pus KKPA Rp 13 ,750 ,0 0 0
p eralatan mes in
p end ap atan has il lelang b erup a 1 (s atu) p aket
Pus tekb ang Rp 13 3 ,750 ,0 0 0
b o ng karan
p end ap atan has il lelang b erup a 1 (s atu) p aket
Biro SDM Rp 6 ,9 9 9 ,9 9 9
p eralatan mes in

J umla h Rp 52 7,2 8 3 ,9 9 6

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 109 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Rincian Beban Pelepasan Aset Non Lancar


31 Desember 2019
S a t ua n Ke rja J uml a h Ke t e ra ng a n

Biro Renkeu Rp 1,8 2 5,0 0 0 Us ulan b arang rus ak b erat As et


t et ap yang t id ak d ig unakan d alam
o p eras i s eb es ar Rp 1.8 2 5.0 0 0
(Net t o )
PSTA Rp 1,18 6 ,6 75 Peng hap us an (BM N) yang
Dihent ikan) s eb es ar Rp 1.18 6 .6 75
(Net t o )
Pus t eks at Rp 15,3 78 ,50 0 Us ulan b arang rus ak b erat As et
t et ap yang t id ak d ig unakan d alam
o p eras i s eb es ar
Rp 15.3 78 .50 0 (Net t o )
LAPAN Rp 113 ,18 2 ,3 6 9 Us ulan b arang rus ak b erat As et
Pas uruan t et ap yang t id ak d ig unakan d alam
o p eras i s eb es ar
Rp 113 .18 2 .3 6 9 (Net t o )
LAPAN Pare- Rp 9 8 1,4 8 0 Us ulan b arang rus ak b erat As et
p are t et ap yang t id ak d ig unakan d alam
o p eras i s eb es ar
Rp 9 8 1.4 8 0 (Net t o )
Pus t ekb ang Rp 51,8 3 9 ,517 Us ulan b arang rus ak b erat As et
t et ap yang t id ak d ig unakan d alam
o p eras i s eb es ar
Rp 51.8 3 9 .517Net t o )
Pus t ekro ket Rp 59 ,6 9 2 ,8 6 1 Us ulan b arang rus ak b erat As et
t et ap yang t id ak d ig unakan d alam
o p eras i s eb es ar
Rp 59 .6 9 2 .8 6 1Net t o )
Biro KSHU Rp 2 4 2 ,8 58 Us ulan b arang rus ak b erat As et
t et ap yang t id ak d ig unakan d alam
o p eras i s eb es ar
Rp 59 .6 9 2 .8 6 1Net t o )

J uml a h Rp 2 4 4 ,3 2 9 ,2 6 0

Rincian Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya


31 Desember 2019

Uraian Jumlah

Rp 1,144,665,932
Pendapatan Penyelesaian Ganti Kerugian
Negara Terhadap Pegawai Negeri Bukan
Bendahara Atau Pejabat Lain.

Rp 1,898,125
Pendapatan Penyelesaian Ganti Kerugian
Negara Terhadap Pihak Lain/Pihak Ketiga

Rp 107,543,947
Penerimaan Kembali Belanja Pegawai Tahun
Anggaran Yang Lalu

Penerimaan Kembali Belanja Barang Tahun Rp 77,295,553


Anggaran Yang Lalu
Penerimaan Kembali Belanja Modal Tahun Rp 13,298,947
Anggaran Yang Lalu
Pendapatan Setoran dari Sisa Utang Non Rp 15,500,000
TP/TGR Pensiunan PNS
Pendapatan Perolehan Aset Lainnya Rp 2,320,353,199
Pendapatan Penyesuaian Nilai Persediaan Rp 7,352,054,733

Rp 11,032,610,436

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 110 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Rincian Beban dari Kegiatan Non Operasional Lainnya


31 Desember 2019
U ra ia n J umla h
Beb an Penyes uaian Nilai
Rp 6 ,0 9 6 ,10 9 ,16 0
Pers ed iaan
Rp 6 , 0 9 6 , 10 9 , 16 0

Pos Luar Biasa Rp0


D.11 Pos Luar Biasa
Pada LO tidak ada pos luar biasa pada 31 Desember 2019 dan 31 Desember
2018.

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 111 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

E. PENJELASAN ATAS POS- POS LAPORAN PERUBAHAN


EKUITAS
E.1. Ekuitas Awal
Ekuitas Awal
Nilai ekuitas awal pada tanggal 1 Januari 2019 dan 2018 adalah
Rp2.128.823.357.756
masing-masing sebesar Rp2.128.823.357.756 dan
Rp1.831.483.437.095.

Defisit LO
E.2 Defisit LO
Rp562.589.919.361

Jumlah Defisit LO untuk periode yang berakhir pada 31 Desember


2019 dan 31 Desember 2018 adalah sebesar Rp562.589.919.361 dan
Rp505.888.155.749. Defisit LO merupakan selisih kurang antara
Defisit dari kegiatan Operasional sebesar Rp567.809.375.373 dengan
Surplus dari kegiatan Non Operasional sebesar Rp5.219.456.012.

Dampak Kumulatif
E.3 Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan Akuntansi
Perubahan Kebijakan
/Kesalahan Mendasar
Akuntansi/Kesalahan
Mendasar Rp0. Tidak terdapat transaksi Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan
Akuntansi/Kesalahan Mendasar untuk periode yang berakhir pada 31
Desember 2019 dan 31 Desember 2018.

Koreksi Nilai
E.3.1 Koreksi Nilai Persediaan
Persediaan
Rp17.279.554 Koreksi Nilai Persediaan mencerminkan koreksi atas nilai persediaan
yang diakibatkan karena kesalahan dalam penilaian persediaan seperti
suku cadang pada Pusteksat, kelebihan honor Pustekroket dan barang
konsumsi pada Biro KSHU. Koreksi tambah atas nilai persediaan
untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2019 dan 31
Desember 2018 adalah sebesar Rp17.279.554 dan Rp202.021.629.
Rincian Koreksi nilai persediaan untuk periode yang berakhir pada 31
Desember 2019 sebagai berikut:

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 112 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Rincian Koreksi Nilai Persediaan

Jenis Persediaan Nilai Koreksi

Barang Konsum si 15.260.000

Suku Cadang 39.304

Bahan Baku 1.980.250

Jumlah 17.279.554

Rincian Koreksi Nilai Persediaan

S A TU A N KER J A 3 1 D ES EM B ER 2 0 19 3 1 D ES EM B ER 2 0 18

Pus t ekro ket 1,9 8 0 ,2 50

Pus is p an 53 ,150 ,6 0 0

PSTA 3 3 ,6 16 ,8 0 0

Pus t eks at 3 9 ,3 0 4 8 3 1,52 9

Biro KSHU 15,2 6 0 ,0 0 0 2 4 ,3 2 0 ,0 0 0

Pus t ekb ang 9 0 ,10 2 ,70 0

J uml a h 17 , 2 7 9 , 5 5 4 2 0 2 , 0 2 1, 6 2 9

Koreksi atas
E.3.2 Koreksi Atas Reklasifikasi
Reklasifikasi
Rp(45.279.044.479) Koreksi Atas Reklasifikasi merupakan koreksi terhadap transaksi
reklasifikasi masuk dan keluar. Koreksi atas reklasifikasi pada 31
Desember 2019 dan 31 Desember 2018 sebesar Rp(45.279.044.479)
dan Rp0.

Rincian Koreksi Atas Reklasifikasi

SATUAN KERJA NILAI PENYESUAIAN KETERANG AN

LAPAN Agam 1.750.000 Aset Tetap

Biro KSHU 459.049.000 Aset Tetap

Pustekdata 127.805.509 Aset Tetap

(42.228.719.823) Aset Tidak Berwuj ud

Pusfatj a (5.800.000) Aset Tetap

LAPAN Sum edang (423.704.000) Aset Tetap

LAPAN Pare-pare 4.800.000 Aset Tetap

Pusteksat (660.992.384) Aset Tetap

Pustekbang (2.321.483.731) Aset Tetap

PSTA (231.749.050) Aset Tetap

Jumlah (45.279.044.479)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 113 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Rincian Keterangan Koreksi Atas Reklasifikasi


Satuan Kerja Nilai Penyesuaian Keterangan

LAPAN Agam 1.750.000 Reklas Masuk GB

1.750.000

Biro KSHU 459.049.000 Koreksi Reklas Masuk Akibat Koreksi


Penilaian GB
459.049.000

Pustekdata (14.709.536) Reklas Masuk Akum Peny . GB

(42.228.719.823) Reklas Masuk Akum Am ortisasi Aset Tidak


Berwuj ud
17.940.045 Reklas Keluar Akum Peny . PM

(988.845.000) Reklas Masuk Akum Peny . PM

1.113.420.000 Reklas Masuk PM

(42.100.914.314)

Pusfatj a 278.764.384 Reklas Keluar Akum Peny . PM

(284.564.384) Reklas Keluar PM

(5.800.000)

LAPAN Sum edang (423.704.000) Koreksi Reklas Masuk Akibat Koreksi


Penilaian GB
(423.704.000)

LAPAN Pare-pare (111.472.629) Reklas Masuk Akum Peny . PM

116.272.629 Reklas Keluar Akum Peny . PM

4.800.000

Pusteksat (47.830.357) Reklas Masuk Akum Peny . PM

87.750.000 Reklas Keluar Akum Peny . PM

(5.375.000) Koreksi Reklasifikasi atas Bahan Untuk


Pem eliharaan
273.125.000 Reklas Masuk PM

(267.750.000) Reklas Keluar PM

(364.507.420) Koreksi Atas Reklasifikasi Masuk Hasil


Inventarisasi Akm Peny GB
149.182.306 Reklas Keluar Akum Peny . GB

1.833.329 Reklas Keluar Akum Peny . Irigasi

277.419.758 Reklas Keluar Hasil Inventarisasi Akum


Peny . GB
(760.440.000) Reklas Keluar GB

(4.400.000) Reklas Keluar Irigasi

(660.992.384)

Pustekbang (2.168.581.982) Reklas Masuk Akum Peny . PM

(100.677.238) Reklas Masuk Akum Peny . GB

18.977.928 Reklas Keluar Akum Peny . GB

2.765.617 Reklar Keluar Akum Peny . Irigasi

(119.438.000) Koreksi Reklas Masuk Akibat Koreksi


Penilaian GB
(6.783.056) Koreksi Reklasifikasi Keluar Akibat Koreksi
Penilaian Kem bali Akm . Peny . GB
66.676.000 Koreksi Reklasifikasi Keluar Akibat Koreksi
Penilaian Kem bali GB
(14.423.000) Reklas Keluar Irigasi

(2.321.483.731)

Jumlah (45.047.295.429)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 114 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Satuan Kerja Nilai Penyesuaian Keterangan

Jumlah Pemindahan (45.047.295.429)

PSTA (2.612.550) Reklas Masuk Akum Peny . PM

8.708.500 Reklas Masuk PM

680.547.000 Koreksi Reklasifikasi Atas PM utk


dij ual/diserahkan ke m asy arakat
(918.392.000) Reklas Keluar PM

(231.749.050)

Jumlah (45.279.044.479)

Selisih Revaluasi Aset


E.3.3 Selisih Revaluasi Aset
Rp1.426.671.882.170
Selisih Revaluasi Aset merupakan selisih yang muncul pada saat
dilakukan penilaian kembali Aset Tetap yang dilaksanakan pada
Semester II tahun 2018 dan hasil perbaikan/koreksi pada tahun 2019.
Selisih Revaluasi Aset untuk periode yang berkahir pada 31 Desember
2019 dan 31 Desember 2018 sebesar Rp1.426.671.882.170 dan Rp0.
Selisih Revaluasi Aset Tetap tersebut dari penilaian kembali atas
Tanah, Gedung dan Bangunan serta Jalan, Irigasi, dan Jaringan berupa
Jalan, Jembatan, dan bangunan Air.

Rincian Selisih Revaluasi Aset Tetap


SATUAN KERJA NILAI PENYESUAIAN KETERANG AN

Biro KSHU (84.708.401.284) Aset Tetap

Pustekdata (30.847.144.840) Aset Tetap

Pusfatj a (35.351.645.727) Aset Tetap

PusKKPA 14.798.756.000 Aset Tetap

LAPAN Sum edang (637.097.000) Aset Tetap

LAPAN Pare-pare 395.939.566 Aset Tetap

Pusteksat 7.675.842.291 Aset Tetap

Pustekbang (16.998.244.496) Aset Tetap

Pussainsa (7.944.697.000) Aset Tetap

LAPAN Agam 1.456.850.275 Aset Tetap

LAPAN Pontianak (200.936.000) Aset Tetap

LAPAN Biak 936.048.000 Aset Tetap

LAPAN Pasuruan 119.936.000 Aset Tetap

LAPAN Garut 395.008.000 Aset Tetap

Pustekroket (55.446.901.000) Aset Tetap

Satker Konsolidasi 1.633.028.569.385 Aset Tetap

Jumlah 1.426.671.882.170

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 115 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Rincian Selisih Revaluasi Aset Tetap


Satuan Kerja Nilai Penyesuaian Keterangan

Biro KSHU (874.385.034) Koreksi Hasil Revaluasi atas BMN y ang tidak
ditem ukan (Akum Peny . GB)
(82.496.193.000) Koreksi Kesalahan Input IP Tanah

874.385.034 Koreksi Sem u Hasil Penilaian Kem bali GB

14.212.944.000 Koreksi Kesalahan Input IP GB

(16.425.152.284) Koreksi Hasil Revaluasi atas BMN y ang tidak


ditem ukan GB
(84.708.401.284)

Pustekdata (25.617.702.000) Koreksi Sem u Hasil Penilaian Kem bali Tanah

(2.937.301.000) Koreksi Kesalahan input IP GB

(2.069.988.840) Koreksi Hasil Revaluasi atas BMN y ang tidak


ditem ukan GB
(222.153.000) Koreksi Kesalahan input IP Irigasi

(30.847.144.840)

Pusfatj a (100.021.177) Koreksi Hasil Revaluasi atas BMN y ang tidak


ditem ukan (Akum Peny . GB)
(30.735.480.050) Koreksi Kesalahan Input IP Tanah

120.637.811 Koreksi Sem u Hasil Penilaian Kem bali GB

504.861.000 Koreksi Kesalahan Input IP GB

(4.543.178.311) Koreksi Hasil Revaluasi atas BMN y ang tidak


ditem ukan GB
(598.465.000) Koreksi Kesalahan Input IP JJ

(35.351.645.727)

PusKKPA 18.783.434.000 Koreksi Kesalahan Input IP Tanah

(4.033.422.000) Koreksi Ekuitas Akibat Koreksi Revaluasi


Tanah
48.744.000 Koreksi Kesalahan Input IP GB

14.798.756.000

LAPAN Sum edang (11.000) Koreksi Kesalahan Input IP Tanah

(775.521.000) Koreksi Kesalahan Input IP GB

23.737.000 Koreksi Kesalahan Input IP JJ

114.698.000 Koreksi Kesalahan Input IP Irigasi

(637.097.000)

LAPAN Parepare 548.099.599 Koreksi Sem u Hasil Penilaian Kem bali GB

366.860.106 Koreksi Peniliaian Kem bali BMN GB

431.989.000 Koreksi Kesalahan Input IP GB

(811.329.139) Koreksi Hasil Revaluasi atas BMN y ang tidak


ditem ukan GB
(224.712.000) Koreksi Kesalahan Input IP JJ

85.032.000 Koreksi Kesalahan Input IP Irigasi

395.939.566

Pusteksat (208.116.542) Koreksi Hasil Revaluasi atas BMN


Reklasifikasi Keluar Hasil Inventarisasi Akm .
Peny . GB
(353.049.257) Koreksi Hasil Revaluasi atas BMN y ang tidak
ditem ukan (Akum Peny . GB)
561.165.799 Koreksi Sem u Hasil Penilaian Kem bali GB

1.388.338.203 Koreksi Peniliaian Kem bali BMN GB

7.296.180.000 Koreksi Kesalahan Input IP GB

(1.070.527.257) Koreksi Hasil Revaluasi atas BMN y ang tidak


ditem ukan GB
69.730.675 Koreksi Hasil Revaluasi atas BMN
Reklasifikasi Keluar Hasil Inventarisasi GB
(7.879.330) Koreksi Hasil Revaluasi atas BMN y ang tidak
ditem ukan irigasi
7.675.842.291

Jumlah (128.673.750.994)

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 116 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Satuan Kerja Nilai Penyesuaian Keterangan


Jumlah Pemindahan (128.673.750.994)

Pustekbang (1.600.130.000) Koreksi Kesalahan Input IP GB

(7.614.247.445) Koreksi Hasil Revaluasi atas BMN y ang tidak


ditem ukan GB
(3.902.686.000) Koreksi Kesalahan Input IP JJ

(3.888.663.000) Koreksi Kesalahan Input IP irigasi

7.481.949 Koreksi Hasil Revaluasi atas BMN y ang tidak


ditem ukan Iirgasi
(16.998.244.496)

Pussainsa 386.000 Koreksi Kesalahan Input IP Tanah

(7.292.932.000) Koreksi Kesalahan Input IP GB

(696.350.000) Koreksi Kesalahan Input IP JJ

44.199.000 Koreksi Kesalahan Input IP Irigasi

(7.944.697.000)

LAPAN Agam 306.234.275 Koreksi Peny usutan karena Koreksi


Kesalahan Input IP Akum Peny . JJ
(168.621.000) Koreksi Peny usutan karena Koreksi
Kesalahan Input IP Akum Peny . Iirgasi
187.838.000 Koreksi Kesalahan Input IP GB

265.868.000 Koreksi Kesalahan Input IP JJ

865.531.000 Koreksi Kesalahan Input IP Irigasi

1.456.850.275

LAPAN Pontianak (200.936.000) Koreksi Kesalahan Input IP Tanah

(200.936.000)

LAPAN Biak 1.631.308.000 Koreksi Kesalahan Input IP GB

(645.608.000) Koreksi Kesalahan Input IP JJ

(49.652.000) Koreksi Kesalahan Input IP Irigasi

936.048.000

LAPAN Pasuruan 121.894.000 Koreksi Kesalahan Input IP GB

(1.958.000) Koreksi Kesalahan Input IP JJ

119.936.000

LAPAN Garut (1.393.000.000) Koreksi Kesalahan Input IP Tanah

1.788.008.000 Koreksi Kesalahan Input IP GB

395.008.000

Pustekroket 2.564.996.000 Koreksi Kesalahan Input IP GB

(58.376.564.000) Koreksi Kesalahan Input IP JJ

364.667.000 Koreksi Kesalahan Input IP Irigasi

(55.446.901.000)

Satker Konsolidasi 1.633.028.569.385 Koreksi Take In Satker Konsolidasi

Jumlah 1.426.671.882.170

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 117 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Koreksi Nilai Aset Non


E.3.4 Koreksi Nilai Aset Non Revaluasi
Revaluasi
Rp53.486.970.666
Koreksi Nilai Aset Non Revaluasi untuk periode yang berakhir pada
31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018 adalah sebesar
Rp53.486.970.666 dan Rp8.471.594.308. Koreksi ini berasal dari
transaksi koreksi nilai aset tetap dan aset lainnya yang bukan karena
revaluasi nilai.
Rincian koreksi aset tetap non revaluasi adalah sebagai berikut :
Rincian Koreksi Nilai Aset Non Revaluasi

SATUAN KERJA NILAI PENYESUAIAN KETERANG AN

Pussainsa 750.252.811 Aset Tetap

Pusteksat (333.838.605) Aset Tetap

Pustekroket 62.221.813.094 Aset Tetap

(39.203.334) Aset Lainny a

Pustekdata 5.202.488.576 Aset Tetap

Pontianak (10.724.107) Aset Tetap

Inspektorat (6.103.305.785) Aset Tetap

PusKKPA (6.466.376) Aset Tetap

PSTA 254.046.761 Aset Tetap

LAPAN Parepare 257.451.503 Aset Tetap

LAPAN Biak 417.937.591 Aset Tetap

LAPAN Pasuruan 13.973.107 Aset Tetap

LAPAN Agam 15.255.669 Aset Tetap

Pustekbang 4.755.587.435 Aset Tetap

LAPAN Sum edang 434.228.077 Aset Tetap

LAPAN Garut (275.635.521) Aset Tetap

Pusfatj a 20.029.244.473 Aset Tetap

Biro SDM OH 4.026.569.000 Aset Tetap

Biro KSHU 85.220.571.707 Aset Tetap

Satker Konsolidasi (123.343.212.531) Aset Tetap

(62.879) Aset Lainny a

Jumlah 53.486.970.666

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 118 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Rincian Keterangan Koreksi Nilai Aset Non Revaluasi


Satuan Kerja Nilai Penyesuaian Keterangan

Pussainsa 478.971.147 Koreksi Peny usutan karena Koreksi


Kesalahan Input IP Akum Peny . GB
266.649.151 Koreksi Peny usutan karena Koreksi
Kesalahan Input IP Akum Peny . JJ
4.632.513 Koreksi Peny usutan karena Koreksi
Kesalahan Input IP Akum Peny . Irigasi
750.252.811

Pusteksat 40.290.000 Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas Akum


Peny . PM
(374.750.658) Koreksi Peny usutan karena Koreksi
Kesalahan Input IP Akum Peny . GB
622.053 Koreksi Peny usutan karena Koreksi
Kesalahan Input IP Akum Peny . Irigasi
(333.838.605)
Pustekroket 39.203.334 Transaksi Norm alisasi BMN Akum Peny . PM

(122.227.458) Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas Akum


Peny . GB
(55.368.774) Koreksi Peny usutan karena Koreksi
Kesalahan Input IP Akum Peny . GB
60.269.424.916 Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas PM

(39.673.083) Koreksi Peny usutan karena Koreksi


Kesalahan Input IP Akum Peny . irigasi
(782.000) Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas PM

282.804.000 Koreksi Barang Berlebih Hasil Inventarisasi


GB
1.829.479.540 Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas GB

(4.104.000) Koreksi Nilai KDP

9.800.763 Koreksi Nilai Pengem balian Belanj a Karena


Kekurangan Volum e Pekerj aan Penam bahan
Nilai Gedung Kim ia
7.127.856 Koreksi Nilai Pengem balian Belanj a Karena
Kekurangan Volum e Pekerj aan Renovasi
Gedung Laj u Bakar dan Adm inistrasi

1.242.000 Koreksi Nilai Pengem balian Belanj a Karena


Kekurangan Volum e Pekerj aan Renovasi
Kontrol Room oleh CV Ary a Cipta Persada

4.886.000 Koreksi Nilai Pengem balian Honor Pokj a ULP

(39.203.334) Transaksi Norm alisasi BMN (BMN y ang


Dihentikan) Akum Peny Aset Tetap y ang
Tidak Digunakan dalam Operasi
Pem erintahan
62.182.609.760

Pustekdata 331.769.900 Koreksi Peny usutan karena Koreksi


Kesalahan Input IP Akum Peny . GB

21.498.676 Koreksi Peny usutan karena Koreksi


Kesalahan Input IP Akum Peny . Irigasi
2.828.373.000 Saldo Awal Tanah

2.243.114.000 Koreksi Nilai Barang Berlebih GB


(222.267.000) Koreksi Revaluasi Transfer Masuk GB

5.202.488.576

Pontianak (12.292.857) Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas Akum


Peny . PM
1.568.750 Koreksi Pencatatan Akum Peny . PM

(10.724.107)

Jumlah 67.790.788.435

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 119 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Satuan Kerja Nilai Penyesuaian Keterangan

Jumlah Pemindahan 67.790.788.435

Inspektorat 90.282.282 Koreksi Peny usutan karena Koreksi


Kesalahan Input IP Akum Peny , GB

(63.414.501) Koreksi Peny usutan karena Koreksi


Kesalahan Input IP Akum Peny . JJ

75.740.020 Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas Tanah

(4.683.426.452) Koreksi Revaluasi Transfer Masuk Tanah

(1.266.002.134) Koreksi Revaluasi Transfer Masuk GB

(256.485.000) Koreksi Revaluasi Transfer Masuk JJ


(6.103.305.785)
PusKKPA (6.466.376) Koreksi Peny usutan karena Koreksi
Kesalahan Input IP Akum Peny , GB

(6.466.376)

PSTA (16.936.452) Saldo Awal Akum Peny . PM

270.983.213 Saldo Awal PM

254.046.761

LAPAN Parepare (57.550.567) Koreksi Peny usutan karena Koreksi


Kesalahan Input IP Akum Peny . GB

104.380.701 Koreksi Peny usutan karena Koreksi


Kesalahan Input IP Akum Peny . JJ

(52.608.171) Koreksi Peny usutan karena Koreksi


Kesalahan Input IP Akum Peny . Irigasi

263.229.540 Koreksi Ekuitas Akibat Koreksi Revaluasi


Gedung dan Bangunan

257.451.503

LAPAN Biak (113.959.072) Koreksi Peny usutan karena Koreksi


Kesalahan Input IP Akum Peny . GB

568.594.108 Koreksi Peny usutan karena Koreksi


Kesalahan Input IP Akum Peny . JJ

5.036.555 Koreksi Peny usutan karena Koreksi


Kesalahan Input IP Akum Peny . Irigasi

(41.734.000) Koreksi Nilai Barang Berlebih GB

417.937.591

LAPAN Pasuruan (4.607.245) Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas Akum


Peny . GB

(23.114.648) Koreksi Peny usutan karena Koreksi


Kesalahan Input IP Akum Peny . GB

979.000 Koreksi Peny usutan karena Koreksi


Kesalahan Input IP Akum Peny . JJ
(40.716.000) Koreksi Peny usutan karena Koreksi
Kesalahan Input IP Akum Peny . Irigasi
81.432.000 Koreksi Nilai Barang Berlebih Irigasi

13.973.107

LAPAN Agam (1.956.000) Saldo Awal Akum Peny . GB

23.472.000 Koreksi Pencatatan Nilai/Ekuitas Akum Peny .


GB

(6.260.331) Koreksi Peny usutan karena Koreksi


Kesalahan Input IP Akum Peny . GB

15.255.669

Jumlah 62.639.680.905

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 120 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Satuan Kerja Nilai Penyesuaian Keterangan

Jumlah Pemindahan 62.639.680.905

Pustekbang 2.168.581.983 Transaksi Norm alisasi BMN Akum Peny . PM

1.061.733.493 Koreksi Peny usutan karena Koreksi


Kesalahan Input IP Akum Peny . GB

1.224.838.761 Koreksi Peny usutan karena Koreksi


Kesalahan Input IP Akum Peny . JJ
710.966.022 Koreksi Peny usutan karena Koreksi
Kesalahan Input IP Akum Peny . Irigasi
(1.551.824) Koreksi Ekuitas Akibat Koreksi Revaluasi
Akum Peny . GB

(408.981.000) Koreksi Ekuitas Akibat Koreksi Revaluasi GB

4.755.587.435

LAPAN Sum edang (1.921.030) Saldo Awal Akum Peny . PM

19.210.300 Saldo Awal PM

27.177.446 Koreksi Peny usutan karena Koreksi


Kesalahan Input IP Akum Peny . GB

13.923.666 Koreksi Peny usutan karena Koreksi


Kesalahan Input IP Akum Peny . JJ
(4.986.867) Koreksi Peny usutan karena Koreksi
Kesalahan Input IP Akum Peny . Irigasi
(9.521.438) Koreksi Ekuitas Akibat Koreksi Revaluasi
Akum Peny . GB
390.346.000 Koreksi Ekuitas Akibat Koreksi Revaluasi
GB
434.228.077

LAPAN Garut 121.428.564 Koreksi Pencatatan Akum Peny . Jaringan

(339.999.999) Koreksi Pencatatan Jaringan

(57.064.086) Koreksi Peny usutan karena Koreksi


Kesalahan Input IP Akum Peny . GB
(275.635.521)

Pusfatj a (50.454.000) Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas Akum


Peny . PM
469.400.473 Koreksi Peny usutan karena Koreksi
Kesalahan Input IP Akum Peny . GB

53.996.841 Koreksi Peny usutan karena Koreksi


Kesalahan Input IP Akum Peny . JJ
12.602.784.000 Saldo Awal Tanah

768.220.207 Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas Tanah

(4.182.050.798) Koreksi Revaluasi Reklas Masuk Tanah

8.865.477.250 Koreksi Ekuitas Akibat Koreksi Revaluasi


Tanah

1.245.385.500 Koreksi Ekuitas Akibat Koreksi Revaluasi GB

256.485.000 Koreksi Ekuitas Akibat Koreksi Revaluasi JJ

20.029.244.473

Biro SDM OH (6.853.000) Saldo Aawal Akum Peny . GB

4.033.422.000 Koreksi Revaluasi Transfer Masuk Tanah

4.026.569.000

Jumlah 91.609.674.369

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 121 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Satuan Kerja Nilai Penyesuaian Keterangan

Jumlah Pemindahan 91.609.674.369

Biro KSHU (65.155.500) Peolehan Hasil Tindak Lanj ut Norm alisasi


Akum Peny . PM
2.706.575 Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas Akum
Peny . PM
(613.800) Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas Akum
Peny . GB
73.745.043 Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas Akum
Peny . PM
1.862.850 Koreksi Pencatatan Akum Peny . PM

66.805.500 Peolehan Hasil Tindak Lanj ut Norm alisasi PM

(27.065.750) Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas PM

(85.931.100) Transaksi Norm alisasi BMN PM

(9.314.250) Koreksi Pencatatan PM

20.460.000 Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas GB

(159.572.270) Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas Akum


Peny . Jaringan
220.946.220 Koreksi Pencatatan Akum Peny . Jaringan

(91.241.141) Peolehan Hasil Tindak Lanj ut Norm alisasi


Akum Peny . PM

45.620.569 Transaksi Norm alisasi BMN Akum Peny . PM

15.819.256.737 Koreksi Peny usutan karena Koreksi


Kesalahan Input IP Akum Peny . GB
(13.691.236) Koreksi Ekuitas Akibat Koreksi Revaluasi
Akum Peny . GB
69.295.244.260 Saldo Awal Tanah

126.509.000 Koreksi Ekuitas Akibat Koreksi Revaluasi GB

85.220.571.707

Satker Konsolidasi (123.343.212.531) Koreksi Take In Konsolidasi Aset Tetap

(62.879) Koreksi Take In Konsolidasi Aset Lainny a

(123.343.275.410)

Jumlah 53.486.970.666

Koreksi Lain-lain
E.3.5 Koreksi Lain-Lain
Rp(520.017)
Koreksi Lain-Lain untuk periode yang berakhir pada 31 Desember
2019 dan 31 Desember 2018 adalah masing-masing Rp(520.017) dan
Rp(70.070.412) . Koreksi ini merupakan koreksi selain yang terkait
Barang Milik Negara, antara lain koreksi atas pendapatan, koreksi atas
beban, koreksi atas hibah, piutang dan utang. Koreksi lain-lain terdiri
dari :

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 122 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Rincian Koreksi Lain-Lain

Jenis Koreksi Nilai Penyesuaian

Koreksi Lainny a (520.017)

Jumlah (520.017)

Rincian Koreksi Lain-Lain Per Satuan Kerja

SATUAN KERJA 31 DESEMBER 2019 31 DESEMBER 2018

Pustekroket (30.000.000)

Pustekbang (25.070.414)

Biro Renkeu 2

PSTA (520.017) -

Biro KSHU (15.000.000)

Jumlah (520.017) (70.070.412)

• Koreksi Lainnya pada Satker PSTA adalah Koreksi Jasa Giro PUI
dan Hibah tahun 2018

Transaksi Antar Entitas


E.6 Transaksi Antar Entitas
Rp790.654.291.114
Nilai Transaksi Antar Entitas untuk periode yang berakhir 31
Desember 2019 dan 31 Desember 2018 adalah masing-masing sebesar
Rp790.654.291.114 dan Rp794.624.530.885 Rincian Transaksi antar
Entitas terdiri dari :

Rincian Transaksi Antar Entitas

Transaksi Antar Entitas Nilai

Diterim a dari Entitas Lain (5.600.804.991)

Ditagihkan ke Entitas Lain 796.255.096.105

Transfer Masuk 6.714.713.942

Transfer Keluar (6.714.713.942)

Jumlah 790.654.291.114

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 123 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Rincian transfer masuk :


Satker Nilai Dari
Peralatan dan Mesin 8.845.100 Biro SDM Orkum
Biro Renkeu Akum. Peny. Peralatan dan Mesin (8.845.100) Biro SDM Orkum
Peralatan dan Mesin 49.950.000 Pusteksat
Pustikpan Peralatan dan Mesin 106.529.497 Biro Renkeu
Peralatan dan Mesin 162.000.000 Pusteksat
Inspektorat Peralatan dan Mesin 118.600.000 Pustekdata
Akum. Peny. Peralatan dan Mesin (97.000.000) Pustekdata
Peralatan dan Mesin 568.879.700 Pustekdata
Pusfatja Peralatan dan Mesin 159.857.000 Biro KSHU
Akum. Peny. Peralatan dan Mesin (15.985.701) Biro KSHU
Belanja Pegawai yang Masih Harus
(8.019.646) Pustekbang
Dibayar
Biro SDM OH
Peralatan dan Mesin 130.100.709 Biro KSHU
Akum. Peny. Peralatan dan Mesin (95.197.709) Biro KSHU
Belanja Pegawai yang Masih Harus
(27.940.958) Pusteksat
Dibayar
PusKKPA
Peralatan dan Mesin 29.050.000 Biro KSHU
Akum. Peny. Peralatan dan Mesin (23.850.000) Biro KSHU
Peralatan dan Mesin 24.900.000 Pusispan
Akum. Peny. Peralatan dan Mesin (24.900.000) Pusispan
Peralatan dan Mesin 75.596.800 Biro Renkeu
Akum. Peny. Peralatan dan Mesin (69.943.600) Biro Renkeu
Belanja Pegawai yang Masih Harus
(14.558.015) Pusteksat
Biro KSHU Dibayar
Peralatan dan Mesin 61.639.250 Pustekdata
Akum. Peny. Peralatan dan Mesin (43.139.250) Pustekdata
Aset Tetap Lainnya 88.700.000 Pustekroket
Peralatan dan Mesin 135.924.855 Biro SDM Orkum
Akum. Peny. Peralatan dan Mesin (131.144.855) Biro SDM Orkum
Peralatan dan Mesin 30.665.000 Biro KSHU
Pusispan
Akum. Peny. Peralatan dan Mesin (4.190.000) Biro KSHU
Pussainsa Gedung dan Bangunan 1.151.424.000 PSTA
Peralatan dan Mesin 50.600.000 Pustekdata
LAPAN Sumedang
Aset Tetap Lainnya 22.175.000 Pustekroket
Peralatan dan Mesin 94.700.000 Pusteksat
Aset Tetap Lainnya 22.175.000 Pustekroket
LAPAN Pasuruan
Peralatan dan Mesin 186.826.728 Biro KSHU
Akum. Peny. Peralatan dan Mesin (186.330.928) Biro KSHU
Peralatan dan Mesin 18.000.000 Pusteksat
Peralatan dan Mesin 380.880.000 Pustekdata
LAPAN Pontianak
Aset Tetap Lainnya 21.945.000 Pustekbang
Aset Tetap Lainnya 22.175.000 Pustekroket
Peralatan dan Mesin 234.850.000 Pusteksat
LAPAN Agam Akum. Peny. Peralatan dan Mesin (20.710.000) Pusteksat
Aset Tetap Lainnya 22.175.000 Biro KSHU
Peralatan dan Mesin 198.700.000 Pusteksat
Akum. Peny. Peralatan dan Mesin (21.952.500) Pusteksat
LAPAN Parepare
Peralatan dan Mesin 3.085.488.565 Pustekdata
Aset Tetap Lainnya 22.175.000 Biro KSHU
Peralatan dan Mesin 246.600.000 Pusteksat
LAPAN Biak
Akum. Peny. Peralatan dan Mesin (23.705.000) Pusteksat
TOTAL 6.714.713.942

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 124 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Rincian transfer keluar :


Satker Nilai Penerima
Peralatan dan Mesin (75.596.800) Biro KSHU
Biro Renkeu Akum. Peny. Peralatan dan Mesin 69.943.600 Biro KSHU
Peralatan dan Mesin (106.529.497) Pustikpan
Peralatan dan Mesin (246.600.000) Balai Biak
Akum. Peny. Peralatan dan Mesin 23.705.000 Balai Biak
Peralatan dan Mesin (234.850.000) Balai Agam
Akum. Peny. Peralatan dan Mesin 20.710.000 Balai Agam
Peralatan dan Mesin (198.700.000) SBPJ Parepare
Akum. Peny. Peralatan dan Mesin 21.952.500 SBPJ Parepare
Peralatan dan Mesin (18.000.000) Balai Pontianak
Pusteksat
Peralatan dan Mesin (94.700.000) Balai Pasuruan
Belanja Pegawai yang Masih Harus
27.940.958 PusKKPA
Dibayar
Peralatan dan Mesin (49.950.000) Biro Renkeu
Peralatan dan Mesin (162.000.000) Inspektorat
Belanja Pegawai yang Masih Harus
14.558.015 Biro KSHU
Dibayar
Peralatan dan Mesin (568.879.700) Pusfatja
Peralatan dan Mesin (50.600.000) Balai Sumedang
Peralatan dan Mesin (380.880.000) Balai Pontianak
Peralatan dan Mesin (61.639.250) Biro KSHU
Pustekdata Akum. Peny. Peralatan dan Mesin 43.139.250 Biro KSHU
Peralatan dan Mesin (118.600.000) Inspektorat
Akum. Peny. Peralatan dan Mesin 97.000.000 Inspektorat
Aset Tetap Renovasi (1.410.237.950) SBPJ Parepare
Peralatan dan Mesin (1.675.250.615) SBPJ Parepare
Aset Tetap Lainnya (21.945.000) Balai Pontianak
Pustekbang Belanja Pegawai yang Masih Harus
8.019.646 Biro SDM Orkum
Dibayar
Aset Tetap Lainnya (22.175.000) SBPJ Parepare
Aset Tetap Lainnya (22.175.000) Balai Sumedang
Pustekroket
Aset Tetap Lainnya (88.700.000) Biro KSHU
Aset Tetap Lainnya (22.175.000) Balai Pontianak
Peralatan dan Mesin (8.845.100) Biro Renkeu
Akum. Peny. Peralatan dan Mesin 8.845.100 Biro Renkeu
Biro SDM Orkum
Peralatan dan Mesin (135.924.855) Biro KSHU
Akum. Peny. Peralatan dan Mesin 131.144.855 Biro KSHU
Peralatan dan Mesin (30.665.000) Pusispan
Akum. Peny. Peralatan dan Mesin 4.190.000 Pusispan
Peralatan dan Mesin (159.857.000) Pusfatja
Akum. Peny. Peralatan dan Mesin 15.985.701 Pusfatja
Peralatan dan Mesin (29.050.000) PusKKPA
Akum. Peny. Peralatan dan Mesin 23.850.000 PusKKPA
Biro KSHU
Peralatan dan Mesin (130.100.709) Biro SDM Orkum
Akum. Peny. Peralatan dan Mesin 95.197.709 Biro SDM Orkum
Aset Tetap Lainnya (22.175.000) SBPJ Parepare
Aset Tetap Lainnya (22.175.000) Balai Agam
Peralatan dan Mesin (186.826.728) Balai Pasuruan
Akum. Peny. Peralatan dan Mesin 186.330.928 Balai Pasuruan
Peralatan dan Mesin (24.900.000) Biro KSHU
Pusispan
Akum. Peny. Peralatan dan Mesin 24.900.000 Biro KSHU
PSTA Aset Tetap Renovasi (1.151.424.000) Pussainsa
TOTAL (6.714.713.942)

Ekuitas Akhir
E.7 Ekuitas Akhir
Rp3.791.784.297.403
Nilai Ekuitas pada 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
adalah masing-masing sebesar Rp3.791.784.297.403 dan
Rp2.128.823.357.756.

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 125 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

F. PENGUNGKAPAN-PENGUNGKAPAN LAINNYA

F.1 Kejadian-Kejadian Penting Setelah Tanggal Neraca

1. Terdapat pendapatan diterima dimuka sebesar Rp74.812.250 pada satker


Pusfatja yang merupakan pendapatan dari sewa tanah, Gedung dan
bangunan oleh PT Dayamitra Telekomunikasi dengan perhitungan sebagai
berikut:
Biaya sewa per bulan yaitu sebesar Rp1.591.750 =
sehingga didapatkan pendapatan diterima dimuka per 31

Desember 2019 dengan nilai sebesar Rp74.812.250 = Rp95.505.000-


(Rp1.591.750 x 13). Berdasarkan perjanjian Nomor: 01 Tahun 2018
Nomor: DMT0455/CL1/DBS-a1000000/XI/2018 untuk biaya sewa lahan
untuk pemasangan dan penempatan Menara telekomunikasi bersama dan
fasilitas penunjang untuk 5 (lima) tahun dimulai dari 23 November 2018.
Dokumen sebagaimana terlampir.
2. Terdapat penerimaan diterima dimuka berupa uang sewa kantin pada
satker Pusteksat perbulan yaitu sebesar Rp84.375 =
sehingga didapatkan pendapatan diterima dimuka per 31
Desember 2019 dengan nilai sebesar Rp4.978.125 = Rp5.062.500-
( Rp84.375 x 1). Berdasarkan Surat Perjanjian Sewa Menyewa Kantin
Nomor: 666/PL.08/12/2019/Pusteksat. Dokumen sebagaimana terlampir.
3. Terdapat transaksi resiprokal pada satker Biro SDM Orkum, dikarenakan
adanya kerjasama antara Biro SDM Orkum selaku pemberi kerja dengan
Kementerian ESDM PPSDM Geologi, Mineral dan Batubara selaku satker
BLU sebesar Rp1.347.920.000 dan dengan Pusat Pelayanan Teknologi
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi selaku satker BLU sebesar
Rp338.800.000. Dokumen sebagaimana terlampir.
4. Terdapat transaksi resiprokal pada satker Pustekbang, dikarenakan adanya
kerjasama antara Pustekbang selaku pemberi kerja dengan Balai Kalibrasi
Fasilitas Penerbangan Kementerian Perhubungan selaku satker BLU
sebesar Rp344.991.500. Dokumen sebagaimana terlampir.
5. Terdapat pengakuan piutang lainnya berupa pencairan jaminan
pembayaran akhir tahun anggaran dan penyetoran ke kas negara dilakukan
setelah tanggal 31 Desember 2019 atas pekerjaan konstruksi pembangunan
rumah teleskop oleh PT Sastra Mas pada satker Pussainsa sebesar

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman- 126 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Rp5.492.054.028 (progres pekerjaan per-31 Desember 2019 sebesar


74,275%) dokumen terlampir.
6. Terdapat asuransi LSA sebesar Rp19.500.000 pada satker Pustekbang pada
periode Oktober s.d Desember 2019 yang mana asuransi per bulan yaitu
sebesar Rp6.500.000 (78.000.000: 12) sesuai SPK No.
LS/26/SPK/VI/2019 tanggal 14 Juni 2019 dan BAST No.
LS/18/BASTB/VI/2019 Tanggal 24 Juni 2019 serta sesuai SPP Nomor
00163 tanggal 25 Juli 2019. Dokumen sebagaimana terlampir.
7. Terdapat jaminan pemeliharaan di Pustekroket dengan rincian:
No. Nama Perusahaan Nomor, Periode dan Perihal Nominal
Dokumen (Rp)
1 CV Buana Reka - No Bond: S0771661 3.604.700
- No BAST:
70/BAST/12/PTR/2019
- Periode: 02/12/2019 s.d
29/05/2020
- Pekerjaan: untuk pemeliharaan
pintu gerbang dan penggantian
motor Automatic (Pos Satpam)
2 CV Karya Cipta - No Bond: S0749173 9.005.450
Mandiri - No BAST:
87/BAST/12/PTR/2019
- Periode: 06/12/2019 s.d
03/06/2020
- Pekerjaan: untuk pemeliharaan
bangunan Gedung Kantor
Permanen (Gedung Lab.
Terpadu)
3 CV Berkat - No Bond: S0771662 4.475.200
Pinapan - No BAST:
69/BAST/12/PTR/2019
- Periode: 02/12/2019 s.d
29/05/2020
- Pekerjaan: untuk pemeliharaan
Gedung Arsip dan Perpustakaan
4 CV Angsa Putih - No Bond: SB2137358 9.379.920
- No BAST:

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman- 127 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

78/BAST/12/PTR/2019
- Periode: 04/12/2019 s.d
03/03/2020
- Pekerjaan: untuk pemeliharaan
Gedung Lab. Kendali

8. Terdapat jaminan pemeliharaan di Pussainsa


No. Nama Perusahaan Nomor, Periode dan Perihal Nominal
Dokumen (Rp)
1 CV Rivald - No Bond: 1036110420010068 51.800.000
- Periode: 19/12/2019 s.d
20/06/2020
- Pekerjaan: konstruksi
pembangunan sarana
pendukung Observatorium
Nasional Timau
2 CV Karya Cipta - No Bond: 00410001578014372 35.330.591
Mandiri - Periode: 10/12/2019 s.d
07/06/2020
- Pekerjaan: Konstruksi
Pembangunan Laboratorium
Kendali III Tilong

9. Terdapat jurnal tidak lazim satker Pustekroket terkait barang discontinue


ISP Propelan dengan Material Energetik (Coating Thickness Tester)
sebesar Rp32.801.680.

F.2 Pengungkapan Lain-Lain

1. Dalam penyusunan laporan keuangan TA 2019 Audited telah berpedoman


pada PMK Nomor 222/PMK.05/2016 Tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 177/PMK.05/2015 Tentang Pedoman
Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan Kementerian
Negara/Lembaga dengan mengacu pada Nota Kesepakatan Angka Asersi
Final Laporan Keuangan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
(BA 082) Tahun 2019 yang dimasukkan dalam Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat Tahun 2019 (Audited), Nomor: NKF-082/22/PB.6/2020,

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman- 128 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

tanggal 2 April 2020 dan Nota Kesapakatan Final Revaluasi BArang Milik
Negara Laporan Keuangan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
(BA082) Tahun 2019 yang Dimasukkan dalam Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat Tahun 2019 (Audited) Nomor: NKF Revaluasi-
082/46/KN.2/2020, tanggal 28 April 2020.
2. Pada Penyusunan Laporan Keuangan TA 2019 Audited telah memasukkan
kembali jurnal take in pada Satker Konsolidasi atas hasil IP tahun 2017-
2018 beserta dampaknya terhadap transaksi lanjutan yang telah
dikeluarkan (take out) dari LKKL tahun 2018 dan Semester I TA 2019
menggunakan Aplikasi SAIBA berdasarkan Surat Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nomor S-58/PB/2020 Tanggal 24 Januari 2020 Hal Rilis
Update Aplikasi SIMAK BMN versi 19.2 serta Petunjuk Teknis
Pencatatan dan Penyajian Koreksi Hasil Inventarisasi dan Penilaian
Kembali Barang Milik Negara Dalam Laporan Keuangan Kementerian
Negara/Lembaga Tahun 2019 Menggunakan Aplikasi SIMAK BMN dan
SAIBA.
3. Dalam penyusunan Laporan Keuangan TA 2019 Audited telah
menggunakan aplikasi SAIBA 2019 versi 19.0.3, SIMAK BMN versi
19.2.1 referensi 19.2.1, dan Persediaan versi 19.0.1a.
4. Terdapat kesalahan akun sampai dengan TA 2019 Audited antara lain:
Keterangan
No. Satuan Kerja Total (Rupiah)
MAK Nilai (Rupiah)
1 Inspektorat Rp 600.000 Rp 600.000
Pembelian 1pcs Vertikal Blind menggunakan
MAK 5321 (Peralatan dan Mesin)

Rp 9.588.000 Pembelian 12 pcs Kursi Besi/Metal Rp 9.588.000


menggunakan MAK 5321 (Peralatan dan
Mesin)

Rp 1.339.000 Pembelian 2pcs Rak Besi menggunakan MAK Rp 1.339.000


5321 (Peralatan dan Mesin)

2 Pussainsa Rp 750.000 Pembelian RAM menggunakan Akun 5321 Rp 750.000


(Peralatan dan Mesin)
Rp 800.000 Pembelian RAM menggunakan Akun 5321 Rp 800.000
(Peralatan dan Mesin)
3 Pustekdata Rp 1.040.600 Pembelian Tool kit menggunakan akun 5211 Rp 1.040.600
(Belanja Keperluan Perkantoran)

4 Pusfatja Rp 261.386.124 Beli pompa pengembangan jaringan pemadam Rp 261.386.124


kebakaran Gedung D menggunakan MAK 5331
(Gedung dan Bangunan)
Rp 18.700.000 Beli lemari kayu dan parapet Gedung A Lt 2 Rp 18.700.000
Ruang TU menggunakan akun 5331 (Gedung
dan Bangunan)
TOTAL Rp 294.203.724

5. Terdapat kesalahan kode atas pengembalian belanja tunjangan fungsional

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman- 129 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

PNS TAYL (akun 425911) pada Satker Pustekroket sebesar Rp4.400.000


yang seharusnya menggunakan akun 425911 (Penerimaan kembali belanja
pegawai TAYL) belum dilakukan sampai dengan 31 Desember 2019.
6. Pada TA 2019, LAPAN memiliki beberapa rekening pemerintah lainnya,
diantaranya:
a) Untuk pelaksanaan kegiatan pembinaan Pusat Unggulan IPTEK pada
satker:
- Satker Pusteksat fokus pada unggulan satelit pengamatan bumi dan
komunikasi.
- Satker PSTA fokus pada unggulan sinergi dan diseminasi produk
PUI PSTA dan pengembangan pusat eksibisi.
- Satker Pusfatja fokus pada unggulan kegiatan hilirisasi hasil
penelitian, pengembangan dan penerapan IPTEK serta upaya
merealisasikan 7 (tujuh) fokus bidang prioritas penelitian,
pengembangan, dan penerapan IPTEK.
- Pustekdata fokus pada teknologi dan data penginderaan jauh
dengan tema riset telekomunikasi, informasi, dan komunikasi.
- Pustekroket fokus pada PUI teknologi sistem propulsi roket.
- Pussainsa
- Pustekbang
b) Untuk penerimaan hibah uang dari Akademi Sains Malaysia untuk
program penelitian pada satker PSTA.
c) Untuk penerimaan Insentif Riset Sistem Inovasi Nasional (Insinas) pada
satker Biro Renkeu.
Rincian rekening pemerintah lainnya sebagai berikut:

Kantor /Satuan Jumlah Uang


No Nama Rekening
kerja

1 2 3 4
1 PUSTEKDATA RPL 088 KS PUSTEKDAT INDERA JAUH UTK PUI 0,44
2 RPL 088 PUSAT PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH
PUSFATJA 0
LAPAN UTK PS KERJASAMA
3 RPL 088 PUSAT TEKNOLOGI SATELIT LAPAN UTK PS
PUSTEKSAT 0
KERJASAMA
4 PUSTEKBANG RPL 088 KS PUSTEKBANG UTK PUI DAN INSINAS 0
5 PSTA RPL 095 PSTA LAPAN UTK PS KERJASAMA 0
6 PSTA RPL 140 PDHL PSTA-2KDWR12A 0
7 BIRO RENKEU RPL 088 KS BIRO RENCANA KEU UTK INSINAS 0
8 PUSTEKROKET RPL 088 PS PUSTEK ROKET UTK PUI 0
9 PUSSAINSA RPL 095 KS PUSAT SAINS ANTARIKSA UTK PUI 0

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman- 130 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

7. Pada satker Pustekroket terdapat persediaan waste yang merupakan bahan


yang terbuang dan tidak dapat dipergunakan kembali akibat proses
produksi bahan baku menjadi barang dalam proses atau setengah jadi
ataupun barang jadi. Dokumen terhadap persediaan waste sebagaimana
terlampir.
8. Aset Tanah dan Bangunan seluas 516 m2 yang beralamat di Jln. Cisadane
Nomor 25A, Cikini, dalam sengketa.
1) Telah dilakukan koreksi kuantitas tanah dari semula 977 m2 menjadi
1.493 m2 (mutasi tambah 516 m2) berdasarkan SHP Nomor 32 Tahun
1996 tanggal 29 April 1996.
2) Telah dibentuk tim kajian terkait kasus tanah yang menjadi objek
gugatan oleh penyewa bangunan dalam Surat Keputusan Kepala
LAPAN Nomor 19 tahun 2014 tentang Tim Kajian Terhadap Status
Kepemilikan Tanah LAPAN di Jalan Cisadane 25 dan 25A Cikini,
Menteng, Jakarta Pusat.
3) Berkoordinasi dengan DJKN mengenai pembahasan langkah-langkah
yang harus dilakukan oleh LAPAN dalam pengajuan Peninjauan
Kembali.
4) Pengumpulan bukti baru untuk pengajuan PK oleh Bagian Hukum Biro
Renor bekerja sama dengan Bagian TU dan Kaprumga Biro Umum.
5) 19 November 2014, Pengajuan memori PK (Peninjauan Kembali) telah
diajukan ke MA dan menunggu panggilan selanjutnya.
6) 13 Maret 2015, Pengajuan PK dengan nomor register
07/SRT.PDT.PK/2015/PN.JKT.PST.
7) 20 April 2017, Surat Karo KSHU kpd Ketua Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat Nomor B/763/153/04/2017 tentang Permohonan Penjelasan atas
Peninjauan Kembali.
8) 10 Juli 2017, Surat Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor
W10.U1/11.414/HT.02/7.2016.03 tentang Penjelasan atas Permohonan
Peninjauan Kembali Nomor: 07/SRT.PDT.PK/2015/PN.JKT.PST
juncto Nomor: 564/PDT.G/1999/PN.JKT/PST.
9) 8 Maret 2019, LAPAN mengirimkan Permohonan penjelasan atas
Permohonan Peninjauan Kembali (PK) kepada Ketua Mahkamah
Agung Republik Indonesia Nomor: B/557/PL.08.03/03/2019.
10) 27 Maret 2019, terdapat Surat Nomor 832/PAN/HM.01/3/2019 perihal

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman- 131 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Jawaban dari Mahkamah Agung atas Surat Permohonan penjelasan atas


Permohonan Peninjauan Kembali (PK) dari LAPAN kepada Ketua
Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor:
B/557/PL.08.03/03/2019, yang pada pokoknya menyatakan sebagai
berikut:
a. Bahwa kewenangan dan tanggung jawab pengiriman berkas upaya
hukum berada pada pengadilan tingkat pertama, dalam hal ini
adalah Pengadilan Negeri Jakarta Pusat;
b. Bahwa terhadap permasalahan Berkas Perkara (Bundel A) Nomor:
564/Pdt.G/1999/PN.JKT.PST yang belum ditemukan, sementara
terhadap perkara tersebut diajukan upaya hukum permohonan
peninjauan kembali, Mahkamah Agung berdasarkan permohonan
Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor
W10.U1/2646/HT.02/1.2018.01 tanggal 7 Februai 2018 telah
memberikan petunjuk hukum melalui Surat Panitera Mahkamah
Agung Nomor 769/PAN/HM.01/3/2018 tanggal 26 Maret 2018;
c. Bahwa Mahkamah Agung dalam rangka menyelasaikan fungsi
pengawasan telah meminta klarifikasi dan penjelasan penyelesaian
kelengkapan berkas kepada Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
sehubungan dengan belum dikirimnya berkas perkara peninjauan
kembali ke Mahkamah Agung.
11) 27 Maret 2019, Surat Nomor 831/PAN/HM.01/3/2019 perihal Jawaban
dari Mahkamah Agung atas Surat Permohonan penjelasan atas
Permohonan Peninjauan Kembali (PK) dari LAPAN kepada Ketua
Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor:
B/557/PL.08.03/03/2019 (ditujukan kepada Ketua Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat, tembusan kepada Sekretaris Utama LAPAN)
9. Bangunan Mess Iskandarsyah, Jalan Iskandarsyah II No. 84
1) 8 Juli 2014, penerbitan SHP Nomor 186 Tahun 2014 dengan luas 784 m2.
2) 31 Juli 2015, koordinasi dengan penghuni mess, Sekretaris utama,
Inspektur, Karoum, Karorenor, Kapusjigan, dengan hasil: terkait dengan
rencana pembangunan mess, para penghuni mess diminta untuk
mengosongkan mess dgn jangka waktu sd bulan Desember 2015.
3) 1 Agustus 2016, koordinasi dengan Bagian TU, Bagian Hukum, PusKKPA
terkait penelusuran dokumen dan langkah strategis.

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman- 132 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

4) 8 September 2016, konsultasi ke Kejaksaan Agung, dengan hasil: LAPAN


seharusnya berkoordinasi dengan Panglima TNI, untuk pengosongan.
Koordinasi dengan Kejagung setelah ada putusan dari pengadilan.
5) 10 November 2016, SK Kepala LAPAN Nomor 294 tahun 2016 tentang
Pencabutan Keputusan Sekretaris Depanri Nomor 003/1983. Yang berisi
“mencabut dan menyatakan tidak berlaku Keputusan Sek Depanri Nomor
003/1983 dan memerintahkan Sestama untuk melakukan langkah-langkah
yang diperlukan terkait penertiban BMN di Lingkungan LAPAN”.
6) 11 November 2016, Rapat koordinasi pembahasan mess iskandarsyah,
dengan hasil : LAPAN akan bersurat ke para penghuni, perihal
penyampaian SK nomor 5 diatas dan memerintahkan agar penghuni
melakukan pengosongan paling lambat 3 bulan sejak diterimanya surat.
LAPAN akan bersurat kepada Kepala Unit Pelayanan Pajak Daerah
(UPPD) Kebayoran Baru perihal permohonan penghapusan Nomor
Objek Pajak atas nama 3 penghuni.
7) 21 Desember 2016, Rapat Koordinasi pembahasan mess iskandarsyah,
dengan hasil pencabutan SK depanri 003/1983 tentang: Penempatan
ruangan mess iskandarsyah.
8) 31 Januari 2017, Surat Sekretaris Utama Nomor B/361/44/01/2017
perihal penyampaian SK Pencabutan Keputusan Depanri Nomor
003/1983 dan perintah pengosongan mess.
9) 13 Juni 2017, pengecekan ke lokasi dimana mess tersebut masih
ditempati oleh beberapa penghuni.
10) 14 Agustus 2017, pembahasan permasalahan Mess Iskandarsyah dengan
penghuni.
11) 23 November 2017, Surat a.n. Kepala LAPAN, Sekretaris Utama,
kepada penghuni Mess Iskandarsyah Nomor B/2011/PL.08.03/11/2017
perihal Informasi Tenggat Waktu Pengosongan Mess.
12) Penyerahan kunci pavilion mess iskandarsyah oleh 3 penghuni atas nama
Ibu Soetrisno, Ibu Mimin dan ibu Cucu pada tanggal 5 Januari 2018.
13) 19 Maret 2018, dilaksanakan pertemuan antara Biro Umum Sekretariat
Kementerian Sekretariat Negara dengan Ahli Waris Sdr. Alm Marsma
(Purn) Oriep Kadirun (Keluarga Djayoesadi).
14) 20 Agustus 2018, surat undangan Kepala Biro KSHU kepada Kepala
Biro Umum Kementerian Sekretariat Negara dan Kel. Alm Bapak

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman- 133 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Djajoesadi nomor Und/1727/PL.08.03/08/2018 perihal rapat tindak


lanjut terkait pembahasan pengembalian fasilitas mess LAPAN (pihak
Kel. Alm Djayoesadi tidak hadir).
15) 31 Agustus 2018, surat Sekretaris Utama LAPAN kepada Ibu Jaksa
Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara (Jamdatun) Nomor
B/1805/PL.08.03/08/2018 perihal permohonan bantuan hukum dan
pendampingan.
16) 9 Nopember 2018, surat undangan a.n Jaksa Agung Muda Perdata dan
Tata Usaha Negara Direktur Pertimbangan Hukum Selaku Pengacara
Negara kepada Sekretaris Utama LAPAN nomor B450/G/Gph.2/10/2018
perihal undangan rapat pembahasan permohonan bantuan hukum dan
pendampingan terkait untuk menarik dan mengamankan aset tanah dan
bangunan Mess.
17) 12 Nopember 2019, Notulen Rapat Pembahasan Permohonan Bantuan
Hukum dan Pendampingan Untuk Menarik dan Mengamankan Aset
Tanah dan Bangunan Mess yang Berlokasi di Jl. Iskandarsyah II No. 84
yang dikuasai Pihak Ketiga.
18) 31 Januari 2019, Surat Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha
Negara Kepada Sekretaris Utama LAPAN Nomor
B052/G/GPH.2/01/2019 Perihal Undangan Rapat.
19) 4 Februari 2019, Notulen rapat pembahasan tindak lanjut pengelolaan
Mess Iskandarsyah.
20) 13 Februari 2019, Notulen rapat pembahasan tindak lanjut pengelolaan
Mess Iskandarsyah.
21) 14 Februari 2019, Surat Kepala Biro Kerja Sama, Hubungan Masyarakat
dan Umum kepada Kepala PLN Bulungan Nomor
B/431/RT.01.01/02/2019 Perihal Permohonan Pencabutan Jaringan
Listrik.
22) 20 Februari 2019, Surat Sekretaris Utama LAPAN Kepada Sekretaris
Kementerian Sekretariat Negara Nomor B/448/PL.08.03/02/2019 Perihal
Permohonan Klarifikasi atas Rumah Negara di Jalan Iskandarsyah.
23) 4 Maret 2019, Surat Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara Kepada
Sekretaris Utama LAPAN Nomor B-
673/Kemensetneg/Ses/PB.02/03/2019 Perihal Klarifikasi Rumah Negara
di Jalan Iskandarsyah.

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman- 134 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

24) 6 Maret 2019, Berita Acara Pemutusan Jaringan Listrik Nomor


BAB5430-362019104217.
25) 12 Maret 2019, Surat dari Kuasa Hukum Penghuni Mess Iskandarsyah
Perihal Gugatan Perbuatan Melawan Hukum.
26) 20 Maret 2019, Surat dari Juru Sita Pengganti Pengadilan Negeri Jakarta
Timur Perihal Panggilan Kepada Tergugat I (LAPAN).
27) September 2019, Putusan Sela Nomor 115/Pdt.G/2019/PN.JKT.TIM,
Pengadilan Negeri Jakarta Timur yang mengadili perkara perdata tingkat
pertama telah menjatuhkan putusan bahwa pihak penghuni sebagai
Penggugat dinyatakan pihak yang kalah dan dihukum membayar biaya
perkara.
10. Penyelesaian hukum atas gugatan penghunian Rumah Negara Golongan II
oleh mantan PNS LAPAN (Sdr. Darwin M. Harahap).
a. Bahwa PENGGUGAT adalah mantan PNS LAPAN yang mulai masuk
bekerja tahun 1984 dan mendapatkan pengangkatan sebagai CPNS 26
Januari 1985 dan sebagai PNS golongan III/a pada 25 Februari 1986;
b. PENGGUGAT adalah penghuni Rumah Negara sesuai dengan Surat
Penunjukkan Rumah/Surat Ijin Menghuni Rumah Negara yang
beralamat di Komplek LAPAN Blok H-4 No. 65, Pekayon, Pasar Rebo,
Jakarta Timur dengan Nomor: LPN/152/S.I.M./III/86 tanggal 31 Maret
1986 yang dikeluarkan oleh Ketua Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional;
c. PENGGUGAT kemudian diberhentikan dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri sebagai PNS pada tanggal 6 Juli 1994.
PENGGUGAT mengajukan keberatan kepada BAPEK atas Keputusan
Ketua LAPAN Nomor Kep/083/VII/1994, pada tanggal 9 Juli 1994.
Keputusan Ketua LAPAN dikuatkan oleh Keputusan BAPEK Nomor:
206/KPTS/BAPEK/1998 pada tanggal 8 Desember 1998.
PENGGUGAT mengajukan gugatan kepada Pengadilan Tinggi Tata
Usaha Negara Jakarta atas Keputusan BAPEK Nomor:
206/KPTS/BAPEK/1998. Putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha
Negara Jakarta Nomor: 159/G/1999/PT.TUN.JKT tanggal 14 Agustus
2000 menyatakan membatalkan Surat Keputusan BAPEK Nomor:
206/KPTS/BAPEK/1998 tanggal 8 Desember 1998. BAPEK
mengajukan permohonan kasasi atas Putusan Pengadilan Tinggi Tata

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman- 135 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Usaha Negara Jakarta Nomor: 159/G/1999/PT.TUN.JKT tanggal 14


Agustus 2000. Mahkamah Agung RI mengabulkan permohonan kasasi
dari BAPEK. PENGGUGAT mengajukan upaya hukum Peninjauan
Kembali atas Putusan Mahkamah Agung RI Nomor: 01/K/TUN/2001
tanggal 12 Desember 2003 kepada Mahkamah Agung RI dan melalui
Putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung RI Nomor:
54/PK/TUN/2005 tanggal 10 Juni 2009, Mahkamah Agung RI menolak
permohonan peninjauan kembali dari PENGGUGAT;
d. LAPAN menerima laporan Hasil Pemeriksaan Atas Sistem
Pengendalian Intern Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
Tahun 2012 dari Badan Pemeriksa Keuangan Nomor:
101B/HP/XVI/05/2013 tanggal 24 Mei 2013 dari Badan Pemeriksa
Keuangan atas kelemahan sistem pengendalian intern terkait dengan
Rumah Dinas Golongan II, Golongan III, Mess/Wisma, dan asrama
sebanyak 216 unit belum tercatat di Simak BMN mengakibatkan Neraca
LAPAN tidak dapat diyakini kewajarannya. Atas dasar itu BPK
merekomendasikan kepada Kepala LAPAN agar menginstruksikan Biro
Umum LAPAN segera menginventarisasi dan menilai bangunan rumah
dinas di lingkungan LAPAN dan mencatat sesuai peraturan yang
berlaku, menyerahkan rumah dinas yang sudah menjadi golongan III
kepada Dinas Pekerjaan Umum serta menindaklanjuti permasalahan
rumah yang dibangun pegawai di atas tanah LAPAN;
e. Salah satu bentuk tindak lanjut dari Laporan BPK tersebut, Kepala
LAPAN mengeluarkan Keputusan Kepala LAPAN Nomor 287 Tahun
2018 tentang Pencabutan Surat Penunjukan Rumah atau Surat Ijin
Menghuni Nomor LPN/154/S.I.M/III/86 disampaikan kepada Sdr.
Darwin Masrul Harahap (penghuni) melalui Surat Sekretaris Utama
tanggal 6 Juli 2018;
f. 2 Nopember 2018, Penghuni mengajukan Gugatan Tata Usaha Negara
dengan Nomor: 264/G/2018/PTUN-JKT yang pada pokoknya memohon
agar Majelis Hakim membatalkan Keputusan Kepala LAPAN Nomor
287 Tahun 2018 tentang Pencabutan Surat Penunjukan Rumah atau
Surat Ijin Menghuni Nomor LPN/154/S.I.M/III/86;
g. 17 Desember 2018, LAPAN mengajukan jawaban yang pada pokoknya
memohon kepada Majelis Hakim bahwa Keputusan Kepala LAPAN

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman- 136 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Nomor 287 Tahun 2018 tentang Pencabutan Surat Penunjukan Rumah


atau Surat Ijin Menghuni Nomor LPN/154/S.I.M/III/86 adalah sah dan
tidak dapat dibatalkan;
h. 2 Januari 2019, PENGGUGAT mengajukan tanggapan (replik);
i. 9 Januari 2019, LAPAN kemudian mengajukan duplik;
j. 11 Februari 2019, LAPAN mengajukan alat bukti berupa keterangan ahli
dari BAPEK dan KemenPUPR.
k. 20 Maret 2019, Putusan Perkara 264/G/2018/PTUN-JKT dibacakan di
persidangan yang terbuka untuk umum dengan amar putusan bahwa
gugatan tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijke Verklaard) dan
menghukum PENGGUGAT untuk membayar biaya perkara sebesar
Rp203.000;
l. 5 April 2019, PENGGUGAT mengajukan memori banding;
m. 22 April 2019, LAPAN mengajukan kontra memori banding;
n. Putusan banding: menolak gugatan PENGGUGAT/PEMBANDING dan
menghukum PENGGUGAT/PEMBANDING, untuk membayar biaya
perkara pada kedua tingkat pengadilan, yang untuk tingkat banding
ditetapkan sejumlah Rp250.000;
o. 27 Agustus 2019, PENGGUGAT mengajukan kasasi;
p. 5 September 2019, LAPAN mengajukan kontra memori kasasi;
q. Akhir 2019, permohonan kasasi dari PENGGUGAT sedang diperiksa
oleh Mahkamah Agung, sehingga Putusan atas Kasasi tersebut belum
tersedia.
11. Terdapat Tanah Milik LAPAN yang digunakan oleh Distrik Navigasi Kelas
III Cilacap, Kementerian Perhubungan untuk Bangunan Rambu Suar di
Pulau Santolo, sebagai Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP)
a) 23 Oktober 2018, Surat dari Kepala Distrik Navigasi Kelas III
Cilacap kepada Kapala Kantor LAPAN Garut Nomor
NV.004/1/13/DNG.CLP-18 perihal Permohonan Ijin Rehab Rambu
Suar Pameungpeuk.
b) 23 November 2018, Surat dari Kepala Distrik Navigasi Kelas III
Cilacap kepada Kapala Kantor LAPAN Garut Nomor
NV.004/1/14/DNG.CLP-18 perihal Permohonan Ijin Pakai Tanah
untuk Bangunan Rambu Suar di Santolo/Pemeungpeuk Garut.
c) 8 Januari 2019, Surat dari Sekretaris Utama LAPAN kepada

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman- 137 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor B/26/RT.01.02/01/2019


hal Penggunaan Tanah untuk Bangunan Rambu Suar di Pulau
Santolo Garut.
d) 2 Juli 2019, Nota Dinas Sekretaris Utama kepada Kepala Balai Uji
Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Garut Nomor
775/PL.02/07/2019/Settama perihal Penggunaan Sementara BMN.
12. Terdapat pengurangan nilai tanah pada satker Biro SDM sebesar
Rp97.900.000 yang merupakan nilai bangunan yang diperoleh pada saat
pengadaan tanah Ciater Subang yang selanjutnya dicatat sebagai nilai saldo
awal bangunan gedung berdasarkan Surat Keterangan Nomor
79/PL.08.03/05/2019 tanggal 17 Mei 2019.
13. Terdapat peminjaman dan pemakaian tanah Watukosek sesuai dengan Izin
Pinjam Pakai Kawasan Hutan Untuk Stasiun Bumi Pengamatan
Keantariksaan Watukosek seluas +_ 11.68 hektar atas nama Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional pada Kawasan Hutan Produksi Tetap
di Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur sesuai dengan Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor
SK.202/Menlhk/Setjen/PLA.0/4/2017.
14. Pada satker Pustekbang, terdapat aset yang dibangun oleh LAPAN di atas
bidang tanah Kemenhan yang diperuntukkan untuk tugas fungsi satker
Pustekbang. Pada Tahun 2020, LAPAN akan berkoordinasi dengan pihak
TNI AU untuk penandatanganan Naskah Perjanjian Penggunaan Sementara
sesuai ketentuan dalam izin penggunaan sementara dari Kemenkeu.

F.3 Kebijakan Penyajian Hasil Penilaian Kembali BMN


1. Pada tahun 2017 dan 2018, Pemerintah melakukan penilaian kembali
(revaluasi) berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2017 tentang Penilaian Kembali BMN. Revaluasi dilakukan terhadap
aset tetap berupa Tanah, Gedung dan Bangunan, serta Jalan, Jaringan, dan
Irigasi berupa Jalan, Jembatan, dan Bangunan Air pada K/L sesuai
kodefikasi BMN yang diperoleh sampai dengan 31 Desember 2015.
Termasuk dalam ruang lingkup objek revaluasi adalah aset adalah aset tetap
pada K/L yang sedang dilaksanakan pemanfaatan. Pelaksanaan penilaian
dalam rangka revaluasi dilakukan dengan pendekatan data pasar,
pendekatan biaya, dan/atau pendekatan oleh Penilai Pemerintah di

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman- 138 -


Laporan Keuangan LAPAN TA 2019 Audited

lingkukngan DJKN, Kementerian Keuangan. Berdasarkan pertimbangan


efisiensi anggaran dan waktu penyelesaian, pelaksanaan penilaian kembali
dilakukan survei lapangan untuk objek penilaian berupa Tanah dan tanpa
survei lapangan untuk objek penilaian kembali selain Tanah.
2. Pada tahun 2019, atas hasil penilaian kembali tahun 2017 dan 2018 terdapat
perbaikan/koreksi yang dilakukan guna menyempurnakan hasil penilaian
kembali agar diperoleh nilai Aset Tetap yang lebih akurat, andal, dan wajar.
F.4 Rincian Nilai Perolehan, Akumulasi Penyusutan Dan Nilai Buku Aset
Tetap
Daftar rincian nilai perolehan, akumulasi penyusutan dan nilai buku asset tetap
disajikan sebagaimana dalam lampiran A1.

F.5 Tabel Konstruksi Dalam Pengerjaan


Daftar informasi Konstruksi dalam pengerjaan disajikan sebagaimana dalam
lampiran A2.

F.6 Rekening Pemerintah


Daftar Rekening Pemerintah disajikan sebagaimana dalam lampiran.

F.7 Temuan dan Tindak Lanjut Temuan BPK


Daftar Temuan dan Tindak Lanjut Temuan BPK disajikan sebagaimana dalam
lampiran.

F.8 Jurnal Koreksi Audited


Daftar jurnal koreksi audited berdasarkan Nota Kesepakatan Angka Asersi
Final Laporan Keuangan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (BA
082) Tahun 2019 yang dimasukkan dalam Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
Tahun 2019 (Audited), Nomor: NKF-082/22/PB.6/2020, tanggal 2 April 2020,
dan Nota Kesapakatan Final Revaluasi Barang Milik Negara Laporan Keuangan
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (BA082) Tahun 2019 yang
dimasukkan dalam Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2019 (Audited)
Nomor: NKF Revaluasi-082/46/KN.2/2020, tanggal 20 April 2020, disajikan
sebagaimana dalam lampiran.

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman- 139 -

Anda mungkin juga menyukai