Anda di halaman 1dari 155

LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited)) 0

BAGIAN ANGGARAN 029


KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

LAPORAN KEUANGAN
Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2015
(AUDITED)

Gedung Manggala Wanabakti Jl. Gatot Subroto Jakarta 10270


DAFTAR ISI

Hal
Daftar Isi i
Kata Pengantar 1
Ringkasan 2
Pernyataan Tanggung Jawab 2
I. Laporan Realisasi Anggaran 4
II. Neraca 5
III. Laporan Operasional 7
IV. Laporan Perubahan Ekuitas 8
V. Catatan atas Laporan Keuangan 9
A. Penjelasan Umum 9
A.1. Dasar Hukum 9
A.2. Profil dan Kebijakan Teknis 9
A.3. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan 19
A.4. Kebijakan Akuntansi 20
B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran 26
B.1. Pendapatan Negara dan Hibah 26
B.2. Belanja Negara 43
B.3. Catatan Penting Lainnya 48
C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca 53
C.1. Aset Lancar 53
C.2. Aset Tetap 95
C.3. Piutang Jangka Panjang 104
C.4. Aset Lainnya 107
C.5. Kewajiban Jangka Pendek 112
C.6. Kewajiban Jangka Panjang 113
C.7. Ekuitas 114
D. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Operasional 115
E. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas 123
F. Pengungkapan Penting Lainnya 128
F.1. Pengungkapan Lain-lain 136
VI. Lampiran dan Daftar 153
Laporan Keuangan Pendukung
Laporan Realisasi Anggaran
Neraca
Laporan Operasional
Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Barang Milik Negara
Tindak Lanjut atas Temuan BPK-RI
Lampiran dan Daftar Lainnya

Daftar Isi ii
LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited)) 1

KATA PENGANTAR

Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan


Negara, dan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2014 sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Tahun Anggaran 2015, Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Barang
mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan Kementerian
Negara/Lembaga yang dipimpinnya.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan adalah salah satu entitas pelaporan
yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas
pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dengan menyusun Laporan Keuangan
berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas,
dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 177/PMK.05/2015 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga, serta
kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat dalam pemerintahan.Laporan Keuangan ini
telah disusun dan disajikan dengan basis akrual sehingga akan mampu menyajikan informasi
keuangan yang lebih transparan, akurat, dan akuntabel.
Informasi yang dihasilkan tersebut diharapkan dapat berguna kepada para pengguna
laporan dalam pengambilan keputusan. Salah satunya adalah untuk menilai akuntabilitas/
pertanggungjawaban dan transparansi pengelolaan keuangan negara pada Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Disamping itu laporan keuangan ini juga dimaksudkan
untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam pengambilan keputusan dalam usaha
untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).

Jakarta, April 2016


Sekretaris Jenderal,

Ir. Bambang Hendroyono, M.M.


NIP. 19640930 198903 1 001
LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited)) 2

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

Laporan Keuangan Kementerian Lingkungan Hidup dan KehutananTahun 2015 ini telah
disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) serta kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat
di lingkungan Pemerintahan. Laporan Keuangan ini meliputi:

1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN


Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan
realisasinya, yang mencakup unsur-unsur pendapatan dan belanja selama periode 1 Januari
2015 sampai dengan 31 Desember 2015.
Realisasi Pendapatan Negara pada Tahun Anggaran 2015 merupakan Pendapatan Negara
Bukan Pajak1 sebesar Rp5.518.262.292.964,00 atau mencapai 113,55% dari estimasi
pendapatan sebesar Rp4.859.717.126.670,00.
Realisasi Belanja Negara2 pada Tahun Anggaran 2015 adalah sebesar
Rp5.741.724.282.918,00 atau mencapai 85,62% dari alokasi anggaran sebesar
Rp6.706.068.520.000,00

2. NERACA
Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas
dana pada 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014.
Nilai Aset per 31 Desember 2015 dicatat dan disajikan sebesar Rp6.985.889.629.920,00
yang terdiri dari Aset Lancar3 sebesar Rp1.546.323.487.933,00, Aset Tetap4 sebesar
Rp5.193.390.970.397,00, Piutang Jangka Panjang4 sebesar Rp8.037.525.065,00 dan Aset
Lainnya4 sebesar Rp238.137.646.525,00.
Nilai Kewajiban seluruhnya tersaji sebesar Rp68.643.727.193,00 yang terdiri dari
Kewajiban Jangka Pendek sebesar Rp68.643.727.193,00 dan Jangka Panjang sebesar
Rp0,00.
Sedangkan Nilai Ekuitas disajikan sebesar Rp6.917.245.902.727,00.

3. LAPORAN OPERASIONAL
Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur Pendapatan-LO, Beban, Surplus/Defisit
dari Operasi, Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional, Surplus/Defisit sebelum Pos
Luar Biasa, Pos Luar Biasa, dan Surplus/Defisit-LO yang diperlukan untuk penyajian yang
wajar. Pendapatan-LO untuk periode sampai dengan 31 Desember 2015 adalah sebesar
Rp5.973.930.712.943,00 sedangkan jumlah beban adalah sebesar Rp5.851.471.087.048,00.
sehingga terdapat Surplus dari Kegiatan Operasional senilai Rp122.459.625.895,00. Selain
itu juga terdapat Defisit dari Kegiatan Non Operasional sebesar Rp6.470.758.227,00

1
Neto setelah pengembalian pendapatan.
2
Neto setelah pengembalian belanja.
3Nettosetelah penyisihan piutang.
4
Netto setelah akumulasi penyusutan.
LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited)) 3

sehingga dengan demikian maka secara keseluruhan terdapat Surplus-LO sebesar


Rp115.988.867.668,00.

4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS.


Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun
pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas pada tanggal 1 Januari 2015
adalah sebesar Rp5.892.226.972.059,00. Mutasi yang mempengaruhi perubahan
(menambah) ekuitas adalah sebesar Rp1.025.018.930.668,00 yang berasal dari Surplus-LO
sebesar Rp115.988.867.668,00, Penyesuaian Nilai Aset Minus Rp17.000.907.780,00,
dampak perubahan kebijakan akuntansi Rp394.532.579.310,00 dan transaksi antar entitas
Rp531.498.391.470,00. Dengan demikian maka nilai Ekuitas akhir pertanggal 31 Desember
2015 adalah sebesar Rp6.917.245.902.727,00.

5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN


Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan atau
daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi
Anggaran, Neraca, Laporan Operasional dan Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula
dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar
Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan
untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan.
Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai dengan
tanggal 31 Desember 2015, Pendapatan Negara dan Hibah dan Belanja Negara diakui
berdasarkan basis kas, yaitu diakui pada saat kas diterima atau dikeluarkan dari rekening
kas negara.
Dalam penyajian Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas untuk periode
per tanggal 31 Desember 2015, disusun dan disajikan dengan menggunakan basis akrual.
PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB

Laporan Keuangan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang terdiri


dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan
Perubahan Ekuitas, dan Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2015
sebagaimana terlampir, adalah merupakan tanggung jawab kami.

Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian


intern yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan
anggaran dan posisi keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan.

Jakarta, April 2016

Menteri Lingkungan Hidup dan


Kehutanan,

Siti Nurbaya
LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 4

I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN


LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

TA 2015 TA 2014

Uraian Catatan % Realisasi


Anggaran Realisasi Realisasi
terhadap
Anggaran
PENDAPATAN B.1
1 Penerimaan Negara Bukan Pajak B.1.1 Rp 4,859,717,126,670.00 Rp 5,518,262,292,964.00 113.55 Rp 4,749,007,742,756.00
Jumlah Pendapatan Rp 4,859,717,126,670.00 Rp 5,518,262,292,964.00 113.55 Rp 4,749,007,742,756.00

BELANJA NEGARA B.2


RUPIAH MURNI B.2.1 Rp 6,497,195,417,000.00 Rp 5,648,777,018,133.00 86.94 Rp 4,544,492,352,008.00
1 Belanja Pegawai B.2.1.1 Rp 1,781,126,260,000.00 Rp 1,637,676,034,333.00 91.95 1,451,294,235,923.00
2 Belanja Barang B.2.1.2 Rp 4,020,879,877,000.00 Rp 3,423,263,625,521.00 85.14 2,797,483,256,305.00
3 Belanja Modal B.2.1.3 Rp 695,189,280,000.00 Rp 587,837,358,279.00 84.56 261,444,859,780.00
4 Belanja Bantuan Sosial B.2.1.4 Rp - Rp - 0.00 34,270,000,000.00
PINJAMAN DAN HIBAH B.2.2 Rp 208,873,103,000.00 Rp 92,947,264,785.00 44.50 141,841,018,440.00
1 Belanja Pegawai B.2.2.1 Rp - Rp - 0.00 -
2 Belanja Barang B.2.2.3 Rp 205,930,551,000.00 Rp 91,287,268,836.00 44.33 135,898,593,656.00
3 Belanja Modal B.2.1.3 Rp 2,942,552,000.00 Rp 1,659,995,949.00 56.41 5,942,424,784.00
Jumlah Belanja Rp 6,706,068,520,000.00 Rp 5,741,724,282,918.00 85.62 Rp 4,686,333,370,448.00

Catatan Laporan Keuangan LRA Face


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 6

II. NERACA
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
NERACA
PER 31 DESEMBER 2015 dan 31DESEMBER 2014

NAMA PERKIRAAN Catatan 31 Desember 2015 (Rp) 31 Desember 2014 (Rp)

ASET
Aset Lancar C.1
Kas di Bendahara Pengeluaran C.1.1 10.367.865.452,00 2.201.039.698,00
Kas di Bendahara Penerimaan C.1.2 348.354.616,00 3.704.808.528,00
Kas Lainnya dan Setara Kas C.1.3 61.223.560.729,00 52.246.306.515,00
Kas pada Badan Layanan Umum C.1.4 584.750.192.417,00 416.422.254.165,00
Belanja Dibayar Dimuka (prepaid) C.1.5 6.809.463.874,00 933.576.678,00
Pendapatan yang masih harus diterima C.1.6 8.375.000,00 0,00
Piutang Bukan Pajak C.1.8 2.979.136.350.489,00 2.524.851.229.057,00
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Piutang Bukan Pajak C.1.7 ( 2.268.010.838.734,00) (2.087.715.120.896,00)
Piutang Bukan Pajak (Netto) C.1.8 711.125.511.755,00 437.136.108.161,00
Bagihan Lancar Tagihan TP/TGR C.1.9 9.376.390.103,00 9.420.464.810,00
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Bagian Lancar Tagihan TP/TGR C.1.10 ( 9.239.801.187,00) (9.239.968.109,00)
Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan / Tuntutan Ganti C.1.11 136.588.916,00 180.496.701,00
Rugi (Netto)
Persediaan C.1.12 171.553.450.174,00 88.417.513.334,00

Jumlah Aset Lancar 1.546.323.487.933,00 1.001.242.103.780,00


Aset Tetap C.2
Tanah C.2.1 2.325.363.098.289,00 2.219.569.806.892.00
Peralatan dan Mesin C.2.2 2.887.247.752.244,00 2.265.311.853.761,00
Gedung dan Bangunan C.2.3 1.966.417.875.151,00 1.786.949.639.697,00
Jalan, Irigasi dan Jaringan C.2.4 214.719.798.713,00 192.976.159.780,00
Aset Tetap Lainnya C.2.5 108.100.860.403,00 66.968.154.544,00
Konstruksi Dalam Pengerjaan C.2.6 37.765.260.024,00 56.226.901.318,00
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap C.2.7 ( 2.346.223.674.427,00) (1.815.595.036.410,00)

Jumlah Aset Tetap 5.193.390.970.397,00 4.772.407.479.582,00


Piutang Jangka Panjang C.3
Tagihan Tuntutan Perbendaharaan / Tuntutan Ganti Rugi C.3.1 22.834.830,00 18.552.600,00
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - TP/TGR C.3.2 ( 92.365,00) ( 92.763,00)
Tagihan Tuntutan Perbendaharaan / Tuntutan Ganti Rugi (Netto) 22.742.465,00 18.459.837,00
Piutang Jangka Panjang lainnya C.3.3 8.905.314.000,00 158.276.776.998,00
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Piutang Jk. Panjang Lainnya C.3.4 ( 890.531.400,00) ( 17.647.942.900,00)
Piutang Jangka Panjang Lainnya (Netto) 8.014.782.600,00 140.628.834.098,00

Jumlah Piutang Jangka Panjang 8.037.525.065,00 140.647.293.935,00


Aset Lainnya C.4
Aset Tak Berwujud C.4.1 121.957.330.031,00 81.557.611.504,00
Aset Lain-Lain C.4.2 261.750.450.127,00 167.595.320.610,00
Akumulasi Penyusutan/ Amortisasi Aset Lainnya C.4.3 ( 145.570.133.633,00) (102.308.287.251,00)

Jumlah Aset Lainnya 238.137.646.525,00 146.844.644.863,00

JUMLAH ASET 6.985.889.629.920,00 6.061.141.522.160,00


KEWAJIBAN
Kewajiban Jangka Pendek C.5
Utang kepada Pihak Ketiga C.5.1 53.373.541.393,00 48.383.486.737,00

Catatan Atas Laporan Keuangan Neraca Face


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 6

NAMA PERKIRAAN Catatan 31 Desember 2015 (Rp) 31 Desember 2014 (Rp)

Hibah yang belum disahkan C.5.2 4.800.450.546,00 47.990.600,00


UangMukadari KPPN C.5.3 10.367.865.452,00 2.201.039.698,00
Utang Jangka Pendek Lainnya C.5.4 101.869.802,00 128.942.080,00

Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 68.643.727.193,00 50.761.459.115,00


Kewajiban Jangka Panjang C.6
Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Lainnya C.6.1 0 118.153.090.986,00

Jumlah Kewajiban Jangka Panjang 0 118.153.090.986,00

JUMLAH KEWAJIBAN 68.643.727.193,00 168.914.550.101,00


EKUITAS
Ekuitas C.7
Ekuitas C.7.1 6.917.245.902.727,00 5.892.226.972.059,00

JUMLAH EKUITAS 6.917.245.902.727,00 5.892.226.972.059,00

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 6.985.889.629.920,00 6.061.141.522.160,00

Catatan Atas Laporan Keuangan Neraca Face


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 7

III. LAPORAN OPERASIONAL

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN


LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
JUMLAH Kenaikan (Penurunan)
URAIAN Catatan
2015 2014 Jumlah %
KEGIATAN OPERASIONAL

PENDAPATAN OPERASIONAL

PENDAPATAN NEGARA BUKAN PAJAK


Pendapatan Sumber Daya Alam D.1 4,638,985,994,908.00 - 4,638,985,994,908.00
Pendapatan Bagian Pemerintah atas Laba D.2 -
Pendapatan Negara Bukan Pajak Lainnya D.3 1,334,944,718,035.00 - 1,334,944,718,035.00
Jumlah Pendapatan Negara Bukan Pajak 5,973,930,712,943.00 - 5,973,930,712,943.00

JUMLAH PENDAPATAN OPERASIONAL 5,973,930,712,943.00 - 5,973,930,712,943.00

BEBAN OPERASIONAL
Beban Pegawai D.4 1,632,983,145,142.00 - 1,632,983,145,142.00
Beban Persediaan D.5 108,116,688,030.00 - 108,116,688,030.00
Beban Barang dan Jasa D.6 1,783,018,721,605.00 - 1,783,018,721,605.00
Beban Pemeliharaan D.7 183,161,364,304.00 - 183,161,364,304.00
Beban Perjalanan Dinas D.8 1,160,571,741,158.00 - 1,160,571,741,158.00
Beban Barang Untuk Diserahkan Kepada 241,090,169,540.00
D.9 241,090,169,540.00 -
Masyarakat
Beban Penyusutan dan Amortisasi D.10 375,877,812,276.00 - 375,877,812,276.00
Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih D.11 366,651,444,993.00 - 366,651,444,993.00
JUMLAH BEBAN OPERASIONAL 5,851,471,087,048.00 - 5,851,471,087,048.00
-
SURPLUS/(DEFISIT) DARI KEGIATAN 122,459,625,895.00 - 122,459,625,895.00
OPERASIONAL

KEGIATAN NON OPERASIONAL

SURPLUS/(DEFISIT) PELEPASAN ASET NON


LANCAR D.12
Pendapatan Pelepasan Aset Non Lancar 2,918,341,096.00 - 2,918,341,096.00
Beban Pelepasan Aset Non Lancar (29,415,756,410.00) (29,415,756,410.00)
Jumlah Surplus/(defisit) Pelepasan Aset Non
Lancar (26,497,415,314.00) - (26,497,415,314.00)

SURPLUS/(DEFISIT) DARI KEGIATAN NON


OPERASIONAL LAINNYA D.13
Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya 20,457,050,885.00 - 20,457,050,885.00

Beban dari Kegiatan Non Operasional Lainnya 430,393,798.00 430,393,798.00


Jumlah Surplus/(defisit) Dari Kegiatan Non
Operasional Lainnya 20,026,657,087.00 - 20,026,657,087.00

SURPLUS/(DEFISIT) DARI KEGIATAN NON (6,470,758,227.00) - (6,470,758,227.00)


OPERASIONAL

POS LUAR BIASA D.14


Pendapatan Luar Biasa
Beban Luar Biasa
SURPLUS/(DEFISIT) DARI POS LUAR BIASA

SURPLUS / (DEFISIT) - LO 115,988,867,668.00 - 115,988,867,668.00

Catatan Atas Laporan Keuangan LO Face


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 8

IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN


LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

JUMLAH Kenaikan (Penurunan)


URAIAN Catatan
2015 2014 Jumlah %
EKUITAS AWAL E.1 5,892,226,972,059.00 - 5,892,226,972,059.00
SURPLUS/DEFISIT - LO E.2 115,988,867,668.00 - 115,988,867,668.00
PENYESUAIAN NILAI TAHUN BERJALAN (17,000,907,780.00) (17,000,907,780.00)
Penyesuaian Nilai Aset E.3 (17,000,907,780.00) (17,000,907,780.00)
Penyesuaian Nilai Kewajiban E.4 -
DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN 394,532,579,310.00 - 394,532,579,310.00
KEBIJAKAN AKUNTANSI / KESALAHAN
MENDASAR
Koreksi Nilai Persediaan E.5 4,033,407,196.00 4,033,407,196.00
Selisih Revaluasi Aset Tetap E.6 613,749,250.00 613,749,250.00
Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi E.7 61,220,533,196.00 - 61,220,533,196.00
Lain-lain E.8 328,664,889,668.00 328,664,889,668.00
-
TRANSAKSI ANTAR ENTITAS 531,498,391,470.00 - 531,498,391,470.00
KENAIKAN/PENURUNAN EKUITAS 1,025,018,930,668.00 - 1,025,018,930,668.00
EKUITAS AKHIR E.9 6,917,245,902,727.00 - 6,917,245,902,727.00

Catatan Atas Laporan Keuangan LPE Face


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited)) 9

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN


A.PENJELASAN UMUM
Dasar Hukum A.1.DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
3. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara Tahun Anggaran 2015;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233/PMK.05/2011 tentang Sistem
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat;
7. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.18/MenLHK-1/2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
8. Peraturan Menteri Keuangan No.1/PMK.06/2013 sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 90/PMK.06/2014 dan perubahan kedua
Nomor 247/PMK.06/2014 tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset
Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat;
9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 177/PMK.05/2015 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan;

A.2. PROFIL DAN KEBIJAKAN TEKNIS


Latar a. Latar Belakang Pembentukan Institusi
Belakang
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1967, mengamanatkan bahwa
pengurusan hutan pada hakekatnya adalah untuk mendapatkan manfaat
hutan yang sebesar-besarnya secara serbaguna dan lestari baik secara
langsung maupun tidak langsung, bagi kemakmuran masyarakat. Agar
usaha-usaha dan kegiatan yang berkaitan dengan pengurusan hutan
tersebut secara administratif dan teknis dapat terselenggara dengan baik
maka diperlukan adanya wadah atau sarana kelembagaan yang dapat
menampung seluruh aktivitas di bidang kehutanan.
Pada kurun PELITA I(1971-1976) sampai PELITA III (1980-1985), sesuai
dengan kebijaksanaan pemerintah pada waktu itu, kelembagaan yang
menangani tugas-tugas atau kegiatan di bidang kehutanan berbentuk
Direktorat Jenderal, yang secara administratif dan teknis berada di bawah
Departemen Pertanian.
LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited)) 10

Dalam pelaksanaannya, yang sejalan dengan semakin berkembangnya


usaha-usaha lain dalam pembangunan nasional, pembangunan kehutanan
menghadapi berbagai masalah/hambatan yang sangat kompleks. Apabila
masalah dan hambatan tersebut tidak ditangani secara menyeluruh, tujuan
pembangunan kehutanan akan dapat terganggu.
Instansi kehutanan yang setingkat Direktorat Jenderal dirasakan tidak
mampu mengatasi permasalahan dan perkembangan aktivitas
pembangunan kehutanan yang semakin meningkat. Beberapa hambatan
secara administratif mempengaruhi pelaksanaan pembangunan
kehutanan: Selain itu, untuk mencapai tujuan pembangunan kehutanan
diperlukan suatu pangkal tolak dan orientasi dengan cakrawala yang luas
serta menyeluruh tentang hutan dan kehutanan, yang dalam
pelaksanaannya mencakup aspek pemanfaatan, konservasi sumber daya
alam hutan, dan rehabilitasi lahan.
Dari hal-hal tersebut, maka terbentuknya Departemen Kehutanan pada
PELITA IV merupakan konsekuensi logis dari tuntutan keadaan dan
perkembangan selama itu, dengan demikian wadah baru setingkat
departemen diharapkan akan mampu menampung permasalahan-
permasalahan yang beranekaragam.
Sedangkan pada bidang lingkungan hidup, pengelolaan dan
pembangunannya relative belum lama dan baru dirintis menjelang Pelita
III. Namun demikian, dalam waktu yang pendek itu Indonesia telah banyak
berbuat untuk mulai mengelola lingkungan hidupnya. Hasil utama
pengembangan lingkungan hidup ini Nampak pada munculnya kesadaran
dan kepedulian di kalangan masyarakat.
Konsep dan kebijakan lingkungan hidup selama Pembangunan Jangka
Panjang (PJP) Pertama mengalami perkembangan yang sangat berarti.
Selama Pelita III bidang lingkungan hidup ditangani oleh Menteri Negara
Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup (Men-PPLH) dengan
prioritas pada peletakan dasar-dasar kebijaksanaan “membangun tanpa
merusak”, dengan tujuan agar lingkungan dan pembangunan tidak saling
dipertentangkan.
Pada Pelita IV, bidang lingkungan hidup berada di bawah Menteri Negara
Kependudukan dan Lingkungan Hidup (Men-KLH), dengan prioritas pada
keserasian antara kependudukan dan lingkungan hidup. Pada Pelita V
kebijaksanaan lingkungan hidup sebelumnya disempurnakan dengan
mempertimbangkan keterkaitan tiga unsur, antara kependudukan,
lingkungan hidup dan pembangunan guna mewujudkan konsep
pembangunan berkelanjutan.
Kebijaksanaan dasar yang bertumpu pada pembangunan berkelanjutan ini
akan tetap menjadi pegangan dalam pengelolaan lingkungan hidup pada
Pelita VI dan pelita-pelita selanjutnya.
LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited)) 11

Pada pelita VI, bidang lingkungan hidup secara kelembagaan terpisah dari
bidang kependudukan dan berada di bawah Menteri Negara Lingkungan
Hidup (Men-LH). Lingkungan hidup dirasakan perlu ditangani secara lebih
fokus sehubungan dengan semakin luas, dan kompleksnya tantangan pada
era industrialisasi dan era informasi dalam PJP Kedua (yang dimulai pada
Pelita VI).

b. Gambaran Umum
Gambaran Undang-undang Nomor 41 tahun 1999 menyebutkan bahwa hutan adalah
Umum suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan yang berisi sumberdaya
alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam
lingkungannya, yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan.
Selanjutnya disebutkan pula bahwa kawasan hutan adalah wilayah
tertentu yang ditunjuk dan ditetapkan oleh pemerintah untuk
dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. Undang-Undang
mengamanatkan bahwa hutan merupakan karunia dan amanah Tuhan
Yang Maha Esa yang dianugerahkan kepada bangsa Indonesia, merupakan
kekayaan yang dikuasai Negara, memberikan manfaat serbaguna bagi
umat manusia, karenanya wajib disyukuri, diurus, dan dimanfaatkan
secara optimal, serta dijaga kelestariannya untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat, bagi generasi sekarang maupun generasi mendatang.
Mandat tersebut merupakan landasan konstitusi dalam pengurusan dan
pemanfaatan hutan di Indonesia yang tercantum di dalam undang-undang
tentang kehutanan tersebut.

Saat ini kawasan hutan di Indonesia meliputi areal kurang lebih seluas
136,88 juta hektar, termasuk kawasan konservasi perairan. Sebagai negara
yang terletak pada kawasan tropis dunia, hutan Indonesia yang
berdasarkan penelitian terdiri dari 15 formasi hutan dimana sebagian
besar didominasi oleh tipe hutan hujan tropis. Hutan tropis Indonesia
dikenal sebagai tempat megadiversity sehingga menjadi pusat konsentrasi
keragaman hayati, baik di daratan maupun perairan. Hutan di Indonesia
adalah habitat bagi kurang lebih 38.000 jenis tumbuhan termasuk 27.500
spesies tumbuhan berbunga (10% dari tumbuhan berbunga di dunia, yang
separuhnya merupakan jenis endemik Indonesia), 515 spesies mamalia
(12% jenis mamalia dunia), 511 spesies reptilia (7,3% dari jenis reptilia
dunia), 270 spesies amphibia, 1.531 jenis burung (17% spesies burung
dunia), 2.827 jenis binatang tak bertulang, kupu-kupu sebanyak 121
spesies (44% jenis endemik), serta lebih dari 25% spesies ikan air laut dan
air tawar di dunia. Disamping itu, Indonesia memiliki tumbuhan palma
sebanyak 477 spesies (47% endemik) dan kurang lebih 3.000 jenis spesies
tumbuhan penghasil bahan berkhasiat obat. Diantara berbagai jenis
tumbuhan dan satwa di atas beberapa diantaranya merupakan jenis-jenis
LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited)) 12

yang baru ditemukan, terutama di kawasan-kawasan hutan di daerah


Papua.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-
2019, telah menetapkan arah dan strategi pembangunan yang terkait
dengan tugas dan fungsi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Berangkat dari penetapan tersebut, Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan merumuskan tujuan pembangunan Tahun 2015-2019, yaitu
memastikan kondisi lingkungan berada pada toleransi yang dibutuhkan
untuk kehidupan manusia dan sumberdaya berada rentang populasi yang
aman, serta secara paralel meningkatkan kemampuan sumberdaya alam
untuk memberikan sumbangan bagi perekonomian nasional.
Berdasarkan tujuan pembangunan ini, peran utama Kementerian tahun
2015-2019 yang akan diusung, adalah : (1) Menjaga kualitas LH yang
memberikan daya dukung, pengendalian pencemaran, pengelolaan DAS,
keanekaragaman hayati serta pengendalian perubahan iklim; (2) Menjaga
luasan dan fungsi hutan untuk menopang kehidupan, menyediakan hutan
untuk kegiatan sosial, ekonomi rakyat, dan menjaga jumlah dan jenis flora
dan fauna serta endangered species; (3) memelihara kualitas lingkungan
hidup, menjaga hutan, dan merawat keseimbangan ekosistem dan
keberadaan sumberdaya.
Selanjutnya, untuk memastikan peran pembangunan Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dirumuskan sasaran strategis
pembangunan Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Sasaran strategis ini
akan menjadi panduan dan mendorong arsitektur kinerja tahun 2015-
2019.
Sasaran strategis pembangunan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun
2015-2019 adalah :
(1) Menjaga kualitas lingkungan hidup untuk meningkatkan daya dukung
lingkungan, ketahanan air dan kesehatan masyarakat, dengan indikator
kinerja Indeks Kualitas Lingkungan Hidup berada pada kisaran 66,5-68,6,
angka pada tahun 2014 sebesar 63,42. Anasir utama pembangun dari
besarnya indeks ini yang akan ditangani, yaitu air, udara dan tutupan
hutan;
(2) Memanfaatkan potensi Sumberdaya hutan dan lingkungan hutan
secara lestari untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat yang berkeadailan, dengan indikator kinerja peningkatan
kontribusi SDH dan LH terhadap devisa dan PNBP. Komponen pengungkit
yang akan ditangani yaitu produksi hasil hutan, baik kayu maupun non
kayu (termasuk tumbuhan dan satwa liar) dan eksport; dan,
(3) Melestarikan keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati
serta keberadaan SDA sebagai sistem penyangga kehidupan untuk
mendukung pembangunan berkelanjutan, dengan indikator kinerja derajat
keberfungsian ekosistem meningkat setiap tahun. Kinerja ini merupakan
LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited)) 13

agregasi berbagai penanda (penurunan jumlah hotpsot kebakaran hutan


dan lahan, peningkatan populasi spesies terancam punah, peningkatan
kawasan ekosistem esensial yang dikelola oleh para pihak, penurunan
konsumsi bahan perisak ozon, dan lain-lain

c. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis


Presiden Republik Indonesia telah mengarahkan visi dan misi
Visi dan Misi
pembangunan Tahun 2015-2019 yang dijadikan peta jalan seluruh
kementerian dalam merancang arah pembangunan, sasaran dan strategi
yang akan dilaksanakannya. Arahan pembangunan Indonesia ini tertuang
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun
2015-2019 yang telah ditetapkan dengan Peraturan Presiden Nomor 2
Tahun 2015.
Visi pembangunan nasional Tahun 2015-2019 adalah “Terwujudnya
Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan
Gotong Royong”. Misi yang diemban untuk memenuhi visi yang telah
dirumuskan adalah : (1) Mewujudkan keamanan nasional yang mampu
menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan
mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian
Indonesia sebagai negara kepulauan; (2) Mewujudkan masyarakat maju,
berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan negara hukum; (3)
Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri
sebagai Negara maritim; (4) Mewujudkan kualitas hidup manusia
Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera; (5) Mewujudkan bangsa yang
berdaya-saing; (6) Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang
mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional; dan, (7)
Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-
2019, telah menetapkan arah dan strategi pembangunan yang terkait
dengan tugas dan fungsi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Berangkat dari penetapan tersebut, Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan merumuskan tujuan pembangunan Tahun 2015-2019, yaitu
memastikan kondisi lingkungan berada pada toleransi yang dibutuhkan
untuk kehidupan manusia dan sumberdaya berada rentang populasi yang
aman, serta secara paralel meningkatkan kemampuan sumberdaya alam
untuk memberikan sumbangan bagi perekonomian nasional.
Berdasarkan tujuan pembangunan ini, peran utama Kementerian tahun
2015-2019 yang akan diusung, adalah : (1) Menjaga kualitas LH yang
memberikan daya dukung, pengendalian pencemaran, pengelolaan DAS,
keanekaragaman hayati serta pengendalian perubahan iklim; (2) Menjaga
luasan dan fungsi hutan untuk menopang kehidupan, menyediakan hutan
untuk kegiatan sosial, ekonomi rakyat, dan menjaga jumlah dan jenis flora
dan fauna serta endangered species; (3) memelihara kualitas lingkungan
LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited)) 14

hidup, menjaga hutan, dan merawat keseimbangan ekosistem dan


keberadaan sumberdaya.
Selanjutnya, untuk memastikan peran pembangunan Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dirumuskan sasaran strategis
pembangunan Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Sasaran strategis ini
akan menjadi panduan dan mendorong arsitektur kinerja tahun 2015-
2019.
Sasaran strategis pembangunan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun
2015-2019 adalah :
(1) Menjaga kualitas lingkungan hidup untuk meningkatkan daya dukung
lingkungan, ketahanan air dan kesehatan masyarakat, dengan indikator
kinerja Indeks Kualitas Lingkungan Hidup berada pada kisaran 66,5-68,6,
angka pada tahun 2014 sebesar 63,42. Anasir utama pembangun dari
besarnya indeks ini yang akan ditangani, yaitu air, udara dan tutupan
hutan;
(2) Memanfaatkan potensi Sumberdaya hutan dan lingkungan hutan
secara lestari untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat yang berkeadailan, dengan indikator kinerja peningkatan
kontribusi SDH dan LH terhadap devisa dan PNBP. Komponen pengungkit
yang akan ditangani yaitu produksi hasil hutan, baik kayu maupun non
kayu (termasuk tumbuhan dan satwa liar) dan eksport; dan,
(3) Melestarikan keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati
serta keberadaan SDA sebagai sistem penyangga kehidupan untuk
mendukung pembangunan berkelanjutan, dengan indikator kinerja derajat
keberfungsian ekosistem meningkat setiap tahun. Kinerja ini merupakan
agregasi berbagai penanda (penurunan jumlah hotpsot kebakaran hutan
dan lahan, peningkatan populasi spesies terancam punah, peningkatan
kawasan ekosistem esensial yang dikelola oleh para pihak, penurunan
konsumsi bahan perisak ozon, dan lain-lain.

d. Program Kegiatan
Sejalan dengan proses restrukturisasi program dan kegiatan dalam
Program dan
Kegiatan kerangka reformasi perencanaan, dan berdasarkan sasaran yang ingin
dicapai pada Renstra Tahun 2015-2019, Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan menyelenggarakan Tiga belas program, yaitu:
1) Program Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem;
2) Program Pengendalian DAS dan Hutan Lindung
3) Program Hutan Lestari dan Usaha Kehutanan
4) Program Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan
5) Program Peningkatan Penyuluhan dan Pengembangan Sumbrdaya
Manusia
6) Program Pengendalian Perubahan Iklim
7) Program Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited)) 15

8) Program Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan


Kehutanan
9) Program Planologi dan Tata Lingkungan Hidup dan Kehutanan
10) Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
11) Program Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya
12) Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Bidang
Lingkungan Hidup dan Kehutanan
13) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
Kementerian.

e. Struktur Organisasi
Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Kehutanan nomor
P.18/MenLHK-II/2015tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Struktur
Organisasi
Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan di bidang lingkungan hidup dan kehutanan
dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelengarakan
pemerintahan negara. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kementerian
Kehutanan dibagi menjadi Delapan belas Eselon I, yang terdiri dari 11
(sebelas) Eselon I teknis, 1 (satu) Eselon I pendukung dan 1 (satu) Eselon I
pengawas intern, serta 5 (lima) Staf Ahli Menteri.. Rincian Eselon I dan
tugasnya adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Rincian Eselon I Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan


Kehutanan
No. Eselon I Tugas
1. Sekretariat Jenderal Melaksanakan koordinasi
pelaksanaan tugas pembinaan dan
pemberian dukungan administrasi
kepada seluruh unit organisasi di
lingkungan Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
2. Inspektorat Jenderal Melaksanakan pengawasan intern di
lingkungan Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
3. Direktorat Jenderal Merumuskan serta melaksanakan
Pengelolaan Hutan kebijakan di bidang pengelolaan
Produksi Lestari hutan produksi secara lestari
4. Direktorat Jenderal Merumuskan serta melaksanakan
Pengendalian DAS dan kebijakan di bidang peningkatan
Hutan Lindung daya dukung DAS dan hutan lindung
LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited)) 16

No. Eselon I Tugas


5. Direktorat Jenderal Merumuskan serta melaksanakan
Konservasi SDA dan kebijakan di bidang pengelolaan
Ekosistem konservasi sumberdaya alam dan
ekosistem
6. Direktorat Jenderal Merumuskan serta melaksanakan
Planologi Kehutanan dan kebijakan di bidang pemantapan
Tata Lingkungan kawasan hutan
danpenataanlingkunganhidupsecara
berkelanjutan
7. Badan Penelitian dan Menyelenggarakan penelitian,
Pengembangan dan pengembangan dan inovasi di
Inovasi bidang lingkungan hidup dan
kehutanan termasuk
penyebarluasan hasil-hasil
penelitian, pengembangan dan
inovasi kepada pengguna baik
internal maupun eksternal
8. Badan Penyuluhan dan Menyelenggarakan penyuluhan
Pengembangan SDM kehutanan dan pengembangan SDM
lingkungan hidup dan kehutanan
9 Direktorat Perhutanan Merumuskan serta melaksanakan
Sosial dan Kemitraan kebijakan di bidang peningkatan
Lingkungan peran masyarakat dalam
pengelolaan hutan, penanganan
hutan adat, dan kemitraan
lingkungan
10 Direktorat Jenderal Merumuskan serta melaksanakan
Penegakan Hukum kebijakan di bidang penurunan
Lingkungan Hidup dan gangguan,
Kehutanan ancaman dan pelanggaran hukum
lingkungan hidup dan kehutanan
11 Direktorat Jenderal Merumuskan serta melaksanakan
Pengendalian Perubahan kebijakan di bidang pengendalian
Iklim perubahan iklim
12 Direktorat Jenderal Merumuskan serta melaksanakan
Pengelolaan Sampah, dan sinkronisasi kebijakan di bidang
Limbah, dan Bahan pengelolaan sampah, limbah, dan
Beracun Berbahaya bahan beracun berbahaya
LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited)) 17

No. Eselon I Tugas


13 Direktorat Jenderal Merumuskan serta melaksanakan
Pengendalian Pencemaran kebijakan di bidang pengendalian
dan Kerusakan Lingkungan pencemaran dan kerusakan
lingkungan
14 Staf Ahli (5 unit) memberikan telaahan mengenai
masalah tertentu sesuai bidang
keahliannya, yang tidak menjadi
bidang tugas Setjen, Itjen, Ditjen,
dan Badan

Ketigabelas Eselon I tersebut bertindak selaku entitas pelaporan5 tingkat


Eselon I, dan terdiri dari entitas pelaporan tingkat Wilayah dan entitas
akuntansi yang tersebar pada 34 (tiga puluh empat) provinsi di seluruh
Indonesia.
Pada tahun 2015, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
memiliki 340 satuan kerja6 (satker) yang terdiri dari 17 satker pusat dan
323 satker daerah. Selain itu, Kementerian Kehutanan juga
mengalokasikan Dana Dekonsentrasi7 pada 91 satker dan Dana Tugas
Pembantuan8 pada 3 (tiga) satker. Dengan demikian, Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan memiliki 434 satker yang bertindak
sebagai entitas akuntansi9.Rincian jumlah satker per Eselon I sebagaimana
tercantum pada tabel 5.
Terdapat beberapa kejadian penting pada Tahun 2014 terkait struktur
organisasi Kementerian Kehutanan, yaitu:
1. Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan
kegiatan, melalui surat nomor S.244/Menhut-II/2014 perihal Indikasi
Kegiatan Dekonsentrasi Kementerian Kehutanan Tahun 2015, Menteri
kehutanan menyampaikan kepada para Gubernur Provinsi seluruh
Indonesia bahwa pengelolaan anggaran seluruh program akan
diintegrasikan dalam satu DIPA di bawah koordinasi Sekretariat
Jenderal. Dengan demikian, anggaran dan pelaporan keuangan Dana

5
Entitas Pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut
ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan
keuangan.
6
Satuan Kerja adalah kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna Barang yang merupakan bagian dari suatu unit
organisasi pada Kementerian Negara/Lembaga yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu
program.
7
Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh Gubernur sebagai wakil
pemerintah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi, tidak
termasuk dana yang dialokasikan untuk instansi vertikal pusat di daerah.
8
Dana Tugas Pembantuan adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh Daerah yang mencakup
semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan Tugas Pembantuan.
9
Entitas Akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna anggaran/pengguna barangdan oleh karenanya wajib
menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan.
LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited)) 18

Dekonsentrasi yang semula berada di Eselon I Direktorat Jenderal BUK,


BPDAS dan PS, PHKA, Planologi dan Badan P2SDM Kehutanan, mulai
Tahun 2015 akan berada di bawah koordinasi Eselon I Sekretariat
Jenderal.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan nomor 198/PMK.05/2012
sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan nomor
272/PMK.05/2014 tentang Pelaksanaan Likuidasi Entitas Akuntansi
dan Entitas Pelaporan Pada Kementerian Negara/Lembaga, satuan
kerja Dana Dekonsentrasi pada 5 (lima) Eselon I terdahulu ditutup
pada 31 Desember 2014 dan menjadi satuan kerja baru pada 1 Januari
2015. Perubahan tersebut telah diantisipasi dengan diterbitkannya
Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor
SK.926/Menhut-II/2014 tentang Penunjukan Pejabat Penanggung
Jawab Likuidasi dan Tim Kerja Likuidasi Satuan Kerja Dana
Dekonsentrasi. Selain itu, melalui Surat Edaran, nomor SE.13/II-
KEU/2014 tentang Langkah-Langkah Likuidasi Satuan Kerja Dana
Dekonsentrasi Tahun 2015, Sekretaris Jenderal menginformasikan
langkah-langkah yang perlu diambil dalam rangka mempersiapkan
proses penutupan dan likuidasi pada satuan kerja Dana Dekonsentrasi.
2. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 165 Tahun 2014 tentang
Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja dan Keputusan Presiden
Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan
Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode 2014 - 2019, pada Tahun
2014 Kementerian Kehutanan digabung dengan Kementerian
Lingkungan Hidup dan mengalami perubahan nomenklatur menjadi
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Walaupun demikian,
Kementerian Kehutanan tetap melaksanakan anggaran berdasarkan
DIPA Tahun 2014 sementara menunggu struktur organisasi dan
anggaran yang baru. Terkait dengan perubahan struktur organisasi
tersebut, terutama dampaknya terhadap pelaporan keuangan, melalui
Surat Keputusan nomor SK.927/Menhut-II/2014, Menteri Kehutanan
telah menunjuk Penanggung Jawab dan Tim Kerja Penyusunan
Laporan Keuangan Kementerian Kehutanan Tahun 2014. Selain itu,
melalui Surat Edaran nomor SE.14/II-KEU/2014, Sekretaris Jenderal
telah merumuskan Langkah-Langkah Penyusunan Laporan Keuangan
Tahun 2014 bagi seluruh satuan kerja lingkup Kementerian Kehutanan.
LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited)) 19

A.3. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN


Laporan Keuangan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun
2015 merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang
dikelola oleh entitas pelaporan Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan. Laporan Keuangan ini dihasilkan melalui Sistem Akuntansi
Instansi (SAI) yaitu serangkaian prosedur manual maupun yang
terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan
pengikhtisaran sampai dengan sampai dengan pelaporan posisi keuangan
dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga.
Laporan Keuangan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun
2015 merupakan laporan konsolidasi dari seluruh jenjang struktural di
bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang meliputi Eselon
I, wilayah, serta satuan kerja yang bertanggung jawab atas anggaran yang
diberikan.
Dari jumlah tersebut, seluruh satker menyampaikan laporan keuangan dan
dikonsolidasikan.
Rincian satuan kerja tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2. Rekapitulasi Jumlah Satker Menurut Eselon I


Jenis Kewenangan
No Kode EI Uraian Jumlah
KP KD DK TP
1 01 Sekretariat Jenderal 5 6 91 3 105
2 02 Inspektorat Jenderal 1 - - - 1
3 03 Ditjen PHPL 1 18 - - 19
4 04 Ditjen BPDAS HL 1 45 - - 46
5 05 Ditjen KSDAE 1 77 - - 78
6 06 Ditjen PKTL 1 22 - - 23
7 07 Badan Litbang 1 15 - - 16
8 08 Badan P2SDM 1 12 - - 13
9 09 Ditjen PSKL 1 37 - - 38
10 10 Ditjen Gakum 1 51 - - 52
11 11 Ditjen PPI 1 40 - - 41
12 12 Ditjen PSLB3 1 - - - 1
13 13 Ditjen PPKL 1 - - - 1
TOTAL 17 323 91 3 434

Laporan Keuangan disusun dengan menggunakan aplikasi SAI, yang terdiri


dari Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistem Informasi Manajemen dan
Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). SAI dirancang untuk
menghasilkan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (LKKL)
yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas
LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited)) 20

Laporan Keuangan. Sedangkan SIMAK-BMN adalah sistem yang


menghasilkan informasi aset tetap, persediaan, dan aset lainnya untuk
penyusunan neraca dan laporan barang milik negara serta laporan
manajerial lainnya.

Kebijakan A.4. KEBIJAKAN AKUNTANSI


Akuntansi

Penyusunan dan penyajian LK Tahun 2015 telah mengacu pada Standar


Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Disamping itu, dalam penyusunan LKKL telah diterapkan kaidah-kaidah
pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan.
Kebijakan-kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan LK
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan adalah :

Kebijakan (1) Kebijakan Akuntansi atas Pendapatan


Akuntansi
atas  Pendapatan adalah semua penerimaan yang menambah ekuitas dana
Pendapatan
lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang menjadi hak
pemerintah pusat dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah pusat.
 Pendapatan diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN).
 Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan
membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya
(setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
 Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.
 Pendapatan dalam bentuk valuta asing dicatat berdasarkan kurs tengah BI
pada saat kas diterima di Kas Umum Negara.

Kebijakan (2) Kebijakan Akuntansi atas Belanja


Akuntansi
atas Belanja  Belanja adalah semua pengeluaran yang mengurangi ekuitas dana lancar
dalam periode tahun yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh pemerintah pusat.
 Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN.
 Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja
terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan
oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).
 Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja.
 Belanja Non Kas yang berasal dari Hibah Langsung diakui saat Memo
Pencatatan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga (MPHL-
BJS) disahkan.
LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited)) 21

Kebijakan (3) Kebijakan Akuntansi atas Aset


Akuntansi
atas Aset  Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh
pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat
ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik
oleh pemerintah maupun oleh masyarakat, serta dapat diukur dalam
satuan uang, termasuk sumber daya non-keuangan yang diperlukan untuk
penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang
dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Dalam pengertian aset ini
tidak termasuk sumber daya alam seperti hutan, kekayaan di dasar laut,
dan kandungan pertambangan. Aset diakui pada saat diterima atau pada
saat hak kepemilikan berpindah.
 Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Investasi, Aset Tetap, Piutang
Jangka Panjang dan Aset Lainnya.
a. Aset Lancar
Aset Lancar
 Aset Lancar mencakup kas dan setara kas yang diharapkan segera
untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu
12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan.
 Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas
dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan
kurs tengah BI pada tanggal neraca.
 Piutang dinyatakan dalam neraca menurut nilai yang timbul
berdasarkan hak yang telah dikeluarkan surat keputusan penagihan
atau yang dipersamakan, yang diharapkan diterima pengembaliannya
dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan dan
disajikan sebagai Bagian Lancar Piutang.
 Piutang dalam bentuk valuta asing disajikan di Neraca berdasarkan
kurs tengah BI pada saat tanggal neraca yaitu USD 1 pada 31
Desember 2015 sebesar Rp13.795,00 dan 31 Desember 2014 sebesar
Rp12.440,00.
 Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Ganti Rugi (TGR)
yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca
disajikan sebagai Bagian Lancar TPA/TGR.
 Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau
perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan
operasional pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan
untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada
masyarakat.
 Termasuk dalam Persediaan adalah Aset Tetap yang dimaksudkan
untuk diserahkan kepada masyarakat atau Pemerintah Daerah dan
masih dikuasai oleh satuan kerja dalam artian belum ada Berita Acara
Serah Terima Operasional atau Berita Acara Pinjam Pakai atau
dokumen lain yang dipersamakan.
LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited)) 22

 Persediaan dicatat di neraca berdasarkan hasil perhitungan fisik pada


tanggal neraca dikalikan dengan:
 harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian;
 harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;
 harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh
dengan cara lainnya.

b. Aset Tetap
Aset Tetap
 Aset tetap mencakup seluruh aset berwujud yang dimanfaatkan oleh
pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai
masa manfaat lebih dari satu tahun.
 Aset tetap dilaporkan pada neraca berdasarkan harga perolehan atau
harga wajar.
 Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum
kapitalisasi sebagai berikut:
a. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan
olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp300.000
(tiga ratus ribu rupiah);
b. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama
dengan atau lebih dari Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah);
c. Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum
kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali
pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap
lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak
kesenian.

c. Piutang Jangka Panjang


Piutang  Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang akan jatuh tempo atau
Jangka
Panjang akan direalisasikan lebih dari 12 bulan sejak tanggal pelaporan.
Termasuk dalam Piutang Jangka Panjang adalah Tagihan Penjualan
Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti
Rugi (TP/TGR) yang jatuh tempo lebih dari satu tahun.
 TPA menggambarkan jumlah yang dapat diterima dari penjualan aset
pemerintah secara angsuran kepada pegawai pemerintah yang dinilai
sebesar nilai nominal dari kontrak/berita acara penjualan aset yang
bersangkutan setelah dikurangi dengan angsuran yang telah dibayar
oleh pegawai ke kas negara atau daftar saldo tagihan penjualan
angsuran.
 TP adalah tagihan yang ditetapkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan
kepada bendahara yang karena lalai atau perbuatan melawan hukum
mengakibatkan kerugian Negara/daerah.
LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited)) 23

 TGR adalah suatu proses yang dilakukan terhadap pegawai negeri


atau bukan pegawai negeri bukan bendahara dengan tujuan untuk
menuntut penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh negara
sebagai akibat langsung ataupun tidak langsung dari suatu perbuatan
yang melanggar hukum yang dilakukan oleh pegawai tersebut atau
kelalaian dalam pelaksanaan tugasnya.

d. Aset Lainnya
Aset Lainnya  Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap,
dan piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah
Aset Tak Berwujud, dan Aset Lain-lain.
 Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan
tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam
menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya
termasuk hak atas kekayaan intelektual.
 Aset Lain-lain berupa Aset Tetap pemerintah yang dihentikan dari
penggunaan operasional pemerintah. Termasuk dalam akun ini
adalah Aset Tetap yang dimaksudkan untuk diserahkan, yang telah
dikuasai oleh masyarakat atau pemerintah daerah dan sedang dalam
proses hibah.

(4) Kebijakan Akuntansi atas Kewajiban


Kebijakan
Akuntansi  Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
atas penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi
Kewajiban
pemerintah.
 Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek
dan kewajiban jangka panjang.
a. Kewajiban Jangka Pendek
Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika
diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan
setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Belanja
yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan Diterima di Muka, Bagian Lancar
Utang Jangka Panjang, dan Utang Jangka Pendek Lainnya.
b. Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika
diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua
belas bulan setelah tanggal pelaporan.
 Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban
pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung.
LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited)) 24

Kebijakan (5) Kebijakan Akuntansi atas Ekuitas Dana


Akuntansi
atas Ekuitas  Ekuitas dana merupakan kekayaan bersih pemerintah, yaitu selisih antara
Dana
aset dan kewajiban pemerintah.
 Ekuitas dana diklasifikasikan Ekuitas Dana Lancar dan Ekuitas Dana
Investasi.
 Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara aset lancar dan kewajiban
jangka pendek.
 Ekuitas Dana Investasi mencerminkan selisih antara aset tidak lancar dan
kewajiban jangka panjang.

Kebijakan (6) Kebijakan Akuntansi atas Penyisihan Piutang Tidak Tertagih


Akuntansi
atas  Penyisihan Piutang Tidak Tertagih adalah cadangan yang harus dibentuk
Penyisihan
Piutang Tak sebesar persentase tertentu dari piutang berdasarkan penggolongan
Tertagih
kualitas piutang. Penilaian kualitas piutang dilakukan dengan
mempertimbangkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang dilakukan
pemerintah.
 Kualitas piutang didasarkan pada kondisi masing-masing piutang pada
tanggal pelaporan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor:
201/PMK.06/2010 tentang Kualitas Piutang Kementerian Negara/Lembaga
dan Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih .

Tabel 3. Penggolongan Kualitas Piutang

Kualitas Piutang Uraian Penyisihan


Lancar Belum dilakukan pelunasan s.d. tanggal jatuh tempo 0.5%
Kurang Lancar Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan 10%
Pertama tidak dilakukan pelunasan
Diragukan Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan 50%
Kedua tidak dilakukan pelunasan
Macet 1. Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan 100%
Ketiga tidak dilakukan pelunasan
2. Piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan
Piutang Negara/DJKN

Kebijakan (7) Kebijakan Akuntansi atas Penyusutan Aset Tetap


Akuntansi
atas  Penerapan penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada seluruh entitas
Penyusutan
Aset Tetap Pemerintah Pusat dilaksanakan mulai tahun 2013, sesuai dengan Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 53/KMK.06/2012 tentang Penerapan Penyusutan Barang
Milik Negara Berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat.
 Penyusutan aset tetap adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset tetap
yang dapat disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat aset yang
bersangkutan. Kebijakan penyusutan aset tetap didasarkan pada Peraturan Menteri
Keuangan No.01/PMK.06/2013 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited)) 25

Menteri Keuangan Nomor 90/PMK.06/2014 dan perubahan kedua Nomor


247/PMK.06/2014 tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap
Pada Entitas Pemerintah Pusat.
 Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap:
a. Tanah
b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP)
c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber sah atau dalam
kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada Pengelola
Barang untuk dipindahtangankan, dimusnahkan atau dihapuskan.
 Nilai yang disusutkan pertama kali adalah nilai yang tercatat dalam pembukuan
per 31 Desember 2012 untuk aset tetap yang diperoleh sampai dengan 31
Desember 2012. Sedangkan Untuk Aset Tetap yang diperoleh setelah 31 Desember
2012, nilai yang disusutkan adalah berdasarkan nilai perolehan.
 Terhadap Aset Tetap yang diperolah sebelum Tahun 2005, maka sebagai tindak
lanjut dari hasil inventarisasi dan penilaian:
o Penghitungan penyusutan dilakukan sejak Semester II Tahun 2010 sampai dengan
berakhirnya Masa Manfaat Aset Tetap;
o Pencatatan penyusutan dalam Neraca dilakukan sejak penghitungan Penyusutan
sampai dengan Aset Tetap tersebut dihapuskan.
 Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap dilakukan setiap akhir
semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu.
 Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus yaitu
dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata
setiap semester selama Masa Manfaat.
 Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman Keputusan Menteri
Keuangan Nomor : 59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka
Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat.
Secara umum tabel masa manfaat tersebut tersaji pada Tabel 7.

Tabel 4. Penggolongan Masa Manfaat Kelompok Aset Tetap

Kelompok Aset Tetap Masa Manfaat


Peralatan dan Mesin 2 s.d. 20 tahun
Gedung dan Bangunan 10 s.d. 50 tahun
Jalan, Jaringan dan Irigasi 5 s.d 40 tahun
Alat Tetap Lainnya (Alat Musik Modern) 4 tahun
26
LK Kementerian LHK (Audited)

B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN


Realisasi Pendapatan B.1. PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH
Negara dan Hibah
Rp658.545.166.294,00 Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah (setelah dikurangi
pengembalian belanja) pada TA 2015 adalah sebesar
Rp5.518.262.292.964,00 atau mencapai 113,55 persen dari estimasi
pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp4.859.717.126.670,00.
Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah keseluruhan merupakan
Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP). PNBP Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan terdiri dari Pendapatan Sumber
Daya Alam (SDA), Pendapatan PNBP Lainnya serta Pendapatan Badan
Layanan Umum (BLU). Khusus untuk PNBP SDA, estimasi pendapatan
disesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2013
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun
Anggaran 2014.

Rincian Estimasi Pendapatan dan Realisasi PNBP sampai dengan TA


2015 dapat dilihat dalam Tabel berikut:

Tabel 5. Estimasi Pendapatan dan Realisasi PNBP


Akun Uraian Estimasi (Rp) Realisasi PNBP (Rp) %

421 Pendapatan Sumber Daya Alam 4,713,299,999,696.00 4,158,532,757,598.00 88.23


423 Pendapatan PNBP Lainnya 45,264,979,974.00 1,155,339,587,480.00 2552.39
424 Pendapatan BLU 101,152,147,000.00 204,389,947,886.00 202.06
Jumlah Total PNBP 4,859,717,126,670.00 5,518,262,292,964.00 113.55

Realisasi PNBP TA 2015 mengalami kenaikan sebesar


Rp769.254.550.208,00 atau 16,20 persen jika dibandingkan dengan
realisasi TA 2014 sebesar Rp4.749.007.742.756,00. Kenaikan tersebut
disebabkan :
a. Kenaikan cukup signifikan yang mempengaruhi pendapatan TA
2015 seiring dengan bertambahnya satuan kerja di Lingkup
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
b. Kenaikan pendapatan PSDH dan DR serta pendapatan atas
penerimaan ganti rugi nilai tegakan dibandingkan tahun
sebelumnya.
c. Kenaikan pendapatan SDA akibat pengaruh penurunan nilai tukar
rupiah terhadap Dollar (USD) pada TA 2015 khususnya pada
pendapatan DR.
d. Pelaksanaan jenis dan tarif PNBP yang telah mengikuti PP.12
Tahun 2014, sehingga perangkat dan aturan pendukungnya lebih
di sempurnakan.

Catatan atas Laporan Keuangan LRA Pendapatan Negara dan Hibah


27
LK Kementerian LHK (Audited)

Tabel 6. Perbandingan Realisasi PNBP November TA 2015 dan 2014


Realisasi Kenaikan/(Penurunan)
Akun Uraian
TA 2015 TA 2014 (Rp) %

421 Pendapatan SDA 4,158,532,757,598.00 3,714,649,526,698.00 443,883,230,900.00 11.95


423 Pendapatan PNBP Lainnya 1,155,339,587,480.00 812,937,198,645.00 342,402,388,835.00 42.12
424 Pendapatan BLU 204,389,947,886.00 221,421,017,413.00 (17,031,069,527.00) (7.69)
Jumlah Total PNBP 5,518,262,292,964.00 4,749,007,742,756.00 769,254,550,208.00 16.20

Realisasi PNBP berasal dari Penerimaan Sumber Daya Alam dan PNBP
Lainnya serta Pendapatan BLU, sebagaimana terlihat pada grafik
berikut :

Realisasi PNBP TA 2015


5,000,000 4.158.533
Millions

4,000,000
3,000,000
1.155.340
2,000,000
204,390
1,000,000
-
SDA PNBP Lainnya Pendapatan
BLU

Grafik 1. Komposisi Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak

Realisasi Penerimaan B.1.1 Penerimaan Sumber Daya Alam


SDA
Rp4.158.532.757.598,00 Realisasi Penerimaan Sumber Daya Alam TA 2015 tercapai
sebesar Rp4.158.532.757.598,00 atau 88,23 persen dari estimasi
pendapatan sumber daya alam sebesar Rp4.713.299.999.696,00
atau mengalami kenaikan sebesar 11,95 persen apabila
dibandingkan dengan realisasi pendapatan sumber daya alam TA
2014 sebesar Rp3.714.649.526.698,00.
Besarnya Realisasi Penerimaan Sumber Daya Alam secara rinci
dapat dilihat sebagaimana tabel berikut :

Catatan atas Laporan Keuangan LRA Pendapatan Negara dan Hibah


28
LK Kementerian LHK (Audited)

Tabel 7. Perbandingan Penerimaan PNBP SDA TA 2015 dan 2014


TAHUN ANGGARAN Kenaikan (Penurunan)
No Uraian
TA 2015(Rp) TA 2014(Rp) (Rp) %
1 Pendapatan Iuran Tetap - 42,058,984 (42,058,984) (100.00)
Pertambangan Mineral dan
Batubara
2 Pendapatan DR 2,030,955,427,572 1,811,304,748,637 219,650,678,935 12.13

3 Pendapatan PSDH 1,012,830,962,193 827,472,111,344 185,358,850,849 22.40

4 Pendapatan IIUPH 57,312,529,140 195,937,404,998 (138,624,875,858) (70.75)

5 Pendapatan PKH 1,057,239,478,313 879,848,071,685 177,391,406,628 20.16

6 Pendapatan Jasa 194,360,380 45,131,050 149,229,330 330.66


Perbenihan dan
Kehutanan
JUMLAH 4,158,532,757,598 3,714,649,526,698 443,883,230,900 11.95

Sesuai dengan tabel di atas, Penerimaan Sumber Daya Alam


merupakan pendapatan Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan yang berasal dari Penerimaan Dana Reboisasi, Provisi
Sumber Daya Hutan dan Iuran Hak Pengusahaan Hutan, Pendapatan
Pemanfaatan Kawasan Hutan dan Pendapatan Jasa Perbenihan dan
Kehutanan. Masing-masing pendapatan tersebut secara rinci
dijelaskan sebagai berikut:

1. Pendapatan Iuran Tetap Pertambangan Mineral dan


Batubara (421311)
Realisasi Pendapatan Iuran Tetap Pertambangan Mineral dan
Batubara pada TA 2015 sebesar Rp0 mengalami penurunan
sebesar 100 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar
Rp42.058.984,00 ini terdapat pada Direktorat Penggunaan
Kawasan Hutan (Ditjen Planologi Kehutanan) dan merupakan
setoran dengan kesalahan akun an. PT Semoi Prima Lestari,
dimana seharusnya merupakan pendapatan Penggunaan
Kawasan Hutan. Atas kesalahan akun tersebut, melalui surat
S.346/PKH-3/2015 tanggal 13 April 2015, Direktur Jenderal
Planologi Kehutanan telah meminta wajib bayar berkoordinasi
dengan Kementerian ESDM.

2. Pendapatan Dana Reboisasi (421411)


DR adalah dana untuk reboisasi dan rehabilitasi hutan serta
kegiatan pendukungnya yang dipungut dari pemegang izin
usaha pemanfaatan hasil hutan dari hutan alam yang berupa
kayu. Pendapatan DR dipungut dari perusahaan yang bergerak
di bidang Lingkungan hidup dan Kehutanan pemegang Hak
Penggunaan Hutan (HPH), Ijin Penebangan Kayu (IPK) dan
pemenang Lelang Kayu Sitaan.

Catatan atas Laporan Keuangan LRA Pendapatan Negara dan Hibah


29
LK Kementerian LHK (Audited)

Saldo akun ini merupakan realisasi pendapatan DR yang


disetorkan ke kas Negara melalui tiga rekening penampungan
DR yang digunakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan yaitu :
a. Rekening DR Murni, giro dalam US Dollar,
b. Rekening Tunggakan DR, giro dalam US Dollar, dan
c. Rekening Pengembalian Pinjaman, giro dalam rupiah.
Penyetoran saldo ketiga rekening tersebut ke rekening Kas
Umum Negara yang dilakukan seminggu sekali dalam bentuk
mata uang Rupiah. Khusus untuk rekening DR Murni dan
Tunggakan, penyetoran ke kas Negara dilakukan setelah terlebih
dahulu dikonversi dengan menggunakan kurs tengah Bank
Indonesia pada saat setoran masuk ke rekening Kas Umum
Negara.
Pendapatan DR yang berasal dari pengembalian
pinjaman/kredit dicatat dalam Akun Penerimaan Dana
Reboisasi (421411) yang selanjutnya dialokasikan ke Rekening
Pembangunan Hutan di Kementerian Keuangan. Pengembalian
kredit tersebut merupakan pengembalian pokok pinjaman dan
bunga pinjaman.
Realisasi Pendapatan DR TA 2015 secara aplikasi adalah sebesar
Rp2.030.955.427.572,00 atau mencapai 77,21 persen dari
estimasi sebesar Rp2.630.161.620.000,00 atau mengalami
kenaikan sebesar 12,13 persen dibandingkan tahun sebelumnya
sebesar Rp1.811.304.748.637,00.
Realisasi penerimaan DR tersebut, meliputi:
a. Penerimaan murni DR sebesar Rp1.934.399.928.283,00
terdiri dari:
- Penerimaan DR murni melalui bendahara sebesar USD
143.565.358,00 atau Rp1.933.544.450.972,00 dan
- Penerimaan DR murni melalui aplikasi SIMPONI langsung
Rp855.477.311,00;
b. Penerimaan tunggakan DR sebesar USD 2.902.044,00 atau
Rp38.548.803.736,00 ;
c. Pengembalian pinjaman/kredit sebesar Rp58.006.695.553,00.

3. Pendapatan Provisi Sumber Daya Hutan (421421)


PSDH adalah pungutan yang dikenakan kepada pemegang izin
sebagai pengganti nilai intrinsik dari hasil hutan yang dipungut
dari hutan negara. PSDH merupakan pendapatan yang dipungut
dari perusahaan yang bergerak di bidang kehutanan pemegang
HPH, IPK dan pemenang Lelang Kayu Sitaan.

Catatan atas Laporan Keuangan LRA Pendapatan Negara dan Hibah


30
LK Kementerian LHK (Audited)

Realisasi Pendapatan PSDH TA 2015 adalah sebesar


Rp1.012.830.962.193,00 atau mencapai 94,52 persen dari
estimasi sebesar Rp1.071.550.000.000,00 atau mengalami
kenaikan sebesar 22,40 persen apabila dibandingkan tahun
sebelumnya sebesar Rp827.472.111.344,00.
Realisasi Pendapatan PSDH TA 2015 terdapat pada :
1. Eselon I Sekretariat Jenderal sebesar Rp1.012.830.957.193,00.
Saldo akun ini merupakan realisasi pendapatan PSDH yang
disetorkan ke kas negara melalui dua rekening penampungan
PSDH yang digunakan oleh Biro Keuangan Sekretariat
Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
yaitu:
a. Rekening PSDH Murni, giro dalam Rupiah, dan
b. Rekening Tunggakan PSDH, giro dalam Rupiah.
Penyetoran saldo kedua rekening tersebut ke rekening Kas
Umum Negara dilakukan seminggu sekali dalam bentuk mata
uang Rupiah. Rekonsiliasi antara SAI dan SAU atas
penerimaan PSDH dilakukan setiap bulan dengan KPPN
Jakarta IV.
Realisasi Pendapatan PSDH Tahun Anggaran 2015 adalah
sebesar Rp1.012.830.957.193,00 atau mencapai 94,52 persen
dari estimasi sebesar Rp1.071.550.000.000,00 atau
mengalami kenaikan sebesar 22,40 persen apabila
dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp827.472.111.344,00.
Realisasi PSDH terdiri dari:
a. Penerimaan PSDH Murni sebesar Rp997.370.978.119,00
meliputi:
- Setoran menggunakan rekening penampungan PSDH
sebesar Rp976.501.685.135,00
- Setoran menggunakan aplikasi SIMPONI sebesar
Rp20.869.292.984,00
b. Penerimaan Tunggakan PSDH sebesar
Rp15.459.979.074,00
2. Eselon I Ditjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan
sebesar Rp5.000,00.

Catatan atas Laporan Keuangan LRA Pendapatan Negara dan Hibah


31
LK Kementerian LHK (Audited)

4. Pendapatan Iuran Ijin Usaha Pemanfaatan Hutan/Iuran Hak


Pengusahaan Hutan (IIUPH/IHPH) (42143)
IIUPH adalah pungutan yang dikenakan kepada pemegang izin
usaha pemanfaatan hutan atas suatu kawasan hutan tertentu
yang dilakukan sekali pada saat izin tersebut diberikan. IIUPH
juga dikenakan pada izin penambahan areal kerja dan atau izin
perpanjangan usaha pemanfaatan hutan. Pendapatan ini
dipungut dari perusahaan yang bergerak di bidang kehutanan
pemegang ijin usaha pengelolaan hutan (IUPH/HPH).
Pendapatan IIUPH terdapat pada Biro Keuangan Sekretariat
Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Realisasi Pendapatan IIUPH TA 2015 adalah sebesar
Rp57.312.529.140,00 atau mencapai 35,38 persen dari estimasi
sebesar Rp162.000.000.000,00 atau mengalami penurunan
sebesar 70,75 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar
Rp195.937.404.998,00.
Realisasi pendapatan IIUPH tersebut terdiri dari:
a. Pendapatan IIUPH (IHPH) Tanaman Industri terdapat pada
Eselon I Sekretariat Jenderal sebesar Rp10.294.105.390,00
atau sebesar 136,58 persen dari estimasinya yaitu
Rp7.536.932.000,00. Terjadi penurunan sebesar
Rp1.512.972.842,00 atau sebesar 12,81 persen dibandingkan
Pendapatan IIUPH (IHPH) Tanaman Industri TA 2014, yaitu
Rp11.807.078.232,00.

b. Pendapatan IIUPH (IHPH) Hutan Alam terdapat pada


Eselon I Sekretariat Jenderal sebesar Rp47.018.423.750,00
atau sebesar 30,43 persen dibandingkan estimasinya yaitu
Rp154.463.068.000,00. Realisasi Pendapatan IIUPH (IHPH)
Hutan Alam TA 2014 adalah sebesar Rp184.130.326.766,00.
Dengan demikian, bila dibandingkan dengan tahun
sebelumnya terdapat penurunan sebesar
Rp137.111.903.016,00 atau 74,46 persen.

5. Pendapatan Penggunaan Kawasan Hutan (42144)


Pendapatan Penggunaan Kawasan Hutan merupakan
Pendapatan Untuk Kepentingan Pembangunan Di Luar Kegiatan
Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan penyetorannya
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No.91/PMK.02/2009
tentang tata cara pengenaan, pemungutan dan penyetoran
Penerimaan Negara Bukan Pajak.
Pendapatan Penggunaan Kawasan Hutan sebesar

Catatan atas Laporan Keuangan LRA Pendapatan Negara dan Hibah


32
LK Kementerian LHK (Audited)

Rp1.057.239.478.313,00 atau sebesar 124,44 persen dari


estimasinya sebesar Rp849.588.379.696,00 Pendapatan ini
mengalami kenaikan sebesar Rp177.391.406.628,00 atau
sebesar 20,16 persen dibandingkan realisasi tahun sebelumnya,
yaitu sebesar Rp879.848.071.685,00. Pendapatan ini terdapat
pada Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem
sebesar Rp100.850.000,00 dan Ditjen Planologi Kehutanan dan
Tata Lingkungan sebesar Rp1.057.138.628.313,00.

6. Pendapatan Jasa Perbenihan dan Kehutanan (42145)


Pendapatan ini merupakan pendapatan yang berkaitan dengan
pembangunan sumberdaya genetik, pemuliaan tanaman hutan,
pengadaan dan pengedaran benih dan bibit, serta sertifikasi.
Pendapatan tersebut muncul sejak terbitnya PP 12 Tahun 2014
tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan
Pajak yang berlaku pada Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan. Realisasi TA 2015 atas pendapatan ini adalah
sebesar Rp194.360.380,00, tidak terdapat estimasi dan
pendapatan ini mengalami kenaikan sebesar Rp149.229.330,00
atau sebesar 430,66 persen dibandingkan realisasi tahun
sebelumnya yaitu sebesar Rp45.131.050,00.
Pendapatan ini dibagi menjadi 3 (tiga) jenis yaitu :
a. Pendapatan dari Kegiatan Perijinan di Bidang Perbenihan
sebesar Rp7.568.400,00 dari Eselon I Ditjen Pengendalian
DAS dan Hutan Lindung.
b. Pendapatan dari sertifikasi Benih sebesar Rp166.291.980,00
dari EselonI Ditjen Pengendalian DAS dan Hutan Lindung.
c. Pendapatan dari Pengumpulan Benih dan Anakan sebesar
Rp10.500.000,00 dari Eselon I Badan Penelitian,
Pengembangan dan Inovasi.

Berikut grafik perbandingan antara realisasi penerimaan


sumber daya alam pada TA 2015 dan 2014 sebagai berikut:

Catatan atas Laporan Keuangan LRA Pendapatan Negara dan Hibah


33
LK Kementerian LHK (Audited)

2,500,000

Millions
2,000,000
1,500,000
1,000,000
500,000
-
TA 2015

Grafik 2. Komposisi Realisasi Penerimaan SDA


TA 2015 dan 2014

Realisasi PNBP Lainnya B.1.2 Penerimaan Negara Bukan Pajak Lainnya


Rp1.155.339.587.480,00
Realisasi penerimaan PNBP Lainnya dalam TA 2015 tercapai
sebesar Rp1.155.339.587.480,00 atau sebesar 2552,39 persen
dibandingkan estimasinya sebesar Rp45.264.979.524,00 atau
mengalami kenaikan sebesar 42,12 persen apabila dibandingkan
dengan realisasi penerimaan PNBP Lainnya tahun sebelumnya
sebesar Rp812.937.198.645,00. Pengembalian Penerimaan PNBP
Lainnya adalah sebesar Rp5.632.000,00, sedangkan Realisasi
Penerimaan PNBP Lainnya bruto adalah sebesar
Rp1.155.339.587.480,00.
Adapun Realisasi PNBP lainnya dirinci dalam tabel sebagaimana
berikut:

Catatan atas Laporan Keuangan LRA Pendapatan Negara dan Hibah


34
LK Kementerian LHK (Audited)

Tabel 8. Perbandingan Penerimaan PNBP Lainnya


TA 2015 dan 2014
No Uraian Tahun Anggaran Kenaikan
TA 2015 TA 2014 (Penurunan)

1 Pendapatan Penjualan Hasil 219.251.800,00 38.220.000,00 181.031.800,00


Produksi Sitaan
2 Pendapatan dari 2.918.341.096,00 2.873.772.000,00 44.569.096,00
Pemindahtanganan BMN
3 Pendapatan dari pemanfaatan 37.895.543.850,00 60.920.181.812,00 (23.024.637.962,00)
BMN
4 Pendapatan dari Pengelolaan - 9.480.000,00 (9.480.000,00)
BMN
5 Pendapatan Jasa I 416.757.600,00 53.060.000,00 363.697.600,00

6 Pendapatan Jasa II 253.806.872,00 193.761.227,00 60.045.645,00

7 Pendapatan Layanan Jasa - 3.076.837,00 (3.076.837,00)


Perbankan
8 Pendapatan Bunga 351.546.085.605,00 340.953.572.393,00 10.592.513.212,00

9 Pendapatan Gratifikasi dan Uang - 109.487.400,00 (109.487.400,00)


Sitaan Hasil Korupsi
10 Pendapatan Dana Pengamanan 6.041.518.673,00 158.970.599,00 5.882.548.074,00
Hutan
11 Pendapatan dari PHKA 659.049.692.582,00 370.903.384.279,00 288.146.308.303,00

12 Pendapatan Denda 69.178.873.733,00 19.697.590.401,00 49.481.283.332,00

13 Pendapatan Denda II 24.750.000,00 - 24.750.000,00

14 Pendapatan izin Usaha Penyedia 15.900.000,00 - 15.900.000,00


Jasa Wisata Alam
15 Pendapatan dari Penerimaan 8.374.125.720,00 13.437.878.459,00 (5.063.752.739,00)
Kembali TAYL
16 Pendapatan Pelunasan Piutang 232.065.032,00 406.146.427,00 (174.081.395,00)

17 Pendapatan dari Penutupan 278,00 1.532.243,00 (1.531.965,00)


Rekening
18 Pendapatan Lain-lain 19.178.506.639,00 3.182.729.568,00 15.995.777.071,00

Pendapatan Bruto 1.155.345.219.480,00 812.942.843.645,00 342.402.375.835,00

Pengembalian Pendapatan 5.632.000,00 5.645.000,00 (13.000,00)

Pendapatan Netto 1.155.339.587.480,00 812.937.198.645,00 342.402.388.835,00

Berikut adalah penjelasan atas beberapa akun Penerimaan PNBP


Lainnya dengan nilai yang cukup signifikan.
1. Pendapatan Penjualan Hasil Produksi/Sitaan (42311)
sebesar Rp219.251.800,00 terdiri dari Pendapatan Penjualan
Hasil Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan (423111) sebesar
Rp172.600.000,00, Pendapatan Penjualan Hasil
Sitaan/Rampasan dan Harta Peninggalan (423114) sebesar
Rp37.837.800,00, Pendapatan Penjualan Informasi, Penerbitan,
Film, Survey, Pemetaan dan Hasil Cetakan Lainnya (423116)
sebesar Rp3.314.000,00 dan Pendapatan Penjualan Lainnya
(423119) sebesar Rp5.500.000,00.

Catatan atas Laporan Keuangan LRA Pendapatan Negara dan Hibah


35
LK Kementerian LHK (Audited)

Pendapatan Penjualan Hasil Produksi/Sitaan (42311) terdapat


pada Eselon I :
- Sekretariat Jenderal sebesar Rp41.151.800,00.
- Ditjen Pengendalian DAS dan Hutan Lindung sebesar
Rp5.500.000,00.
- Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi sebesar
Rp172.600.000,00.

2. Pendapatan dari Pemindah tanganan BMN (42312) sebesar


Rp2.918.341.096,00 terdiri atas :
1. Pendapatan dari Penjualan Tanah, Gedung dan Bangunan
(423121) sebesar Rp9.800.000,00.
2. Pendapatan dari Penjualan Peralatan dan Mesin (423122)
sebesar Rp946.158.116,00.
3. Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN Lainnya sebesar
Rp1.962.382.980,00.
Pendapatan dari Pemindah tanganan BMN (42312) terdapat
pada Eselon I:
- Sekretariat Jenderal sebesar Rp5.400.000,00.
- Inspektorat Jenderal sebesar Rp12.133.155,00.
- Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari sebesar
Rp521.963.000,00,.
- Ditjen Pengendalian DAS dan Hutan Lindung sebesar
Rp505.275.825,00.
- Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem sebesar
Rp1.328.656.116,00.
- Ditjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan sebesar
Rp41.260.000,00.
- Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi sebesar
Rp208.032.000,00.
- Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
sebesar Rp295.621.000,00.

3. Pendapatan dari Pemanfaatan BMN (42314) sebesar


Rp37.889.911.850,00 terdapat pada Eselon I :
- Sekretariat Jenderal sebesar Rp36.176.856.973,00.
- Inspektorat Jenderal sebesar Rp471.885,00.
- Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari sebesar
Rp36.600.086,00.
- Ditjen Pengendalian DAS dan Hutan Lindung sebesar
Rp102.297.019,00.

Catatan atas Laporan Keuangan LRA Pendapatan Negara dan Hibah


36
LK Kementerian LHK (Audited)

- Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem sebesar


Rp443.439.871,00.
- Ditjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan sebesar
Rp96.518.012,00.
- Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi sebesar
Rp264.036.612,00.
- Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
sebesar Rp769.691.392,00.

4. Pendapatan Jasa I (42321) yaitu Pendapatan Jasa Tenaga,


Pekerjaan, Informasi, Pelatihan dan Teknologi sesuai dengan
fungsi masing-masing Kementerian/Lembaga (423216) sebesar
Rp416.757.600,00 terdapat pada Eselon I Badan Penelitian,
Pengembangan dan Inovasi.

5. Pendapatan Jasa II (42322) yaitu Pendapatan Jasa Lembaga


Keuangan (Jasa Giro) (423221) sebesar Rp253.806.872,00
terdapat pada Eselon I :
- Sekretariat Jenderal sebesar Rp171.846.573,00.
- Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari sebesar
Rp5.798.192,00.
- Ditjen Pengendalian DAS dan Hutan Lindung sebesar
Rp3.661.819,00.
- Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem sebesar
Rp34.443.767,00.
- Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi sebesar
Rp11.923.250,00.
- Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
sebesar Rp16.294.875,00.
- Ditjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan sebesar
Rp4.155.762,00.
- Ditjen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
sebesar Rp3.210.187,00.
- Ditjen Pengendalian Perubahan Iklim sebesar
Rp2.472.447,00.

6. Pendapatan Bunga (42331) sebesar Rp351.546.085.605,00


merupakan Pendapatan Bunga Dari Rekening Pembangunan
Hutan (RPH) (423315) pada satuan kerja Biro Keuangan.
Pendapatan bunga Rekening Pembangunan Hutan merupakan
pendapatan bunga/jasa giro penempatan Dana reboisasi pada
RPH dan Rekening Cadangan Dana Reboisasi. Pencatatan

Catatan atas Laporan Keuangan LRA Pendapatan Negara dan Hibah


37
LK Kementerian LHK (Audited)

pendapatan bunga dari RPH dilakukan sesuai dengan


permintaan Kementerian Keuangan.

7. Pendapatan Dana Pengamanan Hutan (42372) sebesar


Rp6.041.518.673,00 merupakan pendapatan atas hasil lelang
kayu temuan/sitaan yang terdapat pada Eselon I :
- Sekretariat Jenderal sebesar Rp188.953.000,00.
- Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem
Rp37.730.000,00.
- Ditjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan
Rp5.814.835.673,00.

8. Pendapatan dari Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam


(42373) sebesar Rp659.049.692.582,00 terdiri dari:
1. Pendapatan Iuran Menangkap/Mengambil/Mengangkut
Satwa Liar/ Mengambil/Mengangkut Tumbuhan Alam Hidup,
Termasuk Sarang Burung Walet di Kawasan Konservasi
(IASL/TA) (423731) sebesar Rp14.536.516.402,00.
2. Pendapatan Pungutan Izin Pengusahaan Pariwisata Alam
(PIPPA) (432732) sebesar Rp3.471.265.000,00 terdapat
pada Eselon I Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan
Ekosistem.
3. Pungutan Masuk Obyek Wisata Alam (423735) sebesar
Rp117.874.891.216,00 terdapat pada Eselon I Ditjen
Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem.
4. Iuran Hasil Usaha Pengusahaan Pariwisata Alam (IHUPA)
(423736) sebesar Rp645.947.513,00 terdapat pada Eselon I
Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem.
5. Pendapatan Penggantian Nilai Tegakan (423738) sebesar
Rp522.459.322.451,00 terdapat pada satker Biro Keuangan
(Sekretariat Jenderal). Ganti rugi tegakan atau penggantian
nilai tegakan adalah salah satu kewajiban selain PSDH dan
DR yang harus dibayar kepada negara akibat dari izin
pemanfaatan kayu, penggunaan kawasan hutan melalui izin
pinjam pakai, kegiatan penyiapan lahan dalam pembangunan
hutan tanaman, dan dari areal kawasan hutan yang telah
dilepas dan dibebani Hak Guna Usaha (HGU) yang masih
terdapat hasil hutan kayu dari pohon yang tumbuh secara
alami sebelum terbitnya HGU. Nilai tegakan adalah harga
yang dibayar berdasarkan Laporan Hasil Produksi (LHP).
Saldo akun ini merupakan realisasi pendapatan Ganti Rugi
Nilai Tegakan (GRNT) yang disetorkan ke kas negara melalui

Catatan atas Laporan Keuangan LRA Pendapatan Negara dan Hibah


38
LK Kementerian LHK (Audited)

rekening penampungan GRNT yang dikelola oleh Biro


Keuangan Sekretariat Jenderal Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan. Penyetoran saldo rekening tersebut ke
rekening Kas Umum Negara dilakukan seminggu sekali
dalam bentuk mata uang rupiah.
6. Pendapatan Pungutan Hasil Usaha Jasa Wisata Alam
(423739) sebesar Rp61.750.000,00 terdapat pada Eselon I
Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem.

9. Pendapatan Denda I (42375) sebesar Rp69.178.873.733,00.


Termasuk dalam pendapatan ini adalah Pendapatan Denda
Pelanggaran Eksploitasi Hutan dan Denda Terkait Kegiatan
Pidana (423751) sebesar Rp68.387.542.080,00 dan Pendapatan
Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan Pemerintah
(423752) sebesar Rp791.331.653,00 yang tercatat pada
Eselon I :
- Sekretariat Jenderal sebesar Rp8.292.800,00.
- Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari sebesar
Rp163.019.433,00.
- Ditjen Pengendalian DAS dan Hutan Lindung sebesar
Rp202.393.828,00.
- Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem sebesar
Rp223.371.676,00.
- Ditjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan sebesar
Rp162.321.902,00.
- Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi sebesar
Rp21.385.227,00.
- Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Alam
Manusia sebesar Rp3.421.383,00.
- Ditjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan sebesar
Rp3.522.410,00.
- Ditjen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
sebesar Rp3.602.994,00.

10. Pendapatan Denda II (42376) sebesar Rp24.750.000,00


pendapatan denda ini berasal dari denda administrasi bidang
Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Eselon I
Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem sebesar
Rp24.750.000,00.

Catatan atas Laporan Keuangan LRA Pendapatan Negara dan Hibah


39
LK Kementerian LHK (Audited)

11. Pendapatan Izin Pemanfaatan Hutan (42377) yaitu


Pendapatan Iuran Izin Usaha Penyedia Jasa Wisata Alam
(423773) sebesar Rp15.900.000,00 terdapat pada Eselon I
Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem.

12. Pendapatan Pelunasan Piutang (42392) sebesar


Rp232.065.032,00 terdiri dari Pendapatan Penyelesaian
Tuntutan Ganti Rugi Non Bendahara (42392) sebesar
Rp160.019.942,00 dan Pendapatan Penyelesaian Tuntutan
Perbendaharaan (423922) sebesar Rp72.045.090,00 terdapat
pada Eselon I :
- Inspektorat Jenderal sebesar Rp27.000.000,00.
- Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari sebesar
Rp1.000.000,00.
- Ditjen Pengendalian DAS dan Hutan Lindung sebesar
Rp151.666.053,00.
- Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem sebesar
Rp50.741.290,00.
- Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
sebesar Rp1.657.689,00.

13. Pendapatan dari Penutupan Rekening (42393) sebesar


Rp278,00 karena Likuidasi terdapat pada Eselon I Ditjen
Konservasi Sumber Daya Alam Dan Ekosistem.

14. Pendapatan dari Penerimaan Kembali Tahun Anggaran


Yang Lalu (42395) sebesar Rp8.374.125.720,00. Termasuk di
dalamnya adalah :
 Penerimaan Kembali Belanja Pegawai Tahun Anggaran Yang
Lalu (423951) sebesar Rp2.522.117.936,00.
 Penerimaan Kembali Belanja Barang Tahun Anggaran Yang
Lalu (423952) sebesar Rp4.953.242.997,00.
 Penerimaan Kembali Belanja Modal Tahun Anggaran Yang
Lalu (423953) sebesar Rp625.127.710,00.
 Penerimaan Kembali Belanja Hibah Tahun Anggaran Yang
Lalu (423956) sebesar Rp32.410.992,00.
 Penerimaan Kembali Belanja Bantuan Sosial Tahun Anggaran
Yang Lalu (423957) sebesar Rp2.710.000,00.
 Penerimaan Kembali Belanja Lain-Lain Tahun Anggaran Yang
Lalu (423958) sebesar Rp238.516.085,00.

Catatan atas Laporan Keuangan LRA Pendapatan Negara dan Hibah


40
LK Kementerian LHK (Audited)

Pendapatan dari Penerimaan Kembali Tahun Anggaran Yang


Lalu terdapat pada Eselon I :
- Sekretariat Jenderal sebesar Rp2.078.984.437,00.
- Inspektorat Jenderal sebesar Rp197.805.549,00.
- Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari sebesar
Rp332.627.749,00.
- Ditjen Pengendalian DAS dan Hutan Lindung sebesar
Rp1.808.625.534,00.
- Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem
sebesar Rp1.370.944.357,00.
- Ditjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan sebesar
Rp2.041.095.796,00.
- Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi sebesar
Rp336.873.890,00.
- Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia sebesar Rp173.021.458,00.
- Ditjen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
sebesar Rp15.111.900,00.
- Ditjen Pengendalian Perubahan Iklim sebesar
Rp19.035.050,00.

15. Pendapatan Lain-Lain (42399) sebesar Rp19.178.506.639,00


terdiri dari Penerimaan Kembali Persekot/Uang Muka Gaji
(423991) sebesar Rp54.429.374,00 dan Pendapatan anggaran
lain-lain (42399) sebesar Rp19.124.077.265,00.
Pendapatan Lain-Lain terdapat pada Eselon I :
- Sekretariat Jenderal sebesar Rp14.216.843,00.
- Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari sebesar
Rp21.866,00.
- Ditjen Pengendalian DAS dan Hutan Lindung sebesar
Rp69.033.525,00.
- Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem sebesar
Rp496.440.269,00.
- Ditjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan sebesar
Rp143.595.094,00.
- Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi sebesar
Rp96.413.016,00.
- Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
sebesar Rp8.062.048,00.
- Ditjen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
sebesar Rp18.350.723.978,00.

Catatan atas Laporan Keuangan LRA Pendapatan Negara dan Hibah


41
LK Kementerian LHK (Audited)

Dari akun Penerimaan PNBP Lainnya, terdapat 7 (tujuh) penerimaan


khusus Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yaitu
Pendapatan Dana Pengamanan Hutan, Pendapatan Iuran
Menangkap/Mengambil/Mengangkut Satwa Liar/
Mengambil/Mengangkut Tumbuhan Alam Hidup (IASL/TA),
Pungutan Izin Pengusahaan Pariwisata Alam (PIPPA), Pungutan
Masuk Obyek Wisata Alam, Iuran Hasil Usaha Pengusahaan
Pariwisata Alam (IHUPA), Pendapatan Penggantian Nilai Tegakan
dan Pendapatan Denda Pelanggaran Eksploitasi Hutan.
Perbandingan realisasi Penerimaan PNBP Lainnya khusus.

Catatan atas Laporan Keuangan LRA Pendapatan Negara dan Hibah


42
LK Kementerian LHK (Audited)

Realisasi B.1.3 Pendapatan Badan Layanan Umum (BLU) (42491)


Pendapatan
BLU Pendapatan BLU adalah Pendapatan Jasa Layanan
Rp204,389,947,8 Perbankan BLU dengan realisasi TA 2015 sebesar
86,00
Rp204.389.947.866,00. Terdapat penurunan sebesar 7,69
persen atau sebesar Rp17.031.069.547,00 dibandingkan
tahun sebelumnya sebesar Rp221.421.017.413,00.
Pendapatan Badan Layanan Umum (BLU) Sekretariat
Jenderal TA 2015 terdiri dari Pendapatan Pengelolaan Dana
Khusus untuk Masyarakat dan Pendapatan BLU Lainnya.
Berikut perbandingannya:

Tabel 9. Perbandingan Pendapatan BLU


TA 2015 dan 2014

Naik /
Uraian 31 Des 2015 31 Des 2014
(Turun)
1. Pendapatan Jasa Layanan Umum - - %
100.00
2. Pengelolaan Dana Khusus untuk Masyarakat 3,923,900.00 3,920,387.00 0.09
3. Pendapatan Badan Layanan Umum Lainnya 204,386,023,986.00 221,417,097,026.00 (7.69)
Jumlah 204,389,947,886.00 221,421,017,413.00 (7.69)

Pendapatan pengelolaan Dana Khusus untuk Masyarakat


sebesar Rp3.923.900,00 merupakan penerimaan atas bunga
pinjaman dari debitur sedangkan pendapatan BLU Lainnya
sebesar Rp204.386.023.986,00 merupakan pendapatan atas
bunga jasa giro dan bunga pinjaman dana bergulir BLU.
Sebagaimana tercantum pada Peraturan Bersama Menteri
Keuangan dengan Menteri Kehutanan Nomor:
04/PMK.02/2013 dan Nomor: PB.1/Menhut-II/2012
tentang Pengelolaan Dana Reboisasi dalam rekening
Pembangunan Hutan, pada pasal 9 ayat 5 disebutkan bahwa
pendapatan dari pengelolaan dana bergulir termasuk bunga
dan jasa giro merupakan pendapatan Pusat Pembiayaan
Pembangunan Hutan (BLU).

Catatan atas Laporan Keuangan LRA Pendapatan Negara dan Hibah


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 43

Realisasi Belanja Negara B.2. BELANJA NEGARA


Rp5.741.724.282.918,00
Realisasi Belanja Negara Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Tahun 2015 setelah dikurangi Pengembalian Belanja, baik
transaksi Kas ataupun transaksi non kas, adalah sebesar
Rp5.741.724.282.918,00 atau 85,62 persen dari anggaran sebesar
Rp6.706.068.520.000,00.

B.2.1 Belanja Negara


Realisasi Belanja Negara TA 2015 adalah sebesar
Rp5.741.724.282.918,00 atau 85,62 persen dari anggaran sebesar
Rp6.706.068.520.000,00 atau naik 22,52 persen apabila dibandingkan
dengan realisasi belanja TA 2014 sebesar Rp4.686.333.370.448,00.
Adapun Realisasi Belanja Bruto adalah sebesar
Rp5.773.913.486.568,00 dengan pengembalian belanja sebesar
Rp32.189.203.650,00 Rincian Belanja Negara menurut Sumber Dana
adalah sebagaimana tabel berikut :

Tabel 10. Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja


Menurut Sumber Dana TA 20151
Kode Sumber Dana Anggaran Realisasi % Real
01 Rupiah Murni 5.324.299.280.400 4.707.911.540.311 88,42
02 Pinjaman LN 15.896.748.000 10.191.286.748 64,11
03 RM Pendamping 5.528.000.000 3.950.660.675 71,47
04 PNBP 1.066.528.489.600 900.852.807.513 84,47
06 BLU 100.839.647.000 36.062.009.634 35,76
09 HLN 165.314.840.000 58.390.357.652 35,32
10 Hibah Langsung DN 672.750.000 672.750.000 100,00
11 HLLN 26.988.765.000 23.692.870.385 87,79
Jumlah 6.706.068.520.000 5.741.724.282.918 85,62

Sedangkan rincian anggaran dan realisasi menurut jenis belanja,


tersaji pada tabel dan grafik sebagai berikut:

1
Realisasi Belanja setelah dikurangi Pengembalian Belanja
Catatan atas Laporan Keuangan LRA Belanja Negara
LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 44

Tabel 11. Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Menurut


Jenis Belanja TA 20152
Anggaran Realisasi
Kode Uraian Jenis Belanja % Real
(Rp) (Rp)
51 Belanja Pegawai 1.781.126.260.000,00 1.637.676.034.333,00 91,95

52 Belanja Barang 4.226.810.428.000,00 3.514.550.894.357,00 83,15

53 Belanja Modal 698.131.832.000,00 589.497.354.228,00 84,44

57 Belanja Bantuan Sosial - - 0,00

JUMLAH 6.706.068.520.000,00 5.741.724.282.918,00 85,62

Grafik 3. Komposisi Anggaran dan Realisasi Belanja Menurut Jenis


Belanja Tahun 2015

Realisasi Belanja Negara TA 2015 mengalami kenaikan sebesar


Rp1.055.390.912.470,00 atau sebesar 22,52 persen dibandingkan
dengan periode TA 2014 sebesar Rp4.686.333.370.448,00. Kenaikan
terjadi hampir pada semua belanja, kecuali Belanja Sosial. Berikut
rinciannya:

Tabel 12. Perbandingan Realisasi Belanja Menurut Jenis Belanja


TA 2015 dan 201413
Tahun Anggaran Kenaikan (Penurunan)
MAK Uraian
TA 2015 TA 2014 Rp. %
51 Belanja Pegawai 1.637.676.034.333,00 1.451.294.235.923,00 186.381.798.410,00 12,84
52 Belanja Barang 3.514.550.894.357,00 2.933.381.849.961,00 581.169.044.396,00 19,81
53 Belanja Modal 589.497.354.228,00 267.387.284.564,00 322.110.069.664,00 120,47
57 Belanja sosial - 34.270.000.000,00 (34.270.000.000,00) (100,00)
Jumlah 5.741.724.282.918,00 4.686.333.370.448,00 1.055.390.912.470,00 22,52

2
Realisasi Belanja setelah dikurangi Pengembalian Belanja
3
Realisasi Belanja setelah dikurangi Pengembalian Belanja
Catatan atas Laporan Keuangan LRA Belanja Negara
LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 45

B.2.1.1 Belanja Pegawai


Belanja Pegawai
Rp1.637.676.034.333,00 Realisasi belanja pegawai TA 2015 tercapai sebesar
Rp1.637.676.034.333,00 atau 91,95 persen dari anggaran belanja
sebesar Rp1.781.126.260.000,00 dan mengalami kenaikan sebesar
12,84 persen atau sebesar Rp186.381.798.410,00 apabila
dibandingkan dengan realisasi belanja TA 2014 sebesar
Rp1.451.294.235.923,00. Adapun Belanja Pegawai TA 2015 bruto
adalah sebesar Rp1.659.270.333.837,00 dengan pengembalian
belanja sebesar Rp21.594.299.504,00. Adapun rincian realisasi
Belanja Pegawai sebagaimana tabel berikut.

Tabel 13. Perbandingan Realisasi Belanja Pegawai


Menurut Jenis Belanja TA 2015 dan 2014
Tahun Anggaran Kenaikan (Penurunan)
Kode Uraian
TA 2015 TA 2014 Rp. %
5111 Belanja Gaji dan Tunjangan PNS 1.157.741.438.900,00 924.170.112.875,00 233.571.326.025,00 25,27
5115 Belanja Gaji dan Tunj. Pegawai non PNS - 399.900.000,00 (399.900.000,00) (100,00)
5121 Belanja Honorarium - - - 0.00
5122 Belanja Lembur 3.420.780.700,00 2.616.295.250,00 804.485.450,00 30,75
5124 Belanja Tunj. Khusus & Blj Peg Transito 498.108.114.237,00 558.192.715.907,00 (60.084.601.670,00) 0.00
Realisasi Bruto 1.659.270.333.837,00 1.485.379.024.032,00 173.891.309.805,00 11,71
Pengembalian Belanja 21.594.299.504,00 34.084.788.109,00 (12.490.488.605,00) (36,65)
Realisasi Netto 1.637.676.034.333,00 1.451.294.235.923,00 186.381.798.410,00 12,84

B.2.1.2 Belanja Barang


Belanja Barang Realisasi Belanja Barang TA 2015 tercapai sebesar
Rp3.514.550.894.357,00
Rp3.514.550.894.357,00 atau 83,15 persen dari anggaran belanja
sebesar Rp4.226.810.428.000,00. Realisasi Belanja Barang TA 2015
mengalami kenaikan sebesar 19,81 persen atau sebesar
Rp581.169.044.396,00 apabila dibandingkan dengan realisasi
belanja TA 2014 sebesar Rp2.933.381.849.961,00. Realisasi Belanja
Barang TA 2015 bruto adalah sebesar Rp3.524.911.544.814,00
dengan pengembalian belanja sebesar Rp10.360.650.457,00.

Catatan atas Laporan Keuangan LRA Belanja Negara


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 46

Tabel 14. Perbandingan Realisasi Belanja Barang


Menurut Jenis Belanja TA 2015 dan 2014
Kode Uraian Tahun Anggaran Kenaikan (Penurunan)
TA 2015 TA 2014 Rp. %
5211 Belanja Barang Operasional 214,746,596,670.00 219,264,714,803.00 (4,518,118,133.00) (2.06)
5212 Belanja Barang Non Operasional 1,193,472,734,987.00 1,274,762,745,617.00 (81,290,010,630.00) (6.38)
5218 Jenis belanja Persediaan 84,779,651,106.00 - 84,779,651,106.00 100.00
5221 Belanja Jasa 477,664,799,274.00 164,674,035,784.00 312,990,763,490.00 190.07
5231 Belanja Pemeliharaan 175,550,464,953.00 153,560,492,036.00 21,989,972,917.00 14.32
5241 Belanja Perjalanan Dalam Negeri 1,132,185,196,296.00 924,566,030,724.00 207,619,165,572.00 22.46
5242 Belanja Perjalanan Luar Negeri 26,948,938,477.00 8,611,824,406.00 18,337,114,071.00 212.93
5251 Belanja Barang BLU 33,890,183,634.00 20,531,689,806.00 13,358,493,828.00 100.00
5261 Belanja Barang u/ diserahkan masyrakat/Pemda 69,430,904,367.00 61,411,268,870.00 8,019,635,497.00 13.06
5262 Belanja Barang Penunjang Dana DK dan TP u/ diserahkan 110,247,000.00 1,113,840,000.00 (1,003,593,000.00) (90.10)
Pemda

5263 Belanja Barang Lainnya u/ diserahkan Pemda 116,131,828,050.00 31,538,313,850.00 84,593,514,200.00 268.22

5223 Belanja Jasa untuk Pencatatan Jasa dari Hibah - 78,317,357,043.00 (78,317,357,043.00) (100.00)
Realisasi Bruto 3,524,911,544,814.00 2,938,352,312,939.00 586,559,231,875.00 19.96
Pengembalian Belanja 10,360,650,457.00 4,970,462,978.00 5,390,187,479.00 108.44
Realisasi Netto 3,514,550,894,357.00 2,933,381,849,961.00 581,169,044,396.00 19.81

Belanja Modal B.2.1.3 Belanja Modal


Rp589.497.354.228,00
Realisasi Belanja Modal TA 2015 tercapai sebesar
Rp589.497.354.228,00 atau 84,44 persen dari anggaran belanja
sebesar Rp698.131.832.000,00. Belanja ini mengalami kenaikan
sebesar Rp322.110.069.664,00 atau sebesar 120,47 persen apabila
dibandingkan dengan realisasi belanja TA 2014 sebesar
Rp267.387.284.564,00. Adapun realisasi Belanja Modal TA 2015
bruto adalah sebesar Rp589.731.607.917,00 dengan pengembalian
belanja sebesar Rp234.253.689,00.
Rincian realisasi Belanja Modal adalah sebagai berikut :

Catatan atas Laporan Keuangan LRA Belanja Negara


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 47

Tabel 15. Perbandingan Realisasi Belanja Modal Menurut


jenis Belanja TA 2015 dan 2014
Tahun Anggaran Kenaikan (Penurunan)
Kode Uraian
TA 2015 TA 2014 Rp. %
5311 Belanja Modal Tanah 14,275,089,510.00 15,804,664,480.00 (1,529,574,970.00) (9.68)

5321 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 374,707,936,695.00 130,994,085,819.00 243,713,850,876.00 186.05

Belanja Modal Peralatan dan Mesin untuk


5322 - 1,519,213,152.00 (1,519,213,152.00) (100.00)
Pencatatan Peralatan dan Mesin dari Hibah

5331 Belanja Modal Gedung dan Bangunan 156,798,486,206.00 105,088,994,446.00 51,709,491,760.00 49.21

Belanja Modal Gedung dan Bangunan untuk


5332 - 2,028,563,000.00 (2,028,563,000.00) (100.00)
Pencatatan Gedung dan Bangunan dari Hibah

5341 Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan 15,228,842,714.00 5,617,526,232.00 9,611,316,482.00 171.10

5351 Belanja Pemeliharaan Yang Dikapitalisasi - - - -

5361 Belanja Modal Fisik Lainnya 26,549,426,792.00 6,325,780,346.00 20,223,646,446.00 319.70

Belanja Modal Lainnya untuk Pencatatan Aset


5362 - 10,000,000.00 (10,000,000.00) (100.00)
Tetap Lainnya dan/Aset Lainnya dari Hibah

5371 Belanja Modal BLU 2,171,826,000.00 128,075,860.00 2,043,750,140.00 1,595.73


Realisasi Bruto 589,731,607,917.00 267,516,903,335.00 322,214,704,582.00 120.45
Pengembalian Belanja 234,253,689.00 129,618,771.00 104,634,918.00 80.73
Realisasi Netto 589,497,354,228.00 267,387,284,564.00 322,110,069,664.00 120.47

Belanja Bantuan Sosial B.2.2 Belanja Bantuan Sosial


Rp0,00

Realisasi Belanja Bantuan Sosial pada TA 2015 mencapai sebesar


Rp0,00. Apabila dibandingkan dengan realisasi TA 2014 sebesar
Rp34.270.0000.000,00, terjadi penurunan sebesar Rp0,00 atau
sebesar 100 persen.

Catatan atas Laporan Keuangan LRA Belanja Negara


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited)) 48

Catatan Penting Lainnya B.3. CATATAN PENTING LAINNYA


B.3.1 Pengungkapan Estimasi Pendapatan
Estimasi Pendapatan pada Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan telah mengacu kepada Undang-Undang Nomor 27 Tahun
2014 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3
Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun
2015. Diantaranya estimasi tersebut meliputi pendapatan DR, PSDH,
IIUPH, PKH dan Pendapatan PHKA.

B.3.2 Pengungkapan Anggaran Belanja


Realisasi Belanja Negara (netto) pada Tahun 2015 adalah sebesar
Rp5.741.724.282.918,00 atau 85,62 persen dari anggaran. Beberapa
kondisi dan/atau permasalahan yang menyebabkan tidak optimalnya
realisasi penyerapan sampai dengan adalah:
1. Adanya kebijakan buka tutup, cut off maupun frezzing anggaran di
awal Tahun Anggaran akibat adanya proses penggabungan
Kementerian Kehutanan dan Kementerian Lingkungan Hidup. Hal
ini berpengaruh pada penyerapan anggaran yang terhambat dan
tidak maksimal.
2. Proses pembentukan anggaran dan pembentukan struktur
organisasi baru akibat adanya perubahan nomenklatur tidak
dilakukan bersamaan, sehingga mengakibatkan kegiatan
pelaksanaan anggaran tidak berjalan normal.
3. Adanya kebijakan untuk penghematan dan efisiensi anggaran,
diantaranya pengurangan kegiatan perjalanan dinas dan rapat
diluar kantor (Paket Meeting) sehingga tidak sepenuhnya belanja
dapat direalisasikan.
4. Masih seringnya terjadi perbedaan pemahaman antar pelaku
program terkait pelaksanaan kegiatan di satker, khususnya satker
Dekonsentrasi Tugas Pembantuan.

B.3.3 Pengungkapan Pelaksanaan Anggaran BA. 043 Kementerian LH


Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 165 Tahun 2014 tentang
Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja dan Keputusan Presiden
Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan
Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode 2014 - 2019, pada Tahun
2014 Kementerian Kehutanan digabung dengan Kementerian
Lingkungan Hidup dan mengalami perubahan nomenklatur menjadi
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Perubahan tersebut
menyebabkan likuidasi pada beberapa entitas Akuntansi pada
Kementerian Kehutanan dan Kementerian Lingkungan Hidup.

Catatan atas Laporan Keuangan Catatan Penting Lainnya


49
LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited))

Selanjutnya, sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor


272/PMK.05/2014 tentang Pelaksanaan Likuidasi Entitas Akuntansi
pada Kementerian Negara dan Lembaga, Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan melaksanakan proses likuidasi. Seluruh proses
likuidasi tersebut diselesaikan pada tanggal 28 Juni 2015.
Sebelum terselesaikannya proses likuidasi tersebut, Kementerian LHK
melaksanakan 2 (dua) DIPA dengan kode BA. 029 (Eks Kemhut) dan
043.(Eks Kem LH) untuk periode Januari sampai dengan Mei 2015.
Setelah proses likuidasi terselesaikan pada bulan Juni 2015,
Kementerian LHK melaksanakan 1 (satu) DIPA dengan kode BA. 029.
Pelaksanaan DIPA BA,. 029 tersebut membawa konsekuensi pada tidak
tersajikannya realisasi pelaksanaan DIPA BA. 043 periode Januari –
Mei 2015 pada LK Kem LHK (BA. 029) Tahun 2015.

Adapun Realisasi Pelasanaan DIPA BA. 043 (Eks. Kem LH) periode
Januari – Mei 2015 adalah sebagai berikut :

TA 2015
Uraian Catatan
Anggaran Realisasi % Realisasi

PENDAPATAN B.1
1 Penerimaan Negara Bukan Pajak B.1.1 Rp 1,668,840,000.00 Rp 3,924,322,455.00 235.15
Jumlah Pendapatan Rp 1,668,840,000.00 Rp 3,924,322,455.00 235.15

BELANJA B.2
Belanja Transaksi Kas
1 Belanja Pegawai B.2.1.1 Rp 122,872,939,000.00 Rp 37,877,173,213.00 30.83
2 Belanja Barang B.2.1.2 Rp 590,253,102,000.00 Rp 36,385,798,767.00 6.16
3 Belanja Modal B.2.1.3 Rp 94,966,799,000.00 Rp 1,444,522,719.00 1.52
Jumlah Belanja Transaksi Kas Rp 808,092,840,000.00 Rp 75,707,494,699.00 9.37

B Belanja Transaksi Non Kas


1 Belanja Barang B.2.2.1 Rp - Rp - -
Jumlah Belanja Transaksi Non Rp - Rp - -

Jumlah Belanja Rp 808,092,840,000.00 Rp 75,707,494,699.00 9.37

B.3.4 Pengungkapan PNBP

B.3.4.1 Pengungkapan atas Rekening Pembangunan Hutan (RPH)


Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2002 tentang
Dana Reboisasi, dinyatakan bahwa DR digunakan hanya untuk
membiayai kegiatan reboisasi dan rehabilitasi hutan dan lahan serta
kegiatan pendukungnya. Berkenaan dengan hal tersebut, berdasarkan
Peraturan Bersama Menteri Keuangan RI dan Menteri Kehutanan RI
nomor 06.1/PMK.01/2007 dan SKB.2/Menhut-II/2007 yang
telahdirevisidenganPeraturanBersamanomor04/PMK.02/2012;
nomor: PB.1/Menhut-II/2011 Pasal 2 bahwa dalam rangka
pengelolaan Dana Reboisasi bagian Pemerintah Pusat, Menteri

Catatan atas Laporan Keuangan Catatan Penting Lainnya


50
LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited))

Keuangan membuka dan menetapkan Rekening Pembangunan Hutan


pada Bank Umum. Posisi saldo pokok RPH per 31 Desember 2015
sebagai berikut:
1. Saldo Pokok per 31 Des 2015 adalah sebagai berikut :
 Saldo Pokok RPH Rp 4.379.017.301.000,00
 Saldo Pokok Rek. Cadangan DR Rp 167.860.809.595,00
2. Sumber-sumber RPH adalah sebagai berikut :
 DR Pengembalian Pinjaman Kredit Rp 1.237.711.343.661,40
Tahun 2007 s.d. 31 Des 2015
 Setoran DR tahun 2007 s.d. 2009 Rp 282.415.394.160,99
(pencairan pemblokiran rekening)
 Pend. bunga dan atau jasa giro RPH/ Rp 2.172.494.650.559,87
Rek Cad. DR tahun 2008 s.d. 31 Des 2015
3. Sisa DR yang tidak digunakan tahun Rp 1.475.767.503.876,12
2006 sd. 2010 (Temuan BPK-RI)
4. Saldo RPH ditambah DR di Kas Negara Rp 9.715.267.002.853,38
sebagai sumber RPH

B.3.5 Pengungkapan Rekonsiliasi Belanja


Sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh Kementerian
Keuangan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (SAI) telah
melakukan rekonsiliasi data Realisasi Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara dengan Kementerian Keuangan (SAU),untuk periode 1
Januari - 31 Desember 2015, secara resmi pada tanggal 12 Februari
2016. Berdasarkan hasil rekonsiliasi tersebut, masih terdapat selisih
(suspen)antara SAU dan SAI (Berita Acara Rekonsiliasi sebagaimana
terlampir).
Atas perbedaan tersebut, baik SAI maupun SAU melakukan koreksi
pada data transaksinya.

B.3.6 Pengungkapan Hibah


Pengungkapan terkait dengan Hibah di lingkup Kementerian

Catatan atas Laporan Keuangan Catatan Penting Lainnya


51
LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited))

Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2015, Posisi data hibah


Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan per 31 Desember
2015, sebanyak 67 Proyek, terdapat 3 mutasi tambahan di Direktorat
Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem. Sehingga per
31 Desember terdapat 70 Proyek Hibah sebagaimana tabel berikut :

Tabel Posisi Hibah per 31 Desember 2015 (Lampiran I)


M ut a s i pe r 3 1 Ke na i
pe r 3 0
Ko de D e s e m be r ka n/
No N a m a Es e lo n I J uni 2 0 15
Es e lo n I 2 0 15 (P e nu
(pro ye k) Ta m ba h Kura ng
( pro ye k) runa n
)
1 01 Sekretariat Jenderal 3 0 0 3 0
2 03 Ditjen. PHPL 3 0 0 3 0
3 04 Ditjen. BP DAS HL 7 0 0 7 0
4 05 Ditjen. KSDAE 21 3 0 24 3
5 06 Ditjen. Planhut & TL 2 0 0 2 0
6 07 Badan Litbang & Inovasi 19 0 0 19 0
7 08 Badan PPSDM 1 0 0 1 0
8 09 Ditjen PSKL 1 0 0 1 0
9 10 Ditjen Gakum LHK 0 0 0 0 0
10 11 Ditjen PPI 6 0 0 6 0
12 12 Ditjen PSL B3 0 0 0 0 0
13 13 Ditjen PPKL 4 0 0 4 0
Realisasi Hibah berdasarkan Pengesahan, sampai dengan tanggal 31
Desember 2015 disajikan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel Realisasi Hibah sampai dengan 31 Desember 2015


Mekanisme PAGU Realisasi Belanja Sisa
No Pencairan dan
Bentuk Hibah
1 Terencana 171,167,947,000.00 63,205,802,619.00 107,962,144,381.00
2 Langsung Uang 21,808,408,000.00 19,550,175,418.00 2,258,232,582.00
Langsung
3 Barang/Jasa - 51,541,033,357.00 (51,541,033,357.00)
Jumlah 192,976,355,000.00 134,297,011,394.00 110,220,376,963.00

A. HIBAH TERENCANA
Hibah Terencana sampai dengan 31 Desember 2015 yaitu

Catatan atas Laporan Keuangan Catatan Penting Lainnya


52
LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited))

terdapat 10 (Sepuluh) Proyek Hibah Terencana dengan pagu


sebesar Rp.171.167.947.000,00 dan Realisasi sebesar
Rp.63.205.802.619,00.

B. HIBAH LANGSUNG UANG


Hibah Langsung Uang sampai dengan 31 Desember 2015 yaitu
terdapat 19 (Sembilan Belas ) Proyek dengan Pagu sejumlah
Rp21.808.408.000,00 dan Realisasi sejumlah
Rp19.550.175.418,00.

C. HIBAH LANGSUNG BARANG/JASA


Hibah Langsung Barang/Jasa sampai dengan 31 Desember 2015
yaitu terdapat 17 (Tujuh Belas) Proyek dengan realisasi sejumlah
Rp.51.541033.357,00. Daftar proyek Hibah Langsung Barang/Jasa.

secara khusus dijelaskan dalam laporan terpisah sebagaimana


terlampir terpisah.

Catatan atas Laporan Keuangan Catatan Penting Lainnya


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited)) 53

C. PENJELASAN ATAS POS- POS NERACA


Aset Lancar C.1. Aset Lancar
Rp1,54T
Nilai Aset Lancar per 31 Desember 2015 dan per 31 Desember 2014
adalah masing-masing sebesar Rp1.546.323.487.933,00 dan
Rp1.001.242.103.780,00.
Aset lancar merupakan aset yang diharapkan segera untuk dapat
direalisasikan atau dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu
12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan.
Rincian Aset Lancar pada Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan per 31 Desember 2015 dan per 31 Desember 2014 tersaji
pada tabel berikut ini.
Tabel 16.
Rincian Aset Lancar per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 20141
Kenaikan/
No. Aset Lancar 31 Des 2015 31 Des 2014 %
Penurunan
1 Kas di Bendahara 10,367,865,452 2,201,039,698 8,166,825,754 371.04
Pengeluaran
2 Kas di Bendahara 348,354,616 3,704,808,528 (3,356,453,912) (90.60)
Penerimaan
3 Kas Lainnya dan Setara 61,223,560,729 52,246,306,515 8,977,254,214 17.18
4 Kas
Kas pada BLU 584,750,192,417 416,422,254,165 168,327,938,252 40.42
5 Belanja Dibayar di Muka 6,809,588,874 933,576,678 5,876,012,196 629.41
(Prepaid)
7 Pendapatan yang masih 8,375,000 0 8,375,000 0.00
harus diterima
8 Piutang Bukan Pajak 711,125,511,755 437,136,108,161 273,989,403,594 62.68
(Netto)
9 Bag Lancar Tagihan 136,588,916 180,496,701 (43,907,785) (24.33)
TP/TGR (Netto)
10 Persediaan 171,553,450,174 88,417,513,334 83,135,936,840 94.03
Jumlah 1,546,323,487,933 1,001,242,103,780 545,081,384,153 54.44

Kas di Bendahara C.1.1 Kas di Bendahara Pengeluaran (1116)


Pengeluaran
Rp10,36M Kas di Bendahara Pengeluaran merupakan kas yang dikuasai,
dikelola, dan dibawah tanggungjawab Bendahara Pengeluaran
yang berasal dari sisa UP/TUP yang belum
dipertanggungjawabkan atau disetorkan kembali ke Kas Negara
per tanggal neraca.’
Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2015 dan
per 31 Desember 2014 adalah masing-masing sebesar
Rp10.367.865.452,00 dan Rp2.201.039.698,00. Rincian saldo
Kas di Bendahara Pengeluaran per Eselon I Lingkup Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan adalah sebagai berikut:

1
Saldo Piutang Bukan Pajak dan Bagian Lancar TP/TGR adalah netto (setelah dikurangi dengan penyisihan).

Catatan atas Laporan Keuangan Penjelasan Pos-Pos Neraca


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 54

Tabel 17. Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran per Eselon I


Eselon I Saldo per Kenaikan %
31 Des 2015 31 Des 2014 (Penurunan)
1 Setjen 1,155,188,976 199,316,339 955,872,637 479.58
2 Itjen 14,200,000 0 14,200,000 0.00
3 Ditjen PHPL 169,507,000 7,476,417 162,030,583 2,167.22
4 Ditjen PDASHL 545,974,430 51,564,139 494,410,291 958.83
5 Ditjen KSDAE 2,476,350,900 1,621,969,082 854,381,818 52.68
6 Ditjen PKTL 170,571,323 253,897,359 (83,326,036) (32.82)
7 Badan Litbang 477,423,450 66,535,362 410,888,088 617.55
8 Badan P2SDM 191,619,502 281,000 191,338,502 68,091.99
9 Ditjen PSKL 4,480,700 0 4,480,700 0.00
10 Ditjen Gakum 3,215,762,440 0 3,215,762,440 0.00
11 Ditjen PPI 1,944,943,366 0 1,944,943,366 0.00
12 Ditjen PSLB3 1,843,365 0 1,843,365 0.00
13 Ditjen PPKL 0 0 0 0.00
Jumlah 10,367,865,452 2,201,039,698 8,166,825,754 371.04

Kas di bendahara pengeluaran tersebut merupakan saldo rekening


koran bank yang dibuka oleh Bendahara Pengeluaran untuk
kepentingan operasional dan saldo kas tunai (brankas). Rincian
satuan kerja dengan saldo Kas di Bendahara Pengeluaran
sebagaimana tercantum dalam lampiran.
Yang termasuk dalam saldo Kas di Bendahara Pengeluaran per 31
Desember 2015 sebesar Rp10.367.865.452,00 tersebut salah
satunya adalah:
 UP yang belum dipertanggungjawabkan oleh Bendahara
Pengeluaran DIPA tahun 2009 sebesar Rp1.264.730.970,00
pada satuan kerja Balai Besar TN Kerinci Seblat yang sampai
saat ini masih dalam proses penyehatan pembukuan melalui
Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan. Penjelasan lebih lanjut atas kas dibendahara
pengeluaran BBTN Kerinci Seblat terdapat pada catatan penting
lainnya.

Kas di Bendahara C.1.2 Kas di Bendahara Penerimaan (1117)


Penerima
Rp348,35Jt Kas di Bendahara Penerimaan mencakup seluruh kas, baik saldo
rekening di Bank maupun saldo uang tunai, yang berada di bawah
tanggung jawab Bendahara Penerimaan yang sumbernya berasal
dari pelaksanaan tugas pemerintahan berupa Penerimaan Negara
Bukan Pajak. Saldo kas ini mencerminkan saldo yang berasal dari
pungutan yang sudah diterima oleh bendahara penerimaan selaku
wajib pungut yang belum disetorkan ke Kas Negara per tanggal
neraca.
Besarnya Saldo Kas di Bendahara Penerimaan per 31 Desember
2015 dan per 31 Desember 2014 adalah masing-masing sebesar
Rp348,354,616,00 dan Rp3.704.808.528,00 dengan rincian per
Eselon I Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
sebagai berikut:

Catatan atas Laporan Keuangan Penjelasan Pos-Pos Neraca


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 55

Tabel 18. Rincian Kas di Bendahara Penerimaan per Eselon I


Kd Es1 Eselon I Saldo per Kenaikan %
31 Des 2015 31 Des 2014 (Penurunan)
01 Setjen 34,932,508 2,566,637,888 (2,531,705,380) (98.64)
04 Ditjen PDASHL 200,000 0 200,000 0.00
05 Ditjen KSDAE 313,222,108 1,138,170,640 (824,948,532) (72.48)
Jumlah 348,354,616 3,704,808,528 (3,356,453,912) (90.60)

Saldo Kas di Bendahara Penerimaan Per 31 Desember 2015


sebesar Rp348.354.616,00 terdiri dari:
1. Saldo Kas di Bendahara Penerimaan pada Sekretariat Jenderal
sebesar Rp34.932.508,00 merupakan saldo giro pada rekening
bendahara penerima PNBP Kehutanan yang belum disetor ke
Kas Negara pada satuan kerja Biro Keuangan, dengan rincian
sebagai berikut:
Rincian Kas di Bendahara Penerimaan Sekretariat Jenderal
per 31 Des 2015
Saldo (Rp)
No. Jenis Giro PNBP Nomor Rekening
31 Des 2015
1. USD. Dana Reboisasi Murni*) 102.00.0481971.7 1,998,481.65
2. USD. Dana Reboisasi Tunggakan*) 102.00.0481970.9 223,341.05
3. Rupiah PSDH 102.00.0420400.1 10,193,037.87
4. Rupiah PSDH 102.00.0420409.2 9,243.20
5. Rupiah IIUPH 102.00.0420387.0 -
6. Rupiah DPEH 102.00.0473583.0 1,730,932.69
7. Rupiah Peng. Pinjaman 102.00.0518720.5 12,652.55
8. Rupiah Ganti Rugi Nilai Tegakan 102.00.0536191.7 20,764,818.89

JUMLAH 34,932,507.90

 Posisi saldo Dana Reboisasi-Murni dalam dollar Amerika


Serikat sebesar USD.144.87 dan saldo Dana Reboisasi-
Tunggakan sebesar USD.16.19 dengan asumsi menggunakan
kurs tengah BI tanggal 31 Desember 2015 (USD.1.00 =
Rp.13.795,00).

Berdasarkan total saldo kas di bendahara penerimaan di atas,


terdapat selisih antara perhitungan aplikasi dan perhitungan
riil sebesar Rp0,10 (Rp34.932.508,00 – Rp34.932.507,90)
karena pada aplikasi tidak mengakomodir dua digit
dibelakang koma, sehingga penginputan aplikasi dilakukan
pembulatan ke atas.
Kas di Bendahara Penerimaan sebesar nilai tersebut secara
keseluruhan telah disetor dan diterima rekening Kas Negara
pada Bulan Januari 2015, dengan rincian sebagai berikut :
a. Pendapatan PSDH sebesar Rp10.202.281,07
(Rp10.193.037,87 dan Rp9.243,20) telah disetor dan
diterima kas negara pada tanggal 4 Januari 2016 dengan
rincian sebagai berikut:

Catatan atas Laporan Keuangan Penjelasan Pos-Pos Neraca


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 56

- PSDH sebesar Rp10.193.037,87 disetor dengan kode


NTB000000388582 dan NTPN AB2A97I2H9ME5KGK8;
- PSDH sebesar Rp9.243,20 disetor dengan kode NTB
000000389525 dan NTPN F421A7IKBNJUOOK8.
b. Pendapatan terkait dengan pengembalian pinjaman sebesar
Rp12.652,55 telah disetor kas negara pada tanggal 4
Januari 2016 dengan kode NTB 000000390398 dan NTPN
CE3ED7JA8HRSA0K8.
c. Pendapatan GRNT sebesar Rp20.764.818,89 telah disetor
dan diterima kas negara pada tanggal 4 Januari 2016
dengan kode NTB 000000395896 dan NTPN
4A0237MLK8G1BLK8.
d. Pendapatan DPEH sebesar Rp1.730.932,69 telah disetor
dan diterima kas negara pada tanggal 4 Januari 2016
dengan kode NTB 000000391351 dan NTPN
375B47JLMLT36QK8.
e. Khusus untuk setoran pendapatan DR (Murni dan
Tunggakan) sebagai berikut:
Jumlah Jagir Kurs Tengah Saldo (Rp)
No. Keterangan Selisih
(DR) 31-Dec-15 04-Jan-16 31-Dec-15 04-Jan-16
1 PNBP DR Murni USD 144.87 13,795 13,898 1,998,481.65 2,013,403.26 Rp (14,921.61)
2 PNBP DR Tunggakan USD 16.19 13,795 13,898 223,341.05 225,008.62 Rp (1,667.57)
JUMLAH Rp (16,589.18)

Pendapatan DR Murni sebesar Rp2.013.403,26 telah disetor


dan diterima pada tanggal 4 Januari 2016 dengan kode NTB
000000393429 dan NTPN 39F027L24MAIA0K8 sedangkan
DR Tunggakan sebesar Rp225.008,62 telah disetor dan
diterima kas negara pada tanggal 4 Januari 2016 dengan kode
NTB 000000395261 dan NTPN FFBE7M5SOJFM3K8.
Terdapat selisih antara saldo jasa giro DR (Murni dan
Tunggakan) per 31 Des 2015 dengan saldo saat penyetoran
tanggal 4 Januari 2016 sebesar Rp16.589,18. Hal tersebut
disebabkan karena penyetoran jasa giro atas PNBP DR (Murni
dan Tunggakan) tidak lagi melalui nota transfer, melainkan
melalui penyetoran melalui billing aplikasi MPN G2
(SIMPONI). Selain itu, saldo kas di bendahara penerimaan
untuk jasa giro DR menggunakan kurs per 31 Desember 2015
sedangkan saldo jasa giro DR yang disetor ke Kas Negara
menggunakan kurs tanggal penyetoran (per tanggal 4 Januari
2016).

Catatan atas Laporan Keuangan Penjelasan Pos-Pos Neraca


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 57

2. Saldo Kas di Bendahara Penerimaan pada Direktorat Jenderal


PDASHL sebesar Rp200.000,00 merupakan Saldo Kas di
Bendahara Penerimaan Pada BPTH Bali Nusa Tenggara telah
disetor ke Kas Negara pada tanggal 6 Januari 2016
7A58A47TMI8KQ652 dengan rincian sebagai berikut:
Keterangan Th 2015 Th 2014

Uang Tunai - -
Bank BRI No.acc
055601000518309 200,000 -

Jumlah 200,000 -

3. Saldo Kas di Bendahara Penerimaan pada Direktorat Jenderal


KSDAE sebesar Rp313.222.108,00. Rincian saldo kas di
bendahara penerima per satker tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pendapatan pungutan masuk objek wisata alam dan
pungutan hasil usaha jasa wisata alam pada BTN Kelimutu
sebesar Rp4.038.000,00 dengan rincian sebagai berikut:
- Pendapatan pungutan masuk objek wisata alam sebesar
Rp3.988.000,00 dan disetorkan ke kas negara pada tanggal
5 Januari 2016 dengan NTPN E07B01H3M2N0A6CG.
- Pendapatan pungutan hasil usaha jasa wisata alam pada
tanggal sebesar Rp50.000,00 dan disetorkan ke kas negara
tanggal 5 Januari 2016 dengan NTPN 6B8081H36BPO60CG.
b. Saldo Kas pada Bendahara Penerimaan pada BTN Meru
Betiri sebesar Rp5.326.000,00 merupakan pungutan karcis
masuk obyek wisata alam belum di setor ke Kas Negara dan
masih terdapat pada petugas pemungut dengan rincian: di
Pos Andongrejo SPTN Wilayah II Ambulu senilai
Rp466.000,00 dan di Pos Rajegwesi SPTN Wilayah I
Sarongan senilai Rp4.860.000,00 yang sudah disetorkan ke
Kas Negara pada tanggal 07 Januari 2016.
c. Saldo Kas pada Bendahara Penerimaan pada BBKSDA Jawa
Barat sebesar Rp2.945.000,00 merupakan pungutan karcis
masuk obyek wisata alam yang berasal dari TWA
Telagawarna sebesar Rp1.450.000,00 dan TWA Sukawayana
sebesar Rp1.495.000,00 telah disetor ke Kas Negara pada
tanggal 14 Januari 2016 dengan NTPN EBD586979P4DQ29E
dan 019FD6978189BC9E
d. Saldo Kas pada Bendahara Penerimaan pada BTN Gunung
Merapi sebesar Rp5.200.000,00 merupakan pungutan karcis
masuk obyek wisata alam.

Catatan atas Laporan Keuangan Penjelasan Pos-Pos Neraca


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 58

e. Saldo Kas pada Bendahara Penerimaan pada BKSDA


Kalimatan Selatan sebesar Rp500,00 berupa sisa pendapatan
pungutan masuk objek wisata alam telah disetorkan pada
tanggal 11 Januari 2016 dengan NTPN 185992L2LI218OVP.
f. Saldo Kas pada Bendahara Penerimaan BKSDA Jawa Tengah
sebesar Rp79.725.000,00 merupakan karcis masuk Taman
Wisata Alam pada tanggal 31 Desember 2015 masih terdapat
di pejabat pemungut dan baru disetor pada tanggal 4 Januari
2015 ke rekening bendahara penerima kemudian telah
disetorkan ke kas negara oleh bendahara penerima dengan
Nomor NTB: 160104974365 dan NTPN:
509BB42KP3NA0DK2.
g. Saldo Kas pada Bendahara Penerimaan BKSDA Nusa
Tenggara Barat Rp555.000,00 merupakan karcis masuk
Taman Wisata Alam pada tanggal 31 Desember 2015 masih
terdapat di pejabat pemungut dan baru disetor pada tanggal
4 Januari 2015.
h. Saldo Kas pada Bendahara Penerimaan BBTN Bromo
Tengger Semeru sebesar Rp137.360.000 merupakan
pungutan karcis masuk obyek wisata alam.
i. Saldo Kas pada Bendahara Penerimaan BBKSDA Jawa Timur
sebesar Rp34.766.000 merupakan pungutan karcis masuk
obyek wisata alam.
j. Saldo Kas pada Bendahara Penerimaan BKSDA Maluku
sebesar Rp1.836.608 dengan rincian sebagai berikut:
- Pendapatan iuran ijin angkut satwa dan tumbuhan
(423731) sebesar Rp1.835.000.
- Pendapatan jasa lembaga keuangan (bunga giro) sebesar
Rp1.608.
k. Saldo Kas pada Bendahara Penerimaan BTN Gunung Rinjani
sebesar Rp41.470.000 merupakan karcis masuk Taman
Wisata Alam pada tanggal 31 Desember 2015 masih terdapat
di pejabat pemungut dan baru disetor pada tanggal 4 Januari
2015.

Catatan atas Laporan Keuangan Penjelasan Pos-Pos Neraca


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 59

Kas Lainnya dan C.1.3 Kas Lainnya dan Setara Kas (1118)
Setara Kas
Rp61,22M Kas Lainnya dan Setara Kas mencakup Kas Lainnya di Bendahara
Pengeluaran, yaitu kas yang berada dibawah tanggungjawab
Bendahara Pengeluaran yang bukan berasal dari UP/TUP, baik itu
saldo rekening di Bank maupun saldo uang tunai.
Kas Lainnya dan Setara Kas per 31 Desember 2015 dan per 31
Desember 2014 adalah masing-masing sebesar
Rp61.223.560.729,00 dan Rp52.246.306.515,00. Rincian Saldo
Kas Lainnya dan Setara Kas per Eselon I Lingkup Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan adalah sebagai berikut:
Tabel 19. Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas per Eselon I
No Eselon I Saldo per Kenaikan %
31 Des 2015 31 Des 2014 (Penurunan)
1 Setjen 41,716,146,931 34,804,563,242 6,911,583,689 19.86
2 Itjen 0 0 0 0.00
3 Ditjen PHPL 1,303,715,246 0 1,303,715,246 0.00
4 Ditjen PDASHL 2,471,892,000 2,006,077,477 465,814,523 23.22
5 Ditjen KSDAE 6,827,212,531 10,480,042,670 (3,652,830,139) (34.86)
6 Ditjen PKTL 195,211 239,310,622 (239,115,411) (99.92)
7 Badan Litbang 5,904,749,549 4,057,534,877 1,847,214,672 45.53
8 Badan P2SDM 1,628,131,070 658,777,627 969,353,443 147.14
9 Ditjen PSKL 1,193,452,515 0 1,193,452,515 0.00
10 Ditjen Gakum 812,308 0 812,308 0.00
11 Ditjen PPI 177,253,368 0 177,253,368 0.00
12 Ditjen PSLB3 0 0 0 0.00
13 Ditjen PPKL 0 0 0 0.00
Jumlah 61,223,560,729 52,246,306,515 8,977,254,214 17.18

Nilai Kas Lainnya dan Setara Kas di Kementerian Lingkungan


Hidup dan Kehutanan terdiri dari: Kas Lainnya di Bendahara
Pengeluaran sebesar Rp57.579.522.520,00, Kas Lainnya di
Kementerian Negara/Lembaga dari Hibah sebesar
Rp1.486.334.818,00, Kas Lainnya di Bendahara Penerimaan
Rp36,00 dan Kas Lainnya di K/L dari Hibah yang belum disahkan
sebesar Rp2.157.703.355,00. Rinciannya sebagaimana dijelaskan
sebagai berikut:

Kas Lainnya di C.1.3.1 Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran (111821)


Bendahara
Pengeluaran Sesuai dengan surat Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor S-
Rp57,57M 9279/PB/2014 perihal Kebijakan Akuntansi atas Transaksi pada
Akhir Tahun Anggaran dalam Rangka Penyusunan LKKL Tahun
2014 serta Persiapan Penerapan Akuntansi Pemerintahan
Berbasis Akrual Tahun 2015, akun Kas Lainnya di Bendahara
Pengeluaran yang semula memiliki 2 (dua) alternatif lawan
akun, menjadi 4 (empat) alternatif lawan akun, yaitu:

Catatan atas Laporan Keuangan Penjelasan Pos-Pos Neraca


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 60

1. Utang Kepada Pihak Ketiga Lainnya (212191), digunakan


untuk mencatat belanja atas kegiatan yang telah selesai
dilaksanakan, namun sampai dengan tanggal pelaporan kas
tersebut masih terdapat di Bendahara Pengeluaran dan belum
dibayarkan kepada pihak ketiga.
2. Pendapatan yang Ditangguhkan (219611), digunakan untuk
mencatat pendapatan yang sampai dengan tanggal pelaporan
belum disetor ke Kas Negara.
3. Hibah Langsung yang Belum Disahkan (219671), digunakan
untuk mencatat kas yang berasal dari hibah langsung yang
belum disahkan oleh KPPN sampai dengan tanggal pelaporan.
4. Utang Pajak Bendahara Pengeluaran yang Belum Disetor
(219961), digunakan untuk mencatat potongan pajak yang
dipotong oleh Bendahara Pengeluaran dan Belum disetor ke
Kas Negara sampai dengan tanggal pelaporan.
Saldo Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran per 31
Desember 2015 sebesar Rp57.579.522.520,00 sedangkan Kas
Lainnya di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2014
sebesar Rp47.757.624.342,00. Rincian Kas Lainnya di
Bendahara Pengeluaran per Eselon I Lingkup Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan adalah sebagaimana tabel
berikut:
Tabel 20.
Rincian Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran per Eselon I
Kd Eselon I Saldo per Kenaikan %
31 Des 2015 31 Des 2014 (Penurunan)
01 Setjen 41,716,146,931 34,804,563,242 6,911,583,689 19.86
02 Itjen 0 0 0 0.00
03 Ditjen PHPL 1,303,715,246 0 1,303,715,246 0.00
04 Ditjen PDASHL 2,471,892,000 1,814,777,431 657,114,569 36.21
05 Ditjen KSDAE 5,290,712,767 10,083,484,610 (4,792,771,843) (47.53)
06 Ditjen PKTL 195,211 239,310,622 (239,115,411) (99.92)
07 Badan Litbang 3,974,380,892 156,710,810 3,817,670,082 2,436.12
08 Badan P2SDM 1,628,131,070 658,777,627 969,353,443 147.14
09 Ditjen PSKL 1,193,452,515 0 1,193,452,515 0.00
10 Ditjen Gakum 812,308 0 812,308 0.00
11 Ditjen PPI 83,580 0 83,580 0.00
12 Ditjen PSLB3 0 0 0 0.00
13 Ditjen PPKL 0 0 0 0.00
Jumlah 57,579,522,520 47,757,624,342 9,821,898,178 20.57

Berikut adalah penjelasan akun Kas Lainnya di Bendahara


Pengeluaran Rp.57.579.522.520,00 per 31 Desember 2015
terdiri dari:
 Saldo Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran pada Sekretariat
Jenderal per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014
sebesar Rp41.716.146.931,00 dan Rp.34.804.563.242,00.
Terdapat kenaikan pada nilai kas lainnya di bendahara

Catatan atas Laporan Keuangan Penjelasan Pos-Pos Neraca


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 61

pengeluaran per 31 Desember 2015 dibandingkan 2014.


Banyaknya saldo sisa tunjangan kinerja untuk pegawai lingkup
Sekretariat Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan serta Ex. Lingkungan Hidup yang belum dibagikan
pada satuan kerja Biro Keuangan dan Biro Umum, menjadi
faktor kenaikan nilai kas lainnya di bendahara pengeluaran
pada tahun 2015. Berikut perbandingannya.

No Uraian Satker 31 Des 2015 31 Des 2014


1 Biro Keuangan 4.553.216.862,00 129.677.117,00
2 Biro Umum 37.160.128.332,00 34.674.886.125,00
3 Dishut Sulawesi Utara 2.610.727,00 -
4 BLHD Sulawesi Tengah 177.975,00 -
5 BPLH Papua 13.035,00 -
Jumlah 41.716.146.931,00 34.804.563.242,00

Secara rinci Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran sebesar


Rp41.716.146.931,00 tersebut adalah sebagai berikut:
1. Biro Keuangan sebesar Rp4.553.216.862,00 terdiri dari:
a) Sebesar Rp4.528.687.275,00 merupakan sisa
pengembalian tunjangan kinerja untuk pegawai
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun
2015 yang masih terdapat pada rekening bendahara
pengeluaran per 31 Desember 2015 pada satuan kerja Biro
Keuangan.
b) Sebesar Rp24.529.587,00 merupakan saldo atas 2 (dua)
rekening Kementerian Kehutanan yang belum ditutup dari
hasil temuan pemeriksaan BPK-RI (secara detail dalam
pengungkapan lainnya), antara lain adalah:
 Rekening Bendahara Pengeluaran Program Rehabilitasi
dengan saldo Rp24.500.000,00.
 Rekening Kegiatan GERHAN dengan saldo Rp29.586,55.
2. Biro Umum sebesar Rp37.160.128.332,00 terdiri dari:
a) PNBP atas pengelolaan Gedung Manggala Wanabakti
(GMW) yang belum disetorkan ke Kas Negara sebesar
Rp2.814.631.258,00, antara lain meliputi:
 Penerimaan GMW untuk tahun 2015 sebesar
Rp1.160.694.360,00 berupa penerimaan sewa parkir,
sewa extention, sewa ruang auditorium, bagi hasil
catering, dll
 Sisa dana pengelolaan Gedung Manggala Wanabakti
periode tahun 2015 sebesar Rp1.653.936.898,00.

Catatan atas Laporan Keuangan Penjelasan Pos-Pos Neraca


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 62

b) Uang penyewa yang masih diperhitungkan (dikembalikan


kepada penyewa) sebesar Rp26.604.710.229,00 yang
terdiri dari uang deposit sewa dan telepon, service charge
dan uang yang seharusnya disetorkan ke kas negara atas
sewa perkantoran. Secara rinci dapat dilihat dalam
pengungkapan lainnya.
c) Tunjangan Kinerja Bulan Desember 2015 yang belum
dibagikan sebesar Rp7.738.602.034,00 terdiri dari:
 Pembayaran Tunjangan Kinerja bulan desember 2015
Lingkup Sekretariat Jenderal sebesar Rp1.952.166.383,00.
 Pembayaran Tunjangan Kinerja bulan desember 2015
Lingkup Ex. Lingkungan Hidup sebesar
Rp5.786.435.651,00.
d) Bunga Jasa Giro yang belum disetorkan ke kas negara pada
tanggal 31 Des 2015 sebesar Rp2.184.811,00 yaitu pada
Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) Penyiaran dan
Penyebaran Informasi Publik (Pushumas) sebesar
Rp1.138.871,00 dan Bendahara Pengeluaran Pembantu
(BPP) Pusat Keteknikan Kehutanan dan Lingkungan sebesar
Rp1.045.940,00.
3. Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Utara sebesar
Rp2.610.727,00 merupakan setoran pajak yang belum
disetorkan ke kas negara.
4. Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Tengah
sebesar Rp177.975,00 merupakan jasa giro yang belum
disetorkan sampai dengan 31 Desember 2015 ke kas negara.
5. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Papua sebesar
Rp13.035,00 merupakan jasa giro yang belum disetorkan
sampai dengan 31 Desember 2015 ke kas negara.
Berikut rincian Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran per
transaksi sebagai berikut:

No. Keterangan 30 Nov 2015 31 Des 2014


1 Rekening yang belum ditutup 24.529.587,00 24.529.587,00
3 Sisa Tunjangan Kinerja Remunerasi 2015 4.528.687.275,00 105.147.530,00
4 Uang Tukin yang belum dibagikan 7.738.602.034,00 1.985.411.667,00
5 Uang penyewa Gedung GMW yang masih 26.604.710.229,00 29.553.418.219,44
6 Penerimaan GMW yang belum disetor kas 2.814.631.258,00 3.134.880.889,00
7 Bunga Jasa Giro Rek. Bendahara 2.375.821,00 -
8 Pajak yang belum disetor 2.610.727,00
9 Sisa Uang Makan belum disetor ke kas negara - 1.175.350,00
Jumlah 41.716.146.931,00 34.804.563.242,44

Catatan atas Laporan Keuangan Penjelasan Pos-Pos Neraca


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 63

C.1.3.2 Kas Lainnya di Kementerian Negara / Lembaga dari Hibah


Kas Lainnya di (111822 & 111827)
K/L dari Hibah
Saldo Kas Lainnya di Kementerian Negara/Lembaga dari Hibah
Rp3,64M
per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah masing-
masing sebesar Rp3.644.038.173,00 dan Rp4.488.682.173,00. Kas
Lainnya di Kementerian Negara/Lembaga dari Hibah memiliki 2
(dua) lawan akun, yaitu Selisih Kurs Yang Belum Terealisasi Kas
Hibah Langsung (311715) dan Ekuitas Dana Lancar Lainnya dari
Hibah Langsung (311911). Rincian Kas Lainnya di Kementerian
Negara/Lembaga dari Hibah adalah sebagai berikut:
Tabel 21. Rincian Kas Lainnya di Kementerian Negara / Lembaga
dari Hibah per Eselon I
Saldo per Kenaikan
No Eselon I %
31 Des 2015 31 Des 2014 (Penurunan)
1 Ditjen BPDAS 0 191,300,046 (191,300,046) (100.00)
2 Ditjen KSDAE 1,536,499,728 396,558,060 1,139,941,668 287.46
3 Badan Litbang 1,930,368,657 3,900,824,067 (1,970,455,410) (50.51)
4 Ditjen PPI 177,169,788 0 177,169,788 -
Jumlah 3,644,038,173 4,488,682,173 (844,644,000) (18.82)

 Kas Lainnya dari Hibah pada Eselon I Direktorat Jenderal


Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Ditjen KSDAE)
sebesar Rp1.536.499.728,00 adalah sisa pagu hibah yang belum
direalisasikan sampai dengan 31 Desember 2015 dengan rincian
sebagai berikut:
 Hibah dari UNDP dengan nama project Enhanching The
Protected Area System in Sulawesi for Biodiversity
Conservation (E-PASS) sebesar Rp1.251.182.485.
 Hibah dari ITTO dengan project ITTO-CITES Program sebesar
Rp285.317.243.

 Kas Lainnya dari Hibah pada Eselon I Badan Litbang dan Inovasi
sebesar Rp1.930.368.657,00, dengan rincian sebagai berikut:
No Satuan Kerja Jumlah (Rp) Keterangan
1 BPTHHBK Kuok 599,459,720 Sisa Saldo Hibah
2 Sekretariat 328,804,663 Sisa Saldo Hibah
3 BBPBPTH Yogyakarta 1,002,104,274 Sisa Saldo Hibah
Total 1,930,368,657

Catatan atas Laporan Keuangan Penjelasan Pos-Pos Neraca


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 64

Kas Lainnya di  Kas Lainnya dari Hibah pada Eselon I Direktorat Jenderal
Bendahara
Penerimaan Rp36 Pengendalian Perubahan Iklim (Ditjen PPI) sebesar
Rp177.169.788,00 adalah sisa pagu hibah yang belum
direalisasikan sampai dengan 31 Desember 2015, yaitu Hibah
dari Institutional Strengthening dan HPMP.

C.1.3.3 Kas Lainnya di Bendahara Penerimaan (111825)


Kas Lainnya di Bendahara Penerimaan yang disajikan adalah
Kas yang berasal dari penerimaan yang belum diperhitungkan
atau belum dapat diakui sebagai pendapatan.
Saldo Kas Lainnya di Bendahara Penerimaan per tanggal 31
desember 2015 dan 31 Desember 2014 masing-masing adalah
sebesar Rp36,00 dan Rp0. Kas ini terdapat pada satker BKSDA
Sulawesi Utara, merupakan pendapatam jasa/bunga giro bulan
Desember 2015.

Kas pada Badan C.1.4 Kas pada Badan Layanan Umum (111911)
Layanan Umum
Rp584,75M Kas pada Badan Layanan Umum (BLU) yang disajikan adalah Kas
pada BLU yang telah disahkan oleh KPPN maupun yang belum
disahkan. Kas pada BLU yang merupakan dana kelolaan yang belum
digulirkan/diinvestasikan disajikan sebagai Aset Lainnya.
Kas pada Badan Layanan Umum (BLU) per 31 Desember 2015
dan 31 Desember 2014 masing-masing sebesar
Rp584.750.192.417,00 dan Rp416.422.254.165,00. Kas pada
BLU merupakan kas berada di bawah tanggung jawab bendahara
pengeluaran yang berasal dari dana bergulir BLU, baik saldo
rekening di bank maupun uang tunai. dengan rincian sebagaimana
sebagai berikut:

Catatan atas Laporan Keuangan Penjelasan Pos-Pos Neraca


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 65

Tabel 22. Rincian Kas pada Badan Layanan Umum

No Uraian Rekening 31-Des-15 31-Des-14


1 BRI Acc No. 0193-01-000811-30-7 1.763.129.503,00 687.796.895,00
2 BRI Acc No. 0193-01-001699-30-0 9.752.637.601,13 20.387.269.975,00
3 BRI Acc No. 0193-01-000830-30-1 36.744.804,00 312.164.544,00
4 Kas Brangkas di Bendahara Pengeluaran 197.680.509,00 35.022.751,00
5 Deposito BRI 1 bulan No. 0193-01-011054-40-1 18.000.000.000,00
6 Deposito BRI 1 bulan No. 0193-01-011116-40-7 20.000.000.000,00
7 Deposito BRI 1 bulan No. 0193-01-011254-40-9 25.000.000.000,00
8 Deposito BRI 1 bulan No. 0193-01-011125-40-6 43.000.000.000,00
9 Deposito BRI 1 bulan No. 0193-01-010284-40-1 60.000.000.000,00 60.000.000.000,00
10 Deposito BRI 1 bulan No. 0193-01-010569-40-3 40.000.000.000,00 40.000.000.000,00
11 Deposito BRI 1 bulan No. 0193-01-010700-40-7 20.000.000.000,00 20.000.000.000,00
12 Deposito BRI 1 bulan No. 0193-01-010835-40-6 50.000.000.000,00 50.000.000.000,00
13 Deposito BRI 1 bulan No. 0193-01-011011-40-3 20.000.000.000,00
14 Deposito BRI 1 bulan No. 0193-01-010924-40-9 40.000.000.000,00 40.000.000.000,00
15 Deposito BRI 1 bulan No. 0193-01-011334-40-3 25.000.000.000,00
16 Deposito BRI 1 bulan No. 0193-01-011338-40-7 20.000.000.000,00
17 Deposito BRI 1 bulan No. 0193-01-011400-40-8 25.000.000.000,00
18 Deposito BRI 1 bulan No. 0193-01-011207-40-2 20.000.000.000,00
19 Deposito BRI 1 bulan No. 0193-01-010925-40-5 15.000.000.000,00
20 Deposito BTN 1 bulan No. 00603-01-40-000879-3 17.000.000.000,00
21 Deposito BTN 1 bulan No. 00603-01-40-000846-8 23.000.000.000,00
22 Deposito BTN 1 bulan No. 00603-01-40-000847-6 20.000.000.000,00
19 Deposito BTN 1 bulan No. 00603-01-40-000862-0 10.000.000.000,00
20 Deposito BTN 1 bulan No. 00603-01-40-000863-8 30.000.000.000,00 30.000.000.000,00
21 Deposito BTN 1 bulan No. 00043-01-40-007302-7 35.000.000.000,00
22 Deposito BTN 1 bulan No. 00603-01-40-001184-3 10.000.000.000,00
23 Deposito BTN 1 bulan No. 00603-01-40-000908-2 17.000.000.000,00
24 Deposito BTN 1 bulan No. 00043-01-40-007392-0 35.000.000.000,00
25 Deposito Mandiri 1 bulan No.122-02-0496332-9 30.000.000.000,00 30.000.000.000,00
26 Deposito Mandiri 1 bulan No.122-02-0500861-1 30.000.000.000,00
Jumlah 584.750.192.417,13 416.422.254.165,00

Terdapat selisih sebesar Rp0,13 (Rp584.750.192.417,00–


Rp584.750.192.417,13) karena pada aplikasi tidak mengakomodir
dua digit dibelakang koma, sehingga penginputan aplikasi
dilakukan pembulatan ke atas.

Belanja dibayar C.1.5 Belanja Dibayar Dimuka (prepaid)(114112)


dimuka (Prepaid)
Rp6,80M Belanja dibayar dimuka (prepaid) merupakan pengeluaran satuan
kerja/pemerintah yang telah dibayarkan sepenuhnya dari Rekening
Kas Umum Negara dan membebani pagu anggaran, namun
barang/jasa/fasilitas dari pihak ketiga belum diterima/dinikmati
satuan kerja/pemerintah. Dengan kata lain, belanja dibayar di muka
merupakan hak yang masih harus diterima dari pihak ketiga setelah
tanggal neraca sebagai akibat dari telah dibayarkannya secara
penuh belanja dan membebani anggaran tahun anggaran berjalan
namun barang atau jasa belum diterima.
Belanja Dibayar Dimuka (prepaid) per 31 Desember 2015 adalah
sebesar Rp6.809.588.874,00 sedangkan Belanja Dibayar Dimuka
per 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp933.576.678,00. Rincian
saldo Belanja Dibayar Dimuka (Prepaid) per Eselon I Lingkup

Catatan atas Laporan Keuangan Penjelasan Pos-Pos Neraca


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 66

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan adalah sebagai


berikut:
Tabel 23.
Rincian Belanja Dibayar di Muka (Prepaid) menurut Eselon I
No Eselon I Saldo per Kenaikan %
31 Des 2015 31 Des 2014 (Penurunan)
1 Setjen 5,786,435,651 0 5,786,435,651 -
2 Ditjen PDASHL 192,086,928 127,157,381 64,929,547 51.06
3 Ditjen KSDAE 652,707,964 583,345,631 69,362,333 11.89
4 Ditjen PKTL 167,450,000 223,073,666 (55,623,666) (24.94)
5 Badan Litbang 10,908,331 0 10,908,331 -
Jumlah 6,809,588,874 933,576,678 5,876,012,196 629.41

Berikut rincian akun Belanja Dibayar Dimuka per 31 Desember


2015 sebesar Rp6.809.588.874,00 adalah terdiri dari:
1. Akun Belanja Dibayar Dimuka per 31 Desember 2015 pada
Eselon I Sekretariat Jenderal sebesar Rp.5.786.435.651,00.
Belanja dibayar dimuka sebesar tersebut merupakan
pembayaran tunjangan kinerja untuk pegawai Ex.Lingkungan
Hidup yang telah dibayarkan, namun belum dibagikan kepada
yang bersangkutan per tanggal 31 Desember 2015 di satuan
kerja Biro Umum.
2. Belanja Dibayar Dimuka (prepaid) per tanggal 31 Desember
2015 dan 31 Desember 2014 pada Eselon 1 PDASHL masing-
masing sebesar Rp 192.086.928,00 dan Rp127.157.381,00,00.
Rincian belanja dibayar dimuka berasal dari informasi akrual
dari pembayaran sewa rumah, kantor, peralatan dan mesin dari 8
satuan kerja sebagai berikut:
No. Uraian 31-Dec-15 31-Dec-14
1 BALAI PENGELOLAAN DAS 10,500,000 6,250,000
BRANTAS
2 BALAI PENGELOLAAN DAS 25,000,000 25,000,000
BONE BOLANGO
3 BALAI PENGELOLAAN DAS 10,000,000 14,583,333
PALU POSO
4 BALAI PERBENIHAN TANAMAN 30,000,000 22,915,200
HUTAN SULAWESI
5 BALAI PENGELOLAAN DAS 43,541,095 45,613,014
KAHAYAN
6 BALAI PENGELOLAAN DAS 15,045,833 12,795,834
BATURUSA CERUCUK
7 BALAI PENGELOLAAN DAS 15,000,000
LARIANG MAMASA
8 BALAI PENGELOLAAN DAS 11,500,000
ASAHAN BARAUMUN
9 BALAI PENGELOLAAN DAS 31,500,000
SOLO
TOTAL 192,086,928 127,157,381

3. Saldo Belanja Dibayar di Muka per tanggal 31 Desember 2015


pada Eselon I Ditjen KSDAE adalah sebesar Rp652.707.964,00
merupakan pembayaran sewa rumah dinas, gedung atau
bangunan pada 19 satker yang belum dinikmati masa
manfaatnya.

Catatan atas Laporan Keuangan Penjelasan Pos-Pos Neraca


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 67

4. Saldo Belanja Dibayar di Muka per tanggal 31 Desember 2015


pada Eselon I Ditjen PKTL adalah sebesar Rp167.450.000,00
merupakan pembayaran sewa rumah dinas yang belum
dinikmati masa manfaatnya. Rincian belanja dibayar dimuka dari
4 satuan kerja sebagai berikut:

Satuan Kerja Beban Dibayar Dimuka


BPKH Wilayah XVIII Banda Aceh 49,583,333
BPKH Wilayah XXI Palangkaraya 50,000,000
BPKH Wilayah XIII Pangkalpinang 5,000,000
BPKH Wilayah XII Tanjungpinang 62,866,667
Jumlah 167,450,000

5. Saldo Belanja Dibayar di Muka per tanggal 31 Desember 2015


pada Eselon I Badan Litbang dan Inovasi adalah sebesar
Rp10.908.331,00 berasal dari BPTSTH Kuok berupa pembayaran
sewa mess transit di Pekanbaru Riau yang belum dinikmati masa
manfaatnya. Rincian Beban Dibayar di Muka adalah sebagai
berikut:

JENIS TH 2015 TH 2014


Pembayaran Sewa Gedung dan Bangunan 10.908.331 -
Jumlah 10.908.331 -
Pendapatan yang
Masih Harus
C.1.6 Pendapatan yang Masih Harus Diterima (114311)
Diterima Saldo Pendapatan yang Masih Harus Diterima per 31 Desember
Rp8,37Juta
2015 dan 31 Desember 2014 masing-masing adalah sebesar
Rp8.375.000,00 dan Rp0. Rincian saldo Pendapatan yang Masih
Harus Diterima per Eselon I Lingkup Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan adalah sebagai berikut:
Tabel 24.
Rincian Pendapatan yang Masih Harus Diterima Menurut Eselon I
No Eselon I Saldo per Kenaikan %
31 Des 2015 31 Des 2014 (Penurunan)
1 Ditjen PDASHL 7,570,000 0 7,570,000 -
2 Ditjen KSDAE 805,000 0 805,000 -

Jumlah 8,375,000 0 8,375,000 -

 Pendapatan yang masih harus diterima pada Direktorat


Jenderal PDASHL, yaitu dari satker Balai Perbenihan Tanaman
Hutan Sulawesi per tanggal 31 Desember 2015 dan 31
Desember 2014 masing masing sebesar Rp7.750.000,00 dan
Rp.0,-.

Catatan atas Laporan Keuangan Penjelasan Pos-Pos Neraca


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 68

Rincian Pendapatan yang Masih Harus Diterima berdasarkan


jenis pendapatan pada Eselon I Direktorat Jenderal PDASHL
sebagai berikut:

Jenis 31 Desember 2015 31 Desember 2014

Pendapatan Sumber Daya Alam 7,570,000 -

Jumlah 7,570,000 -

 Pendapatan yang masih harus diterima pada Direktorat Jenderal


Konservasi Sumber Daya Alam (Ditjen KSDAE),yaitu dari satker
BBKSDA per tanggal 31 desember 2015 dan 31 Desember 2014
masing-masing adalah sebesar Rp805.000,00 dan Rp0.
Pendapatan ini merupakan Pungutan Administrasi SATSDN
sebanyak 23 (dua puluh tiga) set yang belum diterima
pendapatannya sampai dengan 31 Desember 2015.

Piutang Bukan C.1.7 Piutang Bukan Pajak (1152)


Pajak sebelum
penyisihan Piutang merupakan hak atau pengakuan pemerintah atas uang
Rp2,97T atau jasa terhadap pelayanan yang telah diberikan dan belum
diselesaikan pembayaran atau serah terimanya pada akhir tahun
anggaran per tanggal neraca. Piutang Bukan Pajak sebelum
penyisihan piutang per tanggal 31 Desember 2015 dan 31
Desember 2014 adalah masing-masing sebesar
Rp2.979.136.350.489,00 dan Rp2.524.851.229.057,00
(Rp.1.829.951.971.792,00 + USD55.860.068,91 atau
Rp.694.899.257.265,00). Rincian saldo Piutang Bukan Pajak
sebelum penyisihan per Eselon I Lingkup Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan adalah sebagai berikut:
Tabel 25. Rincian Piutang Bukan Pajak Menurut Eselon I
No Eselon I Saldo per Kenaikan %
31 Des 2015 31 Des 2014 (Penurunan)
1 Setjen 767,145,118,793 664,920,091,294 102,225,027,499 15.37
2 Ditjen PHPL 1,637,334,277,065 1,477,128,335,393 160,205,941,672 10.85
3 Ditjen PDASHL 920,773,248 285,108,029 635,665,219 222.96
4 Ditjen KSDAE 1,887,541,074 2,677,505,815 (789,964,741) (29.50)
5 Ditjen PKTL 568,428,922,095 379,825,578,526 188,603,343,569 49.66
6 Badan Litbang 39,827,560 14,610,000 25,217,560 172.60
7 Badan P2SDM 324,914,358 0 0 -
8 Ditjen Gakum 1,255,615,710 0 0 -
9 Ditjen PPKL 1,799,360,586 0 0 -
Jumlah 2,979,136,350,489 2,524,851,229,057 450,905,230,778 17.86

Catatan atas Laporan Keuangan Penjelasan Pos-Pos Neraca


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 69

Piutang Bukan Pajak terdiri dari Piutang Penerimaan Negara


Bukan Pajak sebesar Rp2.978.871.867.128,00 dan Piutang
Lainnya sebesar Rp264.483.361,00, sebagaimana rincian berikut ini.
C.1.6.1 Piutang PNBP (115211)
Piutang PNBP sebelum penyisihannya per 31 Desember 2015
dan 31 Desember 2014 adalah masing-masing sebesar
Rp2.978.871.867.128,00 dan Rp.2.524.555.190.048,00 terdiri
dari:
Tabel 26. Rincian Piutang PNBP Menurut Eselon I
No Eselon I Saldo per Kenaikan %
31-Dec-15 31 Des 2014 (Penurunan)
1 Setjen 767,145,118,793 664,920,091,294 102,225,027,499 15.37
2 Ditjen PHPL 1,637,334,277,065 1,477,128,335,393 160,205,941,672 10.85
3 Ditjen PDASHL 656,289,887 2,674,344,485 (2,018,054,598) (75.46)
4 Ditjen KSDAE 1,887,541,074 379,817,808,876 (377,930,267,802) (99.50)
5 Ditjen PKTL 568,428,922,095 14,610,000 568,414,312,095 3,890,583.93
6 Badan Litbang 39,827,560 0 39,827,560 -
7 Badan P2SDM 324,914,358 0 324,914,358 -
8 Ditjen Gakum 1,255,615,710 0 1,255,615,710 -
9 Ditjen PPKL 1,799,360,586 0 1,799,360,586 -
Jumlah 2,978,871,867,128 2,524,555,190,048 454,316,677,080 18.00

Berikut rincian Piutang PNBP Per 31 Desember 2015 sebesar


Rp2.978.871.867.128,00 menurut Eselon I Lingkup Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan:
 Piutang Bukan Pajak pada Sekretariat Jenderal Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebesar
Rp767.145.118.793,00 terdapat pada satuan kerja Biro
Keuangan dan Biro Umum, dengan rincian masing-masing
sebagai berikut:
1. Biro Keuangan sebesar Rp765.068.758.751,00 terdiri dari:
a. Piutang HTI merupakan pinjaman untuk meningkatkan
potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan
silvikultur sesuai dengan tapaknya (satu atau lebih
sistem silvikultur) dalam rangka memenuhi kebutuhan
bahan baku industri hasil hutan kayu mau pun non kayu.
Piutang HTI per 31 Desember 2015 sebesar
Rp549.188.801.084,53 sedangkan per 31 Desember 2014
sebesar Rp446.342.921.798,55 (sesuai perhitungan
aplikasi). Apabila dibandingkan dengan tahun
sebelumnya terdapat kenaikan pada piutang HTI, berikut
mutasinya:

Catatan atas Laporan Keuangan Penjelasan Pos-Pos Neraca


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 70

Saldo 31 Desember 2014 446,342,921,798.55


Mutasi tambah:
Bunga/denda Piutang HTI Rescheduling 116,383,508,936.07
Bunga/denda Piutang HTI Non Rescheduling 8,477,574,785.44
Mutasi kurang:
Pembayaran Piutang HTI Rescheduling (19,713,158,936.94)
Pembayaran Piutang HTI Non Rescheduling (2,302,045,498.59)
Saldo 31 Desember 2015 549,188,801,084.53

Saldo piutang bukan pajak HTI (Jangka Pendek) per 31


Desember 2015 sebesar Rp549.188.801.084,53 terdiri
dari:
 Saldo HTI Rescheduling sebesar
Rp336.771.325.208,61 (Rp240.100.975.209,48 +
Rp116.383.508.936,07 – Rp19.713.158.936,94).
 Saldo HTI Non Reschedulling sebesar
Rp212.417.475.875,92 (Rp206.241.946.589,07 +
Rp8.477.574.785,44 – Rp2.302.045.498,59).
b. Piutang KUHR merupakan piutang Pembangunan Hutan
Rakyat melalui Kredit Usaha Perhutanan Rakyat (KUHR)
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, penyediaan bahan baku industri dan
peningkatan mutu lingkungan. Piutang KUHR per 31
Desember 2015 sebesar Rp116.782.061.206,88 atau
mengalami penurunan 0,078 persen dibandingkan nilai
piutang per 31 Desember 2014 yaitu sebesar
Rp116.872.970.297,88 atas pembayaran atau
pengembalian dana mitra/kelompok tani.
c. Piutang KUPA merupakan Kredit Usaha Persuteraan
Alam (KUPA) dengan maksud dan tujuan untuk
memberikan kesempatan berusaha kepada
masyarakat/kelompok tani dalam bidang persuteraan
alam berupa kokon sebagai bahan baku benang sutera
yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dalam kaitannya
dengan upaya peningkatan pendapatan masyarakat desa
hutan. Piutang KUPA per 31 Desember 2015 sebesar
Rp30.251.481.118,47 atau mengalami penurunan 0,026
persen dibandingkan nilai piutang per 31 Desember
2014 sebesar Rp30.259.380.663,47. Penurunan pada
Piutang KUPA tersebut disebabkan adanya pembayaran
pokok dan bunga sebesar Rp7.899.545,00 dari
Mitra/Kelompok tani Bank Nagari Sumatera Barat.

Catatan atas Laporan Keuangan Penjelasan Pos-Pos Neraca


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 71

d. Piutang KUK-DAS merupakan Kredit Usaha Konservasi -


Daerah Aliran Sungai (KUK-DAS) adalah kredit usaha
kecil yang diberikan kepada masyarakat petani agar
dapat menerapkan teknologi konservasi tanah secara
terpadu dengan intensifikasi pertanian di lahan kering
sebagai satu paket untuk mencapai peningkatan
produktifitas lahan dan pendapatan petani. Piutang KUK-
DAS per 31 Desember 2015 sebesar
Rp14.108.381.685,85 atau mengalami penurunan
sebesar 1,08 persen atau sebesar Rp154.314.123,60
dibandingkan per 31 Desember 2014 sebesar
Rp14.262.695.809,45. Penurunan tersebut disebabkan
adanya pembayaran recoveries PNBP KUK DAS dari
bulan Januari s/d Des 2015.
e. Piutang pada Konsorsium Mitra Penyelenggara (KMP)
Sea Games sebesar Rp54.738.033.655,46. Tidak ada
perubahan untuk nilai piutang ini dari tahun sebelumnya.
2. Biro Umum sebesar Rp2.066.182.042,00 merupakan
tagihan atas sewa tanah, dan ruang perkantoran gedung
Manggala Wanabakti yang belum dibayar oleh penyewa
(tenant).
Rincian Piutang PNBP Sewa GMW
No. Uraian Jumlah (Rp)
1 Sewa Ruang Perkantoran 957,070,000.06
2 Service Charge 630,076,200.00
3 Ekstenton (jaringan telepon) 19,250,000.00
4 Sewa Parkir 6,275,000.00
5 Lain-lain 281,521,963.75
6 pajak 171,988,878.00
Jumlah 2,066,182,041.81
Selisih sebesar Rp0,19 (Rp2.066.182.042,00 –
Rp2.066.182.041,81) pada piutang bukan pajak satuan
kerja Biro Umum merupakan selisih pembulatan.
3. Sekretariat Badan Koordinasi dan Penyuluhan Provinsi
Maluku Utara sebesar Rp7.686.000,00 merupakan
pengakuan akrual atas pengembalian biaya perjalanan
dinas yang melebihi ketentuan pada subsequent event
(kejadian setelah tanggal neraca) sebagai piutang di TA
2015.
4. Sekretariat Badan Koordinasi dan Penyuluhan Provinsi
Nusa Tenggara Barat sebesar Rp2.492.000,00 merupakan
pengakuan akrual atas pengembalian biaya perjalanan
dinas yang melebihi ketentuan pada subsequent event

Catatan atas Laporan Keuangan Penjelasan Pos-Pos Neraca


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 72

(kejadian setelah tanggal neraca) sebagai piutang di TA


2015.
Secara rinci Piutang Bukan Pajak pada Sekretariat Jenderal
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan per 31
Desember 2015 serta mutasinya disajikan dalam tabel
berikut:
Mutasi Piutang PNBP Sekretariat Jenderal Kementerian LHK
per 31 Desember 2015
Mutasi
Jenis Piutang Saldo 31 Des 2014 Saldo 31 Des 2015
Tambah Kurang
HTI 446,342,921,798.55 124,861,083,721.51 22,015,204,435.53 549,188,801,084.53
KUHR 116,872,970,297.88 - 90,909,091.00 116,782,061,206.88
KUPA 30,259,380,663.47 - 7,899,545.00 30,251,481,118.47
KUK-DAS 14,262,695,809.45 211,029.00 154,525,152.60 14,108,381,685.85
SEA GAMES 54,738,033,655.46 - - 54,738,033,655.46
Sewa GMW 2,444,089,068.81 - 377,907,027.00 2,066,182,041.81
Piutang PNBP - 10,178,000.00 10,178,000.00
Jumlah 664,920,091,293.62 124,871,472,750.51 22,646,445,251.13 767,145,118,793.00

 Saldo Piutang Bukan Pajak per tanggal 31 Desember 2015 dan


31 Desember 2014 pada Eselon I Ditjen PHPL masing-masing
adalah sebesar Rp1.637.334.277.065,00
(Rp824.295.004.447,95 + USD58.936.733,73 atau
Rp813.032.241.832,94) dan Rp1.477.128.335.393,00
(Rp782.229.078.127,51 + USD55.860.068,91 atau
Rp694.899.257.265,28).
Piutang Bukan Pajak ini merupakan Piutang yang berasal dari
Neraca Satker terlikuidasi yaitu Direktorat Bina Iuran
Kehutanan dan Peredaran Hasil Hutan (tanggal likuidasi yaitu
29 Juni 2015), kemudian aset yang berasal dari Direktorat
tersebut digabung dengan aset Sekretariat Direktorat Jenderal
Pengelolaan Hutan Produksi Lestari. Rincian perbandingan
Piutang PNBP per 31 Desember 2015 dengan 31 Desember
2014 adalah sebagai berikut:

Rincian Piutang PNBP Per 31 Desember 2015 dan 2014

No Jenis Saldo per Kenaikan %


Piutang/ 31 Des 2015 31 Des 2014 (Penurunan)
1 PSDH DR 319,109,464,227.17 246,914,788,206.81 72,194,676,020.36 29.24%
(Dinas
Kehutanan
Provinsi)
2 PSDH DR 934,950,685,045.26 878,637,087,124.56 56,313,597,920.70 6.41%
(KPKNL dan
Kejaksaan)
3 IIUPH 111,107,581,250.00 67,705,932,500.00 43,401,648,750.00 64.10%
4 PNT 174,791,743,171.71 189,254,215,969.27 (14,462,472,797.56) -7.64%
5 DPEH 97,367,772,586.75 94,616,311,592.15 2,751,460,994.60 2.91%
Jumlah 1,637,327,246,280.89 1,477,128,335,392.79 160,198,910,888.10 10.85%

Catatan atas Laporan Keuangan Penjelasan Pos-Pos Neraca


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 73

Jika dibandingkan antara piutang per 31 Desember 2015 dan


piutang per 31 Desember 2014 pada satker BIKPHH sebelum
likuidasi (bukan Setditjen PHPL), maka kenaikan atau
penurunan nilai piutang dapat dilihat pada tabel berikut:

No Jenis Saldo per Kenaikan %


Piutang/ 31 Des 2015 31 Des 2014 (Penurunan)
1 PSDH DR 319,109,464,227.17 246,914,788,206.81 72,194,676,020.36 29.24%
(Dinas
Kehutanan
Provinsi)
2 PSDH DR 934,950,685,045.26 878,637,087,124.56 56,313,597,920.70 6.41%
(KPKNL dan
Kejaksaan)
3 IIUPH 111,107,581,250.00 67,705,932,500.00 43,401,648,750.00 64.10%
4 PNT 174,791,743,171.71 189,254,215,969.27 (14,462,472,797.56) -7.64%
5 DPEH 97,367,772,586.75 94,616,311,592.15 2,751,460,994.60 2.91%
Jumlah 1,637,327,246,280.89 1,477,128,335,392.79 160,198,910,888.10 10.85%

Adapun kenaikan tersebut dijelaskan pada tabel mutasi Piutang


PNBP selama tahun 2015 di bawah ini. Perubahan piutang di
Ditjen PHPL tersebut juga dipengaruhi oleh perubahan kurs
dollar, dimana dalam pencatatan piutang DR menggunakan
dollar Amerika Serikat. Kurs dollar pada posisi per 31
Desember 2015 adalah Rp13.795,00 per 1 dollar Amerika
Serikat, sedangkan pada posisi per 31 Desember 2014
menggunakan kurs tengah dollar sebesar Rp12.440,00per 1
dollar Amerika Serikat.

Saldo per 31 Desember 2014 1,477,128,335,392.79


Mutasi Tambah
- SPP 181,562,879,333.05
- Penambahan selisih kurs 79,859,274,206.86
Mutasi Kurang
- Pembayaran 81,952,127,787.06
- Revisi 19,271,114,864.75
Saldo per 31 Desember 2015 1,637,327,246,280.89
Adapun mutasi penambahan dan pengurangan piutang bukan
pajak dijelaskan sebagai berikut:
a. Mutasi tambah yang berasal dari penerbitan SPP PSDH/DR,
PNT dan IIUPH sejumlah total Rp181.562.879.333,05,
dengan rincian sebagai berikut:
1) Penerbitan SPP PSDH dan DR periode berjalan oleh Dinas
Kehutanan Kabupaten/Kota yang belum dilunasi oleh
wajib bayar, yaitu PSDH sebesar Rp18.612.388.370,00
dan DR sebesar US$4.092.850,81 atau dikonversi ke
Rupiah menjadi sebesar Rp50.952.384.076,40 (Kurs 1
US$=Rp12.440,00);

Catatan atas Laporan Keuangan Penjelasan Pos-Pos Neraca


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 74

2) Mutasi tambah atas SPP IIUPH sejumlah total


Rp100.714.177.890,00;
3) Mutasi tambah atas piutang Penggantian Nilai Tegakan
sejumlah total Rp11.283.928.996,65.

b. Mutasi kurang yang berasal dari pembayaran piutang


PSDH/DR, PNT dan IIUPH sejumlah total
Rp81.952.127.787,06 dengan rincian sebagai berikut:
1) Pembayaran piutang PSDH sejumlah Rp5.483.926.880,00
dan DR sejumlah US$997,631.45 atau dikonversi ke
Rupiah menjadi sebesar Rp12.410.535.238,00 (Kurs 1
US$= Rp12.440,00) an. PT. Rimba Karya Rayatama dan
PT. Jati Dharma Indah Plywood Industry;
2) Pembayaran piutang DR di KPKNL dengan posisi piutang
aktif a.n. PT. Boswa Megapolis PSDH sejumlah
Rp1.711.122,00 dan DR sejumlah US$5.849,83 atau
dikonversi ke Rupiah menjadi sebesar Rp72.771.885,20
(Kurs 1 US$= Rp12.440,00) serta CV. Karya Murni
sejumlah DR US$15,704.71 atau dikonversi ke Rupiah
menjadi Rp195.366.592,40 (Kurs 1 US$= Rp12.440,00);
3) Pembayaran piutang IIUPH sejumlah
Rp57.312.529.140,00;
4) Pembayaran piutang Penggantian Nilai Tegakan sejumlah
Rp6.475.286.929,46 dan revisi/pencabutan PNT
dikarenakan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara
sejumlah Rp19.271.114.864,75;
c. Mutasi tambah yang berasal dari selisih kurs pada posisi 31
Desember 2014 (US$1,00=Rp12.440,00) dan 31 Desember
2015 (US$1,00=Rp13.795,00) sejumlah total
Rp79.859.274.206,86.

 Saldo Piutang Bukan Pajak per tanggal 31 Desember 2015 dan


31 Desember 2014 pada Eselon I Ditjen PDASHL masing-
masing adalah sebesar Rp656.289.887,00 dan Rp0,00. Rincian
perbandingan Piutang PNBP pada Eselon I Ditjen PDASHL per
31 Desember 2015 dengan 31 Desember 2014, sebagai berikut:

Catatan atas Laporan Keuangan Penjelasan Pos-Pos Neraca


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 75

No. Uraian 31 Desember 2015 31 Desember 2014


1 BPDAS Wampu Sei Ular 6,025,128 -
2 BPDAS Cimanuk Citanduy 7,107,000 -
3 BPDAS Brantas 8,156,803 -
4 BPDAS Sampean 10,800,956 -
5 BPDAS Citarum Ciliwung 610,042,350 -
6 BPDAS Dodokan Moyosari 7,713,850 -
7 BPTH Jawa Madura 1,534,900 -
8 BPHM Wilayah II 4,908,900 -
TOTAL 656,289,887 -

Saldo per 31 Desember 2014 0


Mutas i tam bah:
- BPDAS Wam pu Sei Ular 6,025,128
- BPDAS Cim anuk Citanduy 7,107,000
- BPDAS Brantas 8,156,803
- BPDAS Sam pean 10,800,956
- BPDAS Citarum Ciliwung 610,042,350
- BPDAS Dodokan Moyos ari 7,713,850
- BPTH Jawa Madura 1,534,900
- BPHM Wilayah II 4,908,900
Saldo per 31 Desember 2015 656,289,887

Mutasi tambah pada piutang PNBP adalah sebagai berikut :


a. Mutasi tambah pada Balai pengelolaan DAS Wampu Sei Ular
sebesar Rp6.025.128,00 merupakan pendapatan atas
temuan pemeriksaan BPK RI Tahun 2015 yang disetor
dengan NTPN No. F23C04263LFTE000 pada tanggal 29
Maret 2016.
b. Mutasi tambah pada Balai pengelolaan DAS Wampu Sei Ular
sebesar Rp7.107.000,00 merupakan pendapatan atas
temuan pemeriksaan BPK RI Tahun.
c. Mutasi tambah pada Balai pengelolaan DAS Brantas sebesar
Rp8.156.803,00 merupakan pendapatan atas temuan
pemeriksaan BPK RI Tahun 2015 yang disetor dengan NTPN
No. 0003950809140701 pada tanggal 24 Maret 2016
sebesar Rp5.252.200,00 dan NTPN No. 0010020413111009
tanggal 24 Maret 2015 sebesar Rp2.904.603,00
d. Mutasi tambah pada Balai pengelolaan DAS Sampean sebesar
Rp10.800.956,00 merupakan pendapatan atas temuan
pemeriksaan BPK RI Tahun 2015 yang disetor dengan NTPN
No. 059F138HOJ567KA2 pada tanggal 4 April 2016.
e. Mutasi tambah pada Balai pengelolaan DAS Citarum
Ciliwung sebesar Rp610.042.350,00 merupakan pendapatan
atas temuan pemeriksaan BPK RI Tahun 2015 dan
pengembalian belanja Tahun 2015 untuk kegiatan
Konservasi Tanah dan Air.
f. Mutasi tambah pada Balai pengelolaan DAS Dodokan
Moyosari sebesar Rp7.713.850,00 merupakan pendapatan
atas temuan pemeriksaan BPK RI Tahun 2015 yang disetor
dengan NTPN No. 50BE412TGG5ARI1P pada tanggal 7 Maret
2016

Catatan atas Laporan Keuangan Penjelasan Pos-Pos Neraca


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 76

g. Mutasi tambah pada Balai Perbenihan Tanaman Hutan Jawa


Madura sebesar Rp1.534.900,00 merupakan pendapatan
atas temuan pemeriksaan BPK RI Tahun 2015 yang disetor
dengan NTPN No. E197F3UISG7LMLI pada tanggal 19
Februari 2016 sebesar Rp774.700,00 dan NTPN No.
AEAE649DGHSONTNI tanggal 26 Februari 2015 sebesar
Rp760.200,00.
h. Mutasi tambah pada BPHM Wilayah II sebesar
Rp4.908.900,00 merupakan pendapatan atas temuan
pemeriksaan BPK RI Tahun 2015 yang disetor dengan NTPN
No. 54E7A33470SVS021 pada tanggal 28 Maret 2016.
 Saldo Piutang Bukan Pajak per tanggal 31 Desember 2015 dan
31 Desember 2014 pada Eselon I Ditjen KSDAE masing-
masing adalah sebesar Rp1.887.541.074,00 dan
Rp2.667.505.815,00. Rincian perbandingan Piutang PNBP pada
Eselon I Ditjen KSDAE per 31 Desember 2015 dengan 31
Desember 2014, sebagai berikut:
Kenaikan/Penuruna
NO SATKER 31-Dec-15 31-Dec-14
n
1 Dit PJLKKHL - 179,602,240 (179,602,240)
2 BBKSDA JAWA BARAT 13,957,400 -
3 BBKSDA JAWA TIMUR 4,375,000
4 BBKSDA SUMATERA UTARA 4,804,320
5 BBTN GN GEDE PANGRANGO 5,290,000
6 BALAI KSDA DKI JAKARTA - 7,680,000 (7,680,000)
7 BALAI KSDA NTB 422,730
8 BALAI KSDA SUMATERA SELATAN 570,247,250 570,247,250 -
9 BALAI BESAR KSDA PAPUA 694,877,526 704,434,995 (9,557,469)
10 BALAI TN GUNUNG CIREMAI 8,992,873
11 BALAI TN BATANG GADIS 21,061,719
12 BTN ALAS PURWO 533,115,000 1,212,380,000 (679,265,000)
13 BALAI TN GUNUNG RINAJNI 889,548
14 BALAI TN MERU BETIIRI 29,507,708
15 BALAI TN SEMBILANG - 269,500 (269,500)
16 BALAI TN DANAU SENTARUM - 2,891,830 (2,891,830)
TOTAL 1,887,541,074 2,677,505,815 (789,964,741)

a. BBKSDA Jawa Barat sebesar Rp13.957.400 merupakan


pengembalian uang makan yang melebihi ketentuan
berdasarkan temuan BPK RI terkait pemeriksaan LK tahun
2015 dan telah disetor oleh bendahara pengeluaran pada
tanggal 17 Maret 2016 dengan NTPN 010954JC4PEDKTMG.
b. BBKSDA Jawa Timur sebesar Rp4.375.000 merupakan
pengembalian atas kelebihan pembayaran pengadaan
cetakan karcis sebesar Rp4.375.000,00 yang disetor pada
tanggal 30 Maret 2016 dengan NTPN 0586C4STB0B1HLI.

Catatan atas Laporan Keuangan Penjelasan Pos-Pos Neraca


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 77

c. BBKSDA Sumatera Utara sebesar Rp4.804.320 merupakan


penerimaan atas rumah dinas yang disetor ke kas Negara
pada tanggal 28 Maret 2016 dengan NTPN
6BF7E1TIJ0PLS42 berdasarkan temuan BPK RI terkait
pemeriksaan LK tahun 2015.
d. BBTN Gunung Gede Pangrango sebesar Rp5.290.000
merupakan pengembalian uang makan yang melebihi
ketentuan berdasarkan temuan BPK RI terkait pemeriksaan
LK tahun 2015 dan telah disetor oleh bendahara
pengeluaran ke kas Negara.
e. BKSDA Nusa Tenggara Barat sebesar Rp422.730 merupakan
penerimaan atas rumah dinas yang disetor ke kas Negara
pada tanggal 4 Maret 2016 dengan NTPN
3B286822R6CLOIO8 berdasarkan temuan BPK RI terkait
pemeriksaan LK tahun 2015.
f. BKSDA Sumatera Selatan sebesar sebesar Rp570.247.250
merupakan tunggakan pungutan karcis masuk TWA Punti
Kayu yang belum disetorkan ke kas negara sejak tahun 2000
oleh PT. Indosuma Putra Citra penjelasan lebih lanjut
terdapat pada pengungkapan lainnya.
g. BBKSDA Papua sebesar Rp694.877.526 dengan rincian
sebagai berikut:
- Piutang pihak ketiga sesuai dengan hasil pemeriksaan
Inspektorat Khusus Departemen Kehutanan pada
Anggaran DIPA BA 29 dan 69 TA 2007 Balai Besar KSDA
Papua sesuai LHP Nomor: 9/Riksus/III-Irsus/RHS/2009
tanggal 20 Maret 2009, sesuai rincian pada table berikut:
No Uraian 30-Jun-15
A Bagian Anggaran 029
1 CV. Design Consultant Rp 20,300,000
2 CV. Mas Tanlain Rp 169,580,577.50
3 CV. Nusantara Engineering Konsultant Rp 20,500,000
4 PT. Dwi Jati Sukses Rp 18,750,000
JUMLAH A Rp 229,130,577.50
B Bagian Anggaran 069
1 CV. Papua Pratama Mandiri Rp 20,233,488
2 PT. Mendeng Utama Rp 300,579,299
3 PT. Dwi Jati Sukes Rp 38,981,909
4 CV. Sarana Cipta Konsultan Rp 103,900,000
JUMLAH B Rp 463,694,696
JUMLAH KESELURUHAN Rp 692,825,274

- Piutang PNBP atas sewa rumah dinas lingkup Balai Besar


KSDA Papua sebesar Rp2.052.252,- dengan perincian
sebagai berikut :

Catatan atas Laporan Keuangan Penjelasan Pos-Pos Neraca


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 78

 Sewa rumah dinas An. Ir. M.G. Nababan sebesar


Rp1.286.484 sesuai dengan SK Kepala Balai Besar KSDA
Papua Nomor SK.15/IV-15/2015 tanggal 3 Februari
2015 tentang Surat Izin Penunjukan Sementara
Penghunian Rumah Negara Golongan I
 Sewa rumah dinas An. Sahruddin sebesar Rp1.148.652
sesuai dengan sesuai dengan SK Kepala Balai Besar
KSDA Papua Nomor SK.16 /IV-15/2015 tanggal 3
Februari 2015 tentang Surat Izin Penunjukan Sementara
Penghunian Rumah Negara Golongan II
 Sewa rumah dinas An. Cris Daud Sembay, S. Hut sebesar
Rp1.148.652,- sesuai dengan sesuai dengan SK Kepala
Balai Besar KSDA Papua Nomor SK.17 /IV-15/2015
tanggal 3 Februari 2015 tentang Surat Izin Penunjukan
Sementara Penghunian Rumah Negara Golongan II.
Yang telah
No Uraian Nilai Sewa Sisa
dibayar

1 Sewa Rumah dinas An. Ir. M. G. Nababan 5.145.936 3.859.452 1.286.484

2 Sewa Rumah dinas An. Sahruddin 1.531.536 1.148.652 382.884


3 Sewa Rumah dinas An. Cris Daud Sembay 1.531.536 1.148.652 382.884

JUMLAH 8.209.008 6.156.756 2.052.252

h. BTN Gunung Ciremai sebesar Rp8.992.873 merupakan


pengembalian uang makan yang melebihi ketentuan
berdasarkan temuan BPK RI terkait pemeriksaan LK tahun
2015 dan telah disetor ke kas Negara.
i. BTN Batang Gadis sebesar Rp21.061.719 dengan rincian
sebagai berikut:
- Pengembalian tunjangan kinerja sebesar Rp16.001.230
yang telah disetor ke kas Negara pada tanggal 13 April
2016 dengan NTPN 042424Q48EA9K96G.
- Penerimaan atas rumah dinas sebesar Rp2.728.489 yang
telah disetor ke kas Negara pada tanggal 26 Maret 2016
dengan NTPN 35EE46UKKCKFF5J0.
- Pengembalian perjalanan dinas sebesar Rp2.332.000 yang
telah disetor ke kas Negara pada tanggal 26 Maret 2016
dengan NTPN 137966UKGJI5Q0J0.
j. BTN Alas Purwo sebesar Rp593.115.000 merupakan
pungutan masuk obyek masuk taman nasional dari tanggal
15 Juli sampai dengan 30 November 2014 oleh PT. Wanasari
Pramudita Ananta.

Catatan atas Laporan Keuangan Penjelasan Pos-Pos Neraca


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 79

k. BTN Gunung Rinjani sebesar Rp889.548 merupakan


penerimaan atas rumah dinas yang disetor ke kas Negara
pada tanggal 4 Maret 2016 dengan NTPN
98FCE1P3EU1670O0 berdasarkan temuan BPK RI terkait
pemeriksaan LK tahun 2015.
l. BTN Meru Betiri sebesar Rp29.507.708 merupakan
pengembalian atas belanja pemeliharaan yang tidak sesuai
ketentuan yang telah disetor ke kas Negara pada tanggal 23
Maret 2016 dengan NTPN E7CA36A7HGGQA89G.
 Saldo Piutang Bukan Pajak per tanggal 31 Desember 2015
dan 31 Desember 2014 pada Eselon I Ditjen PKTL
masing-masing adalah sebesar Rp568.428.922.095,00 dan
Rp14.610.000,00.
 Saldo Piutang Bukan Pajak per tanggal 31 Desember 2015
dan 31 Desember 2014 pada Eselon I Badan Litbang dan
Inovasi masing-masing adalah sebesar Rp39.827.560,00
dan Rp14.610.000,00. Rincian perbandingan Piutang PNBP
per 31 Desember 2015 dengan 31 Desember 2014, sebagai
berikut:
Perbandingan Rincian Piutang PNBP TA 2015 dan 2014
Uraian TH 2015 TH 2014
Piutang PNBP 39,827,560 14,610,000
Jumlah 39,827,560 14,610,000

Piutang Bukan Pajak sebesar Rp39.827.560 berasal dari:


No Satuan Kerja Jumlah (Rp) Keterangan
1 BPTP Bogor 4.960.000 Peng. Perj. Dinas biasa
2 BPTKPDAS Solo 7.480.000 Piutang kelebihan pemb
3 BPK Aek Nauli 20.815.588 kelebihan Tukin
4 BPTHHBK Mataram 6.571.972 Kelebihan Tukin dan
kekurangan sewa rumah dinas

Total 39.827.560

 Saldo Piutang Bukan Pajak per tanggal 31 Desember 2015


dan 31 Desember 2014 pada Eselon I BP2SDM masing-
masing adalah sebesar Rp324.914.358,00 dan Rp0,00.
Rincian perbandingan Piutang PNBP pada Eselon I Badan
Penyuluhan dan Pengembangan SDM per 31 Desember
2015 dengan 31 Desember 2014, sebagai berikut:

Catatan atas Laporan Keuangan Penjelasan Pos-Pos Neraca


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 80

PerbandinganPiutang Bukan Pajak


per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014

Uraian 31 Desember 2015 31 Desember 2014


Piutang PNBP 324.914.358 -
Jumlah 324.914.358 -

Rincian Piutang Bukan Pajak


per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014
Kode
Uraian Satker 31-Des-15 31-Des-14
Satker
426851 SEKRETARIAT BP2SDM 304.595.000 -
239718 BDK KADIPATEN 4.996.000 -
451651 SMKKN KADIPATEN 4.150.000 -
237640 BDK PEMATANGSIANTAR 7.826.358 -
451652 SMKKN MAKASSAR 3.347.000 -

Jumlah 324.914.358 -

Piutang PNBP pada BDK Kupang sebesar Rp304.595.000,00


merupakan jaminan/garansi bank atas pekerjaan
pembangunan rumah penjaga di KHDTK dengan nilai
jaminan/garansi bank sebesar Rp49.400.000,00 dan
pembangunan gedung asrama di KHDTK dengan nilai
jaminan/garansi bank sebesar Rp255.195.000,00 pada
satuan kerja BDK Kupang yang pencairan dan penyetoran ke
kas negara dilakukan setelah tanggal 31 Desember 2015,
sedangkan sisa pekerjaan yang belum selesai dilanjutkan
pada tahun anggaran 2016.
Sedangkan Piutang PNBP pada BDK Kadipaten, SMKKN
Kadipaten, BDK Pematangsiantar, dan SMKKN Makassar
sebesar Rp20.319.358,00 merupakan temuan BPK RI atas
pemeriksaan laporan keuangan tahun 2015 terkait temuan
perjalanan dinas, sewa rumah dinas, dan honor jasa profesi.

C.1.6.2 Piutang Lainnya (115212)


Piutang Lainnya sebelum penyisihan per 31 Desember 2015
dan Per 31 Desember 2014 masing-masing sebesar
Rp264.483.361,00 dan Rp296.039.009,00. Berikut rincian
piutang lainnya menurut Eselon I Lingkup Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan:

Catatan atas Laporan Keuangan Penjelasan Pos-Pos Neraca


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 81

Tabel 27. Rincian Piutang Lainnya Menurut Eselon I


Kd Eselon I Saldo per Kenaikan %
31 Des 2015 31 Des 2014 (Penurunan)
1 Ditjen PDASHL 264.483.361 285.108.029 (20.624.668) (7,23)
2 Ditjen KSDAE 0 3.161.330 (3.161.330) (100,00)
3 Ditjen PKTL 0 7.769.650 (7.769.650) (100,00)
Jumlah 264.483.361 296.039.009 (31.555.648) (10,66)

Saldo Piutang Lainnya pada Eselon I Ditjen PDASHL per tanggal


31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing adalah sebesar
Rp264.483.361,00 dan Rp285.108.029,00. Merupakan piutang
pada satker berikut ini:
a. SetDitjen PDASHLPS, merupakan sisa tagihan kepada Pihak
ketiga atas kelebihan pembayaran pembuatan buku
informasi Perkembangan Kegiatan Gerhan sebesar
Rp.150.993.000,00 yang merupakan hasil LHP BPK-RI
No.S.01/LHP/XVII/01/2008 tanggal 31 Januari 2008 dan
telah ditindaklanjuti oleh SekDitjen PDASHL dan PS melalui
surat No.S.339/Set-3/RHS/2008 tanggal 30 Mei 2008.
b. Balai Pengelolaan DAS Tondano per tanggal 31 Desember
2015 dan 31 Desember 2014 sebesar Rp51.419.147,00 dan
Rp 71.419.147,00. Terdapat mutasi sebesar
Rp.20.000.000,00 merupakan pembayaran piutang CV.
Agape Mulia pada tanggal 17 Februari 2015 atas kelebihan
pembayaran pekerjaan konstruksi persemaian permanen.
c. Balai Pengelolaan DAS Benain Noelmina sebesar
Rp.62.071.214,00.
d. Balai Pengelolaan DAS Waehapu Batu Merah per tanggal 31
Desember 2015 dan 31 Desember 2014 sebesar Rp0,00
sebesar Rp.624.668,00 merupakan piutang atas sewa 2 (dua)
unit rumah dinas yang besarannya didasarkan pada Surat
Keputusan Kepala Balai nomor SK.22/BPDAS.WBM/2014
tanggal 15 Januari 2014.
Berikut adalah Perbandingan Piutang Lainnya per 31 Desember
2015 dan 31 Desember 2014 serta rincian mutasi tambah dan
kurang Piutang Lainnya periode tahun 2015 pada Eselon I
Ditjen PDASHL.
No. Uraian 31 Desember 2015 31 Desember 2014
1 PT. Cipta Wana Lestari 150,993,000 150,993,000
2 CV. Agape Mulia 51,419,147 71,419,147
3 PT. Timor Mitra Niaga 62,071,214 62,071,214
4 Balai Pengelolaan DAS - 624,688
Waehapu Batu Merah
TOTAL 264,483,361 285,108,049

Catatan atas Laporan Keuangan Penjelasan Pos-Pos Neraca


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 82

Saldo per 31 Desember 2014 285,108,049


Mutas i tam bah:
- -
Mutas i kurang:
- Balai Pengelolaan DAS Waehapu Batu
Merah (624,688)
- CV Agape Mulia (20,000,000)
Saldo per 31 Desember 2015 264,483,361

Penyisihan C.1.7 Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Piutang Bukan Pajak


Piutang Tidak
Tertagih - Piutang (11621)
Bukan Pajak Penyisihan Piutang Tidak Tertagih merupakan estimasi atas
Rp2,26T
ketidaktertagihan piutang jangka pendek yang ditentukan oleh
kualitas masing-masing piutang. Saldo Penyisihan Piutang Tak
Tertagih-Piutang Jangka Pendek per 31 Desember 2015 dan
per 31 Desember 2014 adalah masing-masing sebesar
Rp2,268,010,838,734 dan Rp2.087.715.120.896,00. Rincian
saldo Penyisihan Piutang Tidak Tertagih per Eselon I Lingkup
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan adalah sebagai
berikut:

Tabel 28.
Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang Bukan Pajak

Piutang Bukan
No Eselon 1 Piutang Penyisihan Piutang
Pajak (Netto)
1 Setjen 767,145,118,793 (598,010,203,943) 169,134,914,850
2 Ditjen PHPL 1,637,334,277,065 (1,506,378,335,001) 130,955,942,064
3 Ditjen PDASHL 656,289,887 (151,560,452) 504,729,435
4 Ditjen KSDAE 1,887,541,074 (698,352,336) 1,189,188,738
5 Ditjen PKTL 568,428,922,095 (162,770,826,627) 405,658,095,468
6 Badan Litbang 39,827,560 (37,400) 39,790,160
7 Badan P2SDM 324,914,358 (1,522,975) 323,391,383
8 Ditjen Gakum 1,255,615,710 0
9 Ditjen PPKL 1,799,360,586 0 1,799,360,586

Jumlah 2,978,871,867,128 (2,268,010,838,734) 709,605,412,684

Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang Bukan Pajak terdiri dari


Penyisihan Piutang Tidak Tertagih-Piutang PNBP sebesar
Rp2.267.859.278.282,00 dan Penyisihan Piutang Tidak
Tertagih-Piutang Lainnya sebesar Rp151.560.452,00.

C.1.7.1 Penyisihan Piutang Tidak Tertagih-Piutang PNBP (116211)


Penyisihan piutang tak tertagih – piutang bukan pajak adalah
merupakan estimasi atas ketidaktertagihan piutang lancar yang
ditentukan oleh kualitas piutang masing-masing debitur. Saldo
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih-Piutang PNBP per 31
Desember 2015 adalah sebesar Rp2.267.859.278.282,00,
meliputi:

Catatan atas Laporan Keuangan Penjelasan Pos-Pos Neraca


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 83

 Pada Eselon I Sekretariat Jenderal, Saldo Penyisihan


Piutang Tak Tertagih - Piutang Bukan Pajak per 31 Desember
2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp598.010.203.943,00
dan Rp581.148.241.575,00. Rincian Penyisihan Piutang Tak
Tertagih Piutang Pukan Pajak per 31 Desember 2015 tersaji
pada Tabel berikut:
Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang Bukan Pajak

Uraian Kualitas Penyisihan Nilai Penyisihan


Kurang Lancar 10% 16,760,031,967.21
HTI Rescheduling Diragukan 50% 16,953,561,071.01
Macet 100% 135,263,883,394.47
HTI Non Rescheduling Macet 100% 212,417,475,875.92
KUHR Macet 100% 116,782,061,206.88
KUPA Macet 100% 30,251,481,118.47
KUK-DAS Macet 100% 14,108,381,685.85
SEA-GAMES Macet 100% 54,738,033,655.46
Lancar 0.5% 1,422,087.42
Kurang Lancar 10% 53,828,099.68
Sewa Gd MWB
Diragukan 50% 563,439,781.02
Macet 100% 116,604,000.00
JUMLAH 598,010,203,943.37

Saldo Piutang Bukan Pajak setelah dikurangi dengan


penyisihan piutangnya adalah sebesar Rp169.134.914.850,00
dengan rincian sebagai berikut:
Rincian Piutang Bukan Pajak Netto per 31 Desember 2015

Saldo Piutang Bukan Pajak Penyisihan Piutang Tak Piutang Bukan Pajak
Jenis Piutang
31 Des 2015 Tertagih Netto

HTI 549,188,801,084.53 381,394,952,308.61 167,793,848,775.93


KUHR 116,782,061,206.88 116,782,061,206.88 -
KUPA 30,251,481,118.47 30,251,481,118.47 -
KUK-DAS 14,108,381,685.85 14,108,381,685.85 -
SEA GAMES 54,738,033,655.46 54,738,033,655.46 -
Sewa Gd. MWB 2,066,182,041.81 735,293,968.11 1,330,888,073.71
Piutang PNBP 10,178,000.00 - 10,178,000.00
Jumlah 767,145,118,793.00 598,010,203,943.37 169,134,914,849.63

Dari hasil perhitungan piutang di atas, terdapat selisih sebesar


Rp0,37 (Rp169.134.914.850,00 – Rp169.134.914.849,63)
antara perhitungan piutang bukan pajak (netto) disebabkan
pembulatan dalam perhitungan antara aplikasi dan manual.

 Pada Eselon I Ditjen PHPL, Saldo Penyisihan Piutang Tak


Tertagih - Piutang Bukan Pajak per 31 Desember 2015 dan
2014 masing-masing sebesar Rp1.506.378.335.001,00 dan
Rp1.302.707.843.993,00. Rincian Penyisihan Piutang Tak
Tertagih – Piutang Bukan Pajak per tanggal pelaporan adalah
sebagai berikut:

Catatan atas Laporan Keuangan Penjelasan Pos-Pos Neraca


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 84

Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Bukan Pajak


Jenis Kualitas Nilai Piutang Penyisihan Nilai Penyisihan Piutang Netto
IIUPH Lancar - 0.5% - -
Kurang Lancar 60,011,550,000.00 10% 6,001,155,000 54,010,395,000
Diragukan 50% - -
Macet 51,096,031,250.00 100% 51,096,031,250 -
Jumlah 111,107,581,250.00 57,097,186,250 54,010,395,000
PSDH / DR Lancar 71,482,294,935.90 0.5% 357,411,475 71,124,883,461
Kurang Lancar - 10% - -
Diragukan 329,290,486.35 50% 157,622,167 171,668,319
Macet 1,182,248,563,850.18 100% 1,182,248,563,850 -
Jumlah 1,254,060,149,272.43 1,182,763,597,492 71,296,551,781
PNT Lancar - 0.5% - -
Kurang Lancar - 10% - -
Diragukan 11,283,928,996.65 50% 5,641,964,498 5,641,964,498
Macet 163,507,814,175.06 100% 163,507,814,175 -
Jumlah 174,791,743,171.71 169,149,778,673 5,641,964,498
DPEH Lancar - 0.5% - -
Kurang Lancar - 10% - -
Diragukan - 50% - -
Macet 97,367,772,586.75 100% 97,367,772,587 -
Jumlah 97,367,772,586.75 97,367,772,587 -
JUMLAH 1,637,327,246,280.89 1,506,378,335,002.00 130,948,911,279

 Pada Eselon I Ditjen PDASHL, Saldo Penyisihan Piutang Tak


Tertagih - Piutang Bukan Pajak per 31 Desember 2015 sebesar
Rp151.560.452,00. Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih –
Piutang Bukan Pajak per tanggal pelaporan adalah sebagai
berikut:
Nilai
Nilai Piutang Penyisihan
Debitur Kualitas Penyisihan
(Rp) (%)
(Rp)
PT. Cipta
Macet 150.993.000 100,00% 150.993.000
Wana Lestari
CV. Agape
Lancar 51.419.147 0,50% 257.096
Mulia
PT. Timor Mitra
Lancar 62.071.214 0,50% 310.356
Niaga
Total 151.560.452

 Pada Eselon I Ditjen KSDAE, Saldo Penyisihan Piutang Tak


Tertagih - Piutang Bukan Pajak per 31 Desember 2015 dan
2014 masing-masing sebesar Rp698.352.336,00. Rincian
Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Bukan Pajak per
tanggal pelaporan adalah sebagai berikut:
Rincian Penyisihan Piutang Tak tertagih – Piutang Bukan Pajak
31 Desember 2015
SATKER Nilai Piutang Kualitas Penyisihan Total

BKSDA SUMATERA SELATAN 570.247.250 Lancar 0,50% 2.851.236

BBKSDA PAPUA 692.825.274 Macet 100% 692.825.274

2.052.252 Lancar 0,50% 10.251

BTN ALAS PURWO 593.115.000 Lancar 0,50% 2.665.575

TOTAL 1.858.239.776 698.352.336

Catatan atas Laporan Keuangan Penjelasan Pos-Pos Neraca


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 85

 Pada Eselon I Ditjen PKTL, Saldo Penyisihan Piutang Tak


Tertagih - Piutang Bukan Pajak per 31 Desember 2015 dan
2014 masing-masing sebesar Rp162.770.826.627,00.
 Pada Eselon I Badan Litbang dan Inovasi, Saldo Penyisihan
Piutang Tak Tertagih - Piutang Bukan Pajak per 31 Desember
2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp37.400,00. Rincian
Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Bukan Pajak per
tanggal pelaporan adalah sebagai berikut:

Rincian Penyisihan Piutang Tak tertagih – Piutang Lancar TA2015


Kualitas Nilai Piutang % Nilai
Piutang Jk Pendek Penyisihan Penyisihan
Piutang Bukan Pajak
Lancar 7,480,000 0.50% 37,400
Kurang Lancar - 10% -
Diragukan - 50% -
Macet - 100% -
Jumlah 7,480,000 37,400

 Pada Eselon I Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM ,


Saldo Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Bukan Pajak
per 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar
Rp1.522.975,00. Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih –
Piutang Bukan Pajak per tanggal pelaporan adalah sebagai
berikut:
Kualitas Nilai Piutang % Nilai
Piutang Jk Pendek Penyisihan Penyisihan
Piutang Bukan Pajak
Lancar 304,595,000 0.50% 1,522,975
Kurang Lancar - 10% -
Diragukan - 50% -
Macet - 100% -
Jumlah 304,595,000 1,522,975

C.1.7.2 Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Piutang Lainnya


(116212)
Saldo Penyisihan Piutang Tidak Tertagih-Piutang Lainnya
per 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp151.560.452,00 dan
terdapat pada Eselon I Ditjen PDASHL dengan rincian sebagai
berikut:

Nilai Piutang Penyisihan Nilai Penyisihan


Debitur Kualitas
(Rp) (%) (Rp)
PT. Cipta Wana
Macet 150,993,000 100.00% 150,993,000
Lestari
CV. Agape Mulia Lancar 51,419,147 0.50% 257,096
PT. Timor Mitra
Lancar 62,071,214 0.50% 310,356
Niaga
Total 151,560,452

Catatan atas Laporan Keuangan Penjelasan Pos-Pos Neraca


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 86

Bagian Lancar C.1.8 Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan


TP/TGR Rp9,37M
Ganti Rugi (TGR)
Bendahara, pegawai negeri bukan bendahara, atau pihak lain yang
karena perbuatannya melanggar hukum atau lalai yang
mengakibatkan kerugian keuangan negara, wajib mengganti
kerugian tersebut. Kewajiban untuk mengganti kerugian yang
dikenakan kepada bendahara dikenal dengan istilah Tuntutan
Perbendaharaan (TP), dan kewajiban untuk mengganti kerugian
yang dikenakan kepada non bendahara dikenal dengan istilah
Tuntutan Ganti Rugi (TGR). Biasanya TP/TGR ini diselesaikan
pembayarannya selambat-lambatnya 24 bulan (2 tahun) sehingga
di neraca termasuk dalam aset lainnya.
Bagian Lancar TP/TGR merupakan reklasifikasi aset lain-lain yang
berupa TP/TGR ke dalam aset lancar. Bagian Lancar Tagihan
Tuntutan Ganti Rugi (TGR) per 31 Desember 2015 merupakan
saldo Tagihan TGR yang akan jatuh tempo dalam Tahun Anggaran
2016 (1 tahun setelah tahun neraca). Bagian Lancar Tuntutan Ganti
Rugi dicatat sebesar nilai nominal yaitu sejumlah rupiah Tuntutan
Ganti Rugi yang akan diterima dalam waktu satu tahun.
Saldo Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan
Ganti Rugi (TP/TGR) per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014
masing-masing adalah sebesar Rp9.376.390.103,00 dan
Rp9.420.464.810,00, dengan rincian saldo per Eselon I sebagai
berikut:
Tabel 29.
Rincian Bagian Lancar Tagihan TP/TGR Menurut Eselon I
Saldo per Kenaikan
No Eselon I %
31 Des 2015 31 Des 2014 (Penurunan)
1 Setjen 178,209,159 178,974,422 (765,263) (0.43)
2 Itjen 25,000,000 52,000,000 (27,000,000) (51.92)
3 Ditje n PDASHL 10,481,320 15,421,520 (4,940,200) (32.03)
4 Ditje n KSDAE 9,148,128,868 9,166,128,868 (18,000,000) (0.20)
5 Ba dan P2SDM 14,570,756 7,940,000 6,630,756 83.51
Jumlah 9,376,390,103 9,420,464,810 (44,074,707) (1)

Berikut penjelasan rincian Piutang Bagian Lancar Tagihan TP/TGR


sebesar Rp9.376.390.103,00 per 31 Desember 2015 terdiri dari:
 Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti
Rugi (TP/TGR) per tanggal 31 Desember 2015 dan 31 Desember
2014 pada Eselon 1 Sekretariat Jenderal masing-masing sebesar
Rp178.209.159,00 dan Rp178.974.422,00.
Saldo Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan
Ganti Rugi (TP/TGR) tersebut tercatat pada satuan kerja Biro
Keuangan, terdiri dari TGR atas 11 orang tertagih, 2 orang eks.

Catatan atas Laporan Keuangan Penjelasan Pos-Pos Neraca


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 87

Kantor Wilayah dan 9 orang pada Dinas Kehutanan Provinsi yang


terjadi pada tahun 1992 sesuai SKP/SKTM nya. Apabila
dibandingkan dengan periode 31 Desember 2014 terjadi mutasi
sebesar Rp765.263,00 akibat adanya angsuran/cicilan pelunasan
an. I Wayan Suadya dan penambahan sisa hutang an. La. Keo.
Berikut rincian Bagian Lancar Tagihan Tuntutan
Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) per tanggal 31
Desember 2015 tersaji pada Tabel berikut.
Rincian Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi
(TP/TGR)
Saldo 31 Des Mutasi Saldo 31 Des
No Nama Ket.
2014 Tambah Kurang 2015
Tuntutan Ganti Rugi
1 I Wayan Suadya 21.550.000,00 - 1.200.000,00 20.350.000,00 SKP, 18 Nop 1999
2 Ir. Arie Mulyadi 2.430.000,00 - - 2.430.000,00 SKTM, 31 Mar 1999

3 Usman T. Djiloi 66.270.192,07 - - 66.270.192,07 SKP, 14 Sep 1992


4 M. Ra nde 10.728.016,29 - - 10.728.016,29 SKP, 14 Sep 1992
5 Dung Latubasa 18.501.100,00 - - 18.501.100,00 SKP, 14 Sep 1992
6 Dahlan Lamansa 16.456.000,33 - - 16.456.000,33 SKP, 14 Sep 1992
7 JS. Salumpana 5.195.233,36 - - 5.195.233,36 SKP, 14 Sep 1992
8 Kasim Latjongka 3.849.000,00 - - 3.849.000,00 SKP, 14 Sep 1992
9 Hendrik Lumowa 3.401.069,53 - - 3.401.069,53 SKP, 14 Sep 1992
10 M. Lawidu 30.593.810,00 - - 30.593.810,00 SKP, 14 Sep 1992
11 La Keo - 434.737,50 - 434.737,50 SKTM 30 Mar 1985

Jumlah TGR 178.974.421,58 434.737,50 1.200.000,00 178.209.159,08

Mutasi kurang sebesar Rp1.200.000,00 merupakan pembayaran


angsuran an. I Wayan Suadya melalui pemotongan
pensiun/tunjangan oleh PT Taspen (Persero) selama periode
berjalan tahun 2015, sedangkan mutasi tambah sebesar
Rp434.737,50 merupakan sisa Hutang an La Keo yang seharusnya
telah jatuh tempo pada tanggal 01 Juli 2015, namun sampai dengan
penyusunan laporan keuangan ini dibuat, belum diketahui bukti
pelunasannya, sehingga masih diperhitungkan nilai piutangnya.
(penjelasan lebih lanjut terdapat pada Pengungkapan Lainnya).
Selain Tuntutan Ganti Rugi sebesar Rp178.209.159,08 pada satker
Biro Keuangan, terdapat TGR atas 8 orang tertagih yang tidak
tercatat dalam Neraca, karena tidak memiliki SKTM/SKP, rincian
lebih lanjut terhadap TGR tersebut dijelaskan dalam pengungkapan
lainnya.
 Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti
Rugi (TP/TGR) per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014
pada Eselon 1 Inspektorat Jenderal masing-masing adalah
sebesar Rp25.000.000,00 dan Rp52.000.000,00. Rincian Bagian
Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi
TP/TGR per 31 Desember 2015 dan per 31 Desember 2014
tersaji sebagai berikut :

Catatan atas Laporan Keuangan Penjelasan Pos-Pos Neraca


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 88

Rincian Bagian Lancar Tagihan TP/TGR


Per 31 Desember 2015 dan Per 31 Desember 2014
No Instansi Jumlah Per 31 Des 2015 Per 31 Des 2014
Debitur
1 Inspektorat Jenderal 1 25.000.000 52.000.000
Jumlah 25.000.000 52.000.000

Sedangkan mutasi piutang per 31 Desember 2015 adalah sebagai


berikut:

Saldo per 31 Desember 2014 52.000.000


Mutasi tambah :
-Bagian Lancar Tagihan Tuntutan 145.126.125
Perbendaharaan/Tuntutan
Mutasi kurang : Ganti Rugi
- Angsuran s.d 31 Desember 2015 120.126.125
Saldo per 31 Desember 2015 25.000.000

Mutasi penambahan dan pengurangan dapat dijelaskan sebagai


berikut:
a. Mutasi tambah sebesar Rp145.126.125,00 sesuai dengan Surat
Keterangan Tanggung Jawab Mutlak tanggal 1 Februari 2014.
b. Mutasi pengurangan sebesar Rp120.126.126 merupakan
pembayaran tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti
Rugi (TP/TGR) pada TA 2015.

 Saldo Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan


Ganti Rugi (TP/TGR) per tanggal 31 Desember 2015 dan 31
Desember 2014 pada Eselon 1 Direktorat Jenderal Pengelolaan
Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (PDASHL) masing-
masing adalah sebesar Rp10.481.320,00 dan Rp15.421.520,00.
Rincian Bagian Lancar Tagihan TP/TGR adalah sebagai berikut:
Perbandingan Rincian Bagian Lancar TP/TGR TA 2015 dan 2014
Uraian Jumlah
BALAI PENGELOLAAN DAS CITARUM CILIWUNG 8,428,720
BALAI PENGELOLAAN DAS DODOKAN MOYOSARI 2,052,600
TOTAL 10,481,320

Catatan atas Laporan Keuangan Penjelasan Pos-Pos Neraca


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 89

Sedangkan untuk rincian nama personil yang terkena TGR adalah


sebagai berikut:
No. Debitur Jumlah (Rp)
1 Cecep Sumarna 8,428,720
2 Andi Suhandi SP 1,026,300
3 Parmin 1,026,300
Jumlah 10,481,320

 Saldo Bagian Lancar Tagihan Tuntutan


Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) per tanggal 31
Desember 2015 dan 31 Desember 2014 pada Eselon 1 Direktorat
Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Ditjen
KSDAE) masing-masing adalah sebesar Rp9.148.128.868 dan
Rp9.166.128. Rincian Bagian Lancar Tagihan TP/TGR adalah
sebagai berikut:
Perbandingan Rincian Bagian Lancar Tagihan TP/TGR
Per 31 Desember2015 dan 31 Desember 2014
Kenaikan/Penur
N0 SATKER NAMA 31 Des 2015 31 Des 2014
unan
1 Sekretariat Suharto 9,039,746,668 9,039,746,668 -

2 BBTN Gunung Leuser Teuku Alibasyah 36,950,000 36,950,000 -

3 BTN Bukit Barisan Selatan Endy Sudrajat 71,432,200 89,432,200 (18,000,000)

JUMLAH 9,148,128,868 9,166,128,868 (18,000,000)

Rincian saldo Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan/


Tuntutan Ganti Rugi (TPTGR) adalah pada satuan kerja sebagai
berikut:
1. Setditjen PHKA
TP atas nama Suharto senilai Rp9.039.746.668berupa
kelalaian pengelolaan uang proyek DIPA 29 tahun 2007.
Penjelasan lebih lanjut terdapat pada catatan penting lainnya.
2. BBTN Gunung Leuser
TGR atas nama T. Alibasyah senilai Rp60.000.000 berupa
kelalaian pengelolaan uang proyek. Realisasi angsuran
sampai dengan 31 Desember 2015sebesar Rp23.050.000
sehingga nilai TGR per 31 Desember2014 sebesar
Rp36.950.000.
3. BBTN Bukit Barisan Selatan TGR atas nama Endy Sudrajat
berupa kehilangan uang negara DR tahun 2004 senilai
Rp252.882.200,00. Realisasi angsuran sampai dengan 31
Desember 2015 sebesar Rp181.450.000 sehingga sisa TGR
per 31 Desember2015sebesar Rp71.432.200.

Catatan atas Laporan Keuangan Penjelasan Pos-Pos Neraca


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 90

 Bagian lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti


Rugi (TP/TGR) per tanggal 31 Desember 2015 dan 31 Desember
2014 pada Eselon 1 Badan Penyuluhan dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia (BP2SDM) masing-masing sebesar
Rp14.570.756 dan Rp7.940.000.
Saldo rincian bagian lancar tagihan tuntutan
perbendaharaan/tuntutan ganti rugi (TP/TGR) per 31 Desember
2015 sebesar Rp14.570.756 merupakan bagian lancar tuntutan
perbendahraan/tuntutan ganti rugi (TP/TGR) pada satuan kerja
Sekretariat BP2SDM unit kerja Pusat Penyuluhan a.n Jasmin
sebesar Rp3.000.000 dan a.n Rudy Shurman sebesar Rp4.940.000
dan Muhamad Anshori sebesar Rp6.630.756.

Penyisihan C.1.9 Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Bagian Lancar Tagihan


Piutang Tidak
Tertagih - Bag. Tuntutan Ganti Rugi (TGR)
Lancar TP/TGR Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Bagian Lancar Tagihan
Rp9,23M
Tuntutan Ganti Rugi (TGR) merupakan estimasi atas
ketidaktertagihan Bagian Lancar Tagihan Tuntutan
Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) yang ditentukan
oleh kualitas masing-masing piutang.
Saldo Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Bagian Lancar
Tagihan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) per 31 Desember 2015
adalah sebesar Rp9,239,801,187,00. Sedangkan penyisihan
piutang Bagian Lancar TP/TGR per 31 Desember 2014 sebesar
Rp9.239.968.109,00.
Rincian nilai piutang Bagian Lancar TP/TGR, Penyisihan dan
piutang Bagian Lancar TP/TGR netto menurut Eselon I per 31
Desember 2015 adalah sebagimana tabel berikut:
Tabel 30. Rincian Piutang dan Penyisihan Bagian Lancar TP/TGR
per 31 Desember 2015
No Eselon I Bagian Lancar Penyisihan Bagian Lancar
TP/TGR TP/TGR Netto
1 Setjen 178,209,159 (157,528,345) 20,680,814
2 Itjen 25,000,000 (125,000) 24,875,000
3 Ditjen PDASHL 10,481,320 (105,859) 10,375,461
4 Ditjen KSDAE 9,148,128,868 (9,077,053,829) 71,075,039
5 Badan P2SDM 14,570,756 (4,988,154) 9,582,602
Jumlah 9,376,390,103 (9,239,801,187) 136,588,916

Berikut adalah penjelasan rincian Penyisihan Piutang Bagian


Lancar TP/TGR sebesar Rp.9.239.801.187,00 per 31 Desember
2015 terdiri dari:

Catatan atas Laporan Keuangan Penjelasan Pos-Pos Neraca


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 91

 Saldo Penyisihan Piutang Tak Tertagih Bagian Lancar Tagihan


Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) per
31 Desember 2015 dan 2014 pada Eselon 1 Sekretariat Jenderal
masing-masing sebesar Rp157.528.345,00 dan
Rp157.532.172,00. Rangkuman Perhitungan Penyisihan Piutang
Tak Tertagih Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/
Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) untuk masing-masing debitur
tersaji pada Tabel berikut ini.
Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Bagian Lancar
Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR)

Nilai Penyisihan
No Nama Kualitas Nilai Piutang Penyisihan
Piutang (Rp)

Tuntutan Ganti Rugi


1 I Wayan Suadya Lancar 20,350,000.00 0.005 101,750.00
2 Ir. Arie Mulyadi Macet 2,430,000.00 100% 2,430,000.00
3 Usman T. Djiloi Macet 66,270,192.07 100% 66,270,192.07
4 M. Rande Macet 10,728,016.29 100% 10,728,016.29
5 Dung Latubasa Macet 18,501,100.00 100% 18,501,100.00
6 Dahlan Lamansa Macet 16,456,000.33 100% 16,456,000.33
7 JS. Salumpana Macet 5,195,233.36 100% 5,195,233.36
8 Kasim Latjongka Macet 3,849,000.00 100% 3,849,000.00
9 Hendrik Lumowa Macet 3,401,069.53 100% 3,401,069.53
10 M. Lawidu Macet 30,593,810.00 100% 30,593,810.00
11 La Keo Lancar 434,737.50 0.005 2,173.69
Jumlah TGR 178,209,159.08 157,528,345.27

 Penyisihan Piutang Tidak Tertagih – Bagian Lancar Tagihan


Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan GantiRugi (TP/TGR) per
31 Desember 2015 dan per 31 Desember 2014 pada Eselon 1
Inspektorat Jenderal masing-masing adalah sebesar
Rp125.000,00 dan Rp260.000,00. Rangkuman perhitungan
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih – Bagian Lancar Tagihan
Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR)
untuk masing-masing debitur tersaji sebagai berikut:

Rincian Penyisihan Piutang TidakTertagih –Bagian Lancar


Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi
(TP/TGR) Per 31 Desember 2015
Debitur Kualitas Nilai Penyisihan Nilai
Piutang Penyisihan
Inspektorat Lancar 25.000.000 0,5 % 125.000
Jenderal
Jumlah 125.000

Catatan atas Laporan Keuangan Penjelasan Pos-Pos Neraca


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 92

 Nilai Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Lancar per 31


Desember 2015 dan 31 Desember 2014 pada Eselon 1
Direktorat Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung
(Ditjen PDASHL) adalah masing-masing sebesar Rp 105.859,00
dan Rp77.108 yang merupakan estimasi atas ketidaktertagihan
Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan
Ganti Rugi (TP/TGR)yang ditentukan oleh kualitas masing-
masing piutang.

 Nilai Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Lancar per 31


Desember 2015 dan 31 Desember 2014 pada Eselon 1
Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan
Ekosistem (Ditjen KSDAE) adalah masing-masing sebesar
Rp9.077.053.829 dan Rp9.077.143.829. Rincian Penyisihan
Piutang Tak Tertagih-Piutang lancar pada tanggal pelaporan
adalah sebagai berikut:

Rincian Penyisihan Piutang Tak tertagih – Piutang TP/TGR


Per 31 Desember 2015
Uraian Kualitas Nilai Piutang Penyisihan Nilai Penyisihan
Setditjen PHKA Macet 9,039,746,668 100.00% 9,039,746,668

BBTN Gn Leuser Macet 36,950,000 100.00% 36,950,000


-
BBTN Bukit Barisan Selatan Lancar 71,432,200 0.50% 357,161
-
Jumlah 9,077,053,829

 Nilai Penyisihan Piutang Tak Tertagih Bagian Lancar Tagihan


Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) per
31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 pada Eselon 1 Badan
Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
(BP2SDM) masing-masing sebesar Rp4.988.154,00 dan
Rp4.955.000,00. Rangkuman perhitungan Penyisihan Piutang
Tak Tertagih Bagian Lancar Tagihan Tuntutan
Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) tersaji pada
tabel berikut:
Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Bagian Lancar Tagihan
Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR)
Kualitas Nilai Piutang % Nilai
Piutang Jk Pendek Penyisihan Penyisihan
Bagian Lancar TP/TGR
Lancar 9,630,756 0.50% 48,154
Macet 4,940,000 100% 4,940,000
Jumlah 14,570,756 4,988,154

Catatan atas Laporan Keuangan Penjelasan Pos-Pos Neraca


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 93

Persediaan C.1.10 Persediaan


Rp171,55M
Persediaan merupakan jenis aset dalam bentuk barang atau
perlengkapan (supplies) pada tanggal neraca, yang diperoleh
dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional
pemerintah dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual
dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada
masyarakat.
Nilai Persediaan per 31 Desember 2015 adalah sebesar
Rp171.553.450.174,00 sedangkan persediaan per 31 Desember
2014 adalah sebesar Rp88.417.513.334,00. Nilai persediaan ini
diperoleh dari hasil stock opname, dengan rincian menurut jenis
persediaan sebagaimana tabel berikut.
Tabel 31. Rincian Persediaan Menurut Jenis Persediaan2
Akun Eselon I Saldo per Kenaikan %
31 Des 2015 31 Des 2014 (Penurunan)
117111 Barang Konsumsi 18,979,489,582 13,499,084,742 5,480,404,840 40.60
117112 Amunisi 2,183,936,005 2,336,012,545 (152,076,540) (6.51)
117113 Bahan untuk 925,329,024 390,013,869 535,315,155 137.26
Pemeliharaan
117114 Suku Cadang 2,320,773,319 2,102,484,863 218,288,456 10.38
117121 Pita Cukai Materai 2,594,339,318 3,506,111,319 (911,772,001) (26.01)
dan Leges
117122 Tanah Bangunan 21,796,812,827 25,217,174,994 (3,420,362,167) (13.56)
untuk dijual atau
diserahkan kepada
masyarakat
117123 Hewan dan Tanaman 16,072,070,428 10,056,400,451 6,015,669,977 59.82
untuk dijual atau
diserahkan kepada
Masyarakat
117124 Peralatan dan Mesin 46,321,077,501 23,012,588,761 23,308,488,740 101.29
untuk dijual atau
diserahkan kepada
Masyarakat
117125 Jalan, Irigasi, dan 31,319,783,303 0 31,319,783,303 -
Jaringan untuk
diserahkan kepada
Masyarakat
117126 Aset Tetap Lainnya 379,089,132 470,354,929 (91,265,797) (19.40)
untuk diserahkan
kepada Masyarakat
117127 Aset Lain-Lain untuk 122,164,000 1,142,646,708 (1,020,482,708) (89.31)
diserahkan kepada
Masyarakat
117128 Brg Persediaan 23,196,213,841 3,000,753,992 20,195,459,849 673.01
Lainnya utk
dijual/diserahkan
masyarakat
117131 Bahan Baku 2,365,401,721 863,982,886 1,501,418,835 173.78
Persediaan dalam 3,875,000 0 3,875,000 -
rangka Bansos
117191 Persediaan untuk 313,465,740 396,953,324 (83,487,584) -
tujuan
strategis/berjaga2
117199 Persediaan Lainnya 2,659,629,433 2,422,949,951 236,679,482 -
Jumlah 171,553,450,174 88,417,513,334 83,135,936,840 94.03

2
Angka menurut Neraca Percobaan pada aplikasi SAK

Catatan atas Laporan Keuangan Penjelasan Pos-Pos Neraca


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 94

Terdapat ketidakcocokan saldo per akun rincian persediaan


antara Laporan Barang Milik Negara (LBMN) dengan Neraca
walaupun secara total jumlah persediaan antara LBMN dengan
Neraca telah sesuai. Berikut daftar selisih persediaan antara aplikasi
SAIBA dan SIMAK secara rinci:

Tabel 32. Daftar Persediaan Menurut SAK dan SIMAK BMN

Akun Jenis Persediaan SAIBA SIMAK Selisih

117111 Barang Konsumsi 18,979,489,582 18,979,474,582 15,000


117112 Amunisi 2,183,936,005 2,183,936,005 0
117113 Bahan untuk 925,329,024 925,443,024 (114,000)
Pemeliharaan
117114 Suku Cadang 2,320,773,319 2,320,674,319 99,000
117121 Pita Cukai Materai dan 2,594,339,318 2,594,339,318 0
Leges
117122 Tanah Bangunan 21,796,812,827 21,796,812,827 0
untuk dijual atau
diserahkan kepada
masyarakat

117123 Hewan dan Tanaman 16,072,070,428 16,072,070,428 0


untuk dijual atau
diserahkan kepada
Masyarakat

117124 Peralatan dan Mesin 46,321,077,501 46,321,077,501 0


untuk dijual atau
diserahkan kepada
Masyarakat
117125 Jalan, Irigasi, dan 31,319,783,303 31,319,783,303 0
Jaringan untuk
diserahkan kepada
Masyarakat
117126 Aset Tetap Lainnya 379,089,132 379,089,132 0
untuk diserahkan
kepada Masyarakat
117127 Aset Lain-Lain untuk 122,164,000 122,164,000 0
diserahkan kepada
Masyarakat
117128 Brg Persediaan 23,196,213,841 23,196,213,841 0
Lainnya utk
dijual/diserahkan
masyarakat
117131 Bahan Baku 2,365,401,721 2,365,401,721 0
Persediaan dalam 3,875,000 3,875,000 0
rangka Bansos
117191 Persediaan untuk 313,465,740 313,465,740 0
tujuan
strategis/berjaga2
117199 Persediaan Lainnya 2,659,629,433 2,659,629,433 0
Jumlah 171,553,450,174 171,553,450,174 0

Catatan atas Laporan Keuangan Penjelasan Pos-Pos Neraca


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 95

Aset Tetap: C.2 Aset Tetap


Nilai Perolehan
Rp7.53TAkumul Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari
asi Penyusutan 12 bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan atau dimanfaatkan
Rp2.34T, Nilai
Buku Rp5.19T oleh masyarakat umum.
Nilai buku Aset Tetap per 31 Desember 2015 dan TA 2014 adalah masing-
masing sebesar Rp5.193.390.970.397,00 dan Rp4,772,407,479,582,00.
Rincian Aset Tetap pada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan per
31 Desember 2015 dan 2014 tersaji pada tabel berikut ini.

Tabel 33.
Rincian Aset Tetap Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nama Aset Saldo per Kenaikan %
Tetap 31 Des 2015 31 Des 2014 (Penurunan)
Tanah 2.325.363.098.289 2.219.569.806.892 105.793.291.397 4,77
Peralatan dan 2.887.247.752.244 2.265.311.853.761 621.935.898.483 27,45
Mesin
Gedung dan 1.966.417.875.151 1.786.949.639.697 179.468.235.454 10,04
Bangunan
Jalan, Irigasi 214.719.798.713 192.976.159.780 21.743.638.933 11,27
dan Jaringan
Aset Tetap 108.100.860.403 66.968.154.544 41.132.705.859 61,42
Lainnya
KDP 37.765.260.024 56.226.901.318 (18.461.641.294) (32,83)
Jumlah 7.539.614.644.824 6.588.002.515.992 951.612.128.832 14,44
Akmulasi
(2.346.223.674.427) (1.815.595.036.410) (530.628.638.017) 29,23
Penyusutan
Nilai Buku Aset
5.193.390.970.397 4.772.407.479.582 420.983.490.815 8,82
Tetap

Komposisi Aset Tetap per 31 Desember 2015 dapat digambarkan dengan


grafik dibawah ini.

Catatan atas Laporan Keuangan Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang, Aset Lainnya, Kewajiban dan Ekuitas
LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 96

Posisi aset tetap pada neraca dibandingkan dengan posisi aset tetap pada
SIMAK BMN dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 34. Perbandingan Aset Tetap antara SAK dan SIMAK BMN
Saldo per 31 Desember 2015
Nama Aset Tetap Selisih
Neraca SIMAK BMN
Ta na h 2.325.363.098.289 2.325.363.098.289 -
Mes i n 2.887.247.752.244 2.887.247.752.244 -
Gedung da n 1.966.417.875.151 1.966.417.875.151
Ba nguna n -
Ja l a n, Iri ga s i da n 214.719.798.713 214.719.798.713 -
As et Teta p La i nnya 108.100.860.403 108.100.860.403 -
KDP 37.765.260.024 37.765.260.024 -
Jumlah 7.539.614.644.824 7.539.614.644.824 -
Akm penyus uta n (2.346.223.674.427) (2.346.223.674.427) -
Nilai Buku Aset
Tetap 5.193.390.970.397 5.193.390.970.397 -

C.2.1 Tanah
Tanah: Nilai Nilai perolehan Tanah per 31 Desember 2015 adalah sebesar
Perolehan
Rp2.325.363.098.289,00 sedangkan nilai perolehan tanah per 31
Rp2.32T dan
Nilai Buku Desember 2014 adalah sebesar Rp2.219.569.806.892,00. Tanah termasuk
Rp2,32T
dalam aset yang tidak disusutkan. Berikut rincian aset tetap tanah per
Eselon I:

Tabel 35. Rincian Aset Tetap Tanah per Eselon I


No Eselon I Saldo per Kenaikan %
31 Des 2015 31 Des 2014 (Penurunan)
1 Setjen 152.021.873.090 99.111.774.926 52.910.098.164 53,38
2 Itjen 0 0 0 -
3 Ditjen PHPL 352.433.253.420 360.933.833.440 (8.500.580.020) (2,36)
4 Ditjen PDASHL 198.826.307.270 152.055.175.520 46.771.131.750 30,76
5 Ditjen KSDAE 417.080.306.921 435.122.925.327 (18.042.618.406) (4,15)
6 Ditjen PKTL 123.419.349.205 92.708.841.376 30.710.507.829 33,13
7 Badan Litbang 596.038.518.203 595.900.138.203 138.380.000 0,02
8 Badan P2SDM 483.744.733.780 483.737.118.100 7.615.680 0,00
9 Ditjen PSKL 0 0 0 -
10 Ditjen Gakum 1.715.980.000 0 1.715.980.000 -
11 Ditjen PPI 82.776.400 0 82.776.400 -
12 Ditjen PSLB3 0 0 0 -
13 Ditjen PPKL 0 0 0 -
Jumlah 2.325.363.098.289 2.219.569.806.892 105.793.291.397 4,77

Mutasi/perubahan aset Tanah per tanggal pelaporan disajikan pada tabel berikut.

Catatan atas Laporan Keuangan Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang, Aset Lainnya, Kewajiban dan Ekuitas
LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 97

Terkait dengan rincian mutasi penambahan dan pengurangan aset tanah, lebih
lanjut dapat dilihat pada Laporan Barang Milik Negara (LBMN) sebagaimana
terlampir.

Mutasi Tanah

SALDO AWAL per 31 Des 2014 2,219,569,806,892


Mutasi tambah (+)
Hibah (Masuk) 500,750
Koreksi Nilai Tim Penertiban Aset (+) 660,714,750
Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas (+) 155,560,879
Pembelian 10,420,671,400
Penambahan Saldo Awal 46,994,506,331
Pengembangan Melalui KDP 611,243,257
Pengembangan Nilai Aset 966,894,160
Penyelesaian Pembangunan Dengan KDP 2,278,344,000
Reklasifikasi Masuk 18,788,587,828
Transfer Masuk 397,391,915,245
Mutasi kurang (-)
Koreksi Pencatatan (14,111,000)
Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas (-) (348,916,294)
Reklasifikasi Keluar (18,965,644,809)
Transfer Keluar (353,146,975,100)
Grand Total 105,793,291,397
Saldo Akhir per 31 Des 2015 2,325,363,098,289

C.2.2 Peralatan dan Mesin


Peralatan dan Nilai perolehan Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2015 adalah
Mesin: Nilai
Perolehan
sebesar Rp2.887.247.752.244,00 sedangkan Peralatan dan Mesin per 31
Rp2,87T, Desember 2014 adalah sebesar Rp2.265.311.853.761,00. Akumulasi
Akumulasi
Penyusutan
Penyusutan Peralatan dan Mesin sampai dengan 31 Desember 2015 adalah
Rp1.94T, Nilai sebesar Rp1.945.655.041.141,00 sehingga nilai buku Peralatan dan Mesin
Buku
Rp925,44M
adalah sebesar Rp941.592.711.103,00.
Berikut rincian aset tetap Peralatan dan Mesin per Eselon I berdasarkan
nilai perolehannya:

Tabel 36. Rincian Peralatan dan Mesin menurut Eselon I

Catatan atas Laporan Keuangan Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang, Aset Lainnya, Kewajiban dan Ekuitas
LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 98

Saldo per Kenaikan


No Eselon I %
31 Des 2015 31 Des 2014 (Penurunan)
1 Setjen 353.170.469.015 159.867.248.449 193.303.220.566 120,91
2 Itjen 14.169.257.626 13.459.630.526 709.627.100 5,27
3 Ditjen PHPL 110.311.010.242 90.400.004.584 19.911.005.658 22,03
4 Ditjen PDASHL 308.869.866.218 292.581.255.352 16.288.610.866 5,57
5 Ditjen KSDAE 1.168.905.354.666 1.153.056.825.261 15.848.529.405 1,37
6 Ditjen PKTL 282.965.604.241 293.259.420.250 (10.293.816.009) (3,51)
7 Badan Litbang 315.301.656.184 170.775.451.726 144.526.204.458 84,63
8 Badan P2SDM 130.719.019.914 91.912.017.613 38.807.002.301 42,22
9 Ditjen PSKL 7.838.779.864 0 7.838.779.864 -
10 Ditjen Gakum 118.407.205.835 0 118.407.205.835 -
11 Ditjen PPI 57.149.800.622 0 57.149.800.622 -
12 Ditjen PSLB3 15.624.224.118 0 15.624.224.118 -
13 Ditjen PPKL 3.815.503.699 0 3.815.503.699 -
Jumlah 2.887.247.752.244 2.265.311.853.761 621.935.898.483 27,45

Mutasi/perubahan Peralatan dan Mesin per tanggal pelaporan


dirinci pada tabel di bawah ini. Terkait dengan rincian mutasi
penambahan dan pengurangan Peralatan dan Mesin selengkapnya
dapat dilihat pada laporan Barang Milik Negara sebagaimana
terlampir.
Mutasi Peralatan dan Mesin

SALDO AWAL per 31 Des 2014 2,265,311,853,761


Mutasi tambah (+)
Hibah (Masuk) 6,075,300,740
Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas (+) 295,047,249
Pembelian 354,251,764,684
Penambahan Saldo Awal 1,362,923,799
Pengembangan Melalui KDP 431,112,211
Pengembangan Nilai Aset 2,562,812,577
Penyelesaian Pembangunan Dengan KDP 47,708,814,595
Penyelesaian Pembangunan Langsung 1,260,938,387
Perolehan Lainnya 806,183,000
Reklasifikasi Dari Aset Lainnya ke Aset T 2,270,588,067
Reklasifikasi Masuk 19,829,569,494
Transfer Masuk 662,842,964,875
Mutasi kurang (-)
Hibah (Keluar) (6,927,985,860)
Koreksi Pencatatan (82,129,000)
Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas (-) (274,388,777)
Penghapusan (6,331,195,332)
Penghentiaan Aset Dari Penggunaan (127,488,642,259)
Reklasifikasi Keluar (2,342,889,150)
Transfer Keluar (334,112,893,317)
Usulan Barang Hilang ke Pengelola (15,394,500)
Usulan Barang Rusak Berat ke Pengelola (186,603,000)
Grand Total 621,935,898,483
Saldo Akhir per 31 Des 2015 2,887,247,752,244

Catatan atas Laporan Keuangan Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang, Aset Lainnya, Kewajiban dan Ekuitas
LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 99

C.2.3 Gedung dan Bangunan


Gedung dan Nilai perolehan Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2015
Bangunan: Nilai
dan TA 2014 masing-masing adalah sebesar
Perolehan
Rp1,96T, Rp1.966.417.875.151,00 dan Rp1.786.949.639.697,00.
Akumulasi
Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan sampai dengan 31
Penyusutan
Rp300.69M, Desember 2015 adalah sebesar Rp300.690.335.841,00 sehingga
Nilai Buku
nilai buku Gedung dan Bangunan adalah sebesar
Rp1,66T
Rp1.665.727.539.310,00.
Berikut rincian aset tetap Peralatan dan Mesin per Eselon I
berdasarkan nilai perolehannya:

Tabel 37. Rincian Gedung dan Bangunan menurut Eselon I


Saldo per Kenaikan
No Eselon I %
31 Des 2015 31 Des 2014 (Penurunan)
1 Setjen 262.304.831.898 206.241.183.237 56.063.648.661 27,18
2 Itjen 0 0 0 -
3 Ditjen PHPL 55.344.730.274 53.381.681.863 1.963.048.411 3,68
4 Ditjen PDASHL 323.069.178.138 305.443.760.012 17.625.418.126 5,77
5 Ditjen KSDAE 788.833.667.019 717.499.605.569 71.334.061.450 9,94
6 Ditjen PKTL 107.592.214.360 127.778.648.481 (20.186.434.121) (15,80)
7 Bada n Litba ng 208.580.817.057 183.111.913.741 25.468.903.316 13,91
8 Bada n P2SDM 215.265.168.405 193.492.846.794 21.772.321.611 11,25
9 Ditjen PSKL 0 0 0 -
10 Ditjen Ga kum 356.586.000 0 356.586.000 -
11 Ditjen PPI 5.070.682.000 0 5.070.682.000 -
12 Ditjen PSLB3 0 0 0 -
13 Ditjen PPKL 0 0 0 -
Jumlah 1.966.417.875.151 1.786.949.639.697 179.468.235.454 10,04

Mutasi/perubahan Gedung dan Bangunan per tanggal pelaporan


adalah sebagai berikut:

Catatan atas Laporan Keuangan Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang, Aset Lainnya, Kewajiban dan Ekuitas
LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 100

Mutasi Gedung dan Bangunan

SALDO AWAL per 31 Des 2014 1,786,949,639,697


Mutasi tambah (+)
Hibah (Masuk) 575,162,000
Koreksi Nilai Tim Penertiban Aset (+) 1,199,999
Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas (+) 6,751,080,311
Pembelian 4,834,047,958
Penambahan Saldo Awal 799,626,961
Penerimaan Aset Tetap Renovasi 3,134,173,831
Pengembangan Melalui KDP 54,250,533,863
Pengembangan Nilai Aset 20,585,138,147
Penyelesaian Pembangunan Dengan KDP 57,850,301,410
Penyelesaian Pembangunan Langsung 4,576,862,995
Perolehan Lainnya 7,344,301,650
Perolehan Reklasifikasi Dari Intra ke Eks 594,634,000
Reklasifikasi Dari Aset Lainnya ke Aset T 1,685,443,611
Reklasifikasi Masuk 34,983,946,882
Transfer Masuk 129,470,388,205
Mutasi kurang (-)
Hibah (Keluar) (3,378,549,392)
Koreksi Pencatatan (2,546,614,600)
Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas (-) (3,070,550,890)
Penghapusan (1,661,290,000)
Penghentiaan Aset Dari Penggunaan (45,028,803,577)
Reklasifikasi Keluar (20,168,087,090)
Transfer Keluar (72,114,710,820)
Grand Total 179,468,235,454
Saldo Akhir per 31 Des 2015 1,966,417,875,151

C.2.4 Jalan, Irigasi dan Jaringan


Jalan, Irigasi dan Nilai perolehan Jalan, Irigasi dan Jaringan per 31 Desember
Jaringan: Nilai
2015 adalah sebesar Rp214.719.798.713,00 sedangkan Jalan,
Perolehan
Rp214,71M, Irigasi dan Jaringan per 31 Desember 2014 adalah sebesar
Akumulasi
Rp192.976.159.780,00. Akumulasi Penyusutan Jalan, Irigasi dan
Penyusutan
Rp93,27M, Nilai Jaringan sampai dengan 31 Desember 2015 adalah sebesar
Buku
Rp93.279.042.421,00 sehingga nilai buku Jalan, Irigasi dan Jaringan
Rp121,44M
adalah sebesar Rp121.440.756.292,00.
Berikut rincian aset tetap Jalan, Irigasi dan Jaringan per Eselon I
berdasarkan nilai perolehannya:

Catatan atas Laporan Keuangan Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang, Aset Lainnya, Kewajiban dan Ekuitas
LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 101

Tabel 38. Daftar Jalan, Irigasi dan Jaringan menurut Eselon I1


Saldo per Kenaikan
No Eselon I %
31 Des 2015 31 Des 2014 (Penurunan)
1 Setjen 29.310.315.155 26.808.776.635 2.501.538.520 9,33
2 Itjen 0 0 0 -
3 Ditjen PHPL 1.515.907.085 1.284.054.585 231.852.500 18,06
4 Ditjen BPDAS 21.036.782.903 19.319.295.880 1.717.487.023 8,89
5 Ditjen KSDAE 107.431.370.086 98.120.243.450 9.311.126.636 9,49
6 Ditjen Planologi 3.309.087.035 2.946.038.442 363.048.593 12,32
7 Badan Litbang 29.604.693.096 26.566.809.147 3.037.883.949 11,43
8 Badan P2SDM 21.141.695.573 17.930.941.641 3.210.753.932 17,91
9 Ditjen PSKL 0 0 0 -
10 Ditjen Gakum 0 0 0 -
11 Ditjen PPI 1.369.947.780 0 1.369.947.780 -
12 Ditjen PSLB 0 0 0 -
13 Ditjen PPKL 0 0 0 -
Jumlah 214.719.798.713 192.976.159.780 21.743.638.933 11,27

Mutasi/perubahan Jalan, Irigasi dan Jaringan per tanggal pelaporan


adalah sebagaimana tabel di bawah ini.
Rincian penambahan dan pengurangan Jalan, Irigasi dan Jaringan
selengkapnya dapat dilihat pada laporan Barang Milik Negara
sebagaimana terlampir.
Mutasi Jalan, Irigasi dan Jaringan2
SALDO AWAL per 31 Des 2014 192,976,159,780
Mutasi tambah (+)
Hibah (Masuk) 475,569,000
Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas (+) 487,390,050
Pembelian 3,752,592,712
Penambahan Saldo Awal 204,371,000
Penerimaan Aset Tetap Renovasi 909,902,000
Pengembangan Melalui KDP 6,972,781,989
Pengembangan Nilai Aset 2,122,341,753
Penyelesaian Pembangunan Dengan KDP 9,517,718,559
Penyelesaian Pembangunan Langsung 630,781,701
Perolehan Lainnya 1,702,352,200
Reklasifikasi Dari Aset Lainnya ke Aset T 58,260,000
Reklasifikasi Masuk 923,536,495
Transfer Masuk 7,431,552,536
Mutasi kurang (-)
Koreksi Pencatatan (4,974,932,237)
Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas (-) (2,178,586,747)
Penghapusan (1,225,000)
Penghentiaan Aset Dari Penggunaan (113,262,055)
Reklasifikasi Keluar (1,042,703,407)
Transfer Keluar (5,134,801,616)
Grand Total 21,743,638,933
Saldo Akhir per 31 Des 2015 214,719,798,713

1
Angka menurut Neraca Percobaan pada aplikasi SAIBA
2
Sesuai Aplikasi SIMAK BMN

Catatan atas Laporan Keuangan Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang, Aset Lainnya, Kewajiban dan Ekuitas
LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 102

C.2.5 Aset Tetap Lainnya


Aset Tetap Nilai perolehan Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2015 adalah
Lainnya: Nilai
Rp108.100.860.403,00 sedangkan nilai Aset Tetap Lainnya per 31
Perolehan
Rp108,10M, Desember 2014 adalah sebesar Rp66.968.154.544,00. Akumulasi
Akumulasi
Penyusutan Aset Tetap Lainnya sampai dengan 31 Desember 2015
Penyusutan
Rp6,59M, Nilai adalah sebesar Rp6.599.255.024,00 sehingga nilai buku Aset Tetap
Buku
lainnya adalah sebesar Rp101.501.605.379,00. Berikut rincian Aset
Rp101,50M
Tetap Lainnya per Eselon I berdasarkan nilai perolehannya:

Tabel 39. Rincian Aset Tetap Lainnya menurut Eselon I

Saldo per Kenaikan


No Eselon I %
31 Des 2015 31 Des 2014 (Penurunan)
1 Setjen 29.085.340.208 6.578.932.397 22.506.407.811 342,10
2 Itjen 99.242.750 97.348.900 1.893.850 -
3 Ditjen PHPL 5.102.868.694 4.709.802.244 393.066.450 8,35
4 Ditjen PDASHL 4.105.487.018 4.030.337.120 75.149.898 1,86
5 Ditjen KSDAE 14.949.664.990 9.716.723.285 5.232.941.705 53,86
6 Ditjen PKTL 33.990.467.339 33.974.679.839 15.787.500 0,05
7 Badan Litbang 4.870.594.339 3.816.397.849 1.054.196.490 27,62
8 Badan P2SDM 5.098.818.235 4.043.932.910 1.054.885.325 26,09
9 Ditjen PSKL 0 0 0 -
10 Ditjen Gakum 41.800.000 0 41.800.000 -
11 Ditjen PPI 6.119.262.050 0 6.119.262.050 -
12 Ditjen PSLB3 4.637.314.780 0 4.637.314.780 -
13 Ditjen PPKL 0 0 0 -
Jumlah 108.100.860.403 66.968.154.544 41.132.705.859 61,42

Mutasi/Perubahan Aset Tetap Lainnya per tanggal pelaporan dirinci


pada table berikut.

Rincian penambahan dan pengurangan Aset Tetap Lainnya


selengkapnya dapat dilihat pada laporan Barang Milik Negara
sebagaimana terlampir.

Mutasi Aset Tetap Lainnya

Catatan atas Laporan Keuangan Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang, Aset Lainnya, Kewajiban dan Ekuitas
LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 103

SALDO AWAL per 31 Des 2014 66,968,154,544


Mutasi tambah (+)
Hibah (Masuk) 426,463,500
Pembelian 5,823,319,495
Penambahan Saldo Awal 5,086,244,750
Pengembangan Melalui KDP 39,782,000
Pengembangan Nilai Aset 120,600
Penyelesaian Pembangunan Dengan KDP 782,905,898
Penyelesaian Pembangunan Langsung 5,107,962,330
Reklasifikasi Dari Aset Lainnya ke Aset T 1,400,000
Reklasifikasi Masuk 50,000,000
Transfer Masuk 64,856,291,855
Mutasi kurang (-)
Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas (-) (42,838,925)
Penghentiaan Aset Dari Penggunaan (73,352,000)
Reklasifikasi Keluar (79,950,000)
Transfer Keluar (40,845,643,644)
Grand Total 41,132,705,859
Saldo Akhir per 31 Des 2015 108,100,860,403

C.2.6 Konstruksi Dalam Pengerjaan


Konstruksi Nilai Konstruksi Dalam Pengerjaan per 31 Desember 2015
Dalam adalah sebesar Rp37.765.260.024,00 sedangkan nilai Konstruksi
Pengerjaan
Rp37,76M Dalam Pengerjaan per 31 Desember 2014 adalah sebesar
Rp56.226.901.318,00.
Kontruksi dalam pengerjaan tersebut secara rinci disajikan
sebagaimana tabel berikut:
Tabel 40. Rincian Konstruksi dalam Pengerjaan menurut Eselon I
No Eselon I Saldo per Kenaikan %
31 Des 2015 31 Des 2014 (Penurunan)
1 Setjen 1.207.700.000 0 1.207.700.000 -
2 Itjen 0 0 0 -
3 Di tjen PHPL 0 0 0 -
4 Di tjen BPDAS 1.143.096.458 7.467.918.868 (6.324.822.410) (84,69)
5 Di tjen KSDAE 15.677.563.883 47.919.701.450 (32.242.137.567) (67,28)
6 Di tjen PKTL 0 0 0 -
7 Bada n Li tba ng 1.220.160.183 32.300.000 1.187.860.183 3.677,59
8 Bada n P2SDM 1.924.632.000 806.981.000 1.117.651.000 138,50
9 Di tjen PSKL 0 0 0 -
10 Di tjen Gakum 16.164.859.300 0 16.164.859.300 -
11 Di tjen PPI 427.248.200 0 427.248.200 -
12 Di tjen PSLB3 0 0 0 -
13 Di tjen PPKL 0 0 0 -
Jumlah 37.765.260.024 56.226.901.318 (18.461.641.294) (32,83)

C.2.7 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap

Catatan atas Laporan Keuangan Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang, Aset Lainnya, Kewajiban dan Ekuitas
LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 104

Akumulasi Saldo Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 2015


Penyusutan
Aset Tetap Rp2,346,223,674,427,00, sementara Akumulasi Aset Tetap pada 31
Rp2.34T Desember 2014 adalah sebesar Rp1.815.595.036.410,00.
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap merupakan kontra akun Aset
Tetap yang disajikan berdasarkan pengakumulasian atas
penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan
manfaat Aset Tetap selain untuk Tanah dan Konstruksi dalam
Pengerjaan (KDP).
Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 2015
tersaji pada Tabel berikut:

Tabel 41. Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap


No Aset Tetap Nilai Perolehan Akm. Penyusutan Nilai Buku
1 Peralatan dan Mesin 2.887.247.752.244 (1.945.655.041.141) 941.592.711.103
2 Gedung dan Bangunan 1.966.417.875.151 (300.690.335.841) 1.665.727.539.310
3 Jalan, Irigasi dan Jaringan 214.719.798.713 (93.279.042.421) 121.440.756.292
4 Aset Tetap Lainnya 108.100.860.403 (6.599.255.024) 101.501.605.379
Jumlah 5.176.486.286.511 (2.346.223.674.427) 2.830.262.612.084

C.3 Piutang Jangka Panjang

C.3.1 Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi


Tuntutan Tuntutan ganti rugi merupakan suatu proses yang dilakukan
Perbendaharaan
terhadap pegawai negeri bukan bendahara dengan tujuan untuk
/ Tuntutan
Ganti Rugi menuntut penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh
Rp22,83Jt
negara sebagai akibat langsung ataupun tidak langsung dari suatu
perbuatan melanggar hukum yang dilakukan oleh pegawai
tersebut atau kelalaian dalam pelaksanaan tugas kewajibannya.
Tuntutan ganti rugi dinilai sebesar nilai nominal dalam Surat
Keterangan Tanggungjawab Mutlak (SKTM) setelah dikurangi
dengan setoran yang telah dilakukan oleh pegawai yang
bersangkutan ke kas negara. Dokumen sumber yang dapat
digunakan untuk menentukan nilai tuntutan ganti rugi adalah Surat
Keterangan Tanggung Jawab Mutlak dan bukti setor berupa STS
atau SSBP.
Nilai Tuntutan Perbendaharaan / Tuntutan Ganti Rugi per 31
Desember 2015 adalah sebesar Rp22.834.830,00 sedangkan nilai
Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi per 31 Desember
2014 adalah sebesar Rp18.552.600,00.

Tabel 42. Rincian TP/TGR menurut Eselon I

Catatan atas Laporan Keuangan Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang, Aset Lainnya, Kewajiban dan Ekuitas
LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 105

Saldo per Kenaikan


No Eselon I %
31 Des 2015 31 Des 2014 (Penurunan)
1 Ditjen PDASHL 4,361,775 2,052,600 2,309,175 112.50
2 Badan P2SDM 18,473,055 16,500,000 1,973,055 0.00
Jumlah 22,834,830 18,552,600 4,282,230 23.08

 Tagihan Tuntutan Perbendaharaan / Tuntutan Ganti Rugi


(TP/TGR) pada Eselon I Ditjen PDASHL sebesar Rp4.361.775,00
tersebut merupakan TP/TGR pada BPDAS Kapuas.

 Tagihan Tuntutan perbendaharaan / Tuntutan Ganti Rugi


(TP/TGR) pada Eselon I Badan P2SDM sebesar Rp18.473.055,00
tersebut merupakan TP/TGR pada Sekretariat BP2SDM unit
kerja Pusat Penyuluhan.

C.3.2 Penyisihan Piutang Tidak Tertagih – Tagihan Tuntutan


Penyisihan Perbendaharan/Tuntutan Ganti Rugi
Piutang Tidak
Penyisihan Piutang Tidak tertagih adalah cadangan yang harus
Tertagih–
TP/TGR dibentuk sebesar persentase tertentu dari akun piutang
Rp92,36Rb
berdasarkan penggolongan kualitas piutang.
Nilai Penyisihan Piutang Tidak Tertagih-Tagihan Tuntutan
Perbendaharan/Tuntutan Ganti Rugi per 31 Desember 2015
sebesar Rp92.365,00. Rincian penyisihannya piutang tidak
tertagih adalah sebagai berikut:

Tabel 43. Rincian Penyisihan Tidak Tertagih - TP/TGR

No Eselon I Nilai Piutang Penyisihan Piutang Netto

1 Ditjen PDASHL 4,361,775.00 0.00 4,361,775.00


2 Badan P2SDM 18,473,055.00 (92,365.00) 18,380,690.00
Jumlah 22,834,830.00 (92,365.00) 22,742,465.00

C.3.3 Piutang Jangka Panjang Lainnya


Piutang Jangka Akun Piutang Jangka Panjang Lainnya digunakan untuk mencatat

Catatan atas Laporan Keuangan Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang, Aset Lainnya, Kewajiban dan Ekuitas
LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 106

Panjang Lainnya transaksi yang berkaitan dengan pengakuan piutang di luar


Rp8,90M
Tagihan Penjualan Angsuran, Pinjaman kepada BUMN/BUMD dan
Lembaga Internasional, Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti
Rugi, Piutang Pajak dan Piutang PNBP.
Nilai Piutang Jangka Panjang Lainnya per 31 Desember 2015
sebesar Rp8.905.314.000,00. Sedangkan nilai Piutang Jangka
Panjang Lainnya per 31 Desember 2014 sebesar
Rp158.276.776.998,00.
Saldo tersebut tercatat pada satker Biro Keuangan dan merupakan
piutang PNBP terhadap pinjaman DR atas HTI yang telah dilakukan
penjadwalan kembali (rescheduling) dan belum jatuh tempo pada
tahun 2015. Mutasi saldo akun ini adalah sebagai berikut:

Saldo per 31 Desember 2014 158.276.776.998,26


(+) Mutasi Tambah :
Bunga/Denda Piutang HTI Rescheduling 0,00

(-) Mutasi Kurang :


Pembayaran Piutang HTI Rescheduling (149.371.462.998,26)
Saldo per 31 Desember 2015 8.905.314.000,00

Penurunan piutang jangka panjang lainnya dibandingkan tahun


2014 sangat signifikan, disebabkan karena adanya pelunasan
ataupun pembayaran piutang dilakukan sesuai jadwal.

C.3.4 Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Piutang Jangka Panjang


Penyisihan Lainnya
Piutang Tidak
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih adalah cadangan yang harus
Tertagih –
Piutang Jangka dibentuk sebesar persentase tertentu dari akun piutang
Panjang Lainnya
berdasarkan penggolongan kualitas piutang. Saldo akun ini
Rp890,53Jt
merupakan estimasi atas Piutang Jangka Panjang Lainnya yang
tidak tertagih dan ditentukan oleh kualitas masing-masing piutang.
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Piutang Jangka Panjang
Lainnya per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah
masing-masing sebesar Rp890.531.400,00 dan
Rp17.647.942.900,00. Adanya reklasifikasi piutang HTI Non
Rescheduling dari Piutang Jangka Panjang Lainnya ke Piutang
Bukan Pajak mengakibatkan penurunan pada saldo akun
penyisihan ini.
Rincian perhitungan Penyisihan Piutang tak Tertagih Piutang
Jangka Panjang Lainnya tercantum dalam tabel berikut:
Tabel 44. Rincian Penyisihan Piutang tak Tertagih - Piutang Jangka
Panjang Lainnya

Catatan atas Laporan Keuangan Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang, Aset Lainnya, Kewajiban dan Ekuitas
LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 107

Uraian Kualitas Nilai Piutang Penyisihan Nilai Penyisihan


Piutang HTI Kurang Lancar 8,905,314,000.00 10% 890,531,400.00
Resheduling Diragukan - 50% -
Total 8,905,314,000.00 890,531,400.00

C.4 Aset Lainnya


Aset Aset Lainnya adalah aset yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam
Lainnya;Nilai
aset lancar, investasi permanen dan aset tetap pada tanggal neraca.
Perolehan
Rp383.70M Aset Lainnya terdiri atas Aset Tak Berwujud, Aset Lain-lain dan Aset
yang Dibatasi Penggunaannya serta Dana Kelolaan BLU.
Nilai perolehan Aset Lainnya per 31 Desember 2015 sebelum
penyusutan adalah sebesar Rp383.707.780.158,00 sedangkan nilai
Aset Lainnya per 31 Desember 2014 adalah sebesar
Rp249.152.932.114,00. Berikut adalah rincian Aset Lainnya
menurut Eselon I:

Tabel 45. Rincian Aset Lainnya menurut Eselon I


Saldo per Kenaikan
No Eselon I %
31 Des 2015 31 Des 2014 (Penurunan)
1 Setjen 34,298,944,346 4,282,233,063 30,016,711,283 700.96
2 Itjen 287,566,000 2,066,006,634 (1,778,440,634) (86.08)
3 Ditjen PHPL 30,608,110,235 28,494,687,288 2,113,422,947 7.42
4 Ditjen PDASHL 39,013,815,919 37,801,693,380 1,212,122,539 3.21
5 Ditjen KSDAE 96,221,590,391 69,915,599,326 26,305,991,065 37.63
6 Ditjen PKTL 122,397,294,571 60,889,244,300 61,508,050,271 101.02
7 Badan Litbang 11,312,984,490 7,326,923,540 3,986,060,950 54.40
8 Badan P2SDM 40,571,338,418 38,376,544,583 2,194,793,835 5.72
9 Ditjen PSKL 187,514,597 - 187,514,597 -
10 Ditjen Gakum 965,318,980 - 965,318,980 -
11 Ditjen PPI 7,351,657,211 - 7,351,657,211 -
12 Ditjen PSLB3 442,645,000 - 442,645,000 -
13 Ditjen PPKL 49,000,000 - 49,000,000 -
Jumlah 383,707,780,158 249,152,932,114 134,554,848,044 54.00

Sedangkan rincian Aset lainnya berdasarkan jenis dapat dijelaskan


melalui tabel dan grafik-grafik berikut ini :

Tabel 46. Rincian Aset Lainnya menurut Jenis Aset3

3
Angka menurut Neraca Percobaan pada aplikasi SAIBA

Catatan atas Laporan Keuangan Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang, Aset Lainnya, Kewajiban dan Ekuitas
LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 108

Saldo per Kenaikan


Uraian %
31 Des 2015 31 Des 2014 (Penurunan)
As et Ta k Berwujud 121,957,330,031 81,557,611,504 40,399,718,527 49.54
As et La i n-l a i n 261,750,450,127 167,595,320,610 94,155,129,517 56.18
Nilai Perolehan 383,707,780,158 249,152,932,114 134,554,848,044 54.00
Ak. Penyus uta n (145,570,133,633) (102,308,287,251) (43,261,846,382) 42.29
Nilai Buku 238,137,646,525 146,844,644,863 91,293,001,662 62.17

Grafik 6. Komposisi Aset Lainnya per 31 Desember 2015

C.4.1 Aset Tak Berwujud


Aset tak Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan
Berwujud tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam
Rp121,41M
menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan
lainnya termasuk hak atas kekayaan intelektual. Aset Tak
Berwujud meliputi software komputer; lisensi dan franchise; hak
cipta (copyright), paten, goodwill, dan hak lainnya, hasil
kajian/penelitian yang memberikan manfaat jangka panjang.
Nilai Aset Tak Berwujud per 31 Desember 2015 dan per 31
Desember 2014 masing-masing adalah sebesar
Rp121.957.330.031,00 dan Rp81.557.611.504,00. Berikut
rincian Aset Tak Berwujud menurut Eselon I:

Tabel 47. Rincian Aset Tak Berwujud menurut Eselon I4

4
Angka menurut Neraca Percobaan pada aplikasi SAIBA

Catatan atas Laporan Keuangan Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang, Aset Lainnya, Kewajiban dan Ekuitas
LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 109

Saldo per Kenaikan


No Eselon I %
31 Des 2015 31 Des 2014 (Penurunan)
1 Setje n 27,391,636,856 4,024,451,293 23,367,185,563 580.63

2 Itjen 252,070,000 252,070,000 0 -


3 Di tjen PHPL 27,804,246,102 24,719,344,851 3,084,901,251 12.48
4 Di tjen PDASHL 25,166,893,087 25,089,136,087 77,757,000 0.31
5 Di tjen KSDAE 7,399,541,732 7,696,677,833 (297,136,101) (3.86)
6 Di tjen PKTL 19,820,869,958 15,790,473,832 4,030,396,126 25.52
7 Ba da n Li tba ng 3,929,554,782 3,301,114,882 628,439,900 19.04
8 Ba da n P2SDM 1,249,536,726 684,342,726 565,194,000 82.59
9 Di tjen PSKL 134,359,597 0 134,359,597 -
10 Di tjen Ga kum 965,318,980 0 965,318,980 -
11 Di tjen PPI 7,351,657,211 0 7,351,657,211 -
12 Di tjen PSLB3 442,645,000 0 442,645,000 -
13 Di tjen PPKL 49,000,000 0 49,000,000 -
Jumlah 121,957,330,031 81,557,611,504 40,399,718,527 49.54

Mutasi/Perubahan Aset tak Berwujud per tanggal pelaporan


adalah sebagaimana tabel di bawah ini. Sedangkan rincian Aset
Tak Berwujud berdasarkan Jenisnya adalah sebagaimana
tercantum dalam tabel berikutnya.
Mutasi Aset Tak Berwujud

SALDO AWAL per 31 Des 2014 81,557,611,504


Mutasi tambah (+)
Hibah (Masuk) 39,288,510
Pembelian 8,091,532,977
Pengembangan Melalui KDP 317,454,500
Pengembangan Nilai Aset 787,118,020
Penyelesaian Pembangunan Dengan KDP 621,013,800
Penyelesaian Pembangunan Langsung 430,900,000
Perolehan Lainnya 74,750,000
Reklasifikasi Masuk 161,505,000
Transfer Masuk 86,136,721,146
Mutasi kurang (-)
Penghapusan (21,236,823)
Reklasifikasi Keluar (356,900,000)
Transfer Keluar (55,882,428,603)
Grand Total 40,399,718,527
Total per 31 Des 2015 121,957,330,031

Rincian berdasarkan nilai perolehan berdasarkan aplikasi SAIBA


dan SIMAK BMN sebagaimana tabel berikut:

Catatan atas Laporan Keuangan Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang, Aset Lainnya, Kewajiban dan Ekuitas
LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 110

Saldo per 31 Desember 2015


Akun Uraian Selisih
SAIBA SIMAK BMN
162121 Hak Cipta 77,500,000 77,500,000 0
162151 Software 55,797,835,305 55,797,835,305 0
162161 Lisensi 568,017,250 568,017,250 0
162171 Hasil Kajian/Penelitian 31,749,285,259 31,749,285,259 0
162191 Aset Tak Berwujud Lainnya 33,764,692,217 33,764,692,217 0
Jumlah 121,957,330,031 121,957,330,031 0

C.4.2 Aset Lain-lain


Aset Lain-Lain:
Nilai Perolehan Nilai perolehan Aset Lain-lain sebelum penyusutan per 31
Rp261.75M Desember 2015 adalah sebesar Rp261.750.450.127,00
sedangkan nilai Aset Lain-Lain per 31 Desember 2014 adalah
sebesar Rp167.595.320.610,00.
Saldo Aset Lain-lain tersebut per 31 Desember Tahun 2015
sebesar Rp261.750.450.127,00 hanya merupakan akun Aset Tetap
yang Tidak Digunakan dalam Operasi Pemerintah.

C.4.2.1 Aset Tetap yang tidak digunakan dalam operasi pemerintahan


(166112)
Nilai Perolehan Aset Tetap yang Tidak Digunakan dalam
Operasional Pemerintah per 31 Desember 2015 adalah sebesar
Rp261.750.450.127,00, sementara akumulasi penyusutan
sampai dengan 31 Desember 2015 adalah sebesar
Rp145.570.133.633,00, dengan demikian nilai buku adalah
sebesar Rp116.180.316.494,00.

Tabel 48. Daftar Aset yang Tidak Digunakan dalam Operasi


Pemerintah menurut Eselon I

Catatan atas Laporan Keuangan Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang, Aset Lainnya, Kewajiban dan Ekuitas
LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 111

Saldo per Kenaikan


No Eselon I %
31 Des 2015 31 Des 2014 (Penurunan)
1 Se tje n 6,907,307,490 257,781,770 6,649,525,720 2,579.52

2 I tje n 35,496,000 1,813,936,634 (1,778,440,634) (98.04)

3 Di tje n PHPL 2,803,864,133 3,775,342,437 (971,478,304) (25.73)

4 Di tje n PDASHL 13,846,922,832 12,712,557,293 1,134,365,539 8.92


5 Di tje n KSDAE 88,822,048,659 62,218,921,493 26,603,127,166 42.76
6 Di tje n PKTL 102,576,424,613 45,098,770,468 57,477,654,145 127.45

7 Ba da n Li tba ng 7,383,429,708 4,025,808,658 3,357,621,050 83.40


8 Ba da n P2SDM 39,321,801,692 37,692,201,857 1,629,599,835 4.32
9 Di tje n PSKL 53,155,000 0 53,155,000 -
10 Di tje n Ga kum 0 0 0 -
11 Di tje n PPI 0 0 0 -
12 Di tje n PSLB3 0 0 0 -
13 Di tje n PPKL 0 0 0 -
Jumlah 261,750,450,127 167,595,320,610 94,155,129,517 56.18

Adapun mutasi Aset Tetap yang Tidak Digunakan dalam


Operasional Pemerintah per tanggal pelaporan adalah sebagai
berikut:
Mutasi Aset Tetap yang Tidak Digunakan dalam Operasi Pemerintah

SALDO AWAL per 31 Des 2014 167,595,320,610


Mutasi tambah (+)
Reklasifikasi Dari Aset Tetap ke Aset Lain 172,704,059,891
Mutasi kurang (-)
Hibah Keluar (BMN yang dihentikan) (1,211,932,150)
Penggunaan kembali BMN yang sudah dihenti (4,015,691,678)
Penghapusan (BMN yang dihentikan) (31,701,152,743)
Reklasifikasi Keluar (BMN yang dihentikan (26,294,250)
Transfer Keluar (BMN yang dihentikan) (35,060,872,374)
Usulan Barang Hilang ke Pengelola (BMN Ya (181,502,500)
Usulan Barang Rusak Berat ke Pengelola (B (6,351,484,679)
Grand Total 94,155,129,517
Saldo Akhir per 31 Des 2015 261,750,450,127

C.4.2.2 Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aset Lainnya


Saldo Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aset Lainnya per 31
Desember 2015 merupakan Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya
yang Tidak Digunakan dalam Operasi Pemerintah sebesar
Rp145.570.133.633,00, sementara Akumulasi Aset Lainnya pada
31 Desember 2014 adalah sebesar Rp102.308.287.251,00.

Kewajiban KEWAJIBAN
Rp68,64M

Kewajiban C.5 Kewajiban Jangka Pendek


Jangka Pendek

Catatan atas Laporan Keuangan Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang, Aset Lainnya, Kewajiban dan Ekuitas
LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 112

Rp68,64M Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek


jika diharapkan dibayar dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah
tanggal pelaporan.
Kewajiban Jangka Pendek per 31 Desember 2015 dan per 31
Desember 2014 adalah masing-masing sebesar
Rp68.643.727.193,00 dan Rp50.761.264.739,00.

Utang kepada C.5.1 Utang kepada Pihak Ketiga


Pihak Ketiga
Rp53,37M Utang kepada Pihak Ketiga merupakan belanja yang masih harus
dibayar dan merupakan kewajiban yang harus diselesaikan kepada
pihak ketiga lainnya dalam waktu kurang dari 12 (dua belas bulan).
Utang kepada pihak ketiga pada Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan terdiri dari Belanja Pegawai Masih Harus Dibayar,
Belanja Barang Masih Harus Dibayar, Utang kepada Pihak Ketiga-
BLU dan Utang Kepada Pihak Ketiga Lainnya.
Nilai Utang kepada Pihak Ketiga per 31 Desember 2015 adalah
sebesar Rp53.373.541.393,00 sedangkan nilai Utang kepada
Pihak Ketiga per 31 Desember 2014 adalah
Rp48.383.486.737,00. Rincian Utang Kepada Pihak Ketiga
sebagaimana tabel berikut:

Tabel 49. Rincian Utang kepada Pihak Ketiga menurut Eselon I


No Eselon I Saldo per Kenaikan %
31-Dec-15 31-Dec-14 (Penurunan)
1 Setjen 36,977,736,323 33,552,835,694 3,424,900,629 10.21
2 Itjen 0 0 - -
3 Di tjen PHPL 1,312,484,693 39,759,687 1,272,725,006 3,201.04
4 Di tjen PDASHL 3,024,015,049 1,917,073,885 1,106,941,164 57.74
5 Di tjen KSDAE 4,570,680,515 10,230,998,933 (5,660,318,418) (55.33)
6 Di tjen PKTL 134,733,212 1,615,288,462 (1,480,555,250) (91.66)
7 Ba da n Li tba ng 4,314,224,679 359,310,009 3,954,914,670 1,100.70
8 Ba da n P2SDM 1,846,566,922 668,220,067 - -
9 Di tjen PSKL 1,193,100,000 0 1,193,100,000 -
10 Di tjen Ga kum 0 0 - -
11 Di tjen PPI 0 0 - -
12 Di tjen PSLB3 0 0 - -
13 Di tjen PPKL 0 0 - -
Jumlah 53,373,541,393 48,383,486,737 4,990,054,656 10.31

Hibah yang
C.5.2 Hibah Yang Belum Disahkan
belum disahkan Nilai Hibah Yang Belum Disahkan per 31 Desember 2015 dan 31
Rp4,80M
Desember 2014 adalah masing-masing sebesar

Catatan atas Laporan Keuangan Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang, Aset Lainnya, Kewajiban dan Ekuitas
LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 113

Rp4.800.450.546,00 dan Rp.47.990.600,00. Hibah Yang Belum


Disahkan merupakan Hibah yang diterima namun proses
pengajuan registernya belum selesai sampai dengan tanggal
pelaporan.

Uang Muka dari C.5.3 Uang Muka dari KPPN


KPPN Uang muka dari KPPN merupakan akun penyeimbang dari akun
Rp10,36M
Kas di Bendahara Pengeluaran. Nilai rupiah pada akun ini
merepresentasikan uang persediaan yang belum dipergunakan
dan/atau yang belum dipertanggungjawabkan sebagai
pengeluaran definitif.
Jumlah Uang Muka dari KPPN per 31 Desember 2015
Rp10.367.865.452,00. Sedangkan Uang Muka dari KPPN per 31
Desember 2014 adalah sebesar Rp2.201.039.698,00.

C.5.4 Utang Jangka Pendek Lainnya


Utang Jangka
Utang Jangka Pendek Lainnya salah satu merupakan lawan akun
Pendek Lainnya Kas Lainnya dan Setara Kas yaitu Utang Pajak Bendahara
Rp101,86Jt
Pengeluaran yang Belum Disetor (219961). Saldo Utang Jangka
Pendek Lainnya per 31 Desember 2015 adalah sebesar
Rp101.869.802,00. Saldo akun ini Pada 31 Desember 2014
Rp128.942.080,00.

C.6 Kewajiban Jangka Panjang


Kewajiban Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka
Jangka Panjang
pendek jika diharapkan dibayar dalam waktu 12 (dua belas) bulan
Rp0,00
setelah tanggal pelaporan. Semua kewajiban lainnya
diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang.
Kewajiban Jangka Panjang per 31 Desember 2015 adalah
sebesar Rp0,00. Jumlah tersebut terjadi penurunan dengan nilai
kewajiban jangka panjang pada periode sebelumnya.

Utang Jangka C.6.1 Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Lainnya


Panjang Dalam Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Lainnya per 31 Desember
Negeri Lainnya
Rp0,00 2015 adalah sebesar Rp0,00.

Catatan atas Laporan Keuangan Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang, Aset Lainnya, Kewajiban dan Ekuitas
LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 114

Ekuitas EKUITAS
Rp6.91M

C. 7 Ekuitas
Ekuitas per 31 Desember 2015 dan per 31 Desember 2014 adalah
masing-masing sebesar Rp6.917.245.902.727,00 dan
Rp5.892.226.972.059,00. Ekuitas adalah merupakan kekayaan
bersih entitas yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban.
Penjelasan lebih lanjut tentang ekuitas disajikan dalam Laporan
Perubahan Ekuitas.

Catatan atas Laporan Keuangan Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang, Aset Lainnya, Kewajiban dan Ekuitas
LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited)) 115

D. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN OPERASIONAL


Pendapatan Penerimaan
Negara Bukan Pajak
D.1 Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak
Rp5.973.930.712.943,00 Jumlah Pendapatan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember
2015 dan 2014 adalah sebesar Rp5.973.930.712.943,00 dan Rp0,00.
Pendapatan tersebut terdiri dari:
Tabel 50
Rincian Pendapatan Negara Bukan Pajak 31 Desember 2015 dan 2014
NAIK
URAIAN TH 2015 TH 2014 (TURUN)
%
Pendapatan Sumber Daya Alam 4,638,985,994,908 - -
Pendapatan Bagian Pemerintah atas Laba - - -
Pendapatan Negara Bukan Pajak Lainnya 1,334,944,718,035 - -
Jumlah 5,973,930,712,943 - -

Pendapatan Sumber Daya Alam adalah merupakan pendapatan-LO


yang diperoleh dari pendapatan DR, PSDH dan IIUPH. Berikut
rinciannya :
Tabel 51
Rincian Pendapatan Sumber Daya Alam 31 Desember 2015 dan 2014
URAIAN JENIS BEBAN 31 Des 2015 31 Des 2014 NAIK (TURUN) %

Pendapatan Dana Reboisasi 2,089,648,532,415 - 2,089,648,532,415

- 1,020,082,947,750
Pendapatan Provisi Sumber Daya Hutan 1,020,082,947,750
- 11,132,980,390
Pendapatan IIUPH (IHPH) Tanaman Industri 11,132,980,390

- 89,581,197,500
Pendapatan IIUPH (IHPH) Hutan Alam 89,581,197,500

Pendapatan Penggunaan Kawasan Hutan - 1,428,237,356,473


Untuk Kepentingan Pembangunan 1,428,237,356,473
Pendapatan Iuran dan Pungutan Usaha
- 100,850,000
Pemanfaatan Air dan Energi Air 100,850,000
Pendapatan dari Kegiatan Perijinan di
- 17,568,400
Bidang Perbenihan 17,568,400
Pendapatan dari Sertifikasi Benih 174,061,980 - 174,061,980
Pendapatan dari Pengumpulan Benih dan
- 10,500,000
Anakan 10,500,000
Jumlah 4,638,985,994,908 - 4,638,985,994,908

Sedangkan Pendapatan Negara Bukan Pajak Lainnya merupakan


pendapatan dari :
1. Penjualan hasil produksi/sitaan.
2. Pendapatan dari pengelolaan BMN (pemanfaatan dan
pemindahtanganan serta pendapatan dari penjualan).
3. Pendapatan jasa.
4. pendapatan layanan jasa perbankan, pendapatan bunga.
5. Pendapatan gratifikasi dan uang sitaan hasil korupsi.

Catatan atas Laporan Keuangan LO dan LPE


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited)) 116

6. Pendapatan dana pengamanan hutan dan konservasi alam.


7. Pendapatan denda.
8. Pendapatan dari penerimaan kembali TAYL.
9. Pendapatan pelunasan piutang.
10. Pendapatan dari penutupan rekening dan pendapatan lain-lain.

D.2 Beban Pegawai


Beban Pegawai Jumlah Beban Pegawai sampai dengan 31 Desember 2015 dan 2014
Rp1.632.983.145.142,00
adalah masing-masing sebesar Rp1.632.983.145.142,00 dan Rp0,00.
Beban Pegawai adalah beban atas kompensasi, baik dalam bentuk uang
maupun barang yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang diberikan kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil
(PNS), dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum
berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan
kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal.

URAIAN JENIS BEBAN 31 Des 2015 31 Des 2014 NAIK(TURUN)%


Beban Gaji Pokok PNS 724.138.323.883 - 724.138.323.883

Beban Pembulatan Gaji PNS (9.359.309) - (9.359.309)

Beban Tunj.Suami/Istri PNS 55.387.008.386 - 55.387.008.386

Beban Tunj.Anak PNS 16.874.550.379 - 16.874.550.379

Beban Tunj.Struktural PNS 21.754.339.601 - 21.754.339.601

Beban Tunj.Fungsional PNS 52.595.834.506 - 52.595.834.506

Beban Tunj.PPh PNS 19.095.740.598 - 19.095.740.598

Beban Tunj.Beras PNS 45.347.134.650 - 45.347.134.650

Beban Tunj.Lauk Pauk PNS (103.025.400) - (103.025.400)

Beban Uang Makan PNS 104.178.682.075 - 104.178.682.075

Beban Tunj.Perbaikan Penghasilan PNS 562.554.222 - 562.554.222

Beban Tunj.Kompensasi Kerja PNS 82.505.242.253 - 82.505.242.253


Beban Tunj.Daerah Terpencil/Sangat
Terpencil PNS 300.508.780 - 300.508.780

Beban Tunjangan Khusus Papua PNS 4.495.622.020 - 4.495.622.020


Beban Tunj.Lain2 Termasuk Uang Duka PNS
Dalam dan Luar Negeri 326.398.500 - 326.398.500

Beban Tunjangan Umum PNS 22.182.701.447 - 22.182.701.447

Beban Tunj.Profesi Guru 133.180.400 - 133.180.400

Beban Pegawai (Tunj.Khusus/Keg.) 472.341.045.897 - 472.341.045.897

Beban Uang Lembur 3.408.345.100 - 3.408.345.100

Beban Pegawai Transito 2.903.386.037 - 2.903.386.037

Beban Gaji da Tunjangan 4.564.931.117 - 4.564.931.117

Jumlah 1.632.983.145.142 - 1.632.983.145.142

Catatan atas Laporan Keuangan LO dan LPE


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited)) 117

D.3 Beban Persediaan


Beban Persediaan Jumlah Beban Persediaan sampai dengan 31 Desember 2015 dan 2014
Rp108.116.688.030,00
adalah masing-masing sebesar Rp108.116.688.030,00 dan Rp0,00.
Beban Persediaan merupakan beban untuk mencatat konsumsi atas
barang-barang yang habis pakai, termasuk barang-barang hasil
produksi baik yang dipasarkan maupun tidak dipasarkan.

URAIAN JENIS BEBAN 31 Des 2015 31 Des 2014 NAIK(TURUN)%

Beban Persediaan Konsumsi 84.875.805.121 - 84.875.805.121

Beban Persediaan Amunisi 415.363.984 - 415.363.984


Beban Persediaan pita
cukai,materai dan leges 944.641.092 - 944.641.092
Beban Persediaan Bahan
Baku 15.367.883.944 - 15.367.883.944
Beban Persediaan untuk
tujuan strategis/Berjaga-jaga 1.624.549.206 - 1.624.549.206

Beban Persediaan Lainnya 4.888.444.683 - 4.888.444.683

Jumlah Beban Persediaan 108.116.688.030 - 108.116.688.030

D.4 Beban Barang dan Jasa


Beban Barang dan Jasa sampai dengan 31 Desember 2015 dan 2014
Beban Barang dan Jasa
Rp1.783.018.721.605,00 adalah masing-masing sebesar Rp1.783.018.721.605,00 dan Rp0,00.
Beban Barang dan Jasa adalah konsumsi atas barang dan jasa-jasa
dalam rangka penyelenggaraan kegiatan entitas.

URAIAN JENIS BEBAN 31 Des 2015 31 Des 2014 NAIK(TURUN)%

Beban Keperluan Perkantoran 93.053.785.786 - 93.053.785.786

Beban Pengadaan Bahan Makanan 1.345.615.150 - 1.345.615.150

Beban Penambah Daya Tahan Tubuh 688.023.085 - 688.023.085

Beban Pengiriman Surat Dinas Pos Pusat 3.016.590.120 - 3.016.590.120

Beban Honor Operasional Satuan Kerja 82.391.287.869 - 82.391.287.869

Beban Barang Operasional Lainnya 17.258.787.902 - 17.258.787.902

Beban Bahan 211.021.605.256 - 211.021.605.256

Beban Honor Output Kegiatan 176.064.189.431 - 176.064.189.431

Beban Barang Non Operasional Lainnya 645.194.217.465 - 645.194.217.465

Beban Langganan Listrik 43.364.983.161 - 43.364.983.161

Beban Langganan Telepon 7.944.396.684 - 7.944.396.684

Beban Langganan Air 4.966.860.188 - 4.966.860.188

Beban Daya dan Jasa Lainnya 6.217.376.886 - 6.217.376.886

Beban Jasa Pos dan Giro 281.996.392 - 281.996.392

Beban Jasa Konsultan 125.135.327.636 - 125.135.327.636

Beban Sewa 131.799.708.361 - 131.799.708.361

Catatan atas Laporan Keuangan LO dan LPE


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited)) 118

URAIAN JENIS BEBAN 31 Des 2015 31 Des 2014 NAIK(TURUN)%

Beban Jasa Profesi 93.043.938.756 - 93.043.938.756

Beban Jasa Lainnya 118.982.055.597 - 118.982.055.597

Beban Barang 13.975.631.847 - 13.975.631.847

Beban Jasa 6.554.280.000 6.554.280.000


Beban Aset Ekstrakontabel Peralatan dan
Mesin 595.901.883 - 595.901.883
Beban Aset Ekstrakontabel Gedung dan
Bangunan (90.996.000) - (90.996.000)
Beban Aset Ekstrakontabel Jalan-Irigasi dan
Jaringan (1.500.000) (1.500.000)
Beban Aset Ektrakontabel Aset Tetap
Lainnya 174.131.050 - 174.131.050
Beban Aset Ekstrakontabel Konstruksi
Dalam Pengerjaan 39.800.000 - 39.800.000
Beban Aset Ekstrakontabel Aset Tak
Berwujud 727.100 - 727.100
Jumlah 1.783.018.721.605 - 1.783.018.721.605

Beban Pemeliharaan
D.5 Beban Pemeliharaan
Rp183.161.364.304,00 Beban Pemeliharaan sampai dengan 31 Desember 2015 dan 2014
adalah masing-masing sebesar Rp183.161.364.304,00 dan Rp0,00.
Beban Pemeliharaan merupakan beban yang dimaksudkan untuk
mempertahankan aset tetap atau aset lainnya yang sudah ada ke dalam
kondisi normal.

URAIAN JENIS BEBAN 31 Des 2015 31 Des 2014 NAIK(TURUN)%

Beban Pemeliharaan Gedung dan Bangunan 49.232.117.018 - 49.232.117.018


Beban Pemeliharaan Gedung dan Bangunan
Lainnya 4.970.560.304 - 4.970.560.304

Beban Pemeliharaan Peralatan dan Mesin 107.574.320.712 - 107.574.320.712


Beban Bahan Bakar Minyak dan Pelumas
(BMP) dan Pelumas Khusus Non 1.302.494.849 - 1.302.494.849
Beban Pemeliharaan Peralatan dan Mesin
Lainnya 2.988.443.028 - 2.988.443.028

Beban Jalan dan Jembatan 89.732.300 - 89.732.300

Beban Pemeliharaan Jaringan 1.260.237.064 - 1.260.237.064

Beban Pemeliharaan Lainnya 349.276.667 - 349.276.667

Beban Pemeliharaan 1.087.201.148 - 1.087.201.148


Beban Persediaan Bahan untuk
Pemeliharaan 5.658.462.203 - 5.658.462.203

Beban Persediaan Suku Cadang 8.648.519.011 - 8.648.519.011

Jumlah 183.161.364.304 - 183.161.364.304

Catatan atas Laporan Keuangan LO dan LPE


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited)) 119

Beban Perjalanan Dinas D.6 Beban Perjalanan Dinas


Rp1.160.571.741.158,00
Beban Perjalanan Dinas sampai dengan 31 Desember 2015 dan 2014
adalah masing-masing sebesar Rp1.160.571.741.158,00 dan Rp0,00.
Beban tersebut adalah merupakan beban yang terjadi untukperjalanan
dinas dalam rangka pelaksanaan tugas, fungsi, dan jabatan.
URAIAN JENIS BEBAN 31 Des 2015 31 Des 2014 NAIK(TURUN)%

Beban Perjalanan Biasa 781.958.777.453 - 781.958.777.453

Beban Perjalanan Tetap 1.235.377.737 - 1.235.377.737

Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 34.544.417.751 - 34.544.417.751


Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting
Dalam Kota 112.690.328.490 - 112.690.328.490
Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar
Kota 190.449.414.032 - 190.449.414.032

Beban Perjalanan Biasa-Luar Negeri 4.582.721.098 - 4.582.721.098

Beban Perjalanan Lainnya-Luar Negeri 20.929.146.125 - 20.929.146.125

Beban Perjalanan 14.181.558.472 - 14.181.558.472

Jumlah 1.160.571.741.158 - 1.160.571.741.158

Beban Barang Untuk


Diserahkan Kepada D.7 Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat
Masyarakat Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat sampai dengan 31
Rp241.090.169.540,00
Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar
Rp241.090.169.540,00 dan Rp0,00. Beban Barang untuk Diserahkan
kepada Masyarakat merupakan beban pemerintah dalam bentuk
barang atau jasa kepada masyarakat yang bertujuan untuk mencapai
tujuan instansi dalam hal meningkatkan pemahaman masyarakat
mengenai akuntansi berbasis akrual yang sudah mulai diterapkan pada
tahun 2015.

URAIAN JENIS BEBAN 31 Des 2015 31 Des 2014 NAIK(TURUN)%


Beban Tanah untuk Diserahkan kepada
Masyarakat/Pemda 10.501.035.727 - 10.501.035.727
Beban Peralatan dan Mesin untuk Diserahkan
kepada Masyarakat/Pemda 10.326.929.320 - 10.326.929.320
Beban Jalan, Irigasi dan Jaringan untuk
Diserahkan kepada Masyarakat/Pemda 31.150.040.046 - 31.150.040.046
Beban Barang Fisik Lainnya untuk Diserahkan
kepada Masyarakat/Pemda 173.543.599.337 - 173.543.599.337
Beban Barang Lainnya untuk Dijual/Diserahkan
ke Masyarakat 14.621.302.560 - 14.621.302.560
Beban Persediaan hewan dan Tanaman
untukDijual/ Diserahkan kepada
Masyarakat/Pemda 88.470.000 - 88.470.000
Beban Peralatan dan Mesin untuk
Dijual/Diserahkan kepada Masyarakat/Pemda 245.895.000 - 245.895.000
Beban Persediaan Aset Lain-Lain untuk
Diserahkan kepada Masyarakat/Pemda 23.837.500 - 23.837.500
Beban Barang Persediaan Lainnya untuk
Dijual/Diserahkan kepada Masyarakat/Pemda 589.060.050 - 589.060.050

Jumlah 241.090.169.540 - 241.090.169.540

Catatan atas Laporan Keuangan LO dan LPE


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited)) 120

Beban Hibah Rp0,00 D.8 Beban Hibah


Beban Hibah sampai dengan 31 Desember 2015 dan 2014 adalah
masing-masing sebesar minus Rp0,00 dan Rp0,00.

D.9 Beban Bantuan Sosial


Beban Penyusutan dan
Amortisasi Rp0,00
Beban Bantuan Sosial sampai dengan 31 Desember 2015 dan 2014
adalah masing-masing sebesar Rp0,00 dan Rp0,00. Beban bantuan
sosial merupakan beban pemerintah dalam bentuk uang/barang atau
jasa kepada masyarakat untuk menghindari terjadinya risiko sosial dan
bersifat selektif.

D.10 Beban Penyusutan dan Amortisasi


Beban Penyusutan dan Jumlah Beban Penyusutan dan Amortisasi sampai dengan 31
Amortisasi Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar
Rp375.877.812.276,00
Rp375.877.812.276,00 dan Rp0,00. Beban Penyusutan adalah
merupakan beban untuk mencatat alokasi sistematis atas nilai suatu
aset tetap yang dapat disusutkan (depreciable assets) selama masa
manfaat aset yang bersangkutan. Sedangkan Beban Amortisasi
digunakan untuk mencatat alokasi penurunan manfaat ekonomi
untuk Aset Tak berwujud.

URAIAN JENIS BEBAN 31 Des 2015 31 Des 2014 NAIK(TURUN)%

Beban Penyusutan Peralatan dan Mesin 295.308.442.840 - 295.308.442.840

Beban Penyusutan Gedung dan Bangunan 48.042.624.848 - 48.042.624.848

Beban Penyusutan Jalan dan Jembatan 6.793.881.904 - 6.793.881.904

Beban Penyusutan Irigasi 2.860.440.470 - 2.860.440.470

Beban Penyusutan Jaringan 5.167.315.607 - 5.167.315.607

Beban Penyusutan Aset Tetap Lainnya 2.618.313.904 - 2.618.313.904


Beban Penyusutan Aset Tetap Yang Tidak
Digunakan 14.018.417.855 - 14.018.417.855
Beban Penyusutan Aset Tetap Yang Tidak
Digunakan dalam Operasi Pemerintah 1.068.374.848 - 1.068.374.848

Jumlah Penyusutan 375.877.812.276 - 375.877.812.276

Beban Amortisasi Aplikasi - - -

Beban Amortisasi ATB Lainnya - - -

Jumlah Amortisasi - - -

Jumlah Beban Penyusutan dan Amortisasi 375.877.812.276 - 375.877.812.276

Catatan atas Laporan Keuangan LO dan LPE


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited)) 121

D.11 Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih


Beban Penyisihan Piutang Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih merupakan beban untuk
Tak Tertagih
mencatat estimasi ketidaktertagihan piutang dalam suatu periode.
Rp366.651.444.993,00
Jumlah Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih sampai dengan 31
Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar
Rp366.651.444.993,00 dan Rp0,00.
URAIAN JENIS BEBAN 31 Des 2015 31 Des 2014 NAIK(TURUN)%

Beban Penyisihan Piutang PNBP 383.377.460.907 - 383.377.460.907

Beban Penyisihan Piutang Lainnya 26.453.039 - 26.453.039


Beban Penyisihan Piutang Tagihan Tuntutan
Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi 4.860.445 - 4.860.445
Beban Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Jangka
Panjang-Piutang Jangka Panjang 82.102 - 82.102
Beban Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Jangka
Panjang-Piutang Jangka Pendek (16.757.411.500) - (16.757.411.500)

Jumlah 366.651.444.993 - 366.651.444.993

D.12 Beban Lain-Lain


Beban Lain-Lain Rp0,00
Jumlah Beban Lain-lain sampai dengan 31 Desember 2015 dan 2014
adalah masing-masing sebesar Rp0,00 dan Rp0,00. Beban Lain-lain
merupakan beban yang timbul karena penggunaan alokasi belanja
modal yang tidak menghasilkan aset tetap.

D.13 Kegiatan Non Operasional


Kegiatan Non Operasional
(Rp6.470.758.227,00) Pos Surplus/Defisit Dari Kegiatan Non Operasional terdiri dari
pendapatan dan beban yang sifatnya tidak rutin dan bukan
merupakan tugas pokok dan fungsi entitas. Surplus/Defisit Dari
Kegiatan Non Operasional sampai dengan 31 Desember 2015 dan
2014 masing-masing sebesar minus Rp6.470.758.227,00 dan
Rp0,00. Berikut rinci surplus dari kegiatan non operasional :
Tabel 52
Rincian Surplus/Defisit Kegiatan Non Operasional - LO
URAIAN 31 Des 2015 31 Des 2014 NAIK (TURUN) %

Defisit Pelepasan Aset Non Lancar (26,497,415,314) (26,497,415,314.00)


Pendapatan Pelepasan Aset Non Lancar 2,918,341,096 2,918,341,096.00
Beban Pelepasan Aset Non Lancar 29,415,756,410 - 29,415,756,410
Surplus dari Kegiatan Non Operasional Lainnya 20,026,657,087.00 20,026,657,087
Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya 20,457,050,885 - 20,457,050,885
Beban dari Kegiatan Non Operasional Lainnya 430,393,798 - 430,393,798

Surplus (Defisit) dari Kegiatan Non Operasional (6,470,758,227.00) - (6,470,758,227)

Catatan atas Laporan Keuangan LO dan LPE


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited)) 122

D.14 Pos Luar Biasa


Pos Luar Biasa Rp0,00 Pos Surplus/Defisit dari Pos Luar Biasa terdiri dari pendapatan dan
beban yang sifatnya tidak rutin terjadi dan bukan merupakan tugas
pokok dan fungsi serta di luar kendali entitas. Rincian Pos Luar Biasa
sampai dengan 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
Tabel 53
Rincian Pos Luar Biasa 31 Desember 2015 dan 2014
NAIK
URAIAN TH 2015 TH 2014 (TURUN)
%
Pendapatan PNBP 0 - -
Beban Perjalanan Dinas 0 - -
Beban Persediaan 0 - -
Jumlah 0 - -

Catatan atas Laporan Keuangan LO dan LPE


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited)) 123

Ekuitas Awal
E. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Rp5.892.226.972.059,00
E.1 Ekuitas Awal
Nilai ekuitas pada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
tanggal 1 Januari 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar
Rp5.892.226.972.059,00 dan Rp0,00.

E.2 Surplus (Defisit) LO


Surplus (Defisit) LO
Rp422.459.170.266,00 Jumlah Defisit LO untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2015
dan 2014 adalah sebesar Rp115.988.867.668,00 dan Rp0,00. Defisit LO
merupakan selisih kurang antara surplus/defisit kegiatan operasional,
surplus/defisit kegiatan non operasional, dan pos luar biasa.

E.3 Penyesuaian Nilai Aset


Penyesuaian Nilai Aset
Rp(17.000.907.780,00) Penyesuaian Nilai Aset pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
adalah masing-masing sebesar Rp(17.000.907.780,00), dan Rp0,00.
Penyesuaian Nilai Aset merupakan penyesuaian pada nilai persediaan
akibat penerapan kebijakan Akuntansi Pemerintah Pusat menggunakan
metode penilaian persediaan dengan “Harga Perolehan Terakhir”
dengan penggunaan metode perpetual. Persediaan dikoreksi
menggunakan jurnal koreksi otomatis (KO) dengan mengukur senilai
selisih nilai persediaan antara saldo menurut neraca percobaan dengan
saldo menurut hasil perhitungan pada akhir periode (bulanan) yang
dilakukan secara otomatis pada aplikasi persediaan.
Kode Uraian Nilai
117111 Barang Konsumsi (7,907,483,723)

117112 Amunisi (17,482,215)

117113 Bahan untuk Pemeliharaan (487,322,034)

117114 Suku Cadang (1,422,421,350)

117121 Pita Cukai, Materai dan Leges (141,840,318)

117122 Tanah Bangunan untuk dijual atau diserahkan kepada Masyarakat 15,351,021,721

117123 Hewan dan Tanaman untuk dijual atau diserahkan kepada Masyarakat (58,566,220,351)

117124 Peralatan dan Mesin untuk dijual atau diserahkan kepada Masyarakat 14,178,154,505

117125 Jalan, Irigasi dan Jaringan untuk diserahkan kepada Masyarakat 77,026,000

117126 Aset Tetap Lainnya untuk diserahkan kepada Masyarakat 18,002,110

117127 Aset Lain-Lain untuk diserahkan kepada Masyarakat 1,174,371,708

117128 Barang Persediaan Lainnya untuk Dijual/Diserahkan ke Masyarakat (1,059,438,498)

117131 Bahan Baku (1,676,187,345)

117141 Persediaan dalam Rangka Bantuan Sosial (407,193,400)

Catatan atas Laporan Keuangan LO dan LPE


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited)) 124

Kode Uraian Nilai

117191 Persediaan untuk Tujuan Strategis/Berjaga-jaga (15,004,380)

117199 Persediaan Lainnya 132,513,600

117911 Persediaan yang Belum Diregister 57,969,315,250

521211 Beban Bahan 42,500

Beban Barang Fisik Lainnya Untuk Diserahkan kepada


526115 Masyarakat/Pemda (194,846,000)

593131 Beban Persediaan bahan baku (4,100,000)

TOTAL (17.000.907.780)

Dengan ditetapkannya metode harga pembelian terakhir pada


penilaian setiap unit persediaan dalam rangka penerapan SAP berbasis
akrual mulai tahun 2015, terdapat penyesuaian yang cukup signifikan
pada masing-masing jenis barang persediaan sebagaimana tabel di
atas. Berikut rinciannya penyesuaian per Eselon I Lingkup
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan :

Rincian Penyesuaian Nilai Aset Satuan Kerja

No Eselon I NILAI
1 Setjen 5,696,103,212
2 Itjen (678,670)
3 Ditjen PHPL 1,712,520,172
4 Ditjen PDASHL 936,175,117
5 Ditjen KSDAE 4,122,253,220
6 Ditjen PKTL (30,150,034,892)
7 Badan Litbang 522,799,255
8 Badan P2SDM (71,627,469)
9 Ditjen PSKL 362,234,816
10 Ditjen Gakum (7,173,925)
11 Ditjen PPI 246,037,830
12 Ditjen PSLB3 (237,996,356)
13 Ditjen PPKL (131,520,090)
TOTAL (17.000.907.780)

Koreksi Nilai Persediaan E.3 Koreksi Nilai Persediaan


Rp4.033.407.196,00
Koreksi Nilai Persediaan mencerminkan koreksi atas nilai persediaan
yang diakibatkan karena kesalahan dalam penilaian persediaan yang
terjadi pada periode sebelumnya. Koreksi nilai persediaan sampai
dengan 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar
Rp4.033.407.196,00 dan Rp0,00.

Catatan atas Laporan Keuangan LO dan LPE


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited)) 125

Eselon I Koreksi pada Persediaan Nilai

Sekretariat Jenderal Barang Konsumsi 49.879.167

Sekretariat Jenderal Suku Cadang 13.594.674

Sekretariat Jenderal Persediaan Lainnya 787.511

Direktorat PDASHL Hewan dan Tanaman untuk dijual 953.330.005


atau diserahkan kepada Masyarakat

Direktorat PDASHL Persediaan Lainnya 5.000.000

Direktorat KSDAE Barang Konsumsi 188.619.040

Direktorat KSDAE Amunisi 3.725.979

Direktorat KSDAE Bahan untuk Pemeliharaan 7.232.000

Direktorat KSDAE Pita Cukai, Materai dan Leges 1

Direktorat KSDAE Hewan dan Tanaman untuk dijual 312.500


atau diserahkan kepada Masyarakat

Direktorat KSDAE Peralatan dan Mesin untuk dijual 15.000.000


atau diserahkan kepada Masyarakat

Direktorat KSDAE Aset Lain-Lain untuk diserahkan 27.430.000


kepada Masyarakat

Direktorat KSDAE Barang Persediaan Lainnya untuk 34.482.000


Dijual/Diserahkan ke Masyarakat

Direktorat KSDAE Bahan Baku 51.394.000

Direktorat KSDAE Persediaan Lainnya 2.997.000

Direktorat KSDAE Beban Keperluan Perkantoran 294.089.203

Direktorat PKTL Tanah dan Bangunan untuk dijual 1.692.217.000


atau diserahkan kepada Masyarakat

Direktorat PKTL Peralatan dan Mesin untuk dijual 360.620.001


atau diserahkan kepada Masyarakat

Direktorat PKTL Persediaan yang Belum Diregister 9.400.000

Badan Litbang Barang Konsumsi (141.583.487)

Badan Litbang Bahan untuk Pemeliharaan (2.455.250)

Badan Litbang Barang Persediaan Lainnya untuk (44.117.050)


Dijual/Diserahkan ke Masyarakat

Badan Litbang Bahan Baku (979.097)

Catatan atas Laporan Keuangan LO dan LPE


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited)) 126

Eselon I Koreksi pada Persediaan Nilai

Badan Litbang Persediaan yang Belum Diregister 512.869.999

Direktorat PSKL Barang Konsumsi 2.000

Direktorat PSKL Persediaan yang Belum Diregister 750.000

Direktorat PPKL Persediaan yang Belum Diregister (1.190.000)

TOTAL 4.033.407.196

Selisih Revaluasi Aset Tetap


Rp613.749.250,00
E.4 Selisih Revaluasi Aset Tetap
Selisih Revaluasi Aset Tetap mencerminkan revaluasi atas nilai aset
tetap yang diakibatkan karena kesalahan dalam penilaian aset tetap
yang terjadi pada periode sebelumnya. Koreksi nilai persediaan sampai
dengan 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar
Rp613.749.250,00 dan Rp0,00.

E.5 Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi


Koreksi Nilai Aset Tetap
Non Revaluasi Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi merupakan koreksi kesalahan
Rp61.220.533.196,00
pencatatan nilai perolehan atas aset tetap non revaluasi yang
perolehannya berasal dari tahun sebelumnya. Koreksi Penilaian aset
tetap non revaluasi sampai dengan 31 Desember 2015 dan 2014 adalah
masing-masing sebesar Rp61.220.533.196,00 dan Rp0,00.

Kode
Akun Uraian Nilai
131111 Tanah 46,762,824,916

131211 Tanah Belum Diregister 4,700,750

132111 Peralatan dan Mesin 18,733,873,615

132211 Peralatan dan Mesin Belum Diregister 227,931,894

133111 Gedung dan Bangunan 17,099,465,047

133211 Gedung dan Bangunan Belum Diregister (543,000,207)

134111 Jalan dan Jembatan (4,362,766,189)

134112 Irigasi (1,452,573,479)

134113 Jaringan (765,585,178)

135111 Aset Tetap Renovasi 4,917,150,825

135121 Aset Tetap Lainnya 110,275,000

Catatan atas Laporan Keuangan LO dan LPE


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited)) 127

Kode
Akun Uraian Nilai
136111 Konstruksi Dalam pengerjaan (985,042,825)

137111 Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin (14,460,536,266)

137211 Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan (1,875,831,924)

137311 Akumulasi Penyusutan Jalan dan Jembatan 1,111,437,666

137312 Akumulasi Penyusutan Irigasi 742,855,162

137313 Akumulasi Penyusutan Jaringan 83,579,532

137411 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Lainnya (3,921,415,208)

162151 Software 28,000,000

162171 Hasil Kajian/Penelitian 98,805,000

162191 Aset Tak Berwujud Lainnya (322,200,000)

Aset Tetap yang tidak digunakan dalam Operasi


166112 Pemerintahan (26,294,250)

166411 Aset Lainnya yang Belum Diregister 6,880,701

Akumulasi Penyusutan Aset Tetap yang Tidak Digunakan


169122 dalam Operasi Pemerintahan 7,998,614

61,220,533,196
TOTAL
Lain-Lain
Rp328.664.889.668,00
E.6 Lain-Lain
Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan Ekuitas Lain-Lain sampai
dengan 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp328.664.889.668,00
merupakan nilai ekuitas transaksi lainnya selain dari koreksi nilai
persediaan, selisih revaluasi aset tetap, koreksi nilai aset tetap non
revaluasi. Sedangkan pada Tahun 2014 tidak ada akun lain-lain.
Ekuitas Akhir
Rp6.917.245.902.727,00 E.7 Ekuitas Akhir
Nilai Ekuitas sampai dengan 31 Desember 2015 dan 2014 adalah
masing-masing sebesar Rp6.917.245.902.727,00 dan Rp0,00

Catatan atas Laporan Keuangan LO dan LPE


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited)) 128

Pengungkapan Penting F. PENGUNGKAPAN PENTING LAINNYA


Lainnya

F.1 PENGUNGKAPAN PENTING


F.1.1 Pengungkapan Penutupan dan Likuidasi
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 165 Tahun 2014 tentang
Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja dan Keputusan Presiden
Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan
Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode 2014 - 2019, pada
Tahun 2014 Kementerian Kehutanan digabung dengan
Kementerian Lingkungan Hidup dan mengalami perubahan
nomenklatur menjadi Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan. Perubahan nomenklatur tersebut mengakibatkan
perubahan struktur organisasi baik pada Kementerian Lingkungan
Hidup maupun Kementerian Kehutanan. Selanjutnya, perubahan
struktur organisasi tersebut menyebabkan likuidasi pada beberapa
entitas Akuntansi pada Kementerian Kehutanan dan Kementerian
Lingkungan Hidup.
Selain Peraturan Presiden Nomor 165 Tahun 2014, dasar hukum
Likuidasi tersebut adalah:
1. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2015 tentang Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
2. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.18/MenLHK-II/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
3. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
SK.65/MenLHK-II/2015 tentang Penunjukkan Kuasa Pengguna
Anggaran di Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan.
Selanjutnya, sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
272/PMK.05/2014 tentang Pelaksanaan Likuidasi Entitas
Akuntansi dan Entitas Pelaporan pada Kementerian Negara dan
Lembaga, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah
menunjuk Pejabat Penanggung Jawab Likuidasi beserta Tim
Likuidasi Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan melalui
Keputusan Menteri Nomor SK. 168/MenLHK-II/2015 tanggal 15
Juni 2015.
Tahap-tahap likuidasi telah dilaksanakan sesuai ketentuan, yang
dimulai dengan penyelesaian hak dan kewajiban oleh masing-
masing Satker Terlikuidasi. Setelah seluruh hak dan kewajiban
terselesaikan dan menyisakan sisa anggaran serta aset dan
kewajiban yang tertuang pada Laporan Penutup, unsur-unsur
tersebut diserahkan kepada Tim Likuidasi dan selanjutnya

Catatan Atas Laporan Keuangan Pengungkapan Penting Lainnya


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 129

diserahkan kepada Entitas Tertunjuk sesuai mapping pada


lampiran SK tersebut. Seluruh proses likuidasi tersebut
diselesaikan pada tanggal 28 Juni 2015 dengan diterbitkannya
Laporan Likuidasi yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan selaku Pejabat
Penanggungjawab Likuidasi.

F.1.2 Pengungkapan Pendapatan Gedung Manggala Wanabakti


Menindaklanjuti terbitnya Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2012
tanggal 16 Januari 2012 tentang Pengelolaan Gedung Pusat
Kehutanan dan Taman Hutan, pengelolaan atas gedung Manggala
Wanabakti diserahkan dari Yayasan Sarana Wana Jaya kepada
Kementerian Kehutanan pada tanggal 5 Juli 2012.
Beberapa transaksi keuangan yang terkait dengan pemanfaatan
Gedung Manggala Wanabakti yang perlu diungkapkan dalam
laporan keuangan satker Biro Umum Sekretariat Jenderal
Kementerian Kehutanan sebagai berikut :
1. Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2015 dan
informasi Bank BRI KCP Departemen Kehutanan, terdapat
beberapa transaksi keuangan dan perubahan saldo dari hasil
pengelolaan keuangan Gedung Manggala Wanabakti menjadi
sebesar Rp29.419.341.487,44 dengan rincian sebagai berikut :

Saldo Awal (per 31 Desember 2014) 32,688,299,108.44


Mutasi Penambahan :
- Sewa ruang perkantoran 35,177,528,879.00
- Sewa ruang auditorium 12,620,366,001.00
- KKJM 449,335,000.00
- Kantin Rimbawan III 147,690,933.00
- Jasa giro bank BRI 593,993,023.00
Jumlah Penambahan 48,988,913,836.00
Mutasi Pengurangan :
- Penarikan deposit sewa/telepon 409,262,000.00
- Pembayaran pajak (PPN dan PPh Final) 5,192,526,553.00
- Pembayaran PNBP 14,966,119,871.00
Pembayaran PBB 6,858,883,425.00
- Pembayaran biaya perbaikan 4,070,125,734.00
- Pembayaran sisa dana pengelolaan gedung 20,760,953,874.00
Jumlah Pengurangan 52,257,871,457.00
Saldo akhir (per 31 Des 2015) 29,419,341,487.44

Catatan Atas Laporan Keuangan Pengungkapan Penting Lainnya


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 130

2. Penjelasan terhadap beberapa kategori pendapatan dan pengeluaran


sebagai berikut :
a. Penerimaan dari pengelolaan Gedung Manggala Wanabakti, terdiri
dari :
- Penerimaan dari sewa ruang perkantoran, terdiri dari: sewa
ruang, sevice charge, sewa parker langganan, sewa telepon
extension, pemakaian listrik/air dan deposit sewa.
- Perincian dari sewa ruang auditorium, terdiri dari : sewa ruang
auditorium, Rimbawan I, II dan Sonokeling, bagi hasil catering,
pelaminan, decorasi, photograpi dan lain-lain.
- Penerimaan dari KKJM, terdiri dari : hasil bersih (nett) dari sewa
lapangan bulu tangkis, tennis lapangan, fitness dan kolam
renang.
- Penerimaan dari Kantin Rimbawan III dari bagi hasil penerimaan
counter penjualan makanan.
- Penerimaaan dari jasa giro adalah hasil dari bunga atas saldo
Bank BRI per bulan.
b. Pengeluaran dari pengelolaan Gedung Manggala Wanabakti, terdiri
dari :
- Penarikan deposit sewa/telepon yang merupakan hak
kepemilikan dari para penyewa yang telah berakhir masa
sewanya.
- Biaya administrasi bank.
- Pembayaran bagi Pengeluaran pajak untuk PPN dan PPh Final
pasal 4 ayat (2) dari sewa ruang perkantoran.
- Pengeluaran PNBP sampai dengan per Mei 2014, Biro Umum
hanya menyetorkan hasil PNBP dari sewa ruang perkantoran
berdasarkan MAK 423141.
- Pengeluaran biaya perbaikan
- Pembayaran sisa dana pengelolaan gedung.
3. Penerimaan yang terdiri dari : uang muka sewa ruang perkantoran,
service charge, dan deposit sewa telepon serta PPN tidak
disetorkankekas Negara mengingat dana/uang tersebut merupakan
milik tenant/penyewa.
4. Dari saldo kas di bank sebesar Rp29.419.341.487,44 terdiri dari:
a. Saldo uang muka sewa ruang perkantoran sebesar
Rp753.463.800,00.
b. Uang service charge yang merupakan uang titipan penyewa untuk
biaya pelayanan dan pemeliharaan gedung serta aset lainnya, biaya
bayar PBB-P2 dan operasional lainnya sebesar
Rp19.278.883.356,00.

Catatan Atas Laporan Keuangan Pengungkapan Penting Lainnya


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 131

c. Saldo uang deposit sewa dan telepon yang merupakan uang titipan
penyewa sebagai uang jaminan milik penyewa sebesar
Rp5.632.656.255,00.
d. Penerimaan uang PPN dan PPh FInal yang akan digunakan untuk
menyetor kewajiban pajak sebesar Rp939.706.818,44.
e. PNBP dan Sisa Dana Pengelolaan Gedung sebesar
Rp.2.814.631.258,00 yang telah disetorkan ke Kas Negara pada
tanggal 12 Januari 2016 dengan NTB 160112056665 dan NTPN
832B74TH72ODRPO2 (Rp1.160.694.360,00) dan tanggal 12
Januari 2016 dengan NTB 160112056951 dan NTPN
7DDBA4TK46VRLPO2 (Rp1.653.936.898,00).

F.1.3 Pengungkapan Kas di Bendahara PengeluaranBalai Besar


Taman Nasional Kerinci Seblat
Terdapat kas di bendahara pengeluaran satuan kerja Balai Besar
Taman Nasional Kerinci Seblat sebesar Rp1.264.730.970,00 yang
merupakan sisa UP yang belum dipertanggungjawabkan/ketekoran
kas pada bendahara pengeluaran DIPA tahun 2009.
Peristiwa penyalahgunaan keuangan Negara oleh bendahara
pengeluaran atas nama Erwin Romel telah diproses hukum sejak
tanggal 31 Agustus 2009 dan telah divonis tanggal 25 Maret 2010
oleh Pengadilan Negeri Sungai Penuh No.02/Pid.Sus/2010/PN
tgl.25 Maret 2010 dan dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi Jambi
tanggal 9 Juli 2010 dan Putusan Kasasi dari Mahkamah Agung RI
no.1789 K/Pid.Sus/2010 tanggal 6 Oktober 2010 dengan putusan
sebagai berikut:
a. Terdakwa dinyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan
bersalah melakukan tindak pidana korupsi dalam dakwaan
subsider sebagaimana tercantum dalam pasal 3 undang-undang
nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi sebagaimana diubah dengan UU Nomor 20 tahun 2001.
b. Terdakwa dikenakan pidana 2 tahun penjara dan denda
Rp50.000.000,00 subsider 3 bulan penjara.
c. Terdakwa diwajibkan membayar uang pengganti
Rp867.177.500,00 dimana jika dalam waktu 1 bulan terdakwa
tidak bisa membayarnya, maka seluruh asset kekayaannya akan
disita dan dilelang oleh Negara, dan jika nilai asset kekayaannya
tidak mencukupi jumlah tersebut diatas maka terdakwa akan
dikenakan tambahan pidana selama 1 tahun penjara.

Catatan Atas Laporan Keuangan Pengungkapan Penting Lainnya


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 132

d. Barang bukti berupa surat-surat dan dokumen sebanyak 185


item dikembalikan kepada BBTNKS, kartu contoh tanda tangan
(KCT) dikembalikan ke BRI Sungai Penuh, sedangkan barang
bukti berupa uang sebesar Rp80.072.500,00 dirampas untuk
Negara.
e. Terdakwa diwajibkan membayar biaya perkara sebesar
Rp5.000,00.
Terhadap perbedaan nilai kerugian negara menurut penegak
hukum sesuai putusan pengadilan tersebut di atas senilai
Rp997.250.000,00 dibanding tuntutan kerugian negara menurut
perhitungan KPPN dan BBTNKS sebesar Rp1.264.730.970,00 tidak
dapat diperbandingkan secara matematis, sehingga bila mempunyai
perbedaan nilai kurang penuntutan kerugian negara oleh aparat
penegak hukum tidak dapat dilakukan penuntutan ulang, karena
kasus seseorang yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
tidak dapat dilakukan penuntutan ulang kecuali ada novum baru.
Terkait permasalahan tersebut Dirjen PHKA telah bersurat ke
Ketua Majelis Tuntutan Perbendaharaan Badan Pemeriksa
Keuangan Republik Indonesia sesuai surat no S.247/IV-SET/2011
tanggal 20 Mei 2011 perihal Penyelesaiaan Tindaklanjut Sisa
UP/TUP BBTN Kerinci Seblat Tahun Anggaran 2009. Perbedaan
nilai ketekoran kas ini menjadi kendala Tim Penyelesaian Kerugian
Negara Kementerian Kehutanan untuk melakukan verifikasi dan
menyampaikan rekomendasi kepada BPK RI dalam proses
penyehat bukuan oleh Kementerian Keuangan.

Catatan Atas Laporan Keuangan Pengungkapan Penting Lainnya


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 133

F.1.4 Pengungkapan Piutang yang diserahkan KPKNL

a. Piutang HTI
Terdapat penyerahan 19 (sembilan belas) piutang macet HTI
oleh Bank Mandiri sesuai dengan rincian sebagai berikut:
No. Nama Perusahaan Nomor SP3N
1 PT Inhutani V SP3N-250/PUPNC.10.04/2012
2 PT. Dharma Hutan Lestari SP3N-249/PUPNC.10.04/2012
3 PT. Mayang Adiwana SP3N-246/PUPNC.10.04/2012
4 PT. Kiani Hutan Lestari SP3N-247/PUPNC.10.04/2012
5 PT. Eritani Lestari SP3N-248/PUPNC.10.04/2012
6 PT. Kirana Rimba SP3N-560/PUPNC.10.04/2012
7 PT. Wanatani Lestari SP3N-559/PUPNC.10.04/2013
8 PT. Anangga Pundi Nusa SP3N-190/PUPNC.10.04/2014
9 PT. Lahan Mahkota SP3N-189/PUPNC.10.04/2014
10 PT. Intan Hutani Lestari SP3N-191/PUPNC.10.04/2014
11 PT. Rimba Swasembada Semesta SP3N-810/PUPNC.10.04/2014
12 PT. Wana Teladan SP3N-811/PUPNC.10.04/2014
13 PT. Jati Cakrawala SP3N-812/PUPNC.10.04/2014
14 PT. Gunung Medang Raya SP3N-1339/PUPNC.10.04/2014
15 PT. Purwa Permai SP3N-1341/PUPNC.10.04/2014
16 PT. Lahan Sukses SP3N-1340/PUPNC.10.04/2014
17 PT. Rimba Dwipantara SP3N-1338/PUPNC.10.04/2014
18 PT. Rimba Penyangga Utama SP3N-2474/PUPNC.10.04/2015
19 PT. Aceh Swaka Wananusa SP3N-3347/PUPNC.10.04/2015

Penyerahan Sesuai PK
Nama Perusahaan SP3N (Sesuai PMK) Selisih
sd. 31 Des 2015

PT. Kiani Hutani Lestari 115,324,580,000.00 89,348,598,080.43 25,975,981,919.57


PT. Inhutani V 102,146,840,000.00 65,734,189,110.74 36,412,650,889.26
PT. Mayang Adiwana 3,525,280,000.00 2,764,419,656.85 760,860,343.15
PT. Eritani Lestari 4,487,360,000.00 2,725,401,371.39 1,761,958,628.61
PT. Dharma Hutan Lestari 2,344,140,000.00 1,798,402,813.60 545,737,186.40
PT. Wanatani Lestari 5,668,854,078.06 5,668,854,078.06 0.00
PT. Kirana Rimba 1,391,897,139.36 1,391,897,139.36 0.00
PT. Anangga Pundi Nusa 7,051,116,032.58 7,051,116,032.58 0.00
PT. Lahan Mahkota 2,467,412,429.74 2,467,412,429.74 0.00
PT. Intan Hutani Lestari 2,010,765,257.55 2,010,765,257.55 0.00
PT Rimba Swasembada Semesta 3,809,823,793.51 3,809,823,793.51 0.00
PT. Wana Teladan 2,986,530,562.27 2,986,530,562.27 0.00
PT. Jati Cakrawala 3,231,183,609.22 3,231,183,609.22 0.00
PT. Rimba Dwipantara 1,528,632,789.24 1,528,632,789.24 0.00
PT. Lahan Sukses 2,672,437,010.77 2,672,437,010.77 0.00
PT. Purwa Permai 6,742,216,138.37 6,742,216,138.37 0.00
PT. Gunung Medang Raya 3,960,476,850.02 3,960,476,850.02 0.00
PT. Rimba Penyangga Utama 6,640,348,267.74 4,228,838,943.37 2,411,509,324.37
PT. Aceh Swaka Wananusa 2,831,578,603.42 1,725,235,587.24 1,106,343,016.18

TOTAL 280,821,472,561.85 211,846,431,254.31 68,975,041,307.54

Catatan Atas Laporan Keuangan Pengungkapan Penting Lainnya


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 134

b. Piutang KUK DAS, KUPA dan KUHR


Berikut adalah rincian piutang KUK DAS, KUPA dan KUHR yang
telah dan belum diserahkan kepada KPKNL.
Tabel 52
Rincian Piutang KUK DAS, KUPA dan KUHR yang telah dan belum diserahkan
kepada KPKNL
Penyerahan ke KPKNL
Jenis Piutang
Sudah Belum
KUHR 114,724,490,287.49 2,057,570,919.39
KUPA 28,957,149,079.75 1,302,231,583.72
KUK-DAS 10,902,603,019.91 1,514,321,894.44
Jumlah 154,584,242,387.15 4,874,124,397.55

F.2 TEMUAN DAN TINDAK LANJUT TEMUAN BPK


Tindak lanjut atas temuan BPK-RI pada Laporan Keuangan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah dilakukan
dengan membuat rencana aksi sebagai dasar tindak lanjut temuan,
kemudian diambil langkah-langkah untuk mengatasi permasalahan
dan untuk mencegah terulangnya temuan yang sama, diantaranya
dengan cara; Penyetoran ke kas Negara atas kelebihan bayar kepada
Pihak Ketiga, Peningkatan pengendalian dan pengawasan terhadap
Kegiatan Pengadaan Barang dan Jasa, Penyegaran Pengelola
Keuangan, Menyusun DIPA sesuai BAS dan Percermatan DIPA oleh
Itjen, Penertiban Pengelolaan PNBP, Penertiban Pengelolaan
Persediaaan. Adapun Daftar temuan dan rekomendasi Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagaimana dalam lampiran.

F.3 INFORMASI PENDAPATAN DAN BELANJA SECARA AKRUAL


Basis Akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh
transaksi dan peristiwa lainnya pada saat hak dan/atau kewajiban
timbul. Informasi pendapatan dan belanja secara akrual tingkat
pemerintah pusat merupakan suplemen yang dilampirkan pada
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahunan, secara berjenjang
dari mulai UAKPA sampai dengan UAPA, dimulai dari Laporan
Keuangan Tahunan TA 2009.
Transaksi pendapatan secara akrual terdiri dari:
1. Pendapatan yang masih harus diterima (disajikan sebagai
penambah pada informasi pendapatan secara akrual dan sebagai
piutang di neraca); dan/atau
2. Pendapatan diterima dimuka (disajikan sebagai pengurang pada
informasi pendapatan secara akrual dan sebagai kewajiban jangka
pendek pada neraca).

Catatan Atas Laporan Keuangan Pengungkapan Penting Lainnya


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 135

Sedangkan transaksi belanja secara akrual meliputi:


1. Belanja yang masih harus dibayar (disajikan sebagai penambah
pada informasi belanja secara akrual dan sebagai kewajiban
jangka pendek di neraca); dan/atau
2. Belanja dibayar dimuka (disajikan sebagai pengurang pada
informasi belanja secara akrual dan sebagai piutang pada neraca).

F.4 REKENING PEMERINTAH


Berdasarkan surat dari Tim Penertiban Rekening Pemerintah
(TPRP) nomor S-08/TPRP.02/2010 tanggal 23 September 2010 dan
surat Menteri Keuangan nomor S.6856/MK.05/2010 tanggal 15 Juli
2011, dari 31 rekening yang menjadi temuan pemeriksaan BPKRI
dengan total saldo sebesar Rp5.359.366.495,00 diketahui bahwa:
a. 13 (tiga belas) rekening Kementerian Kehutanan yang sudah
ditutup sebesar Rp485.178.353,81.
b. 2 (dua) rekening tidak jelas kepemilikannya sebesar Rp87.635,17.
c. 11 (sebelas) rekening bukan milik Kementerian Kehutanan
sebesar Rp4.849.467.312,62.
d. 5 (lima) rekening merupakan rekening Kementerian Kehutanan
yang belum ditutup sebesar Rp24.781.036,00. Rincian kelima
rekening tersebut adalah sebagai berikut:
 Rekening Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan dengan
saldo Rp103.606,00.

 Rekening Bendahara Pengeluaran Program Rehabilitasi


dengan saldo Rp24.500.000,00.
 Rekening Dana Pinjaman (Bridging) DIKS-DR saldo
Rp147.843,31.
 Rekening Bendahara Pengeluaran DIPA 29 BTN Komodo
dengan saldo Rp0,00.
 Rekening Kegiatan GERHAN dengan saldo Rp29.586,55.
Terhadap kelima rekening milik Kementerian Kehutanan tersebut,
sampai dengan 31 Desember 2014 telah dilakukan upaya
penertiban, dengan hasil sebagai berikut:
a. 3 (tiga) rekening telah dilakukan penutupan, yaitu Rekening
Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan dengan saldo sebesar
Rp103.606,00 dan Rek. Bendahara Pengeluaran DIPA 29 BTN
Komodo dengan saldo Rp0,00 serta Rekening Dana Pinjaman
(Bridging) DIKS-DR dengan saldo Rp147.843,31.

Catatan Atas Laporan Keuangan Pengungkapan Penting Lainnya


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 136

b. 2 (dua) rekening yang tersisa diantaranya Rekening Bendahara


Pengeluaran Program Rehabilitasi dengan saldo
Rp24.500.000,00 dan Rekening Kegiatan GERHAN dengan saldo
Rp29.586,55 masih belum dilakukan penutupan dan masih
tercatat dalam Neraca per 31 Desember 2014.
Dengan demikian jumlah rekening Kementerian Kehutanan yang
telah ditutup menjadi sebanyak 16 rekening, dengan nilai sebesar
Rp485.429.803,12 (Rp485.178.353,81 + Rp103.606,00 + Rp0,00+
Rp147.843,31). Sedangkan untuk 2 rekening tidak jelas
kepemilikannya senilai Rp87.635,17 dan 11 rekening bukan milik
Kemenhut senilai Rp4.849.467.312,62 belum ada tindak lanjut
penutupan rekening dari Bank yang bersangkutan sedangkan
Kementerian Kehutanan tidak dapat menutupnya karena bukan
merupakan pemilik dari rekening.

F.5 PENGUNGKAPAN LAIN-LAIN


1. Pengungkapan atas pinjaman kepada Konsorsium Mitra
Penyelenggara Sea Games
a. Sesuai dengan Keputusan Presiden RI No. 01/IHHT/1997
tanggal 8 Oktober 1997 tentang Pinjaman Dana Kepada
Konsorsium Penyelenggaran Sea Games XIX Tahun 1997, di
Jakarta, maka berdasarkan persetujuan Presiden RI, Menteri
Sekretaris Negara melalui surat No. R.160/M.Sesneg/10/1997
tanggal 6 Oktober 1997 meminta kepada menteri Kehutanan
untuk menyalurkan dana reboisasi (DR) Rp35.000.000.000,00 ke
Rekening Sekretariat Negara dalam bentuk pinjaman, dengan
tingkat bunga 15%.
b. Berdasarkan surat dari Menteri Sekretaris Negara tersebut,
Sekretaris Jenderal Departemen Kehutanan melalui surat No.
2387/II-Keu/1997 dan surat No. 2387/II-Keu/1997 tanggal 8
Oktober 1997, telah meminta kepada Pimpinan Bank
Pembangunan Indonesia Cabang Jaya S. Parman Jakarta dan
pimpinan Bank Bumi daya Cabang Khusus Imam Bonjol Jakarta,
untuk memindahbukukan uang atas beban rekening Menteri
Kehutanan masing-masing sejumlah Rp11 milyar dan Rp24
milyar kepada rekening Sekretariat Negara/Asisten Menteri
Sekretaris Negara Urusan Umum No.070.690847.011 pada
Bank BNI cabang Harmoni.

Catatan Atas Laporan Keuangan Pengungkapan Penting Lainnya


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 137

c. Pada tanggal 10 Oktober 1997 melalui surat No.


1089/Setneg/Asum/10/1997, Asisten Menteri Sekretaris
Negara Urusan Umum, telah meminta kepada PT. Bank BNI
Cabang Harmoni, untuk memindahbukukan beban rekening
No.070.690847.011 atas nama Drs. A.J. Bambang Suntanto
sejumlah Rp35 milyar kepada Rekening Konsorsium Mitra
Penyelenggara Sea Games XIX Tahun 1997 No. rekening
0815219.100 pada Bank Niaga Cabang Thamrin, sebagai
pinjaman.
d. Pinjaman Dana Kepada Konsosium Penyelenggaran Sea Games
XIX Tahun 1997, telah dituangkan dalam surat perjanjian Utang
piutang Nomor Perj-02/setneg/asum/10/1997 tanggal 8
Oktober 1997 antara Asisten Menteri Sekretaris Negara Urusan
Umum (Drs. A.J. Bambang Sutanto) yang merupakan Pihak
Pertama dan Ketua Konsorsium serta Ketua Harian Konsorsium
Penyelenggaran Sea Games XIX Tahun 1997 (Bambang
Trihadmodjo dan Bambang Riyadi Soegama) selaku Pihak
Kedua.
e. Upaya yang telah dilakukan oleh Kementerian Kehutanan yakni :
 Memberi kuasa kepada Kejaksaan Agung untuk melakukan
penagihan dengan Surat Kuasa No. 879/Menhut-II/2002
tanggal 19 Juni 2002 yang disampaikan melalui surat No.
878/Menhut-II/2002 tanggal 19 Juni 2002.
 Meminta konfirmasi piutang tersebut kepada Sekretariat
Negara melalui surat No. S.446/II-Ren/2006 tanggal 19 April
2006 dan surat No. S.524/II-Ren/2006 tanggal 12 Mei 2006.
 Melakukan koordinasi dengan Kementerian Keuangan dan
Sekretariat Negara, untuk penyelesaian piutang tersebut,
antara lain meliputi:
 Pada tanggal 15 April 2010, telah dieselenggarakan
rapat antara Kementerian Kehutanan dan DJKN, yang
intinya bahwa Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
Kementerian Keuangan akan berkoordinasi dengan
Sekretariat Negara terkait proses penyerahan piutang
dana Sea Games tersebut.
 Pada tanggal 20 Juli 2010, bersama Kementerian
Keuangan dan Sekretariat Negara telah dibahas
langkah-langkah penyelesaian atas pinjaman dana
kepada Konsorsium Mitra Penyelenggara (KMP) Sea
Games disepakati bahwa :

Catatan Atas Laporan Keuangan Pengungkapan Penting Lainnya


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 138

1) Biro Keuangan diminta melengkapi kronologis atas


piutang mengenai pinjaman kepada KMP Sea Games
XIX dengan informasi perkembangan proses
penyelesaian.
2) Terus berkoordinasi dengan Sekretariat Negara
selaku Institusi yang menyalurkan dan memiliki hak
tagih atas pinjaman kepada KMP Sea Games XIX,
untuk proses penyelesaian pinjaman.
3) Menyusun dan membuat formulasi penyelesaian
pinjaman kepada KMP Sea Games XIX antara
Sekretariat Negara, Kementerian Keuangan dan
Kementerian Kehutanan.
4) Mendorong Sekretariat Negara untuk melakukan
percepatan proses penyelesaian pinjaman kepada
KMP Sea Games XIX dengan Direktorat Kekayaan
Negara, Kementerian Keuangan.
f. Pada tanggal 25 Agustus 2010 bersama Kementerian Keuangan
dan Sekretariat telah diselenggarakan rapat dengan kesimpulan:
 DJKN akan membantu upaya penagihan piutang kepada
KMP Sea Games setelah ada penyerahan dari Sekretariat
Negara selaku pemilik piutang kepada Kementerian
Keuangan Cq. DJKN.
 Sebelum diserahkan oleh Sekretariat Negara, Kementerian
Kehutanan agar menarik pemberian Surat Kuasa Menteri
Kehutanan kepada Jaksa Agung No. 879/Menhut-II/2002
tanggal 19 Juni 2002 tentang Penagihan Piutang kepada
KMP Sea Games XIX tahun 1997 dan melaporkan kepada
Sekretariat Negara.
g. Melalui surat No. S.464/Menhut-II/2010 tanggal 14 September
2010, Kementerian Kehutanan secara resmi melakukan
penarikan atas Surat Kuasa No. 879/Menhut-II/2002 tanggal 19
Juni 2002 kepada Jaksa Agung RI.
h. Pada tanggal 22 September 2010, melalui surat
No.S.86/II.Keu/4/2010 Kementerian Kehutanan telah
menyampaikan/melaporkan kepada Sekretariat Negara dan
kepada DJKN cq. Direktur Piutang Negara, mengenai penarikan
atas Surat Kuasa No. 879/Menhut-II/2002 tanggal 19 Juni 2002
kepada Jaksa Agung RI.

Catatan Atas Laporan Keuangan Pengungkapan Penting Lainnya


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 139

i. Pada Tanggal 25 Februari 2015 melalui surat Nomor S.11/II-


KEU/1/2015 Kementerian Kehutanan telah
menyampaikan/melaporkan kepada Sekretariat Negara perihal
Penyelesaian Piutang atas Pinjaman kepada Konsorsium Mitra
Penyelenggara (KMP) Sea games XIX Tahun 1997 di Jakarta dan
telah ditanggapi oleh Sekretariat Negara melalui Surat Nomor R-
195/Setpres/D-1/Adm/KU.05.00/03/2015 tanggal 06 Maret
2015 perihal Penyelesaian Dana Bantuan Presiden.
j. Pada tanggal 24 Maret 2015 melalui surat Nomor S.187/II-
KEU/2015 Kementerian Kehutanan telah menanggapi surat
Sekretariat Negara dengan Nomor R-195/Setpres/D-
1/Adm/KU.05.00/03/2015 tanggal 06 Maret 2015 dengan
memperhatikan:
1) Surat Kepala Biro Administrasi Kementerian Sekretariat
Negara RI Sekretariat Presiden menyampaikan bahwa
Menteri Keuangan melalui surat Nomor SR-49/MK.02/2002
tanggal 20 September 2002, hal penyelesaian dan Banpres
yang berada di pihak ketiga seyogyanya diselesaikan terlebih
dahulu oleh Sekretariat Negara dengan pihak ketiga.
2) Surat Sekretaris Negara No. R.97 tanggal 22 Oktober 2002,
yang menegaskan kembali bahwa melalui surat Sekretaris
Negara No.R31 tanggal 18 Mei 2002 dimaksud sebenarnya
telah menyerahkan seluruh aset BANPRES (termasuk
piutang dan penyertaan modal) dan seluruh dana/kekayaan
kepada Kementerian Keuangan, dengan demikian menurut
hemat kami secara prinsip pengadministrasiannya telah
beralih dan menjadi kewenangan Kementerian Keuangan.
k. Kronologi Pencatatan pada LK :
 Sejak tahun 2005 Piutang kepada KMP Sea Games dicatat
pada Laporan Keuangan kementerian Kehutanan dengan
nilai sebesar Rp118.244.559.912,80. Pencatatan tersebut
didasarkan atas saran dari Tim Pemeriksa BPKRI.
 Nilai sebesar Rp118.244.559.912,80 merupakan nilai per 31
Desember 2005 dan sejak Januari 2006 perhitungan bunga
pinjaman tidak lagi diperhitungkan oleh Kementerian
Kehutanan atas saran BPK-RI.

Catatan Atas Laporan Keuangan Pengungkapan Penting Lainnya


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 140

 BPK-RI berpendapat mengingat tidak adanya dokumen


perikatan pinjam meminjam antar KMP Sea Games,
Sekretariat Negara dan Kementerian Kehutanan, maka
pinjaman kepada KMP Sea Games belum dapat
dikategorikan/ diakui sebagai piutang. Oleh karena itu
pencatatan dalam Neraca dimasukkan sebagai Aset Lain-
lain.
 Accounting Treatment:
 Berdasarkan Undang-undang PNBP Nomor 20 Tahun
1997 bahwa besarnya nilai bunga yang dapat
ditagih/dicatat adalah selama 2 tahun (24 bulan)
setelah kewajiban pembayaran angsuran pinjaman
ditambah bunga oleh pihak tertagih dinyatakan macet.
 Berdasarkan Dokumen Surat Perjanjian Utang Piutang
antara Sekretariat Negara (selaku PIHAK PERTAMA)
dengan KMP Sea Games XIX tahun 1997 di Jakarta
(selaku PIHAK KEDUA) Nomor Perj-
02/Setneg/Asum/10/1997 tanggal 8 Oktober 1997,
bahwa perhitungan nilai bunga pinjaman yang dapat
ditagih dan dicatat dalam Laporan Neraca Sekretariat
Negara atau Neraca Kementerian Kehutanan adalah
terhitung mulai bulan Oktober 1998 s/d Oktober 2000,
dengan total akumulasi sebesar Rp54.738.033.655,46
(Lima puluh empat milyar tujuh ratus tiga puluh
delapan juta tiga puluh tiga ribu enam ratus lima puluh
lima rupiah empat puluh enam sen), yang terdiri dari
Pokok Pinjaman sebesar Rp35.000.000.000,00 dan
bunga pinjaman selama 3 (tiga) tahun sebesar
Rp19.738.033.655,46.
 Dengan demikian pencatatan dalam neraca yang semula
dicatat dalam Neraca pada Laporan Keuangan tahun
2009 dan Laporan Keuangan Tahun 2010 sebesar
Rp118.244.559.912,80 dikoreksi menjadi
Rp54.738.033.655,46 (Lima puluh empat milyar tujuh
ratus tiga puluh delapan juta tiga puluh tiga ribu enam
ratus lima puluh lima rupiah empat puluh enam sen).

Catatan Atas Laporan Keuangan Pengungkapan Penting Lainnya


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 141

 Menurut DJKN, nilai piutang seharusnya yang


dilaporkan pada neraca Kementerian Kehutanan hanya
sebesar Rp35 milyar yang merupakan pokok pinjaman,
sedangan sisanya sebesar Rp19.738.033.655,46 yang
merupakan bunga pinjaman selama 3 (tiga) tahun
seharusnya dicatat oleh Sekretariat Negara, karena
Sekretariat Negara yang membuat perikatan pinjam
meminjam. Sementara ini Kementerian kehutanan
masih mencatat nilai keseluruhan (pokok+bunga).

2. Pengungkapan Penurunan Nilai Klaim Asuransi Helikopter N-


Bell
a. Kontrak pengadaan 2 (dua) unit helikopter Bell-412 antara
Departemen Kehutanan dengan PT, Dayajasa Transindo
Pratama sesuai dokumen kontrak nomor. 15.1/DIK/XI/2000
tanggal 15 Nopember 2000 dengan rincian kontrak sebagai
berikut:
 Jenis helikopter pengadaan adalah 1 (satu) buah type Bell-
412/PK-MIMI nomor seri 34023 dan 1 (satu) buah type
Bell-412/PK-SPT nomor seri 34022.
 Nilai kontrak 2 helikopter sebesar Rp 93.159.000.000,00
(sembilan puluh tiga milyar seratus lima puluh sembilan
juta rupiah).
 Asuransi terhadap 2 (dua) helikopter tersebut, pihak PT.
Dayajasa Transindo Pratama akan menutup asuransi/ All
Risk sedikitnya selama 100 jam terbang atau 4 (empat)
bulan masa pengoperasian helikopter. Penutupan asuransi
oleh PT. Dayajasa Transindo Pratama adalah terhadap
kerugian jiwa dan barang kontrak (helikopter) milik
Departemen Kehutanan.
 Sertifikat asuransi dikeluarkan oleh PT. Tugu Pratama
Indonesia no: A239/MA/VIII/01 tanggal 21 Agustus 2001,
di atas namakan PT. Dayajasa Transindo Pratama. Masa
berlaku asuransi mulai tanggal 11 Desember 2000 sampai
dengan 11 Desember 2001.

Catatan Atas Laporan Keuangan Pengungkapan Penting Lainnya


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 142

b. Pada tanggal 8 Pebruari 2001 Helikopter Bell-412/PK-SPT


mengalami kecelakaan di Gunung Burangrang Jawa Barat.
Berdasarkan surat PT. Dayajasa Transindo Pratama no.
092/DTP/II/01 tanggal 27 Pebruari 2001, melaporkan bahwa
Tim SAR udara Kalijati menemukan pesawat Bell-412/PK-SPT
dalam keadaan rusak total dan 3 (tiga) orang awak meninggal.
Peristiwa tersebut dikuatkan dengan surat dari Komite
Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) no.
KNKT/321/VIII/KTJ/02 tanggal 27 Agustus 2002.
c. Penyelesaian/penagihan klaim asuransi diawali pertemuan
antara Departemen Kehutanan dengan PT. Dayajasa Transindo
Pratama pada tanggal 31 Juli 2001 yang menyepakati bahwa
PT. Dayajasa Transindo Pratama akan segera menyelesaikan
progres Klaim Asuransi.
d. Penagihan terhadap progres klaim asuransi sudah dilakukan
beberapa kali kepada PT. Dayajasa Transindo Pratama melalui
surat Sekretaris Jenderal, antara lain: 1483/II-UM/2001
tanggal 10 Juli 2001; 984/II/UM-4/2001 tanggal 22 Agustus
2001; 1981/II-UM/2001 tanggal 20 Sptember 2001; 2425/II-
UM/2001 tanggal 23 Nopember 2001; 01/II/UM-4/2002
tanggal 2 Januari 2002; 121/II/UM-4/2002 tanggal 31 Januari
2002; 377/II/UM-4/2003 tanggal 24 Maret 2002.
e. Dalam rangka penyelesaian klaim asuransi Departemen
Kehutanan menyerahkan penyelesaiannya kepada Badan
Arbiterase Nasional Indonesa (BANI) melalui surat Sekretaris
Jenderal Departemen Kehutanan atas nama Menteri
Kehutanan no. 329/Menhut-II/Kum/03 tanggal 16 April 2003.
Sesuai petunjuk Menteri Kehutanan atas Nota Dinas Sekjen no.
63/II/Kum/Rhs/2003 tanggal 24 September 2003, bahwa
untuk penghematan anggaran, penyelesaian klaim asuransi
tidak melalui BANI.
f. Dalam rangka mengefektifkan penyelesaian klaim asuransi,
Departemen Kehutanan membentuk Tim Asistensi
Penanganan Perkara klaim asuransi 1 unit helikopter NBell-
412 register PK-SPT milik Departemen Kehutanan melalui
keputusan Sekjen No. SK.142/II-Um/2004 tanggal 4 Oktober
2004, yang diketuai oleh Kepala Biro Hukum dan Organisasi
Departemen Kehutanan. Data dan informasi yang diperoleh
Tim Asistensi, bahwa uang klaim asuransi sebesar US $
3,610,000 telah ditransfer ke PT. Dayajasa Transindo Pratama
pada tanggal 24 April 2001 dengan bukti klaim no.
AC0001DTP361. Berdasarkan informasi dari PT. Tugu Pratama
sebagai (penanggung asuransi), transfer masuk ke rekening

Catatan Atas Laporan Keuangan Pengungkapan Penting Lainnya


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 143

PT. Dayajasa Transindo Pratama di BNI Cabang Tebet dengan


nomor rekening 120.031190.002.
g. Sekretaris Jenderal Departemen Kehutanan melalui surat no.
1075/II/Kum/2004 tanggal 23 Desember 2004 menanyakan
kepada Kapolda Metro Jaya sehubungan dengan dugaan tindak
pidana penggelepan dana klaim asuransi pesawat helikopter
Nbell-412 PK-SPT milik Departemen Keutanan oleh tersangka
Robby Murdiman (Direksi PT. Dayajasa Transindo Pratama).
Selaniutnya menanyakan hal yang sama kepada Kapolri
melalui surat Menteri kehutanan No. S.120/Menhut-II/2006
tanggal 23 Pebruari 2006; S,355/Menhut-II/2006 tanggal 7
Juni 2006.
h. Berdasarkan surat Kapolda Metro Jaya kepada Kabareskrim
Polri No. B/1221/II/2005/Datro, dijelaskan bahwa berkaitan
dengan dana klaim asuransi sebesar US $ 3,058,739.66 (± Rp
30.000.000.000,00), saat ini tinggal Rp 24.465.808.800,00. Sisa
dana tersebut disita Polda Metro Jaya tanggal 7 Januari 2003
dan dititipkan di Bank Bukopin Pusat Jl. MT Haryono, tanpa
bunga.
i. Kapolri menyampaikan jawaban kepada Menteri kehutanan
melalui surat no. 1253/VIII/2006 tanggal 12 Juli 2006 yang
menyampaikan perkembangan penyidikan kasus dugaan
tindak pidana korupsi penggelapan dana klaim asuransi
helikopter milik Departemen Kehutanan, antara lain bahwa :
j. Berkaitan dengan uang asuransi senilai Rp 24.465.808.800,00
disita sebagai barang bukti dengan penetapan ketua
pengadilan Jakarta Timur no. 79/Pen.Pid/2003/PN JKT TIM
tanggal 20 Januari 2003 dan uang tersebut dititipkan di Bank
Bukopin pusat Jl. MT Haryono (tanpa bunga). Selanjutnya
barang bukti yang disita belum dapat dikembalikan kepada
yang berhak, karena belum adanya putusan pengadilan.
k. Berdasarkan surat Sekretaris Jenderal kepada Kapolri No.
928/Kum/2006 tanggal 25 Agustus 2006, yang intinya
menanyakan adanya barang bukti yang disita belum dapat
dikembalikan "kepada yang berhak" dengan maksud untuk
mempertegas status kepemilikan asuransi dimaksud. Sampai
saat ini belum ada jawaban dari Kapolri.

Catatan Atas Laporan Keuangan Pengungkapan Penting Lainnya


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 144

l. Kepala Biro Hukum dan Organisasi (Ketua Tim Asistensi)


melalui nota dinas No. ND.62/Kum-3/09 tanggal 27 Januari
2009 menginformasikan bahwa :
 Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No.
2062/PID.B/2007/PN.JKT.PST tanggal 19 Maret 2008,
Terdakwa (Sdr. Robyanto Murdiman) telah dijatuhi pidana
penjara selama 6 (enam) tahun dan denda
Rp.500.000.000,- (Lima ratus juta rupiah) serta
membayar uang pengganti sebesar Rp.32.847.741.200,-
dan atas putusan tersebut Terdakwa mengajukan banding.
 Pengadilan Tinggi DKI Jakarta melalui putusan No.
117/Pid/2008/PT.DKI tanggal 17 Juli 2008 telah
memutuskan permohonan banding a.n. Terpidana
RobyantoMurdirnan dengan pidana penjara selama 4
(empat) tahun dan denda sebesar Rp.300.000.000,- (Tiga
ratus juta rupiah).
 Perkara pidana penggelapan terkait dengan kontrak
pengadaan 2 (dua) unit helikopter tipe Bell 412/SP No. Seri
022 dan Bell 412/SP No. Seri 023 dengan PT. Dayajasa
Transindo Pratama No. 15.1/DIK-SKO/DR/XI/2000 a.n.
Terpidana Robyarito Murdirnan (selaku Direktur Utama
PT. Dayajasa Transindo Pratama) tersebut saat ini masih
dalam proses pemeriksaan tingkat kasasi oleh Mahkamah
Agung RI.
m. Berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No.
2062/PID.B/2007/PN JKT PST :
 Pada Bab MENGADILI (Page 36 of 38) pada butir 6
mengenai Menetapkan barang bukti berupa : diantaranya
pada angka 55 (Page 37 of 38) bahwa Uang Tunai sebesar
Rp.24.465.808.800,- (dua puluh empat milyar empat
ratus enam puluh lima juta delapan ratus delapan ribu
delapan ratus rupiah), tetap disita untuk dipergunakan
dalam perkara SURIPTO, SH dkk.
n. Setelah Putusan Pengadilan sudah mempunyai ketetapan
hukum yang tetap (Enrakh) dalam perkara Suripto,SH dkk
maka barang bukti uang tunai sebesar Rp. 24.465.808.800,-
(dua puluh empat milyar empat ratus enam puluh lima juta
delapan ratus delapan ribu delapan ratus rupiah) menjadi
milik Departemen Kehutanan.

Catatan Atas Laporan Keuangan Pengungkapan Penting Lainnya


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 145

o. Sekretaris Jenderal meminta kembali perkembangan


penanganan perkara klaim asuransi kepada Kapolri melalui
surat No. S.370/II-Um/2010 tanggal 13 April 2010, sampai
saat ini belum ada tanggapan dari Kapolri. Adapun inti dari
surat tersebut:
 Menurut surat Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia No. R/1253./VII/2006 tanggal 12 Juli 2006
menjelaskan bahwa dana klaim asuransi helikopter Nbell-
412 sebesar Rp. 24.465.808.800,- disita sebagai barang
bukti dan dititipkan di Bank Bukopin Pusat.
 Meminta informasi posisi dana klaim asuransi yang
diperlukan untuk validasi data laporan keuangan
Kementerian Kehutanan.
p. Nota Dinas Tenaga Ahli Menteri Bidang Penyelidikan dan
Penyidikan Tindak PidanaKehutanan kepada Sekretaris
Jenderal Kementerian Kehutanan Nomor ND.21/TAM/2010
tanggal 6 Agustus 2010, dengan isi:
 Meskipun dalam kontrak tidak disuratkan tentang siapa
yang berhak menerima klaim asuransi, namun dalam hal
apabila terjadi resiko terhadap isi kontrak asuransi,
Kementerian Kehutanan tersirat dapat ikut
mengurusnya, dan terhadap hal tersebut Sekretaris
Jenderal telah mengeluarkan Surat Keputusan
pembentukan Tim Asistensi Penanganan Perkara Klaim
Asuransi yang diketuai oleh Kepala Biro Hukum dan
Organisasi).
 Telah terjadi ketidak-jelasan terhadap posisi dana klaim
asuransi dengan munculnya surat-surat Nenteri
Kehutanan kepada pihak Polri (Kapolri dan Kapolda
Metro Jaya), yang mengkonfirmasikan tentang kelanjutan
kasus dan posisi dana klaim asuransi yang dijadikan
barang bukti perkara.
 Masalah perkara pidana yang lain sampai saat ini beium
terdapat kejelasan dalam penyelesaian
penyidikan/penuntutan/peradilan.
q. Nota Dinas Kepala Biro Umum kepada Kepala Biro Hukum dan
Organisasi No.ND.289/UM-4/2010 tanggal 26 Agustus 2010,
disampaikan hal-hal sebagai berikut :
 Melakukan koordinasi dengan pihak Panitera Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat untuk mengetahui secara pasti
terhadap kemungkinan "siapa yang berhak" dalam
barang bukti berupa dana klaim asuransi.

Catatan Atas Laporan Keuangan Pengungkapan Penting Lainnya


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 146

 Monitoring terhadap kelanjutan perkara "Suripto, SH


dkk" dengan menanyakan secara tertulis kepada
Kapolri/Kejaksaan Agung, sehingga dapat memastikan
kapan adanya keputusan pengadilan tentang yang berhak
atas dana klaim asuransi.
 Sementara tidak memasukan besaran dana klaim
asuransi tersebut dalam pembukuan Kementerian
Kehutanan sampai adanya ketetapan pegadilan yang
menyataka barang bukti dana klaim asuransi
dikembaiikan kepada Kementerian Kehutanan.
 Perlu diantisipasi adanya ketetapan pengadilan yang
tidak menyatakan barang bukti dana klaim asuransi tidak
dikembaiikan ke Kementerian Kehutanan dengan upaya-
upaya hukum dan komunikasi intensif dengan pihak
peradilan.
r. Menindak-lanjuti atas saran - saran di atas, di minta kepada
Kepala Biro Hukum dan Organisasi (selaku Ketua Tim
Asistensi Penanganan Perkara Klaim Asuransi) untuk
mengambil langkah-langkah penyelesaiannya.
Berdasarkan Laporan Keuangan Tahun 2007 dan tahun 2008,
Asuransi Helikopter N-Bell sebesar Rp35.486.300.000,00 dan pada
Laporan Keuangan tahun 2008 hanya sebesar
Rp32.847.741.200,00 atau terjadi perbedaan Rp2.638.558.800,00
hal ini dikarenakan :
a. Berdasarkan Tim pemeriksaan BPK-RI atas Laporan Keuangan
tahun 2005 bahwa Klaim Asuransi pesawat N-Belt sebesar
Rp35.486.300.000,00
b. Berdasarkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
No.2062/PID.B/2007/PN.JKT.PST tanggal 19 Maret 2008
baahwa besar klaim assuransi atas pesawat N-Belt tersebut
sebesar Rp32.847.741.200,00
c. Atas hal tersebut maka Departemen Kehutanan melakukan
penyesuaian nilai klaim asuransi, dengan mendasarkan
putusan pengadilan Negeri Jakarta Pusat dimaksud.

Catatan Atas Laporan Keuangan Pengungkapan Penting Lainnya


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 147

3. Pengungkapan atas Kasus PT. Benua Indah


a. PT. Benua Indah adalah sebuah perusahaan:
1. HPH/IUPJTHK pada hutan alam berdasarkan SK - Menteri
Kehutanan No.847/Kpts-VI/99 tanggal 8 Oktober 1999.
2. Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan (IUIPHH)
berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian
No.426/DJAI/IUT-6/PMDN/IX/1986 tanggal 6 September
1986 jis No.264/DJAI/ITU-6/PMDN/IX/1991 tanggal 28
Juni 1991 dan No.78/Industri/1992 tanggal 6 Maret 1992.
b. Selanjutnya Menteri Kehutanan dengan Keputusan
No.l33/Kpts-II/2003 tanggal 14 April 2003 telah
menghentikan sementara IUPHHK an. PT. Benua Indah dengan
pertimbangan:
1. Menerima dan mengolah kayu bulat yang berasal dari
sumber bahan baku yang tidak sah dan tidak dilengkapi
dokumen SKSHH.
2. Melakukan perluasan usaha industri tanpa ijin.
c. Atas penghentian sementara IUPHHK tersebut, PT. Benua
Indah telah mengajukan Tata Usaha Negara (TUN) kepada
Menteri Kehutanan, dan Pengadilan Tata Usaha Negara-Jakarta
dengan Putusan No.63/G.TUN/2003/PTUN-JKT telah
mengabulkan gugatan Penggugat, yang intinya menyatakan
batal dan memerintahkan Tergugat (Menteri Kehutanan)
untuk mencabut SK No.l33/KPts-II/2003 tanggal 14 April
2003 tentang Penghentian Sementara Ijin Usaha Industri
Primer Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) an. PT. Benua Indah.
d. Adapun yang menjadi pertimbangan pengadilan Tata Usaha
Negara tersebut adalah: menyangkut penghentian sementara
IUPHHK an. PT. Benua Indah sesuai Pasal I Keputusan Menteri
Kehutanan No. 1003 l/Kpts-II/2002 bahwa selama menunggu
putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap,
pemegang IUPHHK dikenakan sanksi penghentian sementara
usaha industri, bertentangan dengan ketentuan Pasal 95 ayat
(1) PP No. 34 Tahun 2002 yang secara limitatif menentukan
bahwa pengenaan sanksi administrative penghentian
sementara ijin usaha industri, yaitu apabila pemegang ijin
tidak menyusun Rencana Pemenuhan Bahan Baku Industri
(RPBBI) dalam waktu yang ditentukan, atau tidak mempunyai
pengukuran dan pengujian hasil hutan.

Catatan Atas Laporan Keuangan Pengungkapan Penting Lainnya


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 148

e. Selanjutnya Pengadilan Tinggi TUN Jakarta dengan Putusan


No.230/B72003/PT.TUN telah menguatkan putusan
pengadilan tingkat pertama, dan atas putusan tersebut
Departemen Kehutanan telah mengajukan upaya hukum
kasasi pada tanggal 9 November 2004. Selanjutnya Mahkamah
Agung RI melalui Putusan No.450 K/TUN/2004 tanggal 28
Desember 2005 telah menguatkan putusan pengadilan tinggi
TUN Jakarta.
f. Pada saat perkara TUN masih dalam pemeriksaan kasasi
Mahkamah Agung RI, PT. Benua Indah (Penggugat) telah
mengajukan gugatan perdata kepada Menteri Kehutanan RI
(Tergugat) dan tercatat dalam Register Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
No.362/Pdt.G/2004/PN.JKT.PST.
g. Proses persidangan telah dilaksanakan selama ± 8 bulan dan
pada sidang tanggal 6 Juli 2004, Majelis Hakim dengan
putusan No.362/Pdt.G/2004/PN.IKT-PST telah memutus
perkara tersebut yang amarnya antara lain menyatakan
menghukum Tergugat (Menteri Kehutanan), untuk membayar
ganti rugi kepada Penggugat (PT.Benua Indah) sebesar
Rp152,2 Milyar.
h. Adapun yang menjadi pertimbangan Majelis Hakim dalam
memutus perkara tersebut adalah terbukti adanya perbuatan
melawan hukum dari Tergugat yang telah memberhentikan
sementara IUPHHK milik Penggugat tanpa melalui peringatan
3 (tiga) kali, dan sebagai akibat pemberhentian tersebut
Penggugat telah mengalami kerugian berupa pemberian uang
pesangon (PHK) terhadap karyawannya yang berjumlah 3.500
orang serta hilangnya keuntungan yang diperoleh Penggugat
seandainya perusahaannya beroperasi.
i. Selanjutnya Pengadilan Tinggi Jakarta dengan Putusan
No.516/PDT/2005/PT.DKI 21 Desember 2005 telah
menguatkan putusan pengadilan tingkat pertama, dan atas
putusan tersebut Departemen Kehutanan telah mengajukan
upaya hukum kasasi pada tanggal 29 Mei 2006.
j. Sesuai putusan Mahkamah Agung RI Nomor: 1731
K/PDT/2006 jo Nomor:362/PDT,G/2004/PNJKT.PST,
Mahkamah Agung RI telah menolak permohonan kasasi
pemohon kasasi (Menteri Kehutanan) dan menghukum
Menteri Kehutanan untuk membayar ganti rugi materiil secara
tunai sebesar Rp118.153.090.986,00 (seratus delapan belas
milyar seratus lima puluh tiga juta sembilan puluh ribu
sembilan ratus delapan puluh enam rupiah). (Atas putusan

Catatan Atas Laporan Keuangan Pengungkapan Penting Lainnya


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 149

tersebut Departemen Kehutanan akan mengajukan upaya


hukum Peninjauan Kembali)
k. Berdasarkan hasil pertemuan Tim Pokja Penyelesaian
Tunggakan PSDH dan DR dengan PT. Benua Indah tanggal 3
Maret 2004, atas laporan Dinas Kehutanan Kalimantan Barat
dengan surat No.3295/Dishut-IV/Iur/2003 tanggal 7 Oktober
2003 dan No.798/Dishut-IV/Iur/2003 tanggal 11 April 2003,
bahwa PT. Benua Indah masih mempunyai tunggakan PSDH
dan DR sejumlah:
1. Hak Pengusahaan Hutan (posisi bulan September 2003),
yaitu DR sebesar US$ 29.003,18.
2. Industri Pengolahan Kayu Hulu (posisi bulan April 2003),
yang meliputi: PSDH sebesar Rp14.225.496,02 dan DR
sebesar US$3.848.315,93
l. Atas tunggakan tersebut, Menteri Kehutanan telah
memberikan peringatan untuk melunasi tunggakan, sebanyak
3 (tiga) kali dengan selang waktu 1 (satu) bulan sesuai i
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
(dokumen terlampir).
m. Berdasarkan surat Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kabupaten Kapuas Hulu kepada PT. Benua Indah
No.522.3/534/PH-B/2003 tanggal 29 September 2003 dan
surat No.522.3/601/PH-B/2003 tanggal 16 Oktober 2003
tunggakan PSDH dan DR IPKH PT. Benua Indah sampai dengan
Agustus 2003 menjadi sejumlah: PSDH sebesar:
Rp17.857.036.507,00 DR sebesar US$5.026.765,06.
n. Atas peringatan-peringatan yang telah disampaikan, sampai
saat ini PT. Benua Indah tidak membayar/melunasi pungutan
yang diwajibkan karena uang yang diperoleh dari eksploitasi
Hutan yang seharusnya untuk membangun hutan secara
lestari, dipergunakan untuk kepentingan lain.
o. Mengingat bahwa pertimbangan dalam Surat Keputusan
Menteri Kehutanan No.l33/KPTS-II/2003 tentang Penghentian
Sementara Izin Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IPHHK) PT.
Benua Indah, Provinsi Kalimantan Barat adalah terjadinya
pelanggaran hukum berupa menerima dan mengolah kayu
bulat yang berasal dari sumber bahan baku yang tidak sah dan
tidak dilengkapi dokumen SKSHH dan melakukan perluasan
usaha tanpa izin, maka Departemen Kehutanan akan
melakukan tuntutan pidana kepada PT. Benua Indah.

Catatan Atas Laporan Keuangan Pengungkapan Penting Lainnya


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 150

p. Guna melakukan penuntutan pidana sebagaiman tersebut


butir 15, salah satu yang dilakukan oleh Departemen
Kehutanan adalah menyurati Jaksa Agung RI sesuai surat
Menteri Kehutanan masing-masing No. S.437/Menhut-II/2005
tanggal 1 Agustus 2005, No. S.639/Menhut-II/2005 tanggal 31
Oktober 2005, dan No. S.285/Menhut11/2006 tanggal 10 Mei
2006 serta surat No. S.54/Menhut-II/2008 tanggal 11 Pebruari
2008, kemudian terakhir dengan surat No. S.341/Menhut-
II/2008 tanggal 20 Juni 2008 kepada Jaksa Agung RI memohon
agar tunggakan PSDH dan DR a.n. PT Benua Indah diproses
sebagai tindak pidana kehutanan (korupsi) karena diduga
adanya penyalahgunaan keuangan negara. Atas permohonan
tersebut belum ada tindakan yang nyata dari Kejaksaan Agung.
q. Sekretaris Jenderal Departemen Kehutanan melalui surat No.
S.745/Menhut-II/kum/2008 tanggal 5 Nopember 2008, yang
ditujukan kepada Jaksa Agung RI, perihal surat Kuasa Khusus
Menteri Kehutanan kepada Kejaksaan Agung RI.
r. Melalui surat No.S.122/Menhut-II/2009 tanggal 26 Februari
2009, Menteri Kehutanan menyurat kepada Menteri Keuangan
perihal pelaksanaan putusan yang telah berkekuatan hukum
tetap, yang intinya memohon kepada Menteri Keuangan agar
dapat mengganggarkan pembayaran ganti rugi sesuai putusan
pengadilan sebesar Rp118.153.090.986,00. Namun hingga saat
ini belum ada tindaklanjutnya.
s. Atas saran BPK RI, mengingat pembayaran ganti rugi sudah
memiliki kekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde), maka
harus dicatat dalam Laporan Keuangan Kementerian
Kehutanan tahun 2010 dan hingga tahun 2013 belum dilunasi,
sehingga terus dicatat dalam Laporan Keuangan sebagai Utang
Jangka Panjang Dalam Negeri Lainnya.
t. Pada tanggal 15 April 2015 telah dilakukan rapat pembahasan
terkait Permasalahan Putusan Pengadilan Inkracht termasuk
didalamnya membahas masalah Inkracht PT. Benua Indah
pada Kementerian Kehutanan.Menindaklanjuti hasil rapat
tersebut melalui surat Ditjen Perbendaharaan Kementerian
Keuangan Nomor: S-3224/PB/2015 tanggal 21 April 2015
perihal Kebijakan atas Putusan Pengadilan yang inkracht atas
Tuntutan Hukum kepada Pemerintah menyatakan bahwa:
 Dalam hal tuntutan hukum telah memiliki putusan
pengadilan tetap (Inkracht) telah dilakukan teguran
(aanmaning) dari PN setempat, tidak terdapat lagi upaya
hukum lanjutan atau luar biasa dari Pemerintah, dan telah
dianggarkan dalam DIPA K/L, maka nilai tuntutan hukum

Catatan Atas Laporan Keuangan Pengungkapan Penting Lainnya


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 151

yang sudah Inkracht disajikan sebagai Utang Kepada Pihak


Ketiga dalam Neraca LKKL sebesar yang dianggarkan.
 Dalam hal tuntutan hukum telah memiliki putusan
pengadilan tetap (Inkracht) telah dilakukan teguran
(aanmaning) dari PN setempat, tidak terdapat lagi upaya
hukum lanjutan atau luar biasa dari pemerintah namun
belum dianggarkan dalam DIPA K/L, maka nilai tuntutan
hukum yang sudah Inkracht hanya diungkapkan dalam CaLK
pada LKKL/LKPP secara agregat (misalnya total nilai
tuntutan ganti rugi tanpa rincian per tuntutan hukum).
 Dalam hal tuntutan hukum belum memiliki putusan
pengadilan yang Inkracht atau masih terdapat upaya hukum
lanjutan/luar biasa dari Pemerintah, maka tidak dilakukan
pencatatan pada Neraca dan tidak diungkapkan dalam CaLK
LKKL.
u. Terkait dengan surat Ditjen Perbendaharaan Kementerian
Keuangan Nomor: S-3224/PB/2015 tersebut, Kementerian
Kehutanan berpendapat bahwa pencatatan atas Inkracht PT.
Benua Indah dalam Neraca atas dasar rekomendasi dari BPK-
RI. Dengan demikian maka untuk mengkoreksinya diperlukan
arahan baik dari pihak Tim Auditor maupun dari DJPB,
Kementerian Keuangan.
v. Berdasarkan pembahasan lebih lanjut antara Kementerian
Keuangan, Kementerian LHK dan BPKRI, serta
mempertimbangkan surat Dirjen Perbendaharaan Nomor S-
10429/PB/2015 tanggal 10 Desember 2015, maka penyajian
pada LK atas masalah ini adalah dengan mengungkapkan
secara agregat pada CaLK.
4. Pengungkapan Dana Bagi Hasil

Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana


Perimbangan pada Pasal 16 disebutkan bahwa: DBH Sumber Daya
Alam Kehutanan berasal dari Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hutan
(IIUPH), Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH), Dana Reboisasi (DR).
Perimbangan DBH-IIUPH adalah 20% Pusat dan 80% untuk
Daerah terdiri dari 16% bagian provinsi yang bersangkutan dan
64% untuk kabupaten/kota penghasil. DBH-PSDH dibagihasilkan
dengan perimbangan 20% Pusat dan 80% untuk Daerah terdiri
dari 16% bagian provinsi yang bersangkutan; 32% untuk
kabupaten/kota penghasil; 32% untuk kabupaten/kota lainnya
dalam provinsi yang bersangkutan dan dibagikan dengan porsi
yang sama besar. Perimbangan DBH-DR adalah 60% Pusat dan
40% dibagi kepada kabupaten/kota penghasil untuk mendanai

Catatan Atas Laporan Keuangan Pengungkapan Penting Lainnya


LK Kementerian LHK Tahun 2015 (Audited) 152

kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan.


Penghitungan realisasi DBH Sumber Daya Alam Kehutanan
dilakukan secara triwulanan melalui mekanisme rekonsiliasi data
antara pemerintah pusat dan daerah penghasil. Penyaluran DBH
dilaksanakan berdasarkan realisasi penerimaan sumber daya alam
tahun anggaran berjalan dan dilaksanakan secara triwulanan.
Pendapatan PNBP Dana Bagi Hasil (DR, PSDH, dan IIUPH) per 31
Desember 2015 sebesar Rp3.043.093.574.152,00 (data rekonsiliasi
sd. Desember 2015).
Pendapatan PNBP yang telah diusulkan sebagai dana bagi hasil per
31 Desember 2015 (DBH) (Triwulan IV 2015) sejumlah
Rp2.446.241.962.743,68 (terdiri dari DR sejumlah
Rp1.569.983.098.782,01, PSDH sejumlah Rp822.501.043.807,67
dan IIUPH sejumlah Rp53.757.820.154,00). Pendapatan PNBP
yang belum teridentifikasi sejumlah Rp596.851.611.408,32.
Pelaksanaan rekonsiliasi PNBP/identifikasi Kabupaten/Kota
penghasil untuk realisasi alokasi DBH Tahun 2015 dijadwalkan
pada bulan Februari 2016

Catatan Atas Laporan Keuangan Pengungkapan Penting Lainnya

Anda mungkin juga menyukai