4. Ketua yang terdiri dan 1 (satu) orang Direktur Utama dan 2 (dua) orang Direktur yang meliputi:
c. Bidang pembelian.
KETUA
KEPALA UNIT
UNIT UNIT
JASA LAYANAN PENGOLAHAN
7. Kepala Unit membawahi:
Layanan Pengumpulan, Pengambilan, dan Pengangkutan limbah dan/ sampah domestik dari lokasi
konsumen layanan ke “TPS3R TIMUR SEHAT” dan
b. Pengolahan Limbah dan/ sampah domestik yang masuk ke “TPS3R TIMUR SEHAT” .
I. Organik
II. Anorganik
III. B3 dan Residu.
Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud tugas, kewajiban dan wewenang sebagai berikut:
Pengawasan KPP “TIMUR SEHAT” sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
1. Ketua sebagaimana dimaksud mempunyai tugas, kewajiban dan wewenang sebagai berikut:
Mengangkat dan memberhentikan pegawai KPP “TIMUR SEHAT” berdasarkan ketentuan peraturan
perundangundangan atas persetujuan dan pertimbangan Kepala Desa;
2. Menetapkan susunan organisasi dan tata kerja KPP “TIMUR SEHAT” dengan persetujuan Dewan
Pengawas;
6. Melakukan pinjaman, mengikatkan din dalam perjanjian, dan melakukan kerja sama dengan pihak lain
dengan persetujuan KEPALA DESA atas pertimbangan Dewan Pengawas dengan menjaminkan aset KPP
“TIMUR SEHAT”
1. Terjadi perkara dipengadilan antara KPP “TIMUR SEHAT” dengan anggota Ketua yang bersangkutan;
dan/atau
2. Anggota Ketua yang bersangkutan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan
KPP “TIMUR SEHAT”
d. Dalam hal terjadi keadaan sebagaimana dimaksud pada huruf (c), yang berhak mewakili KPP “TIMUR
SEHAT” yaitu:
1. Anggota Ketua lainnya yang tidak mempunyai benturan kepentingan dengan KPP “TIMUR SEHAT”;
2. Dewan Pengawas, dalam hal seluruh anggota Ketua mempunyai benturan kepentingan dengan Peru
sahaan Umum Desa Aneka Usaha; atau
3. Pihak lain yang ditunjuk oleh KEPALA DESA, dalam hal seluruh anggota Ketua atau Dewan Pengawas
mempunyai benturan kepentingan dengan KPP “TIMUR SEHAT”
a. Menyusun perencanaan, melakukan koordinasi dan pengawasan seluruh kegiatan operasional KPP
“TIMUR SEHAT”;
b. Membina pegawai;
e. Menyusun Rencana Strategis Bisnis 5 (lima) tahunan (business plan/corporate plan) yang disahkan
oleh KEPALA DESA melalui usulan Dewan Pengawas;
f. Menyusun dan menyampaikan Rencana Bisnis dan RKAP yang merupakan penjabaran tahunan dan
Rencana Strategis Bisnis (business plan/ corporate plan) kepada KEPALA DESA melalui Dewan pengawas;
dan
g. Menyusun dan menyampaikan laporan seluruh kegiatan KPP “TIMUR SEHAT” kepada KEPALA DESA
melalui Dewan Pengawas.
h. Memimpin KPP “TIMUR SEHAT” menurut wewenang berdasarkan Peraturan Desa, menyangkut
perencanaan, pengusahaan, pengurusan dan pengembangan KPP “TIMUR SEHAT” secara berhasil guna
untuk mencapai tujuan.
i. Menetapkan rencana kerja KPP “TIMUR SEHAT” beserta pedoman pelaksanaannya. j. Memimpin dan
mengawasi penyelenggarakaan Peru sahaan Umum Desa Aneka Usaha.
k. Menetapkan kebijakan tentang pembinaan, pengurusan dan pengembangan unit-unit KPP “TIMUR
SEHAT”
n. Membina ketrampilan dan kesejahteraan para karyawan Peru sahaan Umum Desa Aneka Usaha.
o. Memelihara ketentraman dan keamanan Peru sahaari Umum Desa Aneka Usaha.
b. Menyelenggarakan pembinaan dan koordinasi terhadap para penyalur dan pengecer serta
saranasarana pemasaran lainnya.
e. Menyusun rencana produksi penyelenggaraan proses reproduksi serta pengawsan dan pengendalian
terhadap produksi.
f. Menyusun pedoman kerja (manual) sebagai pedoman dan petunjuk kerja bagi petugas tehnik
/produksi. g. Menyelenggarakan pembelian bahan untuk produksi.
i. Membantu Direktur Utama dalam melaksanakan tugas sesuai bidang kewenangan serta
mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan/ tugas bidang-bidang yang berada dibawah kewenangannya.
a. Menyusun perencanaan, melakukan koordinasi dan pengawasan seluruh kegiatan operasional KPP
“TIMUR SEHAT”;
b. Membina pegawai;
e. Menyusun Rencana Strategis Bisnis 5 (lima) tahunan (business plan/corporate plan) yang disahkan
oleh KEPALA DESA melalui usulan Dewan Pengawas.
f. Menyusun dan menyampaikan Rencana Bisnis dan RKAP yang merupakan penjabaran tahunan dan
Rencana Strategis Bisnis (business plan/corporate plan) kepada KEPALA DESA melalui Dewan pengawas;
dan
g. Menyusun dan menyarnpaikan laporan seluruh kegiatan KPP “TIMUR SEHAT” kepada KEPALA DESA
melalui Dewan Pengawas.
h. Menyelenggarakan pembukuan umum dan biaya serta menyu sun laporan keuangan.
j. Menyelenggarakan hubungan dengan pihak ketiga serta hubungan kedinasan dengan bank dan
lembaga perbankan, dalam rangka pengadaan keuangan termasuk penagihan piutang dan hutang serta
yang berkaitan dengan perpajakan dan asuransi.
l. Menyelenggarakan tata usaha personalia / karyawan Peru sahaan Umum Desa Aneka Usaha termasuk
menyusun rencana pengadaan, pengangkatan, penempatan, pembinaan karier, penggajian dan
pembayaran hak-hak lainnya bagi karyawan KPP “TIMUR SEHAT”
m. Memproses mutasi dan promosi, hukuman tindakan disiplin, pembinaan personalia serta mengatur
hubungan kerja karyawan KPP “TIMUR SEHAT”
s. Menyusun perencanaan, melakukan koordinasi dan pengawasan seluruh kegiatan operasional KPP
“TIMUR SEHAT”;
t. Membina pegawai;
w. Menyusun Rencana Strategis Bisnis 5 (lima) tahunan (business plan/corporate plan) yang disahkan
oleh KEPALA DESA melalui usulan Dewan Pengawas;
x. Menyusun dan menyampaikan Rencana Bisnis dan RKAP yang merupakan penjabaran tahunan dan
Rencana Strategis Bisnis (business plan/corporate plan) kepada KEPALA DESA melalui Dewan pengawas;
dan
y. Menyusun dan menyampaikan laporan seluruh kegiatan KPP “TIMUR SEHAT” kepada KEPALA DESA
melalui Dewan Pengawas.
z. Membantu Direktur Utama dalam melaksanaka.n tugas sesuai bidang kewenangan serta
mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan / tugas bidang-bidang yang berada dibawah kewenangannya.
5. Tugas, kewajiban dan tata kerja bidang dan unit yang dipimpin kepala bidang dan kepala unit
ditetapkan dengan Keputusan Direktur Utama.
RB-RKA
(1) Penyusunan Rencana Bisnis dan RKA TPS3R “TIMUR SEHAT” dilakukan oleh Ketua TPS3R “TIMUR
SEHAT” yang baru didirikan dan yang telah berdiri.
(2) Ketua sebagaimana dimaksud , bersama jajaran perusahaan wajib menyusun Rencana Bisnis yang
hendak dicapai dalam jangka waktu 5 (lima) tahun berdasarkan anggaran dasar.
(3) Penyusunan Rencana Bisnis sebagaimana dimaksud , memperhatikan aspirasi para pemangku
kepentingan dan disetujui dan disahkan oleh KEPALA DESA.
(4) Dalam hal adanya rencana penyertaan modal atau pengurangan modal dari Pemerintah Desa,
Rencana Bisnis disesuaikan dengan Perkades tentang penyertaan modal dan hasil analisis investasi yang
disusun oleh Pemerintah Desa.
(1) Ketua wajib menyusun RKA TPS3R “TIMUR SEHAT” yang merupakan penjabaran tahunan dari
Rencana Bisnis.
(2) RKA TPS3R “TIMUR SEHAT” sebagaimana dimaksud , wajib disusun oleh Ketua bersama jajaran
perusahaan dan disetujui dan disahkan oleh KEPALA DESA.
(3) Dalam hal adanya rencana penyertaan modal atau pengurangan modal dari Pemerintah Desa, RKA
TPS3R “TIMUR SEHAT” disesuaikan dengan rencana pembiayaan pada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa.
(4) RKA TPS3R “TIMUR SEHAT” merupakan salah satu instrumen untuk mengukur kinerja TPS3R “TIMUR
SEHAT”, kinerja pengurus dan kinerja pegawai yang berkenaan.
a. Menunjukkan gambaran mengenai bisnis TPS3R “TIMUR SEHAT” kepada para pemangku kepentingan;
b. Memberikan pedoman bagi pihak manajemen TPS3R “TIMUR SEHAT” dalam mengelola TPS3R
“TIMUR SEHAT”;
d. Mengarahkan pengurus TPS3R “TIMUR SEHAT” fokus pada tujuan TPS3R “TIMUR SEHAT”;
b. Prinsip kehati-hatian;
MUATAN RB
(1) Rencana Bisnis TPS3R “TIMUR SEHAT” yang telah berdiri paling sedikit memuat:
(2) Rencana Bisnis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, untuk TPS3R “TIMUR SEHAT” yang baru
didirikan paling sedikit memuat:
(1) RKA TPS3R “TIMUR SEHAT” sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1), paling sedikit memuat
rencana rinci program kerja dan anggaran tahunan.
KERANGKA RENCANA BISNIS DAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN BADAN USAHA MILIK DESA
a. ringkasan eksekutif;
b. pendahuluan;
c. evaluasi hasil Rencana Bisnis sebelumnya bagi TPS3R “TIMUR SEHAT” yang sudah berjalan;
a. ringkasan eksekutif
sebagaimana dimaksud pada Romawi I huruf a, adalah bagian awal dari Rencana Bisnis yang secara
ringkas menjelaskan komponen utama yang akan dirinci dalam isi Rencana Bisnis seperti penjelasan
keberadaan TPS3R “TIMUR SEHAT”, kinerja Rencana Bisnis sebelumnya, kondisi TPS3R “TIMUR SEHAT”
dan rencana strategi umum TPS3R “TIMUR SEHAT”.
b. pendahuluan
sebagaimana dimaksud pada Romawi I huruf b, memuat penjelasan secara umum tentang:
3. analisis kebutuhan Desa dan kelayakan bidang usaha TPS3R “TIMUR SEHAT” yang baru berdiri;
6. arah pengembangan secara umum, termasuk visi, misi, maksud, tujuan, dan jangka waktu Rencana
Bisnis TPS3R “TIMUR SEHAT”; dan
7. maksud, tujuan, jangka waktu dan struktur Rencana Bisnis yang akan dibuat.
sebagaimana dimaksud pada Romawi I huruf c, memuat penjelasan dan rincian tentang:
1. Evaluasi pelaksanaan Rencana Bisnis yang masih berjalan, dengan membandingkan antara Rencana
Bisnis dengan RKA TPS3R “TIMUR SEHAT” dan realisasi setiap tahun yang meliputi:
b) pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dan penyimpangan (deviasi) yang terjadi;
2. Masalah yang dihadapi TPS3R “TIMUR SEHAT” dan upaya-upaya pemecahan masalah yang telah dan
akan dilakukan.
sebagaimana dimaksud pada Romawi I huruf d, memuat penjelasan dan rincian tentang:
1. Analisis kekuatan, kelemahan, kesempatan, ancaman, termasuk penentuan bobot serta peringkat
masing-masing; SWOT DAN BSC.
2. Analisis posisi TPS3R “TIMUR SEHAT” dalam menghadapi persaingan usaha; dan
3. Analisis daya tarik pasar dan daya saing TPS3R “TIMUR SEHAT”;
1. Arah adalah
rumusan kerangka pikir atau kerangka kerja untuk menyelesaikan permasalahan bisnis dan
mengantisipasi isu strategis TPS3R “TIMUR SEHAT” yang dilaksanakan secara bertahap sebagai
penjabaran strategi;
2. Sasaran
TPS3R “TIMUR SEHAT” yang meliputi tingkat pertumbuhan, tingkat kesehatan, sasaran, dan target tiap-
tiap bidang/unit kegiatan secara kuantitatif dan spesifik setiap tahunnya;
3. Strategi yang digunakan setiap tahunnya, meliputi strategi korporasi sesuai posisi TPS3R “TIMUR
SEHAT”, strategi bisnis, dan strategi fungsional tiap-tiap bidang/unit kegiatan;
4. kebijakan umum dan fungsional yang memberikan Batasan batasan fleksibilitas dan menjadi
pegangan manajemen dalam melaksanakan strategi/program kegiatan;
f. Program TPS3R “TIMUR SEHAT” sebagaimana dimaksud pada Romawi I huruf f, meliputi:
2. keterkaitan antara sasaran, strategi, kebijakan, dan program yang menggambarkan arah
perkembangan TPS3R “TIMUR SEHAT” secara rinci; dan
1) identifikasi risiko;
3) pemetaan resiko;
h. Asumsi yang dipakai dalam penyusunan rencana bisnis sebagaimana dimaksud pada Romawi I huruf
h, terdiri dari:
1. asumsi eksternal, meliputi:
a) pertumbuhan ekonomi;
b) tingkat inflasi;
i. Proyeksi keuangan, investasi, penyertaan modal TPS3R “TIMUR SEHAT” sebagaimana dimaksud pada
Romawi I huruf I, paling sedikit memuat:
1. proyeksi sumber dana dan program investasi setiap tahun selama 5 (lima) tahun, termasuk
didalamnya proyeksi Penyertaan Modal Desa;
a. ringkasan eksekutif;
b. pendahuluan;
d. capaian kinerja TPS3R “TIMUR SEHAT” tahun berjalan dan capaian kinerja berdasarkan indikator
kinerja yang ditetapkan oleh KEPALA DESA atau RUPS;
f. proyeksi keuangan TPS3R “TIMUR SEHAT” dan anak perusahaan tahun yang akan datang;
g. penerapan manajemen risiko;
i. penutup; dan
j. pengaturan uraian program kerja, kegiatan dan anggaran tahunan sesuaikan dengan kebijakan
akuntansi TPS3R “TIMUR SEHAT”.
a. ringkasan eksekutif sebagaimana dimaksud pada Romawi I huruf a, memuat penjelasan tentang
gambaran umum RKA TPS3R “TIMUR SEHAT” seperti penjelasan umum kinerja anggaran tahun berjalan
dan rencana anggaran tahun yang akan datang serta proyeksi keuangan kedepan.
b. pendahuluan sebagaimana dimaksud pada Romawi I huruf b, memuat jenis dan usaha TPS3R “TIMUR
SEHAT”, struktur organisasi, kerangka kerja, model bisnis, sinkronisasi dengan kebijakan dan prioritas
pemerintah pusat dan Pemerintah Desa.
c. realisasi dan prognosis anggaran tahun berjalan sebagaimana dimaksud pada Romawi I huruf c,
memuat penjelasan dan rincian tentang:
d. capaian kinerja TPS3R “TIMUR SEHAT” tahun berjalan sebagaimana dimaksud pada Romawi I huruf d,
memuat penjelasan kinerja keuangan, operasional, kegiatan pendukung, matriks perkembangan capaian
kinerja, dan pencapaian kinerja per direktorat/divisi/bagian tahun berjalan.
e. RKA TPS3R “TIMUR SEHAT” tahun yang akan datang sebagaimana dimaksud pada Romawi I huruf e,
memuat penjelasan dan rincian tentang:
2) rencana kerja yang terdiri dari sasaran usaha, strategi usaha, kebijakan, program dan kegiatan TPS3R
“TIMUR SEHAT”; 3) anggaran operasional (pendapatan dan biaya usaha) dan non operasional
(pendapatan dan biaya lainnya);
4) anggaran pengadaan;
f. proyeksi keuangan TPS3R “TIMUR SEHAT” tahun yang akan datang sebagaimana dimaksud pada
Romawi I huruf f, paling sedikit memuat proyeksi:
3) laba rugi;
g. proyeksi keuangan anak perusahaan tahun yang akan datang sebagaimana dimaksud pada Romawi I
huruf g, paling sedikit memuat proyeksi:
2) laba rugi.
h. penerapan manajemen risiko TPS3R “TIMUR SEHAT” sebagaimana dimaksud pada Romawi I huruf h,
memuat:
2) monitoring.
i. hal-hal lain yang memerlukan keputusan KEPALA DESA atau RUPS; dan
j. penutup.
AD ART TPS3R
Pasal 1
(4) Kedudukan TPS3R sebagai badan hukum diperoleh pada saat Perdes yang mengatur mengenai
pendirian TPS3R mulai berlaku.
(5) Kedudukan TPS3R sebagai badan hukum diperoleh sesuai dengan ketentuan
Pasal 2
(1) Unit Usaha TPS3R dan Unit Usaha Perseroan TPS3R merupakan bagian dari TPS3R “TIMUR SEHAT”
yang seluruh modalnya dimiliki satu Desa dan dapatterbagi atas saham.
(2) TPS3R “TIMUR SEHAT” yang berbentuk Koperasi yang modalnya terbagi dalam saham yang
seluruhnya atau paling sedikit 51% (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh 1 (satu) Desa.
Pasal 3
c. seluruh atau sebagian besar modalnya merupakan Kekayaan Desa Yang Dipisahkan;
(2) Dalam hal TPS3R “TIMUR SEHAT” yang dimiliki oleh lebih dari 1 (satu) Pemerintah Desa sebagaimana
dimaksud
pada ayat (1) huruf b angka 2) dan angka 4), kepemilikan saham harus dimiliki oleh salah satu Desa
Bagian Kedua
Pasal 4
a. Meningkatkan dan memberikan manfaat bagi peningkatan kualitas lingkungan, kesehatan, dan
perekonomian Desa;
b. menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa pelayanan, penyediaan barang dan/atau jasa yang
bermutu bagi pemenuhan hajat hidup masyarakat sesuai kondisi, karakteristik dan potensi Desa yang
bersangkutan berdasarkan tata kelola perusahaan yang baik, dan
Pasal 5
Bagian Ketiga
Pasal 6
(2) Kebutuhan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dikaji melalui studi yang mencakup
aspek:
a. pelayanan umum; dan
b. kebutuhan masyarakat.
(3) Kelayakan bidang usaha TPS3R “TIMUR SEHAT” sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dikaji
melalui analisis terhadap kelayakan ekonomi, analisis pasar dan pemasaran, analisis kelayakan
keuangan, dananalisis aspek lainnya.
(4) Analisis aspek lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berisi aspek:
a. peraturan perundang-undangan,
(5) Kebutuhan Desa berdasarkan hasil kajian kebutuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan
hasil kajian kelayakan bidang usaha TPS3R “TIMUR SEHAT” sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
merupakan bagian dari kebijakan RPJMDes.
(6) Pendanaan untuk kajian kebutuhan Desa dan kajian kelayakan bidang Unit Usaha TPS3R “TIMUR
SEHAT” sebagaimana dimaksud pada ayat (3) bersumber dari APBDes.
Pasal 7
Kepala Desa menyampaikan usulan rencana pendirian TPS3R “TIMUR SEHAT” kepada Bupati.
(2) Usulan rencana pendirian TPS3R “TIMUR SEHAT” sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampiri:
a. kebutuhan Desa;
e. dokumen RPJMD.
(3) Menteri melakukan penilaian atas usulan rencana pendirian TPS3R “TIMUR SEHAT” sebagaimana
dimaksud pada ayat
(1).
(4) Hasil penilaian Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan kepada gubernur dan
bupati/walikota paling lambat 15 (lima belas) hari kerja sejak usulan rencana pendirian TPS3R “TIMUR
SEHAT”diterima.
(5) Berdasarkan hasil penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Desa dapat menyusun rancangan
Perdes yang mengatur mengenai pendirian TPS3R “TIMUR SEHAT”.
Bagian Keempat
Pasal 8
c. kegiatan usaha;
g. penggunaan laba.
c. kegiatan usaha;
(3) Dalam hal pendirian TPS3Rdilakukan dengan mengalihkan tugas dan fungsi perangkat Desa atau unit
kerja maka Perdes sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat jugaketentuan mengenai:
a. pengalihan seluruh atau sebagian kekayaan Desa menjadi Kekayaan Desa Yang Dipisahkan; dan/atau
b. pengalihan seluruh atau sebagian hak dan kewajiban perangkat Desa atau unit kerja menjadi
Ketentuan mengenai tata cara pengalihan kekayaan Desa serta hak dan kewajiban perangkat
Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Bagian Kelima
Pasal 9
Desa lain atau sama pada pokoknya dengan nama perseroan terbatas, perusahaan umum, dan
TPS3Rlain;
c. berbeda dengan nama lembaga negara, lembaga Pemerintah Pusat, dan lembaga Pemerintah Desa;
d. berbeda dengan nama lembaga internasional, kecuali mendapat izin dari yang bersangkutan;
e. sesuai dengan maksud dan tujuan, serta kegiatan usaha, atau menunjukkan maksud dan tujuan TPS3R
saja tanpa nama diri;
f. terdiri atas angka atau rangkaian angka, huruf atau rangkaian huruf yang membentuk kata;
g. tidak mempunyai arti sebagai TPS3R “TIMUR SEHAT”, badan hukum, atau persekutuan Perdesta; atau
(2) Nama TPS3R didahului dengan perkataan TPS3R atau dapat disingkat Perumdes yang dicantumkan
sebelum nama perusahaan.
Pasal 10
(1) TPS3R mempunyai tempat kedudukan di wilayah Desa pendiri yang ditentukan dalam Perdes
pendirian TPS3R.
(2) Tempat kedudukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekaligus merupakan kantor pusat TPS3R.
Pasal 11
a. belum dipakai secara sah oleh perseroan terbatas, perusahaan umum, dan perusahaan umum
Desa lain atau sama pada pokoknya dengan nama perseroan terbatas, perusahaan umum, dan TPS3R
lain;
c. berbeda dengan nama lembaga negara, lembaga Pemerintah Pusat, dan lembaga Pemerintah Desa;
d. berbeda dengan nama lembaga internasional, kecuali mendapat izin dari yang bersangkutan;
e. sesuai dengan maksud dan tujuan, serta kegiatan usaha, atau menunjukkan maksud dan tujuan
f. terdiri atas angka atau rangkaian angka, huruf atau rangkaian huruf yang membentuk kata;
g. tidak mempunyai arti sebagai TPS3R “TIMUR SEHAT”, badan hukum, atau persekutuan Perdesta;
h. tidak mengandung bahasa asing; atau
(2) Dalam hal penulisan nama TPS3Rdilakukan secara lengkap, didahului dengan perkataan TPS3Rdiikuti
dengan nama perusahaan.
(3) Dalam hal penulisan nama TPS3Rdilakukan secara singkat, kata (Perseroda)
Pasal 12
(1) TPS3Rmempunyai tempat kedudukan di wilayah Desa pendiri yang ditentukan dalam Perdes
pendirian perusahaan perseroan Desa.
(2) Tempat kedudukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekaligus merupakan kantor pusat
perusahaan perseroan Desa.
Bagian Keenam
Paragraf 1
Pasal 13
Anggaran dasar TPS3R diatur dan merupakan bagian Perdes pendirian sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11 ayat (1).
Paragraf 2
Pasal 14
(1) Anggaran dasar TPS3Rdinyatakan dalam akta notaris sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
c. kegiatan usaha;
f. jumlah saham;
g. klasifikasi saham dan jumlah saham untuk tiap klasifikasi serta hak yang melekat pada setiap
saham;
h. nilai nominal setiap saham;
k. tata cara pengangkatan, penggantian, pemberhentian anggota Komisaris dan anggota Ketua;
Pasal 15
TPS3R “TIMUR SEHAT” harus mempunyai maksud dan tujuan serta kegiatan usaha yang tidak
bertentangan dengan
Bagian Kesatu
Pasal 16
b. pinjaman,
c. hibah; dan
(2) Penyertaan modal Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dapat bersumber dari:
a. APBDes; dan/atau
(3) Pinjaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat bersumber dari:
a. Desa;
(4) Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dapat bersumber dari:
a. Pemerintah Pusat;
b. Desa;
(5) Sumber modal lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d meliputi:
a. kapitalisasi cadangan;
c. agio saham.
Pasal 17
(2) Penyertaan modal Desa dapat berupa uang dan barang milik Desa.
(3) Barang milik Desa dinilai sesuai nilai riil pada saat barang milik Desa dijadikan penyertaan modal
Desa.
(4) Nilai riil sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diperoleh dengan melakukan penafsiran harga barang
(5) Penyertaan modal Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Perdes
Pasal 18
(1) Penyertaan modal Desa dalam rangka pendirian TPS3R “TIMUR SEHAT” ditujukan untuk memenuhi
modal dasar dan modal disetor.
(2) Penyertaan modal Desa untuk memenuhi modal dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
(3) Modal disetor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pada TPS3Rdipenuhi paling lambat 2 tahun sejak
berdiri.
(4) Penyertaan modal Desa dalam rangka pendirian TPS3Rdilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai Badan Usaha Milik Desa.
Pasal 19
(1) Penyertaan modal Desa dalam rangka penambahan modal TPS3R “TIMUR SEHAT” dilakukan untuk:
a. pengembangan usaha;
(2) Penyertaan modal Desa untuk penambahan modal TPS3R “TIMUR SEHAT” sebagaimana dimaksud
pada ayat (1)dilaksanakan setelah dilakukan analisis investasi oleh Pemerintah Desa dan tersedianya
rencana bisnis TPS3R “TIMUR SEHAT”.
Bagian Ketiga
Pasal 20
(1) Pengurangan modal Desa pada TPS3R “TIMUR SEHAT” dapat dilakukan sepanjang tidak
menyebabkan kepemilikan saham di bawah 51% (lima puluh satu persen) oleh 1 (satu) Desa.
(2) Dalam menjaga kepemilikan saham paling sedikit 51% (lima puluh satu persen) sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Pemerintah Desa harus memperhatikan pengaturan modal dasar dan modal
disetor pada anggaran dasar.
(3) Pengurangan kepemilikan saham sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat terjadi karena divestasi
dan/atau dilusi.
(4) Pengurangan kepemilikan saham karena divestasi dan/atau dilusi sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) pada TPS3R “TIMUR SEHAT” diprioritaskan untuk diambil alih oleh Desa lain dan/atau TPS3R “TIMUR
SEHAT” lainnya.
Bagian Keempat
Pasal 21
Penambahan modal Desa dan pengurangan modal Desa dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai pengelolaan keuangan Desa.
Bagian Kelima
Pinjaman
Pasal 22
(1) TPS3R “TIMUR SEHAT” dapat melakukan pinjaman sesuai dengan kelaziman dalam dunia usaha.
(2) Ketentuan mengenai penerimaan pinjaman dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Bagian Keenam
Hibah
Pasal 23
(2) Ketentuan mengenai penerimaan hibah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan.
Bagian Ketujuh
Pasal 24
(1) Dalam hal penyertaan modal bersumber dari modal kapitalisasi cadangan, keuntungan revaluasi aset,
(2) Penyertaan modal yang bersumber dari modal kapitalisasi cadangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur
BAB V
Bagian Kesatu
Paragraf 1
Umum
Pasal 29
(1) Pengurusan TPS3R “TIMUR SEHAT” dilakukan oleh organ TPS3R “TIMUR SEHAT”.
(2) Organ TPS3R “TIMUR SEHAT” sebagaimana dimaksud ayat (1) pada TPS3Rterdiri atas:
a. KEPALA DESA;
c. Ketua.
(3) Organ TPS3R “TIMUR SEHAT” sebagaimana dimaksud ayat (1) pada TPS3Rterdiri atas:
a. RUPS;
b. Komisaris; dan
c. Ketua.
Pasal 30
Setiap orang dalam pengurusan TPS3R “TIMUR SEHAT” dalam 1 (satu) Desa dilarang memiliki hubungan
keluarga sampai derajat ketiga berdasarkan garis lurus ke atas, ke bawah, atau ke samping, termasuk
hubungan yang timbul karena perkawinan.
Paragraf 2
KEPALA DESA
Pasal 31
KEPALA DESA tidak bertanggung jawab atas kerugian TPS3R apabila dapat membuktikan:
b. tidak terlibat dalam perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh TPS3R;
dan/atau
c. tidak terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung menggunakan kekayaan perusahaan
Pasal 32
(1) KEPALA DESA, Dewan Pengawas, dan Ketua melakukan rapat dalam pengembangan usaha
perusahaan
umum Desa.
a. rapat tahunan;
Paragraf 3
RUPS
Pasal 33
(1) Kepala Desa mewakili Desa selaku pemegang saham TPS3Rdi dalam RUPS.
(2) Kepala Desa dapat memberikan kuasa berupa hak substitusi kepada pejabat Pemerintah Desa
Pasal 34
Kepala Desa tidak bertanggung jawab atas kerugian TPS3Rapabila dapat membuktikan:
b. tidak terlibat dalam perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh perusahaan perseroan Desa;
dan/atau
c. tidak terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung menggunakan kekayaan perusahaan
Pasal 35
Ketentuan lebih lanjut mengenai RUPS sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
Paragraf 4
Pasal 36
(1) Anggota Dewan Pengawas dan anggota Komisaris dapat terdiri dari unsur independen dan unsur
(2) Unsur lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat terdiri atas pejabat Pemerintah Pusat dan
Pasal 37
Anggota Dewan Pengawas diangkat oleh KEPALA DESA dan anggota Komisaris diangkat oleh RUPS.
Pasal 38
Untuk dapat diangkat sebagai anggota Dewan Pengawas atau anggota Komisaris yang bersangkutan
harus
b. memiliki keahlian, integritas, kepemimpinan, pengalaman, jujur, perilaku yang baik, dan dedikasi yang
tinggi untuk memajukan dan mengembangkan perusahaan;
d. memahami manajemen perusahaan yang berkaitan dengan salah satu fungsi manajemen;
g. berusia paling tinggi 60 (enam puluh) tahun pada saat mendaftar pertama kali;
i. tidak pernah menjadi anggota Ketua, Dewan Pengawas, atau Komisaris yang dinyatakan bersalah
k. tidak sedang menjadi pengurus partai politik, calon kepala Desa atau calon wakil kepala Desa,
Pasal 39
(1) Proses pemilihan anggota Dewan Pengawas atau anggota Komisaris dilakukan melalui seleksi.
(2) Seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya meliputi tahapan uji kelayakan dan
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur
Pasal 40
(1) Calon anggota Dewan Pengawas atau calon anggota Komisaris yang dinyatakan lulus seleksi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 wajib menandatangani kontrak kinerja sebelum diangkat
(2) Pengangkatan anggota Dewan Pengawas atau anggota Komisaris sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tidak bersamaan waktunya dengan pengangkatan anggota Ketua, kecuali untuk pengangkatan
kembali anggota Dewan Pengawas atau anggota Komisaris yang dinilai mampu melaksanakan tugas
(4) Dalam hal anggota Dewan Pengawas atau anggota Komisaris diangkat kembali, anggota Dewan
Pengawas atau anggota Komisaris wajib menandatangani kontrak kinerja.
(5) Penandatanganan kontrak kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan sebelum
Pasal 41
(1) Jumlah anggota Dewan Pengawas ditetapkan oleh KEPALA DESA dan jumlah anggota Komisaris
ditetapkan oleh RUPS.
(2) Jumlah anggota Dewan Pengawas dan anggota Komisaris paling banyak sama dengan jumlah Ketua.
(3) Dalam hal anggota Dewan Pengawas atau anggota Komisaris terdiri lebih dari 1 (satu) orang anggota,
1 (satu) orang anggota Dewan Pengawas diangkat sebagai Ketua Dewan Pengawas atau 1 (satu) orang
anggota Komisaris diangkat sebagai Komisaris Utama.
(4) Penentuan jumlah anggota Dewan Pengawas atau anggota Komisaris sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) dilakukan berdasarkan asas efisiensi dan efektivitas keputusan, pengawasan, dan
pembiayaan bagi kepentingan TPS3R “TIMUR SEHAT”.
Anggota Dewan Pengawas dan anggota Komisaris diangkat untuk masa jabatan paling lama 4 (empat)
tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.
Pasal 42
Pasal 43
b. mengawasi dan memberi nasihat kepada Ketua dalam menjalankan pengurusan perusahaan
umum Desa.
b. mengawasi dan memberi nasihat kepada Ketua dalam menjalankan pengurusan perusahaan
perseroan Desa.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan
Pasal 44
a. meninggal dunia;
c. diberhentikan sewaktu-waktu.
Pasal 45
(1) Dalam hal jabatan anggota Dewan Pengawas atau anggota Komisaris berakhir karena masa
jabatannya berakhir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 huruf b, anggota Dewan Pengawas atau
anggota Komisaris wajib menyampaikan laporan pengawasan tugas akhir masa jabatan paling lambat
(2) Anggota Dewan Pengawas atau anggota Komisaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
melaporkan sisa pelaksanaan tugas pengawasan yang belum dilaporkan paling lambat 1 (satu) bulan
(3) Laporan pengurusan tugas akhir masa jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai dasar
pertimbangan oleh KEPALA DESA atau RUPS untuk memperpanjang atau memberhentikan anggota
Dewan
(4) Laporan pengurusan tugas akhir masa jabatan anggota Dewan Pengawas atau anggota Komisaris
yang berakhir masa jabatannya dilaksanakan setelah hasil audit dengan tujuan tertentu atau audit
tahunan dari kantor akuntan publik kepada KEPALA DESA atau RUPS tahunan.
(5) Dalam hal terjadi kekosongan jabatan seluruh anggota Dewan Pengawas atau anggota Komisaris,
pelaksanaan tugas pengawasan TPS3R “TIMUR SEHAT” dilaksanakan oleh KEPALA DESA atau RUPS.
Pasal 46
(1) Dalam hal jabatan anggota Dewan Pengawas atau anggota Komisaris berakhir karena diberhentikan
(2) Pemberhentian anggota Dewan Pengawas atau anggota Komisaris sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan apabila berdasarkan data dan informasi yang dapat dibuktikan secara sah, anggota
dasar;
c. terlibat dalam tindakan kecurangan yang mengakibatkan kerugian pada TPS3R “TIMUR SEHAT”,
negara,
dan/atau Desa;
d. dinyatakan bersalah dengan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
e. mengundurkan diri;
f. tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai anggota Dewan Pengawas atau anggota Komisaris
g. tidak terpilih lagi dalam hal adanya perubahan kebijakan Pemerintah Desa seperti
Pasal 47
Anggota Dewan Pengawas diberhentikan oleh KEPALA DESA dan anggota Komisaris diberhentikan oleh
RUPS.
Pasal 48
(1) Anggota Dewan Pengawas atau anggota Komisaris dilarang memangku lebih dari 2 (dua) jabatan
(2) Pelanggaran ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi administratif berupa
diberhentikan sewaktu-waktu dari jabatan sebagai anggota Dewan Pengawas dan/atau anggota
Komisaris.
(3) Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dilaksanakan oleh KEPALA DESA atau
RUPS
paling lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak yang bersangkutan diangkat memangku jabatan baru
sebagai anggota Dewan Pengawas atau anggota Komisaris, semua jabatan yang bersangkutan
Pasal 49
(1) Anggota Dewan Pengawas atau anggota Komisaris dilarang memangku jabatan rangkap sebagai:
a. anggota Ketua pada TPS3R “TIMUR SEHAT”, badan usaha milik negara, dan/atau badan usaha milik
swasta;
(2) Pelanggaran ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi administratif berupa
diberhentikan sewaktu-waktu dari jabatan sebagai anggota Dewan Pengawas dan/atau anggota
Komisaris.
(3) Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dilaksanakan oleh KEPALA DESA atau
RUPS
paling lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak yang bersangkutan diangkat memangku jabatan baru
sebagai anggota Dewan Pengawas atau anggota Komisaris, jabatan yang bersangkutan sebagai
Pasal 50
(1) Anggota Dewan Pengawas atau anggota Komisaris wajib dengan itikad baik dan tanggung jawab
(2) Setiap anggota Dewan Pengawas atau anggota Komisaris bertanggung jawab penuh secara pribadi
(3) KEPALA DESA dapat mengajukan gugatan ke pengadilan terhadap anggota Dewan Pengawas yang
karena
Dewan Pengawas yang bersangkutan mengganti kerugian yang ditimbulkan tersebut dan disetorkan
Pasal 51
(1) Penghasilan anggota Dewan Pengawas ditetapkan oleh KEPALA DESA dan penghasilan anggota
Komisaris
ditetapkan oleh RUPS.
(2) Penghasilan anggota Dewan Pengawas dan anggota Komisaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
a. honorarium;
b. tunjangan;
c. fasilitas; dan/atau
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penghasilan anggota Dewan Pengawas dan anggota Komisaris
Pasal 52
(1) Dewan Pengawas atau Komisaris dapat mengangkat seorang sekretaris yang dibiayai oleh TPS3R
“TIMUR SEHAT”.
(2) Tugas sekretaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk membantu kelancaran pelaksanaan
Pasal 53
Biaya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan tugas anggota Dewan Pengawas atau anggota
Komisaris
dibebankan kepada TPS3R “TIMUR SEHAT” dan dimuat dalam rencana kerja dan anggaran TPS3R
“TIMUR SEHAT”.
Pasal 54
(1) Keputusan Dewan Pengawas atau Komisaris diambil dalam rapat Dewan Pengawas atau Komisaris.
(2) Dalam keadaan tertentu, keputusan Dewan Pengawas atau Komisaris dapat pula diambil di luar rapat
Dewan Pengawas atau Komisaris sepanjang seluruh anggota Dewan Pengawas atau anggota
(3) Dalam setiap rapat Dewan Pengawas atau Komisaris dibuat risalah rapat yang berisi hal yang
dibicarakan dan diputuskan, termasuk apabila terdapat pernyataan ketidaksetujuan anggota Dewan
Paragraf 5
Ketua
Pasal 55
(1) Ketua melakukan pengurusan terhadap TPS3R “TIMUR SEHAT”.
Pasal 56
Ketua pada TPS3Rdiangkat oleh KEPALA DESA dan Ketua pada perusahaan perseroan Desa
Pasal 57
Untuk dapat diangkat sebagai anggota Ketua, yang bersangkutan harus memenuhi syarat sebagai
berikut:
b. memiliki keahlian, integritas, kepemimpinan, pengalaman, jujur, perilaku yang baik, dan dedikasi yang
tinggi untuk memajukan dan mengembangkan perusahaan; c. memahami penyelenggaraan
pemerintahan Desa; d. memahami manajemen perusahaan; e. memiliki pengetahuan yang memadai di
bidang usaha perusahaan; f. berijazah paling rendah Strata 1 (S-1); g. pengalaman kerja minimal 5 (lima)
tahun di bidang manajerial perusahaan berbadan hukum dan pernah memimpin tim; h. berusia paling
rendah 35 (tiga puluh lima) tahun dan paling tinggi 55 (lima puluh lima) tahun pada saat mendaftar
pertama kali; i. tidak pernah menjadi anggota Ketua, Dewan Pengawas, atau Komisaris yang dinyatakan
bersalah menyebabkan badan usaha yang dipimpin dinyatakan pailit; j. tidak pernah dihukum karena
melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara atau keuangan Desa; k. tidak sedang
menjalani sanksi pidana; dan l. tidak sedang menjadi pengurus partai politik, calon kepala Desa atau
calon wakil kepala Desa, dan/atau calon anggota legislatif. Pasal 58 (1) Proses pemilihan anggota Ketua
dilakukan melalui seleksi. (2) Seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya meliputi
tahapan uji kelayakan dan kepatutan yang dilakukan oleh tim atau lembaga profesional. (3) Ketentuan
lebih lanjut mengenai seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam Peraturan
Menteri. Pasal 59 (1) Calon anggota Ketua yang dinyatakan lulus seleksi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 58 wajib menandatangani kontrak kinerja sebelum diangkat sebagai anggota Ketua. (2) Ketentuan
mengenai seleksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 tidak berlaku bagi pengangkatan kembali
anggota Ketua yang dinilai mampu melaksanakan tugas dengan baik selama masa jabatannya. (3) Dalam
hal anggota Ketua diangkat kembali, anggota Ketua wajib menandatangani kontrak kinerja. (4)
Penandatanganan kontrak kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan sebelum
pengangkatan kembali sebagai anggota Ketua. Pasal 60 (1) Jumlah anggota Ketua untuk
TPS3Rditetapkan oleh KEPALA DESA. (2) Jumlah anggota Ketua untuk TPS3Rditetapkan oleh RUPS. (3)
Jumlah anggota Ketua untuk TPS3Rsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan untuk TPS3Rsebagaimana
dimaksud pada ayat (2) paling sedikit 1 (satu) orang dan paling banyak 5 (lima) orang. (4) Penentuan
jumlah anggota Ketua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan berdasarkan asasb. memiliki
keahlian, integritas, kepemimpinan, pengalaman, jujur, perilaku yang baik, dan dedikasi yang
g. pengalaman kerja minimal 5 (lima) tahun di bidang manajerial perusahaan berbadan hukum dan
h. berusia paling rendah 35 (tiga puluh lima) tahun dan paling tinggi 55 (lima puluh lima) tahun pada saat
i. tidak pernah menjadi anggota Ketua, Dewan Pengawas, atau Komisaris yang dinyatakan bersalah
j. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara atau
keuangan Desa;
l. tidak sedang menjadi pengurus partai politik, calon kepala Desa atau calon wakil kepala Desa,
Pasal 58
(2) Seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya meliputi tahapan uji kelayakan dan
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur
Pasal 59
(1) Calon anggota Ketua yang dinyatakan lulus seleksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 wajib
(2) Ketentuan mengenai seleksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 tidak berlaku bagi pengangkatan
kembali anggota Ketua yang dinilai mampu melaksanakan tugas dengan baik selama masa
jabatannya.
(3) Dalam hal anggota Ketua diangkat kembali, anggota Ketua wajib menandatangani kontrak kinerja.
(4) Penandatanganan kontrak kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan sebelum
(3) Jumlah anggota Ketua untuk TPS3Rsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
(4) Penentuan jumlah anggota Ketua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan berdasarkan asas
(5) Direktur utama diangkat dari salah satu anggota Ketua sebagaimana dimaksud pada ayat (3).
Pasal 61
Anggota Ketua diangkat untuk masa jabatan paling lama 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali
untuk 1
b. dalam hal anggota Ketua memiliki keahlian khusus dan/atau prestasi yang sangat baik, dapat
Pasal 62
Pembagian tugas dan wewenang anggota Ketua TPS3R “TIMUR SEHAT” ditetapkan dalam anggaran
dasar.
Pasal 63
a. meninggal dunia;
c. diberhentikan sewaktu-waktu.
Pasal 64
(1) Dalam hal jabatan anggota Ketua berakhir karena masa jabatannya berakhir sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 63 huruf b, anggota Ketua wajib menyampaikan laporan pengurusan tugas akhir masa
(2) Anggota Ketua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib melaporkan sisa pelaksanaan tugas
pengurusan yang belum dilaporkan paling lambat 1 (satu) bulan setelah berakhir masa jabatannya.
(3) Berdasarkan laporan pengurusan tugas akhir masa jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
Dewan Pengawas atau Komisaris wajib menyampaikan penilaian dan rekomendasi atas kinerja
(4) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) serta penilaian dan rekomendasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) sebagai dasar pertimbangan KEPALA DESA atau RUPS untuk memperpanjang
atau
(5) Laporan pengurusan tugas akhir masa jabatan anggota Ketua yang berakhir masa jabatannya
dilaksanakan setelah hasil audit dengan tujuan tertentu atau audit tahunan dari kantor akuntan publik
Pasal 65
(1) Dalam hal jabatan anggota Ketua berakhir karena diberhentikan sewaktu-waktu sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 63 huruf c, pemberhentian dimaksud wajib disertai alasan pemberhentian.
(2) Pemberhentian anggota Ketua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan apabila berdasarkan
data dan informasi yang dapat dibuktikan secara sah, anggota Ketua yang bersangkutan:
c. terlibat dalam tindakan kecurangan yang mengakibatkan kerugian pada TPS3R “TIMUR SEHAT”,
negara,
dan/atau Desa;
d. dinyatakan bersalah dengan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
e. mengundurkan din;
f. tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai anggota Dewan Pengawas atau anggota Komisaris
g. tidak terpilih lagi karena adanya perubahan kebijakan Pemerintah Desa dalam hal
Pasal 66
Ketua pada TPS3Rdiberhentikan oleh KEPALA DESA dan Ketua pada perusahaan perseroan
Desa diberhentikan oleh RUPS.
Pasal 67
a. anggota Ketua pada TPS3R “TIMUR SEHAT” lain, badan usaha milik negara, dan badan usaha milik
swasta;
(2) Pelanggaran ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi administratif berupa
(3) Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dilaksanakan oleh KEPALA DESA atau
RUPS
paling lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak yang bersangkutan diangkat memangku jabatan baru
sebagai anggota Ketua, jabatan yang bersangkutan sebagai anggota Ketua dinyatakan berakhir.
Pasal 68
(1) Anggota Ketua wajib dengan itikad baik dan tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan
(2) Setiap anggota Ketua bertanggung jawab penuh secara pribadi apabila yang bersangkutan bersalah
atau lalai menjalankan tugasnya sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) KEPALA DESA dapat mengajukan gugatan ke pengadilan terhadap anggota Ketua yang karena
kesalahan atau
bersangkutan mengganti kerugian yang ditimbulkan tersebut dan disetorkan ke rekening kas umum
Desa.
Pasal 69
(3) Penghasilan anggota Ketua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling banyak terdiri atas:
a. gaji; b. tunjangan;
c. fasilitas; dan/atau
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai penghasilan anggota Ketua diatur dalam Peraturan Menteri.
Pasal 70
(2) Dalam keadaan tertentu, keputusan Ketua dapat diambil di luar rapat Ketua sepanjang seluruh
(3) Dalam setiap rapat Ketua dibuat risalah rapat yang berisi hal yang dibicarakan dan diputuskan,
Pasal 71
(1) Dalam hal terjadi kekosongan jabatan seluruh anggota Ketua, pelaksanaan tugas pengurusan TPS3R
“TIMUR SEHAT”
(2) Dewan Pengawas atau Komisaris dapat menunjuk pejabat dari internal TPS3R “TIMUR SEHAT” untuk
membantu
pelaksanaan tugas Ketua sampai dengan pengangkatan Ketua definitif paling lama 6 (enam) bulan.
(3) Dalam hal terjadi kekosongan jabatan seluruh anggota Ketua dan seluruh anggota Dewan Pengawas
TPS3Roleh RUPS.
(4) KEPALA DESA atau RUPS dapat menunjuk pejabat dari internal TPS3R “TIMUR SEHAT” untuk
membantu pelaksanaan tugas
pengurusan TPS3R “TIMUR SEHAT” sampai dengan pengangkatan anggota Dewan Pengawas atau
anggota Komisaris
Pasal 72
bersangkutan; dan/atau
kepentingan TPS3R.
(2) Dalam hal terjadi keadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yang berhak mewakili TPS3R yaitu:
a. anggota Ketua lainnya yang tidak mempunyai benturan kepentingan dengan TPS3R.
b. Dewan Pengawas dalam hal seluruh anggota Ketua mempunyai benturan kepentingan dengan TPS3R;
atau
c. pihak lain yang ditunjuk oleh KEPALA DESA dalam hal seluruh anggota Ketua atau Dewan Pengawas
Pasal 73
Bagian Kedua
Pasal 74
Pegawai TPS3R “TIMUR SEHAT” merupakan pekerja TPS3R “TIMUR SEHAT” yang pengangkatan,
pemberhentian, kedudukan, hak, dan
Pasal 75
(1) Pegawai TPS3R “TIMUR SEHAT” memperoleh penghasilan yang adil dan layak sesuai dengan beban
pekerjaan,
(2) Ketua menetapkan penghasilan pegawai TPS3R “TIMUR SEHAT” sesuai dengan rencana kerja dan
anggaran TPS3R “TIMUR SEHAT”.
(3) Penghasilan pegawai TPS3R “TIMUR SEHAT” paling banyak terdiri atas:
a. gaji;
b. tunjangan;
c. fasilitas; dan/atau
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai penghasilan pegawai TPS3R “TIMUR SEHAT” diatur dalam Peraturan
Menteri.
Pasal 76
TPS3R “TIMUR SEHAT” wajib mengikutsertakan pegawai TPS3R “TIMUR SEHAT” pada program jaminan
kesehatan, jaminan hari tua, dan
Pasal 77
Dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai, TPS3R “TIMUR SEHAT” melaksanakan program
peningkatan kapasitas
Pasal 78
BAB VI
Bagian Kesatu
Pasal 79
(1) Pada setiap TPS3R “TIMUR SEHAT” dibentuk satuan pengawas intern yang merupakan aparat
pengawas internperusahaan.
(2) Satuan pengawas intern sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang kepala yang
(3) Pengangkatan kepala satuan pengawas intern sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan
Pasal 80
a. membantu direktur utama dalam melaksanakan pemeriksaan operasional dan keuangan TPS3R
“TIMUR SEHAT”,
menilai pengendalian, pengelolaan, dan pelaksanaannya pada TPS3R “TIMUR SEHAT”, dan memberikan
saran
perbaikan;
b. memberikan keterangan tentang hasil pemeriksaan atau hasil pelaksanaan tugas satuan pengawas
(1) Satuan pengawas intern memberikan laporan atas hasil pelaksanaan tugas kepada Direktur utama
(2) Satuan pengawas intern dapat memberikan keterangan secara langsung kepada Dewan Pengawas
Pasal 82
(1) Direktur utama menyampaikan hasil pemeriksaan satuan pengawas intern kepada seluruh anggota
(2) Ketua wajib memperhatikan dan segera mengambil langkah yang diperlukan atas segala sesuatu
yang dikemukakan dalam setiap laporan hasil pemeriksaan yang dibuat oleh satuan pengawas intern.
Pasal 83
Dalam melaksanakan tugasnya, satuan pengawas intern wajib menjaga kelancaran tugas satuan
organisasi
lainnya dalam TPS3R “TIMUR SEHAT” sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.
Bagian Kedua
Pasal 84
(1) Dewan Pengawas atau Komisaris membentuk komite audit dan komite lainnya yang bekerja secara
kolektif dan berfungsi membantu Dewan Pengawas atau Komisaris dalam melaksanakan tugas
pengawasan.
(2) Komite audit dan komite lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) beranggotakan unsur
independen dipimpin oleh seorang anggota Dewan Pengawas atau anggota Komisaris.
(3) Komite audit dan komite lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam pelaksanaan tugasnya
a. membantu Dewan Pengawas atau Komisaris dalam memastikan efektivitas sistem pengendalian
b. menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilaksanakan oleh satuan pengawas intern
pelaksanaannya;
d. memastikan telah terdapat prosedur reviu yang memuaskan terhadap segala informasi yang
dikeluarkan perusahaan;
e. melakukan identifikasi terhadap hal yang memerlukan perhatian Dewan Pengawas atau Komisaris;
dan
f. melaksanakan tugas lain yang terkait dengan pengawasan yang diberikan oleh Dewan Pengawas
atau Komisaris.
Pasal 86
(1) Dalam hal keuangan TPS3R “TIMUR SEHAT” tidak mampu membiayai pelaksanaan tugas komite audit
dan komite
lainnya, TPS3R “TIMUR SEHAT” tersebut dapat tidak membentuk komite audit dan komite lainnya.
(2) Dalam hal tidak dibentuk komite audit dan komite lainnya dengan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), fungsi komite audit dan komite lainnya dilaksanakan oleh satuan pengawas
intern.
Pasal 87
Ketentuan mengenai satuan pengawas intern, komite audit, dan komite lainnya diatur lebih lanjut dalam
Peraturan Menteri.
BAB VII
Bagian Kesatu
Perencanaan
Paragraf 1
Pasal 88
(1) Ketua wajib menyiapkan rencana bisnis yang hendak dicapai dalam jangka waktu 5 (lima) tahun.
(2) Rencana bisnis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat:
(3) Ketua menyampaikan rancangan rencana bisnis kepada Dewan Pengawas atau Komisaris untuk
ditandatangani bersama.
(4) Rencana bisnis yang telah ditandatangani bersama Dewan Pengawas atau Komisaris disampaikan
(5) Rencana bisnis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan dasar perjanjian kontrak kinerja.
(6) Rencana bisnis sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disampaikan kepada Menteri.
Paragraf 2
Pasal 89
(1) Ketua wajib menyiapkan rencana kerja dan anggaran yang merupakan penjabaran tahunan dari
rencana bisnis.
(2) Rencana kerja dan anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat rencana
(3) Ketua menyampaikan rencana kerja dan anggaran kepada Dewan Pengawas atau Komisaris paling
(4) Rencana kerja dan anggaran yang telah ditandatangani bersama Dewan Pengawas atau Komisaris
Pasal 90
Ketentuan lebih lanjut mengenai rencana bisnis dan rencana kerja dan anggaran TPS3R “TIMUR SEHAT”
diatur dalam
Peraturan Menteri.
Bagian Kedua
Paragraf 1
Pasal 91
(1) Operasional TPS3R “TIMUR SEHAT” dilaksanakan berdasarkan standar operasional prosedur.
(2) Standar operasional prosedur disusun oleh Ketua dan disetujui oleh Dewan Pengawas atau
Komisaris.
(3) Standar operasional prosedur harus memenuhi unsur perbaikan secara berkesinambungan.
(4) Standar operasional prosedur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) paling sedikit memuat aspek:
a. organ;
c. keuangan;
d. pelayanan pelanggan;
e. resiko bisnis;
g. pengelolaan barang;
h. pemasaran; dan
i. pengawasan.
(5) Standar operasional prosedur sebagaimana dimaksud pada ayat (4) harus sudah dipenuhi paling
(6) Standar operasional prosedur sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disampaikan kepada Sekretaris
Desa.
Paragraf 2
Pasal 92
(1) Pengurusan TPS3R “TIMUR SEHAT” dilaksanakan sesuai dengan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik.
(2) Tata Kelola Perusahaan Yang Baik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas prinsip:
a. transparansi;
b. akuntabilitas;
c. pertanggungjawaban;
d. kemandirian; dan
e. kewajaran.
(3) Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bertujuan untuk:
c. mendorong pengelolaan TPS3R “TIMUR SEHAT” secara profesional, efisien, dan efektif, serta
memberdayakan
d. mendorong agar organ TPS3R “TIMUR SEHAT” dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan
dilandasi
nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, serta
kesadaran tanggung jawab sosial TPS3R “TIMUR SEHAT” terhadap pemangku kepentingan maupun
kelestarian
(4) Tata Kelola Perusahaan Yang Baik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) ditetapkan oleh
Ketua.
(5) Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik dilakukan paling lambat 2 (dua) tahun setelah TPS3R
“TIMUR SEHAT”
didirikan.
Paragraf 3
Pasal 93
(1) Pengadaan barang dan jasa TPS3R “TIMUR SEHAT” dilaksanakan memperhatikan prinsip efisiensi dan
transparansi.
(2) Ketentuan mengenai pengadaan barang dan jasa TPS3R “TIMUR SEHAT” sebagaimana dimaksud
pada ayat (1)
Paragraf 4
Kerjasama
Pasal 94
(1) TPS3R “TIMUR SEHAT” dapat melakukan kerja sama dengan pihak lain.
(2) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus saling menguntungkan dan melindungi
kepentingan Pemerintah Desa, masyarakat luas, dan pihak yang bekerja sama.
(3) Pelaksanaan kerja sama TPS3R “TIMUR SEHAT” dengan pihak lain merupakan kewenangan Ketua
sesuai dengan
(4) Dalam hal kerja sama berupa pendayagunaan aset tetap yang dimiliki TPS3R “TIMUR SEHAT”, kerja
sama dimaksud
(5) Dalam hal kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (4) berupa tanah dan/atau bangunan yang
berasal dari penyertaan modal Desa pada TPS3R dan dikerjasamakan dalam jangka waktu lebih dari 10
(sepuluh) tahun harus disetujui oleh RUPS luar biasa.
(6) Kerja sama dengan pihak lain berupa pendayagunaan ekuitas berlaku ketentuan:
b. laporan keuangan TPS3R “TIMUR SEHAT” 3 (tiga) tahun terakhir dalam keadaan sehat;
c. tidak boleh melakukan penyertaan modal berupa tanah dari TPS3R “TIMUR SEHAT” yang berasal dari
(7) TPS3R “TIMUR SEHAT” memprioritaskan kerja sama dengan BUMDES milik Pemerintah Desa lain
dalam rangka mendukung kerja sama Desa.
(8) Pemerintah Desa dapat memberikan penugasan kepada TPS3R “TIMUR SEHAT” untuk melaksanakan
kerja sama.
(9) Ketentuan lebih lanjut mengenai kerja sama TPS3R “TIMUR SEHAT” diatur dalam Peraturan Menteri.
Paragraf 5
Pinjaman
Pasal 95
(1) TPS3R “TIMUR SEHAT” dapat melakukan pinjaman dari lembaga keuangan, Pemerintah Pusat,
Pemerintah Desa, dan sumber dana lainnya dari dalam negeri untuk pengembangan usaha dan investasi.
(2) Dalam hal pinjaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempersyaratkan jaminan, aset TPS3R
“TIMUR SEHAT” yang berasal dari hasil usaha TPS3R “TIMUR SEHAT” dapat dijadikan jaminan untuk
mendapatkan pinjaman.
(3) Dalam hal TPS3R “TIMUR SEHAT” melakukan pinjaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada
Pemerintah Desa, tidak dipersyaratkan jaminan.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pinjaman TPS3R “TIMUR SEHAT” diatur dalam Peraturan Menteri.
Bagian Ketiga
Pelaporan
Paragraf 1
Pasal 96
(1) Laporan Dewan Pengawas atau Komisaris terdiri dari laporan triwulan dan laporan tahunan.
(2) Laporan triwulan dan laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit terdiri dari
(3) Laporan triwulan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan paling lambat 30 (tiga puluh)
hari
(4) Laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan paling lambat 90 (sembilan
puluh) hari kerja setelah tahun buku TPS3R “TIMUR SEHAT” ditutup.
(5) Laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disahkan oleh KEPALA DESA atau RUPS.
(6) Dalam hal terdapat Dewan Pengawas atau Komisaris tidak menandatangani laporan tahunan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) harus disebutkan alasannya secara tertulis.
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyampaian dan penyebarluasan laporan tahunan
Dewan
Paragraf 2
Pasal 97
(1) Laporan Ketua TPS3R “TIMUR SEHAT” terdiri dari laporan bulanan, laporan triwulan dan laporan
tahunan.
(2) Laporan bulanan dan Laporan triwulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas laporan
kegiatan operasional dan laporan keuangan yang disampaikan kepada Dewan Pengawas atau
Komisaris.
(3) Laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas laporan keuangan yang telah
diaudit dan laporan manajemen yang ditandatangani bersama Ketua dan Dewan Pengawas atau
Komisaris.
(4) Laporan triwulanan dan Laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
(5) Laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disahkan oleh KEPALA DESA atau RUPS paling
lambat dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kerja setelah diterima.
(6) Ketua mempublikasikan laporan tahunan kepada masyarakat paling lambat 15 (lima betas) hari kerja
setelah laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) disahkan oleh KEPALA DESA atau RUPS.
(7) Dalam hal terdapat anggota Ketua tidak menandatangani laporan tahunan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) harus disebutkan alasannya secara tertulis.
(8) Laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan kepada Menteri.
(9) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyampaian dan publikasi laporan tahunan Ketua diatur
Paragraf 3
Pasal 98
a. laporan keuangan;
d. rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang mempengaruhi kegiatan usaha TPS3R;
e. laporan mengenai tugas pengawasan yang telah dilaksanakan oleh Dewan Pengawas selama tahun
buku yang baru lampau;
g. penghasilan anggota Ketua dan anggota Dewan Pengawas untuk tahun yang baru lampau.
(2) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a paling sedikit memuat:
a. neraca akhir tahun buku yang baru lampau dalam perbandingan dengan tahun buku
sebelumnya;
Paragraf 4
Pasal 99
BAB VIII
Bagian Kesatu
Pasal 100
(2) Penggunaan laba TPS3Rsebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan untuk:
b. peningkatan kuantitas, kualitas, dan kontinuitas pelayanan umum, pelayanan dasar, dan usaha
(4) Besaran penggunaan laba TPS3Rditetapkan setiap tahun oleh KEPALA DESA.
Pasal 101
(1) TPS3R wajib menyisihkan jumlah tertentu dari laba bersih setiap tahun buku untuk dana cadangan.
(2) Penyisihan laba bersih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilakukan sampai dengan dana
cadangan mencapai paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari modal TPS3R.
(3) Kewajiban penyisihan dana cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlaku apabila
TPS3Rmempunyai saldo laba yang positif.
(4) Dana cadangan sampai dengan jumlah 20% (dua puluh persen) dari modal BUMDES hanya dapat
digunakan untuk menutup kerugian TPS3R.
(5) Apabila dana cadangan telah melebihi jumlah 20% (dua puluh persen), KEPALA DESA dapat
memutuskan agar kelebihan dari dana cadangan tersebut digunakan untuk keperluan TPS3R.
(6) Ketua harus mengelola dana cadangan agar dana cadangan tersebut memperoleh laba dengan cara
(7) Laba yang diperoleh dari pengelolaan dana cadangan dimasukkan dalam perhitungan laba rugi.
Pasal 102
Pasal 103
(1) Tantiem untuk Ketua dan Dewan Pengawas serta bonus untuk pegawai paling tinggi 5% (lima persen)
dari laba bersih setelah dikurangi untuk dana cadangan.
(2) Pemberian tantiem dan bonus yang dikaitkan dengan kinerja TPS3R dianggarkan dan diperhitungkan
sebagai biaya.
Pasal 104
Jika perhitungan laba rugi pada suatu tahun buku menunjukkan adanya kerugian yang tidak dapat
ditutup dengan dana cadangan, kerugian tersebut tetap dicatat dalam pembukuan TPS3R dan dianggap
tidak mendapat laba selama kerugian yang tercatat tersebut belum seluruhnya tertutup sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bagian Kedua
(1) Penggunaan laba TPS3Rdilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
mengatur mengenai perseroan terbatas.
(2) Dividen TPS3R yang menjadi hak Desa merupakan penerimaan Desa setelah disahkan oleh RUPS.
Bagian Ketiga
Pasal 106
(1) TPS3R “TIMUR SEHAT” melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan dengan cara
menyisihkan sebagian laba bersih.
(2) Penggunaan laba untuk tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diprioritaskan untuk keperluan pembinaan usaha mikro, usaha kecil, dan koperasi.
BAB IX
Pasal 107
(2) Dalam membentuk anak perusahaan, TPS3R “TIMUR SEHAT” dapat bermitra dengan:
c. Individu/perorangan
(3) Mitra sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling sedikit memenuhi syarat:
a. laporan keuangan 3 (tiga) tahun terakhir yang diaudit kantor akuntan publik dengan hasil opini paling
rendah setara wajar dengan pengecualian;
b. perusahaan dalam kondisi sehat yang dinyatakan oleh kantor akuntan publik dalam 1 (satu) tahun
terakhir;
d. perusahaan mitra harus menyetor dalam bentuk uang secara tunai paling sedikit sebesar 25% (dua
puluh lima persen) yang dihitung secara proposional sesuai kesepakatan dari modal dasar.
(4) Pembentukan anak perusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan:
a. disetujui oleh KEPALA DESA atau RUPS;
b. minimal kepemilikan saham 70% (tujuh puluh persen) dan sebagai pemegang saham pengendali;
c. laporan keuangan TPS3R “TIMUR SEHAT” 3 (tiga) tahun terakhir dalam keadaan sehat;
d. memiliki bidang usaha yang menunjang bisnis utama; dan
e. tidak boleh melakukan penyertaan modal berupa tanah dari TPS3R “TIMUR SEHAT” yang berasal dari
(5) Setiap penambahan modal disetor yang mengakibatkan perubahan kepemilikan saham TPS3R
“TIMUR SEHAT” di anak perusahaan dilakukan dengan persetujuan oleh KEPALA DESA atau RUPS.
BAB X
Pasal 108
(1) Pemerintah Pusat, Pemerintah Desa Provinsi, dan/atau Pemerintah Desa Kabupaten/Kota dapat
memberikan penugasan kepada TPS3R “TIMUR SEHAT” untuk mendukung perekonomian Desa dan
menyelenggarakan fungsi kemanfaatan umum tertentu dengan tetap memperhatikan maksud dan
(2) Setiap penugasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikaji bersama oleh pemberi penugasan dan
TPS3R “TIMUR SEHAT” sebelum mendapatkan persetujuan dari KEPALA DESA atau RUPS.
(3) Setiap penugasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat didukung dengan pendanaan.
b. subsidi;
d. hibah.
(5) TPS3R “TIMUR SEHAT” yang melaksanakan penugasan harus secara tegas melakukan pemisahan
pembukuan mengenai penugasan tersebut dengan pembukuan dalam rangka pencapaian sasaran usaha
perusahaan.
(6) Setelah pelaksanaan penugasan, Ketua wajib memberikan laporan kepada KEPALA DESA atau RUPS.
(7) Penugasan dan Pemerintah Pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah
berkoordinasi dengan Menteri.
(8) Setiap penugasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Kepala Desa.
BAB XI
Pasal 109
(1) Evaluasi TPS3R “TIMUR SEHAT” dilakukan dengan cara membandingkan antara target dan realisasi.
(2) Evaluasi TPS3R “TIMUR SEHAT” sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sekurang-kurangnya
1 (satu) tahun sekali.
a. penilaian kinerja;
c. penilaian pelayanan.
Pasal 110
(1) Penilaian tingkat kesehatan merupakan tolok ukur kinerja TPS3R “TIMUR SEHAT”.
(2) Penilaian tingkat kesehatan dilakukan setiap tahun oleh TPS3R “TIMUR SEHAT” dan disampaikan
kepada KEPALA DESA atau RUPS.
(3) Penilaian tingkat kesehatan TPS3R “TIMUR SEHAT” menjadi dasar evaluasi TPS3R “TIMUR SEHAT”.
(4) Kepala Desa menyampaikan hasil penilaian tingkat kesehatan kepada Menteri.
Pasal 111
Ketentuan lebih lanjut mengenai evaluasi TPS3R “TIMUR SEHAT” diatur dalam Peraturan Menteri.
Bagian Kedua
Restrukturisasi
Paragraf 1
Pasal 112
(1) Restrukturisasi dilakukan dengan maksud untuk menyehatkan TPS3R “TIMUR SEHAT” agar dapat
beroperasi secara efisien, akuntabel, transparan, dan profesional.
b. memberikan manfaat berupa dividen dan pajak kepada negara dan Desa; dan/atau
c. menghasilkan produk dan layanan dengan harga yang kompetitif kepada konsumen.
(3) Restrukturisasi dilakukan terhadap TPS3R “TIMUR SEHAT” yang terus menerus mengalami kerugian
dan kerugian tersebut mengancam kelangsungan usaha TPS3R “TIMUR SEHAT”.
(4) Restrukturisasi dilaksanakan dengan memperhatikan efisiensi biaya, manfaat, dan resiko.
Paragraf 2
Cakupan Restrukturisasi
Pasal 113
a. Restrukturisasi internal yang mencakup keuangan, manajemen, operasional, sistem, dan prosedur;
b. penataan hubungan fungsional antara Pemerintah Desa dan TPS3R “TIMUR SEHAT” untuk
menetapkan arah dalam rangka pelaksanaan kewajiban pelayanan publik.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Restrukturisasi diatur dalam Peraturan Menteri.
Bagian Ketiga
Pasal 114
(2) Perubahan bentuk hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam rangka mencapai tujuan
(3) Perubahan bentuk hukum TPS3R “TIMUR SEHAT” sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
(4) Perubahan bentuk hukum TPS3R “TIMUR SEHAT” sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
dengan Perdes
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai perubahan bentuk hukum TPS3R “TIMUR SEHAT” diatur dalam
Peraturan Menteri.
Bagian Keempat
Privatisasi
Paragraf 1
Pasal 115
(1) Privatisasi dilakukan dengan maksud untuk meningkatkan kinerja dan nilai tambah perusahaan dan
meningkatkan peran serta masyarakat dalam pemilikan saham pada TPS3R “TIMUR SEHAT” yang
berbentuk Unit Usaha TPS3R.
e. menciptakan badan usaha yang berdaya saing dan berorientasi global; dan/atau
Paragraf 2
Pasal 116
Pasal 117
Pasal 118
a. TPS3R yang bidang usahanya berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan hanya boleh
dikelola oleh TPS3R “TIMUR SEHAT” yang 100% (seratus persen) sahamnya dimiliki oleh Desa;
b. TPS3R yang bergerak di sektor tertentu yang oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Desa diberikan
tugas khusus untuk melaksanakan kegiatan tertentu yang berkaitan dengan kepentingan umum; atau
c. TPS3Ryang bergerak di bidang usaha sumber daya alam yang secara tegas berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan dilarang untuk dilakukan Privatisasi.
Pasal 119
(1) Privatisasi dilaksanakan dengan cara:
(2) Dalam hal TPS3R “TIMUR SEHAT” memiliki tujuan kemanfaatan umum, Privatisasi diprioritaskan
dengan cara
Paragraf 3
Pasal 120
(1) Privatisasi TPS3R dilakukan setelah mendapatkan persetujuan BPD dan telah disosialisasikan kepada
masyarakat.
(2) Pihak terkait dalam Privatisasi diwajibkan menjaga kerahasiaan atas informasi yang diperoleh
sepanjang informasi tersebut belum dinyatakan sebagai informasi yang terbuka untuk umum.
(3) Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan sanksi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 121
(1) Hasil Privatisasi dengan cara penjualan saham milik Desa merupakan penerimaan Desa.
(2) Hasil Privatisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disetor ke kas Desa.
Pasal 122
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara Privatisasi diatur dalam Peraturan Menteri.
BAB XII
Pasal 123
(1) Penggabungan dan peleburan Unit Usaha TPS3R “TIMUR SEHAT” dilakukan terhadap 2 (dua) Unit
Usaha TPS3R “TIMUR SEHAT” atau lebih.
(2)Unit usaha TPS3R “TIMUR SEHAT” dapat mengambil alih Unit usaha TPS3R “TIMUR SEHAT” dan/atau
badan usaha lainnya.
Pasal 124
(2) Fungsi TPS3R “TIMUR SEHAT” yang dibubarkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
oleh Pemerintah Desa.
(3) Kekayaan Desa hasil pembubaran Unit Usaha TPS3R “TIMUR SEHAT” dikembalikan kepada Desa.
Pasal 125
Pasal 126
BAB XIII
Pasal 127
(1) TPS3R “TIMUR SEHAT” dapat dinyatakan pailit sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(2) Ketua TPS3Rhanya dapat mengajukan permohonan kepada pengadilan agar TPS3Rdinyatakan pailit
setelah memperoleh persetujuan dari kepala Desa dan DPRD.
(3) Ketua TPS3R hanya dapat mengajukan permohonan kepada pengadilan agar TPS3R dinyatakan pailit
setelah memperoleh persetujuan dari kepala Desa dan BPD, untuk selanjutnya ditetapkan oleh RUPS.
(4) Dalam hal kepailitan terjadi karena kesalahan atau kelalaian Ketua dan kekayaan TPS3R “TIMUR
SEHAT” tidak cukup untuk menutup kerugian akibat kepailitan tersebut, setiap anggota Ketua
bertanggung jawab secara tanggung renteng atas kerugian dimaksud.
(5) Tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (4) berlaku juga bagi anggota Ketua yang salah
atau lalai yang sudah tidak menjabat 5 (lima) tahun sebelum TPS3R “TIMUR SEHAT” dinyatakan pailit.
(6) Anggota Ketua yang dapat membuktikan bahwa kepailitan bukan karena kesalahan atau kelalaiannya
tidak bertanggung jawab secara tanggung renteng atas kerugian dimaksud.
Pasal 128
(1) Dalam hal aset TPS3R “TIMUR SEHAT” yang dinyatakan pailit dipergunakan untuk melayani
kebutuhan dasar masyarakat, Pemerintah Desa mengambil alih aset tersebut untuk melayani kebutuhan
dasar masyarakat tanpa mengubah tujuan dan fungsi aset yang bersangkutan.
(2) Dalam hal Pemerintah Desa tidak dapat mengambil alih yang dipergunakan untuk melayani
kebutuhan dasar masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah Desa wajib
BAB XIV
Bagian Kesatu
Paragraf 1
Pasal 129
(2) Menteri dalam melaksanakan tugas pembinaan TPS3R “TIMUR SEHAT” sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1)
menyelenggarakan fungsi:
b. penyiapan perumusan fasilitasi pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan TPS3R “TIMUR SEHAT”;
c. penyiapan perumusan pelaksanaan pembinaan umum di bidang pengelolaan TPS3R “TIMUR SEHAT”;
e. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengelolaan TPS3R “TIMUR SEHAT”; dan
Paragraf 2
Pasal 130
(1) Menteri teknis atau pimpinan lembaga pemerintah nonkementerian melakukan pembinaan teknis
terhadap TPS3R “TIMUR SEHAT” dengan menetapkan kebijakan teknis TPS3R “TIMUR SEHAT”.
(2) Dalam rangka menetapkan kebijakan teknis TPS3R “TIMUR SEHAT” sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), menteri
Paragraf 3
Pasal 131
(1) Pemerintah Desa melakukan pembinaan terhadap pengurusan TPS3R “TIMUR SEHAT”.
a. Sekretaris Desa,
b. pejabat pada Pemerintah Desa yang melakukan fungsi pembinaan teknis TPS3R “TIMUR SEHAT”; dan
c. pejabat pada Pemerintah Desa yang melaksanakan fungsi pengawasan atas permintaan
Sekretaris Desa.
Pasal 132
Sekretaris Desa melaksanakan pembinaan terhadap pengurusan TPS3R “TIMUR SEHAT” pada kebijakan
yang bersifat
strategis.
Pasal 133
(1) Pejabat pada Pemerintah Desa yang melakukan fungsi pembinaan teknis TPS3R “TIMUR SEHAT”
mempunyai tugas
melakukan:
b. pembinaan kepengurusan,
Penetapan pejabat pada Pemerintah Desa yang melakukan fungsi pembinaan teknis TPS3R “TIMUR
SEHAT”
disesuaikan dengan perangkat Desa atau unit kerja pada perangkat Desa yang menangani
TPS3R “TIMUR SEHAT”.
Bagian Kedua
Pasal 134
(1) Pengawasan terhadap TPS3R “TIMUR SEHAT” dilakukan untuk menegakkan Tata Kelola Perusahaan
Yang Balk.
(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan oleh pengawasan internal dan pengawasan
eksternal.
(3) Pengawasan internal sebagaimana dimaksud ayat (2) dilakukan oleh satuan pengawas intern, komite
a. Pemerintah Desa;
c. menteri teknis atau pimpinan lembaga pemerintah nonkementerian untuk pengawasan teknis.
(5) Pengawasan oleh Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a dilaksanakan
Pasal 135
Ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan dan pengawasan TPS3R “TIMUR SEHAT” diatur dalam
Peraturan Menteri.
BAB XV
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 136
Pasal 137
(1) TPS3R “TIMUR SEHAT” dapat berhimpun dalam asosiasi TPS3R “TIMUR SEHAT” atau dengan nama
lain.
(2) Pembinaan dan pengawasan Asosiasi TPS3R “TIMUR SEHAT” atau dengan nama lain sebagaimana
dimaksud pada
BAB XVI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 138
Periodesasi jabatan Dewan Pengawas, Komisaris, dan Ketua yang telah ditetapkan sebelum berlakunya
Peraturan Pemerintah ini tetap berlaku sampai dengan berakhirnya periodesasi masa jabatan dimaksud.
Pasal 139
(1) Perusahaan Desa yang telah didirikan sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini dapat diubah
(2) Terhadap perusahaan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang kepemilikan saham 1 (satu)
Desa di bawah 51% (lima puluh satu persen), Desa tersebut wajib menyesuaikan kepemilikan sahamnya
menjadi paling sedikit 51% (lima puluh satu persen).
(3) Ketentuan mengenai penyesuaian kepemilikan saham sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur
BAB XVII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 140
Semua peraturan pelaksanaan yang berkaitan dengan TPS3R “TIMUR SEHAT” dinyatakan masih tetap
berlaku sepanjang belum diganti dan tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Peraturan
Pemerintah ini.
Pasal 141
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya,
memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran
Negara Republik Indonesia.