Anda di halaman 1dari 57

LAMPIRAN I : PERATURAN BUPATI ..............

NOMOR :
TANGGAL :

ORGANISASI DAN TATA LAKSANA SETELAH BLUD

1.1 Struktur Organisasi

Struktur organisasi Puskesmas Arjasa setelah menjadi BLUD menurut Peraturan


Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan BLUD adalah sebagai berikut:
1. Pemimpin BLUD
2. Pejabat Keuangan
3. Pejabat Teknis
Untuk lebih rincinya akan tersaji pada struktur organisasi Puskesmas Arjasa dibawah ini:
STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS ARJASA

KEPALA Pemimpin
UPT PUSKESMAS BLUD
KPA/KPB
Ka. Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian

Pejabat
Keuangan
Ur Ke Peg Ur Umum Ur Keuangan

Kelompok Pengurus Bendahara


Jabatan Barang
Fungsional Pembantu

Pelaksana Program Pelaksana Program


UKM UKP

Perbaikan BPU
Promkes BPG
P2M & PTM KIA
KESLING LAB
KES. Q. R KONSELING Pejabat
Teknis
UKK FARMASI
UKS
BATTRA/TOGA
KEL. SIAGA
YANDU
YANDU LANSIA
UKGMD
1.2 Pemilik Puskesmas Arjasa

Pemilik Puskesmas Arjasa adalah Pemerintah Kabupaten Sumenep. Puskesmas


Arjasa bertugas menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, pembinaan
pelayanan penunjang medik dan penunjang umum dalam mewujudkan pelayanan
kesehatan yang berkualitas.
1.3 Organisasi Tata Kelola

A. Uraian Tugas dan Fungsi

1. Tugas
Puskesmas memiliki tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai
tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung
terwujudnya kecamatan sehat.
2. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, maka Puskesmas Arjasa
menyelenggarakan fungsi:
a. Penyelenggaraan UKM Essensial dan UKM Pengembangan tingkat pertama di
wilayah kerjanya,
b. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.
3. Wewenang
Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud diatas, maka Puskesmas
Arjasa memiliki wewenang :
a. melakukan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan masyarakat dan
analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan;
b. melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
c. melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat
dalam bidang kesehatan
d. menggerakkan masyarakat untuk mengindentifikasi dan menyelesaikan masalah
kesehatan pada tingkat perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan
sektor lain terkait;
e. melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya
kesehatan berbasis masyarakat;
f. melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas;
g. memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;
h. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses mutu dan
cakupan pelayanan kesehatan; dan
i. memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat termasuk
dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan
penyakit.

B. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

1. Kepala Puskesmas
Kepala Puskesmas bertindak sebagai pemimpin BLUD yang mempunyai tugas
sebagai berikut :
a. Memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi, mengendalikan,
mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan BLUD agar lebih efisien dan
produktivitas;
b. Merumuskan penetapan kebijakan teknis BLUD serta kewajiban lainnya
sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan oleh kepala daerah;
c. Menyusun Renstra;
d. Menyiapkan RBA;
e. Mengusulkan calon pejabat pengelola keuangan dan pejabat teknis kepada
kepala daerah sesuai ketentuan;
f. Menetapkan pejabat lainnya sesuai kebutuhan BLUD selain pejabat yang
ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan;
g. Mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan BLUD yang dilakukan oleh
pejabat keuangan dan pejabat teknis, mengendalikan tugas pengawasan
internal, serta menyampaikan dan mempertanggungjawabkan kinerja
operasional serta keuangan keuangan BLUD kepada kepala daerah; dan
h. Tugas lainnya yang ditetapkan oleh kepala daerah sesuai dengan
kewenangannya.
Pemimpin BLUD dalam melaksanakan tugasnya mempunyai fungsi
sebagai penanggungjawab umum operasional dan keuangan.
2. Pejabat Keuangan
Kepala Sub Bagian Tata Usaha bertindak selaku Pejabat Keuangan.
Pejabat keuangan bertanggung jawab kepada pemimpin BLUD. Pejabat keuangan
memiliki tugas:
a. Mengkoordinasikan penyusunana RBA;
b. Menyiapkan DPA;
c. Melakukan pengelolaan pendapatan dan belanja;
d. Menyelenggarakan pengelolaan kas;
e. Melakukan pengelolaan utang, piutang dan investasi;
f. Menyusun kebijakan pengelolaan barang milik daerah yang berada dibawah
penguasaannya;
g. Menyelenggarakan sistem informasi manajemen keuangan;
h. Menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan; dan
i. Tugas lainnya yang ditetapkan oleh kepala daerah dan/atau pemimpin
sesuai dengan kewenangannya.
Pejabat keuangan dalam melaksanakan tugasnya memiliki fungsi sebagai
penanggungjawab keuangan. Pejabat keuangan akan dibantu oleh bendahara
penerimaan dan bendahara pengeluaran. Bendahara penerimaan dan bendahara
pengeluaran harus dijabat oleh pegawai negeri sipil (PNS).
Sub bagian dari Pejabat keuangan adalah:
1) Sistem Informasi puskesmas
Tugas
Sistem informasi puskesmas mempunyai tugas me-manage dan
mengarsipkan segala jenis informasi yang berkaitan dengan operasional
puskesmas.
Fungsi
a) Melaksanakan dan mengkoordinir penyusunan rencana program dan
kegiatan kaitanya dengan pengelolaan seluruh informasi dan data di
Puskesmas;
b) Melaksanakan dan mengkoordinir pelaksanaan dan pengendalian
program dan kegiatan kaitanya dengan pengelolaan seluruh informasi
dan data di Puskesmas;
c) Melaksanakan dan mengkoordinir laporan dan data pelaksanaan program
dan kegiatan informasi dan data di Puskesmas;
d) Melaksanakan dan mengkoordinir bimbingan teknis, memantau dan
mengevaluasi pelaksanaan program dan kegiatan informasi dan data di
Puskesmas;
e) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan fungsi bidang
tugasnya serta memberikan arahan dan petunjuk untuk kelancaran
pelaksanaan tugas;
f) Memantau, mengevaluasi, serta menganalisa hasil kerja bawahanya;
g) Melaksanakan koordinasi aktif dengan lintas program/unit lain di
Puskesmas agar diperoleh hasil kerja yang lebih baik serta dapat
terwujudnya konsep data satu pintu, yang artinya bisa menjadi “bank
data dan informasi” di tingkat Puskesmas;
h) Melaksanakan analisa data dan validasi data akhir sebelum dilaporkan
kepada pejabat yang berwenang;
i) Membuat laporan sesuai format yang telah ditentukan kepada pejabat
yang berwenang; dan
j) Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai perintah atasan.
2) Kepegawaian
Tugas
Sub bagian kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan urusan
kepegawaian.
Fungsi
a) Membuat laporan kepegawaian;
b) Mendata dan mengarsipkan file pegawai;
c) Mengusulkan cuti dan kenaikan pangkat;
d) Mengusulkan tunjangan pegawai;
e) Merekap absensi (ijin, cuti, dan sakit);
f) Membuat absensi mahasiswa yang praktek di Puskesmas;
g) Membuat perencanaan untuk pengembangan kualitas SDM Puskesmas;
dan
h) Menyusun daftar pembagian tugas untuk staf puskesmas atas persetujuan
Pemimpin BLUD.
3) Rumah Tangga
Tugas
Melaksanakan sebagian tugas tata usaha di bidang rumah tangga Puskesmas.
Fungsi
a) Mendistribusikan tugas, memberikan petunjuk dan arahan kepada
bawahan sesuai dengan bidang tugasnya;
b) Membuat rencana kegiatan dan menyusun SOP;
c) Melaksanakan koordinasi yang berhubungan dengan tupoksinya;
d) Membuat konsep naskah dinas yang berhubungan dengan urusan rumah
tangga;
e) Memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik secara lisan
maupun tertulis;
f) Melaporkan pelaksanaan tugas kepada atasan baik secara lisan maupun
tertulis;
g) Menindaklanjuti surat masuk sesuai dengan disposisi/perintah atasan;
h) Mencatat nomor, tanggal, perihal dan disposisi surat masuk ke dalam
buku agenda serta dihimpun untuk disajikan ke atasan;
i) Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan;
j) Melaporkan pelaksanaan tugas kepada atasan baik secara lisan maupun
tertulis;
k) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan yang
berkaitan dengan bidang tugas;
l) Merencanakan kegiatan kerja urusan umum;
m)Menyusun SOP pelayanan kegiatan urusan rumah tangga Puskesmas;
n) Melaksanakan manajemen peralatan, dan keamanan lingkungan di
Puskesmas;
o) Mempelajari dan menelaah peraturan perundang-undangan yang berlaku
yang berkaitan dengan urusan rumah tangga Puskesmas;
p) Mengelola surat masuk dan surat keluar;
q) Menjadi operator telepon;
r) Menjadi humas Puskesmas;
s) Pengelolaan inventaris dan aset Puskesmas (Medis dan Non Medis).
Dibantu oleh pengurus barang medis dan non medis, sesuai SK dari
Sekda;
t) Pengelolaan barang habis pakai kebutuhan Puskesmas;
u) Pemeliharaan peralatan Puskesmas;
v) Pemeliharaan peralatan transportasi;
w) Pemeliharaan gedung Puskesmas;
x) Mengelola kebersihan dan keindahan lingkungan Puskesmas;
y) Mengelola gudang non medis; dan
z) Kearsipan urusan umum termasuk file saran masukan masyarakat
melalui UPM/Kotak saran.
4) Keuangan
Tugas
Tugas dari keuangan Puskesmas yaitu mengelola keuangan Puskesmas.
Fungsi
a) Menyusun rencana keuangan Puskesmas;
b) Menyiapkan rencana anggaran kas kegiatan di lingkungan Puskesmas;
c) Menyiapkan data, perhitungan anggaran dan belanja Puskesmas;
d) Memeriksa, mengoreksi dan mengesahkan konsep pembayaran dan
pengeluaran anggaran belanja Puskesmas dari sumber Penerimaan BLUD
maupun APBD;
e) Menyusun laporan keuangan Puskesmas;
f) Melaporkan dan mengevaluasi hasil kegiatan sesuai tugas dan fungsinya;
dan
g) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan baik lisan
maupun tertulis.
Keuangan terdiri dari Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran :
(1) Bendahara Penerimaan BLUD
Bendahara Penerimaan BLUD adalah pejabat fungsional yang
ditunjuk untuk menerima, menyimpan, menatausahakan dan
mempertanggungjawabkan uang yang berasal dari penerimaan BLUD
maupun APBD pada SKPD. Bendahara penerimaan BLUD dalam
melaksanakan tugas memiliki wewenang sebagai berikut:
(a) Menerima penerimaan yang bersumber dari pendapatan BLUD m
(b) aupun pendapatan APBD
(c) Menyimpan seluruh penerimaan
(d) Menyetorkan seluruh penerimaan
(e) Mendapatkan bukti transaksi atas pendapatan yang diterima melalui
Bank
(2) Bendahara Pengeluaran
Bendahara pengeluaran bertugas untuk menerima, menyimpan,
membayarkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan
pengeluaran uang yang berasal dari penerimaan BLUD dan APBDpada
SKPD. Dalam melaksanakan tugas bendahara pengeluaran BLUD
memiliki wewenang sebagai berikut:
(a)Mengajukan permintaan pembayaran menggunakan SPP UP/GU/TU
dan SPP-LS
(b)Menerima dan menyimpan uang persediaan
(c)Melaksanakan pembayaran dari uang persediaan yang dikelolanya
(d)Menolak perintah bayar dari Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
Anggaran yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan
(e)Meneliti kelengkapan dokumen pendukung SPP-LS yang diberikan
oleh PPTK
(f) Mengembalikan dokumen pendukung SPP-LS yang diberikan oleh
PPTK, apabila dokumen tersebut tidak memenuhi syarat dan/atau
tidak lengkap
3. Pejabat Teknis
Pejabat teknis mempunyai tugas:
a. Menyusun perencanaan kegiatan teknis operasional dan pelayanan di
bidangnya;
b. Melaksanakan kegiatan teknis opersional dan pelayanan sesuai dengan RBA;
c. Memimpin dan mengendalikan kegiatan teknis operasional pelayanan
dibidangnya; dan
d. Tugas lainnya yang ditetapkan oleh kepala daerah dan/atau pemimpin sesuai
dengan kewenangannya.
Pejabat teknis mempunyai fungsi sebagai penanggungjawab kegiatan teknis
operasional dan pelayanan di bidangnya. Pada pelaksanaan tugas pejabat teknis
berkaitan dengan mutu, standarisasi, administrasi, peningkatan kualitass sumber
daya manusia dan peningkatan sumber daya lainnya.
1) Penanggungjawab UKM
a) PelayananPromosiKesehatanTermasuk UKS
Pelayanan promosi kesehatan termasuk UKS
memilikitugasmelaksanakan pelayanan promosi kesehatan termasuk
UKS diwilayah kerja Puskesmas. Fungsi dari pelayanan promosi
kesehatan termasuk UKS antara lain:
(1) MenyusunRencanaKegiatanPromosikesehatanberdasarkan data
program puskesmas dan ketentuanperundang-undangan yang
berlakusebagaipedomankerja;
(2) Melaksanakankegiatanpromosikesehatanmeliputi,
penyuluhankesehatan, pembinaan PSM/UKM, pembinaan PHBS
dan koordinasilintas program terkait, sesuaidenganprosedur dan
ketentuanperundang-undangan yang berlakutermasuk di sekolah.;
(3) Mengevaluasihasilkegiatanpromosikesehatansecarakeseluruhan;
(4) Membuatperencanaankegiatan UKS dan UKGS;
(5) Melaksanakankegiatan UKS dan UKGS/di sekolah SD, SMP, SMA.
(6) Melaksanakankegiatanpengirimanpasienke unit
pelayananpengobatan (Puskesmas);
(7) Melaksanakankegiatanpembinaan UKS/UKGS dan
pembinaankebersihanlingkungankepadadokterkecil dan guru UKS;
(8) Membantumelaksanakankegiatanimunisasianaksekolah (BIAS)
bersamapetugaslainnya;
(9) Membuatcatatan dan laporankegiatan di bidangtugasnya dan UKS
sebagaibahaninformasi dan pertanggungjawabankepadaatasan; dan
(10) Melaksanakantugas lain yang diberikan oleh atasan.
b) PelayananKesehatanLingkungan
Pelayanan kesehatan lingkungan mempunyai tugas menjaga dan
memelihara kesehatan lingkungan puskesmas dan lingkungan kerjanya.
Sehingga fungsi dari pelayanan kesehatan lingkungan antara lain:
(1) Membuatrencanakegiatanpelaksanaanprogrampenyehatanlingkung
an;
(2) Mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan mengevaluasi data
pendukungsebagaipenunjangperencanaan dan pelaksanaan
program penyehatanlingkungan;
(3) Menyiapkanbahanpenyusunanpetunjukteknis dan
pembinaanpetugasdalampeningkatanpenyehatanlingkungan;
(4) Memberikanpetunjuktentang tata
carapembuatansaranakesehatanmasyarakat pada tempat-
tempatumum dan lingkunganpemukiman;
(5) Pelaksanaanpenilaian grading, tempat-tempatumum dan uji lain
sehatsaranaangkutanumum;
(6) Menilai dan melaksanakanpenanggulanganmasalahsanitasi pada
kejadianbencana;
(7) Melaksanakankoordinasidengansektorterkaitdalamkegiatananalisis
dampaklingkungan;
(8) Melaksanakanpembuatan dan peningkatankualitas dan
kuantitaspenyehatanlingkungantempat-tempatumum dan
lingkunganpemukiman;
(9) Menyusun, merencanakan dan melaksanakanHigiene Perusahaan
dan Kesehatan Kerja (hiperkes).
(10) Menyusunkebutuhanpelatihan dan konsultasiteknis;
(11) Mengupayakanberbagaisumberanggaransesuaitupoksinya;
(12) Melasanakantugaskedinasan lain sesuaidenganpetunjukatasan; dan
(13) Melaksanakantugas lain yang diberikan oleh atasan.
c) Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM
Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM mempunyai tugas
melaksanakan sebagian tugas dari UKM di lingkup pelayanan KIA-KB.
Dalam melaksanakan tugas, pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM
memiliki fungsi:
(1) Menyusunrencanakegiatanpeningkatanpelayanan KIA berdasarkan
data program puskesmas dan ketentuanperundang-undangan yang
berlakusebagaipedomankerja;
(2) Melaksanakankegiatanpelayanan KIA meliputi, ANC, PNC,
perawatanneonatus, penyuluhan, dan
koordinasilintasprogramterkait, sesuaidenganprosedur dan
ketentuanperundang-undangan yang berlaku;
(3) Mengevaluasihasilkegiatanpelayanan KIA secarakeseluruhan;
(4) Membuatcatatan dan laporankegiatan di
bidangtugasnyasebagaibahaninformasi dan
pertanggungjawabankepadaatasan; dan
(5) Melaksanakantugas lain yang diberikan oleh atasan.
d) PelayananGizi yang Bersifat UKM
Pelayanan gizi yang bersifat UKM mempunyai tugas
melaksanakan sebagian tugas UKM di lingkup pelayanan gizi.
Pelayanan gizi yang bersifat UKM memilikifungsisebagaiberikut:
(1) Menyusunrencanakegiatanpeningkatangizimasyarakatberdasarkan
data program puskesmas dan ketentuanperundang-undangan yang
berlakusebagaipedomankerja;
(2) Melaksanakankegiatanpeningkatangizimasyarakatmeliputi,
pembinaanposyandu, PSG, pemantauanpolakonsumsi,
pemantauanpenggunaan garam beriodium, ASI eksklusif,
pemberiankapsul vitamin A, pemberian tablet Fe, penyuluhangizi
dan koordinasilintas program terkait, sesuaidenganprosedur dan
ketentuanperundang-undangan yang berlaku;
(3) Mengevaluasihasilkegiatangizimasyarakatsecarakeseluruhan;
(4) Membuatcatatan dan laporankegiatan di
bidangtugasnyasebagaibahaninformasi dan
pertanggungjawabankepadaatasan; dan
(5) Melaksanakantugas lain yang diberikan oleh atasan.
e) PelayananPencegahan dan PengendalianPenyakit
Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit mempunyai
tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional
di bidang surveilans dan imunisasi, pencegahan dan pengendalian
penyakit menular, pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular
dan kesehatan jiwa. Dalam melaksanakan tugasnya pelayanan
pencegahan dan pengendalian penyakit memiliki fungsi:
(1) Penyiapan perumusan kebijakan operasional dibidang surveilans dan
imunisasi, pencegahan dan pengendalian penyakit menular, dan
pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan
jiwa;
(2) Penyiapan pelaksanaan kebijakan operasional di bidang surveilans
dan imunisasi, pencegahan dan pengendalian penyakit menular,
pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan
jiwa;
(3) Penyiapan bimbingan teknis dan supervisi di bidang surveilans dan
imunisasi, pencegahan dan pengendalian penyakit menular,
pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan
jiwa;
(4) Pemantauan evaluasi, dan pelaporan dibidang surveilans dan
imunisasi, pencegahan dan pengendalian penyakit menular, dan
pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan
jiwa; dan
(5) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan Kepala Dinas.
f) PelayananKeperawatanKesehatan Masyarakat
Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat mempunyai tugas
mengkoordinasikan, mengatur dan mengendalikan urusan keperawatan,
merencanakan pengembangan mutu keperawatan, pembinaan mutu dan
etika keperawatan dan mengatur kebutuhan peralatan keperawatan.
Dalam pelaksanaannya pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
memiliki fungsi:
(1) Memberikan asuhan perawatan kepada individu di puskesmas
maupun di rumah dengan berbagai tingkat umur, kondisi kesehatan,
tumbuh kembang dan jenis kelamin;
(2) Memberikan asuhan perawatan yang diarahkan kepada keluarga
sebagai unit terkecil dari masyarakat (keluarga binaan);
(3) Pelayanan perawatan kepada kelompok khusus diantaranya: ibu
hamil, anak balita, usia lanjut; dan
(4) Memberikan pelayanan keperawatan pada tingkat masyarakat.
g) PelayananKesehatan Jiwa
Pelayanan kesehatan jiwa mempunyai tugas mengkoordinir unit
kesehatan jiwa. Dalam pelaksanaannya pelayanan kesehatan jiwa
memilikifungsisebagaiberikut:
(1) Menyusunrencanakegiatankesehatanjiwaberdasarkan data program
puskesmas dan ketentuanperaturanperundang-undangan yang
berlakusebagaipedomankerja;
(2) Melaksanakankegiatankesehatanjiwameliputipenemuandinipenderita
gangguan jiwa, penangananpenderitagangguan jiwa,
penyuluhankesehatan jiwa dan koordinasilintas
program/sektorterkaitsesuaidenganprosedur dan
ketentuanperaturanperundang-undangan yang berlaku;
(3) Mengevaluasihasilkegiatankesehatanjiwasecarakeseluruhan;
(4) Membuatcatatan dan pelaporankegiatan di
bidangtugasnyasebagaibahaninformasi dan
pertanggungjawabankepadaatasan; dan
(5) Melaksanakantugas lain yang diberikan oleh atasan.
h) PelayananKesehatan Gigi Masyarakat
Pelayanan kesehatan gigi masyarakat mempunyai
tugasmelaksanakan pemberian pelayanan kesehatan gigi. Dalam
pelaksanaanya pelayanan kesehatan gigi masyarakat memiliki fungsi:
(1) Menyusunrencanakegiatanpelayanangigiberdasarkan data program
puskesmas dan ketentuanperundang-undangan yang
berlakusebagaipedomankerja;
(2) Melaksanakankegiatanpelayanangigisertakoordinasilintas program
terkait, sesuaidenganprosedur dan ketentuanperundang-undangan
yang berlaku;
(3) Mengevaluasihasilkegiatanpelayanangigisecarakeseluruhan;
(4) Membuatcatatan dan laporankegiatan di
bidangtugasnyasebagaibahaninformasi dan
pertanggungjawabankepadaatasan; dan
(5) Melaksanakantugas lain yang diberikan oleh atasan.
i) PelayananKesehatanTradisionalKomplementer
Pelayanan kesehatan tradisional komplementer mempunyai tugas
melaksanakan pelestarian, pembinaan, kerja sama dengan pihak lain
terkait dengan obat-obat trandisional. Dalam pelaksanaan pelayanan
kesehatan memiliki fungsi:
(1) Melestarikan bahan-bahan tanaman yang dapat digunakan untuk
pengobatan tradisional;
(2) Melakukan pembinaan terhadap cara-cara pengobatan tradisional;
(3) Pemanfaatan tanaman obat keluarga (TOGA);
(4) Kerjasama dengan pengobat tradisional, agar merujuk pasiennya ke
puskesmas/RS bila menderita sakit yang berbahaya;
(5) Penyuluhan pada masyarakat dan pengobat tradisional; dan
(6) Sosialisasi obat-obat tradisional dan manfaatnya.
j) PelayananKesehatanOlahraga
Pelayanan kesehatan olahraga mempunyai tugas melaksanakan
koordinasi terkait pelayanan kesehatan dengan olahraga. Dalam
pelaksanaannya pelayanan kesehatan olahraga memiliki fungsi:
(1) Pemeriksaan kesehatan berkala;
(2) Penentuan takaran latihan;
(3) Pengobatan dengan latihan dan rehabilitasi;
(4) Pengobatan akibat cidera latihan;
(5) Pengawasan selama pemusatan latihan.
k) PelayananKesehatanIndera
Pelayanan kesehatan indera mempunyai tugas melaksanakan
upaya penanggulangan gangguan penglihatan dan/atau pendengaran
melalui kegiatan penyuluhan, pencegahan, penyakit, deteksi dini,
pengobatan dasar serta upaya rujukan. Untuk melaksanakan tugasnya
pelayanan kesehatan indera memiliki fungsi:
(1) Pendeteksian dini kasus kesehatan indera;
(2) Pencatatan kejadian/kasus di buku register;
(3) Penyaluran tentang kesehatan indera penglihatan dan pendengaran;
(4) Pelaksanaan rujukan ke rumah sakit pada kasus katarak yang sudah
matur (sudah siap dioperasi);
(5) Melaksanakan care finding katarak ke lapangan untuk mendeteksi
kasus katarak yang ada di desa;
(6) Melakukan case finding indera penglihatan dan pendengaran di
SD/MI;
(7) Pencatatan hasil lapangan pada buku visum;
(8) Pelaksanaan analisis kasus bersama koordinator pencegahan dan
pemberantasan penyakit;
(9) Penyampaian hasil kunjungan dan hasil analisis kepada pemimpin
BLUD; dan
(10) Pencatatan dan pelaporan kesehatan indera.
l) PelayananKesehatanLansia
Pelayanan kesehatan lansia mempunyai tugas melaksanakan
pelayanan kesehatan lansia di wilayah kerja puskesmas. Dalam
melaksanakan tugasnya pelayanan kesehatan lansia memiliki fungsi:
(1) Menyusunrencanakegiatanpelayanankesehatanlansiaberdasarkan data
program puskesmas dan ketentuanperaturanperundang-undangan yang
berlakusebagaipedomankerja;
(2) Melaksanakankegiatankesehatanlansiameliputipendataansasaranlansia,
penjaringankesehatanlansia, pelayanankesehatanposyandulansia dan
koordinasilintas program/sektorterkaitsesuaidenganprosedur dan
ketentuanperaturanperundang-undangan yang berlaku;
(3) Mengevaluasihasilkegiatanpelayananlansiasecarakeseluruhan;
(4) Membuatcatatan dan pelaporankegiatan di
bidangtugasnyasebagaibahaninformasi dan
pertanggungjawabankepadaatasan; dan
(5) Melaksanakantugas lain yang diberikan oleh atasan.
m) PelayananKesehatanKerja
Pada pelayanan kesehatan kerja mempunyai tugas menjaga dan
memelihara kesehatan di lingkungan kerja. Dalam melaksanakan
tugasnya pelayanan kesehatan kerja memiliki fungsi:
(1) Identifikasi. masalah, meliputi;
(a)Pemeriksaan kesehatan awal dan berkala untuk para pekerja;
(b)Pemeriksaan kasus terhadap pekerja yang datang berobat ke
puskesmas;
(c)Peninjauan tempat kerja untuk menentukan bahaya akibat kerja.
(2) Kegiatan peningkatan kesehatan tenaga kerja melalui peningkatan
gizi pekerja, lingkungan kerja, dan kegiatan peningkatan
kesejahteraan;
(3) Kegiatan pencegahan kecelakaan akibat kerja, meliputi:
(a)Penyuluhan kesehatan
(b)Kegiatan ergonomik yaitu kegiatan untuk mencapai kesesuaian
antara alat kerja agar tidak terjadi stres fisik terhadap pekerja.
(c)Kegiatan memantau bahaya akibat kerja.
(d)Penyuluhan pemakaian alat pelindung.
(4) Kegiatan pengobatan kasus penyakit akibat kerja;
(5) Kegiatan pemulihan kesehatan bagi pekerja yang sakit; dan
(6) Kegiatan rujukan medik dan kesehatan terhadap pekerja yang sakit
n) PelayananKesehatanLainnya
Pelayanan kesehatan lainnya memiliki tugas pemantauan tempat-
tempat umum, pengelolaan makanan, dan sumber air bersih. Dalam
melaksanakan tugasnya pelayanan kesehatan lainnya memiliki fungsi:
(1) Menyusun perencanaan dan evaluasi kesehatan dari semua unit;
(2) Mengurangi bahkan menghilangkan semua unsur fisik dan
lingkungan yang memberi pengaruh buruk terhadap kesehatan
masyarakat melalui penyuluhan;
(3) Penyehatan air bersih;
(4) Penyehatan pembuangan sampah;
(5) Penyehatan lingkungan dan pemukiman;
(6) Penyehatan pembuangan air limbah;
(7) Penyehatan makanan dan minuman;
(8) Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum;
(9) Pengawasan tempat pengelolaan pestisida;
(10) Pelaksana peraturan perundangan di bidang kesehatan lingkungan;
(11) Pembakaran sampah medis; dan
(12) Pencatatan dan pelaporan
2) PejabatTeknisPenanggungjawab UKP, Kefarmasian, dan Laboraturium
a) PelayananPemeriksaanUmum
Pelayanan pemeriksaan umum mempunyai tugas melaksanakan
pemeriksaan umum di puskesmas. Dalam melaksanakan tugasnya
pelayanan pemeriksaan umum memiliki fungsi:
(1) Melaksanakanpemeriksaan dan pengobatan;
(2) Melaksanakankonselingpenyakit;
(3) Melakukanpenatalaksanaantindakankeperawatan;
(4) Melakukanpenatalaksanaantindakansyok;
(5) Melakukanrujukankasuskefasilitaskesehatan yang
lebihtinggisecaracepat, tepat, dan benar; dan
(6) Melaksanakantugas lain yang diberikan oleh atasan.
b) PelayananKesehatan Gigi dan Mulut
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut mempunyai tugas menyiapkan
perumusan dan fasilitas di bidang pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
Dalam melaksanakan tugasnya pelayanan kesehatan gigi dan mulut
memiliki fungsi:
(1) Menyusunrencanakegiatanpelayanangigi dan mulutberdasarkan data
program puskesmas dan ketentuanperundang-undangan yang
berlakusebagaipedomankerja;
(2) Melaksanakankegiatanpelayanangigisertakoordinasilintas program
terkait, sesuaidenganprosedur dan ketentuanperundang-undangan yang
berlaku;
(3) Mengevaluasihasilkegiatanpelayanangigisecarakeseluruhan;
(4) Membuatcatatan dan laporankegiatan di
bidangtugasnyasebagaibahaninformasi dan
pertanggungjawabankepadaatasan; dan
(5) Melaksanakantugas lain yang diberikan oleh atasan.
c) Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP
Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP mempunyai tugas
melaksanakan perumusan dan memberikan fasilitas pada pelayanan KIA-
KB di lingkup UKP. Dalam melaksanakan tugasnya pelayanan KIA-KB
yang bersifat UKP memilikifungsi:
(1) Menyusunrencanakegiatanpeningkatanpelayanan KIA-KBberdasarkan
data program puskesmas dan ketentuanperundang-undangan yang
berlakusebagaipedomankerja;
(2) Melaksanakankegiatanpelayanan KIA-KBmeliputi, ANC, PNC,
perawatanneonatus, penyuluhan, dan koordinasilintas program terkait,
sesuaidenganprosedur dan ketentuanperundang-undangan yang
berlaku;
(3) Mengevaluasihasilkegiatanpelayanan KIA secarakeseluruhan;
(4) Membuatcatatan dan laporankegiatan di
bidangtugasnyasebagaibahaninformasi dan
pertanggungjawabankepadaatasan; dan
(5) Melaksanakantugas lain yang diberikan oleh atasan.
d) PelayananGawatDarurat
Pelayanan gawat darurat mempunyai tugas melaksanakan
penanganan dan tindakan cepat pada pasien gawat darurat. Dalam
melaksanakan tugasnya pelayanan gawat darurat memiliki fungsi:
(1) Merencanakan langkah-langkah kegiatan pelayanan gawat darurat;
(2) Merencanakan kebutuhan sumber daya untuk melaksanakan
pelayanan gawat darurat;
(3) Mengkoordinir pelayanan gawat darurat dalam hal ambulan,
pemberian informasi dan persetujuan yang benar kepada wali/ pasien
atas tindakan medik yang akan diberikan;
(4) Melaksanakan pencatatan rekam medis dan catatan lain sesuai dengan
prosedur;
(5) Melaksanakan penelitian dan pengembangan mutu pelayanan gawat
darurat;
(6) Menanganipasienkecelakaan;
(7) Menanganipasiengawatdarurat; dan
(8) Melaksanakantugas lain yang diberikan oleh atasan.
e) PelayananGizi yang Bersifat UKP
Pelayanan gizi yang bersifat UKP mempunyai tugas
mengkoordinir pelayanan gizi yang bersifat UKP. Dalam melaksanakan
tugasnya pelayanan gizi yang bersifat UKP memiliki fungsi:
(1) MenyusunRencanaKegiatanPeningkatanGizi Masyarakat berdasarkan
data program puskesmas dan ketentuanperundang-undangan yang
berlakusebagaipedomankerja;
(2) Melaksanakankegiatanpeningkatangizimasyarakatmeliputi,
pembinaanposyandu, PSG, pemantauanpolakonsumsi,
pemantauanpenggunaan garam beriodium, ASI eksklusif,
pemberiankapsul vitamin A, pemberian tablet Fe, penyuluhangizi dan
koordinasilintas program terkait, sesuaidenganprosedur dan
ketentuanperundang-undangan yang berlaku;
(3) Mengevaluasihasilkegiatangizimasyarakatsecarakeseluruhan;
(4) Membuatcatatan dan laporankegiatan di
bidangtugasnyasebagaibahaninformasi dan
pertanggungjawabankepadaatasan; dan
(5) Melaksanakantugas lain yang diberikan oleh atasan.
f) PelayananPersalinan
Tugas dari pelayanan persalinan yaitu memberikan pelayanan pada
ibu yang akan melahirkan. Untuk menyelenggarakan tugas dari pelayanan
persalinan mempunyai fungsi:
(1) Melaksanakan pelayanan kesehatan ibu dan anak;
(2) Melaksanakan pelayanan persalinan normal:
(a) Mempersiapkan kamar bersalin;
(b) Observasi ibu yang akan bersalin;
(c) Pertolongan persalinan normal;
(d) Rujukan kasus dengan penyulit;
(e) Melaksanakan pencatatan pada CM; dan
(f) Penyuluhan.
(3) Melaksanakan perawatan nifas;
(4) Melaksanakan asuhan keperawatan ibu nifas:
(a) Observasi;
(b) Melaksanakan rujukan dengan kasus penyerta;
(c) Melaksanakan pencatatan pada CM; dan
(d) Penyuluhan.
(5) Melaksanakan pelayanan kesehatan bayi baru lahir
(a) AFGAR skor;
(b) Perawatan tali pusat;
(c) Observasi;
(d) Pencatatan;
(e) Penyuluhan pada ibu;
(f) Melaksaanakan rujukan pada bayi resti;
(g) Melaksanakan imunisasi pada Ibu dan bayi
(h) Mencatat kegiatan pada
1. Kartu Ibu;
2. KMS Ibu Hamil;
3. KMS Balita; dan
4. Kartu KB.
(6) Mencatat register kunjungan IA dan KB.
g) Pelayanan Rawat Inap
Pelayanan rawat inap mempunyai tugas melaksanakan koordinasi
segala keperluan pada rawat inap. Dalam melaksanakan tugasnya
pelayanan rawat inap memiliki fungsi:
(1) Merencanakan langkah-langkah kegiatan pelayanan rawat inap;
(2) Merencanakan kebutuhan sumber daya pada pelayanan rawat inap;
(3) Mengkoordinir pelaksanaan pencatatan rekap medis dan catatan
lainnya sesuai prosedur;
(4) Mengkoordinir dalam pemberian informasi dan meminta persetujuan
atas tindakan medis yang akan diberikan;
(5) Mengkoordinir dalam penelitian dan pengembangan mutu pada
pelayanan rawat inap;
(6) Mengelola informasi/data dari hasil rekam medis dan catatan lainnya;
dan
(7) Mengevaluasi hasil kegiatan rawat inap secara keseluruhan.
h) PelayananKefarmasian
Pelayanan kefarmasian mempunyai tugas melaksanakan koordinasi
dalam pemberian obat kepada pasien. Dalam melaksanakan tugasnya
pelayanan kefarmasian memiliki fungsi:
(1) Menyusunrencanakebutuhanobat dan
kegiatandistribusiobatberdasarkan data program puskesmas dan
ketentuanperundang-undangan yang berlakusebagaipedomankerja;
(2) Melaksanakankegiatangudangfarmasimeliputi, distribusiobatke unit
pelayanan dan koordinasilintas program terkait, sesuaidenganprosedur
dan ketentuanperundang-undangan yang berlaku;
(3) Mengevaluasihasilkegiatanpelayanangudang farmasisecarakeseluruhan;
(4) Membuatcatatan dan laporankegiatan di
bidangtugasnyasebagaibahaninformasi dan
pertanggungjawabankepadaatasan; dan
(5) Melaksanakantugas lain yang diberikan oleh atasan
i) PelayananLaboraturium
Pelayanan labolatorium mempunyai tugas melaksanakan
koordinasi terkait pemberian pelayanan labolatorium. Dalam
menyelenggarakan tugasnya pelayanan labolatorium memiliki fungsi:
(1) Menyusunrencanakerja dan kebijaksanaanteknislaboraturium;
(2) Bertanggungjawabterhadapmutulaboraturium,
validasihasilpemeriksaanlaboraturium, mengatasimasalah yang
timbuldalampelayananlaboraturium;
(3) Melaksanakanpengawasan, pengendalian dan
evaluasikegiatanlaboraturium; dan
(4) Merencanakan dan mengawasikegiatanpemantapanmutu.
j) Pelayanan Rawat Jalan
Pelayanan rawat jalan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi
dalam segala keperluan pada rawat jalan. Dalam melaksanakan tugasnya
pelayanan rawat jalan memiliki fungsi:
(1) Merencanakan langkah-langkah kegiatan pelayanan rawat jalan;
(2) Merencanakan kebutuhan sumber daya pada pelayanan rawat jalan;
(3) Mengkoordinir pelaksanaan pencatatan rekap medis dan catatan
lainnya sesuai prosedur;
(4) Mengkoordinir dalam pemberian informasi dan meminta persetujuan
atas tindakan medis yang akan diberikan;
(5) Mengkoordinir dalam penelitian dan pengembangan mutu pada
pelayanan rawat jalan;
(6) Mengelola informasi/data dari hasil rekam medis dan catatan lainnya;
dan
(7) Mengevaluasi hasil kegiatan rawat inap secara keseluruhan.
3) Pejabat Teknis Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
a. PuskesmasPembantu
Puskesmas pembantu merupakan jaringan pelayanan puskesmas
yang memberikan pelayanan kesehatan secara permanen di suatu lokasi
dalam wilayah kerja puskesmas. Puskesmas pembantu merupakan
bagian integral puskesmas, yang harus dibina secara berkala. Tugas
puskesmas pembantu yaitu meningkatkan jangkauan dan mutu
pelayanan kesehatan bagi masyarakat di wilayah kerjanya. Untuk
menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan yang dilakukan
Puskesmas di wilayah kerjanya, puskesmas pembantu memiliki fungsi:
(1) Meningkatkan akses dan jangkauan pelayanan dasar di wilayah
kerja Puskesmas;
(2) Mendukung pelaksanaan pelayanan kesehatan terutama UKM;
(3) Mendukung pelaksanaan kegiatan Posyandu, Imunisasi, KIA,
penyuluhan kesehatan, surveilans, pemberdayaan masyarakat, dan
lain-lain;
(4) Mendukung pelayanan rujukan; dan
(5) Mendukung pelayanan promotif dan preventif.
b. PuskesmasKeliling
Puskesmas keliling bertugas memberikan pelayanan kesehatan
untuk meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan bagi masyarakat di
wilayah kerja puskesmas yang belum terjangkau oleh pelayanan.
Fungsi Puskesmas keliling antara lain:
(1) Meningkatkan akses dan jangkauan pelayanan dasar di wilayah
kerja puskesmas;
(2) Mendukung pelaksanaan pelayanan kesehatan di daerah yang jauh
dan sulit;
(3) Mendukung pelaksanaan kegiatan diluar gedung seperti posyandu,
imunisasi, KIA, penyuluhan kesehatan, surveilans dan
pemberdayaan masyarakat;
(4) Mendukung pelayanan rujukan; dan
(5) Mendukung pelayanan promotif dan preventif.

c. BidanDesa
Bidan desa adalah bidan yang ditempatkan dan bertempat
tinggal pada satu desa dalam wilayah kerja Puskesmas sebagai jaringan
pelayanan Puskesmas. Penempatan bidan di desa utamanya adalah
dalam upaya percepatan peningkatan kesehatan ibu dan anak,
disamping itu juga untuk peningkatan status kesehatan masyarakat.
Fungsi bidan desa sesuai kewenangannya, yaitu:
(1) pelayanan KIA-KB;
(2) pelayanan promotif, preventif dan pemberdayaan masyarakat;
(3) Deteksi dini dan pengobatan awal terkait kesehatan ibu dan anak,
termasuk gizi; dan
(4) Melakasanakankegiatanpelayanankesehatanibu dan anak,
keluargaberencana dan tugas-tugas lain secara professional.
d. JejaringFasilitasPelayananKesehatan
Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan mempunyai tugas
melaksanakan koordinasi dengan pihak lain. Untuk menyelenggarakan
tugas jejaring fasilitas pelayanan kesehatan memiliki fungsi:
(1) Menjalin kerjasama dengan fasilitas kesehatan diluar Puskesmas
seperti RS Negeri/swasta, klinik swasta, praktik dokter swasta,
praktik keperawatan swasta, praktik kebidanan swasta (BPS)
dalam rangka memajukan program kesehatan; dan
(2) Melakukan pembinaan, pengawasan fasilitas penyedia layanan
kesehatan seperti klinik swasta, praktik dokter swasta, praktik
keperawatan swasta, praktik kebidanan swasta (BPS) dilingkungan
Puskesmas Arjasa
1.4 Data Pegawai

A. Rekapitulasi Pegawai di Puskesmas Arjasa


1. Rincian Pejabat Struktural
STATUS
No KUALIFIKASI KEPEGAWAIAN JUMLAH
PNS NON PNS
1. Pemimpin BLUD 1 1
2. Pejabat Keuangan 1 1
3. Ka. Sistem Informasi Puskesmas 1 1
4. Ka. Kepegawaian 1 1
5. Ka. Rumah Tangga 1 1
6. Ka. Keuangan 1 1
7. Pejabat Teknis Penanggungjawab UKM 1 1
Ka. UKM Pengembangan
Ka. Pelayanan Kesehatan Usila
Ka Pelayanan Penyakit tidak Menular
8. Ka. UKM Esensial dan Keperawatan 1 1
Koordinator Promkes
9. Ka. Pelayanan Kesehatan Lingkungan 1 1
10. Ka. Pelayanan KIA-KB yang Bersifat UKM 1 1
11. Ka. Pelayanan Gizi yang bersifat UKM 1 1
12. Ka. Perkesmas 1 1
13. Koordinator HIV/AIDS 1 1

14. Koordinator UKS 1 1


STATUS
No KUALIFIKASI KEPEGAWAIAN JUMLAH
PNS NON PNS
15. Ka. Pelayanan Kesehatan Jiwa 1 1
16. Ka. Pelayanan Kesehatan Gilut dan UKGS 1 1
17. Koordinator Kusta 1 1

18. Ka. Pelayanan Kesehatan Olahraga 1 1


19. Ka. Pelayanan Kesehatan Indera 1 1
20. Koordinator TB 1 1
21. Ka. Pelayanan Kesehatan Kerja 1 1
22. Koordinator Diare 1 1
23. Pejabat Teknis Penanggungjawab UKP 1 1

24. Ka. Pelayanan Pemeriksaan Umum 1 1


25. Ka. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut 1 1
26. Ka. Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP 1 1
27. Ka. Pelayanan Gawat Darurat 1 1
28. Ka. Pelayanan Gizi yang Bersifat UKP 1 1
29. Ka. PONED 1 1
30. Ka. Pelayanan Rawat Inap 1 1
31. Ka. Pelayanan Kefarmasian ( Apotek) 1 1
32. Ka. Pelayanan Labolatorium 1 1
33. Koordinator Pendaftaran 1 1
Koordinator Rekam Medis
34. Pejabat Teknis Jaringan Pelayanan 1 1
Puskesmas Dan Jejaring Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
35. Ka. Puskesmas Pembantu 3 1
36. Koordinator Bidan Desa 1 1
37. Koordinator Perawat ponkesdes 1 1
38. Koordinator Perawat Poskestrent 1 1
JUMLAH 38
2. Rincian Tenaga Medis
STATUS
JUMLAH
No KUALIFIKASI KEPEGAWAIAN
PNS NON PNS
1. Dokter Umum 1 1 2
2. Dokter Gigi 0 0 0
3. Dokter Spesialis Anak 0 0 0
4. Dokter Spesialis Radiologi 0 0 0
5. Dokter Spesialis Mata 0 0 0
6. Bidan 35 0 35
7. S1 Apoteker 0 0 0
8. D3 Asisten Apoteker 0 1 1
9. D3 Analisis Labolatorium 1 1 2
10. D3 Nutrisi 0 2 2
11. D3 Teknisi Elektromedis 0 0 0
12. S1 Perawat 3 9 12
13. D3 Perawat 16 22 38
14. D3 Anestasi 0 0 0
15. D3 Perawat Gigi 2 2 4
16. D3 Rekam Medis 1 1 2
17. D3 Kesehatan Lingkungan 0 0 0
17. D3 Refraksi Optsisi 0 1 1
17. D3 Fisioterapi 0 1 1
17. D3 Radiologi 0 1 1
JUMLAH 101

3. Rincian Tenaga Kerja Lainnya


STATUS
No KUALIFIKASI KEPEGAWAIAN JUMLAH
PNS NON PNS
1. Petugas Keamanan 3 3
2. Petugas Kebersihan 3 3
3. Petugas Laundry 1 1
4. Petugas Taman 0 0
5. Supir Ambulan 2 2
6. Petugas Listrik 1 1 2
7. Petugas Oksigen 1 1
JUMLAH 12

B. Kebijakan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)


1. Kebijakan Puskesmas Arjasa dalam Mengembangkan SDM antara lain:
Proyeksi Tenaga Non Kesehatan
Jumla Pemenuhan
Kebutuha Kekuranga
No Kualifikasi h Saat 201 201 202 202 202
n n
Ini 8 9 0 1 2
Sarjana
1.
Akuntansi 0 0 0 0 0 0 0 0
Sarjana
2.
Manajemen 0 1 1 0 1 0 0 0
3. Sarjana IT 0 1 1 0 0 1 0 0
Sarjana
4.
Psikologi 0 0 0 0 0 0 0 0
D3
5.
Anastesi 0 0 0 0 0 0 0 0
D3
6.
Manajemen 0 0 0 0 0 0 0 0
D3
7.
Akupuntur 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 0 2 2 0 1 1 0 0

2. Pengelolaan Sumber Daya Manusia


a. Penerimaan pegawai
Puskesmas Arjasa dalam hal penerimaan Pegawai Negeri Sipil
(PNS) tidak memiliki wewenang untuk melaksanakannya.Apabila
Puskesmas Arjasa dinyatakan sebagai Unit Kerja yang menerapkan PPK-
BLUD, maka Puskesmas Arjasa mendapatkan kewenangan untuk
melaksanakan rekrutmen pegawai non PNS dengan tetap berpedoman pada
Peraturan Kepala Daerah berdasarkan kompetensi dan kebutuhan praktek
bisnis yang sehat.
b. Persyaratan Calon Pegawai
Pemimpin BLUD mempunyai wewenang untuk menetapkan
Persyaratan untuk posisi Calon Pegawai Non PNS BLUD, kebijakan
selanjutnya diatur berdasarkan Surat Keputusan Kepala Puskesmas .........
(Tuliskan kebijakan persyaratan pegawai)

c. Pengangkatan calon pegawai


Berdasarkan Permendagri 79 Tahun 2018 pengangkatan pegawai
non PNS disesuaikan dengan kebutuhan jumlah dan komposisi yang
disetujui PPKD. Kebijakan selanjutnya diatur berdasarkan Surat Keputusan
Kepala Puskesmas ......... (Tuliskan kebijakan pengangkatan pegawai)
d. Penempatan Pegawai
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
1996 tentang tenaga Kesehatan antara lain disebutkan penyelenggaraan dan
atau pimpinan sarana kesehatan bertanggung jawab atas pemberian
kesempatan kepada tenaga kesehatan yang ditempatkan dan/atau bekerja
pada sarana kesehatan bersangkutan untuk meningkatkan ketrampilan atau
pengetahuan. Berdasarkan Permendagri 79 Tahun 2018 penempatan
pegawai non PNS disesuaikan dengan kebutuhan jumlah dan komposisi
yang disetujui PPKD. Kebijakan selanjutnya diatur berdasarkan Surat
Keputusan Kepala Puskesmas Arjasa tentang Penempatan pegawai.
e. Batas Usia & Masa Kerja
Berdasarkan Permendagri No 79 Tahun 2018 Jenjang karir yang
berkaitan dengan pegawai non PNS diberlakukan sistem kontrak dan tetap,
dengan masa jabatan paling lama 5 tahun dan dapat diangkat kembali dan
dapat diangkat kembali untuk 1 kali masa jabatan dalam periode berikutnya
dengan usia maksimal 60 tahun.
f. Jenjang karir termasuk reward and punishment
Jenjang karir yang berkaitan dengan pegawai non PNS diberlakukan
sistem kontrak dan tetap, dengan masa jabatan paling lama 5 tahun dan
dapat diangkat kembali dan dapat diangkat kembali untuk 1 kali masa
jabatan dalam periode berikutnya dengan usia maksimal 60 tahun. Selain itu
mengenai penilaian kinerja, tidak hanya semata-mata menilai baik buruknya
kinerja Karyawan tetapi menjadi bahan penilaian kepada organisasi
Puskesmas, terkait beban kerja puskesmas beban kerja SDM puskesmas,
keterbatasan sumberdaya dapat dimanfaatkan sebagai dasar pemberian
penghargaan (reward) sekaligus sanksi (punishment) bagi SDM Puskesmas,
penghargaan dapat diberikan dalam bentuk finansial (insentif) dan non
finansial sedangkan punishment berupa sangsi.
1) Penghargaan Non Finasial, antara lain :
a) Kesempatan berupa keikkutsertaan dalam pelatihan/ seminar/
lokarya dengan didanai oleh puskesmas
b) Kesempatan untuk mengikuti Tugas Belajar/Ijin Belajar
c) Pengembangan Karier
2) Penghargaan Finansial
Penghargaan finasial dapat berupa pemberian insentif sesuai dengan
anggaran tersedia.
3) Sanksi (Punishment)
Sanksi yang diberikan kepada PNS tetap mengacu kepada PP 53 Tahun
2010. Adapun beberapa sanksi yang bisa diterapkan adalah :
a) Sanksi berat berupa turunnya jabatan
b) Sanksi Sedang diberikan dalam bentuk penundaan promosi
c) Sangsi Ringan diberikan dalam bentuk teguran lisan maupun
tertulis
Diadakannya reward dan punishment ini bertujuan untuk
memberikan motivasi kerja bagi pegawai secara optimal yang diharapkan
dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat.
g. Hak dan Kewajiban
Setiap calon Pegawai Non PNS yang lolos dalam proses seleksi
memiliki hak dan kewajiban sebagai berikut :
Hak Pegawai Non PNS Puskesmas .....
a. ............... (Tuliskan Kebijakan pada Peraturan Bupati tentang Hak
pegawai Non PNS BLUD)
Kewajiban yang harus dipenuhi oleh pegawai Non PNS Puskesmas......
a. ............... (Tuliskan Kebijakan pada Peraturan Bupati tentang
Kewajiban pegawai Non PNS BLUD)

h. Kebijakan Sistem Remunerasi


Remunerasi adalah suatu imbalan kerja yang berupa gaji, tunjangan
tetap, honorarium, insentif, bonus atas prestasi, pesangon dan/atau pensiun.
Sistem remunerasi diatur berdasarkan Peraturan Kepala Daerah berdasarkan
usulan Pemimpin dengan mempetimbangkan prinsip proporsionalitas,
kesetaraan, kepatutan, kewajaran dan kinerja, selain itu peraturan
remunerasi dapat memperlihatkan indeks harga daerah. Remunerasi dari
pejabat keuangan dan pejabat teknis ditetapkan paling banyak sebesar 90%
dari reunerasi pemimpin. Penghasilan pegawai di PuskesmasArjasa
meliputi
1) Gaji, meliputi gaji pokok, dan tunjangan-tunjangan, untuk seluruh
SDM berstatus Pegawai Negeri Sipil yang ketentuan pelaksanaannya
berdasarkan:
a) PP 15 Tahun 2019
b). .........................................
2) Honor, yaitu untuk tenaga honorer dan pegawai harian lepas
bersumber dari APBD dan BLUD
i. Pemutusan Hubungan Kerja
Pemutusan hubungan kerja untuk pegawai berstatus Non PNS
berpedoman pada :
1. Keputusan Kepala Puskesmas Arjasa tentang Hukuman Disiplin
Pegawai
2. SK Perjanjian Kontrak antara Kepala Puskesmas dengan Tenaga Medis
1.5 Prosedur Kerja

Prosedur kerja merupakan tahapan kegiatan yang dilakukan dalam melaksanakan


kegiatan yang menggambarkan wewenang/tanggungjawab masing-masing jabatan dan
prosedur yang dilakukan dalam pelaksanaan tugas di Puskesmas Arjasa
A. SOP Pelayanan (...........diisi sesuai dengan SOP yang ada di Puskesmas ........
(diisi nama Puskesmas))

B. SOP pada Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) Puskesmas Arjasa

1. SOP Pelayanan Gawat Darurat;


i. SOP Penerimaan Pasien;
ii. SOP Pemulangan Pasien;
iii. SOP Peengukuran TTV
iv. SOP Kumbah Lambung
v. SOP Transpor Pasien
vi. SOP Cara Pengendalian Infeksi
vii. SOP Pasang infuse
viii. SOP Pencabutan infuns
ix. SOP Pemasangan O2 Nasal
x. SOP Injeksi Im
xi. SOP Injeksi IV
xii. SOP Injeksi SC
xiii. SOP Pemasangan Nebulizer
xiv. SOP Pemberian obat oral
xv. SOP Rawat Luka
xvi. SOP Pemasangan masker
xvii. SOP Pemakaian sandal ruangam
xviii. SOP Penggunaan handscoon steril
xix. SOP Verbending
xx. SOP Hecting
xxi. SOP Posisi semi fowler
xxii. SOP Angkat Jahitan
xxiii. SOP Anafilaktik Shock
xxiv. SOP Insisi Abses
xxv. SOP Kegawatdaruratan
xxvi. SOP Rehidrasi
xxvii. SOP Penanganan Luka Bakar dan
xxviii. SOP Pembayaran Pasien:
a) Tunai
b) Non Tunai
2. SOP Pelayanan Rawat Jalan;
i. SOP Penerimaan Pasien;
ii. SOP Pemulangan Pasien; dan
iii. SOP Pembayaran Pasien:
a) Tunai
b) Non Tunai
3. SOP Pelayanan Rawat Inap;
i. SOP Penerimaan pasien
ii. SOP Pemulangan Pasien
iii. SOP Pemberian obat suppositoria
iv. SOP pemberian obat oral
v. SOP Pengukuran TTV
vi. SOP Pemasangan Uro Kateter
vii. SOP Pencabutan Uro Kateter
viii. SOP Injeksi Im, SC, IV
ix. SOP Pemasangan Infus
x. SOP Pelepasan/ aff infuse
xi.
xii. SOP Pembayaran Pasien
a) Tunai
b) Non Tunai
4. SOP Persalinan;
5. SOP Pelayanan Laboratorium ;
6. SOP Pelayanan Farmasi;
7. SOP Pelayanan Gizi;
8. SOP Pelayanan Pasien Keluarga Miskin;
9. SOP Pelayanan Rekam Medik;
10.SOP Pengelolaan Limbah;
11.SOP Administrasi dan Manajemen;
12.SOP Pelayanan Ambulans dan Mobil Jenazah;
13.SOP Pelayanan Laundry;
14.SOP Pemeliharaan;
15.SOP Pencegahan dan Pengendalian Infeksi; dan
16.SOP Pelayanan Keamanan
C. SOP pada Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Puskesmas Arjasa

1. SOP Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil;


2. SOP Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin;
3. SOP Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir;
4. SOP Pelayanan Kesehatan Balita;
5. SOP Pelayanan Kesehatan pada Usia Pendidikan Dasar;
6. SOP Pelayanan Kesehatan pada Usia Produktif;
7. SOP Pelayanan Kesehatan pada Usia Lanjut;
8. SOP Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi;
9. SOP Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus;
10.SOP Pelayanan Keseharan Orang dengan Gangguan Jiwa Berat;
11.SOP Pelayanan Kesehatan Orang dengan Tuberkulosis (TB); dan
12.SOP Pelayanan Kesehatan Orang dengan Risiko Terinfeksi HIV
D. SOP Selain Pelayanan

1. SOP Pegawai
a. SOP Kenaikan Pangkat Reguler
b. SOP Kenaikan Pangkat Struktural
c. SOP Kenaikan pangkat Jabatan Fungsional tertentu
d. SOP Kenaikan Gaji Berkala
e. SOP Cuti ( Besar, Bersalin, Sakit, Tahunan, Alasan Penting)
f. SOP Pengembangan dan Kompetensi
g. SOP Pemberhentian Pegawai
h. SOP Surat Masuk Surat Keluar
i. SOP Lokakarya Mini
j.SOP Pembinaan Kepegawaian
k. SOP Hukuman Disiplin Pegawai
l.SOP Pembuatan Karis/ Karsu
m. SOP Pembuatan Taspen
n. SOP Pembuatan Karpeg
o. SOP Pengusulan PNS
p. SOP Pengangkatan Pertama dalam jabatang Fungsional

2. SOP Sarana dan Prasarana


a. SOP Pengadaan Barang
b. SOP Pemeliharaan Pemeliharaan
c. SOP Penghapusan Barang
PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA

2.1 Akuntabilitas

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri 79 Tahun 2018, akuntabilitas

merupakan kejelasan fungsi, struktur, sistem yang dipercayakan pada BLUD agar

pengelolaannya dapat dipertanggungjawabkan. Akuntabilitas terdiri dari akuntabilitas

program, akuntabilitas kegiatan, dan akuntabilitas keuangan, akuntabilitas kinerja

pelayanan publik, akuntabilitas biaya pelayanan publik, dan akuntabilitas laporan

pengelolaan keuangan.

1. Akuntabilitas Program

Akuntabilitas program dibuat untuk setiap tahapan, mulai dari tahap:

a) Perencanaan

Perencanaan program dilakukan dengan rapat bersama mengusulkan

program dan kegiatan yang berasal dari masing-masing unit di Puskesmas

Arjasa Rapat bersama tersebut juga membahas dan menetapkan program-

program yang akan diprioritaskan untuk dilaksanakan. Hasil keputusan

rapat kemudian dituangkan dalam dokumen perencanaan yaitu rencana

bisnis dan anggaran (RBA) disertai dengan target capaian program dan

indikator program.

b) Pelaksanaan

Pelaksanaan program-program di Puskesmas Arjasa mengacu pada

RBA dan DPA. Pelaksanaan program dilakukan dengan menunjuk

penanggung jawab program.

c) Pengukuran
Pengukuran pelaksanaan program-program dilakukan berdasarkan

realisasi capaian program dibandingkan dengan targetnya oleh masing-

masing unit.

d) Pelaporan

(a) Pelaporan pelaksanaan program dilakukan oleh penanggung jawab

program secara periodik, yaitu bulanan, triwulanan, semesteran dan

tahunan. Pelaporan pelaksanaan program di pusat dan dari unit-unit

pelaksana yang ditujukan ke bagian perencanaan umum dan keuangan

untuk dikompilasikan dan dilaporkan menjadi laporan akuntabilitas

dan kinerja Puskesmas Arjasa.

(b) Laporan akuntabilitas dan kinerja Puskesmas Arjasa memuat capaian

realisasi program dibandingkan dengan targetnya dan disertai dengan

faktor-faktor penyebab keberhasilan pencapaian program dan/atau

tidak tercapainya target.

(c) Laporan akuntabilitas dan kinerja Puskesmas Arjasa disampaikan tiap

semester dalam satu tahun anggaran dan disusun mengacu pada

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang pelaporan

keuangan dan kinerja instansi pemerintah.

e) Pemantauan dan pengawasan

Pemantauan dilakukan secara teratur dan berkesinambungan yang

dilaksanakan secara bulanan, triwulanan, semesteran dan tahunan.

Pemantauan dilakukan oleh penanggung jawab program masing-masing unit

pelaksana kepada atasan/pimpinan. Pelaksanaan pemantauan juga

melibatkan pihak-pihak terkait baik dari unsur pelaksana maupun fungsi

pengawasan internal/SPI. Hasil pemantauan sebagai evaluasi dan


pengukuran kinerja pelaksanaan program dan/atau sebagai rekomendasi

yang disampaikan kepada kepala Puskesmas untuk mendapatkan perhatian

dan tindak lanjut terhadap hal-hal yang memerlukan tindak lanjut.

2. Akuntabilitas Kegiatan

Akuntabilitas kegiatan dibuat untuk setiap tahapan, mulai dari tahap:

1. Perencanaan

Perencanaan program dilakukan dengan usulan program dan

kegiatan yang berasal dari masing-masing unit di Puskesmas Arjasa Rapat

bersama membahas dan menetapkan program-program yang akan

diprioritaskan untuk dilaksanakan. Hasil keputusan rapat kemudian

dituangkan dalam dokumen perencanaan yaitu rencana bisnis dan anggaran

(RBA) disertai dengan target capaian program dan indikator

program/outcome.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan-kegiatan di Puskesmas Arjasa mengacu pada

RBA dan DPA. Kegiatan dilaksanakan oleh unit yang mengajukan proposal,

dan telah disesuaikan dengan RBA dan DPA yang telah disahkan.

3. Pengukuran

Setiap kegiatan yang telah dilaksanakan harus diukur kinerjanya baik

input, proses, dan output sebagaimana telah tercantum dalam perencanaan.

Proses pengukuran pelaksanaan kegiatan/kinerja ini dilakukan dengan

membandingkan realisasi capaian kegiatan dengan target outputnya oleh

masing-masing unit. Setiap gap/variance harus dapat dijelaskan mengapa

terjadi, sehingga perbaikan kinerja dapat dilakukan secara terus-menerus.


4. Pelaporan

(a) Pelaporan pelaksanaan program dilakukan oleh penanggung jawab

program secara periodik, yaitu bulanan, triwulanan, semesteran dan

tahunan. Pelaporan pelaksanaan program di pusat dan dari unit-unit

pelaksana ditujukan ke bagian perencanaan umum dan keuangan

untuk dikompilasikan dan dilaporkan menjadi laporan akuntabilitas

dan kinerja Puskesmas Arjasa.

(b) Laporan akuntabilitas dan kinerja Puskesmas Arjasa memuat capaian

realisasi program dibandingkan dengan targetnya dan disertai dengan

faktor-faktor penyebab keberhasilan pencapaian program dan/atau

tidak tercapainya target.

(c) Laporan akuntabilitas dan kinerja Puskesmas Arjasa disampaikan tiap

semester dalam satu tahun anggaran dan disusun mengacu pada

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.

(d) Pemantauan dan Pengawasan

Pemantauan dilakukan secara teratur dan berkesinambungan yang

dilaksanakan secara bulanan, triwulanan, semesteran dan tahunan.

Pemantauan dilakukan oleh penanggung jawab program masing-masing unit

pelaksana kepada atasan/pimpinan. Pelaksanaan pemantauan juga

melibatkan pihak-pihak terkait baik dari unsur pelaksana maupun fungsi

pengawasan internal/SPI. Hasil pemantauan sebagai evaluasi dan

pengukuran kinerja pelaksanaan program dan/atau sebagai rekomendasi

yang disampaikan kepada kepala Puskesmas untuk mendapatkan perhatian

dan tindak lanjut terhadap hal-hal yang memerlukan tindak lanjut.


3. Akuntabilitas Keuangan

Akuntabilitas keuangan dibuat untuk setiap tahapan, mulai dari tahap :

1) Perencanaan

a) Perencanaan keuangan dilakukan berdasarkan kebijakan umum

anggaran yang ditetapkan dalam rapat pimpinan dan rapat

pembahasan mengenai anggaran per program/kegiatan, unit-unit

pelaksana di lingkungan Puskesmas Arjasa mengajukan anggaran

mengacu pada rencana-rencana kegiatan yang telah dituangkan dalam

RBA dan pelaksanaan/realisasi keuangan berdasarkan pada kegiatan

yang telah dilaksanakan (pagu ideal).

b) Pembahasan anggaran dilakukan secara berjenjang yang bertujuan

agar anggaran benar-benar ditujukan untuk mencapai visi dan misi

Puskesmas. Setiap anggaran yang disusun oleh unit/instalasi, juga

harus mencantumkan indikator input, proses, dan output, sehingga

setiap rupiah yang nantinya akan dibelanjakan dapat

dipertanggungjawabkan dengan baik.

c) Setiap anggaran harus tercantum dalam RBA yang disampaikan,

kemudian akan ditetapkan sebagai pagu sementara. RKA yang

dilampirkan dengan RBA Puskesmas Arjasa disampaikan DPRD.

Hasil keputusan berupa pagu definitif.

d) Setelah mendapat persetujuan DPRD, Kementerian Keuangan

menerbitkan rincian Satuan Anggaran Per Satuan Kerja (SAPSK) dan

menjadi acuan dalam menyesuaikan anggaran di RKA. RBA yang

telah dilakukan penyesuaian tersebut ditandatangani oleh Pemimpin


BLUD/Kepala Puskesmas sebagai RBA Definitif. Pengesahan dengan

mengacu pada RBA hasil pembahasan.

2) Pelaksanaan

Pelaksanaan keuangan di Puskesmas Arjasa mengacu pada RBA dan

DPA.

a) Pelaksanaan keuangan yang bersumber dari dana APBN rupiah murni

mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 66

Tahun 2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran atas Beban

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Dengan berpedoman pada

peraturan ini, mekanisme pelaksanaan keuangan dilakukan dengan

mengacu pada prosedur penggunaan DPA BLUD. Pejabat yang

bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan mengajukan Surat

Permintaan Pembayaran (SPP) beserta dokumen pendukungnya

kepada Kepala Biro Perencanaan Umum dan Keuangan. Setelah

melakukan pengujian secara substansi, kelengkapan berkas dan

kelayakan SPP, Kepala Biro Perencanaan Umum dan Keuangan

menyampaikan SPP kepada Kepala Puskesmas untuk memperoleh

persetujuan penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM). SPM yang

telah disetujui dan ditandatangani oleh Kepala Puskesmas Arjasa

sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) disampaikan ke Kantor

Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). KPPN menguji SPM

tersebut baik secara substansi maupun formal, hasil pengujian tersebut

menjadi dasar bagi KPPN untuk menerbitkan Surat Perintah Pencairan

Dana (SP2D). SP2D yang telah diterbitkan oleh KPPN di sampaikan

ke Bank Operasional mitra kerja Puskesmas untuk SPM Belanja


Pegawai, sedangkan SPM Non belanja Pegawai dicairkan oleh

rekanan berdasarkan prestasi kerja ke banknya masing-masing.

b) Pelaksanaan keuangan yang bersumber dana APBN-PNBP

berpedoman pada SPO Kegiatan Keuangan Internal yang telah

diketahui dan disetujui oleh Kepala Puskesmas, antara lain:

(1) Pendapatan dari jasa layanan yang diberikan oleh Puskesmas

Arjasa hibah yang diterima langsung, dan pendapatan dari hasil

kerja sama dengan pihak lain disetorkan kepada Bendahara

Penerimaan dengan disertai bukti transaksi.

(2) Kegiatan yang telah dilaksanakan dan anggaran yang disediakan

untuk melaksanakan kegiatan tersebut diajukan kepada Bagian

Perencanaan Umum dan Keuangan. Di Bagian Perencanaan

Umum dan Keuangan dilakukan pengujian substantif dan formal

kemudian melalui Bendahara Pengeluaran dimintakan

persetujuan kepada Kepala Puskesmas sebagai KPA. Apabila

KPA setuju untuk melakukan pengeluaran maka, atas kegiatan

tersebut pembayaran dapat dilakukan. Terhadap belanja barang

yang menunjang kegiatan utamanya dapat dimintakan uang

persediaan (UP) yang sifatnya dapat diisi kembali sesuai dengan

usulan kegiatan yang dapat didanai dengan UP.

(3) Setiap triwulan, Kepala Puskesmas melakukan pengesahan

pendapatan yang telah diterima dan belanja yang telah

dikeluarkan selama triwulan tersebut ke daerah, yaitu dengan

mengajukan SPM Pengesahan dan oleh daerah akan diterbitkan

SP2D Pengesahan.
3) Pengukuran

Proses pengukuran pelaksanaan kegiatan/kinerja keuangan ini

dilakukan dengan membandingkan realisasi capaian keuangan dengan

anggaran. Setiap pengeluaran memperhatikan prinsip efisiensi dan

penganggaran berbasis kinerja. Setiap gap/variance harus dapat

dijelaskan mengapa terjadi, sehingga perbaikan kinerja dapat dilakukan

secara terus-menerus.

4) Pelaporan

Pelaporan Keuangan di Puskesmas mengacu pada Peraturan

Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintah.

a) Pelaporan keuangan Puskesmas Arjasa setelah ditetapkan sebagai

Puskesmas PPK BLUD mengacu pada Standar Akuntansi

Keuangan yang diterbitkan oleh Asosiasi Profesi Akuntansi

Indonesia;

b) Laporan Keuangan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71

Tahun 2010 terdiri dari:

1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA);

2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan

Perubahan SAL);

3. Neraca;

4. Laporan Operasional (LO);

5. Laporan Arus Kas (LAK);

6. Laporan Perubahan Ekuitas; dan

7. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).


5) Pemantauan dan Pengawasan

a) Pemantauan dan pengawasan;

b) Pemantauan dilakukan secara teratur dan berkesinambungan

yang dilaksanakan setiap bulan, semesteran, dan akhir tahun;

c) Pemantauan dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan masing-

masing unit pelaksana. Pelaksanaan pemantauan juga

melibatkan pihak-pihak terkait seperti fungsi pengawasan

internal;

d) Hasil pemantauan disampaikan kepada Kepala Puskesmas

Arjasa oleh fungsi pengawasan internal, sebagai evaluasi dan

pengukuran kinerja pelaksanaan keuangan dari masing-masing

unit/instalasi pelaksana;

e) Pengawasan keuangan Puskesmas Arjasa secara menyeluruh

dilaksanakan oleh Dewan dan Inspektorat Jenderal dan hasil

pengawasan tersebut beserta rekomendasinya

disampaikan kepada Pemimpin BLUD;

f) Pengawasan eksternal dilakukan oleh Auditor Eksternal dan

hasil.

4. Akuntabilitas Kinerja Pelayanan Publik

a. Akuntabilitas kinerja pelayanan dimaksudkan untuk

mempertanggungjawabkan:

a) Tingkat keakurasian pelayanan;

b) Profesionalisme  petugas  pelayanan;

c) Kelengkapan sarana dan prasarana pelayanan;  dan

d) Kejelasan aturan.
b. Akuntabilitas kinerja pelayanan publik harus dilakukan sesuai dengan

standar yang telah ditetapkan, dan penyimpangan terhadap akuntabilitas

kinerja pelayanan publik harus diberikan kompensasi terhadap penerima

pelayanan. Masyarakat juga diharapkan dapat melakukan penilaian terhadap

kinerja pelayanan sesuai mekanisme yang berlaku.

c. Sebagai bentuk akuntabilitas kinerja pelayanan publik, Puskesmas Arjasa

membuat suatu laporan kinerja pelayanan secara berkala

(bulanan/triwulanan/semesteran/tahunan). Selain itu Puskesmas Arjasa juga

membuat Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang dapat digunakan untuk

membandingkan antara kinerja aktual dengan kinerja standar.

5. Akuntabilitas Biaya Pelayanan Publik

Akuntabilitas ini dimaksudkan untuk menilai kelayakan biaya pelayanan

yang dikeluarkan oleh Puskesmas Arjasa sebagai dasar penilaian mengacu pada

standar analisis biaya.

6. Akuntabilitas Laporan Pengelolaan Keuangan

1) Pengelolaan keuangan BLUD dipertanggungjawabkan secara periodik

kepada para stakeholder baik internal dan eksternal.

2) Periodisasi pertangungjawaban keuangan.

2.2 Transparansi

Transparasi mengungkapkan aspek transparasi yang dimiliki dan/atau akan

dikembangkan serta mekanisme pengendalian internal untuk menciptakan transparansi.

Ketersediaan informasi kepada publik misalnya informasi dan media apa saja yang

dapat diakses dengan mudah oleh publik.


Transparansi pelayanan publik meliputi:

1. Manajemen dan Penyelenggaraan Publik

Manajemen dan penyelenggaraan publik meliputi kebijakan, perencanaan,

pelaksanaan dan pengawasan oleh masyarakat.

2. Prosedur Pelayanan

Rangkaian proses atau tata kerja yang berkaitan satu sama lain, sehingga

menunjukkan adanya tahapan secara jelas dan pasti serta cara-cara yang harus

ditempuh dalam rangka penyelesaian suatu pelayanan. Prosedur pelayanan publik

harus sederhana, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan.

Secara umum bagan alur mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Petunjuk kerja bagi pemberi pelayanan;

b. Informasi bagi  penerima pelayanan;

c. Media publikasi secara terbuka pada semua unit pelayanan;

d. Pendorong terwujudnya sistem dan mekanisme kerja yang efektif dan

efisien; dan

e. Pengendali atau kontrol dan acuan bagi masyarakat maupun aparat dalam

penilaian terhadap konsistensi pelaksanaan kerja.

Dalam pembuatan bagan alir perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Bagan alir harus mampu menggambarkan proses pelayanan, petugas yang

bertanggungjawab untuk setiap tahap pelayanan, unit kerja terkait, waktu

dan dokumen yang diperlukan selama proses pelayanan, dan biaya yang

harus ditanggung oleh penerima pelayanan, bila ada.

b. Bagan alir harus dibuat sesuai dengan kebutuhan unit kerja masing-masing.
c. Ukuran dan penempatan bagan alir harus mudah dilihat dan dibaca oleh

penerima pelayanan.

3. Persyaratan Teknis dan Administrasi Pelayanan

Persyaratan yang harus dipenuhi oleh masyarakat yang akan memperoleh

pelayanan. Persyaratan tersebut harus diinformasikan secara jelas kepada

penerima pelayanan.

4. Perincian Biaya Pelayanan

Segala biaya pelayanan dan rinciannya sebagai imbalan atas pemberian

pelayanan harus ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan. Biaya tersebut harus diinformasikan secara jelas

kepada penerima pelayanan. Setelah menjadi BLUD, Puskesmas perlu didukung

dengan sistem pembiayaan yang memadai dan menunjang sistem penetapan tarif

yang otonom sebagai sistem terpadu dalam pembiayaan Puskesmas.

Pengertian tarif adalah sebagian atau seluruh biaya penyelenggaraan

kegiatan pelayanan di Puskesmas, yang dibebankan kepada pasien sebagai

imbalan atas jasa pelayanan yang diterima.

a. Biaya penyelenggaraan Puskesmas dipikul bersama oleh masyarakat

(pasien) dan pemerintah daerah dengan memperhatikan kemampuan

keuangan daerah dan keadaan sosial ekonomi masyarakat;

b. Tarif Puskesmas dihitung atas dasar unit cost dari setiap jenis pelayanan

dan kelas perawatan dengan memperhatikan kemampuan ekonomi

masyarakat dan tarif Puskesmas lain; dan

c. Penetapan unit cost didasarkan pada perhitungan fixed cost dan variable

cost atas pelayanan dan pemakaian sarana dengan memperhatikan standar

akuntansi biaya Puskesmas.


1) Fixed cost terdiri dari:

a) Biaya jasa pelayanan

b) Biaya sarana prasarana

2) Variabel cost terdiri dari:

a) Biaya tenaga kerja langsung

b) Biaya bahan habis pakai

c) Biaya makan dan minum pasien

d) Biaya bahan dan reagen pemeriksaan penunjang medik

e) Biaya bahan penunjang lainnya.

Besaran tarif untuk semua jenis pelayanan selain kelas III ditetapkan oleh

Kepala Puskesmas.

1. Tarif pelayanan kesehatan dikelompokkan, menjadi:

a. Pelayanan Rawat Jalan;

b. Unit Gawat Darurat;

c. Poliklinik; dan

d. Pelayanan Rawat Inap.

2. Tarif pelayanan berdasarkan jenisnya, meliputi :

Pelayanan Medik;

a. Pelayanan Penunjang Medik;

b. Pelayanan Non Medik.

5. Waktu Penyelesaian Pelayanan

Kepastian dan kurun waktu penyelesaian pelayanan harus diinformasikan

secara jelas kepada penerima pelayanan. Pemberian pelayanan hendaknya


dilakukan dengan asas first come first served, yaitu yang pertama datang adalah

yang pertama kali dilayani

6. Pejabat yang berwenang dan Bertanggung Jawab

Pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab memberikan pelayanan

harus jelas (mudah diketahui/memakai tanda pengenal) serta harus dapat

menciptakan citra positif terhadap penerima pelayanan.

7. Lokasi pelayanan

Tempat dan lokasi pelayanan harus jelas, tetap (tidak berpindah-pindah),

mudah dijangkau, dan dilengkapi sarana dan prasarana yang memadai atau bila

memungkinkan dibentuk Unit Pelayanan Terpadu (UPT)

8. Janji pelayanan

Janji pelayanan merupakan komitmen tertulis unit kerja instansi pemerintah

dalam menyediakan pelayanan kepada masyarakat.

9. Standar Pelayanan Publik

Standar Pelayanan Publik merupakan ukuran kualitas kinerja yang

dibakukan dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang wajib ditaati oleh

pemberi dan/atau penerima. Standar pelayanan publik hendaknya realistis, jelas

dan mudah dimengerti.

10. Informasi pelayanan

Setiap instansi pemerintah harus melakukan publikasi dan/atau sosialisasi

kepada masyarakat mengenai prosedur, persyaratan, biaya, waktu, standar, janji

pelayanan/motto, lokasi, dan petugas yang bertanggung jawab. Hal yang sangat

penting bagi stakeholder adalah kemudahan mendapatkan informasi mulai dari

program, kegiatan, pelaksanaan pelayanan sampai dengan pertanggungjawaban.

Media yang akan digunakan dalam rangka transparansi tersebut adalah dengan
media cetak serta media IT yaitu melalui website dan email

puskesmasarjasa@yahoo.com.Untuk program rintisan pelayanan medik dan

pelayanan kesehatan juga akan dibuatkan sistem informasi manajemen yang

mencakup informasi secara detail pelayanan, keuangan, kepegawaian dan

informasi lainnya.

2.3 Responsibilitas

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 tahun 2018, merupakan

kesesuaian atau kepatuhan di dalam pengelolaan organisasi terhadap prinsip bisnis

yang sehat serta perundang-undangan, termasuk yang berkaitan dengan masalah pajak,

perlindungan lingkungan hidup, kesehatan/keselamatan kerja, standar penggajian dan

persaingan yang sehat. Prinsip responsibilitas diharapkan dapat membantu pemerintah

dalam mengurangi kesenjangan pendapatan dan kesempatan kerja untuk masyarakat.

Pegawai puskesmas untuk puskesmas yang telah menjadi BLUD adalah pegawai

PNS dan Non PNS. Puskesmas Arjasa akan membutuhkan juga pegawai bidang non

kesehatan sehingga bagi daerah setempat dan sekitarnya akan mendapatkan manfaat

berupa lapangan pekerjaan. Selain itu Puskesmas Arjasa juga akan bertanggung jawab

atas lingkungan sekitar puskesmas apabila operasional puskesmas mengganggu

kenyamanan/keselamatan masyarakat sekitar.

2.4 Independensi

Independensi merupakan kemandirian pengelolaan organisasi secara profesional

tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun yang tidak

sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip bisnis yang sehat. Sehingga

diharapkan setelah menjadi BLUD, SKPD mampu menghidupi dirinya sendiri secara

operasional.
Puskesmas Arjasa setelah menjadi BLUD diberikan fleksibilitas dalam

pengelolaan keuangan untuk operasional Puskesmas. Fleksibilitasnya berupa

keleluasaan untuk menerapkan praktik-praktik bisnis yang sehat untuk meningkatkan

pelayanan kepada masyarakat, seperti pengecualian dari ketentuan pengelolaan

keuangan daerah pada umumnya.

2.5 Kebijakan Pengelolaan Lingkungan dan Limbah

1) Tujuan Pengelolaan Lingkungan Limbah

Tujuan pengelolaan lingkungan limbah adalah terciptanya cara kerja,

lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman dan dalam rangka meningkatkan

derajat kesehatan pegawai Puskesmas Arjasa

2) Manfaat Pengelolaan Lingkungan Limbah

Manfaat pengelolaan lingkungan limbah Puskesmas Arjasa, antara lain:

a. Melindungi pegawai dari Penyakit Akibat Kerja (PAK);

b. Mencegah terjadinya Kecelakaan Akibat Kerja (KAK);

c. Meningkatkan standar kualitas dalam menjalankan pelayanan kesehatan;

d. Mempertahankan kelangsungan operasional Puskesmas;

e. Kepuasaan pasien dan pengunjung; dan

f. Meningkatkan citra Puskesmas.

3) Organisasi Pelaksana Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Pelaksana K3 merupakan unit organisasi fungsional yang dipimpin oleh

ketua yang bertanggung jawab langsung kepada Kepala Puskesmas Arjasa.

4) Kegiatan Pengelolaan Lingkungan dan Limbah

a. Identifikasi sumber bahaya, penilaian dan pengendalian faktor risiko.

Identifikasi sumber bahaya dengan mempertimbangkan kondisi dan


kejadian yang akan menimbulkan potensi bahaya dan jenis kecelakaan dan

Penetapan Areal Kerja (PAK) yang mungkin dapat terjadi. Sumber bahaya

yang ada di Puskesmas diidentifikasi dan dinilai untuk menentukan tingkat

risiko yang merupakan tolak ukur kemungkinan terjadinya kecelakaan dan

PAK. Pengendalian faktor resiko dilakukan dengan sarana/peralatan lain

yang tingkat risikonya lebih rendah/tidak ada, administrasi dan alat

pelindung pribadi.

b. Pengelolaan lingkungan dan limbah Puskesmas diwujudkan dalam SPO

sesuai dengan peraturan, yang bersifat dinamis sehingga memungkinkan

dilakukan evaluasi, diperbaharui dan dikomunikasikan kepada semua

pegawai Puskesmas dan stakeholders.

c. Proses pengololaan limbah di Puskesmas

1) Klasifikasilimbah B3 yang berasaldaripuskesmasadalah:

a) LimbahInfeksius

Limbahinfeksiusadalahlimbah yang

didugamengandungpatogen (bakteri, virus, parasit, ataujamur)

dalamkonsentrasiataujumlah yang

cukupuntukmenyebabkanpenyakit pada penjamu yang rentan.

Limbah yang termasukdalamkategoriinimeliputi:

(1) Kultur dan stokageninfeksiusdariaktivitaslaboratorium.

(2) Limbahbuanganhasiloperasi dan otopsipasien yang

menderitapenyakitmenular, misalnya :jaringan dan

materiatauperalatan yang terkenadarahataucairantubuhlain.

(3) Limbahpasien yang

menderitapenyakitmenulardaribangsalisolasimisalnya:
ekskreta, pembalutlukabedah, luka yang terinfeksi, pakaian

yang terkenadarahpasien, ataucairantubuh yang lain.

b) LimbahPatologis

Limbahpatologisterdiridarijaringan, organ, bagiantubuh,

janinmanusia dan bangkaihewan, darah dan cairantubuh.

c) Limbah Benda Tajam

Limbah Benda Tajam, adalahmateripadat yang

memilikisudutkurangdari 90 derajat, dapatmenyebabkanluka iris

atautusuk, misalnya : Jarumsuntik; Kacasediaan (preparat glass);

Infus set; Ampul/vial obat, dll.

d) LimbahFarmasi

Limbah farmasi adalahlimbah yang mengandungbahan-

bahanfarmasi, misalnya : mencakupprodukfarmasi, obat, vaksin,

serum yang sudahkadaluwarsa, tumpahanobat, dll;

Termasuksarungtangan, masker, dll.Limbahini juga

mencakupbarang yang

akandibuangsetelahdigunakanuntukmenanganiprodukfarmasi,

misalnyabotolataukotak yang berisiresidu, sarungtangan, masker,

slang penghubung, dan ampulobat.

e) LimbahGenotoksik

Limbahgenotoksiksangatberbahaya dan bersifatmutagenik,

teratogenik, ataukarsinogenik.

Limbahgenotoksikmencakupobatobatansitotoksiktertentu,

muntahan, urine atautinjapasien yang diterapidenganobat-


obatansitotoksik (seringdipakaidalamterapikanker), zatkimia,

maupunradioaktif.

f) Limbah Kimia

Limbah Kimia,adalahlimbah yang mengandungzatkimia

yang berasaldariaktifitas diagnostic, pemeliharaankebersihan, dan

pemberiandesinfektan, misalnya :formaldehid, zatkimiafotografis,

solven, dll.Limbahkimiamengandungzatkimia yang

berbentukpadat, cairmaupun gas.

Limbahinidikatakanberbahayajikamemilikisedikitnyasatudaribeber

apasifatberikut:

i) Toksik;

(1) Korosif (yaituasamdengan PH <2 dan basadengan PH>12);

(2) Mudahterbakar;

(3) Reaktif (mudahmeledak, bereaksidengan air,

rawangoncangan);

(4) Genotoksik (misalnya, obat-obatansitotoksik).

g) Limbah yang mengandunglogamberat

LimbahLogamBeratadalahlimbahmedis yang

mengandunglogamberatdalamkonsentrasitinggitermasukdalam sub

kategorilimbahberbahaya dan biasanyasangattoksik,

misalnya :Limbahlogammerkuri yang

berasaldaribocoranperalatankedokteran (thermometer, alat

pengukur tekanan darah).

Limbahkadmiumkebanyakanberasaldaribateraibekas, panel

kayutertentu yang
mengandungtimbalmasihdigunakandalampembatasanradiasisinar

X dan di bagiandiagnostik dan amalgam yang digunakan pada

kegiatantambalgigi.

h) LimbahKemasanBertekanan

Limbah Kemasan Bertekanan, adalahlimbahmedis yang

berasaldarikegiatan di instansikesehatan yang memerlukan gas,

misalnya : gas dalamtabung, carteidge dan kaleng aerosol.

i) LimbahRadioaktif

Limbahradioaktif juga mencakupbendapadat, cair dan gas

yang terkontaminasiradionuklida. Limbah yang

dihasilkanberupaperalatangelas, spuit, kertasisap, larutan,

ekskretapasien yang

menjalanipengobatanataupemeriksaandenganradionuklidaterbuka.

2) PengelolaanLimbah B3

Pengelolaanlimbah B3

puskesmassecaraefektifadalahmeliputipemilahan, pengumpulan,

penampungan, pangangkutan, Pemusnahan dan pembuanganakhir.

a) TahapPemilahan:

(1) Pemilahanlimbahharusdilakukanmulaidarisumber yang

menghasilkanlimbah.

(2) Di

setiapsumberpenghasillimbahharustersediatempatpewadaha

n yang terpisahantaralimbahmedisdenganlimbah non medis.

b) TahapPengumpulan
1) Limbahbendatajamharusdikumpulkandalamsatuwadahtanpa

memperhatikankontaminasiatautidaknya.

Wadahtersebutharus anti bocor, anti tusuk dan

tidakmudahuntukdibukasehingga orang yang

tidakberkepentingantidakdapatmembukanya.

2) Limbahjanganmenumpuk pada satutitikpengumpulan yang

telahdipilah.

3) Limbah dikumpulkan setiap hari (atau sesuai frekuensi

yang ditetapkan)

c) TahapPengangkutan

(1) Limbahharusdiangkut di dalampuskesmasataukefasilitas

lain denganmenggunakantroli, container

ataugerobakkhusus yang tidakdigunakanuntuktujuanlain.

(2) Kendaraanpengangkutlimbahharusdibersihkan dan

didesinfeksidengandesinfektan yang tepat.

d) TahapPenampungan

(1) Lokasipenampunganharusdirancang agar berada di

dalamwilayahPuskesmas yang ditempatkansecarakhusus.

(2) Limbahbaikdalamkantongmaupun container,

harusditampung di area, ruangan, ataubangunan yang

terpisah yang ukurannyasesuaidengankuantitaslimbah yang

dihasilkan dan frekuensipengumpulannya.

e) Pemusnahan dan PembuanganAkhir


Limbahmedistidakdiperbolehkanmembuanglangsungketempatp

embuanganakhirlimbahdomestiksebelumamanbagikesehatan,

makadilakukanpengolahanataupemusnahandisesuaikandengank

emampuanpuskesmas dan jenislimbah yang dihasilkan,

yaitudenganpemanasanmenggunakanautoklafataudenganpemba

karanmenggunakan incinerator.

Metodepengolahanlimbahuntukpuskesmassaatini yang

masihbanyakdipakaiadalahinsinerasi.Insinerasimerupakan

proses oksidasikeringbersuhutinggi yang

dapatmengurangilimbahorganik dan limbah yang

mudahterbakarmenjadibahananorganik yang

tidakmudahterbakar dan mengakibatkanpenurunan yang

sangatsignifikandarisegi volume maupunberatlimbah. Proses

inibiasanyadipilihuntukmengolahlimbah yang

tidakdapatdidaurulang, dimanfaatkankembali, ataudibuang di

lokasi landfill.

5) Pemantauan/Evaluasi Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Unit Pelaksana K3 melakukan pemantauan/evaluasi secara berkala untuk

menilai keadaan K3 Puskesmas sehingga kejadian PAK dan KAK dapat dicegah.

Laporan beserta rekomendasi hasil pemantauan/evaluasi K3 disampaikan kepada

Kepala Puskesmas. Pemantauan dan evaluasi dilakukan dengan tujuan:

a. Menilai potensi bahaya, gangguan kesehatan dan keselamatan.

b. Memastikan dan menilai pengelolaan K3 telah dilaksanakan sesuai

ketentuan.
c. Menentukan langkah untuk mengendalikan bahaya potensial serta

pengembangan mutu.

Bupati Sumenep

ttd

DR. KH. A. BUSYRO KARIM, M.Si

Anda mungkin juga menyukai