Anda di halaman 1dari 39

LAMPIRAN I : PERATURAN GUBERNUR MALUKU UTARA

NOMOR :
TANGGAL :

ORGANISASI DAN TATA LAKSANA SETELAH BLUD

1.1 Struktur Organisasi

Struktur organisasi UPTD BP2STP Provinsi Maluku Utara setelah menjadi BLUD
menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Keuangan BLUD adalah sebagai berikut:
1. Pemimpin BLUD
2. Pejabat Keuangan
3. Pejabat Teknis
Untuk lebih rincinya akan tersaji pada struktur organisasi UPTD BP2STP Provinsi
Maluku Utara dibawah ini:
STRUKTUR ORGANISASI UPTD BP2STP PROVINSI MALUKU UTARA

KEPALA Pemimpin
UPT PUSKESMAS BLUD
KPA/KPB
Ka. Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian

Pejabat
Keuangan
Ur Ke Peg Ur Umum Ur Keuangan

Kelompok Pengurus Bendahara


Jabatan Barang
Fungsional Pembantu

Pelaksana Program Pelaksana Program


UKM UKP

Perbaikan BPU
Promkes BPG
P2M & PTM KIA
KESLING LAB
KES. Q. R KONSELING Pejabat
Teknis
UKK FARMASI
UKS
BATTRA/TOGA
KEL. SIAGA
YANDU
YANDU LANSIA
UKGMD
1.2 Pemilik UPTD BP2STP Provinsi Maluku Utara

Pemilik UPTD BP2STP Provinsi Maluku Utara adalah Pemerintah Provinsi


Maluku Utara UPTD BP2STP Provinsi Maluku Utara bertugas menyelenggarakan
pelayanan pertanian bagi masyarakat, ......................
1.3 Organisasi Tata Kelola

A. Uraian Tugas dan Fungsi

1. Tugas
UPTD memiliki tugas melaksanakan kebijakan pertanian untuk mencapai tujuan
pembangunan pertanian di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung
terwujudnya peredaran benih/bibit yang legal dan bermutu.
2. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, maka UPTD BP2STP
Provinsi Maluku Utara menyelenggarakan fungsi:
a. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya,
b. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.
3. Wewenang
Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud diatas, maka UPTD BP2STP
Provinsi Maluku Utara memiliki wewenang :
a. melakukan perencanaan berdasarkan analisis masalah peredaran benih/bibit
pertanian dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan;
b. melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan peredaran benih/bibit
pertanian;
c. melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat
dalam bidang pengawasan peredaran benih/bibit pertanian
d. menggerakkan masyarakat untuk mengindentifikasi dan menyelesaikan masalah
peredaran benih/bibit pertanian pada tingkat perkembangan masyarakat yang
bekerjasama dengan sektor lain terkait;
e. melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya
pengawasan peredaran benih/bibit pertanian berbasis masyarakat;
f. melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia UPTD;
g. memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan perindustrian;
h. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses mutu dan
cakupan pelayanan peredaran benih/bibit pertanian; dan
i. memberikan rekomendasi terkait masalah peredaran benih/bibit pertanian
termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon masalah
legalisasi perbenihan.

B. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

1. Kepala UPTD
Kepala UPTDbertindak sebagai pemimpin BLUD yang mempunyai tugas sebagai
berikut:
a. Memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi, mengendalikan,
mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan BLUD agar lebih efisien dan
produktivitas;
b. Merumuskan penetapan kebijakan teknis BLUD serta kewajiban lainnya
sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan oleh kepala daerah;
c. Menyusun Renstra;
d. Menyiapkan RBA;
e. Mengusulkan calon pejabat pengelola keuangan dan pejabat teknis kepada
kepala daerah sesuai ketentuan;
f. Menetapkan pejabat lainnya sesuai kebutuhan BLUD selain pejabat yang
ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan;
g. Mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan BLUD yang dilakukan oleh
pejabat keuangan dan pejabat teknis, mengendalikan tugas pengawasan
internal, serta menyampaikan dan mempertanggungjawabkan kinerja
operasional serta keuangan keuangan BLUD kepada kepala daerah; dan
h. Tugas lainnya yang ditetapkan oleh kepala daerah sesuai dengan
kewenangannya.
Pemimpin BLUD dalam melaksanakan tugasnya mempunyai fungsi
sebagai penanggungjawab umum operasional dan keuangan.
2. Pejabat Keuangan
Kepala Sub Bagian Tata Usaha bertindak selaku Pejabat Keuangan.
Pejabat keuangan bertanggung jawab kepada pemimpin BLUD. Pejabat keuangan
memiliki tugas:
a. Mengkoordinasikan penyusunana RBA;
b. Menyiapkan DPA;
c. Melakukan pengelolaan pendapatan dan belanja;
d. Menyelenggarakan pengelolaan kas;
e. Melakukan pengelolaan utang, piutang dan investasi;
f. Menyusun kebijakan pengelolaan barang milik daerah yang berada dibawah
penguasaannya;
g. Menyelenggarakan sistem informasi manajemen keuangan;
h. Menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan; dan
i. Tugas lainnya yang ditetapkan oleh kepala daerah dan/atau pemimpin
sesuai dengan kewenangannya.
Pejabat keuangan dalam melaksanakan tugasnya memiliki fungsi sebagai
penanggungjawab keuangan. Pejabat keuangan akan dibantu oleh bendahara
penerimaan dan bendahara pengeluaran. Bendahara penerimaan dan bendahara
pengeluaran harus dijabat oleh pegawai negeri sipil (PNS).
Sub bagian dari Pejabat keuangan adalah:
1) Sistem Informasi UPTD
Tugas
Sistem informasi UPTD mempunyai tugas me-manage dan mengarsipkan
segala jenis informasi yang berkaitan dengan operasional UPTD.
Fungsi
a) Melaksanakan dan mengkoordinir penyusunan rencana program dan
kegiatan kaitanya dengan pengelolaan seluruh informasi dan data di
UPTD;
b) Melaksanakan dan mengkoordinir pelaksanaan dan pengendalian
program dan kegiatan kaitanya dengan pengelolaan seluruh informasi
dan data di UPTD;
c) Melaksanakan dan mengkoordinir laporan dan data pelaksanaan program
dan kegiatan informasi dan data di UPTD;
d) Melaksanakan dan mengkoordinir bimbingan teknis, memantau dan
mengevaluasi pelaksanaan program dan kegiatan informasi dan data di
UPTD;
e) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan fungsi bidang
tugasnya serta memberikan arahan dan petunjuk untuk kelancaran
pelaksanaan tugas;
f) Memantau, mengevaluasi, serta menganalisa hasil kerja bawahanya;
g) Melaksanakan koordinasi aktif dengan lintas program/unit lain di UPTD
agar diperoleh hasil kerja yang lebih baik serta dapat terwujudnya
konsep data satu pintu, yang artinya bisa menjadi “bank data dan
informasi” di tingkat UPTD;
h) Melaksanakan analisa data dan validasi data akhir sebelum dilaporkan
kepada pejabat yang berwenang;
i) Membuat laporan sesuai format yang telah ditentukan kepada pejabat
yang berwenang; dan
j) Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai perintah atasan.
2) Kepegawaian
Tugas
Sub bagian kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan urusan
kepegawaian.
Fungsi
a) Membuat laporan kepegawaian;
b) Mendata dan mengarsipkan file pegawai;
c) Mengusulkan cuti dan kenaikan pangkat;
d) Mengusulkan tunjangan pegawai;
e) Merekap absensi (ijin, cuti, dan sakit);
f) Membuat absensi mahasiswa yang praktek di UPTD;
g) Membuat perencanaan untuk pengembangan kualitas SDM UPTD; dan
h) Menyusun daftar pembagian tugas untuk staf UPTD atas persetujuan
Pemimpin BLUD.
3) Rumah Tangga
Tugas
Melaksanakan sebagian tugas tata usaha di bidang rumah tangga UPTD.
Fungsi
a) Mendistribusikan tugas, memberikan petunjuk dan arahan kepada
bawahan sesuai dengan bidang tugasnya;
b) Membuat rencana kegiatan dan menyusun SOP;
c) Melaksanakan koordinasi yang berhubungan dengan tupoksinya;
d) Membuat konsep naskah dinas yang berhubungan dengan urusan rumah
tangga;
e) Memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik secara lisan
maupun tertulis;
f) Melaporkan pelaksanaan tugas kepada atasan baik secara lisan maupun
tertulis;
g) Menindaklanjuti surat masuk sesuai dengan disposisi/perintah atasan;
h) Mencatat nomor, tanggal, perihal dan disposisi surat masuk ke dalam
buku agenda serta dihimpun untuk disajikan ke atasan;
i) Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan;
j) Melaporkan pelaksanaan tugas kepada atasan baik secara lisan maupun
tertulis;
k) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan yang
berkaitan dengan bidang tugas;
l) Merencanakan kegiatan kerja urusan umum;
m)Menyusun SOP pelayanan kegiatan urusan rumah tangga UPTD;
n) Melaksanakan manajemen peralatan, dan keamanan lingkungan di
UPTD;
o) Mempelajari dan menelaah peraturan perundang-undangan yang berlaku
yang berkaitan dengan urusan rumah tangga UPTD;
p) Mengelola surat masuk dan surat keluar;
q) Menjadi operator telepon;
r) Menjadi humas UPTD;
s) Pengelolaan inventaris dan aset UPTD (Medis dan Non Medis). Dibantu
oleh pengurus barang medis dan non medis, sesuai SK dari Sekda;
t) Pengelolaan barang habis pakai kebutuhan UPTD;
u) Pemeliharaan peralatan UPTD;
v) Pemeliharaan peralatan transportasi;
w) Pemeliharaan gedung UPTD;
x) Mengelola kebersihan dan keindahan lingkungan UPTD;
y) Mengelola gudang non medis; dan
z) Kearsipan urusan umum termasuk file saran masukan masyarakat
melalui UPM/Kotak saran.
4) Keuangan
Tugas
Tugas dari keuangan UPTD yaitu mengelola keuangan UPTD.
Fungsi
a) Menyusun rencana keuangan UPTD;
b) Menyiapkan rencana anggaran kas kegiatan di lingkungan UPTD;
c) Menyiapkan data, perhitungan anggaran dan belanja UPTD;
d) Memeriksa, mengoreksi dan mengesahkan konsep pembayaran dan
pengeluaran anggaran belanja UPTD dari sumber Penerimaan BLUD
maupun APBD;
e) Menyusun laporan keuangan UPTD;
f) Melaporkan dan mengevaluasi hasil kegiatan sesuai tugas dan fungsinya;
dan
g) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan baik lisan
maupun tertulis.
Keuangan terdiri dari Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran :
(1) Bendahara Penerimaan BLUD
Bendahara Penerimaan BLUD adalah pejabat fungsional yang
ditunjuk untuk menerima, menyimpan, menatausahakan dan
mempertanggungjawabkan uang yang berasal dari penerimaan BLUD
maupun APBD pada SKPD. Bendahara penerimaan BLUD dalam
melaksanakan tugas memiliki wewenang sebagai berikut:
(a) Menerima penerimaan yang bersumber dari pendapatan BLUD m
(b) aupun pendapatan APBD
(c) Menyimpan seluruh penerimaan
(d) Menyetorkan seluruh penerimaan
(e) Mendapatkan bukti transaksi atas pendapatan yang diterima melalui
Bank
(2) Bendahara Pengeluaran
Bendahara pengeluaran bertugas untuk menerima, menyimpan,
membayarkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan
pengeluaran uang yang berasal dari penerimaan BLUD dan APBDpada
SKPD. Dalam melaksanakan tugas bendahara pengeluaran BLUD
memiliki wewenang sebagai berikut:
(a)Mengajukan permintaan pembayaran menggunakan SPP UP/GU/TU
dan SPP-LS
(b)Menerima dan menyimpan uang persediaan
(c)Melaksanakan pembayaran dari uang persediaan yang dikelolanya
(d)Menolak perintah bayar dari Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
Anggaran yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan
(e)Meneliti kelengkapan dokumen pendukung SPP-LS yang diberikan
oleh PPTK
(f) Mengembalikan dokumen pendukung SPP-LS yang diberikan oleh
PPTK, apabila dokumen tersebut tidak memenuhi syarat dan/atau
tidak lengkap
3. Pejabat Teknis
Pejabat teknis mempunyai tugas:
a. Menyusun perencanaan kegiatan teknis operasional dan pelayanan di
bidangnya;
b. Melaksanakan kegiatan teknis opersional dan pelayanan sesuai dengan RBA;
c. Memimpin dan mengendalikan kegiatan teknis operasional pelayanan
dibidangnya; dan
d. Tugas lainnya yang ditetapkan oleh kepala daerah dan/atau pemimpin sesuai
dengan kewenangannya.
Pejabat teknis mempunyai fungsi sebagai penanggungjawab kegiatan teknis
operasional dan pelayanan di bidangnya. Pada pelaksanaan tugas pejabat teknis
berkaitan dengan mutu, standarisasi, administrasi, peningkatan kualitass sumber
daya manusia dan peningkatan sumber daya lainnya.
1.4 Data Pegawai

A. Rekapitulasi Pegawai di UPTD BP2STP Provinsi Maluku Utara


1. Rincian Pejabat Struktural ... (diisi sesuai data pegawai UPTD)
STATUS
No KUALIFIKASI KEPEGAWAIAN JUMLAH
PNS NON PNS
1. Pemimpin BLUD
2. Pejabat Keuangan
3. Ka. Sistem Informasi UPTD
4. Ka. Kepegawaian
5. Ka. Rumah Tangga
6. Ka. Keuangan
STATUS
No KUALIFIKASI KEPEGAWAIAN JUMLAH
PNS NON PNS
7. ........................
8. ........................
9. ........................
10. ........................
11. ........................
12. ........................
13. ........................

14. ........................
15. ........................
16. ........................
17. ........................

18. ........................
19. ........................
20. ........................
21. ........................
22. ........................
23. ........................

24. ........................
25. ........................
26. ........................
27. ........................
28. ........................
29. ........................
30. ........................
JUMLAH
2. Rincian Tenaga Non Struktural
STATUS
JUMLAH
No KUALIFIKASI KEPEGAWAIAN
PNS NON PNS
1. ........................
2. ........................
3. ........................
4. ........................
5. ........................
6. ........................
7. ........................
8. ........................
9. ........................
10. ........................
11. ........................
12. ........................
13. ........................
14. ........................
15. ........................
JUMLAH

3. Rincian Tenaga Kerja Lainnya


STATUS
No KUALIFIKASI KEPEGAWAIAN JUMLAH
PNS NON PNS
1. Petugas Keamanan
2. Petugas Kebersihan
3. ........................
4. ........................
5. ........................
6. ........................
JUMLAH
B. Kebijakan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
1. Kebijakan UPTD... (diisi nama UPTD) dalam Mengembangkan SDM
antara lain:
Proyeksi Tenaga Kerja
Jumla Pemenuhan
Kebutuha Kekuranga
No Kualifikasi h Saat 201 202 202 202 202
n n
Ini 9 0 1 2 3
Sarjana
1.
Akuntansi
Sarjana
2.
Manajemen
3. Sarjana IT
Sarjana
4.
Psikologi
D3
5.
Anastesi
D3
6.
Manajemen
D3
7.
Akupuntur
JUMLAH

2. Pengelolaan Sumber Daya Manusia


a. Penerimaan/Pengadaan Pegawai
UPTD ......... dalam hal penerimaan Pegawai Negeri Sipil (PNS)
tidak memiliki wewenang untuk melaksanakannya.Apabila
UPTD .........dinyatakan sebagai Unit Kerja yang menerapkan PPK-BLUD,
maka UPTD ......... mendapatkan kewenangan untuk melaksanakan
rekrutmen pegawai non PNS dengan tetap berpedoman pada Peraturan
Kepala Daerah berdasarkan kompetensi dan kebutuhan praktek bisnis yang
sehat.
b. Persyaratan Calon Pegawai
Pemimpin BLUD mempunyai wewenang untuk menetapkan
Persyaratan untuk posisi Calon Pegawai Non PNS BLUD, kebijakan
selanjutnya diatur berdasarkan Surat Keputusan Kepala UPTD .........
(Tuliskan kebijakan persyaratan pegawai)
c. Pengangkatan calon pegawai
Berdasarkan Permendagri 79 Tahun 2018 pengangkatan pegawai
non PNS disesuaikan dengan kebutuhan jumlah dan komposisi yang
disetujui PPKD. Kebijakan selanjutnya diatur berdasarkan Surat Keputusan
Kepala UPTD .........(Tuliskan kebijakan pengangkatan pegawai)
d. PenempatanPegawai
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
1996 tentang tenaga Perindustrian antara lain disebutkan penyelenggaraan
dan atau pimpinan sarana perindustrian bertanggung jawab atas pemberian
kesempatan kepada tenaga perindustrian yang ditempatkan dan/atau bekerja
pada sarana perindustrian bersangkutan untuk meningkatkan ketrampilan
atau pengetahuan. Berdasarkan Permendagri 79 Tahun 2018 penempatan
pegawai non PNS disesuaikan dengan kebutuhan jumlah dan komposisi
yang disetujui PPKD. Kebijakan selanjutnya diatur berdasarkan Surat
Keputusan Kepala UPTD .........(Tuliskan kebijakan penempatan pegawai)
e. Batas Usia& Masa Kerja
Berdasarkan Permendagri No 79 Tahun 2018 Jenjang karir yang
berkaitan dengan pegawai non PNS diberlakukan sistem kontrak dan tetap,
dengan masa jabatan paling lama 5 tahun dan dapat diangkat kembali dan
dapat diangkat kembali untuk 1 kali masa jabatan dalam periode berikutnya
dengan usia maksimal 60 tahun.
f. SistemReward And Punishment
Penilaian kinerjatidak hanya semata-mata menilai baik buruknya
kinerja Karyawan tetapi menjadi bahan penilaian kepada organisasi UPTD,
terkait beban kerja UPTD beban kerja SDM UPTD, keterbatasan
sumberdaya dapat dimanfaatkan sebagai dasar pemberian penghargaan
(reward) sekaligus sangsi (punishment) bagi SDM UPTD, penghargaan
dapat diberikan dalam bentuk finansial (insentif) dan non finansial
sedangkan punishment berupa sangsi :
1) Penghargaan Non Finasial, antara lain :
a) Kesempatan berupa keikkutsertaan dalam
pelatihan/seminar/lokarya dengan didanai oleh UPTD
b) Kesempatan untuk mengikuti Tugas Belajar/Ijin Belajar
c) Pengembangan Karier
2) Penghargaan Finansial
Penghargaan finasial dapat berupa pemberian insentif sesuai dengan
anggaran tersedia.
3) Sangsi (Punishment)
a) Sanksi berat berupa turunnya jabatan
b) Sanksi Sedang diberikan dalam bentuk penundaan promosi
c) Sangsi Ringan diberikan dalam bentuk teguran lisan maupun
tertulis
Diadakannya reward dan punishment ini bertujuan untuk
memberikan motivasi kerja bagi pegawai secara optimal yang diharapkan
dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan pelayanan perindustrian
kepada masyarakat.
g. Hak dan Kewajiban
Setiap calon Pegawai Non PNS yang lolos dalam proses seleksi
memiliki hak dan kewajiban sebagai berikut :
Hak Pegawai Non PNS UPTD .....
a. ............... (Tuliskan Kebijakan pada Peraturan Bupati tentang Hak
pegawai Non PNS BLUD)
Kewajiban yang harus dipenuhi oleh pegawai Non PNS UPTD......
a. ............... (Tuliskan Kebijakan pada Peraturan Bupati tentang
Kewajiban pegawai Non PNS BLUD)
h. Kebijakan Sistem Remunerasi
Remunerasi adalah suatu imbalan kerja yang berupa gaji, tunjangan
tetap, honorarium, insentif, bonus atas prestasi, pesangon dan/atau pensiun.
Sistem remunerasi diatur berdasarkan Peraturan Kepala Daerah berdasarkan
usulan Pemimpin dengan mempetimbangkan prinsip proporsionalitas,
kesetaraan, kepatutan, kewajaran dan kinerja, selain itu peraturan
remunerasi dapat memperlihatkan indeks harga daerah. Remunerasi dari
pejabat keuangan dan pejabat teknis ditetapkan paling banyak sebesar 90%
dari reunerasi pemimpin. Penghasilan pegawai di UPTD .........meliputi:
1) Gaji, meliputi gaji pokok, dan tunjangan-tunjangan, untuk seluruh
SDM berstatus Pegawai Negeri Sipil yang ketentuan pelaksanaannya
berdasarkan:
a) ...... (Tuliskan peraturan yang memuat kebijakan tersebut)
b). .........................................
2) Honor, yaitu untuk tenaga honorer dan pegawai harian lepas
bersumberdari APBD dan BLUD
i. Pemutusan Hubungan Kerja
Pemutusan hubungan kerja untuk pegawai berstatus PNS
berpedoman pada :
1. ...... (Tuliskan peraturan yang memuat kebijakan tersebut)
2. .......
3. ........
Sedangkan proses pemutusan hubungan kerja pegawai non PNS
berpedoman pada perjanjian kontrak kerja.
1.5 Prosedur Kerja

Prosedur kerja merupakan tahapan kegiatan yang dilakukan dalam melaksanakan


kegiatan yang menggambarkan wewenang/tanggungjawab masing-masing jabatan dan
prosedur yang dilakukan dalam pelaksanaan tugas di UPTD........ (diisi nama UPTD)
A. SOP Pelayanan (...........diisi sesuai dengan SOP yang ada di UPTD........ (diisi
nama UPTD))

B. SOP Selain Pelayanan

1. SOP Pegawai
a. SOP Rekruitmen Pegawai
b. SOP Pengembangan dan Kompetensi
c. SOP Pemberhentian Pegawai
2. SOP Sarana dan Prasarana
a. SOP Pengadaan
b. SOP Pemeliharaan
PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA

2.1 Akuntabilitas

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri 79 Tahun 2018, akuntabilitas

merupakan kejelasan fungsi, struktur, sistem yang dipercayakan pada BLUD agar

pengelolaannya dapat dipertanggungjawabkan. Akuntabilitas terdiri dari akuntabilitas

program, akuntabilitas kegiatan, dan akuntabilitas keuangan, akuntabilitas kinerja

pelayanan publik, akuntabilitas biaya pelayanan publik, dan akuntabilitas laporan

pengelolaan keuangan.

1. Akuntabilitas Program

Akuntabilitas program dibuat untuk setiap tahapan, mulai dari tahap:

a) Perencanaan

Perencanaan program dilakukan dengan rapat bersama mengusulkan

program dan kegiatan yang berasal dari masing-masing unit di UPTD........

(diisi nama UPTD). Rapat bersama tersebut juga membahas dan

menetapkan program-program yang akan diprioritaskan untuk

dilaksanakan. Hasil keputusan rapat kemudian dituangkan dalam dokumen

perencanaan yaitu rencana bisnis dan anggaran (RBA) disertai dengan

target capaian program dan indikator program.

b) Pelaksanaan

Pelaksanaan program-program di UPTD........ (diisi nama UPTD)

mengacu pada RBA dan DPA. Pelaksanaan program dilakukan dengan

menunjuk penanggung jawab program.

c) Pengukuran
Pengukuran pelaksanaan program-program dilakukan berdasarkan

realisasi capaian program dibandingkan dengan targetnya oleh masing-

masing unit.

d) Pelaporan

(a) Pelaporan pelaksanaan program dilakukan oleh penanggung jawab

program secara periodik, yaitu bulanan, triwulanan, semesteran dan

tahunan. Pelaporan pelaksanaan program di pusat dan dari unit-unit

pelaksana yang ditujukan ke bagian perencanaan umum dan keuangan

untuk dikompilasikan dan dilaporkan menjadi laporan akuntabilitas

dan kinerja UPTD........ (diisi nama UPTD).

(b) Laporan akuntabilitas dan kinerja UPTD........ (diisi nama UPTD)

memuat capaian realisasi program dibandingkan dengan targetnya dan

disertai dengan faktor-faktor penyebab keberhasilan pencapaian

program dan/atau tidak tercapainya target.

(c) Laporan akuntabilitas dan kinerja UPTD........ (diisi nama

UPTD)disampaikan tiap semester dalam satu tahun anggaran dan

disusun mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006

tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah.

e) Pemantauan dan pengawasan

Pemantauan dilakukan secara teratur dan berkesinambungan yang

dilaksanakan secara bulanan, triwulanan, semesteran dan tahunan.

Pemantauan dilakukan oleh penanggung jawab program masing-masing unit

pelaksana kepada atasan/pimpinan. Pelaksanaan pemantauan juga

melibatkan pihak-pihak terkait baik dari unsur pelaksana maupun fungsi

pengawasan internal/SPI. Hasil pemantauan sebagai evaluasi dan


pengukuran kinerja pelaksanaan program dan/atau sebagai rekomendasi

yang disampaikan kepada kepala UPTD untuk mendapatkan perhatian dan

tindak lanjut terhadap hal-hal yang memerlukan tindak lanjut.

2. Akuntabilitas Kegiatan

Akuntabilitas kegiatan dibuat untuk setiap tahapan, mulai dari tahap:

1. Perencanaan

Perencanaan program dilakukan dengan usulan program dan

kegiatan yang berasal dari masing-masing unit di UPTD........ (diisi nama

UPTD)Rapat bersama membahas dan menetapkan program-program yang

akan diprioritaskan untuk dilaksanakan. Hasil keputusan rapat kemudian

dituangkan dalam dokumen perencanaan yaitu rencana bisnis dan anggaran

(RBA) disertai dengan target capaian program dan indikator

program/outcome.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan-kegiatan di UPTD........ (diisi nama UPTD)

mengacu pada RBA dan DPA. Kegiatan dilaksanakan oleh unit yang

mengajukan proposal, dan telah disesuaikan dengan RBA dan DPA yang telah

disahkan.

3. Pengukuran

Setiap kegiatan yang telah dilaksanakan harus diukur kinerjanya baik

input, proses, dan output sebagaimana telah tercantum dalam perencanaan.

Proses pengukuran pelaksanaan kegiatan/kinerja ini dilakukan dengan

membandingkan realisasi capaian kegiatan dengan target outputnya oleh


masing-masing unit. Setiap gap/variance harus dapat dijelaskan mengapa

terjadi, sehingga perbaikan kinerja dapat dilakukan secara terus-menerus.

4. Pelaporan

(a) Pelaporan pelaksanaan program dilakukan oleh penanggung jawab

program secara periodik, yaitu bulanan, triwulanan, semesteran dan

tahunan. Pelaporan pelaksanaan program di pusat dan dari unit-unit

pelaksana ditujukan ke bagian perencanaan umum dan keuangan

untuk dikompilasikan dan dilaporkan menjadi laporan akuntabilitas

dan kinerja UPTD........ (diisi nama UPTD).

(b) Laporan akuntabilitas dan kinerja UPTD........ (diisi nama

UPTD)memuat capaian realisasi program dibandingkan dengan

targetnya dan disertai dengan faktor-faktor penyebab keberhasilan

pencapaian program dan/atau tidak tercapainya target.

(c) Laporan akuntabilitas dan kinerja UPTD........ (diisi nama UPTD)

disampaikan tiap semester dalam satu tahun anggaran dan disusun

mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang

Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.

(d) Pemantauan dan Pengawasan

Pemantauan dilakukan secara teratur dan berkesinambungan yang

dilaksanakan secara bulanan, triwulanan, semesteran dan tahunan.

Pemantauan dilakukan oleh penanggung jawab program masing-masing unit

pelaksana kepada atasan/pimpinan. Pelaksanaan pemantauan juga

melibatkan pihak-pihak terkait baik dari unsur pelaksana maupun fungsi

pengawasan internal/SPI. Hasil pemantauan sebagai evaluasi dan

pengukuran kinerja pelaksanaan program dan/atau sebagai rekomendasi


yang disampaikan kepada kepala UPTD untuk mendapatkan perhatian dan

tindak lanjut terhadap hal-hal yang memerlukan tindak lanjut.

3. Akuntabilitas Keuangan

Akuntabilitas keuangan dibuat untuk setiap tahapan, mulai dari tahap:

1) Perencanaan

a) Perencanaan keuangan dilakukan berdasarkan kebijakan umum

anggaran yang ditetapkan dalam rapat pimpinan dan rapat

pembahasan mengenai anggaran per program/kegiatan, unit-unit

pelaksana di lingkungan UPTD........ (diisi nama UPTD)mengajukan

anggaran mengacu pada rencana-rencana kegiatan yang telah

dituangkan dalam RBA dan pelaksanaan/realisasi keuangan

berdasarkan pada kegiatan yang telah dilaksanakan (pagu ideal).

b) Pembahasan anggaran dilakukan secara berjenjang yang bertujuan

agar anggaran benar-benar ditujukan untuk mencapai visi dan misi

UPTD. Setiap anggaran yang disusun oleh unit/instalasi, juga harus

mencantumkan indikator input, proses, dan output, sehingga setiap

rupiah yang nantinya akan dibelanjakan dapat dipertanggungjawabkan

dengan baik.

c) Setiap anggaran harus tercantum dalam RBA yang disampaikan,

kemudian akan ditetapkan sebagai pagu sementara. RKA yang

dilampirkan dengan RBA UPTD........ (diisi nama UPTD)

disampaikan DPRD. Hasil keputusan berupa pagu definitif.

d) Setelah mendapat persetujuan DPRD, Kementerian Keuangan

menerbitkan rincian Satuan Anggaran Per Satuan Kerja (SAPSK) dan

menjadi acuan dalam menyesuaikan anggaran di RKA. RBA yang


telah dilakukan penyesuaian tersebut ditandatangani oleh Pemimpin

BLUD/Kepala UPTD sebagai RBA Definitif. Pengesahan dengan

mengacu pada RBA hasil pembahasan.

2) Pelaksanaan

Pelaksanaan keuangan di UPTD........ (diisi nama UPTD)mengacu

pada RBA dan DPA.

a) Pelaksanaan keuangan yang bersumber dari dana APBN rupiah murni

mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 66

Tahun 2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran atas Beban

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Dengan berpedoman pada

peraturan ini, mekanisme pelaksanaan keuangan dilakukan dengan

mengacu pada prosedur penggunaan DPA BLUD. Pejabat yang

bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan mengajukan Surat

Permintaan Pembayaran (SPP) beserta dokumen pendukungnya

kepada Kepala Biro Perencanaan Umum dan Keuangan. Setelah

melakukan pengujian secara substansi, kelengkapan berkas dan

kelayakan SPP, Kepala Biro Perencanaan Umum dan Keuangan

menyampaikan SPP kepada Kepala UPTD untuk memperoleh

persetujuan penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM). SPM yang

telah disetujui dan ditandatangani oleh Kepala UPTD........ (diisi

nama UPTD)sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) disampaikan

ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). KPPN menguji

SPM tersebut baik secara substansi maupun formal, hasil pengujian

tersebut menjadi dasar bagi KPPN untuk menerbitkan Surat Perintah

Pencairan Dana (SP2D). SP2D yang telah diterbitkan oleh KPPN di


sampaikan ke Bank Operasional mitra kerja UPTD untuk SPM

Belanja Pegawai, sedangkan SPM Non belanja Pegawai dicairkan

oleh rekanan berdasarkan prestasi kerja ke banknya masing-masing.

b) Pelaksanaan keuangan yang bersumber dana APBN-PNBP

berpedoman pada SPO Kegiatan Keuangan Internal yang telah

diketahui dan disetujui oleh Kepala UPTD, antara lain:

(1) Pendapatan dari jasa layanan yang diberikan oleh UPTD........

(diisi nama UPTD),hibah yang diterima langsung, dan

pendapatan dari hasil kerja sama dengan pihak lain disetorkan

kepada Bendahara Penerimaan dengan disertai bukti transaksi.

(2) Kegiatan yang telah dilaksanakan dan anggaran yang disediakan

untuk melaksanakan kegiatan tersebut diajukan kepada Bagian

Perencanaan Umum dan Keuangan. Di Bagian Perencanaan

Umum dan Keuangan dilakukan pengujian substantif dan formal

kemudian melalui Bendahara Pengeluaran dimintakan

persetujuan kepada Kepala UPTD sebagai KPA. Apabila KPA

setuju untuk melakukan pengeluaran maka, atas kegiatan

tersebut pembayaran dapat dilakukan. Terhadap belanja barang

yang menunjang kegiatan utamanya dapat dimintakan uang

persediaan (UP) yang sifatnya dapat diisi kembali sesuai dengan

usulan kegiatan yang dapat didanai dengan UP.

(3) Setiap triwulan, Kepala UPTD melakukan pengesahan

pendapatan yang telah diterima dan belanja yang telah

dikeluarkan selama triwulan tersebut ke daerah, yaitu dengan


mengajukan SPM Pengesahan dan oleh daerah akan diterbitkan

SP2D Pengesahan.

3) Pengukuran

Proses pengukuran pelaksanaan kegiatan/kinerja keuangan ini

dilakukan dengan membandingkan realisasi capaian keuangan dengan

anggaran. Setiap pengeluaran memperhatikan prinsip efisiensi dan

penganggaran berbasis kinerja. Setiap gap/variance harus dapat

dijelaskan mengapa terjadi, sehingga perbaikan kinerja dapat dilakukan

secara terus-menerus.

4) Pelaporan

Pelaporan Keuangan di UPTD mengacu pada mengacu pada

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintah.

a) Pelaporan keuangan UPTD........ (diisi nama UPTD)setelah

ditetapkan sebagai UPTD PPK BLUD mengacu pada Standar

Akuntansi Keuangan yang diterbitkan oleh Asosiasi Profesi

Akuntansi Indonesia;

b) Laporan Keuangan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71

Tahun 2010 terdiri dari:

1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA);

2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan

Perubahan SAL);

3. Neraca;

4. Laporan Operasional (LO);

5. Laporan Arus Kas (LAK);


6. Laporan Perubahan Ekuitas; dan

7. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

5) Pemantauan dan Pengawasan

a) Pemantauan dan pengawasan;

b) Pemantauan dilakukan secara teratur dan berkesinambungan

yang dilaksanakan setiap bulan, semesteran, dan akhir tahun;

c) Pemantauan dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan masing-

masing unit pelaksana. Pelaksanaan pemantauan juga

melibatkan pihak-pihak terkait seperti fungsi pengawasan

internal;

d) Hasil pemantauan disampaikan kepada Kepala UPTD........

(diisi nama UPTD)oleh fungsi pengawasan internal, sebagai

evaluasi dan pengukuran kinerja pelaksanaan keuangan dari

masing-masing unit/instalasi pelaksana;

e) Pengawasan keuangan UPTD........ (diisi nama UPTD) secara

menyeluruh dilaksanakan oleh Dewan dan Inspektorat Jenderal

dan hasil pengawasan tersebut beserta rekomendasinya

disampaikan kepada Pemimpin BLUD;

f) Pengawasan eksternal dilakukan oleh Auditor Eksternal dan

hasil.

4. Akuntabilitas Kinerja Pelayanan Publik

a. Akuntabilitas kinerja pelayanan dimaksudkan untuk

mempertanggungjawabkan:

a) Tingkat keakurasian pelayanan;

b) Profesionalisme  petugas  pelayanan;


c) Kelengkapan sarana dan prasarana pelayanan;  dan

d) Kejelasan aturan.

b. Akuntabilitas kinerja pelayanan publik harus dilakukan sesuai dengan

standar yang telah ditetapkan, dan penyimpangan terhadap akuntabilitas

kinerja pelayanan publik harus diberikan kompensasi terhadap penerima

pelayanan. Masyarakat juga diharapkan dapat melakukan penilaian terhadap

kinerja pelayanan sesuai mekanisme yang berlaku.

c. Sebagai bentuk akuntabilitas kinerja pelayanan publik, UPTD........ (diisi

nama UPTD)membuat suatu laporan kinerja pelayanan secara berkala

(bulanan/triwulanan/semesteran/tahunan). Selain itu UPTD........ (diisi

nama UPTD)juga membuat Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang dapat

digunakan untuk membandingkan antara kinerja aktual dengan kinerja

standar.

5. Akuntabilitas Biaya Pelayanan Publik

Akuntabilitas ini dimaksudkan untuk menilai kelayakan biaya pelayanan

yang dikeluarkan oleh UPTD........ (diisi nama UPTD)sebagai dasar penilaian

mengacu pada standar analisis biaya.

6. Akuntabilitas Laporan Pengelolaan Keuangan

1) Pengelolaan keuangan BLUD dipertanggungjawabkan secara periodik

kepada para stakeholder baik internal dan eksternal.

2) Periodisasi pertangungjawaban keuangan.

2.2 Transparansi

Transparasi mengungkapkan aspek transparasi yang dimiliki dan/atau akan

dikembangkan serta mekanisme pengendalian internal untuk menciptakan transparansi.


Ketersediaan informasi kepada publik misalnya informasi dan media apa saja yang

dapat diakses dengan mudah oleh publik.

Transparansi pelayanan publik meliputi:

1. Manajemen dan Penyelenggaraan Publik

Manajemen dan penyelenggaraan publik meliputi kebijakan, perencanaan,

pelaksanaan dan pengawasan oleh masyarakat.

2. Prosedur Pelayanan

Rangkaian proses atau tata kerja yang berkaitan satu sama lain, sehingga

menunjukkan adanya tahapan secara jelas dan pasti serta cara-cara yang harus

ditempuh dalam rangka penyelesaian suatu pelayanan. Prosedur pelayanan publik

harus sederhana, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan.

Secara umum bagan alur mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Petunjuk kerja bagi pemberi pelayanan;

b. Informasi bagi  penerima pelayanan;

c. Media publikasi secara terbuka pada semua unit pelayanan;

d. Pendorong terwujudnya sistem dan mekanisme kerja yang efektif dan

efisien; dan

e. Pengendali atau kontrol dan acuan bagi masyarakat maupun aparat dalam

penilaian terhadap konsistensi pelaksanaan kerja.

Dalam pembuatan bagan alir perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Bagan alir harus mampu menggambarkan proses pelayanan, petugas yang

bertanggungjawab untuk setiap tahap pelayanan, unit kerja terkait, waktu

dan dokumen yang diperlukan selama proses pelayanan, dan biaya yang

harus ditanggung oleh penerima pelayanan, bila ada.

b. Bagan alir harus dibuat sesuai dengan kebutuhan unit kerja masing-masing.
c. Ukuran dan penempatan bagan alir harus mudah dilihat dan dibaca oleh

penerima pelayanan.

3. Persyaratan Teknis dan Administrasi Pelayanan

Persyaratan yang harus dipenuhi oleh masyarakat yang akan memperoleh

pelayanan. Persyaratan tersebut harus diinformasikan secara jelas kepada

penerima pelayanan.

4. Perincian Biaya Pelayanan

Segala biaya pelayanan dan rinciannya sebagai imbalan atas pemberian

pelayanan harus ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan. Biaya tersebut harus diinformasikan secara jelas

kepada penerima pelayanan. Setelah menjadi BLUD, UPTD perlu didukung

dengan sistem pembiayaan yang memadai dan menunjang sistem penetapan tarif

yang otonom sebagai sistem terpadu dalam pembiayaan UPTD.

Pengertian tarif adalah sebagian atau seluruh biaya penyelenggaraan

kegiatan pelayanan di UPTD, yang dibebankan kepada pasien sebagai imbalan

atas jasa pelayanan yang diterima.

a. Biaya penyelenggaraan UPTD dipikul bersama oleh masyarakat (pasien)

dan pemerintah daerah dengan memperhatikan kemampuan keuangan

daerah dan keadaan sosial ekonomi masyarakat;

b. Tarif UPTD dihitung atas dasar unit cost dari setiap jenis pelayanan dan

kelas perawatan dengan memperhatikan kemampuan ekonomi masyarakat

dan tarif UPTD lain; dan

c. Penetapan unit cost didasarkan pada perhitungan fixed cost dan variable

cost atas pelayanan dan pemakaian sarana dengan memperhatikan standar

akuntansi biaya UPTD.


1) Fixed cost terdiri dari:

a) Biaya jasa pelayanan

b) Biaya sarana prasarana

2) Variabel cost terdiri dari:

a) Biaya tenaga kerja langsung

b) Biaya bahan habis pakai

c) Biaya makan dan minum pasien

d) Biaya bahan dan reagen pemeriksaan penunjang medik

e) Biaya bahan penunjang lainnya.

Besaran tarif untuk semua jenis pelayanan selain kelas III ditetapkan oleh

Kepala UPTD.

1. Tarif pelayanan perindustrian dikelompokkan, menjadi:

a. Pelayanan Rawat Jalan;

b. Unit Gawat Darurat;

c. Poliklinik; dan

d. Pelayanan Rawat Inap.

2. Tarif pelayanan berdasarkan jenisnya, meliputi :

Pelayanan Medik;

a. Pelayanan Penunjang Medik;

b. Pelayanan Non Medik.

5. Waktu Penyelesaian Pelayanan

Kepastian dan kurun waktu penyelesaian pelayanan harus diinformasikan

secara jelas kepada penerima pelayanan. Pemberian pelayanan hendaknya


dilakukan dengan asas first come first served, yaitu yang pertama datang adalah

yang pertama kali dilayani

6. Pejabat yang berwenang dan Bertanggung Jawab

Pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab memberikan pelayanan

harus jelas (mudah diketahui/memakai tanda pengenal) serta harus dapat

menciptakan citra positif terhadap penerima pelayanan.

7. Lokasi pelayanan

Tempat dan lokasi pelayanan harus jelas, tetap (tidak berpindah-pindah),

mudah dijangkau, dan dilengkapi sarana dan prasarana yang memadai atau bila

memungkinkan dibentuk Unit Pelayanan Terpadu (UPT)

8. Janji pelayanan

Janji pelayanan merupakan komitmen tertulis unit kerja instansi pemerintah

dalam menyediakan pelayanan kepada masyarakat.

9. Standar Pelayanan Publik

Standar Pelayanan Publik merupakan ukuran kualitas kinerja yang

dibakukan dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang wajib ditaati oleh

pemberi dan/atau penerima. Standar pelayanan publik hendaknya realistis, jelas

dan mudah dimengerti.

10. Informasi pelayanan

Setiap instansi pemerintah harus melakukan publikasi dan/atau sosialisasi

kepada masyarakat mengenai prosedur, persyaratan, biaya, waktu, standar, janji

pelayanan/motto, lokasi, dan petugas yang bertanggung jawab. Hal yang sangat

penting bagi stakeholder adalah kemudahan mendapatkan informasi mulai dari


program, kegiatan, pelaksanaan pelayanan sampai dengan pertanggungjawaban.

Media yang akan digunakan dalam rangka transparansi tersebut adalah dengan

media cetak serta media IT yaitu melalui website dan

email ........................@gmail.com.Untuk program rintisan pelayanan medik dan

pelayanan perindustrian juga akan dibuatkan sistem informasi manajemen yang

mencakup informasi secara detail pelayanan, keuangan, kepegawaian dan

informasi lainnya.

2.3 Responsibilitas

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 tahun 2018, merupakan

kesesuaian atau kepatuhan di dalam pengelolaan organisasi terhadap prinsip bisnis

yang sehat serta perundang-undangan, termasuk yang berkaitan dengan masalah pajak,

perlindungan lingkungan hidup, perindustrian/keselamatan kerja, standar penggajian

dan persaingan yang sehat. Prinsip responsibilitas diharapkan dapat membantu

pemerintah dalam mengurangi kesenjangan pendapatan dan kesempatan kerja untuk

masyarakat.

Pegawai UPTD untuk UPTD yang telah menjadi BLUD adalah pegawai PNS

dan Non PNS. UPTD........ (diisi nama UPTD)akan membutuhkan juga pegawai

bidang non perindustrian sehingga bagi daerah setempat dan sekitarnya akan

mendapatkan manfaat berupa lapangan pekerjaan. Selain itu UPTD........ (diisi nama

UPTD)juga akan bertanggung jawab atas lingkungan sekitar UPTD apabila

operasional UPTD mengganggu kenyamanan/keselamatan masyarakat sekitar.

2.4 Independensi

Independensi merupakan kemandirian pengelolaan organisasi secara profesional

tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun yang tidak

sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip bisnis yang sehat. Sehingga
diharapkan setelah menjadi BLUD, SKPD mampu menghidupi dirinya sendiri secara

operasional.

UPTD........ (diisi nama UPTD)setelah menjadi BLUD diberikan fleksibilitas

dalam pengelolaan keuangan untuk operasional UPTD. Fleksibilitasnya berupa

keleluasaan untuk menerapkan praktik-praktik bisnis yang sehat untuk meningkatkan

pelayanan kepada masyarakat, seperti pengecualian dari ketentuan pengelolaan

keuangan daerah pada umumnya.

2.5 Kebijakan Pengelolaan Lingkungan dan Limbah

1) Tujuan Pengelolaan Lingkungan Limbah

Tujuan pengelolaan lingkungan limbah adalah terciptanya cara kerja,

lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman dan dalam rangka meningkatkan

derajat perindustrian pegawai UPTD........ (diisi nama UPTD)

2) Manfaat Pengelolaan Lingkungan Limbah

Manfaat pengelolaan lingkungan limbah UPTD........ (diisi nama

UPTD),antara lain:

a. Melindungi pegawai dari Penyakit Akibat Kerja (PAK);

b. Mencegah terjadinya Kecelakaan Akibat Kerja (KAK);

c. Meningkatkan standar kualitas dalam menjalankan pelayanan perindustrian;

d. Mempertahankan kelangsungan operasional UPTD;

e. Kepuasaan pasien dan pengunjung; dan

f. Meningkatkan citra UPTD.

3) Organisasi Pelaksana Keamanan, Perindustrian dan Keselamatan Kerja

(K3)
Pelaksana K3 merupakan unit organisasi fungsional yang dipimpin oleh

ketua yang bertanggung jawab langsung kepada Kepala UPTD........ (diisi nama

UPTD).

4) Kegiatan Pengelolaan Lingkungan dan Limbah

a. Identifikasi sumber bahaya, penilaian dan pengendalian faktor risiko.

Identifikasi sumber bahaya dengan mempertimbangkan kondisi dan

kejadian yang akan menimbulkan potensi bahaya dan jenis kecelakaan dan

Penetapan Areal Kerja (PAK) yang mungkin dapat terjadi. Sumber bahaya

yang ada di UPTD diidentifikasi dan dinilai untuk menentukan tingkat

risiko yang merupakan tolak ukur kemungkinan terjadinya kecelakaan dan

PAK. Pengendalian faktor resiko dilakukan dengan sarana/peralatan lain

yang tingkat risikonya lebih rendah/tidak ada, administrasi dan alat

pelindung pribadi.

b. Pengelolaan lingkungan dan limbah UPTD diwujudkan dalam SPO sesuai

dengan peraturan, yang bersifat dinamis sehingga memungkinkan dilakukan

evaluasi, diperbaharui dan dikomunikasikan kepada semua pegawai UPTD

dan stakeholders.

c. Proses pengololaan limbah di UPTD

1) Klasifikasilimbah B3 yang berasaldariUPTDadalah:

a) LimbahInfeksius

Limbahinfeksiusadalahlimbah yang

didugamengandungpatogen (bakteri, virus, parasit, ataujamur)

dalamkonsentrasiataujumlah yang

cukupuntukmenyebabkanpenyakit pada penjamu yang rentan.

Limbah yang termasukdalamkategoriinimeliputi:


(1) Kultur dan stokageninfeksiusdariaktivitaslaboratorium.

(2) Limbahbuanganhasiloperasi dan otopsipasien yang

menderitapenyakitmenular, misalnya :jaringan dan

materiatauperalatan yang terkenadarahataucairantubuhlain.

(3) Limbahpasien yang

menderitapenyakitmenulardaribangsalisolasimisalnya:

ekskreta, pembalutlukabedah, luka yang terinfeksi, pakaian

yang terkenadarahpasien, ataucairantubuh yang lain.

b) LimbahPatologis

Limbahpatologisterdiridarijaringan, organ, bagiantubuh,

janinmanusia dan bangkaihewan, darah dan cairantubuh.

c) Limbah Benda Tajam

Limbah Benda Tajam, adalahmateripadat yang

memilikisudutkurangdari 90 derajat, dapatmenyebabkanluka iris

atautusuk, misalnya : Jarumsuntik; Kacasediaan (preparat glass);

Infus set; Ampul/vial obat, dll.

d) LimbahFarmasi

Limbah farmasi adalahlimbah yang mengandungbahan-

bahanfarmasi, misalnya : mencakupprodukfarmasi, obat, vaksin,

serum yang sudahkadaluwarsa, tumpahanobat, dll;

Termasuksarungtangan, masker, dll.Limbahini juga

mencakupbarang yang

akandibuangsetelahdigunakanuntukmenanganiprodukfarmasi,

misalnyabotolataukotak yang berisiresidu, sarungtangan, masker,

slang penghubung, dan ampulobat.


e) LimbahGenotoksik

Limbahgenotoksiksangatberbahaya dan bersifatmutagenik,

teratogenik, ataukarsinogenik.

Limbahgenotoksikmencakupobatobatansitotoksiktertentu,

muntahan, urine atautinjapasien yang diterapidenganobat-

obatansitotoksik (seringdipakaidalamterapikanker), zatkimia,

maupunradioaktif.

f) Limbah Kimia

Limbah Kimia,adalahlimbah yang mengandungzatkimia

yang berasaldariaktifitas diagnostic, pemeliharaankebersihan, dan

pemberiandesinfektan, misalnya :formaldehid, zatkimiafotografis,

solven, dll.Limbahkimiamengandungzatkimia yang

berbentukpadat, cairmaupun gas.

Limbahinidikatakanberbahayajikamemilikisedikitnyasatudaribeber

apasifatberikut:

i) Toksik;

(1) Korosif (yaituasamdengan PH <2 dan basadengan PH>12);

(2) Mudahterbakar;

(3) Reaktif (mudahmeledak, bereaksidengan air,

rawangoncangan);

(4) Genotoksik (misalnya, obat-obatansitotoksik).

g) Limbah yang mengandunglogamberat

LimbahLogamBeratadalahlimbahmedis yang

mengandunglogamberatdalamkonsentrasitinggitermasukdalam sub

kategorilimbahberbahaya dan biasanyasangattoksik,


misalnya :Limbahlogammerkuri yang

berasaldaribocoranperalatankedokteran (thermometer, alat

pengukur tekanan darah).

Limbahkadmiumkebanyakanberasaldaribateraibekas, panel

kayutertentu yang

mengandungtimbalmasihdigunakandalampembatasanradiasisinar

X dan di bagiandiagnostik dan amalgam yang digunakan pada

kegiatantambalgigi.

h) LimbahKemasanBertekanan

Limbah Kemasan Bertekanan, adalahlimbahmedis yang

berasaldarikegiatan di instansiperindustrian yang memerlukan gas,

misalnya : gas dalamtabung, carteidge dan kaleng aerosol.

i) LimbahRadioaktif

Limbahradioaktif juga mencakupbendapadat, cair dan gas

yang terkontaminasiradionuklida. Limbah yang

dihasilkanberupaperalatangelas, spuit, kertasisap, larutan,

ekskretapasien yang

menjalanipengobatanataupemeriksaandenganradionuklidaterbuka.

2) PengelolaanLimbah B3

Pengelolaanlimbah B3 UPTDsecaraefektifadalahmeliputipemilahan,

pengumpulan, penampungan, pangangkutan, Pemusnahan dan

pembuanganakhir.

a) TahapPemilahan:

(1) Pemilahanlimbahharusdilakukanmulaidarisumber yang

menghasilkanlimbah.
(2) Di

setiapsumberpenghasillimbahharustersediatempatpewadaha

n yang terpisahantaralimbahmedisdenganlimbah non medis.

b) TahapPengumpulan

1) Limbahbendatajamharusdikumpulkandalamsatuwadahtanpa

memperhatikankontaminasiatautidaknya.

Wadahtersebutharus anti bocor, anti tusuk dan

tidakmudahuntukdibukasehingga orang yang

tidakberkepentingantidakdapatmembukanya.

2) Limbahjanganmenumpuk pada satutitikpengumpulan yang

telahdipilah.

3) Limbah dikumpulkan setiap hari (atau sesuai frekuensi

yang ditetapkan)

c) TahapPengangkutan

(1) Limbahharusdiangkut di dalamUPTDataukefasilitas lain

denganmenggunakantroli, container ataugerobakkhusus

yang tidakdigunakanuntuktujuanlain.

(2) Kendaraanpengangkutlimbahharusdibersihkan dan

didesinfeksidengandesinfektan yang tepat.

d) TahapPenampungan

(1) Lokasipenampunganharusdirancang agar berada di dalam

wilayah UPTD yang ditempatkansecarakhusus.


(2) Limbahbaikdalamkantongmaupun container,

harusditampung di area, ruangan, ataubangunan yang

terpisah yang ukurannyasesuaidengankuantitaslimbah yang

dihasilkan dan frekuensipengumpulannya.

e) Pemusnahan dan PembuanganAkhir

Limbahmedistidakdiperbolehkanmembuanglangsungketempatp

embuanganakhirlimbahdomestiksebelumamanbagiperindustrian

makadilakukanpengolahanataupemusnahandisesuaikandengank

emampuanUPTD dan jenislimbah yang dihasilkan,

yaitudenganpemanasanmenggunakanautoklafataudenganpemba

karanmenggunakan incinerator.

MetodepengolahanlimbahuntukUPTDsaatini yang

masihbanyakdipakaiadalahinsinerasi.Insinerasimerupakan

proses oksidasikeringbersuhutinggi yang

dapatmengurangilimbahorganik dan limbah yang

mudahterbakarmenjadibahananorganik yang

tidakmudahterbakar dan mengakibatkanpenurunan yang

sangatsignifikandarisegi volume maupunberatlimbah. Proses

inibiasanyadipilihuntukmengolahlimbah yang

tidakdapatdidaurulang, dimanfaatkankembali, ataudibuang di

lokasi landfill.

5) Pemantauan/Evaluasi Keamanan, Perindustrian dan Keselamatan Kerja

(K3)
Unit Pelaksana K3 melakukan pemantauan/evaluasi secara berkala untuk

menilai keadaan K3 UPTD sehingga kejadian PAK dan KAK dapat dicegah.

Laporan beserta rekomendasi hasil pemantauan/evaluasi K3 disampaikan kepada

Kepala UPTD. Pemantauan dan evaluasi dilakukan dengan tujuan:

a. Menilai potensi bahaya, gangguan perindustrian dan keselamatan.

b. Memastikan dan menilai pengelolaan K3 telah dilaksanakan sesuai

ketentuan.

c. Menentukan langkah untuk mengendalikan bahaya potensial serta

pengembangan mutu.

Bupati .................

ttd

.....................................

Anda mungkin juga menyukai