Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Kotawaringin Barat
Sesuai dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2007
tentang Organ Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum dan dalam rangka peningkatan
pelayanan kepada masyarakat. Serta untuk mengoptimalkan kinerja perusahaan, maka
diperlukan penataan dan perubahan struktur manajerial perusahaan agar sesuai dengan
perkembangan kebutuhan manajemen dan operasional perusahaan. Hal tersebut ditetapkan
berdasarkan pada:
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan
bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah
diubah untuk kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah
Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota.
PDAM Kabupaten Kotawaringin Barat pada saat ini memiliki pelanggan dibawah 30.000
pelanggan sehingga hanya diperlukan 1(satu) Direktur dalam rangka optimalisasi biaya
operasional pegawai sesuai dengan Permendagri. Struktur organisasi PDAM Kabupaten
Kotawaringin Barat saat ini yang dibuat untuk menjawab tantangan ke depan dapat dilihat
pada Gambar 9.1 berikut;
BUPATI
KABUPATEN KOBAR
DIREKTUR PDAM
KABUPATEN KOBAR
BADAN PENGAWAS
Sub Bagian
Sub Bagian
Langganan
Distribusi /
Penyambungan
UNIT
Gambar 9.1.
Struktur Organisasi PDAM Kabupaten Kotawaringin Barat.
Berdasarkan struktur oranisasi diatas tugas-tugas dan wewenang dari direktur dan
jajaran dibawahnya adalah sebagai berikut;
Permasalahan utama dalam kelembagaan PDAM adalah sumber daya manusia berdasar
audit BPKP tahun 2011 bahwa kursus dan training sangat kurang sehingga sangat diperlukan
peningkatan kemampuan SDM dengan training dan pelatihan.
Saat ini kondisi keuangan PDAM belum surplus sehingga perlu bantuan dari Pemerintah
agar kemampuan SDM meningkat dan peningkatan SDM perlu disertai reward untuk kinerja
baik para karyawan.
Kebutuhan utama untuk SDM adalah :
1. Pedoman penilaian kinerja SDM yang dikaitkan dengan reward atas kinerjanya
2. Penambahan jumlah karyawan berdasar atas proporsi yang sehat dengan jumlah pelanggan
dan optimalisasi biaya operasional.
3. Sistem penggajian pokok dan tunjangan/reward berdasar kinerja peningkatan pendapatan
PDAM.
4. Subsidi operasional Pemerintah Daerah masih diperlukan sebagai stimulasi peningkatan
kinerja
5. Peningkatan Kinerja Badan Pengawas untuk memacu kinerja SDM.
6. Peningkatan Etos kerja dengan trainging dan pelatihan yang tentunya masih perlu bantuan
dari Pembina BUMD.