Anda di halaman 1dari 9

BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN PKL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Industri

Gambar 3.1 PERUMDA Air Minum Kab. Lamongan.

Sistem penyediaan air bersih Kabupaten Lamongan dibangun sejak


tahun 1919 pada masa Pemerintah Hindia Belanda. Pada saat itu
dibangunlah Bronckaptering sumber Bulus di desa Mantup kecamatan
Mantup. Di samping pembangunan Bronckaptering juga dibangun pula
Menara Air Minum pada tahun 1924 di Alun – alun Lamongan dengan
kapasitas produksi 30L/dt. Selanjutnya pada tahun 1945, pengelolaan air
bersih dikelola oleh instansi Dinas Air Minum Kabupaten Lamongan
dengan kapasitas 25 L/dt. Dalam rangka meningkatkan pelayanan air
bersih berkaitan dengan adanya kebijakan pemerintah yang
memprioritaskan pembangunan sarana air bersih, maka pada tahun 1982
terjadi alih status pengelolaan menjadi Badan Pengelola Air Minum
(BPAM) yang operasionalnya di bawah dan bertanggung jawab kepada
Proyek Peningkatan Sarana Air Bersih (PPSAB) Jawa Timur. Untuk
memenuhi kebutuhan air bersih di kota Lamongan, telah membangun
Water Treatment Plant (WPT) di Babat pada tahun 1982 dengan
mengambil air pada saat itu sebesar 60L/dt yang melayani pelanggan
sebanyak 4.248 sambungan baru dan 78 hidran umum. Dalam

13
14

perkembangan perusahaan seiring dengan pembangunan daerah khususnya


pebangunan dibidang penyedia air bersih Kabupaten Lamongan, maka
pada tahun 1991 terjadilah alih status pengelolaan menjadi Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Lamongan dengan landasan
hukum Peraturan Daerah Tingkat II Kabupaten Lamongan Nomor 5 tahun
1982 tentang Perusahaan Air Daerah Air Minum Kabupaten Daerah
Tingkat II Lamongan dan keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II
Lamongan Nomor 89 tahun 1991 tentang pelaksanaan Daerah Kabupaten
Daerah Tingkat II Lamongan Nomor 5 tahun 1982 dipandang sudah tidak
sesuai lagi dengan kondisi dan perkembangan perusahaan, maka dilakukan
perubahan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 8 tahun
2001.

Visi PDAM
Visi adalah gambaran tentang keadaan organisasi di masa mendatang
yang berisikan komitmen bersama dengan mempertimbangkan harapan
para stakeholder serta pertimbangan aspek internal dan eksternal
perusahaan. Visi PDAM Kabupaten Lamongan : “ Terwujudnya pelayanan
prima dan mampu berkembang, untuk meningkatkan cakupan pelayanan
kepada masyarakat”. Penjabaran dari visi adalah sebagai berikut :
a) Terwujudnya pelayanan prima dan mampu berkembang, maksudnya
adalah perusahaan yang dapat memberikan pelayanan yang
memenuhi standar kualitas yang terbaik sesuai dengan harapan, dapat
dipercaya sehingga dpat memberikan kepuasan terhadap pelanggan
secara berkelanjutan.
b) Meningkatkan cakupan pelayanan kepada masyarakat, maksudnya
adalah perusahaan dapat berkembang dengan baik sehingga
kebutuhan air minum seluruh masyarakat dapat terlayani.

Misi PDAM
Misi berupa pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh
PDAM Kabupaten Lamongan untuk mewujudkan Visinya. Misi PDAM
Kabupaten Lamongan adalah sebagai berikut:
a) Meningkatkan pelaksanaan organisasi bidang pemasaran/pelayanan.
b) Peningkatan kuantitas, kualitas dan kontinuitas pelayanan air bersih,
dan pengadaan sarana prasarana yang memadai dibidang produksi
dan distribusi.
15

c) Meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia


(SDM), bergerak entre preneurial, mampu mengembangkan
manajemen perusahaan secara tuntas, mempunyai inovatif, kreatif,
berani menghadapi resiko dan tidak mudah menyerah dengan
hambatan – hambatan.
d) Meningkatkan efisiensi dan efektifitas serta pengawasan pengelolaan
perusahaan dibidang keuangan untuk dapat menghasilkan
pendapatan yang dapat menutup seluruh biaya yang dikeluarkan
(Full Cost Recovery).

Gambar 3.2 Logo PERUMDA Air Minum


Kab. Lamongan.

Lokasi Kantor Induk PERUMDA Air Minum Kab. Lamongan


berada di Jl. Lamongrejo Nomor 96, Sidokumpul, Kecamatan Lamongan,
Kabupaten Lamongan, Jawa Timur 62213. Adapun lokasi dari Instalasi
PERUMDA Air Minum Kab. Lamongan adalah sebagai berikut :
1. Instalasi Perumda Air Minum Lamongan Sub Babat.
2. Instalasi Perumda Air Minum Lamongan Sub Plosoayu.
3. Tapping IPA IV Lamongan.
4. Tapping IPA I dan IV Made.
5. Tapping IPA IV Deket.
6. Tapping IPA I dan II Pucuk.
7. Tapping IPA II Babat
8. IPA Waduk Gondang Sugio.
9. Tapping IPA II Sekaran.
10. Air Bawah Tanah Brondong.
11. Tapping IPA I Turi.
16

1. Struktur Organisasi Perusahaan


Pada sebuah instansi perusahaan pasti memerlukan sebuah
organisasi untuk mempermudah jalannya program yang dilaksanakan
untuk mencapai sebuah tujuan dari instansi tersebut. Dengan adanya
struktur organisasi mempemudah seseorang untuk mengetahuinya.
Adapun struktur organisasi di PERUMDA Air Minum Kab. Lamongan
adalah sebagai berikut :

STRUKTUR ORGANISASI PERUMDA AIR MINUM


KAB. LAMONGAN

KEPALA DAERAH

BADAN
DIREKTUR PENGAWAS

BAG. ADM & KEU BAG. LANGGANAN BAG. TEKNIK KEPALA CABANG

SUBBAG
SUBBAG UMUM DAN SUBBAG UNIT
PEMBACAAN
PERSONALIA PRODUKSI PELAYANAN
METER

SUBBAG SUBBAG
KASIE UMUM
SUBBAG PENGADAAN PELAYANAN DISTRIBUSI
PERAWATAN &
PERBAIKAN
SUBBAG
KASIE TEKNIK
PERENCANAAN
SUBBAG GUDANG

SUBBAG PERALATAN – PERALATAN


SUBBAG TEKNIK
PEMBUKUAN

SUBBAG KAS &


PENAGIHAN

Gambar 3.3 Struktur Organisasi PERUMDA Air Minum


Kab. Lamongan.
17

2. Faktor Pendukung dan Penghambat


Beberapa factor pendukung dalam pelaksanaan praktik kerja lapangan
ini antara lain;
a) Managemen PERUMDA Air Minum yang sudah baik sehingga
memudahkan kami dalam menjalankan tugas / pelaksanaan PKL.
b) Orang-orang di PERUMDA Air Minum sangat ramah, sehingga
memudahkan mahasiswa dalam melakukan pengamatan dan
pengumpulan data di lapangan.
Beberapa factor penghambat dalam pelaksanaan praktik kerja
lapangan ini adalah jarak tempuh ke tempat PKL yang jauh
menjadikan pengeluaran untuk transport menjadi naik dan factor
keselamatan dari risiko terpapar COVID 19 selama pelaksanaan PKL.

B. Pembahasan
Pompa submersible adalah jenis pompa yang sangat efisien karena
tidak harus menghabiskan banyak energi pada sisi isap (suction) pompa,
sebab sudah terendam air. Jadi secara otomatis impeller pompa akan selalu
dalam kondisi terendam. Apabila motor sudah jalan, pompa bisa langsung
bekerja mendorong air keluar. Adapun bagian – bagian utama pompa
submersible adalah sebagai berikut:

a) Motor sebagai penggerak pompa submersible, berfungsi untuk


mengubah energi listrik menjadi energi mekanik untuk
memutar impeller. Energi listrik masuk ke motor melalui kabel yang
juga ikut terendam bersama pompa.
b) Impeller berfungsi menciptakan energi kinetik pada air melalui
putaran yang diteruskan dari putaran motor. Air akan secara kontinyu
masuk melalui sisi isap (suction inlet) akibat kondisi yang tercipta dari
putaran impeller.
c) Volute berfungsi sebagai tempat terciptanya energi air akibat
putaran impeller, sekaligus mengarahkan aliran air keluar dari pompa
melalui sisi buang (discharge outlet). Bentuk volute biasanya seperti
keong, semakin keluar semakin membesar luas penampangnya,
dengan tujuan untuk mengurangi kecepatan aliran air sehingga
menciptakan tekanan yang tinggi didalam pompa. Tekanan tinggi
inilah yang mendorong air keluar, menyembur kencang.
18

Gambar 3.4 Pompa Submersible Ebara di PERUMDA Air Minum


Kab. Lamongan.

Pompa submersible dalam aplikasinya, dibenamkan kedalam air baik


secara keseluruhan maupun pada batas-batas tertentu yang diizinkan oleh
pembuat pompa. Pompa ini digerakkan oleh motor yang menyatu dengan
bodi pompa dan tertutup rapat. Kabel listrik untuk menggerakkan motor
terhubung ke pompa dengan koneksi khusus yang memastikan air tidak
dapat masuk ke dalam motor pompa meskipun dalam kondisi terendam.
Secara teknis cara kerja pompa submersible sama dengan pompa air pada
umumnya, yaitu mengubah energi motor listrik menjadi energi tekanan
dengan putaran impeller pompa. Putaran ini menciptakan kondisi yang
mendorong air keluar dari pompa melalui sisi buang (discharge).
Jenis pompa submersible (submersible pump) yang digunakan di
PERUMDA Air Minum Kab. Lamongan adalah Pompa Submersible
Ebara. Pompa ini hanya akan bekerja jika dibenamkan secara keseluruhan
di dalam air yang akan dipindahkan. Terdapat 10 unit pompa submersible
(submersible pump) yang dibenamkan di intake bengawan solo untuk
memindahkan air dari bengawan solo ke PERUMDA Air Minum Kab.
Lamongan.
19

Adapun jenis kerusakan pada pompa Submersible dan sistem


perawatan pompa Submersible di PERUMDA Air Minum Kab. Lamongan
adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Jenis Kerusakan Dan Sistem Perawatan Pompa Submersible


No. Kerusakan Sistem Perawatan Pompa Yang Efek Kerusakan
Pada Dapat Dilakukan. Pada Pompa.
Pompa.
1. Impeller Orang-orang di PERUMDA Air Air tidak mau
tersumbat Minum menyebutnya dengan naik ke
lumpur / istilah “di kontak” , cara ini permukaan.
sampah. dilakukan dengan cara mematikan
pompa, hal ini akan menimbulkan
gerusan air dari atas pipa turun ke
pompa dan membersihkan
impeller yang tersumbat secara
otomatis, akan tetapi jika impeller
tersumbat sampah, tidak bisa
dibersihkan dengan cara pertama,
mau tidak mau harus dibersihkan
secara manual, yaitu dengan cara
menaikkan pompa submersible ke
permukaan untuk dilakukan
perbaikan.
2. Kabel Menyambung kabel / mengganti Pompa mati /
putus. kabel. tidak mau
bekerja
3. Seal Mengangkat pompa ke permukaan Gulungan
bocor. dan melakukan perbaikan pada terbakar,
pompa, yaitu mengganti seal yang sehingga
rusak, mengencangkan baut-baut menyebabkan
yang kendor dan mengganti olie motor pada
pada mesin pompa dengan yang pompa tidak
baru. berfungsi.
4. Bearing Mengangkat pompa ke permukaan Motor tidak
rusak. dan melakukan perbaikan pada mau berputar/
pompa yaitu mengganti bearing macet, pompa
yang rusak dengan yang baru. akan terdengar
mendengung.
20

Sistem pemeliharaan/perawatan pompa submersible (submersible


pump) yang dilakukan di PERUMDA Air Minum Kab. Lamongan adalah
mengecek pompa dalam jangka waktu tertentu (periodic maintenance),
yaitu melakukan pengecekan pompa selama 5000 jam atau 7 bulan sekali.

Untuk menghindari terjadinya kerusakan pada pompa perlu dilakukan


perawatan pada pompa, salah satunya adalah pelumasan. Adapun tujuan
dari pelumasan adalah sebagai berikut;
a) Menahan beban mesin, yaitu untuk mengantisipasi gerusan
bearing karena kontaknya poros dengan bearing.
b) Mengendalikan terjadinya getaran, yaitu menjaga kelemahan
bahan karena beban-beban exstra dari getaran-getaran mesin.
c) Mencegah terjadinya korosi oleh uap air, lepasnya elektron, atau
sebab-sebab lain
d) Meredusir terjadinya noise
e) Mempertahankan koefisient gesek
f) Mengendalikan terjadinya panas.

Sistem pelumasan pompa Submersile di PERUMDA Air Minum Kab.


Lamongan adalah dengan menggunakan Sistem Pelumasan Basah (Wet
Sump System). Jenis pelumas yang digunakan untuk melumasi pompa
submersible yaitu olie motor (motor oil) 2 tak. Adapun merk olie yang
digunakan adalah MESRANIA 2T (kaleng).

Gambar 3.5 Olie MESRANIA 2T (kaleng)


21

Olie MESRANIA 2T adalah pelumas mesin bensin dua langkah


dengan sistem pendinginan air. Pelumas ini dibuat dari bahan dasar olie
mineral berkualitas tinggi. Pelumas ini mengandung bahan aditif khusus
sehingga memiliki kekentalan ganda (multigrade), menjadikan pelumas
ini mudah bersirkulasi. Mesin mudah dihidupkan pada waktu mesin
dingin dan suhu rendah serta tetap mempunyai kekentalan yang bagus
saat pengoperasian pada suhu dan kecepatan tinggi. Hal inilah yang
menjadikan alasan PERUMDA Air Minum Kab. Lamongan memilih olie
MESRANIA 2T sebagai pelumas pompa submersible.

Adapun cara memilih olie yang baik dan benar adalah sebagai berikut:
a) Melihat tingkat keenceran olie. Olie dengan kode SAE 15W-50
berarti memiliki tingkat keenceran mencapai angka 50 dan dapat
digunakan pada kondisi suhu hingga minus 15 derajat celsius.
Semakin kecil angka di depan huruf W (yang mengacu pada winter
atau musim dingin), berarti tingkat keencerannya pun semakin tinggi.
Untuk yang tinggal didaerah bersuhu panas, maka sangat disarankan
menggunakan olie dengan tingkat keenceran yang rendah.
b) Melihat kinerja mesin. Jika kinerja mesin berat maka sangat
disarankan menggunakan olie dengan API tinggi. Kode ini dapat
Anda temukan pada kemasan olie. Kode API digunakan untuk
mengukur kemampuan olie dalam menahan gesekan komponen
mesin yang terjadi.Kode ini biasanya diikuti oleh huruf seperti API
SL, API SA, API SB, dan lainnya. Sesuaikan nilai API dengan
kinerja motor yang dipakai. Semakin berat kinerja m, maka semakin
tinggi nilai API. Semakin tinggi huruf yang mengikuti huruf S,
berarti kualitas oli semakin bagus, semakin tinggi kemampuan untuk
menahan gesekan komponen mesin, dan telah memenuhi standar
terbaru.

Anda mungkin juga menyukai