Anda di halaman 1dari 3

 Nama: dr.

Hanif adhar
 Jabatan: Dokter fungsional
 Bekerja di puskesmas sapeken kecamatan sapeken kabupaten sumenep madura jawa timur
 Geografis
o Untuk menuju puskesmas sapeken maka harus menaiki kapal laut (PERINTIS) dari
pelabuhan kalianget rata2 memakan waktu 24jam karna harus transite di kepulauan
kangean sebelum menuju pulau sapeken
o KONDISI GEOGRAFIS: Kecamatan sapeken terdiri dari 45 gugusan pulau yang
ditempati 25 pulau pulau kecil terdiri darai 11 desa dengan jumlah penduduk 54ribu
lebih
o SITUASI DAERAH
Sapeken adalah sebuah kecamatan di Kepulauan Kangean, Kabupaten
Sumenep, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Wilayah ini terletak di bagian paling ujung
Uniknya, penduduk di Kepulauan Sapeken ini berbahasa Sulawesi (bahasanya:
bahasa Bajo, bahasa Mandar dan sebagian kecil berbahasa Bugis) bukan berbahasa
Madura karena dalam sejarahnya orang Sulawesilah yang menemukan kepulauan
ini. Begitu juga dengan kultur budaya sangat berbeda dengan budaya Madura, rata-
rata suku yang ada di Kepulauan Sapeken (Kecamatan Sapeken) Suku Bajau, suku
Mandar dan suku Bugis. Kepulauan Sapeken ini terletak di sebelah utara Bali.

Kecamatan Sapeken mempuanyai luas total wilayah 201,88 Km 2 (9,64 %


dari luas Kabupaten Sumenep). Jumlah Desa di Kecamatan Sapeken sebanyak 11
desa antara lain. Selain itu terdapat juga beberapa pulau yang masih masuk wilayah
administrasi Kecamatan Sapeken. Jumlah pulau terdiri dari 53 terdiri dari 21 pulau
berpenghuni, 32 pulau tidak berpenghuni.

Kecamatan Sapeken berbatasan dengan laut dan kecamatan lain. Pada sisi
sebelah utara dibatasi oleh Laut Kalimantan, sebelah selatan dibatasi Laut Bali,
sebelah timur dibatasi olehLaut Sulawesi, sebelah barat dibatasi oleh Laut Jawa.

Jumlah penduduk Kecamatan Sapeken secara keseluruhan berjumlah 54


Ribu jiwa lebih. Komposisi penduduk Kecamatan Sapeken terdiri dari laki-
lakisebanyak 18.677 jiwa

 KONDISI PUSKESMAS
o Puskesmas Sapeken terdiri dari 7 puskesmas pembantu ,11 polindes(pos persalinan
desa) 5 poskesdes( pos kesehatan desa) 1 poskestren ( pos kesehatan pesantren)
yang tersebar diseluruh wilayah kepulauan ,
 FASILITAS:
1. Layanan UGD dan RAWAT INAP 24 jam
2. Kamar bersalin 24jam
3. Apotek 24jam
4. Poli umum
5. Poli jiwa dan kesling
6. Poli lansia
7. Poli KIA
8. Poli gigi
9. Poli gizi
10. Laboratorium
 KARYAWAN
Terdiri dari tenaga 56 PNS , Tenaga kontrak 17 , tenaga sukuan 54 orang
terdiri dari 3 dokter umum ,47 bidan , 43 perawat
 FASILITAS:
o 1 unit USG namun sudah rusak , 1unit EKG, 1unit ambulan darat (3 roda), Ambulan
laut sudah rusak

 PENGALAMAN
 Program yang ada di puskesmas sapeken kelas ibu hamil dan kesiapan fasilitas
ruang bersalin yang siaga
 Puskesmas sapeken merupakan puskesmas PONED namun tim tidak lengkap
 Yang menjadi penyebab kematian ibu
o Pasien yang akan melahirkan sudah langsung datang ke PKM /polindes/pustu
mereka yang datang diantar oelh dukn bayi
o Tanpa program menjemput pasien
 Jumlah rata2 kelahiran tiap bulan: 60/ orang (sekecamatan) dan 15-20 orang/bulan di
puskesmas induk
 Jumlah kematian 2019= 2 orang penyebab: partus lama dan PEB/EKLAMSIA
karna Retensio placenta penyebabnya : telat datang dan
tidak tranfusi
 Pengalaman menghadapi kasus kematian ibu
 Tahun2015
 Dipuskesmas induk sapeken
 Kondisi ibu setelah melahirkan terjadi perdarahan akibat perdarahan akibat
Placenta yang tidak keluar ( retensio placenta)
 Dilakukan pemeriksaan darah lengkap Hb penderita hanya 3gram/dl dicoba dilakuan
pertolongan namun tidak berhasil karna , kondisi semakin sesak akibat kekurangan
Hb dan dilakuan proses rujukan ke singaraja bali dan diatas ambulan ahirnya
meninggal
 Tatalaksana akibat perdarahan sesuai dengan estimasi jumlah perdarahan yang keluar
diganti dengan cairan kedalam tubuh
o Melakukan konsutasi pada dr.kandungan diwilayah kabupaten (RSUD)
o Inform consent setiap tidakan yang dilakukan dan menjelaskan kondisi pasien dan
penanganan lebih lanjutnya
o Iya

 Iya bentuk pecegahan setelah dilakukan pergantian cairan tubuh maka setelah itu dilakuan
tranfusi sambil dipersiapkan untuk proses rujuk ke RSUD untuk memastikan tidak ada sisa
placenta
 Tantangan yang di hadapi
o Tidak adanya persedian darah dari PMI
o Tidak tersedianya dr.kandungan jauhnya jarak RSUD terhadap puskesmas
o Pengetahuan minim akan resiko resiko paska perslinanan
o Regulasi pemerintah daam hal ini sudah berupaya untuk membangun RSUD
kepulauan yang terletak di pulau kangean namun sampai saat ini masih dalam tahap
pengerjaan oleh proyek
 Harapan saya untuk mengurangi kematian ibu karna puskesmas adalah ujung tombak
pelayanan tingkat pertama maka setidaknya dr. Yang bertugas di kepulauan di perlakukan
secara khusus salah satunya memberikan fasilitas untuk dilatih penggunaan USG dengan
harapan bisa men screaning kasus2 dengan resiko tinggi dengan menggunakan USG
 Harapan saya yang kedua pendirian pembangunan RS.kepulauan secepatnya direalisasikan
agar jarak tempuh lebih dekat

Anda mungkin juga menyukai