Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kawasan komersial adalah area atau wilayah yang dikhususkan untuk aktivitas bisnis dan
perdagangan. Biasanya, kawasan komersial mencakup pusat-pusat perkantoran, pusat perbelanjaan,
serta area industri dan pabrik.
Tujuan utama kawasan komersial adalah menyediakan tempat untuk berbagai jenis bisnis dan
kegiatan perdagangan. Komersial sering kali memiliki aksesibilitas yang baik, dengan konektivitas
transportasi yang baik dan infrastruktur yang mendukung seperti jalan raya, stasiun kereta, dan
bandara terdekat. Kawasan komersial juga sering menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di sebuah kota
atau wilayah. Mereka menarik investasi bisnis dan menciptakan peluang kerja bagi penduduk
setempat. Kawasan komersial yang berkembang dengan baik dapat memberikan kontribusi signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi dan pembangunan suatu daerah.
Pemerintah daerah biasanya memiliki peraturan dan regulasi untuk mengatur pengembangan
kawasan komersial dan memastikan bahwa infrastruktur dan fasilitas yang diperlukan tersedia. Tujuan
utama kawasan komersial adalah untuk menciptakan lingkungan yang menguntungkan bagi bisnis,
memfasilitasi perdagangan, dan meningkatkan ekonomi setempat.
Kawasan komersial mengacu pada area atau wilayah, salah satunya di provinsi Sulawesi
Tenggara, Kabupaten Kolaka Timur yang merupakan salah satu dari 17 kabupaten di Provinsi
Sulawesi Tenggara yang terbentuk melalui UU Nomor 8 tahun 2013 tentang Pembentukan Kabupaten
Kolaka Timur di Provinsi Sulawesi Tenggara. Kabupaten Kolaka Timur yang merupakan hasil
pemekaran dari Kabupaten Kolaka tersebut yang terdiri dari 118 desa dan 14 kelurahan yang tersebar
di 12 kecamatan.
Terpilihnya Kecamatan Tirawuta menjadi lokasi Ibu Kota Kabupaten Kolaka Timur,
menjadikan rentang kendali yang lebih pendek, karena masing-masing wilayah di calon
Kabupaten Kolaka Timur memiliki akses yang dekat ke Tirawuta, dengan demikian pelayanan
kepada masyarakat menjadi lebih baik khususnya dari tingkat pemerintah kabupaten. Apabila
selama ini transportasi menuju Ibu Kota Kabupaten Kolaka dari wilayah Kabupaten Kolaka
Timur cukup jauh, dan membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga kehadiran kabupaten di
wilayah ini diperkirakan akan dapat lebih memberikan dampak positif. Meskipun merupakan daerah
yang berkembang, belum memiliki kawasan komersial yang terkenal atau dikenal secara luas. Namun,
terdapat beberapa daerah atau lokasi di Kolaka Timur yang memiliki potensi untuk dikembangkan
sebagai kawasan komersial di masa depan, yang terdapat banyak kegiatan bisnis dan perdagangan.
Salah satunya yang diambil wilayah kawasan komersial terhadap guna lahan pada sektor pertanian di
Kecamatan Tirawuta-Loea.
Guna lahan pertanian merujuk pada penggunaan lahan untuk kegiatan pertanian, di mana lahan
tersebut digunakan untuk produksi tanaman, peternakan, atau kegiatan pertanian lainnya. Guna lahan
pertanian sangat penting karena berperan dalam memenuhi kebutuhan pangan, mendukung
keberlanjutan ekonomi dan sosial, serta mempertahankan lingkungan. Dengan adanya kawasan
komersial guna lahan pertanian ini bertujuan untuk memfasilitasi pemasaran produk pertanian,
memudahkan petani untuk mendapatkan pasokan yang diperlukan dengan lebih mudah dan efisien
serta petani dapat mengembangkan produk-produk khusus seperti sayuran organik, buah-buahan
eksotis, produk peternakan, atau bahan baku industri nabati. Diversifikasi produk membantu
meningkatkan daya saing, dan memenuhi permintaan pasar yang beragam.
Kawasan komersial pertanian merujuk pada area atau wilayah yang didedikasikan khusus untuk
kegiatan komersial yang terkait dengan sektor pertanian. Kawasan ini biasanya dirancang untuk
memfasilitasi produksi, pengolahan, pemasaran, distribusi, dan perdagangan produk pertanian.
Kawasan komersial pertanian juga dapat mencakup fasilitas penelitian dan pengembangan pertanian,
pusat pelatihan, inkubator bisnis, atau lembaga pendukung lainnya yang bertujuan untuk mendorong
inovasi dan peningkatan produktivitas dalam sektor pertanian. Penting untuk dicatat bahwa kawasan
komersial pertanian harus dirancang dengan mempertimbangkan keberlanjutan ekonomi, sosial, dan
lingkungan. Upaya pengelolaan yang baik diperlukan untuk memastikan bahwa kawasan komersial
pertanian beroperasi secara efisien, meminimalkan dampak negatif pada lingkungan, dan mendukung
kesejahteraan petani serta masyarakat setempat.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan kawasan komersial pertanian diantara
pembangunan infrastruktur yang memadai mencakup jaringan jalan, aksesibilitas air bersih, irigasi,
sistem penyimpanan dan distribusi, serta koneksi listrik, dan Kebijakan yang mendukung pertanian
komersial dengan memberikan insentif fiskal bagi petani dan perusahaan pertanian, serta mendukung
pengembangan infrastruktur dan penelitian pertanian yang dapat mendorong pertumbuhan dan
investasi di sektor pertanian.

1.2. Tujuan dan Manfaat Kegiatan


a. Tujuan
1) Menganalisis gambaran guna lahan wilayah komersial di Kecamatan Tirawuta-Loea,
Tujuan ini untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang penggunaan lahan
komersial di wilayah tersebut. Dengan menganalisis jenis usaha yang dominan, luas lahan
yang digunakan, dan pola pemanfaatan lahan, dapat diketahui secara detail gambaran
penggunaan lahan komersial di Kecamatan Tirawuta-Loea.
2) Mengukur efektivitas strategis pendapatan dalam meningkatkan produktivitas sektor
pertanian di Kecamatan Tirawuta-Loea, Tujuan ini untuk mengevaluasi sejauh mana
pendapatan yang diperoleh dari sektor pertanian telah berkontribusi dalam meningkatkan
produktivitas sektor tersebut. Dengan melakukan analisis terhadap pendapatan dan
pertumbuhan ekonomi, dapat dievaluasi keberhasilan strategi pendapatan yang diterapkan
dan mencari cara untuk meningkatkan efektivitasnya.
3) Menganalisis dampak perubahan penggunaan lahan terhadap kesempatan kerja dan
pendapatan masyarakat di Kecamatan Tirawuta-Loea, Tujuan ini untuk memahami
dampak sosial dan ekonomi dari perubahan penggunaan lahan di wilayah tersebut.
Dengan menganalisis perubahan penggunaan lahan, dapat diketahui bagaimana hal
tersebut mempengaruhi peluang kerja dan pendapatan masyarakat setempat. Hal ini
penting untuk memahami dampak dari perubahan terse but dan mencari solusi yang dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
b. Manfaat Kegiatan
1) Memberikan pemahaman yang lebih baik tentang penggunaan lahan komersial di
Kecamatan Tirawuta-Loea, kegiatan ini akan memberikan informasi yang relevan tentang
jenis usaha yang dominan, luas lahan yang digunakan, dan pola pemanfaatan lahan di
wilayah tersebut. Hal ini akan memperkuat pemahaman tentang penggunaan lahan
komersial dan dapat menjadi dasar pengetahuan untuk pengambilan kebijakan terkait
pengembangan sektor pertanian dan pemanfaatan lahan.
2) Meningkatkan efektivitas strategis pendapatan sektor pertanian, dengan melakukan
evaluasi terhadap pendapatan yang diperoleh dari sektor pertanian, dapat diidentifikasi
faktor-faktor yang dapat meningkatkan produktivitas sektor tersebut melalui pendapatan
yang efektif. Informasi ini akan membantu dalam perencanaan dan pengembangan
strategi yang lebih baik untuk memajukan sektor pertanian di Kecamatan Tirawuta-Loea.
3) Memahami dampak sosial dan ekonomi perubahan penggunaan lahan, kegiatan ini akan
memberikan pemahaman tentang bagaimana perubahan penggunaan lahan dapat
mempengaruhi kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat. Dengan memperhatikan
keseimbangan antara sektor pertanian dan sektor lainnya, kegiatan ini dapat membantu
dalam menciptakan lapangan kerja yang berkelanjutan, meningkatkan pendapatan
masyarakat, dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Informasi ini penting
untuk menyusun kebijakan yang tepat dalam mengelola lahan komersial dan menjaga
keseimbangan antara sektor pertanian dan sektor lainnya di wilayah tersebut.
1.3. Output Kegiatan
1) Analisis Gambaran Penggunaan Lahan Komersial di Kecamatan Tirawuta-Loea :
 Rincian jenis usaha yang dominan dalam kawasan komersial.
 Luas lahan yang digunakan untuk kegiatan komersial.
 Pola pemanfaatan lahan, misalnya apakah terdapat pola konsentrasi atau dispersi usaha.
2) Evaluasi Efektivitas Strategis Pendapatan Sektor Pertanian di Kecamatan Tirawuta-Loea :
 Analisis pendapatan yang diperoleh dari sektor pertanian.
 Pertumbuhan ekonomi yang terkait dengan sektor pertanian.
 Evaluasi terhadap strategi pendapatan yang diterapkan.
3) Analisis Dampak Perubahan Penggunaan Lahan terhadap Kesempatan Kerja dan Pendapatan
Masyarakat :
 Dampak perubahan penggunaan lahan terhadap lapangan kerja di wilayah tersebut.
 Perubahan pendapatan masyarakat akibat perubahan penggunaan lahan.
 Identifikasi solusi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Output kegiatan ini akan menjadi dasar informasi dan rekomendasi yang dapat digunakan oleh
pemerintah, organisasi pertanian, dan pemangku kepentingan lainnya dalam mengembangkan sektor
pertanian, mengelola lahan komersial, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kecamatan
Tirawuta-Loea.

1.4. Struktur Penelitian


BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Dan Manfaat Kegiatan
1.4 Output Kegiatan
1.5 Struktur Kegiatan

BAB II GAMBARAN UMUM KOLAKA TIMUR


2.1 Kondisi Perekonomian Daerah
2.2 Tinjauan Organisasi Perencanaan BAPPEDA Kolaka Timur
BAB III METODE KEGIATAN
3.1 Lokasi Di Waktu Kegiatan
3.2 Metode Pelaksanaan
3.3 Teknik Pengumpulan Data
3.4 Metode Analisis Data
BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN KEGIATAN
4.1 Identifikasi Dokumen Perencanaan
4.2 Analisis Perekonomian
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
BAB II
GAMBARAN UMUM KABUPATEN

2.1. Kondisi Perekonomian Daerah


Kolaka Timur (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), Sulawesi tenggara
(Sultra) siap menjadikan sektor pertanian dan perkebunan sebagai sektor utama dalam menunjang
perekonomian di daerah itu. "Hingga saat ini, Kolaka Timur masih mengandalkan pertanian dan
perkebunan dalam menunjang ekonomi daerah," kata Pj Bupati Kolaka Timur, Sulwal Aboenawas, di
Tirawuta, Jumat.
Menurut dia, sektor pertanian dan perkebunan telah memberikan sumbangsih baik produk
domestik regional bruto atau PDRB tahun 2020 yang tercatat mencapai 42,4 persen. Untuk itu, pada
2022, potensi yang akan dikembangkan dalam menunjang pertumbuhan ekonomi masyarakat masih
difokuskan pada kedua tersebut yakni sektor pertanian dan perkebunan. "Adapun jenis komoditas
utama pada sektor tersebut yang menjadi unggulan adalah kakao, padi sawah, nilam dan tanaman
hortikultura lainnya serta pasca panen tanaman pertanian dan perkebunan," katanya.
Khusus untuk pertanian dalam hal ini persawahan, kata Sulwan, diharapkan akan lebih
meningkat dengan kehadiran Bendungan Ladongi yang dapat mengairi ribuan hektar sawah yang ada
di kabupaten Kolaka Timur. "Tentunya kita berharap dengan kehadiran Bendungan Ladongi dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat dimana potensi hasil pertanian yang tadinya hanya
menghasilkan beberapa beberapa ton dapat menjadi meningkat dua kali lipat," pungkasnya.
Hal tersebut harus menjadi prioritas utama dengan mempercepat proses perubahan menuju
keseimbangan pembangunan antar wilayah yang disikapi oleh pemerintah Kabupaten Kolaka
Timur dengan pembentukan kecamatan baru yang salah satunya adalah Kecamatan Loea yang
merupakan bagian dari Kecamatan Tirawuta yang berhasil dimekarkan pada tahun 2010.
Dengan pembentukan kecamatan baru diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap
peningkatan kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kecamatan Loea. Melihat potensi Kecamatan
Loea yang berada di jalan poros Ladongi perlu mendapatkan perhatian yang lebih besar untuk
dapat mendorong pertumbuhan wilayah Kecamatan Loea, bukan hanya pada saat
pembentukan tetapi bagaimana aplikasi pembangunan yang dilaksanakan diwilayah tersebut.
Masyarakat Kabupaten Kolaka Timur khususnya Desa Tirawuta secara umum
memiliki potensi pengembangan diri dalam hal pertanian dan perkebunan guna membantu
perekonomian masyarakat desa. Pada tahun 2020 kabupaten kolaka timur memberikan
sumbangsih baik produkdomestik regional menumbuhkan sekitar 42% dalam pengembangan
ekonomi dari sektor pertanian dan perkebunan, sehingga pada tahun 2022 dan seterusnya target
perekonomian masyarakat khususnya di Desa Tirawuta akan di fokuskan pada pertanian dan
perkebunan jenis komoditas utama pada sektor tersebut yang menjadi unggulan adalah kakao, padi
sawah, nilam.
Adapun masalah yang dihadapi oleh masyarakat di Desa Tirawuta Kecamatan Tirawuta
Kabupaten Kolaka Timur ialah para petani masih kurang dalam menguasai teknologi pemasaran
online sehingga penjualan produk masih dominan dilakukan secara konvensional. Masalah lain yang
ada, yakni potensi hasil pertanian dan perkebunan yang berlimpah namun belum dikelola dengan
baik untuk dijadikan produk UMKM, dan juga produk UMKM yang ada belum dimanajemen
dengan baik dalam hal branding dan promosi produknya.

Gambar sektor pertanian Kecamatan Loea:


2.1.1. Persentase Luas Lahan Menurut Jenis Penggunaan di Kecamatan Loea, 2021

Gambar 2.1.1
Sumber : Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Kolaka Timur
2.1.2. Luas Area dan Produksi Tanaman Perkebunan Menurut Jenis Tanaman di Kecamatan Loea,
2021

Gambar 2.1.2
Sumber: Dinas Perkebunan Dan Hortikultura Kab. Kolaka Timur

2.1.1. Luas Lahan Kecamatan Loea Menurut Penggunaannya, 2021


Tabel 2.1.1
Sumber: Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Kolaka Timur

2.1.2. Luas Panen dan Produksi Tanaman Sayuran dan BuahBuahan Semusim Menurut Jenis Tanaman
di Kecamatan Loea, 2021

Tabel 2.1.2
Sumber: BPS, Statistik Pertanian Hortikultura SPH-SBS

2.1.3. Produksi Buah-Buahan Tahunan Menurut Jenis Tanaman di Kecamatan Loea, 2021
Tabel 2.1.3
Sumber: BPS, Statistik Pertanian Hortikultura SPH-BST

2.1.4. Luas Panen dan Produksi Biofarmaka Menurut Jenis Tanaman di Kecamatan Loea, 2021
Tabel 2.1.4
Catatan: Satuan Yang Digunakan Untuk Tanaman Mahkota Dewa Dan Mengkudu
Sumber: Bps, Statistik Pertanian Hortikultura Sph-Sbs

2.1.5. Luas Area dan Produksi Tanaman Perkebunan Menurut Jenis Tanaman di Kecamatan Loea,
2021

Tabel 2.1.5
Sumber: Dinas Perkebunan Dan Hortikultura Kab. Kolaka Timur
 Gambaran sektor Pertanian Kecamatan Tirawuta:
2.1.3. Persentase Luas Lahan Menurut Jenis Penggunaan di Kecamatan Tirawuta, 2021

Gambar 2.1.3
Sumber: Dinas Tanaman Pangan dan Perternakan Kabupaten Kolaka Timur

2.1.4. Luas Area dan Produksi Tanaman Perkebunan Menurut Jenis Tanaman di Kecamatan Tirawuta,
2021

Gambar 2.1.4
Sumber: Dinas Perkebunan dan Hortikultura Kab. Kolaka Timur

2.1.6. Luas Lahan Kecamatan Tirawuta Menurut Penggunaannya, 2021

Tabel 2.1.6
Sumber: Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Kolaka Timur.
2.1.7. Luas Panen dan Produksi Tanaman Sayuran dan BuahBuahan Semusim Menurut Jenis Tanaman
di Kecamatan Tirawuta, 2021
Tabel 2.1.7
Sumber: BPS, Statistik Pertanian Hortikultura SPH-SBS/ BPS-Statistical Indonesia

2.1.8. Produksi Buah-Buahan Tahunan Menurut Jenis Tanaman di Kecamatan Tirawuta, 2021

Tabel 2.1.8
Sumber/Source : BPS, Statistik Pertanian Hortikultura SPH-BST

2.1.9 Luas Panen dan Produksi Biofarmaka Menurut Jenis Tanaman di Kecamatan Tirawuta, 2021
Tabel 2.1.9
Catatan/Note: Satuan yang digunakan untuk tanaman mahkota dewa dan mengkudu
Sumber/Source : BPS, Statistik Pertanian Hortikultura SPH-SBS

2.1.10. Luas Area dan Produksi Tanaman Perkebunan Menurut Jenis Tanaman di Kecamatan Tirawuta,
2021
Tabel 2.1.10
Sumber: Dinas Perkebunan dan Holtikultura Kab. Kolaka Timur

2.2. Tinjauan Organisasi Perencanaan BAPPEDA Kolaka Timur


Bappeda Kolaka Timur mempunyai tugas yaitu melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan. Adapun Fungsi yang dimaksud yang harus
dilaksanakan oleh BAPPEDA Kabupaten Kolaka Timur adalah:
1. Penyusunan kebijakan teknis di bidang perencanaan, penelitian dan pengembangan daerah;
2. Pelaksanaan tugas dukungan teknis atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang
perencanaan, penelitian dan pengembangan daerah;
3. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan teknis di bidang perencanaan,
penelitian dan pengembangan daerah;
4. Pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi-fungsi penunjang urusan pemerintahan daerah di bidang
perencanaan, penelitian dan pengembangan daerah;
5. Pengelolaan barang milik/kekayaan daerah dan layanan pengadaan barang/jasa di lingkup badan;
dan
6. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsi badan
Namun, pada kenyataannya terjadi kesenjangan antara harapan dan kenyataan, dimana
berdasarkan pengamatan awal dan informasi yang didapatkan oleh peneliti bahwa selama ini
pembangunan infrastruktur jalan di Kabupaten Kolaka Timur belum maksimal dikarenakan proses
perencanaan pembangunan daerah tentang infrastruktur jalan cendrung tidak merata dan belum
berkembang khususnya pada daerah-daerah terpencil. Hal tersebut terjadi karena pembangunan yang
dilakukan cendrung hanya untuk membangun wilayah-wilayah tertentu sehingga pembangunan
infrastruktur jalan menjadi terhambat. Dari hasil observasi awal ada beberapa permasalahan jalan di
Kabupaten Kolaka Timur diantaranya lemahnya koordinasi Bappeda dengan pihak terkait sehingga
membuat terhambatnya proses perencanaan pembangunan infrastruktur jalan, Visi-Misi BAPPEDA
Kolaka Timur lebih mengarah ke pembangunan dan pemberdayaan masyarakat sehingga
pembangunan infrastruktur jalan bukan prioritas utama.
Dalam proses perencanaan Bappeda Kabupaten Kolaka Timur juga menyusun yang namanya
dokumen perencanaan diantaranya rencana pembangunan jangka Panjang daerah (RPJPD) dokumen
ini disusun 25 tahun sekali. Adapun dokumen rencana pembangunan jangka menengah daerah
(RPJMD) disusun 5 tahun sekali dan juga rencana kerja pemerintah daerah (RKPD) yang disusun satu
tahun sekali. Bappeda Kabupaten Kolaka Timur juga mempunyai beberapa faktor penghambat dan
pendukung dalam menjalankan fungsinya yang pertama faktor penghambat internal dalam
menjalankan perannya yaitu masih minimnya SDM manusia sesuai kompeten di tempatkan dalam
perengkat daerah Kabupaten Kolaka Timur dan juga belum optimalnya SDM bappeda mengoprasikan
sistem perencanaan pembangunan daerah di Kabupaten Kolaka Timur. Faktor penghambat eksternal
pada perangkat daerah SDM masih belum memahami proses perencanaan, pengendalian dan
pelaporan serta evaluasi perencanaan.

Visi Kabupaten Kolaka Timur :

"Sejahtera Bersama Masyarakat Kolaka Timur Yang Agamis, Maju, Mandiri Dan Berkeadilan "

Untuk Mewujudkan Visi Tersebut Maka Ada 10 (Sepuluh) Misi Yang Akan Dilakukan Oleh Bupati
Dan Wakil Bupati Kolaka Timur Periode 2021-2026 :

1. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Berbasis Ajaran Agama, Ilmu Pengetahuan Dan
Teknologi (Iptek) Serta Budaya Lokal

2. Peningkatan Aksebilitas, Pemerataan Dan Kualitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat

3. Percepatan Kualitas Infrastruktur Publik Yang Memadai Dan Efektif

4. Penguatan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik, Bersih Dan Transparan Melayani Masyarakat

5. Peningkatan Ekonomi Masyarakat Dan Produktifitas Pertanian, Perkebunan, Penguatan Umkm,


Koperasi Dan Pelaku Usaha

6. Penguatan Peran Pemerintah Desa Dalam Pemberdayaan Masyarakat

7. Pembinaan Dan Pemberdayaan Kepemudaan, Olahraga Dan Seni Budaya.

8. Mengembangkan Potensi Wisata

9. Terwujudnya Masyarakat Yang Aman, Damai Dan Tertib

10. Pengelolaan Lingkungan Hidup Secara Profesional, Selaras, Serasi Dan Seimbang Untuk
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
BAB III
METODE KEGIATAN

3.1. Lokasi Dan Waktu Kegiatan


Menurut Nasution (2003:43) lokasi penelitian menunjukan pada pengertian tempat atau lokasi
sosial penelitian yang dicirikan oleh adanya unsur yaitu pelaku, tempat, dan kegiatan yang dapat di
observasi. Lokasi kegiatan Workshop Perencanaan Pembangunan untuk kelompok ini dilakukan di
Kabupaten Kolaka Timur, dengan daerah pilihan yang akan diteliti yaitu Kecamatan Tirawuta – Loea.
Mengenai bagaimana pengembangan kawasan komersil pada dua kecamatan itu. Proses pengambilan
data pada kegiatan ini diambil di Kantor Bappeda Kabupaten Kolaka Timur yang berada di desa
Lalingato Kecamatan Tirawuta.
Adapun waktu pelaksanaan kegiatan mata kuliah Workshop Perencanaan Pembangunan kami
lakukan selama satu semester, terhitung dari awal semester 6 pada tanggal 20 Februari 2023 sampai 30
Juni 2023. Waktu pertemuan dengan Bappeda Kab.Kolaka Timur pertama kali dilaksanakan pada
tanggal 23 Maret 2023 dan pertemuan kedua pada tanggal 10 Mei 2023.
3.2. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan Workshop Perencanaan Pembangunan dapat mencakup langkah-langkah berikut:
1. Identifikasi Tujuan : Untuk menganalisis dan mengembangkan kawasan komersial di
Kecamatan Tirawuta - Loea.
2. Perencanaan Kegiatan
 Penentuan Jadwal
Penetapan jadwal pelaksanaan workshop, sesuai dengan waktu yang telah disebutkan,
mulai dari tanggal 20 Februari 2023 hingga 30 Juni 2023.
 Identifikasi Peserta
Kelompok peserta yang akan terlibat dalam workshop, seperti mahasiswa, dosen, dan
perwakilan dari Bappeda Kabupaten Kolaka Timur.
 Penyusunan Rencana Kerja
Membuat rencana kerja yang mencakup topik-topik yang akan dibahas, metode yang akan
digunakan, dan tahapan kegiatan yang akan dilakukan.kan kelompok peserta yang akan
terlibat dalam workshop, seperti mahasiswa, dosen, dan perwakilan dari Bappeda
Kabupaten Kolaka Timur.
3. Pengumpulan Data
 Kunjungan ke Kantor Bappeda
Pertemuan dengan pihak Bappeda Kabupaten Kolaka Timur pada tanggal 23 Maret 2023
dan 10 Mei 2023 di Kantor Bappeda yang berada di Desa Lalingato, Kecamatan Tirawuta.
Selama pertemuan tersebut, ambil data terkait pengembangan kawasan komersial dan
penggunaan lahan di dua kecamatan yang diteliti.
 Survei Lapangan
Mensurvei lapangan di Kecamatan Tirawuta - Loea untuk mengumpulkan data terkait
gambaran penggunaan lahan, jenis usaha yang dominan, luas lahan yang digunakan, dan
pola pemanfaatan lahan.
4. Analisis Data
 Proses Analisis
Menganalisis data yang telah dikumpulkan, seperti mengidentifikasi pola penggunaan
lahan, mengevaluasi efektivitas strategis pendapatan sektor pertanian, dan menganalisis
dampak perubahan penggunaan lahan terhadap kesempatan kerja dan pendapatan
masyarakat.
 Interpretasi Temuan
Menginterpretasikan hasil analisis untuk memahami gambaran pengembangan kawasan
komersial dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang kondisi di dua kecamatan
tersebut.
5. Penyusunan Laporan
Menulis laporan yang mencakup tujuan, metodologi, hasil analisis, kesimpulan, serta saran
dan rekomendasi berdasarkan temuan yang ditemukan.
6. Presentasi dan Diskusi
 Menyampaikan hasil penelitian dalam bentuk presentasi kepada kelompok peserta, dosen,
dan pihak Bappeda Kabupaten Kolaka Timur.
 Melakukan sesi diskusi untuk mendapatkan masukan, tanggapan, dan pemikiran dari
peserta terkait temuan dan rekomendasi yang diajukan.

3.3 Teknik Pengumpulan Data


 Observasi, yaitu kelompok peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan langsung yang
secara sistematis terhadap penelitian tentang Tinjauan Rencana Pengembangan Kawasan
Komersil Tirawuta- Loea.
 Wawancara yang digunakan oleh kelompok peneliti adalah wawancara bebas terstruktur,
artinya peneliti mengadakan wawancara langsung dengan Pemerintah Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah ( BAPPEDA) Kabupaten Kolaka Timur, serta wawancara bebas dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya.
 Dokumentasi yaitu teknik pengambilan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-
dokumen baik tertulis, gambar maupun elektronik, untuk melengkapi data dari hasil
wawancara dan hasil pengamatan (observasi).

3.4. Metode Analisis Data


Dalam konteks penelitian Workshop Perencanaan Pembangunan mengenai pembangunan
kawasan komersial di Kecamatan Tirawuta-Loea ,berikut adalah metode yang dapat
digunakan:
3.4.1. Analisis Kualitatif Deskriptif
Menurut I Made Winartha (2006:155), metode analisis deskriptif kualitatif adalah
menganalisis, menggambarkan, dan meringkas berbagai kondisi, situasi dari berbagai data yang
dikumpulkan berupa hasil wawacara atau pengamatan mengnai masalah yang diteliti yang terjadi
di lapangan.
Yang termasuk dalam analisis kualitatif deskriptif yang digunakan pada laporan ini yaitu:
1). Analisis Deskriptif
Metode ini digunakan untuk memberikan gambaran yang lebih baik tentang penggunaan
lahan komersial di wilayah tersebut. Analisis deskriptif dapat meliputi statistik deskriptif
seperti frekuensi, persentase, mean, dan median. Hal ini akan membantu dalam memahami
jenis usaha yang dominan, luas lahan yang digunakan, dan pola pemanfaatan lahan secara
detail.
2). Analisis Pendapatan dan Pertumbuhan Ekonomi
Metode ini digunakan untuk mengukur efektivitas strategis pendapatan dalam meningkatkan
produktivitas sektor pertanian. Analisis ini melibatkan pengumpulan data pendapatan sektor
pertanian dan pertumbuhan ekonomi terkait. Kemudian, data tersebut dapat dievaluasi untuk
mengidentifikasi sejauh mana pendapatan dari sektor pertanian berkontribusi dalam
meningkatkan produktivitas sektor tersebut.
3.4.2. Analisis Kuantitatif
Metode analisis data kuantitatif adalah metode komputasi dan statistik yang berfokus pada
analisis statistik, matematik atau numerik dari kumpulan data. Maka dari itu, untuk menggunakan
metode ini pada penelitian Anda, pastikan data Anda dapat diukur atau dinumerikkan.
Yang termasuk dalam analisis kuantitatif yang digunakan pada laporan ini yaitu:
1) Analisis Dampak Sosial dan Ekonomi
Metode ini digunakan untuk menganalisis dampak perubahan penggunaan lahan terhadap
kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat. Dalam analisis ini, perubahan penggunaan
lahan akan dievaluasi untuk memahami bagaimana hal tersebut mempengaruhi peluang
kerja dan pendapatan masyarakat setempat. Metode analisis ini dapat melibatkan teknik
seperti analisis regresi, perbandingan sebelum dan sesudah, dan perhitungan dampak
ekonomi.
2) Analisis Spatial
Metode ini digunakan untuk menganalisis pola dan distribusi penggunaan lahan komersial
di wilayah Kecamatan Tirawuta - Loea secara spasial. Dalam analisis ini, data spasial (GIS)
dapat digunakan untuk memetakan penggunaan lahan, mengidentifikasi hotspot atau
konsentrasi usaha tertentu, dan menganalisis hubungan antara penggunaan lahan dengan
faktor-faktor lain seperti aksesi bilitas, infrastruktur, atau kepadatan penduduk.
BAB IV
ANALISIS PELAKSANAAN KEGIATAN
4.1. Identifikasi Dokumen Perencanaan

4.1.1. Tujuan, Sasaran, Strategi Pembangunan Daerah Tahun 2021-2026


Dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan daerah Kabupaten Kolaka
Timur Tahun 2021-2026, dirumuskan strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah.
Strategi dan arah kebijakan pembangunan ini merupakan panduan dalam menentukan
program prioritas pembangunan daerah yang akan dilaksanakan selama lima tahun
kedepan. Strategi Pembangunan Daerah diuraikan sebagai berikut:
Tabel 4.1.1 Tujuan, Sasaran, Strategi Pembangunan Daerah Tahun 2021-2026

4.1.2. Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Tahun 2021-2026


Arah kebijakan merupakan penjabaran dari strategi pembangunan daerah berupa rumusan
kerangka pikir atau kerangka kerja untuk menyelesaikan masalah pembangunan daerah yang
dilaksanakan secara bertahap yang difokuskan pada prioritas-prioritas pencapaian tujuan dan
sasaran pelaksanaan misi pembangunan.
Arah kebijakan akan merumuskan perencanaan yang komprehensif, sinkron, konsisten, dan
selaras dengan visi dan misi kepala daerah dalam mencapai tujuan dan sasaran perencanaan
pembangunan daerah. Berdasarkan perumusan tujuan, sasaran dan strategi pembangunan daerah
Kabupaten Kolaka Timur Tahun 2021-2026, maka arah kebijakan pembangunan daerah
Kabupaten Kolaka Timur Tahun 2021-2026, sebagai berikut:
Tabel 4.1.2 Misi Pertama (1) : Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Berbasis Ajaran Agama, Ilmu
Pengetahuan Dan
Teknologi (Iptek) Serta Budaya Lokal.

Tabel 4.1.3 Misi Dua (2) : Peningkatan Aksebilitas, Pemerataan dan Kualitas Pelayanan Kesehatan
Masyarakat
Tabel 4.1.4 Misi Tiga (3) : Percepatan Kualitas Infrastruktur Publik Yang Memadai dan Efektif

Tabel 4.1.5 Misi Empat (4) : Penguatan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik, Bersih, Dan Transparan

Melayani Masyarakat
Tabel 4.1.6 Misi Lima (5) : Peningkatan Ekonomi Masyarakat Dan Produktifitas Pertanian,
Perkebunan, Penguatan Umkm, Koperasi Dan Pelaku Usaha

Tabel 4.1.7 Misi Enam (6) : Penguatan Peran Pemerintah Desa Dalam Pemberdayaan Masyarakat
Tabel 4.1.8 Misi Tujuh (7) : Pembinaan Dan Pemberdayaan Kepemudaan, Olahraga Dan Seni Budaya

Tabel 4.1.9 Misi Delapan (8) : Mengembangkan Potensi Wisata

Tabel 4.1.10 Misi Sembilan (9) : Terwujudnya Masyarakat Yang Aman, Damai Dan Tertib
4.1.11. Misi Sepuluh (10) : Pengelolaan Lingkungan Hidup Secara Profesional, Selaras, Serasi Dan
Seimbang Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
4.2. Analisis Perekonomian Indikatif
4.2.1. Analisis Deduktif
 Menjelaskan program-program yang akan dilaksanakan pada penggunaan lahan kegiatan
pembangunan pada sektor Pertanian di Kecamatan Tirawuta dan Kecamatan Loea tahun
2020. Data tersebut meliputi penggunaan tanah, tanaman hortikultura dan tanaman
perkebunan:
1. Lahan sawah adalah lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh pematang
(galengan), saluran untuk menahan/ menyalurkan air, yang biasanya ditanami padi
sawah tanpa memandang dari mana diperoleh atau status lahan tersebut
2. Tegal/Kebun adalah lahan pertanian bukan sawah (lahan kering) yang ditanami
tanaman semusim atau tahunan dan terpisah dengan halaman sekitar rumah serta
penggunaannya tidak berpindah pindah.
3. Ladang/Huma adalah lahan pertanian bukan sawah (lahan kering) yang biasanya
ditanami tanaman semusimbila sudah tidak subur lagi (berpindahpindah).
4. Lahan yang sementara tidak diusahakan adalah lahan yang biasanya diusahakan
tetapi untuk sementara (lebih dari 1 (satu) tahun tetapi kurang dari atau sama dengan
2 (dua) tahun) tidak diusahakan, termasuk lahan sawah yang tidak diusahakan
selama lebih dari 2 (dua) tahun.
5. Tanaman sayuran semusim adalah tanaman sumber vitamin, garam mineral dan lain-
lain yang dikonsumsi dari bagian tanaman yang berupa daun, bunga, buah, dan
umbinya, yang berumur kurang dari satu tahun.
6. Tanaman buah-buahan semusim adalah tanaman sumber vitamin, garam mineral, dan
lain-lain yang dikonsumsi dari bagian tanaman yang berupa buah, berumur kurang
dari satu tahun, tidak berbentuk pohon/rumpun tetapi menjalar dan berbatang lunak.
7. Tanaman buah-buahan tahunan adalah tanaman sumber vitamin, garam mineral, dan
lain-lain yang dikonsumsi dari bagian tanaman yang berupa buah dan merupakan
tanaman tahunan.
8. Tanaman sayuran tahunan adalah tanaman sumber vitamin, garam mineral, dan lain-
lain yang dikonsumsi dari bagian tanaman yang berupa daun dan atau buah yang
berumur lebih dari satu tahun.
9. Tanaman biofarmaka adalah tanaman yang bermanfaat untuk obat-obatan, kosmetik,
dan kesehatan yang dikonsumsi atau digunakan dari bagian-bagian tanaman seperti
daun, batang, buah, umbi (rimpang) ataupun akar.
10. Luas panen tanaman hortikultura adalah luas tanaman sayuran, buahbuahan,
biofarmaka, dan tanaman hias yang diambil hasilnya/dipanen pada periode
pelaporan.
11. Luas panen untuk tanaman sayuran adalah luas tanaman yang dipanen
sekaligus/habis/ dibongkar dan luas tanaman yang dipanen berkali-kali (lebih dari
satu kali)/belum habis.
12. Tanaman yang dipanen sekaligus habis/ dibongkar adalah tanaman yang sehabis
panen langsung dibongkar/ dicabut, terdiri dari bawang merah, bawang putih,
bawang daun, kentang, kol/ kubis, kembang kol, petsai/sawi, wortel, lobak, dan
kacang merah.
13. Tanaman yang dipanen berkalikali (lebih dari satu kali)/belum habis adalah tanaman
yang pemanenannya lebih dari satu kali dan biasanya dibongkar apabila panenan
terakhir sudah tidak memadai lagi, terdiri dari: kacang panjang, cabe besar, cabe
rawit, jamur, tomat, terung, buncis, ketimun, labu siam, kangkung, bayam, melon,
semangka, dan blewah.
14. Produksi hortikultura adalah hasil menurut bentuk produk dari setiap tanaman
sayuran, buahbuahan, biofarmaka dan tanaman hias yang diambil berdasarkan luas
yang dipanen/tanaman yang menghasilkan pada bulan/ triwulan laporan.
15. Luas panen adalah luas tanaman sayuran, buah buahan, biofarmaka dan tanaman hias
yang diambil hasilnya/dipanen pada periode pelaporan.
4.2.2. Analisis Induktif
Secara umum pengertian dari pertanian adalah suatu kegiatan manusia yang termasuk
didalamnya yaitu bercocok tanam, peternakan, perikanan dan juga kehutanan. Sebagian besar
kurang lebih dari 50 persen mata pencaharian masyarakat di Indonesia adalah sebagai petani,
sehingga sektor pertanian sangat penting untuk dikembangkan di negara kita.
Pengertian pertanian dalam arti sempit hanya mencakup pertanian sebagai budidaya
penghasil tanaman pangan padahal kalau kita tinjau lebih jauh kegiatan pertanian dapat
menghasilkan tanaman maupun hewan ternak demi pemenuhan kebutuhan hidup manusia.
Sedangkan pengertian pertanian yang dalam arti luas tidak hanya mencakup
pembudidayaan tanaman saja melainkan membudidayakan serta mengelola dibidang perternakan
seperti merawat dan membudidayakan hewan ternak yang bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan
masyarakat banyak seperti: ayam, bebek, angsa. Serta pemanfaatan hewan yang dapat membantu
tugas para petani kegiatan ini merupakan suatu cakupan dalam bidang pertanian (Bukhori, 2014).
Tabel 4.2.2 Luas tanam, luas panen, produksi, dan produktivitas tanaman pangan yang ada di
Kecamatan Tirawuta
Kabupaten Kolaka Timur.

Luas lahan pertanian untuk wilayah kecamatan Tirawuta yaitu sekitar 206.8 km² dan luas tanaman
pangan yang unggul adalah padi dengan luas lahan tanaman 1.975 ha.

Tabel 4.2.3 Luas tanam, luas panen, produksi, dan produktivitas tanaman pangan yang ada di
Kecamatan Loea Kabupaten Kolaka Timur

Luas lahan pertanian untuk wilayah kecamatan Loea yaitu sekitar 107.994 km² dan luas tanaman
pangan yang unggul adalah padi dengan luas lahan tanaman 3.025 ha.

4.2.3. Konsep Analisis Swot


Analisis SWOT( SWOT Analysis) yakni mencakup upaya-upaya untuk mengenali
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang menentukan kinerja perusahaan. Informasi
eksternal mengenai peluang dan ancaman dapat di peroleh dari banyak sumber, termasuk
pelangan, dokumen pemerintah, pemasok, kalangan perbankkan, rekan di perusahaan lain.
Banyak perusahaan menggunakan jasa lembaga pemindaian untuk memperoleh kliping surat
kabar, riset di internet, dan anlisis tren tren domestic dan global yang relevan (Richard L daft
2010:253).
Selanjutnya Fredy Rangkuti (2014: 18) identifikasi berbagi fakator secra sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini di dasarkan pada logika yang dapat yang di
maksimalkan kekuatan strength (kekuatan) dan weakness (kelemahan) internal dari suatu
perusahaan serta Opportunities (peluang) Threat (ancaman) lingkungan yang dihadapinya.
Analisis SWOT (SWOT analysis) merupaka teknik historis yang terkenal dimana para manajer
menciptakan gambaran umum secara cepat mengenai situasi strategisperusahaan, analisis ini
didasarkan pada asumsi bahwa strategi yang efektif diturunkan dari “kesesuaian” yang baik anta
ra sumber daya internalperusahaan, (kekuatan dan kelemahan) dengan situasi eksternal (peluang
dan ancaman). Kesesuaian yang baik akanmemaksimalkan kekuatan dan peluang perusahaan
serta meminimalkan kelemahan dan ancaman.
1) Kekuatan (strength)
Merupakan sumber daya atau kapabilitas yang dikendalikan oleh atau tersedia bagi suatu
perusahaan yang membuat perusahaan relatif lebih unggul dibandingkan pesaingnya, dalam
memenuhi kebutuhan pelanggan yang dilayaninya. Kekuatan muncul dari sumber daya dan
kompetensi yang tersedia bagi perusahaan.
2) Kelemahan (Weakness)
Merupakan keterbatasan atau kekurangan dalam atau lebih sumber daya atau kapabilitas
suatu perusahaan relatif terhadap pesaingnya yang menjadi hambatan dalam memnuhi
kebutuhan pelanggan secara efektif”
3) Peluang (opportunity)
Merupakan situasi utama yang menguntungkan dalam lingkungan suatu perusahaan. Tren
utama merupakan salah satu sumber peluang. Identifikasi atas segmen pasar yang
sebelumnya terlewatkan, perusahaan dalam kondisi persaingan atau regulasi, perubahan
teknologi, dan membaiknya hubungan dengan pembeli atau pemasok dapat menjadi peluang
bagi perusahaan.
4) Ancaman (Threat)
Merupakan situasi utama yang tidak menguntungkan dalam lingkungan suatu perusahaan.
Ancaman merupakan penghalang utama bagi perusahaan dalam mencapai posisi saat ini atau
yang diinginkan. Masuknya pesaing baru, pertumbuhan pasar yang lamban, meningkatnya
kekuatan tawar menawar dari pembeli atau pemasok utama, perubahan teknologi, dan
direvisinya atau pembaruan peraturan dapat menjadi penghalang bagi keberhasilan suatu
perusahaan.
Metode analisis SWOT merupaka metode analisis yang paling dasar dalam melakukan
analisis strategi, yang bermanfaat untuk mengetahui suatu permasalahan ataupun suatu
27aria dari empat sisi yang berbeda. Hasil analisis ini biasanya berupa arahan ataupun
rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan dan dan untuk menambah kekuatan dan untuk
menambah keuntungan suatu perusahaan atau organisasi dari segi peluang yang ada, sambil
mengurangi kekurangan yang dimiliki dan juga menghindari berbagai ancaman yang terjadi.
Jika digunakan dengan baik dan benar, maka analisis ini akan dapat digunakan untuk
membantu melihat sisi-sisi yang terabaikan atau tidak terlihat dari sebuah perusahaan atau
organisasi. Dari uraian diatas tadi, analisis SWOT adalah instrument yang bermanfaat dalam
melakukan analisis strategi dalam manajemen perusahaan atau organisasi. Analisis ini
berperan sebagai alat untuk meminimalisir kelemahan atau kekurangan yang terdapat dalam
suatu perusahaan atau organisasi serta menekan dampak dari ancaman yang timbul dan harus
dihadapi.
 Berikut adalah keunggulan dari analisis SWOT antara lain:
1) Dapat dijadikan panduan dalam penyusunan kebijakan strategi menuju target yang telah
di canangkan sebelumnya.
2) Dapat membantu memudahkan proses evaluasi berkaitan dengan penentuan kebijakan
strategis sekaligus system perencanaan agar meraih kesuksesan dari waktu sebelumnya.
3) Dapat dijadikan bagian penting untuk memperoleh informasi tentang beragam hal yang
dibutuhkan menuju proses perubahan perbaikan masa mendatang.
4) Dapat meningkatkan motivasi dalam menemukan ide-ide kreatif untuk terus maju
meraih kesuksesan yang ditargetkan sebelumnya.

 Adapun tujuan dan fungsi analisis SWOT dibawah ini:


1) Analisis SWOT mengarahkan analisis strategi dengan cara memfokuskan perhatian
padakekuatan (strengths), kelemahan (weaknesess), peluang (opportunities), dan
ancaman (threats)yang merupakan hal yang kritis bagi keberhasilan perusahaan.Maka
perlunya identifikasi terhadap peluang dan ancaman yangdihadapi serta kekuatan dan
kelemahan yang dimilikiperusahaan melalui telaah terhadap lingkungan usaha dan
potensi sumber daya perusahaan dalam menetapkansasaran dan merumuskan strategi
perusahaan yang realistis dalammewujudkan visi dan misinya. Maka tujuan analisis
SWOT pada perusahaan adalah untukmemberikan faktor-faktor internal dan eksternal
perusahaan yang telah dianalisis. Apabila terdapat kesalahan, agar perusahaan itu harus
mengelola untuk mempertahankan sertamemanfaatkan peluang yang ada secara baik
begitu juga pihak perusahaan harus mengetahui kelemahan yang dihadapi agar menjadi
kekuatan sertamengatasi ancaman menjadi peluang.
2) Fungsi Analisis SWOT yaitu suatu perusahaan mengorbitkan suatu produk tentunya
pasti telah mengalami proses penganalisisan terlebih dahulu oleh timteknik corporate
plan. Pengenalan akan kekuatanyang dimiliki akan membantu perusahaan untuk tetap
menaruh perhatian dan melihat peluang-peluang baru. Sedangkan penilaian yang jujur
terhadap kelemahan-kelemahan yang ada akan memberikan bobot real pada rencana-
rencana yang akan dibuat perusahaan. Oleh sebab itu, maka fungsi dari analisis SWOT
adalah untuk menganalisamengenai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh
perusahaan yang dilakukan melalui telaah terhadap kondisi eksterna lperusahaan
maupun UMKM.
 Berikut ini adalah analisis SWOT untuk kondisi lahan pertanian di Kecamatan Tirawuta:
Menurut Freddy (2013), analisis SWOT adalah analisa yang didasarkan pada logika
yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength) dan peluang (Opportunity), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats).

4.2.1. Adapun Analisis Swot Kecamatan Tirawuta-Loea Kabupaten Kolaka Timur


1) Strengths (Kelebihan):
Kecamatan Tirawuta-Loea terletak dekat dengan pusat kota dan memiliki aksesibilitas
yang baik, sehingga memudahkan distribusi produk pertanian ke pasar. Keindahan alam
dan lingkungan pedesaan di Kecamatan Tirawuta-Loea memberikan peluang untuk
pengembangan agrowisata, yang dapat meningkatkan pendapatan petani.
Disisi lain, kecamatan Tirawuta-Loea memiliki lahan pertanian yang subur dan cocok
untuk berbagai jenis tanaman, seperti padi, sayuran, dan tanaman buah-buahan. Selain
itu, terdapat sumber daya air yang cukup, seperti sungai atau saluran irigasi, yang dapat
digunakan untuk keperluan irigasi lahan pertanian.
2) Weaknesses (Kelemahan):
b) Ketergantungan pada Curah Hujan
Kondisi cuaca yang tidak menentu dan curah hujan yang tidak teratur dapat
mempengaruhi produksi pertanian dan mengurangi hasil panen.
c) Keterbatasan Infrastruktur
Terdapat keterbatasan infrastruktur pertanian, seperti irigasi yang tidak memadai
atau jalan yang rusak, yang dapat menghambat aktivitas pertanian dan distribusi
produk.

d) Kurangnya Pengetahuan dan Keterampilan


Kurangnya pengetahuan dan keterampilan petani dalam menerapkan praktik
pertanian modern dapat mempengaruhi produktivitas dan efisiensi lahan pertanian.
e) Keterbatasan Akses Pasar
Terbatasnya akses pasar dan kurangnya informasi tentang harga pasar dapat
memengaruhi penjualan dan pendapatan petani.
f) Keterbatasan teknologi
Penggunaan teknologi modern dalam pertanian mungkin masih terbatas, yang
dapat mempengaruhi produktivitas dan efisiensi.
3) Opportunities (Peluang):
a) Diversifikasi Produk Pertanian
Petani di Kecamatan Tirawuta-Loea dapat mengembangkan diversifikasi produk
pertanian, seperti pengembangan tanaman hortikultura atau produk olahan, untuk
meningkatkan nilai ekonomi dan menjangkau pasar yang lebih luas.
b) Peningkatan Teknologi Pertanian
Penerapan teknologi pertanian modern, seperti penggunaan sistem irigasi otomatis,
penggunaan pupuk organik, atau penggunaan aplikasi pertanian, dapat membantu
meningkatkan efisiensi dan produktivitas lahan pertanian.
c) Kolaborasi Petani
Petani dapat menjalin kerjasama dalam bentuk kelompok tani atau koperasi
pertanian untuk memperoleh keuntungan bersama, seperti pembelian pupuk secara
bersama-sama atau pemasaran produk secara kolektif.
d) Peningkatan Dukungan Pemerintah
Adanya dukungan pemerintah dalam bentuk pelatihan, bantuan teknis, atau
program subsidi, dapat membantu petani di Kecamatan Tirawuta-Loea
meningkatkan keterampilan, akses ke input pertanian, dan pengetahuan mengenai
praktik pertanian modern.
e) Potensi agrowisata
Wilayah ini memiliki keindahan alam dan keanekaragaman tanaman yang dapat
dimanfaatkan untuk pengembangan pariwisata pertanian.
f) Threats (Ancaman):
a) Perubahan Iklim
Perubahan iklim dapat menyebabkan pola cuaca yang tidak terduga, kekeringan,
atau banjir yang dapat merusak tanaman dan mengurangi hasil panen.
b) Serangan Hama dan Penyakit
Kecamatan Tirawuta-Loea rentan terhadap serangan hama dan penyakit tanaman
yang dapat menghancurkan produksi pertanian jika tidak ditangani dengan baik.
c) Persaingan dengan Produk Impor
Produk pertanian impor yang lebih murah atau bersaing dapat menjadi ancaman
bagi petani lokal jika mereka tidak mampu bersaing dalam hal kualitas dan harga.
d) Kurangnya Akses Pembiayaan
Kurangnya akses pembiayaan yang terjangkau dan mudah bagi petani dapat
menjadi hambatan dalam mengembangkan dan memperluas usaha pertanian.
e) Penurunan minat generasi muda: Jika generasi muda tidak tertarik terlibat dalam
pertanian, dapat terjadi kesenjangan dalam tenaga kerja yang dapat mempengaruhi
perkembangan sektor ini di masa depan.
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Program pembangunan daerah dirumuskan dari masing-masing strategi untuk mendapatkan
program prioritas. Program pembangunandaerah yang dipilih menggambarkan kepaduan program
prioritas terhadap sasaran pembangunan melalui strategi yang dipilih. Penentuan program prioritas
pembangunan daerah Kabupaten Kolaka Timur juga merupakan bentuk pelaksanaan program
unggulan Bupati dan Wakil Bupati Kolaka Timur Periode 2021-2026.

Kecamatan Tirawuta dan Kecamatan Loea memiliki potensi yang signifikan untuk
pengembangan sektor pertanian. Luas lahan yang tersedia, keanekaragaman tanaman, dan potensi
sumber daya manusia menjadi kekuatan yang dapat dimanfaatkan. Namun, terdapat beberapa
kelemahan yang perlu diatasi, seperti infrastruktur yang terbatas dan keterbatasan teknologi.

Meskipun demikian, terdapat peluang yang dapat dimanfaatkan, seperti dukungan pemerintah
dalam bentuk dana, pelatihan, dan kebijakan yang menguntungkan. Selain itu, permintaan pasar yang
meningkat untuk produk pertanian organik dan potensi agrowisata juga dapat menjadi peluang untuk
pengembangan sektor ini. Namun, ada beberapa ancaman yang harus dihadapi, seperti perubahan
iklim yang dapat mempengaruhi produktivitas pertanian dan persaingan global dari produk pertanian
impor. Selain itu, penurunan minat generasi muda terhadap pertanian juga menjadi ancaman potensial.

Dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang, penting bagi pemerintah dan
pemangku kepentingan terkait untuk merencanakan program pembangunan pertanian yang efektif.
Diperlukan upaya untuk meningkatkan infrastruktur, memperkenalkan teknologi modern, mendukung
pelatihan dan pendidikan, serta mempromosikan kesadaran akan manfaat pertanian organik dan
potensi agrowisata. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan sektor pertanian di Kecamatan Tirawuta
dan Kecamatan Loea dapat berkembang secara berkelanjutan dan memberikan manfaat yang optimal
bagi masyarakat setempat.

5.2. Rekomendasi

Anda mungkin juga menyukai