Anda di halaman 1dari 28

PERENCANAAN

PELABUHAN IKAN
Ivonne Nisrina Kusuma
1415011075
Latar Belakang
◦ Indonesia dianugerahi laut yang begitu luas dengan berbagai sumber daya ikan di dalamnya. Indonesia
adalah negara kepulauan terbesar di dunia karena memiliki luas laut dan jumlah pulau yang besar.
Panjang pantai Indonesia mencapai 95.181 km (World Resources Institute, 1998) dengan luas wilayah
laut 5,4 juta km2, mendominasi total luas teritorial Indonesia sebesar 7,1 juta km2. Potensi tersebut
menempatkan Indonesia sebagai negara yang dikaruniai sumber daya kelautan yang besar termasuk
kekayaan keanekaragaman hayati dan non hayati kelautan terbesar. Menurut data dari BPS, produksi ikan
hasil tangkapan naik 5,03% (y/y) menjadi 4,72 juta ton (khususnya tuna), sedangkan produksi ikan hasil
budidaya naik 3,98% (y/y) menjadi 10,07 juta ton hingga kuartal ketiga tahun 2015.
◦ Dilihat dari tabel 20, salah satu penghasil terbesar ikan tuna di Kepulauan Maluku berada pada Kabupaten
Buru.
◦ Dan dilihat dari tabel 23 Kecamatan Waplau, Buru Utara Timur. Kelompok nelayan terbesar ada pada
di Kecamatan Waplau.
Ikan Tuna Tuna Lution

Ikan Puri Rumput Laut


Tujuan
Tujuan dibangun pelabuhan Waplau ini adalah :
◦ Menyediakan sarana pendestribusian dalam sektor perikanan.
◦ Membantu sistem perekonomian di Indonesia dan Provinsi Maluku, Kabupaten Buru, Kecamatan
Waplau.
◦ Membangun tempat pendaratan ikan yang dapat menampung serta memberikan tempat yang nyaman
dalam melakukan aktifitas.
◦ Meningkatkan kesejahteraan para nelayan yang berada di Provinsi Maluku, Kabupaten Buru, Kacamatan
Waplau.
Tinjauan Pustaka
◦ Pengertian Pelabuhan Ikan

Menurut Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor Per.16/men/2006, Pelabuhan perikanan adalah
tempat yang terdiri dari daratan dan perairan disekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat
kegiatan pemerintah dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang digunakan sebagai tempat kapal perikanan
bersandar, berlabuh atau bongkar-muat ikanyang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan
kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan antar moda dan intar moda transportasi.
◦ Fungsi

1. Sebagai pusat pengembangan nelayan dan ekonomi perikanan.


2. Tempat berlabuhnya kapal perikanan.
3. Tempat pendaratan ikan hasil tangkap.
4. Tempat untuk memperlancar kegiatan-kegiatan kapal perikanan.
5. Pusat pemasarandan distribusi ikan hasil tangkapan.
6. Pusat pelaksanaan pembinaan mutu hasil perikanan.
7. Serta pusat pelaksanaan penyuluhan dan pengumpulan data
No Kriteria Pelabuhan Perikanan PPS PPN PPP PPI

Daerah operasional kapal ikan Wilayah laut teritorial, Zona Perairan pedalaman, perairan
Perairan pedalaman dan
1 yang dilayani Ekonomi Ekslusif (ZEEI) dan Perairan ZEEI dan laut teritorial kepulauan, laut teritorial,
perairan kepulauan
  perairan internasional wilayah ZEEI

2 Fasilitas tambat/labuh kapal >60 GT 30-60 GT 10-30 GT 3-10 GT

Panjang dermaga dan


3 >300 m dan >3 m 150-300 m dan >3 m 100-150 m dan >2 m 50-100 m dan >2 m
Kedalaman kolam

>60 GT (ekivalen
>6000 GT (ekivalen dengan 100 >2250 GT (ekivalen dengan 75 >300 GT (ekivalen dengan 30
4 Kapasitas menampung Kapal dengan 20 buah kapal
buah kapal berukuran 60 GT) buah kapal berukuran 30 GT) buah kapal berukuran 10 GT)
berukuran 3 GT)

5 Volume ikan yang didaratkan rata-rata 60 ton/hari rata-rata 30 ton/hari - -

6 Ekspor ikan Ya Ya Tidak Tidak

7 Luas lahan >30 Ha 15-30 Ha 5-15 Ha 2-5 Ha

Fasilitas pembinaan mutu hasil


8 Ada Ada/Tidak Tidak Tidak
perikanan

Tata ruang (zonasi)


9 pengolahan/pengembangan Ada Ada Ada Tidak
industri perikanan
◦ Fasilitas Pelabuhan Perikanan

a. Fasilitas pokok: Terdiri atas fasilitas perlindungan seperti breakwater, reventment, dan groin, dalam hal
secara teknis diperlukan, fasilitas tambat seperti dermaga dan jetty, dan fasilitas perairan pelabuhan seperti
kolam dan alur pelayaran, penghubung seperti jalan, drainase, gorong-gorong, dan jembatan, serta lahan
pelabuhan perikanan.
b. Fasilitas fungsional: Terdiri atas berbagai fasilitas pelayanan kebutuhan lain di areal pelabuhan seperti
bantuan navigasi, layanan transportasi, persediaan kebutuhan bahan bakar, penanganan dan pengolahan
ikan, perbaikan jaring, bengkel, komunikasi, dan sejenisnya.
c. Fasilitas penunjang: 
Terdiri atas penunjang kegiatan seperti mess operator, pos jaga, pos pelayanan terpadu, peribadatan, MCK, kos,
dan fungsi pemerintahan.
◦ Ada tiga alternatif untuk mengembangkan fasilitas pelabuhan perikanan, diantaranya:
◦ Memperluas fasilitas yang ada.
◦ Menambah jenis fasilitas yang ada.
◦ Menambah jenis dan memperluas fasilitas yang ada
Studi Kelayakan
◦ Aspek Teknis

a) Pemilihan Lokasi Pelabuhan


◦ Lokasi pembangunan Pelabuhan Waplau ini berada di kawasan Pantai Jikumerasa, Kecamatan Waplau, Kabupaten Buru,
Provinsi Maluku. (Gambar 1)
◦ Potensi penduduk di Kabupaten Buru adalah 108.455 jiwa yang tersebar di 10 kecamatan. Potensi lestari 9076,92 ton/per
tahun, sedangkan produksi perikanan tangkap darat adalah 85,34 ton/ per tahun. Hasil tangkap laut cukup tinggi dan prosuksi
ikan yang paling banyak adalah ikan layang dan tuna.
◦ Kondisi alam, keadaan tanah yang menentukan konstruksi dermaga, kedalaman perairan pada pantai/perairan sekitar kawan
Waplau ini sudah layak untuk di bangun pelabuhan. Bisa dilihat pada gambar 2. Sedangkan untuk keadaan hidograf seperti
gelombang pasang surut, arah angin yang mempengaruhi konstruksi perkerasan gelombang dan elevasi dermaga dapat dilihat
pada gambar 3.
◦ Aspek Hukum

 Peraturan Kementrian Kelautan dan Perikanan RI Nomor Per 08/Men/2012 entang Pelabuhan Perikanan.
 Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor Per.16/ Men/ 2006.
 Peraturan Pemerintahan No. 69 Tahun 2001 tentang kepelabuhan.
 Peraturan Pemerintahan No. 51 tahun 2002 tentang Perkapalan.
 Peraturan Mentteri Perhubungan No. 46 tahun 1996 tentang Sertifikat Kelayakan Laut Kapal Penangkapan Ikan.
◦ Aspek Ekonomi

Di wilayah Pulau Buru ini memiliki keragaman dan kekayaan sumber daya kelautan ada perikan sudah cukup
menjadi suatu alasan untuk memulai pengembangan pelabuhan.
◦ Izin Usaha

a) Penetapan lokasi pelabuhan


b) Rencana Induk Pelabuhan
c) Izin Pembangunan Pelabuhan
d) Perizinan terkait sarana bantu navigasi
e) Jaminan keamanan dan ketertiban di pelabuhan
f) Izin pengukuran
g) Izin reklamasi
h) Izin mandirikan bangunan
i) Izin kegiatan perkerjaan di bawah air
Perhitungan Fetch
Perhitungan Fetch Rerata Effektif
Arah Utama Sudut (a) cos a x f. Cos feff(km)

42 0,7431 326,07 242,3026

36 0,809 387,91 313,8192

30 0,866 340,2 294,6132

24 0,9135 477,07 435,8034

18 0,9511 431,71 410,5994

12 0,9781 192,39 188,1767

6 0,9945 181,45 180,452

0 1 169 169
Utara 451,2824829
6 0,9945 172,55 171,601

12 0,9781 279,04 272,929

18 0,9511 295,2 280,7647

24 0,9135 1105,14 1009,545

30 0,866 991,83 858,9248

36 0,809 1068,04 864,0444

42 0,7431 544,37 404,5213


Jumlah
13,5106 Jumlah 6097,097
Menentukan Pelabuhan Ikan
◦ Jumlah produksi ikan per tahun = 8076,92 ton/per tahun
◦ Jumlah produksi per hari = 8076,92/365
= 22,1285 ton/ hari

Berdasarkan data dari Departeman Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia jumlah produksi ikan >30
ton per tahun adalah pelabuhan adalah Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP).
Perhitungan Kebutuhan Pantai
◦ Diketahui: jumlah konsumsi ikan perkapita = 48,88 kg/ per tahun
produksi ikan = 8076,92 ton = 8.076.920 kg per tahun
jumlah jiwa = 108.455 jiwa
◦ Jumlah ekspor ikan = Jumlah konsumsi ikan perkapita x jumlah jiwa – produksi ikan
per tahun/12

= 48,88 x 108.445 – 8.076.920 / 1000 /12


= 679,7466 ton/ per bulan
Menentukan Kapal
◦ Tipe kapal ikan dengan 15 GT
panjang = 14 m
lebar = 3 m
draf = 0,6 m
Kolam Pelabuhan
◦ A = R + (3N x L x B)
◦ A = (2 14) + (3 x 25 x 14 x 3)
= 3178 m2
Panjang Dermaga
◦ LD = (M x B) + (M – 1) x B/W
= (20 x 3) + (20 – 1) x ¾
= 74,25 = 75 m
Kedalaman alur
◦ H=d+s+c
= 0,6 + 0,5 + 0,5 = 1,6 m
= 1,6 + 3 ( elevasi dasar laut) = 4,6 m
Lebar Alur Pelayaran
◦ B = 6 x lebar kapal
= 6 x 3 = 18 m
Kelengkungan Alur
◦ Radius kapal = 10 x Loa
= 10 x 14
= 140 m

Anda mungkin juga menyukai