Dermaga
Dermaga berfungsi sebagai tempat membongkar dan memuat barang dan
berlabuhnya kapal. Fungsi-fungsi dermaga ini dapat digabung atau dipisah-pisah
sesuai dengan kebutuhan dan efisiensi yang diinginkan. Dasar pertimbangan dalam
perencanaan dermaga ini adalah sebagai berikut :
1. Arah angin, arah arus, dan perilaku kestabilan pantai (coastal process);
2. Panjang dan lebar dermaga disesuaikan dengan kapasitas/jumlah kapal
berlabuh.
L=n ( L 0∝ +10 % L0 ∝ ) + 10 % L0 ∝
Keterangan:
Vs . St
n=
Waktu Efektif BOR
n= Jumlah Tambatan
L= Panjang Dermaga Yang terdiri dari n Tambatan
Rencana kapal terbesar yang akan sandar di Tersus PT MAD adalah kapal
tongkang dengan ukuran 330 feet yang memiliki dimensi sebagai berikut:
Selain data terkait dengan dimensi ukuran kapal terbesar yang akan sandar di
Tersus PT MAD, penentuan bentuk dan juga panjang dermaga di Tersus PT MAD
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti:
1. Kebutuhan kedalaman minimum kolam dermaga yang dibutuhkan adalah -5
mLWS.
2. Jarak kedalaman -5 mLWS dengan garis pantai di perairan rencana Tersus PT
MAD adalah sejauh 995 meter.
3. Terkait dengan kondisi gelombang, berdasarkan hasil pemodelan yang telah
dilakukan didapatkan hasil yang menunjukan arah gelombang di perairan
Tersus PT MAD didominasi berasal dari arah tenggara laut.
Dengan menggunakan berbagai macam faktor yang telah dijelaskan di atas, maka
berikut ini merupakan alternatif pilihan bentuk dermaga untuk Tersus PT MAD.
1. Panjang Kapal
Panjang kapal terbesar yang akan sandar di Tersus PT MAD adalah 330 feet atau
sama dengan 101 meter. Hasil perhitungan kebutuhan panjang dermaganya adalah
sebagai berikut.
N Satuan
Keterangan Nilai
o
1.500.0 Ton
1 Jumlah Bongkar Muat (Ton/Tahun)
00
Rata-Rata Volume Muatan Kapal 8.000 Ton/Call
2
(Ton)
Jumlah Kunjungan Kapal 188 Call
3
(Kapal/Tahun)
4 Handling Rate (Ton/Jam) 360 Ton/jam
24 Jam/
5 Service Time (Jam/Kapal)
kapal
3.960 Jam/
6 Waktu Efektif (Jam/Tahun)
tahun
7 Berth Occupancy Rate (BOR) 70% %
8 Kebutuhan Jumlah Tambatan 1,65
Kebutuhan Jumlah Tambatan 2
9
(Pembulatan)
1 101 Meter
Panjang Kapal (Meter)
0
1 Kebutuhan Panjang Dermaga 262 Meter
1 (Meter)
Sumber: Hasil Analisis Konsultan
Berdasarkan hasil perhitungan, untuk mengakomodasi kegiatan bongkar muat batu
gamping yang ditargetkan mencapai 1,5 juta ton/tahun dengan kapasitas rata-rata
kapal tongkang yang digunakan adalah sebesar 8.000 ton, maka dibutuhkan
panjang dermaga sepanjang 262 meter atau yang dibulatkan menjadi 270 meter
dengan jumlah kapal yang dapat bersandar adalah sebanyak 2 unit apabila hanya
memanfaatkan satu sisi dermaga. Namun bila menggunakan 2 sisi dermaga, maka
kebutuhan panjang dermaga adalah 135 meter yang dapat digunakan untuk sandar
kapal tongkang dan juga tugboat di kedua sisi dermaga.
2. Lebar Kapal
Lebar kapal terbesar yang akan sandar di Tersus PT MAD adalah 29 meter. Hasil
perhitungan kebutuhan panjang dermaganya adalah sebagai berikut.
N Satuan
Keterangan Nilai
o
1 Jumlah bongkar muat (ton/tahun) 1.500.000 Ton
2 Rata-rata volume muatan kapal (ton) 8.000 Ton/Call
3 Jumlah kunjungan kapal (kapal/tahun) 188 Call
4 handling rate (ton/jam) 180 Ton/jam
5 service time (jam/kapal) 49 Jam/kapal
6 waktu efektif (jam/tahun) 3.960 Jam/tahun
7 berth occupancy rate (BOR) 70% %
8 kebutuhan jumlah tambatan 3,31
9 kebutuhan jumlah tambatan (pembulatan) 4
10 Lebar Kapal (Meter) 29 Meter
11 kebutuhan panjang dermaga (meter) 147 Meter
Sumber: Hasil Analisis Konsultan
Berikut ini merupakan gambaran alternatif bentuk dermaga yang dapat digunakan
beserta kelebihan dan juga kekurangannya.
Spesifikasi:
1. Causeway : Panjang 995 meter; lebar 8 meter
2. Dermaga : Panjang 150 meter; lebar 8 meter
3. Kelebihan :
- Bisa disandari empat kapal tongkang sekaligus
- Kegiatan bongkar muat batu gamping dapat dilakukan secara langsung
(direct) dari truk ke tongkang tanpa perlu peralatan bongkar muat
tambahan.
- sudah mempertimbangkan arah dominan gelombang (tenggara) sehingga
secara keseluruhan sudah lebih aman.
4. Kekurangan :
- Bentuk dermaga yang menyesuikan arah gelombang yang dominan
(tenggara) kemungkinan menyebabkan alur keluar masuk truk pengangkut
batu gamping tidak seefektif dibandingkan dengan dermaga yang bertipe
pier.
Dermaga Tipe Jetty Berdasarkan Lebar Kapal Mempertimbangkan Arah Gelombang
Dominan
Spesifikasi:
1. Causeway : Panjang 995 meter; lebar 8 meter
2. Dermaga : Panjang 150 meter; lebar 8 meter
3. Kelebihan :
- sudah mempertimbangkan arah dominan gelombang (tenggara) sehingga
secara keseluruhan sudah lebih aman.
4. Kekurangan :
- Hanya mampu melanyani dua kapal tongkang untuk sekali sandar
- Bentuk dermaga yang menyesuikan arah gelombang yang dominan
(tenggara) kemungkinan menyebabkan alur keluar masuk truk pengangkut
batu gamping tidak seefektif dibandingkan dengan dermaga yang bertipe
pier.
- Kegiatan bongkar muat batu gamping tidak bisa dilakukan secara langsung
(direct) dari truk ke tongkang melainkan dibutuhkan peralatan bongkar
muat tambahan.
Bentuk dermaga dengan tipe jetty pada alternatif ini tidak mempertimbangkan arah
gelombang dominan di perairan Tersus PT MAD.
Dermaga Tipe Jetty Berdasarkan Lebar Kapal
Spesifikasi:
1. Causeway : Panjang 995 meter; lebar 8 meter
2. Dermaga : Panjang 150 meter; lebar 12 meter
3. Kelebihan :
- Bisa disandari empat kapal tongkang sekaligus
- Area dermaga yang lebih luas (lebar 12 meter) memungkinkan proses
muat batu gamping menjadi lebih efektif.
- cenderung efektif untuk kegiatan bongkar muat batu gamping, olah gerak
kendaraan truk dapat bermanuver dengan lebih leluasa.
- Kegiatan bongkar muat batu gamping bisa dilakukan secara langsung
(direct) dari truk ke tongkang tanpa peralatan bongkar muat tambahan.
4. Kekurangan :
- Bentuk dermaga yang menyesuikan arah gelombang yang dominan
(tenggara) kemungkinan menyebabkan alur keluar masuk truk pengangkut
batu gamping tidak seefektif dibandingkan dengan dermaga yang bertipe
pier.
Dermaga Tipe Jetty Berdasarkan Panjang Kapal
Spesifikasi:
1. Causeway : Panjang 995 meter; lebar 8 meter
2. Dermaga : Panjang 150 meter; lebar 8 meter
3. Kelebihan :
- Area dermaga yang lebih luas (lebar 12 meter) memungkinkan proses
muat batu gamping menjadi lebih efektif.
4. Kekurangan :
- Hanya mampu melanyani dua kapal tongkang untuk sekali sandar
- Bentuk dermaga yang menyesuikan arah gelombang yang dominan
(tenggara) kemungkinan menyebabkan alur keluar masuk truk
pengangkut batu gamping tidak seefektif dibandingkan dengan dermaga
yang bertipe pier.
- Kegiatan bongkar muat batu gamping tidak bisa dilakukan secara
langsung (direct) dari truk ke tongkang melainkan dibutuhkan peralatan
bongkar muat tambahan.
B. Lapangan Penumpukan
Lapangan penumpukan batu gamping adalah tempat penyimpanan batu gamping
mentah sebelum dikirim ke tujuan akhir. Untuk menghitung kebutuhan luas area
lapangan penumpukan batu gamping di Rencana Tersus PT MAD, digunakan
persamaan sebagai berikut.
T∗TrT∗Sf
A=
365∗Sth∗(1−BS)
Dimana:
A = Luas Area Lapangan Penumpukan
T = Throughput Per Tahun (Muatan Yang Lewat Setiap Tahun, Ton)
Trt = Transit Time/Dwelling Time (Waktu Transit, Hari)
Sf = Stowage Factor (Rata-Rata Volume Untuk Setiap Satuan Berat Komoditi,
Untuk Batu Gamping Nilai Stowage Factor nya Adalah 0,38 – 0,45 m3/Ton
Sth = Stacking Height (Tinggi Tumpukan Muatan, m)
Bs = Broken Sewage Of Cargo (Volume Ruang Yang Hilang Diantara
Tumpukan Muatan Dan Ruangan Yang Diperlukan Untuk Lalu Lintas Alat
Pengangkut Seperti Fortklift Atau Peralatan Lain Untuk Menyortir,
Menumpuk Dan Memindahkan Muatan, %)
365 = Jumlah Hari Dalam Satu Tahun
Berdasarkan hasil analisis yang ditampilkan pada tabel di atas, diketahui kebutuhan
area lapangan penumpukan di Rencana Tersus MAD sampai dengan jangka
panjang adalah seluas 5.465,75 m2.