Anda di halaman 1dari 7

1.

Pelabuhan Makassar

Gambar. Pelabuhan Makassar

Pelabuhan sebagai tempat untuk melaksanakan kegiatan pemindahan


barang dari satu tempat ke tempat lainnya yang diangkut melalui jalur transportasi
laut, dimana prosesnya berawal di Pelabuhan muat dan berakhir di Pelabuhan
tujuan. Secara umum fungsi Pelabuhan dapat disebutkan sebagai tempat
pertemuan (interface), pintu gerbang (gate way), entitas industri (industry entity)
dan tempat bertemunya berbagai bentuk moda transportasi (Triatmodjo,B. 2010).
Kelancaran operasional Pelabuhan laut merupakan salah satu faktor pendukung
berkembangnya suatu daerah yang secara langsung juga akan berdampak kepada
berkembangnya kegiatan perekonomian daerah/wilayah setempat.
Pelabuhan Makassar merupakan salah satu Pelabuhan pintu gerbang di
Indonesia. Sebagai Pelabuhan pintu gerbang, maka Pelabuhan Makassar telah
menjadi pusat kolektor dan distributor barang ke Kawasan Timur Indonesia,
khususnya untuk Provinsi Sulawesi Selatan. Karena letaknya yang strategis dan
didukung oleh daerah hinterland Sulawesi Selatan yang potensial maka Pelabuhan
Makassar juga merupakan pusat pelayaran intersulair Kawasan Indonesia bagian
timur. Berikut adalah beberapa informasi mengenai pelabuhan makassar.

A. INFORMASI UMUM
Alamat : Jalan Sukarno Nomor 1, Makassar, 90173
Sulawesi Selatan, Indonesia
Phone : 062 – 0411 – 3616549, 3619046
Fax : 062 – 0411 –3619046
Status Pelabuhan : Pelabuhan Diusahakan
Jenis Pelabuhan : Pelabuhan Umum
Kelas Pelabuhan : Utama
Status Pemanduan : Pelabuhan Wajib Pandu di atas 500 GT
Koordinat Pandu : Tunggu Pandu di Bouy pada posisi
05° 07' 25” LS/119° 22' 20 ” BT
Sarana Pemanduan : Kapal Tunda 3 Unit Kapal Pandu 3 Unit 8 (delapan)
orang pandu
Wilayah/Satuan Kerja : PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Kawasan
Paotere Jl Sabutung Makassar - Sulawesi Selatan.
Ukuran Kapal maksimal : Sarat 12 m, 30.000 DWT

B. CHANEL RADIO
Stasiun radio pelabuhan makassar,
Call sign : PKF H 24
Freq : 500 Khz, 218.2 Khz, 621.5 Khz,
VHF Ch. : 16 dan beroperasi selama 24 jam.

C. IKLIM DAN CUACA


1. Pasang surut.
- Pasang tertinggi : 2.40 m
- Rata-rata pasang : 1.55 m
- Permukaan laut : 0.90 m LWS

2. Arus Air
Kecepatan maksimal : 2 knot

3. Kecepatan angin
Kecepatan maksimal : 5 – 25 knot

4. Temperatur
Rata-rata : 24°C - 31°C
Variasi : 60°C - 85°C

D. FASILITAS PERAIRAN
1. Alur Pelayaran
Panjang : 25 mil
Lebar : 150 m
Kedalaman Minimum : 10 m
Kedalaman Maksimum: 16 m
Dasar Laut : lumpur

2. Kolam Pelabuhan
Luas : 1,520 Ha
Kedalaman Minimum : 9,7 m
Kedalaman Maksimum: 16 m
E. FASILITAS DARAT
1. Dermaga
a. Dermaga Soekarno: Panjang 1,360 m, kedalaman 9 m
b. Dermaga Hatta : Panjang 1,158 m, kedalaman 12 m

2. Towing
Menyediakan fasiltas towing untuk berthing dan unberthing yang dilakukan
oleh 4 kapal tunda yaitu :
KT. Sungai Saddang : 2 x 1,000 HP
KT Numbay I : 2 x 1,000 HP
KT Anoman VIII : 2 x 1,000 HP
KT Anoman IX : 2 x 750 HP

3. Pandu
Wajib pandu untuk kapal di atas 500 GT. Pengiriman ETA dan permintaan
fasilitas pandu dilakukan 4 jam sebelumnya melalui panggilan radio pada
channel 12 VHF atau pemasangan bendera “G”. Kapal pandu yang
dioperasikan adalah sebagai berikut:
MPC Lae-lae : 2 x 300 HP
MPI 029 : 1 x 385 HP
MPC Kayangan : 2 x 350 HP

4. Peralatan Penanganan Muatan


Mobile Crane, kapasitas 25 tons : 1 unit
Mobile Crane, kapasitras 35 tons : 1 unit
Mobile Crane, kapasitas 40 tons : 1 unit
Reach Staker, kapasitas 45 tons : 4 unit
Head truck : 3 unit
Forklift kapasitas 7 ton : 4 unit
Forklift battery, kapasotas 2 ton : 1 unit
Harbour Mobile Crane : 2 unit
Wheel Loader : 3 unit
Excavator : 2 unit
Hoper 20 m2 : 6 unit
Grabe, kapasitas 7 ton : 2 unit

5. Air Tawar
Menyediakan air tawar dengan kapasitas supplai 100 – 150 ton/jam

6. Bahan Bakar
Menyediakan bahan bakar jenis DO dan HFO yang disupplai oleh pertamina
berdasarkan permintaan.
7. Perbaikan kapal
Floating dock dan dry dock disediakan oleh :
a. PT IKI
b. Fasilitas perbaikan dan perawatan Angkatan Laut.

2. Pelabuhan Bungku

Pelabuhan Bungku terletak di Kabupaten Morowali, telah dikembangkan


fasilitas pelabuhan yang meliputi reklamasi seluas 100x50 m2 dan dermaga seluas
70 x 8 m2. Pelabuhan Bungku merupakan pelabuhan pengumpul dalam hierarki
pelabuhan laut yang dikembangkan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2015
dengan nilai investasi + Rp 24 miliar. Dengan pengembangan tersebut, pelabuhan
ini memiliki kapasitas dermaga 1000 DWT dengan Faceline Dermaga -5 mLWS.
Kabupaten Morowali sendiri dikenal memiliki potensi di bidang pertanian,
kehutanan, perkebunan, perikanan dan pertambangan. Diharapkan dengan
pengembangan fasilitas pelabuhan Bungku, potensi-potensi daerah tersebut dapat
terus tumbuh dan berkembang karena mudahnya aksesibiltas melalui angkutan laut
dari dan menuju Kabupaten Morowali.

3. Emergency accident
4. Emergency spare part crane

Crane merupakan alat vital dalam operasi cargo kapal. Untuk memastikan kienrja
crane selalu optimal, maka sangat penting untuk memiliki akses dan mudah ke
suku cadang crane penting. Dengan ada emergency spare part maka dapat
menghindari waktu terbuang yang mahal.

Kotak suku cadang darurat, berisi suku cadang yang paling penting yang dapat
membuat crane tetap bisa beroperasi. Keuntungannya adalah
 Akses cepat ke suku cadang penting.
 Menghindari downtime (waktu terbuang) untuk pengadaan spare part yang
lama.
 Mudah diisi ulang setelah digunakan.

Beberapa suku cadang yang sebaiknya ada di dalam kotak suku cadang darurat
crane adalah sebagai berikut:
1. Controller ; hoisting
2. Controller ; slewing/luffing
3. Motor Switch.
4. Contact set
5. Coil.
6. Contactor.
7. Auxiliary contact block
8. Time delayer
9. Time relay
10. Transformer.
11. Micro switch
12. Fuse
13. Slack wire switch, hoisting.
14. Slack wire switch, luffing,
15. Power supply.
16. Pressure transmitter
17. Pressure switch.
18. Filter catridge
19. Roller bearing for ware sheave
20. Circlip for wire sheave bearing

5. Crane maintenance

Crane Maintenance 

1. Ensure proper alignment


After extended periods of use, a crane may become misaligned and lean to one
side, causing excess tension on the machine. Crane operators should always be
aware of the state of their equipment and seek out a reputable crane repair service
immediately if the machine is misaligned.

2. Inspect chains and connections for damages


The chains and connections that comprise the hoist should be highly durable, and
able to withstand years of wear. 

3. Make sure the hook is intact


Construction workers rely on the hook element of their cranes to lift extremely
heavy loads, which is why it is essential to make sure this component has not been
damaged. Construction workers should regularly check the hook for cracks or
bends in the material.
4. Check air and hydraulic systems daily
Cranes rely on a variety of air and hydraulic systems to operate, which is why crane
operators should check these systems for damages on a daily basis. Pipes, lines
and other components of your crane are far more susceptible to damage or leaks
than heavy metal components.

5. Replace wheels
The end truck wheels on your crane must be in good condition to move this heavy
piece of equipment and carry large loads on a job site. These wheels should be
replaced as soon as you notice serious wear.

Rutin untuk berikan laproan kerusakan.

6. Jenis resiko alat angkat

A. Medium Risk
 Pengangkatan di bawah 75% dari kapasitas crane.

B. High Risk
 Pengangkatan lebih atau sama dengan 75% dari kapasitas crane sesuai
load chart.
 Pengangkatan dengan berat beban 20 ton atau lebih.
 Pengangkatan dimana crane mengangkat kea tau dari air (seperti
pelabuhan).
 Pengangkatan beban yang mengandung vairan dari 1000 liter.
 Pengangkatan dimana beban sulit untuk diikatkan ke lifting gear.
 Pengangkatan yang urutannya kompleks
 Pengangkatan yang urutannya kompleks
 Pengangkatan ditempat umum (jalan umum)
 Pengangkatan yang melewati plant yang beroperasi
 Pengangkatan untuk pembingkaran (termasuk mencabut tiang pancang).
 Pengangkatan didekat jalur listrik (listrik tegangan tinggi).
 Pengangkatan beban yang memiliki efek kapal layar.
 Pengangkatan dimana radius putar operai crane dapat mengganggu
operasi crane yang lain.
 Pengangkatan pada kemiringan pembuatan beton, pembuatan panel, atau
pembuatan balok girder/beam untuk jembatan.
 Pengangkatan pemancangan pada crane tower.

C. Critical & Extrime risk


 Pengangkatan lebih dari 90% dari kapasitas crane sesuai load chart.
 Pengangkatan lebih dari satu crane.
 Pengangkatan dimana crane ditempatkan di atas LCT/Tongkang.
 Pengangkatan dilakukan di atas landasan gantung (Jembatan).

D. Manajemen saat terjadi kerusakan crane kapal di pelabuhan Makassar.

1. Kerusakan Konstruksi
 Lakukan pengelasan sementara jika ada konstruksi yang rusak,
 Bawa kapal ke dok terdekat, yaitu PT IKI.\
 Jika ada spare part yang harus disupplai maka, lakukan pengiriman via
ekpedisi ke Makassar. Dari sini kemudian di supplai di pelabuhan posisi
kapal berada.
 Selain itu, juga bisa spare partnya di titip di kapal tol laut dr Jakarta yang
akan menuju ke Makassar.
 Di pelabuhan Makassar terdapat crane sehingga saat konstruksi crane
rusak, bisa menggunakan crane pelabuhan (untuk safety).

2. Kerusakan Mesin

E. Hal yang sebaiknya dilakukan


Dengan secara rutin melakukan perawatan.
 Lakukan pencatatan pada setiap pengoperasian crane.
 Lakukan pencatatan untuk setiap perawatan rutin crane.

F.
G.

Anda mungkin juga menyukai