Anda di halaman 1dari 9

KL3264

PENGANTAR PELABUHAN

Disusun Oleh :

Subangkit Wicaksono 119300013

PROGRAM STUDI TEKNIK KELAUTAN


JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2022
Menurut catatan sejarah, pelabuhan ini berkembang sejak abad ke-16. Sebelumnya
Pelabuhan Semarang berada di bukit Simongan, daerah ini sekarang dikenal dengan Gedong
Batu di mana terdapat Kelenteng Sam Po Kong.
Secara geologis lokasi pelabuhan Semarang kuno kurang menguntungkan. Jumlah pasir
yang amat banyak dan endapan lumpur yang berlangsung terus-menerus, menyebabkan sungai
yang menghubungkan kota dengan pelabuhan tidak dapat dilayari. Bahkan pada muara sungai
terbentuk dataran pasir yang sangat menghambat pelayaran dari dan ke kota. Untuk mengatasi
kondisi geologi yang tidak menguntungkan bagi kapal-kapal besar itu pada tahun 1868,
beberapa perusahaan dagang melakukan pengerukan lumpur yang pertama kali. Selanjutnya
dibuat juga kanal pelabuhan baru, bernama Nieuwe Havenkanaal, atau Kali Baroe, yang
pembuatannya berlangsung pada tahun 1872. Melalui kanal ini, perahu-perahu dapat berlayar
sampai ke pusat kota untuk menurunkan dan memuat barang-barang.
Setelah pembangunan Kali Baru, banyak kapal dari luar negeri, baik kapal uap maupun
kapal layar, berdatangan di pelabuhan Semarang. Selama tahun 1910 tercatat 985 kapal uap
dan 38 kapal layar yang berlabuh di Semarang. Mereka berasal dari berbagai negeri
yaitu Inggris, Belanda, HindiaBelanda, Jerman, Denmark, Jepang, Austria, Swedia, Norwegia,
dan Prancis.

Di area pelabuhan Tanjung Emas ini terdapat sebuah Mercusuar, namanya mercusuar
Willem 3. Mercusuar yang terletak di kawasan pelabuhan Tanjung Emas ini merupakan satu-
satunya mercusuar di Jawa Tengah. Menurut catatan inskripsi pada bangunan ini tercatat
dibangun pada tahun 1884, dibangun oleh Pemerintah Kolonial Belanda dalam rangka
menjadikan kota Semarang sebagai kota pelabuhan dan dagang, pada waktu itu sebagai sarana
untuk ekspor gula ke luar negeri. Pelabuhan Semarang dikembangkan untuk prasarana ekspor
hasil bumi (terutama gula) oleh pemerintah kolonial. Pada masa itu menjelang akhir abad ke-
19, Jawa telah menjadi penghasil gula nomor dua di dunia setelah Kuba.
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang terletak di Kota Semarang, Kota Semarang sebagai
Ibu Kota Provinsi mempunyai wilayah yang cukup luas dengan luas wilayah 373,70 km2 .
Secara administratif Kota Semarang terbagi menjadi 16 kecamatan dan 177 kelurahan Batas
wilayah administratif kota Semarang sebelah barat adalah Kabupaten Kendal, sebelah timur
Kabupaten Demak, sebelah selatan Kabupaten Semarang dan sebelah utara dibatasi oleh laut
jawa dengan garis pantai dengan panjang garis pantai mencapai 13,6 km. Pelabuhan Tanjung
Emas memiliki peran yang sangat vital dalam menunjang perekonomian Jawa Tengah dan
sekitarnya sebagai pintu masuk dan keluar barang-barang baik regional maupun internasional.

Berikut terdapat fasilitas-fasilitas yang berada di pelabuhan Tanjung Emas antara lain:
1. Pemecah Gelombang
2. Alur Pelayaran
Adapun alur pelayaran yang ada di Pelabuhan adalah
Panjang Alur : 2,5 Mil Laut
Lebar Alur : 100 m
Kedalaman Alur : -10 MLWS
3. Kolam Pelabuhan
Kolam Pelabuhan terdapat kedalam mulai dari -3 meter hingga -11 meter
4. Dermaga
Adapun dermaga yang berada di pelabuhan tanjung emas antara lain

5. Fender dan bollard


6. Gudang 10.060 M²
Dalam Gudang ini terdapat beberapa guadang yang tersebar di dalam demaga sebagai
tem[at penyimpanan pupuk, dan beberapa bahan pokok lainnya
7. Terminal seluas 3000 m²
8. Terminal Penumpang : Memiliki luas 4.500 m2 dengan fasliltas-fasilltas, antara lain
kantinn, souvenir shop, perbankan (money change) dan pelayanan tiket perjalanan.
9. Pemadam kebakaran : Pemadam kebakaran dan bengkel seluas 2.950 m2 dengan
dilengkapi mobil pemadam kebakaran 2 buah yaitu millk Terminal Petikemas semarang
10. Lapangan parkir 1,1 Ha
11. Lapangan penumpukan sebesar 9,9 Ha dan 18,7 Ha
12. Container Freight Station 9.564 M²
13. Jalan lokal Pelabuhan
Jalan lokal Pelabuhan ini adalah berfungsi untuk mempermudah dalam proses bongkar
muat Pelabuhan yang ada dipelabuhan hal ini juga bermanfaat dalam melakukan
manuver peralatan dan truk pengangkut.
14. Fasilitas pemeliharaan dan perbaikan peralatan dan sarana navigasi pelayaran
Luas bengkel 120 m2 dan panunjangnya KN. Suar 11, KN B07, KN 126 dan KN 124.
Rencananya akan dibuat bengkel seluas 300 m2 di belakang Menara Suar. Sarana Bantu
Navigasi Pelayaran (SBNP) rencananya ~umlah 9 buah. Rambu nomor 2 (wama merah)
dan rambu nomor 5 (wama hijau) merupakan per gadaan rambu baru dali PT. Pelindo.
Rambu kunlng selasai diperbaiki dan dipasang di dekat Pusri. Rambu nomor 1 (wama
hijau), 6 (merah) dan 8 (merah) merupakan rambu baru dari Ditjen Perhubungan Leu!
(DJPl).
Fasilitas Dermaga pada pelabuhan lainnya:
1. Pelabuhan Nusantara,
2. Pelabuhan Dalam I dam II dialokasikan untuk kegiatan bongkar muat kayu gergajian
dan sembilan bahan pokok dari kapal-kapal antar pulau.
3. Dermaga kapal RO-RO hal ini sebagai jasa angkutan penumpang yang dilayani pada
Pelabuhan tanjung emas.
4. Dermaga Gd. VII
5. DUKS PLTU
Fasilitas Pelabuhan ini adalah berguna untuk melakukan penyimpanan dan bongkar
muat bahan bahan PLTU seperti batubara
6. DUKS Pertamina dengan kapasitas HSD( Pertamina) 650 ton/hari dan MFO dan MFD
( pertamina) sebesar 3.300 ton / hari.
7. DUKS BEST
8. DUKS Sriboga.
Dalam DUKS Sriboga hal ini berfungsi untuk melakukan penyimpanan bahan bahan
pangan curah.
Pelabuhan Tanjung Emas juga didukung dengan peralatan:
1. 2 Unit Luffing Crane Kapasitas 20 Ton
2. 1 Unit Kapal Pandu 1 x 460 HP
3. 1 Unit Kapal Pandu 2 x 550 HP
4. 1 Unit Kapal Tunda 2 x 1500 HP
5. 1 Unit Kapal Tunda 2 x 1100 HP
6. 2 Unit Kapal Tunda 2 x 1000 HP
7. 5 Unit Ship to Shore Crane Kapasitas 35 Ton
8. 19 Unit Rubber Tyred Gantry Kapasitas 35 Ton
9. 3 Unit Reach Stacker Kapasitas 45 Ton
10. 1 Unit Top Loader Kapasitas 36 Ton
11. 2 Unit Side Loader Kapasitas 18 Ton
12. 1 Unit Forklift Diesel Kapasitas 5 Ton
13. 1 Unit Forklift Electric Kapasitas 2,5 Ton
14. 36 Unit Truk Trailler

Pelabuhan Tanjung Emas terdapat fasilitas pendukung antara lain:


1. Wartel
Wartel direncanakan terletak pada terminal dengan kapasitas 10 KBU.
2. ATM
ATM ini disediakan dengan anggapan pada tahun proyeksi keberadaan ATM sangat
dlbutuhkan sebagai pengganti bank. Disediakan 5 ATM dengan Iuasan 15 m3 untuk
pelabuhan penyeberangan dan 10 ATM dengan Iuas total 30 m3 untuk pelabuhan
penyeberangan yang terpadu dangan peIabuhan Iaut khusus penumpang.
3. Mushola
Mushola yang disediakan 1 unit dengan Ietak yang dapat dijangkau oIeh saluruh
pengguna di terminal penumpeng palabuhan. MushoIIa ini direncanakan mampu
menampung 300 jemaah termasuk seorang imam. Luasan yang dibutuhkan adalah 270
m2 . –
4. PoIikIinik
Poliklinik disediakan sebagai tempat untuk merawat para penumpang yang sadang sakit
atau mengalami gangguan kesehatan satalah turun atau mau naik dari kepal. Dalam
poIiklinik tersebut disediakan dokter jaga yang selaIu siap sedia untuk menolong pasien
yang dilangkapi dengan faIiIltas penunjang yang memadai. Adapun Iuasan dari
poIiklinik adalah sakitar 171 m2 yang terdiri dari ruang tunggu, ruang administrasi,
ruang dokter den perawat, ruang periksa, ruang rawat sementara, ruang obat, dan ruang
gudang.
5. Karantina
Ruang ini disediakan untuk menampung 10 orang pasien (10 tempat tidur) dangan
standar per orang 2 m2 , dan sirkulasi 20%. Di samping itu juga untuk ruang karantina
Ini diperlukan baberapa ruang untuk karantina hewan dan barang berbahaya serta untuk
sirkulasinya. Secara keseluruhan kebutuhan lahan untuk ruang karantina inI sekitar 100
m2
6. Pos Jaga
Ruang ini disediakan untuk menampung petugas keamanan yang bertugas menjaga
keamanan lingkungan Terminal Kendal. Pol jaga ini IarIetak dl bagian depan kompleks
pelabuhan yaitu di sekitar areal pintu masuk pelabuhan dengan Iuasan 12 m2.
7. Shelter
Tampat ini disediakan sebagai tempat beristirahat bagi para penumpang, yang terletak
dilingkungan sekitar area parkir dan di dekat terminal penumpang. Shelter yang ada
mempunyai luasan 80 m2.
8. Ruang Instalasi lislrik
Ruang ini disediakan untuk menampung kebutuhan untuk instalasi lislrik yang ada di
pelabuhan, dengan luasan 850 m2.
9. Rumah pompa dan manara air
Ruang ini disediakan untuk manampung kebutuhan air barslh yang ada, dengan luasan
keseluruhan 160 m2.
10. Lavatory
berada pada masing-masing terminal baik terminal pelabuhan laut maupun teminal
pelabuhan panyeberangan. Adapun luasan total dari lavatory yang ada untuk pelabuhan
panyeberangan semarang-Kumai bardasarkan kebutuhan penumpang pada tahun 2015
adalah 20 rn2, sedangkan bardasarkan kebutuhan penumpang pada tahun 2025 adalah
20 mi. Sedangkan luasan total dari lavatory yang ada untuk pelabuhan penyaberangan
terpadu bardasarkan kebutuhan penumpang pada tahun 2015 adalah 90 rn2 sedangkan
luasen total bardasarkan kebutuhan panumpang pada tahun 2025 adalah 110 m2.
11. Jaringan air bersih
Kebutuhan air bersih dapat dihitung berdasarkan kebutuhan rata-rata jumlah karyawan,
dan jumlah panumpang dan fasililas-fasilitas lain yang membutuhkan. Sumbar air
untuk memenuhi kebutuhan air bersih Terminal Kendal dlsarankan dari pengeboran
Sumur Dalam (artelis), namun dalam perancanaan perlu dipertimbangkan adanya
sumber air dari PDAM. Sistem distribusi air bersih menggunakan sistem Down Feed
dengan pembangunan manara-menara air (tower). Pada setiap bangunan penting harus
ada hidran, serla pada setiap jarak 100 m pada luar ruangan.
12. Jaringan Iistrik
Pemenuhan kebutuhan tenaga Iislrik, akan tetap dipenuhi oleh PLN. Untuk fasilitas
cadangan perlu disediakan unit generator set untuk menopang kontinulitas operasi
beban-beban dalam Terminal Kendal.
13. Jaringan telekomunikasi
Rencana jaringan telekomunikasi akan menggunakan telepon untuk hubungan keluar
sedangkan untuk komunikasi antar bagian akan digunakan aiphone. Untuk
memperhitungkan dan memilih jaringan telekomunikasi di dalam pelabuhan tersebut
ditentukan dengan :
• Pengembangan jaringan yang direncanakan pada wilayah tersebut.
• Apabila dipergunakan sentral telepon, perlu diperhitungkan penggunaan sentral
telepon pada waktu sibuk dan senggang sehingga efektifitas penggunaan sentral telepon
terse but dapat terpenuhi.
14. Jaringan air limbah dan drainase
Untuk memperlancar aliran pembuangan, maka dibuat saluran dari pembuangan
pertama (bangunan), kemudian saluran pembuangan utama untuk selanjutnya dialirkan
ke sungai yang terdekat. Untuk perencanaan jaringan baru harus mempertimbangkan
kemiringan lahan, untuk mengatur arah pembuangan air. Saluran air kotor merupakan
saluran tertulup dan dipisahkan dengan saluran terbuka yang merupakan saluran air
hujan.

2. Terminal Peti Kemas ABC melayani bongkar muat peti kemas pada tahun 2020
dengan volume 678.700+3NIMbelakang TEUs per tahun (Contoh untuk NIM 1810001,
maka volumenya adalah 678.701 TEUs per tahun). Luas lapangan penumpukan peti
kemas (container yard) yaitu 30 ha. Terminal Peti Kemas ABC merupakan salah satu
terminal peti kemas modern yang ada, sehingga container yard impor dan ekspor
dibedakan. Analisa kemampuan lapangan penumpukan dan kapasitas peralatan
yang tersedia! Berikut data-data yang tersedia;
Rincian waktu yang diperlukan untuk menurunkan peti kemas dari kapal ke tractor
trailer adalah sebagai berikut;
a. Mengunci peti kemas di kapal : 15 detik
b. Mengangkat peti kemas dari kapal : 20 detik
c. Menggeser peti kemas dari kapal ke tractor-trailer : 40 detik
d. Menurunkan peti kemas ke atas tractor-trailer : 10 detik
e. Melepaskan kunci di atas tractor-trailer : 10 detik
f. Mengembalikan posisi spreader ke peti kemas di kapal : 65 detik
Rincian waktu yang diperlukan untuk menurunkan peti kemas dari tractor trailer
sampai menyusun di container yard adalah sebagai berikut;
a. Mengunci peti kemas di atas tractor-trailer : 30 detik
b. Mengangkat peti kemas dari tractor-trailer : 30 detik
c. Membawa peti kemas ke lokasi penumpukan : 75 detik
d. Menurunkan peti kemas di lokasi penumpukan : 40 detik
e. Meletakan peti kemas di lokasi penumpukan : 60 detik
f. Mengembalikan posisi spreader ke atas tractor-trailer : 100 detik
Fasilitas yang tersedia:
1. Lapangan
Penumpukan Luas : 30 ha
Kapasitas : 391.071 TEUs/tahun
2. Peralatan
a. Quay Gantry Crane (GC)
Jumlah : 3 unit
Waktu Kerja : 7200 jam/tahun
b. Rubber Tyred Gantry Crane (RTGC)
Jumlah : 5 unit
Waktu Kerja : 7200 jam/tahun
3. Produktifitas
Hari kerja : 350 hari
Jam kerja : 24 jam
Jumlah gang kerja : 2 gang

Jawab
𝑇 𝐷 𝐴𝑇𝐸𝑈
𝐴=
350 (1 − 𝐵𝑆)
678.713 𝑥 7 𝑥 15
𝐴=
350 (1 − 0,25)
A = 271.485,2 m2
A = 27,5 ha
Jadi luas lapangan penumpukan yang ada saat ini adalah sebesar 30 ha, hal ini sangat
mencukupi untuk menampung kebutuhan yang ada sebesar 27,5 ha.

a. Quai Gantry Crane (GC)


Total waktu diperlukan untuk menurunkan peti kemas dari kapal ke tractor trailer
adalah 160 detik. Sehingga produktifitas GC : V=3600/160=22,5 box/GC/jam.
Diketahui bahwa jumlah GC sebanyak 3 unit dengan kapasitas 22,5 box/GC/jam dan
waktu kerja adalah 7200 jam/tahun. Meskipun jumlah hari kerja adalah 350 hari/tahun
dan jam kerja adalah 24 jam/hari, namun ada waktu istirahat bagi operator untuk makan,
dan kegiatan lainnya sehingga waktu kerja tidak penuh 350x24=8400 jam.
Kapasitas GC
Tc per GC = 22,5 x 7200 = 162.000 box/GC/tahun
= 162.000 x 1,7 = 275.400 TEUs/GC/tahun
Kapasitas terpasang GC:
Tc 3 GC = 3 x 275.400 = 826.200 TEUs/tahun

b. Rubber Tired Gantry (RTG)


Total waktu diperlukan untuk menurunkan peti kemas dari tractor trailer sampai
menyusun di container yard adalah 235 detik. Sehingga produktifitas RTG :
V=3600/235=15,32 box/RTG/jam.
Diketahui bahwa jumlah rubber tired gantry adalah 5 unit dengan kapasitas 15,32
box/RTG/jam dan waktu kerja adalah 7200 jam/tahun.
Kapasitas gantry crane:
Tc per RTG = 15,32 x 7200 = 110.304 box/RTG/tahun
= 110.304 x 1,7 = 187.516,8 TEUs/RTG/tahun
Kapasitas terpasang RTG (5 unit):
Tc 5 RTG = 5 x 187.516,8 = 937.584 TEUs/tahun
Hitungan kapasitas peralatan menunjukkan bahwa jumlah GC (3 unit) dan RTG (5 unit)
masih mencukupi untuk melayani peti kemas sebanyak 678.713 TEUs pada tahun 2020.

Anda mungkin juga menyukai