Anda di halaman 1dari 36

REPORT OF INDONESIA

PORT

Nama : Zaenal Abidin


NRP : 4209100102
Dosen Pembimbing : Raja Olan Saut
Gurning, ST, M.sc.
DAFTAR PELABUHAN

1. Pelabuhan Tanjung Wangi


2. Pelabuhan Kuala Tanjung
3. Pelabuhan Bitung
4. Pelabuhan Tanjung Balai Asahan
5. Pelabuhan Sibolga
6. Pelabuhan Pantoloan
7. Pelabuhan Kumai
8. Pelabuhan Sei Pakning
9. Pelabuhan Tembilahan
10. Pelabuhan Bengkalis
11. Pelabuhan Selat Panjang
12. Pelabuhan Sri Payung Batu Anam
13. Pelabuhan Nunukan
14. Pelabuhan Tanjung Redeb
15. Pelabuhan Samarinda
16. Pelabuhan Tpk Palaran
17. Pelabuhan Perikanan Labuhan Lombok
18. Pelabuhan Biak
19. Pelabuhan Maumere L Say
20. Pelabuhan Dumai
1. PELABUHAN TANJUNG WANGI

1.1. Profil Pelabuhan

Pelabuhan Tanjung Wangi terletak di kecamatan Tanjung Wangi, Kabupaten Banyuwangi,


Propinsi Jawa Timur. Secara geogras Pelabuhan Tanjung Wangi terletak pada posisi
lintang 08-65-50 Bujur Timur dan lintang 114-23-00 Lintang Selatan.

Pelabuhan Tanjung Wangi pada awalnya bernama Pelabuhan Meneng yang berada 7,5
km sebelah Utara kota Banyuwangi dan terletak di Selat Bali dengan kondisi perairan
yang dalam (-12 m LWS) serta relatif tenang.

Sesuai perkembangan Pelabuhan Meneng yang berfungsi sebagai pelabuhan terbuka bagi
perdagangan luar negeri serta untuk lebih memberikan citra daerah pada pelabuhan
dimaksud, maka Pelabuhan Meneng resmi menjadi pelabuhan diusahakan berdasar Surat
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.119/0/Phb-95 tanggal 2 Nopember 1973.

Melalui berdasar Surat Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP.3/AL.106/Phb-95,


tanggal 12 Mei 1995 nama Pelabuhan Meneng diubah menjadi Pelabuhan Tanjung
Wangi.

1.2. Fasilitas Pelabuhan Tanjung Wangi

Fasilitas yang tersedia untuk menunjang kegiatan operasional pelabuhan Tanjung Wangi
sebagai berikut :

Nama Fasilitas Ketersediaan Fasilitas Satuan

Pelayanan Jasa Kapal


1. Labuh
a. Kolam Pelabuhan 316 Ha
b. Penahan Gelombang 0 M'
2. Tambatan
a. B e t o n 518 M'
b. Besi / Kayu 0 M'
3. Kapal/Motor Pandu 1 Unit
Kapal/Motor Kepil 1 Unit
4. Kapal Tunda
a. s/d 800 PK 1 Unit
b. 801 s/d 1200 PK 0 Unit
Pelayanan Jasa Barang
1. Dermaga 7,770 M2
3. Gudang Penumpukan
0 M2
Diusahakan
4. Gudang Penumpukan Disewakan 5,050 M2
5. Lapangan Penumpukan
24,208 M2
Disewakan
Pengusahaan Alat Alat
1. Peralatan PMK Diusahakan 2 Unit
Pelayanan Terminal ( B/M)
1. Spreader 1 Unit
2. Reefer Plugs 10 Unit
Pengusahaan TBAL
1. Tanah Daratan 145,600 M2
2. Tanah Perairan 149,000 M2
3. Bangunan 1,471 M2
4. Kapasitas Penyediaan Air Minum 2 M3
5. Kapasitas Penyediaan Listrik 675 KVA
Fasilitas Lain-Lain
1. Gate Pas Pelabuhan dan
2 Unit
Retribusi
2. Terminal Penumpang 675 M2

Sumber data : http://dishubkominfo.banyuwangikab.go.id

2. PELABUHAN KUALA TANJUNG

2.1. Profil Pelabuhan


Sumber : kualatanjung.inaport1.co.id

Pelabuhan kuala tanjung terletak di Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara. Pada
awalnya Pelabuhan Kuala tanjung merupakan Pelabuhan khusus yang mulai
dioperasikan Sejak tahun 1981 dan dibangun sebagai Pelabuhan penunjang untuk
kegiatan pabrik pengolahan aluminium. Berdasarkan perjanjian induk antara
Pemerintah RI dan para penanam modal untuk proyek Aluminium dan Hydrolistic
Asahan tanggal 7 juli 1975 dan sesuai Berita Acara Serah Terima antara Otorita
Pengembangan Proyek Asahan dengan Direktorat Jendral Perhubungan Laut dan
Preusan Umum Pelabuhan I Nomor UM.54/1/10/84 tanggal 24 April 1984, Dermaga
C diserahkan lepada pengelolanya lepada Preusan Umum Pelabuhan I sebagai
Dermaga Umum.

Pemerintah Indonesia selanjutnya menetapkan Kualatanjung sebagai Pelabuhan


Terbuka untuk Perdagangan luar negri sesuai keputusan bersama Mentir Perdagangan
dan Koperasi, Menteri Keuangan dan Menteri Perhubungan Nomor
KM.181.HK.101.PHB.82. Nomor. 151/KPB/V/82,556/kmk/05/192,

Sesuai Keputusan Menteri Perhubungan No.456 Tahun 2000 tanggal 27 Oktober 2000
di Pelabuhan Kualatanjung saat ini selain fasilitas dermaga A,B dan C yang dikelola
oleh PT.Inalum dan PT.Pelabuhan Indonesia I (persero) Cabang Kualatanjung juga
terdapat dermaga khusus milik PT.Multimas Nabati Asahan.

2.2. Fasilitas Pelabuhan

Fasilitas pelabuhan yang ada di pelabuhan kuala tanjung adalah sbb ;


Jenis Fasilitas Ukuran
Dermaga milik PT.Inalum
a. Dermaga A 200 M x 19 M
b. Dermaga B 150 M x 30 M
Dolpin 1 Buah
Fender Karet
Konstruksi Baja Beton
Trestel dilengkapi conveyor 2,5 KM
Kedalaman 12,6 Lws
Kapal tunda 1.300 HP Zetpeller

Dermaga milik PT.Pelindo


Dermaga Umum C 80 M x 23 M
Dolpin -
Konstruksi Baja Beton
Trestel 2 KM
-Kedalaman 6 7 Lws

Dermaga milik PT.Multimas Nabati


Asahan
a. Dermaga A 36 M x 18 M
Dolpin 2 Buah
Kedalaman 13,2 Ws
b. Dermaga B 68 M x 16 M
Dolpin 1 buah
Kedalaman 11 12 Lws
Konstruksi Baja Beton
Fender Karet
Trestle 3 KM
Kapal Tunda 2.600 Zet Drive Peller
Sumber : kualatanjung.inaport1.co.id

3. PELABUHAN BITUNG

3.1. Profil Pelabuhan


Pelabuhan Bitung yang berlokasi di Kota Bitung, Sulawesi Sulawesi Utara, diapit
Benua Australia, Benua Asia, Samudera Pasifik, dan Samudera Hindia, sehingga
sangat strategis menjadi pintu gerbang untuk akses ke pasar Asia Pasifik (Asia Timur,
Amerika dan Oceania).

Pelabuhan Bitung merupakan pelabuhan alam di kota Bitung, yang merupakan


pelabuhan terbesar dan satu-satunya pelabuhan di Sulawesi Utara yang disinggahi
kapal-kapal penumpang antar kota besar di Indonesia. Adanya Pelabuhan Bitung
merupakan salah satu factor penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan
perkembangan kota Bitung, Selain dari kegiatan perkebunan, pertanian dan
perikanan.

Sumber gambar : http://thearoengbinangproject.com


Pelabuhan Bitung adalah pelabuhan umum yang berstatus wajib pandu dengan
koordinat perairan pandu 01 25'00 N / 12511 '00 E. Alur pelayaran sepanjang 9
Mil dan lebarnya 600 M dengan kedalaman 12 M LWS. Pada pasang tertinggi
sedalam 1.8 M LWS dan terendah 1.2 LWS.

3.2. Fasilitas Pelabuhan dan Peralatan Terminal Konvensional

1. Dermaga
- Samudera ( 608 M)
- Nusantara ( 606 M)
- IKD ( 146 M )
- Lokal ( 60 M)
- LCT ( 20 M)

2. Fasilitas Pelayanan Kapal


- Kapal Pandu ( 2 Unit ) : MPS Siladen ( 2 x 130 HP ) dan MPI Sarena ( 2 x
300 HP )
- Kapal Tunda ( 2 Unit ) : KT Selat Lembeh ( 1.160 HP ) dan KT Bunaken
( 2 x 750 HP)
- Personil Pandu : 5 Orang

3. Fasilitas Terminal Konvensional


- Dermaga : 14.315 M
- Lapangan Penumpukan : 42.767 M
- Gudang : 13.392 M
- Terminal Penumpang : 2.554 M
- Lapangan parker : 2.394 M
- Mobil PMK : 1 Unit
- Mobil Crane : 1 Unit Kapasitas 25 Ton
- Forklift : 1 Unit Kapasitas 3 Ton
- Workshop : 1.045 M
- Listrik : 140 KVA
- Sumber Air Bersih : Max 200 Ton/Jam

Sumber data : http://pelabuhanbitung.blogspot.com

4. PELABUHAN TANJUNG BALAI ASAHAN


4.1. Profil pelabuhan
Sumber gambar : http://www.bpft.net

Pelabuhan Tanjung Balai Asahan memiliki dua lokasi pelabuhan, pertama lebih
dikenal dengan nama pelabuhan teluk Nibung, berada di ambang luar Sungai
Asahan, lokasi berikutnya mengarah ke muara disebut pelabuhan Bagan Asahan.
Secara administrative pelabuhan balai Asahan berada di kotamadya tanjung
Balai. Pelabuhan ini letaknya berhadapan langsung dengan pelabuhan tetangga
malasya atau Port Klang. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan umum yang
diusahakan, dan terbuka untuk perdagangan luar negeri, dengan status tidak
wajib pandu. Pelabuhan tanjung balai asahan ini merupakan pelabuhan kelas III.

4.2. Fasilitas yang tersedia


1. Dermaga
a. Dermaga Teluk Nibung
- Dermaga Besi A : kontruksi besi dan kayu, kapasitas 1.5 dwt, panjang 100m,
kedalaman 1,5 M LWS, peruntukan antar pulau dan luar negeri
- Dermaga besi B : kontruksi besi dan kayu, kapasitas 0,5 dwt, panjang 58 m,
kedalaman 1,5 M LWS, peruntukan antarpulau dan luar negeri
- Dermaga besi C : kontruksi besi dan kayu, kapasitas 0.5 dwt, panjang 42 m,
kedalaman 1.5 M LWS, peruntukan antar pulau dan luar negeri
- Dermaga Ponton : kontruksi besi, kapasitas 0,2 dwt,panjang 10 m, kedalaman
4 M LWS, peruntukan penumpang

b. Dermaga Bagan Asahan


Dermaga serbaguna : kontruksi beton, kapasitas 1 dwt panjang 140 m,
kedalaman 1.5 MLWS, peruntukan antar pulau dan luar negeri dan
penumpang

2. Gudang
- Tertutup 01,luas 2000 m2, kapasitas 2 ton/m3 teluk nibung
- Tertutup 02d/h70, luas 501 m2 kapasitas 1 ton/m3 teluk nibung
- Tertutup 03/08, luas 600 m2 kapasitas 2 ton/m3 teluk nibung
- Tetutup, luas 720 m2 kapasitas 1.5 ton/m3 Bagan Asahan

3. Lapangan penumpukan
- Lantai Aspal Luas 1.200 m2 kapasitas 3 ton/m3 teluk nibung
- Lantai Conblok luas 1.200 m2 kapasitas 3 ton/m3 teluk nibung
- Lantai Conblok luas 1.200 m2 kapasitas 1.5 ton/m3 Bagan Asahan
4. Fasilitas crane dan forklift belum ada
Sumber data : http://tbasahan.inaport1.co.id

5. PELABUHAN SIBOLGA

5.1. Profil Pelabuhan

Sumber gambar : http://www.inaport1.co.id

Pelabuhan Sibolga terletak diteluk Tapian Nauli pantai barat pulau Sumatera dan
merupakan pelabuhan alam. Secara administratif berada di daerah tingkat II
Kabupaten Tapanuli Tengah. Kegiatan utama pelabuhan ini selain melayani angkutan
barang juga menghubungkan jalur ferry ke daerah kunjungan wisata pulau Nias.
Komoditi dominan dari daerah hinterlandnya adalah karet, kopra, plywood serta
bungkil.

Letak Pelabuhan sibolga pada koordinat 01- 43 48 LU dan 98- 46 57 BT dan area
Lego Jangkar pada Koordinat 01- 44 00 LU dan 98- 45 45 BT. Pelabuhan Sibolga
merupakan pelabuhan umum yang diusahakan dan terbuka untuk perdagangan luar
negeri dengan status tidak wajib pandu. Kelas pelabuhan sibolga adalah Pelabuhan
Kelas III.
Pelabuhan sibolga memiliki alur sepanjang 4 Mile dan selebar 2.185 M dengan
kedalaman 19 M LWS pintu masuk Poncan Gadang dengan Batu Buruk. Luas
Kolamnya adalah 660.000 m2 dengan kedalaman 9 M LWS. Alur Pelabuhan ini
panjangnya 3 mil dengan lebar 250 m dan kedalaman 9 M LWS. Kedalaman di muka
dermaga dan sekitarnya hanya 3 m LWS, sehingga kapal - kapal besar harus berlabuh
lebih kurang 450 m dari dermaga pada kedalaman laut 30 m LWS.

pada pelabuhan sibolga juga terjadi pasang surut dengan waktu tolok : GMT + 07.00 ,
muka surutan terletak 70 cm di bawah Duduk Tengah (Zo = 70 cm) Tunggang air rata
- rata pada pasang perbani 72 cm. Tunggang air rata - rata pada pasang mati 20 cm.
Pasang surut cenderung terjadi di siang hari dengan tinggi gelombang 0,2 - 0,3 m
kecuali bila terjadi angin keras tinggi gelombang dapat mencapai 1m.

5.2. Fasilitas pelabuhan yang tersedia

1. Dermaga :
- Dermaga Serba Guna : Kontruksi beton, kapasitas 15 dwt panjang 103.5 m,
kedalaman 7 mlws, peruntukan Antar Pulau dan Luar Negeri dan Penumpang.
- Dermaga Ferry : Kontruksi beton, kapasitas 0.5 dwt panjang 35 m, kedalaman
5-6 mlws, peruntukan Antar Pulau dan Luar Negeri dan Penumpang.
- Kontruksi beton : kapasitas 0.5 dwt panjang 25.70 m, kedalaman 5-6 mlws,
peruntukan Antar Pulau dan Luar Negeri dan Penumpang.
2. Gudang : Tertutup memiliki Luas 900 m2 dan kapasitas 3 ton/m3
3. Lapangan Penumpukkan Lantai Aspal dengan Luas 2.400 m2 dan kapasitas 3
ton/m3
4. Terminal Penumpang Kelas C dengan Luas 304 m2 dan kapasitas 200 orang
5. Peralatan Bongkar Muat Forklift 2 unit 3 ton.

Sumber data : http://sibolga.inaport1.co.id

6. PELABUHAN PANTOLOAN

6.1. Profil Pelabuhan


Sumber gambar : mediapalu.com

Pelabuhan Pantoloan terletak di wilayah kota Palu yang merupakan pelabuhan utama
di Propinsi Sulawesi Tengah. Secara geografis, pelabuhan Pantoloan terletak pada 00-
06 LU/119-07 BT dan merupakan pelabuhan terbuka untuk pelayaran dalam Negeri
dan Luar Negeri.
Sebelum pelabuhan pantoloan dibangun, yang menjadi pelabuhan utama di Propinsi
Sulawesi Tengah adalah pelabuhan Donggala. Sejalan dengan meningkatnya arus
perdangan perdagangan dalam dan luar negeri, kegiatan pelabuhan Donggala dari
tahun- tahun mengalami peningkatan sehingga perlu diimbangi dengan sarana dan
prasarana yang memadai untuk kelancaran arus kapal, barang, penumpukan dan
hewan.

Karena terbatasnya areal untuk pengembangan daerah kerja pelabuhan Donggala


serta pertimbangan segi geografis, maka perlu segera dibangun pelabuhan baru
sebagai alternative pemecahan masalah. Sejak Tahun 1975 dibangunlah pelabuhan
Pantoloan yang terletak 23 Km disebelah utara kota Palu yang dinilai mempunyai
prospek lebih baik untuk dikembangkan sebagai pelabuhan yang terbuka untuk
perdagangan dalam negeri dan luar negeri.

Pada Tahun 1978 pembangunan pelabuhan Pantoloan selesai dilaksanakan dan


diresmikan oleh Menteri perhubungan. Sejak beroperasinya pelabuhan Pantoloan
kegiatan pelabuhan Donggala lebih diarahkan untuk pelayaran kegiatan kapal-kapal
local dan pelayaran rakyat.
Pelabuhan Pantoloan memiliki luas daerah perairan seluas 681,9Ha dan daerah
daratan seluas 10,5 daratan seluas 10,5 Ha, sebagaimana ditetapkan dalam SKB dua
Menteri yaitu Menteri Dalam Negeri dan Menteri Perhubungan melalui SKB nomor :
28/1993 dan nomor : 44/1993 tanggal 27 Pebruari 1993 tentang Batas DLKRLKP
Pelabuhan Pantoloan. Saat ini pelabuhan Pantoloan terus dikembangkan dan
membawahi pelabuhan kawasan Donggala terletak di Kabupaten Donggala.

6.2. Fasilitas yang dimiliki oleh pelabuhan

1. Dermaga Beton, dengan panjang : 380 M, lebar :13 M & 18 M, dan kapasitas 4
ton/M2
2. Jembatan penghubung ( sebanyak 3 Unit ), dengan panjang: 115 M & 105 M,
lebar : 9M,10M & 6M, dan kapasitas 3 Ton/M3
3. Gudang penumpukan, dengan luas 2.000 M2 dan kapasitas 3 Ton/M3
4. Lapangan penumpuakn Petikemas, dengan luas 23.160 M2 dan kapasitas 30
Ton/M3
5. Lapangan Non Petikemas, dengan Luas 2.500 M2 dan kapasitas 3 Ton/M3
6. Alat bongkar muat :
- Forklift ( 3 unit ) : kapasitas 3 Ton, 5 Ton dan 7 Ton.
- Head Truck ( 4 unit) : Chasis 20 ( 3 unit ) dan Chasis 40 ( 2 unit)
- Top Loader dengan kapasitas 35 Ton
- Reach Stacker ( 2 Unit) : kapasitas 40 Ton
- Level Luffing Crane dengan kapasitas 25 Ton
7. Kapal Tunda ( kapasitas 800HP) dan kapal pandu ( kapasitas 2 x 85 HP)
8. Terminal penumpang :
- Luas : 2000 M2
- Kapasitas ruang tunggu kelas I,II,III dan ekonomi : 1.500 Orang
- Kapasitas Ruang Pengantar/Penjemput : 1.500 Orang
- Ruang VIP ; 250 Orang
9. Air kapal ( kapasitas 100 Ton/jam
10. Mobil PMK kapasitas 5 Ton
11. Keadaan Hidro Oceanography sebagaimana dijelaskan table dibawah ini:

Hidro Oceanography Parameter


Panjang alur pelayaran 11,50 Mil
Lebar alur pelayaran 3,20 Mil
Kedalaman alur 10,5 M
Luas kolam pelabuhan 200 Ha
Luas daerah perairan 681,9 Ha
Kecepatan angina 8 Knot
Kecepatan arus 1,5 Knot
Tinggi gelombang 2M
Kedalaman kolam minimum 9-13 M
Kedalaman kolam dermaga 9-30 M

7. PELABUHAN KUMAI

7.1. Profil Pelabuhan

Sumber gambar : http://ptsamura77.blogspot.com

Pelabuhan Kumai merupakan cabang dari PT. Pelindo III (Persero) sebelumnya
merupakan pelabuhan kawasan dari Cabang Pelabuhan Pangkalan Bun Kabupaten
Kotawaringin Barat yang dalam perjalanannya dari zaman Revolusi kemerdekaan
tempat itu dijadikan sebagai ajang konfrontasi antar Republik dengan penjajahan
Belanda.

Secara administratif sebagian masyarakat menyebut Pelabuhan Kumai sebagai


Pelabuhan Panglima Utar. Termasuk kedalam wilayah Kecamatan Kabupaten Daerah
Tingkat II Kotawaringin Barat Propinsi Kalimantan Tengah.

Letak geografis Pelabuhan Kumai dan Kawasannya dapat dilihat di bawah ini :

a. Pelabuhan Kumai : 2-44'-52" LS dan 111 - 42'-59" BT


b. Pelabuhan Bumiharjo : 2-37'-48" LS dan 111 - 47'-43" BT
c. Pelabuhan Pangkalan Bun : 2-40'-24" LS dan 111 - 37'-36" BT
d. Pelabuhan Sukamara : 2-55'-41" LS dan 111 - 40'-41" BT

Pelabuhan Kumai dengan luas wilayah 4.456 Km secara historis dikenal sebagai
Pelabuhan yang memiliki arti penting di wilayah Kecamatan Kumai Kabupaten
Kotawaringin Barat Propinsi Kalimantan Tengah. Posisi Pelabuhan Kumai dinilai
cukup strategis dalam menunjang perekonomian Propinsi Kalimantan Tengah.
Utamanya untuk hinterland yang berpotensi menghasilkan produk perkebunan kelapa
sawit berupa CPO (Crude Palm Oil) maupun PKO (Palm Kernel Oil). Demikian juga
dengan hasil hutan seperti kayu dan plywood, hasil hutan lain seperti rotan dan
sebagainya dari Sukamara, Seruyan, bahkan dari Sampit. Serta hasil pertambangan
daerah penyangga yakni bijih besi dari Lamandau, dan hasil bumi lainnya yang masih
dalam tahap eksplorasi.

Di awal tahun 2009 ini, Pelabuhan Kumai semakin dikembangluaskan dengan


pembangunan Dermaga Multipurpose dan Dermaga CPO tahap ke2 yang terletak di
Sungai Kalap Desa Bumiharjo dan merupakan bagian integral dari Pelabuhan Kumai.
Dalam perkembangannya Pelabuhan Bumiharjo, Kumai dalam proses terdaftar dalam
IMO (International Maritime Organization) menjadi Pelabuhan Internasional,
sehingga nama Kumai, Bumiharjo, serta Pangkalan Bun akan semakin dikenal oleh
dunia internasional dalam konteks mata rantai Logistik Internasional.

7.2. Fasilitas yang tersedia ( data tahun 2009 )

A. PELABUHAN KUMAI
1. Dermaga General Cargo : 1.350 m2 (135 10) m2
2. Dermaga Penumpang : 1.000 m2 (100 10) m2
3. Lapangan Penumpukan : 2.820 m2
4. Terminal Penumpang : 787,5 m2 (15 52,5) m2
5. Gudang : 870 m2
6. Tandon Air : 500 m
7. Listrik : PLN 36,3 KVA

B. PELABUHAN BUMIHARJO
1. Luas Lahan : 58 Ha
2. Dermaga CPO (lama)
- Dermaga Beton : 120 m2 (6 20) m2
- Trestle : 340 m2 (4 85) m2
- Panjang Tambatan : 100 m
- Breasting Dolphin : 6 buah
- Kedalaman Kolam : - 7.00 mLWS
- Kapal Rencana : 5.000 DWT
3. Dermaga CPO (baru)
- Dermaga Beton : 88 m2 (5,5 16) m2
- Trestle : 340 m2 (4 85) m2
- Panjang Tambatan : 75 m'
- Mooring Dolphin : 2 buah
- Breasting Dolphin : 4 buah
- Kedalaman Alur : - 8.00 mLWS
- Kapal Rencana : 10.000 DWT
4. Dermaga Multipurpose
- Dermaga Beton : 3000 m2 (120 25) m2
- Trestle : 2 buah @ 860 m2 (10 86) m2
- Panjang Tambatan : 120 m'
- Mooring Dolphin : 2 buah
- Kedalaman Kolam : - 8.00 mLWS
- Kapal Rencana : 10.000 DWT
5. Lapangan Penumpukan Petikemas
- Luas : 10.000 m2 (50 200) m2
- Konstruksi : Heavy Duty Pavement
6. Bulking Station
- Luas : 10 Ha
- Tangki Timbun CPO & PKO : 32.000 Ton
7. Listrik
- PLN : 20,1 KVA
- GENSET : 27,5 KVA
Sumber data : http://dermagamultipurposebumiharjo.blogspot.com

8. PELABUHAN SEI PAKNING


8.1. Profil Pelabuhan
Sumber gambar : seipakning.inaport1.co.id

Secara geografis, Cabang Pelabuhan Sungai Pakning mempunyai peranan yang


sangat penting dan strategis karena terletak dimuara Selat Bengkalis yang
merupakan tempat kapal-kapal berlabuh sementara menjelang kapal-kapal
tersebut masuk kepelabuhan tujuan seperti ke Pelabuhan buatan,pelabuhan
Perawang, Pelabuhan Pekanbaru, station Ladinda Selat Lalang, Pelabuhan
Futong, Pelabuhan Buton, Selat Morong dan Pelabuhan Dumai ataupun
melepaskan kapal ke tujuan Pelabuhan besar lainnya di luar provinsi Riau.

Pelabuhan Cabang Sei Pakning merupakan pelabuhan terbuka untuk dalam dan
luar negeri yang terletak di Propinsi Riau tepatnya berada di jalur yang sangat
strategis berdekatan dengan Kabupaten Bengkalis, akses masuk ke pelabuhan
petikemas Perawang kota Pekanbaru. Status Pelabuhan yaitu Pelabuhan Umum
yang diusahakan, Terbuka untuk perdagangan luar negeri, Status Wajib pandu,
Kelas Pelabuhan adalah Pelabuhan Kelas IV di lingkungan PT Pelabuhan
Indonesia I (Persero) sesuai dengan S.K Direksi No. PR 02/ 3 /11/PI-09 pada
tanggal 18 Agustus 2009.

8.2. Fasilitas yang tersedia, yaitu;

Pelabuhan Sei Pakning

1. Kapal Pandu :
- Kapal Pandu KPC-024 : kapasitas ( 2 x 380 KW) sebanyak 1 unit dengan
dimensi 16 M tahun produksi 1995
- Kapal Pandu KPC-04 : kapasitas ( 2 x 450 KW) sebanyak 1 unit dengan
dimensi 15,70 M tahun produksi 2002
2. Floating Fender : kontruksi pneumatic rubber sebanyak 4 unit dengan dimesi
panjang 3 M, Lebar 1,5 M dan luas 4,5 M2
3. Sarana Navigasi ( AIS, ECS dan RADAR ) sebanyak 1 unit

Kawasan Bengkalis
1. Dermaga :
- Dermaga Ponton : kontruksi Besi dengan panjang 18,1 M, lebar 1 M dan
luas 18,1 M2 serta kedalamannya 1 M LWS
- Dermaga Umum : kontruksi beton dengan panjang 75 M, lebar 5 M dan
luas 375 M2 serta kedalamannya 1 M LWS
Sumber data : http://seipakning.inaport1.co.id

9. PELABUHAN TEMBILAHAN

9.1. Profil Pelabuahan

Sumber gambar : http://www.skyscrapercity.com

Pelabuhan Tembilahan secara administratif berada di Kabupaten Indragiri Hilir,


berjarak 600 km dari ibukota Propinsi Riau (Pekanbaru). Daerah hinterlandnya
potensial untuk industri perkebunan kelapa sawit. Jenis komoditi yang dikapalkan
melalui pelabuhan ini, kopra, karet, gaplek, minyak kelapa sawit dan moulding.
Status Pelabuhan, Pelabuhan Umum yang diusahakan, Terbuka untuk
perdagangan luar negeri, Status wajib pandu, Kelas Pelabuhan adalah Pelabuhan
Kelas III.

Hidrografi Pantai sekitar Pelabuhan Tembilahan landai. Dasar lautnya terdiri dari
pasir lumpur dengan kedalaman terendah 5,5 m. Kegiatan bongkar muat
dipengaruhi oleh alam, sehingga faktor alam sering menjadi penghambat. Sebagai
contoh saat hujan turun atau saat surut terendah, segala kegiatan harus dihentikan
sambil menunggu hujan reda dan air pasang kembali. Keadaan ini terlihat jelas di
saat pasang surut, dimana perbedaan jarak palka kapal dengan bibir dermaga
dapat mencapai 4 M.

Pasang Surut Waktu tolok GMT + 07.00 Sifat Pasut Campuran, condong ke harian
ganda. Tunggang air rata-rata pasang purnama 300 cm, dan pada pasang mati 170
cm. Muka surutan (Zo) 300 cm berada dibawah DT. Kecepatan arus maksimum di
kawasan ini adalah 3,5 mil.

9.2. Fasilitas yang tersedia di pelabuhan Tembilahan

1. Dermaga :

- Dermaga Samudra
Daya Dukung 3 ton/m2
ukuran 85 m x 12 m
kedalaman 10 mlws
peruntukan Antar Pulau dan Luar Negeri.
Lokasi di Kuala Enok
- Dermaga Cargo. Kontruksi beton :
Daya dukung 3 ton/m2
ukuran 60 m x 12 m
kedalaman 7 mlws
Trestle 60 x 6 m
peruntukan Antar Pulau
Lokasi di Tembilahan
- Dermaga Ponton. Kontruksi besi :
kapasitas 3 ton/m3
panjang 10 m
kedalaman 4 mlws
peruntukan penumpang.
2. Gudang :
Terbuka
Luas 300 m2
kapasitas 540 ton/m3
3. Lapangan Penumpukkan :
Lantai Aspal Luas 5.00m2
kapasitas 2 ton/m3.
4. Terminal Penumpang :
Kelas C luas 200 m2
kapasitas 100 orang
5. Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) :
Jumlah 100 orang
15-20 gang dgn kemampuan 15-20 ton/gang/jam.
6. Fasilitas Pemanduan :
Jumlah 3 orang (merangkap kuala enok)
station pandu 1 unit.
Sumber data : http://tembilahan.inaport1.co.id

10. PELABUHAN BENGKALIS

10.1. Profil Pelabuhan

Sumber gambar : http://riauaksi.com


Pelabuhan Bengkalis merupakan pelabuhan pantai terletak di pulau Bengkalis.
Secara administratif berada di kabupaten Bengkalis Propinsi Riau. Daerah
hinterlandnya menghasilkan kopra, arang kayu dan sawn timber, namun aktivitas
yang dominan di pelabuhan ini adalah arus turun/naik penumpang dari pelabuhan-
pelabuhan terdekat seperti pelabuhan Dumai, Pekanbaru dan Selat Panjang.
Pelabuhan Bengkalis terletak pada koordinat 01- 20' 00 LU dan 102-06' 00 BT
dan koordinat Area Lego Jangkar adalah 01- 20' 00 LU dan 102-06' 00 BT.
Status Pelabuhan Bengkalis merupakan pelabuhan umum yang diusahakan dan
terbuka untuk perdagangan luar negeri. Untuk status pemanduan Pelabuhan
adalah pemanduan luar biasa dan kelas pelabuhan adalah kelas IV.

10.2. Fasilitas Pelabuhan

1. Dermaga :

- Dermaga Kayu
Kontruksi kayu dan beton, kapasitas 2.5 t/m2 panjang 75 m, kedalaman 6
mlws, peruntukan Antar Pulau dan Luar Negeri.
- Dermaga Ponton
Kontruksi beton, kapasitas 2.5 t/m2 panjang 18.5 m, kedalaman 4 - 5 mlws,
peruntukan terminal penumpang.
2. Gudang
Gudang Tertutup Luas 600m2, kapasitas 1800 ton/m3
3. Terminal Penumpang
Kelas B, luas 294 m2, kapasitas 160 orang
4. Keadaan Hidro Oceanography pelabuhan, sbb :
HIDRO OCEANOGRAFI PARAMETER
Panjang alur pelayaran 30 Mil
Lebar alur pelayaran 100-200 M
Kedalaman alur 10,5 M lws
Luas kolam pelabuhan 750.000M2
Kecepatan arus 2 knot
Muka surutan (Zo) 170 cm dibawah DT
Tinggi air rata-rata pasang 288 cm
purnama
Tinggi air rata-rata pasang 72 cm
mati
Sumber data : http://www.indonesianmaritimenews.com
11. PELABUHAN SELAT PANJANG

11.1. Profil Pelabuhan


Sumber gambar : selatpanjangkabupatenkepulauanmeranti.wordpress.com
Pelabuhan Selat Panjang terletak di pantai utara pulau Tebing Tinggi di tepi selat
Air Hitam Secara administratif berada di kabupaten Bengkalis Propinsi Riau.
Hinterlandnya menghasilkan komoditi hasil perkebunan tradisional, kelapa dan
perikanan. Status Pelabuhan merupakan pelabuhan umum yang diusahakan dan
terbuka untuk perdagangan luar negeri. Pelabuhan ini berstatus tidak wajib pandu
dengan Kelas pelabuhan adalah Pelabuhan Kelas IV .
Lokasi pelabuhan pada Koordinat 00- 00' 50 LU dan 102- 42' 36 BT. Lego
Jangkar pada koordinat 00-00' 50 LU dan 102-42' 36 BT.
Hidrografi Pulau Tebing Tinggi yang merupakan lokasi dari Pelabuhan Selat
Panjang merupakan daratan rendah yang sebagian wilayahnya masih terdiri dari
daerah rawa-rawa dan hutan bakau. Pantai sekitar Pelabuhan Selat Panjang cukup
landai dengan dasar lautnya berlumpur. Kedalaman minimum perairan di sekitar
pantai adalah 2,2 m LWS. Alur pelayaran dari Utara ke Selatan, yang terletak
diantara Pulau Bengkalis dan Pulau Rangsang dan masuk ke Selat Kungkung
sukar dilayari karena sangat dangkal dan belum dilengkapi dengan rambu-rambu
maupun pelampung suar. Kedalaman alur pelayaran berkisar antara 20 - 25 m
LWS.
Pasang Surut Waktu Tolok : GMT + 06.50, Sifat Pasut : Campuran condong
keharian ganda Tunggang air rata-rata pada saat pasang purnama 300 cm, pada
saat pasang mati 10 cm. Muka surutan (Zo) 190 cm berada dibawah DT.
Kedalaman perairan di depan dermaga umum pada saat surut terendah berkisar
antara 5 - 6 M LWS. Arus pasang arahnya menuju ke Selat Air Hitam dan
sepanjang Pantai Timur Pulau Rangsang, dengan kecepatan maksimum 2 mil.
Sedangkan saat surut arah arus adalah sebaliknya dengan kecepatan maksimum 3
mil.
11.2. Fasilitas Pelabuhan

1. Dermaga
- Dermaga Serba Guna Kontruksi beton, panjang 155 m, kedalaman 5 mlws,
kapasitas 500 ton.
2. Gudang Penumpukkan 2 unit Luas 600 m2
3. Terminal Penumpang Luas 169 m2, kapasitas 196 orang

12. PELABUHAN SRI PAYUNG BATU ANAM

12.1. Profil Pelabuhan

Pelabuhan sri payung Batu Anam dikelola oleh PT (Persero) Pelabuhan Indonesia
I. Pelabuhan ini terletak di Jalan Marta Dinata Tanjung Pinang. Dan terletak pada
koordinat 00- 5132 LU dan 104- 24 51 BT. Pelabuhan ini merupakan
pelabuhan Umum (diusahakan) dan Terbuka untuk perdagangan luar negeri, kelas
Pelabuhan Perwakilan dari Cabang Pelabuhan Tanjung Pinang. Alur Masuk
Pelabuhan yaitu panjang 6 mile, lebar 12 m, dan Kedalaman 3.50 - 4.00 m LWS
dengan status wajib pandu.

12.2. Fasilitas Pelabuhan

1. Dermaga :
- Beton 1 Panjang 120.00 Meter dengan Lebar 8,00 Meter sedang kedalaman
9.00 M.LWS
- Dermaga Beton 2 Panjang 50.00 Meter dengan Lebar 10.00 Meter sedang
kedalaman 9.00 M.LWS
2. Fasiltas Pelayanan Barang
- Lapangan Penumpukkan panjang 60.00 Mile lebar 25 Meter
- Lapangan Parkir 2.132 m2
- Bak air kapasitas 50 ton
3. Fasiltas Peralatan
- Mobil Crane merk Tadano kapasitas 15 ton
- Mobil Crane merk Sennebogen kapasitas 5 ton
- Forklift 01 merk Datsun kapasitas 2 ton
- Forklift 02 merk Datsun kapasitas 2 ton

13. PELABUHAN NUNUKAN


13.1. Profil Pelabuhan

Sumber gambar : http://informasipelabuhan.blogspot.com


Pelabuhan Nunukan terletak tepat di bagian utara dari Pulau Nunukan tepatnya
berada pada posisi 040848 Lintang Utara 1173936 Bujur Timur. Pulau
Nunukan ini bertetangga dengan Pulau Sebatik, yaitu sebuah pulau dimana
melintas garis batas antara negara kesatuan Republik Indonesia dengan negara
Malaysia.

Pelabuhan Nunukan berbatasan dengan Tawau, Sabah (Malaysia Timur)


menyebabkan kegiatan naik turun penumpang (khususnya Tenaga Kerja
Indonesia) ke Malaysia sangat tinggi.
13.2. Fasilitas Pelabuhan
1. Dermaga :
Panjang : 200 M
Lebar : 12 s.d 20 M
Panjang Trestel Baru : 152 M
Lebar Trestel Baru : 12 M
Panjang Trestel Lama : 160 M
Lebar Trestel lama : 6 M
Dolphin : 2 buah
2. Gudang :
Luas : 700 M2
Tahun pembuatan : 1976
Kapasitas daya dukung lantai : 2 ton/M2
Tinggi gudang : 5 M
3. Lapangan penumpukan :
Luas : 6000 M2
Kontruksi struktur perkerasan : tanah
4. Terminal penumpang
Luas : 800 M2 = ( 20x40) M2
Kapasitas : 500 orang
5. Keadaan hidro-oceanografi :
Panjang alur pelayaran : 18 Mil
Lebar minimum : 1 Mill
Kedalaman Minimum : 9 M LWS
Kedalaman Maksimum : 15 M LWS
Kedalaman kolam minimum : 7 M LWS
Kedalaman kolam maksimum : 15 M LWS
Kedalaman dermaga : 6 M LWS
Luas kolam : 6 Ha
Pasang surut : high-high water spring : 3,78 M , Low-low water spring 0,15
M
Sumber data : http://informasipelabuhan.blogspot.com

14. PELABUHAN TANJUNG REDEB


14.1. Profil Pelabuhan

Sumber gambar : http://pelindo4-tgredeb.com/


Pelabuhan Tanjung Redeb terletak di provinsi Kalimantan Timur tepatnya di daerah
tanjung redep. Pelabuhan Tanjung Redeb juga merupakan satu-satunya Pelabuhan
yang terletak pada Posisi 2-10-00 LU dan 117-29-00 BT dengan jarak dari Muara
Laut masuk menyusuri sungai menuju Pelabuhan Tanjung Redeb 65 Mil dan dilayari
dengan kapal waktu tempuh 6,5 jam. Dan kedalaman alur dari muara sungai ke kiani
= 8 m lws & dari kiani ke pelabuhan tg.redeb = 4 m lws.

14.2. Fasilitas Pelabuhan

Panjang alur + 60 mil dengan lebar dari muara sungai ke kiani 100 m dan dari
kiani ke tg.redeb 50 m.
Kolam pelabuhan dengan kedalaman 5m-7m lws
Luas kolam = 35.000 m2
Dermaga 181.5 m
Lapangan penumpukan petikemas = 2.262 m
Terminal penumpang = 200 m
Area parkir = 324 m
Gudang = 1500 m
Kantor = 150m
Dan potensi lahan yang masih dapat dikembangkan menjadi areal penumpukan
(open storage) 2.000 m2

Sumber data : http://pelindo4-tgredeb.com/

15. PELABUHAN SAMARINDA


15.1. Profil Pelabuhan

Sumber gambar : http://dishub.kaltimprov.go.id


Pelabuhan Samarinda yang berada di kota Samarinda, tepatnya terletak di tepian
sungai Mahakam. Pelabuhan Samarinda merupakan salah satu pelabuhan yang berada
di Kalimantan Timur dengan luas daratan 211.440 km2.

Peranan pelabuhan sangatlah dominan, di samping sebagai terminal dan pintu


gerbang arus barang, penumpang serta hewan juga sebagai penunjang dan pemacu
pertumbuhan perekonomian di Kalimantan Timur.

Wilayah dan kawasan perairan Pelabuhan Samarinda yang terletak di sepanjang


sungai mahakam dengan luas 11.032 Ha dengan kedalaman alur rata-rata 5.50 M
mudah terjadi pendangkalan karena keadaan tanah dasar pasir berlumpur. Oleh karena
itu, telah dilakukan pengerukan setiap tahun oleh Pemda Propinsi Kaltim melalui
anggaran APBN.

Pelabuhan Samarinda dengan wilayah kerja pelabuhan seluas 44.297 m2 tergolong


salah satu pelabuhan yang tersibuk di wilayah kerja PT Pelabuhan Indonesia IV
(Persero). Hal ini terlihat dari pencapaian kinerja operasional Pelabuhan dalam kurun
waktu 3 (tiga) tahun terakhir, yang telah mengalami perkembangan terutama arus
barang petikemas realisasi tahun 2007 sebesar 145.554 teus atau kenaikan 10.74%
dari tahun 2005 sebesar 131.433 teus.

15.2. Fasilitas Pelabuhan


BANGUNAN PELABUHAN
1. Tambatan :
Beton : 827 M2
Kayu dan Besi : 50 M2
Turap : 110 M2
2. Gudang : 1.200 M2
3. Lapangan penumpukan
Lini I : 35.098 M2
Lini II : 3.796 M2
4. Dermaga : 12.493 M2
5. Terminal Penumpang : 12.493 M2

PERALATAN PELABUHAN
1. Darat
Forklift kapasitas 3 Ton : 1 Unit
Mobil crane 25 Ton : 1 Unit
Mobil Pemadam Kebakaran : 1 Unit
Spreader : 2 Unit
2. Alat Apung
Kapal Pandu (MPI-005 dan AP-014) : 2 Unit
Kapal Tunda (TB Sungai Sepaku) : 1 Unit
Kapal Kepil (MPS-003) : 1 Unit
Kapal Cepat Muara Pegah : 1 Unit
Fasilitas Air Minum Kap.70 ton/hari : 1 Unit
3. Alat Swasta
Forklift 2 10 ton : 24 Unit
Crane 15 130 ton : 13 Unit
Top Loader 35 ton : 1 Unit
Spreader : 2 Unit
Reach Stacker : 2 Unit
Barge Crane : 2 Unit

SARANA TELEKOMUNIKASI

Komunikasi Pemanduan Kapal-kapal menggunakan pesawat marine dengan


channel 12 pada frekwensi 156.600 Mhz, sedangkan untuk di darat menggunakan
telephone faximile.

STASIUN RADIO PANTAI


Call Sign : PKN.6
VHF Channel : 16
Frekuansi : 8445 Khz
Working Hour : 01.30 20.00 Gmt
05.00 06.00 Gmt
SSB Call Sign : 8 AR.Z

Sumber data : http://pelindo4-smda.blogspot.com

16. PELABUHAN TPK PALARAN


16.1. Profil Pelabuhan
Sumber gambar : http://id.wikipedia.org
Pelabuhan Samudera & Terminal Petikemas Palaran atau Lebih dikenal
dengan TPK Palaran adalah salah satu pelabuhan yang terdapat diKota Samarinda,
provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Pelabuhan ini menggantikan Pelabuhan Yos
Sudarso Samarinda yang sudah tidak bisa dikembangkan lagi.
Pelabuhan ini berfungsi sebagai pintu gerbang pengiriman logistik dari Kota
Samarinda dan Kawasan Hulu Mahakam ke Surabaya, Jakarta dan sebaliknya.
Pelabuhan ini dibangun untuk menggantikan pelabuhan lama yang letaknya di pusat
kota Samarinda dan dianggap sudah tidak representatif lagi, karena :

1. Tidak memiliki back up area untuk pengembangan pelabuhan.


2. Kapasitas tampung lapangan penumpukan peti kemas dengan luas 4,4
hektare daya tampung hanya sebesar 130.000 TEUs pertahun sementara trafik
tahun 2009 telah mencapai 166.000 TEUs.
3. Dermaga yang ada tidak didesain untuk kegiatan alat bongkar muat peti
kemas modern

16.2. Fasilitas Pelabuhan

FASILITAS

1. Dermaga :
Dermaga dibangun dengan kontruksi beton bertulang dengan panjang 270
meter yang ihubungkan dengan Container Yard melalui 3 buah trestle
sepanjang 90 meter dengan lebar 13 meter.

Kedalaman air : 6 meter LWS


Kedalaman sungai ; 1200 meter
Panjang dermaga : 270 meter
Lebar dermaga : 21 meter
Rail span : 16 meter
Trestle : 3 x @ 90 m x 13 m

2. Gudang cfs seluas 3.353 m


3. Stripping & Stuffing Area seluas 3.000 m
4. Lapangan penumpukan seluas 7,7 HA

PERALATAN

1. Container Crane 2 Unit


2. RTG ( Rubber Tired Gantry Crane ) 5 Unit
3. Reachstaker 3 Unit
4. Head Truck ITV 10 Unit
5. Trailer Truck OB 4 Unit
6. Forklift 10 Unit
7. IT sistem ETOS
8. Weight Bridge 1 Unit
9. Chassis 20 unit
10. Lattice Crane 1 Unit

Sumber data : http://id.wikipedia.org , http://www.tpkpalaran.co.id/

17. PELABUHAN PERIKANAN LABUHAN LOMBOK


17.1. Profil Pelabuhan
Sumber gambar : www.pipp.kkp.go.id
Kantor Pelabuhan Perikanan Labuhan Lombok terletak pada titik koordinat 080-29-
30 LS & 1160-38-35BT, Desa Labuhan Lombok Kecamatan Pringgabaya
Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat, di bangun tahun 1977-
1978 diatas tanah seluas 5,9 Ha serta telah bersertifikat dengan setatus hak
pengelolaan.
Pembangunan Kantor Pelabuhan Perikanan Labuhan Lombok berfungsi untuk
menunjang perkembangan perikanan di NTB. Sejak terbitnya surat Sekjen
Departemen Kelautan & Perikanan No. B-745/SJ-DKP/III/2001 tentang pengalihan
UPT Pusat Pelabuhan Perikanan yang diserahkan ke daerah menjadi UPT Daerah,
maka sejak itulah Kantor Pelabuhan Perikanan Labuhan Lombok menjadi UPTD
NTB.
Sesuai dengan undang-undang 31 Tahun 2004 tentang perikanan, di mana dalam
pasal 41 ayat 1 disebutkan pemerintah menyelenggarakan dan membina pelabuhan
perikanan dengan fungsi sebagai berikut :
a. Tempat tambat labuh kapal perikanan
b. Tempat pendaratan ikan
c. Tempat Pemasaran & distribusi ikan
d. Tempat pelaksanaan pembinaan mutu hasil perikanan
e. Tempat pengumpulan data tangkapan
f. Tempat penyuluhan & pengembangan masyarakat nelayan
g. Tempat untuk memperlancar kegiatan operasional kapal perikanan
17.2. Fasilitas Pelabuhan

1. Fasilitas Pokok, meliputi :


a. Kolam pelabuhan : 70.200 M2
b. Alur masuk/keluar : 300M2
c. Tanah pelabuhan : 5,9 Ha
d. Jalan Komplek : 450 M
e. Dermaga : 820 M2
f. Jetty : 88 M
g. Turap : 150 M
2. Fasilitas penunjang , meliputi :
a. Mesh operator : 150 M2
b. Pertokoan 48 M2
c. Perumahan dinas : 456 M2
d. Tempat ibadah 36 M2
e. Balai pertemuan Nelayan 120 M2
f. Gedung kantor Pelabuhan 400 M2
g. Pagar keliling 1.140 M

18. PELABUHAN BIAK


18.1. Profil Pelabuhan

Pelabuhan Biak terletak di Waopor, Biak propinsi Papua. Dan merupakan jenis
pelabuhan umum berstatus diusahakan.
18.2. Fasilitas Pelabuhan

1. Dermaga :
a. Dermaga lama ( 1960) : kedalaman 12 M LWS, panjang 142, lebar 11
meter, kontruksi beton, kapasitas lantai 1 Ton/Meter2.
b. Dermaga baru (1996-2008) : kedalaman 12 M LWS, panjang 180 meter,
lebar 20 meter, kontruksi beton, kapasitas lantai 3,50 Ton/M2
2. Gudang :
Lini 1 : luas 3800 m2, kontruksi lantai dan dinding beton, rangka besi, dan atas
aluminium, serta tahun pembangunan 1992
3. Lapangan penumpukan : luas 6000 M2, kapasitas 1,5 Ton/M2, kontruksi karang
pasir yang mana bias dijamin kekuatannya, dn tahun pembangunannya 1995.
4. Maksimal draft : 7,2 m
5. Aliran Listrik PLN : 39.700 KVA
6. Air PDAM : 400 M3/menit

19. PELABUHAN MAUMERE L. SAY


19.1. Profil Pelabuhan

Wilayah Kabupaten Sikka sejak zaman kerajaan hingga sekarang terkenal dengan
pelabuhannya. Pelabuhan L. Say (Sadang Bui) merupakan pelabuhan yang paling
ramai di daratan Flores karena hampir semua aktivitas perekonomian maupun
transportasi terpusat melalui pelabuhan ini.

Pelabuhan Maumere L. Say terletak pada Teluk Maumere pantai utara di Pulau
Flores Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), termasuk dalam wilayah Kabupaten
Sikka yang secara geogra terletak pada posisi: 080 37 08 LS dan 1220 13 00
BT. Secara alamiah letak Pelabuhan Maumere L. Say berhadapan dengan Pulau
Besar, Pulau Kambing dan Pulau Pemana.

Sebagai bagian dari Provinsi Nusa Tenggara Timur yang merupakan daerah
kepulau an angkutan laut menjadi salah satu sarana transportasi yang sangat
penting utamanya dalam aktivitas ekonomi masyarakat, khususnya masyarakat
menengah ke bawah.

19.2. Fasilitas Pelabuhan

PELAYANAN JASA KAPAL


1. Kolam labuh : 17 Ha
2. Tambatan beton : 355 M
PELAYANAN JASA BARANG
1. Dermaga : 9,624 M2
2. Lapangan penumpukan : 4,500 M2
PENGUSAHAAN ALAT-ALAT
Peralatan PMK : 1 Unit
PENGUSAHAAN TBAL
1. Tanah daratan : 64,753 M2
2. Tanah perairan : 350,378 M2
3. Bangunan : 194 M2
4. Kapasitas penyediaan air minum : 1,470 M3
5. Kapasitas penyediaan arus listrik : 109,400 KVA
FASILITAS LAIN-LAIN
1. Gate pas pelabuhan dan retribusi 2 unit
2. Terminal penumpang 1,194 m2

20. PELABUHAN DUMAI


20.1. Profil Pelabuhan
Sumber gambar : riautrust.com

Pelabuhan Dumai pada mulanya merupakan tempat persinggahan para nelayan


kemudian berkembang menjadi perkampungan untuk bercocok tanam.

Pada masa penjajahan Jepang di Indonesia, Dumai dimanfaatkan Jepang untuk


pendaratan dan tempat berdomisilinya para Romusya guna melanjutkan
pencaharian sumber-sumber minyak di Riau yang sebelumnya pada tahun 1924
telah dirintis oleh perusahaan CEVRON CORPORATION dari Amerika Serikat, 6
tahun kemudian Pemerintah Hindia Belawan menyetujui permintaan Cevron untuk
memperoleh hak explorasinya. Setelah Jepang meninggalkan Indonesia, pencarian
sumber-sumber minyak ini dilanjutkan lagi oleh SOCAL (STANDARD OIL
COMPANY CALIFORNIA) yang kemudian berubah nama menjadi PT. Caltex
Pacific Indonesia (PT. CPI) dan saat ini dikenal dengan nama PT. Cevron Pacific
Indonesia (PT. CPI).

Setelah SOCAL menemukan sumber-sumber minyak di Riau, konsekwensinya


menuntut keberadaan fasilitas pelabuhan di Dumai untuk pengapalan hasil
explorasinya, maka pada tahun 1975 perusahaan 1958 ekspor perdananya
dialakukan pada tanggal 15 Juli 1958 dengan kapal S.S RUNNER.

Dari tahun ke tahun kegiatan Pelabuhan Dumai semakin berkembang yang tadinya
pelabuhan ini hanya disinggahi kapal-kapal dagang berukuran kecil, setelah
Pertamina membangun kilang minyak Putri Tujuh tuntutan pengembangan
Pelabuhan Dumai mulai dirasakan, sekarang pelabuhan ini disinggahi kapal
berbagai jenis dan ukuran sampai dengan kapal raksasa super tanker.

Dewasa ini Pelabuhan Dumai berkembang semakin pesat sehingga menjadi


pelabuhan internasional khususnya untuk kegiatan ekspor CPO dan turunannya
karena didukung oleh hinterland yang terbentang hampir keseluruh daratan
Propinsi Riau hingga ke perbatasan Propinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat dan
Jambi, tumbuh dengan perkebunan kelapa sawit, karet dan lain-lain serta industri
pariwisata yang menuntut Pelabuhan Dumai menjadi gerbang utama perekonomian
daerah Propinsi Riau.

20.2. Fasilitas Pelabuhan

1. Dermaga :
- Dermaga I : sebagai dermaga umum, panjang 142 M, lebar 11 M, kedalaman
12 MLWS, kapasitas 1.562 Ton/M2
- Dermaga II : sebagai dermaga umum, panjang 60 M, lebar 20 M, kedalaman
12 MLWS, kapasitas 1.200 Ton/M2
- Dermaga III : sebagai dermaga umum, panjang 60 M, lebar 20 M, kedalaman
12 MLWS, kapasitas 1.200 Ton/M2
- Dermaga IV : sebagai dermaga umum, panjang 60 M, lebar 20 M, kedalaman
12 MLWS, kapasitas 1.200 Ton/M2
2. Kolam pelabuhan seluas 12,9 Ha dengan kedalaman 16 MLWS
3. Gudang berjumlah dua buah dengan luas 960 dan 3.800 M2, dengan kapasitas 576
Ton/M2 dan 2.280 Ton/M2.
4. Lapangan penumpukan seluas 6.000 M2 dengan kapasitas 3.600 Ton/M2
5. Listrik PLN sebesar 39.700 KVA
6. Air PDAM dengan kapasitas 400 M3/menit
7. Alur pelayaran : panjang 1,5 Mil, lebar 360 M, kedalaman 16 MLWS

Anda mungkin juga menyukai