PORT
Pelabuhan Tanjung Wangi pada awalnya bernama Pelabuhan Meneng yang berada 7,5
km sebelah Utara kota Banyuwangi dan terletak di Selat Bali dengan kondisi perairan
yang dalam (-12 m LWS) serta relatif tenang.
Sesuai perkembangan Pelabuhan Meneng yang berfungsi sebagai pelabuhan terbuka bagi
perdagangan luar negeri serta untuk lebih memberikan citra daerah pada pelabuhan
dimaksud, maka Pelabuhan Meneng resmi menjadi pelabuhan diusahakan berdasar Surat
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.119/0/Phb-95 tanggal 2 Nopember 1973.
Fasilitas yang tersedia untuk menunjang kegiatan operasional pelabuhan Tanjung Wangi
sebagai berikut :
Pelabuhan kuala tanjung terletak di Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara. Pada
awalnya Pelabuhan Kuala tanjung merupakan Pelabuhan khusus yang mulai
dioperasikan Sejak tahun 1981 dan dibangun sebagai Pelabuhan penunjang untuk
kegiatan pabrik pengolahan aluminium. Berdasarkan perjanjian induk antara
Pemerintah RI dan para penanam modal untuk proyek Aluminium dan Hydrolistic
Asahan tanggal 7 juli 1975 dan sesuai Berita Acara Serah Terima antara Otorita
Pengembangan Proyek Asahan dengan Direktorat Jendral Perhubungan Laut dan
Preusan Umum Pelabuhan I Nomor UM.54/1/10/84 tanggal 24 April 1984, Dermaga
C diserahkan lepada pengelolanya lepada Preusan Umum Pelabuhan I sebagai
Dermaga Umum.
Sesuai Keputusan Menteri Perhubungan No.456 Tahun 2000 tanggal 27 Oktober 2000
di Pelabuhan Kualatanjung saat ini selain fasilitas dermaga A,B dan C yang dikelola
oleh PT.Inalum dan PT.Pelabuhan Indonesia I (persero) Cabang Kualatanjung juga
terdapat dermaga khusus milik PT.Multimas Nabati Asahan.
3. PELABUHAN BITUNG
1. Dermaga
- Samudera ( 608 M)
- Nusantara ( 606 M)
- IKD ( 146 M )
- Lokal ( 60 M)
- LCT ( 20 M)
Pelabuhan Tanjung Balai Asahan memiliki dua lokasi pelabuhan, pertama lebih
dikenal dengan nama pelabuhan teluk Nibung, berada di ambang luar Sungai
Asahan, lokasi berikutnya mengarah ke muara disebut pelabuhan Bagan Asahan.
Secara administrative pelabuhan balai Asahan berada di kotamadya tanjung
Balai. Pelabuhan ini letaknya berhadapan langsung dengan pelabuhan tetangga
malasya atau Port Klang. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan umum yang
diusahakan, dan terbuka untuk perdagangan luar negeri, dengan status tidak
wajib pandu. Pelabuhan tanjung balai asahan ini merupakan pelabuhan kelas III.
2. Gudang
- Tertutup 01,luas 2000 m2, kapasitas 2 ton/m3 teluk nibung
- Tertutup 02d/h70, luas 501 m2 kapasitas 1 ton/m3 teluk nibung
- Tertutup 03/08, luas 600 m2 kapasitas 2 ton/m3 teluk nibung
- Tetutup, luas 720 m2 kapasitas 1.5 ton/m3 Bagan Asahan
3. Lapangan penumpukan
- Lantai Aspal Luas 1.200 m2 kapasitas 3 ton/m3 teluk nibung
- Lantai Conblok luas 1.200 m2 kapasitas 3 ton/m3 teluk nibung
- Lantai Conblok luas 1.200 m2 kapasitas 1.5 ton/m3 Bagan Asahan
4. Fasilitas crane dan forklift belum ada
Sumber data : http://tbasahan.inaport1.co.id
5. PELABUHAN SIBOLGA
Pelabuhan Sibolga terletak diteluk Tapian Nauli pantai barat pulau Sumatera dan
merupakan pelabuhan alam. Secara administratif berada di daerah tingkat II
Kabupaten Tapanuli Tengah. Kegiatan utama pelabuhan ini selain melayani angkutan
barang juga menghubungkan jalur ferry ke daerah kunjungan wisata pulau Nias.
Komoditi dominan dari daerah hinterlandnya adalah karet, kopra, plywood serta
bungkil.
Letak Pelabuhan sibolga pada koordinat 01- 43 48 LU dan 98- 46 57 BT dan area
Lego Jangkar pada Koordinat 01- 44 00 LU dan 98- 45 45 BT. Pelabuhan Sibolga
merupakan pelabuhan umum yang diusahakan dan terbuka untuk perdagangan luar
negeri dengan status tidak wajib pandu. Kelas pelabuhan sibolga adalah Pelabuhan
Kelas III.
Pelabuhan sibolga memiliki alur sepanjang 4 Mile dan selebar 2.185 M dengan
kedalaman 19 M LWS pintu masuk Poncan Gadang dengan Batu Buruk. Luas
Kolamnya adalah 660.000 m2 dengan kedalaman 9 M LWS. Alur Pelabuhan ini
panjangnya 3 mil dengan lebar 250 m dan kedalaman 9 M LWS. Kedalaman di muka
dermaga dan sekitarnya hanya 3 m LWS, sehingga kapal - kapal besar harus berlabuh
lebih kurang 450 m dari dermaga pada kedalaman laut 30 m LWS.
pada pelabuhan sibolga juga terjadi pasang surut dengan waktu tolok : GMT + 07.00 ,
muka surutan terletak 70 cm di bawah Duduk Tengah (Zo = 70 cm) Tunggang air rata
- rata pada pasang perbani 72 cm. Tunggang air rata - rata pada pasang mati 20 cm.
Pasang surut cenderung terjadi di siang hari dengan tinggi gelombang 0,2 - 0,3 m
kecuali bila terjadi angin keras tinggi gelombang dapat mencapai 1m.
1. Dermaga :
- Dermaga Serba Guna : Kontruksi beton, kapasitas 15 dwt panjang 103.5 m,
kedalaman 7 mlws, peruntukan Antar Pulau dan Luar Negeri dan Penumpang.
- Dermaga Ferry : Kontruksi beton, kapasitas 0.5 dwt panjang 35 m, kedalaman
5-6 mlws, peruntukan Antar Pulau dan Luar Negeri dan Penumpang.
- Kontruksi beton : kapasitas 0.5 dwt panjang 25.70 m, kedalaman 5-6 mlws,
peruntukan Antar Pulau dan Luar Negeri dan Penumpang.
2. Gudang : Tertutup memiliki Luas 900 m2 dan kapasitas 3 ton/m3
3. Lapangan Penumpukkan Lantai Aspal dengan Luas 2.400 m2 dan kapasitas 3
ton/m3
4. Terminal Penumpang Kelas C dengan Luas 304 m2 dan kapasitas 200 orang
5. Peralatan Bongkar Muat Forklift 2 unit 3 ton.
6. PELABUHAN PANTOLOAN
Pelabuhan Pantoloan terletak di wilayah kota Palu yang merupakan pelabuhan utama
di Propinsi Sulawesi Tengah. Secara geografis, pelabuhan Pantoloan terletak pada 00-
06 LU/119-07 BT dan merupakan pelabuhan terbuka untuk pelayaran dalam Negeri
dan Luar Negeri.
Sebelum pelabuhan pantoloan dibangun, yang menjadi pelabuhan utama di Propinsi
Sulawesi Tengah adalah pelabuhan Donggala. Sejalan dengan meningkatnya arus
perdangan perdagangan dalam dan luar negeri, kegiatan pelabuhan Donggala dari
tahun- tahun mengalami peningkatan sehingga perlu diimbangi dengan sarana dan
prasarana yang memadai untuk kelancaran arus kapal, barang, penumpukan dan
hewan.
1. Dermaga Beton, dengan panjang : 380 M, lebar :13 M & 18 M, dan kapasitas 4
ton/M2
2. Jembatan penghubung ( sebanyak 3 Unit ), dengan panjang: 115 M & 105 M,
lebar : 9M,10M & 6M, dan kapasitas 3 Ton/M3
3. Gudang penumpukan, dengan luas 2.000 M2 dan kapasitas 3 Ton/M3
4. Lapangan penumpuakn Petikemas, dengan luas 23.160 M2 dan kapasitas 30
Ton/M3
5. Lapangan Non Petikemas, dengan Luas 2.500 M2 dan kapasitas 3 Ton/M3
6. Alat bongkar muat :
- Forklift ( 3 unit ) : kapasitas 3 Ton, 5 Ton dan 7 Ton.
- Head Truck ( 4 unit) : Chasis 20 ( 3 unit ) dan Chasis 40 ( 2 unit)
- Top Loader dengan kapasitas 35 Ton
- Reach Stacker ( 2 Unit) : kapasitas 40 Ton
- Level Luffing Crane dengan kapasitas 25 Ton
7. Kapal Tunda ( kapasitas 800HP) dan kapal pandu ( kapasitas 2 x 85 HP)
8. Terminal penumpang :
- Luas : 2000 M2
- Kapasitas ruang tunggu kelas I,II,III dan ekonomi : 1.500 Orang
- Kapasitas Ruang Pengantar/Penjemput : 1.500 Orang
- Ruang VIP ; 250 Orang
9. Air kapal ( kapasitas 100 Ton/jam
10. Mobil PMK kapasitas 5 Ton
11. Keadaan Hidro Oceanography sebagaimana dijelaskan table dibawah ini:
7. PELABUHAN KUMAI
Pelabuhan Kumai merupakan cabang dari PT. Pelindo III (Persero) sebelumnya
merupakan pelabuhan kawasan dari Cabang Pelabuhan Pangkalan Bun Kabupaten
Kotawaringin Barat yang dalam perjalanannya dari zaman Revolusi kemerdekaan
tempat itu dijadikan sebagai ajang konfrontasi antar Republik dengan penjajahan
Belanda.
Letak geografis Pelabuhan Kumai dan Kawasannya dapat dilihat di bawah ini :
Pelabuhan Kumai dengan luas wilayah 4.456 Km secara historis dikenal sebagai
Pelabuhan yang memiliki arti penting di wilayah Kecamatan Kumai Kabupaten
Kotawaringin Barat Propinsi Kalimantan Tengah. Posisi Pelabuhan Kumai dinilai
cukup strategis dalam menunjang perekonomian Propinsi Kalimantan Tengah.
Utamanya untuk hinterland yang berpotensi menghasilkan produk perkebunan kelapa
sawit berupa CPO (Crude Palm Oil) maupun PKO (Palm Kernel Oil). Demikian juga
dengan hasil hutan seperti kayu dan plywood, hasil hutan lain seperti rotan dan
sebagainya dari Sukamara, Seruyan, bahkan dari Sampit. Serta hasil pertambangan
daerah penyangga yakni bijih besi dari Lamandau, dan hasil bumi lainnya yang masih
dalam tahap eksplorasi.
A. PELABUHAN KUMAI
1. Dermaga General Cargo : 1.350 m2 (135 10) m2
2. Dermaga Penumpang : 1.000 m2 (100 10) m2
3. Lapangan Penumpukan : 2.820 m2
4. Terminal Penumpang : 787,5 m2 (15 52,5) m2
5. Gudang : 870 m2
6. Tandon Air : 500 m
7. Listrik : PLN 36,3 KVA
B. PELABUHAN BUMIHARJO
1. Luas Lahan : 58 Ha
2. Dermaga CPO (lama)
- Dermaga Beton : 120 m2 (6 20) m2
- Trestle : 340 m2 (4 85) m2
- Panjang Tambatan : 100 m
- Breasting Dolphin : 6 buah
- Kedalaman Kolam : - 7.00 mLWS
- Kapal Rencana : 5.000 DWT
3. Dermaga CPO (baru)
- Dermaga Beton : 88 m2 (5,5 16) m2
- Trestle : 340 m2 (4 85) m2
- Panjang Tambatan : 75 m'
- Mooring Dolphin : 2 buah
- Breasting Dolphin : 4 buah
- Kedalaman Alur : - 8.00 mLWS
- Kapal Rencana : 10.000 DWT
4. Dermaga Multipurpose
- Dermaga Beton : 3000 m2 (120 25) m2
- Trestle : 2 buah @ 860 m2 (10 86) m2
- Panjang Tambatan : 120 m'
- Mooring Dolphin : 2 buah
- Kedalaman Kolam : - 8.00 mLWS
- Kapal Rencana : 10.000 DWT
5. Lapangan Penumpukan Petikemas
- Luas : 10.000 m2 (50 200) m2
- Konstruksi : Heavy Duty Pavement
6. Bulking Station
- Luas : 10 Ha
- Tangki Timbun CPO & PKO : 32.000 Ton
7. Listrik
- PLN : 20,1 KVA
- GENSET : 27,5 KVA
Sumber data : http://dermagamultipurposebumiharjo.blogspot.com
Pelabuhan Cabang Sei Pakning merupakan pelabuhan terbuka untuk dalam dan
luar negeri yang terletak di Propinsi Riau tepatnya berada di jalur yang sangat
strategis berdekatan dengan Kabupaten Bengkalis, akses masuk ke pelabuhan
petikemas Perawang kota Pekanbaru. Status Pelabuhan yaitu Pelabuhan Umum
yang diusahakan, Terbuka untuk perdagangan luar negeri, Status Wajib pandu,
Kelas Pelabuhan adalah Pelabuhan Kelas IV di lingkungan PT Pelabuhan
Indonesia I (Persero) sesuai dengan S.K Direksi No. PR 02/ 3 /11/PI-09 pada
tanggal 18 Agustus 2009.
1. Kapal Pandu :
- Kapal Pandu KPC-024 : kapasitas ( 2 x 380 KW) sebanyak 1 unit dengan
dimensi 16 M tahun produksi 1995
- Kapal Pandu KPC-04 : kapasitas ( 2 x 450 KW) sebanyak 1 unit dengan
dimensi 15,70 M tahun produksi 2002
2. Floating Fender : kontruksi pneumatic rubber sebanyak 4 unit dengan dimesi
panjang 3 M, Lebar 1,5 M dan luas 4,5 M2
3. Sarana Navigasi ( AIS, ECS dan RADAR ) sebanyak 1 unit
Kawasan Bengkalis
1. Dermaga :
- Dermaga Ponton : kontruksi Besi dengan panjang 18,1 M, lebar 1 M dan
luas 18,1 M2 serta kedalamannya 1 M LWS
- Dermaga Umum : kontruksi beton dengan panjang 75 M, lebar 5 M dan
luas 375 M2 serta kedalamannya 1 M LWS
Sumber data : http://seipakning.inaport1.co.id
9. PELABUHAN TEMBILAHAN
Hidrografi Pantai sekitar Pelabuhan Tembilahan landai. Dasar lautnya terdiri dari
pasir lumpur dengan kedalaman terendah 5,5 m. Kegiatan bongkar muat
dipengaruhi oleh alam, sehingga faktor alam sering menjadi penghambat. Sebagai
contoh saat hujan turun atau saat surut terendah, segala kegiatan harus dihentikan
sambil menunggu hujan reda dan air pasang kembali. Keadaan ini terlihat jelas di
saat pasang surut, dimana perbedaan jarak palka kapal dengan bibir dermaga
dapat mencapai 4 M.
Pasang Surut Waktu tolok GMT + 07.00 Sifat Pasut Campuran, condong ke harian
ganda. Tunggang air rata-rata pasang purnama 300 cm, dan pada pasang mati 170
cm. Muka surutan (Zo) 300 cm berada dibawah DT. Kecepatan arus maksimum di
kawasan ini adalah 3,5 mil.
1. Dermaga :
- Dermaga Samudra
Daya Dukung 3 ton/m2
ukuran 85 m x 12 m
kedalaman 10 mlws
peruntukan Antar Pulau dan Luar Negeri.
Lokasi di Kuala Enok
- Dermaga Cargo. Kontruksi beton :
Daya dukung 3 ton/m2
ukuran 60 m x 12 m
kedalaman 7 mlws
Trestle 60 x 6 m
peruntukan Antar Pulau
Lokasi di Tembilahan
- Dermaga Ponton. Kontruksi besi :
kapasitas 3 ton/m3
panjang 10 m
kedalaman 4 mlws
peruntukan penumpang.
2. Gudang :
Terbuka
Luas 300 m2
kapasitas 540 ton/m3
3. Lapangan Penumpukkan :
Lantai Aspal Luas 5.00m2
kapasitas 2 ton/m3.
4. Terminal Penumpang :
Kelas C luas 200 m2
kapasitas 100 orang
5. Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) :
Jumlah 100 orang
15-20 gang dgn kemampuan 15-20 ton/gang/jam.
6. Fasilitas Pemanduan :
Jumlah 3 orang (merangkap kuala enok)
station pandu 1 unit.
Sumber data : http://tembilahan.inaport1.co.id
1. Dermaga :
- Dermaga Kayu
Kontruksi kayu dan beton, kapasitas 2.5 t/m2 panjang 75 m, kedalaman 6
mlws, peruntukan Antar Pulau dan Luar Negeri.
- Dermaga Ponton
Kontruksi beton, kapasitas 2.5 t/m2 panjang 18.5 m, kedalaman 4 - 5 mlws,
peruntukan terminal penumpang.
2. Gudang
Gudang Tertutup Luas 600m2, kapasitas 1800 ton/m3
3. Terminal Penumpang
Kelas B, luas 294 m2, kapasitas 160 orang
4. Keadaan Hidro Oceanography pelabuhan, sbb :
HIDRO OCEANOGRAFI PARAMETER
Panjang alur pelayaran 30 Mil
Lebar alur pelayaran 100-200 M
Kedalaman alur 10,5 M lws
Luas kolam pelabuhan 750.000M2
Kecepatan arus 2 knot
Muka surutan (Zo) 170 cm dibawah DT
Tinggi air rata-rata pasang 288 cm
purnama
Tinggi air rata-rata pasang 72 cm
mati
Sumber data : http://www.indonesianmaritimenews.com
11. PELABUHAN SELAT PANJANG
1. Dermaga
- Dermaga Serba Guna Kontruksi beton, panjang 155 m, kedalaman 5 mlws,
kapasitas 500 ton.
2. Gudang Penumpukkan 2 unit Luas 600 m2
3. Terminal Penumpang Luas 169 m2, kapasitas 196 orang
Pelabuhan sri payung Batu Anam dikelola oleh PT (Persero) Pelabuhan Indonesia
I. Pelabuhan ini terletak di Jalan Marta Dinata Tanjung Pinang. Dan terletak pada
koordinat 00- 5132 LU dan 104- 24 51 BT. Pelabuhan ini merupakan
pelabuhan Umum (diusahakan) dan Terbuka untuk perdagangan luar negeri, kelas
Pelabuhan Perwakilan dari Cabang Pelabuhan Tanjung Pinang. Alur Masuk
Pelabuhan yaitu panjang 6 mile, lebar 12 m, dan Kedalaman 3.50 - 4.00 m LWS
dengan status wajib pandu.
1. Dermaga :
- Beton 1 Panjang 120.00 Meter dengan Lebar 8,00 Meter sedang kedalaman
9.00 M.LWS
- Dermaga Beton 2 Panjang 50.00 Meter dengan Lebar 10.00 Meter sedang
kedalaman 9.00 M.LWS
2. Fasiltas Pelayanan Barang
- Lapangan Penumpukkan panjang 60.00 Mile lebar 25 Meter
- Lapangan Parkir 2.132 m2
- Bak air kapasitas 50 ton
3. Fasiltas Peralatan
- Mobil Crane merk Tadano kapasitas 15 ton
- Mobil Crane merk Sennebogen kapasitas 5 ton
- Forklift 01 merk Datsun kapasitas 2 ton
- Forklift 02 merk Datsun kapasitas 2 ton
Panjang alur + 60 mil dengan lebar dari muara sungai ke kiani 100 m dan dari
kiani ke tg.redeb 50 m.
Kolam pelabuhan dengan kedalaman 5m-7m lws
Luas kolam = 35.000 m2
Dermaga 181.5 m
Lapangan penumpukan petikemas = 2.262 m
Terminal penumpang = 200 m
Area parkir = 324 m
Gudang = 1500 m
Kantor = 150m
Dan potensi lahan yang masih dapat dikembangkan menjadi areal penumpukan
(open storage) 2.000 m2
PERALATAN PELABUHAN
1. Darat
Forklift kapasitas 3 Ton : 1 Unit
Mobil crane 25 Ton : 1 Unit
Mobil Pemadam Kebakaran : 1 Unit
Spreader : 2 Unit
2. Alat Apung
Kapal Pandu (MPI-005 dan AP-014) : 2 Unit
Kapal Tunda (TB Sungai Sepaku) : 1 Unit
Kapal Kepil (MPS-003) : 1 Unit
Kapal Cepat Muara Pegah : 1 Unit
Fasilitas Air Minum Kap.70 ton/hari : 1 Unit
3. Alat Swasta
Forklift 2 10 ton : 24 Unit
Crane 15 130 ton : 13 Unit
Top Loader 35 ton : 1 Unit
Spreader : 2 Unit
Reach Stacker : 2 Unit
Barge Crane : 2 Unit
SARANA TELEKOMUNIKASI
FASILITAS
1. Dermaga :
Dermaga dibangun dengan kontruksi beton bertulang dengan panjang 270
meter yang ihubungkan dengan Container Yard melalui 3 buah trestle
sepanjang 90 meter dengan lebar 13 meter.
PERALATAN
Pelabuhan Biak terletak di Waopor, Biak propinsi Papua. Dan merupakan jenis
pelabuhan umum berstatus diusahakan.
18.2. Fasilitas Pelabuhan
1. Dermaga :
a. Dermaga lama ( 1960) : kedalaman 12 M LWS, panjang 142, lebar 11
meter, kontruksi beton, kapasitas lantai 1 Ton/Meter2.
b. Dermaga baru (1996-2008) : kedalaman 12 M LWS, panjang 180 meter,
lebar 20 meter, kontruksi beton, kapasitas lantai 3,50 Ton/M2
2. Gudang :
Lini 1 : luas 3800 m2, kontruksi lantai dan dinding beton, rangka besi, dan atas
aluminium, serta tahun pembangunan 1992
3. Lapangan penumpukan : luas 6000 M2, kapasitas 1,5 Ton/M2, kontruksi karang
pasir yang mana bias dijamin kekuatannya, dn tahun pembangunannya 1995.
4. Maksimal draft : 7,2 m
5. Aliran Listrik PLN : 39.700 KVA
6. Air PDAM : 400 M3/menit
Wilayah Kabupaten Sikka sejak zaman kerajaan hingga sekarang terkenal dengan
pelabuhannya. Pelabuhan L. Say (Sadang Bui) merupakan pelabuhan yang paling
ramai di daratan Flores karena hampir semua aktivitas perekonomian maupun
transportasi terpusat melalui pelabuhan ini.
Pelabuhan Maumere L. Say terletak pada Teluk Maumere pantai utara di Pulau
Flores Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), termasuk dalam wilayah Kabupaten
Sikka yang secara geogra terletak pada posisi: 080 37 08 LS dan 1220 13 00
BT. Secara alamiah letak Pelabuhan Maumere L. Say berhadapan dengan Pulau
Besar, Pulau Kambing dan Pulau Pemana.
Sebagai bagian dari Provinsi Nusa Tenggara Timur yang merupakan daerah
kepulau an angkutan laut menjadi salah satu sarana transportasi yang sangat
penting utamanya dalam aktivitas ekonomi masyarakat, khususnya masyarakat
menengah ke bawah.
Dari tahun ke tahun kegiatan Pelabuhan Dumai semakin berkembang yang tadinya
pelabuhan ini hanya disinggahi kapal-kapal dagang berukuran kecil, setelah
Pertamina membangun kilang minyak Putri Tujuh tuntutan pengembangan
Pelabuhan Dumai mulai dirasakan, sekarang pelabuhan ini disinggahi kapal
berbagai jenis dan ukuran sampai dengan kapal raksasa super tanker.
1. Dermaga :
- Dermaga I : sebagai dermaga umum, panjang 142 M, lebar 11 M, kedalaman
12 MLWS, kapasitas 1.562 Ton/M2
- Dermaga II : sebagai dermaga umum, panjang 60 M, lebar 20 M, kedalaman
12 MLWS, kapasitas 1.200 Ton/M2
- Dermaga III : sebagai dermaga umum, panjang 60 M, lebar 20 M, kedalaman
12 MLWS, kapasitas 1.200 Ton/M2
- Dermaga IV : sebagai dermaga umum, panjang 60 M, lebar 20 M, kedalaman
12 MLWS, kapasitas 1.200 Ton/M2
2. Kolam pelabuhan seluas 12,9 Ha dengan kedalaman 16 MLWS
3. Gudang berjumlah dua buah dengan luas 960 dan 3.800 M2, dengan kapasitas 576
Ton/M2 dan 2.280 Ton/M2.
4. Lapangan penumpukan seluas 6.000 M2 dengan kapasitas 3.600 Ton/M2
5. Listrik PLN sebesar 39.700 KVA
6. Air PDAM dengan kapasitas 400 M3/menit
7. Alur pelayaran : panjang 1,5 Mil, lebar 360 M, kedalaman 16 MLWS