Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KOLAM PELABUHAN
DAN TAMBATAN

Stefanus Mario Rischy Seda

022210013

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTS TEKNIK

UNIVERSITAS NUSA NIPA


MAUMERE
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan kesempatan pada Saya
untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan Karuni-Nya lah Saya dapat menyelesaikan
makalah Kolam Pelahuhan Dan Tambatan. Makalah Ini disusun guna memenuhi tugas dosen
pada mata kuliah Pelabuhan. Selain itu,saya juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi Saya tentang Pelabuhan Dalam Bidang Teknik Sipil. Saya mengucapkan terima
kasih sebesar-besarnya kepada Pak Dedi Imanuel Pau,S.T. M.Eng Selaku dosen mata kuliah
Pelabuhan. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
bidang yang ditekuni Saya. Saya juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini. Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima

Maumere,22 September,2023

Stefanus Mario Rischy Seda


DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………………………..

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................................

1.3 Tujuan Masalah.................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Kolam Pelabuhaan............................................................................................................................

2.2 Tambatan.............................................................................................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelabuhan merupakan simpul transportasi laut yang menjadi fasilitas penghubung
dengandaerah lain untuk melakukan aktivitas perdagangan. Pelabuhan memiliki peranan
penting dalam perekonomian negara untuk menciptakan pertumbuhan ekonominya. Menurut
Pasal 1angka 1 Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan, pelabuhan
adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan disekitarnya dengan batas tertentu
sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai
tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang
yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan
serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi. Untuk memperlancar arus
barang dan jasa guna menjunjung kegiatan perdagangan dipelabuhan, maka diperlukan
adanya sarana pengangkutan yang memadai, yaitu pengangkutan melalui laut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud kolam dengan Pelabuhan?
2. Apa yang dimaksud dengan Tamabatan?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui,memahami tentang apa yang dimaksud dengan kolam pelabuahn dan
tambatan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kolam Pelabuhan


Kolam Pelabuhan merupakan perairan dimana kapal dapat berlabuh untukmelakukan
kegiatan bongkar muat barang, pengisian ulang bahan bakar dan air bersih, perbaikan,
dan lain-lain. Secara fungsional batas-batas kolam pelabuhan sulit
ditentukan dengan tepat. Namun kolam pelabuhan secara teknis dapat dibatasi oleh daratan,
pemecah geombang (breakwater), dermaga, dan bata administrasi pelabuhan.
Persyaratan yang dijadikan pertimbangan dalam perencanaan kolam pelabuhan adalah
sebagai berikut:
✓ Perairan harus cukup tenang, yaitu daerah yang terlindung dari angin,
gelombang, dan arus sehingga kegiatan kegiatan yang dilakukan kapal di
pelabuhan tidak terganggu.
✓ Lebar dan kedalaman perairan disesuaikan dengan fungsi dan kebutuhan.
✓ Kapal yang bersandar memiliki kemudahan bergerak (maneuver).
✓ Areal harus cukup luas sehingga menampung semua kapal yang datang berlabuh
dan kapal masih dapat bergerak dengan bebas.
✓ Radius harus cukup besar sehingga kapal dapat melakukan gerakan memutar
dengan leluasa dan sebaiknya memiliki lintasan gerakan memutar melingkar
yang tidak terputus.
✓ Perairan cukup dalam supaya kapal terbesar masih dapat masuk saat kondisi muka

air surut terenda


1. Fungsi Kolam Pelabuhan
Fungsi kolam pelabuhan adalah untuk menampung kapal dalam melakukan berth
time(waktu sandar) selama dalam pelabuhan,agar kapal dapat dengan mudah
melakukan bongkar muat tanpa terganggu oleh gelombang.Oleh sebab itu
kolam pelabuhan seharusnya berada di dalam wilayah yang terlindung. Kolam
pelabuhan mempunyai bentuk memanjang yang biasanya dipakai untuk
pelabuhan Petikemas, dan kolam yang mempunyaibentuk jari, dapat
dibuatbilagaris pantai mempunyai kedalaman terbesar menjorok ke laut dan tidak
teraturkhususnya dibangun untuk melayani kapal dengan muatan umum (general
).Panjang kolam tidak kurang dari panjang total kapal (Loa) ditambah dengan ruang
yang diperlukan untuk penambatan yaitu sebesar lebar kapal. Apabila dermaga digunakan
untuk tambatan tiga kapal atau kurang, lebar kolam di antara dermaga adalah sama dengan
panjang kapal (LOA). Sedangkan dermaga untuk empat kapal atau lebih, lebar kolam adalah
1,5LOA.
2. Kedalaman Kolam Pelabuhan
Parameter yang digunakan dalam penentuan perencanaan kolam pelabuhan
adalah sebagai berikut:
✓ Batimetri perairan Elevasi muka air laut rencana berdasarkan pasang surut
✓ Kondisi angin di lokasi perairan
✓ Arah, kecepatan, dan tnggi gelombang di lokasi perairan
✓ Arah dan kecepatan arus
✓ Ukuran kapal rencana yang akan masuk ke pelabuhan

Adapun syarat kedalaman kolam pelabuhan dapat dilihat pada gambar berikut:

Persamaan kedalaman kolam pelabuhan:


D = d + Vs + C
Dimana:
D = kedalaman kolam pelabuhan (ditinjau dari muka air surut terendah)
D = draft kapal terbesar saat keadaan muat penuh (full load)
C =keel clearance(jarak aman kapal)
Vs= gerakan vertikal kapal akibat gelombang (Vgel) dan squat (ayunan kapal vertikal)
Dimensi Kolam Pelabuhan
a. Areal Alur Pelayaran dari dan ke Pelabuhan
Berdasarkan ‘Pedoman Teknis Rencana Induk Pelabuhan’ yang diterbitkan oleh
Direktorat Perhubungan Laut, Direktorat Pelabuhan dan Pengerukan Tahun
2002, untuk perhitungan alur pelayaran pelayaran dari dan ke pelabuhan
menggunakan rumus sebagai berikut :
Aalur = (9B + 30) x Lalur
Keterangan :
B = Lebar kapal maksimum
Lalur = Panjang alur pemanduan dan penundaan
Berdasarkan perhitungan diatas untuk luasan areal alur pelayaran dari dan ke
pelabuhan adalah seluas seluas 1,894 Ha.
b. Areal Tempat Sandar

Area tambat/sandar kapal digunakan untuk menampung kapal yang bertambat


dengan syarat tidak mengganggu kegiatan bongkar muat dan manuver kapal
yang akan keluar masuk kolam pelabuhan. Kebutuhan luas area tambat yang
diperlukan berdasarkan KM No.52 Tahun 2004 diperoleh dengan rumus:
A = 1.8 L x 1.5 L
Keterangan:
A : Luas perairan untuk tempat sandar 1 kapal
L : Panjang kapal (meter)
Luas areal tempat sandar kapal = jumlah kapal x A
Jumlah kapal yang direncanakan untuk bertambat adalah sebanyak satu
buah,maka area tambat yang direncanakan adalah seluas 2,29 Ha.
c. Areal Kolam Putar
Kolam putar diperlukan agar kapal dapat mudah berbalik arah. Luas area untuk
perputaran kapal sangat dipengaruhi oleh ukuran kapal, sistem operasi, dan jenis
kapal. Radius kolam putar berdasarkan KM No.52 Tahun 2004 tentang
Penyelenggaraan Pelabuhan menggunakan rumus:
A = ¼ x N x π x D²
Keterangan:
A : Luas kolam putar (m2)
N : Jumlah kolam putar
D : Diameter areal kolam putar dengan tunda =
2L D : Diameter areal kolam putar tanpa tunda =
3L L : Panjang kapal maksimum
Dengan perhitungan diatas maka luas areal kolam putar pelabuhan direncanakan
adalah seluas 5,98 Ha.
d. Areal Tempat Labuh
Penentuan luas areal berlabuh tergantung pada jumlah dan panjang kapal yang
akan direncanakan berlabuh. Perhitungan luas areal tempat labuh adalah sebagai

berikut:
A = N x π x R²
R = L + 6D + 30 m
Keterangan:
R : Jari - jari areal untuk berlabuh kapal (meter);
L : Panjang kapal yang berlabuh (meter);
D : Kedalaman air (meter).
Jadi luas areal berlabuh yang direncanakan adalah seluas 7,66 Ha.
e. Areal Pindah Labuh Kapal
Penentuan luas areal pindah labuh kapal tergantung pada jumlah dan panjang
kapal yang akan direncanakan berlabuh.Perhitungan luas areal pindah labuh
kapal adalah sebagai berikut:
A = N x π x R²R = L + 6D + 30 m
Keterangan:
R : Jari-jari areal untuk berlabuh kapal (meter);
L : Panjang kapal yangberlabuh (meter);
D: Kedalaman air (meter).

Jadi luas areal pindah labuh kapal yang direncanakan adalah seluas 7,66 H
f. Areal Alih Muat Kapal
Penentuan luas areal alih kapal tergantung pada jumlah dan panjang kapal yang
akan direncanakan berlabuh. Perhitungan luas areal alih kapal adalah sebagai berikut:
A = N x π x R²R = L + 6D + 30 m
Keterangan:
R : Jari-jari areal untuk berlabuh kapal (meter);
L : Panjang kapal yang berlabuh (meter);
D : Kedalaman air (meter).
Jadi luas luas areal alih kapal apal yang direncanakan adalah seluas 7,66 Ha.
g. Areal Penempatan Kapal Mati
Faktor yang perlu diperhatikan adalah jumlah kapal dan ukuran kapal, maka untuk
luas areal penempatan kapal mati adalah seluas 7,66 Ha
h. Areal Keperluan Keadaan Darurat

Faktor yang perlu diperhatikan adalah kecelakaan kapal, kebakaran kapal, kapal
kandas dan lain-lainnya. Salvage area diperkirakan luasnya 50% dari luas areal
pindah labuh kapal. Jadi luas areal keperluan keadaan darurat adalah seluas 3,83 Ha
i. Areal Percobaan Berlayar
Faktor yang perlu diperhatikan adalah ukuran kapal rencana, jadi untuk luasan
areal percobaan berlayar adalah seluas 19,05 Ha.
j. Luas Kolam Pelabuhan
Perencanaan luas kolam harus menunjang kemudahan manuver kapal dan
dapat menampung kegiatan yang dilakukan oleh kapal mulai dari kedatangan
sampai berangkat. formula perhitungan kebutuhan luas kolam pelabuhan adalah:
A = A kolam putar + A sandar kapal
Berdasarkan luas kolam putar dan area tambat, maka luas kolam pelabuhan adalah
seluas 8,27 Ha.
3. Kolam Pendaratan
Untuk kapal dengan bobot diatas 5 GT, luas kolam pendaratan dihitung berdasarkan
bobot kapal rerata yaitu 30 GT.
a. Dimensi kapal yang berbobot 30 GT adalah
: L = 18,5 mB = 4,5 mD (draft) = 1.5 m
Jumlah kapal yang bertambat di dermaga pendaratan adalah 2 kapal.
luas kolam pendaratan dihitung dengan persamaan :
A1= ∑L1.B1
Dengan :
A1: luas kolam pendaratan (m2)
L1: panjang dermaga pendaratan =1,15L
B1: lebar perairan untuk pendaratan = 1,5B
A1= ∑L1.B1

= 2 (1,15 . 18,5) . (1,5 . 4,5)


A1= 287,212 m
Kolam Perbekalan
Luas kolam perbekalan yang diperlukan dihitung menggunakan perhitungan
yang sama dengan luas kolam pendaratan.
b. Dimensi kapal yang berbobot 30 GT adalah
: L = 18,5 m
B = 4,5 m
D (draft) = 1.5 m.
Jumlah kapal yang bertambat didermaga perbekalan adalah 2 kapal.luas kolam
perbekalan dihitung dengan persamaan :
A1= ∑L1.B1
Dengan:
A1: luas kolam pendaratan (m2)
L1: panjang dermaga pendaratan =1,15L
B1: lebar perairan untuk pendaratan = 1,5B
A1= ∑L1.B1

= 2 (1,15 . 18,5) . (1,5 . 4,5)


A1= 287,212 m2
Kolam Tambat
Untuk kapal dengan bobot diatas 5 GT, luas kolam pendaratan dihitung
berdasarkan bobot kapal rerata yaitu 30 GT.
Dimensi kapal yang berbobot 30GT adalah :
L = 18,50 m
B = 4,5 m
D (draft) = 1.5 m.
Jumlah kapal yang bertambat di dermaga tambat 37 kapalluas kolam tambat
dihitung dengan persamaan :
A2= ∑L2.B2
Dengan :
A2: luas kolam tambat (m2)

L2: panjang dermaga tambat =1,1L


B2: lebar perairan untuk bertambat = 1,5B
A2= ∑L2.B2
= 37 (1,1 . 18,5) . (1,5 . 4,5)
A2= 5082,412 m2
4. Perairan Untuk Manuver
Agar kapal –kapal besar dapat merapat ke dermaga dengan mudah dan aman,
perairan untuk manuver ditentukan berdasarkan kapal terbesar yang menggunakan
pelabuhan yaitu kapal yang berbobot 50 GT dengan panjang dermaga yang telah
dihitung sebelumnya.
Panjang kapal (L) bobot 50 GT: 21,5
m Panjangdermaga pendaratan : 46 m
Panjang dermaga perbekalan: 46 m
Panjang dermaga tambat : 140 m
Rumus perairan manuver :A3= ∑L3.W
Dengan :
A3: luas perairan manuver kapal

L3: panjang dermaga


W: lebar maneuver kapal= 2L
a. Luas kolam manuver di depan dermaga pendaratan adalah:
Amanuver 1= 46. (2 . 21.5)= 1978 m2
b. Luas kolam manuver di depan dermaga perbekalan adalah:
Amanuver 2= 46. (2 . 21.5)= 1978 m2
c. Luas kolam manuver di depan dermaga tambatadalah :
Amanuver 3= 140. (2 . 21.5)= 6020 m2
Kolam Putar
Luas kolam putar ditentukan berdasarkan kapal terbesar yang menggunakan
pelabuhan yaitu kapal yang berbobot 50 GT.
Panjang kapal (L) bobot 50 GT: 21,5 m
Ap= πR2= π(2 . L)2
Dengan :

Ap: luas kolam


putar π : 3.14
L: panjang kapal
Ap= πR2= π(2 . L)2
= 3.14R2= 3.14(2 . 21,5)2
Ap= 5805.86 m2
Luas Kolam Pelabuhan
Berdasarkan luas masing-masing kolam yang telah dihitung di depan maka
luas kolam pelabuhan adalah :
Apelabuhan = Apendaratan + Aperbekalan + Atambat + Amanuver1+2+3 + Aputar
Dengan :
Apelabuhan: luas kolam pelabuhan
Apendaratan: luas kolam pendaratan
Aperbekalan: luas kolam perbekalan
Atambat: luas kolam tambat Amanuver1+2+3 : luas kolam
manuver Aputar: luas kolam putar
Apelabuhan = Apendaratan + Aperbekalan + Atambat + Amanuver1+2+3 + Aputar

Apelabuhan= 218473,281,629+7 2m827 , 2 1 2 + 5082,412 + 1978+ 1978 + 6020

+5805,86
2.2 Tambatan
Menurut TIM FIP-IKIP (1989:121) proses penambatan dapat diartikan mengolah gerak
kapal sedemikian rupa untuk menyandarkan kapal ke dermaga sehingga kapal terbatas
pergerakannya.Untuk menambatkan kapal ke dermaga digunakan tali-temali yang dapat
menahan kapal dari arus, angin ataupun gelombang yang terjadi perairan.

Bahan tali yang umum dipakai untuk penambatan:


• Sisal
• Hemp

• Kabel baja
• Polyethylene

• Polypropylene
• Polyester (digunakan untuk tambat di laut dalam atau anjungan lepas pantai) Nylon Tali
yang mempunyai unjuk kerja yang tinggi:

• HMPE (ngapung)
• Aramid (tahan panas) (termasuk Kevlar)
Panjang dermaga tambat dihitung dengan persamaan berikut.

Biasanya kapal-kapal ditambatkan secara tegak lurus dermaga karena kapal yang bertambat

cukup banya, seperti diberikan dalam Gambar

Sarana dan prasarana yang harus dipenuhi untuk menunjang kinerja pandu dalam proses
penambatan di Single Buoy Mooring diantaranya sebagai berikut:
1. Tugboat (kapal tunda) Adalah kapal yang dapat digunakan untuk maneuver / mengolah
gerak, utamanya menarik atau mendorong kapal lain di pelabuhan, laut lepas atau
melalui sungai. Kapal tunda juga merupakan sarana pendukung untuk mempercepat dan
mempermudah dalam proses sandar atau lepas sandar di pelabuhan. Kapal tunda
memiliki tenaga yang besar bila dibandingkan dengan ukurannya.
2. Mooring Launch (Motor kepil) Yaitu kapal yang bertugas mengantar tali tambat
kapal yang didesain sedemikian rupa dan disiapkan sebagai fast rescue boat yang
diperuntukan bagi kegiatan dilepas pantai dalam cuaca buruk.
3. Workboat Adalah kapal tunda dengan kapasitas tertentu yang konstruksi haluannya
dimodifikasi sedemikian rupa sehingga sesuai untuk menunda selang-selang muatan dan
didesain khusus digunakan untuk laut berombak.
4. Perlengkapan keselamatan pandu
Persyaratan dari alat keselamatan pandu antara lain:
a. life jacket/pelampung sesuai yang telah dipersyaratkan.
b. radio handy talky channel 12, 14, 16 yang mempunyai daya jangkau minimal 5 mil.

c. flashing light/lampu sorot.


d. Peralatan komunikasi VHF
Sebagai alat komunikasi perorangan yang harus dimiliki oleh masing-masing pandu
dengan minimal daya jangkau 25 mil.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Kolam Pelabuhan adalah perairan dimana kapal dapat berlabuh untuk melakukan
kegiatan bongkar muat barang, pengisian ulang bahan bakar dan air bersih, perbaikan,
dan lain-lain.
2. Tambatan Menurut TIM FIP-IKIP (1989:121) proses penambatan dapat diartikan
mengolah gerak kapal sedemikian rupa untuk menyandarkan kapal ke dermaga sehingga
kapal terbatas pergerakannya
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Tambat

https://pdfcoffee.com/kolam-pelabuhan--2-pdf-free.html
http://repository.pip-semarang.ac.id/1098/8/FIX%20BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai