KOLAM PELABUHAN
DAN TAMBATAN
022210013
FAKULTS TEKNIK
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan kesempatan pada Saya
untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan Karuni-Nya lah Saya dapat menyelesaikan
makalah Kolam Pelahuhan Dan Tambatan. Makalah Ini disusun guna memenuhi tugas dosen
pada mata kuliah Pelabuhan. Selain itu,saya juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi Saya tentang Pelabuhan Dalam Bidang Teknik Sipil. Saya mengucapkan terima
kasih sebesar-besarnya kepada Pak Dedi Imanuel Pau,S.T. M.Eng Selaku dosen mata kuliah
Pelabuhan. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
bidang yang ditekuni Saya. Saya juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini. Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima
Maumere,22 September,2023
Kata Pengantar……………………………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.2 Tambatan.............................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Adapun syarat kedalaman kolam pelabuhan dapat dilihat pada gambar berikut:
berikut:
A = N x π x R²
R = L + 6D + 30 m
Keterangan:
R : Jari - jari areal untuk berlabuh kapal (meter);
L : Panjang kapal yang berlabuh (meter);
D : Kedalaman air (meter).
Jadi luas areal berlabuh yang direncanakan adalah seluas 7,66 Ha.
e. Areal Pindah Labuh Kapal
Penentuan luas areal pindah labuh kapal tergantung pada jumlah dan panjang
kapal yang akan direncanakan berlabuh.Perhitungan luas areal pindah labuh
kapal adalah sebagai berikut:
A = N x π x R²R = L + 6D + 30 m
Keterangan:
R : Jari-jari areal untuk berlabuh kapal (meter);
L : Panjang kapal yangberlabuh (meter);
D: Kedalaman air (meter).
Jadi luas areal pindah labuh kapal yang direncanakan adalah seluas 7,66 H
f. Areal Alih Muat Kapal
Penentuan luas areal alih kapal tergantung pada jumlah dan panjang kapal yang
akan direncanakan berlabuh. Perhitungan luas areal alih kapal adalah sebagai berikut:
A = N x π x R²R = L + 6D + 30 m
Keterangan:
R : Jari-jari areal untuk berlabuh kapal (meter);
L : Panjang kapal yang berlabuh (meter);
D : Kedalaman air (meter).
Jadi luas luas areal alih kapal apal yang direncanakan adalah seluas 7,66 Ha.
g. Areal Penempatan Kapal Mati
Faktor yang perlu diperhatikan adalah jumlah kapal dan ukuran kapal, maka untuk
luas areal penempatan kapal mati adalah seluas 7,66 Ha
h. Areal Keperluan Keadaan Darurat
Faktor yang perlu diperhatikan adalah kecelakaan kapal, kebakaran kapal, kapal
kandas dan lain-lainnya. Salvage area diperkirakan luasnya 50% dari luas areal
pindah labuh kapal. Jadi luas areal keperluan keadaan darurat adalah seluas 3,83 Ha
i. Areal Percobaan Berlayar
Faktor yang perlu diperhatikan adalah ukuran kapal rencana, jadi untuk luasan
areal percobaan berlayar adalah seluas 19,05 Ha.
j. Luas Kolam Pelabuhan
Perencanaan luas kolam harus menunjang kemudahan manuver kapal dan
dapat menampung kegiatan yang dilakukan oleh kapal mulai dari kedatangan
sampai berangkat. formula perhitungan kebutuhan luas kolam pelabuhan adalah:
A = A kolam putar + A sandar kapal
Berdasarkan luas kolam putar dan area tambat, maka luas kolam pelabuhan adalah
seluas 8,27 Ha.
3. Kolam Pendaratan
Untuk kapal dengan bobot diatas 5 GT, luas kolam pendaratan dihitung berdasarkan
bobot kapal rerata yaitu 30 GT.
a. Dimensi kapal yang berbobot 30 GT adalah
: L = 18,5 mB = 4,5 mD (draft) = 1.5 m
Jumlah kapal yang bertambat di dermaga pendaratan adalah 2 kapal.
luas kolam pendaratan dihitung dengan persamaan :
A1= ∑L1.B1
Dengan :
A1: luas kolam pendaratan (m2)
L1: panjang dermaga pendaratan =1,15L
B1: lebar perairan untuk pendaratan = 1,5B
A1= ∑L1.B1
+5805,86
2.2 Tambatan
Menurut TIM FIP-IKIP (1989:121) proses penambatan dapat diartikan mengolah gerak
kapal sedemikian rupa untuk menyandarkan kapal ke dermaga sehingga kapal terbatas
pergerakannya.Untuk menambatkan kapal ke dermaga digunakan tali-temali yang dapat
menahan kapal dari arus, angin ataupun gelombang yang terjadi perairan.
• Kabel baja
• Polyethylene
• Polypropylene
• Polyester (digunakan untuk tambat di laut dalam atau anjungan lepas pantai) Nylon Tali
yang mempunyai unjuk kerja yang tinggi:
• HMPE (ngapung)
• Aramid (tahan panas) (termasuk Kevlar)
Panjang dermaga tambat dihitung dengan persamaan berikut.
Biasanya kapal-kapal ditambatkan secara tegak lurus dermaga karena kapal yang bertambat
Sarana dan prasarana yang harus dipenuhi untuk menunjang kinerja pandu dalam proses
penambatan di Single Buoy Mooring diantaranya sebagai berikut:
1. Tugboat (kapal tunda) Adalah kapal yang dapat digunakan untuk maneuver / mengolah
gerak, utamanya menarik atau mendorong kapal lain di pelabuhan, laut lepas atau
melalui sungai. Kapal tunda juga merupakan sarana pendukung untuk mempercepat dan
mempermudah dalam proses sandar atau lepas sandar di pelabuhan. Kapal tunda
memiliki tenaga yang besar bila dibandingkan dengan ukurannya.
2. Mooring Launch (Motor kepil) Yaitu kapal yang bertugas mengantar tali tambat
kapal yang didesain sedemikian rupa dan disiapkan sebagai fast rescue boat yang
diperuntukan bagi kegiatan dilepas pantai dalam cuaca buruk.
3. Workboat Adalah kapal tunda dengan kapasitas tertentu yang konstruksi haluannya
dimodifikasi sedemikian rupa sehingga sesuai untuk menunda selang-selang muatan dan
didesain khusus digunakan untuk laut berombak.
4. Perlengkapan keselamatan pandu
Persyaratan dari alat keselamatan pandu antara lain:
a. life jacket/pelampung sesuai yang telah dipersyaratkan.
b. radio handy talky channel 12, 14, 16 yang mempunyai daya jangkau minimal 5 mil.
3.1 Kesimpulan
1. Kolam Pelabuhan adalah perairan dimana kapal dapat berlabuh untuk melakukan
kegiatan bongkar muat barang, pengisian ulang bahan bakar dan air bersih, perbaikan,
dan lain-lain.
2. Tambatan Menurut TIM FIP-IKIP (1989:121) proses penambatan dapat diartikan
mengolah gerak kapal sedemikian rupa untuk menyandarkan kapal ke dermaga sehingga
kapal terbatas pergerakannya
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Tambat
https://pdfcoffee.com/kolam-pelabuhan--2-pdf-free.html
http://repository.pip-semarang.ac.id/1098/8/FIX%20BAB%20II.pdf