Anda di halaman 1dari 35

1. Perencanaan Pelabuhan Perikanan ?

Jawab :

Faktor - Faktor Perencanaan

Faktor-faktor perencanaan yang harus diperhitungkan dalam perencanaan bangunan laut,


khususnya pelabuhan perikanan dapat dijelaskan sebagai berikut :

Karakteristik Teknik Lapangan.

Karakteristik teknik lapangan adalah kondisi spesifik alam yang ada, meliputi aspek-aspek :

▪ Topografi

▪ Bathimetri

▪ Gelombang

▪ Angin

▪ Pasang surut

▪ Mekanika tanah

▪ Ketersediaan material konstruksi

Karakteristik Kapal

Karakteristik kapal yang akan dilayani di pelabuhan perikanan merupakan input yang sangat
menentukan perencanaan yang meliputi bobot kapal, panjang (LOA, length overall), lebar (B,
breadth), tinggi (D, depth) dan sarat (d, draft).

Dalam perencanaan pengembangan Pelabuhan Perikanan Morodemak sampai tahun 2017


direncanakan mampu melayani kapal dengan ukuran maksimum 30 GT dengan data dimensi
kapal sebagai berikut :

 Panjang = 18,5 meter

 Lebar = 4,5 meter

 Draft = 1,5 meter

Tingkat Layanan Operasional Pelabuhan Perikanan.


Agar diperoleh hasil perencanaan yang optimal, pelabuhan perikanan harus direncanakan sesuai
dengan tingkat layanan yang bisa diberikan, terutama untuk kapal pengguna jasa pelabuhan.

Dalam hal ini perlu diperhatikan:

→ Dapatkah pelabuhan perikanan memberikan pelayanan operasional sepanjang tahun dengan


kondisi cuaca/musim yang berubah-ubah; atau pada musim tertentu (angin kencang dan
gelombang besar) tidak dapat memberikan pelayanan.

→ Apakah pelabuhan perikanan dapat memberikan pelayanan setiap saat meskipun pada kondisi
pasang surut; atau pada saat pasang saja dapat melayani kapal besar dengan draft yang dalam.
Hal ini terutama pada kemampuan penyediaan kedalaman kolam pelabuhan.

→ Apakah pelabuhan perikanan dapat memberikan pelayanan kemudahan manuver kapal,


dalam arti kapal dapat berputar di kolam putar di dalam perairan pelabuhan atau di luar pelabuhan
dengan penyediaan jasa kapal tunda.

→ Apakah pelabuhan perikanan dapat memberikan pelayanan kemudahan lalu lintas kapal satu
arah atau dua arah pada alur pelayaran.

Jenis Layanan Pelabuhan Perikanan.

Pelabuhan perikanan yang lengkap jenis layanannya dapat memberikan kemudahan bagi kapal
untuk bongkar dan muat. Layanan pelabuhan perikanan yang lengkap untuk kapal bongkar
meliputi : pendaratan ikan, pencucian, penyortiran, pelelangan, penyimpanan, pemuatan ke
angkutan darat, pengolahan pengeringan, pengasinan, pengalengan, dan pembuatan tepung.

Layanan kapal muat meliputi : pengisian bahan bakar, air bersih, pemuatan es batu, perbekalan
makanan, pelayanan perbaikan alat tangkap, perbaikan kapal, dan penjualan alat tangkap dan
umpan.

Pertimbangan Ekonomi Teknik.

Pertimbangan ekonomi teknik berkait erat dengan biaya pelaksanaan dan ketersediaan dana
yang ada. Hal-hal yang berpengaruh meliputi : jenis konstruksi, material konstruksi, umur
konstruksi dan pentahapan pelaksanaan konstruksi.

Perencanaan Alur Pelayaran.


Alur pelayaran merupakan gerbang masuk kapal menuju kolam pelabuhan. Ukuran kedalaman
dan Iebarnya mempengaruhi arus lalu lintas kapal yang keluar masuk pelabuhan.

Kedalaman Alur.

Sebagai kapal perencanaan untuk merencanakan alur pelayaran digunakan kapal 30 GT. Kapal
tersebut banyak terdapat pada Pelabuhan Perikanan lain di sekitar Morodemak. Apabila alur
dilalui oleh kapal tersebut, maka potensi kedatangannya adalah 4 buah/hari, suatu potensi yang
cukup untuk diperhitungkan.

Persamaan yang digunakan untuk menghitung kedalaman alur ideal yaitu:

(Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Tengah)

di mana :

H = Kedalaman alur (m)

S = Gerak vertikal kapal karena gelombang (m) Toleransi maksimum 0,5 m

C = Ruang kebebasan bersih antar kapal dengan dasar laut

 Pantai pasir = 0,50 m

 Pantai batu = 0,75 m

 Pantai karang = 1,00 m d = Draft kapal (m)

Draft kapal ditentukan oleh karakteristik kapal terbesar (Kapal dengan ukuran 30 GT, draft = 1,5
m).

Jadi kedalaman alur pelayaran direncanakan:

H = 1,5 + 0,5 + 0,5

= 2,50 meter
Lebar Alur.

Pada perencanaan Pelabuhan Perikanan Morodemak lebar alur direncanakan untuk dua jalur
kapal atau disebut juga dua jalur lalu lintas. Pada buku “Pelabuhan” karangan Ir. Bambang
Triatmodjo halaman 117 disebutkan jika kapal boleh bersimpangan maka lebar alur adalah 6-7
kali lebar kapal. Pada perencanaan Pelabuhan Perikanan Morodemak ini diambil B = 7 kali lebar
kapal, dengan tujuan untuk mengantisipasi terjadinya benturan antar kapal pada waktu
simpangan.

Dengan lebar kapal = 4.5 m, maka direncanakan:

Lebar alur pelayaran (B) = 7 x 4,5 m

= 31,5 m 50 m

50 m

Gambar 6.1 Dimensi Alur Pelayaran.


2. Menentukan Lokasi Pelabuhan

Jawab :

PENGERTIAN

Pelabuhan merupakan tempat bongkar muat barang atau naik turunnya penumpang, dan sebagai
pintu gerbang bagi keluar masuknya barang atau penumpang dari daerah pulau satu ke pulau
yang lain, yang terpisah oleh lautan.
Pelabuhan mempunyai peran penting dari sisi ekonomi, social dan politik, karena dapat membuka
daerah yang terisolasi dan terciptanya sistim transportasi, sehingga menimbulkan arus barang
dan penumpang.

FUNGSI

Pelabuhan berfungsi sebagai tempat pelayanan berbagai aktivitas dari kawasan air ke darat
maupun dari kawasan darat ke air, seperti transfer penumpang dan barang, perbaikan kapal,
pengisian bbm, dan sebagainya.

CIRI-CIRI PELABUHAN

Memiliki kedalaman air cukup untuk kapal antar pulau ataupun kapal antar negara
Dapat digunakan untuk berlabuh kapal dengan aman
Daerah berlabuh yang memadai
Pintu masuk pelabuhan sesuai dengan ketentuan ukuran setandar pelabuhan
Perlindungan dari gelombang. Pelabuhan dan gerbangnya mempertimbangkan air terendah

CARA MEMILIH LOKASI PELABUHAN

Pernahkah Anda mendengar Sabang? Sabang merupakan nama sebuah kota di Pulau Weh.
Kota ini terletak di bagian paling barat Indonesia. Di pulau ini terdapat sebuah tugu titik 0 (nol)
kilometer Indonesia. Pulau Weh berbatasan langsung dengan samudera Hindia, sehingga pulau
ini terkenal dengan keindahan laut dan pantainya. Namun, hanya ada satu jenis transportasi yang
sering digunakan orang untuk menuju pulau ini, yaitu transportasi laut. Untuk keperluan
transportasi laut, dibutuhkan sebuah pelabuhan. Agar bangunan pelabuhan dapat dijangkau oleh
banyak orang, maka diperlukan beberapa hal yang mempengaruhi lokasi atau letak suatu
pelabuhan.
Letak suatu pelabuhan akan mempengahui operasional pelabuhan tersebut. Misalnya pelabuhan
penumpang diusahakan terletak di lokasi yang padat penduduknya dan ada akses jalan raya
menuju ke pelabuhan. Pelabuhan curah diletakkan di lokasi pabrik. Begitu juga dengan
pelabuhan barang dan peti kemas. Intinya fungsi utama pelabuhan juga menentukan letak
pelabuhan.

Menurut Bambang Triatmodjo (1986), tidak hanya fungsi yang menentukan lokasi, tetapi ada
beberapa tinjauan alam yang harus juga diperhatikan. Adapun tinjauan yang dimaksud adalah
tinjauan topografi dan geologi, pelayaran, sedimentasi, arus dan gelombang, serta kedalaman
air. Hal ini akan mempengaruhi bangunan pelabuhan.

Tinjauan topografi dan geologi.


Untuk membangun sebuah pelabuhan diperlukan daratan yang luas untuk keperluan fasilitas
pelabuhan seperti gudang dan dermaga. Bisa juga daratan yang sempit, tetapi harus didukung
oleh perairan yang dangkal agar dapat ditimbun. Geologi atau data tanah diperlukan untuk
mengetahui kemudahan dalam pengerukan kolam pelabuhan. Kondisi topografi lokasi Radius
min kapal berputar samadengan ± 2 panjang kapal, untuk kapal yg membawa barang2 khusus
butuh tambahan 30-35 Acre untuk berputarnya kapal. Untuk meminimalkan gaya gelombang
dalam pelabuhan, gerbang pelabuhan harus sesempit mungkin, tetapi tetap memenuhi syarat
keselamatan, navigasi tercepat, dan tidak menimbulkan arus yang disebabkan pasang surut
berlebihan. Arus lebih dari 4-5 ft/sec mempengaruhi navigasi, menyebabkan gesekan pada
pemecah gelombang. Kebutuhan lebar pintu masuk pelabuhan dipengaruhi oleh ukuran
pelabuhan dan kapal yg digunakan. Sesuai aturan yg berlaku, lebar pintu pelabuhan ± panjang
kapal terbesar yg digunakan.

Tinjauan pelayaran, arus dan gelombang.


Kapal-kapal yang berlayar juga dipengaruhi oleh angin, gelombang, dan arus. Untuk itu letak
pelabuhan harus memudahkan kapal-kapal berlayar dengan didukung angin, gelombang dan
arus air laut.
Tinjauan sedimentasi.
Sedimentasi atau pengendapan lumpur di sekitar pelabuhan harus diusahakan seminimal
mungkin, bahkan tidak terjadi sedimentasi. Karena biaya pengerukan bawah laut menghabiskan
biaya yang besar. Jika terjadi sedimentasi, pelabuhan tidaklah ekonomis.

Tinjauan kedalaman air.


Kedalaman air di sekitar pelabuhan juga mempengaruhi pelabuhan. Kolam pelabuhan dirancang
dengan kedalaman tertentu berdasarkan kebutuhan kapal-kapal yang dilayani. Maka kedalaman
air disekitar pelabuhan harus terjaga.

BANGUNAN PELINDUNG PELABUHAN

Breakwater : struktur lepas pantai untuk mengurangi ketinggian dan kec gelombang
Groin dan Jetty : bangunan tegak lurus pantai untuk mengendalikan arus pesisir
Seawall, bulkhead, dan rivetment : bangunan pada garis pantai untuk melindungi dari erosi
gelombang.

KLASIFIKASI PELABUHAN DARI KONDISI TEKNIK DAN GEOGRAFIS


Pelabuhan alam, secara alami memenuhi standar pelabuhan, hanya membangun tambatan,
contoh : Pel.Cilacap, Pel. Sabang.
Pelabuhan semi alam, tidak selengkap pel. Alam, msh perlu fas. Tambatan, contoh : Pel.
Panjang-Lampung
Pelabuhan buatan, ada proses pengerukan untk mendapatkan kedalaman, pembangunan
bangunan pelindung, contoh : Pel. Tg Priok, Tg Perak.
Pelabuhan sungai, terletak di sungai, perlu pemeliharaan kedalaman kolam alur pelayaran dg
pengerukan, contoh : Pel. Palembang, Pel Pontianak
Pelabuhan Pantai, terletak dipantai, contoh : Pel. Cigading, Meneng, Balikpapan, Tarakan.

KLASIFIKASI PELABUHAN BERDASAR FUNGSINYA


General Cargo (container) : full container (15.000DWT), semi container (10.000 DWT),
Konvensional (5000-7.000 DWT)
Penumpang (Ferry service), memberikan jasa pelayanan penumpang.
Minyak, harus berjauhan dari kepentingan umum, karena alasan keamanan.
Perikanan, tidak boleh dicampur dengan pelabuhan umum.
Industri, terletak dikawasan industri untuk memudahkan pengangkutan barang hasil industri.
Marina, berfungsi sebagai berbagai aktivitas rekreasi dari kawasan air kedarat dan sebaliknya.

KLASIFIKASI PELABUHAN BERDASARKAN JALUR PELAYARAN


Pelayaran Nusantara, kapal yg melayani jalur ini berlabuh dan berangkat dr pelabuhan scr teratur,
terjadwal dan tarifnya ditentukan pemerintah
Pelayaran Lokal, menghubkan pelabuhan pantai dgn pelabuhan laut
Pelayaran Rakyat, menggunakan perahu bermotor bantu, bila tdk ada tenaga angin
Pelayaran perintis, membuka kegiatan ekonomi daerah terpencil, biaya operasi ditanggung
pemerintah. Bila kegiatan ekonomi berkembang, pel. Perintis digantikan pelayaran lokal.

KLASIFIKASI PELABUHAN BERDASARKAN PENGELOLA

Pelabuhan Umum, memberikan jasa pelayanan umum untuk bongkar/muat barang dikelola scr
komersial, pengguna dikenakan tarif, antara lain : uang labuh, tambat, pandu, tunda, dermaga
dan penumpukan
Pelabuhan khusus, dikelola diluar pelabuahan umum, oleh perusahaan khusus, contoh :
Perikanan, kayu (Deptan), Minyak (Deptam), Pupuk, semen (Deperin)

PEMILIHAN LOKASI PELABUHAN

Pertimbangannya :

Hinterland, didefinikan sbg daerah penyangga, yg msh dipengaruhi pelabuhan Kegiatan


pelabuhan banyak dipengaruhi berbagai kegiatan ekonomi daerah penyangga.
Areal, dapat untuk pengembangan, mudah dicapai degan sistim transportasi yang ada.
Kondisi alam, keadaan tanah menentukan konstruksi dermaga, kedalaman perairan, alur
pelayaran, kolam pelabuhan, keselamatan, gelombang, pasang surut dan sedimentasi
mempengaruhi konstruksi pemecah gelombang dan elevasi dermaga.
Navigasi, untuk keselamatan pelayaran meliputi : alur pelayaran, kolam pelabuhan, ruang gerak
untuk manuver kapal.
Transportasi, terhubung dengan jaringan transportasi jalan raya, jalan kereta api dengan daerah
hinterlandnya. Persyaratan Teknis :

Standar kapal, untuk menentukan letak dan posisi dermaga pd kedalaman yg memenuhi syarat.
Hidrografi, menentukan pada tata letak dermaga, perlu bangunan maritim tambahan/tidak.
Manuver kapal, perlu ruang gerak cukup sesuai degan syarat teknis kapal.
Keadaan tanah, mempengaruhi pemilihan tipe dan bentuk konstr dermaga, maupun fasilitas
lainnya.

PERSYARATAN OPERASIONAL

Fungsi dermaga, mempengaruhi cara kerja/operasional, contoh dermaga Cargo berbeda dg


dermaga curah.
Daerah penunjang dermaga, harus cukup luas untuk fasilitas gudang, lapangan penumpukan,
peralatan bongkar muat, jalan penghubung.
Ukuran dermaga, ditentukan oleh : tipe/ukuran kapal, jumlah kunjungan kapal, kelayakan
ekonomis.

KOMPONEN PELABUHAN FASILITAS LAUT

1. Fasilitas Pelabuhan

Struktur pelindung : breakwater, seawalls, bulkheads, groins


Breakwater, penahan gelombang, dr tumpukan batu kali, beton, beton bertulang
Seawalls, dinding penahan tanah, dari batu kali
Bulkhead, dinding penahan tanah, dari baja
Groin, dinding penahan tanah, berfungsi untuk menahan gerusan

1. Fasilitas Sandar/dermaga, sebagai tempat bersandar dan melakukan aktivitas bongkar


muat
2. Fasilitas Tambatan, berfs penambat kapal, anchorage basin, kolam penjangkaran
dolphin.
3. Fasilitas Navigasi, yaitu : Ship Channel, jalan kapal ditandai rambu, alan masuk
pelabuhan.
4. Alat Bantu Navigasi

Light buoy, lampu pelabuhan, rambu pelayaran


Mercusuar, menara dengan lampu untuk memandu kapal dan tanda letak pelabuhan
Pelampung dengan lampu buoy, sebagai rambu pelayaran
Day beacons, rambu tanda terjdnya pendangkalan, bekas kapal tenggelam
Harbor light, lampu untuk memberikan penerangan pada alur pelabuhan pada malam hari
1. Fasilitas Pemeliharaan

Shipyards, lapangan penumpukan kapal yg diperbaiki


Drydocks, yaitu dermaga tempat perbaikan kapal

FASILITAS DARAT

Terminal Pelabuhan, terdiri dari : fas penanganan pnp, fas pengaturan/ pengoperasian pel, fas
pelayanan kapal (supplai air/bbm, bengkel gudang), fas transportasi(jalan dan pelataran parkir)
Terminal penumpang, tempat penampungan, pemrosesan dan penerusan kegiatan penumpang
dan barang ke berbagai jalur yang ditentukan

3. Jelaskan Tahapan Perencanaan Pelabuhan

Jawab :

I. Tahap studi pendahuluan


a. Persyaratan dan perlengkapan pelabuhan
· Harus ada hubungan yang mudah antara transportasi air dan darat seperti jalan raya dan
kereta api, sedemikian sehingga barang-barang dapat diangkut ke dan dari pelabuhan dengan
mudah dan cepat.
· Pelabuhan berada di suatu lokasi yang mempunyai daerah belakang (daerah pengaruh) subur
dengan populasi penduduk yang cukup padat.
· Pelabuhan harus mempunyai kedalaman air dan lebar alur yang cukup.
· Kapal-kapal yang mencapai pelabuhan harus bisa membuang sauh selama menunggu untuk
merapat ke dermaga guna bongkar muat barang atau mengisi bahan bakar.
· Pelabuhan harus mempunyai fasilitas bongkar muat barang (kran, dsb) dan gudang-gudang
penyimpanan barang.
· Pelabuhan harus mempunyai fasilitas untuk mereparasi kapal-kapal.
Untuk memenuhi persyaratan tersebut pada umumnya pelabuhan mempunyai bangunan-
bangunan:
o Pemecah gelombang,
o Alur pelayaran,
o Kolam pelabuhan,
o Dermaga,
o Alat penambat,
o Gudang,
o Gedung terminal untuk keperluan administrasi,
o Fasilitas bahan bakar untuk kapal,
o Fasilitas pandu kapal, kapal tunda dan perlengkapan lain yang diperlukan untuk membawa kapal
masuk/keluar pelabuhan,
o Peralatan bongkar muat barang,
o Fasilitas-fasilitas lain untuk keperluan penumpang, anak buah kapal dan muatan kapal seperti
dokter pelabuhan, karantina, bea cukai, imigrasi, keamanan, dsb.
b. Pemilihan lokasi pelabuhan
Ø Tinjauan topografi dan geologi
· Daerah daratan harus cukup luas untuk membangun suatu fasilitas pelabuhan seperti
dermaga, jalan, gudang dan juga daerah industri,
· Perlu diteliti mengenai sulit tidaknya melakukan pengerukan daerah perairan dan kemungkinan
menggunakan hasil pengerukan tersebut untuk menimbun tempat lain.
Ø Tinjauan pelayaran
Pelabuhan yang dibangun harus mudah dilalui kapal-kapal yang akan menggunakannya.

Ø Tinjauan sedimentasi
Untuk mengurangi biaya penggerukan, pelabuhan harus dibuat sedemikian rupa
sehingga sedimentasi yang terjadi harus sesedikit mungkin.
Ø Tinjauan gelombang dan arus
Diharapkan bahwa kapal-kapal dapat masuk ke pelabuhan menurut alur pelayaran lurus
(tanpa membelok) dan alur tersebut harus searah dengan arah penjalaran gelombang terbesar
dan arah arus. Suatu mulut pelabuhan yang besar akan memudahkan kapal memasuki
pelabuhan. Selain itu pelabuhan harus memiliki pemecah gelombang.
Ø Tinjauan kedalaman air
Menurut pengalaman, tinggi pasang surut yang kurang dari 5 m masih dapat dibuat
pelabuhan terbuka. Bila lebih dari 5 m, maka terpaksa dibuat suatu pelabuhan tertutup yang
dilengkapi dengan pintu air untuk memasukkan dan mengeluarkan kapal.
Ø Tinjauan biaya
· Biaya pembangunan dan perawatan bangunan-bangunan pelabuhan, termasuk pengerukan
pertama yang harus dilakukan,
· Biaya operasi dan pemeliharaan, terutama pengerukan endapan di alur dan kolam pelabuhan.

II. Tahap studi kelayakan


Dampak negative pembangunan pelabuhan:
· Perubahan fungsi dan tata guna lahan,
· Penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan,
· Penurunan kualitas air laut dan kualitas air permukaan,
· Perubahan pola arus laut, gelombang, dan garis pantai,
· Gangguan terhadap biota perairan.
Dampak positif pembangunan pelabuhan:
· Tersedianya lapangan kerja,
· Meningkatnya perekomonian warga sekitar,
· Sarana pendukung transportasi dan aktivitas lainnya,
· Mempermudah kegiatan ekspor impor,
· Mempermudah melakukan transaksi antar pulau.
Adapun Conton pada Tahap-Tahap Yang Akan dilakukan Sebagai Berikut :

III. Tahap studi perencanaan


a) Data Umum Proyek
Nama Proyek : Pembangunan Dermaga Multipurpose Sepanjang 300 M
di Pelabuhan Banten
Lokasi : Pelabuhan Ciwandan, Banten, Indonesia
Nomor dan tanggal kontrak : HK. 56/4/4/C.Btn-2011, 30 November 2011
Nomor dan tanggal kontrak add 2 : HK. 56/3/5/C.Btn-2013, 15 Mei 2013
Nilai Kontrak : Rp.184.438.000.000,00
Nilai Kontrak add : Rp.205.028.150.000,00
Jenis Kontrak : Tunggal
Konsultan Pengawas : PT. Yodya Karya (Persero)
Mata Uang : Rupiah
Cara pembayaran : Monthly Payment
Lingkup Pekerjaan :
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Dermaga
o Pekerjaan Tiang Pancang Beton diameter 800 mm,
o Pekerjaan Tiang Pancang Beton diameter 600 mm,
o Pekerjaan Tiang Pancang Baja diameter 711,2 mm,
o Pekerjaan Beton Bertulang(pilecap, balok, pelat, tutup channel).
c. Pekerjaan Fasilitas Dermaga
o Pekerjaan Fender,
o Pekerjaan Bollard,
o Pekerjaan Besi Siku.
b) Data Teknis Proyek
Panjang Dermaga : 300 m
Lebar : 44 m
Kapasitas Bollard : 150 T
Elevasi lantai dermaga : + 3,50 m LWS
Draft : -14 m LWS
Ukuran Kapal rencana : 100.000 DWT
Sarana Tumbuk (fender) : Tipe VA 800 H 2000 L5
Jenis tiang pancang : Spun Pile diameter 800 mm, Spun Pile diameter 600 mm,
Tiang pancang baja dia 711.2 mm (t= 16 mm).
Struktur beton Dermaga (Pilecap, balok dan pelat)menggunakan beton mutu K 350

IV. Tahap studi pembangunan fisik


1. Pekerjaan persiapan
· Pemasangan pagar pengaman proyek,
· Direksi keet dan kantor sementara,
· Stockyard (penyusunan semua material),
· Area fabrikasi,
· Stockyard precast,
· Fasilitas kamar mandi dan toilet,
· Penghijauan dan biopori.
2. Tahapan pekerjaan
· Pekerjaan tiang pancang,
· Pekerjaan struktur beton,
· Pekerjaan fasilitas dermaga,
· Pekerjaan mekanikal elektrikal.

V. Tahap pemeliharaan
· Perlu dilakukan penggerukan pada dasar laut di sekitar dermaga,
· Perlindungan pada tulangan dan tiang pancang baja,
· Pencegahan kepala dan badan tiang pecah dengan sepatu pipa baja,
· Pengawasan besarnya gelombang dan arus air laut,
· Pengendalian limbah yang dapat merusak pondasi dermaga, kondisi air laut, dan biota laut,
· Menjaga ketersediaan dan performance fasilitas dermaga,
· Melakukan peningkatan fasilitas seperti; perluasan dermaga, memperlengkap fasilitas dan
lainnya.

4. Faktor Pemilihan Lokasi Pelabuhan


Jawab :
Menurut Triatmodjo (2003), tidak hanya fungsi yang menentukan lokasi, tetapi ada beberapa
tinjauan alam yang harus juga diperhatikan. Adapun tinjauan yang dimaksud adalah:

1. Topografi
Keadaan topografi daratan dan bawah laut harus memungkinkan untuk membangun suatu
pelabuhan dan kemungkinan untuk pengembangan dimasa mendatang.

2. Aksesibilitas
Menurut Robinson (2003) Aksesibilitas adalah kemudahan mencapai suatu wilayah dari wilayah
lain yang berdekatan. Aksesibilitas (kemudahan jarak tempuh) akan mempengaruhi
kestrategisan suatu lokasi, karena menyangkut kemudahan untuk menuju lokasi tersebut
dariberbagai lokasi yang berada di sekitarnya atau wilayah lainnya. Menurut Chiara dalam
(2003), aksesibilitas yang baik merupakan salah satu faktor strategis dalam penentuan suatu
lokasi pelabuhan karena akan mempermudah kegiatan bongkar muat dari dan ke lokasi industri.

3. Kondisi Tanah
Menurut Waluyaningsih (2008) Kondisi tanah perlu diperhatikan karena berkaitan erat dengan
tingkat kepekaan terhadap erosi.
4. Alur Pelayaran
Alur pelayaran digunakan untuk mengarahkan kapal yang keluar masuk pelabuhan. Penentuan
dimensi (lebar dan kedalaman).

5. Angin
Sirkulasi udara yang kurang lebih sejajar dengan permukaan bumi disebut angin.

6. Gelombang
Gelombang adalah pergerakan naik turunnya air laut disepanjang permukaan air.

7. Kecepatan Arus
Arus merupakan suatu gerakan air yang mengakibatkan perpindahan horizontal dan vertical
masa air. Arus sangat dipengaruhi oleh sifat air itu.

8. Pasang Surut
Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut karena adanya gaya tarik benda-benda di langit,
terutama matahari dan bulan terhadap massa air laut di bumi.

Menurut Mukminin (2010) untuk pengembangan suatu pelabuhan dimana fasilitas dermaga,
lapangan penumpukan dan peralatan harus dikembangkan sesuai dengan standar ukuran kapal
yang akan melakukan aktifitas bongkar muat di pelabuhan. Menurut Agustinus (2007) Keputusan
pengembangan pelabuhan sangat dipengaruhi oleh waktu pelayaan kapal dalam melakukan
bongkar muat atau waktu efektif (ET). Dalam mengembangkan suatu pelabuhan pengelola
pelabuhan harus membenahi sarana prasarana, aksesibilitas, fasilitas dan peralatan pelabuhan
(Priyambodo, 2012) Dalam merumuskan strategi pengembangan pelabuhan,dalam perencanaan
strategik pada masa yang akan datang tidak boleh diharapkan semata-mata hanya sebagai
peningkatan masa lalu. Karena itu analisis tentang prospek perusahaan, analisis persaingan,
serta analisis portofolio strategis sangat diperlukan (Ansoff,1990). Untuk keperluan tersebut
dilakukan suatu analisis lingkungan eksternal bisnis maupun internal perusahaan. Salah satu
metodologi analisis untuk menyusun perencanaan strategik perusahaan, diantaranya dengan
analisis TOWS. Hasil analisis TOWS tersebut bertujuan memberikan gambaran posisi
perusahaan secara keseluruhan.
5. Materi Perencanaan Pelabuhan
Jawab :
Sebuah pelabuhan harus direncanakan untuk menjamin keamanan, kenyamanan, dan efisiensi,
baik dari segi biaya pengangkutan maupun penanganannya. Sebuah pelabuhan juga harus
mampu memenuhi kebutuhan pada masa yang akan datang.

Untuk memenuhi standar operasi pelabuhan perikanan yang memuaskan persyaratan


umum, yang harus dipenuhi adalah:
1. Alur pelayaran yang aman.
2. Ukuran dan kedalaman kolam pelabuhan cukup memenuhi kebutuhan kapal
yang berlabuh.
3. Tempat berlabuh (kolam pelabuhan) terlindung dari serangan gelombang.
4. Tersedia cukup ruang untuk melakukan aktivitas bongkar muat.
5. Tersedia fasilitas pendukung yang memadai.

Salah satu aspek yang sangat penting dalam perencanaan pelabuhan perikanan ialah aspek
perencanaan teknik pelabuhan tersebut. Beberapa aspek perencanaan Pelabuhan yang penting
adalah karakteristik kapal, elevasi pasang surut, gelombang. Untuk lebih valid analisis
hidrodinamika, juga diperlukan model matematika dan model fisik.

Karakteristik Kapal Rencana


Fasilitas dermaga yang akan didesain direncanakan untuk menerima beban dengan
contoh desain kriteria data kapal pada Tabel 2.1 sebagai berikut

Karakteristik Hidrooseanografi
Pasang Surut
Survei Pasang Surut
Pengamatan pasang surut dilaksanakan selama 15 hari dengan pembacaan ketinggian air setiap
satu jam. Pengukuran dilakukan pada satu tempat yang secara teknis memenuhi syarat.
Pengamatan pasut dilaksanakan menggunakan peilschaal dengan interval skala 1 (satu) cm.
Hasil pengamatan pada papan peilschaal dicatat pada formulir pencatatan elevasi air pasang
surut yang telah disediakan. Kemudian diikatkan (levelling) ke patok pengukuran topografi
terdekat pada salah satu patok seperti Gambar 2.3, untuk mengetahui elevasi nol peilschaal
dengan menggunakan Zeiss Ni-2 Waterpass. Sehingga pengukuran topografi, batimetri, dan
pasang surut mempunyai datum (bidang referensi) yang sama

Elevasi Nol Peilschaal = T.P + BT.1 – BT.2


dimana:

T.P = Tinggi titik patok terdekat dengan peilschaal


BT.1 = Bacaan benang tengah di patok
BT.2 = Bacaan benang tengah di peilschaa

Data Pasang Surut


Pengolahan data pasang surut dengan alur sebagaimana disajikan oleh Gambar 4.2. Perhitungan
konstanta pasang surut dilakukan dengan menggunakan metode Least Square. Hasil pencataan
diambil dengan interval 1 jam sebagai input untuk Least Square dan konstanta pasang surut.
Dengan konstanta pasang surut yang ada pada proses sebelumnya dilakukan penentuan jenis
pasang surut menurut rumus berikut:

Kemudian hasil pengamatan dan peramalan dibandingkan dengan pasang surut yang didapat
dari NAO Tide. NAO Tide adalah suatu permodelan pasang surut global yang dikembangkan
oleh National Astronomical Observatory, Jepang, tahun 1999. Yang dapat menyajikan 16
konstituen pasang surut dan mempunyai cakupan wilayah model 00 BT – 3600 BT dan 900 LS
– 900 LU, Resolusi 0.50. Langkah selanjutnya dari pengolahan data pasang surut adalah
mencari harga elevasi-elevasi acuan dari
karakteristik perairan di wilayah proyek. Untuk mencari harga elevasi-elevasi tersebut,
digunakan nilai-nilai komponen pasang surut dari hasil peramalan seperti disajikan pada Tabel
4.2 sebagai berikut.
N
Gelombang rencana didapat dengan memprediksikan kejadiaan angin
maksimum dengan perioda tertentu. Dari hasil hindcasting didapat gelombang
maksimum tiap arah selama tahun 2001-2005.

Didapat nilai tinggi gelombang tiap-tiap perioda ulang seperti yang disajikan pada
Tabel 4.24
6. Bagaimana Menentukan Letak Dari Kolam Pelabuhan

Jawab :

Kolam Pelabuhan

1. Kolam Pendaratan
Untuk kapal dengan bobot diatas 5 GT, luas kolam pendaratan dihitung berdasarkan
bobot kapal rerata yaitu 30 GT.
a. Dimensi kapal yang berbobot 30 GT adalah :
L = 18,5 m
B = 4,5 m
D (draft) = 1.5 m
Jumlah kapal yang bertambat di dermaga pendaratan adalah 2 kapal.
luas kolam pendaratan dihitung dengan persamaan :
A1 = ∑ 𝐿1 . 𝐵1
Dengan :
A1 : luas kolam pendaratan (m2)
L1 : panjang dermaga pendaratan =1,15L
B1 : lebar perairan untuk pendaratan = 1,5B
A1 = ∑ 𝐿1 . 𝐵1
= 2 (1,15 . 18,5) . (1,5 . 4,5)
A1 = 287,212 m2

2. Kolam Perbekalan
Luas kolam perbekalan yang diperlukan dihitung menggunakan perhitungan yang sama
dengan luas kolam pendaratan
b. Dimensi kapal yang berbobot 30 GT adalah :
L = 18,5 m
B = 4,5 m
D (draft) = 1.5 m.
Jumlah kapal yang bertambat didermaga perbekalan adalah 2 kapal.
luas kolam perbekalan dihitung dengan persamaan :
A1 = ∑ 𝐿1 . 𝐵1
Dengan :
A1 : luas kolam pendaratan (m2)
L1 : panjang dermaga pendaratan =1,15L
B1 : lebar perairan untuk pendaratan = 1,5B

A1 = ∑ 𝐿1 . 𝐵1
= 2 (1,15 . 18,5) . (1,5 . 4,5)
A1 = 287,212 m2

3. Kolam Tambat
Untuk kapal dengan bobot diatas 5 GT, luas kolam pendaratan dihitung berdasarkan
bobot kapal rerata yaitu 30 GT.
c. Dimensi kapal yang berbobot 30 GT adalah :
L = 18,50 m
B = 4,5 m
D (draft) = 1.5 m.
Jumlah kapal yang bertambat di dermaga tambat 37 kapal
luas kolam tambat dihitung dengan persamaan :

A2 = ∑ 𝐿2 . 𝐵2

Dengan :
A2 : luas kolam tambat (m2)
L2 : panjang dermaga tambat =1,1L
B2 : lebar perairan untuk bertambat = 1,5B
A2 = ∑ 𝐿2 . 𝐵2
= 37 (1,1 . 18,5) . (1,5 . 4,5)
A2 = 5082,412 m2

4. Perairan Untuk Manuver


Agar kapal – kapal besar dapat merapat ke dermaga dengan mudah dan aman, perairan
untuk manuver ditentukan berdasarkan kapal terbesar yang menggunakan pelabuhan yaitu kapal
yang berbobot 50 GT dengan panjang dermaga yang telah dihitung sebelumnya.
Panjang kapal (L) bobot 50 GT : 21,5 m
Panjang dermaga pendaratan : 46 m
Panjang dermaga perbekalan : 46 m
Panjang dermaga tambat : 140 m
Rumus perairan manuver :
A3 = ∑ 𝐿3 . 𝑊
Dengan :
A3 : luas perairan manuver kapal
L3 : panjang dermaga
W : lebar maneuver kapal= 2L
a. Luas kolam manuver di depan dermaga pendaratan adalah:
Amanuver 1 = 46. (2 . 21.5) = 1978 m2
b. Luas kolam manuver di depan dermaga perbekalan adalah:
Amanuver 2 = 46. (2 . 21.5) = 1978 m2
c. Luas kolam manuver di depan dermaga tambat adalah :
Amanuver 3 = 140. (2 . 21.5) = 6020 m2

5. Kolam Putar
Luas kolam putar ditentukan berdasarkan kapal terbesar yang menggunakan pelabuhan
yaitu kapal yang berbobot 50 GT.
Panjang kapal (L) bobot 50 GT : 21,5 m
2 2
Ap = 𝜋 R = 𝜋 (2 . L)
Dengan :
Ap : luas kolam putar
𝜋 : 3.14
L : panjang kapal
Ap = 𝜋 R2 = 𝜋 (2 . L)2
= 3.14 R2 = 3.14 (2 . 21,5)2
Ap = 5805.86 m2

6. Luas Kolam Pelabuhan


Berdasarkan luas masing-masing kolam yang telah dihitung di depan maka luas kolam
pelabuhan adalah :
Apelabuhan = Apendaratan + Aperbekalan + Atambat + Amanuver1+2+3 + Aputar
Dengan :
Apelabuhan : luas kolam pelabuhan
Apendaratan : luas kolam pendaratan
Aperbekalan : luas kolam perbekalan
Atambat : luas kolam tambat
Amanuver1+2+3 : luas kolam manuver
Aputar : luas kolam putar
Apelabuhan = Apendaratan + Aperbekalan + Atambat + Amanuver1+2+3 + Aputar
= 287,212 + 287,212 + 5082,412 + 1978+ 1978 + 6020 +5805,86
Apelabuhan = 21438,697 m2

7. Kolam Pelabuhan Kondisi badai


Untuk luasan kolam pelabuhan pada kondisi badai, ukuran kolam putar dan perairan untuk
manuver dihitung berdasarkan bobot rerata kapal, yaitu 30 GT.
Panjang kapal dengan bobot 30 GT adalah 18,5 m.
• Luas Kolam Putar :
Ap darurat = 𝜋 R2 = 𝜋 (2 . L)2
Dengan :
Ap darurat : luas kolam putar darurat
𝜋 : 3.14
L : panjang kapal
Ap = 𝜋 R2 = 𝜋 (2 . L)2
= 3.14 R2 = 3.14 (2 . 18,5)2
Ap = 4298,66 m2

• Luas perairan manuver kapal :


Amanuver = 2 × 𝐿𝑑 (2 × 𝐿)
Dengan :
Amanuver : luas perairan manuver kapal
Ld : panjang dermaga pendaratan
L : panjang kapal
Amanuver = 2 × 𝐿𝑑 (2 × 𝐿)
Amanuver = 2 x 46 (2×18,5) = 3404 m2
d. Luas kolam pelabuhan kondisi badai :
A𝑏𝑎𝑑𝑎𝑖 = N × (𝐿𝑟 + 0,1𝐿𝑟 ) × (𝐵𝑟 + 0,3𝐵𝑟 )
Dengan :
Abadai : luas kolam pelabuhan pada kondisi badai
Lr : panjang kapal rerata dari semua kapal yang ada
Br : lebar kapal rerata dari semua kapal yang ada
N : jumlah kapal keseluruhan termasuk kapal sedang 5GT
A𝑏𝑎𝑑𝑎𝑖 = N × (𝐿𝑟 + 0,1𝐿𝑟 ) × (𝐵𝑟 + 0,3𝐵𝑟 )
= 71 × (18,7 + 0,1.18,7) × (4,6 + 0,3.4,6)
= 8733,611 m2
Luas kolam total pada kondisi badai adalah sebagai berikut :
A𝑏𝑎𝑑𝑎𝑖 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐴𝑝 𝑑𝑎𝑟𝑢𝑟𝑎𝑡 + 𝐴𝑚𝑎𝑛𝑢𝑣𝑒𝑟 + 𝐴𝑏𝑎𝑑𝑎𝑖
= 4298,66 + 3404 + 8733,611 = 16436,271 m2

7. Teknik Pelabuhan
Jawab :
Pengertian Pelabuhan
Pelabuhan mula-mula mempunyai arti yang sempit, yaitu suatu perairan yang terlindung sebagai
tempat berlabuhnya kapal-kapal dengan aman dengan cara membuang sauh. Disamping itu ada
beberapa istilah atau sebutan-sebutan lain seperti:

Harbour, adalah perairan yang terlindung, tempat kapal-kapal berlindung dengan aman (dari
gangguan alam) dengan membuang sauh atau mengikat dengan pelampung.
Port, adalah pintu gerbang atau tempat yang mempunyai harbour lengkap dengan petugas bea
cukai.
Dock, adalah suatu kolam dengan pintu air tempat dimana kapal membongkar muat atau
keperluan perbaikan

Berarti pelabuhan adalah suatu daerah perairan yang tertutup dan juga terlindung dari alam
(angin topan, badai) sehingga kapal-kapal dapat berlabuh dengan aman, nyaman dan lancar
untuk bongkar muat barang, penumpang, pengisian bahan bakar, perbaikan kapal dan
sebagainya. Pelabuhan dalam arti yang luas adalah merupakan gerbang tempat berpindahnya
angkutan darat ke laut, angkutan laut ke darat, arus terminal dari angkutan laut ke laut. Sebagai
terminal: harus menyediakan tempat berlabuh, menyediakan tempat menyimpan barang,
menyediakan peralatan pengangkatan/pengangkutan.
Selanjutnya menurut peraturan pemerintah nomor 11 tahun 1983,pelabuhan adalah tempat
berlabuh dan/atau tempat bertambatnya kapal laut serta kendaraan lainnya, menaikan dan
menurunkan penumpang, bongkar muat barang dan hewan serta merupakan daerah lingkungan
kerja kegiatan ekonomi. Dalam perkembangan selanjutnya, pengertian pelabuhan mencangkup
pengertian sebagai prasarana dan sistem, yaitu pelabuhan adalah suatu lingkungan kerja terdiri
dari area daratan dan perairan yang dilengkapi dengan fasilitas tempat berlabuh dan
bertambatnya kapal, untuk terselenggaranya bongkar muat serta turun naiknya penumpang, dari
suatu moda transportasi laut (kapal) ke moda transportasi lainnya atau sebaliknya.

Klasifikasi Pelabuhan
Selain itu pelabuhan dapat pula diklasifi kasikan/dilihat dari berbagai bidang, misalnya dari segi
konstruksinya, segi perdagangan, dari jenis muatan yang dibongkar dan dimuat atau dari macam
pungutan jasanya. Untuk jelasnya disini kita berikan klasifi kasi pelabuhan sebagai berikut:

Klasifikasi menurut Konstruksinya


1. Pelabuhan alam; Adalah pelabuhan yang terlindung dari alam (angin topan, badai dan
gelombang) tanpa harus dibangun fasilitas bangunan penangkis gelombang. Bentuk pelabuhan
termasuk pintu Pelabuhan dan lokasi fasilitas navigasi menjamin keamanan dan kenyamanan
kapal untuk manuver dan bongkar muat barang, penumpang serta kepertluan akomodasi kapal.
Pelabuhan alam biasanya berlokasi diteluk, muara pasang surut dan muara sungai. Contoh
Pelabuhan alam adalah New York, San Fransisco dan Rio de Janeiro. Di Indonesia, pelabuhan-
pelabuhan seperti ini misalnya ada di sabang, Pelabuhan Benoa.

2. Pelabuhan Semi Alam; Adalah pelabuhan yang berada di teluk kecil atau muara sungai yang
terlindung pada dua sisi oleh tanjung dan dibutuhkan hanya bangunan pelindung pada pintu
masuknya. Hampir sama dengan pelabuhan alam, hanya pada pelabuhan semi alam bentuk site
pelabuhannya lebih diutamakan. Contohnya Pelabuhan Plymounth adalah lokasi pelabuhan alam
namun pelabuhan menjadi lebih aman setelah dibangun pemecah gelombang pada pintu
masuknya sehingga pelabuhan tersebut menjadi pelabuhan semi alam demikian juga dengan
pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya, Indonesia.

3. Pelabuhan buatan; Adalah pelabuhan yang mempunyai fasilitas bangunan pemecah


gelombang untuk melindungi pelabuhan atau kolam pelabuhan dari pengaruh gelombang.
Sebagian pelabuhanpelabuhan di dunia adalah pelabuhan buatan dan di Indonesia contohnya
adalah pelabuhan Tanjung Priok Jakarta.

Klasifikasi menurut fungsi/jenis pelayanannya:


1. Pelabuhan Umum, diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat yang secara teknis
dikelola oleh Badan Usaha Pelabuhan (BUP).

2. Pelabuhan Khusus, dikelola untuk kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan tertentu,
baik instansi pemerintah, seperti TNI AL dan Pemda Dati I/Dati II, maupun badan usaha swasta
seperti, pelabuhan khusus PT BOGASARI yang digunakan untuk bongkar
muat tepung terigu.
Contoh pelabuhan menurut pelayanannya:
• Pelabuhan dagang, hampir semua pelabuhan di Indonesia
• Pelabuhan militer, Ujung Surabaya.
• Pelabuhan ikan, Perigi, Bagan Siapi-api
• Pelabuhan minyak, Dumai, Pangkalan Brandan.
• Pelabuhan Industri, Petrokimia Gresik.
• Pelabuhan turis, Benoa Bali
• Pelabuhan untuk menghindari gangguan alam (topan,
gelombang) yang biasanya terjadi di Jepang

Kegiatan Pelayarannya
1. Pelabuhan Samudra, contoh: Pelabuhan Tanjung Priok
2. Pelabuhan Nusantara, contoh: Pelabuhan Banjarmasin.
3. Pelabuhan Pelayaran Rakyat, contoh: Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta.

Perdagangan Luar Negeri


1. Pelabuhan Ekspor
2. Pelabuhan Impor

Klasifikasi menurut jenis pungutan jasa


1. Pelabuhan yang diusahakan
2. Pelabuhan yang tidak diusahakan
3. Pelabuhan Otonom

4. Pelabuhan bebas

Wilayah Pengawasan Bea Cukai:


1. Custom port, adalah wilayah dalam pengawasan bea cukai
2. Free port. adalah wilayah pelabuhan yang bebas diluar pengawasan
bea cukai.
Peranannya
1. Transito, pelabuhan yang mengerjakan kegiatan transhipment cargo,
seperti Pelabuhan Singapura.
2. Ferry, pelabuhan yang mengerjakan kegiatan penyebrangan, seperti
Pelabuhan Gilimanuk, pelabuhan Padangbai

8. Sebutkan Persyaratan Untuk Pembangunan Pelabuhan

Jawab :

Pelabuhan adalah daerah yang terlindungi dari pengaruh gelombang sehingga kapal bisa
berlabuh dengan aman untuk bongkar muat barang,menarik turunkan penumpang,mengisi
bahan bakar,melakukan reparasi dan sebagainya. Untuk memberi pelayanan yang baik maka
pelabuhan harus memenuhi beberapa persyaratan, diantaranya sebagai berikut :

1. Harus ada hubungan yang mudah antar tranportasi air dan darat sepeti jalan raya dan
kereta api.agar barang barang dapat diangkut dari dan ke pelabuhan dengan mudah
dan cepat.

2. Pelabuhan berada disuatu lakosi yang mempunyai daerah belakang(daerah pengaruh)


subur dengan populasi penduduk yang cukup padat.

3. Pelabuhan harus mempunyai kedalaman air dan lebar alur yang cukup.

4. Kapal-kapal yang mencapai pelabuhan herus mampu membuang sauh selama


menunggu merapat ke dermaga.

5. Pelabuhan harus mampunyai fasilitas bongkar muat barang(kran, dsb) dan gudang-
gudang penyimpanan barang.
6. Pelabuhan harus mempunyai fasilitas untuk meresparasi kapal-kapal.

Fungsi dari masing-masing bangunan yang terdapat di pelabuhan sebagai berikut :

1. Pemecah gelombang,yang digunakan untuk melindungi daerah perairan pelabuhan dari


gangguan gelombang.gelombang yang datang dari laut lepas akan dihalangi oleh
bangunan ini.
2. Alur pelayaran,berfungs untuk mengarahkan kapal-kapal yang akan keluar/masuk
pelabuhan.alur pelayaran harus mempunyai kedalaman dan lebar yang cukup untuk
dilalui kapal-kapal.
3. Kolam pelabuhan,merupakan daerah perairan dimana kapal berlabuh untuk melakukan
bongkar muat,melakukan gerakan untuk memutar(dikolam putar).
4. Dermaga adalah bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapatnya kapal dan
menambatnyan pada waktu bongkar muat barang.
5. Alat penambat,digunakan untuk menanmbat kapal pada waktu merpat di dermaga
maupun menggu diperairan sebelum kapal merapat didermaga.
6. Gudang,yang terletak di belakang dermaga untuk menyimpan barang- barang yang
harus menunggu pengapalan.
7. Gedung terminal untuk keperluan administrasi.

Anda mungkin juga menyukai