Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH TEKNIK PELABUHAN

“ALUR PELAYARAN”

DISUSUN OLEH :

ANDI AINUN ANGGRENI P.

031 2020 0104

C4

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini yang membahas
tentang “Alur Pelayaran”

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas pengganti Mid-Test Semester
dari Bapak Andi Amin Latif, S.T., M.T. Mata kuliah Teknik Pelabuhan. Selain itu,
penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang
alur pelayaran.

Sebagai penyusun, saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu,
saya dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat
memperbaiki makalah ini. Kami berharap semoga makalah yang saya susun ini
memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

Makassar, 08 November 2022

Andi Ainun Anggreni P.


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Alur pelayaran merupakan sebuah fasilitas pokok dan memiliki
peranan penting untuk kapal keluar dan masuk pelabuhan. Alur pelayaran
merupakan aspek penting yang pengelolaannya harus mempertimbangan
keselamatan, keamanan dan kenyamanan dalam pelayaran. Dimana
berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 68 tahun 2011 alur
pelayaran harus memiliki kedalaman, lebar yang aman bagi kapal yang
melintasi alur tersebut dan juga sebuah alur pelayaran harus bebas dari
berbagai hambatan apapun agar terhindar dari kecelakaan-kecelakaan yang
tidak di inginkan.
Kapal merupakan sarana transportasi laut yang memegang peranan
penting khususnya kapal bunker yang selalu melayani pengisian bahan bakar
untuk kapal-kapal niaga. Perkembangan dunia pelayaran yang sangat pesat
mengharuskan kapal-kapal untuk dapat melakukan perannya dengan cepat
dan efisien, sehingga semua kebutuhan dapat tercapai secara tepat waktu
dan tidak ada keterlambatan yang dapat mengakibatkan kerugian. Selain
aspek ekonomi, aspek keselamatan juga harus menjadi prioritas yang utama.
Keselamatan yang dimaksudkan adalah keselamatan awak kapal, kapal dan
muatannya. Keselamatan tersebut akan dapat tercapai apabila seluruh awak
kapal dan pihak pengelola kapal dapat menjalankan peraturan keselamatan
yang telah ditetapkan oleh IMO (International Maritime Organization).
Alur pelayaran digunakan untuk mengarahkan kapal yang akan
masuk ke kolam pelabuhan. Alur pelayaran dan kolam pelabuhan harus
cukup tenang perencanaan alur pelayaran dan kolam pelabuhan ditentukan
oleh kapal terbesar yang akan masuk ke pelabuhan dan kondisi meteorology
dan oseanografi. Alur pelayaran ini ditandai dengan alat bantu pelayaran
yang berupa pelampung dan lampu-lampu. Pada umumnya daerah-daerah
tersebut mempunyai kedalaman kecil, sehingga sering diperlukan
pengerukan untuk mendapatkan kedalaman yang diperlukan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu alur pelayaran?
2. Bagaimanakah arah alur pelayaran?
3. Bagaimana pemilihan karakteristik alur?

C. TUJUAN
1. Memberikan penjelasan tentang alur pelayaran.
2. Memberikan penjelasan mengenao bagaimana arah alur pelayaran
3. Untuk mengetahui bagaiamana pemilihan karakteristik alur pelayaran.
BAB II
PEMBAHASAN

A. ALUR PELAYARAN
Alur-Pelayaran adalah perairan yang dari segi kedalaman, lebar dan
bebas hambatan pelayaran lainnya dianggap aman dan selamat untuk
dilayari kapal angkutan laut. Perlintasan adalah suatu perairan dimana
terdapat satu atau lebih jalur lalu lintas yang saling berpotongan dengan satu
atau lebih jalur utama lainnya. Alur pelayaran digunakan untuk mengarahkan
kapal yang akan keluar/masuk ke kolam pelabuhan. Alur pelayaran harus
mempunyai kedalaman dan lebar yang cukup atau sesuai dengan draft kapal
sehingga dapat dilalui kapal-kapal yang akan menggunakan pelabuhan.
Alur pelayaran digunakan untuk mengarahkan kapal yang akan
masuk dan keluar pelabuhan. menjamin keselamatan kapal dalam
perjalanannya masuk ke pelabuhan melalui di alur pelayaran sampai
kemudian berhenti di dermaga untuk mendapatkan navigasi yang aman.
Indonesia adalah negara kepulauan yang berpotensi dan dilewati beberapa
jalur pelayaran internasional. Keselamatan pelayaran adalah suatu keharusan
dan kewajiban Indonesia untuk menyediakan alur pelayaran yang aman dan
nyaman untuk di lewati kapalkapal yang masuk di indonesia dari seluruh
dunia.
Lebar alur tergantung pada beberapa faktor, yaitu Lebar, kecepatan dan
gerakan kapal, Trafik kapal, apakah alur direncanakan untuk satu atau dua
jalur, Kedalaman alur ,Stabilitas tebing alur , Angin, gelombang, arus dan arus
melintang dalam alur Lebar alur dapat ditetapkan dengan berdasarkanpada
lebar kapal. Untuk lebar alur pelayaran satu jalur (tidak ada persimpangan)
adalah tiga sampai empat kali lebar kapal, sedangkan untuk lebar alur
dengan dua jalur (adapersimpangan) adalah enam sampai tujuh kali lebar
kapal.
B. ARAH ALUR PELAYARAN
Alur pelayaran bagi kapal-kapal yang melintasi beberapa perairan dari
suatu tempat ke tempat lain menjadi suatu hal yang penting untuk
direncanakan dengan matang. Begitu pula jika suatu kapal akan memasuki
pelabuhan atau area lego jangkar akan mempertimbangkan banyak hal
untuk direncanakan dengan matang. Hal ini disebabkan karena dua hal yaitu
keselamatan kapal (ship safety) dan efisiensi kapal (ship efficiency).
Keselamatan kapal berkaitan dengan kecelakaan yang terjadi oleh gelombang
dan kondisi cuaca, sedangkan efisiensi kapal bekaitan dengan gangguan atau
hambatan yang disebabkan oleh gelombang, arus laut dan angin, sehingga
pemanfaatan bahan persediaan kapal meliputi bahan bakar dan persediaan
lainnya menjadi tidak efisien. Kondisi perairan dan iklim disuatu perairan
memiliki pola normal pada bulan atau musim tertentu. Jika informasi kondisi
normal ini digabungkan dengan peta-peta navigasi maka akan dapat
direncanakan dengan tepat kapan dan rute mana yang harus dilalui kapal
sebelum berangkat untuk menjaga keselamatan kapal dan efiesiensi kapal.
Kapal dalam perjalanan masuk ke kolam pelabuhan melalui alur
Pelayaran , akan mengurangi kecepatannya sampai kemudian berhenti di
Dermaga. Alur ini ditandai oleh alat bantu pelayaran yang berupa pelampung
atau lampu-lampu. Dalam perencanakan arah alur pelayaran yang harus
memperhatikan, yaitu Alur pelayaran harus dibuat selurus mungkin, Arah alur
pelayaran dibuat sedemikian rupa sehingga searah dengan arah angin dan
gelombang dominan. Pada alur pelayaran dekat alur masuk dibuat bersudut
tertentu ( 30o – 60o ) terhadap arah angin dan gelombang dominan,
Disamping itu ababila keadaan memungkinkan, alur masuk dibuat lurus.
Pembuatan alur pelayaran di pelabuhan menjadi penting untuk
direncanakan dengan matang. Pengerukan (dredging) untuk membuat alur
kapal akan mengakibatkan pola arus dan karakteristik gelombang berubah.
Perubahan pola arus dan karakteristik gelombang ini dapat pula
mengakibatkan perubahan pola penyebaran sedimentasi. Perubahan pola
arus dan karakteristik gelombang menjadi penting untuk diinformasikan
kepada kapal yang akan masuk ke areal pelabuhan. Hal ini penting karena
berkaitan dengan keselamatan kapal ketika memasuki areal pelabuhan.
Perubahan pola sedimentasi berguna bagi pengelola pelabuhan untuk
merencanakan pembuatan alur yang paling efisien dan memprediksi kapan
terjadinya pendangkalan sehingga diperlukan pengerukan ulang di pelabuhan
tersebut. Perencanaan yang matang akan menghemat biaya operasional yang
cukup besar.
Optimalisasi alur pelayaran dilakukan pada saat kapal sudah berada di
tengah laut, dimana kondisinya didapat informasi baru bahwa rute pelayaran
yang akan dilaluinya akan terjadi gangguan dari kondisi perairan dan cuaca
(badai dan lain-lain). Pembaharuan rute pelayaran akan menjadi penting
untuk keselamatan kapal dengan pula tetap memperhitungan efisien
pelayaran.
Teknologi pemodelan dapat membantu perencanaan dan pengambilan
keputusan untuk permasalahan yang terjadi dalam penentuan alur pelayaran,
pembuatan alur pelayaran dan optimalisasi alur pelayaran. Kondisi perairan
yang berubah-ubah dapat dimodelkan untuk menghasilkan simulasi kondisi
perairan, sebagai bahan pertimbangan yang komprehensif dalam
perencanaan dan pengambilan keputusan. Aplikasi pemodelan yang dapat
diterapkan dari alur pelayaran dapat dilihat pada menu yang terdapat di
bagian kanan.
Gerakan kapal relatif terhadap posisinya pada saat tidak bergerak di air
diam adalah paling penting didalam perencanaan alur pelayaran dan mulut
pelabuhan. Gerakan vertikal kapal digunakan untuk menentukan kedalaman
alur, Gerakan horizontal kapal terhadap sumbu alur untuk menentukan lebar
alur Beberapa gerakan kapal karena pengaruh gelombang, yaitu heaving
(angkatan), pitching (anggukan), rolling ( oleng), swaying ( goyangan), surging
(sentakan) dan yawing (oleng kesamping). Kenaikan draf kapal yang
disebabkan oleh gerakan tersebut kadang-kadang sangat besar misalnya
pada kapal-kapal yang besar, pengaruh rolling sangat besar, terutama bila
frekwensi rollingkapal sama dengan frekwensi gelombang.
C. PEMILIHAN KARAKTERISTIK ALUR PELAYARAN
Alur masuk ke pelabuhan biasanya sempit dan dangkal. Alur-alur
tersebut merupakan tempat terjadinya arus, terutama yang disebabkan oleh
pasang surut. Sebuah kapal yang mengalami atau menerima arus dari depan
akan dapat mengatur pergerakannya (maneuver). Tetapi apabila arus berasal
dari belakang kapal akan menyebabkan pergerakan yang tibak baik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karateristik alur masuk ke
pelabuhan adalah sebagai berikut:
1. Keadaan trafik kapal.
2. Keadaan geografi dan meteorologi di daerah alur.
3. Sifat-sifat fisik dan variasi dasar saluran.
4. Fasilitas-fasilitas atau bantuanbantuan yang di berikan pada pelayaran.
5. Karateristik maksimum kapal-kapal yang menggunakan pelanuhan.
6. Kondisi pasang surut, arus dan gelombang
Suatu alur masuk ke pelabuhan yang lebar dan dalam akan
memberikan keuntungan-keuntungan baik langsung maupun tidak langsung
seperi :
1. Jumlah kapal yang dapat bergerak tanpa bergantung pada pasang surut
akan lebih besar.
2. Berkurangnya batasan gerak dari kapal-kapal yang mempunyai draft besar.
3. Dapat menerima kapal yang berukuran besar ke pelabuhan
4. Mengurangi waktu penungguan kapal-kapal yang hanya dapat masuk ke
pelabuhan pada waktu air pasang.
5. Mengurangi waktu transito barang-barang
Untuk mendapatkan kondisi operasi yang ideal kedalaman air di alur
masuk harus cukup besar untuk memungkinkan pelayaran pada muka air
terendah dengan kapal bermuatan penuh. Kedalaman air diukur terhadap
muka air referensi. Biasanya muka air referensi ini ditentukan berdasarkan
nilai rerata dari muka air surut terendah padasaat pasang besar (spring tide)
dalam periode panjang, yang disebu LLWS (lower low water spring tide).
1. Draft Kapal
Draft kapal ditentukan oleh karakteristik kapal terbesar yang
menggunakan pelabuhan, muatan yang diangkut, dan juga sifat-sifat air
seperti berat jenis, salinitas dan temepratur.
2. Squat
Squat adalah pertambahan draft kapal terhadap muka air yang
disebabkan oleh kecepatan kapal. Squat ini diperhitungkan berdasarkan
dimensi dan kecepatan kapal dan kedalaman air. terhadap sumbu alur
yang ditetapkan adalah penting untuk menentukan lebar alur.
Kolam pelabuhan harus tenang, mempunyai luas dan kedalaman yang
cukup, sehingga memungkinkan kapal berlabuh dengan aman dan
memudahkan bongkar muat barang. Selain itu tanah dasar harus cukup
baik untuk menahan angker dari pelampung penambat.
` 1. Kolam putar
Luas kolam putar yang digunakan untuk mengubah arah kapal
minimum adalah luaan lingkaran dengan jari-jari 1.5 kali panjang kapal
total (Loa) dari kapal terbesar yang menggunakannya.
2. Kedalaman kolam pelabuhan Dengan memperhitungkan gerak osilasi kapal
karena pengaruh alam seperti gelombang, angin, dan arus pasang surut,
kedalaman kolam adalah 1,1 kali draft kapal pada muatan penuh
dibawah elevasi muka air rencana.
3. Ketenangan di pelabuhan
Kolam pelabuhan hrus cukup tenang baik dalam kondisi biasa maupun
badai. Kolam di depan dermaga harus teneng untuk memungkinkan
penembatan selama 95 – 97,5 % dari hari atau lebih dari dalam satu tahun.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Alur Pelayaran di laut adalah perairan yang dari segi kedalaman, lebar
dan bebas hambatan pelayaran lainnya dianggap aman dan selamat untuk
dilayari kapal angkutan laut (Peraturan Menteri Perhubungan No. 68 Tahun
2011). Alur pelayaran digunakan untuk mengarahkan kapal yang akan
masuk ke kolam pelabuhan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan
karakteristik alur masuk ke pelabuhan adalah keadaan traffic kapal, keadaan
geografi dan meteorologi di daerah alur, sifat-sifat fisik dan variasi dasa
saluran, fasilitas-fasilitas atau bantuan-bantuan yang diberikan pada
pelayaran, karakteristik maksimum kapal-kapal yang menggunakan
pelabuhan, kondisi pasang surut, arus dan gelombang.
Daftar Pustaka

Buku perencanaan Pelabuhan by Bambang Triatmodjo


http://eprints.binadarma.ac.id/5063/1/PER%2004_alur%20pelayaran%282019-
2020%29Genap_UNIVERSITAS%20BINA%20DARMA.pdf
https://asepardian.wordpress.com/2011/06/03/alur-pelayaran/
https://adoc.pub/bab-1-pendahuluan-latar-
belakangbe0ce9c2a42db9022859810b0158cb6e25089.html

Anda mungkin juga menyukai