Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN


PRIORITAS MASALAH KEBUTUHAN DASAR GANGGUAN
NUTRISI

OLEH:
ANDI ASMAUL HUSNA
NH0118007

CI Institusi

( Indra Dewi, S.Kep., Ns., M.Kes.)


NIP/ NIDN. 0929128501

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
NANI HASANUDDIN MAKASSAR
2021
A. KONSEP KASUS
1. Definisi Tumbuh kembang anak
Pertumbuhan merupakan peningkatan jumlah dan ukuran sedangkan
perkembangan menitikberatkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dan
tingkat yang paling rendah dan kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran
Tumbuh kembang adalah suatu kesatuan proses dimana seseorang anak
tidak hanya tumbuh menjadi besar tapi berkembang menjadi lebih terampil yang
mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit
dipisahkan.
a. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam jumlah,
besar, ukuran/dimensi, tingkat sel organ maupun individu yang bisa diukur
berat, panjang, umur tulangdan keseimbangan elektrolit.
b. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan sebagai hasil antara lain proses pematangan termasuk perkembangan
emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil dengan lingkungan. Untuk
terciptanya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi biologis,
psikososial, dan perilaku yang merupakan proses yang unik dan hasil akhir
berbeda-beda yang memberi cirri tersendiri pada setiap anak.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbang anak
1) Faktor keturunan (Herediter)
Merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbang
anak melalui instruksi genetic dapat ditentukan kualitas dan kuantitas
pertumbuhan, gangguan pertumbuhan selain disebabkan oleh kelainan
kromosom (contoh; syndrome down, syndrome turner) juga diakibatkan oleh
factor lingkungan yang kurang memadai.
a) Seks : kecukupan dan perkembangan pada anak laki-laki berbeda dengan
perempuan
b) Ras      : ras/suku bangsa dapat mempengaruhi tumbang anak, beberapa
suku bangsa memiliki karakteristik.
2) Faktor Lingkungan
a) Lingkungan Internal
 Intelegensi
Pada umunya intelegensi tinggi, perkembangan lebih baik
dibandingkan jika intelegensi rendah.
 Hormon
Ada 3 jenis hormone yang mempengaruhi anak yaitu
somatotropik untuk pertumbuhan tinggi badan terutama pada masa
kanak-kanak, hormone tiroid menstimulasi pertumbuhan sel
interstitial testis, memproduksi testosterone dan ovarium
memproduksi estrogen yang mempengaruhi perkembangan dan
reproduksi.
 Emosi
Hubungan yang hangat dengan orangtua, saudara teman
sebaya serta guru berpengaruh terhadap perkembangan emosi, sosial,
intelektual anak, cara anak berinteraksi dengan keluarga akan
mempengaruhi interaksi anak diluar rumah.
b) Lingkungan Eksternal
 Kebudayaan
Budaya keluarga /masyarakat mempengaruhi bagaiman anak
mempersepsikan dan memahami kesehatan berprilaku hidup sehat.
 Status sosial ekonomi keluarga
Anak yang berada dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga
yang sosial ekonomi yang rendah serta banyak punya keterbataan
untuk memenuhi kebutuhan primernya.
 Nutrisi
Untuk tumbang anak secara optimal memerlukan nutrisi
adekuat yang didapat dari makanan bergizi
 Iklim/cuaca
Iklim tertentu dapat mempengaruhi status kesehatan anak
 Olahraga/latihan fisik
Olahraga berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan
psikososial anak.
 Posisi anak dalam keluarga
Posisi anak sebagai anak tunggal, sulung, anak tengah, anak
bungsu akan mempengaruhi pola anak setelah diasuh dan dididik
dalam keluarga.
           
2. Definisi Nutrisi
Nutrisi adalah kebutuhan kalori dan protein, kebutuhan nutrisi erat kaitannya
dengan peningkatan massa tubuh. Kebutuhan nutrisi sulit ditentukan karena tidak
lengkapnya informasi menganai nutrisi dari anggota kelompok. Pengaruh emosional
dan faktor-foktor stess lainnya yang mempengaruhi nutrisi dan foktor-faktor
psikologis yang mempengaruhi kebiasaan makan, asupan protein yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan, kecuali yang membatasi asupan makananaya akibat masalah
ekonomi. Peningkatan kebutuhan yang penting untuk memenuhi kebutuhan mineral
kalsium, besi, dan seng selama periode pertumbuhan yang cepat, kalsium untuk
pertumbuhan tulang, zat besi untuk perluasan masa otot dan volume darah seng
untuk pertumbuhan jaringan tulang dan rangka.
Nutrisi merupakan proses yang dilakukan makhluk hidup dalam
mengingesti, mencerna, menyerap, mendistribusikan, menggunakan, dan
mengekskresikan zat gizi (makanan dan bahan-bahan mengandung gizi lainnya).
Nutrisi klinis terutama berhubungan dengan sifat-sifat makanan yang membangun
tubuh dan meningkatkan kesehatan. Nutrisi adalah salah satu komponen penting
yang menunjang kelangsungan proses tumbuh kembang. Selama masa tumbuh
kembang, anak sangat membutuhkan zat gizi seperti protein, karbohidrat, lemak,
mineral, vitamin, dan air. Apabila kebutuhan tersebut tidak atau kurangterpenuhi,
maka proses tumbuh kembang selanjutnya dapat terhambat.
3. Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Nutrisi
a. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan nergizi dapat
mempengaruhi pola akonsumsi makanan. Hal tersebut dapat disebabakan
oleh kekurangan informasi sehingga dapat terjadi kealahan memahami
kebutuhan gizi.
b. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi
tinggi dapat mempengruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberap
daerah, tempe yang merupakan sumber protein yang paling murah, tidak
dijadikan bahan makanan yang layak untuk dimakan karena masyarakat
menganggap bahwa mengkonsumsi makanan tersebut dapat merendahkan
derajat mereka.
c. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap
makanan tertentu juga dapat mempengaruhi status gizi. Misalnya, di
beberapa daerah, terdapat larangan makan pisang dan papaya bagi para gadis
remaja. Padahal, makanan tersebut merupakan sumber vitamin yang sangat
baik. Ada pula larangan makan ikan bagi anak-anak karena ikan dianggap
dapat mengakibatkan cacingan, padahal ikan merupakan sumber protein
sangat baik bagi anakanak.
d. Kesukaan
Kesukaan yang berlebih terhadap suatu jenis makanan dapat
mengakibatkan kekurangan variasi makanan, sehingga tubuh tidak
memperbolehkan zat-zat yang dibutuhkan secara cukup. Kebiasaan dapat
mengakibatkan merosotnya gizi pada remaja bila nilai gizi tidak sesuai
dengan yang di harapkan. Saat ini para remaja di kota-kota besar di Negara
kita memiliki kecenderungan menyenangi makanan tertentu secara
berlebihan, seperti makan cepat saji, (junkfood), bakso dan lain-lainnya.
Makanan-makanan ini tentu saja dapat berdampak buruk bagi kesehatan
mereka jika dikonsumsi terlalu seiring dan berlebih karena tidak memiliki
asupan gizi yang baik.
e. Ekonomi
Status ekonomi mempengaruhi perubahan status gizi karena
penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit.
Oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian yang tinggi
biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi keluarga dibandingkan
masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.

4. Masalah Kebutuhan Nutrisi


a. Kekurangan Nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam
keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat
ketidak cukupan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme (Aziz, 2012).
Tanda klinis :
 Berat badan 10-20% dibawah normal.
 Tinggi badan di bawah ideal.
 Lingkar kuit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar.
 Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot.
 Adanya penurunan albumin serum.
 Adanya penurunan transferin. Kemungkinan Penyebab :
 Meningkatnya kebutuhan kalori Dan resulitan dalam
mencerna kalori akibat penyakit infeksi atau kanker.
 Disfagia karena adanya kelainan persarafan.
 Penurunan absorpsi nutrisi akibat penyakit cronh atau
intoleransi laktosa.
 Nafsu makan menurun.
b. Kelebihan Nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang
tidak mempunyai risiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan
metabolism secara berlebih.
Tanda Klinis :
 Berat badan lebih dari 10% berat ideal.
 Obesitas (lebih dari 20% berat ideal).
 Lipatan kulit trisep lebih dari 15 m pada pria 25 mm pada wanita.
 Adanya jumlah asupan yang berlebebih.
 Aktivitas menurun atau mononton. Kemungkinan penyebab :
 Perubahan pola makan.
 Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman.
c. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih
dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan
metabolisme karena kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam
penggunaan kalori.
d. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat
gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi
yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat
badan rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari
kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energy, pucat pada
kulit, membrane mukosa, konjungtiva, dan lain-lain.
e. Diabetes meletus
Diabetes meletus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai
dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin
atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
f. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai
dengan adanya pemenuhan kebutuhan nutris seperti penyebab dari adanya
obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
g. Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutisi yang sering
disebabkan oleh adanya peningkatan koesterol darah dan merokok. Saat ini
gangguan ini ssangat sering dialami karena adaaya perilaku atau gaya hidup
yang tidak sehat, obesitas dan lain-lain.
h. Kanker
Kanker merupakan gangguan nutrisi yang disebabkan oleh tubuh
pengonsumsi lemak secara berlebih.
i. Anoreksia Nervosa
Anoreksia nervosa merupakan penurunan berat badan secara
mendadak dan berkepanjangan, ditandi dengan adanya konstipasi,
pembengkakan badan, nyeri abdomen, kedinginan, letegi, dan kelebihan
energi.

5. Penilaian status Gizi


Penilain status gizi seseorang dinilai dengan memeriksa informasi mengenai
pasien dari beberapa sumber. Skrining nutrisi, bersama dengan riwayat kesehatan
pasien, temuan pemeriksaan fisik, dan hasil laboratorium, dapat digunakan untuk
mendeteksi kemungkinan terjadinya ketidakseimbangan (Williams & Wilkins,
2011).
a. Skrining nutrisi
Memeriksa nilai-nilai
 Riwayat tinggi badan dan berat badan.
 Penurunan berat badan yang tidak disengaja (lebih dari 5% dalam 30 hari
atau 10% dalam 180 hari).
 Nilai laboratorium.
 Integritas kulit.
 Nafsu makan.
 Makanan.
 Penyakit atau diagnosa sekarang.
 Riwayat medis.
 Status fungsional.
 Usia lanjut (usia 80 atau lebih).
b. Skrining Kesehatan
Memeriksa nilai- nilai
 Indeks massa tubuh (IMT).
 Tinggi menurut berat badan.
 Kebiasaan makan.
 Lingkungan tempat tinggal.
 Status fungsional.

6. Komponen Zat Gizi


Zat gizi utama dalam makanan sehari- hari, yaitu karbohidrat, lemak, protein,
vitamin, dan mineral menurut (sayogo, 2008).
a. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama terdiri dari karbohidrat
sederhana (monosakarida dan disakarida) dan karbohidrat kompleks (poli
sakarida). Bahan makanan sumber karbohidrat kompleks adalah padi-padian
(beras, jagung, gandum); umbi-umbian (singkong, ubi jalar, kentang) dan
bahan makanan lainnya seperti tepung, sagu dan pisang. Sedangkan gula pasir
misalnya merupakan sumber karbohidrat sederhana. Proses perencanaan
maupun penyerapan karbohidrat/KH kompleks didalam tubuh berlangsung
lebih lama dari pada korbohidrat sederhana karena konsumsi karbohidrat
kompleks tidak tepat menimbulkan rasa lapar dibandingkan dengan
mengkonsumsi/makanan sederhana.
b. Lemak / lipid
Lemak dapat, dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan tingkat
kejenuhanasam lemaknya yaitu asam lemak jenuh, asam lemak tak jenuh
tunggal dan asam lemak tak jenuh ganda. Lemak hewani secara “khas”
mengandung tinggi saturated fatty acid (SFA)/ asam lemak jenuh, sedangkan
minyak tumbuh-tumbuhan juga mengandung SFA contoh bahan makanan yang
tinggi kadar SFA nya adalah lemak mentega, lemak daging, minyak kelapa
sawit, dan minyak kelapa. Asam lemak tak jenuh/ mono unsaturated fatty acid
(MUFA) terdapat dalam jenis makanan utamanya minyak kacang, olive oil,
alfukat, dan minyak zaitun, dan asam lemak tak jenuh ganda /poly unsaturated
fatty acid (PUFA) terdapat beberapa jenis minyak tumbuhan seperti minyak
jagung, minyak kacang, wijen, dan struktur kiminya PUFA terdiri atas asam
amino omega-3, linolenat dan omega-6.
c. Protein
Protein terdiri dari berbagai asam amino yang terdiri dari elemen
karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, dan sulfur. Asam amino terdiri atas asam
amino non-esensial yang dapat disintesis tubuh dan asam amino esensial yang
harus ada dalam makanan sehari- hari karena tidak dapat disintesis dalam
tubuh atau tidak dapat disintesis dalam jumlah yang adekuat (cukup).
d. Vitamin
Vitamin merupakan nutrien yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil
dan harus di dapatkan dari makanan sehari-hari. Namun, ada zat yang dapat
dibuat di dalam tubuh menjadi vitamin yang dikenal sebagai provitamin atau
prekursor vitamin. Contoh betakarotan merupakan vitamin A. Vitamin
merupakan senyawa organik yang berperan sebagai fungsi fisiologis normal
(tumbuh kembang, reproduksi) dan regulasi/ mengatur berbagai proses
metabolisme dalam tubuh manusia. Berdasarkan kelarutannya; vitamin dibagi
2 kelompok yaitu vitamin larut lemak dan vitamin larut air. Tergolong vitamin
larut lemak adalah vitamin (A< D< E dan K) dan yang mengandung vitamin
larut air adalah vitamin B dan vitamin C.
e. Mineral
Mineral merupakan senyawa organik yang mempunyai peranan penting
dalam tubuh. Unsur-unsur mineral adalah karbon (C), hidrogen (H), oksigen
(O) dan nitrogen (N). Selain itu mineral juga mempunyai unsur kimia lainnya,
yaitu kalsium (Ca), klorida (CO), besi (Fe), magnesium (Mg), fosfor (P),
kalium (K), natrium (Na), dan sulfir (S). Sumber mineral dapat ditemukan di
beberapa jenis bahan makanan yang jenis-jejis mineral dibutuhkan oleh tubuh
berserta sumber-sumbernya, yaitu:
 Asam folat, sumbernya: sayuran hijau, roti.
 Kalsium, sumberny: susu, keju.
 Zat besi, sumbernya: susu, kuning telur, hati ampela.
 Yodium, sumbernya: garam beryodium.
 Zink, sumbernya: makanan laut.

B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul adalah Defisit Nutrisi.
Defisist Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan,
ketidakmampuan mencerna makanan, ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien,
peningkatan kebutuhan metabolisme, faktor ekonomi (mis. finansial tidak
mencukupi), faktor psikologis (mis. stres, keengganan untuk makan) yang
dibuktikan dengan berat badan menurun minimal 10% di bawah rentang ideal,
cepat kenyang setelah makan, kram/nyeri abdomen, nafsu makan menurun,
bising usus hiperaktif, otot pengunyah lemah, otot menelan lemah, membran
mukosa pucat, sariawan, serum albumin turun, rambut rontok berlebihan,
diare.
2. Intervensi Keperawatan
Perencanaan adalah untuk menguraikan berbagai diagnosa keperawatan
diperkirakan ditetapkan dan intervensi keperawatan dalam menentukan tujuan
dan hasil yang akan dicapai . Tahap dalam perencanaan melibatkan perawat,
klien, keluarga, dan orang terdekat klien untuk merumuskan rencana tindakan
keperawatan dalam mengatasi masalah yang sedang di alami klien.
Perencanaan ini merupakan suatu petunjuk tertulis untuk menggambarkan
secara tepat rencana tindakan keperawatan yang akan dilakkuan kepada klien
sesuai dengan kebutuhan berdasarkkan diagnose keperawatan.

Diagnosa
Keperawatan Tujuan/Kriteria
Intervensi Rasional
yang mungkin Hasil
muncul
Setelah diberikan 1. Identifikasi 1. Untuk mengetahui
Defisit Nutrisi asuhan status nutrisi status nutrisi klien.
keperawatan ..x... jam
maka status nutrisi 2. Identifikasi 2. Untuk mengetahui
dapat membaik alergi dan apakah klien
dengan kriteria hasil : intoleransi memiliki alergi
 Perasaan cepat makanan. terhadap makanan.
kenyang menurun.
 Nyeri abdomen 3. Identifikasi
3. Untuk mengetahui
menurun makanan yang
makanan yang
disukai.
 Nafsu makan
disukai klien.
membaik
4. Identifikasi
 Bising usus 4. Untuk mengetahui
membaik kebutuhan berapa kebutuhan
 Kekuatan otot kalori dan jenis kalori dan apa
pengunyah nutrien. jenis nutrien yang
meningkat dibutuhkan.
 Kekuatan otot 5. Untuk mengetahui
menelan 5. Monitor asupan asupan nutrisi
meningkat makan yang masuk.
 Membran mukosa
6. Monitor berat 6. Untuk memantau
membaik
badan berat badan klien.
 Sariawan menurun
 Serum albumin
7. Monitor hasil
meningkat 7. Untuk memantau
pemeriksaan
 Rambut rontok status nutrisi klien.
laboratorium
menurun
 Diare menurun 8. Sajikan 8. Meningkatkan

makanan secara keinginan pasien

menarik dan untuk makan.

suhu yang
9. Untuk mencegah
sesuai.
terjadinya
9. Berikan
konstipasi
makanan tinggi
serat.

10. Untuk
10. Berikan
memaksimalkan
suplemen
asupan nutrisi
makanan, jika
klien.
perlu.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai