KECEMASAN (ANSIETAS)
GI ILM
MAKASSAR
SA
OLEH :
JURIPAH, S.Kep
NS0619089
CI INSTITUSI
( Hasanuddin S.kep,.Ns,.M.Kes )
1. KONSEP KEPERAWATAN
A. Definisi
Anxietas adalah perasaan yang difius, yang sangat tidak menyenangkan, agak
tidak menentu dan kabur tentang sesuatu yang akan terjadi. Perasaan ini disertai
dengan suatu atau beberapa reaksi badaniah yang khas dan yang akan datang berulang
bagi seseorang tertentu. Perasaan ini dapat berupa rasa kosong di perut, dada sesak,
jantung berdebar, keringat berlebihan, sakit kepala atau rasa mau kencing atau buang
air besan. Perasaan ini disertai dengan rasa ingin bergerak dan gelisah. “ ( Harold I.
LIEF) “Anenvous condition of unrest” ( Leland E. HINSIE dan Robert S
CAMBELL).
Anxietas adalah perasaan tidak senang yang khas yang disebabkan oleh
dugaan akan bahaya atau frustrasi yang mengancam yang akan membahayakan rasa
aman, keseimbangan, atau kehidupan seseorang individu atau kelompok
biososialnya.” ( J.J GROEN).
B. Penggolongan Anxietas
1) Anxietas Ringan
Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan
membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat dan membantu
individu memfokuskan perhatian untuk belajar, bertindak, menyelesaikan
masalah, merasakan, dan melindungi dirinya sendiri. Anxietas ringan
berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari-hari. Pada
tingkat ini lahan persepsi melebar dan individu akan berhati-hati dan waspada.
a) Respon Fisiologis
Sesekali nafas pendek
Nadi dan tekanan darah naik
Gejala ringan pada lambung
Muka berkerut dan bibir bergetar
Ketegangan otot ringan
Rileks atau sedikit gelisah
b) Respon Kognitif
Mampu menerima rangsang yang kompleks
Konsentrasi pada masalah
Menyelesaikan masalah secara efektif
Perasaan gagal sedikit
Waspada dan memperhatikan banyak hal
Terlihat tenang dan percaya diri
Tingkat pembelajaran optimal
c) Respon Perilaku dan Emosi
Tidak dapat duduk tenang
Tremor halus pada tangan
Suara kadang-kadang meninggi
Sedikit tidak sabar
Aktivitas menyendiri
2) Anxietas Sedang
Ansietas sedang merupakan perasaan yang mengganggu bahwa ada
sesuatu yang benar-benar berbeda, individu menjadi gugup atau agitasi. Misalnya,
seorang wanita mengunjungi ibunya untuk pertama kali dalam beberapa bulan dan
merasa bahwa ada sesuatu yang sangat berbeda. Ibunya mengatakan bahwa berat
badannya turun banyak tanpa ia berupaya menurunkannya. Pada tingkat ini lahan
persepsi terhadap lingkungan menurun, individu lebih memfokuskan pada hal
yang penting saat itu dan mengesampingkan hal yang lain.
a) Respon fisiologis
Ketegangan otot sedang
Tanda-tanda vital meningkat
Pupil dilatasi, mulai berkeringat
Sering mondar-mandir, memukulkan tangan
Suara berubah: suara bergetar, nada suara tinggi
Kewaspadaan dan ketegangan meningkat
Sering berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah, nyari punggung
b) Respon kognitif
Lapang persepsi menurun
Tidak perhatian secara selektif
Fokus terhadap stimulus meningkat
Rentang perhatian menurun
Penyelesaian masalah menurun
Pembelajaran berlangsung dengan memfokuskan
c) Respon prilaku dan emosi
Tidak nyaman
Mudah tersinggung
Kepercayaan diri goyah
Tidak sadar
Gembira
3) Ansietas Berat
Ansietas berat dialami ketika individu yakin bahwa ada sesuatu yang
berbeda dan ada ancaman; ia memperlihatkan respon takut dan distres. Ketika
individu mencapai tingkat tertinggi ansietas, panik berat, semua pemikiran
rasional berhenti dan individu tersebut mengalami respon fight, flight atau freeze-
yakni, kebutuhan untuk pergi secepatnya, tetap ditempat dan berjuang, atau
menjadi beku atau tidak dapat melakukan sesuatu.
a) Respon fisiologis
Ketegangan otot berat
Hiperventilasi
Kontak mata buruk
Pengeluaran keringat meningkat
Bicara cepat, nada suara tinggi
Tindakan tanpa tujuan dan serampangan
Rahang menegang, menggetakkan gigi
Kebutuhan ruang gerak meningkat
Mondar-mandir, berteriak
Meremas tangan, genetar
b) Respon kognitif
Lapang persepsi terbatas
Proses berfikir terpecah-pecah
Sulit berfikir
Penyelesaian masalah buruk
Tidak mampu mempertimbangkan informasi
Hanya memerhatikan ancaman
Preokupasi dengan pikiran sendiri
Egosentris
c) Respon prilaku dan emosi
Sangat cemas
Agitasi
Takut
Bingung
Merasa tidak adekuat
Menarik diri
Penyangkalan
Ingin bebas
C. Faktor Predisposisi
1) Teori Psikoanalitik
Menurut freud,struktur kepribadian terdiri dari 3 elemen yaitu “ID, EGO
Dan SUPER EGO”. Ego melambangkan dorongan insting dan impuls primitif.
Super ego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-
norma budaya seseorang , sedangkan Ego digambarkan sebagai mediator antara
tuntutan dari ID dan Super Ego.
2) Teori Interpersonal
Anxietas terjadi dari ketakutan akan penolakan interpersonal. Hal ini juga
dihubungkan akan trauma pada masa pertumbuhan, seperti kehilangan, perpisahan
individu yang mempunyai harga diri rendah biasanya sangat mudah mengalami
anxietas yang berat.
3) Teori Perilaku
Anxietas merupakan hasil frustasi dari segala sesuatu yang mengganggu
kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.teori ini meyakini
bahwa manusia yang pada awal kehidupannya dihadapkan pada rasa takut yang
berlebihan akan menunjukkan kemungkinan anxietas yang berat pada kehidupan
masa dewasanya.
F. Gambaran Klinis
Serangan panik pertama seringkali spontan, tanpa tanda mau serangan panik,
walaupun serangan panik kadang-kadang terjadi setelah luapan kegembiraan,
kelelahan fisik, aktivitas seksual atau trauma emosional. Klinisi harus berusaha untuk
mengetahui tiap kebiasaan atau situasi yang sering mendahului serangan panik.
Serangan sering dimulai dengan periode gejala yang meningkat dengan cepat selama
10 menit. Gejala mental utama adalah ketakutan yang kuat, suatu perasaan ancaman
kematian dan kiamat. Pasien biasanya tidak mampu menyebutkan sumber
ketakutannya. Pasien mungkin merasa kebingungan dan mengalami kesulitan dalam
memusatkan perhatian. Tanda fisik adalah takikardia, palpitasi, sesak nafas dan
berkeringat. Pasien seringkali mencoba untuk mencari bantuan. Serangan biasanya
berlangsung 20 sampai 30 menit.
Agorafobma : pasien dengan agorafobia akan menghindari situasi dimana ia
akan sulit mendapatkan bantuan. Pasien mungkin memaksa bahwa mereka harus
ditemani setiap kali mereka keluar rumah.
2. KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian ditujukan pada fungsi fisiologis dan perubahan perilaku melalui
gejala atau mekanisme koping sebagai pertahanan terhadap kecemasan.
1) Kaji faktor predisposisi
Faktor predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat
menyebabkan timbulnya kecemasan seperti:
a) Peristiwa traumatic yang dapat memicu terjadinya kecemasandengan krisis
yang dialami individu baik krisis perkembangan atau situasional.
b) Konflik emosional yang dialami individu dan tidak terselesaikan dengan baik.
Konflik antara id dan super ego atau antara keinginan dan kenyataan dapat
menimbulkan kecemasan pada individu.
c) Konsep diri terganggu akan menimbulkan ketidakmampuan individu berpikir
secara realistissehingga akan menimbulkan kecemasan.
d) Frustasi akan menimbulkan rasa ketidakberdayaan untuk mengambil
keputusan yang berdampak terhadap ego.
e) Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena merupakan ancaman
terhadap integritas fisik yang dapat mempengaruhi konsep diri individu.
f) Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga menangani setres akan
mempengaruhi individu dalam berespon terhadap konflik yang dialami karena
pola mekanisme koping individu banyak dipelajari dalam keluarga.
g) Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan mempengaruhi respon
individu dalam berespon terhadap konflik dan mengatasi kecemasannya.
h) Medikasi yang dapat memicu terjadinya kecemasan adalah pengobatan yang
mengandung benzodiepin, karena benzodizepin dapat menekan neurotrasmiter
gamma amino butyric acid (GABA) yang mengontrol aktivitas neuron di otak
yang bertanggung jawab menghasilkan kecemasan.
2) Kaji stressor presipitasi
Stressor presipitasi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat
mencetuskan timbulnya kecemasan. Stressor presipitasi kecemasan
dikelompokkan menjadi dua bagian:
a) Ancaman terhadap integritas fisik. Ketegangan yang mengancam integritas
fisik meliputi:
Sumber internal, mrliputi kegagalan mekanisme fisiologis system imun,
regulasi suhu tubuh, perubahan biologis normal (mis.hamil)
Sumber eksternal, meliputi paparan terhadapinfeksi virus dan bakteri,
polutan lingkungan, kekurangan nutrisi, tidak adekuatnya tempat tinggal.
b) Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal.
Sumber internal: kesulitan dalam berhubungan interpersonal dirumah dan di
tempat kerja, penyesuaian terhadap peran baru. Berbagai ancaman
terhadap integritas fisik juga dapat mengancanm harga diri.
Sumber eksternal: kehilangan orang yang dicintai, perceraian, perubahan
status pekerjaan, tekanan kelompok, social budaya.
3) Kaji perilaku
Secara langsung kecemasan dapat di ekspresikan melalui respon fisiologis
dan psikologis dan secara tidak langsung melalui pengambangan mekanisme
koping sebagai pertahanan melawan kecemasan.
a) Respon fisiologis.
Mengaktifkan system saraf otonom(simpatis dan parasimpatis)
b) Respon psikologologis.
Kecemasan dapat mempengaruhi aspek intrapersonal maupun personal.
c) Respon kognitif.
Kecemasan dapat mempengaruhi kemampuan berpikir baik proses pikir
maupun isis pikir, diantaranya adalah tidak mampu memperhatikan,
konsentrasi menurun, mudah lupa, menurunya lapangan persepsi, bingung.
d) Respon afektif.
Klien akan mengekspresikan dalam bentuk kebingungan dan curiga
berlebihan sebagai reaksi emosi terhadap kecemasan.
4) Kaji penilaian terhadap stressor
5) Kaji sumber dan mekanisme koping
6) Rentang perhatian menurun
7) Gelisah, iritabilitas
8) Kontrol impuls buruk
9) Perasaan tidak nyaman, ketakutan, atau tidak berdaya
10) Deficit lapangan persepsi
11) Penurunan kemampuan berkomunikasi secara verbal
B. Rencana Tindakan Asuhan Keperawatan
TUJUAN INTERVENSI
Tujuan umum : 1. Jadilah pendengar yang hangat
Cemas berkurang atau hilang dan responsive
Tujuan khusus: 2. Beri waktu yang cukup pada
TUK 1 : pasien unuk berespon
Pasien dapat menjalin dan membina 3. Beri dukungan pada pasien
hubungan saing percaya untuk mengekspresikan
perasaannya
4. Identifikasi pola perilaku
pasien atau pendekatan yang dapat
menimbulkan perasaan negative
5. Bersama pasien mengenali
perilaku dan respon sehingga
cepat belajar dan berkembang
GI ILM
MAKASSAR
SA
OLEH :
JURIPAH, S.Kep
NS0619089
CI INSTITUSI
( Hasanuddin S.kep,.Ns,.M.Kes )
KASUS
Tn. R seorang ayah dengan usia 45 tahun, mengatakan mengalami Kecemasan setelah
dilakukan pengkajian dirumah klien pada tanggal 08 Juli 2020 klien mengalami kecemasan
berat dikarenakan ia dipecat di tempat kerjanya karena adanya pandemi virus corona sehingga
Tn. R mengalami stress karena takut tidak bisa menafkahi anak dan istrinya lagi yang
ditandai dengan panic, depresi, takut yang berlebihan dan menurut istrinya Tn. R mudah
marah sejak kehilangan pekerjaannya.
A. Identitas klien
Nama : Tn. R
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl Baco Enni
Suku : Bugis
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan : SMP
Pekerjaan :-
Dx Medis : Gangguan Psikososial (Kecemasan)
Tanggal Pengkajian : 08 Juli 2020
B. Riwayat kesehatan
Keluhan utama : Cemas
Keadaan klien saat ini :
Cemas dengan kehidupannya kedepan, Panik, depresi dan rasa takut yang berlebihan,
klien juga mudah marah.
Riwayat kesehatan yang lalu :
Menurut istri Klien, klien tidak pernah mengalami masalah kesehatan lainnya
C. Data fokus
D. Pohon Masalah
Tujuan Intervensi
Tujuan umum : 1. Jadi pendengar yang hangat dan
Cemas berkurang atau hilang responsive
Tujuan khusus: 2. Beri waktu yang cukup pada pasien
TUK 1 : unuk berespon
Pasien dapat menjalin dan membina 3. Beri dukungan pada pasien
hubungan saing percaya
untuk mengekspresikan
perasaannya
4. Bersama pasien mengenali
perilaku dan respon sehingga
cepat belajar dan berkembang
A: Ansietas
P: Lanjutkan SP 3
STRATEGI PELAKSANAAN NY ‘A’
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN GANGGUAN PSIKOSOSIAL
(KECEMASAN)
GI ILM
MAKASSAR
SA
OLEH :
JURIPAH, S.Kep
NS0619089
CI INSTITUSI
( Hasanuddin S.kep,.Ns,.M.Kes )
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Subjektif :
a. Klien mengatakan takut tidak dapat menafkahi keluarganya.
b. Klien mengatakan susah untuk tidur
c. Klien mengatakan mudah marah.
Data Objektif
a. Klien terlihat bingung
2. Diagnosa Keperawatan
Ansietas
4. Tindakan Keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien merasa
aman dan nyaman saat berinteraksi
b. Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling percaya adalah :
1) Mengucapkan salam terapeutik
2) Berjabat tangan
3) Menjelaskan tujuan interaksi
4) Membuat kontrak (topik, waktu, tempat, tujuan) setiap kali bertemu pasien
c. Membantu pasien mengenal ansietas :
1) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya
2) Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas
3) Bantu pasien mengenal penyebab ansietas
4) Bantu pasien menyadari perilaku akibat ansietas
d. Mengajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri : pengalihan situasi
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamu’alaikum, Pak! Perkenalkan nama saya Juripah biasa dipanggil
ifa. Saya adalah mahasiswa dari STIKES NANI HASANUDDIN. Nama bapak
siapa?”dan senangnya dipanggil apa?”
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah semalam tidur bapak nyenyak?”
c. Kontrak :
1) Topik
“Bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang tentang kecemasan yang
bapak rasakan dan latihan cara mengontrol cemas dengan relaksasi”
2) Waktu
“Bapak berapa lama kira-kira kita akan berbincang-bincang? Bagaimana kalau
15 menit saja”
3) Tempat
“Dimana kira-kira tempat yang nyaman bagi bapak untuk berbincang-bincang?
Bagaimana kalau disini saja kita berbincang-bincang”
4) Tujuan
“Agar bapak dapat mengetahui kecemasan yang bapak rasakan dan cara
mengatasinya”
2. Fase Kerja
“Bapak coba sekarang ceritakan apa yang bapak rasakan saat ini”
“Coba bapak ceritakan pada saya” Ouw jadi bapak merasa takut jika bapak tidak apat
menafkahi keluarga bapak. Jika boleh saya tahu, bagaimana cara bapak
mengatasinya?”
“Saya mengerti bagaimana perasaan bapak. Setiap orang akan memiliki perasaan yang
sama jika diposisi bapak. Tapi saya sangat kagum sama bapak Karena bapak tidak
pernah putus asa dalam mencari pekerjaan, dan bapak harus tahu kalau rejeki sudah
ada yang mengatur dan yang paling penting perlu bapak ketahui adalah bapak saat ini
berada pada tingkat kecemasan yang sedang. Untuk itu, bapak perlu melakukan terapi
disaat bapak merasakan perasaan cemas yang berat. Terapi ini akan membantu
menurunkan tingkat kecemasan bapak. Bagaimana kalau sekarang kita coba
mengatasi kecemasan bapak dengan latihan relaksasi dengan cara tarik nafas dalam,
ini merupakan salah satu cara untuk mengurangi kecemasan yang bapak rasakan”
“Bagaimana kalau kita latihan sekarang, Saya akan lakukan, bapak perhatikan saya,
lalu bapak bisa mengikuti cara yang sudah saya ajarkan. Kita mulai ya pak. bapak
silakan duduk dengan posisi seperti saya. Pertama-tama, bapak tarik nafas dalam
perlahan-lahan, setelah itu tahan nafas dalam hitungan tiga bapak hembuskan udara
melalui mulut dengan meniup udara perlahan-lahan. Sekarang coba bapak praktikkan”
“Bagus sekali pak, bapak sudah mampu melakukannya. bapak bisa melakukan latihan
ini selama 5 sampai 10 kali sampai bapak merasa rileks atau santai. Selain cara
tersebut untuk mengatasi kecemasan bapak, bapak bisa melakukan dengan metode
pengalihan yaitu dengan bapak melepas kecemasan dengan tertawa, berolahraga,
menulis kecemasan bapak disebuah kertas, bersantai seperti jalan-jalan atau bapak
juga bisa mengatasinya dengan mendengarkan musik.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1) Subyektif
Bagaimana perasaan bapak setelah kita ngobrol tentang masalah yang bapak
rasakan dan latihan relaksasi?
2) Obyektif
Coba bapak ulangi lagi cara yang sudah kita pelajari.
b. Rencana Tindak Lanjut (RTL)
“Jam berapa bapak akan berlatih lagi melakukan cara ini?”
“Mari, kita masukkan dalam jadwal harian bapak. Jadi, setiap bapak merasa
cemas, bapak bisa langsung praktikkan cara ini”
c. Kontrak yang akan datang
1) Topik
“bapak besok kita akan latihan lagi Cara baru untuk sedikit mengurangi
kecemasan yang bapak rasakan,?Baik bapak Jangan lupa besok bapak
mencoba teknik yang lain untuk mengurangi kecemasan bapak ya”
2) Waktu
“Bagaimana kalau kita latihan cara yang kedua besok dengan jam yang sama
seperti hari ini. Berapa lama bapak punya waktu untuk berbincang-bincang
dengan saya besok? Bagaimana kalau 15 menit saja”
3) Tempat
“Dimana kita akan latihan besok? Baik bapak bagaimana kalau besok kita
melakukannya disini saja”