Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN

KECEMASAN (ANSIETAS)

GI ILM

MAKASSAR

SA

OLEH :

JURIPAH, S.Kep
NS0619089

CI INSTITUSI

( Hasanuddin S.kep,.Ns,.M.Kes )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
KECEMASAN / ANXIETAS

1. KONSEP KEPERAWATAN
A. Definisi
Anxietas adalah perasaan yang difius, yang sangat tidak menyenangkan, agak
tidak menentu dan kabur tentang sesuatu yang akan terjadi. Perasaan ini disertai
dengan suatu atau beberapa reaksi badaniah yang khas dan yang akan datang berulang
bagi seseorang tertentu.  Perasaan ini dapat berupa rasa kosong di perut, dada sesak,
jantung berdebar, keringat berlebihan, sakit kepala atau rasa mau kencing atau buang
air besan. Perasaan ini disertai dengan rasa ingin bergerak dan gelisah. “ ( Harold I.
LIEF)  “Anenvous condition of unrest” ( Leland E. HINSIE dan Robert S
CAMBELL).
Anxietas adalah perasaan tidak senang yang khas yang disebabkan oleh
dugaan akan bahaya atau frustrasi yang mengancam yang akan membahayakan rasa
aman, keseimbangan, atau kehidupan seseorang individu atau kelompok
biososialnya.” ( J.J GROEN).

B. Penggolongan Anxietas
1) Anxietas Ringan
Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan
membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat dan membantu
individu memfokuskan perhatian untuk belajar, bertindak, menyelesaikan
masalah, merasakan, dan melindungi dirinya sendiri. Anxietas ringan
berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari-hari. Pada
tingkat ini lahan persepsi melebar dan individu akan berhati-hati dan waspada.
a) Respon Fisiologis
 Sesekali nafas pendek
 Nadi dan tekanan darah naik
 Gejala ringan pada lambung
 Muka berkerut dan bibir bergetar
 Ketegangan otot ringan
 Rileks atau sedikit gelisah
b) Respon Kognitif
 Mampu menerima rangsang yang kompleks
 Konsentrasi pada masalah
 Menyelesaikan masalah secara efektif
 Perasaan gagal sedikit
 Waspada dan memperhatikan banyak hal
 Terlihat tenang dan percaya diri
 Tingkat pembelajaran optimal
c) Respon Perilaku dan Emosi
 Tidak dapat duduk tenang
 Tremor halus pada tangan
 Suara kadang-kadang meninggi
 Sedikit tidak sabar
 Aktivitas menyendiri
2) Anxietas Sedang
Ansietas sedang merupakan perasaan yang mengganggu bahwa ada
sesuatu yang benar-benar berbeda, individu menjadi gugup atau agitasi. Misalnya,
seorang wanita mengunjungi ibunya untuk pertama kali dalam beberapa bulan dan
merasa bahwa ada sesuatu yang sangat berbeda. Ibunya mengatakan bahwa berat
badannya turun banyak tanpa ia berupaya menurunkannya. Pada tingkat ini lahan
persepsi terhadap lingkungan menurun, individu lebih memfokuskan pada hal
yang penting saat itu dan mengesampingkan hal yang lain.
a) Respon fisiologis
 Ketegangan otot sedang
 Tanda-tanda vital meningkat
 Pupil dilatasi, mulai berkeringat
 Sering mondar-mandir, memukulkan tangan
 Suara berubah: suara bergetar, nada suara tinggi
 Kewaspadaan dan ketegangan meningkat
 Sering berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah, nyari punggung
b) Respon kognitif
 Lapang persepsi menurun
 Tidak perhatian secara selektif
 Fokus terhadap stimulus meningkat
 Rentang perhatian menurun
 Penyelesaian masalah menurun
 Pembelajaran berlangsung dengan memfokuskan
c) Respon prilaku dan emosi
 Tidak nyaman
 Mudah tersinggung
 Kepercayaan diri goyah
 Tidak sadar
 Gembira
3) Ansietas Berat
Ansietas berat dialami ketika individu yakin bahwa ada sesuatu yang
berbeda dan ada ancaman; ia memperlihatkan respon takut dan distres. Ketika
individu mencapai tingkat tertinggi ansietas, panik berat, semua pemikiran
rasional berhenti dan individu tersebut mengalami respon fight, flight atau freeze-
yakni, kebutuhan untuk pergi secepatnya, tetap ditempat dan berjuang, atau
menjadi beku atau tidak  dapat melakukan sesuatu.
a) Respon fisiologis
 Ketegangan otot berat
 Hiperventilasi
 Kontak mata buruk
 Pengeluaran keringat meningkat
 Bicara cepat, nada suara tinggi
 Tindakan tanpa tujuan dan serampangan
 Rahang menegang, menggetakkan gigi
 Kebutuhan ruang gerak meningkat
 Mondar-mandir, berteriak
 Meremas tangan, genetar
b) Respon kognitif
 Lapang persepsi terbatas
 Proses berfikir terpecah-pecah
 Sulit berfikir
 Penyelesaian masalah buruk
 Tidak mampu mempertimbangkan informasi
 Hanya memerhatikan ancaman
 Preokupasi dengan pikiran sendiri
 Egosentris
c) Respon prilaku dan emosi
 Sangat cemas
 Agitasi
 Takut
 Bingung
 Merasa tidak adekuat
 Menarik diri
 Penyangkalan
 Ingin bebas

C. Faktor Predisposisi
1) Teori Psikoanalitik
Menurut freud,struktur kepribadian terdiri dari 3 elemen yaitu “ID, EGO
Dan SUPER EGO”. Ego melambangkan dorongan insting dan impuls primitif.
Super ego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-
norma budaya seseorang , sedangkan Ego digambarkan sebagai mediator antara
tuntutan dari ID dan Super Ego.
2) Teori Interpersonal
Anxietas terjadi dari ketakutan akan penolakan interpersonal. Hal ini juga
dihubungkan akan trauma pada masa pertumbuhan, seperti kehilangan, perpisahan
individu yang mempunyai harga diri rendah biasanya sangat mudah mengalami
anxietas yang berat.
3) Teori Perilaku
Anxietas merupakan hasil frustasi dari segala sesuatu yang mengganggu
kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.teori ini meyakini
bahwa manusia yang pada awal kehidupannya dihadapkan pada rasa takut yang
berlebihan akan menunjukkan kemungkinan anxietas yang berat pada kehidupan
masa dewasanya.

D. Bentuk Gangguan Anxietas


1) Gangguan Panik
Serangan panik adalah suatu episode ansietas yang cepat, intens, dan
meningkat, berlangsung 15-30 menit, ketika individu mengalami ketakutan
emosional yang besar juga ketidaknyamanan fisiologis.  Diagnosis gangguan
panik ditegakkan ketika individu mengalami serangan panik berulang dan tidak
diharapkan yang diikuti oleh rasa khawatir yang menetap sekurang-kurangnya
satu bulan bahwa ia akan mengalami serangan panik berikutnya atau khawatir
tentang makna serangan panik, atau perubahab prilaku yang signifikan terkait
dengan serangan panik, saat gejala-gejala tersebut bukan akibat penyalahgunaan
zat atau gangguan jiwa lain. Sedikitnya lebih dari 75% individu dengangangguan
panik mengalami serangan awal spontan tanpa ada pemicu dari lingkungan.
Sisanya mengalami serangan panik yang distimulasi oleh stimulus fobia atau
karena berada di bawah pengaruh zat yang mengubah sistem saraf pusat dan
menstimulasi respon hormonal, organ, tanda vital yang sama, yamg terjadi pada
serangan panik. Setengah dari individu yang mengalami serangan panik juga
mengalami agorafobia.
Ada dua kriterla Gangguan panik : gangguan panik tanpa agorafobia dan
gangguan panik dengan agorofobia kedua gangguan panik ini harus ada serangan
panic

E. Gejala Umum Anxietas


1) Gejala psikologik
Ketegangan, kekuatiran, panik, perasaan tak nyata, takut mati , takut ”gila”,
takut kehilangan kontrol dan sebagainya.
2) Gejala fisik
Gemetar, berkeringat, jantung berdebar, kepala terasa ringan, pusing,
ketegangan otot, mual, sulit bernafas, baal, diare, gelisah, rasa gatal, gangguan di
lambung dan lain-lain. Keluhan yang dikemukakan pasien dengan anxietas kronik
seperti: rasa sesak nafas; rasa sakit dada; kadang-kadang merasa harus menarik
nafas dalam; ada sesuatu yang menekan dada; jantung berdebar; mual; vertigo;
tremor; kaki dan tangan merasa kesemutan; kaki dan tangan tidak dapat diam ada
perasaan harus bergerak terus menerus; kaki merasa lemah, sehingga berjalan
dirasakan beret; kadang- kadang ada gagap dan banyak lagi keluhan yang tidak
spesifik untuk penyakit tertentu. Keluhan yang dikemukakan disini tidak semua
terdapat pada pasien dengan gangguan anxietas kronik, melainkan seseorang dapat
saja mengalami hanya beberapa gejala 1 keluhan saja. Tetapi pengalaman
penderitaan dan gejata ini oleh pasien yang bersangkutan biasanya dirasakan
cukup gawat.
3) Gejala penyerta
Gejala depresi seringkali ditemukan pada serangan panik dan agorafobia,
pada beberapa pasien suatu gangguan depresi ditemukan bersama-sama dengan
gangguan panik.  Penelitian telah menemukan bahwa resiko bunuh diri selama
hidup pada orang dengan gangguan panik adalah lebih tinggi dibandingkan pada
orang tanpa gangguan mental.

F. Gambaran Klinis
Serangan panik pertama seringkali spontan, tanpa tanda mau serangan panik,
walaupun serangan panik kadang-kadang terjadi setelah luapan kegembiraan,
kelelahan fisik, aktivitas seksual atau trauma emosional. Klinisi harus berusaha untuk 
mengetahui tiap kebiasaan atau situasi yang sering mendahului serangan panik. 
Serangan sering dimulai dengan periode gejala yang meningkat dengan cepat selama
10 menit. Gejala mental utama adalah ketakutan yang kuat, suatu perasaan ancaman
kematian dan kiamat. Pasien biasanya tidak mampu menyebutkan sumber
ketakutannya. Pasien mungkin merasa kebingungan dan mengalami kesulitan dalam
memusatkan perhatian. Tanda fisik adalah takikardia, palpitasi, sesak nafas dan
berkeringat. Pasien seringkali mencoba untuk mencari bantuan. Serangan biasanya
berlangsung 20 sampai 30 menit.
Agorafobma : pasien dengan agorafobia akan menghindari situasi dimana ia
akan sulit mendapatkan bantuan. Pasien mungkin memaksa bahwa mereka harus
ditemani setiap kali mereka keluar rumah.
2. KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian ditujukan pada fungsi fisiologis dan perubahan perilaku melalui
gejala atau mekanisme koping sebagai pertahanan terhadap kecemasan.
1) Kaji faktor predisposisi
Faktor predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat
menyebabkan timbulnya kecemasan seperti:
a) Peristiwa traumatic yang dapat memicu terjadinya kecemasandengan krisis
yang dialami individu baik krisis perkembangan atau situasional.
b) Konflik emosional yang dialami individu dan tidak terselesaikan dengan baik.
Konflik antara id dan super ego atau antara keinginan dan kenyataan dapat
menimbulkan kecemasan pada individu.
c) Konsep diri terganggu akan menimbulkan ketidakmampuan individu berpikir
secara realistissehingga akan menimbulkan kecemasan.
d) Frustasi akan menimbulkan rasa ketidakberdayaan untuk mengambil
keputusan yang berdampak terhadap ego.
e) Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena merupakan ancaman
terhadap integritas fisik yang dapat mempengaruhi konsep diri individu.
f) Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga menangani setres akan
mempengaruhi individu dalam berespon terhadap konflik yang dialami karena
pola mekanisme koping individu banyak dipelajari dalam keluarga.
g) Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan mempengaruhi respon
individu dalam berespon terhadap konflik dan mengatasi kecemasannya.
h) Medikasi yang dapat memicu terjadinya kecemasan adalah pengobatan yang
mengandung benzodiepin, karena benzodizepin dapat menekan neurotrasmiter
gamma amino butyric acid (GABA) yang mengontrol aktivitas neuron di otak
yang bertanggung jawab menghasilkan kecemasan.
2) Kaji stressor presipitasi
Stressor presipitasi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat
mencetuskan timbulnya kecemasan. Stressor presipitasi kecemasan
dikelompokkan menjadi dua bagian:
a) Ancaman terhadap integritas fisik. Ketegangan yang mengancam integritas
fisik meliputi:
 Sumber internal, mrliputi kegagalan mekanisme fisiologis system imun,
regulasi suhu tubuh, perubahan biologis normal (mis.hamil)
 Sumber eksternal, meliputi paparan terhadapinfeksi virus dan bakteri,
polutan lingkungan, kekurangan nutrisi, tidak adekuatnya tempat tinggal.
b) Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal.
 Sumber internal: kesulitan dalam berhubungan interpersonal dirumah dan di
tempat kerja, penyesuaian terhadap peran baru. Berbagai ancaman
terhadap integritas fisik juga dapat mengancanm harga diri.
 Sumber eksternal: kehilangan orang yang dicintai, perceraian, perubahan
status pekerjaan, tekanan kelompok, social budaya.
3) Kaji perilaku
Secara langsung kecemasan dapat di ekspresikan melalui respon fisiologis
dan psikologis dan secara tidak langsung melalui pengambangan mekanisme
koping sebagai pertahanan melawan kecemasan.
a) Respon fisiologis.
Mengaktifkan system saraf otonom(simpatis dan parasimpatis)
b) Respon psikologologis.
Kecemasan dapat mempengaruhi aspek intrapersonal maupun personal.
c) Respon kognitif.
Kecemasan dapat mempengaruhi kemampuan berpikir baik proses pikir
maupun isis pikir, diantaranya adalah tidak mampu memperhatikan,
konsentrasi menurun, mudah lupa, menurunya lapangan persepsi, bingung.
d) Respon afektif.
Klien akan mengekspresikan dalam bentuk kebingungan dan curiga
berlebihan sebagai reaksi emosi terhadap kecemasan.
4) Kaji penilaian terhadap stressor
5) Kaji sumber dan mekanisme koping
6) Rentang perhatian menurun
7) Gelisah, iritabilitas
8) Kontrol impuls buruk
9) Perasaan tidak nyaman, ketakutan, atau tidak berdaya
10) Deficit lapangan persepsi
11) Penurunan kemampuan berkomunikasi secara verbal
B. Rencana Tindakan Asuhan Keperawatan

TUJUAN INTERVENSI
Tujuan umum : 1. Jadilah pendengar yang hangat
Cemas berkurang atau hilang dan responsive
Tujuan khusus: 2. Beri waktu yang cukup pada
TUK 1 : pasien unuk berespon
Pasien dapat menjalin dan membina 3. Beri dukungan pada pasien
hubungan saing percaya untuk mengekspresikan
perasaannya
4. Identifikasi pola perilaku
pasien atau pendekatan yang dapat
menimbulkan perasaan negative
5. Bersama pasien mengenali
perilaku dan respon sehingga
cepat belajar dan berkembang

TUK 2 : 1. Bantu pasien untuk


Pasien dapat mengenali ansietasnya mengidentifikasi dan menguraikan
perasaannya
2. Hubungkan perilaku dan
perasaannya
3. Validasi kesimpulan dan
asumsi terhadapa pasien
4. Gunakan pertanyaan terbuka untuk
mengalihkan dari topik yang
mengancam ke hal yang berkaitan
dengan konflik
5. Gunakan konsultasi untuk
membantu pasien mengungkapkan
perasaannya

TUK 3 1. Bantu pasien menjelaskan


Pasien dapat memperluas situasi dan interaksi yag dapat
kesadarannya terhadap perkembangan segera menimbulkan ansietas
asietaas 2. Bersama pasien meninjau
kembali penilaian pasien terhadap
stressor yang drasakan mengacam
dan menimbulkan konflik
3. Kaitkan pengalaman yang baru
terjadi dengan pengalaman masa
lalu yang relevan

TUK 4 1. Gali cara pasien mengurangi


Pasien dapat menggunakan ansietas di masa lalu
mekanisme koping yang adaptif 2. Tunjukkan akibat mal adaptif
dan destruktif dari respon
koping yang digunakan
3. Dorong pasien utnuk
menggunakan respon koping
adaptfi yang dimilikinya
4. Bantu pasien untuk menyusun
kembali tujuan hidup,
memodifikasi tujuan menggunakan
sumber dan koping yang baru
5. Latih pasien dengan
menggunakan ansietas sedang
6. Beri aktivitas fisik untuk
menyalurkan energinya
7. Libatkan pihak yang
berkepentingan sebagai suber dan
dukungan sosial dalam membantu
pasien menggunakan loping
adaptif yang baru

TUK 5 1. Ajarkan pasien teknik relaksasi


Pasien dapat menggunakan teknik untuk meningkatkan kontrol
relaksasi dan rasa percaya diri
2. Dorong pasien untuk
menggunakan relaksasi dalam
menurunkan tingkat ansietas
DAFTAR PUSTAKA
http://tamoy.com/list/kasus-askep-kecemasan-pada-pasien-jiwa
http://www.asuhan-keperawatan.co.cc/2010/01/respon-cemas-dan-gangguan-
kecemasan_04.html
http://www.scribd.com/doc/34869031/STUDI-KASUS-Anak-Dengan-Gangguan-
Kecemasan
http://mausehatdong.blogspot.com/2009/10/askep-cemas-dan-gangguan-kecemasan.html
http://yuflihul.blogspot.com/2011/01/asuhan-keperawatan-pada-klien-jiwa.html
RESUME KEPERAWATAN JIWA TN ‘R’
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN GANGGUAN PSIKOSOSIAL
(KECEMASAN)

GI ILM

MAKASSAR

SA

OLEH :

JURIPAH, S.Kep
NS0619089

CI INSTITUSI

( Hasanuddin S.kep,.Ns,.M.Kes )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2020

KASUS

Tn. R seorang ayah dengan usia 45 tahun, mengatakan mengalami Kecemasan setelah
dilakukan pengkajian dirumah klien pada tanggal 08 Juli 2020 klien mengalami kecemasan
berat dikarenakan ia dipecat di tempat kerjanya karena adanya pandemi virus corona sehingga
Tn. R mengalami stress karena takut tidak bisa menafkahi anak dan istrinya lagi yang
ditandai dengan panic, depresi, takut yang berlebihan dan menurut istrinya Tn. R mudah
marah sejak kehilangan pekerjaannya.

A. Identitas klien
Nama : Tn. R
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl Baco Enni
Suku : Bugis
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan : SMP
Pekerjaan :-
Dx Medis : Gangguan Psikososial (Kecemasan)
Tanggal Pengkajian : 08 Juli 2020

B. Riwayat kesehatan
Keluhan utama : Cemas
Keadaan klien saat ini :
Cemas dengan kehidupannya kedepan, Panik, depresi dan rasa takut yang berlebihan,
klien juga mudah marah.
Riwayat kesehatan yang lalu :
Menurut istri Klien, klien tidak pernah mengalami masalah kesehatan lainnya
C. Data fokus

N DATA FOKUS MASALAH


O KEPERAWATAN
1. DS :
- Klien mengatakan tidak memiliki pekerjaan lagi.
- Klien mengatakan pusing karena tidak mempuyai Gangguan alam
kegiatan. perasaan:
. kececemasan
DO :
- Klien kurang kooperatif
- Klien terlihat bingung dan gelisah
2. DS :
- Klien mengatakan takut karena tidak bisa
menafkahi keluarganya lagi Ketakutan
DO :
- Klien nampak takut
3. DS :
- Klien mengatakan semenjak kehilangan pekerjaan
Perilaku kekerasan
klien mudah marah dan pernah sesekali klien
memukuli anaknya
DO :
- Klien sulit diajak berinteraksi
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan alam perasaan: ( cemas ) berhubungan dengan koping individu
inefektif
2. Ketakutan
3. Perilaku kekerasan berhubungan dengan cemas

D. Pohon Masalah

perilaku kekerasan Effect

Gangguan suasana perasaan: Cemas CorProblem

Koping individu inefektif Causa


E. INTERVENSI KEPERAWATAN

Tujuan Intervensi
Tujuan umum : 1. Jadi pendengar yang hangat dan
Cemas berkurang atau hilang responsive
Tujuan khusus: 2. Beri waktu yang cukup pada pasien
TUK 1 : unuk berespon
Pasien dapat menjalin dan membina 3. Beri dukungan pada pasien
hubungan saing percaya
untuk mengekspresikan
perasaannya
4. Bersama pasien mengenali
perilaku dan respon sehingga
cepat belajar dan berkembang

TUK 2 : 1. Bantu pasien untuk


Pasien dapat mengenali ansietasnya mengidentifikasi dan menguraikan
perasaan cemas
2. Hubungkan perilaku dan
perasaannya
3. Gunakan pertanyaan terbuka untuk
mengalihkan dari topik yang
mengancam ke hal yang berkaitan
dengan konflik
4. Gunakan konsultasi untuk
membantu pasien mengungkapkan
perasaannya
TUK 3 1. Bantu pasien menjelaskan situasi
Pasien dapat memperluas dan interaksi yag dapat segera
kesadarannya terhadap perkembangan menimbulkan ansietas
asietaas 2. Bersama pasien meninjau
kembali penilaian pasien terhadap
stressor yang drasakan mengacam
dan menimbulkan konflik
3. Kaitkan pengalaman yang baru
terjadi dengan pengalaman masa
lalu yang relevan
TUK 4 1. Tunjukkan akibat mal adaptif dan
Pasien dapat menggunakan destruktif dari respon koping
mekanisme koping yang adaptif yang digunakan
2. Dorong pasien utnuk
menggunakan respon koping adaptfi
yang dimilikinya
3. Bantu pasien untuk menyusun
kembali tujuan hidup, memodifikasi
tujuan menggunakan sumber dan
koping yang baru
4. Latih pasien dengan
menggunakan ansietas sedang
5. Beri aktivitas fisik untuk
menyalurkan energinya
6. Libatkan pihak yang
berkepentingan sebagai sumber dan
dukungan sosial dalam membantu
pasien menggunakan loping adaptif
yang baru
TUK 5 1. Ajarkan pasien teknik relaksasi
Pasien dapat menggunakan teknik untuk meningkatkan kontrol
relaksasi dan rasa percaya diri
2. Dorong pasien untuk
menggunakan relaksasi dalam
menurunkan tingkat ansietas
F. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

N HARI/TG IMPEMENTASI EVALUASI


O L

1. 08/07/20 BHSP S: Pasien memperkenalkan


dirinya
RABU 1. Memberi sapa kepada pasien
dengan ramah baik secara verbal O: Pasien nmpak gelisah saat
maupun non verbal berbincang-bincang
2. Memperkenalkan diri dengan
sopan A: Ansietas
3. Menanyakan nama lengkap
pasien dan nama panggilan yang P: Lanjutkan SP 1
disukai
4. Menjelaskan tujuan petemuan
5. Menunjukkan sikap empati dan
menerima pasien apa adanya

2 08/07/20 SP 1 S: Pasien mengatajan merasa


cemas dengan
RABU 1. Bantu pasien untuk kehidupannya
mengidentifikasi dan
menggambarkan perasaan yang O: Wajah pasien nampak takut
mendasari kecemasannya dan gelisah
2. Jelaskan cara mengontrol cemas
dengan cara relaksasi napas A: Ansietas
dalam, latihan distraksi, dan
hipnotis 5 jari. P : Lanjutkan SP 2
3. Latih cara mengontrol cemas
dengan cara relaksasi nafas dalam

3 07/07/20 SP 2 S: Pasien mengatakan


cemasnya datang tidak
MINGGU 1. Melatih pasien mengontrol cemas menentu
dan cara latihan distraksi
O: Pasien nampak cemas dan
sedih

A: Ansietas

P: Lanjutkan SP 3
STRATEGI PELAKSANAAN NY ‘A’
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN GANGGUAN PSIKOSOSIAL
(KECEMASAN)

GI ILM

MAKASSAR

SA

OLEH :

JURIPAH, S.Kep
NS0619089

CI INSTITUSI

( Hasanuddin S.kep,.Ns,.M.Kes )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ANSIETAS

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Subjektif :
a. Klien mengatakan takut tidak dapat menafkahi keluarganya.
b. Klien mengatakan susah untuk tidur
c. Klien mengatakan mudah marah.
Data Objektif
a. Klien terlihat bingung

2. Diagnosa Keperawatan
Ansietas

3. Tujuan Tindakan Keperawatan


a. Tujuan Umum       : mengatasi gangguan ansietas klien.
b. Tujuan Khusus      :
1) Pasien mampu membina hubungan saling percaya
2) Pasien mampu mengenal ansietas
3) Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
4) Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk
mengatasi ansietas

4. Tindakan Keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien merasa
aman dan nyaman saat berinteraksi
b. Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling percaya adalah :
1) Mengucapkan salam terapeutik
2) Berjabat tangan
3) Menjelaskan tujuan interaksi
4) Membuat kontrak (topik, waktu, tempat, tujuan) setiap kali bertemu pasien
c. Membantu pasien mengenal ansietas :
1) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya
2) Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas
3) Bantu pasien mengenal penyebab ansietas
4) Bantu pasien menyadari perilaku akibat ansietas
d. Mengajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa percaya
diri : pengalihan situasi

B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamu’alaikum, Pak! Perkenalkan nama saya Juripah biasa dipanggil
ifa.  Saya adalah mahasiswa dari STIKES NANI HASANUDDIN. Nama bapak
siapa?”dan senangnya dipanggil apa?”
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah semalam tidur bapak nyenyak?”
c. Kontrak :
1) Topik
“Bagaimana kalau sekarang  kita berbincang-bincang tentang kecemasan yang
bapak rasakan dan latihan cara mengontrol cemas dengan relaksasi”
2) Waktu
“Bapak berapa lama kira-kira kita akan berbincang-bincang? Bagaimana kalau
15 menit saja”
3) Tempat
“Dimana kira-kira tempat yang nyaman bagi bapak untuk berbincang-bincang?
Bagaimana kalau disini saja kita berbincang-bincang”
4) Tujuan
“Agar bapak dapat mengetahui kecemasan yang bapak rasakan dan cara
mengatasinya”

2. Fase Kerja
“Bapak coba sekarang ceritakan apa yang bapak rasakan saat ini”
“Coba bapak ceritakan pada saya” Ouw jadi bapak merasa takut jika bapak tidak apat
menafkahi keluarga bapak.  Jika boleh saya tahu, bagaimana cara bapak
mengatasinya?”
“Saya mengerti bagaimana perasaan bapak. Setiap orang akan memiliki perasaan yang
sama jika diposisi bapak. Tapi saya sangat kagum sama bapak Karena bapak tidak
pernah putus asa dalam mencari pekerjaan, dan bapak harus tahu kalau rejeki sudah
ada yang mengatur dan yang paling penting perlu bapak ketahui adalah bapak saat ini
berada pada tingkat kecemasan yang sedang. Untuk itu, bapak perlu melakukan terapi
disaat bapak merasakan perasaan cemas yang berat. Terapi ini akan membantu
menurunkan tingkat kecemasan bapak. Bagaimana kalau sekarang kita coba
mengatasi kecemasan bapak dengan latihan relaksasi dengan cara tarik nafas dalam,
ini merupakan salah satu cara  untuk mengurangi kecemasan yang bapak rasakan”
“Bagaimana kalau kita latihan sekarang, Saya akan lakukan, bapak perhatikan saya,
lalu bapak bisa mengikuti cara yang sudah saya ajarkan. Kita mulai ya pak. bapak
silakan duduk dengan posisi seperti saya. Pertama-tama, bapak tarik nafas dalam
perlahan-lahan, setelah itu tahan nafas dalam hitungan tiga bapak hembuskan udara
melalui mulut dengan meniup udara perlahan-lahan. Sekarang coba bapak praktikkan”
“Bagus sekali pak, bapak sudah mampu melakukannya. bapak bisa melakukan latihan
ini selama 5 sampai 10 kali sampai bapak merasa rileks atau santai. Selain cara
tersebut untuk mengatasi kecemasan bapak, bapak bisa melakukan dengan metode
pengalihan yaitu dengan bapak melepas kecemasan dengan tertawa, berolahraga,
menulis kecemasan bapak disebuah kertas, bersantai seperti jalan-jalan atau bapak
juga bisa mengatasinya dengan mendengarkan musik.

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1) Subyektif
Bagaimana perasaan bapak setelah kita ngobrol tentang masalah yang bapak
rasakan dan latihan relaksasi?
2) Obyektif
Coba bapak ulangi lagi cara yang sudah kita pelajari.
b. Rencana Tindak Lanjut (RTL)
“Jam berapa bapak akan berlatih lagi melakukan cara ini?”
“Mari, kita masukkan dalam jadwal harian bapak. Jadi, setiap bapak merasa
cemas, bapak bisa langsung praktikkan cara ini”
c. Kontrak yang akan datang
1) Topik
“bapak besok kita akan latihan lagi Cara baru untuk sedikit mengurangi
kecemasan yang bapak rasakan,?Baik bapak Jangan lupa besok bapak
mencoba teknik yang lain untuk mengurangi kecemasan bapak ya”
2) Waktu
“Bagaimana kalau kita latihan cara yang kedua besok dengan jam yang sama
seperti hari ini. Berapa lama bapak punya waktu untuk berbincang-bincang
dengan saya besok? Bagaimana kalau 15 menit saja”
3) Tempat
“Dimana kita akan latihan besok? Baik bapak bagaimana kalau besok kita
melakukannya disini saja”

Anda mungkin juga menyukai