Meskipun demikian, masih terdapat permasalahan yang kompleks dan klasik yaitu : 1. lemahnya data perikanan, khususnya data perikanan tangkap karena data yang ada didapat dari tempat pendaratan ikan sedangkan tidak semua tempat memiliki daerah pendaratan ikan. 2. Kemiskinan masyarakat nelayan 3. Lemahnya armada perikanan tangkap nasional baik dari segi teknologi, produktifitas dan manajemen serta ketentuan hukumnya 4. permasalahan ilegal fishing dan lemahnya penegakan hukum
Masalah yang terberat adalah meningkatnya harga BBM untuk kapal ikan sehingga membuat usaha penangkapan ikan berada di ujung tanduk.
Tahun 2002
136,033 57,194 59,963 70,386 317,576
2003
125,601 69,997 68,773 111,328 375,699
2004
116,211 109,565 99,207 577,374 902,357
2005
109,871 109,129 87,924 550,857 857,781
1. 2. 3. 4.
Tahun 2001
772,616 318,962 185,406 153,883 1,430,867
2002
737,077 328,109 162,726 118,904 1,346,816
2003
666,534 365,665 209,783 162,913 1,404,895
2004
602,052 634,355 268,410 276,016 1,780,833
2005
588,841 591,627 281,015 451,442 1,912,925
Volume dan Nilai Eksport Komoditas Perikanan Menurut Komoditas Utama, 2003-2007
Rincian - Item 2003 Volume-Volume (Ton) Udang - Shrimp Tuna, Cakalang, Tongkol Tuna, Skipjack, Little Mutiara - Pearl Rumput Laut-Seaweed Lainnya-Others 857.783 138.588 117.092 12 40.162 561.929 2004 902.358 142.098 94.221 2 51.011 615.027 Tahun - Year 2005 857.782 515.616 90.589 13 69.264 546.299 2006 926.478 169.329 91.822 18 95.588 569.720 2007**) 480.281 92.647 62.571 11 50.637 274.415 Kenaikan Rata-rata (%) Increasing Average 2003-2007 -9.97 -6.09 -13.47 147.00 13.44 -12.32 2006-2007 -48.16 -45.29 -31.86 -40.36 -47.03 -51.83
Nilai-Value (US $ 1 000) Udang - Shrimp Tuna, Cakalang, Tongkol Tuna, Skipjack, Little Mutiara - Pearl Rumput Laut-Seaweed Lainnya-Others
Sumber : BPS, diolah oleh Ditjen P2HP keterangan : **) Angka Sementara s/d Bulan Juli 2007 Prelimary Figures until July 2007
2003 Volume Produksi Production Volume Perikanan Tangkap Captured Fisheries Sub Jumlah Perikanan Laut Marine Fisheries Perairan Umum Inland Openwaters Fisheries 5 915 988 4 691 796 4 383 103 308 693
Sub Jumlah
Budidaya Laut Mariculture Tambak Brackishwater Pond Kolam Freshwater Pond Karamba - Cage Jaring Apung Floating Cage Net Sawah Paddy Field
1 224 192
249 242 501 977 281 262 40 304 57 628 93 779
1 468 610
420 919 559 612 286 182 53 695 62 371 85 831
2 163 674
890 074 643 975 331 962 67 889 109 421 150 353
2 862 596
1 365 918 629 610 381 946 56 200 143 251 105 671
3 088 800
1 572 700 724 900 439 800 64 700 165 000 121 700
26.60
62.23 9.87 11.99 14.39 32.44 8.68
15.14
15.14 15.13 15.15 15.12 15.18 15.17
++++
Laut Jawa
++++
++++
++
++++
++++
++++
++
++
++
+++
+++
+++
Laut Banda
++
++
Laut Arafura
++
++++
Samudra Hindia
++
+++
+++
++
ATURAN INTERNASIONAL
1982 UNCLOS-82 (United Nations Convention on The Law of The Sea-82) tentang : pembagian pengelolaan perikanan pada Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan laut
lepas
1993
UN-FAO Compliance Agreement tentang : mengkonsolidasikan dan mengembangkan sejumlah ketentuan UNCLOS 1982 secara lebih rinci yang berkaitan dengan konservasi perikanan Fishing Vessel on the High Seas
1995
UNIA-95 (United Nations Implementation Agreement-95). Juga disebut sebagai UNFSA-95 (UN Fish Stock Agreement-95) tentang: persetujuan multilateral yang
mengikat para pihak dalam masalah konservasi dan pengelolaan jenis-jenis ikan yang beruaya terbatas dan jenis-jenis ikan yang beruaya jauh, sebagai pelaksanaan dari Pasal 63 dan 64 UNCLOS 1982
1995
2001
2. CCSBT
Khusus mengelola Tuna sirip biru selatan (SBT)di seluruh habitatnya. Sebagian besar di Samudra Hindia.
3. WCPFC
Wilayah kewenangan dan konservasi : Samudera Pasifik bagian Barat dan Tengah dengan batas bujur 150o B ke barat
Wilayah kewenangan dan konservasi : Samudera Atlantik
4. ICCAT
International Commission for the Conservation of Atlantic Tunas Inter-American Tropical Tuna Commission
5. IATTC
Wilayah kewenangan dan konservasi : Samudera Pasifik bagian Timur sejak batas bujur 150o B ke timur
* = kebutuhan ikan setiap orang pada tahun 2 01 0-2 02 5 sek itar 2 7 kg /orang /tahun (T ahun 2 005 m asih sek itar 2 1 kg /orang /tahun) * * = D ata proy eksi penduduk Indonesia 2 000-2 02 5
3,900,000
3,700,000 3,500,000 3,300,000 3,100,000 2,900,000 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap
Rata-rata pertumbuhan produksi perikanan periode 19942004 adalah 3,84 persen pertahun
Sumber : Suhana, 2007
Others
Permasalahan Internasional
Keanggotaan Indonesia dalam RFMO (Regional Fishing Management Organization)
Berdasarkan ketentuan FAO (UNIA-95/Fish Stock Agreement-95) dinyatakan bahwa hanya negara-negara yang menjadi anggota RFMO saja yang memiliki hak akses untuk memanfaatkan SDI di laut lepas. Indonesia yang masih belum menjadi anggota dari CCSBT menyebabkan: pelarangan produk Southern Bluefin Tuna (SBT) dari Indonesia dalam perdagangan Internasional sejak Juli 2005 Keanggotaan Indonesia dalam RFMO merupakan keharusan karena kita mempunyai kepentingan di laut lepas.
Trade Barriers
Tariff Barrier ---------Kuota dan Tarif Bea Masuk oleh Negara pengimpor. Biasanya berbeda-beda setiap negara. Adanya diskriminasi dalam pengenaan tariff tersebut kepada produk dari Indonesia Non Tariff Barrier --- Konsep standard Internasional untuk food safety dirumuskan oleh Codex Alimentarius Comm., HACCP untuk mengaplikasi SPS (Sanitary and Phytosanitary Agreement). Selain itu, ada Technical Barrier untuk penetapan regulasi kesehatan yang biasanya berbeda-beda criteria dan ambang batasnya untuk tiap-tiap negara. Administrative Barrier ----- Health Certificate dan Ecolabelling (ramah lingkungan)
Semua ini berdampak pada ongkos produksi dan sangat membebani pengusaha.
Untuk menjaga sustainability industri perikanan tangkap, perlu kesungguhan dari berbagai pihak untuk mematuhi semua ketentuan yang terkait dengan Responsible Fisheries
Perlu segera dicari solusi yang tepat untuk mengurangi tekanan biaya operasi penangkapan ikan akibat kenaikan harga BBM yang sangat tinggi.
TERIMA KASIH