DISUSUN OLEH :
030.15.136
PEMBIMBING :
JAKARTA, 2020
1
Tempat: Wilayah Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali
Puskesmas Rendang
I. Geografi
Geografi Indonesia didominasi oleh gunung api yang terbentuk akibat zona
subduksi antara lempeng eurasia dan lempeng Indo-Australia. Berdasarkan relief dan
topografi, di tengah-tengah Pulau Bali terbentang pegunungan yang memanjang dari
barat ke timur dan di antara pegunungan tersebut terdapat gugusan gunung berapi yaitu
Gunung Batur dan Gunung Agung serta gunung yang tidak berapi, yaitu Gunung
Merbuk, Gunung Patas dan Gunung Seraya. Gunung Agung adalah titik tertinggi di Bali
setinggi 3.148 m. Gunung berapi ini terakhir meletus pada Maret 1963. Kemiringan lahan
Pulau Bali terdiri dari lahan datar (0-2%) seluas 122.652 ha, lahan bergelombang (2-
15%) seluas 118.339 ha, lahan curam (15-40%) seluas 190.486 ha dan lahan sangat
curam (>40%) seluas 132.189 ha. Luas wilayah Provinsi Bali adalah 5.636,66 km2 atau
0,29% luas wilayah Republik Indonesia. Secara administratif Provinsi Bali terbagi atas 9
kabupaten/kota, 55 kecamatan dan 701 desa/kelurahan. Secara demografi, penduduk
Pulau Bali kira-kira sejumlah 4 juta jiwa lebih, dengan mayoritas 92,3% menganut agama
Hindu.
2
wilayah pegunungan yang beriklim dingin. sebagian besar lahan merupakan lahan
pertanian.
II. HAZARD
Gunung Agung adalah salah satu gunung berapi di Indonesia dimana letaknya
berada di pulau Bali. Gunung Agung memiliki ketinggian 3.142 mdpl yang letaknya di
Kecamatan Rendang , Kabupaten Karangasem Bali. Gunung Agung adalah gunung
berapi tipe stratovolcano, gunung ini memiliki kawah yang sangat besar dan sangat dalam
yang kadang-kadang mengeluarkan asap dan uap air. Dari Pura Besakih gunung ini
nampak dengan kerucut runcing sempurna, tetapi sebenarnya puncak gunung ini
memanjang dan berakhir pada kawah yang melingkar dan lebar.
III. Vulnerability
Fisik
Lokasi perumahan warga yang dekat dengan lereng gunung Agung yang merupakan
lokasi yang berbahaya, terdapat bangunan yang sudah mulai rapuh. Selain itu terdapat
juga lansia dan anak – anak.
Teknologi
Teknologi komunikasi antar masyarakat tergolong baik untuk memperingatkan adanya
tanda bahaya gunung meletus.
3
IV. Capacity
V. Disaster Management
Penanggulangan bencana gunung berapi tidak hanya terpusat di kawasan gunung
berapi, tetapi juga masyarakat yang ada di sekitar kawasan gunung berapi yang kadang
sulit untuk dievakuasi. Alasannya selain keterikatan dengan tempat tinggal dan lahan
pertanian, juga karena adanya kepercayaan terhadap gunung berapi. Penanganan bencana
letusan gunung berapi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu persiapan sebelum terjadi
letusan, saat terjadi letusan dan setelah terjadi letusan.
A. Pra bencana
4
6. Membuat perencanaan penanganan bencana Mempersiapkan jalur dan tempat
pengungsian yang sudah siap dengan bahan kebutuhan dasar (air, jamban, makanan,
pertolongan pertama) jika diperlukan
7. Mempersiapkan kebutuhan dasar dan dokumen penting
8. Memantau informasi yang diberikan oleh Pos Pengamatan gunung api (dikoordinasi oleh
Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi). Pos pengamatan gunung api
biasanya mengkomunikasikan perkembangan status gunung api lewat radio komunikasi
1. Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah, aliran sungai kering dan
daerah aliran lahar Hindari tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan
2. Masuk ruang lindung darurat bila terjadi awan panas
3. Siapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan Kenakan pakaian yang bisa melindungi
tubuh, seperti baju lengan panjang, celana panjang, topi dan lainnya
4. Melindungi mata dari debu, bila ada gunakan pelindung mata seperti kacamata renang
atau apapun yang bisa mencegah masuknya debu ke dalam mata Jangan memakai lensa
kontak
5. Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung
6. Saat turunnya abu gunung usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan
C. Pasca Letusan