Anda di halaman 1dari 5

TUGAS DISASTER PLAN

ERUPSI GUNUNG AGUNG

DISUSUN OLEH :

Ni Luh Made Atia Kornita Sari

030.15.136

PEMBIMBING :

Dr. Gita Tarigan, MPH

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PERIODE 27 JULI – 22 AGUSTUS 2020

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA, 2020

1
Tempat: Wilayah Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali
Puskesmas Rendang

I. Geografi

Geografi Indonesia didominasi oleh gunung api yang terbentuk akibat zona
subduksi antara lempeng eurasia dan lempeng Indo-Australia. Berdasarkan relief dan
topografi, di tengah-tengah Pulau Bali terbentang pegunungan yang memanjang dari
barat ke timur dan di antara pegunungan tersebut terdapat gugusan gunung berapi yaitu
Gunung Batur dan Gunung Agung serta gunung yang tidak berapi, yaitu Gunung
Merbuk, Gunung Patas dan Gunung Seraya. Gunung Agung adalah titik tertinggi di Bali
setinggi 3.148 m. Gunung berapi ini terakhir meletus pada Maret 1963. Kemiringan lahan
Pulau Bali terdiri dari lahan datar (0-2%) seluas 122.652 ha, lahan bergelombang (2-
15%) seluas 118.339 ha, lahan curam (15-40%) seluas 190.486 ha dan lahan sangat
curam (>40%) seluas 132.189 ha. Luas wilayah Provinsi Bali adalah 5.636,66 km2 atau
0,29% luas wilayah Republik Indonesia. Secara administratif Provinsi Bali terbagi atas 9
kabupaten/kota, 55 kecamatan dan 701 desa/kelurahan. Secara demografi, penduduk
Pulau Bali kira-kira sejumlah 4 juta jiwa lebih, dengan mayoritas 92,3% menganut agama
Hindu.

Luas Wilayah Kecamatan Rendang sendiri adalah 109,70 Km2. Batas-batas


wilayah sebagai berikut:

o Sebelah Utara : Kabupaten Bangli

o Sebelah Selatan : Kabupaten Klungkung

o SebelahTimur : Kecamatan Selat

o Sebelah Barat : Kabupaten Bangli

Jumlah Penduduk Kecamatan Rendang berdasarkan hasil proyeksi penduduk


tahun 2018 berjumlah 41.609 jiwa. Kepadatan penduduk di wilayah kerja Puskesmas
Rendang pada tahun 2018 adalah 360 per Km2. Wilayah Kecamatan Rendang merupakan

2
wilayah pegunungan yang beriklim dingin. sebagian besar lahan merupakan lahan
pertanian.

II. HAZARD

Gunung Agung adalah salah satu gunung berapi di Indonesia dimana letaknya
berada di pulau Bali. Gunung Agung memiliki ketinggian 3.142 mdpl yang letaknya di
Kecamatan Rendang , Kabupaten Karangasem Bali. Gunung Agung adalah gunung
berapi tipe stratovolcano, gunung ini memiliki kawah yang sangat besar dan sangat dalam
yang kadang-kadang mengeluarkan asap dan uap air. Dari Pura Besakih gunung ini
nampak dengan kerucut runcing sempurna, tetapi sebenarnya puncak gunung ini
memanjang dan berakhir pada kawah yang melingkar dan lebar.

III. Vulnerability

 Fisik
Lokasi perumahan warga yang dekat dengan lereng gunung Agung yang merupakan
lokasi yang berbahaya, terdapat bangunan yang sudah mulai rapuh. Selain itu terdapat
juga lansia dan anak – anak.

 Sosial, Ekonomi, Pendidikan


Kondisi fisik dan sarana prasarana pendidikan di sekolah-sekolah sudah cukup baik.
Sehingga sudah banyak masyarakat yang memilik usaha yang maju di daerah kabupaten
tersebut. Murid taman kanak-kanak di Kabupaten Karang Asem sebanyak 3.313 orang,
Murid SD berjumlah 49.052 orang, Murid SLTP berjumlah 17.488 orang dan murid SMA
berjumlah 610 orang.

 Teknologi
Teknologi komunikasi antar masyarakat tergolong baik untuk memperingatkan adanya
tanda bahaya gunung meletus.

3
IV. Capacity

Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Rendang sendiri sebanyak 67 orang dan


tenaga non kesehatan sebanyak 20 orang. Di Kecamatan Rendang terdapat 1 (satu)
Puskesmas Kecamatan yang terletak di Desa Menanga, di masing-masing desa terdapat 1
puskesmas Pembantu dan 4 Poskesdes. Di masing-masing dusun terdapat sarana
Posyandu yang seluruhnya berjumlah 62 Posyandu untuk seluruh Kecamatan Rendang

V. Disaster Management
Penanggulangan bencana gunung berapi tidak hanya terpusat di kawasan gunung
berapi, tetapi juga masyarakat yang ada di sekitar kawasan gunung berapi yang kadang
sulit untuk dievakuasi. Alasannya selain keterikatan dengan tempat tinggal dan lahan
pertanian, juga karena adanya kepercayaan terhadap gunung berapi. Penanganan bencana
letusan gunung berapi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu persiapan sebelum terjadi
letusan, saat terjadi letusan dan setelah terjadi letusan.

A. Pra bencana

Hal pertama dari proses kesiapsiagaan adalah memberi pengetahuan mengenai


alam di sekitar kita, baik dari sisi keunggulannya maupun tantangannya. Hal kedua
adalah memberikan penyuluhan mengenai letusan gunung merapi dan pelatihan atau
simulasi jika terjadi kembali letusan gunung merapi serta persiapan dan latihan
menyelamatkan diri (survival) dalam keadaan darurat. Edukasi pada tahap ini meliputi
hal-hal berikut di bawah.

1. Mengenali tanda-tanda bencana, karakter gunung dan ancaman-ancamannya


2. Membuat peta ancaman, mengenali daerah ancaman, daerah aman
3. Membuat sistem peringatan dini
4. Mengembangkan Radio komunitas untuk penyebarluasan informasi status gunung api
5. Mencermati dan memahami Peta Kawasan Rawan gunung api yang diterbitkan oleh
instansi berwenang

4
6. Membuat perencanaan penanganan bencana Mempersiapkan jalur dan tempat
pengungsian yang sudah siap dengan bahan kebutuhan dasar (air, jamban, makanan,
pertolongan pertama) jika diperlukan
7. Mempersiapkan kebutuhan dasar dan dokumen penting
8. Memantau informasi yang diberikan oleh Pos Pengamatan gunung api (dikoordinasi oleh
Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi). Pos pengamatan gunung api
biasanya mengkomunikasikan perkembangan status gunung api lewat radio komunikasi

B. Saat terjadi letusan

1. Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah, aliran sungai kering dan
daerah aliran lahar Hindari tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan
2. Masuk ruang lindung darurat bila terjadi awan panas
3. Siapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan Kenakan pakaian yang bisa melindungi
tubuh, seperti baju lengan panjang, celana panjang, topi dan lainnya
4. Melindungi mata dari debu, bila ada gunakan pelindung mata seperti kacamata renang
atau apapun yang bisa mencegah masuknya debu ke dalam mata Jangan memakai lensa
kontak
5. Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung
6. Saat turunnya abu gunung usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan

C. Pasca Letusan

Setelah terjadi letusan maka yang harus dilakukan adalah :


1. Jauhi wilayah yang terkena hujan abu
2. Bersihkan atap dari timbunan abu karena beratnya bisa merusak atau meruntuhkan atap
bangunan
3. Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin
motor, rem, persneling dan pengapian.

Anda mungkin juga menyukai