PENDAHULUAN
1
TR), gangguan psikotik terbagi didefinisikan sebagai delusi yang muncul
pada seorang individu yang mempunyai konteks hubungan yang sangat dekat
dengan seseorang atau beberapa orang lain yang telah memiliki delusi dan isi
delusi yang dimilikinya serupa dengan delusi yang dimiliki seseorang atau
beberapa orang yang telah memiliki delusi tersebut. Ini merupakan sindrom
yang jarang terjadi dan umumnya delusi akan hilang saat terjadi separasi.
Sebagian besar pasien merupakan anggota dari satu keluarga yang sama. 5
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.1.2 EPIDEMIOLOGI
Belum ada data statistik pasti untuk insidensi maupun prevalensi dari
gangguan psikotik terbagi, literatur yang ada hampir semuanya berupa laporan
kasus, dimana total kasus yang dilaporkan sampai tahun 2002 kurang dari 300
kasus. Umumnya diagnosis pada kasus primer (individu yang pertama kali
mengalami psikosis) adalah skizofrenia, meskipun diagnosis lainnya juga bisa
dijumpai seperti gangguan waham atau gangguan mood dengan gejala psikotik. 7
Sekitar 95% kasus muncul dalam anggota dari keluarga yang sama, dan
lebih dari 70% muncul di antara suami dan istri, ibu dan anak, dan dua saudara
perempuan. Insidensi pada pasangan yang sudah menikah sama dengan pada
saudara kandung. Hampir 75% delusi yang terjadi adalah tipe persekutorik. 8
2.1.3 ETIOLOGI
Dengan fakta bahwa predisposisi kasus terjadi di dalam satu keluarga,
teori mengenai etiologi dari gangguan psikotik terbagi ini dikaji dari perspektif
psikososial. Diperkirakan 55% kasus sekunder (individu sekunder) memiliki
hubungan keluarga derajat pertama dengan kasus primer. Ada beberapa variabel
yang memiliki pengaruh besar terhadap terjadinya gangguan psikotik terbagi.
Sebagai contoh, isolasi keluarga, kedekatan hubungan dengan individu kasus
primer, lamanya hubungan telah berlangsung, dan keberadaan faktor dominan dan
submisif di dalam hubungan tersebut. 9
Usia tua, tingkat intelegensia yang rendah, gangguan sensori, penyakit
cerebrovascular, dan penyalahgunaan alkohol adalah faktor yang berhubungan
dengan gangguan psikotik terbagi. Predisposisi genetik terhadap psikosis idiopatik
juga merupakan faktor resiko yang mungkin berhubungan. 6
4
adalah waham persekutorik; kasus primer), lalu diikuti oleh individu lain yang
kemudian memiliki waham yang serupa. 2,3
Pada tahun 1942, Gralnick membuat klasifikasi dari gangguan psikotik
terbagi, yang meliputi: 8
a. Subtipe A (folie imposée)
Delusi pada kasus primer ditularkan kepada orang lain yang waras secara
mental. Kedua individu berhubungan secara intim, dan delusi dari penerima
menghilang setelah dipisahkan. Pemeriksaan status mental keduanya
menunjukkan pemikiran delusional, terganggunya judgement dan insight, atensi
dan konsentrasi yang buruk, dan afek yang mungkin atau tidak terpengaruh.
b. Subtipe B (folie simultanée)
Munculnya psikosis yang identik secara simultan pada 2 individu yang
berhubungan secara intim dan memiliki predisposisi morbid. Pemeriksaan status
mental pada individu yang terlibat akan menunjukkan gejala paranoid, insight
yang buruk, gangguan proses pikir dalam kasus ekstrim.
c. Subtipe C (folie communiquée)
Individu sekunder mengalami psikosis setelah resistensi yang lama dan tetap
mengalami gejala psikosis meski telah dipisahkan dengan individu primer.
Pemeriksaan status mental pasien mungkin menunjukkan hypervigilance,
pemikiran obsesif, suka merenung, ruminasi, ansietas, dan kemampuan
berlogika yang buruk.
d. Subtipe D (folie induite)
Delusi baru diadopsi oleh individu dengan psikosis yang berada di bawah
pengaruh dari individu lain dengan psikosis. Pemeriksaan status mental juga
serupa dengan pasien psikotik, paranoid, kemampuan berlogika, judgement, dan
insight yang buruk. Berkurangnya kontak mata, mannerisme yang aneh, dan
pemikiran magis mungkin dijumpai dalam pemeriksaan. 8
5
2.1.5 PEDOMAN DIAGNOSTIK
Menurut Pedoman dan Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa Edisi III
(PPDGJ-III), pedoman diagnostik untuk gangguan psikotik terbagi (di dalam
PPDGJ-III disebut gangguan waham induksi), yaitu: 2
Diagnosis gangguan waham karena induksi harus dibuat hanya jika:
(a) dua orang atau lebih mengalami waham atau sistem waham yang sama,
dan saling mendukung dalam keyakinan waham itu;
(b) mereka mempunyai hubungan dekat yang tidak lazim dalam bentuk
seperti diuraikan di atas;
(c) ada bukti dalam kaitan waktu atau konteks lainnya bahwa waham tersebut
diinduksi pada anggota yang pasif dari suatu pasangan atau kelompok
melalui kontak dengan anggota yang aktif (hanya satu orang anggota aktif
yang menderita gangguan psikotik yang sesungguhnya, waham diinduksi
pada anggota pasif, dan biasanya waham tersebut menghilang bila mereka
dipisahkan); 2
Jika ada alasan untuk percaya bahwa dua orang yang tinggal bersama
mempunyai gangguan psikotik yang terpisah maka tidak satupun di antaranya
boleh dimasukkan dalam kode diagnosis ini, walaumpun beberapa diantara
waham-waham itu diyakini bersama 2
Kriteria gangguan psikotik terbagi (Shared Psychotic Disorder)
dalam DSM-IV TR adalah: 10
A. Sebuah delusi muncul pada individu yang secara konteks dalam hubungan
yang dekat dengan individu lain, yang telah memiliki delusi.
B. Delusi mirip secara konten dengan delusi yang dimiliki individu yang telah
memiliki delusi tersebut.
C. Gangguan tersebut tidak lebih baik dikelompokkan pada gangguan psikotik
lain (seperti Skizofrenia) atau gangguan mood dengan gejala psikotik dan
tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari suatu zat (seperti
penyalahgunaan obat-obatan, pengobatan) atau kondisi medis umum.
Namun, pada kriteria DSM 5 yang terbaru, diagnosis gangguan psikotik
terbagi tidak lagi menjadi diagnosis terpisah, namun digolongkan dalam gangguan
waham; gangguan selain spektrum skizofrenia dan gangguan psikotik lainnya
6
dengan nama diagnosis Delusional symptoms in partner of individual with
delusional disorder, dengan kriteria diagnosis: Dalam konteks hubungan, materi
delusi dari partner dominan menjadi konten untuk delusi/waham individu yang
mungkin tidak sepenuhnya memenuhi kriteria untuk gangguan waham. 3
2.1.7 TERAPI
Pada umumnya, terapi pasien dengan gangguan psikotik terbagi meliputi
separasi antara individu yang terlibat (physical separation), pengobatan
antipsikotik, dan psikoterapi. 12
Langkah awal dalam terapi adalah pemisahan temporer individu yang
terlibat dari sumber delusi (partner dominan). Langkah ini tidak hanya bersifat
terapeutik, namun juga merupakan langkah diagnostik jika terbukti adanya
penurunan waham dan preokupasi. Pasien mungkin memerlukan dukungan yang
lebih untuk kompensasi akan kehilangan partner dominan tersebut. Pasien dengan
gangguan psikotik terbagi dengan demikian harus diobservasi dengan cermat
untuk remisi gejala delusinya. 11,12
Selanjutnya, pengobatan antipsikotik harus diberikan pada individu
primer dan pada individu sekunder diberikan jika gejala waham terus menetap
dalam 1-2 minggu. Standar pengobatan untuk gangguan psikotik terbagi
mencakup penggunaan 2 agen. Agen neuroleptik atipikal terbaru merupakan
pilihan pertama untuk spektrum penyakit ini. Antikonvulsan generasi terbaru juga
efektif. Aripiprazole dan quetiapine sangat efektif dalam kasus ini. Dosis inisiasi
aripiprazole adalah 5-10 mg per oral 4 kali sehari dengan peningkatan titrasi 5-10
mg per oral selama 3-5 hari hingga dosis 25-60 mg per oral 4 kali sehari tercapai,
gejala psikosis harusnya telah membaik. Quetiapine dimulai pada dosis 25-50 mg
per oral 2 kali sehari dan ditingkatkan 50 mg per oral 2 kali sehari setiap 3 hari
7
sampai gejala berkurang. Dosis maintenance 200-600 mg dengan mudah dapat
dicapai. 12
Psikoterapi dengan anggota keluarga pasien yang tidak delusional harus
segera dilakukan, dam psikoterapi terhadap pasien yang terlibat gangguan psikotik
terbagi dapat dimulai setelahnya. 12
2.1.8 PROGNOSIS
Faktor prognostik dalam kasus gangguan psikotik terbagi rumit untuk dijelaskan
sebab dalam banyak penelitian terjadi lost to follow up. 13
8
BAB III
KESIMPULAN
9
DAFTAR PUSTAKA
10
11. Manschreck TC. Delusional Disorder and Shared Psychotic Disorder.
2015. Available online from:
https://www.researchgate.net/publication/265182420 (Accessed: 25 May
2018).
12. Sharon I. Shared Psychotic Disorder. 2016. Available online from:
https://emedicine.medscape.com/article/293107 (Accessed: 25 May 2018)
13. Haqqi S, Ali N. Folie a deux: a case report. F1000Research. 2012, 1(18):4.
11