Anda di halaman 1dari 74

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Asuhan Keperawatan Masa Nifas Dengan Senam Nifas


Pada Ibu Pasca Persalinan
di Wilayah kerja Puskesmas pagesangan
Tahun 2021

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Mata Kuliah KTI Pada
Program Pendidikan Diploma III (D.III) Keperawatan Mataram
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Mataram
Tahun Akademik 2020/2021

OLEH :
NURUNNISWATI
NIM. P07120118032

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN MATARAM PRODI DIII KEPERAWATAN
TAHUN 2021

1
LEMBAR JUDUL

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH


Asuhan Keperawatan Masa Nifas Dengan Senam Nifas
Pada Ibu Pasca Persalinan
di Wilayah kerja Puskesmas pagesangan
Tahun 2021

Diajukan Sebagai Syarat untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Karya Tulis Ilmiah
Program Studi Diploma III (D.III) Keperawatan Mataram
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Mataram
Tahun Akademik 2020/2021

OLEH :
NURUNNISWATI
NIM.P07120118032

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III (D.III) KEPERAWATAN MATARAM
TAHUN 2021

2
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Nurunniswati

NIM : P07120118032

Program studi : DIII Keperawatan Mataram

Institusi : Politeknik Kesehatan Mataram Kementrian Kesehatan RI

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya tulis ilmiah yang saya tulis ini adalah

benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan pengambil alih

tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya

sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan karya tulisan ini hasil

jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Mataram, Januari 2021

Pembuat Pernyataan

Nurunniswati
P07120118032

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dewi Purnamawati, M.kep 3 Lale Wisnu Andrayani, M. Kep


NIP. 197108071998032003 NIP. 198003282001122002
. LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh Nurunniswati NIM. P07120118032 dengan judul

“Asuhan Keperawatan Masa Nifas dengan Senam Nifas pada Ibu Pasca Persalinan di

Wilayah Kerja Puskesmas Pagesangan Tahun 2021” telah diperiksa dan mendapatkan

persetujuan untuk diujikan di depan tim penguji Politeknik Kesehatan Kemenkes

Mataram Jurusan Keperawatan Program Studi D.III Keperawatan Mataram Tahun

Akademik 2020/2021.

Mataram, Januari 2021

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Lale Wisnu Andrayani, M. Kep


Dewi Purnamawatid, M.kep NIP. 198003282001122002
NIP. 197108071998032003

4
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh NURUNNISWATI NIM. P07120118032 dengan

judul “Asuhan Keperawatan Masa Nifas dengan Senam Nifas pada Ibu Pasca

Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Pagesangan ” telah dipertahankan di depan

dewan penguji pada tanggal :

Dewan Penguji
Penguji Ketua Anggota Penguji I Anggota Penguji II

Lale Wisnu Andrayani. M, Kep.


H. Awan Dramawan, S.Pd., M.Kes. Dewi Purnamawati. M, Kep.
NIP. 198003282001122002
NIP.196402081984011001 NIP.197108071998032003

Mengetahui,
Ketua Jurusan Keperawatan,

Rusmini, S.Kep.Ns., MM
NIP. 197010161989032001

5
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

melimpahkan segala berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan

Keperawatan Masa Nifas Dengan Senam Nifas Pada Ibu Pasca

Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Pagesangan Tahun 2021” ini

dengan tepat waktu. Proposal ini bertujuan sebagai bahan acuan penelitian dan

pembuatan Karya Tulis Ilmiah yang merupakan syarat untuk menyelesaikan

studi pada program D.III Keperawatan di Politeknik Kesehatan Kemenkes

Mataram. Penyelesaian Proposal Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari

bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu perkenankan penulis

menyampaikan rasa hormat dan ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak H. Awan Dramawan, S. Pd., M. Kes. selaku Direktur Politeknik

Kesehatan Kemenkes Mataram dan selaku penguji utama.

2. Ibu Rusmini, S. Kep., Ns., MM. selaku Ketua Jurusan Keperawatan di

Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram.

3. Bapak H. Moh Arip, S. Kp, M. Kes. selaku Ketua Program Studi D.III

Keperawatan Mataram.

4. Ibu Dewi Purnamawati, M.kep, selaku pembimping utama yang telah

memberikan bimbingan dan motivasi demi kesempurnaan Proposal

Karya Tulis Ilmiah ini.

6
5. Ibu Lale Wisnu Andrayani, M. Kep. selaku pembimbing pendamping

yang telah memberikan bimbingan dan motivasi demi kesempurnaan

Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Dr. Hidayat selaku kepala puskesmas yang telah memberikan ijin

untuk masuk dan mengizinkan untuk melakukan penelitian untuk

melengapi dan meyempurnakan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Dosen-dosen Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes

Mataram yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan selama

menulis menimba ilmu di Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram.

8. Kedua Orang Tua tersayang yaitu bapak Aripin, S.sos dan ibu Johar

Maknun terima kasih atas kasih sayang, do’a, dukungan dan

semangat pengorbanannya, sehingga penulis bisa tetap semangat dan

terus maju dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Saudara tersayang Adek ku Diana Safitri Ramdhani yang yang selalu

memberikan dukungan dan do’a sehingga penulis terus semangat

dalam menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini..

10. Semua keluarga yang selalu memberikan dukungan dan motivasi

sehingga penulis semangat dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

11. Sahabat-sahabatku tersayang Baiq Dwi Fitra. Suci Valentia Ranzani,

Ristika Martha Dewi, Aulia Hamiyatul Fitri, Safira Nabilaturrahmi

Assyifa, Dian Anggraheni, Irdaniati, Zaetun yang telah banyak

7
membantu dan mendukung dalam penulisan Proposal Karya Tulis

Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa Proposal Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari

kata sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran

positif yang bersifat membangun demi kesempurnaan dari Proposal Karya

Tulis Ilmiah ini.

Mataram, Januari 2021

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................................ii
KATA PENGANTAR...............................................................................................iii
DAFTAR ISI..............................................................................................................vi

8
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................ix
BAB 1 PENDAHULUAN ..........................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................5
C. Tujuan Studi Kasus.................................................................................................5
D. Manfaat Studi Kasus...............................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................................7
A. Konsep Asuhan Keperawatan Masa Nifas...............................................................8
B. Konsep Senam Nifas..............................................................................................10
BAB III METODE STUDI KASUS........................................................................46
A. Rancangan Studi Kasus..........................................................................................46
B. Subyek Studi Kasus................................................................................................46
C. Fokus studi.............................................................................................................48
D. Definisi Operasional...............................................................................................48
E. Instrumen Studi Kasus...........................................................................................48
F. Metode Pengumpulan Data....................................................................................49
G. Tempat dan waktu..................................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................53
LAMPIRAN...............................................................................................................55

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Karakteristik lokia

9
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pernapasan Abdomen

Gambar 2.2 Pernapasan Abdomen Campuran dan supine pelpict tilt

Gambar 2.3 Sentuh Lutut

10
Gambar 2.4 Angkat Bokong

Gambar 2.5 Memutar Kedua Lutut

Gambar 2.6 Memutar Satu Lutut

Gambar 2.7 Putar Tungkai

Gambar 2.8 Angkat Lengan

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Penjelasan Untuk Mengikuti Penelitian

Lampiran 2 Lembar Persetujuan (Informed consent)

11
Lampiran 3 Format Pengkajian Keperawatan

Lampiran 4 Standar Operasional Prosedur (SOP) Senam Nifas

Lampiran 5 Lembar observasi skala nyeri ibu nifas

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

12
Senam nifas merupakan sederetan gerakan-gerakan tubuh yang dilakukan

setelah melahirkan bayi, guna memulihkan dan mempertahankan tonus otot,

khususnya yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan. Masa nifas adalah

masa sesudahnya persalinan terhitung dari saat selesai persalinan sampai

pulihnya kembali alat kandungan ke keadaan sebelum hamil dan lamanya masa

nifas kurang lebih 6 minggu (Padila, 2014)

Senam nifas juga bertujuan untuk mengembalikan/meningkatkan organ

reproduksi terutama otot abdomen pada keadaan semula. Dengan kata lain,

membantu relaksasi otot-otot yang menunjang proses kehamilan dan kelahiran

atau memperbaiki regangan otot abdomen/perut setelah hamil. Menguatkan otot

yang telah mendukung isi panggul dan menstabilkan otot spingter, memulihkan

kembali elastisitas dan kekuatan Rahim. Dalam hal ini, termasuk membantu

memulihkan tonus otot yang menunjang kehamilan dan kelahiran (atau

memperbaiki tonus otot pelvis), serta mempercepat involusi. Manfaat melakukan

senam nifas adalah memulihkan kembali kekuatan otot dasar panggul,

mengencangkan otot-otot dinding perut dan perinium, membentuk sikap tubuh

yang baik dan mencegah terjadinya komplikasi. Komplikasi yang dapat dicegah

sedini mungkin dengan melaksanakan senam nifas adalah perdarahan postpartum

(Sukayati, Y, 2009).

Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2018 jumlah ibu

hamil, ibu bersalin, dan nifas terbanyak adalah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa

Tengah, Sumatra Utara, Banten, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, Sumatra Selatan,

13
Riau, dan Lampung. Rata-rata jumlah ibu hamil di Indonesia: 155.622 jiwa rata-

rata jumlah ibu bersalin/nifas di Indonesia: 148.548. Berdasarkan data riskesdas

tahun 2018 proporsi kesehatan ibu membaik proporsi pemeriksaan kehamilan

dari 95,2% menjadi 96,1% proporsi pemeriksaan kehamilan dari 81,3% menjadi

86% dan sama halnya dengan proporsi pelayanan kunjungan nifas lengkap yang

meningkat dari 32,1%nmenjadi 37%.

Berdasarkan Profil Kesehatan NTB pada tahun 2018 diperkirakan jumlah

ibu nifas di Kabupaten Lombok Timur 26,316 Kabupaten Lombok Tengah yaitu

19,643 dan Kota Mataram memasuki jumlahnya 7,768. Berdasarkan data di

puskesmas Pagesangan tahun 2019, presentase jumlah keseluruhan ibu yang

melahirkan sebanyak 79,44%. Kelurahan Pagesangan Barat sebanyak 97,37%,

kelurahan pagesangan 59,30%, kelurahan Pagesangan Timur 89,24%, kelurahan

Pejanggik 69,99%, dan Mataram Timur 73,44%.

Berdasarkan profil puskesmas pejeruk tahun 2019 ibu nifas sebelumnya

tidak pernah diajarkan senam nifas, sehingga peneliti ingin mencoba

mengajarkan ibu nifas senam nifas yang salah satunya bertujuan untuk

menguatkan otot yang telah mendukung isi panggul dan menstabilkan otot

spingter. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan pada bulan

Desember 2020 dengan Teknik wawancara ke pada 5 orang responden yang nifas

di wilayah kerja Puskesmas Pejeruk, diperoleh hasil seluruh responden (100%).

Responden merasakan cemas karena responden takut ada perdarahan yang

14
berlebihan dan responden harus rutin mengontrol sehingga responden tidak

cemas lagi.

Senam nifas memang jarang dilakukan oleh ibu yang melakukan

persalinan. Ada tiga alasan kenapa ibu tidak melakukan senam nifas, diantaranya

karena memang tidak tahu cara melakukan senam nifas, rasa sakit dan kelelahan

yang dirasakan ibu setelah melahirkan, terlalu bahagia dengan kehadiran bayi.

Senam sangatlah mudah, ibu tidak harus melakukan gerakan yang macam-

macam pasca melahirkan, hanya duduk dan bersila. Bila ibu merasa sakit, senam

nifas bisa dilakukan sambil tidur (Yuliarti, 2010).

Latihan otot dasar panggul memberikan manfaat mengembalikan tonus

otot-otot dasar panggul sehingga akan mengembalikan tonus otot yang baik

selama masa nifas, sedangkan latihan otot abdomen akan memberikan stimulus

terhadap otot uterus sehingga meningkatkan tonus otot uterus kembali sebelum

hamil dan akan mempercepat terjadinya involusio uteri dan jika latihan tersebut

tidak dilakukan akan menimbulkan involusio yang tidak baik, sehingga sisa

darah tidak dapat dikeluarkan dan menyebabkan infeksi ditandai dengan

peningkatan suhu tubuh, menimbulkan perdarahan yang abnormal karena

kontraksi uterus yang kurang (Ulfa, 2009)

Salah satu upaya untuk mengembalikan keadaan normal dan

meningkatkan kekuatan otot panggul adalah dengan senam nifas. Senam nifas

merupakan suatu latihan yang dapat dilakukan 24 jam setelah melahirkan dengan

gerakan yang telah disesuaikan dengan kondisi ibu-ibu setelah melahirkan.

15
Senam nifas bermanfaat untuk mempercepat penyembuhan, mencegah timbulnya

komplikasi, memulihkan dan menguatkan otot-otot panggul, otot dasar panggul

dan otot perut (Ambarwati, 2010). kunjungan postpartum juga merupakan salah

satu tindakan kunjungan yang dilakukan ibu nifas ke tenaga kesehatan selama

masa nifas. Namun fenomena yang terjadi di masyarakat kunjungan postpartum

jarang dilakukan sesuai standar, seringkali hanya dua kali atau satu kali

kunjungan selama postpartum, selama tidak ada keluhan pada ibu maupun

bayinya (Menurut Hasanah, 2014)

Pelaksanaan senam nifas harus dilakukan secara bertahap, sistematis, dan

kontinyu. Senam nifas penting sekali dilakukan oleh ibu yang telah melahirkan

untuk mengembalikan kebugaran tubuh pasca persalinan. Melalui latihan secara

teratur, calon ibu diharapkan dapat lebih tenang serta tiap saat persalinan

maupun setelah proses persalinan. Senam nifas sebaiknya dilakukan setelah

kondisi tubuh benar-benar pulih kembali, da tidak ada keluhan-keluhan ataupun

gejala-gejala akibat kehamilan/persalinan yang lalu (Andriyani, dkk, 2013). Otot

perut dan otot panggul merupakan otot penyokong uterus. Tanpa otot tersebut

maka otot uterus akan lemah. Latihan otot perut dan otot panggul dapat

meningkatkan sirkulasi arah sehingga akan meningkatkan oksigen ke jaringan

yaitu jaringan di endometrium (Myles, 009), (Moore, Keith, et al, 2002). Hal ini

didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Pramandari 2014 tentang

pengaruh senam nifas untuk menguatkan otot panggul menunjukkan ada

pengaruh signifikan senam nifas pada ibu postpartum.

16
Berdasarkan latar belakang inilah yang membuat peneliti tertarik

melakukan studi kasus Asuhan Keperawatan Masa Nifas Dengan Senam Nifas

Pada Ibu Pasca Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Pagesangan Tahun 2021

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah asuhan keperawatan masa nifas dengan senam nifas pada ibu

pasca persalinan di wilayah kerja Puskesmas Pagesangan Tahun 2021?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Menerapkan Asuhan keperawatan masa nifas dengan senam nifas pada ibu

pasca persalinan di wilayah kerja Puskesmas Pagesangan.

2. Tujuan Khusus

a. Dapat melaksanakan pengkajian pada ibu pasca persalinan dengam

pemberian senam nifas.

b. Dapat merumuskan diagnosa keperawatan pada ibu pasca persalinan

dengam pemberian senam nifas.

c. Mampu menyusun rencana keperawatan ibu ppasca persalinan dengam

pemberian senam nifas.

d. Mampu melaksanakan tindakan ibu pasca persalinan dengam pemberian

senam nifas.

e. Mampu mengevaluasi asuhan keperawatan ibu pasca persalinan dengam

pemberian senam nifas.

D. Manfaat

17
1. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai pedoman dalam penelitian yang akan dilakukan dan hasilnya nanti

diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan pustaka dalam pengembangan

ilmu pengetahuan guna meningkatkan mutu pendidikan selanjutnya.

2. Manfaat Bagi Institusi Pelayanan

Sebagai dasar masukan bagi tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan

serta Asuhan Keperawatan kepada ibu nifas tentang senam nifas.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan,serta

sebagai bahan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian

khususnya dalam bidang kesehatan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Asuhan Keperawatan Maternitas

1. Asuhan Keperawatan pada Ibu Postpartum

18
Tujuan asuhan keperawatan pada periode postpartum adalah

membantu ibu dan pasagannya selama masa transisi awal mengasuh anak.

Fokus pemberian asuhan keperawatan adalah berfokus pada pemulihan,

kesejahteraan psikologis, dan kemampuan ibu untuk merawat diri sendiri

dan bayi barunya.

a. Pengkajian

1. Review Riwayat Prenatal dan Intrapartum

Pengkajiam awal mulai dengan review riwayat prenatal dan

intranatal meliputi:

o Komplikasi antepartum

o Lamanya proses persalinan dan jenis persalinan

o Lamanya ketuban pecah dini

o Adanya episiotomi dan laserasi perineum

o Respon janin pada saat persalinan dan kondisi bayi baru lahir

(nilai APGAR)

o Pemberian anestesi/ analgesia selama proses persalinan dan

kelahiran

o Medikasi lain yang diterima selama persalinan atau periode

immediate postpartum

o Komplikasi yang terjadi pada periode immediate postpartum

(seperti atonia uteri, retensi plasenta)

19
2. Pengkajian Status Fisiologis Maternal

Banyak perawat merasa berguna menggunakan singkatan

BUBBLE-LE untuk mengingat komponen yang diperlukan

dilakukan dari pengkajian postpartum dan topik mengajar, yaitu

termasuk: Beast (payudara), Uterus (rahim), Bowel (Fungsi usus),

Bladder (kandung kemih), Lochea (lokia), Episiotomy (episiotomy/

perineum), Lower Extremity (Ekstermitas bawah), dan Emotion

(Emosi).

1. Pengkajian Payudara

Mengkaji payudara untuk:

Tanda-tanda pembengkakan, termasuk payudara teraba penuh

sekitar postpartum hari 3 dan 4 yaitu:

o Panas, kemerahan, nyeri dan pembengkakan daerah

payudara, yang bisa mengindikasikan mastitis

Kondisi Nipple apakah putting susu flat, inverted atau

exverted dan menonjol, Latch-on- Teknik klien yang sedang

menyusui juga dikaji. Pada saat menyusui klien harus memakai

pakaian yang nyaman, well-fitted bra (bra yang menyokong).

Instruksikan ibu postpartum untuk mengeluarkan kolostrum

atau susu secara lembut ke nipple dan memungkinkan putting

untuk tetap lembab setelah menyusui pada masing-

20
masing”kondisi” putting susu. Klien dapat mencegah putting

susu kering dengan menghindari memakai sabun saat

membersihkan putting.

2. Pengkajian Uterus

a. Mengkaji fundus (tonus, posisi dan tinggi fundus uteri)

Perawat mengkaji tonus uterus, posisi dan tinggi fundus

uteri dengan melakukan palpasi. Pasien diminta untuk

mengosongkan kandung kemih sebelum pengkajian untuk

akurasi data dan posisi kepala datar dengan posisi supine.

o Pada sekitar satu jam pasca persalinan, fundus teraba

keras (boggy) setinggi umbilicus.

o Fundus uteri terus turun ke panggul sekitar 1 cm atau

satu ruas jari per hari dan harus tidak bisa dipalpasi

(nonpalpable) oleh pemeriksa pada 10 hari pasca

melahirkan.

b) Pengkajian uterus (tonus, posisi dan tinggi)

Pengkajian fungsi gastrointestinal meliputi:

o Inspeksi abdomen: adanya distensi

o Auskultasi bising usus

o Palpasi abdomen: adanya distensi, nyeri tekan, rigiditas

dan diastasis rektus abdominis

21
o Perkusi untuk menentukan ada dan lokasi gas

o Kaji adanya flatus

o Warna dan konsistensi tinja

o Ditanyakan adanya mualdan muntah

Pengkajian dilakukan dua kali sehari sampai fungsi

gastrointestinal normal. Fungsi gastrointestinal bisa

mengalami perlambatan terutama pada ibu yang mengalami

pembedahan (seksio sesarial) dan dilakukan anestesi

c) Pemeriksaan Diastasis Rektus Abdominis

Diastasis rektus abdominis adalah regangan pada otot

rektus abdominis akibat pembesaran uterus. Jika dipalpasi,

regangan ini menyerupai celah memanjang dari prosessus

xiphoideus ke umbilikus sehingga dapat diukur panjang

dan lebarnya. Diastasis ini tidak dapat menyatu kembali

seperti sebelum hamil tetapi dapat mendekat dengan

memotivasi ibu untuk melakukan senam nifas.

d) Fungsi Kandung Kemih

Pengkajian buang air kecil dan fungsi kandung kemih

meliputi:

o Kembalinya buang air kecil, yang harus terjadi dalam

waktu 6 sampai 8 jam setelah melahirkan

22
o Jumlah urin selama kurang lebih 8 jam setelah

melahirkan. Klien harus mengeluarkan minimal 150 mL

setiap kaliberkemih dapat mengindikasikan adanya

retensi urin karena penurunan tonus kandung kemih

pasca bersalin (tanpa adanya preeklamasia atau masalah

kesehatan yang signifikan)

o Tanda dan gejala infeksi saluran kemih (ISK)

o Kandung kemih harus nonpalpable di atas simfisis pubis.

e) Tipe dan Jenis Lokia

Mengkaji lokia selama periode postpartum meliputi:

o Saturasi satu pad penuh lokia dalam waktu kurang dari

satu jam, aliran lokia yang terus menerus, atau adanya

bekuan darah besar adalah indikasi komplikasi yang

serius (misalnya, adanya sisa plasenta, perdarahan)

dan harus diselidiki secepatnya

o Bila terjadi peningkatan jumlah yang signifikan dari

lokia meskipun fundus keras mungkin menunjukkan

adanya luka gores di jalan lahir, yang harus segera di

atasi.

o Lokia berbau busuk biasanya menunjukkan infeksi dan

perlu ditangani sesegera mungkin.

23
o Lochia harus ada perubahan dari lokia rubra ke serosa

ke alba. Setiap perkembangan dari perubahan dapat

dianggap abnormal dan harus dilaporkan.

Tabel 1.1. Karakteristik lokia

Lokia Waktu Warna Ciri-ciri


Rubra 1-3 hari Merah Terdiri dari sel desidua,
kehitaman vemiks caseosa, rambut
lanugo, sisa mekoneum
dan sisa darah
sanginolenta 3-7 hari Putih Sisa darah bercampur
bercampur lendir
merah
serosa 7-14 Kekuningan Lebih sedikit darah dan
hari / kecoklatan lebih banyak serum,
juga terdiri dari leukosit
dan robekan laserasi
plasenta
Alba >14 putih Mengandung leukosit
hari selaput lendir serviks
dan serabut jaringan
yang mati

3. Mengkaji Status Nutrisi

Pengkajian awal status nutrisi pada periode postpartum

didasarkan pada data ibu sebelum hamil dan berat badan saat

hamil, bukti simpanan besi yang memadai (mis. Konjungtiva)

dan riwayat diet yang adekuat atau penampilan.

4. Pengkajian Tingkat Energi dan Kualitas Istirahat

24
Pengkajian tingkat energi dan identifikasi faktor- faktor

yang berkontribusi kelelahan kronik harus dikaji sebelum

pasien pulang. Gardner dan Campbell (1991) mengembangkan

tool pengkajian postpartum yang dapat membantu perawat

mengevaluasi kelelahan ibu.

Perawat harus mengkaji jumlah istirahat dan tidur, dan

menanyakan apa yang dapat dilakukan ibu untuk membantunya

meningkatkan istirahat selama ibu di rumah sakit.

5. Emosi

Emosi merupakan elemen penting dari penilaian

postpartum. Klien postpartum biasanya menunjukkan gejala

dari “baby blus” atau “postpartum blues” ditunjukkan oleh

gejala menangis, lekas arah, dan kadang-kadang insomnia.

Postpartum blues disebabkan oleh banyak faktor, termasuk

fluktasi hormonal, kelelahan fisik, dan penyesuaian peran ibu.

Ini adalah bagian normal dari pengalaman postpartum.

Namun, jika gejala ini berlangsung lebih lama dari beberapa

minggu atau jika klien postpartum menjadi nonfunctional atau

mengungkapkan keinginan untuk menyakiti dirinya sendiri

atau bayinya, klien harus diajari untuk segera melaporkan hal

ini kepada perawat, bidan, atau dokter.

6. Pengkajian lainnya

25
a) Fital Signs

Tanda vital ibu harus dimonitor secara teratur pada

periode early postpartum, utamanya untuk mengkaji

adaptasi kardiovaskuler, fungsi genitourinaria dan untuk

mendeteksi infeksi. Umumnya tanda vital harus diambil

setiap 4 jam untuk 24 jam pertama postpartum dan setiap 8-

12 jam untuk berikutnya. Perubahan yang harus dicatat dan

dilaporkan segera adalah:

o Temperatur: dua kali observasi peningkatan temperatur

diatas 380C setelah 24 jam pertama persalinan

kemungkinan infeksi.

o Pernapasan

 Bradipnea – rata-rata frekuensi napas dibawah 14-16x/

menit bisa diobservasi terjadi pada depresi pernapasan

sehubungan dengan pemberian analgesic narkotik atau

epidural. Narkotika

 Takipnea-rata-rata pernapasan diatas 24x/ menit

diperkirakan kehilangan darah berlebih atau syok

hypovolemia, infeksi dan demam, nyeri atau

perburukan pernapasan sehubungan dengan emboli

paru atau edema paru.

26
o Nadi

 Bradikardi- nadi antara 50-70 kali/menit

dipertimbangkan normal pada periode postpartum

 Takikardi- nadi rata-rata diatas 90-100 kali/ menit

pada istirahat bias mengindikasikan kehilangan darah

berlebih atau syok hopovolemia, demam dan infeksi,

atau nyeri.

o Tekanan Darah

 Hipotensi- penurunan tekanan darah 15-20 mmHg

dibawah level normal mengindikasikan kehilangan

darah berlebih dan syok hopovolemia . Penurunan

tekanan darah bisa terjadi dengan anestesi regional

(epidural), tetapi harus dibalik sebagai pengembalian

fungsi sensorik dan motorik dalam postpartum 1

sampai 2 jam pertama.

 Hipertensi- peningkatan 30 mmHg tekanan sistol atau

15 mmHg tekanan diastile diatas level prahamil atau

diatas 140/90 mmHg diperkirakan preeklamasi

(HDK). Peningkatan tekanan darah mungkin dengan

penggunaan methergine, uterustonika yang diberikan

untuk kontraksi uterus.

27
7. Integritas Neurologi

Perawat mengevaluasi tingkat kesadaran dan fungsi

sensorimotorik selama periode postpartum. Jika ibu menerima

analgesic atau anestesi selama proses persalinan, pengembalian

fungsi sensasi dan motorik adalah bagian integral dari

evaluasi.Keluhan pusing atau kepala terasa melayang pada saat

duduk tegak di tempat tidur atau berdiri mungkin mendahului

episode sinkop (pingsan) sekunder karena hipotensi ortostatik.

Ibu harus dikembalikan pada posisi terlentang dan cek tekanan

darah ortostatik harus dilakukan sebelum ambulasi. Jika

preeklamasi (HDK) telah didiagnosa pada periode antenatal

atau diperkirakan akan terjadi pada periode postpartum, reflex

tendondalam dikaji untuk munculnya irritabilitas SSP.

8. Nyeri

Selama periode postpartum, sangat penting bagi

perawat terus menilai rasa nyeri klien, dengan

mempertimbangkan tingkat nyeri pada semua area tubuh,

termasuk kepala, dada, payudara, punggung, kaki, perut,

uterus, perineum, dan ekstermitas. Posisi selama persalinan

dapat menyebabkan ketidaknyamanan otot, dan sakit kepala

28
dapat menunjukkan hipertensi gestasional. Klien juga harus

dinilai untuk nyeri emosional dan tindakan yang sesuai.

9. Masalah Seksio Sesaria

Klien yang melahirkan dengan seksio sesaria

memerlukan beberapa pengkajian tambahan selama periode

postpartum, termasuk status insisi (sayatan luka operasi), nyeri,

pernapasan paru-paru, dan bising usus.

Insisi seksio sesaria bisa insisi vertical atau horizontal

yang perlu dikaji selama periode postpartum. Metode REEDA

(kemerahan, edema, ecchymosis, discharge, dan perlekatan)

dapat digunakan untuk menilai insisi. Insisi harus rapat dan

tidak ada tanda-tanda dan gejala infeksi, termasuk kemerahan,

edema dan drainase. Harus tidak ada drainase dari insisi. Jika

ada drainase harus sedikit jumlahnya dan tidak berbau busuk.

Penting mengajarkan pada klien untuk memeriksa insisi

setiap hari dengan cermin atau anggota keluarga memonitor

insisi pasien setiap hari. Instruksikan klien untuk segera

melaporkan setiap temuan yang abnormal, seperti hematoma,

drainase abnormal, bau, atau rasa sakit yang sangat layanan

Kesehatan. Perawat juga harus memantau tingkat nyeri pada

klien yang mengalami seksio sesaria. Untuk mengatasi rasa

29
nyeri, klien umumnya mendapatkan obat-obat penghilang rasa

nyeri baik melalui supositoria atau infus.

Pengkajian pada pasie post SC juga harus mencakup

auskultasi suara paru-paru karena depresi pernapasan dan

periode imobilisasi yang lama dapat menyebabkan sekresi

menumpuk di paru-paru, menyebabkan komplikasi lebih

lanjut. Klien dapat diajarkan untuk berubah posisi, batuk, dan

napas dalam dan menggunakan spirometer untuk membantu

membersihkan paru-paru.

10. Kekerasan Intimasi Partner/ Intimate Partner Violence

Tambahan pengkajian khusus dianggap perlu selama

periode postpartum, sangat penting untuk menilai tanda-

tanda dan gejala Kekerasan Intimasi Partner (Intimate

Partner Violence/ IPV), secara umum dikenal sebagai

Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). IPV menyentuh

kehidupan keluarga yang yang tak terhitung jumlahnya

diseluruh dunia, dan pelaksana layanan kesehatan dapat

membantu untuk mengatasi masalah ini.

a) Tanda dan Gejala

IPV adalah pelecehan yang terjadi antara dua orang

yang berada dalam hubungan yang dekat atau intim. Ini

dapat bermanifestasi sebagai kekerasan fisik, verbal/

30
emosional, atau seksual, atau penyalahgunaan ancaman.

Gejala IPV meliputi:

o Sakit kronis

o Migrain

o Depresi

o Kecemasan

o Memar pada berbagai tahap penyembuhan

o Memar menyerupai tali atau sabuk

o Penyakit radang panggul (PID)

o Infeksi saluran kemih (ISK)

Partner dapat menunjukkan perilaku bermusuhan

atau menuntut atau mungkin menolak untuk

meninggalkan sisi klien, Pelaku juga bisa menjawab

atas nama klien dan menemukan cara untuk menjauhkan

klien dari keluarga dan teman-teman.

b) Pengkajian

Dalam mengkaji klien untuk IPV, perawat harus

menyediakan ruang pribadi untuk melakukan

pengkajian dan menjamin kerahasiaan klien. Karena

IPV terjadi antara suami dan istri, pacar dan pacar, dan

anggota keluarga lainnya, perawat harus menghindari

31
pertanyaan seperti “Apakah anda merasa aman di

rmah?” Atau “Apakah ada yang kasar kepada anda?”

Di hadapan orang lain, termasuk anggota keluarga dan

teman-teman.

Selain itu, adalah penting bahwa perawat

mengajukan pertanyaan dengan cara yang tidak

menghakimi karena korban IPV sering takut dan

merasa malu.

b. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang

menjelaskan respon manusia (status Kesehatan atau risiko perubahan

poal) dari individua atau kelompok dimana perawat secara

bertanggung jawab dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi

untuk menjaga status kesehatan, menurunkan gejala/ mengurangi

gejala, membatasi, mencegah dan merubah (Carpenito, 2000)

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien

postpartum menurut Marilyn Doengoes (2001) dan May, Mahmeister

(2005) adalah:

4. Nyeri (akut)/ ketidaknyamanan berhubungan dengan trauma

mekanis, edema/ pembesaran jaringan atau distensi, efek-efek

hormonal.

32
5. Gangguan pemenuhan kebutuhan aktifitas sehari-hari

berhubungan dengan kelemahan tubuh.

6. Risiko tinggi gangguan menyusui/ potensial menyusui

berhubungan dengan tingkat pengetahuan, pengalaman

sebelumnya, usia gestasi bayi, tingkat dukungan, struktur

karakteristik fisik payudara ibu.

7. Risiko tinggi cidera berhubungan dengan biokimia, fungsi

regulator (missal hipotensi ortostatik, terjadinya HDK atau

eklamasia); efek anestesia; tromboembolisme; profil darah

abnormal (anemia, sensivitas rubella, inkompabilitas Rh).

8. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan dan/

atau kerusakan kulit, penurunan Hb prosedur invasive dan/ atau

peningkatan lingkungan, rupture ketuban lama, mal nutrisi.

9. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perdarahan

postpartum.

10. Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan (Retensi)

berhubungan dengan penurunan tonus otot dan sensasi kandung

kemih atau edema uretra dan meatus.

11. Konstipasi klonik berhubungan dengan penurunan motilitas

gastrointestinal.

12. Kelelahan berhubungan dengan partus lama

13. Perubahan pola tidur berhubungan dengan nyeri atau hospitalisasi

33
14. Perubahan pola seksual berhubungan dengan proses penyembuhan

dari persalinan

c. Intervensi Keperawatan

Perencanaan merupakan tahap ketiga dari proses keperawatan

yang meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah,

mengurangi atau mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasi

pada diagnose keperawatan.

Pada beberapa tempat bersalin dan lebih fleksibelnya prosedur

rumah sakit pada beberapa area, ibu postpartum yang sehat dan bayi

baru lahir sehat dapat pulang dalam waktu 24 jam setelah bersalin.

Kriteria pemulangan dini seperti:

o Kehamilan tanpa komplikasi

o Kelahiran dan persalinan tanpa komplikasi

o Tanda- tanda vital dalam batas normal

o Uterus keras dengan jumlah lokia moderate

o Berkemih tanpa kesulitan

o Hemoglobin dan hematokrit dalam batas normal

o Tidak ada mual dan muntah

o Bayi baru lahir sehat

o Interaksi orang tua- bayi positif

34
o Ketersediaan home visit pada hari kelima oleh perawat atau agen

dikomunitas

o Support sistem adekuat

1. Nyeri (akut)/ ketidaknyamanan berhubungan dengan trauma

mekanis, edema/ pembesaran jaringan atau distensi, efek-efek

hormonal.

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan rasa nyeri

teratasi

Kriteria hasil: Mengidentifikasi dan mengunakan intervensi untuk

mengatasi ketidaknyamanan dengan tepat,

mengungkapkan berkurangnya ketidaknyamanan.

2. Risiko tinggi gangguan menyusui/ potensial menyusui

berhubungan dengan tingkat pengetahuan, pengalaman

sebelumnya, usia gestasi bayi, tingkat dukungan, struktur

karakteristik fisik payudara ibu.

Tujuan: setelah dilakukan demonstrasi tentang perawatan

payudara diharapkan tingkat pengetahuan ibu bertambah.

Kriteria Hasil: mengungkapkan pemahaman tentang proses

menyusui, mendomenstrasikan teknik efektif

dari menyusui, menunjukan kepuasan regimen

35
menyusui satu sama lain, dengan bayi

dipuaskan setelah menyusui.

3. Gangguan pemenuhan kebutuhan ADL berhubungan dengan

kelemahan fisik.

Tujuan: Pemenuhan ADL terpenuhi

Kriteria hasil: Klien dapat memenuhi kebutuhannya (mandi,

makan, dan minum)

4. Risiko tinggi cidera berhubungan dengan biokimia, fungsi

regulator (missal hipotensi ortostatik, terjadinya HDK atau

eklamasia); efek anestesia; tromboembolisme; profil darah

abnormal (anemia, sensivitas rubella, inkompabilitas Rh).

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan risiko

cedera teratasi.

Kriteria hasil: Mendomenstrasikan perilaku untuk menurunkan

faktor-faktor risiko/ melindungi diri dan bebas

dari komplikasi.

5. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan dan/

atau kerusakan kulit, penurunan Hb prosedur invasive dan/ atau

peningkatan lingkungan, rupture ketuban lama, mal nutrisi.

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan

infeksi tidak terjadi.

36
Kriteria hasil: mendemonstrasikan teknik-teknik untuk

menurunkan risiko/ meningkatkan penyembuhan,

menunjukan luka yang bebas dari drainase purulent

dan bebas dari infeksi, tidak febris, dan mempunyai

aliran lokial dan karakter normal.

d. Implementasi Keperawatan

Merupakan proses keperawatan yang mengikuti rumusan dari

rencana keperawatan. Pelaksanaan keperawatan mencakup melakukan,

membantu, memberikan asuhan keperawatan untuk mencapai tujuan

yang berpusat pada klien, mencatat serta melakukan pertukaran

informasi yang releven dengan perawatan Kesehatan berkelanjutan

dari klien.

Proses pelaksanaan keperawatan mempunyai lima tahap, yaitu:

1. Mengkaji ulang klien

Fase pengkajian ulang terhadap komponen implementasi

memberikan mekanisme bagi perawat untuk menentukan apakah

tindakan keperawatan yang diusulkan masih sesuai.

2. Menelaah dan modifikasi rencana asuhan keperawatan yang ada

modifikasi rencana asuhan yang telah ada mencakup beberapa

langkah. Pertama, data dalam kolom pengkajian direvisi sehingga

mencerminkan status Kesehatan terbuka klien. Kedua, diagnosa

37
keperawatan yang tidak relevan dihapuskan, dan diagnose

keperawatan yang terbaru ditambah dan diberi tanggal. Ketiga,

metode implementasi spesifik direvisi untuk menghubungkan

dengan diagnosa keperawatan yang baru dan tujuan klien yang

baru.

3. Mengidentifikasi bantuan

Situasi yang membutuhkan tambahan tenaga beragam. Sebagai

contoh, perawat yang ditugaskan untuk merawat klien imobilisasi

mungkin membutuhkan tambahan tenaga untuk membantu

membalik, memindahkan, dan mengubah posisi klien karena

melibatkan kerja fisik.

4. Mengimplementasikan intervensi keperawatan

Berikut metode untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan:

a) Membantu dalam melakukan aktivitas sehari-hari

b) Mengonsulkan dan menyuluhkan pasien dan keluarga.

c) Mengawasi dan mengevaluasi kerja anggota staf lainnya.

(Potter, 2005)

e. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara

hasil implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan

untuk melihat keberhasilannya.

38
Evaluasi disusun dengan mengunakan SOAP yang operasional

dengan pengertian:

S: adalah ungkapan perasaan dan keluhan yang dirasakan subjektif

oleh klien dan keluarga setelah diberikan implementasi

keperawatan.

O: adalah keadaan objektif yang didefinisikan oleh perawat

menggunakan pengamatan yang objektif setelah implementasi

keperawatan

A: adalah merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon

subjektif dan objektif klien yang dibandingkan dengan kriteria dan

standar yang telah ditentukan mengacu pada tujuan rencana

keperawatan klien.

P: adalah perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis

Adapun evaluasi dari semua tindakan keperawatan mengenai asuhan

keperawatan postpartum normal (episiotomi) yaitu:

1) Rasa nyeri teratasi

2) Tingkat pengetahuan ibu bertambah mengenai perawatan

payudara

3) Aktivitas hidup sehari-hari terpenuhi

4) Tidak terjadi cedera pada ibu dan bayi

5) Infeksi tidak terjadi

39
Evaluasi berkelanjutan oleh perawat dapat dilakukan dengan berbagai

cara:

o Kunjungan komunitas atau kunjungan home health nursing

o Kunjungan follow up pada pemulangan dini dan telepon call

o Early parenting education dan support group.

o Pemeriksaan postnatal oleh perawat atau bidan pada minggu

keempat sampai keenam postpartum

o Pengkajian bayi sehat oleh perawat anak

o Home visit perawat postpartum.

B. Konsep Senam Nifas

1. Pengertian Senam Nifas

Senam nifas, sering sering disebut juga sebagai senam pemulihan

sesudah melahirkan, senam nifas adalah latihan gerak yasecepat mungkin

setelah melahirkan, supaya otot-otot yang mengalami peregangan selama

kehamilan dan persalinan dapat Kembali kepadakondisi normal seperti

semula. (Ervinasby, 2008)

2. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Untuk Senam Nifas

a. Lakukan senam postpartum/pasca melahirkan secara teratur ketika bayi

berumur 2-3 minggu. Biasanya ibu sudah mampu untuk latihan (bagi ibu

yang melakukan persalinan SC/Sectio Caesarea)

40
b. Pada umumnya, ibu postpartum akan merasa PD (Percaya Diri) dan

merasa menarik setelah melakukan Latihan

c. Sakit punggung bagian bawah dan ketegangan pada bahu yang biasanya

dirasakan ibu pasca operasi abdominal (section caesarea) akan pulih

apabila otot abdomen kuat kembali.

d. Latihan pemulihan tidak memerlukan waktu yang seperti latihan senam

hamil.

3. Alasan Senam Nifas

a. Otot dasar panggul meregag

b. Otot dinding perut kendor

c. Sikap dan bentuk tubuh berubah

4. Cara-cara Senam Nifas

a. Pernapasan Abdomen

Gambar 2.1 Pernapasan Abdomen

41
Berbaring dengan lutut ditekuk. Tarik napas dalam-dalam melalui

idung. Pertahankan tulang iga tetap dan biarkan perut mengembang ke

atas. Keluarkan napas secara perlahan, tetapi dengan tenaga, sementara

otot-otot perut kontraksi. Tahan selama 3-5 detik mengeluarkan napas

(Rileks). Berbaring dengan lutut ditekuk. Tarik napas dalam-dalam

melalui hidung. Pertahankan tulang iga tetap dan biarkan perut

mengembang ke atas. Keluarkan napas secara perlahan, tetapi dengan

tenaga, sementara otot-otot perut kontraksi. Tahan selama 3-5 detik

sambil mengeluarkan napas (Rileks).

b. Pernapasan abdomen campuran dan supine pelpic tilt

Gambar 2.2 Pernapasan abdomen campuran dan supine pelpic tilt

Berbaring dengan lutut ditekuk. Sambil menarik napas dalam,

putar punggung bagian pelvis (panggul). Dengan mendatarkan

punggung bawah dilantai atau tempat tidur. Keluarkan dengan

mengarahkan tenaga, sementara mengkontraksikan otot-otot perut dan

42
mengencangkan bokong. Tahan selama 3-5 detik sambil mengeluarkan

napas (Rileks).

c. Sentuh lutut

Gambar 2.3 Sentuh lutut

Berbaring dengan lutut ditekuk. Sementara menarik napas

dalam, sentuhkan bagian bawah dagu ke dada. Sambil mengeluarkan

napas, angkat kepala dan bahu secara perlahan dan halus, upayakan

menyentuh lutut dengan diregangkan. Tubuh hanya boleh naik pada

bagian punggung sementara pinggang tetap berada di lantai atau di

tempat tidur (kira-kira 6-8 inci). Perlahan-lahan turunkan kepala dan

bahu ke posisi semula (Rileks).

d. Angkat bokong

Gambar 2.4 Angkat bokong

43
Berbaring dengan bantuan lengan, lutut ditekuk, kaki

mendatar. Dengan perlahan naikkan bokong dan lengkungkan

punggung. Kembali pelan-pelan ke posisi semula.

e. Memutar kedua lutut

Gambar 2.5 Memutar kedua lutut

Berbaring dengan lutut ditekuk. Pertahankan bahu mendatar

dan kaki diam. Dengan perlahan dan halus, putar lutut ke kiri sampai

menyentuh lantai atau tempat tidur. Pertahankan Gerakan yang halus,

putar lutut ke kanan sampai menyentuh lantai atau tempat tidur.

Kembali pada posisi semula dan rileks.

f. Memutar satu lutut

Gambar 2.6 Memutar satu lutut

44
Berbaring diatas punggung dengan tungkai kanan diluruskan

dan tungkai kiri ditekuk pada lutut. Pertahankan bahu datar, secara

perlahan putar lutut kiri ke kanan sampai menyentuh lantai atau

tempat tidur dan kembali ke posisi semula (Rileks).

g. Putar tungkai

Gambar 2.7 Putar tungkai

45
Berbaring dengan kedua tungkai lurus. Pertahankan bahu tetap

datar dan kedua tungkai lurus, dengan perlahan dan halus angkat

tungkai kanan ke kiri dan putar sedemikian rupa sehingga menyentuh

lantai dan tempat tidur disisi kanan dan kembali ke posisi semula.

Ulangi gerakan ini dengan tungkai kanan di putar sampai menyentuh

lantai atau tempat tidur disisi kiri tubuh (Rileks).

h. Angkat lengan

Gambar 2.8 Angkat lengan

Berbaring dengan lengan diangat sampai membentuk sudut 90

derajat terhadap tubuh. Angkat lengan bersama-sama sehingga

telapak tangan dapat bersentuhan. Turunkan secara perlahan-lahan.

46
BAB III

METODE STUDI KASUS

A. Rancangan Studi Kasus

Penelitian studi kasus menggunakan desain penelitian deskriptif yaitu

metode riset yang bertujuan untuk menjelaskan secara spesifik peristiwa sosial

dan alam (Setyosari, 2010). Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus

yang menggunakan desain penelitian deskriptif dengan judul “Asuhan

Keperwatan Masa Nifas Dengan Senam Nifas Pada Ibu Pasca Persalinan di

47
wilayah kerja puskesmas pagesangan tahun 2021” dan menggunakan

pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari: pengkajian, diagnosa

keperawatan, intervensi/perencanaan, implementasi/pelaksanaan, serta

evaluasi keperawatan.

B. Subyek Studi Kasus

Subyek pada penelitian ini adalah satu orang pasien yang baru melahirkan

/ masa nifas.

1. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik subjek penelitian dari suatu

populasi target yang terjangkau dan akan diteliti[ CITATION Nur12 \l 1033 ]

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah

a. Ibu yang mengalami komplikasi selama persalinan (ibu dengan

perdarahan)

b. Ibu yang menderita anemi

c. Ibu dengan kehamilan pre eklamasi

d. Ibu-ibu dengan kelainan seperti ginjal atau diabetes, mereka

diharuskan istirahat total sekitar 2 minggu

e. Ibu dengan kelainan jantung dan paru-paru. Bila disuruh banyak

beraktivitas tentu akan makin capek, yang membuat kerja jantungnya

makin payah.

48
f. Ibu dengan persalinan secsio caesarean. Pada ibu yang sesar, beberapa

jam setelah keluar dari kamar operasi, pernapasan yang dilatih guna

mempercepat penyembuhan luka.

2. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi yaitu menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang

memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam,

Konsep Penerapan Metodologi Peenelitian Ilmu Keperawatan Pedoman

Skripsi,Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan, 2012). Kriteria

eksklusi dalam penelitian ini adalah pasien yang tidak bersedia menjadi

responden.

49
C. Fokus Studi

Fokus studi merupakan kajian utama dari masalah yang akan

dijadikan titik acuan studi kasus. Fokus studi dalam studi kasus ini adalah

pemberian senam nifas.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional variable adalah seperangkat petunjuk yang

lengkap tentang apa yang harus diamati dan mengukur suatu variable atau

konsep untuk menguji kesempurnaan (Sugiyono, 2014)

Studi kasus penerapan prosedur keperawatan:

1. Nifas adalah suatu metode dengan mengajarkan senam nifas dan

sebelum melakukan senam nifas harus melakukan pengkajian-evaluasi

dan senam nifas merupakan salah satu cara untuk memulihkan otot

dasar panggul.

E. Instrumen Studi Kasus

Instrumen adalah alat yang di gunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data (Notoatmojo, 2012). Instrumen yang digunakan

dalam pengambilan data yaitu dengan format asuhan keperawatan.

1) Instrumen Observasi

Lembar observasi yang dilakukan adalah pada setiap siklus.

Lembar observasi ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan ibu

nifas yang telah dilakukan senam nifas.

2) Instrumen Wawancara Terstruktur

50
Wawancara terstruktur digunakan peneliti untuk memperoleh

informasi lebih luas mengenai keluhan yang dirasakan si penderita

3) Instrumen Pengkajian Keperawatan

Pengkajian Keperawatan digunakan peneliti untuk memperoleh

data yang berkaitan dengan data pasien dengan menggunakan:

a. Format pengkajian asuhan keperawatan PNC

b. Lembar observasi skala nyeri ibu nifas

c. Standar Operasional

F. Metode Pengumpulan Data

1. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewe) yang

memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut[ CITATION Mol10 \l 1033 ].

Teknik wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur,

yaitu wawancara dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan

secara sistematis dan pertanyaan yang diajukan telah disusun.

2. Observasi adalah pengamatan dalam suatu objek yang diteliti baik

secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang

harus dikumpulkan dalam penelitian. Metode ini digunakan untuk

melihat dan mengamati secara langsung keadaan di lapangan agar

peneliti memperoleh gambaran yang lebih luas tentang permasalahan

yang diteliti.

51
G. Tempat dan Waktu

1. Tempat

Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Pagesangan pada

waktu yang sudah di jadwalkan.

2. Waktu

Studi kasus akan dilaksanakan mulai bulan Februari- Maret 2021

H. Etika Studi Kasus

Etika penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku

untuk setiap kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak

peneliti, pihak yang diteliti (subjek penelitian) dan masyarakat yang

akan akan memperoleh dampak hasil penelitian tersebut. Sebelum

melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu mendapat

rekomendasi dari institusi untuk mengajukan permohon ijin kepada

institusi/lembaga tempat penelitian. Dalam melaksanakan penelitian

ini penulis menekankan masalah etika yang meliputi:

1) Lembar Persetujuan (informed consent)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara

peneliti dan responden penelitian dengan memberikan lembar

persetujuan, Informed consent tersebut diberikan sebelum

penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan

untuk menjadi responden.

52
Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti

maksud dan tujuan penelitian, serta mengetahui dampaknya. Jika

subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar

persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus

menghormati hak pasien.

Beberapa informasi yang harus ada dalam informed consent

tersebut antara lain; partisipasi responden, tujuan dilakukannya

tindakan, jenis data yang dibutuhkan, komitmen, prosedur

pelaksanaan, potensial yang akan terjadi, manfaat, kerahasiaan,

informasi yang mudah dihubungi, dan lain-lain

2) Tanpa Nama (Anonimity)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang

memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan

cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada

lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar

pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

Untuk menjaga kerahasiaan pada lembar yang telah diisi oleh

responden, penulis tidak mencantumkan nama secara lengkap,

responden cukup mencantumkan nama inisial saja.

3) Kerahasiaan (Confidentiality)

Merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-

masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikampulkan

53
dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data

tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset. Peneliti

menjelaskan bahwa data yang diperoleh dari responden akan

dijaga kerahasiaanya oleh peneliti.

4) Azas Manfaat (Beneficience)

Beneficience adalah prinsip untuk memberi manfaat bagi

orang lain, bukan untuk membahayakan orang lain, melainkan

bertanggung jawab dalam memberikan perawatan serta

berkewajiban untuk melindungi.

54
DAFTAR PUSTAKA

Annisa Fitriani. 2018. Rekapitulasi Jumlah Ibu Hamil, Ibu Nifas.

Andriyani, Nurlaila & R. Pranajaya. (2013). Pengaruh Senam Nifas terhadap

Penurunan Tinggi Fundus Uteri Pada Ibu Post Partum. Jurnal

Keperawatan. Volume IX (2). Hal. 180-18.

Anik Maryunani (1998). Artikel Masa Nifas. Jakarta: Majalah Ayahbunda.

Bobak IM, Lowdermilk DL, Jensen MD. 1995. Buku Ajar Keperawatan

Maternitas (Maternity Nursing) Edisi 4, Maria A Wijayarti dan Peter Anugerah

(penterjemah). 2005. Jakarta: EGC

Dinas Kesehatan Provinsi NTB. 2018. Profil Kesehatan Nusa Tenggara Barat

2018.

Dinas Kesehatan Kota Mataram 2018.

Data Kasus Nifas di Puskesmas Mataram.

Goelam (1990). Ilmu Biologi Jilid I. Jakarta: Balai Pustaka.

[ CITATION Nur12 \l 1033 ]

Nursalam, Konsep Penerapan Metodologi Peenelitian Ilmu Keperawatan

Pedoman Skripsi,Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan, 2012

Mariah Ulfa. Efektifitas Kombinasi Latihan Otot Dasar Panggul dan Perut

Terhadap Involusi Uterus Pada Ibu Nifas.

Saifudin AB, dkk/editor (2006). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan

Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono P

55
Lampiran 1. Penjelasan Untuk Mengikuti Penelitian

PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI PENELITIAN (PSP)

1. Kami adalah peneliti berasal dari Politeknik Kesehatan Kemenkes

Mataram Jurusan Keperawatan Program Studi D.III Keperawatan

Mataram dengan ini meminta anda untuk berpartisipasi dengan sukarela

dalam penelitian yang berjudul “Asuhan Keperawatan dengan Pemberian

Senam Nifas Untuk Memulihkan Otot panggul Pasca Melahirkan di

Wilayah Kerja Puskesmas Pejeruk tahun 2021”.

2. Tujuan dari senam nifas ini adalah salah satu upaya untuk mengembalikan

keadaan normal dan meningkatkan kekuatan otot panggul adalah dengan

senam nifas. Senam nifas merupakan suatu latihan yang dapat dilakukan

24 jam setelah melahirkan dengan gerakan yang telah disesuaikan dengan

kondisi ibu-ibu setelah melahirkan. Senam nifas bermanfaat untuk

mempercepat penyembuhan, mencegah timbulnya komplikasi,

memulihkan dan menguatkan otot-otot panggul, otot dasar panggul dan

otot perut. Penelitian ini akan berlangsung selama 3 x 24 jam (tiga kali dua

puluh empat jam) dalam rentang waktu 7 hari.

3. Prosedur pengambilan bahan data dengan cara wawancara terpimpin

dengan menggunakan pedoman wawancara yang akan berlangsung lebih

kurang 10-15 menit. Cara ini mungkin menyebabkan ketidaknyamanan

56
tetapi anda tidak perlu khawatir karena penelitian ini untuk kepentingan

pengembangan asuhan/pelayanan keperawatan.

4. Keuntungan yang anda peroleh dalam keikutsertaan anda pada penelitian

ini adalah anda turut terlibat aktif mengikuti perkembangan

asuhan/tindakan yang diberikan.

5. Nama dan jati diri anda beserta seluruh informasi yang saudara sampaikan

akan tetap dirahasiakan.

6. Jika saudara membutuhkan informasi sehubungan dengan penelitian ini,

silahkan menghubungi peneliti pada nomor Hp: 085964121668

Peneliti,

(NURUNNISWATI)

57
58

Lampiran 2 Lembar Persetujuan (Informed Consent)

LEMBAR PERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertandatangan dibawah ini, menyatakan bahwa saya bersedia

menjadi responden dalam penelitian yang akan dilakukan oleh Nurunniswati

Penelitian ini berjudul “Asuhan Keperawatan dengan Pemberian Senam Nifas

Untuk Memulihkan Otot panggul Pasca Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas

Pejeruk tahun 2021”.

Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada penelitian ini

secara sukarela tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya menginginkan

untuk mengundurkan diri, maka saya dapat mengundurkan sewaktu waktu tanpa

sanksi apapun.

Mataram, 20J 2021


Saksi Responden

……………………… Mataram, 2021 ………………………….

Penulis

…………………….

Lampiran 3 Edinburgh postnatal depression scale untuk penilaian depresi


postpartum
59

Skorning
Nomor 1, 2, 4 (tanpa*) bobot nilai: 0, 1, 2, 3
Nomor 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10 bobot nilai 3, 2, 1, 0
Maksimum skor 30
Kemungkinan depresi : skor 10 atau lebih
Selalu lihat no# 10 adalah pikiran untuk bunuh diri

Instruksi: isilah sesuai dengan yang dirasakan oleh ibu pada tujuh hari terakhir

1) Saya mampu tertawa dan melihat hal-hal yang lucu


o Sama seperti aku selalu bisa
o Tidak begitu banyak sekarang
o Jelas tidak begitu banyak sekarang
o Tidak sama sekali
2) Saya dapat melakukan hal-hal yang menyenangkan
o Sebanyak yang sedang saya lakukan
o Agak kurang dari biasanya
o Kurang dari biasanya
o Hampir tidak semuanya
3) Saya menyalahkan diri saya apabila terjadi sesuatu yang salah
o Ya, Sebagian besar
o Ya , beberapa saat
o Tidak, sangat sering
o Tidak, tidak pernah
4) Saya cemas atau khawatir dengan alasan yang tidak jelas
o Tidak, tidak sama sekali
o Hampir tidak pernah
o Ya, kadang-kadang
o Ya, sangat sering
60

5) Saya merasa takut atau panik untuk alasan yang tidak jelas
o Ya, cukup banyak
o Ya, kadang-kadang
o Tidak,tidak banyak
o Tidak, tidak sama sekali
6) Segala sesuatu terasa menjadi beban bagi saya
o Ya, Sebagian besar saya belum bisa mengatasi semuanya
o Ya, kadang-kadang saya belum mengatasi serta belum biasa
o Tidak, Sebagian besar telah saya atasi cukup baik
o Tidak, saya telah bisa mengatasi dengan baik
7) Saya begitu merasa tidak Bahagia sehingga saya kesulitan tidur
o Ya, Sebagian besar waktu
o Ya, kadang-kadang
o Tidak sangat sering
o Tidak, tidak sama sekali
8) Saya merasa sedih atau sengsara
o Ya, Sebagian besar waktu
o Ya, cukup sering
o Hanya sekali
o Tidak, tidak pernah
9) Saya merasa begitu sedih sehingga saya menangis
o Ya, Sebagian besar waktu
o Ya, cukup sering
o Hanya sesekali
o Tidak, tidak pernah
10) Pikiran-pikiran untuk menyakiti diri terjadi bagi saya
o Ya, cukup sering
o Terkadang
o Hampir tidak pernah
61

Lampiran 4 Pengkajian Postpartum

Tanggal / Pukul :

Tempat :

Oleh :

I. PENGKAJIAN

a. Data Subyektif

1) Biodata

Nama Ibu : Nama Suami :


Umur : Umur:
Agama : Agama:

Suku / Bangsa :Suku / Bangsa :


Pendidikan:Pendidikan:
Pekerjaan:Pekerjaan:
Alamat:Alamat:

2) Alasan datang

3) Keluhan utama

4) Riwayat

menstruasi

a) Menarche umur :

b) Siklus :

c) Volume :
62

d) Keluhan :

5) Riwayat pernikahan

a) Usia menikah pertama kali :

b) Status pernikahan :

c) Pernikahan ke :

d) Lama pernikahan :

6) Riwayat kesehatan yang lalu

7) Riwayat kesehatan sekarang

8) Riwayat kesehatan keluarga

9) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu

a) Kehamilan :

b) Persalinan :

c) Nifas :

10) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas sekarang

a) Kehamilan :

b) Persalinan :

c) Nifas :

11) Riwayat KB dan Rencana KB :

12) Pola kebiasaan sehari-hari

a. Pola nutrisi

b. Pola eliminasi

c. Personal hygine

d. Pola aktivitas
63

e. Pola istirahat/ tidur


64

13) Keadaan psikologi dan budaya :

b. Data Obyektif

1. Pemeriksaan Umum

a) Keadaan umum :

b) Kesadaran :

c) Tanda vital

Tekanan

darah

Suhu :

Nadi :

RR :

d) Berat Badan :

2. Pemeriksaan fisik

a) Inspeksi

Wajah :

Mata :

Leher :

Dada :

Perut :

Ekstermitas :

Genetalia :
65

b) Palpasi

Leher :

Payudara :

Perut :

Ekstremitas :

c) Auskulta

si Paru :

d) Perkusi

ekstermi

tas

3. Data penunjang

a) Data bayi

Lahir tanggal : jam : Keadaan

umum :

Kesadaran :

Nadi :

RR :
66

BBL :

Jenis kelamin :

Nutrisi :

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH AKTUAL

a. Diagnosa keperawatan

b. Data

subyektif:

c. Data objektif

d. Masalah :
1) Data subyektif :

2) Data obyektif :

e. Kebutuhan :
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL

a. Diagnosa potensial

b. Masalah potensial

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

V. INTERVENSI

Tanggal /

Pukul :
67

Tujuan :

Kriteria Hasil :

Intervensi

VI. IMPLEMENTASI
Tanggal / Pukul :

Implementasi

1) .........................................................................................

2) .........................................................................................

VII. EVALUASI

Tanggal / Pukul :

S :

O :

A :

P :

CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal/Pukul :

Data Subyektif :

Data obyektif :

Analisa:
68

Penatalaksanaan :

Lampiran 5 Standar Operasional Prosedur (SOP) Senam Nifas

N Langkah Gambar
o
1. Berbaring dengan
lutut ditekuk.
Tarik napas
dalam-dalam
melalui idung.
Pertahankan
tulang iga tetap
dan biarkan perut
mengembang ke
atas. Keluarkan
napas secara
perlahan, tetapi
dengan tenaga,
sementara otot-
otot perut
kontraksi. Tahan
selama 3-5 detik
mengeluarkan
napas (Rileks).
Berbaring dengan
lutut ditekuk.
2. Berbaring dengan
lutut ditekuk.
Sambil menarik
napas dalam,
putar punggung
bagian pelvis
(panggul).
Dengan
mendatarkan
punggung bawah
69

dilantai atau
tempat tidur.
Keluarkan dengan
mengarahkan
tenaga, sementara
mengkontraksikan
otot-otot perut dan
mengencangkan
bokong. Tahan
selama 3-5 detik
sambil
mengeluarkan
napas (Rileks).

3. Berbaring dengan
lutut ditekuk.
Sementara
menarik napas
dalam, sentuhkan
bagian bawah
dagu ke dada.
Sambil
mengeluarkan
napas, angkat
kepala dan bahu
secara perlahan
dan halus,
upayakan
menyentuh lutut
dengan
diregangkan.
Tubuh hanya
boleh naik pada
bagian punggung
sementara
pinggang tetap
berada di lantai
70

atau di tempat
tidur (kira-kira 6-
8 inci). Perlahan-
lahan turunkan
kepala dan bahu
ke posisi semula
(Rileks).

4. Berbaring dengan
lutut ditekuk.
Pertahankan bahu
mendatar dan kaki
diam. Dengan
perlahan dan
halus, putar lutut
ke kiri sampai
menyentuh lantai
atau tempat tidur.
Pertahankan
Gerakan yang
halus, putar lutut
ke kanan sampai
menyentuh lantai
atau tempat tidur.
Kembali pada
posisi semula dan
rileks.

5. Berbaring diatas
punggung dengan
tungkai kanan
diluruskan dan
tungkai kiri
ditekuk pada lutut.
Pertahankan bahu
datar, secara
perlahan putar
71

lutut kiri ke kanan


sampai
menyentuh lantai
atau tempat tidur
dan kembali ke
posisi semula
(Rileks).

6. Berbaring dengan
kedua tungkai
lurus. Pertahankan
bahu tetap datar
dan kedua tungkai
lurus, dengan
perlahan dan
halus angkat
tungkai kanan ke
kiri dan putar
sedemikian rupa
sehingga
menyentuh lantai
dan tempat tidur
disisi kanan dan
kembali ke posisi
semula. Ulangi
gerakan ini
dengan tungkai
kanan di putar
sampai
menyentuh lantai
atau tempat tidur
disisi kiri tubuh
(Rileks).

7. Berbaring dengan
kedua tungkai
72

lurus. Pertahankan
bahu tetap datar
dan kedua tungkai
lurus, dengan
perlahan dan
halus angkat
tungkai kanan ke
kiri dan putar
sedemikian rupa
sehingga
menyentuh lantai
dan tempat tidur
disisi kanan dan
kembali ke posisi
semula. Ulangi
gerakan ini
dengan tungkai
kanan di putar
sampai
menyentuh lantai
atau tempat tidur
disisi kiri tubuh
(Rileks).

8. Berbaring dengan
lengan diangat
sampai
membentuk sudut
90 derajat
terhadap tubuh.
Angkat lengan
bersama-sama
sehingga telapak
tangan dapat
bersentuhan.
Turunkan secara
perlahan-lahan.
73

Lampiran 6 Lembar observasi skala nyeri ibu nifas

Data demografi

1. Nama :

2. Umur :

3. Alamat :

Petunjuk:

Berilah tanda (x) pada nomor/skala yang sesuai dengan intensitas nyeri yang

dirasakan.

Pengkajian Nyeri Berdasarkan Skala Bourbonnis.

1. Sebelum diberikan intervensi

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2. Setelah diberika intervensi

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Keterangan:
74

a. (0): Tidak Nyeri

b. (1-3): Nyeri ringan

c. (4-6): Nyeri Sedang

d. (7-9): Nyeri Berat

e. (10): Nyeri sangat Berat

Pertanyaan:

1. Sebutkan daerah nyeri yang dirasakan

Kepala Leher tangan pundak pinggang anus kaki

2. Setelah diberikan pelatihan, apakah ada merasakan perubahan lebih ringan dar nyeri

yang dirasakan sebelumnya?

Tidak nyeri Sangat ringan Ringan Cukup ringan Tidak ada

perubahan

Anda mungkin juga menyukai