Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DENGAN DIAGNOSA


GASTROENTERITIS AKUT (GEA) DI RUANG PABLIC SAFETY
CENTER (PSC) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA MATARAM

FIZA ANGGRAINI
020 STYC 23

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
MATARAM
2023
LEMBAR PENGESAHAN
Telah Disetujui
Hari :
Tanggal :

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

( ) ( )
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah, puji syukur penyusun panjatkan pada Allah SWT yang
telah melimpahkan Rahmat dan RidhoNya kepada penyusun, sehingga penyusun
dapat menyelesaikan Asuhan Keperawatan Gawat Darurat. Sholawat dan salam
penyusun haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan jalan
yang terang dan petunjuk kepada kita semua.
Laporan Asuhan Asuhan Keperawatan Gawat Darurat ini untuk memenuhi
tugas Keperawatan Medikal Bedah yang berjudul ‘’Asuhan Asuhan Keperawatan
Gawat Darurat dengan Diagnosa GEA di Ruang PSC RSUD Kota
Mataram’’.Sesuai dengan judul, tentunya dalam laporan ini membahas tentang
Asuhan Keperawatan mulai dari Konsep Penyakit dan asuhan keperawatan secara
teori dan kasus.
Penyusunan Asuhan Asuhan Keperawatan Gawat Darurat ini tak terlepas
dari bantuan banyak pihak. Oleh karena itu, ucapan terima kasih juga penyusun
sampaikan kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan
Asuhan Asuhan Keperawatan Gawat Darurat ini berupa arahan, dorongan,
semangat dan motivasi kepada penyusun. Semoga jasa dan kebaikannya di balas
oleh ALLAH SWT dengan pahala yang berlipat ganda. Amin Yaa Rabbal’alamin.
Hanya kepada ALLAH SWT penyusun memohon agar jasa baik ini
dibalasNya dengan pahala yang berlipat ganda. Akhir kata penyusun
mengharapkan saran dan masukan demi kesempurnaan Asuhan Asuhan
Keperawatan Gawat Darurat ini, Dan semoga laporan ini memberikan manfaat
bagi segenap pembaca, khususnya untuk diri penulis.

Mataram, 36 November 2023

Penyusun
BAB I

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Gastroenteritis adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya peradangan


pada lambung. usus kecil maupun usus besar yang akan mengakibatkan
terganggunya sistem pencernaan yang biasanya memunculkan gejala diare
dengan disertai mual ataupun muntah sehingga terjadi penurunan kemampuan
dalam mengabsorbsi nutrisi (Lemone, Burke & Bauldoff, 2015).
Gastroenteritis akut (GEA) atau diare adalah buang air besar (defekasi
dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), kandungan air
tinja lebih banyak dari pada biasanya (Nurarif Amin Huda, Kusuma Hardhi,
2015).
Gastroenteritis akut atau GEA adalah diare yang gejalanya tiba-tiba dan
berlangsung kurang dari 14 hari. Gastroenteritis juga merupakan kehilangan
cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali
atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer dan cair.
B. Etiologi
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu:
1. Faktor infeksi
a. Faktor internal adalah infeksi saluran pencernaan meliputi infeksi
internal sebagai berikut
1) Infeksi bakteri: Vibrio, E. Coli, salmonella, tersinia, dsb
2) Infeksi virus: enterovirus (virus ECHO, poliomyelitis ), adenovirus,
rotavirus, dll.
3) Infeksi parasit: cacing (asoanis, trichuris, oxyuris ), jamur (candida
albicans)
b. Infeksi parenteral adalah infeksi diluar alat pencernaan makanan, seperti
otitis media akut, tonsilitis tonsilofasingitis, bronkopneumonia, dsb.
2. Faktor malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat meliputi disakarida dan monosakarida
b. Malahsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein
3. Faktor makanan
Makanan basi, beracun, dan alergi terhadap makanan
C. Manifestasi Klinis
1. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer
2. Kram perut
3. Demam
4. Mual
5. Muntah
6. Kembung
7. Anoreksia
8. Lemah
9. Pucat
10. Urin output menurun (oliguria, anuria)
11. Turgor kulit menurun sampai jelek
12. Ubun-ubun/fontanela cekung
13. Kelopak mata cekung
14. Membran mukosa kering
D. Patofisiologi
Menurut Nurarif (2015) secara umum gastroenteritis disebabkan oleh
masuknya mikroorganisme hidup ke dalam unus setelah berhasil melewati
rintangan asam lambung. Organisme masuk pada mukosa epitel berkembang
biak pada usus dan menempel pada mukosa usiis serta melepaskan enterotoksin
yang dapat menstimulasi cairan dan elektrolit keluar dari sel mukosa. Infeksi
virus ini menyebabkan destruksi pada mukosa sel dari vili usus halus yang
dapat menyebabkan penurunan kapasitas absorbsi cairan dan elektrolit.
Interaksi antara toksin dan epitel, usus menstimulasi enzim Adenilsiklase
dalam membrane sel dan mengubah cyclic AMP yang menyebabkan
peningkatan sekresi air dan elektrolit, sehingga timbul diare.
Diare yang terjadi secara terus menerus dapat menyebabkan kerusakan
integritas kulit pada daerah perianal. Selain itu juga, Sekresi air dan elektrolit
secara berlebihan ini dapat menyebabkan gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit dan asidosis metabolik sehingga dapat menimbulkan kekurangan
volume cairan dalam tubuh serta gangguan pertukaran gas akibat dari asidosis
metabolik.
Kekurangan volume cairan secara terus menerus dapat menimbulkan
syok hipovolemi. Selain itu juga, proses invasi dan pengerusakan mukosa usus,
organisme menyerang enterocytes (sel dalam epitelium) sehingga
menyebabkan peradangan (timbul maal muntah) dan kerusakan pada mukosa
usus. Hal ini menyebabkan penurunan nafsu makan, sena gangguan pada
pukologi klien yang dapat menyebabkan ansieta. Penurunan nafsu makan dapat
mengakibatkan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
E. Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.:
1. Pemeriksaan tinja
a. Makroskopis dan mikroskopis
b. PH dan kadar gula dalam tinja
c. Bila perlu diadakan uji bakteri untuk mengetahui organisme
penyebabnya, dengan melakukan pembiakan terhadap contoh tinja.
2. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah dilakukan untuk mengetahui kadar elektrolit dan jumlah
sel darah putih.
3. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, bila
memungkinkan dengan menentukan PH keseimbangan analisa gas darah
atau astrup.
4. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
5. Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum untuk mengetahui jasad renik
atau parasite secara kuantitatif,terutama dilakukan pada penderita diare
kronik.
G. Komplikasi
1. Kehilangan air dan elektrolit: dehidrasi, asidosis metabolic
2. Syok
3. Kejang
4. Sepsis
5. Gagal Ginjal Akut
6. Ileus Paralitik
7. Malnutrisi
8. Gangguan tumbuh kembang
H. Pathway

Infeksi Makanan Psikologi

Berkembang diusus Toksis tak dapat diserap Ansietas

Hiperereksi air & elektrolit


Hiperperistaltik

Isi usus

Diare

Frekuensi BAB meningkat Distensi abdomen

Hilang cairan dan elektrolit berlebih Mual muntah

Gangguan keseimbangan Nafsu makan menurun


cairan dan elektrolit

Defisit nutrisi
Dehidrasi

Hipovolemia
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN

Menurut Rohmah & Walid (2019) Pengkajian adalah proses melakukan


pemeriksaan atau penyelidikan oleh seorang perawat untuk mempelajari
kondisi pasien sebagai langkah awal yang akan dijadikan pengambilan
keputusan klinik keperawatan. Oleh karena itu pengakjian harus dilakukan
dengan teliti dan cermat sehingga seluruh kebutuhan keperawatan dapat
teridentifikasi. Pada pasien DBD pengkajian meliputi :
1. Identitas pasien Nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, pendidikan,
pekerjaan, agama, suku/bangsa, status pernikahan
2. Identitas Pennggung Jawab
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, pendidikan, pekerjaan, agama,
suku/bangsa, status pernikahan, hubungan dengan pasien
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Buang air besar (Bab) lebih dari 3 kali sehari, Bab < 4 kali dan cair
(GE tanpa dehidrasi), Bab 4-10 kali dan cair (dehidrasi ringan/sedang),
atau Bab > 10 kali (dehidrasi berat). Apabila GE berlangsung < 14 hari
maka GE tersebut adalah GE akut, sementara apabila langsung selama
14 hari atau lebih adalah GE persisten.
b. Riwayat Keluhan Utama
Keluhan utama disertai Keluhan lain yang dirasakan klien sepers suht
badan mungkin meningkat, nafsu makan menurun alau tidak ada dan
kemungkinan timbul GE. Tinja makin cair, mungkin disertai lendir
atau lendir dan darah. Wama tinja berubah menjadi kehijauan karena
bercampur empedu. Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet karena
sering defekasi dan sifatnya makin lama makin asam. Gejala muntah
dapat terjadi sebelum atau sesudah GE Apabila telah banyak
kehilangan cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi, Diuresis:
terjadi oliguri (kurang 1 ml/kg/BB/jam) bila terjadi dehidrasi.
c. Riwayat Kesehatan Masa lalu
Riwayat kesehatan yang lalu seperti riwayat sebelumya misalnya
gastroenteritis akut riwayat penggunaan obat obatan.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Perlu dikaji apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit
gastroenteritis
4. Pengkajian Fisik
a. Head to toe
b. Data Fokus
B. Diagnosa Keperawatan
1. Hipovolemia berhubungan dengan kehilngan cairan aktif (D.0022)
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi
nutrien (D.0019)
C. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
Keperawatan (SDKI) (SLKI) (SIKI)
1 Hipovolemia Status cairan (L.03028) Manajemen hipovolemia
berhubungan dengan Setelah dilakukan (I.03116)
kehilngan cairan aktif tindakan keperawatan Observasi
(D.0022) 1x24 jam diharapkan  Periksa tanda dan
status cairan membaik gejala hipovolemia
dengan kriteria hasil : (mis. Frekuensi nadi
 Turgor kulit meningkat, nadi
meningkat teraba lemah, tekanan
 Perasaan lemah darah menurun,
menurun turgor kulit menurun,
 Keluhan haus membrane mukosa
menurun kering
 Intake cairan  Monitor intake dan
membaik output cairan
Terapeutik
 Hitung kebutuhan
cairan
 Berikan posisi
modified
trendelenbung
 Berikan asupan
cairan oral
Edukasi
 Anjurkan
memperbanyak
cairan oral
 Anjurkan
menghindari
perubahan posisi
mendadak
Kolaborasi
 Kolaborasi
pemberian cairan IV
isotonis (mis.
Nacl,RL)
 Kolaborasi
pemberian cairan IV
hipotonis (mis.
Glukosa 2,5%, Nacl
0,4%)
2. Defisit nutrisi Status nutrisi (L.06053) Manajemen nutrisi
berhubungan dengan Setelah dilakukan (I. 03119)
ketidakmampuan tindakan keperawatan Observasi
mengabsorbsi nutrien 1x 24 jam diharapkan  Identifikasi status
(D.0019) status nutrisi membaik nutrisi
dengan kriteria hasil ;  Identifikasi makanan
 Porsi makanan yang yang disukasi
dihabiskan Terapeutik
meningkat  Lakukan oral
 Diare menurun hygiene sebelum
 Nafsu makan makan, jika perlu
membaik  Berikan suplemen
makan jika perlu
Edukasi
 Anjurkan posisi
duduk, jika mampu
 Ajarkan diet yang
deprogram
Kolaborasi
 Kolaborasi
pemberian medikasi
sebelum makan
D. IMPLEMENTASI
Implementasi adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat
untuk membantu klien dalam masalah status kesehatan yang dihadapi ke status
kesehatan yang lebih baik.
E. EVALUASI
Evaluasi adalah perbandingan yang sistematik dan terencana tentang
kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Patrisia, I., Juhdeliena, J., Kartika, L., Pakpahan, M., Siregar, D., Biantoro, B.,
Hutapea, A. D., Khusniyah, Z., & Sihombing, R. M. (2020). Asuhan
Keperawatan Dasar Pada Kebutuhan Manusia (Edisi 1). Yayasan Kita
Menulis. (diakes tanggal 15 juni 2021, jam 15.00)
Rohmah, N., & Walid, S. (2019). Proses Keperawatan Berbasis KKNI (Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia) (Edisi 1). AR-RUZZ Media.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
Jakarta Selatan.
Tim Pokja SIKI DPP PPNL. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Jakarta Selatan

Anda mungkin juga menyukai