DEMAM TYPHOID
Untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Departemen Emergency di UGD RST dr.
Soepraoen
Oleh :
ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Latar Belakang
Angka kejadian demam tifoid (typhoid fever) diketahui lebih tinggi pada negara
yang sedang berkembang di daerah tropis, sehingga tak heran jika demam tifoid atau
tifus abdominalis banyak ditemukan di negara kita. Di Indonesia sendiri, demam tifoid
masih merupakan penyakit endemik dan menjadi masalah kesehatan yang serius.
Demam tifoid erat kaitannya dengan higiene perorangan dan sanitasi lingkungan.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah kasus demam tifoid di
seluruh dunia mencapai 16-33 juta dengan 500-600 ribu kematian tiap tahunnya.
Demam tifoid merupakan penyakit infeksi menular yang dapat terjadi pada anak
maupun dewasa. Anak merupakan yang paling rentan terkena demam tifoid, walaupun
gejala yang dialami anak lebih ringan dari dewasa. Di hampir semua daerah endemik,
insidensi demam tifoid banyak terjadi pada anak usia 5-19 tahun.
Perbedaan antara demam tifoid pada anak dan dewasa adalah mortalitas
(kematian) demam tifoid pada anak lebih rendah bila dibandingkan dengan dewasa.
Risiko terjadinya komplikasi fatal terutama dijumpai pada anak besar dengan gejala
klinis berat, yang menyerupai kasus dewasa. Demam tifoid pada anak terbanyak terjadi
pada umur 5 tahun atau lebih dan mempunyai gejala klinis ringan.
Hasil survei yang di lakukan di ruang alamanda, dari 68 pasien rawat inap di
peroleh 10 pasien dengan diagnosa demam thypoid. Rata-rata usia pasien yang
menderita demam thypoid adalah di bawah usia lima (5) tahun.
B. Tujuan Instruksional
1. Tujuan umum
Setelah diadakan penyuluhan diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan pasien
dan keluarga pasien tentang Demam Typhoid.
2. Tujuan khusus
Setelah mendapat penyuluhan, diharapkan peserta mampu dapat mengetahui:
1) Pengertian Demam Typhoid
2) Penyebab Demam Typhoid
3) Tanda Demam Typhoid
4) Pencegahan Demam Typhoid
5) Komplikasi Demam Typhoid
6) Penanganan Demam Typhoid
C. Materi Penyuluhan
1) Pengertian Demam Typhoid
2) Penyebab Demam Typhoid
3) Tanda Demam Typhoid
4) Pencegahan Demam Typhoid
5) Komplikasi Demam Typhoid
6) Penanganan Demam Typhoid
1. Sasaran
Sasaran penyuluhan adalah keluaga pasien di ruang tunggu UGD RST dr. Soepraoen
2. Metode
Metode yang digunakan adalah ceramah dan tanya jawab
3. Media
Media yang digunakan adalah video dan leaflet
4. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan
Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Metode Media
Peserta
Pembukaan 5 - Memberi salam Menjawab Ceramah -
menit - Perkenalan diri salam,
- Menjelaskan Mendengarkan
tujuan edukasi dan
- Menyebutkan memperhatikan
kontrak waktu
- Menyebutkan
materi/pokok
bahasan yang
akan
disampaikan
- Mereview
pengetahuan
peserta
5. Evaluasi
1. Struktur
a. Peserta hadir tepat waktu ditempat penyuluhan
b. Peserta datang sesui dengan target
c. Tempat kegiatan penyuluhan sudah siap
d. Media yang digunakan untuk penyuluhan sudah siap
2. Proses :
a. Seluruh peserta penyuluhan memperhatikan dengan baik.
b. Seluruh peserta penyuluhan mengikuti rangkaian pendidikan kesehatan dari
awal sampai akhir.
c. Seluruh peserta penyuluhan terlihat antusias mengikuti kegiatan pendidikan
kesehatan.
d. Peserta penyuluhan berperan aktif di dalam kegiatan pendidikan kesehatan dan
terjadi proses tanya jawab dengan baik.
3. Hasil
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan peserta diharapkan mengerti dan memahami
tentang :
1. Pengertian Demam Typhoid
2. Penyebab Demam Typhoid
3. Tanda Demam Typhoid
4. Pencegahan Demam Typhoid
5. Komplikasi Demam Typhoid
6. Penanganan Demam Typhoid
6. Materi (terlampir)
7. Daftar pustaka
1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 852/MENKES/SK/IX/2008
Tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Menteri Kesehatan
Republik Indonesia.
2. Manual Pelaksanaan Program Sanitasi Total & Pemasaran Sanitasi (2008).
3. Abdoerrachman,M.H, dkk. Ilmu Kesehatan Anak 1. Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 1985
4. Hendarwanto, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 1996
5. Hiswani, Demam Typhoid Merupakan Salah Satu Masalah Kesehatan Masyarakat
Yang Kejadiannya Sangat Erat Dengan Keadaan Sanitasi Lingkungan. USU Digital
Library, Universitas Sumatera Utara. 2003
Lampiran I
MATERI
DEMAM TYPHOID
B. Penyebab
Penyebab typhoid adalah kuman salmonella typosa dan salmonella paratyphi
A, B, dan C memasuki saluran pencernaan. Penularan salmonella thypi dapat
ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal dengan 5F yaitu
Food(makanan), Fingers(jari tangan/kuku), Fomitus (muntah), Fly(lalat), dan
melalui Feses.
Penyebab lain dari penyakit Typhoid adalah :
a. Makanan dan minuman yang terkontaminasi Bakteri Salmonella Typhi.
b. Makanan Mentah atau belum masak.
c. Kurangnya Sanitasi dan Higienitas.
d. Daya tahan tubuh yang menurun.
D. Pencegahan
a. Food / makanan
Biasakan mengkonsumsi makanan yang terjamin bersihnya.
b. Fluid / cairan
Sediakan air minum yang memenuhi syarat,yaitu memasak air hingga
mendidih ( 100 C )
c. Finger / kebersihan tangan dan kuku
Biasakan selalu mencuci tangan mencuci tangan setelah buang air besar
mau pun sebelum dan sesudah makan.
d. Feses / tinja
Tidak boleh buang air besar di sembarang tempat,harus di toilet.
e. Fly / lalat
Bila di rumah banyak lalat,basmi hingga tuntas ( lalat bisa menjadi
perantara perpindahan kuman ke makanan
E. Komplikasi
Bila tidak diobati dengan cepat dan tepat penyakit demam tifoid bisa
menimbulkan beberapa komplikasi pada minggu kedua dan ketiga demam.
Komplikasi yang timbul dapat terjadi pada saluran pencernaan dan di luar
saluran pencernaan. Komplikasi pada saluran pencernaan mirip dengan usus
buntu yaitu : Perdarahan Perforasi (lubang) pada usus, alias usus bocor.
Peritonitis (infeksi selaput rongga perut) Komplikasi di luar saluran pencernaan
dapat berupa : Tifoid toksik (Tifoid ensefalopati) : dengan gejala gangguan
mental hebat dan penurunan kesadaran Syok septik : dengan gejala
penurunan tekanan darah, nadi yang halus dan cepat disertai ujung-ujung jari
yang dingin. Hepatitis tifosa : dengan gejala mata kuning dan pembesaran hati
Pankreatitis tifosa Pneumonia.
F. Penanganan
Pengobatan penderita Demam Tifoid di Rumah Sakit terdiri dari pengobatan
suportif melipu+ti istirahat dan diet, medikamentosa, terapi penyulit (tergantung
penyulit yang terjadi). Istirahat bertujuan untuk mencegah komplikasi dan
mempercepat penyembuhan. Pasien harus tirah baring absolut sampai minimal
7 hari bebas demam atau kurag lebih selama 14 hari. Mobilisasi dilakukan
bertahap, sesuai dengan pulihnya kekuatan pasien. (Mansjoer, 2001)
Diet dan terapi penunjuang dilakukan dengan pertama, pasien diberikan bubur
saring, kemudian bubur kasar dan akhirnya nasi sesuai dengan tingkat
kesembuhan pasien. Namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa
pemberian makanan tingkat dini yaitu nasi dengan lauk pauk rendah selulosa
(pantang sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman. Juga
perlu diberikan vitamin dan mineral untuk mendukung keadaan umum pasien.
(Mansjoer, 2001)
a. Pemberian antibiotik yang tepat.
b. Istirahat yang cukup bahkan bila perlu tirah baring ( tidur terlentang )
selama beberapa hari sampai demam mereda.
c. Intake/pemasukan cairan untuk mencegah dehidrasi ( kekurangan cairan )
akibat demam tinggi.
d. Pengaturan makan tinggi kalori berupa nasi,agak lembek. Daging,telur
ikan,ayam,tahu,tempe,sedikit sayur dan buah boleh dikonsumsi.hindari
makanan yang pedas yang pedas dan keras.