Di Susun Oleh:
Idhar Prayogi (JNR0200108)
1
6. Sewaktu his akan sakit sekali.
7. Bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang
keluar.
D. Pathway
Oligohidramini
on
Nyeri Cema
akut s
E. Pemeriksaan Oligohidramnion
Pemeriksaan dengan USG dapat mendiagnosa apakah cairan ketuban
terlalu sedikit atau terlalu banyak. Umumnya para dokter akan mengukur
ketinggian cairan dalam 4 kuadran di dalam rahim dan menjumlahkannya.
Metode ini dikenal dengan nama Amniotic Fluid Index (AFI). Jika ketinggian
amniotic fluid (cairan ketuban) yang di ukur kurang dari 5 cm, calon ibu
tersebut didiagnosa mengalami oligohydramnion. Jika jumlah cairan tersebut
lebih dari 25 cm, ia di diagnosa mengalami polihydramnion.
F. Prognosis Oligohidramnion
1. Semakin awal oligohidramnion terjadi pada kehamilan, semakin buruk
prognosisnya.
2. Jika terjadi pada trimester II, 80-90% mortalitas.
G. Komplikasi Oligohidramnion
Masalah-masalah yang dihubungkan dengan terlalu sedikitnya cairan
ketuban berbeda-beda tergantung dari usia kehamilan. Oligohydramnion
dapat terjadi di masa kehamilan trimester pertama atau pertengahan usia
kehamilan cenderung berakibat serius dibandingkan jika terjadi di masa
kehamilan trimester terakhir. Terlalu sedikitnya cairan ketuban dimasa awal
kehamilan dapat menekan organ-organ janin dan menyebabkan kecacatan,
seperti kerusakan paru-paru, tungkai dan lengan.
Olygohydramnion yang terjadi dipertengahan masa kehamilan juga
meningkatkan resiko keguguran, kelahiran prematur dan kematian bayi dalam
kandungan. Jika ologohydramnion terjadi di masa kehamilan trimester
terakhir, hal ini mungkin berhubungan dengan pertumbuhan janin yang
kurang baik. Disaat-saat akhir kehamialn, oligohydramnion dapat
meningkatkan resiko komplikasi persalinan dan kelahiran, termasuk
kerusakan pada ari-ari memutuskan saluran oksigen kepada janin dan
menyebabkan kematian janin. Wanita yang mengalami oligohydramnion
lebih cenderung harus mengalami operasi caesar disaat persalinannya.
H. Tindakan Konservatif
1. Tirah baring.
2. Hidrasi.
3. Perbaikan nutrisi.
4. Pemantauan kesejahteraan janin (hitung pergerakan janin, NST, Bpp).
5. Pemeriksaan USG yang umum dari volume cairan amnion.
6. Amnion infusion.
7. Induksi dan kelahiran.
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA PASIEN DENGAN
OLIGOHIDROMNION
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Nama :
b. Umur :
c. Jenis kelamin :
d. Usia kehamilan :
e. Pendidikan :
f. Alamat :
2. Keluhan utama
3. Riwayat penyakit sekarang
4. Riwayat penyakit sebelumnya
5. Analisa data
· Data subyektif :
· Data obyektif :
6. Pengkajian Fisik
a. Aktifitas / istirahat
Kemampuan untuk mengikuti aktivitas hidup yang diperlukan/diinginkan
(kerja dan kesenangan) dan untuk dapat tidur/istirahat.
b. Sirkulasi
Kemampuan untuk mentranspor oksigen dan nutrien yang perlu untuk
memenuhi kebutuhan seluler.
c. Integritas Ego
Kemampuan untuk mengembangkan dan menggunakan keterampilan dan
perilaku untuk mengintegrasikan dan mengatur pengalaman hidup.
d. Eliminasi
Kemampuan untuk mengeluarkan produk sisa.
e. Makanan/Cairan
Kemampuan untuk mempertahankan masukan dan penggunakan nutrien
dan cairan untuk memenuhi kebutuhan fisiologi.
f. Hygiene
Kemampuan untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari.
g. Neurosensori
Kemampuan untuk menerima, menggabungkan, dan berespon terhadap
isyarat internal dan eksternal.
h. Nyeri/Ketidaknyamanan
Kemampuan untuk mengontrol lingkungan internal/eksternal untuk
mempertahankan kenyamanan.
i. Pernapasan
Kemampuan untuk memberikan dan menggunakan oksigen untuk
memenuhi kebutuhan fisiologi.
j. Keamanan
Kemampuan untuk memberikan lingkungan yang meningkatkan
pertumbuhan, aman.
k. Seksualitas
Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan/karakteristik peran pria atau
peran wanita.
l. Interaksi Sosial
Kemampuan untuk menciptakan dan mempertahankan hubungan.
m. Belajar/Mengajar
Kemampuan untuk menghubungkan dan menggunakan informasi
untuk mencapai gaya hidup yang sehat/kesejahteraan optimal.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (pergerakan bayi)
2. Resiko cedera terhadap janin dengan faktor resiko berkurangnya cairan
amnion
3. Ansietas berhubungan dengan resiko status kesehatan pasien dan janin
(kelahiran posterm)
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal informasi
C. Intervensi
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri :
1. Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, 1. Untuk mengetahui sejauh mana
sifat nyeri, lokasi dan penyebaran perkembangan rasa nyeri yang
dirasakan oleh klien sehingga dapat
dijadikan sebagai acuan untuk
intervensi selanjutnya.
INTERVENSI RASIONAL
1. Lakukan tes nitrazin. 1. Memeriksa pecah ketuban yang
menunjukkan peningkatan resiko
inseksi serta mempengaruhu pilihan
intervensi dan waktu kelahiran
Tujuan :
1. Mengungkapkan rasa takut dan masalah yang berhubungan
dengan komplikasi dan atau kehamilan
2. Mengidentifikasi cara-cara sehat untuk menghadapi ansietas
3. Mendemonstarasikan keterampilan pemecahan masalah
4. Menggunakan sumber-sumber system pendukung secara efektif
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
1. Perhatikan tingkat ansietas dan 1. Stres yang tidak diatasi dapat
derajat pengaruh terhadap mempengaruhi penyelesaian tugas-
kemampuan untuk berfungsi atau tugas kehamilan, dengan
mengambil keputusan penerimaan normal dari
kehamilan/janin dan dengan
keputusan mengenai kehamilan
masa datang versus sterilisasi.
2. Berikan kehangatan secara 2. Memudahkan perkembangan
emosional dan situasi mendukung ; hubungan saling percaya.
terima klien/pasangan seperti Penerimaan yang tidak
adanya mereka menghakimi meningkatkan rasa
percaya.
Kolaborasi
12. Koordinasikan tim konferehensi 12. Meningkatkan kelanjutan
termasuk klien. Buat rencana perawatan dan pendekatan tim
perawatan terus menerus pada situasi. Bila perawatan
dirumah sakit diperlukan, tingakat
stress cenderung meningkat setelah
dua minggu dan tetap tinggi selama
sisa perawatan dirumah sakit.
13. Rujuk pada kelompok pendukung 13. Menurunkan rasa kesepian dan
komunitas, atau pada pasangan dapat membantu pasangan
yang telah berhasil menyelesaikan mengembangkan pandangan positif
kehamilan resiko tinggi. pada kehamilan.
14. Rujuk pada sumber-sumber 14. Konseling atau terapi mungkin
konseling lain sesuai indikasi. perlu untuk membantu klien
mengungkapkan dengan lebih
bebas dan memeriksa ansietas yang
tidak teratasi.
Kriteria hasil :
1. Memulai perilaku yang meningkatkan kesehatan diri sendiri dan janin.
2. Tidak meminum obat tanpa memberi tahu dokter kandungannya.
3. Tidak merokok, minum alcohol, dan obat-obat terlarang.
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
1. Buat hubungan perawat-klien yang 1. Peran penyuluh/konselor dapat
mendukung dan terus menerus. memberikan bimbingan antisipasi
dan meningkatkan tanggung jawab
individu terhadap kesehatan.
14. Identifikasi hal yang 14. Janin paling rentan dalam trimester
membahayakan pada janin. Kaji pertama selam periode kritis
oabt-obatan yang digunakan klien perkembangan organ.
(nikotin, alcohol, kokain dan
sebagainya). Tekankan perlunya
menghidari semua obat-obatn
tersebut sampai dikonsultasikan
dengan anggota tim kesehatan.
Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC, Wenstorm KD.
Williams obstetric. 22nd ed. New York. McGraw-Hill Companies, Inc; 2005.
Wikojosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kandungan Edisi Ke2 Cetakan Ke4. Jakarta:
YBB- SP.