Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

OLIGOHIDROAMNION

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Laporan Pendahuluan Praktek Profesi


Keperawatan Departemen Keperawatan Maternitas

oleh :

Nama : Yenny Yulistiani

NIM : P17212215119

PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS MALANG JURUSAN


KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
MALANG TAHUN AKADEMIK

2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan Keperawatan Maternitas dengan kasus Oligohidroamnion


di Rumah Sakit Sultan Suriansyah secara daring. Periode tanggal 11 September
2021 s/d 30 Oktober 2021 Tahun Akademik 2021.

Telah disetujui dan disahkan pada tanggal 28 September 2021

Banjarmasin, September 2021

Preceptor Lahan RS Preceptor Akademik

Mengetahui,

Kepala Ruang
Laporan Pendahuluan Oligohidromnion

Di Ruang Nifas Rsud Ulin Banjarmasin

I. Definisi Oligohidramnion

Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari


normal, yaitu kurang dari 500 cc.

Definisi lainnya menyebutkan sebagai AFI yang kurang dari 5 cm.


Karena VAK tergantung pada usia kehamilan maka definisi yang lebih tepat
adalah AFI yang kurang dari presentil 5 ( lebih kurang AFI yang <6.8 cm saat
hamil cukup bulan).

II. Patofisiologi (Pohon Masalah)

Oligohidraminion

Air ketuban < 500 cc

Air ketuban yang terlalu


Bayi bergerak Resiko Resiko
sedikit indikasi SC
dengan susah cedera pada janin

Nyeri akut luka post SC

Gangguan integritas
kulit
III. Manifestasi Klinis Oligohidramnion
1. Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballotemen.
2. Ibu merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan anak.
3. Sering berakhir dengan partus prematurus.
4. Bunyi jantung anak sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar
lebih jelas.
5. Persalinan lebih lama dari biasanya.
6. Sewaktu his akan sakit sekali.

IV. Etiologi Oligohidramnion

Penyebab oligohydramnion tidak dapat dipahami sepenuhnya.


Mayoritas wanita hamil yang mengalami tidak tau pasti apa penyebabnya.
Penyebab oligohydramnion yang telah terdeteksi adalah cacat bawaan janin
dan bocornya kantung/ membran cairan ketuban yang mengelilingi janin
dalam rahim. Sekitar 7% bayi dari wanita yang mengalami oligohydramnion
mengalami cacat bawaan, seperti gangguan ginjal dan saluran kemih karena
jumlah urin yang diproduksi janin berkurang.

Masalah kesehatan lain yang juga telah dihubungkan dengan


oligohidramnion adalah tekanan darah tinggi, diabetes, SLE, dan masalah
pada plasenta. Serangkaian pengobatan yang dilakukan untuk menangani
tekanan darah tinggi, yang dikenal dengan namaangiotensin-converting
enxyme inhibitor (mis captopril), dapat merusak ginjal janin dan
menyebabkan oligohydramnion parah dan kematian janin. Wanita yang
memiliki penyakit tekanan darah tinggi yang kronis seharusnya berkonsultasi
terlebih dahulu dengan ahli kesehatan sebelum merencanakan kehamilan
untuk memastikan bahwa tekanan darah mereka tetap terawasi baik dan
pengobatan yang mereka lalui adalah aman selama kehamilan mereka.

V. Masalah Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
2. Gangguan integritas kulit/jaringan b.d faktor mekanis atau faktor elektris
3. Resiko cedera pada janin dengan penyakit

VI. Pemeriksaan Oligohidramnion


Pemeriksaan dengan USG dapat mendiagnosa apakah cairan ketuban
terlalu sedikit atau terlalu banyak. Umumnya para dokter akan mengukur
ketinggian cairan dalam 4 kuadran di dalam rahim dan menjumlahkannya.
Metode ini dikenal dengan nama Amniotic Fluid Index (AFI). Jika ketinggian
amniotic fluid (cairan ketuban) yang di ukur kurang dari 5 cm, calon ibu
tersebut didiagnosa mengalami oligohydramnion. Jika jumlah cairan tersebut
lebih dari 25 cm, ia di diagnosa mengalami polihydramnion.

VII. Prognosis Oligohidramnion


1. Semakin awal oligohidramnion terjadi pada kehamilan, semakin buruk
prognosisnya.
2. Jika terjadi pada trimester II, 80-90% mortalitas.

VIII. Komplikasi Oligohidramnion


Masalah-masalah yang dihubungkan dengan terlalu sedikitnya cairan
ketuban berbeda-beda tergantung dari usia kehamilan. Oligohydramnion
dapat terjadi di masa kehamilan trimester pertama atau pertengahan usia
kehamilan cenderung berakibat serius dibandingkan jika terjadi di masa
kehamilan trimester terakhir. Terlalu sedikitnya cairan ketuban dimasa awal
kehamilan dapat menekan organ-organ janin dan menyebabkan kecacatan,
seperti kerusakan paru-paru, tungkai dan lengan.

Olygohydramnion yang terjadi dipertengahan masa kehamilan juga


meningkatkan resiko keguguran, kelahiran prematur dan kematian bayi dalam
kandungan. Jika ologohydramnion terjadi di masa kehamilan trimester
terakhir, hal ini mungkin berhubungan dengan pertumbuhan janin yang
kurang baik. Disaat-saat akhir kehamialn, oligohydramnion dapat
meningkatkan resiko komplikasi persalinan dan kelahiran, termasuk
kerusakan pada ari-ari memutuskan saluran oksigen kepada janin dan
menyebabkan kematian janin. Wanita yang mengalami oligohydramnion
lebih cenderung harus mengalami operasi caesar disaat persalinannya.

IX. Penatalaksanaan
1. Tirah baring.
2. Hidrasi.
3. Perbaikan nutrisi.
4. Pemantauan kesejahteraan janin (hitung pergerakan janin, NST, Bpp).
5. Pemeriksaan USG yang umum dari volume cairan amnion.
6. Amnion infusion.
7. Induksi dan kelahiran.

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA PASIEN DENGAN


OLIGOHIDROMNION

A.    Pengkajian

1.    Identitas

a.    Nama :

b.    Umur :

c.    Jenis kelamin :

d.   Usia kehamilan :

e.    Pendidikan :

f.     Alamat :

2.    Keluhan utama

3.    Riwayat penyakit sekarang

4.    Riwayat penyakit sebelumnya


5.    Analisa data

·      Data subyektif :

·      Data obyektif :

6.    Pengkajian Fisik


a. Aktifitas / istirahat

Kemampuan untuk mengikuti aktivitas hidup yang diperlukan/diinginkan


(kerja dan kesenangan) dan untuk dapat tidur/istirahat.
b. Sirkulasi

Kemampuan untuk mentranspor oksigen dan nutrien yang perlu untuk


memenuhi kebutuhan seluler.
c. Integritas Ego

Kemampuan untuk mengembangkan dan menggunakan keterampilan dan


perilaku untuk mengintegrasikan dan mengatur pengalaman hidup.
d. Eliminasi

Kemampuan untuk mengeluarkan produk sisa.


e. Makanan/Cairan

Kemampuan untuk mempertahankan masukan dan penggunakan nutrien


dan cairan untuk memenuhi kebutuhan fisiologi.
f. Hygiene

Kemampuan untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari.


g. Neurosensori

Kemampuan untuk menerima, menggabungkan, dan berespon terhadap


isyarat internal dan eksternal.
h. Nyeri/Ketidaknyamanan

Kemampuan untuk mengontrol lingkungan internal/eksternal untuk


mempertahankan kenyamanan.
i. Pernapasan

Kemampuan untuk memberikan dan menggunakan oksigen untuk


memenuhi kebutuhan fisiologi.
j. Keamanan

Kemampuan untuk memberikan lingkungan yang meningkatkan


pertumbuhan, aman.
k. Seksualitas

Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan/karakteristik peran pria atau


peran wanita.
l. Interaksi Sosial

Kemampuan untuk menciptakan dan mempertahankan hubungan.


m. Belajar/Mengajar

Kemampuan untuk menghubungkan dan menggunakan informasi


untuk mencapai gaya hidup yang sehat/kesejahteraan optimal.

B.     Diagnosa Keperawatan


1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
2. Gangguan integritas kulit/jaringan b.d faktor mekanis atau faktor elektris
3. Resiko cedera terhadap janin dengan faktor resiko berkurangnya cairan
amnion
4. Ansietas berhubungan dengan resiko status kesehatan pasien dan janin
(kelahiran posterm)
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal informasi
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No DIAGNOSIS
TGL KODE SLKI KODE SIKI
KEPERAWATAN (SDKI)
1. 18-11- D.0077 Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan L.08066
Nyeri Akut berhubungan Manajemen Nyeri (1.08283) :
2020 selama 1x24 jam diharapkan tingkat nyeri
dengan agen pencedera fisik menurun 1. Observasi
Tingkat Nyeri : - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
1. Keluhan nyeri menurun (skala 5) frekuensi,kualitas, intensitas nyeri
2. Meringis menurun (skala 5) - Identifikasi skala nyeri
3. Gelisah menurun (skala 5)
- Identifikasi respon nyeri non verbal
4. Frekuensi nadi membaik (skala 5)
- Identifikasi faktor yang memperberat dan
meringankan nyeri
2. Terapeutik
- Berikan teknik non farmakologi untuk
mengurangi nyeri
- Kontrol lingkungan yang memperberat
nyeri
- Fasilitas istirahat dan tidur
- Pertimbangan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri.
3. Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara
tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
4. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgesik
2. 18-11- Gangguan integritas D.0129 Setelah dilakukan tindakan asuhan L.14125 Perawatan Integritas Kulit (1.11353) :
2020 keperawatan selama 3x24 jam diharapkan 1. Observasi
kulit/jaringan b.d faktor integritas kulit dan jaringan meningkat - Identifikasi penyebab gangguan
Integritas Kulit dan Jaringan : integritas kulit
mekanis atau faktor elektris
1. Perfusi jaringan meningkat (skala 5) 2. Terapeutik
2. Kerusakan jaringan menurun (skala 5) - Ubah posisi tiap2 jam jika tirah baring
3. Kerusakan lapisan kulit menurun (skala - Hindari produk berbahan dasar alkohol
5) pada kulit kering
4. Nyeri menurun (skala 5) - Bersihkan perineal dengan air hangat
3. Edukasi
- Anjurkan minum air yang cukup
- Anjurkan meningatkan asupan nutrisi
- Anjurkan menghindari terpapat suhu
ekstrem
3 18-11- D.0138
Risiko Cedera Pada Janin Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan L.14136 Pemantauan DJJ
2020
3x24 jamkeparahan dan cedera yang diamati atau Observasi:
dilaporkan menurun.
 Identifikasi status obstetrik
Resiko cedera :  Identifikasi riwayat obstetrik
 Identifikasi adanya penggunaan obat, diet dan
merokok
1. kejadian cedera menurun  Identifikasi pemeriksaan kehamilan
2. luka/lecet menurun sebelumnya
3. pendarahan menurun  Periksa DJJ selama 1 menit
4. fraktur menurun  Monitor DJJ
 Monitor tanda vital ibu
Terapeutik:
 Atur posisi pasien
 Lakukan manuver leopold untuk menentukan
letak janin
Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
 Informasikan hasil pemantauan, jika perlu

Pencegahan Cidera
Observasi:
 Identifikasi obat yang berpotensi menyebabkan
cidera
 Identifikasi kesesuaian alas kaki atau stoking
elastis pada ekstremitas bawah
Terapeutik:
 Sediakan pencahayaan yang memadai
 Sosialisasikan pasien dan keluarga dengan
lingkungan rawat inap
 Sediakan alas kaki antislip
 Sediakan urinal atau urinal untk eliminasi di
dekat tempat tidur, Jika perlu
 Pastikan barang-barang pribadi mudah
dijangkau
 Tingkatkan frekuensi observasi dan
pengawasan pasien, sesuai kebutuhan
Edukasi
 Jelaskan alasan intervensi pencegahan jatuh ke
pasien dan keluarga
Anjurkan berganti posisi secara perlahan dan duduk
beberapa menit sebelum berdiri
DAFTAR PUSTAKA

Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan


Indonesia : Definisi dan Indicator Diagnostic. Jakarta : DPP PPNI
Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2017. Standar Luaran Keperawatan
Indonesia :Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta : DPP PPNI
Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2017. Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia :Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta : DPP PPNI

Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC, Wenstorm KD.
Williams obstetric. 22nd ed. New York. McGraw-Hill Companies, Inc; 2005.

Hamilton, Persis Mary. 1995. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas/E.6. Jakarta:


EGC.

Rustam, 1998, Sinopsis Obsetri, Jilid I, Jakarta: EGC

Prawirohardjo, Sarwono, 2005, Ilmu Kebidanan, Jakarta; Tridasa Printer

Rustam, mochtar.1998. Sinopsis Obstetri; obstetri fisiologi, obstetri patologi edisi


ke 2. Jakarta: EGC.

Sulistyawati, Ari. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta :


Salemba Medika.

Wikojosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kandungan Edisi Ke2 Cetakan Ke4. Jakarta:
YBB- SP.

Anda mungkin juga menyukai