Nim : 2020243083
Dalam potensial aksi jantung secara umum, terdapat dua fase yang terjadi, yaitu
depolarisasi dan repolarisasi. Depolarisasi adalah rangsangam ketika gelombang rangsang
listrik tersebar dari nodus SA melalui sistem penghantar menuju miokardium untuk
merangsang otot berkontraksi. Sedangkan repolarisasi adalah pemulihan listrik kembali.
B. Tujuan Tindakan
5. Efek obat-obatan
6. Gangguan elektrolit
Sebelum kita membahas mengenai penggunaan EKG, terlebih dahulu kita mengetahui
sistem konduksi (listrik jantung) yang berperan dalam pencatatan pada EKG, yang terdiri
dari :
1. SA Node ( Sino-Atrial Node ). Terletak di posterior atrium kanan (RA) dekat muara
vena cava superior (VCS). Sel-sel dalam SA Node ini bereaksi secara otomatis dan
teratur mengeluarkan impuls (rangsangan listrik) dengan frekuensi 60 - 100 kali
permenit kemudian menjalar ke atrium, sehingga menyebabkan seluruh atrium
terangsang.
2. AV Node (Atrio-Ventricular Node). Terletak di septum internodal bagian sebelah kanan,
diatas katup tricuspid, dekat sinus koronaria. Sel-sel dalam AV Node dapat juga
mengeluarkan impuls dengan frekuensi lebih rendah dan pada SA Node yaitu : 40 - 60
kali permenit. Oleh karena AV Node mengeluarkan impuls lebih rendah, maka dikuasai
oleh SA Node yang mempunyai impuls lebih tinggi. Bila SA Node rusak, maka impuls
akan dikeluarkan oleh AV Node.
3. Berkas His. Terletak di septum interventrikular dan bercabang 2, yaitu Cabang berkas
kiri ( Left Bundle Branch) dan Cabang berkas kanan ( Right Bundle Branch ). Setelah
melewati kedua cabang ini, impuls akan diteruskan lagi ke cabang-cabang yang lebih
kecil yaitu serabut purkinje.
4. Serabut Purkinje. Serabut purkinye ini akan mengadakan kontak dengan sel-sel
ventrikel. Dari sel-sel ventrikel impuls dialirkan ke sel-sel yang terdekat sehingga
seluruh sel akan dirangsang. Di ventrikel juga tersebar sel-sel pace maker (impuls) yang
secara otomatis mengeluarkan impuls dengan frekuensi 20 - 40 kali/menit.
Setelah mengetahui sistem konduksi pada jantung, sangat penting juga bagi kita
untuk memahami interpretasi dari EKG yang termanifestasikan dalam gelombang-gelombang
yang tercatat dari aktivitas EKG itu sendiri. Gelombang-gelombang yang terdapat pada EKG
antara lain:
1. Gelombang P : gelombang yang tercipta karena depolarisasi otot atrium sebelum
atrium mengalami kontraksi. Normalnya setinggi 2,5 atau kurang dan durasinya 0,11
detik atau kurang. Defleksi negatif pertama gelombang P adalah gelombang Q.
Durasinya sekitar 0,03 detik dengan amplitudo kurang dari 25% gelombang R. Defleksi
positif pertama gelombang P adalah gelombang R. Defleksi negatif pertama gelombang
R adalah gelombang S.
2. Kompleks QRS menggambarkan depolarisasi otot ventrikel. Durasinya berkisar antara
0,04-0,1 detik
Indikasi:
4. Intoleransi aktivitas
Alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan pemeriksaan EKG adalah:
1. Elektrokardiogram
2. Elektroda ekstremitas
6. Elektrolit jelly
1. Sadapan Bipolar
Sadapan ini terdiri dari dua elektroda, yaitu positif dan negatif. Istilah “bipolar”
berarti bahwa elektrokardiogram yang direkam itu berasal dari dua elektroda yang
diletakkan pada tubuh dalam hal ini anggota badan. Sadapan ini diletakkan pada
pergelangan-pergelangan tangan atau kaki sehingga terbentuk tiga sadapan ekstremitas
bipolar untuk mencatat potensial bioelektrik jantung. Sadapn ini terdiri dari:
a. Lead I : merekam perbedaan potensial dari elektroda di lengan kanan (Right
Arm/RA) dan lengan kiri (Left Arm/LA), di mana lengan kanan bermuatan (-) dan
lengan kiri bermuatan (+).
b. Lead II : merekam perbedaan potensial dari elektroda di lengan kanan (Right
Arm/RA) dan kaki kiri (Left Foot/LF), di mana lengan kanan bermuatan (-) dan kaki
kiri bermuatan (+).
c. Lead III : merekam perbedaan potensial dari elektroda di lengan kiri (LA) dan kaki
kiri (LF), di mana lengan kiri bermuatan (-) dan kaki kiri bermuatan (+).
2. Sadapan Unipolar
a. Sadapan Unipolar Ekstremitas
Sadapan ini merekam besar potensial listrik pada satu ekstremitas, di mana elektroda
eksplorasi diletakkan pada ekstremitas yang akan diukur. Gabungan elektroda-elektroda
pada ekstremitas lain membentuk elektroda indiferen (potensial 0). Sadapan ini terdiri
dari:
1) Lead aVR : merekam potensial listrik pada lengan kanan (RA), di mana lengan
kanan bermuatan (+), lengan kiri (LA) dan kaki kiri (LF) membentuk elektroda
indiferen.
2) Lead aVL : merekam potensial listrik pada lengan kiri (LA), di mana lengan kiri
bermuatan (+), lengan kanan (RA) dan kaki kiri (LF) membentuk elektroda
indiferen.
3) Lead aVF : merekam potensial listrik pada kaki kiri (LF), di mana lengan kiri
bermuatan (+), lengan kanan (RA) dan lengan kiri (LA) membentuk elektroda
indiferen
Sadapan ini merekam besar potensial listrik jantung dengan meletakkan elektroda positif
secara horizontal pada dinding dada atau punggung mengelilingi jantung.
1) Lead V1 : Elektroda ditempatkan pada ICS IV, garis sternum kanan
2) Lead V2 : Elektroda ditempatkan pada ICS IV, garis sternum kiri
5) Lead V5 : Elektroda ditempatkan sejajar dengan V4, garis aksila depan
6) Lead V6 : Elektroda ditempatkan sejajar dengan V4, garis aksila tengah
3. Sandapan tambahan
d. V3R - V9R posisinya sama dengan V3 - V9, tetapi pada sebelah kanan.
4. Kalibrasi dapat dipakai gambar terlalu besar, atau 2 mv bila gambar terlalu kecil.
5. Hindari gangguan listrik dan gangguan mekanik seperti ; jam tangan, tremor, bergerak,
batuk dan lain-lain.
H. Prosedur Tindakan
1. Persiapan Pasien:
· Pakaian pasien dibuka dan dibaringkan terlentang dalam keadaan tenang selama
perekaman.
· Pada ekstremitas bawah pada pergelangan kaki kanan dan kiri sebelah dalam.
· Posisi pada pergelangan bukanlah mutlak, bila diperlukan dapatlah dipasang sampai ke
bahu kiri dan kanan dan pangkal paha kiri dan kanan.
Pada C2 dan C4 merupakan titik-titik untuk mendengarkan bunyi jantung I dan II.
b. Kecepatan 25 mm/detik
Setelah itu lakukan kalibrasi dengan menekan tombol run/start dan setelah kertas bergerak,
tombol kalibrasi ditekan 2 -3 kali berturut-turut dan periksa apakah 10 mm
· Dengan memindahkan lead selector kemudian dibuat pencatatan EKG secara berturut-
turut yaitu sandapan (lead) I, II, III, aVR, aVL, aVF, VI, V2, V3, V4, V5, V6. Setelah
pencatatan, tutup kembali dengan kalibrasi seperti semula sebanyak 2-3 kali, setelah itu
matikan mesin EKG
J. Dokumentasi
1. Nama pasien
2. Status klien (usia, jenos kelamin, berat badan, tinggi bdan, tekanan darah)
3. Tanggal/Jam
8. Irama jantung
9. Gelombang P
10. Interval P-R
11. Kompleks QRS
12. Gelombang T
13. Gelombang U
Referensi :
Price, S. A. and Wilson, L.M. (1995). Fisiologi: Proses-Proses Penyakit Ed 4. Jakarta: EGC
Smeltzer, S.C. and Bare B.G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Bruner &Suddartf
Ed. 8. Jakarta : EGC
Sudoyo et al (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : PPIPD FK UI.