Anda di halaman 1dari 17

ELEKTROKARDIOGRAM

Disusun Oleh :Asri Faberta Simatupang (2115003)

PRODI D-III KEBIDANAN

STIKES KESEHATAN BARU


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan
hikmat yang telah Tuhan berikan sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada
waktunya. Secara singkat makalah ini kami buat agar pembaca dapat mengetahui
lebih jelas, dalam memahami mengenai penggunaan dan fungsi dari
“Elektrokardiogram (EKG)“ yang menjadi topik pembahasan saat ini.
“Elektrokardiogram (EKG) “ sangat penting untuk diketahui, agar pembaca dapat
mengerti dan memahami fungsi dan kegunaan dalam dunia kesehatan sangatlah
berperan penting.

Oleh karena itu, kami membahasnya agar pembaca dapat mengetahui


lebih dalam dan dapat menjaga kesehatan tubuhnya dengan baik. Kami juga
berharap makalah ini dapat membantu pembaca memahami dan mengetahui lebih
jelas lagi bahwa penggunaannya sangat berperan penting dalam pengobatan dan
untuk menilai efektivitas jantung, apalagi dalam sistem dan deteksi jantung dini.

Sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran,


penulisan atau pembuatan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna
penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang .Semoga
makalah yang sederhana ini, dapat membantu dalam pembelajaran tentang
mengenai “Sel Darah Putih “ dan memahaminya dengan benar.

Terima kasih juga kepada Dosen yang telah mengajarkan dan


membingbing dalam proses pembuatan makalah ini. Semoga apa yang kami
tuangkan dalam dalam makalah ini bisa bermanfaat bagi semua.

Doloksanggul, 19 juli 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................................... i

Daftar Isi.............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1

Latar Belakang.............................................................................................................................. 1
Rumusan Masalah......................................................................................................................... 1
Tujuan 1

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................... 2

Penegrtian Elektrokardiografi....................................................................................................... 2
Sadapan EKG2
Cara Menginterpretasikan EKG STRIP........................................................................................6
Gambaran EKG pada Penyakit Jantung dan Sistemik lain...........................................................7

BAB III PENUTUP............................................................................................................. 12

Kesimpulan 12
Saran 13

Daftar Pustaka...................................................................................................................... 14
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Dalam tubuh sangat banyak sistem yang sangat penting dan
berbahaya jika tidak dilakukan perawatan. Semua sistem dalam tubuh
sangat membutuhkan yang namanya cairan dan cairan merupakan suatu
zat yang tidak dapat dipisahkan dalam tubuh manusia. Karena cairan
tubuh adalah konduktor yang baik (yaitu karena tubuh adalah konduktor
volume), fluktuasi potensial yang menggambarkan jumlah aljabr
potendial aksi serat miokardium dapat direkam secara ekstrasel.
Perekaman fluktuasi potensial ini selama siklus jantung adalah
Elektrokardiogram (EKG). Kebanyakan alat elektrokardiograf merekam
fluktuasi ini pada secarik kertas yang bergerak. Perekaman atau
pencatatan dilakukan melalui elektroda-elektroda yang dipasang dalam
permukaan tubuh.

Rumusan Masalah
1. Pengertian Elektrokardiografi ?
2. Apa saja sadapan EKG ?
3. Bagaimana cara menginterpretasikan EKG STRIP ?
4. Apa saja gambaran elektrokardiografi pada penyakit jantung dan
sistemik lain?

Tujuan
1. Menginformasikan kepada pembaca tentang EKG
2. Untuk menambah wawasan mengenai EKG dan kegunaannya
3. Untuk memberi pemahaman tentang EKG dan Cara membacanya

1
BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Elektrokardiografi
Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari aktivitas listrik
jantung. Sedangkan Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu grafik yang
menggambarkan rekaman listrik jantung. Kegiatan listrik jantung dalam
tubuh dapat dicatat dan direkam melalui elektroda-elektroda yang
dipasang dalam permukaan tubuh.
EKG dapat direkam dengan menggunakan elektroda aktif atau
elektroda eksplorasi yang dihubungkan dengan elektroda indiferen pada
potensial nol (rekaman unipolar) atau dengan menggunakan 2 elektroda
aktif (rekaman bipolar).
Beberapa tujuan penggunaan EKG dan sangat berguna dalam
menentukan kelainan antara lain :
1. Gangguan irama jantung (Disritmia)
2. Hipertrofi Atrium dan Ventrikel
3. Iskimia/Infark otot jantung
4. Perikardius
5. Efek obat-obatan terutama digitalis dan antiaritmia
6. Kelainan elektrolit yang dapat menyebabkan kelainan EKG serta
untuk menilai fungsi pacu jantung

Sadapan EKG
Dalam konduktor volume, jumlah potensial pada titik segitiga
sama sisi dengan sumber arus di pusat adalah nol pada setiap waktu.
Segitiga dengan jantung pada pusatnya (segitiga Einthoven) dapat
diperkirakan dengan menempatkan elektoda pada kedua lengan dan
tungkai kiri. Ini adalah 3 sadapan ekstremitas standar yang dipergunakan
pada elektrokardiografi.

2
Terdapat 2 jenis sadapan “lead” pada EKG :

1. Sadapan Bipolar
2. Sadapan Unipolar

A. Sadapan Bipolar
Sadapan bipolar dipergunakan sebelum dikembangkan sadapan
unipolar. Sadapan ekstremitas standar, hantaran I,II dan III, masing-
masing merekam perbedaan potensial antara 2 ektremitas. Karena arus
mengalir hanya dalam cairan tubuh, rekaman yang diperoleh adalah
yang akan diperoleh bila elektroda pada titik perlekatan ekstremitas,
tanpa memperdulikan elektroda ditempatkan di mana pada ekstremitas.

Diagram yang menunjukkan bagaimana polaritas kompleks QRS di


sadapan I,II dan III dapat digunakan untuk memperkirakan sumbu
listrik jantung dalam bidang normal

Pada sadapan I elektroda dihubungkan sedemikian rupa sehingga


defleksi ke atas dicatat ketika lengan kiri menjadi relatif positif terhadap
kanan (positif lengan kiri). Sadapan I merekam beda potensial antara
tangan kanan dengan tangan kiri, dimana tangan kanan bermuatan (-)
dan tangan kiri bermuatan (+).

3
Pada sadapan II, elektroda pada lengan kanan dan tungkai kiri,
dengan tungkai positif. Sadapan II merekam beda potensial antara
tangan kanan (RA) dengan kaki kiri (F), dimana tangan kanan
bermuatan (-) dan kaki kiri bermuatan (+).

Dan sadapan III elektroda pada lengan kiri da tungkai kiri, dengan
tungkai positif. Sadapan III merekam beda potensial antara tangan kiri
(LA), dengan kaki kiri (LF), dimana tangan kiri bermuatan (-) dan kaki
kiri bermuatan (+).
B. Sadapan Unipolar (V)
Tambahan 9 sadapan unipolar yaitu sadapa yang merekam perbedaan
potensial antara elektroda eksplorasi dan elektroda indiferen, lazim
dipergunakan dalam elektrokardiografi klinik. Terdapat 6 sadapan
unipolar dada (sadapan Prekordial) yang diberi nama :
Sadapan V1 : Ruang interkostal IV dan garis sternal
kanan Sadapan V2 : Ruang interkostal IV dan garis
strenal kiri Sadapan V3 : Pertengahan antara V2 dan V4
Sadapan V4 : Ruang interkostal V dan garis midklavikula
kiri Sadapan V5 : Sejajar V4 garis aksila depan
Sadapan V6 : Sejajar V4 garis aksila tengah

4
 Sadapan aVR
Merekam potensial listrik pada tangan kanan (RA) , dimana tangan kanan
bermuatan (+), tangan kiri dan kaki kiri membentuk elektroda indiferen.
 Sadapan aVL
Merekam potensial listrik pada tangan kiri (LA), dimana tangan kiri
bermuatan (+), tangan kanan dan kaki kiri membentuk elektroda indiferen.
 Sadapan aVF
Merekam potensial listrik pada kaki kiri (LF), dimana kaki kiri bermuatan
(+), tangan kanan dan tangan kiri membentuk elektroda indiferen.

5
Sadapan ekstremitas yang diperbesar merekam antara saru ekstremitas
dengan 2 ekstremitas lain. Ini meningkatkan ukuran potensial 50% tanpa
perubahan apapun pada konfigurasi dari rekaman yang tak
diperbesar.Elektroda esofagus kadang-kadang dipergunakan untuk
mempelajari aktivitas atrium. Elektroda dimasukkan dalam kateter dan ditelan.
Sadapan unipolar dapat juga ditempatkan pada ujung kateter dan dimasukkan
ke jantung. Grafik yang menunjukkan hubungan antara elektrode positif,
muka gelombang depolarisasi (atau rerata vektor listrik), dan kompleks yang
ditampilkan di EKG.

Cara Menginterpretasikan EKG STRIP


1. Tentukan iramanya teratur atau tidak, dengan cara melihat jarak antara
QRS satu dengan QRS yang lain jaraknya sama atau tidak.
2. Tentukan frekuensi jantung (Heart rate)
Menghitung frekuensi jantung (HR) melalui gambaran EKG dapat
dilakukan dengan 2 cara :

a. 300
Jumlah kotak besar antara R – R’

b. 1500
Jumlah kotak kecil antara R – R’

6
3. Tentukan gelombang P normal atau tidak, juga lihat apakah setiap gelombang P
selalu diikuti gelombang QRS ?
4. Tentukan gelombang QRS normal atau tidak ?Sejumlah kompleks QRS beserta
tatanamnya

Gambaran EKG pada Penyakit Jantung dan Sistemik lain


A. Infark Miokardium
Bila suplai darah ke bagian miokardium diganggu, terdapat
perubahan besar dalam miokardium yang menyebabkan perubahan
ireversibel dan kematian sel-sel otot (infark miokardium). EKG
sangat berguna untuk mendiagnosis dan menentukan lokasi daerah
infark. Peristiwa listrik yang mendasari dan hasil perubahan
elektrokardiografi adalah rumit dan di sini hanya dapat disajikan
secara singkat.
3 kelainan utama yang menyebabkan perubahan
elektrokardiografi pada infark miokardium akut pada polarisasi
membran. Perubahan pertama, repolarisasi cepat abnormal setelah
lepas muatan listrik serta otot yang infark sebagai hasil akselerasi
pembukaan saluran K⁺, timbul beberapa detik setelah oklusi arteri
koronaria pada binatang percobaan. Hal itu berlangsung hanya
beberapa menit, tetapi sebelum berlalu potensial membran istirahat
serat yang mengalami infark menurun sebab K⁺ intersel turun.

7
Mulai 30 menit kemudian, serat yang infark juga mulai
berdepolarisasi lebih lambat daripada serat normal sekelilingnya.
Ketiga perubahan ini menyebabkan arus listrik yang
menghasilkan elevasi sekmen ST dalam sadapan elektro
kardiografik yanmg direkam dengan elektoda diatas daerah infark .
karena revolarisasi cepat dalam daerah infark potensial daerah
membran ini lebih besar dari pada daerah normal selma bagian
akhir revolarisasi, membuat daerah normal relatif negatif terhadap
infark . karena itu diekstra sel, arus mengalir keluar dari infark ke
daerah normal (karena , menurut perjanjian , arus mengalir dari
positif ke negatit) arus ini mengalir menuju elektroda diatas daerah
yang cedera , menyebabkan peningkatan positif antara gelombang
S dan T pada EKG.Hal serupa, depolarisasi lambat pada sel yang
mengalami infark menjadi relatif positif terhadap jaringan sehat
selama revolarisasi awal, dan hasilnya juga elevasi segmen ST.
Perubahan lainya, penurunan potensi membran istirahat selama
diastol, menyebabkan arus litrik mengalir ke tempat infark selama
diastolpentrikel. Hasil dari aliran litrik ini adalah depresi segmen
TQ pada kurva EKG . meskipun demikian pengaturan listrik pada
rekam ekg sedemikian sehingga depresi segmen TQ direkam
sebagai relevasi ST. Jadi, tanda khusus infark akut miokardium
adalah elevasi segmen ST pada sadapan diatas daerah infark.

8
Sadapan disisi jantung yang berlawanan memperlihatakan depresi
segmen ST.
Sesudah beberapa hari atau minggu, segmen ST yang tidak
berkurang. Otot yang mati dan jaringan parut tidah beraktifitas
listrik lagi. Karena itu daerah infark relatif negatif membuat
keposuitifan pada kompleks EKG. Manifestasi ke negatifan ini
banyak dan halus. Perubahan yang biasa antara lain tampaknya
gelombang Q pada beberapa sadapan yang sebelumnya tidak ada
dan peningkatan gelombang Q normal pada sadapan lainnya,
meskipun juga tampak infark gelombang non Q . Infark ini
cenderung kurang berat, tetapi terdapat insiden tinggi terjadinya
reinfark. Temuan lain pada infark pentrikal kiri anterior adalah “
kegagalan kemajuan gelomnbang R “ , yaitu gelombang R tidak
menunjukkan peningkatan amplitudo pada sadapan prekordial bila
elektroda digerakkan dari kana ke kiri diatas pentrikel kiri. Bila
sektum mengalami infark, sistem hantaran dapat rusak,
menyebabkan blook cabang brkas atau bentuk lain blok jantung.
Infark miokardium sering berkomplikasi dengan aritmia
pentrikel yang serius, dengan ancaman pibrilasi pentrikel dan
kematian. Pada binatang percobaan dan mungkin juga pada
manusia, aritmia pentrikel terjadi selama 3 periode. Selama 30
menit pertama infark, sering terjadi aritmia yang disebabkan masuk
kembali. Kemudian diikuti periode yang relatif bebas aritmia,
tetapi 12 jam setelah terjadi infark, terjadi aritmia yang disebabkan
oleh otomasi. Aritmia yang terjadi 3 hari sampai beberapa minggu
sesudah infrak lagi-lagi biasanya disebabkan oleh masuk kembali.
Perlu dicata dalam hal ini, bahwa infark yang merusak bagian
epikardial miokardium mengganggu saraf simpatis, menghasilkan
kepekaan yang berlebihan tarhadap katekolamin akibat denefasi
pada area diluar infark.
Kemingkinan lain, lesi endokardiaum dapat secara selektif
menggagu saraf vagus , sehingga tidak ada yang melawan saraf

9
kerja serat simpatis. Peningkatan aktifitas simpatis lokal dapat
menyebabkan aritmia. Gangguan persarafan simpatis ke jantung
dari ganglion stelata kiri yang mempersarafi simpul AV,
dilaporkan bermanfaat dalam penanganan aritmia pentrikel dan
pencegahan mati mendadak sesudah infark miokardium.

B. Efek Perubahan Komposisi Ion dalam Darah


Perubahan konsentrasi Na⁺ dan K⁺ dalam cairan ekstarsel
diharapkan mempengaruhi potensial serat miokardium, karena
aktivitas listrik jantung bergantung pada distribusi ion-ion tersebut
melintasi membran sel otot. Secara klinis, penurunan kadar Na⁺
plasma dapat berkaitan dengan kompleks EKG voltase rendah,
tetapi perubahan kadar K⁺ plasma menyebabkan kelainan jantung
berat. Hiperkalemia sangat berbahaya dan secara potensial
mematikan karena efeknya pada jantung. Dengan meningkatnya
kadar K⁺ plasma, perubahan pertama pada EKG adalah tampaknya
gelombang T dengan puncak tinggi, suatu manifestasi perubahan
repolarisasi. Potensial membran istirahat serat otot menurun
dengan adanya peningkatan konsentrasi K⁺ ekstrasel. Serat
menjadi tidak peka rangsang, dan akhirnya jantung berhenti dalam
diastol. Hal sebaliknya, penurunan kadar K⁺ plasma menyebabkan
pemanjangan interval PR, gelombang U menonjol dan kadang-
kadang terbaliknya gelombang T lanjut pada sadapan prekordial.
Bila gelombang T dan U bergabung, interval QT yang tampak
seringkali memanjang, bila gelombang T dan U terpisah, interval
QT yang sebenarnya tampak dengan durasi normal. Hipokalemia
adalah keadaan serius, tetapi tidak mematikan secepat
hiperkalemia.
Peningkatan kadar Ca⁺ ekstrasel mempertinggi
kontraktilitas miokardium. Bila sejumlah besar Ca⁺ di infus ke
binatang percobaan, jantung kurang beristirahat selama diastol dan
berhenti dalam sistol (rigor kalsium). Namun, pada keadaan klinis

10
yang berkaitan dengan hiperkalsemia, jarang kadar kalsium dalam
plasma cukup tinggi untuk mempengaruhi janting. Hipokalsemia
menyebabkan pemanjangan segmen ST dan akibatnya
pemanjangan interval QT, perubahan yang juga dihasilkan oleh
fenotiazin dan obat antidepresan trisiklik dan bermacam-macam
penyakit susunan saraf pusat.
Perubahan kadar 𝐶𝑎2⁺ dan K⁺ plasma menhasilkan
perubahan kepekaan jantung yang relatif jelas terhadap digitalis.
Hiperkalsemia mempertinggi toksisitas digitalis. Dan hiperkalemia
melawannya. 𝑀𝑔2⁺ , yang menekan miokardium, juga melawan
toksisitas digitalis.

11
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
EKG dapat direkam dengan menggunakan elektroda aktif atau
elektroda eksplorasi yang dihubungkan dengan elektroda indiferen pada
potensial nol (rekaman unipolar) atau dengan menggunakan 2 elektroda
aktif (rekaman bipolar). Beberapa tujuan penggunaan EKG dan sangat
berguna dalam menentukan kelainan antara lain : Gangguan irama
jantung (Disritmia) Hipertrofi Atrium dan Ventrikel Iskimia/Infark otot
jantung Perikardius Efek obat-obatan terutama digitalis dan antiaritmia
Kelainan elektrolit yang dapat menyebabkan kelainan EKG serta untuk
menilai fungsi pacu jantung
Karena arus mengalir hanya dalam cairan tubuh, rekaman yang
diperoleh adalah yang akan diperoleh bila elektroda pada titik perlekatan
ekstremitas, tanpa memperdulikan elektroda ditempatkan di mana pada
ekstremitas.
Sadapan Unipolar (V) Tambahan 9 sadapan unipolar yaitu sadapa
yang merekam perbedaan potensial antara elektroda eksplorasi dan
elektroda indiferen, lazim dipergunakan dalam elektrokardiografi klinik.
Gambaran EKG pada Penyakit Jantung dan Sistemik lain Infark
Miokardium Bila suplai darah ke bagian miokardium diganggu, terdapat
perubahan besar dalam miokardium yang menyebabkan perubahan
ireversibel dan kematian sel-sel otot (infark miokardium).
Karena itu diekstra sel, arus mengalir keluar dari infark ke daerah
normal (karena , menurut perjanjian , arus mengalir dari positif ke negatit)
arus ini mengalir menuju elektroda diatas daerah yang cedera ,
menyebabkan peningkatan positif antara gelombang S dan T pada EKG.

12
Hal serupa, depolarisasi lambat pada sel yang mengalami infark
menjadi relatif positif terhadap jaringan sehat selama revolarisasi awal,
dan hasilnya juga elevasi segmen ST. Perubahan lainya, penurunan
potensi membran istirahat selama diastol, menyebabkan arus litrik
mengalir ke tempat infark selama diastolpentrikel.

Saran
Dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dalam penulisan ini agar
bisa lebih baik lagi dari makalah ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ganong, F. William. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta :Buku


Kedokteran EGC

Murwani, Arita, S.Kep. 2009. Keterampilan Dasar Praktek Klinik Keperawatan.


Yogyakarta :Fitramaya

https://id.wikipedia.org/wiki/Elektrokardiogram. (diakses pada tanggal 29 Juni


2021)

14

Anda mungkin juga menyukai