apa itu EKG, cara membaca dan bahkan lokasi pemasangan yang benar. Berikut sedikit tutorial yang
dapat saya berikan.
Saya sajikan dalam bahasa sederhana, sehingga mudah dipahami, untuk mempelajari lebih mendalam
silahkan baca buku dan jangan malas untuk membaca.
Modul lengkap EKG dalam English ada di terakhir halaman, silahkan di Download (Gratis).
1.
Pendahuluan
Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari aktifitas listrik jantung. Sedangkan
Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik jantung. Kegiatan
listrik jantung dalam tubuh dapat dicatat dan direkam melalui elektroda-elektroda yang dipasang pada
permukaan tubuh.
Prinsip utama belajar EKG adalah mengetahui anatomi fisiologi jantung, dan persyarafan
jantung sehingga pada saat belajar EKG sudah dapat membayangkan keadaan jantung.
Gambar 1
4.
EKG Normal
Bagaimana sih gambaran EKG normal ?
Pada dasarnya EKG terdiri dari banyak gelombang, yang tiap gelombang mewakilkan satu denyut
jantung (satu kali aktifitas listrik jantung).
Lihat gambar satu gelombang EKG:
Gambar 2
Dalam satu gelombang EKG terdiri ada yang disebut titik (lihat gambar), interval dan segmen. Titik
terdiri dari titik P, Q, R, S, T dan U (kadang sebagian referensi tidak menampilkan titik U) sedangkan
Interval terdiri dari PR interval, QRS interval dan QT interval dan Segmen terdiri dari PR segmen, dan
ST segmen.
Penjelasan gambar :
(dextra &
sinistra)
- Titik Q, R dan S mempunyai arti bahwa terjadinya denyutan/kontraksi (listrik)
jantung
pada ventrikel
Gambar 3 adalah gambar EKG sebenarnya, melihat sepintas mungkin ga kebayang bisa membacanya.
Kok ada tulisan I, II, aVR dan lain-lain ?
I, II, aVR dan lain-lain disebut dengan sadapan atau lead. Aktifitas listrik jantung hanya dapat direkam
dari luar jantung (yaitu tubuh), ga mungkin langsung di tempelin ke jantung toh ? makanya perlu lokasilokasi tertentu untuk penyadapan tersebut.
Pada prinsipnya ada 3 jenis sadapan yaitu Prekordial (dada), Bipolar (Kaki dan Tangan 2
elektroda) dan Unipolar (Kaki dan Tangan 3 elektroda).
5.
Sadapan Prekordial
Merupakan sadapan V1, V2, V3, V4, V5, dan V6 yang ditempatkan secara langsung di
dada.
b.
apeks
anterior.
Sandapan Bipolar,
Merekam perbedaan potensial dari 2 elektroda, yang ditandai dengan angka romawi I, II dan III
a) Sandapan I
Sandapan Unipolar
a)
aVR
bermuatan
elektroda indifiren.
aVL
bermuatan (+),
elektroda indifiren.
aVF
indifiren.
Lead EKG
Terdapat 2 jenis lead :
Lead I : merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan tangan kiri
(LA) yang mana tangan kanan bermuatan (-) dan tangan kiri bermuatan (+)
Lead II : merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan kaki kiri (LF)
yang mana tangan kanan bermuatan (-) dan kaki kiri bermuatan (+)
Lead III : merekam beda potensial antara tangan kiri (LA) dengan kaki kiri (LF)
yang mana tangan kiri bermuatan (-) dan kaki kiri bermuatan (+)
Aksis jantung
Sumbu listrik jantung atau aksis jantung dapat diketahui dari bidang frontal dan
horisontal. Bidang frontal diketahui dengan melihat lead I dan aVF sedangkan bidang
horisontal dengan melihat lead-lead prekordial terutama V3 dan V4. Normal aksis
jantung frontal berkisar -30 s/d +110 derajat.Deviasi aksis ke kiri antara -30 s/d -90
derajat, deviasi ke kanan antara +110 s/d -180 derajat.
Sekilas mengenai EKG Normal
Gelombang P
Nilai normal :
Lebar 0,12 detik
Tinggi 0,3 mV
Selalu (+) di lead II
Selau (-) di lead aVR
Interval PR
Diukur dari permulaan gelombang P sampai permulaan gelombang QRS. Nilai normal
berkisar 0,12-0,20 detik.
Gelombang QRS (kompleks QRS)
Nilai normal : lebar 0,04 - 0,12 detik, tinggi tergantung lead.
Gelombang Q : defleksi negatif pertama gelombang QRS
Nilai normal : lebar < 0,04 detik, dalam < 1/3 gelombang R. Jika dalamnya > 1/3 tinggi
gelombang R berarti Q patologis.
Gelombang R adalah defleksi positif pertama pada gelombang QRS. Umumnya di Lead
aVR, V1 dan V2, gelombang S terlihat lebih dalam, dilead V4, V5 dan V6 makin
menghilang atau berkurang dalamnya.
Gelombang T
Merupakan gambaran proses repolirisasi Ventrikel. Umumnya gelombang T positif, di
hampir semua lead kecuali di aVR
Gelombang U
Adalah defleksi positif setelah gelombang T dan sebelum gelombang P berikutnya.
Penyebabnya timbulnya gelombang U masih belum diketahui, namun diduga timbul
akibat repolarisasi lambat sistem konduksi Interventrikuler.
Interval PR
Interval PR diukur dari permulaan gelombang P sampai permulaan gelombang QRS.
Nilai normal berkisar antara 0,12 0,20 detik ini merupakan waktu yang dibutuhkan
untuk depolarisasi Atrium dan jalannya implus melalui berkas His sampai permulaan
depolarisasi Ventrikuler
Segmen ST
Segmen ST diukur dari akhir gelombang QRS sampai permulaan gelombang T. segmen
ini normalnya isoelektris, tetapi pada lead prekkordial dapat berpariasi dari 0,5 sampai
+2mm. segmen ST yang naik diatas garis isoelektris disebut ST eleveasi dan yang turun
dibawah garis isoelektris disebut ST depresi
Cara menilai EKG
Tentukan apakah gambaran EKG layak dibaca atau tidak
Tentukan irama jantung ( Rhytm)
Tentukan frekwensi (Heart rate)
Tentukan sumbu jantung (Axis)
Tentukan ada tidaknya tanda tanda hipertrofi (atrium / ventrikel)
Tentukan ada tidaknya tanda tanda kelainan miokard (iskemia/injuri/infark)
Tentukan ada tidaknya tanda tanda gangguan lain (efek obat obatan, gangguan
keseimbangan elektrolit, gangguan fungsi pacu jantung pada pasien yang
terpasang pacu jantung)
1. MENENTUKAN FREKWENSI JANTUNG
Cara menentukan frekwensi melalui gambaran EKG dapat dilakukan dengan 3 cara
yaitu :
a. 300 dibagi jumlah kotak besar antara R R
b. 1500 dibagi jumlah kotak kecil antara R R
c. Ambil EKG strip sepanjang 6 detik, hitung jumlah gelombang QRS dalam 6 detik tsb
kemudian dikalikan 10 atau ambil dalam 12 detik, kalikan 5
Pengertian
Tata cara untuk menggunakan alat EKG secara tepat
B.
Tujuan
Agar hasil rekaman EKG terjaga mutunya dan alat EKG terawat dengan baik
C.
Kebijakan
1.
2.
D.
Prosedur
1. Posisi pasien diatur terlentang datar
2. Membuka dan melonggarkan pakaian pasien bagian atas, bila pasien
memakai jam tangan, gelang, logam lain agar dilepas
3. Membersihkan kotoran dengan menggunakan kapas pada daerah dada,
kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai dilokasi manset elektroda
4. Mengoleskan jelly pada permukaan elektroda
5. Memasang manset elektroda pada kedua pergelangan tangan dan kedua
tungkai
6. Memasang arde
7. Menghidupkan monitor EKG
8. Menyambungkan kabel EKG pada kedua tungkai pergelangan tangan dan
kedua tungkai pergelangan kaki pasien, untuk rekaman ekstremitas lead
(Lead I, II, III, AVR, AVL, AVF) dengan cara :
V4
elavikula kiri
pada
intrekosta
kelima
garis
pertengahan
B. Tujuan
B.
C.
Persiapan alat
Laryngoscop, magill, mandrin, xylocain jelly, sarung tangan steril, miloz,
xylocain spray, spuit 3 cc,spuit 5 cc, spuit 10 cc, arteriklem, guedel,
stetoskop, suction kateter, plester, gunting, monitor EKG.
D.
Langkah langkah
1.
2.
3.
4.
5.
Melakukan suction
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Tujuan
Gejala
: 1.
Langkah
2.
3.
4.
5.
6.
Paru-paru bersih
7.
8.
9.
: 1.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Unit terkait
Tujuan
Kebijakan
: 1.
Berdasarkan
SK
Direktur
RSSA
No.
Langkah
: 1.
2.
3.
4.
Pasang infus
5.
Pasang kateter
6.
7.
Berikan obat-obatan :
a.
b.
c.
Bila
gagal
dengan
pemberian
cairan,
berikan
Periksa EKG.
9.
Pengambilan darah arteri melalui fungsi untuk memeriksa gas-gas dalam darah
yang berhubungan dengan fungsi respirasi dan metabolisma.
Tujuannya
1.
2.
3.
4.
Arteri Radialis, merupakan pilihan pertama yang paling aman dipakai untuk
fungsi arteri kecuali terdapat banyak bekas tusukan atau haematoem juga
apabila Allen test negatif.
2.
3.
4.
Persiapan alat.
Baki (Troli) yang berisi antara lain:
1 Buah spuit 2,5 cc yang disposible.
1 buah spuit 1 cc yang disposible.
3.
4.
5.
6.
Raba kembali arteri untuk memastikan adanya pulsasi daerah yang akan
ditusuk sesudah dibersihkan dengan kapas bethadine secara sirkuler.
Setelah 30 detik kita ulangi dengan kapas alkohol dan tunggu hingga
kering.
7.
Bila perlu obat anethesi lokal gunakan spuit 1 cc yang sudah diisi dengan
obat (adrenalin 1 %), kemudian suntikan 0,2-0,3 cc intracutan dan sebelum
obat dimasukkan terlebih dahulu aspirasi untuk mencegah masuknya obat
ke dalam pembuluh darah.
8.
Lokalisasi arteri yang sudah dibersihkan difiksasi oleh tangan kiri dengan
cara kulit diregangkan dengan kedua jari telunjuk dan jari tengah sehingga
arteri yang akan ditusuk berada di antara 2 jari tersebut.
9.
10. Sesudah darah diperoleh sebanyak 2 cc jarum kita cabut dan usahakan
posisi pemompa spuit tetap untuk mencegah terhisapnya udara kedalam
spuit dan segera gelembung udara dikeluarkan dari spuit
11. Ujung jarum segera ditutup dengan gabus / karet.
12. Bekas tusukan pungsi arteri tekan dengan kapas alkohol campur dengan
bethadine.
Pada arteri radialis dan dorsalis pedis selama 5 menit
Pada arteri brachialis selama 7 10 menit
Pada arteri femoralis selama 10 menit
Jika pasien mendapat antikoagulan tekan selama 15 menit.
2.
3.
4.
Warna merah darah dapat merupakan petunjuk baik / buruknya dari darah
arteri. Pasien PPOM dengan nilai PaO2 rendah darah berwarna lebih gelap
biasanya mengandung lebih rendah O2.
5.
6.
BW
Rumus :
( D A ) X ( B W X 40 ) X 2
100
Contoh :
3,5 4,5
Diket
2,1
50 Kg
( 3 2,1 ) X ( 50 X 40 ) x 2
100
0,9 X 2000 X 2
100
0,9 X 20 X 2
36 gram Albumin
Perhatian :
1.
2.
DOPAMIN
Pengertian :
Dopamin adalah obat yang sangat berguna untuk menaikkan tekanan darah
sentral ( Central Vnous Pressure ).
Dosis :
Penggunaannya sampai unit maksimum antara 10 15 mg / kg BB.
Cara Pemberiannya :
1.
2.
3.
Contoh :
-
Apabila persediaan dopamin yang ada 100 mg dilarutkan dalam cairan 100
cc ( Dextrose 5% ) berarti : 1 cc = 1 mg = 1000 micro ( 60 tts micro / menit ).
Penderita membutuhkan sebanyak 5 mg / kg BB menit dengan BB = 50 kg
maka berapakah tetesannya ?
= 50 kg ( 5 mg )
= 5 x 50 x 60
1000
= 15.000
1000
2.
3.
Tidak ada respons motor dalam distribusi syaraf crannial terhadap rangsang
adekuat pada area somatik.
4.
5.
2.
3.
4.
2.
3.
Koma
2.
3.
4.
5.
- Spuntum
- Keringat
- Uap ( penguapan ) dari metabolisma.
Normalnya IWL :
10 cc / kg BB
Contoh
Rumus
1 / 3 X BB X BE
II
1 / 6 X BB X BE
BB
Berat Badan
BE
Base Exec
BB
60 Kg
BE
-5
1 / 3 X 60 X 5
100 Meq
1 / 6 X BB X BE
50 Meq
II
Perhatian :
Cara I
a.
b.
Cara II
a.