Menurut Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 49 tahun 2013 tentang Komite Keperawatan
Rumah Sakit memiliki fungsi, tugas dan kewenangan. Tentang fungsi, tugas dan kewenangan
Komite Keperawatan tersebut tertuang pada Bagian ketiga, pasal 11 dan pasal 12.
Komite Keperawatan mempunyai fungsi meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan
yang bekerja di Rumah Sakit dengan cara:
1. Melakukan Kredensial bagi seluruh tenaga keperawatan yang akan melakukan
pelayanan keperawatan dan kebidanan di Rumah Sakit.
2. Memelihara mutu profesi tenaga keperawatan.
3. Menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi perawat dan bidan.
Dalam melaksanakan fungsi Kredensial, Komite Keperawatan memiliki tugas sebagai
berikut:
1. menyusun daftar rincian Kewenangan Klinis dan Buku Putih.
2. Melakukan verifikasi persyaratan Kredensial
3. Merekomendasikan Kewenangan Klinis tenaga keperawatan
4. Merekomendasikan pemulihan Kewenangan Klinis
5. Melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan.
6. Melaporkan seluruh proses Kredensial kepada Ketua Komite Keperawatan untuk
diteruskan kepada kepala/direktur Rumah Sakit.
SUSUNAN ORGANISASI
Susunan Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah terdiri atas :
a. Direktur
b.Kepala Bagian Tata Usaha, terdiri dari :
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
2. Sub Bagian Program;
3. Sub Bagian Keuangan;
f. Jabatan Fungsional
TATA KERJA
(1) Dalam melaksanakan tugasnya Direktur Rumah Sakit Umum Daerah dibantu oleh Kepala
Bagian Tata Usaha dan Kepala Bidang sesuai dengan tugas yang ditetapkan dan tugas-tugas lain
yang diberikan oleh Pimpinan.
(2) Direktur Rumah Sakit Umum Daerah dalam menjalankan tugas dan fungsinya wajib
memperhatikan, melaksanakan dan menerapkan prinsip-prinsip organisasi dan manajemen,
koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi, kerjasama, efisiensi, efektifitas, transparansi dan
akuntabilitas publik.
(3) Direktur Rumah Sakit Umum Daerah melaksanakan sistem pengendalian intern di
lingkungan kerjanya, bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahan dan
memberikan pengarahan dan petunjuk bagi pelaksanaan tugas.
(4) Sub Bagian dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, Sub Bidang dipimpin oleh Kepala Sub
Bidang, yang dalam menjalankan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab secara
hirarki kepada atasan yang bersangkutan.
(5) Setiap Unsur Pimpinan bertanggung jawab melakukan pembinaan, pendayagunaan dan
pengawasan terhadap bawahannya, keuangan, perlengkapan, organisasi di lingkungan kerjanya
masing-masing serta senantiasa menjamin kelancaran, keberhasilan dan tertib penyelenggaraan
wewenang, tugas, kewajiban dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya dalam rangka
mewujudkan pemerintahan yang baik, pemberdayaan daerah dan menyejahterakan masyarakat.
(6) Rumah Sakit Umum Daerah wajib mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku
secara hirarki, prosedur serta tata kerja yang ditetapkan
(5) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Merencanakan operasional pengelolaan administrasi umum dan
kepegawaian;
2. Memberi tugas kepada bawahan dalam pengelolaan urusan administrasi
umum dan kepegawaian;
3. Mengumpulkan, mensosialisasikan dan menyebarluaskan peraturan
perundang-undangan dibidang Umum dan atau Kepegawaian dilingkungan
Rumah Sakit Umum Daerah;
4. Mengkaji dan menelaah peraturan dan perundang-undangan serta naskah
Rumah Sakit Umum Daerah sesuai bidang tugasnya;
5. Melaksanakan koordinasi dengan Kepala Bidang dan Sub Bagian lain dalam
melaksanakan tugasnya;
6. Melaksanakan urusan umum, surat menyurat, inventarisasi dan perlengkapan
logistik rumah tangga Rumah Sakit Umum Daerah;
BIDANG KEPERAWATAN
(1) Bidang Keperawatan, terdiri dari :
1. Sub bidang Pelayanan Keperawatan;
2. Sub bidang Sumber Daya Manusia dan Logistik Keperawatan;
(5) Sub Bidang Sumber Daya Manusia dan Logistik Keperawatan mempunyai tugas :
1. Menyusun rencana kerja dan kebutuhan tenaga keperawatan baik jumlah
maupun kualifikasi tenaga keperawatan, berkoordinasi dengan Kepala
Instalasi.
2. Menyusun rencana kerja Sub Bidang sumber daya manusia dan logistik
keperawatan
3. Menghadiri rapat pertemuan berkala dengan Kepala Bidang
Keperawatan/Kepala Bagian/Kepala Instalasi untuk kelancaran pelaksanaan
pelayanan keperawatan;
4. Mewakili tugas dan wewenang Kepala Bidang Keperawatan atas persetujuan
Direktur sesuai dengan kebutuhan;
5. Mengupayakan peralatan keperawatan selalu dalam keadaan siap pakai
koordinasi dengan instalasi;
6. Melaksanakan pengawasan pengendalian dan penilaian pendayagunaan dan
pemeliharaan peralatan keperawatan;
7. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian sistem inventarisasi peralatan
perawatan untuk mencegah terjadinya kehilangan alat;
8. Melakukan penilaian mutu terapan etika serta kemampuan profesi tenaga
keperawatan serta memberikan pembinaan pengembangan profesi tenaga
keperawatan;
9. Melakukan pengawasan, pengendalian, penilaian terhadap pendayagunaan
profesi tenaga keperawatan;
10.Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.
BIDANG PELAYANAN
(1) Bidang Pelayanan, terdiri dari :
1. Sub bidang Pelayanan Medik;
2. Sub bidang Penunjang Medik;
(4) Sub Bidang Pelayanan Medik mempunyai tugas pokok: merencanakan, melaksanakan,
mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan medik.
(5) Dalam menyelenggarakan tugas Sub Bidang Pelayanan Medik berfungsi :
1. Penyusunan rencana operasional dan program kerja kegiatan pelayanan
medik;
2. Pengkoordinasian penyusunan prosedur tetap standar pelayanan medik;
3. Pengkoordinasian kegiatan penjagaan mutu pelayanan medik;
4. Pengkoordinasian kegiatan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan
tenaga medik baik melalui pendidikan dan pelatihan maupun diskusi yang
diselenggarakan di dalam/luar Rumah sakit Umum Daerah;
5. Pengkoordinasian pemantauan mobilisasi dan distribusi peralatan medik;
6. Penyusunan kebutuhan sarana medik dan pengadaan peralatan medik,
pengumpulan dan pengolahan data peralatan medik sebagai bahan rencana
pengadaan peralatan medik serta penyusunan laporan;
7. Penganalisaan kebutuhan tenaga medik berdasarkan perkembangan
pelayanan, sebagai masukan dalam perencanaan kebutuhan pegawai;
8. Pemantauan dan evaluasi kegiatan pelayanan medik;
9. Pengkoordinasian penyusunan prosedur tetap tentang pendayagunaan
sarana / peralatan medik;
(6) Sub Bidang Penunjang Medik mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan,
mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas penunjang medik
(7) Dalam menyelenggarakan tugas Sub Bidang Penunjang Medik berfungsi :
1. Penyusunan rencana operasional dan program kerja kegiatan penunjang
medik;
2. Pengkoordinasian penyusunan prosedur tetap standar penunjang medik;
3. Pengkoordinasian kegiatan penjagaan mutu penunjang medik;
4. Pengkoordinasian kegiatan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan
tenaga penunjang medik baik melalui pendidikan dan pelatihan maupun
diskusi yang diselenggarakan di dalam/luar Rumah sakit;
5. Pengkoordinasian pemeliharaan perawatan kalibrasi peralatan medik dan
penunjang medik;
6. Pengkoordinasian pemantauan mobilisasi dan distribusi peralatan penunjang
medik;
7. Pelaksanaan program dan kegiatan Pengendalian Instalasi;
8. Penyusunan kebutuhan sarana, prasarana dan logistik penunjang medik dan
pengadaanya, pengumpulan dan pengolahan data peralatan penunjang
medik sebagai bahan rencana pengadaan peralatan penunjang medik serta
penyusunan laporan;
9. Penganalisaan kebutuhan tenaga penunjang medik berdasarkan
perkembangan pelayanan, sebagai masukan dalam perencanaan kebutuhan
pegawai;
10.Pemantauan dan evaluasi kegiatan pelayanan penunjang medik;
11.Pengkoordinasian penyusunan prosedur tetap pendayagunaan sarana /
peralatan penunjang medik;
12.Pelaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan
fungsinya;
(2) Sub Bidang Rekam medik mempunyai tugas pokok merencanakan, menyelenggarakan,
mengkoordinasikan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas rekam medik.
(3) Sub bidang Rekam Medik mempunyai fungsi :
1. Menyelenggarakan kegiatan penyusunan perencanaan kegiatan dan
anggaran pelayanan dan pengendalian mutu rekam medis
2. Menyelenggarakan dan mengkoordinasikan kegiatan pelayanan pendaftaran/
admisi pasien rawat jalan dan rawat inap
3. Mengkoordinasikan pemantauan dan penilaian mutu pelayanan rekam medis
4. Menyelenggarakan kegiatan pengawasan dan pengendalian atas
perencanaan kebutuhan pelayanan rekam medis
5. Menyelenggarakan kegiatan korespondensi unit rekam medis
6. Mengelola sumber daya agar dapat berfungsi secara efektif dan efisien
7. Menghimpun dan memberikan petunjuk pelaksanaan tugas bawahan
dilingkungannya.
8. Memberikan saran-saran dan pertimbangan mengenai langkah-langkah dan
tindakan-tindakan yang perlu diambil dibidang tugasnya.
9. Menyusun petunjuk teknis rekam medis.
10.Menyusun program dan kegiatan sub bidang rekam medis sebagai pedoman
dalam pelaksanaan tugas.
11.Melaksanakan pengumpulan, analisa dan informasi data rekam medis.
12.Melaksanakan evaluasi dan menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan
sub bidang rekam medis.
13.Melaksanakan tugas yang diberikan Pimpinan.
(4) Sub bidang Administrasi Pelayanan terpadu Rumah Sakit mempunyai tugas pokok :
Sub Bidang Administrasi Pelayanan terpadu Rumah Sakit mempunyai tugas pokok
merencanakan, menyelenggarakan, mengkoordinasikan, mengelola, mengevaluasi dan
melaporkan pelaksanaan tugas Administrasi Pelayanan terpadu Rumah Sakit.
(5) Sub bidang Administrasi Pelayanan terpadu Rumah Sakit mempunyai fungsi :
1. Menyelenggarakan kegiatan penyusunan perencanaan kegiatan dan
anggaran sub bidang administrasi pelayanan terpadu Rumah Sakit
2. Menyelenggarakan dan mengkoordinasikan kegiatan pelayanan dan sistem
administrasi pelayanan terpadu Rumah Sakit
3. Menyelenggarakan pengawasan, evaluasi dan pengendalian mutu pada sub
bidang administrasi pelayanan terpadu Rumah sakit
4. Mengelola sumber daya sub bidang administrasi pelayanan terpadu Rumah
Sakit agar dapat berfungsi secara efektif dan efisien
5. Bekerjasama dengan seluruh pihak terkait dengan kelengkapan isi dokumen
rekam medis untuk kepentingan pengajuan klaim biaya pelayanan
6. Bekerjasama dengan pihak penjamin pembiayaan pelayanan dalam
penerbitan surat jaminan pelayanan di rumah sakit
7. Melakukan telaah dan klarifikasi kelengkapan rekam medis yang terkait
dengan pelayanan yang telah diberikan kepada pihak penjamin pembiayaan
pelayanan.
8. Melaksanakan entri data kelengkapan rekam medis yang dibutuhkan dalam
rangka pengajuan klaim kepada pihak penjamin pembiayaan pelayanan
9. Melaksanakan pengumpulan data, penghitungan dan pembagian jasa
pelayanan
1. Kewenangan normal:
o
Kewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki oleh seluruh bidan. Kewenangan ini
meliputi:
1. Pelayanan kesehatan ibu
1. Ruang lingkup:
2. Kewenangan:
Episiotomi
1. Ruang lingkup:
Pelayanan bayi
2. Kewenangan:
kesehatan
reproduksi
Selain kewenangan normal sebagaimana tersebut di atas, khusus bagi bidan yang
menjalankan program Pemerintah mendapat kewenangan tambahan untuk melakukan pelayanan
kesehatan yang meliputi:
1. Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim, dan
memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit
Khusus untuk pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit, asuhan antenatal terintegrasi,
penanganan bayi dan anak balita sakit, dan pelaksanaan deteksi dini, merujuk, dan memberikan
penyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) dan penyakit lainnya, serta pencegahan
penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA), hanya dapat
dilakukan oleh bidan yang telah mendapat pelatihan untuk pelayanan tersebut.
Selain itu, khusus di daerah (kecamatan atau kelurahan/desa) yang belum ada dokter, bidan
juga diberikan kewenangan sementara untuk memberikan pelayanan kesehatan di luar
kewenangan normal, dengan syarat telah ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Kewenangan bidan untuk memberikan pelayanan kesehatan di luar
kewenangan normal tersebut berakhir dan tidak berlaku lagi jika di daerah tersebut sudah
terdapat tenaga dokter.
Sumber : http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/archives/171#more-171
PERAN, FUNGSI DAN TUGAS TENAGA KEPERAWATAN
PERAN
a.
b.
c.
A.3 TUGAS
Sebagai penjabaran dari fungsi maka tugas tenaga keperawatan adalah :
a.
b.
d.
e.
f.
g.
h.
Mengelola peralatan medik dan keperawatan, bahan habis pakai dan obat
Mengelola administrasi
C =
A =
R =
COMMUNICATION
ACTIVITY
REVIEW
C =
COMPLETE
A =
ACCURATE
R =
RAPID
E =
ENGLISH
C =
COOPERATIVE
A =
APPLICABLE
R =
RESPOSIVE
E =
EMPATHY
C =
CONSIDERED
A =
APPROPRIATE
R =
REASONED
E =
EDUCATION
E =
EVALUATED
C =
COMMITED
A =
ACADEMIC
R =
RESEARCH
E =
EXTENDED
1. COMMUNICATION
2. ACTIVITY
: Identify of Patient
: Tell the person or teach the patient about what you are going to do
3. REVIEW
Prinsip utamanya adalah moral dan Etika keperawatan. Dalam memberikan setiap asuhan
keperawatan perawat harus selalu berpedoman pada nilai-nilai etik keperawatan dan standar
keperawatan yang ada serta ilmu keperawatan.
Untuk menghindari kesalahan dalam pelaksanaan peran ini maka perawat harus berpegangan
pada prinsip-prinsip etik keperawatan yang meliputi :
Justice
: Asas keadilan
Setiap prioritas tindakan yang diberikan harus berdasarkan kondisi pasien, tidak ada
diskriminasi pasien dan alat
Autonomy
Setiap manusia mempunyai hak untuk menentukan tindakan terhadap dirinya sendiri
Benefienc
: Asas Manfaat
Setiap tindakan yang diberikan kepada klien harus bermanfaat bagi klien dan menghindarkan
dari kecacatan
Veracity
: Asas kejujuran
Perawat dalam berkomunikasi harus mengatakan yang benar dan jujur kepada klien
Apa yang dilaksanakan oleh perawat harus didasarkan pada tanggung-jawab moral dan profesi
4. EDUCATION
Perawat harus mempunyai komitmen yang tinggi terhadap profesi dengan jalan terus menerus
menambah ilmu melalui melalui pendidikan formal/nonformal, sampai pada suatu keahlian
tertentu.
Pengembangan pelayanan keperawatan yang paling efektif harus didasarkan pada hasil
temuan-temuan Ilmiah yang dapat diuji ke-sahihannya.
: Career
: Activity
: Role
: Enhancement
1. Career
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien, harus mempunyai dasar
pendidikan yang memadai, karena dengan keahlian dan dasar pendidikan yang tinggi sebagai
indicator jaminan kualitas pelayanan kepada konsumen dan menghindarkan dari kesalahankesalahan yang fatal. Perawat juga harus memahami bagaimana konsep manajemen secara
keseluruhan, khususnya Manajemen Keperawatan.
2. Activity
Perawat harus memahami tentang semua tindakan yang dilakukan, baik dari segi keilmuan
maupun etik dan moral Keperawatan.
3. Role
Dalam melaksanakan perannya, perawat dituntut mampu bekerjasama dengan profesi lain.
Oleh karena itu Perawat harus dapat membedakan peran yang dimaksud.
4. Enhancement
Prinsip utama pelayanan keperawatan adalah pengembangan diri secara terus-menerus seiring
dengan perkembangan jaman yang dinamis, berubah setiap saat.Perawat dituntut untuk
menunjukan independensi dalam memberikan asuhan dan tumbuhnya rasa percaya diri yang
tinggi.Hal ini bisa ditempuh dengan mulai mempersiapkan diri dan membekali diri yang baik
mulai sekarang.
Dengan memahami bagaimana karakteristik Perawat Profesional & Milenium seperti yang
sudah dijelaskan di atas maka diharapkan agar para perawat mau mengembangkan dirinya
masing-masing dengan mengikuti pelatihan-pelatihan untuk menambah pengetahuan dan
keterampilannya agar dimasa mendatang mampu memenuhi kriteria-kriteria dari perawat
profesional dan perawat millenium.
A.
Pada langkah awal kita perlu memahami terlebih dahulu apa yang dimaksudkan dengan
Manajemen Keperawatan
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu
kegiatan di organisasi.Sedangkan Manajemen Keperawatan adalah : proses bekerja melalui
anggota staff keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional.
Proses Manajemen Keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai suatu metode
pelaksanaan asuhan keperawatan secara professional, sehingga diharapkan keduanya saling
menopang.Sebagaiman yang terjadi di dalam proses keperawatan, di dalam Manajamenen
Keperawatan-pun terdiri dari Pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi hasil.Karena Manajemen Keparawatan mempunya kekhususan
terhadap mayoritas tenaga daripada seorang pegawai, maka setiap tahapan di dalam proses
manajemen lebih rumit jika dibandingkan dengan proses keperawatan. Bagaimana langkahlangkah di dalam Proses Manajemen Keperawatan akan dijelaskan di dalam proses
Manajemen Keperawatan di bawah ini
Proses adalah suatu rangkaian tindakan yang mengarah pada suatu tujuan. Di dalam proses
keperawatan, bagian akhir mungkin berupa sebuah pembebasan dari gejala, eliminasi resiko,
pencegahan komplikasi, argumentasi pengetahuan atau ketrampilan kesehatan dan
kemudahan dari kebebasan maksimal.Di dalam proses manajemen Keperwatan, bagian akhir
adalah perawatan yang efektif dan ekonomis bagi semua kelompok pasien.
Proses Manajemen Keperawatan :
1. PENGKAJIAN PENGUMPULAN DATA
Pada tahap ini perawat dituntut tidak hanya megumpulkan informasi tentang keadaan pasien,
melainkan juga mengenai institusi (rumah sakit/puskesmas), tenaga keperawatan, administrasi
dan bagian keuangan yang akan mempengaruhi fungsi organisasi keperawatan secara
keseluruhan.
Pada tahap ini harus mampu mempertahankan level yang tinggi bagi efisiensi salah satu bagian
dengan cara menggunakan ukuran pengawasan untuk mengidentifikasikan masalah dengan
segera, dan setelah mereka terbentuk kemudian dievaluasi apakah rencana tersebut perlu
diubah atau prestasi yang perlu dikoreksi.
2. PERENCANAAN
Perencanaan disini dimaksudkan untuk menyusun suatu rencana yang strategis dalam
mencapai tujuan, seperti menentukan kebutuhan dalam asuhan keperawatan kepada semua
pasien, menegakkan tujuan, mengalokasikan anggaran belanja, memutuskan ukuran dan tipe
tenaga keperawatan yang dibutuhkan, membuat pola struktur organisasi yang dapat
mengoptimalkan efektifitas staf serta menegakkan kebijaksanaan dan prosedur operasional
untuk mencapai visidan misi yang telah ditetapkan.
4. PELAKSANAAN
Pada tahap ini Manajemen Keperawatan memerlukan kerja melalui orang lain, maka tahap
implementasi di dalam proses manajemen terdiri dari dan bagaimana memimpin orang lain
untuk menjalankan tindakan yang telah direncanakan.
4. EVALUASI
Tahap akhir dari proses manajerial adalah melakukan evaluasi seluruh kegiatan yang telah
dilaksanakan.Pada tahap ini manajemen akan memberikan nilai seberapa jauh staf mampu
melaksanakan tugasnya dan mengidentifikasi factor-faktor yang menghambat dan mendukung
dalam pelaksanaan.
Pengumpulan data
Perencanaan
Pengaturan
Kepegawaian
Klasifikasi pasien, penentuan kebutuhan staff, rekrutmen, pemilihan orientasi, penjadualan,
penugasan, minimalisasi ketidakhadiran, penurunan pergantian, pengembangan staff.
e.
Kepemimpinan
Pengawasan
penelitian, Jaminan Keselamatan, Audit pasien, penilaian prestasi, disiplin, hubungan pekerja
tenaga kerja, sistim informasi komputer
Data-data yang sudah dikumpulkan akan dijadikan dasar untuk melakukan identifikasi terhadap
masalah-masalah yang mungkin ada di Rumah sakit yang memiliki hubungan erat dengan
Praktek keperawatan di Rumah sakit.
Untuk itu sebelumnya kita akan menentukan dulu apa visi dan misi dari Keperawatan.
Visi Keperawatan
Visi ini dimaksudkan agar perawat harus dapat mempunyai sudut pandang dan pengetahuan
yang luas tentang manajemen dan proses perubahaan yang terjadi saat ini dan akan datang.
Misi Keperawatan
Misi dapat diartikan sebagai suatu langkah-langkah nyata dari profesi keperawatan dalam
melaksanakan visi yang telah ditetapkan, yaitu menjaga dan mengawasi sustu proses
profesionalisme keperawatan Indonesia agar berjalan dan berkesinambungan.
= Serba Tanggung
Inti konsep dasar dari manajemen adalah : perlu adanya suatu keseimbangan antara visi, misi
dan motivasi yang jelas dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
B. PENGUMPULAN DATA
a. Ketenagaan Keperawatan :
Lingkungan kerja
Tenaga Keperawatan
Tenaga non-keperawatan
Pada suatu pelayanan profesional, jumlah tenaga yang diperlukan tergantung pada jumlah
pasien dan derajat ketergantungan pasien. Menurut Douglas (1984) Leveridge & Cummings
(1996) klasifikasi derajat ketergantungan pasien dibagi 3 kategori yaitu : Perawatan minimal
memerlukan waktu 1-2 jam/24 jam, Perawatan Intermedit memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam
dan Perawatan maksimal atau total memerlukan waktu 5-6 jam.24 jam.Dalam penelitian tentang
jumlah tenaga perawat di rumah sakit, didapatkan jumlah perawat yang dibutuhkan pada pagi,
sore dn malam tergantung pada tingkat ketergantungan pasien seperti pada tabel di bawah ini :
MINIMAL CARE
YA
TIDAK
9.
III.
TOTAL CARE
<!--
Klasifikasi Pasien
Minimal
Parsial
Total
Pa
gi
Sia
ng
Mal
am
Pa
gi
Sia
ng
Mal
am
pa
gi
sia
ng
mal
am
0,1
7
0,1
4
0,10
0,2
7
0,1
5
0,07
0,3
6
0,3
0
0,20
0,3
4
0,2
8
0,20
0,5
4
0,3
0
0,14
0,7
2
0,6
0
0,40
0,5
1
0,4
2
0,30
0,8
1
0,4
5
0,21
1,0
8
0,9
0
0,60
Penetapan jumlah perawat dilakukan dengan menghitung jumlah pasien berdasarkan derajat
ketergantungan selama satu bulan dan dihitung jumlah perawat yang dibutuhkan untuk setiap
hari.Setelah itu ditetapkan rata rata jumlah perawat setiap hari.
Sebagai contoh, suatu ruang rawat dengan 22 pasien (3 pasien dengan perawatan minimal, 14
pasien dengan perawatan intermediet, dan 5 pasien dengan perawatan total) maka jumlah
perawat yang dibutuhkan untuk jaga pagi adalah :
3
x 0,17 = 0,51
14 x 0,27 = 3,78
5
x 0,36 = 1,90
Jumlah
Berdasarkan hasil pengkajian terhadap data-data yang sudah dikumpulkan pada tahap
sebelumnya maka metode/model pemberian asuhan keperawatan harus ditentukan,karena
keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada klien sangat ditentukan oleh pemilihan metode
pemberian asuhan keperawatan yang professional.
Model seperti apakah yang bisa atau seharusnya diterapkan pada Rumah sakit harus
ditentukan terlebih dahulu.
Metode pemberian asuhan keperawatan ini harus efisien dan efektif, artinya harus ada
pembagian tugas, peran dan wewenang yang jelas sehingga tidak terdapat konflik peran/peran
ganda bagi perawat.
Model Asuhan Keperawatan menurut Grant & Massey (1997) dan Marquis & Huston (1998)
Metode
Deskripsi
Penangung Jawab
Fungsional
Kasus
Manager Keperawatan
Tim
Ketua Tim
Primer
Perawat Primer
Dari model-model keperawatan diatas yang umum digunakan di Rumah sakit adalah Asuhan
keperawatan total : Keperawatan Tim,Keperawatan Primer
Sistem Pendokumentasian
Dokter
Lembar registrasi
Administrasi
Administrasi
Administrasi
Daftar masalah
Administrasi
Dokter
Dokter
Dokter
Dokter/Perawat
SUMBER
Dokter
Dokter
Perawat
Perawat
Sistim Administrasi
Pada sistim administrasi ini, diuraikan tentang alur pelayanan pasien mulai masuk Rumah Sakit
sampai keluar Rumah Sakit.
IRDA/UGD
POLY
Bagian Keuangan
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Radiologi
Keluar
Di dalam pendekatan ini kita akan mengumpulkan semua data tentang tenaga keperawatan,
administrasi dan bagian keuangan yang akan mempengaruhi fungsi organisasi keperawatan
secara keseluruhan.Setiap data akan di kelompokan apakah merupakan kekuatan. Kelemahan,
kesempatan ataukah merupakan ancaman bagi organisasi.
Berikut ini akan diberikan contoh Pengumpulan data dan Identifikasi masalah berdasarkan
pendekatan SWOT
STRENGTH
WEAKNESS
OPPORTUNITY
THREATENED
D. RUMUSAN MASALAH
Dari data-data yang sudah dikumpulkan dan sudah dilakukan analisa dengan pendekatan
SWOT maka kita akan menemukan apa saja permasalahan-permasalahan di dalam sebuah
organisasi Rumah Sakit khususnya pada Organisasi Keperawatan.Permasalahan yang
ditemukan ini tidak saja hanya kekurangan-kekurangan yang akan menggangu atau
menghambat di dalam Organisasi Keperawatan tetapi juga kemungkinan-kemungkinan
peningkatan pelayanan agar dapat menjadi lebih baik dari sekarang. Masalah-masalah yang
ditemukan akan di kumpulkan untuk selanjutnya dilakukan perencanaan untuk mengatasi
1. PENGORGANISASIAN
Berdasarkan hasil analisa maka perlu untuk membuat tim kerja dengan pembagian tugas dari
masing-masing personel. Sebagai contoh untuk pengelolaan di ruang rawat inap, maka
diselenggarakan pengorganisasian dengan pembagian peran sebagai berikut :
Kepala ruangan
Perawat Primer
Perawat Asosier
Adapun penetapan tugas perawat diatas harus sesuai dengan visi dan misi
Rumah Sakit/keperawatan, hasil penyelenggaraan model asuhan keperawatan
sebelumnya, bagaiman kekuatan sumber daya yang ada dan sarana serta
prasarana yang telah diidentifikasi pada pengumpulan data sebelumnya.
Organisasi mulai menentukan dan mendiskusikan bentuk dan penerapan praktek keperawatan
yang profesional, bagaimana format dan pendokumentasian, mengatur kebutuhan tenaga
perawat, Mengatur tugas dan wewenang dari masing-masing perawat di ruangan, jadual kerja
dari masing-masing perawat, bagaimana mensupervisi perawat,bagaimana sistim
kepemimpinannya, Instalasi-instalasi yang menunjang di dalam proses keperawatan seperti,
farmasi, radiologi,laboratorium, gizi (Jalur opersional).Hubungan dengan bagian bagian lain
yang turut mendukung di dalam organisasi rumah sakit ini (anggaran, karyawan non-medis, dll).
Sebagai contoh di bawah ini akan diberikan rencana kegiatan kelompok dalam penerapan
model asuhan Keperawatan Profesional yang akan dilakukan dalam satu bulan.
MINGG
U
I
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1.
2.
3.
4.
5.
III 1.
2.
3.
IV 1.
2.
3. PERSIAPAN PELAKSANAAN
Setelah seluruh kegiatan ditentukan dan sudah pula ditentukan waktu pelaksanaannya,
selanjutnya mulai dilakukan persiapan untuk pelaksanaannya.Inti dari tahap ini adalah mulai
menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan seperti dokumen-dokumen untuk pemberian bukti
pelaksanaan, bagaimana deskripsi tugasnya, sekaligus juga pengaturan kembali jadwal
(pembagian tugas).
4. PERSIAPAN PENDOKUMENTASIAN
Dalam kegiatan pendokumentasian, hal yang perlu dipersiapkan antara lain bentuk sistim
dokumentasi keperawatan, format pengkajian, format perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasinya.Termasuk di dalam persiapan ini adalah mengevaluasi kesesuaian format yang
dipergunakan selama ini berdasarkan kriteria : apakah sudah sesuai dengan standar
dokumentasi keperawatan, apakah mudah atau dipahami semua oleh perawat yang ada di
ruangan, apakah efisien dan efektif dalam pelaksanannya? Dari pertanyaan-pertanyaan
tersebut kemudian ditentukan tentang model pendokumentasian yang sesuai.
5. PERSIAPAN EVALUASI
Evalusi meliputi penentuan teknik evaluasi, pembuatan alat evaluasi dan
sekaligus didalamnya adalah pendokumentasian hasil kegiatannya secara
umum. Di bawah ini akan diberikan contoh Instrumen Evaluasi dari sisi
kepuasan Pasien dan Perawat.
Jawablah pertanyaan ini dengan meberikan tanda silang pada jawaban yang telah
disediakan
1.
2.
>Kadang-kadang
>Tidak
3.
>Kadang-kadang
>Tidak
4.
Kadang-kadang
Tidak
Perawat menjelaskan fasilitas yang tersedia di Rumah Sakit pada saat pasien
baru
>Ya
5.
>Kadang-kadang
>Tidak
6.
>Kadang-kadang
>Tidak
7.
>Kadang-kadang
>Tidak
Ada perawat atau kepala ruang yang menunjukan kepada pasien tentang
perawat yang bertanggung-jawab kepada pasien
>Ya
8.
>Kadang-kadang
>Tidak
9.
>Kadang-kadang
>Tidak
10.
>Tidak
>Ya
11.
>Kadang-kadang
>Kadang-kadang
>Tidak
>Ya
12.
>Kadang-kadang
>Tidak
>Kadang-kadang
>Tidak
>Kadang-kadang
>Tidak
>Ya
18.
>Tidak
>Ya
17.
>Kadang-kadang
>Ya
16.
>Tidak
>Ya
15.
>Kadang-kadang
Perawt menjelaskan resiko atau bahaya suatu tindakan pada pasien sebelum
melakukan tindakan
>Ya
14.
>Tidak
>Ya
13.
>Kadang-kadang
>Kadang-kadang
>Tidak
>Ya
>Kadang-kadang
>Tidak
Jawablah pertanyaan ini dengan meberikan tanda silang pada jawaban yang telah
disediakan
NO
PERNYATAAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
11
12
13
14
15
16
STP
TP
CP
SP
17
18
19
20
Didalam proses Implementasi ini ada beberapa faktor yang turut menunjang di dalam
keberhasilan.Faktor-faktor penunjang itu antara lain : Model kepemimpinan, Motivasi, Delegasi
dan Supervisi, Komunikasi.
A. KEPEMIMPINAN
Istilah Kepemimpinan di dalam Manajemen sering diartikan hanya berfungsi pada kegiatan
supervisi, tetapi dalam keperawatan fungsi tersebut sangatlah luas. Jika posisi sebagai ketuan
tim, kepala ruangan, atau perawat pelaksana dalam suatu ruang, maka perlu pemahaman
tentang bagaimana mengelola dan memimpin orang lain dalam mencapai tujuan Asuhan
Keperawatan yang berkualitas. Sebagai Perawat Profesional tidak hanya mengelola orang
tetapi sebuah proses secara keseluruhan yang memungkinkan orang dapat menyelesaikan
tugasnya.
Di dalam Manajemen ada beberapa model atau gaya kepemimpinan dalam suatu organisasi..
Gaya kepemimpinan ini dapat diartikan sebagai suatu cara penampilan karakteristik.
Dari gaya kepemimpinan di atas, seorang pemimpin yang baik harus bisa mengkombinasikan
jenis gaya diatas dalam melakukan supervisi terhadap staf.Pemimpin yang efektif harus
memiliki kemampuan untuk menggunakan proses penyelesaian masalah, mempunyai
kemampuan komunikasi yang baik, menunjukkan kejujuran dalam memimpin, kompeten,
kreatif, dan kemampuan mengembangkan kelompok.
B. MOTIVASI KERJA
Motivasi adalah Karakteristik psikologi manusia yang memberikan kontribusi pada tingkat
komitmen seseorang.Motivasi ini mendorong seseorang melakukan pekerjaan atau
menjalankan kekuasaan terutama dalam berperilaku.
Motivasi kerja adalah suatu kondisi yang berpengaruh untuk membangkitkan, mengarahkan,
dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja.
Memotivasi adalah proses Manajemen untuk mempengaruhi tingkah laku manusia berdasarkan
pengetahuan tentang apa yang membuat orang tergerak (Stoner & Freeman, 1995). Menurut
bentuknya motivasi terdiri dari :
Motivasi Instrinsik
Motivasi Ekstrinsik
Motivasi Terdesak
Dalam memotivasi staf untuk mencapai tujuan organisasi, seorang pemimpin memegang
peranan yang sangat penting.Untuk melaksanakan tugas ini pimpinan harus
mempertimbangkan keunikan/karakteristik dari stafnya dan berusaha untuk memberikan tugas
sebagai suatu strategi dalam memotivasi staf.
Delegasi dalam praktek keperawatan professional sering mengalami masalah, dimana proses
delegasi tidak dilaksanakan secara efektif. Hal ini diarenakan tiga hal :
under delegasi : Pelimpahan tugas terlalu sedikit. Staf diberi wewenang yang sangat sedikit,
terbatas dan sering tidak terlalu jelas.
over-delegasi : Pemberian delegasi berlebihan. Di sini dapat terjadi penyalahgunaan wewenang.
unproper delegasi : Pelimpahan yang tidak tepat.Kesalahan yang ditemukan adalah, pemberian
tugas limpah, orang yang tepat, dan alasan delegasi hanya karena faktor senang/tidak senang.
Pelimpahan ini tidak efektif karena kecendrungan pimpinan menilai pekerjaanya berdasarkan
unsur Subyektif.
Delegasi yang baik tergantung pada keseimbangan antara komponen tanggung jawab,
kemampuan dan wewenang.Tanggung jawab (responsibility) adalah suatu rasa tanggung-jawab
terhadap penerimaan suatu tugas.Kemampuan(accountability) adalah kemampuan seseorang
dalam melaksanakan tugas limpah.Wewenang (authority) adalah pemberian hak dan
kekuasaan penerima tugas limpah untuk mengambil suatu keputusan terhadap tugas yang
dilimpah.
2.
3.
4.
D. KOMUNIKASI
Komunikasi merupakan unsur yang penting dalam aktivitas manajer keperawatan dan sebagai
bagian yang selalu ada di dalam proses manajemen Keperawatan.
Komunikasi adalah suatu pertukaran pikiran, perasaan, dan pendapat dan memberikan nasihat
dimana terjadi antara dua orang atau lebih bekerja bersama.Komunikasi juga dapat diartikan
suatu seni untuk menyusun dan menyampaikan suatu pesan dengan cara yang gampang
sehingga orang lain dapat mengerti dan menerima.
Model komunikasi :
Komunikasi tertulis : Publikasi perusahaan, Surat-menyurat ke staf, pembayaran, jurnal
Komunikasi secara langsung : Komunikasi secara verbal dengan atasan, atau bawahan atau
dengan pihak lain.
Komunikasi non-verbal : Komunikasi dengan menggunakan ekspresi wajah, dan sikap tubuh.
Komunikasi via telepon
Komunikasi dalam praktek keperawatan Profesional merupakan unsur utama dalam melakukan
asuhan keperawatan untuk mencapai hasil yang optimal.
Kegiatan Perawat yang memerlukan komunikasi adalah :
Komunikasi saat timbang terima
Komunikasi yang jelas tentang kebutuhan klien terhadap apa yang sudah dilakukan intervensi
dan yang belum, serta respon pasie yang terjadi.
Interview/Anamnese
Komunikasi dengan tujuan untuk memperoleh data tentang keadaan klien yang akan
dipergunakan dalam mendukung masalah yang dihadapi pasien dan melaksanakan tindakan
dengan akurat. Anamnese ini bisa dengan pasien, keuarga, dokter dan tim lainnya.
Prinsip yang perlu diterapkan oleh perawat dalam komunikasi ini :
Hindari komunikasi yang terlalu formal atau tidak tepat.Ciptakan suasan yang hangat dan
kekeluargaan
Hindari Interupsi
Hindari respon dengan kata hanya ya dan tidak (perawat kurang tertarik degan topik yang
dibicarakan)
Jangan memonopoli pembicaraan
Hindari hambatan personal (Jika perawat menunjukan rasa tidak senang pada klien, maka hasil
yang didapt tidak optimal)
Tahap ini merupakan tahap paling akhir dari proses Manajemen Keperawatan. Komponen
Utama pada tahap ini penilaian atau evaluasi terhadap hasil dari Implementasi, apakah sesuai
dengan rencana atau tidak.Proses penilaian ini dapat diasumsikan sebagai penilaian kinerja.
Penilaian kinerja ini merupakan alat yang paling dapat dipercaya oleh pimpinan perawat dalam
mengontrol sumber daya manusia dan Produktivitasnya. Proses penilaian kinerja dapat
digunakan secara efektif dalam mengarahkan perilaku staf dalam rangka menghasilkan jasa
keperawatan dalam kualitas dan volume yang tinggi.
Melalui Evaluasi terhadap setiap pelaksanaan kerja staf, akan dapat membantu dalam proses
penilaian kepuasan perawat, memperbaiki pelaksanaan kerja perawat, memberitahu perawat
bahwa kerja mereka kurang memuaskan serta mempromosikan jabatan dan kenaikan gaji,
mengenal pegawai yang memenuhi syarat penugasan khusus, serta menentukan palatihan
dasar untuk karyawan yang memerlukan bimbingan khusus.
Dalam melaksanakan sistim penilaian kerja ini maka pimpinan perawat sebaiknya menetapkan
orang yang akan bertanggung-jawab untuk mengevaluasi setiap pekerja.
Prinsip prinsip penilaian
Menurut Gillies(1996) untuk mengevaluasi staf secara tepat dan adil, sebaiknya mengamati
prinsip-prinsip tertentu ;
Evaluasi pekerja sebaiknya didasarkan pada standar pelaksanaan kerja.Standar ini harus sudah
disosialisasikan terlebih dahulu agar setiap staf mengetahui standar penilaian masung-masing
Perawat sebaiknya diberikan salinan deskripsi kerjanya, salinan standar pelaksanaan kerja, dan
bentuk evaluasi
Didalam menuliskan penilaian pelaksanaan kerja staf, sebaiknya menunjukan segi-segi dimana
pelaksanaan kerja itu bisa dikatakan memuaskan, dan perbaikan apa yang diperlukan, dan jika
diperlukan dijelaskan pula daerah mana yang harus diprioritaslan
Laporan evaluasi sebaiknya disusun dengan terencana
Menyepakati sasaran kerja dalam bentuk hasil yang harus dicapai oleh karyawan untuk kurun
waktu tertentu dengan penempatan standar prestasi dan tolak ukur yang telah
ditetapkan.Penilaian prestasi kerja dengan membandingkan prestasi yang sudah dicapai
dengan standar ini.
Melakukan monitoring, koreksi, dan memberikan kesempatan serta bantuan yang diperlukan.
Memberikan umpan balik kepada staf yang dinilai.
Berbagai macam alat ukur atau instrumen dapat digunakan dalam evaluasi pelaksanaan kerja
Staf keperawatan. Agar efektif, alat evaluasi sebaiknya dirancang bersama-sama dengan
seluruh staf di dalam organisasi Keperawatan, hal ini agar semua staf mengetahui bagaimana
atasan akan menilai prestasi mereka masing-masing dan untuk menghindari adanya unsur
subyektifitas dalam penilaian.
Proses Keperawatan adalah metode di mana suatu konsep diterapkan dalam praktek
keperawatan.Hal ini disebut sebagai suatu pendekatan problem-solving yang memerlukan ilmu,
teknik dan ketrampilan interpersonal dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pasien.Di dalam
proses Keperawatan ini terdiri dari lima tahap yang sequensial dan berhubungan.
Tahapan tahapan di dalam proses keperawatan yaitu :
Pengkajian Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Perencanaan Keperawatan
Implementasi
Evaluasi Keperawatan
1. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah tahap awal di dalam proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang
sistimatis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan Pasien.
Pengkajian merupakan dasar utama di dalam memberikan asuhan keperawatan oleh karena itu
data yang diperoleh harus akurat, lengkap, sesuai dengan kenyataan, kebenaran data sangat
penting dalam merumuskan diagnosa keperawatan.
Perawat harus mengumpulkan data tentang status kesehatan Pasien secara sistematis,
menyeluruh, akurat, singkat, dan berkesinambungan.
Kriteria pengkajian keperawatan, meliputi :
1.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnese, observasi, pemeriksaan fisik serta dari
pemeriksaan penunjang
2.
Sumber data adalah Pasien, keluarga, atau orang yang terkait, tim kesehatan, rekam medis,
dan catatan lain.
3
Data Subyektif :
Data yang didapatkan dari Pasien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan
kejadaian. Data ini bisa didapatkan dari riwayat keperawatan seperti persepsi Pasien, perasaan
tentang status kesehatnnya. Informasi lainnya bisa didaptkan dari keluarga, konsultan, dan
tenaga keehatan lainnya.
Data Obyektif
Data yang didapatkan dari hasil observasi dan diukur.Informasi ini biasa didaptkan dari
pemeriksaan fisik.
Bagan Pengkajian
Pengkajian
Wawancara
Pemeriksaan Fisik
Tes Diagnostik
(Lab, Foto, dll)
Data Obyektif
Data Subyektif
IPPA
Head to Toe
ROS
1.
2.
Inspeksi
: Proses observasi secara sistimatik. Observasi menggunakan indra
penglihatan, pendengaran dan penciuman sebagai alat untuk mengumpulkan data
Palpasi
3.
Perkusi
: Observasi dengan jalan mengetuk untuk membandingkan kiri kanan pada
setiap daerah permukaan tubuh
4.
Auskultasi : Observasi dengan jalan mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh dengan
menggunakan stetoskop
1Head to Toe
: Observasi dilakukan mulai dari kepala dan secara berurutan sampai ke kaki.
(keadaan umum, tanda-tanda vital, kepala, wajah, telinga,hidung, mulut dan tenggorokan, leher,
dada, paru, jantung, abdomen, ginjal, genitalia, punggung.)
2.
ROS
: Observasi melalui sistim tubuh secara keseluruhan.(keadaan umum,
tanda-tanda vital, sistim cardiovaskuler, sistim persyarafan, sistim perkencingan, sistim
pencernaan, sistim reproduksi)
FORMAT PENGKAJIAN
(Pengorganisasian berdasarkan pola fungsi kesehatan dari Gordon)
I.DATA UMUM
Tanggal : Jam :..Keluarga yang dapat dihubungi :...Telp :..
Masuk dari rumah sendirian :dari rumah dengan keluarga:. Jalan :. Emergensi :
..Alat yang digunakan :.. Kursi Roda : ...Ambulan :
...Brankar :
Alasan masuk rumah sakit :.
Masuk rumah sakit terakhir tgl
: . Alasan :
Alkohol
: . Reaksi :
: .
Nafsu makan
: .Mual : ..Muntah :
:...
Pola Kognitif
Status Mental
Bicara
: ..
: ..
Pendengaran
: ..
Penglihatan
: ..
III.Pemeriksaan Fisik
Data Klinik
Usia
:TB :.BB :
Kualitas
Batuk
Metabolik
Kulit
Warna
Lecet
Bengkak
Bercak
Mulut
Gusi
Gigi
Persyarafan
Pupil
Reaksi terhadap cahaya
:
:
Mata
Muskulo
Keseimbangan
Menggenggam
V. Informasi Lain
.
.
.
.
VI. Diagnosa
.
.
.
.
2. DIAGNOSA
Diagnosa keperawatan adalah masalah kesehatan aktual dan potensial dimana berdasarkan
pengalamannya, dia mampu dan mempunyai wewenang untuk memberikan tindakan
keperawatan. Perawat menganalisa data pengkajian untuk merumuskan diagnosa
keperawatan.
Kriteria Diagnosa
1. Proses diagnosa terdiri dari Analisis data,interpretasi data,Validasi Data, Perumusan
Diagnosa keperawatan.
2. Diagnosa keperawatan terdiri dari Masalah (P) : Menjelaskan masalah dan status
kesehatan pasien secara jelas dan sesingkat mungkin; Penyebab (E) : Faktor klinik dan
personal yang dapat merubah status kesehatan atau mempengaruhi perkembangan
masalah ; dan Tanda atau Gejala (S), atau terdiri dari Masalah dan Penyebab (PE).
3. Bekerjasama dengan Pasien, dan petugas kesehatan lainnya untuk memvalidasi
diagnosa keperawatan
4. Melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosa berdasarkan data terbaru.
Kriteria Penulisan Diagnosa Keperawatan
Tulis masalah Pasien/perubahan status kesehatan pasien
Masalah Klien didahului adanya penyebab dan keduanya dihubungkan dengan kata sehubungan
dengan
Defenisi karakteristik.Jika diikuti dengan penyebab kemudian dihubungkan dengan kata ditandai
dengan
Tulis istilah yang umum digunakan
Gunakan bahasa yang tidak memvonis
Contoh langkah-langkah dalam merumuskan diagnosa Keperawatan dan Dokumentasinya:
3.
Pasien
ini
Perawat
Pasien
: Saya sering terlambat makan dan kadang sehari cuma
makan sekali
4. Penyusunan diagnosa keperawatan
Perubahan Nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
stress akibat pekerjaanya yang baru, konflik peran dan keinginan
PERENCANAAN
RENCANA TINDAKAN
Rencana Tindakan
Tahap 1
Tanggal/Jam : .
Keterangan : .
Tahap 2
Tanggal/Jam : .
Keterangan : .
Tanda-tanda vital (setiap pergantian dinas) :
4. PELAKSANAAN
Pada tahap Pelaksanaan ini tugas Perawat adalah membantu pasien untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.Tahap ini dimulai setelah rencana tindakan disusun.Perawat
mengimplementasi tindakan yang telah diidentifikasi dalam rencana asuhan keperawatan
Kriteria Implementasi :
1. Bekerjasama dengan Pasien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
2. Kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk meningkatkan status kesehatan Pasien
3. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kesehatan Pasien
4. Melakukan supervise terhadap tenaga pelaksana keperawatan di bawah tanggung
jawabnya.
5. Memberikan pendidikan pada Pasien dan keluarga mengenai konsep, ketrampilan
asuhan diri serta membantu Pasien memodifikasi lingkungan yang digunakan
6. Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan berdasarkan respon
Pasien.
Seluruh pelaksanaan tindakan keperawatan harus dikuti oleh pencatatan yang lengkap dan
akurat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan.Setiap langkah di dalam pemberian
tindakan atau intervensi harus ditandatangani oleh perawat yang melaksanakan tugas ini dan
juga kepala ruangan sebagai penanggung-jawabnya.
5. EVALUASI
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan
seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaanya sudah berhasil
dicapai.
Kriteria Evaluasi
1. Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara komprehensif, tepat waktu
dan terus-menerus
2. Menggunakan data dasar dan respon Pasien dalam mengukur perkembangan kearah
pencapaian tujuan
3. Memvalidasi dan menganalisa data baru
4. Mendokumentasikan hasil evalusi dan memodifikasi perencanaan
Contoh Dokumentasi Asuhan Keperawatan
I. DATA UMUM
Alamat :
II. PENGKAJIAN
Data Subyektif
Data Obyektif
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
III. DIAGNOSA
Data Subyektif
Data Obyektif
VI. PERENCANAAN
Prioritas Masalah
Definisi Dokter
Dokter adalah seseorang dengan gelar dokter atau seseorang yang memiliki lisensi untuk praktik
dalam seni penyembuhan penyakit. Istilah Dokter dalam konteks medis, ialah semua profesional
medis dengan gelar dokter (dr.) dan spesialis (Sp.) atau berbagai gelar lainnya. Berbagai profesi
yang dapat dikaitkan dengan dokter antara lain ialah dokter, psikolog, ilmuwan biomedis, dokter
gigi, atau dokter hewan.
Jika disimpulkan secara lengkap, maka definisi dokter adalah Seseorang yang :
1. Memiliki gelar dokter dan lisensi untuk melakukan praktikpenyembuhan
penyakit
2. Dapat mengusahakan
penerapan obat
penyembuhan
terhadap
suatu
penyakit melalui
Kata Dokter berasal dari kata Latin yaitu docre [dker] yang artinya 'mengajar'.Pada jaman
dulu istilah dokter telah digunakan sebagai gelar terhormat selama lebih dari 1000 tahun di
Eropa, di saat berdirinya universitas pertama di dunia. Penggunaan kata ini menyebar ke
Amerika, bekas jajahan Eropa, dan sekarang lazim digunakan di seluruh dunia.
Kompetensi Dokter
Kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh setiap dokter meliputi 7 area kompetensi utama yaitu:
Ketujuh area kompetensi dasar tersebut menurut WFME (World Federation for Medical
Education) disebut basic medical doctor .
Tugas Dokter
Tugas seorang dokter adalah meliputi hal-hal sebagai berikut:
Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke RS.