Anda di halaman 1dari 71

Fungsi, Tugas dan Wewenang Komite

Keperawatan di Rumah Sakit

Menurut Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 49 tahun 2013 tentang Komite Keperawatan
Rumah Sakit memiliki fungsi, tugas dan kewenangan. Tentang fungsi, tugas dan kewenangan
Komite Keperawatan tersebut tertuang pada Bagian ketiga, pasal 11 dan pasal 12.
Komite Keperawatan mempunyai fungsi meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan
yang bekerja di Rumah Sakit dengan cara:
1. Melakukan Kredensial bagi seluruh tenaga keperawatan yang akan melakukan
pelayanan keperawatan dan kebidanan di Rumah Sakit.
2. Memelihara mutu profesi tenaga keperawatan.
3. Menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi perawat dan bidan.
Dalam melaksanakan fungsi Kredensial, Komite Keperawatan memiliki tugas sebagai
berikut:
1. menyusun daftar rincian Kewenangan Klinis dan Buku Putih.
2. Melakukan verifikasi persyaratan Kredensial
3. Merekomendasikan Kewenangan Klinis tenaga keperawatan
4. Merekomendasikan pemulihan Kewenangan Klinis
5. Melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan.
6. Melaporkan seluruh proses Kredensial kepada Ketua Komite Keperawatan untuk
diteruskan kepada kepala/direktur Rumah Sakit.

Dalam melaksanakan fungsi memelihara mutu profesi, Komite Keperawatan memiliki


tugas sebagai berikut:
1. menyusun data dasar profil tenaga keperawatan sesuai area praktik.
2. Merekomendasikan perencanaan pengembangan profesional berkelanjutan tenaga
keperawatan.
3. Melakukan audit keperawatan dan kebidanan.
4. Memfasilitasi proses pendampingan sesuai kebutuhan.
Dalam melaksanakan fungsi menjaga disiplin dan etika profesi tenaga keperawatan,
Komite Keperawatan memiliki tugas sebagai berikut:
1. Melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga keperawatan.
2. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan.
3. Merekomendasikan penyelesaian masalah pelanggaran disiplin dan masalah etik dalam
kehidupan profesi dan pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan.
4. Merekomendasikan pencabutan Kewenangan Klinis.
5. Memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam asuhan keperawatan
dan kebidanan.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Komite Keperawatan berwenang, sebagai
berikut:
1. Memberikan rekomendasi rincian Kewenangan Klinis.
2. Memberikan rekomendasi perubahan rincian Kewenangan Klinis.
3. Memberikan rekomendasi penolakan Kewenangan Klinis tertentu.
4. Memberikan rekomendasi surat Penugasan Klinis.
5. Memberikan rekomendasi tindak lanjut audit keperawatan dan kebidanan.
6. Memberikan rekomendasi pendidikan keperawatan dan pendidikan kebidanan
berkelanjutan.
7. Memberikan rekomendasi pendampingan dan memberikan rekomendasi pemberian
tindakan disiplin.

Terkait : Struktur dan Kedudukan Komite Keperawatan di Rumah Sakit


Dalam Peraturan Mentri Kesehatan (PMK) Nomor 49 tahun 2013 tentang Komite
Keperawatan Rumah Sakit, Komite Keperawatan bertanggung jawab kepada kepala/direktur
Rumah Sakit.
Susunan Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi
Author by Herman OjePosted on November 19, 2014

SUSUNAN ORGANISASI
Susunan Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah terdiri atas :
a. Direktur
b.Kepala Bagian Tata Usaha, terdiri dari :
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
2. Sub Bagian Program;
3. Sub Bagian Keuangan;

c. Bidang Keperawatan, terdiri dari :

Sub Bidang Pelayanan Keperawatan;

Sub Bidang Sumber Daya Manusia dan Logistik Keperawatan.

d. Bidang Pelayanan, terdiri dari :


1. Sub Bidang Pelayanan Medik;
2. Sub Bidang Penunjang Medik;
e. Bidang Penyelenggaraan Rekam Medis dan Administrasi Pelayanan Terpadu Rumah Sakit
terdiri dari :
1. Sub Bidang Rekam Medik.
2. Sub Bidang Administrasi Pelayanan Terpadu Rumah Sakit

f. Jabatan Fungsional
TATA KERJA
(1) Dalam melaksanakan tugasnya Direktur Rumah Sakit Umum Daerah dibantu oleh Kepala
Bagian Tata Usaha dan Kepala Bidang sesuai dengan tugas yang ditetapkan dan tugas-tugas lain
yang diberikan oleh Pimpinan.
(2) Direktur Rumah Sakit Umum Daerah dalam menjalankan tugas dan fungsinya wajib
memperhatikan, melaksanakan dan menerapkan prinsip-prinsip organisasi dan manajemen,
koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi, kerjasama, efisiensi, efektifitas, transparansi dan
akuntabilitas publik.
(3) Direktur Rumah Sakit Umum Daerah melaksanakan sistem pengendalian intern di
lingkungan kerjanya, bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahan dan
memberikan pengarahan dan petunjuk bagi pelaksanaan tugas.
(4) Sub Bagian dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, Sub Bidang dipimpin oleh Kepala Sub
Bidang, yang dalam menjalankan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab secara
hirarki kepada atasan yang bersangkutan.
(5) Setiap Unsur Pimpinan bertanggung jawab melakukan pembinaan, pendayagunaan dan
pengawasan terhadap bawahannya, keuangan, perlengkapan, organisasi di lingkungan kerjanya
masing-masing serta senantiasa menjamin kelancaran, keberhasilan dan tertib penyelenggaraan
wewenang, tugas, kewajiban dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya dalam rangka
mewujudkan pemerintahan yang baik, pemberdayaan daerah dan menyejahterakan masyarakat.
(6) Rumah Sakit Umum Daerah wajib mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku
secara hirarki, prosedur serta tata kerja yang ditetapkan

TUGAS POKOK DAN FUNGSI


BAGIAN TATA USAHA
(1) Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang kepala bagian yang mempunyai tugas pokok
menyelenggarakan urusan penyusunan program dan hubungan masyarakat, Umum,
perlengkapan, tata usaha, logistik dan kepegawaian serta keuangan Rumah Sakit Umum Daerah.
(2) Bagian Tata Usaha terdiri dari
1. Sub Bagian Program;
2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
3. Sub Bagian keuangan;

(3) Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi sebagai berikut:


1. Penyusunan rencana dan program kerja Rumah Sakit Umum Daerah.
2. Penyelenggaraan pelayanan administrasi, keuangan, kepegawaian, tata
persuratan, perlengkapan, logistik umum dan rumah tangga Rumah Sakit
Umum Daerah.
3. Pelaksanaan koordinasi pelayanan administrasi Rumah Sakit Umum Daerah.
4. Pengkoordinasian rapat dinas dan keprotokolan.
5. Mengkoordinasikan kegiatan kerumahtanggaan, penerimaan tamu, rapat dan
upacara resmi Rumah Sakit Umum Daerah;
6. Pengkoordinasian laporan tahunan Rumah Sakit Umum Daerah.
7. Pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Pimpinan.

(4) Sub Bagian Program mempunyai uraian tugas sebagai berikut:


1. Menyusun rencana dan program kerja sub bagian Perencanaan Program
sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
2. Mengkoordinasikan usulan setiap bidang dan pengelolaan data serta
informasi tentang Rumah Sakit Umum Daerah;
3. Merumuskan dan melaksanakan pengendalian dan pelaporan

4. Merumuskan, melaksanakan dan menghimpun petunjuk teknis yang


berhubungan dengan penyusunan program;
5. Merumuskan rencana strategis, rencana kerja dan program pembangunan
tiap tahunnya di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah;
6. Membagi tugas kepada bawahan agar diproses lebih lanjut;
7. Memberi petunjuk kepada bawahan dalam melaksanakan tugas agar terjalin
kerja sama yang baik;
8. Membuat konsep pedoman dan petunjuk teknis;
9. Menyeleksi pelaksana tugas bawahan agar hasil yang di capai sesuai dengan
sasaran yang telah ditetapkan;
10.Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pembinaan dan
pengembangan karir;
11.Memberikan layanan informasi yang diperlukan;
12.Mengumpulkan dan mempelajari dan menelaah peraturan dan perundangundangan dibidang perencanaan pembangunan dan perencanaan kesehatan;
13.Mengumpulkan dan mengolah data dibidang perencanaan Program;
14.Pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Pimpinan.

(5) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Merencanakan operasional pengelolaan administrasi umum dan
kepegawaian;
2. Memberi tugas kepada bawahan dalam pengelolaan urusan administrasi
umum dan kepegawaian;
3. Mengumpulkan, mensosialisasikan dan menyebarluaskan peraturan
perundang-undangan dibidang Umum dan atau Kepegawaian dilingkungan
Rumah Sakit Umum Daerah;
4. Mengkaji dan menelaah peraturan dan perundang-undangan serta naskah
Rumah Sakit Umum Daerah sesuai bidang tugasnya;
5. Melaksanakan koordinasi dengan Kepala Bidang dan Sub Bagian lain dalam
melaksanakan tugasnya;
6. Melaksanakan urusan umum, surat menyurat, inventarisasi dan perlengkapan
logistik rumah tangga Rumah Sakit Umum Daerah;

7. Mempersiapkan rencana kebutuhan pegawai dan administrasi kepegawaian;


8. Mengkoordinasikan kegiatan kerumahtanggaan, penerimaan tamu, rapat dan
upacara resmi di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah;
9. Menerima naskah / surat Rumah Sakit Umum Daerah yang masuk, mencatat,
mendistribusikan ke bidang-bidang;
10.Menyimpan data / arsip naskah Rumah Sakit Umum Daerah;
11.Mengatur dan mengevaluasi pelaksanaan kerumahtanggaan Rumah Sakit
Umum Daerah;
12.Menilai prestasi kerja bawahan sebagai pertimbangan dalam pengembangan
karir;
13.Memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan;
14.Pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Pimpinan.

(6) Sub bagian keuangan mempunyai uraian tugas sebagai berikut:


1. Menyusun rencana dan program kerja sub bagian keuangan dan penyusunan
program sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
2. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidangnya;
3. Memberi petunjuk kepada bawahan dalam melaksanakan tugas agar terjalin
kerja sama yang baik;
4. Menyeleksi pelaksanaan tugas bawahan agar hasil yang di capai sesuai
dengan sasaran yang telah di tetapkan;
5. Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pembinaan dan
pengembangan karir;
6. Mengumpulkan dan mempelajari serta menelaah peraturan dan perundangundangan di bidang keuangan;
7. Mengumpulkan bahan penyusunan saran strategis dan alternatif bidang
perencanaan keuangan dan menyusun rencana anggaran pendapatan dan
belanja rutin / pembangunan sesuai dengan rencana dan program kerja
sebagai bahan masukan atasan;
8. Mengkoordinasikan program dan pelaksanaan penerimaan, penyimpanan,
pengeluaran, pertangungjawaban dan pembukuan keuangan;

9. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan anggaran rutin / pembangunan


berdasarkan data dan informasi keuangan di lingkungan Rumah Sakit Umum
Daerah;
10.Melaksanakan bimbingan dan pembinaan bendaharawan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
11.Mengkordinasikan pelaksanaan penyelesaian pertanggung jawaban
perbendaharaan termasuk pembayaran dan pelaporan pajak sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
12.Menyusun laporan pelaksanaan anggaran rutin dan pembangunan
berdasarkan data dan informasi sebagai pertanggung jawaban ;
13.Pengkoordinasian dan sinkronisasi laporan keuangan dari sumber dana APBD,
BLUD dan sumber dana lainnya di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah;
14.Memberi layanan teknis di bidang keuangan;
1. Membuat konsep pedoman dan petunjuk teknis;
2. Pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Pimpinan.

BIDANG KEPERAWATAN
(1) Bidang Keperawatan, terdiri dari :
1. Sub bidang Pelayanan Keperawatan;
2. Sub bidang Sumber Daya Manusia dan Logistik Keperawatan;

(2) Bidang Keperawatan mempunyai tugas :


1. Merencanakan dan menetapkan kebijakan / tata tertib pelayanan
keperawatan sesuai dengan kebijakan Direktur;
2. Menyusun falsafah keperawatan yang disesuaikan dengan falsafah rumah
sakit;
3. Merencanakan usulan kebutuhan tenaga keperawatan dan pembinaan serta
pengembangan karier tenaga keperawatan melalui pendidikan/latihan
berjenjang dengan institusi lain untuk meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan serta mutu asuhan keperawatan;
4. Menyusun usulan kebutuhan sarana, prasarana dan logistik unit perawatan;

5. Memberikan bimbingan kepada tenaga keperawatan yang ada di bawah


bidang keperawatan untuk melaksanakan program kesehatan terpadu di
Rumah Sakit Umum Daerah;
6. Melaksanakan program orientasi bagi tenaga baru yang akan bekerja di
Rumah Sakit Umum Daerah;
7. Mengadakan rapat koordinasi dengan sub bidang dalam bidang keperawatan,
kepala instalasi, kepala ruangan rawat secara berkala atau sewaktu-waktu
bila diperlukan;
8. Mengumpulkan, mengelola serta menganalisa data tentang prosedur asuhan
keperawatan, ketenagaan dan peralatan untuk pengembangan pelayanan
keperawatan;
9. Membuat laporan secara berkala tentang pelaksanaan kegiatan pelayanan
keperawatan, upaya perbaikan dan peningkatan mutu asuhan keperawatan
yang telah dilakukan untuk disampaikan kepada Direktur.
10.Mengadakan kerjasama yang baik dengan institusi pendidikan keperawatan
dan kebidanan untuk menunjang kelancaran program pendidikan, dimana
Rumah Sakit Umum Daerah sebagai lahan praktek;
11.Mengendalikan pelaksanaan kebijakan, tata tertib dan peraturan pelayanan
keperawatan yang berlaku, pendayagunaan tenaga dan peralatan
keperawatan secara berkala ke ruang perawatan agar tujuan asuhan
keperawatan yang ingin dicapai tetap terjamin.
12.Pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Pimpinan.

(3) Untuk menjamin tugasnya sebagaimana dimaksud diatas, Bidang Keperawatan


menyelenggarakan fungsi :
1. Melaksanakan kegiatan di bidang perencanaan pelayanan
2. Melaksanakan Pengendalian pelayanan keperawatan
3. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelayanan keperawatan

(4) Sub Bidang pelayanan keperawatan mempunyai tugas :


1. Menyiapkan usulan pengembangan/ pembinaan mutu asuhan keperawatan
sesuai dengan kebutuhan pelayanan;
2. Menyiapkan program upaya peningkatan mutu asuhan Keperawatan,
koordinasi dengan tim keperawatan/komite keperawatan rumah sakit;

3. Berperan serta menyusun SOP pelayanan keperawatan sesuai dengan


kebutuhan pelayanan dan memberikan bimbingan dalam pembinaan asuhan
keperawatan sesuai standar;
4. Memberikan bimbingan pendokumentasian asuhan keperawatan dan
melaksanakan evaluasi secara berkala dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan dan evaluasi pelayanan keperawatan di rumah sakit;
5. Menyiapkan usulan penetapan/distribusi tenaga keperawatan sesuai
kebutuhan pelayanan.
6. Merencanakan pengembangan staf sesuai kebutuhan pelayanan, koordinasi
dengan Kepala Instalasi serta mengumpulkan berkas kepegawaian tenaga
keperawatan
7. Menghadiri rapat pertemuan berkala dengan Kepala Bidang Perawatan,
Kepala Instalasi, Kepala Ruangan terkait untuk kelancaran pelaksanaan
pelayanan keperawatan;
8. Memberikan saran dan masukan sebagai bahan pertimbangan pada atasan
dan mewakili tugas dan wewenang Kepala Bidang Keperawatan atas
persetujuan Direktur sesuai dengan kebutuhan;
9. Menjelaskan kebijakan rumah sakit kepada Staf Keperawatan Berkoordinasi
dengan Kepala Ruangan /Kepala Instalasi;
10.Mengawasi kegiatan tenaga keperawatan di seluruh unit pelayanan
keperawatan.
11.Menyiapkan rencana kebutuhan peralatan perawatan baik jumlah maupun
kualitas alat serta pendistribusian peralatan keperawatan sesuai kebutuhan
pelayanan;
12.Menyusun Protap/SOP pendayagunaan dan pemeliharaan peralatan
berdasarkan kebijakan rumah sakit;
13.Menganalisa dan mengkaji usulan kebutuhan peralatan dan Kepala
ruangan /Kepala Instalasi.
14.Sebagai Koordinator Supervisor jaga.
15.Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

(5) Sub Bidang Sumber Daya Manusia dan Logistik Keperawatan mempunyai tugas :
1. Menyusun rencana kerja dan kebutuhan tenaga keperawatan baik jumlah
maupun kualifikasi tenaga keperawatan, berkoordinasi dengan Kepala
Instalasi.

2. Menyusun rencana kerja Sub Bidang sumber daya manusia dan logistik
keperawatan
3. Menghadiri rapat pertemuan berkala dengan Kepala Bidang
Keperawatan/Kepala Bagian/Kepala Instalasi untuk kelancaran pelaksanaan
pelayanan keperawatan;
4. Mewakili tugas dan wewenang Kepala Bidang Keperawatan atas persetujuan
Direktur sesuai dengan kebutuhan;
5. Mengupayakan peralatan keperawatan selalu dalam keadaan siap pakai
koordinasi dengan instalasi;
6. Melaksanakan pengawasan pengendalian dan penilaian pendayagunaan dan
pemeliharaan peralatan keperawatan;
7. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian sistem inventarisasi peralatan
perawatan untuk mencegah terjadinya kehilangan alat;
8. Melakukan penilaian mutu terapan etika serta kemampuan profesi tenaga
keperawatan serta memberikan pembinaan pengembangan profesi tenaga
keperawatan;
9. Melakukan pengawasan, pengendalian, penilaian terhadap pendayagunaan
profesi tenaga keperawatan;
10.Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

BIDANG PELAYANAN
(1) Bidang Pelayanan, terdiri dari :
1. Sub bidang Pelayanan Medik;
2. Sub bidang Penunjang Medik;

(2) Tugas Pokok Bidang Pelayanan : memimpin, merumuskan, mengatur, membina,


mengendalikan, mengkoordinasikan dan mempertanggungjawabkan tugas-tugas di bidang
pelayanan kemedikan yang meliputi pelayanan medik dan penunjang medik;
(3) Fungsi Bidang Pelayanan :
1. Penetapan penyusunan rencana dan program kerja di bidang pelayanan
kemedikan;

2. Penyelenggaraan pelaksanaan tugas di bidang pelayanan kemedikan yang


meliputi pelayanan medik dan penunjang medik;
3. Pengkoordinasian dan perencanaan tekhnis di bidang pelayanan kemedikan;
4. Pembinaan dan pengarahan pelaksanaan tugas di bidang pelayanan
kemedikan;
5. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas pelayanan kemedikan;
6. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;
7. Pelaksanaan koordinasi/kerjasama dan kemitraan dengan unit
kerja/instansi/lembaga atau pihak ketiga di bidang pelayanan kemedikan;
8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan.

(4) Sub Bidang Pelayanan Medik mempunyai tugas pokok: merencanakan, melaksanakan,
mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan medik.
(5) Dalam menyelenggarakan tugas Sub Bidang Pelayanan Medik berfungsi :
1. Penyusunan rencana operasional dan program kerja kegiatan pelayanan
medik;
2. Pengkoordinasian penyusunan prosedur tetap standar pelayanan medik;
3. Pengkoordinasian kegiatan penjagaan mutu pelayanan medik;
4. Pengkoordinasian kegiatan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan
tenaga medik baik melalui pendidikan dan pelatihan maupun diskusi yang
diselenggarakan di dalam/luar Rumah sakit Umum Daerah;
5. Pengkoordinasian pemantauan mobilisasi dan distribusi peralatan medik;
6. Penyusunan kebutuhan sarana medik dan pengadaan peralatan medik,
pengumpulan dan pengolahan data peralatan medik sebagai bahan rencana
pengadaan peralatan medik serta penyusunan laporan;
7. Penganalisaan kebutuhan tenaga medik berdasarkan perkembangan
pelayanan, sebagai masukan dalam perencanaan kebutuhan pegawai;
8. Pemantauan dan evaluasi kegiatan pelayanan medik;
9. Pengkoordinasian penyusunan prosedur tetap tentang pendayagunaan
sarana / peralatan medik;

10.Pelaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan


fungsinya;
11.Pelaksanaan koordinasi pelayanan medik dengan sub unit kerja lain di
lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah;
12.Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan.

(6) Sub Bidang Penunjang Medik mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan,
mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas penunjang medik
(7) Dalam menyelenggarakan tugas Sub Bidang Penunjang Medik berfungsi :
1. Penyusunan rencana operasional dan program kerja kegiatan penunjang
medik;
2. Pengkoordinasian penyusunan prosedur tetap standar penunjang medik;
3. Pengkoordinasian kegiatan penjagaan mutu penunjang medik;
4. Pengkoordinasian kegiatan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan
tenaga penunjang medik baik melalui pendidikan dan pelatihan maupun
diskusi yang diselenggarakan di dalam/luar Rumah sakit;
5. Pengkoordinasian pemeliharaan perawatan kalibrasi peralatan medik dan
penunjang medik;
6. Pengkoordinasian pemantauan mobilisasi dan distribusi peralatan penunjang
medik;
7. Pelaksanaan program dan kegiatan Pengendalian Instalasi;
8. Penyusunan kebutuhan sarana, prasarana dan logistik penunjang medik dan
pengadaanya, pengumpulan dan pengolahan data peralatan penunjang
medik sebagai bahan rencana pengadaan peralatan penunjang medik serta
penyusunan laporan;
9. Penganalisaan kebutuhan tenaga penunjang medik berdasarkan
perkembangan pelayanan, sebagai masukan dalam perencanaan kebutuhan
pegawai;
10.Pemantauan dan evaluasi kegiatan pelayanan penunjang medik;
11.Pengkoordinasian penyusunan prosedur tetap pendayagunaan sarana /
peralatan penunjang medik;
12.Pelaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan
fungsinya;

13.Pelaksanaan koordinasi penunjang medik dengan sub unit kerja lain di


lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah;
14.Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan.

BIDANG PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS DAN


ADMINSTRASI PELAYANAN TERPADU RUMAH SAKIT
(1) Bidang Penyelenggaraan Rekam Medis dan Administrasi Pelayanan Terpadu Rumah Sakit,
terdiri dari :
1. Sub Bidang Rekam Medis.
2. Sub Bidang Administrasi Pelayanan Terpadu Rumah Sakit.

(2) Sub Bidang Rekam medik mempunyai tugas pokok merencanakan, menyelenggarakan,
mengkoordinasikan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas rekam medik.
(3) Sub bidang Rekam Medik mempunyai fungsi :
1. Menyelenggarakan kegiatan penyusunan perencanaan kegiatan dan
anggaran pelayanan dan pengendalian mutu rekam medis
2. Menyelenggarakan dan mengkoordinasikan kegiatan pelayanan pendaftaran/
admisi pasien rawat jalan dan rawat inap
3. Mengkoordinasikan pemantauan dan penilaian mutu pelayanan rekam medis
4. Menyelenggarakan kegiatan pengawasan dan pengendalian atas
perencanaan kebutuhan pelayanan rekam medis
5. Menyelenggarakan kegiatan korespondensi unit rekam medis
6. Mengelola sumber daya agar dapat berfungsi secara efektif dan efisien
7. Menghimpun dan memberikan petunjuk pelaksanaan tugas bawahan
dilingkungannya.
8. Memberikan saran-saran dan pertimbangan mengenai langkah-langkah dan
tindakan-tindakan yang perlu diambil dibidang tugasnya.
9. Menyusun petunjuk teknis rekam medis.

10.Menyusun program dan kegiatan sub bidang rekam medis sebagai pedoman
dalam pelaksanaan tugas.
11.Melaksanakan pengumpulan, analisa dan informasi data rekam medis.
12.Melaksanakan evaluasi dan menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan
sub bidang rekam medis.
13.Melaksanakan tugas yang diberikan Pimpinan.

(4) Sub bidang Administrasi Pelayanan terpadu Rumah Sakit mempunyai tugas pokok :
Sub Bidang Administrasi Pelayanan terpadu Rumah Sakit mempunyai tugas pokok
merencanakan, menyelenggarakan, mengkoordinasikan, mengelola, mengevaluasi dan
melaporkan pelaksanaan tugas Administrasi Pelayanan terpadu Rumah Sakit.
(5) Sub bidang Administrasi Pelayanan terpadu Rumah Sakit mempunyai fungsi :
1. Menyelenggarakan kegiatan penyusunan perencanaan kegiatan dan
anggaran sub bidang administrasi pelayanan terpadu Rumah Sakit
2. Menyelenggarakan dan mengkoordinasikan kegiatan pelayanan dan sistem
administrasi pelayanan terpadu Rumah Sakit
3. Menyelenggarakan pengawasan, evaluasi dan pengendalian mutu pada sub
bidang administrasi pelayanan terpadu Rumah sakit
4. Mengelola sumber daya sub bidang administrasi pelayanan terpadu Rumah
Sakit agar dapat berfungsi secara efektif dan efisien
5. Bekerjasama dengan seluruh pihak terkait dengan kelengkapan isi dokumen
rekam medis untuk kepentingan pengajuan klaim biaya pelayanan
6. Bekerjasama dengan pihak penjamin pembiayaan pelayanan dalam
penerbitan surat jaminan pelayanan di rumah sakit
7. Melakukan telaah dan klarifikasi kelengkapan rekam medis yang terkait
dengan pelayanan yang telah diberikan kepada pihak penjamin pembiayaan
pelayanan.
8. Melaksanakan entri data kelengkapan rekam medis yang dibutuhkan dalam
rangka pengajuan klaim kepada pihak penjamin pembiayaan pelayanan
9. Melaksanakan pengumpulan data, penghitungan dan pembagian jasa
pelayanan

10.Mengajukan usulan pembagian jasa pelayanan dari hasil pengumpulan data


dan penghitungan yang sesuai aturan berlaku kepada Sub Bagian Keuangan
rumah sakit
11.Melaksanakan dan menyiapkan sarana, prasarana dan logistik rekam medis.
12.Melakukan evaluasi formulir rekam medis.
13.Melaksanakan tugas lain yang diberikan Pimpinan
Kewenangan Bidan Sesuai Permenkes No. 1464 Tahun 2010 tentang Izin
dan Penyelenggaraan Praktik Bidan
Rabu, 21 Agustus 2013 07:53:13 - oleh : admindinkes10

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010


tentang Izin dan Penyelenggaran Praktik Bidan, kewenangan yang dimiliki bidan meliputi:

1. Kewenangan normal:
o

Pelayanan kesehatan ibu

Pelayanan kesehatan anak

Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana

2. Kewenangan dalam menjalankan program Pemerintah


3. Kewenangan bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki
dokter

Kewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki oleh seluruh bidan. Kewenangan ini
meliputi:
1. Pelayanan kesehatan ibu
1. Ruang lingkup:

Pelayanan konseling pada masa pra hamil

Pelayanan antenatal pada kehamilan normal

Pelayanan persalinan normal

Pelayanan ibu nifas normal

Pelayanan ibu menyusui

Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan

2. Kewenangan:

Episiotomi

Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II

Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan

Pemberian tablet Fe pada ibu hamil

Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas

Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini (IMD) dan promosi air


susu ibu (ASI) eksklusif

Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan


postpartum

Penyuluhan dan konseling

Bimbingan pada kelompok ibu hamil

Pemberian surat keterangan kematian

Pemberian surat keterangan cuti bersalin

2. Pelayanan kesehatan anak

1. Ruang lingkup:

Pelayanan bayi baru lahir

Pelayanan bayi

Pelayanan anak balita

Pelayanan anak pra sekolah

2. Kewenangan:

Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi,


pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini (IMD), injeksi
vitamin K 1, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (028 hari), dan perawatan tali pusat

Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk

Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan

Pemberian imunisasi rutin sesuai program Pemerintah

Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra


sekolah

Pemberian konseling dan penyuluhan

Pemberian surat keterangan kelahiran

Pemberian surat keterangan kematian

3. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana, dengan


kewenangan:
1. Memberikan penyuluhan dan konseling
perempuan dan keluarga berencana

kesehatan

reproduksi

2. Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom

Selain kewenangan normal sebagaimana tersebut di atas, khusus bagi bidan yang
menjalankan program Pemerintah mendapat kewenangan tambahan untuk melakukan pelayanan
kesehatan yang meliputi:
1. Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim, dan
memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit

2. Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis


tertentu (dilakukan di bawah supervisi dokter)
3. Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan
4. Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu dan
anak, anak usia sekolah dan remaja, dan penyehatan lingkungan
5. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak
sekolah
6. Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas
7. Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan terhadap
Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk pemberian kondom, dan penyakit
lainnya
8. Pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya
(NAPZA) melalui informasi dan edukasi
9. Pelayanan kesehatan lain yang merupakan program Pemerintah

Khusus untuk pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit, asuhan antenatal terintegrasi,
penanganan bayi dan anak balita sakit, dan pelaksanaan deteksi dini, merujuk, dan memberikan
penyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) dan penyakit lainnya, serta pencegahan
penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA), hanya dapat
dilakukan oleh bidan yang telah mendapat pelatihan untuk pelayanan tersebut.
Selain itu, khusus di daerah (kecamatan atau kelurahan/desa) yang belum ada dokter, bidan
juga diberikan kewenangan sementara untuk memberikan pelayanan kesehatan di luar
kewenangan normal, dengan syarat telah ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Kewenangan bidan untuk memberikan pelayanan kesehatan di luar
kewenangan normal tersebut berakhir dan tidak berlaku lagi jika di daerah tersebut sudah
terdapat tenaga dokter.
Sumber : http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/archives/171#more-171
PERAN, FUNGSI DAN TUGAS TENAGA KEPERAWATAN

PERAN, FUNGSI DAN TUGAS TENAGA KEPERAWATAN


A.

PERAN

Peran Perawat Kesehatan

a.

Pelaksana Pelayanan Keperawatan


Perawat bertanggung-jawab dalam memberikan pelayanan keperawatan dari yang bersifat
sederhana sampai pada yang paling kompleks kepada pasien, keluarga, kelompok dan
masyarakat

b.

Pengelola dalam bidang Pelayanan Keperawatan


Tenaga keperawatan secara fungsional mengelola pelayanan keperawatan termasuk
perlengkapan, peralatan dan lingkungan.Disamping itu membimbing petugas kesehatan yang
berpendidikan lebih rendah, bertanggung-jawab dalam hal administrasi keperawatan baik di
masyarakat maupun di dalam institusi dalam mengelola pelayanan keperawatan untuk pasien,
keluarga, kelompok dan masyarakat.

c.

Pendidik Pelayanan Keperawatan


Tenaga Keperawatan bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan pengajaran ilmu
keperawatan dasar bagi tenaga kesehatan lainnya dan tenaga anggota keluarga.

A.2 FUNGSI TENAGA PERAWAT


Tenaga keperawatan diharapkan dapat melaksanakan fungsi (pada pasien-pasien yang
dirawat) sebagai berikut :
a. Menentukan kebutuhan kesehatan pasien dan mendorong pasien untuk berperan serta di dalam
memenuhi kebutuhan kesehatannya.
b. Memberikan penyuluhan kesehatan mengenai kebersihan perorangan, kesehatan lingkungan,
kesehatan mental, gizi, kesehatan ibu dan anak, pencegahan penyakit dan kecelakaan.
c. Memberikan Asuhan Keperawatan kepada pasien yang meliputi perawatan darurat,serta
bekerjasama dengan dokter dalam program pengobatan
d. Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang tidak dapat ditanggulangi dan menerima
rujukan dari organisasi kesehatan lainnya.
e. Melaksanakan pencatatan pelaporan asuhan Keperawatan.

A.3 TUGAS
Sebagai penjabaran dari fungsi maka tugas tenaga keperawatan adalah :
a.

Memelihara kebersihan dan kerapihan di dalam ruangan

b.

Menerima pasien baru


c.

Melaksanakan asuhan keperawatan dengan menggunakan metode proses keperawatan

d.

Mempersiapkan pasien keluar

e.

Membimbing dan mengawasi pekarya kesehatan dan pekarya rumah tangga

f.
g.
h.

Mengatur tugas jaga

Mengelola peralatan medik dan keperawatan, bahan habis pakai dan obat
Mengelola administrasi

B. PROFIL PERAWAT PROFESIONAL


Pelayanan Keperawatan di masa mendatang harus dapat memberikan Consumer Minded
terhadap pelayanan yang diterima.Implikasi pelayanan keperawatan akan terus mengalami
perubahaan dan hal ini akan dapat terjawab dengan memahami dan melaksanakan
karakteristik perawat professional dan perawat millennium. Menurut Nursalam Peran perawat di
masa depan harus berkembang seiring dengan perkembangan IPTEK dan tuntutan kebutuhan
masyarakat, sehingga perawat, dituntut mampu manjawab dan mengantisipasi terhadap
dampak dari perubahan.Sebagai Perawat professional maka peran yang diemban adalah
CARE yang meliputi :

C =

A =

R =

COMMUNICATION

ACTIVITY

REVIEW

C =

COMPLETE

A =

ACCURATE

R =

RAPID

E =

ENGLISH

C =

COOPERATIVE

A =

APPLICABLE

R =

RESPOSIVE

E =

EMPATHY

C =

CONSIDERED

A =

APPROPRIATE

R =

REASONED

E =

EDUCATION

E =

EVALUATED

C =

COMMITED

A =

ACADEMIC

R =

RESEARCH

E =

EXTENDED

1. COMMUNICATION

Perawat memberikan pelayanan keperawatan harus dapat berkomunikasi secara lengkap,


adekuat, cepat. Setiap melakukan komunikasi (lisan dan tulis) harus memenuhi tiga syarat di
atas dan juga harus mampu berbicara dan menulis dalam bahasa asing minimal bahasa inggris.

2. ACTIVITY

Prinsip melakukan aktifitas/pemberian asuhan keperawatan harus dapat bekerjasama dengan


teman sejawat dan tenaga kesehatan lainnya, khususnya tim medis sebagai mitra kerja dalam
memberikan asuhan kepada pasien.Ativitas ini harus ditunjang dengan menunjukan suatu
kesungguhan dan sikap empati dan bertanggung-jawab terhadap setiap tugas yang diemban.
Tindakan keperawatan harus dilakukan dengan prinsip : CWIPAT
C : Check the orders & Equipment
W : Wash Your hands
I

: Identify of Patient

P : Provide for Safety &Privacy


A : Asses the Problem
T

: Tell the person or teach the patient about what you are going to do

3. REVIEW

Prinsip utamanya adalah moral dan Etika keperawatan. Dalam memberikan setiap asuhan
keperawatan perawat harus selalu berpedoman pada nilai-nilai etik keperawatan dan standar
keperawatan yang ada serta ilmu keperawatan.

Untuk menghindari kesalahan dalam pelaksanaan peran ini maka perawat harus berpegangan
pada prinsip-prinsip etik keperawatan yang meliputi :

Justice

: Asas keadilan

Setiap prioritas tindakan yang diberikan harus berdasarkan kondisi pasien, tidak ada
diskriminasi pasien dan alat

Autonomy

: Asas menghormati otonomi

Setiap manusia mempunyai hak untuk menentukan tindakan terhadap dirinya sendiri

Benefienc

: Asas Manfaat

Setiap tindakan yang diberikan kepada klien harus bermanfaat bagi klien dan menghindarkan
dari kecacatan

Veracity

: Asas kejujuran

Perawat dalam berkomunikasi harus mengatakan yang benar dan jujur kepada klien

Confidentiality : Asas Kerahasiaan

Apa yang dilaksanakan oleh perawat harus didasarkan pada tanggung-jawab moral dan profesi

4. EDUCATION

Perawat harus mempunyai komitmen yang tinggi terhadap profesi dengan jalan terus menerus
menambah ilmu melalui melalui pendidikan formal/nonformal, sampai pada suatu keahlian
tertentu.
Pengembangan pelayanan keperawatan yang paling efektif harus didasarkan pada hasil
temuan-temuan Ilmiah yang dapat diuji ke-sahihannya.

C. PROFIL PERAWAT MILLENIUM


Karakteristik Perawat Millenium :
C

: Career

: Activity

: Role

: Enhancement

1. Career
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien, harus mempunyai dasar
pendidikan yang memadai, karena dengan keahlian dan dasar pendidikan yang tinggi sebagai
indicator jaminan kualitas pelayanan kepada konsumen dan menghindarkan dari kesalahankesalahan yang fatal. Perawat juga harus memahami bagaimana konsep manajemen secara
keseluruhan, khususnya Manajemen Keperawatan.
2. Activity

Perawat harus memahami tentang semua tindakan yang dilakukan, baik dari segi keilmuan
maupun etik dan moral Keperawatan.
3. Role
Dalam melaksanakan perannya, perawat dituntut mampu bekerjasama dengan profesi lain.
Oleh karena itu Perawat harus dapat membedakan peran yang dimaksud.
4. Enhancement

Prinsip utama pelayanan keperawatan adalah pengembangan diri secara terus-menerus seiring
dengan perkembangan jaman yang dinamis, berubah setiap saat.Perawat dituntut untuk
menunjukan independensi dalam memberikan asuhan dan tumbuhnya rasa percaya diri yang
tinggi.Hal ini bisa ditempuh dengan mulai mempersiapkan diri dan membekali diri yang baik
mulai sekarang.

Dengan memahami bagaimana karakteristik Perawat Profesional & Milenium seperti yang
sudah dijelaskan di atas maka diharapkan agar para perawat mau mengembangkan dirinya
masing-masing dengan mengikuti pelatihan-pelatihan untuk menambah pengetahuan dan
keterampilannya agar dimasa mendatang mampu memenuhi kriteria-kriteria dari perawat
profesional dan perawat millenium.

A.

KONSEP MANAJEMEN KEPERAWATAN

Pada langkah awal kita perlu memahami terlebih dahulu apa yang dimaksudkan dengan
Manajemen Keperawatan
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu
kegiatan di organisasi.Sedangkan Manajemen Keperawatan adalah : proses bekerja melalui
anggota staff keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional.
Proses Manajemen Keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai suatu metode
pelaksanaan asuhan keperawatan secara professional, sehingga diharapkan keduanya saling
menopang.Sebagaiman yang terjadi di dalam proses keperawatan, di dalam Manajamenen
Keperawatan-pun terdiri dari Pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi hasil.Karena Manajemen Keparawatan mempunya kekhususan
terhadap mayoritas tenaga daripada seorang pegawai, maka setiap tahapan di dalam proses
manajemen lebih rumit jika dibandingkan dengan proses keperawatan. Bagaimana langkahlangkah di dalam Proses Manajemen Keperawatan akan dijelaskan di dalam proses
Manajemen Keperawatan di bawah ini

B. PROSES MANAJEMEN KEPERAWATAN

Proses adalah suatu rangkaian tindakan yang mengarah pada suatu tujuan. Di dalam proses
keperawatan, bagian akhir mungkin berupa sebuah pembebasan dari gejala, eliminasi resiko,
pencegahan komplikasi, argumentasi pengetahuan atau ketrampilan kesehatan dan
kemudahan dari kebebasan maksimal.Di dalam proses manajemen Keperwatan, bagian akhir
adalah perawatan yang efektif dan ekonomis bagi semua kelompok pasien.
Proses Manajemen Keperawatan :
1. PENGKAJIAN PENGUMPULAN DATA

Pada tahap ini perawat dituntut tidak hanya megumpulkan informasi tentang keadaan pasien,
melainkan juga mengenai institusi (rumah sakit/puskesmas), tenaga keperawatan, administrasi
dan bagian keuangan yang akan mempengaruhi fungsi organisasi keperawatan secara
keseluruhan.

Pada tahap ini harus mampu mempertahankan level yang tinggi bagi efisiensi salah satu bagian
dengan cara menggunakan ukuran pengawasan untuk mengidentifikasikan masalah dengan
segera, dan setelah mereka terbentuk kemudian dievaluasi apakah rencana tersebut perlu
diubah atau prestasi yang perlu dikoreksi.

2. PERENCANAAN

Perencanaan disini dimaksudkan untuk menyusun suatu rencana yang strategis dalam
mencapai tujuan, seperti menentukan kebutuhan dalam asuhan keperawatan kepada semua
pasien, menegakkan tujuan, mengalokasikan anggaran belanja, memutuskan ukuran dan tipe
tenaga keperawatan yang dibutuhkan, membuat pola struktur organisasi yang dapat
mengoptimalkan efektifitas staf serta menegakkan kebijaksanaan dan prosedur operasional
untuk mencapai visidan misi yang telah ditetapkan.

4. PELAKSANAAN

Pada tahap ini Manajemen Keperawatan memerlukan kerja melalui orang lain, maka tahap
implementasi di dalam proses manajemen terdiri dari dan bagaimana memimpin orang lain
untuk menjalankan tindakan yang telah direncanakan.

4. EVALUASI

Tahap akhir dari proses manajerial adalah melakukan evaluasi seluruh kegiatan yang telah
dilaksanakan.Pada tahap ini manajemen akan memberikan nilai seberapa jauh staf mampu
melaksanakan tugasnya dan mengidentifikasi factor-faktor yang menghambat dan mendukung
dalam pelaksanaan.

Sistim di dalam manajemen Keperawatan :


a.

Pengumpulan data

Personalia, Pasien, Peralatan dan persediaan


b.

Perencanaan

Tujuan, Sistim, Standar, Kebijaksanaan, Prosedur, Anggaran


c.

Pengaturan

Tabel organisasi, Evaluasi Tugas, Deskripsi kerja, Pembentukan kerjasama tim


d.

Kepegawaian
Klasifikasi pasien, penentuan kebutuhan staff, rekrutmen, pemilihan orientasi, penjadualan,
penugasan, minimalisasi ketidakhadiran, penurunan pergantian, pengembangan staff.
e.

Kepemimpinan

Penggunaan kekuatan, pemecahan masalah,pengambilan keputusan, mempengaruhi


perubahan, menangani konflik, komunikasi dan analisa transaksional.
f.

Pengawasan
penelitian, Jaminan Keselamatan, Audit pasien, penilaian prestasi, disiplin, hubungan pekerja
tenaga kerja, sistim informasi komputer

A. VISI & MISI KEPERAWATAN


Sebagai langkah awal di dalam Manajemen Keperawatan yang harus dilakukan adalah
mengumpulkan segala informasi yang dibutuhkan di dalam Manajemen Keperawatan baik
tentang pasien, tenaga perawat dan sebagainya.Pengumpulan data ini bisa dilakukan dengan
menggunakan analisis SWOT : bagaimana kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman
bagi organisasi Keperawatan

Data-data yang sudah dikumpulkan akan dijadikan dasar untuk melakukan identifikasi terhadap
masalah-masalah yang mungkin ada di Rumah sakit yang memiliki hubungan erat dengan
Praktek keperawatan di Rumah sakit.
Untuk itu sebelumnya kita akan menentukan dulu apa visi dan misi dari Keperawatan.

Visi Keperawatan

Visi Keperawatan diartikan sebagai Pernyataan keyakinan tentang keperawatan dan


manifestasi dari nilai-nilai dalam keperawatan yang digunakan untuk berfikir dan bertindak.

Visi ini dimaksudkan agar perawat harus dapat mempunyai sudut pandang dan pengetahuan
yang luas tentang manajemen dan proses perubahaan yang terjadi saat ini dan akan datang.

Misi Keperawatan

Misi dapat diartikan sebagai suatu langkah-langkah nyata dari profesi keperawatan dalam
melaksanakan visi yang telah ditetapkan, yaitu menjaga dan mengawasi sustu proses
profesionalisme keperawatan Indonesia agar berjalan dan berkesinambungan.

Rumus sukses mencapai visi dan misi

Sukses = Visi + Misi + Motivasi


Visi + Misi

= Serba Tanggung

Visi + Motivasi = Melamun


Misi + Motivasi

= Sampai Di tempat yang salah

Inti konsep dasar dari manajemen adalah : perlu adanya suatu keseimbangan antara visi, misi
dan motivasi yang jelas dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

B. PENGUMPULAN DATA
a. Ketenagaan Keperawatan :

Lingkungan kerja

Gambaran umum jumlah tempat tidur /tanggal

Lokasi dan denah ruang

Fasilitas untuk pasien

Fasilitas untuk petugas

Fasilitas peralatan dan bahan kesehatan

Sumber Daya Manusia

Tenaga Keperawatan

Tenaga non-keperawatan

Ketenagaan Keperawatan dan Pasien

Pada suatu pelayanan profesional, jumlah tenaga yang diperlukan tergantung pada jumlah
pasien dan derajat ketergantungan pasien. Menurut Douglas (1984) Leveridge & Cummings
(1996) klasifikasi derajat ketergantungan pasien dibagi 3 kategori yaitu : Perawatan minimal
memerlukan waktu 1-2 jam/24 jam, Perawatan Intermedit memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam
dan Perawatan maksimal atau total memerlukan waktu 5-6 jam.24 jam.Dalam penelitian tentang
jumlah tenaga perawat di rumah sakit, didapatkan jumlah perawat yang dibutuhkan pada pagi,
sore dn malam tergantung pada tingkat ketergantungan pasien seperti pada tabel di bawah ini :

KLASIFIKASI & KRITERIA


I.

MINIMAL CARE

1. Pasien bisa mandiri/hampir tidak memerlukan bantuan


Mampu naik-turun tempat tidur
Mampu Ambulasi dan berjalan sendiri

YA

TIDAK

Mampu mandi sendiri/mandi sebagian dengan bantuan


Mampu membersihkan mulut (sikat gigi sendiri)
Mampu nerpakaian dan berdandan dengan sedikit bantuan
Mampu BAB dan BAK dengan sedikit bantuan
2. Status Psikologis Stabil
3. Pasien dirawat untuk prosedur diagnostik
4. Operasi ringan
II. NTERMEDIT CARE
1.Pasien memerlukan bantuan perawat sebagian
Membutuhkan bantuan satu orang untuk naik-turun tempat
tidur
Membutuhkan bantuan untuk Ambulasi / berjalan
Membtuhkan bantuan dalam menyiapkan makanan
Membutuhkan bantuan untuk makan (disuap)
Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
Membutuhkan bantuan untuk berpakaian dan berdandan
Membutuhkan bantuan untuk BAB dan BAK
5. Post operasi minor (24 jam)
6. Melewati fase akut dari post operasi mayor
7. Fase awal dari penyembuhan
8.

Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam

9.

Gangguan emosional ringan

III.

TOTAL CARE

1.Pasien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan


memerlukan waktu perawat yang lebih lama
Membutuhkan dua orang atau lebih untuk mobilisasi dari

tempat tidur ke kereta dorong / kursi roda


Membutuhkan latihan pasif
Kebutuhan nutris dan cairan dipenuhi melalui terapi
intravena (infus) atau NG tube (sonde)
Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
Membutuhkan bantuan penuh untuk berpakaian dan
berdandan
Dimandikan perawat
Dalam keadaan inkontinensia, menggunakan kateter
2.24 jam post operasi mayor
3.Pasien tidak sadar
4.Keadaan pasien tidak stabil
5.Observasi TTV setiap kurang dari jam
6.Perawatan luka bakar
7.Perawatan kolostomi
8.Menggunakan alat bantu pernapasan (respirator)
9.Menggunakan WSD
10. Irigasi kandung kemih secara terus menerus
11. Menggunakan alat traksi (skeletal traksi)
12. Faktur dan atau pasca operasi tulangbelakang /leher
13. Gangguan emosional berat, bingung dan disorientasi

Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan pada suatu ruang rawat


<!--[if !supportLists]-->a.
[endif]-->Pasien

<!--

Klasifikasi Pasien
Minimal

Parsial

Total

Pa
gi

Sia
ng

Mal
am

Pa
gi

Sia
ng

Mal
am

pa
gi

sia
ng

mal
am

0,1
7

0,1
4

0,10

0,2
7

0,1
5

0,07

0,3
6

0,3
0

0,20

0,3
4

0,2
8

0,20

0,5
4

0,3
0

0,14

0,7
2

0,6
0

0,40

0,5
1

0,4
2

0,30

0,8
1

0,4
5

0,21

1,0
8

0,9
0

0,60

Konsep perhitungan ketenagaan (Ratna Sitorue, 2002)

Penetapan jumlah perawat dilakukan dengan menghitung jumlah pasien berdasarkan derajat
ketergantungan selama satu bulan dan dihitung jumlah perawat yang dibutuhkan untuk setiap
hari.Setelah itu ditetapkan rata rata jumlah perawat setiap hari.

Sebagai contoh, suatu ruang rawat dengan 22 pasien (3 pasien dengan perawatan minimal, 14
pasien dengan perawatan intermediet, dan 5 pasien dengan perawatan total) maka jumlah
perawat yang dibutuhkan untuk jaga pagi adalah :
3

x 0,17 = 0,51

14 x 0,27 = 3,78
5

x 0,36 = 1,90

Jumlah

6,09 -------------- 6 orang

Penerapan Model Asuhan Keperawatan

Berdasarkan hasil pengkajian terhadap data-data yang sudah dikumpulkan pada tahap
sebelumnya maka metode/model pemberian asuhan keperawatan harus ditentukan,karena
keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada klien sangat ditentukan oleh pemilihan metode
pemberian asuhan keperawatan yang professional.

Model seperti apakah yang bisa atau seharusnya diterapkan pada Rumah sakit harus
ditentukan terlebih dahulu.

Metode pemberian asuhan keperawatan ini harus efisien dan efektif, artinya harus ada
pembagian tugas, peran dan wewenang yang jelas sehingga tidak terdapat konflik peran/peran
ganda bagi perawat.

Dasar Pertimbangan pemilihan model asuhan keperawatan :


Sesuai dengan Visi dan Misi Rumahsakit
Dapat diterapkan proses keperatan di didalam Asuhan keperawatan
Efektif dan efisiensi penggunaan biaya
Terpenuhinya kepuasan pasien, keluarga dan masyarakat
Model yang dipilih harus dapat menigkatkan kepuasan perawat, dan tim kesehatan lainnya.
Terlaksananya komunikasi antara perawat

Model Asuhan Keperawatan menurut Grant & Massey (1997) dan Marquis & Huston (1998)
Metode

Deskripsi

Penangung Jawab

Fungsional

Perawat melaksanakan tugas/tindakan


tertentu berdasarkan jadwal kegiatan
yang ada.

Perawat yang bertugas

Kasus

Perawat bertanggung-jawab terhadap


asuhan keperawatan dan observasi pada
pasien tertentu.Ratio 1:1

Manager Keperawatan

Tim

Enam-tujuh perawat professional dan


perawat associate bekerja sebagai suatu
tim, disupervisi oleh kepala tim

Ketua Tim

Primer

Perawatbertanggung jawab terhadap


semua aspek asuhan keperawatan, dari
hasil pengkajian kondisi pasien untuk
mengkoordidir asuhan keperawatan

Perawat Primer

Dari model-model keperawatan diatas yang umum digunakan di Rumah sakit adalah Asuhan
keperawatan total : Keperawatan Tim,Keperawatan Primer

Sistem Pendokumentasian

Sistem Pendokumentasian Ruangan


Dokumentasi yang digunakan adalah dengan sistim SOR (sources Oriented Record) yaitu
sistim pendokumentasian yang berorientasi dari berbagai sumber tenaga kesehatan, misalnya
dokter, perawat, ahli gizi dll.
Contoh pendokumentasian :
URAIAN BAGIAN
Lembar indeks diagnosis

Dokter

Lembar registrasi

Administrasi

Lembar masuk dan keluar RS

Administrasi

Lembar untuk penempelan surat (MRS, rujukan)

Administrasi

Daftar masalah

Administrasi

Lembar Riwayat Penyakit

Dokter

Lembar catatan Harian Dokter

Dokter

Lembar Instruksi Dokter

Dokter

Lembat untuk Pemeriksaan Laboratorium dan


radiologi

Dokter/Perawat

Lembaran Instruksi dokter dan laporan perawat


Lembar konsultasi
Lembar observasi
Lembar pengkajian dan asuhan keperawatan
Administrasi penunjang :
Buku laporan jaga harian perawat
Buku Injeksi dari ruangan
Buku observasi tanda-tanda vital
Buku laporan kepala ruangan
Buku visite

SUMBER

Dokter
Dokter
Perawat
Perawat

Lembar pengkajian khusus

Sistim Administrasi

Pada sistim administrasi ini, diuraikan tentang alur pelayanan pasien mulai masuk Rumah Sakit
sampai keluar Rumah Sakit.
IRDA/UGD

POLY

Ruang Rawat Inap

Bagian Keuangan

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Radiologi

Keluar

C. ANALISA DATA DENGAN PENDEKATAN SWOT


Sebelum melakukan perencanaan, maka perlu dikaji terlebih dahulu beberapa hal. Fokus
identifikasi bisa menggunakan pendekatan yang lazim dipakai yaitu : pendekatan SWOT
(Kekuatan, Kelemahan, Kesempatan, dan Ancaman).

Di dalam pendekatan ini kita akan mengumpulkan semua data tentang tenaga keperawatan,
administrasi dan bagian keuangan yang akan mempengaruhi fungsi organisasi keperawatan
secara keseluruhan.Setiap data akan di kelompokan apakah merupakan kekuatan. Kelemahan,
kesempatan ataukah merupakan ancaman bagi organisasi.

Berikut ini akan diberikan contoh Pengumpulan data dan Identifikasi masalah berdasarkan
pendekatan SWOT

STRENGTH

WEAKNESS

OPPORTUNITY

THREATENED

Memiliki visi, misi dan motto Kualitas tenaga belumTerbukanya


Persaingan antar
Keperawatan
memnuhi kualifikasi kesemptan
rumah sakit
melanjutkan
yang semakin
SDM terdiri dari : DIII
MKP belum
pendidikan pada
kuat
(.orang), SPK
dilaksanakan
progran yang
(.orang), Pekarya
Adanya tuntutan
lebih baik
Belum
ada
(.orang).
masyarkat yang
pembagian tugas Adanya program
lebih tinggi
Rumah Sakit Pemerintah
yang jelas
pelatihan/kursus
untuk
Tipe ..
mendapatkan
Pendokumentasian Dll
pelayanan
Terdapat Standar Asuhan
proses
Keperawatan
Keperawata belum
dll
optimal
Tersedia Sarana & prasarana
Untuk pasien dan tenaga Dll
perawat
Sudah ada sistim
Dokumentasi
Terdapat Administrasi
penunjang
dll

Setelah dilakukan pengumpulan data dan analisa maka muncul permasalahan-permasalahan


yang harus kita kaji untuk dilakukan perencanaan pembenahan.

D. RUMUSAN MASALAH
Dari data-data yang sudah dikumpulkan dan sudah dilakukan analisa dengan pendekatan
SWOT maka kita akan menemukan apa saja permasalahan-permasalahan di dalam sebuah
organisasi Rumah Sakit khususnya pada Organisasi Keperawatan.Permasalahan yang
ditemukan ini tidak saja hanya kekurangan-kekurangan yang akan menggangu atau
menghambat di dalam Organisasi Keperawatan tetapi juga kemungkinan-kemungkinan
peningkatan pelayanan agar dapat menjadi lebih baik dari sekarang. Masalah-masalah yang
ditemukan akan di kumpulkan untuk selanjutnya dilakukan perencanaan untuk mengatasi

permasalahan atau meningkatkan kwalitasn

1. PENGORGANISASIAN
Berdasarkan hasil analisa maka perlu untuk membuat tim kerja dengan pembagian tugas dari
masing-masing personel. Sebagai contoh untuk pengelolaan di ruang rawat inap, maka
diselenggarakan pengorganisasian dengan pembagian peran sebagai berikut :
Kepala ruangan
Perawat Primer
Perawat Asosier

Adapun penetapan tugas perawat diatas harus sesuai dengan visi dan misi
Rumah Sakit/keperawatan, hasil penyelenggaraan model asuhan keperawatan
sebelumnya, bagaiman kekuatan sumber daya yang ada dan sarana serta
prasarana yang telah diidentifikasi pada pengumpulan data sebelumnya.

2. RENCANA STRATEGIS KEGIATAN


Pada tahap ini organisasi yang sudah terbentuk mulai merencanakan bagaimana rencana
strategis yang akan dijalankan untuk mencapai tujuan di dalam Manajemen Keperawatan.

Organisasi mulai menentukan dan mendiskusikan bentuk dan penerapan praktek keperawatan
yang profesional, bagaimana format dan pendokumentasian, mengatur kebutuhan tenaga
perawat, Mengatur tugas dan wewenang dari masing-masing perawat di ruangan, jadual kerja
dari masing-masing perawat, bagaimana mensupervisi perawat,bagaimana sistim
kepemimpinannya, Instalasi-instalasi yang menunjang di dalam proses keperawatan seperti,
farmasi, radiologi,laboratorium, gizi (Jalur opersional).Hubungan dengan bagian bagian lain
yang turut mendukung di dalam organisasi rumah sakit ini (anggaran, karyawan non-medis, dll).

3. PENGATURAN WAKTU DAN KEGIATAN


Pada tahap ini setelah Semua rencana strategis di susun maka mulai dilakukan penetuan
kegiatan apa saja yang harus dilakukan dan kapan waktunya.

Sebagai contoh di bawah ini akan diberikan rencana kegiatan kelompok dalam penerapan
model asuhan Keperawatan Profesional yang akan dilakukan dalam satu bulan.

MINGG
U
I

URAIAN RENCANA KERJA

1.

Pembuatan Struktur organisasi kelompok

2.

Orientasi ruangan dan perkenalan

3.

Analisa situasi dan perumusan masalah

4.

Penyusunan program kerja

5.

Penyusunan proposal pelaksanaan model asuhan keperawatan


profesional

6.

Penyusunan jadwal dan rancangan pembagian peran dalam


penerapan model praktek keperawatan profesional

7.

Penyusunan format pengkajian khusus dan sistim dokumentasi


asuhan keperawatan

8.

Penyusunan proposal, prosedur sentralisasi obat, dan kelengkapan


administrasinya

9.

Penyusunan format supervisi

10. Penyusunan format penunjang kegaiatan lainnya, seperti format


kegiatan harian
11. Uji coba peran
II

1.

Penerapan Model asuhan Keperawatan Profesional : Aplikasi peran,


pendelegasian tugas, dan proses dokumentasi keperawatan

2.

Penyempurnaan format kajian dan dokumentasi Keperawatan

3.

Penyelenggaraan Supervisi Keperawatan

4.

Penyelenggaraan Sentralisasi Obat

5.

Persiapan penyelenggaraan rotasi dinas 24 jam

III 1.
2.

Penerapan model asuhan keperawatan profesional : Aplikasi peran,


pendelegasian tugas, dan proses dokumentasi keperawatan
Penerapan semua program

3.
IV 1.
2.

Penyelengaraan rotasi 24 jam


Evaluasi penerapan model asuhan keperawatan profesional
Penyusunan laporan

3. PERSIAPAN PELAKSANAAN
Setelah seluruh kegiatan ditentukan dan sudah pula ditentukan waktu pelaksanaannya,
selanjutnya mulai dilakukan persiapan untuk pelaksanaannya.Inti dari tahap ini adalah mulai
menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan seperti dokumen-dokumen untuk pemberian bukti
pelaksanaan, bagaimana deskripsi tugasnya, sekaligus juga pengaturan kembali jadwal
(pembagian tugas).

4. PERSIAPAN PENDOKUMENTASIAN
Dalam kegiatan pendokumentasian, hal yang perlu dipersiapkan antara lain bentuk sistim
dokumentasi keperawatan, format pengkajian, format perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasinya.Termasuk di dalam persiapan ini adalah mengevaluasi kesesuaian format yang
dipergunakan selama ini berdasarkan kriteria : apakah sudah sesuai dengan standar
dokumentasi keperawatan, apakah mudah atau dipahami semua oleh perawat yang ada di
ruangan, apakah efisien dan efektif dalam pelaksanannya? Dari pertanyaan-pertanyaan
tersebut kemudian ditentukan tentang model pendokumentasian yang sesuai.

5. PERSIAPAN EVALUASI
Evalusi meliputi penentuan teknik evaluasi, pembuatan alat evaluasi dan
sekaligus didalamnya adalah pendokumentasian hasil kegiatannya secara
umum. Di bawah ini akan diberikan contoh Instrumen Evaluasi dari sisi
kepuasan Pasien dan Perawat.

Instrumen Kepuasan Pasien

Jawablah pertanyaan ini dengan meberikan tanda silang pada jawaban yang telah
disediakan
1.

Perawat memperkenalkan diri kepada anda


>Ya

2.

>Kadang-kadang

>Tidak

Dalam melayani pasien perawat bersikap sopan dan ramah


>Ya

3.

>Kadang-kadang

>Tidak

Perawat menjelaskan peraturan rumah sakit pertamkali anda masuk RS


>Ya

4.

Kadang-kadang

Tidak

Perawat menjelaskan fasilitas yang tersedia di Rumah Sakit pada saat pasien
baru
>Ya

5.

>Kadang-kadang

>Tidak

Perawat menjelaskan dimana tempat-tempat yang penting untuk kelancaran


perawatan (kamar mandi, ruang perawat, tata usaha dll)
>Ya

6.

>Kadang-kadang

>Tidak

Perawat menjelaskan tujuan perawatan terhadap pasien


>Ya

7.

>Kadang-kadang

>Tidak

Ada perawat atau kepala ruang yang menunjukan kepada pasien tentang
perawat yang bertanggung-jawab kepada pasien
>Ya

8.

>Kadang-kadang

>Tidak

Perawat memperhatikan dan menanggapi keluhan pasien


>Ya

9.

>Kadang-kadang

>Tidak

Perawat memberikan keterangan tentang masalah yang dihadapi oleh pasien


>Ya

10.

>Tidak

Perawat memberikan penjelasan sebelum melakukan tindakan keperawatan

>Ya
11.

>Kadang-kadang

>Kadang-kadang

>Tidak

Perawat meminta persetujuan kepada pasien atau keluarga sebelum melakukan


tindakan

>Ya
12.

>Kadang-kadang

>Tidak

>Kadang-kadang

>Tidak

>Kadang-kadang

>Tidak

Perawat melakukan tindakan keperawatan dengan terampil dan percaya diri

>Ya
18.

>Tidak

Perawat selalu menjaga kebersihan ruangan

>Ya
17.

>Kadang-kadang

Perawat selalu memantau atau mengobservasi keadaan pasien secara rutin

>Ya
16.

>Tidak

Perawat memberikan keterangan atau penjelasan dengan lengkap dan jelas

>Ya
15.

>Kadang-kadang

Perawt menjelaskan resiko atau bahaya suatu tindakan pada pasien sebelum
melakukan tindakan

>Ya
14.

>Tidak

Perawat menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan sebelum


melakukan tindakan

>Ya
13.

>Kadang-kadang

>Kadang-kadang

>Tidak

Dalam melakukan tindakan keperawatan, perawat selalu menilai kembali


keadaan anda.

>Ya

>Kadang-kadang

>Tidak

Instrumen Kepuasan Perawat (Aplikasi dari teori Maslow)

Jawablah pertanyaan ini dengan meberikan tanda silang pada jawaban yang telah
disediakan

NO

PERNYATAAN

1.

Jumlah gaji yang diterima dibandingkan


pekerjaan yang saudara lakukan

2.

Sistim gaji yang dilakukan institusi tempat


saudara bekerja

3.

Jumlah gaji yang diterima dibandingkan


pendidikan saudara

4.

Pemberian Insentif tambahan atas suatu


prestasi atau kerja ekstra

5.

Tersedianya peralatan dan perlengkapan


yang mendukung pekerjaan

6.

Tersedianya fasilitas penunjang seperti


kamar mandi, te,pat parker dan kanting

7.

Kondisi ruangan kerja terutama berkaitan


dengan ventilasi udara, kebersihan dan
kebisingan

8.

Adanya jaminan atas


kesehatan/keselamatan kerja

9.

Perhatian Institusi rumah sakit terhadap


saudara

10

Hubungan antar karyawan dalam kelompok


kerja

11

Kemampuan dalam bekerjasama antar


karyawan

12

Sikap teman-teman kerja terhadap saudara

13

Kesesuaian antara pekerjaan dengan latar


pendidikan saudara

14

Kemampuan dalam menggunakan waktu


bekerja dengan penugasan yang diberikan

15

Kemampuan supervise /pengawas dalam


membuat keputusan

16

Perlakuan atasan selama saya bekerja di


sini

STP

TP

CP

SP

17

Kebebasan melakukan suatu metode


sendiri dalam membuat keputusan

18

Kesempatan untuk meningkatkan


kemampuan kerja melalui pelatihan atau
pendidikan tambahan

19

Kesempatan untuk mendapat posisi yang


lebih tinggi

20

Kesempatan untuk membuat suatu prestasi


dan mendapatkan kenaikan pangkat

Keterangan : STP : Sangat Tidak Puas, TP : Tidak Puas, CP : Cukup Puas, SP

: Sangat Puas, P: Puas

Seluruh persiapan perencanaan sudah dilakukan, langkah berikutnya adalah mulai


mengimplementasikan rencana yang telah di susun oleh Manajemen Organisasi Keperawatan.
Setelah seluruh proses perencanaan dilakukan maka langkah berikutnya adalah bagaimana
mengimplementasikan rencana tersebut sesuai dengan prosedur atau waktu yang sudah
ditentukan. Proses Implementasi ini diusahakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah
disusun baik dalam jenis kegiatan, waktu dan Personil.Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi
ketimpangan-ketimpangan yang akan menyebabkan proses Implementasi ini berjalan tidak
sesuai dengan rencana.

Didalam proses Implementasi ini ada beberapa faktor yang turut menunjang di dalam
keberhasilan.Faktor-faktor penunjang itu antara lain : Model kepemimpinan, Motivasi, Delegasi
dan Supervisi, Komunikasi.

A. KEPEMIMPINAN
Istilah Kepemimpinan di dalam Manajemen sering diartikan hanya berfungsi pada kegiatan
supervisi, tetapi dalam keperawatan fungsi tersebut sangatlah luas. Jika posisi sebagai ketuan
tim, kepala ruangan, atau perawat pelaksana dalam suatu ruang, maka perlu pemahaman
tentang bagaimana mengelola dan memimpin orang lain dalam mencapai tujuan Asuhan
Keperawatan yang berkualitas. Sebagai Perawat Profesional tidak hanya mengelola orang
tetapi sebuah proses secara keseluruhan yang memungkinkan orang dapat menyelesaikan
tugasnya.

Di dalam Manajemen ada beberapa model atau gaya kepemimpinan dalam suatu organisasi..
Gaya kepemimpinan ini dapat diartikan sebagai suatu cara penampilan karakteristik.

Jenis gaya Kepemimipinan (Menurut Gillies 1996) :

Otoriter : Kepemimpinan berorientasi pada tugas atau pekerjaan.Pemimpin menetukan semua


tujuan yang akan dicapai dalam pengambilan keputusan.Informasi disampaikan hanya demi
kepentingan tugas.Motivasi dengan reward dan punishment
Demokratis : Kepemimpinan yang menghargai sifat dan kemampuan setiap staff.Informasi
diberikan seluas-luasnya dan terbuka.Pemimpin menggunakan kekuasaannya untuk
mendorong ide dari staf dan memotivasi kelompok untuk menetukan tujuannya sendiri.
Pertisipatif
: Kepemimpinan gabungan antara gaya otoriter dan demokrasi. Pemimpin yang
menyampaikan hasil analisa dan mengusulkan tindakan tersebut pada bawahanya. Staf diminta
saran dan kritiknya serta mempertimbangkan respon staf terhadap usulannya, dan keputusan
akhir pada kelompok.
Bebas Tindak : Merupakan pimpinan Offisial. Karyawan menentukan sendiri kegiatan tanpa
pengarahan, supervise, dan koordinasi.Staf mengevaluasi pekerjaan sesuai dengan cara
sendiri.

Dari gaya kepemimpinan di atas, seorang pemimpin yang baik harus bisa mengkombinasikan
jenis gaya diatas dalam melakukan supervisi terhadap staf.Pemimpin yang efektif harus
memiliki kemampuan untuk menggunakan proses penyelesaian masalah, mempunyai
kemampuan komunikasi yang baik, menunjukkan kejujuran dalam memimpin, kompeten,
kreatif, dan kemampuan mengembangkan kelompok.

Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang Manajer Keperawatan : Kepemimpinan,


Pengambilan Keputusan & perencanaan, Hubungan masyarakat/komunikasi, Anggaran,
Pengembangan, Personaliti, Negosiasi.

B. MOTIVASI KERJA
Motivasi adalah Karakteristik psikologi manusia yang memberikan kontribusi pada tingkat
komitmen seseorang.Motivasi ini mendorong seseorang melakukan pekerjaan atau
menjalankan kekuasaan terutama dalam berperilaku.

Motivasi kerja adalah suatu kondisi yang berpengaruh untuk membangkitkan, mengarahkan,
dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja.

Memotivasi adalah proses Manajemen untuk mempengaruhi tingkah laku manusia berdasarkan
pengetahuan tentang apa yang membuat orang tergerak (Stoner & Freeman, 1995). Menurut
bentuknya motivasi terdiri dari :
Motivasi Instrinsik

: Motivasi yang datang dari dalam diri individu

Motivasi Ekstrinsik

: Motivasi yang datang dari luar diri Individu

Motivasi Terdesak

: Motivasi yang muncul dalam keadaan terdesak.

Dalam memotivasi staf untuk mencapai tujuan organisasi, seorang pemimpin memegang
peranan yang sangat penting.Untuk melaksanakan tugas ini pimpinan harus
mempertimbangkan keunikan/karakteristik dari stafnya dan berusaha untuk memberikan tugas
sebagai suatu strategi dalam memotivasi staf.

C. DELEGASI & SUPERVISI


Delegasi dapat diartikan sebagai penyelesaian suatu pekerjaan melalui orang lain. Atau
pemberian tugas kepada seseorang atau kelompok dalam menyelesaikan tujuan organisasi.

Delegasi dalam praktek keperawatan professional sering mengalami masalah, dimana proses
delegasi tidak dilaksanakan secara efektif. Hal ini diarenakan tiga hal :
under delegasi : Pelimpahan tugas terlalu sedikit. Staf diberi wewenang yang sangat sedikit,
terbatas dan sering tidak terlalu jelas.
over-delegasi : Pemberian delegasi berlebihan. Di sini dapat terjadi penyalahgunaan wewenang.
unproper delegasi : Pelimpahan yang tidak tepat.Kesalahan yang ditemukan adalah, pemberian
tugas limpah, orang yang tepat, dan alasan delegasi hanya karena faktor senang/tidak senang.
Pelimpahan ini tidak efektif karena kecendrungan pimpinan menilai pekerjaanya berdasarkan
unsur Subyektif.

Delegasi yang baik tergantung pada keseimbangan antara komponen tanggung jawab,
kemampuan dan wewenang.Tanggung jawab (responsibility) adalah suatu rasa tanggung-jawab
terhadap penerimaan suatu tugas.Kemampuan(accountability) adalah kemampuan seseorang
dalam melaksanakan tugas limpah.Wewenang (authority) adalah pemberian hak dan
kekuasaan penerima tugas limpah untuk mengambil suatu keputusan terhadap tugas yang
dilimpah.

Bagaimana proses pendelegasian :


1.

Seleksi dan susun tugas

2.

Seleksi orang yang tepat

3.

Berikan arahan dan motivasi staf

4.

Lakukan supervise yang tepat

Keberhasilan dalam pendelegasian akan ditentukan oleh faktor-faktor berikut ini :


Komunikasi yang jelas dan lengkap : Kelengkapan informasi yang disampaikan, akurasi terhadap
pesan, penggunaan kata-kata atau istilah yang mudah diterima oleh penerima pesan
Ketersediaan sumber dan sarana
Monitoring
Pelaporan kemajuan tugas limpah

D. KOMUNIKASI
Komunikasi merupakan unsur yang penting dalam aktivitas manajer keperawatan dan sebagai
bagian yang selalu ada di dalam proses manajemen Keperawatan.

Komunikasi adalah suatu pertukaran pikiran, perasaan, dan pendapat dan memberikan nasihat
dimana terjadi antara dua orang atau lebih bekerja bersama.Komunikasi juga dapat diartikan
suatu seni untuk menyusun dan menyampaikan suatu pesan dengan cara yang gampang
sehingga orang lain dapat mengerti dan menerima.
Model komunikasi :
Komunikasi tertulis : Publikasi perusahaan, Surat-menyurat ke staf, pembayaran, jurnal
Komunikasi secara langsung : Komunikasi secara verbal dengan atasan, atau bawahan atau
dengan pihak lain.
Komunikasi non-verbal : Komunikasi dengan menggunakan ekspresi wajah, dan sikap tubuh.
Komunikasi via telepon

Komunikasi dalam praktek keperawatan Profesional merupakan unsur utama dalam melakukan
asuhan keperawatan untuk mencapai hasil yang optimal.
Kegiatan Perawat yang memerlukan komunikasi adalah :
Komunikasi saat timbang terima

Komunikasi yang jelas tentang kebutuhan klien terhadap apa yang sudah dilakukan intervensi
dan yang belum, serta respon pasie yang terjadi.
Interview/Anamnese
Komunikasi dengan tujuan untuk memperoleh data tentang keadaan klien yang akan
dipergunakan dalam mendukung masalah yang dihadapi pasien dan melaksanakan tindakan
dengan akurat. Anamnese ini bisa dengan pasien, keuarga, dokter dan tim lainnya.
Prinsip yang perlu diterapkan oleh perawat dalam komunikasi ini :
Hindari komunikasi yang terlalu formal atau tidak tepat.Ciptakan suasan yang hangat dan
kekeluargaan
Hindari Interupsi
Hindari respon dengan kata hanya ya dan tidak (perawat kurang tertarik degan topik yang
dibicarakan)
Jangan memonopoli pembicaraan
Hindari hambatan personal (Jika perawat menunjukan rasa tidak senang pada klien, maka hasil
yang didapt tidak optimal)

Komunikasi melalui komputer


Melalui komputer, informasi-informasi terbaru dapat cepat didapatkan dengan menggunakan
internet bila perawat mengalami kesulitan dalam menangani masalah klien
Komunikasi tentang kerahasiaan
Pasien yang masuk menyerahkan rahasia dan rasa percaya kepada Institusi. Oleh karena itu
perawat harus berusaha menjaga dengan baik.
Komunikasi melalui sentuhan
Metode ini merupakan metode dalam mendekatkan hubungan antara pasien dan perawat.
Sentuhan yang diberikan oleh perawat juga dapat sebagai terapipagi pasien, khusunya pasien
dengan depresi, kecemasan dan kebingungan, dalam mengambil suatu keputusan.
Dokumentasi sebagai alat komunikasi
Ketrampilan dokumentasi yang efektif memungkinkan perawat untuk mengkomunikasikan
kepada tenaga kesehatan lainnya dan menjelaskan apa yang sudah, sedang dan akan
dikerjakan oleh perawat.
Manfaat pendokumentasian ini adalah :
Dapat digunakan ulang untuk keperluan yang bermanfaat
Mengkomunikasikan kepada tenaga perawat lainnya dan tenaga kesehatan apa yang sudah dan
akan dilakukan kepada pasien

Manfaat dan data pasien yang akurat dan dapat dicatat.


g.

Komunikasi perawat dan tim kesehatan lainnya


Komunikasi yang baik akan menungkatkan hubungan professional antar perawat dan tim
kesehatan lainnya : dokter, ahli gizi, fisioterapis, dll.

Tahap ini merupakan tahap paling akhir dari proses Manajemen Keperawatan. Komponen
Utama pada tahap ini penilaian atau evaluasi terhadap hasil dari Implementasi, apakah sesuai
dengan rencana atau tidak.Proses penilaian ini dapat diasumsikan sebagai penilaian kinerja.
Penilaian kinerja ini merupakan alat yang paling dapat dipercaya oleh pimpinan perawat dalam
mengontrol sumber daya manusia dan Produktivitasnya. Proses penilaian kinerja dapat
digunakan secara efektif dalam mengarahkan perilaku staf dalam rangka menghasilkan jasa
keperawatan dalam kualitas dan volume yang tinggi.

Melalui Evaluasi terhadap setiap pelaksanaan kerja staf, akan dapat membantu dalam proses
penilaian kepuasan perawat, memperbaiki pelaksanaan kerja perawat, memberitahu perawat
bahwa kerja mereka kurang memuaskan serta mempromosikan jabatan dan kenaikan gaji,
mengenal pegawai yang memenuhi syarat penugasan khusus, serta menentukan palatihan
dasar untuk karyawan yang memerlukan bimbingan khusus.

Dalam melaksanakan sistim penilaian kerja ini maka pimpinan perawat sebaiknya menetapkan
orang yang akan bertanggung-jawab untuk mengevaluasi setiap pekerja.
Prinsip prinsip penilaian
Menurut Gillies(1996) untuk mengevaluasi staf secara tepat dan adil, sebaiknya mengamati
prinsip-prinsip tertentu ;
Evaluasi pekerja sebaiknya didasarkan pada standar pelaksanaan kerja.Standar ini harus sudah
disosialisasikan terlebih dahulu agar setiap staf mengetahui standar penilaian masung-masing
Perawat sebaiknya diberikan salinan deskripsi kerjanya, salinan standar pelaksanaan kerja, dan
bentuk evaluasi
Didalam menuliskan penilaian pelaksanaan kerja staf, sebaiknya menunjukan segi-segi dimana
pelaksanaan kerja itu bisa dikatakan memuaskan, dan perbaikan apa yang diperlukan, dan jika
diperlukan dijelaskan pula daerah mana yang harus diprioritaslan
Laporan evaluasi sebaiknya disusun dengan terencana

Proses Kegiatan Penilaian Kerja meliputi :


Merumuskan tanggung-jawab dan tugas yang harus dicapai oleh staf keperawatan.Rumusan ini
harus sudah disepakati dan harus dapat memberikan kontribusi berupa hasil.

Menyepakati sasaran kerja dalam bentuk hasil yang harus dicapai oleh karyawan untuk kurun
waktu tertentu dengan penempatan standar prestasi dan tolak ukur yang telah
ditetapkan.Penilaian prestasi kerja dengan membandingkan prestasi yang sudah dicapai
dengan standar ini.
Melakukan monitoring, koreksi, dan memberikan kesempatan serta bantuan yang diperlukan.
Memberikan umpan balik kepada staf yang dinilai.

Berbagai macam alat ukur atau instrumen dapat digunakan dalam evaluasi pelaksanaan kerja
Staf keperawatan. Agar efektif, alat evaluasi sebaiknya dirancang bersama-sama dengan
seluruh staf di dalam organisasi Keperawatan, hal ini agar semua staf mengetahui bagaimana
atasan akan menilai prestasi mereka masing-masing dan untuk menghindari adanya unsur
subyektifitas dalam penilaian.

Proses Keperawatan adalah metode di mana suatu konsep diterapkan dalam praktek
keperawatan.Hal ini disebut sebagai suatu pendekatan problem-solving yang memerlukan ilmu,
teknik dan ketrampilan interpersonal dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pasien.Di dalam
proses Keperawatan ini terdiri dari lima tahap yang sequensial dan berhubungan.
Tahapan tahapan di dalam proses keperawatan yaitu :
Pengkajian Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Perencanaan Keperawatan
Implementasi
Evaluasi Keperawatan

1. PENGKAJIAN

Pengkajian adalah tahap awal di dalam proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang
sistimatis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan Pasien.

Pengkajian merupakan dasar utama di dalam memberikan asuhan keperawatan oleh karena itu
data yang diperoleh harus akurat, lengkap, sesuai dengan kenyataan, kebenaran data sangat
penting dalam merumuskan diagnosa keperawatan.

Perawat harus mengumpulkan data tentang status kesehatan Pasien secara sistematis,
menyeluruh, akurat, singkat, dan berkesinambungan.
Kriteria pengkajian keperawatan, meliputi :
1.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnese, observasi, pemeriksaan fisik serta dari
pemeriksaan penunjang

2.

Sumber data adalah Pasien, keluarga, atau orang yang terkait, tim kesehatan, rekam medis,
dan catatan lain.
3

Data yang dikumpulkan, difokuskan untuk mengidentifikasi

Status kesehatan Pasien masa lalu

Status kesehatan Pasien saat ini


Status biologis-psikologis-sosial-spiritual
Respon terhadap terapi
Harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal
Resiko-resiko tinggi masalah

PENGUMPULAN DATA (PULTA)

Ada dua tipe data

Data Subyektif :
Data yang didapatkan dari Pasien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan
kejadaian. Data ini bisa didapatkan dari riwayat keperawatan seperti persepsi Pasien, perasaan
tentang status kesehatnnya. Informasi lainnya bisa didaptkan dari keluarga, konsultan, dan
tenaga keehatan lainnya.
Data Obyektif
Data yang didapatkan dari hasil observasi dan diukur.Informasi ini biasa didaptkan dari
pemeriksaan fisik.

Fokus dalam pengumpulan data


Status kesehatan sebelumnya dan sekarang
Pola koping sebelum dan sekarang
Fungsi status sebelumnya dan sekarang
Respon terhadap terapi medis dan tindakan keperawatan
Resiko untuk masalah potensial
Hal-hal yang menjadi dorongan atau kekuatan Pasien.

Bagan Pengkajian

Pengkajian

Wawancara

Pemeriksaan Fisik

Tes Diagnostik
(Lab, Foto, dll)

Data Obyektif

Data Subyektif

IPPA
Head to Toe
ROS

Teknik Pemeriksaan fisik

IPPA : Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi

1.
2.

Inspeksi
: Proses observasi secara sistimatik. Observasi menggunakan indra
penglihatan, pendengaran dan penciuman sebagai alat untuk mengumpulkan data
Palpasi

: Observasi menggunakan indra peraba.

3.

Perkusi
: Observasi dengan jalan mengetuk untuk membandingkan kiri kanan pada
setiap daerah permukaan tubuh

4.

Auskultasi : Observasi dengan jalan mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh dengan
menggunakan stetoskop

Pendekatan Pengkajian Fisik

1Head to Toe
: Observasi dilakukan mulai dari kepala dan secara berurutan sampai ke kaki.
(keadaan umum, tanda-tanda vital, kepala, wajah, telinga,hidung, mulut dan tenggorokan, leher,
dada, paru, jantung, abdomen, ginjal, genitalia, punggung.)
2.

ROS
: Observasi melalui sistim tubuh secara keseluruhan.(keadaan umum,
tanda-tanda vital, sistim cardiovaskuler, sistim persyarafan, sistim perkencingan, sistim
pencernaan, sistim reproduksi)

FORMAT PENGKAJIAN
(Pengorganisasian berdasarkan pola fungsi kesehatan dari Gordon)

DATA DASAR SEWAKTU MASUK RUMAH SAKIT

I.DATA UMUM
Tanggal : Jam :..Keluarga yang dapat dihubungi :...Telp :..
Masuk dari rumah sendirian :dari rumah dengan keluarga:. Jalan :. Emergensi :
..Alat yang digunakan :.. Kursi Roda : ...Ambulan :
...Brankar :
Alasan masuk rumah sakit :.
Masuk rumah sakit terakhir tgl

: . Alasan :

>Riwayat penyakit sekarang : ..


Riwayat Pengobatan sebelumnya : Jenis obat : Dosis :Frekuensi :.

II.POLA FUNGSI KESEHATAN


Persepsi terhadap kesehatan
Menggunakan
Tembakau(merokok)

Alkohol

Alergi (Obat, makan, lainnya)

: . Reaksi :

Pola aktivitas dan Latihan


Kemampuan Perawatan diri:
Skor : 0=mandiri,1=dibantu sebagian,2=perlu bantuan orang lain,3=perlu bantuan orang lain dan
alat,4=tergantung atau tidak mampu
Aktivitas

Mandi dan kebersihan diri


Berpakaian dan berdandan
Eliminasi
Mobilisasi di tempat tidur
Ambulasi/berjalan
Pola Istirahat dan tidur
Waktu tidur : ..Kualitas :.Insomnia :
Pola Nutrisi Metabolik
Diet Khusus

: .

Nafsu makan

: .Mual : ..Muntah :

Berat badan naik-turun

:...

Pola Kognitif

Status Mental
Bicara

: ..
: ..

Pendengaran

: ..

Penglihatan

: ..

III.Pemeriksaan Fisik

Data Klinik
Usia

:TB :.BB :

Temperatur : : Nadi : (kuat/lemah, teratur/tidak)


Tekanan Darah

Pernapasan dan Sirkulasi


Frekuensi napas

Kualitas

Batuk

Metabolik
Kulit

Warna

Lecet

Bengkak

Bercak

Mulut

Gusi

Gigi

Persyarafan
Pupil
Reaksi terhadap cahaya

:
:

Mata

Muskulo
Keseimbangan

Menggenggam

Kemampuan otot kaki

V. Informasi Lain
.
.
.
.
VI. Diagnosa
.
.
.
.

2. DIAGNOSA
Diagnosa keperawatan adalah masalah kesehatan aktual dan potensial dimana berdasarkan
pengalamannya, dia mampu dan mempunyai wewenang untuk memberikan tindakan
keperawatan. Perawat menganalisa data pengkajian untuk merumuskan diagnosa
keperawatan.
Kriteria Diagnosa
1. Proses diagnosa terdiri dari Analisis data,interpretasi data,Validasi Data, Perumusan
Diagnosa keperawatan.
2. Diagnosa keperawatan terdiri dari Masalah (P) : Menjelaskan masalah dan status
kesehatan pasien secara jelas dan sesingkat mungkin; Penyebab (E) : Faktor klinik dan
personal yang dapat merubah status kesehatan atau mempengaruhi perkembangan
masalah ; dan Tanda atau Gejala (S), atau terdiri dari Masalah dan Penyebab (PE).
3. Bekerjasama dengan Pasien, dan petugas kesehatan lainnya untuk memvalidasi
diagnosa keperawatan
4. Melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosa berdasarkan data terbaru.
Kriteria Penulisan Diagnosa Keperawatan
Tulis masalah Pasien/perubahan status kesehatan pasien
Masalah Klien didahului adanya penyebab dan keduanya dihubungkan dengan kata sehubungan
dengan
Defenisi karakteristik.Jika diikuti dengan penyebab kemudian dihubungkan dengan kata ditandai
dengan
Tulis istilah yang umum digunakan
Gunakan bahasa yang tidak memvonis
Contoh langkah-langkah dalam merumuskan diagnosa Keperawatan dan Dokumentasinya:

Pengelompokan Data dan Analisa


Data Subyektif :

3.

saya kira BB turun lebih dari 7 10 kg dalam 6 bulan terakhir,


mungkin karena saya terlalu sibuk dengan pekerjaan, sehingga tidak
sempat memperhatikan makanan
Data Obyektif
TB = 170 cm, BB = 50 kg
Ibu usia 35 tahun dengan anak kembar laki-laki usia 4 tahun, mulai
kembali bekerja 7 bulan setelah melahirkan anaknya sebagai
axecutive sekretaris.
2. Intepretasi
Perubahan kebutuhan nutrisi
3. Validasi
Akurat diagnosa : klien memvalidasi diagnosa dan setuju dengan
faktor-faktor yang mendukung
Perawat

: Anda kelihatan agak kurus

Pasien
ini

: Ya, saya tidak sempat memperhatikan makan akhir-akhir

Perawat

: Tidak sempat memperhatikan makan

Pasien
: Saya sering terlambat makan dan kadang sehari cuma
makan sekali
4. Penyusunan diagnosa keperawatan
Perubahan Nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
stress akibat pekerjaanya yang baru, konflik peran dan keinginan

PERENCANAAN

Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi atau


mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasi pada diagnosa keperawatan. Pada tahap ini
Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah dan meningkatkan
kesehatan Pasien.

Kriteria Perencanaan meliputi :


1. Perencanaan terdiri dari
Penetapan prioritas masalah : Berdasarkan hasil pengkajian perawat harus mampu
mengidentifikasi respon pasien yang actual dan potensial yang memerlukan suatu tindakan.
Menuliskan Tujuan/Kriteria hasil : Berdasarkan hasil diagnosa kemudian dituliskan bagaiman
rencana tindakan yang akan diberikan kepada pasien. Sebagai contoh misalkan :
Hasil Diagnosa : Perubahaan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
adanya kesukaran pasien untuk menguyah makanan
Perencanaan : Mengkonsumsi 1800 kalori lembek dan makanan cair tiap 24 jam
Rencana tindakan keperawatan : Desain spesifik intervensi untuk membantu pasien dalam
mencapai kriteria hasil.
Dokumentasi : Rencana tindakan yang sudah diimplementasikan harus ditulis dalam sebuah
format agar dapat membantu perawat untuk memproses informasi yang didapatkan selama
tahap pengkajian dan diagnosa keperawatan
2. Bekerjasama dengan Pasien dalam menyusun rencana tindakan keperawatan
3. Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi atau kebutuhan Pasien.
4. Mendokumentasi rencana keperawatan
Karakteristik Pendokumentasian :
Ditulis oleh perawat
Rencana tindakan disusun dan ditulis oleh perawat professional yang mempunyai dasar
pendidikan yang memadai.
Dilaksanakan setelah kontak pertamakali dengan klien
Segera setelah pengkajian, perawat harus memulai untuk mendokumentasikan diagnosa actual
atau resiko, criteria hasil, dan rencana tindakan
Diletakkan di tempat yang strategis
Rencana tindakan keperawatan harus disediakan bagi semua tenaga kesehatan yang
terlibat.hal ini bisa diletakan pada catatan medis pasien, di tempat tidur atau di kantor perawat
Informasi yang baru

Semua komponen rencana tindakan harus selalu diperbaharui.Diagnosa keperawatan,kriteria


hasil, dan rencana tindakan yang tidak valid harus direvisi.

Contoh Dokumentasi di dalam Perencanaan Tindakan

RENCANA TINDAKAN

Daftar dan Jenis Masalah Aktual

Resiko dan Kemungkinan

Rencana Tindakan
Tahap 1
Tanggal/Jam : .
Keterangan : .
Tahap 2
Tanggal/Jam : .
Keterangan : .
Tanda-tanda vital (setiap pergantian dinas) :

4. PELAKSANAAN
Pada tahap Pelaksanaan ini tugas Perawat adalah membantu pasien untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.Tahap ini dimulai setelah rencana tindakan disusun.Perawat
mengimplementasi tindakan yang telah diidentifikasi dalam rencana asuhan keperawatan

Kriteria Implementasi :
1. Bekerjasama dengan Pasien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
2. Kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk meningkatkan status kesehatan Pasien
3. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kesehatan Pasien
4. Melakukan supervise terhadap tenaga pelaksana keperawatan di bawah tanggung
jawabnya.
5. Memberikan pendidikan pada Pasien dan keluarga mengenai konsep, ketrampilan
asuhan diri serta membantu Pasien memodifikasi lingkungan yang digunakan
6. Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan berdasarkan respon
Pasien.
Seluruh pelaksanaan tindakan keperawatan harus dikuti oleh pencatatan yang lengkap dan
akurat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan.Setiap langkah di dalam pemberian
tindakan atau intervensi harus ditandatangani oleh perawat yang melaksanakan tugas ini dan
juga kepala ruangan sebagai penanggung-jawabnya.

5. EVALUASI
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan
seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaanya sudah berhasil
dicapai.

Perawat mengevaluasi kemajuan Pasien terhadap tindakan keperawatan dalam mencapai


tujuan dan merevisi data dasar dan perencanaan.

Kriteria Evaluasi
1. Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara komprehensif, tepat waktu
dan terus-menerus
2. Menggunakan data dasar dan respon Pasien dalam mengukur perkembangan kearah
pencapaian tujuan
3. Memvalidasi dan menganalisa data baru
4. Mendokumentasikan hasil evalusi dan memodifikasi perencanaan
Contoh Dokumentasi Asuhan Keperawatan

I. DATA UMUM

Tanggal Masuk : Ruang Rawat /Kelas : .. No. CM :.

Identitas : Nama : ...L/P Usia : ..tahun/bulan/hari

Alamat :

II. PENGKAJIAN

Data Subyektif

Data Obyektif

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Penunjang

III. DIAGNOSA

Pengelompokan Data dan Analisa :

Data Subyektif

Data Obyektif

VI. PERENCANAAN

Prioritas Masalah

Tujuan / Kriteria Hasil

Definisi Dokter
Dokter adalah seseorang dengan gelar dokter atau seseorang yang memiliki lisensi untuk praktik
dalam seni penyembuhan penyakit. Istilah Dokter dalam konteks medis, ialah semua profesional
medis dengan gelar dokter (dr.) dan spesialis (Sp.) atau berbagai gelar lainnya. Berbagai profesi
yang dapat dikaitkan dengan dokter antara lain ialah dokter, psikolog, ilmuwan biomedis, dokter
gigi, atau dokter hewan.
Jika disimpulkan secara lengkap, maka definisi dokter adalah Seseorang yang :
1. Memiliki gelar dokter dan lisensi untuk melakukan praktikpenyembuhan
penyakit
2. Dapat mengusahakan
penerapan obat

penyembuhan

terhadap

suatu

penyakit melalui

3. Dapat melakukan tindakan Operasi atau bedah guna memperbaiki kerusakan


pada tubuh

Kata Dokter berasal dari kata Latin yaitu docre [dker] yang artinya 'mengajar'.Pada jaman
dulu istilah dokter telah digunakan sebagai gelar terhormat selama lebih dari 1000 tahun di
Eropa, di saat berdirinya universitas pertama di dunia. Penggunaan kata ini menyebar ke
Amerika, bekas jajahan Eropa, dan sekarang lazim digunakan di seluruh dunia.

Kompetensi Dokter
Kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh setiap dokter meliputi 7 area kompetensi utama yaitu:

Keterampilan komunikasi efektif.

Keterampilan klinik dasar.

Keterampilan menerapkan dasar ilmu klinik, biomedik, epidemiologi, dan


perilaku dalam praktik kedokteran.

Keterampilan pengelolaan masalah kesehatan pada individu, keluarga,


maupun masyarakat denga cara yang holistik, komprehensif,
berkesinambungan, terkoordinasi dan dalam konteks Pelayanan Kesehatan
Primer.

Memanfaatkan, menilai secara kritis dan mengelola informasi.

Mawas diri dan mengembangkan diri/belajar sepanjang hayat.

Menjunjung tinggi etika, moral dan profesionalisme dalam praktik.

Ketujuh area kompetensi dasar tersebut menurut WFME (World Federation for Medical
Education) disebut basic medical doctor .

Tugas Dokter
Tugas seorang dokter adalah meliputi hal-hal sebagai berikut:

Melakukan pemeriksaan pada pasien untuk mendiagnosa penyakit pasien


secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat.

Memberikan terapi untuk kesembuhan penyakit pasien.

Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat


sehat dan sakit.

Menangani penyakit akut dan kronik.

Menyelenggarakan rekam medis yang memenuhi standar.

Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke RS.

Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Spesialis atau


dirawat di RS dan memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan.

Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya.

Memberikan nasihat untuk perawatan dan pemeliharaan sebagai pencegahan


sakit.

Seiring dengan perkembangan ilmu kedokteran, pengobatan pasien harus


komprehensif, yaitu mencakup semua tindakan promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif. Dokter juga berhak dan berkewajiban untuk melakukan
tindakan tersebut untuk kesehatan dan keselamatan pasien. Tindakan
promotif misalnya memberikan saran atau penyuluhan, preventif misalnya
melakukan vaksinasi, kuratif memberikan obat atau tindakan operasi, dan
rehabilitatif misalnya rehabilitasi medis.

Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya meningkatkan


standar kesehatan, pencegahan, pengobatan dan rehabilitasi penyakit.

Mawas diri dan mengembangkan diri/ belajar sepanjang hayat dan


melakukan penelitian untuk mengembangkan ilmu kedokteran.

Memberikan Surat Keterangan Sakit dan Surat Keterangan Berbadan Sehat


setelah melakukan pemeriksaan pada pasien sebagai wewenang eksklusif
dokter.

Anda mungkin juga menyukai