Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagian besar orang menganggap bahwa EKG adalah suatu hal yang rumit dan penuh
misteri. Akan tetapi variasi-variasi di dalam sebuah EKG sebenarnya dapat dibuat
sederhana sehingga hanya beberapa hal yang perlu diperhatikan setiap kali menginterpetasi
sebuah EKG.
Tidak dapat dipungkiri bahwa EKG merupakan alat bantu yang bermanfaat dalam
mengarahkan suatu diagnosis penyakit jantung, terutama penyakit jantung iskemik dan
gangguan irama jantung, karena tekniknya mudah, relatif murah dan dapat dilakukan bed-
side.
Penyakit jantung telah menduduki urutan teratas dari penyakit-penyakit yang semakin
banyak di temukan di masyarakat Indonesia, maka perawat dan dokter sebagai pintu
gerbang utama dan ujung tombak dalam pelayanan terhadap masyarakat umum, memegang
kunci keberhasilan di dalam menekan angka kesakitan maupun angka kematian akibat
penyakit jantung. Untuk itu, tidaklah berlebihan bila semua perawat dan dokter harus dapat
menggunakan dan memanfaatkan EKG dengan baik.

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Elektrokardiogram (EKG)

B. Fungsi EKG
Dari pemeriksaan EKG, hal-hal yang dapat diketahui adalah sebagai berikut :
 Aktivitas listrik jantung
 Mencari penyebab nyeri dada, yang disebabkan serangan jantung, peradangan kantung
yang mengeliigi jantung (perikarditis).
 Menemukan gejala penyakit jantung, seperti sesak napas, pusing, pingsan, denyut
jantung tidak teratur (palpitasi).

C. Sistem Konduksi Jantung

D. Sandapan EKG
1. Standard Limb Leads
Einthoven (ahli ilmu faal Belanda) menggunakan tiga pasang elektroda bipolar
(satu positif dan satu negatif) yang diletakkan pada pergelangan-pergelangan tangan
dan kaki (limb), sehingga terbentuklah tiga sandapan ekstremitas bipolar (bipolar limb
lead) untuk mencatat perbedaan potensial arus bioelektrik jantung.
Orientasi polaritas dari sumbu-sumbu sandapan ekstremitas bipolar adalah
sebagai berikut :
Sandapan I : berasal dari elektroda lengan kanan (right arm = RA, negatif) keelektroda
lengan kiri (left arm = LA, positif).
Sandapan II : berasal dari elektroda lengan kanan (RA, negatif) ke elektroda tungkai
kiri (left leg = LL, positif).
Sandapan III : berasal dari elektroda lengan kiri (LA, negatif) ke elektroda tungkai kiri
(LL, positif).
Dengan demikian terbentuk segitiga sama sisi (triangle of Einthoven) dengan
jantung terletak di tengah-tengah. Sandapan II akan mencatat perbedaan potensial
bioelektrik jantung yang paling besar, karena selain pasangan elektroda ini memiliki
sumbu yang sejajar dengan vektor jantung, juga vektor jantung berjalan mengarah ke
elektrodanya yang positif. Sandapan I dan III letaknya tidak sejajar tetapi juga tidak
tegak lurus terhadap vektor jantung, maka sandapan tersebut mencatat perbedaan
potensial yang kurang dari maksimum tetapi lebih dari 0 (Hukum dasar EKG dari
Goldberger).
Persamaan dapat dihitung dengan cara :
I = LA – RA
+ III = LL – LA
Jadi I + III = LL – RA = II
Amplitudo / tegangan kompleks EKG di sandapan II sama dengan jumlah
amplitudo kompleks EKG di sandapan I dan sandapan III.

2. Sandapan Tambahan
a) aVL dibentuk dengan lengan kiri (LA - left arm) elektroda positif dan anggota
tubuh lainnya (ekstremitas) elektroda negatif. Sudut orientasi -30°.
b) aVR dibentuk dengan membuat lengan kanan (RA - right arm) elektroda positif
dan anggota tubuh lainnya (ekstremitas) elektroda negative. Sudut orientasi
-150°.
c) aVF dibentuk dengan membuat kaki kiri (LL - left leg) elektroda positif dan
anggota tubuh lainnya (ekstremitas) elektroda negative. Sudut orientasi +90°
monitoring EKG prekordial / dada (standard chest leads monitoring EKG.

E. Karakteristik dan parameter-parameter dalam EKG

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Kabo P & Karim S. EKG dan Penanggulangan beberapa penyakit jantung untuk dokter
umum. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 1996 ; 25 : 217.

Anda mungkin juga menyukai