Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPRAWATAN

“ECG EMERGENCY”

Dosen Pembimbing : Didik Saudin, S.Kep.,Ns., M.Kep.

Disusun Oleh :

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM JOMBANG

TAHUN AKADEMIK 2018/2019


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
nikmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat ada
waktunya. Makalah ini kami susun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah
yang berjudul “Askep ECG Emergency”.

Pembuatan makalah ini menggunakan metode studi pustaka, yaitu mengumpulkan dan
mengkaji materi ini dari berbagai referensi serta mengambil beberapa literatur dari internet.
Kami gunakan metode pengumpulan data ini, agar makalah yang kami susun dapat
memberikan informasi yang akurat. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada:
1. Rektor UNIPDU Jombang : Bapak Prof. Dr. H. Ahmad Zahro, Ma
2. Dekan FIK : Pujiani, S.Kep., Ns, M.Kep.
3. Ka. Prodi S1 Keperawatan : Khotimah, S.kep., Ns. M.Kep.
4. Dosen Pembimbing Makalah : Didik Saudin, S.Kep.,Ns., M.Kep.
5. Orang tua, dosen, dan teman-teman atas do’a dan dukunganya.

Semoga dengan adanya tugas makalah ini dapat menunjang dalam proses pembelajaran.
Penulis pun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna baik dalam hal
penyusunan maupun tulisan. Oleh karena itu, kami harap kritik dan saran yang membangun
dari pembaca tentang makalah ini.

Akhirnya penulis memohon petunjuk dan perlindungan kepada Allah SWT, semoga tugas
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Jombang, September 2019

Penyusun
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah


1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
1.3.2 Tujuan Khusus
1.4 Manfaat
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Elektrokardiografi (EKG) adalah pencatatan potensial bioelektrik yang
dipancarkan jantung melalui elektroda-elektroda yang diletakan pada posisidi permukaan
tubuh (Mansjoer, 2007).
Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari perubahan – perubahan potensial
atau perubahan voltage yang terdapat dalam jantung (Ruhyanudin, 2007).
Electrocardiogram (ECG atau EKG) merupakan alat diagnose yang digunakan untuk
mengukur dan merekam aktivitas listrik jantung yang sangat detail.
Mervin J. Goldman mendefinisikan elektrokardiogram (ECG) adalah grafik yang
merekam potensial listrik yang dihasilkan denyutan jantung diperoleh dengan
menempatkan elektrode pada posisi tertentu (sesuai standar) pada dada dan ekstremitas.

2.2 Elektrokardiogram
Mesin EKG merekam aktivitas jantung dari beberapa “sudut pandang” yang disebut
dengan “lead”. Untuk mendukung interpretasi EKG diperlukan pencatatan data mum
pasien meliputi jenis kelamin, Tekanan darah (TD), Berat Badan, Tinggi Badan, gejala
dan obat-obatan.
Dalam mesin EKG yang banyak digunakan di Indonesia, terdapat 12 lead I, II, III,
aVR, aVL, aVF, V1, V2, V3, V4, V5, V6. Artinya jantung dilihat dari 12 sudut pandang
yaitu :
 Lead I, II, III adalah lead bipolar yang terdiri dari dua elektroda yang memiliki
potensi muatan yang berbeda (positif dan negatif).
 Lead aVR, aVL, aVF adalah lead unipolar yang terdiri dari satu elektroda positif dan
satu titik referensi (yang bermuatan nol) yang terletak di pusat medan jantung.
 Lead V1-V6 adalah lead unipolar yang terdiri dari sebuah elektroda positif dan sebuah
titik referensi yang terletak di pusat listrik jantung.
2.3 Pengenalan Gelombang Elektrokardiogram
 Gelombang P
Defleksi pertama siklus jantung yang menunjukkan aktivasi atrium (menggambarkan
depolarisasi atrium). Gelombang P dari sinus normal durasinya 0,8-0,12 detik dan
amplitudonya kurang dari 2,5 mV.
 Gelombang Q
Defleksi negatif pertama setelah gelombang P. Normalnya berdurasi <0,04 detik, dan
amplitudonya kurang dari 25% gelombang R.3.
 Segmen PR
Segmen ini merupakan garis isoelektrik yang menghubungkan gelombang P dan
gelombang QRS (diukur mulai dari permulaan gelombang P sampai permulaan
gelombang Q atau R dan menggambarkan waktu yang diperlukan untuk depolarisasi
atrium dan perlambatan impuls di nodus AV sebelum depolarisasi ventrikel). Interval
normalnya bernilai 0,12-0,22 detik.
 Gelombang kompleks QRS
Suatu kompleks gelombang yang merupakan hasil dari depolarisasi ventrikel kanan
dan kiri.
 Segmen ST
Segmen ini merupakan garis isoelektrik yang menghubungkan kompleks QRS dan
gelombang T.
 Gelombang T
Merupakan potensial repolarisasi ventrikel kanan dan kiri. Pada orang dewasa
gelombang T tegak di semua sadapan kecuali di aVR dan V1. Durasi normalnya 0,12
0,18 detik dan amplitudonya kurang dari 10 mV di chest lead dan kurangdari 5 mV di
limb lead.
 Gelombang U
adalah gelombang kecil yang mengikuti gelombang T yang asalnya tidak jelas.
 Interval QT
Menggambarkan waktu total repolarisasi dan depolarisasi ventrikel. Durasi normalnya
0,3-0,4 detik.

2.4 Indikasi Penggunaan EKG


EKG terutama sangat berguna untuk mengevaluasi kondisi berbeda dibanding fungsi
normal :
 Gangguan kecepatan dan irama
 Gangguan hantaran
 Pembesaran kamar-kamar pada jantung
 Infrak miokard
 Ketidakseimbangan elektrolit.
2.5 Prosedur
Pemeriksaan EKG
 Persiapan alat – alat yang digunakan
a. Elektroda
b. Kapas dan Alkohol
c. Tempat tidur pasien. Perhatikan bahwa tempat tidur tidak bersentuhan dengan
dinding yang mengandung kabel aliran listrik.
d. Jeli atau pasta elektrolit.
 Persiapan Pasien
a. Pasien berbaring terlentang di atas tempat tidur.
b. Kulit di kedua pergelangan tangan dan kaki dibersihkan dengan kapas alkohol.
c. Pasien dalam kondisi relaks dan kedua tungkai bawah tidak saling menempel.
 Persiapan ruangan
a. Suasana tempat pemeriksaan sebaiknya sejuk, tenang dan nyaman.
b. Alat-alat listrik yang ada dalam ruangan dapat menggangu pemeriksaan.
c. Oleskan keempat elektroda pergelangan anggota gerak dan elektroda
prekordialdengan jeli yang mengandung elektrolit secara merata dan pasanglah
elektrodasesuai ketentuan yang berlaku.
d. Hubungkan kabel penghubung ke pasien dengan elekroda sebagai berikut :
 Kabel warna merah (RA, right arm) dihubungkan dengan elektroda pergelangan
tangan kanan.
 Kabel warna kuning (LA, left arm) dihubungkan dengan elektroda pergelangan
tangan kiri.
 Kabel warna hijau (LL, left leg) dihubungkan dengan elektroda pergelangan
kaki kiri.
 Kabel warna hitam (RL, right leg) dihubungkan dengan elektroda
pergelangankaki kanan.
 Kabel C1 - C6 dihubungkan dengan V1-V6.
Posisi standar untuk sadapan dada adalah sebagai berikut :
o V1 ruang intercostal IV, tepi kanan sternum.
o V2 ruang intercostal IV, tepi sternum kiri.
o V4 (Jangan khawatir bukan kesalahan, tempatkan elektrode keempat
sebelum ketiga) Ruang intercostal kelima di garis midclavicula.
o V3 di pertengahan antara elektrode kedua dan keempat.
o V5 terletak pada iga ke lima di garis aksilaris anterior.
o V6 pada suatu garis horisontal dengan V5 di garis aksilaris media.
o Sebelum merekam lead, buatlah rekaman kalibrasi.
o Setelah selesai merekam, bersihkan lead dan tubuh pasien yang terkena
pasta.
o Tulis tanggal dan jam pembuatan, nama dan umur pasien.
o Kembalikan elektrode dan alat perkam EKG pada tempatnya.

Tekhnik Pemasangan EKG


Hal yang perlu diperhatikan :
 Kecepatan laju kertas EKG 25 mm/detik atau 50 mm/detik.
 Ukuran galvanometer 0,5 mv, 1 mv, dan 2 mv.
 Kalibrasi dilakukan dua kali saat sebelum dan sesudah.
 Dibuat minimal 3 gelombang.
 Sadapan Bipolar
Sadapan ini akan ditandai dengan angka romawi I,II, dan III yaitu :
 Lead I yaitu Elektrode yang positif dihubungkan dengan lengan kiri dan electrode
negatif dengan lengan kanan.
 Lead II yaitu Elektrode yang positif dihubungkan dengan kaki kiri dan yang
negatif dengan lengan kanan.
 Lead III yaitu Elektrode yang positif dihubungkan dengan kaki kiri dan yang
negatif dengan lengan kiri.
 Sadapan unipolar ekstrimitas
Sadapan ini ditandai dengan aVR, aVL dan aVF
 Sadapan aVR memiliki elektrode positif di lengan kanan. Elektrode negatif
merupakan gabungan elektrode lengan kiri dan elektrode kaki kiri.
 Sadapan aVL mempunyai elektrode positif hitam di lengan kiri. Elektrode negatif
adalah gabungan elektrode lengan kanan dan elektrode kaki kiri.
 Sadapan aVF mempunyai elektrode positif di kaki kiri. Elektrode negatif adalah
gabungan elektrode lengan kanan dan elektrode lengan kiri.
DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, A dkk. 2007.Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta : Media


Aesculapius

Ruhyanudin, F.2007. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem


Kardiovaskuler. Malang : UMM Press

Anda mungkin juga menyukai