Anda di halaman 1dari 12

Bayyinahtul khusniah

Livia arum dani


Siti chabibatur rochmah
Binti rofi’ah
Dewi nur afifah
Jumia lesipella
M.Ridho
Ayuk nur istiqomah
Farindatul khasanah
Aqidatul izza

Analisis jurnal
“ TERAPI KOGNITIF PERILAKU RELIGIUS UNTUK MENURUNKAN
KECEMASAN TERHADAP KEMATIAN PADA PENDERITA HIV/AIDS”
PENDAHULUAN
Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat
AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem
kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV, atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang
menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain). Virusnya sendiri bernama Human
Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada
tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik
ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju
perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.
Pada penderita HIV/AIDS mengalami kecemasan karena stigma yang ada dan tidak tahan menanggung
beban psikis menderita penyakit maut dan ‘memalukan’ kemudian bisa parah menjadi depresi berat.
Terapi kognitif adalah salah satu penanganan pada seseorang yang mengalami kecemasan
Ada tiga definisi terapi kognitif :
Terapi kognitif adalah suatu system pasikoterapi yang didasarkan pada teori gangguan emosi (Beck,
1967)
Terapi kognitif adalah serangkaian percobaan dan penyelidikan klinis (Kovacs & Beck)
Terapi kognitif adalah tekhnik-tekhnik terapi yang dirumuskan dengan baik (Beck et al.,1979)
Terapi tersebut merupaka suatu bentuk psikoterapi yang terstruktur, yang bertujuan meredakan
simtoma-simtoma penyakit dan membantu pasien agar dapan mempelajari cara-cara yang lebih efektif
untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang menyebabkan penderitaan mereka.bagian penting yang
bersifat terapetis dalam terapi kognitif berorientasi pada masalah yang diarahkan untuk memperbaiki
masalah-masalah yang bersifat psikologis skaligus situasional yang mungkin ikut menambah
penderitaan pasien. Terapi ini dinamakan “terapi kognitif “ karena tekhnik yang dipakai dalam terapi ini
bertujuan untuk merubah kesalahan (error) atau penyimpangan (bias) dalam pikiran pasien.
ANALISA JURNAL
Judul : Terapi Kognitif Perilaku Religius Untuk Menurunkan Kecemasan Terhadap
Kematian Pada Penderita HIV/AIDS
Nama Penulis : Deasy Irawati
Kata Kunci : Terapi Kognitif Perilaku Religius Untuk Menurunkan Kecemasan Terhadap
Kematian Pada Penderita HIV/AIDS
Tujuan Penelitian : Tujuan terapi ini adalah mengubah pikiran atau keyakinan klien yang
keyakinan dan pikiran yang lebih membangun berdasarkan nilai-nilai Islam.
Metode Penelitian : Dalam penelitian ini dikembangkan sebuah terapi kognitif perilaku religius,
yakni penggabungan teknik terapi perilaku dengan memasukkan faktor keyakinan. Pada
penelitian ini unsur keyakinan yang akan dipergunakan dalam intervensi adalah unsur
keyakinan dan dasar-dasar agama Islam. Unsur keyakinan yang dimasukkan dalam
penelitian ini adalah penyebutan Allah secara berulang-ulang yang disertai dengan
sikap pasrah.
KELEBIHAN KEKURANGAN

Penelitian ini mendukung beberapa penelitian Memperbanyak jumlah dan variasi subjek,
mengenai pengaruh terapi kongnitif perilaku misalnya tingkat status sosial, ekonomi, dan
yang teltah di lakukan oleh peeliti sebelumya. enderita yang mempnyai keturunan HIV/AIDS
Penelitian yang dilakukan oleh barrowclough dkk
(2001) meneliti tentang gangguan kecemasan perlu juga untuk memperhatikan upaya
pada orang dewasa lanjut yang berusia antara penguatan pada subjek dalam mengerjakan
55-72 tahun. Penelitian ini menguji efektifitas tugas pekerjaan rumah secra teratur dan rutin,
teraapi kongnitif perilaku untuk menurunkan sebab tugas akan membantu subjek dalam
gangguan kecemasan pada subjek orang dewasa memonitor perubahan dan perkembangan
lanjut dengan menggunakan terapi kongnitif
perilaku dan suportif terapi kongnitif perilaku terapi yang diikutinya. Perlu dipersiapkan yang
yang di gunakan konseling (SZC) tritmen terapi bersih dan tenang saat pemberian intervensi,
kongnitif perilaku yang di gnakan adalah latihan jauh dari suasana bising, dan dianjurkan untuk
relaksasi, desistensi sistematis, explosure, tidak membawa anak kecil saat
flooding, prevensi respon, dan restrukturisasi berlangsungnya terapi.
kognitif.
ANALISIS PICO

P I C O

NEXT
P

Subjek pada penlitian ini berjumlah 8


orang penderita HIV/AIDS berjenis
kelamin perempuan
I
a. Persiapan, persiapan penelitian meliputi pelaksanaan wawancara dengan anggota dan pimpinan LSM
HIV/AIDS, pengurusan perijinan, penyusunan perancangan penelitian dan modul terapi kognitif perilaku
religious, seleksi terapi, ko-terpis, dan observer, persiapan terapis untuk melakukan terapi, penentuan subjek
penelitian, penyusunan skala dan ujicoba skala, ujicoba modul penelitian dan terakhir penandatanganan
persetujuan dan skrining subjek.
b. Pengukuran awal, pengukuran awal ini dimaksutkan untuk mengetahui tingkat kecemasan terhadap
kematian subjek penelman sebelum perlakuan, yang akan dibandingakan dengan hasil pengukuran setelah
pemberian perlakuan. Alat ukur yang digunakan dalam prates ini berupa skala kecemasan terhadap kematian.
c. Tahap pemberian perlakuan, aplikasi dalam mengatasi kecemasan terhadap kemtian akan diterapkan
dengan memberikan pekerjaan rumah setiap hari untuk menerapkan ketrampilan yang diajarkan pelaksanaan
program ini dibantu oleh salah satu tenaga psikolog sebagai tenaga provisional. Psikolog didampingi oleh ko-
terpais dan peneliti skaligus sebagai observer. Pemberian terapi dilaksanakan secara berkelompok selama 5
sesi, setiap minggu 2 kali sesi, setiap pertemuan dilaksanakan selama 60 sampai 100 menit. Selama mendapat
terapi, subjek diberi tugas-tugas untuk dikerjakan sebagai pekerjaan rumah dan akan dibahas selama terapi.
C

TIDAK ADA
O
Setelah diberi terapi kognitif perilaku religious ada perbedaan yang
signifikan antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen.
Kelompok eksperimen memiliki kecemasan yang lebih rendah dibandingkan
dengan kelompok kontrol. Kelompok kontrol yang tidak mendapat terapi
kognitif perilaku religious masih mempunyai kecemasan yang tergolong
tinggi sedangkan kelompok eksperimen mengalami penurunan tingkat
kecemasan terhadap kematian yang cukup derastis hal ini menunjukkan ada
penurunan yang signifikan sebelum dan sesudah pemberian terapi kognitif
perilaku religius pada kelompok eksperimen.
KESIMPULAN SARAN

Berdasarkan pelaksanaan pelitian dan hasil


Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
terapi kognitif perilaku religious berpegaruh dalam yang diperoleh saran yang dapat disampaikan
menurunkan kecemasan terhadap kematian pada oleh peneliti adalah sebagai berikaut: kepada
penderita HIV/AIDS. Hasil observasi, wawancara dan penderita HIV/AIDS agar dapat memanfaatkan
penilaian kecemasan melalui skala menunjukkan bahwa secara maksimal terapi yang diikuti, serta
ada perbedaan tingkat kecemasan terhadap kematian dapat diaplikasikan dalam kegiatan sehari-hari
sebelum dan sesudah diberi perilaku sampai dengan meskipun tanpa bimbingan terapi ada baiknya
follow-up. Berdasarkan analisi individual didapatkan penderita HIV/AIDS dapat meningkatkan
beberapa faktor yang mempengaruhi dalam
kualitas hidupnya dengan cara meningkatkan
penurunana kecemasan pada penderita HIV/AIDS
antara lain, karena faktor kedisiplinan dalam intensitas dan frekuensi dukungan sosial yang
mengerjakan pekerjaan rumah, melakukan latihan dirasa dalam usaha untuk melakukan prosedur
secara rutin dan teratur, kondisi fisik dan psikis subjek pengobatan dan berupaya untuk tetap berpikir
disamping itu faktor lingkungan, tempat dan berperilaku positif dalam menjalaki
berlangsungnya terapi dan tempat tinggal subjek juga kahidupan, sehingga dapat mencapai kondisi
sangat mempengaruhi hasil terapi. kesehatan yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai