Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Rehabilitation theory (Model Konseptual Dorothea E. Orem)

Dosen Pembimbing:

Nasrudin S.Kep.Ns,M.Kep.

Disusun Oleh :

1. Dewi Nur Afifah (7316027)


2. Binti Rofi’ah (7316007)
3. Anidia Nur Hidayati (7316002)
4. Rizka (7316008)
5. Bagus Yunian Asy’ari (7316039)
6. Livia Arum Dani (7316029)
7. Dicky Rahadian (7316012)
8. Indah Permatasari (7316032)
9. Suci Wulandari (7316019)
10. Abdullah Ahmad M. H. (7316038)
11. Novy Qurrotu ‘Aini (7316030)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG

TAHUN AKADEMIK 2019


KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kita panjatkan kehadiratallah SWT yang Maha Esa, karena
atas segala limpahan rahmat yang dianugrahkan kepada kita sehingga dengan
nikmat tersebut tugas ini dapat terselesaikan meskipun sangat sederhana.

Selanjutnya sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kehadirat


junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW. Kepada keluarga dan sahabat beliau
sampai akhir nanti. Kami menyadari bahwa tugas ini sangat jauh dari
kesempurnaan oleh karena itu kami sangat mengharap kritik dan saran guna
kesempurnaan dari tugas kami ini. Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi diri
kami khususnya, teman - teman mahasiswa – mahasiswi pada umumnya.

Akhirnya kepada Allah SWT jualah tempat kita kembali dan yang dapat
memberikan balasan yang setimpal dan semoga kerja keras kita ini senantiasa
diterima di sisi Allah SWT serta mendapat syafa’at dari Nabi besar Muhammad
SAW, Amin yarobbal alamin.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................6
PEMBAHASAN.....................................................................................................6
2.1 Konsep Teori Dorothea E. Orem............................................................6
BAB III..................................................................................................................11
APLIKASI TEORI...............................................................................................11
3.1. Aplikasi Teori Orem..............................................................................11
3.2 Proses Keperawatan Berdasarkan Teori Self Care Dorothea Orem 14
BAB IV..................................................................................................................18
PENUTUP.............................................................................................................18
4.1 Simpulan......................................................................................................18
4.2 Saran............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keperawatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang professional,
bersifat holistic dan komprehensif yang ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat baik dalam keadaan sehat maupun
sakit melalui kiat-kiat keperawatan dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan. (Aziz, 2007)
Pelayanan keperawatan yang diberikan oleh seorang perawat sangat
mempengaruhi mutu asuhan keperawatan yang akan diterima oleh pasien.
Oleh karena itu untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang
berkualitas maka perawat perlu mengembangkan ilmu dan praktek
keperawatan salah satunya melalui penggunaan model konseptual dalam
pemberian asuhan keperawatan pada pasien. (Aziz, 2007)
Home care atau perawatan kesehatan di rumah merupakan pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal
mereka. Tujuan dari pelayanan home care adalah untuk meningkatkan,
mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat
kemandirian dan meminimalkan komplikasi akibat dari penyakit serta
memenuhi kebutuhan dasar pasien dan keluarga.
Lingkungan di rumah dirasa lebih nyaman bagi sebagian pasien
dibandingkan dengan perawatan di rumah sakit. Hal ini berpengaruh pada
proses penyembuhan pasien yang cenderung akan lebih cepat masa
penyembuhannya jika mereka merasa nyaman dan bahagia (Yoyok, 2012).
Berbagai model konseptual keperawatan yang telah dikembangkan oleh
para ahli, salah satunya adalah self care deficit oleh Dorothea Orem. Focus
utama dari model konseptual ini adalah kemampuan sesorang untuk
merawat dirinya sendiri secara mandiri sehingga tercapai kemampuan
untuk mempertahankan kesehatan dan kesejahteraannya. (Aligood &
Tomey , 2010)
Teori ini juga merupakan suatu landasan bagi perawat dalam
memandirikan klien ke suatu tingkat ketergantungannya menempatkan
klien dalam posisi dependent karena menurut Orem Self care itu bukan
proses intuisi tetapi merupakan suatu perilaku yang dapat dipelajari.
(Aligood & Tomey , 2010)
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah model konseptual dar Dorothea Orem?
2. Bagaimanakah pengaplikasian model konseptual Dorothea Orem?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimanakah model konseptual dari Dorothea
E. Orem.
2. Untuk mengetahui bagaimanakah pengaplukasian dari model
konseptuaal Dorothea E. Orem.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Teori Dorothea E. Orem
Dorothea Orem pertama kali menerapkan konsepnya tentang
keperarawatan pada tahun 1959, dan kemudian dikembangkan lebih jauh
serta melakukan perbaikan secara terus menerus.
Pada awalnya Orem merancang modelnya untuk kurikulum keperawatan
guna membedakan tindakan keperawatan. Model ini difokuskan untuk
mengidentifikasi prasyarat atau kebutuhan perawatan diri pasien dan tindakan
keperawatan dalam memenuhi kebutuhan tersebut. (Christensen & Kenney,
2009)
Pandangan teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan
kepada kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri
serta mengatur dalam kebutuhannya. Dalam konsep praktik keperawatan,
Orem mengembangkan tiga bentuk teori self care, di antaranya: (Christensen
& Kenney, 2009)
Teori defisit perawatan diri (Deficit Self Care) Orem dibentuk menjadi 3
teori yang saling berhubungan :
1. Teori perawatan diri (self care theory) : menggambarkan dan menjelaskan
tujuan dan cara individu melakukan perawatan dirinya.
2. Teori defisit perawatan diri (deficit self care theory) : menggambarkan dan
menjelaskan keadaan individu yang membutuhkan bantuan dalam
melakukan perawatan diri, salah satunya adalah dari tenaga keperawatan.
3. Teori sistem keperawatan (nursing system theory) : menggambarkan dan
menjelaskan hubungan interpersonal yang harus dilakukan dan
dipertahankan oleh seorang perawat agar dapat melakukan sesuatu secara
produktif.
Gambar 2.1 Kerangka konseptual Orem’s self care untuk keperawatan.
Adapun penjelasan mengenai ketiga teori keperawatan di atas adalah
sebagai berikut :
1. Teori perawatan diri (self care theory) berdasarkan Orem terdiri dari :
a. Perawatan diri adalah tindakan yang diprakarsai oleh individu dan
diselenggarakan berdasarkan adanya kepentingan untuk
mempertahankan hidup, fungsi tubuh yang sehat, perkembangan dan
kesejahteraan.
b. Agen perawatan diri (self care agency) adalah kemampuan yang
kompleks dari individu atau orang-orang dewasa (matur) untuk
mengetahui dan memenuhi kebutuhannya yang ditujukan untuk
melakukan fungsi dan perkembangan tubuh.
c. Self Care Agency ini dipengaruhi oleh tingkat perkembangan usia,
pengalaman hidup, orientasi sosial kultural tentang kesehatan dan
sumber-sumber lain yang ada pada dirinya.
d. Kebutuhan perawatan diri terapeutik (therapeutic self care demands)
adalah tindakan perawatan diri secara total yang dilakukan dalam
jangka waktu tertentu untuk memenuhi seluruh kebutuhan perawatan
diri individu melalui cara-cara tertentu seperti, pengaturan nilai-nilai
terkait dengan keadekuatan pemenuhan udara, cairan serta pemenuhan
elemen-elemen aktivitas yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
tersebut (upaya promodi, pencegahan, pemeliharaan dan penyediaan
kebutuhan).
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa jika kebutuhan lebih
banyak dari kemampuan, maka keperawatan akan dibutuhkan. Tindakan-
tindakan yang dapat dilakukan oleh perawat pada saat memberikan
pelayanan keperawatan dapat digambarkan sebagai domain keperawatan.
Orem (1991) mengidentifikasikan lima area aktivitas keperawatan yaitu :
1. Masuk ke dalam dan memelihara hubungan perawat klien dengan
individu, keluarga, kelompok, sampai pasien dapat melegitimasi
perencanaan keperawatan.
2. Menentukan jika dan bagaimana pasien dapat dibantu melalui
keperawatan.
3. Bertanggung jawab terhadap permintaan pasien, keinginan dan
kebutuhan untuk kontak dan dibantu perawat.
4. Menjelaskan, memberikan dan melindungi klien secara langsung
dalam bentuk keperawatan.
5. Mengkoordinasikan dan mengintegrasikan keperawatan dengan
kehidupan sehari-hari klien, atau perawatan kesehatan lain jika
dibutuhkan serta pelayanan social dan edukasi yang dibutuhkan atau
yang akan diterima.
2. Teori Defisit Perawatan Diri (Deficit Self Care Theory)
Setiap orang memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan
perawatan diri secara mandiri, tetapi ketika seseorang tersebut mengalami
ketidakmampuan untuk melakukan perawatan diri secara mandiri, disebut
sebagai Self Care Deficit. Defisit perawatan diri menjelaskan hubungan
antara kemampuan seseorang dalam bertindak/beraktivitas dengan
tuntunan kebutuhan tentang perawatan diri, sehingga ketika tuntutan lebih
besar dari kemampuan, maka seseorang akan mengalami penurunan/defisit
perawatan diri. Orem memiliki metode untuk proses penyelesaian masalah
tersebut, yaitu bertindak atau berbuat sesuatu untuk orang lain, sebagai
pembimbing orang lain, sebagai pendidik, memberikan support fisik,
memberikan support psikologis dan meningkatkan pengembangan
lingkungan untuk pengembangan pribadi serta mengajarkan atau mendidik
orang lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan self care (basic
conditioning factor) berdasarkan Orem tahun 2001 yaitu :
1) Usia
Usia merupakan salah satu faktor penting pada self care.
Bertambahnya usia sering dihubungkan dengan berbagai keterbatasan
maupun kerusakan fungsi sensoris. Pemenuhan kebtuhan self care akan
bertambah efektif seiring dengan bertambahnya usia dan kemampuan
(Orem, 2001).
2) Jenis Kelamin
Jenis kelamin mempunyai kontribusi dalam kemampuan perawatan
diri. Pada laki-laki lebih banyak melakukan penyimpangan kesehatan
seperti kurangnya menejemen berat badan dan kebiasaan merokok
dibandingkan pada perempuan.
3) Status Perkembangan
Status perkembangan menurut Orem meliputi tingkat fisik seseorang,
fungsional, perkembangan kognitif dan tingkat psikososial (Orem,2001).
Tahap perkembangan mempengaruhi kebutuhan dan kemampuan self care
individu. Kognitif dan perilaku seseorang akan berubah sepanjang
hindupnya sehingga perawat harus mempertimbangkan tingkat
pertumbuhan dan perkembangan klien dalam memberikan pelayanan
kesehatan (Potter & Perry, 2010).
4) Status kesehatan
Status kesehatan berdasarkan Orem antara lain status kesehatan saat
ini, status kesehatan dahulu (riwayat kesahatan dahulu) serta persepsi
tengtang kesehatan masing masing individu. Status kesehatan meliputi
diagnosis medis, gambaran kondisi pasien, komplikasi, perawatan yang
dilakukan dan gambaran individu yang mempengaruhi kebutuhan self care
(self care requisite). Tinjauan dari self care menurut Orem, status
kesehatan pasien yang mempengaruhi kebutuhan self care dapat
dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu : sistem bantuan penuh (wholly
compensatory system), sistem bantuan sebagian (partially compensatory
system) dan sistem dukungan pendidikan (supportif-education system).
5) Sosiokultural
Sistem yang saling terkait dengan lingkungan sosial seseorang,
keyakinan spiritual, hubungan sosial dan fungsi unit keluarga.
6) Sistem pelayanan kesehatan
Sumber daya dari pelayanan kesehatan yang dapat diakses dan
tersedia untuk individu dalam melakukan diagnostik dan pengobatan.
7) Sistem keluarga
Peran atau hubungan anggota keluarga dan orang lain yang signifikan
serta peraturan seseorang di dalam keluarga. Selain itu, sistem keluarga
juga meliputi tipe keluarga, budaya yang mempengaruhi keluarga, sumber-
sumber yang dimiliki individu atau keluarga serta perawatan diri dalam
keluarga.
8) Pola hidup
Pola hidup yang dimaksud adalah aktivitas normal seseorang yang
biasa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
9) Lingkungan
Tempat seseorang biasanya melakukan perawatan diri di lingkungan
rumah.
10) Ketersediaan sumber
Ketersediaan sumber ini termasuk ekonomi, personal, kemampuan
dan waktu. Ketersediaan sumber-sumber yang mendukung perawatan diri
atau proses penyembuhan pasien.
BAB III
APLIKASI TEORI

3.1. Aplikasi Teori Orem


Penerapan teori self care Dorothea Orem didasarkan pada tiga teori yang
berfokus pada peran manusia dalam menyeimbangkan kehidupan, kesehatan
dan kesejahteraannya dengan merawat diri mereka sendiri. Peran perawat
adalah memenuhi kebutuhan perawatan diri klien untuk mencapai
kemandirian dan kesehatan yang optimal. (Aligood & Tomey , 2010)
Pengelolaan DM merupakan pengelolaan penyakit yang melibatkan kerja
sama multidisiplin ilmu, pasien dan keluarga dalam mengendalikan gula
darah dengan melakukan latihan fisik, asupan nutrisi yang terencana, kontrol
glikemik (farmakologi), dan edukasi untuk meningkatkan self care
management. Salah satu program yang direkomendasikan oleh ADA (2013)
untuk meningkatkan self care pasien adalah Diabetic Self Management
Education (DSME).
Diabetes Self-Management Education atau DSME adalah proses yang
sedang berlangsung dengan memfasilitasi pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan yang diperlukan untuk pradiabetes dan perawatan diri pasien
DM. Proses ini menggabungkan kebutuhan, tujuan, dan pengalaman hidup
pasien DM atau pradiabetes dan dipandu oleh standar berbasis bukti. Tujuan
keseluruhan dari DSME adalah untuk mendukung informasi pengambilan
keputusan, perilaku perawatan diri, pemecahan masalah, dan kolaborasi aktif
dengan tim aktif kesehatan dan untuk meningkatkan hasil klinis, status
kesehatan, dan kualitas hidup (ADA, 2013).
Penerapan self care theory pada pasien DM bertujuan untuk mencapai
perawatan diri atau kebebasan merawat diri dimana pasien harus memiliki
kemampuan untuk mengenal, memvalidasi dan proses dalam memvalidasi
mengenai anatomi dan fisiologi manusia yang berintegrasi dalam lingkaran
kehidupan dengan melakukan hal-hal dibawah ini: (Christensen & Kenney,
2009)
a. Pemeliharaan kecukupan pemasukan udara.
b. Pemeliharaan kecukupan pemasukan makanan.
c. Pemeliharaan kecukupan pemasukan cairan.
d. Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan eksresi
e. Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat.
f. Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi social
g. Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, morbiditas, fungsi usia dan
kesehatan manusia.
h. Peningkatan promosi fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam
kelompok sosial sesuai dengan potensinya

3.2 Proses Keperawatan Berdasarkan Teori Self Care Dorothea Orem


1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi
adanya ketidakmampuan pemenuhan perawatan diri sehingga
perlu mengumpulkan data tentang adanya tuntutan perawatan diri,
kemampuan melakukan perawatan diri, kebutuhan perawatan diri,
kebutuhan perawatan diri secara umum dan penyimpangan
kebutuhan perawatan diri.
Pengkajian menurut Orem terdiri dari: (Aligood & Tomey, 2010)
a. Basic Conditioning Factor
Menurut Orem (2001) Basic conditioning faktor merupakan
kondisi atau situasi yang dapat mempengaruhi individu dalam
memenuhi kebutuhan dirinya sendiri. Pengkajian basic
conditioning factor pada pasien DM meliputi usia, jenis
kelamin, tinggi badan, berat badan, budaya, ras, status
perkawinan, agama, pekerjaan, lingkungan tempat tinggal,
status kesehatan, sistem pelayanan kesehatan, dan bagaimana
pemanfaatan fasilitas tersebut saat mengalami masalah
kesehatan. (Ernawati, 2013)
b. Universal Self Care
Requisites
Universal self care requisites menggambarkan delapan tipe
kebutuhan self care, yaitu: (Christensen & Kenney, 2009)
1) Keseimbangan Oksigenasi
2) Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
3) Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
4) Kebutuhan Eliminasi
5) Kebutuhan Aktivitas dan Istirahat
6) Interaksi dan Isolasi Sosial
7) Pencegahan terhadap resiko yang mengancam jiwa
c. Developmental Self Care
Requisites
Kebutuhan self care sesuai dengan proses perkembangan dan
kematangan sesorang menuju fungsi yang optimal untuk
mencegah terjadinya kondisi yang dapat menghambat
perkembangan tersebut.
Terdapat 3 (tiga) jenis developmental self care requisites yaitu
mempertahankan kondisi yang meningkatkan perkembangan
diri, pencegahan atau menanggulangi akibatn kondisi manusia
dan situasi kehidupan yang dapat merugikan perkembangan
manusia. Perubahan fisik pasien DM antara lain menimbulkan
peningkatan dalam berkemih, rasa haus, selera makan,
keletihan, kelemahan, luka pada kulit, infeksi atau pandangan
yang kabur. (Christensen & Kenney, 2009)
d. Health Deviation Self Care Requisites
Terdapat 3 (tiga) tipe dari kebutuhan health deviation self care
requisites yang penting yaitu berhubungan dengan perubahan
struktur fisik, berhubungan dengan perubahan fungsi fisik, dan
dihubungkan dengan perubahan perilaku.
Kebutuhan yang berkaitan dengan adanya penyimpangan
kesehatan seperti adanya sindrom hiperglikemia yang dapat
menimbulkan kehilangan cairan dan elektrolit, hipotensi,
perubahan, sensori, kejang-kejang, takikardi, dan hemiparesis.
Pada pasien DM yang terjadi ketidakseimbangan antara
kebutuhan yang harus dipenuhi dengan kemampuan yang
dimiliki. Pasien DM akan mengalami penurunan pola makan
dan adanya komplikasi yang dapat menghalangi aktivitas
sehari-hari seperti kesulitan dalam membaca karena sudah
mengalami retinopati. (Christensen & Kenney, 2009)
2. Diagnosa
Dalam teori self care, Orem tidak menjelaskan mengenai diagnosa
keperawatan yang dapat dikembangkan dengan kerangka teori ini.
Namun dalam (Aligood & Tomey , 2010) Orem memberikan panduan
dalam perumusan dan penegakan diagnosa keperawatan. Penegakan
diagnosa keperawatan dalam teori ini disesuaikan dengan therapeutic
self care demand yang merupakan uraian dari pengkajian universal
self care requisites, developmental self care requisites dan health
deviation self care requisites. Dalam proses penegakan diagnosa akan
dilakukan analisis terkait dengan ketidakadekuatan therapeutic self care
demand.
Dari penegakan diagnosa keperawatan ini kemudian dibuatlah
perencanaan keperawatan yang berpedoman pada tingkat
ketergantungan pasien apakah wholly compensatory nursing system,
partially compensatory nursing system atau education nursing system.
3. Intervensi
Intervensi berdasarkan teori Orem berpedoman pada self care demand
dan bertujuan untuk mendorong pasien sebagai self care agent. Pola
keperawatan yang dapat dilakukan adalah bantuan sepenuhnya,
bantuan sebagian, atau dorongan dan edukasi.
4. Implementasi

Orem (2001) memandang implementasi keperawatan sebagai asuhan


kolaboratif dengan saling melengkapi antara pasien dan perawat.
Perawat bertindak dalam berbagai strategi untuk meningkatkan
kemampuan pasien. (Renpenning & Taylor , 2014)

Dalam implementasi rencana keperawatan, pasien dan perawat secara


bersama-sama melakukan aktivitas dalam membantu kebutuhan
perawatan diri pasien. Pelaksanaan tindakan keperawatan diberikan
sesuai dengan tiga tingkat kemampuan pasien. (Renpenning & Taylor ,
2014)

Ada enam cara yang dapat dilakukan perawat untuk


mengimplementasikan rencana keperawatan yaitu: (Renpenning &
Taylor , 2014)

a. Melakukan tindakan langsung,

b. Memberikan pedoman atau petunjuk,

c. Memberikan dukungan psikolgi,

d. Memberikan dukungan fisik,

e. Memberikan perkembangan lingkungan yang suportif, dan

f. Mengajarkan atau memberikan pendidikan kesehatan.

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan penilaian efektivitas terhadap intervensi


keperawatan berhubungan dengan tingkah laku pasien. Orem
mengemukakan bahwa pasien membutuhkan kemandirian dalam hal
mengatasi masalah kesehatan, sehingga dalam evaluasi juga akan
dinilai kemajuan pasien dalam kemandirian melakukan perawatan
diri.

Control operation merupakan bentuk evaluasi dari tindakan yang


telah dilakukan. Hal ini merupakan evaluasi dari tindakan yang
dilakukan bersama-sama dengan pasien. Perawat mengkaji kembali
perubahan (internal dan eksternal pasien) dan tercapainya tujuan dari
rencana tindakan yang ditetapkan.

Evaluasi memonitor dan meniai efektifitas dari tindakan keperawatan,


pencapaian tujuan, dan penyelesaian masalah dalam diagnosis
keperawatan. Membuat keputusan berdasarkan pertimbangan dari
hasil kajian ulang terhadap masalah keperawatan. (Hidayati, 2013)
BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Pendekatan self care theory pada pasien DM sangat


memungkinkan untuk diterapkan dalam pemberian asuhan
keperawatan, dimana pasien DM akan distimulasi untuk
berpartisipasi aktif dalam mempertahankan dan meningkatkan
kesehatannya, mengenali kebutuhannya dalam mencapai
perawatan diri yang optimal. Dengan self care theory Orem
pasien DM diadaptasikan untuk mengenali dan mengatasi kondisi
kegawatdaruratan dan kondisi yang mengancam saat terjadi di
Rumah seperti Hipogilkemia.

4.2 Saran

Penerapan asuhan keperawatan dengan pendekatan teori self


care pada pasien gangguan endokrin sangat bermanfaat dan
memudahkan perawat dalam memberikan intervensi keperawatan
secara mandiri. Akan tetapi, dibutuhkan kemampuan komunikasi
terapeutik yang lebih baik untuk menstimulasi partisipasi aktif
pasien dan keluarga. Disamping itu perlu eksplorasi kebutuhan
development self care requisites dan health deviation self care
reaquisites dalam proses pengkajian maupun intervensi.
DAFTAR PUSTAKA

Aligood, M. R., & Tomey , M. A. (2010). Nursing Theory. USA: Mosby Inc.

Aziz, A. H. (2007). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba


Medika.

Christensen, P. J., & Kenney, J. W. (2009). Proses Keperawatan Aplikasi Model


Konseptual. Alih bahasa Yuningsih & Asih. Jakarta: EGC.

Ernawati. (2013). Diabetes Mellitus dan Penangannya: Penerapan Model Self


Care Orem .

Hidayati, W. (2013). Metode Perawatan Pasien Gangguan Sistem Perkemihan


Aplikasi Konsep Orem. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Renpenning, K. G., & Taylor , S. G. (2014). Self Care Theory in Nursing. USA:
Springer Publishing Inc.

Anda mungkin juga menyukai