Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN PEMERIKSAAN DAN INTERPRESTASI

EKG

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menjelaskan definisi dan tujuan perekaman EKG
2. Mempersiapkan alat yang dibutuhkan untuk perawatan EKG
3. Mempersiapkan klien dan lingkungan
4. Melakukan perekaman EKG
B. POKOK BAHASAN
1. Definisi perekaman EKG
2. Tujuan perekaman EKG
3. Peralatan perekaman EKG
4. Cara perekaman EKG
C. MATERI
1. Definisi
EKG atau elektrokardiogram adalah suatu representasi dari potensial
listrik otot jantung yang didapat melalui serangkaian pemeriksaan
menggunkan sebuah alat bernama elekrokardiograf. Mealui EKG (
dalam bahasa inggris : Electro Cardio Graphy ) kita dapat mendeteksi
adanya suatu kelainan pada aktivitas elektrik jantung melalui
gelombang irama jantung yang direpresentasikan alat EKG di kertas
EKG.
Perekaman EKG adalah merekam perubahan potensial lisrik jantung
dengan menggunakan alat elektrokardiogram (EKG).
Elektrokardiografi (EKG atau ECG ) adalah alat bantu diagnostik yang
digunakan untuk mendeteksi adanya aktivitas istrik jantng berupa
grafik yang merekam perubahan potensial listrik jantung yang
dihubungkan dengan waktu. Penggunaan EKG dipeloori oleh
Einthoven pada tahun 1903 dengan menggunakan Galvanometer.
Galvanometer senar ini adalah suat instrumen yangsangat peka sekali
mencatat perbedaan kecil dari tegangan (milivolt) jantung ( Sundanan,
2008).
2. Tujuan
a. Mengetahui adanya kelainan irama jantung
b. Mengetahui adanya kealian miokardium
c. Mengetahui adanya pengaruh/ efek obat jantung terutaa digitalis
d. Mengetahui adanya gangguan elektrolit
e. Mengetahui adanya perikarditis
3. Indikasi
a. Klien dengan kelainan irama jantung
b. Klien dengan kelainan miokard seperti infark
c. Klien dengan pengaruh obat-obat jantung terutama digitalis
d. Klien dengan gangguan eletrolit
e. Klien dengan gangguan perikarditis
f. Klien dengan gangguan pembesaran jantung
g. Klien dengan kelainan penyakit inflamasi pada jantung
h. Klien di ruang ICU
4. Peralatan yang dibutuhkan
a. Mesin EKG
b. Kabel untuk sumber listrik
c. Kabel elektrode ekstremitas dan dada sandapan EKG : pat
elektrode
d. Jelly Kassa
e. Tissue
f. Bengkok
g. Kertas catatan
h. Alat tulis
5. Prosedur pelaksanaan
Pengkajian
a. Periksa rekam medis untuk mengetahui riwayat penyakit,
alergi dan encana perawatan
b. Periksa ulang perintah dokter mengenai cairan yang harus
diberikan dan kecepatan tetesan. Pastikan kemasan dan tipe
cairan sesuai instruksi dokter.
 Periksa kejernihan, kadaluwarsa, kebocoran
 Cairan bervariasi dalam warna, tetapi tidak pernah
tampak berawan, keruh atau separated
 Dicantumkan informasi : nama perawat, nama klien,
nomor identifikasi klien, nomor kamar, tangal dan jam
pemasangan infus, tambahan obat, no urut kemasan.
Perencanaan
a. Persiapkan peralatan
b. Klarifikasi identitas klien
c. Informasi mengenai arti dan tujuan terapi intravena (IV), lama
terapi intravena, rasa sakit sewaktu insersi (penusukan)
d. Informasikan anjuran : laporan ketidaknyamanan setelah insersi ,
laporkan jika kecepatan tetesan berkurang atau bertambah
e. Informasikan larangan : mengubah/mengatur kecepatan tetesan
yang sudah diatur oleh dokter/perawatan, menarik, melepaskan,
menekan, menindih infus set. Seuai instruksi dokter misalnya
larangan berjalan.
Implementasi
Fase orientasi
a. Mengucapkan salam
b. Meperkenalkan diri dan klarifikasi identitas klien
c. Menjelaskan tujuan
d. Menjelaskan prosedur
e. Minta persetujuan
f. Menjaga privasi klien

Fase kerja

a. Cuci tangan
b. Berdoa membaca bismillahirohmanirrahim dan meminta klien
berdoa
c. Melepaskan jam tangan klien
d. Mengatur posisi klien denga rileks (terlentang dengan bantal)
e. Mengoleskan pelumas pada area yang akan dipasang elektroda
di tangan, kaki, dan dada
f. Memasang elektrode pada ekstremitas tangan kanan dan kiri.
Psang elektrode ekstremitas atas pada pergelangan tangan
kanan (merah) dan kiri (kuning) searah dengan telapak tangan.
g. Memasang elektrode pada ekstremitas kaki kanan dan kiri.
Pasang elektrode ektremitas bawah pada pergelangan kaki
kanan (hitam) dan kiri (hijau) sebelah dalam.
h. Memasang elektrode pada sandapan V5 garis axila anterior
(antara V4 dan V6)
1) Memasang elektrode pada sandapan V1 sela iga ke 4
pada garis steral kanan
2) Memasang elektrode pada sandapan V2 sela iga ke 4
pada garis sternal kiri
3) Memasang elektrode pada sandapan V3 diantara V2
dan V4
4) Memasang elektrode pada sandapan V4 sela iga ke 5
pada midclavicula kiri
5) Memasang elektrode pada sandapan V6 mid axila
sejajar dengan V4
6) Gambar lokasi pemasangan elektrode pada sandapan
V1-V6
i. cek kecepatan mesin ( 25 mm/detik )
j. atur voltase (1 mv)
k. memutar selec lead I-V6
l. merekam lead II diperpanjang (minimal 6 detik)
m. melakukankaliberasi ulang
n. matkan mesin Ekg
o. memberi kode lead pada hasil rekaman
p. memberikan identitas perawat pada hasil
q. membersihkan sisa jelly pelumas denga tssue

Fase terminasi

a. merapikan alat
b. merapikan klien
c. menyampaikan terimakasih atas kerjasama klien
d. mengucapkan salam
e. cuci tangan
f. mendokumentasikan hasil perekaman EKG dalam catatan
keperawatan

Evaluasi

a. Evaluasi respon klien


b. Evaluasi keadaan umum pasien

Dokumentasi

a. Catat tindakan yang dilakukan, catat tanggal dan jam


melakukan tindakan dan nama perawat yang melakukan dan
tanda tangan pada lembar catatan klien
b. Tempelkan hasil perekaman ekg pada lembar yang disediakan
lengkapi dengan identitas klien
c. Catat respon klien
INTERPRESTASI EKG

ELEKTROFISIOLOGI SEL OTOT JANTUNG


Sel jantung, dalam keadaan istirahat, adalah dalam keadaan polarisasi,
yakni sisi di dalam lebih bermuatan negatif daripada sisi luar. Polaritas listrik ini
dijaga oleh pompa-pompa membrane sehingga ada jaminan pembagian ion yang
tepat (khususnya ion kalium, natrium, klorida, dan kalsium) yang perlu untuk
menjaga sisi dalam sel itu agar tetap relatif elektronegatif. Sel jantung dapat
kehilangan muatan negatif di sisi dalam tersebut dalam sebuah proses yang
disebut depolarisasi. Depolarisasi merupakan peristiwa listrik jantung yang amat
penting. Gelombang depolarisasi ini dijalarkan dari sel ke sel yang merupakan
aliran listrik dan dapat dideteksi dengan elektrode-elektrode yang ditempatkan di
permukaan tubuh. Setelah depolarisasi selesai, melalui proses yang disebut
repolarisasi, sel jantung itu akan memulihkan polaritasnya ke polaritas istirahat.
Ini juga dapat direkam oleh elektrode perekam. Dari sudut pandang
elektrokardiografi, jantung terdiri atas 3 jenis sel:
 sel perintis (pacemaker cells) – sumber daya listrik jantung
 sel konduksi listrik – kabel jantung
 sel miokardium – mesin kontraktil jantung
Sel perintis dominan dalam jantung terletak di bagian atas atrium kanan,
yaitu nodus sinoatrial (SA) yang terangsang dengan kecepatan 60-100x/menit.
Jalur konduksi listrik jantung setelah dihasilkan impuls listrik dari nodus sinus
(SA) adalah melewati nodus AV, kemudian serabut his , lalu bundle branch kanan
dan kiri, kemudian serabut purkinje.
ELEKTROKARDIOGRAM
Mesin EKG merekam aktivitas jantung dari beberapa “sudut pandang”
yang disebut dengan “lead”. Untuk mendukung interpretasi EKG, diperlukan
pencatatan data umur pasien, jenis kelamin, tekanan darah (TD), BB, TB, gejala
dan obat-obatan (khususnya digitalis dan antiaritmia).
 Dalam mesin EKG yang banyak digunakan di Indonesia, terdapat 12 lead: I, II, III,
aVR, aVL, aVF, V1, V2, V3, V4, V5, V6. Artinya jantung dilihat dari 12 sudut
pandang.
 Lead I, II, III adalah lead bipolar. Maksudnya, ia terdiri dari dua elektroda yang
memiliki potensi muatan yang berbeda (positif dan negatif).
 Lead aVR, aVL, aVF adalah lead unipolar, yang terdiri dari satu elektroda positif
dan satu titik referensi (yang bermuatan nol) yang terletak di pusat medan jantung
 Lead V1-V6 adalah lead unipolar, terdiri dari sebuah elektroda positif dan sebuah
titik referensi yang terletak di pusat listrik jantung

Pengenalan Gelombang
1. Gelombang P
Ialah defleksi pertama siklus jantung yang menunjukkan aktivasi atrium
(menggambarkan depolarisasi atrium). Gelombang P dari sinus normal durasinya
0,8-0,12 detik dan amplitudonya kurang dari 2,5 mV.
2. Gelombang Q
Merupakan defleksi negatif pertama setelah gelombang P, normalnya berdurasi <
0,04 detik, dan amplitudonya kurang dari 25% gelombang R.
3. Segmen PR
Segmen ini merupakan garis isoelektrik yang menghubungkan gelombang P dan
gelombang QRS (diukur mulai dari permulaan gelombang P sampai permulaan
gelombang Q atau R dan menggambarkan waktu yang diperlukan untuk
depolarisasi atrium dan perlambatan impuls di nodus AV sebelum depolarisasi
ventrikel). Interval normalnya bernilai 0,12-0,22 detik.
4. Gelombang kompleks QRS
Ialah suatu kompleks gelombang yang merupakan hasil dari depolarisasi ventrikel
kanan dan kiri. Bagian-bagian gelombang QRS antara lain: 1) Gelombang Q yaitu
defleksi negatif pertama; 2) Gelombang R yaitu defleksi positif pertama.
Defeleksi berikutnya disebut gelombang R’, R”; dst; 3) Gelombang S yaitu
defleksi negatif pertama setelah R. Gelombang S berikutnya disebut S’, S”, dst.
Komplek QRS mempunyai durasi 0,06-0,10 detik (<0,12).
5. Segmen ST
Segmen ini merupakan garis isoelektrik yang menghubungkan kompleks QRS dan
gelombang T.
6. Gelombang T
Merupakan potensial repolarisasi ventrikel kanan dan kiri. Pada orang dewasa,
gelombang T tegak di semua sadapan kecuali di aVR dan V1. Durasi normalnya
0,12 – 0,18 detik, dan amplitudonya kurang dari 10 mV di chest lead dan kurang
dari 5 mV di limb lead.
7. Gelombang U
Adalah gelombang kecil yang mengikuti gelombang T yang asalnya tidak jelas.
8. Interval QT
Menggambarkan waktu total repolarisasi dan depolarisasi ventrikel. Durasi
normalnya 0,3-0,4 detik.
Pembacaan Dasar (Interpretasi Dasar) Terdiri Atas:
1. Rate
Frekuensi jantung normal adalah 60-100 x/menit.
 Bila lebih dari 100 x/menit: (sinus) takikardi
 kurang dari 60 x/menit: (sinus) bradikardi
 Antara 140 – 250 x/menit: abnormal takikardi
 Antara 250 – 350 x/menit: flutter
 Lebih besar dari 350 x/menit: fibrilasi
 Frekuensi jantung dapat dihitung dengan ; 300 dibagi jarak puncak gelombang R ke
R berikutnya. Contohnya, bila jarak R-R adalah 4 kotak sedang, berarti 300/4 = 75
x/menit.
 Atau dengan cara menghitung interval R-R dalam 30 kotak besar (30 kotak besar =
6 detik), kemudian hasilnya dikalikan 10.
2. Irama
Irama jantung yang normal ialah irama yang ditentukan oleh SA node atau disebut
irama sinus (= reguler sinus rhytm = normal sinus rhytm), dan mempunyai ciri-
ciri sebagai berikut:
a. Frekuensi antara 60-100 x/menit
b. Teratur
c. Gelombang P negatif di aVR dan positif di lead II
d. Tiap gelombang P diikuti oleh kompleks QRS-T
Penyimpangan ciri-ciri di atas disebut aritmia (arrhythmia). Secara garis besar,
aritmia dapat disebabkan oleh:
 Gangguan pembentukan impuls yang meliputi:
a. ekstrasistole (premature contraction)
b. abnormal takikardi
c. flutter
d. fibrillasi
e. escaped beat
f. arrest
g. wandering pace-maker
 Gangguan penghantaran impuls, yang meliputi:
a. Blok, yaitu: SA blok, AV blok, dan Intra ventrikular blok/ BBB
b. Accelerated conduction, misalnya sindroma WPW (Wolf Parkinson White)
3. Posisi
Untuk menentukan posisi, silakan sudara lihat pada lead aVL dan aVF, kemudian
cocokkan dengan tabel di bawah ini.
aVL aVF Posisi
+ + Intermediate
0 + Semi vertikal
+ 0 Semi horisontal
+ - Horisontal
- + Vertikal

4. Axis
Aksis listrik jantung adalah sudut yang dibentuk oleh vector listrik.
aVL aVF Posisi Lihat Lead Axis (derajat)
+ + Intermediet sama tinggi 30
lebih tinggi aVF 40
lebih tinggi aVL 20
- + Vertikal Lead I = 0 90
Lead I = + 80
Lead I = - 100
+ - Horizontal Lead II = 0 -30
Lead II = + -20
Lead II = - -40
0 + Semi vertikal 60
+ 0 Semi horisontal 0
5. Zona Transisi
Zona transisi normalnya ada di V3-V4, yaitu pergeseran gambaran
gelombang/kompleks QRS dari negatif ke positif.
6. Interval PR dan QT
dapat dilihat pada kertas grafik EKG dan dicocokkan dengan nilai normalnya.

Anda mungkin juga menyukai