Anda di halaman 1dari 3

Laporan Pendahuluan Praktikum Teknik Napas Dalam Gerontik I kelas A FG 1

1. Deskripsi/ definisi Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan napas dalam, napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas secara perlahan. Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stres fisik dan emosi pada nyeri. Dibutuhkan 5 sampai 10 sesi pelatihan sebelum klien dapat meminimalkan nyeri dengan efektif (Carney, 1983 dalam Perry,1999). Kegiatan ini tidak hanya dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer & Bare, 2002).

2. Tujuan/ kegunaan a. Membantu klien lansia dalam penurunan nadi, tekanan darah, dan pernafasan. b. Mengurangi konsumsi oksigen c. Menurunkan ketegangan otot pada klien lansia d. Menurunkan kecepatan metabolisme. e. Meningkatkan kesadaran. f. Meningkatkan perasaan damai dan sejahtera.

3. Indikasi (White, 2001) a. Klien lansia dengan tingkat kecemasan atau nervous yang tinggi maupun stres sehingga relaksasi napas dalam sebagai managemen stres untuk lansia. b. Klien lansia dengan hipertensi. c. Klien lansia dengan peningkatan frekuensi pernapasan akibat stres.

4. Kontra indikasi 5. Komplikasi 6. Alat-alat yang diperlukan Lingkungan yang nyaman 7. Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan a. Perhatikan tempat dan suasana saat mmeberikan teknik relaksasi nafas dalam, suasanan dan tempat harus nyaman. b. Teknik relaksasi nafas dalam efektif diberikan pada nyeri kronis ataupun nyeri yang dapat ditoleransi. c. Klien menghirup nafas dari hidung selama + 3 detik dan

menghembuskannya dari mulut secara perlahan-lahan sambil memusatkan perhatian pada bagian ekstremitas yang mengalami nyeri untuk rileks. d. Berikan teknik nafas dalam selama 15 kali dengan diselingi istirahat singkat setiap 5 kali.

8. Prosedur (Potter & Perry, 2005) a. Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman dengan pencahayaan ruangan rendah. b. Instruksikan klien untuk mengukur dan mencatat denyut dan frekuensi nadinya pada skala dari 1 sampai 10 (dengan nilai 10 adalah tingkat ansietas yang tidak pernah dialami dan nilai 1 adalah hampir tertidur). c. Beri dorongan pada klien untuk mengambil posisi rileks yang nyaman dengan tungkai dan kaki tidak menyilang dan lengan rileks dan mata terpejam. d. Ajarkan klien untuk menarik napas dalam selama 4 hitungan, bernapas dengan lambat melalui hidung, mengisi abdomen dengan udara sebelum mengisi paru-paru. e. Ajarkan klien untuk menahan napas selama 3 hitungan. f. Ajarkan klien untuk mengeluarkan napas selama 4 hitungan.

g. Jelaskan klien tentang pentingnya menghembuskan napas perlahan melalui mulut sampai abdomen terasa datar dan merasakan ekstrimitas dan bawah rileks. h. Lanjutkan dengan bernapas lambat dan dalam. i. Katakan pada klien untuk memfokuskan pikiran pada irama yang lambat ini selama beberapa menit. j. Minta klien merilekskan kepala, leher, dan bahu rileks selama setiap ekshalasi.

9. Keamanan a. Anjurkan klien untuk rileks dan tenang dalam melakukan nafas dalam. b. Posisikan klien senyaman mungkin sehingga klien dapat rileks ketika melakukan nafas dalam. c. Observasi kemampuan fisik klien dalam melakukan nafas dalam. Lakukan nafas dalam sesuai dengan toleransi klien. d. Lakukan auskultasi bunyi nafas klien dan observasi frekuensi, irama, dan kedalaman dalam melakukan nafas dalam. e. Kaji kemampuan batuk efektif klien.

10. Hal yang harus dilaporkan dan didokumentasikan a. Identitas diri klien: nama, umur, jenis kelamin, intervensi yang sedang dilakukan. b. Hasil pengkajian fungsi pernapasan. c. Tingkat ansietas klien. d. Tingkat nyeri klien. e. TTV (cenderung menurun akibat adanya relaksasi): RR dan HR

Daftar Pustaka Geriatric Mental Health Foundation. (2009). Anxiety and Older Adults. Woodmont Ave: Geriatric Mental Health Foundation. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2005). Fundamentals of nursing: Concepts, process, and practice. 6th Ed. St. Louis, Ml: Elsevier Mosby.

Anda mungkin juga menyukai