Anda di halaman 1dari 11

LP Fisioterapi Dada

Wahyu Ning Tias, 1706978446, Mahasiswa Profesi Ners FIK UI 2021,


wahyu.ning@ui.ac.id

1. Definisi Fisioterapi Dada


Fisioterapi dada didefinisikan sebagai suatu tindakan untuk membantu klien
mengeluarkan sekresi di jalan napas (Bulechek, Butcher, Dochterman & Wagner,
2013). Fisioterapi dada merupakan tindakan yang meliputi drainase postural,
perkusi (clapping), dan getaran (vibration) bertujuan untuk membantu
memindahkan sekret dari dalam paru-paru. Terindikasi untuk pasien sadar yang
batuk lemah atau tidak dapat batuk efektif dan berisiko menahan sekret. Pasien
dengan sekret yang tertahan karena kondisi seperti PPOK, cystic fibrosis, atau
bronkiektasis dan pasien dengan ventilator dapat dilakukan tindakan fisioterapi
dada ini (Williams & Hopper, 2015).

(Williams & Hopper, 2015).

2. Tujuan Fisioterapi Dada (Kurniati & Handiyani, 2021)


- Membantu mengeluarkan sekret yang berlebihan
- Mencegah obstruksi jalan napas akibat sekresi berlebih
- Meningkatkan pertukaran gas
- Mencegah infeksi pernapasan

3. Prinsip Tindakan Fisioterapi Dada


- Fisioterapi dada dilakukan dengan 3 tindakan utama. Drainase postural,
pasien ditempatkan dalam berbagai posisi (kepala di bawah untuk membantu
mengalirkan sekret) dan diputar secara berkala selama perawatan sehingga
semua lobus paru-paru terposisikan sesuai. Terapis menggunakan tangan yang
ditangkupkan untuk memukul dada berulang kali (perkusi), menghasilkan
gelombang suara yang ditransmisikan melalui dada, melonggarkan sekret.
Terapis juga dapat menerapkan getaran (vibrasi) ke dada pasien,
menggunakan tangan atau vibrator, untuk melonggarkan sekresi. Pasien
diinstruksikan untuk batuk dan bernapas dalam selama dan setelah perawatan
(Williams & Hopper, 2015).
- Dilakukan sesuai kondisi klien : area sekret sebagai penetuan segmen paru
mana yang berisi sekret berlebih dengan mengauskultasi status pernapasan
(Kurniati & Handiyani, 2021).
- Kenali keadaan umum/penyakit klien dan pastikan tidaknya kontraindikasi
dilakukannya fisioterapi dada pada pasien (fraktur iga, hemoptisis (batuk
berdarah, penyakit jantung, dan peningkatan TIK).
- Lakukan fisioterapi dada minimal dua jam setelah makan, monitor status
respirasi dan kardiologi, tentukan segmen paru mana yang berisi secret
berlebih, tepuk dada dengan teratur dan cepat menggunakan telapak tangan
yang dikuncupkan diatas area yang ditentukan selama 3-5 menit, getarkan
dengan cepat dan kuat dengan telapak tangan jaga agar bahu dan lengan tetap
lurus, pergelangan tangan kencang pada area yang akan dilakukan fisioterapi
dada ketika pasien menghembuskan nafas atau batuk 3-4 kali (Bulechek,
Butcher, Dochterman & Wagner, 2013).
- Dilakukan secara rutin dan berkesinambungan.
4. Alat Yang Dibutuhkan Ketika Fisioterapi Dada
- Tempat sputum dengan desinfektan
- Pengalas/handuk kecil dan tisu
- Handsanitizer
- Sarung tangan bersih
- Masker
- Stetoskop
- Bantal

5. Dx Keperawatan Pada Tindakan Fisioterapi Dada


- DX Ketidakefektifan bersihan jalan napas
Definisi : Ketidakmampuan membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran
napas untuk mempertahankan bersihan jalan nafas.
Batasan karakteristik : Batuk tidak efektif, suara nafas tambahan, perubahan
frekuensi nafas, sianosis, dan sputum berlebih.
Faktor yang berhubungan : Mukus berlebihan, sekresi yang tertahan, dan
benda asing dalam jalan napas

- DX Ketidakefektifan pola napas b.d ansietas


Definisi : Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi
adekuat
Batasan karakteristik : Pola napas yang abnormal, dispnea, pernapasan cuping
hidung, dan penggunaan otot-otot bantu pernapasan.
Faktor yang berhubungan : ansietas dan posisi tubuh yang menghambat
ekspansi paru.
(Herdman & Kamitsuru, 2018).
6. Prosedur Fisioterapi Dada (Kurniati & Handiyani, 2021; FIK UI, 2021).
No Prosedur/Tindakan Rasional Tindakan
.
1 Berikan salam teraupetik Salam pembuka dan sebagai tahap
membina hubungan saling percaya
antara perawat dan klien
2 Cek/verifikasi kebutuhan Identifikasi kebutuhan fisioterapi dada
program pengobatan untuk pada klien apakah sudah tepat sasaran
pengenceran dan pengeluaran untuk dilakukan atau belum. Kondisi
mucus fisik dapat ditunjukkan pada klien
dengan gejala batuk yang akan
diverifikasi kembali dengan
mengauskultasi suara napasnya.
3 Persiapkan alat dan bahan yang Cek persiapan alat dan bahan apakah
dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan dan juga
membantu memastikan kelengkapan
alat yang ada
4 Lakukan evaluasi validasi Identifikasi klien dengan nama, tanggal
(termasuk identifikasi klien lahir, dan rekam medis sebagai salah
dengan tepat satu patient safety. Evaluasi dan
validasi dilakukan untuk mengetahui
bagaimana kondisi terakhir klien
sebelum dilakukan tindakan fisioterapi
dada.
5 Lakukan kontrak (waktu, Dilakukan untuk informed consent dan
tempat, dan topik) ketersediaan pasien melakukan
prosedur tindakan
6 Edukasi keluarga dan klien Dilakukan sebagai bentuk informed
tentang tujuan dan langkah- consent pada klien atau keluarga
langkah tindakan terkait seperti apa dan bagaimana
prosedur tersebut akan dilakukan. Hal
ini juga dilakukan sebagai bentuk
menghindari adanya miskomunikasi
antara perawat, keluarga, dan klien.
7 Pastikan tidak adanya Penting dilakukan agar menghindari
kontraindikasi pemberian terjadinya hal-hal yang tidak
fisioterapi dada ataupun klien diinginkan dan tidak diperbolehkan
tidak baru selesai makan. dilakukan tindakan tersebut (fraktur
Pastikan klien pada 1-2 jam iga, hemoptisis (batuk berdarah,
setelah selesai makan. penyakit jantung, dan peningkatan
TIK). Penting juga memastikan jarak
waktu tindakan fisioterapi dada dan
makan untuk menghindari adanya
mual dan muntah saat dilakukan
perkusi.
8 Anjurkan klien untuk Memastikan klien sudah dalam kondisi
mengemukakan keluhan bila nyaman dan bila keluhan meningkat
terasa ingin muntah, nyeri dada, maka tindakan dapat dihentikan atau
atau sesak napas yang ditunda sementara.
meningkat.
9 Lakukan kebersihan tangan Lakukan cuci tangan untuk memutus
sebelum kontak pasien rantai penyebaran bakteri. Dilakukan
sesuai 5 momen cuci tangan.
10 Gunakan alat pelindung diri Sebagai pelindung diri perawat dan
juga pasien agar tidak terjadi
penyebaran/penularan penyakit selama
proses tindakan.
11 Kaji fungsi pernapasan : Verifikasi penentuan lokasi adanya
auskultasi suara napas untuk penumpukan sekret yang nantinya
penentuan lokasi penumpukan akan dilakukan perkusi dan vibrasi.
dan kekentalan secret
12 Kaji toleransi klien terhadap Periksa apakah klien memiliki cedera
posisi-posisi tidur tertentu atau keterbatasan pada rentang posisi
tertentu yang membuatnya merasa
nyeri atau tidak nyaman.
13 Posisikan klien sesuai dengan Lakukan postural drainage dilakukan
area sekret berada. Jika tidak dengan bantuan gravitasi yang mana
memungkinkan klien untuk berfungsi membantu meningkatkan
diposisikan secara sempurna, aliran sekresi menuju jalan napas
maka posisikan klien sedekat utama atau jalan napas yang lebih
mungkin dengan posisi besar, sehingga sekresi akan semakin
sempurna (ex : jika tidak bisa mudah saat dikeluarkan.
posisi tredelenburg, letakkan
bantal dibawah panggul. Jika
posisi masih tidak
diperbolehkan, maka posisikan
klien supine/datar). Postural
drainage dapat dilakukan
selama 3-15 menit.
14 Letakkan pengalas/handuk kecil Pengalas/handuk diberikan untuk
di lokasi fisioterapi dada mengurangi rasa nyeri sekaligus
meningkatkan rasa nyaman saat
dilakukan fisioterapi dada.
15 Dekatkan tempat penampungan Persiapan untuk mempermudah saat
sputum dan tisu nanti proses pembuangan sputum
ketika proses batuk efektif dilakukan
16 Lakukan mechanical percussor Dilakukan untuk menggetarkan paru,
atau menagkup tangan dan sehingga sekresi yang melekat pada
lakukan secara beraturan pada dinding dada dapat terlepas dan
setiap segmen lobus paru sesuai mengalirkan sekresinya ke saluran
dengan posisi pasien selama 3- napas yang lebih besar.
10 menit atau sesuai toleransi.
17 Lakukan vibrasi (menggerakan Pemberian tekanan bergetar pada dada
tangan pada dada dengan selama ekshalasi dilakukan untuk
teratur dan cepat) di setiap area meningkatkan turbulensi dan
dada yang diperlukan. Pastikan mempercepat ekshalasi udara, sehingga
gunakan telapak tangan yang sekret dapat bergerak lebih cepat.
datar dan getarkan saat
ekshalasi untuk menghilangkan
sekret.
18 Ajarkan dan instruksikan untuk Tarik napas dalam dilakukan untuk
menarik napas dalam secara mempermudah pengeluaran sekret saat
lambat melalui hidung dan nanti batuk efektif. Pada hitungan
mengeluarkannya melalui terakhir, klien menahan napas 1-2
mulut detik ditujukan agar klien memiliki
kekuatan lebih banyak saat ingin
membatukkan.
19 Anjurkan klien batuk efektif Proses pengeluaran sekret dengan
untuk mengeluarkan sputum. batuk efektif.
Lakukan penghisapan lendir
jika klien dalam kondisi tidak
sadar.
20 Evaluasi status pernapasan Kaji ulang status pernapasan setelah
klien. Inspeksi dada dan dilakukan fisioterapi dada, apakah
auskultasi suara napas. sudah membaik dibuktikan dengan
tidak adanya lagi suara napas
tambahan.
21 Posisikan klien kembali ke Pemberian rasa nyaman pada klien dan
posisi semula yang nyaman dan menjaga kebersihan mulut klien dari
aman. Pastikan mulut dalam sisa-sisa sputum yang keluar saat batuk
kondisi bersih. efektif.
22 Rapihkan alat dan bahan. Cuci Penutupan dan evaluasi bagaimana
tangan. Lakukan tindakan respon perasaan klien setelah
penutup. Dokumentasi tindakan dilakukan tindakan. Lakukan
yang telah dilakukan dan pendokumentasian sebagai bukti
respon klien. catatan atas tindakan yang telah
dilakukan.

7. Evaluasi
- Status pernapasan klien sebelum dan sesudah dilakukan fisioterapi dada (suara
napas dan frekuensi)
- Kemampuan mengeluarkan sputum saat batuk efektif (warna, bau, kekentalan
- Respon klien

8. Dokumentasi Fisioterapi Dada


- Identitas klien (nama, tanggal lahir, dan nomor rekam medik)
- Status pernapasan sebelum dan sesudah dilakukan fisioterapi dada (frekuensi
pernafasan, irama pernafasan, kedalaman inspirasi, kemampuan untuk
mengeluarkan sekret, dan suara nafas tambahan)
- Lokasi penumpukan sekret dan postural drainase yang dilakukan
- Sputum batuk yang dihasilkan (warna, bau, kekentalan, apakah ada darah)
- Nama dan TTD perawat

9. Rekomendasi
- Pada pasien dengan pemberian NMT (perawatan nebulizer dengan
memberikan obat langsung ke paru-paru), NMT harus diberikan sebelum
fisioterapi dada untuk melembabkan sekret (Williams & Hopper, 2015).

10. Posisi Postural Drainage (Putri, 2015).


a. Bronkus apical lobus anterior kanan-kiri atas
b. Bronkus apical posterior lobus atas

c. Bronkus lobus anterior kanan-kiri atas

d. Bronkus lingual lobus atas kiri

e. Bronkus lobus tengah kanan

f. Bronkus lobus bawah anterior


g. Bronkus lateral lobus bawah kanan

h. Bronkus lateral lobus bawah kiri dan bronkus superior lobus bawah

i. Bronkus basal posterior

Daftar Pustaka
Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. (2013). Nursing
Interventions Classification (NIC). 6th ed. Philadelphia: ELSEVIER.
FIK UI. (2021). Daftar Tilik Orientasi Preklinik Program Profesi Ners FIK UI 2021.
Depok. Universitas Indonesia.
Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2018). NANDA-I Diagnosis Keperwatan : Definisi
dan Klasifikasi 2018-2020. Jakarta: EGC.
Kurniati, A., & Handiyani, H. (2021). Buku Panduan Keterampilan Dasar Profesi
Keperawatan. Depok: FIK UI.
Putri, F. S. (2015). Pemberian Posisi Postural Drainase Terhadap Keefektifan
Bersihan Jalan Nafas Pada Asuhan Keperawatan Tn. T dengan Tuberculosis
Paru di Ruang Mawar 1 RSUD Karanganyar. Surakarta: STIKKH.
Williams. L., & Hopper. P. (2015). Understanding Medical Surgical Nursing. 5th Ed.
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Anda mungkin juga menyukai