Disusun oleh :
Qurrata A’yun
G2A016056
2016
1) PENGERTIAN
Menrut Brunnert dan Suddarth: 2002 Gagal jantung kongestif adalah ketidak-
mampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi
kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi.
Menurut Udjianti : 2010 Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu kondisi
dimana jantung mengalami kegagalan dalam memompa darah guna
mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh akan nutrien dan oksigen secara adekuat.
Hal ini mengakibatkan peregangan ruang jantung (dilatasi) guna menampung
darah lebih banyak untuk dipompakan ke seluruh tubuh atau mengakibatkan
otot jantung kaku dan menebal. Jantung hanya mampu memompa darah untuk
waktu yang singkat dan dinding otot jantung yang melemah tidak mampu
memompa dengan kuat. Sebagai akibatnya, ginjal sering merespons dengan
menahan air dan garam. Hal ini akan mengakibatkan bendungan cairan dalam
beberapa organ tubuh seperti tangan, kaki, paru, atau organ lainnya sehingga
tubuh klien menjadi bengkak (congestive).
The New York Heart Association (Yancy et al., 2013) mengklasifikasikan
gagal jantung dalam empat kelas, meliputi :
a. Kelas I
Aktivitas fisik tidak dibatasi, melakukan aktivitas fisik secara normal tidak
menyebabkan dyspnea, kelelahan, atau palpitasi.
b. Kelas II
Aktivitas fisik sedikit dibatasi, melakukan aktivitas fisik secara normal
menyebabkan kelelahan, dyspnea, palpitasi, serta angina pektoris (mild CHF).
c. Kelas III
Aktivitas fisik sangat dibatasi, melakukan aktivitas fisik sedikit saja mampu
menimbulkan gejala yang berat (moderate CHF).
d. Kelas IV
Pasien dengan diagnosa kelas IV tidak dapat melakukan aktivitas fisik apapun,
bahkan dalam keadaan istirahat mampu menimbulkan gejala yang berat
(severe CHF).
2) ETIOLOGI
Mekanisme fisiologis yang menjadi penyebab gagal jantung dapat berupa :
a. Meningkatnya beban awal karena regurgitasi aorta dan adanya cacat septum
ventrikel.
b. Meningkatnya beban akhir karena stenosis aorta serta hipertensi sistemik.
c. Penurunan kontraktibilitas miokardium karena infark miokard, ataupun
kardiomiopati.
Gagal jantung dan adanya faktor eksaserbasi ataupun beberapa penyakit
lainnya, mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam penanganannya dan
seharusnya dilakukan dengan penuh pertimbangan.
Faktor risiko juga dapat digolongkan menjadi 2 kategori lain yang berbeda,
yakni faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan faktor risiko yang tidak dapat
dimodifikasi. Beberapa faktor risiko yang sering ditemukan antara lain kadar
kolesterol darah tinggi, kadar LDL (Low Density Lipoprotein) tinggi, kadar
trigliserida tinggi, hipertensi, diabetes, obesitas, aktivitas fisik yang kurang,
serta merokok. Semua faktor risiko tadi merupakan faktor risiko yang dapat
dikontrol, baik dengan perubahan gaya hidup maupun medikasi. Sedangkan
usia tua, jenis kelamin wanita dan riwayat penyakit jantung pada keluarga
merupakan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi.
a. Usia
Laki-laki yang berusia lebih dari 45 tahun dan wanita yang berusia lebih dari
55 tahun, mempunyai risiko lebih besar terkena penyakit jantung. Faktor usia
tidak dapat dirubah. Lakukan perubahan pada faktor risiko yang lain.
c. Penyakit Lain
Penyakit lain seperti diabetes, meningkatkan risiko penyakit jantung.
Diskusikan dengan dokter mengenai penanganan diabetes dan penyakit
lainnya.Gula darah yang terkontrol baik dapat menurunkan risiko penyakit
jantung.
a. Kolesterol
Kolesterol terdiri dari kolesterol baik dan kolesterol jahat.HDL adalah
kolesterol baik sedangkan LDL adalah kolesterol jahat. Kolesterol total yang
tinggi, LDL tinggi, atau HDL rendah meningkatkan risiko penyakit jantung.
Apabila anda belum mengetahui kadar kolesterol anda, lakukan pemeriksaan
profil lipid. Profil lipid terdiri dari pemeriksaan kolesterol total, HDL, LDL
dan trigliserida.Untuk mengurangi kolesterol, kurangi makanan yang tinggi
kolesterol/lemak dan olah raga teratur. Apabila diet dan olah raga kolesterol
tetap tinggi maka dokter akan meresepkan obat untuk menurunkan kolesterol.
d. Gemuk (overweight/obesitas)
Kegemukan membuat jantung dan pembuluh darah kita bekerja ekstra berat.
Diet tinggi serat (sayuran, buah-buahan), diet rendah lemak, dan olah raga
teratur dapat menurunkan berat badan secara bertahap dan aman. Diskusikan
dengan dokter untuk menurunkan berat badan secara aman.
3) PATOFISIOLOGI
4) MANIFESTASI KLINIK
Manifestasi klinis gagal jantung secara keseluruhan sangat bergantungpada
etiologinya. Namun dapat digambarkan sebagai berikut:
Menurut Brunner dan Suddarth : 2000 gambaran klinis gagal jantung kanan:
a.Edema pretibia, edema presakral, asites dan hydrothorax
b.Tekanan vena jugularis meningkat (hepato jugular refluks)
c.Gangguan gastrointestinal, anorexia, mual, muntah, rasa kembung
diepigastrium
d.Nyeri tekan karena adanya gangguan fungsi hati
e. Albumin dan globulin tetap, splenomegali, hepatomegali Gangguanginjal,
albuminuria, silinder hialin, glanular, kadar ureum meninggi (60-100%),
oligouria, nocturia
f. Hiponatremia, hipokalemia, hipoklorimia
6) PENATALAKSANAAN
e. Makanan/Cairan
Gejala: 1) Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan
tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol (seperti
makanan yang digoreng, keju, telur), gula-gula yang
berwarna hitam, kandungan tinggi kalori.
2) Mual, muntah
3) Perubahan berat badan akhir-akhir ini
(meningkat/menurun)
4) Riwayat penggunaan diuretik
Tanda: 1) Berat badan normal atau obesitas
2) Adanya oedema
f. Neurosensori
Gejala:
1) Keluhan pening/pusi
2) Berdenyut, sakit kepala suboksipital (terjadi saat bang dan
menghilang secara spontan setelah beberapa jam)
3) Episode kebas, dan atau kelemahan pada satu sisi tubuh
4) Gangguan penglihatan (diplopia, penglihatan kabur)
5) Episode epistaksis
g. Nyeri/ ketidaknyamanan
Gejala: 1) Angina (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung)
2) Nyeri hilang timbul pada tungkai/klaudikasi (indikasi
arteriosklerosis pada arteri ekstremitas bawah)
3) Sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi
sebelumnya
4) Nyeri abdomen atau massa (feokromositoma)
h. Pernafasan
Gejala: 1) dispneu yang berkaitan dengan aktifitas/ kerja
2) takipnea, ortopnea, dispnea nocturnal paroksismal
3) batuk dengan atau tanpa sputum
4) riwayat merokok
Tanda: 1) distress respirasi/penggunaan obat aksesori pernafasan
2) bunyi nafas tambahan (krekles/mengi)
3) Sianosis
i. Keamanan
Gejala: 1) gangguan koordinasi atau cara berjalan
2) episode parestesia unilateral transion
3) hipotensi postural
j. Pembelajaran/penyuluhan
Pemeriksaan Fisik
1. Evaluasi status jantung: berat badan, tinggi badan, kelemahan, toleransi
aktivitas, nadi perifer, displace lateral PMI/ iktus kordis, tekanan darah, mean
arterial presure, bunyi jantung, denyut jantung, pulsus alternans, Gallop’s,
murmur.
2. Respirasi: dispnea, orthopnea, suara nafas tambahan (ronkhi, rales,
wheezing)
3. Tampak pulsasi vena jugularis, JVP > 3 cmH2O, hepatojugular refluks
4. Evaluasi faktor stress: menilai insomnia, gugup atau rasa cemas/ takut yang
kronis
5. Palpasi abdomen: hepatomegali, splenomegali, asites
6. Konjungtiva pucat, sklera ikterik
7. Capilary Refill Time (CRT) > 2 detik, suhu akral dingin, diaforesis, warna
kulit pucat, dan pitting edema.
d) Pemeriksaan Penunjang
1) EKG : hipertropi atrial atau ventrikel, penyimpangan aksis dan
iskemia
2) Sonogram : dapat menunjukkan dimensiperbesaran bilik,
perubahan dalam fungsi/struktur katub atau area penurunan
kontraktilitas ventrikuler
3) Rontgen Dada : dapat menunjukkan perbesaran jantung, bayangkan
mencerminkan dilatasi/hipertropi bilik
4) Enzim Hepar : meningkat dalam gagal/kongestif
5) Elektrolit : mungkin berubah karena penurunan fungsi ginjal
6) Analisa Gas Darah : gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkalosis
respiratorik ringan atau hipoksemia
7) BUN : peningkatan BUN menandakan penurunan fungsi ginjal
8) Creatinin : peningkatan merupakan indikasi gagal jantung
9) Laboratorium
10) Pada saat ini terdapat metoda baru yang mempu menentukan gagal
jantung yaitu pemeriksaan laboratorium BNP ( Brain Natriuretic
Peptide) dan NT-pro BNP (N Terminal protein BNP. Kegunaan
pemeriksaan BNP adalah untuk skrining penyakit jantung,
stratifikasi pasien dengan gagal jantung, deteksi left ventricular
systolic dan atau diastolic dysfunction serta untuk membedakan
dengan dispnea. Berbagai studi menunjukkan kosentrasi BPN lebih
akurat mendignosis gagal jantung
8) PATHWAYS KEPERAWATAN
9) DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas
miokardial, frekuensi, irama dan konduksi listrik
2) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran
kapiler-alveolus yang diakibatkan oleh tekanan kapiler paru.
3) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan menurunnya curah
jantung/meningkatnya produksi ADH dan retensi natrium/air
10) FOKUS INTERVENSI DAN RASIONAL
1) Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas
miokardial, frekuensi, irama dan konduksi listrik
Tujuan :
Kriteria Hasil :
Intervensi Rasional
Auskultasi nadi apikal dan 1. Mengetahui terjadinya takikardi
mengkaji frekuensi, irama (meskipun pada saat istirahat)
jantung . untuk mengkompensasi
penurunan kontraktilitas
ventrikel.
Tujuan :
Kriteria Hasil :
Menunjukkan status pernafasan yang normal berdasarkan : PaO2 PaCO2,
pH arteri, dan saturasi o2 dalam batas normal
Intervensi Rasional
Pantau bunyi nafas dan Menyatakan adanya kongesti
catat adanya crackles pada paru/pengumpulan secret menunjukkan
pasien. kebutuhan untuk intervensi lebih lanjut.
Tujuan :
Kriteria Hasil :
Mempertahankan keseimbangan cairan seperti dibuktikan oleh tekanan
darah dalam batas normal, tak ada distensi vena perifer/ vena dan edema
dependen, paru bersih dan berat badan ideal ( BB ideal TB –100 ± 10 %)
Intervensi Rasional
Pantau pengeluaran urine, Pengeluaran urine mungkin sedikit dan
catat jumlah dan warna saat pekat karena penurunan perfusi ginjal.
dimana diuresis terjadi. Posisi terlentang membantu diuresis
sehingga pengeluaran urine dapat
ditingkatkan selama tirah baring.
Kolaborasi dengan ahli gizi Pasien perlu diberikan diet yang tepat
untuk menentukan diet yang untuk memenuhi kebutuhan kalori
akan dilakukan oleh pasien. dalam pembatasan natrium.
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis