Anda di halaman 1dari 2

QURRATA A’YUN

Definisi
Saluran napas yang mengalami radang kronik
bersifat hiperresponsif sehingga apabila
ASMA G2A016056
terangsang oleh factor risiko tertentu, jalan
napas menjadi tersumbat dan aliran udara
terhambat karena konstriksi bronkus,
sumbatan mukus, dan meningkatnya proses
radang (Almazini, 2012)
Penatalaksanaan
1.Pengobatan non farmakologik
Penyuluhan, menghindari faktor pencetus, fisioterapi
2. Pengobatan farmakologik
Agonis beta, Metil Xantin, Kortikosteroid, Kromolin ,Iprutropioum bromide (Atroven)
3. Pengobatan selama serangan status asthmatikus
a)Infus RL : D5 = 3 : 1 tiap 24 jam. b)Pemberian oksigen 4 liter/menit melalui nasal
Etiologi kanul. c)Aminophilin bolus 5 mg / kg bb diberikan pelan-pelan selama 20 menit
1. Adapun rangsangan atau faktor pencetus yang sering menimbulkan Asma dilanjutka drip Rlatau D5 mentenence (20 tetes/menit) dengan dosis 20 mg/kg bb/24
adalah: (Smeltzer & Bare, 2002) : a) Faktor ekstrinsik (alergik) seperti debu, jam. d) Terbutalin 0,25 mg/6 jam secara sub kutan. e) Dexamatason 10-20 mg/6jam
bulu, serbuk b) Faktor intrinsik(non-alergik) : common cold, infeksi traktus secara intra vena.f) Antibiotik spektrum luas.
respiratorius, latihan, emosi, dan polutan lingkungan dapat mencetuskan
serangan.
2. Menurut The Lung Association of Canada, ada dua faktor yang menjadi
pencetus asma : pemicu asma (trigger) dan penyebab asma (inducer)
3. Sedangkan Lewis et al. (2000) : faktor predisposisi (genetik), faktor 3. Foto rontgen
presipitasi (alergen, olahraga, infeksi bakteri pada saluran napas, stres, 4.Pemeriksaan faal paru
gangguan pada sinus, perubahan cuaca) a.Bila FEV1 lebih kecil dari 40%, 2/3 penderita menujukkan penurunan
tekanan sistolenya dan bila lebih rendah dari 20%, seluruh pasien
menunjukkan penurunan tekanan sistolik.
b. Terjadi penambahan volume paru yang meliputi RV hampi terjadi pada
seluruh asma, FRC selalu menurun, sedangan penurunan TRC sering
terjadi pada asma yang berat.
Manifestasi Klinik 5. Elektrokardiografi ( EKG )
Gambaran elektrokardiografi selama terjadi serangan asma dapat dibagi
sesak nafas, batuk-batuk dan mengi (whezzing), rasa sesak dan
atas tiga bagian dan disesuaikan dengan gambaran emfisema paru, yakni :
berat didada, a.Perubahan aksis jantung pada umumnya terjadi deviasi aksis ke kanan
dan rotasi searah jarum jam.
b.Terdapatnya tanda-tanda hipertrofi jantung, yakni tedapat RBBB.
c.Tanda-tanda hipoksemia yakni terdapat sinus takikardi, SVES, dan VES
atau terjadinya relatif ST depresi.

Pemeriksaan Penunjang
1.Pada pemeriksaan sputum ditemukan :
a.Kristal –kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinofil. b)Terdapatnya Spiral Curschman, yakni DAFTAR PUSTAKA
spiral yang merupakan silinder sel-sel cabang-cabang bronkus. c)Terdapatnya Creole yang merupakan fragmen dari epitel Almazini, P. 2012. Bronchial Thermoplasty Pilihan Terapi Baru untuk Asma Berat. Jakarta: Fakultas
bronkus. d)Terdapatnya neutrofil eosinofil. Kedokteran Universitas Indonesia
2. Pemeriksaan darah Carpenito, L.J. 2000.Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi 6. Jakarta: EGC
Gas analisa darah Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC.
a) Terdapat hasil aliran darah yang variabel, akan tetapi bila terdapat peninggian PaCO2 maupun penurunan pH Johnson, M.,et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New Jersey:
menunjukkan prognosis yang buruk. b) Kadang –kadang pada darah terdapat SGOT dan LDH yang meninggi.c) Upper Saddle River
Hiponatremi 15.000/mm3 menandakan terdapat infeksi. d)Pada pemeriksaan faktor alergi terdapat IgE yang meninggi pada Linda Jual Carpenito, 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6. Jakarta: EGC
waktu seranggan, dan menurun pada waktu penderita bebas dari serangan. e)Pemeriksaan tes kulit untuk mencari faktor Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius
alergi dengan berbagai alergennya dapat menimbulkan reaksi yang positif pada tipe asma atopik. Mc Closkey, C.J.,et all. 1996.Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River
Ruhyanudin, F. 2007. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Kardio
Vaskuler.Malang : Hak Terbit UMM Press
Saheb, A. 2011. Penyakit Asma. Bandung : CV medika
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima Medika
Diagnosa I : Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan tachipnea, peningkatan Faktor Pencetus
produksi mukus, kekentalan sekresi dan bronchospasme.
•Tujuan dan kriteria hasil :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam, klien mampu :
a.Respiratory status : Ventilation
b.Respiratory status : Airway patency
Faktor Ekstrinsik Campuran Faktor Intrinsik
c.Aspiration Control
•Dengan kriteria hasil :
1)Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan Inhalasi alergen Polusi udara: CO, asap rokok parfume
dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed (debu, serbuk-serbuk Emosional: takut, cemas, stres
lips)
2)Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi dan bulu binatang) Fisik: cuaca dingin perubahan temperature
pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal) Infeksi: parainfluenza virus, pneumonia,
3)Mampu mengidentifikasikan dan mencegah factor yang dapat menghambat jalan nafas
Intervensi :
mycoplasmal
 Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi Iritan: kimia
 Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
 Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
 Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan Reaksi antigen & antibodi

Diagnosa II: Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan penyempitan bronkus.
Tujuan dan kriteria hasil :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam, klien Antigen merangsang IgE di sel mast,
mampu : makaterjadi reaksi antigen-antibody
Respiratory status : Ventilation
Respiratory status : Airway patency
Vital sign Status
Dengan Kriteria Hasil : Proses pelepasan produk-produk selmast (mediator
1) Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan kimiawi): Histamin,Bradikinin, prostaglandin, anafilaksis
dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed
lips)
2) Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi
pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)
3) Tanda Tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, pernafasan) Mempengaruhi otot polos dan kelenjar pada jalan nafas
Intervensi :
1.Airway Management
a.Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
b. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
c. Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
d. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan Edema dinding Kontraksi otot polos Pe↑ produksi mukus
e.Berikan bronkodilator bila perlu
f.Berikan pelembab udara
g.Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
h.Monitor respirasi dan status O2 Obstruksi saluran nafas Spasme otot bronkus Pe↑ sekresi mukus
2.Terapi Oksigen
a.Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea (Bronkospasme)
b.Pertahankan jalan nafas yang paten
c.Atur peralatan oksigenasi MK: Pola nafas tidak efektif
d.Monitor aliran oksigen Dispnea Rangsangan batuk
e.Pertahankan posisi pasien
f.Observasi adanya tanda tanda hipoventilasi
g.Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi
3.Vital sign Monitoring Kelelahan otot intercostae Asma MK: Bersihan jalan nafas
a.Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
b.Catat adanya fluktuasi tekanan darah tidak efektif
c.Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri
d.Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan Tubuh lemah
e.Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas
f.Monitor kualitas dari nadi
g.Monitor frekuensi dan irama pernapasan MK: Intoleransi aktivitas
i.Monitor pola pernapasan abnormal

Anda mungkin juga menyukai