TINJAUAN PUSTAKA
melekat pada tulang yang terdiri atas otot-otot serat lintang yang sifat gerakannya
dapat diatur (volunter) yang secara umum berfungsi sebagai berikut: (1)
mempertahankan sikap tertentu karena adanya kontraksi otot secara lokal yang
memungkinkan kita mengambil sikap berdiri, duduk, jongkok, dan sikap lainnya;
(3) menghasilkan panas karena proses-proses kimia dalam otot yang dapat
dikendalikan oleh saraf pusat dan perifer (Guyton & Hall, 2008).
Otot skeletal atau otot lurik berperan dalam gerakan tubuh dan produksi
panas. Otot dihubungkan oleh tendon ke tulang, jaringan ikat, dan kulit. Otot
tubuh tersusun oleh kelompok sel otot yang terbungkus dalam jaringan fibrus
dinamakan epimisium. Semakin banyak fasikuli yang terdapat dalam otot semakin
terdiri dari kelompok otot leher, punggung, dada, bahu lengan atas, lengan bawah,
pantat, dasar panggul, paha atas, betis, dan kaki (Smeltzer, 2011).
Kontraksi sarkomer disebabkan oleh interaksi antara miosin pada filamen tebal
dan aktin dalam filamen tipis dibantu dengan adanya kalsium. Ketika kadar
kalsium dalam sarkomer menurun maka filamen miosin dan aktin berhenti
9
10
komunikasi antara sel saraf dan sel otot pada motor end plete. Neuron yang
mengatur aktivitas sel otot skelet disebut dengan lower motor neuron. Neuron ini
Ketika istirahat, ATP terikat pada sisi ATPase pada kepala miosin, dengan
untuk memecah ATP dengan cepat dan melepaskan energi. Otot yang sedang
Apabila terdapat ion kaslium yang cukup tinggi, ion kalsium akan terikat pada
subunit TnC dari troponin. Konfigurasi sebagian dari ketiga subunit ini membawa
molekul tropomyosin lebih jauh kedalam untaian ganda aktin, sehingga aktin
ATP-miosin diubah menjadi kompleks yang aktif. ATP dipecah menjadi ADP, Pi,
dan energi yang dilepas. Karena aktin berikatan dengan miosin, pergerakan kepala
miosin akan menarik aktin melewati filamen miosin sehingga filamen tipis akan
rasio asam laktat pada otot meningkat, puncak tegangan otot akan menurun.
11
Asam laktat dapat menghalangi fungsi otot. Asam laktat juga akan
Kelelahan otot yang berlanjut akan menimbulkan nyeri atau sinyal sensorik
yang akan dijalarkan dari otot ke medulla spinalis, yang selanjutnya menimbulkan
reflek umpan balik kontraksi otot. Kontraksi ini akan merangsang reseptor
sensorik yang sama lebih hebat lagi dan menyebabkan medulla spinalis
sehingga sedikit saja iritasi menimbulkan kontraksi yang terus menerus akhirnya
bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat
ringan sampai sangat sakit (Tarwaka, Bakri, & Sudiajeng, 2004). Secara garis
1. Keluhan sementara (reversible), yaitu keluhan otot yang terjadi pada saat otot
menerima beban statis, namun demikian keluhan tersebut akan segera hilang
Walaupun pembebanan kerja telah dihentikan, namun rasa sakit pada otot
bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya keluhan otot
skeletal.
1. Faktor Primer
menahan beban yang berat. Peregangan otot yang berlebihan ini terjadi
13
otot. Apabila hal serupa sering dilakukan, maka dapat mempertinggi risiko
skeletal.
b. Aktivitas Berulang
relaksasi.
Sikap kerja tidak alamiah adalah sikap kerja yang menyebabkan posisi
terangkat, dan sebagainya. Semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusat
gravitasi tubuh, maka semakin tinggi pula risiko terjadinya keluhan otot
skeletal. Sikap kerja tidak alamiah ini pada umumnya karena karakteristik
tuntunan tugas, alat kerja, dan stasiun kerja tidak sesuai dengan
sekitar 30% Back Injuries akibat cara mengangkat menuntut sikap kerja
belakang. Disamping itu alat bantu sering tidak tersedia, atau apabila
14
2. Faktor Sekunder
a. Tekanan
contoh, pada saat tangan harus memegang alat, maka jaringan otot tangan
yang lunak akan menerima tekanan langsung dari pegangan alat, dan
apabila hal ini sering terjadi, dapat menyebabkan rasa nyeri otot yang
menetap.
b. Getaran
penimbunan asam laktat meningkat dan akhirnya timbul rasa nyeri otot.
c. Mikroklimat
Demikian juga dengan paparan udara yang panas. Beda suhu lingkungan
yang ada dalam tubuh akan termanfaatkan oleh tubuh untuk beradaptasi
pasokan energi yang cukup, maka akan terjadi kekurangan suplai energi ke
3. Faktor Kombinasi
Risiko terjadinya keluhan otot skeletal akan semakin meningkat apabila dalam
beberapa ahli menjelaskan bahwa faktor individu seperti umur, jenis kelamin,
kebiasaan merokok, aktivitas fisik, kekuatan fisik, dan ukuran tubuh juga dapat
menjadi penyebab terjadinya keluhan otot skeletal (Tarwaka, Bakri, & Sudiajeng,
2004).
1. Umur
Chaffin (1979) dan Gue, et al (1995) dalam Tarwaka, Bakri, & Sudiajeng,
dirasakan pada usia kerja, yaitu 25-65 tahun. Keluhan pertama biasanya
dirasakan pada umur 35 tahun dan tingkat keluhan akan terus meningkat
sejalan dengan bertambahnya umur. Hal ini terjadi karena pada umur setengah
baya, kekuatan dan ketahanan otot mulai menurun sehingga risiko terjadinya
Bakri, & Sudiajeng, (2004) telah melakukan studi tentang kekuatan statik otot
untuk pria dan wanita dengan usia antara 20 sampai dengan di atas 60 tahun.
16
Penelitian difokuskan untuk otot lengan, punggung, dan kaki. Hasil penelitian
menunjukan bahwa kekuatan otot maksimal terjadi pada saat umur antara 20-
umur. Pada saat umur mencapai 60 tahun, rerata kekuatan otot menurun
sampai 20%. Pada saat kekuatan otot mulai menurun maka risiko terjadinya
sangat kuat dengan keluhan otot, terutama untuk otot leher dan bahu, bahkan
2. Jenis Kelamin
Walaupun masih ada perbedaan pendapat dari beberapa ahli tentang pengaruh
jenis kelamin terhadap risiko keluhan otot skeletal, namun beberapa hasil
mempengaruhi tingkat risiko keluhan otot. Hal ini terjadi karena secara
Astrand & Rodahl (1997) dalam Tarwaka, Bakri, & Sudiajeng, (2004)
menjelaskan bahwa kekuatan otot wanita hanya sekitar dua pertiga dari
kekuatan otot pria, sehingga daya tahan otot pria pun lebih tinggi
Tarwaka, Bakri, & Sudiajeng, (2004) menunjukan bahwa rerata kekuatan otot
wanita kurang lebih hanya 60% dari kekuatan otot pria, khususnya untuk otot
lengan, punggung dan kaki. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian Chiang, et
17
(1994) dalam Tarwaka, Bakri, & Sudiajeng, (2004) yang menyatakan bahwa
perbandingan keluhan otot antara pria dan wanita adalah 1:3. Dari uraian
beban tugas.
3. Kebiasaan Merokok
terhadap risiko keluhan otot juga masih diperdebatkan dengan para ahli,
meningkatnya keluhan otot sangat erat hubungannya dengan lama dan tingkat
tugas yang menuntut pengerahan tenaga, maka akan mudah lelah karena
terjadi tumpukan asam laktat dan akhirnya timbul rasa nyeri otot.
18
Penelitian yang dilakukan Arini (2009) pada tukang angkut barang di Stasiun
Jatinegara Jakarta dan penelitian yang dilakukan Soleha (2009) pada operator
4. Kesegaran Jasmani
Pada umumnya, keluhan otot lebih jarang ditemukan pada seseorang yang
waktu yang cukup untuk istirahat, hampir dapat dipastikan akan terjadi
keluhan otot. Tingkat keluhan otot juga sangat dipengaruhi oleh tingkat
kesegaran tubuh. Laporan NIOSH yang dikutip dari hasil penelitian Cady, et
untuk tingkat kesegaran tubuh yang rendah, maka risiko terjadinya keluhan
adalah 7,1%, tingkat kesegaran tubuh sedang adalah 3,2% dan tingkat
kesegaran tubuh tinggi adalah 0,8%. Hal ini juga diperkuat dengan laporan
mempunyai risiko yang sangat kecil terhadap risiko cedera otot. Dari uraian
tersebut dapat digaris bawahi bahwa, tingkat kesegaran tubuh yang rendah
5. Kekuatan Fisik
Sama halnya dengan beberapa faktor lainnya, hubungan antara kekuatan fisik
dengan risiko keluhan otot skeletal juga masih diperdebatkan. Beberapa hasil
lainnya menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara kekuatan fisik dengan
keluhan otot skeletal. Chaffin & Park (1973) dalam Tarwaka, Bakri, &
tugas yang menuntut kekuatan melebihi batas kekuatan otot pekerja. Bagi
pekerja yang kekuatan ototnya rendah, risiko terjadinya keluhan tiga kali lipat
dalam Tarwaka, Bakri, & Sudiajeng, (2004) menemukan bahwa pekerja yang
Terlepas dari perbedaan kedua hasil penelitian tersebut di atas, secara fisiologi
ada yang dilahirkan dengan struktur otot yang mempunyai kekuatan fisik lebih
otot, jelas yang mempunyai kekuatan rendah akan lebih rentan terhadap risiko
pengerahan tenaga, maka faktor kekuatan fisik kurang relevan terhadap risiko
Walaupun pengaruhnya relatif kecil, berat badan, tinggi badan, dan massa
menyatakan bahwa wanita yang gemuk mempunyai risiko dua kali lipat
dibandingkan wanita kurus. Hal ini diperkuat oleh Werner, et al (1994) dalam
Tarwaka, Bakri, & Sudiajeng, (2004) yang menyatakan bahwa bagi pasien
yang gemuk (obesitas dengan Indeks Masa Tubuh/IMT > 25,0) mempunyai
risiko 2,5% lebih tinggi dibandingkan dengan yang kurus (IMT < 18,5),
khususnya untuk otot kaki. Temuan lain menyatakan bahwa pada tubuh yang
tinggi umumnya sering menderita keluhan sakit punggung, tetapi tubuh tinggi
pergelangan tangan.
Tabel 1. Kategori Ambang Batas Indeks Masa Tubuh (IMT) untuk Indonesia.
Apabila dicermati, keluhan otot skeletal yang terkait dengan ukuran tubuh
menerima beban, baik beban berat tubuh maupun beban tambahan lainnya.
Sebagai contoh, tubuh yang tinggi pada umumnya mempunyai bentuk tulang
yang langsing sehingga secara biomekanik rentan terhadap beban tekan dan
21
rentan terhadap tekukan, oleh karena itu mempunyai risiko yang lebih tinggi
2004).
Map. Kuesioner ini sudah cukup terstandarisasi dan tersusun rapi. Kuesioner ini
dikembangkan oleh Kuorinka pada tahun 1987 dan dimodifikasi oleh Dickinson
tahun 1992. Kuesioner ini terdiri dari 2 bagian yaitu bagian umum dan terperinci.
Bagian umum merupakan gambar dari tubuh dilihat dari belakang yang dibagi
tanda ada tidaknya gangguan pada area tersebut. Suatu bagian yang spesifik dalam
daftar pertanyaan Nordic Body Map terpusat pada area tubuh dimana gangguan
bagian area tubuh tersebut paling umum dijumpai seperti leher dan punggung
(Kroemer, 2009).
2.3 Mesuunan
Kata mesuunan memiliki arti yang sama dengan menjunjung dalam bahasa
faktor budaya, dimana wanita Bali diharuskan bisa nyuun banten atau sesaji dan
dan leher. Namun, bagi para wanita yang baru belajar ataupun mesuunan dengan
beban yang sangat berat maka mereka akan mesuunan sembari memegang benda
22
tersebut dengan dua ataupun satu tangan di bagian sampingnya sebagai pengatur
benda yang disuun dengan cara seperti itu adalah segala jenis benda atau material.
Asia Tenggara, India, Bangladesh, Pakistan, dan kawasan Asia lainnya. Cara itu
mungkin paling baik. Hal itu dilandasi tinjauan biomekanik; karena berat benda
yang diangkut dibagi rata ke bawah melalui tulang kepala lalu ke tulang leher.
Akan berbeda bila menggendong objek, apalagi terlalu ke bawah, maka berat
benda akan berada di luar titik pusat gravitasi tubuh. Demikian pula kalau objek di
samping tubuh maka titik berat objek di luar titik pusat gravitasi tubuh. Untuk itu
akan dibutuhkan tenaga yang lebih besar untuk mengangkutnya. Dalam suatu
studi di India oleh Atreya dan Ray (1997) dalam Ramdhayani (2010), pada
wanita India yang mengangkut air dengan gentong di atas kepala paling efesien
muskuloskeletal. Mesuunan dalam jangka waktu lama dapat menekan otot leher,
punggung dan kaki. Pada studi pendahuluan di Pasar Badung terdapat sepuluh
tukang suun menunjukan beban rata-rata yang disuun bervariasi dari 50 kg sampai
(2005) batasan angkat maksimum untuk wanita dewasa apabila dilakukan dengan
cara menjunjung beban adalah 15 sampai 20 kg atau tidak lebih dari 30% sampai
40% berat badan. Dengan beban mesuunan yang melebihi batas angkat
punggung, lutut, dan kaki. Batasan angkat yang dipakai sebagai batasan angkat
(Hutagalung, 2009).
mesuunan antara lain: (1) berat beban mesuunan yang berlebih; (2) distribusi
beban/isi dari keranjang suunan yang tidak rata; (3) mesuunan dalam waktu yang
lama dan sering; (4) mengangkat keranjang suunan dengan teknik yang salah.
perhitungan batasan angkat, dan bahan keranjang. Dari semua aspek tersebut,
diameter 32 cm, berat 1,01 kg, dan volume 25.722.88cm3. Dengan ukuran volume
ini, keranjang hanya mampu memuat beban angkat maksimum sebesar 28 kg. Hal
Gambar 1. Tukang Suun Melakukan hidup dari sektor industri dan jasa.
Aktivitas Mesuunan
(Sumber: Sara, 2011)
Fenomena yang terjadi bahwa
masyarakat di kota hanya sebagian kecil saja yang terserap pada bidang industri
seperti bekerja di perusahaan sektor modern sebagai pekerja formal. Namun, bagi
yang berada di luar pasar tenaga kerja yang terorganisasi. Dalam kegiatannya,
sektor informal mempunyai ciri padat karya, tingkat produktivitas rendah, tingkat
pendidikan rendah, pekerja keluarga, mudah keluar masuk usaha dan merupakan
25
usaha sendiri. Pekerja dalam sektor informal kebanyakan berasal dari lapisan
masyarakat bawah dan mereka hidup di kota. Mereka dipandang sebagai pekerja
2011).
Tukang suun yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu jenis
pekerjaan dalam sektor informal yang banyak dilakukan oleh perempuan yang
sebagai pekerja keluarga serta mudah keluar masuk usaha dengan melakukan
aktivitas berupa menjual jasa kepada orang lain, dengan membawa barang orang
Muskuloskeletal
Semakin berat beban mesuunan otot leher dan punggung akan menerima
beban statis. Beban yang statis akan menekan aliran darah dan persyarafan yang
melayani otot leher dan punggung. Apabila hal tersebut berlangsung dalam waktu
tubuh. Apabila hal ini berlangsung dalam waktu yang cukup lama akan terjadi
Beban statis oleh karena kontraksi otot yang konstan menyebabkan otot
tidak mendapatkan waktu istirahat yang penuh seperti pada beban kerja dinamis.
kerja statis. Kelelahan otot merupakan melambatnya kontraksi dan relaksasi otot,
relaksasi yang meningkat secara dramatis. Perubahan tersebut akan memaksa otot
untuk menghasilkan gaya yang lebih besar dengan frekuensi yang rendah untuk
memelihara gaya yang tetap. Mekanisme timbal balik diatur oleh CNS yang