Perancangan
Sistem Kerja dan
Ergonomi
Biomekanika Kerja
04
Teknik Teknik Industri 190541004 Annisa Maharani Suyono, S.T., M.M
Abstract Kompetensi
Modul 4 ini menjelaskan tentang Mahasiswa diharapkan dapat
konsep biomekanika kerja, menerangkan sistem otot dan rangka,
bagaimana sistem otot dan rangka konsep biomekanika kerja serta
dan bagaimana pengukuran beban konsep pengukuran beban dan postur
dan postur saat bekerja kerja
Pengertian Biomekanika Kerja
Menurut Chaffin dan Anderson tubuh manusia terdiri dari enam link, yaitu:
1. Link lengan bawah yang dibatasi oleh joint telapak tangan dan siku.
2. Link lengan atas yang dibatasi oleh joint siku dan bahu.
3. Link punggung yang dibatasi oleh joint bahu dan pinggul.
4. Link paha yang dibatasi oleh joint pinggul dan lutut.
Gambar 1. Tubuh sebagai sistem enam link dan joint (Chaffin, 1991)
Seperti yang disebutkan di atas bahwa manusia dapat disamakan dengan segmen benda jamak
maka panjang setiap link dapat diukur berdasarkan persentase tertentu dari tinggi badan,
sedangkan beratnya berdasarkan persentase dari berat badan. Penentuan letak pusat massa
tiap link didasarkan pada persentase standar yang ada. Panjang setiap link tiap segmen
berotasi di sekitar sambungan dan mekanika terjadi mengikuti hukum newton.
Prinsip-prinsip ini digunakan untuk menyatakan gaya mekanik pada tubuh dan gaya otot yang
diperlukan untuk mengimbangi gaya-gaya yang terjadi. Secara umum pokok bahasan dari
biomekanika adalah untuk mempelajari interaksi fisik antara pekerja dengan mesin, material
dan peralatan dengan tujuan untuk meminimumkan keluhan pada sistem kerangka otot agar
produktivitas kerja dapat meningkat. Menghindari keluhan pada sistem kerangka otot dapat
ditanggulangi dengan perancangan sistem kerja seperti alat kerja atau postur kerja yang
ergonomis seperti yang telah disebutkan di atas atau melakukan pengendalian administratif
(pemilihan personel yang tepat, pelatihan tentang teknik-teknik penanganan material).
Misalnya pada gerakan jalan yang terpenting adalah keseimbangan. Gerakan ini akan
memperlihatkan bagaimana kedua kaki saling menyeimbangkan berat tubuh dalam
2. Kelelahan Kerja
Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan
lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat. Istilah kelelahan biasanya
menunjukkan kondisi yang berbeda-beda dari setiap individu, tetapi semuanya bermuara
kepada kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh
(Suma’mur,1996).
Terdapat dua jenis kelelahan, yaitu kelelahan otot dan kelelahan umum. Kelelahan otot
merupakan tremor pada otot atau perasaan nyeri pada otot, sedangkan kelelahan umum
ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja yang disebabkan oleh monotoni
(pekerjaan yang monoton), intensitas dan lamanya kerja fisik, keadaan lingkungan, kondisi
mental dan psikologis, status kesehatan, dan gizi. Pengaruh-pengaruh tersebut terakumulasi
di dalam tubuh manusia dan menimbulkan perasaan lelah yang dapat menyebabkan seseorang
berhenti bekerja (beraktivitas). Kelelahan dapat diatasi dengan beristirahat untuk
menyegarkan tubuh. Apabila kelelahan tidak segera diatasi dan pekerja dipaksa untuk terus
bekerja, maka kelelahan akan semakin parah dan dapat mengurangi produktivitas pekerja.
Adanya postur tubuh canggung saat bekerja, dapat mengakibatkan cepatnya terjadi kelelahan
otot. Bekerja dengan postur canggung meningkatkan jumlah energi yang dibutuhkan untuk
bekerja, karena kekuatan otot menjadi berkurang, padahal otot diharuskan untuk
menghasilkan kekuatan yang sama dengan postur netral (posisi dimana otot paling kuat). Hal
tersebut menyebabkan otot bekerja lebih keras dan membutuhkan lebih banyak energi,
sehingga kelelahan otot terjadi lebih cepat. Sikap kerja yang salah (canggung) juga akan
menambah risiko cidera pada bagian muskuloskeletal (Bridger, 1995).
3. MUSCULOSKELETAL DISORDERS
Musculoskeletal Disorders atau disingkat MSDs adalah cidera atau gangguan pada jaringan
lunak (seperti otot, tendon, ligamen, sendi, dan tulang rawan) dan sistem saraf dimana cidera
atau gangguan ini dapat mempengaruhi hampir semua jaringan termasuk dan sarung tendon
(OSHA, 2000). Terdapat perbedaan istilah MSDs pada beberapa negara. MSDs di Amerika
lebih dikenal Cumulative Trauma Disorders (CTD), di Inggris dan Australia disebut
Repetitive Strain Injry (RSI), dan di Jepang dikenal dengan Occupational Cervicobrachial
Disorders (OCD).
Penyakit MSDs ini diterjemahkan sebagai kerusakan trauma kumulatif. Penyakit ini terjadi
akbat proses penumpukan cidera atau kerusakan kecil pada sistem muskuloskeletal akibat
trauma berulang yang setiap kalinya tidak dapat sembuh sempurna, sehingga membentuk
kerusakan cukup besar untuk menimbulkan rasa sakit (Humantech, 1995). Gangguan pada
sistem muskuloskeletal ini hampir tidak pernah terjadi langsung, tetapi lebih merupakan suatu
akumulasi dari benturan-benturan kecil maupun besar, terjadi terus menerus dan dalam waktu
yang relatif lama, dapat dalam hitungan hari, bulan atau tahun, tergantung dari berat
ringannya trauma, sehingga akan terbentuk cidera yang cukup besar yang diekspresikan
sebagai rasa sakit atau kesemutan, nyeri tekan, pembengkakan dan gerakan yang terhambat
atau kelemahan pada jaringan anggota tubuh yang terkena trauma.
RUMUS RWL
RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
LIFTING INDEX
Penilaian aman atau tidaknya suatu aktivitas pengangkatan didasarkan atas Lifting Index (Li)
Rumus :
LI = BOBOT BEBAN AKTUAL/ min (RWL awal, RWL akhir)
Contoh Soal
Problem Statement: Analyze the following work task. A worker lifts 15 kg boxes from the
conveyor to the cart, five times an minute for two-hours. Fair coupling
Diketahui:
H = 30cm
V1 = 35cm (Kondisi jarak awal V sebelum barang dipindahkan)
V2= 75cm (Kondisi jarak akkhir V setelah barang dipindahkan)
Penyelesaian:
RWL AWAL
RWL = 23 Kg HM VM DM AM FM CM
HM = 25/30 = 0,83
VM = (1-0,003 ) = 0,88
RWL AKHIR
RWL = 23 Kg HM VM DM AM FM CM
HM = 25/30 = 0,83
VM = (1-0,003 )=1
maka:
LI = BOBOT BEBAN AKTUAL/ min (RWL awal, RWL akhir)
LI = 15 / min (8,905; 10,65)
LI = 15 / 8,905
REFERENSI
Buckup, K. (2008). Clinical Test for the Musculoskeletal System. Clinical Sciences.
Chaffin, D.W., Andersson, G.B., Martin, B.J. (1999). Occupational Biomechanics, Canada;
John Wiley & Sons.
Iridiastadi, H. dan Yassierli. 2014. Ergonomi Suatu Pengantar. Penerbit Rosda.
Sutalaksana, Iftikar. 2006. Teknik Perancangan Sistem Kerja. Penerbit Institut Teknologi
Bandung
Sutalaksana, I. Z., Anggawisastra, R., Tjakraatmadja, J. H. (2006). Teknik Tata Cara Kerja,
Jurusan Teknik Industri ITB, Bandung.
Yanto dan Ngaliman, B. (2017). ERGONOMI- Dasar-dasar Studi Waktu & Gerakan untuk
Analisis & Perbaikan Sistem Kerja. Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Yassierli. Pratama, G. B., Pujiarti, D.A., Yamin, P. A. R. (2020). Ergonomi Industri. Penerbit
PT Remaja Rosdakarya, Bandung.