DisusunOleh :
Kelas :A
2020
KATA PENGANTAR
Pertama-tama rasa syukur tiada henti-hentinya diucapkan kehadirat Tuhan YME, karena
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “sistem
Otot manusia ” untuk memenuhi mata kuliah anatomi fisiologi manusia.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik, saran dan bimbingan lebih lanjut untuk kesempurnaan penulisan
ini. Semoga penulisan ini bermanfaat bagi semua orang yang membaca.
KATA PENGANTAR II
DAFTAR ISI III
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalaah 2
1.3 Tujuan penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Pengertian Sistem otot 3
2.2 Ciri Otot Manusia
2.3 Jenis Sistem otot pada Manusia 3
2.4 Fungsi sistem Otot pada Manusia 6
2.5 Fisiologi Sistem Otot
2.6 sumber energi otot Manusia
2.7 Bagian-Bagian Sistem Otot dan Fisiologinya
2.8 gangguan pada sistem otot Manusia
BAB III PENUTUP 15
3.1 Kesimpulan 15
3.2 Saran 15
DAFTAR PUSTAKA 16
BAB I
PENDAHULUAN
Gerak manusia dihasilkan oleh kontraksi otot yang menghasilkan gaya untuk
menggerakkan anggota badan. Pada gerak sadar, sinyal perintah dari pusat sistem syaraf
ditransmisikan melalui syaraf tulang belakang (spinal cord) lalu ke otot untuk menghasilkan
gaya. Otot berfungsi dengan normal jika antara sistem syaraf, spinal cord, dan otot terhubung
secara utuh dan bekerja dengan baik. Kerusakan pada sistem syaraf yang diakibatkan penyakit
yang menyerang syaraf tulang belakang (spinal cord injury, SCI) akan mengganggu sinyal
perintah mencapai otot. Otot adalah sebuah jaringan konektif yang tugas utamanya adalah
berkontraksi yang berfungsi untuk menggerakan bagian-bagian tubuh baik yang di sadari
maupun yang tidak.
Sekitar 40% berat dari tubuh kita adalah otot. Tubuh manusia memiliki lebih dari 600
otot rangka. Otot memiliki sel-sel yang tipis dan panjang. Otot bekerja dengan cara mengubah
lemak dan glukosa menjadi gerakan dan energi panas. Otot rangka melekat pada tulang secara
langsung ataupun dengan bantuan tendon. Otot bekerja berpasangan satu berkontraksi dan
lawannya relaksasi sehingga otot bisa menggerakan berbagai bagian dari tubuh manusia seperti
lutut yang bisa dibengkokan maupun di luruskan. Otot manusia merupakan suatu alat yang
penting untuk menunjang pergerakan atau selama aktifitas. Pergerakan otot sadar diawali
dengan adanya sebuah sinyal dari syaraf motorik (gerak) yang memerintahkan agar otot ini
bergerak sesuai dengan batasan kemampuan geraknya. Tanggapan atau reaksi otot ini
sepenuhnya tergantung pada kondisi otot itu sendiri. Sehingga apabila kondisi otot tersebut
terganggu, maka pergerakan yang terjadi akibat kontraksi otot tersebut akan berjalan lambat dan
tidak maksimal.
PEMBAHASAN
Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fungsi seperti untuk alat gerak,
menyimpan glikogen dan menentukan postur tubuh. Terdiri atas otot polos, otot jantung dan otot
rangka. Otot merupakan alat gerak aktif yang mampu menggerakkan tulang, kulit dan rambut
setelah mendapat rangsangan. Semua sel-sel otot mempunyai kekhususan yaitu untuk
berkontraksi.
Sekitar 40% sampai dengan 50% berat dari tubuh kita adalah otot. Tubuh manusia
memiliki lebih dari 600 otot rangka mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki yang berfungsi
untuk menggerakan seluruh tubuh kita. Otot memiliki sel-sel yang tipis dan panjang. Otot
bekerja dengan cara mengubah lemak dan glukosa menjadi gerakan dan energi panas. Sebagian
besar otot-otot tersebut dilekatkan pada tulang-tulang kerangka tubuh oleh tendon, dan sebagian
kecil ada yang melekat di bawah permukaan kulit.
Pergerakan. Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat dan
bergerak dalam bagian organ internal tubuh. Penopang tubuh dan mempertahankan postur. Otot
menopang rangka dan mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi berdiri atau saat duduk
terhadap gaya gravitasi.Produksi panas. Kontraksi otot-otot secara metabolis menghasilkan
panas untuk mepertahankan suhu tubuh normal.
Jaringan otot berasal dari lapisan mesoderm dari sel germinal embrio dalam proses yang
dikenal sebagai myogenesis. Ada tiga jenis otot, tulang atau bertingkat, jantung, dan halus. Aksi
otot dapat diklasifikasikan sebagai baik sukarela atau paksa. Jantung dan halus otot kontrak
tanpa pikiran sadar dan disebut paksa, sedangkan otot rangka kontrak atas perintah. Otot rangka
pada gilirannya dapat dibagi menjadi serat berkedut cepat dan lambat.
Otot lurik mempunyai serabut kontraktil yang memantulkan cahaya berselang-seling gelap
(anisotrop) dan terang (isotrop). Sel atau serabut otot lurik berbentuk silindris atau serabut
panjang. Setiap sel mempunyai banyak inti dan terletak di bagian tepi sarkoplasma. Otot lurik
bekerja di bawah kehendak (otot sadar) sehingga disebut otot volunterdan selnya dilengkapi
serabut saraf dari sistem saraf pusat. Kontraksi otot lurik cepat tetapi tidak teratur dan mudah
lelah. Otot lurik disebut juga otot rangka karena biasanya melekat pada rangka tubuh, misalnya
pada bisep dan trisep. Selain itu juga terdapat di lidah, bibir, kelopak mata, dan diafragma. Otot
lurik berfungsi sebagai alat gerak aktif karena dapat berkontraksi secara cepat dan kuat sehingga
dapat menggerakkan tulang dan tubuh.
Peranan otot (muscle) yang utama ialah sebagai penggerak alat tubuh lain. Hal ini
disebabkan oleh sifat otot yang mampu berkontraksi, sedangkan kontraksi dapat berlangsung
bila ada rangsangan (stimulus) baik oleh pengaruh saraf atau oleh pengaruh lain. Kontraksi
dapat terjadi karena adanya energi kimia berupa ATP yang terbentuk pada sel otot. Kontraksi
terjadi sangat dipengaruhi oleh 2 jenis protein yaitu aktin dan myosin. Interaksi dari 2 protein
tersebut menyebabkan terjadinya kontraksi pada otot. Gabungan otot berbentuk kumparan dan
terdiri dari :
Fascia, adalah jaringan yang membungkus dan mengikat jaringan lunak. Fungsi fascia
yaitu mengelilingi otot, menyedikan tempat tambahan otot, memungkinkan struktur
bergerak satu sama lain dan menyediakan tempat peredaran darah dan saraf.
Ventrikel (empal), merupakan bagian tengah yang mengembung.
Tendon (urat otot), yaitu kedua ujung yang mengecil, tersusun dari jaringan ikat dan
besrifat liat. Berdasarkan cara melekatnya pada tulang, tendon dibedakan sebagai
berikut.
1. Origo, merupakan tendon yang melekat pada tulang yang tidak berubah
kedudukannya ketika otot berkontraksi.
2. Inersio. Merupakan tendon yang melekat pada tulang yang bergerak ketika otot
berkontraksi.
Sumber energi utama untuk gerakan (kontraksi) otot yaitu adenosin tri fosfat (ATP). Akan
tetapi, jumlah yang tersedia hanya dapat digunakan untuk kontraksi dalam waktu beberapa detik
saja. Otot vertebrata mengandung lebih banyak cadangan energi fosfat yang tinggi berupa
kreatin fosfat sehingga akan dibebaskan sejumlah energi yang segera dipakai untuk membentuk
ATP dari ADP. ATP dihasilkan dari proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat dan lemak.
Terjadinya kontraksi otot sebagai akibat adanya interaksi antara protein otot aktin dan miosin
yang membutuhkan ATP melalui bantuan enzim yang dikenal sebagai enzim ATP-ase. Sumber
energi lainnya pada otot, yaitu fosfokreatin. Fosfokreatin ini adalah suatu bentuk persenyawaan
fosfat berenergi tinggi yang terdapat pada otot dalam konsentrasi yang tinggi. Fosfokreatin tidak
dapat digunakan secara langsung sebagai sumber energi, tetapi dapat memberikan energinya
kepada ADP.
Banyaknya fosfokreatin yang terdapat pada otot lurik, lebih dari lima kali jumlah ATP.
Proses terpecahkan ATP dan fosfokreatin untuk menghasilkan energi tidak membutuhkan
oksigen bebas (respirasi anaerob). Oleh karena itu, disebut proses anaerob. Apabila otot
melakukan kontraksi secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama maka otot akan
mengalami kelelahan. Hal tersebut terjadi sebagai akibat turunnya kandungan konsentrasi ATP
dan fosfokreatin. Sebaliknya, pada saat ini justru akan terjadi kenaikan konsentrasi ADP, AMP,
dan asam laktat. Sumber lain untuk menghasilkan energi, yaitu dengan cara mengubah glikogen
menjadi glukosa (proses glikolisis). Proses glikolisis terjadi di sitoplasma sel otot (sarkoplasma)
yang membutuhkan enzim-enzim sebagai katalisator reaksi. Proses ini terjadi cepat namun hasil
ATP-nya sedikit. Proses ini dapat terjadi dalam kondisi aerob (ada oksigen) atau dalam kondisi
anaerob (tanpa ada oksigen).
Normalnya asam piruvat yang dihasilkan oleh reaksi glikolisis akan memasuki
mitokondria untuk menjalani proses selanjutnya yang disebut fosforilasi oksidatif. Bila tidak
tersedia cukup oksigen maka jalur anaerobiklah yang akan dominan, asam piruvat tidak masuk
ke mitokondria tetapi dimetabolisme menjadi asam laktat. Biasanya persediaan kreatin fosfat di
otot sangat sedikit. Persediaan ini harus segera dipenuhi lagi dengan cara oksidasi karbohidrat.
Cadangan karbohidrat di dalam otot adalah glikogen. Glikogen dapat diubah dengan segera
menjadi glukosa-6-fospat. Perubahan tersebut merupakan tahapan pertama dari proses respirasi
sel yang berlangsung dalam mitokondria yang menghasilkan ATP. Glikogen adalah senyawa
yang tidak larut. Oleh karena itu, harus dilarutkan dahulu menjadi laktasidogen. Laktasidogen
ini diubah menjadi glukosa dan asam laktat. Glukosa yang dihasilkan dioksidasi menjadi CO2,
H2O, dan energi. Energi yang dibebaskan selanjutnya digunakan untuk membentuk ATP dan
fosfokreatin. Proses ini terjadi pada saat otot berelaksasi, dan membutuhkan oksigen bebas
(respirasi aerob). Oleh karena itu, proses relaksasi disebut fase aerob. Penimbunan asam laktat
yang terlalu banyak di dalam otot, dapat menyebabkan kelelahan. Asam laktat yang berlebihan
tersebut akan dioksidasi oleh oksigen, apabila terlalu banyak dibutuhkan oksigen untuk
mengoksidasi asam laktat dapat menyebabkan gangguan pada pernafasan (nafas tersengal-
sengal).
2. Otot-otot tungkai
Gluteus maksimus, gluteus medius, dan gluteus minimus adalah otot-otot dari bokong.
Otot-otot tersebut semua timbul dari permukaan sebelah luar ilium, sebagian gluteus maksimus
timbul dari sebelah belakang sacrum. Aksi utama otot-otot tersebut adalah mempertahankan
posisi gerak tubuh, memperpanjang persendian panggul pada saat berlari, mendaki, dan saat
menaiki tangga, dalam mengangkat tubuh dari posisi duduk atau membungkuk, gerakan abduksi
dan rotasi lateral dari paha.
3. Otot Leher
Otot bagian leher dibagi menjadi tiga bagian:
1. Muskulus platisma yang terdapat di bawah kulit dan wajah. Otot ini menuju ke tulang
selangka dan iga kedua. Fungsinya menarik sudut-sudut mulut ke bawah dan melebarkan
mulut seperti sewaktu mengekspresikan perasaan sedih dan takut, juga untuk menarik
kulit leher ke atas.
2. Muskulus sternokleidomastoideus terdapat pada permukaan lateral proc.mastoidebus
ossis temporalis dan setengah lateral linea nuchalis superior. Fungsinya memiringkan
kepala ke satu sisi, misalnya ke lateral (samping), fleksi dan rotasi leher, sehingga
wajah menghadap ke atas pada sisi yang lain; kontraksi kedua sisi menyebabkan fleksi
leher. Otot ini bekerja saat kepala akan ditarik ke samping. Akan tetapi, jika otot
muskulus platisma dan sternokleidomastoideus sama-sama bekerja maka reaksinya
adalah wajah akan menengadah.
3. Muskulus longisimus kapitis, terdiri dari splenius dan semispinalis kapitis. Fungsinya
adalah laterofleksi dan eksorositas kepala dan leher ke sisi yang sama.
4. Otot Bahu
Otot bahu hanya meliputi sebuah sendi saja dan membungkus tulang pangkal lengan dan
scapula.
Muskulus deltoid (otot segi tiga), otot ini membentuk lengkung bahu dan berpangkal di
bagian lateral clavicula (ujung bahu), scapula, dan tulang pangkal lengan. Fungsi dari otot
ini adalah mengangkat lengan sampai mendatar.
Muskulus subkapularis (otot depan scapula). Otot ini dimulai dari bagian depan scapula,
menuju tulang pangkal lengan. Fungsi dari otot ini adalah menengahkan dan memutar
humerus (tulang lengan atas) ke dalam.
Muskulus supraspinatus (otot atas scapula). Otot ini berpangkal di lekuk sebelah atas menuju
ke tulang pangkal lengan. Fungsi otot ini adalah untuk mengangkat lengan.
Muskulus infraspinatus (otot bawah scapula). Otot ini berpangkal di lekuk sebelah bawah
scapula dan menuju ke tulang pangkal lengan. Fungsinya memutar lengan keluar.
Muskulus teres mayor (otot lengan bulat besar). Otot ini berpangkal di siku bawah scapula
dan menuju tulang pangkal lengan. Fungsinya bisa memutar lengan ke dalam.
Muskulus teres minor (otot lengan bulat kecil). Otot ini berpangkal di siku sebelah luar
scapula dan menuju tulang pangkal lengan. Fungsinya memutar lengan ke luar.
Banyaknya otot pada tubuh manusia membuat kita dapat membayangkan betapa
bahayanya jika terjadi kelainan otot hingga kelumpuhan otot pada fungsi-fungsi sistem yang
membutuhkan kerja otot. Beberapa kelainan yang sering terjadi pada otot antara lain :
1. Tetanus
Tetanus merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kram dan kaku otot. Tetanus terjadi
akibat infeksi dari bakteri Clostridium Tetani yang masuk melalui kulit yang mengalami
luka. Akibat dari infeksi tersebut akan menghasilkan racun yang menyerang saraf.
Akibatnya fungsi saraf dalam mengontrol otot akan terganggu. Gejala yang paling sering
terjadi adalah kaku rahang. Pasien akan ditangani dengan antibiotik, relaksan otot, dan anti
toksin. Namun jika pernah melakukan vaksin tetanus, maka diberikan imunoglobulin.
Spasme otot biasa disebut kram atau nyeri otot, yang terjadi akibat kerja otot yang
berlebihan atau kontraksi yang terlalu kuat. Serangan spasme biasa sering terjadi pada otot
betis secara tiba-tiba dan terasa berkedut. Penanganannya dengan mengistrahatkan otot
yang bermasalah, melakukan pemijatan,dapat juga dengan penggunaan obat atau salep
yang dapat merelaksasikan otot.
3. Atrofi otot
Atrofi otot merupakan kelainan otot pada manusia dimana otot mengalami penyusutan
bentuk dan volume sel. Atrofi terjadi akibat adanya kerusakan pada otot itu sendiri atau
pada saraf yang mengontrol otot tersebut. Penyebab lain adalah otot yang sudah lama tidak
bekerja (biasanya pada orang yang lama terbaring sakit). Orang yang mengalami atrofi
tampak jelas kehilangan massa otot, serta tampak lemah untuk beraktivitas. Penanganan
dilakukan berdasarkan penyebab, melakukan olah raga disertai fisioterapi, mengkonsumsi
makanan bernutrisi.
4. Hipertrofi otot
Hipertrofi otot terjadi umumnya pada atlet binaraga dan kebugaran. Mungkin orang
menganggap ini hal biasa, namun ini adalah sebua kelainan otot yang berupa meningkatnya
massa otot. Hal ini terjadi atas faktor nutrisi, usia dan latihan.
5. Miastenia gravis
Myastenia gravis termasuk salah satu kelainan otot dimana saraf tidak dapat mempengaruhi
kerja otot. Penyebab myastenia gravis adalah autoimun. Hal ini dapat terjadi pada semua
usia, namun lebih sering terkena pada usia diatas 40 tahun. Gejala yang terjadi berupa otot
yang terasa lemah dan lelah tanpa disertai rasa nyeri. Otot yang terserang dapat dari otot-
otot kecil seprti otot wajah dan pernapasan. Penanganan dengan penggunaan obat
antikolinesterase untu mengembalikan kekuatan otot, dan pemberian imunosupresan
untuuk menghambat efek autoimun.
6. Hernia abdominalis
Hernia abdominalis adalah kelainan otot pada manusia yang mengenai otot perut. Dimana
dinding otot perut mengalami kelemahan sehingga perut tampak menonjol. Hal ini
disebabkan karena dinding perut tidak kuat menahan isi perut.
7. Serebral palsi
Serebral palsi merupakan kelainan otot yang terjadi tidak mampunya otot untuk melakukan
gerakan atau keterampilan motorik. Serebral palsi biasa terjadi berupa bawaan. Hal ini
dikarenakan adanya kelainan pada otak. Diduga kelainan terjadi saat anak dalam
kandungan dan terjadi gangguan pada proses perkembangan. Namun penyebab pastinya
belum diketahui. Terapi yang dapat dilakukan berupa terapi gelombang otak dan
pembedahan, namun hal ini masih sangat jarang.
8. Rhabdomyolysis
9. Fibromyalgia
Fibromyalgia merupakan kelainan otot yang berupa rasa nyeri diseluruh tubuh. Hal ini
dapat menyerang segala usia, namun tersering pada usia diatas 30 tahun. Gejala yang dapat
dirasakan adalah mudah merasa nyeri, otot-otot kaku rasa lelah, gangguan pencernaan,
sakit kepala dan konsentrasi menururn. Penanganan berupa terapi nyeri atas gejala yang
dirasakan, konseling dan fisioterapi.
Sindroma Prune-Belly merupakan kelainan otot yang bersifat genetik. Paling sering
menyerang bayi laki-laki. Penyebab tersering adalah faktor keturunan, infeksi intrauterin,
preeklampsia, dan hamil muda. Gejala yang terjadi berupa terdapat lekukan atau kerutan,
disertai testis yang belum turun ke skrotum. Selain itu terdapat kelainan pada sistem
berkemih. Penanganan yang dilakukan berupa bedah untuk memperbaiki fungsi saluran
berkemih, serta orkiopeksi untuk menurunkan testis ke skrotum.
11. Polio
Polio (Poliomyelitis) adalah kelainan otot akibat infeksi dari virus polio. Infeksi ini sering
menyerang anak-anak dan menyebabkan kelumpuhan. Infeksi menular melalui makanan,
ari dan tangan yang terkontaminasi. Poliao pada awalnya dapat tidak bergejala, namun bila
timbul dapat terjadi gejala sakit tenggorokan, demam, nyeri dan kaku otot hingga dapat
mengakibatkan kelumpuhan otot. Penanganan yang dapat dilakukan bersifat suportif
dengan pemberian antibiotik, antinyeri, alat bantu pernapasan dan fisioterapi. Namun
sebaiknya dilakukan pencegahan sebelum terjadi infeksi sebagaimana yang sudah
dianjurkan pemerintah, yaitu pemberian vaksin polio.
Stiff neck atau kaku leher terjadi akibat adanya spasme yang terjadi pada otot-otot leher.
Hal ini terjadi karena adanya sikap tubuh yang salah dan trauma. Gejala yang dirasakan
berupa nyeri otot dan kaku leher hingga dasar punggung. Penanganan yang dilakukan
adalah penggunaan obat nyeri dan obat-obatan atau salep relaksan.
13. Strain
Strain merupakan keadaan dimana cederanya otot atau tendon (terutama tungkai bawah)
akibat aktivitas berlebihan yang menyebabkan terjadinya peregangan berlebihan sehingga
otot atau tendon dapat robek. Gejala yang dialami berupa nyeri, bengkak, rasa kaku
sehingga tidak dapat digerakkan seperti biasanya. Penanganan yang dapat diberikan yaitu
anti nyeri, mengistirahatkan otot dan imobilisasi untuk memepercepat pemulihan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Otot merupakan alat gerak aktif yang mampu menggerakkan tulang, kulit dan rambut
setelah mendapat rangsangan. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dapat disimpulkan
bahwa jenis-jenis otot pada manusia yakni otot rangka, otot polos dan otot jantung. Anatomi otot
manusia meliputi otot kepala, otot leher, otot lengan atas dan bawah, otot dada, otot perut, dan
otot tungkai atas dan bawah. Fungsi penting dari sistem otot dalam tubuh manusia dijelaskan
sebagai Pergerakan, Postur dan stabilitas, Produksi Panas, Sirkulasi, Mendorong Pencernaan.
Pada otot juga terdapat kelaianan seperti tetanus, kram otot, polio, kaku leher, stranin, hipertrofi
otot, dan lain-lain.
3.2 Saran
Penulis sangat menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih belum sempurna.
Penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, untuk kesempurnaan
makalah ini, dengan meningkatkan wawasan dan pengetahuan kita tentang sistem integumentum
dan derivate-derivat integumentum pada manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Kus. Irianto. 2004. Struktur Dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia