Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa, Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-
Nya yang telah melimpahkan Rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah ini.
makalah ilmiah tentang “Pendidikan Karakter”.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan yang terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini sesuai ketentuan yang ada.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.
1.1 Pendahuluan
Tulang dan sendi membentuk rangka tubuh (skeleton), tetapi tidak dapat menghasilkan
pergerakan sendiri. Pergerakan dihasilkan oleh pergantian kontraksi dan relaksasi otot,
dimana terjadi perubahan energi kimia (ATP) menjadi energi mekanik. Jaringan otot
menyusun 40-50% dari berat badan total. Secara umum fungsi jaringan otot ialah untuk
pergerakan, stabilisasi posisi tubuh, mengatur volum organ dan termogenesis; diperkirakan
85% panas tubuh dihasilkan oleh kontraksi otot. Sifat jaringan otot ialah eksitabilitas/
iritabilitas, dapat berkontraksi, dapat diregang tanpa merusak jaringannya pada batas tertentu,
dan elastisitas (Wangko, sunny. 2014).
Berdasarkan ciri-ciri histologik, lokasi serta kontrol sistem saraf dan endokrin, jaringan
otot dikelompokkan atas jaringan otot rangka, otot jantung, dan otot polos. Jaringan otot
rangka terutama melekat pada tulang dan berfungsi menggerakkan bagian-bagian skeleton.
Jaringan otot ini tergolong otot bercorak/striated karena pada pengamatan mikroskopik
jaringan ini memperlihatkan adanya garis/pita gelapterang bergantian. Jaringan otot rangka
bersifat volunter karena berkontraksi dan berelaksasi di bawah kontrol kesadaran. Jaringan
otot jantung juga tergolong otot bercorak tetapi kontraksinya tidak di bawah kontrol
kesadaran (Wangko, sunny. 2014).
Dalam kehidupan, ada beberapa bagian yang dapat membantu antara organ satu dengan
organ lainnya, contohnya saja otot. Otot dapat melekat di tulang yang berfungsi untuk
bergerak aktif. Selain itu otot merupakan jaringan pada tubuh hewan yang bercirikan mampu
berkontraksi, aktivitas biasanya dipengaruhi oleh stimulus dari sistem saraf. Unit dasar dari
seluruh jenis otot adalah miofibril yaitu struktur filamen yang berukuran sangat kecil tersusun
dari protein kompleks, yaitu filamen aktin dan miosin. Pada saat otot berkontraksi, filamen-
filamen tersebut saling bertautan yang mendapatkan energi dari mitokondria di sekitar
miofibril. Oleh karena itu, banyak jenis otot yang saling berhubungan walaupun jenis otot
terdiri dari otot lurik, otot jantung, dan otot rangka. Ketiganya mempunyai fungsi dan tujuan
yang berbeda pula.
1.3Tujuan
1. Untuk mengetahui organ sistem otot pada hewan
2. Untuk mengetahui fungsi otot pada hewan
3. Untuk memahami Sistem otot pada hewan Invertebrata
4. Untuk memahami Sistem otot pada hewan Vertebrata
BAB II
2.1 Pembahasan
2.1.1. Pengertian Otot dan Sistem Otot
Otot adalah jaringan yang paling banyak terdapat pada sebagian besar hewan, dan
kontraksi otot merupakan bagian besar dari kerja seluler yang memerlukan energi dalam suatu
hewan yang aktif. Unit dasar dari seluruh jenis otot adalah miofibril yaitu struktur filamen
yang berukuran sangat kecil yang tersusun dari protein kompleks, yaitu filamen aktin dan
miosin. Pada saat berkontraksi, filamen-filamen tersebut saling bertautan yang mendapatkan
energi dari mitokondria di sekitar miofibil.
Sistem Otot merupakan sistem tubuh yang memiliki fungsi untuk alat gerak. Otot terdiri
dari sel-sel (serabut otot) yang terspesialisasi untuk kontraksi (mengandung protein
kontraktil). Sel otot memiliki kemampuan untuk berkontraksi (memendek dan menebal) dan
relaksasi (kembali ke keadaan semula).
Otot rangka (skeletal muscle) merupakan organ utama dari sistem otot yang menyusun
tubuh. Sistem ini terutama terdiri dari otot lurik dan jaringan ikat, mengandung jaringan
syaraf yang mengontrol kontraksi otot, dan jaringan epitel yang melapisi bagian dalam
jaringan pembuluh darah.
Satu otot sebagai organ hanya punya satu aksi tertentu saja yaitu menggerakkan satu
bagian tertentu tubuh. Sedangkan kerjasama semua otot tubuh sebagai satu sistem yang akan
menghasilkan semua gerakan tubuh yang terkoordinasi.
Cara kerja otot polos: Bila otot polos berkontraksi, maka bagian tengahnya membesar dan
otot menjadi pendek. Kerutan itu terjadi lambat, bila otot itu mendapat suatu rangsang, maka
reaksi terhadap berasal dari susunan saraf tak sadar (otot involunter), oleh karena itu otot
polos tidak berada di bawah kehendak. Jadi bekerja di luar kesadaran kita.
Cara kerja otot lurik: Bila otot lurik berkontraksi, maka menjadi pendek dan setiap serabut
turut dengan berkontraksi. Otot-otot jeis ini hanya berkontraksi jika di rangsangan oleh
rangsangan daraf sadar (otot valunter). Kerja otot lurik adalah bersifat sadar, karena itu
disebut otot sadar, artinya bekerja menurut kemauan, karena itu di sebut otot sadar, artinya
bekerja menurut kemauan atau perintah otak. Reaksi kerja otot lurik terhadap perangsang
cepat tapi tidak tahan kelelahan.
Otot Rangka (skeletal muscle) yang dilekatkan ke tulang oleh tendon, bertanggung jawab
atas pergerakan tubuh secara sadar. Orang dewasa memiliki jumlah sel-sel otot yang tetap,
mengangkat beban dan metode lain untuk membentuk otot tidak meningkatkan jumlah sel,
tetapi hanya memperbesar ukuran sel yang sudah ada. Otot rangka disebut juga otot lurik
(skeletal muscle) karena pengaturan filamennya yang tumpang tindih, sehingga memberikan
sel-sel itu penampakan berlurik atau bergaris dibawah mikroskop (Campbell, Neil A. 2003).
Pada invertebrata sistem otot tidak serupa dengan hewan-hewan vertebrata, pada
hewan-hewan rendah seperti pada protozoa, porifera, dan coelenterata tidak memiliki sistem
tersebut. Pada Platyhelminthes terdapat sistem otot yang juga berfungsi sebagai alat gerak
aktif terutama berfungsi dalam mengatur gerakan tubuhnya. Pada Nemathelminthes kita
mengenal adanya otot-otot longitudinal yang mengontrol gerakan tubuh membengkok ke arah
dorsoventral. Sementara pada Annelida kita bisa menemukan adanya otot longitudinal dan
otot
melingkar pada dinding tubuh dan saluran pencernaanya. Otot-otot inilah yang berperan
dalam
mengatur gerakan pada cacing tanah, misalnya ketika memendek, memanjang dan merayap
bekerja sama dengan setae. Otot rangka Arthropoda hampir identik dengan otot rangka
vertebrata. Akan tetapi, otot terbang pada seranggga mampu melakukan kontraksi independen
dan ritmik (berirama), sehingga sayap beberapa serangga sesungguhnya dapat mengibas lebih
cepat dari potensial aksi yang tiba di sistem saraf pusat. Mollusca, pada kelompok hewan ini
sudah memiliki jenis otot bergaris melintang. Yang menarik pada sistem otot pada kijing atau
remis, kemampuan otot yang menahan cangkangnya agar tetap dalam keadaan menutup.
Filamen tebal pada pada serabut otot ini mengandung suatu protein unik yang disebut
paramiosin, yang memungkinkan otot tetap berada dalam kondisi kontraksi dengan laju
konsumsi energi yang rendah selama sekitar satu bulan.
Pada sistem otot Invertebrata dibagi menjadi dua yaitu Eksoskeleton dan Sistem Rangka
Hidrostatik. Invertebrata lain membutuhkan sistem rangka luar untuk menutupi tubuh mereka.
Masalah ini diatasi dengan rangka luar atau Eksoskeleton. Eksoskeleton dibagi menjadi dua
yaitu:
a. Body chase, merupakan eksoskeleton yang menutup seluruh permukaan tubuh hewan.
Terdiri dari sejumlah kepingan yang disatukan pada sendi-sendi tertentu yang fleksibel.
Contoh pada Arthropoda (Serangga, Udang, Laba-laba, dll)
b. Shell, merupakan eksoskeleton yang tidak ditutupi seluruh tubuh hewan. Terdiri dari satu
atau dua bagian kepingan yang tumbuh Bersama dengan tubuh hewan pemiliknya. Contoh
Hewan Bivalvia dan Molusca
Sedangkan pada sistem rangka Hidrostatik, Rangka Hidrostatik merupakan Rangka tubuh
invertebrata yang bentuknya tergantung pada tekanan cairan tubuh. Ex: cacing pipih, cacing
gilig, hewan golongan annelida dan coelenterata.Adanya rangka hidrostatik memungkinkan
gerakan peristaltis. Gerakan peristaltis adalah Pergerakan yang dihasilkan oleh kontraksi otot
yang ritmik dari kepala sampai ekor. Gerakan ini dapat terjadi karena otot sirkuler dan otot
longitudinal.
2. Amphibia
Bagian-bagian otot yang ada pada amfibi yaitu otot bagian luar, otot bagian dalam dan otot
bagian punggung, otot bagian punggung sangat sedikit dibandingkan dengan lainnya.
Gerakan-gerakan yang dilakukan oleh amfibi merupakan gerakan dari perpaduan antara otot-
otot yang bersinergi.
Sistem otot aksial pada amfibi masih metamerik seperti pada ikan tapi tampak tanda-tanda
perbedaan. Sekat horizontal membagi otot dorsal dan ventral. Bagian dari system otot
epaksial atau dorsal mempengaruhi gerakan kepala. Otot ventral adalah bukti dalam
pembagian otot-otot setiap segmen tubuh amfibi. Selanjutnya otot hipaksial terbagi-bagi
dalam lapisan-lapisan, kemudian membentuk otot-otot oblique eksternal, oblique internal dan
otot transersus, sedangkan otot dermal sangat kurang. Berbagai macam gerakan pada amfibi
yaitu berenang, berjalan, meloncat atau memanjat, melibatkan perkembangan berbagai tipe
otot. Beberapa diantaranya terletak dalam tungkai itu dan berupa otot intrinsik.
Sama halnya dengan vertebrata yang lain, tubuh katak mengandung tiga macam otot, yaitu
berserat halus (otot polos), otot jantung, dan otot berserat melintang (otot lurik). Perbedaan ini
berdasarkan susunan secara mikroskopis dan fisiologis. Otot terdidri atas serat – serat yang
satu sama lain digabung oleh jaringan ikat. Kedua ujung biasanya melekat pada tulang yang
berlainan. Bagian central yang pasif disebut “origin” sedang bagian distal yang merupakan
bagian yang aktif bergerak disebut “insertion”. Banyak otot yang memiliki perluasan dengan
jaringan ikat sehingga dapat membungkus sebelah ujung tulang yang disebut “tendon”.
3. Reptilia
Dibandingkan dengan katak, sistem otot buaya itu lebih rumit, karena
gerakannya lebih kompleks. Otot-otot kepala, leher, dan kaki tumbuh baik,
walaupun kurang jika dibandingkan pada mammalia. Segmentasi otot jelas pada kolumna
vertebralis dan rusuk.
Sistem otot pada reptil mengalami modifikasi untuk mendukung organ-organ vissera, berat
badan, dan juga untuk memungkinkan beberapa jenis gerakan. Begitu juga dengan otot-otot
respirasi telah teradaptasi untuk kehidupan di darat dan berkembang dengan baik. . Reptilia
memiliki sistem otot daging yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan amfibia, karena
otot daging harus mendukung tubuh di daratan yang bersifat lebih berat dari pada di dalam
air. Selain itu juga untuk gerakan-gerakan yang sifatnya harus cepat (Jasin, 1984: 273).
Disamping fungsinya yang memungkinkan gerakan dari satu sisi ke sisi yang lain pada
kolumna vertebra, otot-otot epaksial juga melakukan fungsi yang lain yaitu mendukung,
meluruskan atau membengkokkan kolumna vertebra. Tulang rusuk terbentuk dalam miosepta
dari otot-otot dinding tubuh sepanjang kolumna vertebra pada sebahagian besar Ular. Otot-
otot pada dinding abdominal tidak mengalami segmentasi dan memiliki tiga lapisan, yaitu
eksternal oblique, internal oblique, dan abdominal transversal. Otot-otot hipaksial pada
dinding tubuh bagian dada dikenal sebagai otot-otot interkosta, membantu mengangkat dan
menurunkan sangkar rusuk dalam proses respirasi. Otot-otot pada tungkai, gelang bahu, dan
gelang pinggul terdiri dari otot-otot ekstensor dorsal dan otot-otot fleksor ventral.
Dalam membentuk gerakan kuadrupedal, otot-otot yang menempel pada humerus dan
femur mesti merotasi tulang-tulang tersebut ke depan dan ke belakang dengan tetap
mempertahankan dalam posisi horizontal pada sudut yang tepat, sehingga tubuh tetap berada
diatas substrat. Otot-otot segmental berperan menghubungkan sisik ventral dengan kosta,
kontraksi otot-otot segmental juga membantu ular bergerak ke depan. Otot-otot pada
lengkung faringeal yang pertama berlanjut untuk menggerakkan rahang dan otot-otot pada
lengkung faringeal yang kedua menempel pada rangka hioid. Otot-otot pada sisa lengkung
berhubungan dengan faring dan laring. Otot-otot integumen ekstrinsik menyisip pada
permukaan bawah dermis dan memungkinkan gerakan bebas bagi kulit (Faisal, 2012).
4. Aves
Pada burung otot badan sangat temodifikasi, dengan ada pada sayap yang berperan untuk
terbang dengan adanya persatuan yang kokoh antara vertebrata thoracale dan vertebrata
lumbale otot ini kurang berfungsi kecuali di daerah leher. otot badan sangat temodifikasi,
dengan ada nya modifikasi mussculi apendiculares dan lebih berkembang di bagian pelvis
dan pada burung juga di temukan otot sphinchter colli yang berfungsi untuk mengusir
serangga yang hinggap di tubuhnya.
Sistem otot burung berbeda dalam banyak hal dari kebanyakan vertebrata daratan lain. Otot-
otot leher dan rahang menunjukkan banyak spesialisasi yang dikaitkan dengan kebiasaan
burung makan, fungsi paruh dan mobilitas gerakan leher. Vertebra di bagian tubuh burung
banyak yang menyatu, sehingga menyebabkan adanya pengurangan otot di bagian dorsal.
Otot perut pada burung juga kurang berkembang, sedangkan otot sayap ekstrinsik terutama
otot pektoralis. Aves dapat terbang karena mempunyai sayap dan berat badanya relatif ringan.
Otot-otot yang berperan dalam proses terbang, adalah otot-otot pektoral (musculli pectoralis).
Otot-otot pektoral terdiri dari 2 otot, yaitu otot pectoral mayor dan otot supracoracoideus atau
lebih dikenal dengan otot pectoral minor (Young, 1962).
Kedua ujung otot pektoral terikat di carina atau sterni, sedang ujung lain terikat pada kepala
humerus dari sayap di sebelah ventro lateral (Jasin, 1992). Warna otot pektoral ayam berbeda
dengan otot pectoral merpati. Otot pektoral ayam berwarna putih, sedangkan otot pectoral
merpati berwarna merah. Warna merah merupakan warna mioglobin. Semakin banyak
mioglobin pada otot, maka semakin merah warna otot. Fungsi mioglobin sama dengan fungsi
hemoglobin pada darah, yaitu sebagai pengikat oksigen (Harvey and Marshall,1983).
Otot pektoralis mayor merupakan otot depressor dan berkaitan dengan gerakan
menurunkan sayap saat terbang. Otot pektoralis mayor ini menyusun 1/5 total berat tubuh
burung. Otot pektoralis minor berperan dalam mengangkat sayap pada saat burung sedang
terbang (Sukiya, 2005).
Otot pektoral menjadi bagian utama untuk gerakan depresor pada sayap. Kontraksi otot-
otot pektoralis berperan menarik sayap kebawah dan kedepan yang memberikan daya angkat
bagi tubuh burung. Otot suprakorakoid merupakan otot yang berkaitan dengan gerakan sayap
keatas, juga terletak pada sternum arah proksimal dari pectoralis mayor dan masuk pada sisi
atas humerus.
Otot suprakorakoid digunakan terutama saat akan terbang dan tidak dibutuhkan saat sedang
terbang, berperan mengangkat sayap untuk terbang dengan tetap menjaga keseimbangan
massa tubuh. Pada burung Merpati pengangkatan sayap terutama disebabkan oleh kontraksi
otot suprakorakoideus, yang bermula pada sisi ventral dari sternum. Tendon otot
suprakorakoideus melewati foramen triosseum (sebuah lubang yang dibentuk oleh klavikula,
korakoid, dan skapula) untuk menyisip pada humerus dan berperan menarik humerus.
Susunan yang luar biasa tersebut memungkinkan otot-otot abduktor dan adduktor dari sayap
untuk menyisip pada tulang yang sama. Otot-otot intrinsik pada sayap tereduksi, namun
berkembang dengan baik pada kaki. (Faisal, 2012)
5. Mamalia
Otot pada m a m a l i a t e r p u s a t p a d a w a j a h l e h e r d a n j u g a p u n g g u n g . O t o t
p a d a m a m a l i a berkembang meliputi otot wajah, otot kelopak mata, otot hidung dan otot
bibir y a n g m a n a o t o t t e r s e b u t m a m p u b e r g e r a k a t a u m e n g g e r a k k a n k u l i t
a t a u p u n rambut (Sukiya, 2001). Sistem otot mamalia umumnya sebanding dengan reptil.
Dengan perubahan dalam gerak, proporsi dan fungsi spesifik elemen otot telah diubah, tetapi
hubungan otot-otot ini pada dasarnya tetap sama. Pengecualian untuk generalisasi ini adalah
otot kulit dan rahang. Itupanniculus carnosus adalah selubung otot dermal ( kulit ), yang
dikembangkan pada banyak mamalia, yang memungkinkan pergerakan kulit terlepas dari
pergerakan massa otot yang lebih dalam. Gerakan-gerakan ini berfungsi dalam aktivitas biasa
seperti kedutan kulit untuk menggagalkan hama serangga dan pada beberapa spesies juga
penting dalam menggigil, respons penghasil panas yang khas terhadap tekanan panas . Otot-
otot dermal daerah wajah berkembang dengan sangat baik pada primata dan karnivora, tetapi
juga terjadi pada kelompok lain. Mobilitas wajah memungkinkan ekspresi yang mungkin
penting dalam pemeliharaan perilaku struktur sosial interspesifik.
BAB III
3.1 Kesimpulan
1. Jaringan otot merupakan jaringan yang mampu melangsungkan kerja mekanik
dengan jalan kontraksi dan relaksasi sel atau serabutnya.
2. Sel otot memiliki struktur filamen dalam sitoplasma, bentuk selnya memanjang
agar dapat melangsungkan perubahan sel menjadi pendek.
3. Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fungsi untuk alat gerak, menyimpan
glikogen dan menentukan postur tubuh.
4. Otot polos adalah salah satu otot yang mempunyai bentuk yang polos dan bergelondong.
Cara kerjanya tidak disadari (tidak sesuai kehendak) invontary, memiliki satu
nukleus yang terletak di tengah sel. Otot ini biasanya terdapat pada saluran
pencernaan seperti: lambung dan usus. Otot Lurik (otot rangka). Otot rangka merupakan jenis
otot yang melekat pada seluruh rangka, cara kerjanya disadari (sesuai kehendak),
bentuknya memanjang dengan banyak lurik-lurik, memiliki nukleus banyak yang
terletak di tepi sel.
5. Sifat-sifat otot, antara lain:
a. Kontraksibilitas yaitu kemampuan otot untuk memendek dan lebih pendek dari
ukuran semula, hal ini teriadi jika otot sedang melakukan kegiatan.
b. Ektensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang dan lebih panjang dari
ukuran semula.
c. Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula.
6. Pada sistem otot Invertebrata dibagi menjadi dua yaitu Eksoskeleton dan Sistem Rangka
Hidrostatik.
7. Pada hewan vertebrata, seperti halnya pada manusia, otot-otot yang menyusun
tubuhnya terdiri atas otot rangka (otot skelet), otot polos dan otot jantung.
8. Kontraksi dan Relaksasi membutuhkan peran dari Kalsium dan ATP. Adenosin
triphosphate (ATP) dan kalsium memainkan peran yang penting dalam kontraksi dan relaksasi
otot.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta : Erlangga
Wangko, Sunny.2014. Jaringan Otot Rangka Sistem Membran Dan Struktur Halus
Unit Kontraktil. Jurnal Biomedik. Vol 6 No.3 : (27:32)